Fotografi I - ISI DPS
Transcript of Fotografi I - ISI DPS
Fotografi I
FILM
Film Film merupakan media visualisasi. Melalui film,
sebuah peristiwa digambarkan dan direkam dlm sebuah lapisan emulsi yg peka cahaya, shg bisa dilihat dan dinikmati.
Sbg alat rekam, film mengalami proses pencucian, dan atau pencetakan utk melihat hasil akhir pemotretan.
Melalui proses ini, rekaman gambar yg tersembunyi tadi muncul sbg bentuk nyata melalui klise pd film positif atau cetak di kertas film pd film negatif.
Film Negatif
Untuk foto dokumentasi keluarga biasanya
digunakan film cetak (print film), atau film
negatif. Utk melihat hasil pemotretan, kita harus
melalui proses pencucian dan pencetakan. Hasil
cuci film ini juga bisa dicetak berulang kali dgn
berbagai ukuran.
Ada dua jenis film cetak yaitu berwarna dan
hitam putih. Format film ini ada yg berukuran
135 mm utk kamera autofokus dan SLR dan 120
mm utk kamera format medium.M
Warna
Film cetak warna memiliki toleransi terhadap pencahayaan objek yg kurang (under-exposure) atau kelebihan (over-exposure)
Bila pemotretan atau hasil cuci filmnya menunjukan kurang atau kelebihan cahaya dalam kadar tertentu masih bisa dikoreksi pd proses pencetakan film.
Emulsi warna gambar yg terekam dlm film cetak warna dpt bertahan sampai 2 tahun. Ttp emulsi film cetak warna sangat rentan thd fluktuasi suhu udara. Oleh karena itu, utk penyimpanan film negatif warna membutuhkan perlakuan yg khusus.
Hitam Putih Kelebihan jenis film ini terletak pd kemampuanya dlm
memunculkan gambar yg scr visual tampak lebih ekspresif dan dramatik.
Oleh krn itu, jenis film ini menjadi andalan utk foto jurnalistik, atau foto seni, seperti foto profil, dan arsitektur. Kelebihan lainnya adl ketahannya dlm menyimpan citra gambar dlm tempo yg relatif lama dibandingkan dgn film cetak warna.
Bila proses cuci atau cetak dilakukan secara manual (dgn enlager), film hitam putih dpt memberikan foto yg lebih artistik krn menonjolkan sisi tertentu dr objek foto.
Film Positif Utk melihat hasil pemotretan film positif kita harus
memproyeksikannya ke layar menggunakan proyektor, lampu neon, atau dgn dicetak (slide to Print).
Berdasarkan hasil emulsinya, film slide mampu merekam obyek lebih baik ketimbang film negatif.
Film slide hanya melalui satu kali proses pengolahan film, yaitu pencucian film, shg kualitas fotonya dapat dipertahankan. Oleh karena itu, film slide lebih banyak digunakan utk kepentingan bisnis.
Dpt dicetak di atas kertas foto dlm ukuran besar tanpa ada penurunan warna yg signifikan.
Tdk adanya konpensasi yg cukup banyak utk pencahayaannya.
Film Instan
Menggunakan kamera khusus.
Praktis dan efisien.
Tdk memberikan klise, harganya juga mahal, dan
tdk bisa dicetak berulang kali dan diperbesar.
Dipergunakan utk foto cepat jadi yg digunakan
sbg uji pencahayaan dan komposisi, sebelum
memotret sampul majalah, atau buku, dan
produk.
Ukuran film
Format ukuran film ini, selain menentuan jenis kamera
yg akan digunakan, juga berhubungan dgn kualitas hasil
pembesaran cetak film yg diinginkan. Semakin besar
format ukuran filmnya, semakin baik kualitas
pembesarannya. Hal ini berlaku utk film negatif dan
positif.
Beberapa ukran film yg kita kenal : 35 mm atau 24 X
36, dan 36 frame (kamera SLR dan saku). Format
medium seperti 6 x 4,4 cm, 6x6 cm, 6x7 cm 6x9 cm.
Tentang ISO
Internasional Standards Organization (ISO)
American Standards Association) atau DIN (Deutsche Industrie Normenausschuss) merupakan standar yg digunakan utk kepekaan film.
ISO sebenarnya merupakan petunjuk kepekaan film terhadap pencahayaan suatu objek foto.
Beberapa ukuran ISO : 25, 50, 64, 100, 200, 400, 800, 1600, dan 3200.
Semakin tinggi ISO film, semakin peka cahaya.
Film Berkecepatan Lambat
Yg termasuk film berkecepatan lambat: ISO 25,
50, dan 64.
ISO lambat ini baik digunakan pd saat matahari
bersinar cerah atau menggunakan lampu kilat.
Sangat baik digunakan utk pemotretan profil
atau still life yg akan diperbesar.
Film Berkecepatan Sedang ISO 100 dan 200 tergolong pd film yg berkecepatan
sedang.
ISO 100: Bisa diggunakan pd pemotretan luar ruangan pd hari-hari yg cerah, utk foto profil yg diperbesar, juga utk pemotretan lambat yg harus memakai tripod atau pemotretan dgn tambahan blits.
ISO 200: pemotretan luar ruangan pd hari mendung, senja hari, memotret profil di dlm ruangan dgn hanya memanfaatkan sinar matahari yg masuk melalui jendela, menangkap objek bergerak, dpt memadukan dengan bukaan diafragma besar dan atau kecepatan rana lambat.
Film Berkecepatan Cepat
Pd situasi dgn pencahayaan yg sangat terbatas.
Mis: pd pertunjukan tarian atau teater/konser.
Yg termasuk film berkecepatan cepat : ISO 400 ke atas.
Mampu merekam obyek bergerak krn dpt menghentikan gerak.
Memungkinkan menggunakan kecepatan rana yg tinggi atau bukaan diafragma yg besar shg ruang tajam (depth of field menjadi lebih luas.
Semakin Tinggi ISO, Semakin Besar Butirannya
Ukuran ISO menentukan besar buturan (grain) lapisan emulsi film. Butiran dlm film akan tampak sebagai titik2 dlm hasil cetak foto.
Semakin tinggi ISO, semakin kuat butiran lapisan emulsi filmnya.
Butiran yg nampak jelas oleh mata biasanya pd film ISO 400 ke atas. Jika ukuran cetak film ini lebih dibesarkan, maka butirannya semakin nampak jelas.
Foto semakin semakinsedikit berkurang kekontrasannya dan saturasi warnanya tdk jenuh
ISO 200 dan 100 memiliki butiran lebih halus, saturasi dan warnanya lebih sempurna.
ISO di bawah 100, memiliki butiran yg sangat halus. Shg sangat baik utk cetak foto ukuran besar.
Format Laporan
Cover Depan
Prakata
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.
1.2 Permasalahan yg diangkat
1.3 Tujuan.
BAB II Skrip dan Storybord
BAB III Kesimpulan
Sinar Atas
Objek/Model
Matahari
Kamera
Sinar Samping
Objek/Model Matahari
Kamera
Sinar Depan
Objek/Model
Matahari
Kamera
Matahari
Sinar Bawah
Objek/Model
Kamera
Matahari
Sinar Belakang
Objek/Model
Kamera
Sinar Belakang Sinar Bawah
Sinar Samping