LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21...

79
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 DIREKTORAT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21...

Page 1: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

LAPORANAKUNTABILITASKINERJA

2019

DIREKTORATPRODUKSI DAN DISTRIBUSIKEFARMASIAN

Page 2: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,
Page 3: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

ii Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan kinerja disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan

fungsi Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian selama tahun 2019. Laporan kinerja ini telah

memasuki tahun ketiga dari pelaksanaan perubahan Renstra Kementerian Kesehatan periode 2015-

2019. Penyusunan laporan kinerja mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada dasarnya

laporan ini menginformasikan pencapaian kinerja dari hal-hal yang telah direncanakan dan ditetapkan

dalam perjanjian kinerja pada awal tahun serta media untuk mengkomunikasikan tindakan perbaikan

dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, penilaian atas hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

memperoleh nilai AA, yaitu tahun 2017 dengan penilaian 96,50 dan tahun 2018 dengan hasil

penilaian 96,25.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan industri,

serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi obat, obat tradisional, kosmetika,

narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi, dan

pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi obat, obat tradisional,

kosmetika, narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan

farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi

obat, obat tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, kemandirian obat dan

bahan baku sediaan farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi obat, obat

tradisional, kosmetika, narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku

sediaan farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;

5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi obat, obat tradisional,

kosmetika, narkotika, psikotropika, industri farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan

farmasi, dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan;

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Page 4: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

iii

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019,

sasaran kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian adalah:

1. Bahan baku sediaan farmasi yang diproduksi di dalam negeri

2. Transformasi industri sediaan farmasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset

3. Layanan izin industri sediaan farmasi efektif

Adapun indikator kinerja yang ditetapkan berdasarkan sasaran kegiatan Produksi dan Distribusi

Kefarmasian tersebut beserta target yang ditetapkan untuk tahun 2019 adalah:

1. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif) sebesar 45

(empat puluh lima) jenis.

2. Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri

berbasis riset (kumulatif) sebesar 9 (sembilan) industri.

3. Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu sebesar 90%

(sembilan puluh) persen.

Dari indikator kinerja tahun 2019 tersebut di atas, Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

telah mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu dengan capaian:

1. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif) sebesar 50

(lima puluh) jenis, tercapai 111,11%.

2. Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri

berbasis riset (kumulatif) sebesar 11 (sebelas) industri, tercapai 122,22%.

3. Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu sebesar 93,65

%, tercapai 104,05%.

Pada tahun 2019, Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian mengelola anggaran yang

dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2019 dengan alokasi sebesar Rp

44.172.717.000 (Empat Puluh Empat Milyar Seratus Tujuh Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Tujuh Belas

Ribu Rupiah). Adapun realisasi anggaran tahun 2019 adalah bruto sebesar Rp 39.721.115.737 (Tiga

Puluh Sembilan Milyar Tujuh Ratus Dua Puluh Satu Juta Seratus Lima Belas Ribu Tujuh Ratus Tiga

Puluh Tujuh Rupiah) dengan persentase realisasi sebesar 89,92%, sedangkan netto sebesar Rp

38.081.836.207 (Tiga Puluh Delapan Milyar Delapan Puluh Satu Juta Delapan Ratus Tiga Puluh Enam

Ribu Dua Ratus Tujuh Rupiah) dengan persentase realisasi sebesar 86,21%.

Keberhasilan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian dalam mencapai target indikator

kinerja di tahun ketiga dari pelaksanaan perubahan Renstra 2015-2019 yang tertuang pada Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 merupakan hasil kerja keras seluruh

komponen, pendayagunaan sumber daya yang optimal dan penguatan terutama dalam perencanaan

program kegiatan dan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat

kesehatan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang berkelanjutan.

Page 5: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

iv Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian memiliki upaya dan prestasi yang telah dicapai

pada tahun 2019 sebagai berikut:

1. Sertifikasi ISO 9001:2015

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian menerapkan sistem manajemen mutu ISO

9001:2015 untuk keseluruhan proses bisnis sesuai dengan standar operasional yang ada di

Direktorat Produksi dan Distrobusi Kefarmasian. Pada tahun 2019 dilaksanakan serah terima

sertifikat ISO 9001:2015 oleh badan sertifikasi BSI Group Indonesia.

Ruang lingkup sertifikasi tersebut antara lain perumusan kebijakan dan penyusunan NSPK,

penerbitan sertifikat produksi dan distribusi kefarmasian, fasilitasi P4TO dan administrasi

ketatausahaan. Penerapan sistem manajemen mutu merupakan upaya untuk memastikan jaminan

mutu pelayanan, meningkatkan kinerja aparatur, sistem birokrasi yang lebih efektif dan efisien

dalam pelayanan publik maupun keseluruhan proses bisnis di lingkup Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian.

Gambar 1. Sertifikat ISO 9001:2015

2. Workshop on Vaccine Cold Chain Management for Organization of Islamic Cooperation

(OIC)

Workshop on Vaccine Cold Chain Management for Organization of Islamic Cooperation (OIC)

merupakan sebuah pertemuan teknis bagi negara kerjasama OKI yang diselenggarakan pada

tanggal 30 september-3 oktober 2019 di Jakarta dan Bandung yang dibuka oleh Menteri

Kesehatan RI.

Rangkaian workshop berisi materi-materi yang disampaikan oleh perwakilan WHO, Asisten

Sekjen OKI, Ditjen Kefarnasian dan Alat Kesehatan dan BPOM, lalu dilanjutkan kunjungan

lapangan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan PT. Bio Farma serta sesi berbagi

pengalaman dan diskusi melalui panel dari perwakilan negara anggota OKI.

Workshop ini merupakan perwujudan komitmen Indonesia sebagai OIC Center of Excellence

on Vaccines and Biotechnology Products. Acara tersebut diikuti oleh 45 peserta yang terdiri dari,

Page 6: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

v

16 utusan dari 14 negara anggota OKI (Uganda, Gambia, Sudan, Afghanistan, Bangladesh,

Somalia, Nigeria, Maldives, Brunei Darussalam, Malaysia, Turki, Kazakhstan, Tunisia dan

Maroko), 6 peserta dari Dinkes Provinsi, 6 peserta dari Dinkes Kab/Kota, 7 peserta pusat dari

Kemkes dan 10 peserta dari PT. Bio Farma.

Gambar 2. Workshop on Vaccine Cold Chain Management for Organization of Islamic

Cooperation (OIC)

3. Simposium Pengembangan Bidang Obat Tradisional

Kegiatan simposium pengembangan industri obat tradisional dan peningkatan penggunaan

obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh

Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) kemudian dilanjutkan dengan

minum jamu bersama. Ada 20 industri obat tradisional yang memproduksi fitofarmaka dan obat

herbal terstandar ikut berpartisipasi mengisi pameran.

Gambar 3. Simposium Pengembangan Industri Obat Tradisional

Page 7: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

vi Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. vii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... ix

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................................................................... 1

C. SASARAN PROGRAM DAN ASPEK STRATEGIS .............................................................. 2

D. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................................... 2

E. SISTEMATIKA ....................................................................................................................... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................................................................ 7

A. RENCANA STRATEGIS ....................................................................................................... 7

B. PERJANJIAN KINERJA ........................................................................................................ 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................................. 11

A. CAPAIAN KINERJA .............................................................................................................. 11

1. PENGUKURAN KINERJA................................................................................................ 11

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................ 12

B. REALISASI ANGGARAN ...................................................................................................... 38

C. SUMBER DAYA MANUSIA ................................................................................................... 41

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................................... 44

LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 45

Page 8: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran Kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian ................................................... 7

Tabel 2. Cara Perhitungan Indikator Kinerja Kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian ......... 8

Tabel 3. Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Pagu Anggaran Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 .................................................................................................. 9

Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian ....... 11

Tabel 5. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap

Diproduksi di Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019 ........................................................ 13

Tabel 6. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang

Siap Diproduksi di Dalam Negeri (kumulatif) dari Tahun 2015 sampai dengan 2019 ....... 14

Tabel 7. Daftar Jenis Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri dari

Tahun 2015 sampai dengan 2019 .................................................................................... 15

Tabel 8. Realisasi Kegiatan Pendukung Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang

Siap Diproduksi di Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019 ................................................ 18

Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Industri yang Bertransformasi dari

Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif) Tahun 2019 .................... 22

Tabel 10. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Industri Sediaan Farmasi

yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset (kumulatif)

Tahun 2017 dengan 2019 ................................................................................................. 23

Tabel 11. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Industri Sediaan Farmasi

yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset (tidak

kumulatif) Tahun 2017 dengan 2019 ................................................................................ 23

Tabel 12. Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri

Berbasis Riset (kumulatif) Tahun 2017 sampai dengan 2019 .......................................... 24

Tabel 13. Realisasi dan Capaian Kegiatan Pendukung Indikator Jumlah Industri Sediaan Farmasi

yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset Tahun 2019

.......................................................................................................................................... 28

Tabel 14. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri Sediaan

Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Pada Tahun 2019 ............................................ 31

Tabel 15. Perbandingan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi

yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2017 dan 2019 ................................................... 32

Tabel 16. Produk Layanan, Jangka Waktu, dan Masa Berlaku Produk Layanan Izin Direktorat

Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019 ............................................................ 33

Tabel 17. Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu

Tahun 2019 ....................................................................................................................... 35

Tabel 18. Kegiatan, Anggaran, Realisasi dan Capaian Kegiatan Pendukung Indikator Kinerja

Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu ...... 36

Tabel 19. Perbandingan Capaian Realisasi Anggaran Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Periode Tahun 2018-2019 ........................................................................... 38

Tabel 20. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jabatan ............................................................... 41

Page 9: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

viii Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian – Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam

Negeri .......................................................................................................................... 7

Grafik 2. Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian – Jumlah Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi dari Industri

Formulasi Menjadi Industri Berbasis Riset ................................................................. 8

Grafik 3. Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian – Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang

Diselesaikan Tepat Waktu .......................................................................................... 8

Grafik 4. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 ............................................................................................ 12

Grafik 5. Target dan Realisasi Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di

Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019 ........................................................................ 13

Grafik 6. Target dan Realisasi Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di

Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2015-2019 ............................................................... 14

Grafik 7. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri yang Bertransformasi dari Industri

Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif) Tahun 2019 ........................... 22

Grafik 8. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri Sediaan Farmasi yang

Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset (kumulatif)

Tahun 2017 dengan 2019 ........................................................................................... 23

Grafik 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri Sediaan

Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Pada Tahun 2017 sampai dengan 2019 ... 32

Grafik 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri Sediaan

Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2018 dan 2019 ............................... 33

Grafik 11. Perbandingan Realisasi Anggaran dan Persentase Capaian IKK Tahun 2019 ......... 38

Grafik 12. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Output Tahun 2019 ....... 39

Grafik 13. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kinerja melalui Aplikasi SMART DJA Tahun 2019 .... 39

Page 10: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sertifikat ISO 9001:2015 .......................................................................................... iv

Gambar 2. Workshop on Vaccine Cold Chain Management for Organization of Islamic

Cooperation (OIC) .................................................................................................... v

Gambar 3. Simposium Pengembangan Industri Obat Tradisional dan Peningkatan

Penggunaan Obat Tradisional .................................................................................. v

Gambar 4. Dokumen dan Lampiran Pernyataan Perjanjian Kinerja Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian Tahun 2019 ......................................................................... 10

Gambar 5. Contoh Hasil Produk Fasilitasi Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas

Produksi Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional Tahun 2019 .......... 19

Gambar 6. Proses Up Scalling Fasilitasi Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Produksi

Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional Tahun 2019 ......................... 19

Gambar 7. Daerah Penerima Fasilitas Pusat Pengolahan Pasca Panen .................................. 20

Gambar 8. Fasilitas Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat ...................................... 20

Gambar 9. Produk Olahan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat ........................... 21

Gambar 10. Tampilan Homepage e-BBKOS ............................................................................... 21

Gambar 11. Pembinaan dan Monitoring Terhadap Industri Farmasi dan Industri Bahan Baku

Farmasi Menuju Industri Berbasis Riset .................................................................. 29

Gambar 12. Sosialisasi Penggunaan Jamu yang Aman, Bermutu dan Bermanfaat untuk

Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Keluarga ........................................................ 31

Gambar 13. Workshop Delivering Service Excellence ................................................................. 37

Gambar 14. Sertifikat ISO 9001:2015 .......................................................................................... 37

Page 11: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

x Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Struktur Organisasi Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarnasian Berdasarkan

Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 .......................................................................... 5

Diagram 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jabatan...................................................... 41

Diagram 3. Komposisi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Golongan ................................................... 42

Diagram 4. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Pendidikan................................................. 42

Diagram 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Pendidikan................................................. 42

Diagram 6. Jumlah dan Komposisi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 43

Page 12: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian.................. 45

Lampiran 2 Lembar Perhitungan Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi Yang

Diselesaikan Tepat Waktu ................................................................................ 48

Lampiran 3 SOP Pengumpulan Data Laporan Tahunan Kinerja Direktorat Produksi Dan

Distribusi Kefarmasian ...................................................................................... 49

Lampiran 4 SOP Penyusunan Laporan Tahunan Kinerja Direktorat Produksi Dan

Distribusi Kefarmasian ...................................................................................... 53

Lampiran 5 SOP Evaluasi Pengukuran Kinerja Direktorat Produksi Dan Distribusi

Kefarmasian ...................................................................................................... 57

Lampiran 6 Tim Optimalisasi Capaian Indikator Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 ................................................................................. 61

Lampiran 7 Tim Penyusun Laporan Kinerja Direktorat Produksi Dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 ................................................................................. 64

Page 13: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,
Page 14: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan amanah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan

melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam

melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan sekaligus

sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Laporan kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian merupakan laporan kinerja

tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis yang tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 yang merupakan perubahan dari Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

2019. Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Untuk memastikan keseluruhan program dan kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan

rencana target waktu, kuantitas, kualitas dan sasarannya, telah disepakati perjanjian yang tertuang

dalam Perjanjian Kinerja antara Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan Direktur

Produksi dan Distribusi Kefarmasian dan diturunkan secara berjenjang sampai ke tingkat individu

pegawai.

Laporan kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran yang menyajikan informasi

tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja kegiatan

organisasi, penjelasan atas pencapaian kinerja, serta pembandingan capaian indikator kinerja dengan

tahun berjalan terhadap target kinerja lima tahunan yang direncanakan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian merupakan bentuk

akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian atas

penggunaan anggaran.

Laporan kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian bertujuan untuk memberikan

informasi yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, pertanggungjawaban atas

penggunaan anggaran dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance),

Page 15: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

2 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

transparan dan akuntabel, sekaligus sebagai alat kendali dan upaya perbaikan berkesinambungan

untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang.

C. SASARAN PROGRAM DAN ASPEK STRATEGIS

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 yang merupakan

perubahan dari Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/2015 tentang Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 merupakan dokumen negara yang berisi upaya-

upaya pembangunan kesehatan yang dijabarkan dalam bentuk program/kegiatan, indikator, target,

sampai dengan kerangka pendanaan dan kerangka regulasinya. Renstra Kementerian Kesehatan

tersebut sebagai dasar penyelenggaraan sasaran strategis dalam meningkatkan akses, kemandirian

dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan. Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran

dimaksud disusun sasaran strategis yang perlu dilakukan antara lain:

1. Mewujudkan Instalasi Farmasi Nasional sebagai Center of Excellence manajemen pengelolaan

obat, vaksin dan perbekalan kesehatan di sektor publik

2. Memperkuat regulasi industri farmasi untuk memproduksi bahan baku obat dan sediaan farmasi

lain dalam negeri serta bentuk insentif bagi percepatan kemandirian nasional

3. Menyederhanakan sistem dan proses perizinan dalam pengembangan industri farmasi

4. Mengembangan sistem data dan informasi secara terintegrasi yang berkaitan dengan produksi

dan distribusi sediaan farmasi

5. Mendorong dan mengembangkan penyelenggaraan riset dan pengembangan sediaan farmasi

dalam rangka kemandirian industri farmasi

6. Memprioritaskan penggunaan produk sediaan farmasi dalam negeri

7. Menjalankan program promotif dan preventif melalui pemberdayaan masyarakat, yang

melibatkan lintas sektor

D. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian terdiri atas :

1. Subdirektorat Obat dan Pangan, terdiri dari :

a. Seksi Obat

b. Seksi Pangan

Subdirektorat Obat dan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang produksi

dan distribusi obat dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di atas, Subdirektorat Obat dan Pangan

menjalankan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi obat dan

pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan

Page 16: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

3

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi obat dan

pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan

c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan

distribusi obat dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan

d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervise di bidang produksi dan distribusi obat dan

pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan

e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi obat dan

pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan

2. Subdirektorat Obat Tradisional dan Kosmetika, terdiri dari :

a. Seksi Obat Tradisional

b. Seksi Kosmetika

Subdirektorat obat tradisional dan kosmetika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

produksi dan distribusi obat tradisional dan kosmetika.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di atas, Subdirektorat Obat Tradisional dan

Kosmetika menjalankan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi obat tradisional

dan kosmetika

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi obat tradisional

dan kosmetika

c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan

distribusi obat tradisional dan kosmetika

d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi obat

tradisional dan kosmetika

e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi obat tradisional dan

kosmetika

3. Subdirektorat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi, terdiri dari :

a. Seksi Narkotika dan Psikotropika

b. Seksi Prekursor Farmasi

Subdirektorat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di atas, Subdirektorat Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor Farmasi menjalankan fungsi:

Page 17: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

4 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi, rencana

kebutuhan tahunan, serta izin ekspor dan impor narkotika, psikotropika, dan prekursor

farmasi

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi, rencana

kebutuhan tahunan, serta izin ekspor dan impor narkotika, psikotropika, dan prekursor

farmasi

c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan

distribusi, rencana kebutuhan tahunan, serta izin ekspor dan impor narkotika, psikotropika,

dan prekursor farmasi

d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi, rencana

kebutuhan tahunan, serta izin ekspor dan impor narkotika, psikotropika, dan prekursor

farmasi

e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi, rencana kebutuhan

tahunan, serta izin ekspor dan impor narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi

4. Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Sediaan Farmasi, terdiri dari :

a. Seksi Kemandirian Obat

b. Seksi Kemandirian Bahan Baku Sediaan Farmasi

Subdirektorat kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di atas, Subdirektorat Kemandirian Obat dan

Bahan Baku Sediaan Farmasi menjalankan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kemandirian obat dan bahan baku sediaan

farmasi

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kemandirian obat dan bahan baku

sediaan farmasi

c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kemandirian

obat dan bahan baku sediaan farmasi

d. Penyiapan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kemandirian obat dan bahan

baku sediaan farmasi

e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kemandirian obat dan bahan baku sediaan

farmasi

5. Subbagian Tata Usaha; dan

Subbagian tata usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana,

program dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi, dan

pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan dan tata persuratan serta

kerumahtanggaan Direktorat.

Page 18: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

5

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Susunan struktur organisasi Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian dapat dilihat

dalam diagram sebagai berikut:

Diagram 1. Struktur Organisasi Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Berdasarkan

Permenkes Nomor 64 Tahun 2015

E. SISTEMATIKA

Sistematika Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

adalah sebagai berikut:

Ikhtisar Eksekutif

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada

aspek strategis organisasi serta permasalah utama (strategic issued) yang sedang dihadapi

organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian tahun 2019.

SUBDIT

OBAT DAN

PANGAN

SUBDIT

OBAT TRADISIONAL

DAN KOSMETIKA

SUBDIT KEMANDIRIAN OBAT DAN BAHAN

BAKU SEDIAAN FARMASI

SUBDIT NARKOTIKA,

PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI

SUBBAGIAN TATA

USAHA

SEKSI OBAT

SEKSI PANGAN

SEKSI

OBAT TRADISIONAL

SEKSI

KOSMETIKA

SEKSI NARKOTIKA

DAN PSIKOTROPIKA

SEKSI PREKURSOR

FARMASI

SEKSI

KEMANDIRIAN OBAT

SEKSI KEMANDIRIAN

BAHAN BAKU

SEDIAAN FARMASI

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

DIREKTUR

PRODUKSI DAN

DISTRIBUSI KEFARMASIAN

Page 19: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

6 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan

kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Direktorat

Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian

Kinerja.

C. Sumber Daya Manusia

Pada sub bab ini disajikan gambaran sumber daya manusia yang mendukung

pelaksanaan tujuan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Bab IV Penutup

Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja, langkah di masa mendatang yang

akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja, serta pemanfaatan laporan kinerja Direktorat

Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019.

Lampiran

Page 20: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

7

45 Jenis

10 Jenis

20 Jenis

30 Jenis

5 Jenis

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Perencanaan kinerja disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

secara sistematis, terarah dan terpadu. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/422/2017 yang merupakan perubahan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/MENKES/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019,

selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk Rencana Aksi Program (RAP) di tingkat eselon I kemudian

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) di tingkat eselon II. Untuk mencapai kinerja secara terarah maka telah

ditetapkan sasaran program/kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian dapat dilihat

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Sasaran Kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Kegiatan Sasaran

Produksi dan Distribusi

Kefarmasian

1. Bahan baku sediaan farmasi yang diproduksi di dalam negeri

2. Transformasi industri farmasi dari industri formulasi menjadi

industri berbasis riset

3. Layanan izin industri sediaan farmasi efektif

Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target

indikator kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian, sebagaimana dapat dilihat pada

sajian data di bawah ini.

Grafik 1. Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri

2019

2018

2017

2016

2015

Page 21: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

8 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Grafik 2. Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Jumlah Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri

Berbasis Riset

Grafik 3. Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Persentase

Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu

Cara perhitungan indikator kinerja kegiatan produksi dan distribusi kefarmasian dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Cara Perhitungan Indikator Kinerja Kegiatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Indikator Kinerja Cara Perhitungan

Jumlah bahan baku sediaan

farmasi yang siap diproduksi

di dalam negeri (kumulatif)

Dihitung jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di

dalam negeri (kumulatif)

Jumlah Industri Sediaan

Farmasi yang bertransformasi

dari industri formulasi menjadi

industri berbasis riset

(kumulatif)

Dihitung jumlah industri sediaan farmasi yang melakukan transformasi

dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset

0

2

4

6

8

10

2017 2018 2019

3

6

9

82%

83%

84%

85%

86%

87%

88%

89%

90%

2017 2018 2019

85%

88%

90%

Target

Page 22: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

9

Indikator Kinerja Cara Perhitungan

Persentase layanan izin

industri sediaan farmasi yang

diselesaikan tepat waktu

Jumlah layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu

jumlah permohonan izin industri sediaan farmasi× 100%

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja

berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis.

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang

lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan kegiatan yang disertai

dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas,

fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian menyusun perjanjian kinerja mengacu kepada

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini menjadi komitmen bagi

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian untuk mencapainya dalam tahun 2019.

Sasaran, indikator kinerja dan target Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun

2019 sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Pagu Anggaran

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Sasaran Indikator Kinerja Target 2019 Pagu Anggaran

Bahan baku sediaan

farmasi yang siap

diproduksi di dalam

negeri

1. Jumlah bahan baku

sediaan farmasi yang siap

diproduksi di dalam negeri

(kumulatif)

45 jenis

(kumulatif)

Rp. 16.622.514.000

Transformasi

industri sediaan

farmasi dari industri

formulasi menjadi

industri berbasis

riset

2. Jumlah industri sediaan

farmasi yang

bertransformasi dari

industri formulasi menjadi

industri berbasis riset

(kumulatif)

9 industri

(kumulatif)

Rp. 20.204.283.000

Layanan izin industri

sediaan farmasi

efektif

3. Persentase layanan izin

industri sediaan farmasi

yang diselesaikan tepat

waktu

90 % Rp. 7.345.920.000

Page 23: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

10 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Perjanjian Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019 ditandatangani

oleh Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian sebagai Pihak Pertama dan Direktur Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai pihak kedua.

Gambar 4. Dokumen dan Lampiran Pernyataan Perjanjian Kinerja

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 24: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

11

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian tahun 2019

menggunakan alat ukur berupa indikator kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan pada

dokumen perencanaan kinerja.

Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara

kinerja yang terealisasi dengan target yang telah ditetapkan sehingga diperoleh gambaran tingkat

keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut

diperoleh informasi terhadap masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam

perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat

lebih berhasil guna dan berdaya guna. Adapun hasil pengukuran kinerja Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian tahun 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019

Sasaran Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi

2019

Capaian

2019

Bahan baku sediaan

farmasi yang siap

diproduksi di dalam

negeri

1. Jumlah bahan baku sediaan

farmasi yang siap diproduksi

di dalam negeri (kumulatif)

45 jenis

(kumulatif)

50 jenis 111,11 %

Transformasi industri

sediaan farmasi dari

industri formulasi

menjadi industri

berbasis riset

2. Jumlah industri sediaan

farmasi yang bertransformasi

dari industri formulasi menjadi

industri berbasis riset

(kumulatif)

9 industri

(kumulatif)

11 industri 122,22 %

Layanan izin industri

sediaan farmasi efektif

3. Persentase layanan izin

industri sediaan farmasi yang

diselesaikan tepat waktu

90 % 93,65% 104,05 %

Page 25: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

12 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Grafik 4. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019

Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian telah

mencapai sasaran yang diharapkan pada tahun 2019 ini. Hal ini merupakan hasil dari

perencanaan dan monitoring dan evaluasi yang baik dan optimalisasi dukungan sumber daya

yang tersedia sebagai bagian dari pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat

Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.

2. Analisis Akuntabilitas Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan untuk menjelaskan realisasi indikator kinerja,

permasalahn dan kendala yang dihadapi serta upaya perbaikan yang dilakukan ke depan dalam

rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian. Analisis capaian kinerja untuk setiap sasaran kegiatan/program dan indikator kinerja

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2019, target yang ditetapkan untuk indikator jumlah bahan baku sediaan

farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif) adalah sebesar 45 (empat puluh lima)

jenis. Adapun realisasi yang dicapai adalah 50 (lima puluh) jenis dengan capaian 111,11% dari

target yang ditetapkan.

45

50

Jumlah Bahan Baku SediaanFarmasi yang Siap

Diproduksi di Dalam Negeri(Kumulatif)

Target Realisasi

9

11

Jumlah Industri yangBertransformasi dari IndustriFormulasi menjadi IndustriBeerbasis Riset (kumulatif)

Target Realisasi

90

%

93

,65

%

Persentase layanan izin industrisediaan farmasi yang

diselesaikan tepat waktu

Target Realisasi

Page 26: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

13

Tabel 5. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi

yang Siap Diproduksi di dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019

Realisasi 2019

Capaian 2019

Jumlah bahan baku sediaan farmasi

yang siap diproduksi di dalam negeri

(kumulatif)

45 jenis (kumulatif) 50 jenis 111,11%

Grafik 5. Target dan Realisasi Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di

Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019

Indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

(kumulatif) merupakan indikator pada Revisi Renstra sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29

Agustus 2017, sehingga indikator ini menggantikan indikator sebelumnya yaitu jumlah bahan

baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) dan mulai diukur dari

tahun 2017. Dengan demikian capaian dari indikator jumlah bahan baku obat dan obat

tradisional yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) tetap diakui secara kumulatif sebagai

capaian indikator ini. Pengukuran indikator ini dilakukan secara kumulatif yang dapat dijabarkan

dalam capaian per tahun yaitu tahun 2015 sejumlah 8 (delapan) jenis, tahun 2016 sejumlah 8

(delapan) jenis, tahun 2017 sejumlah 7 (tujuh) jenis, tahun 2018 sejumlah 10 (sepuluh) jenis

dan tahun 2019 sejumlah 17 (tujuh belas) jenis, sehingga capaian kumulatif di tahun 2019

adalah sejumlah 50 (lima puluh) jenis dengan capaian 111,11%.

42

44

46

48

50

2019

Target45

Realisasi; 50

Jum

lah

Bah

an B

aku

Se

dia

an

Farm

asiy

ang

siap

dip

rod

uks

i d

i dal

am n

ege

ri

Page 27: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

14 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Perbandingan capaian indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap

diproduksi di dalam negeri (kumulatif) tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 6. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi

yang Siap Diproduksi di dalam Negeri (kumulatif) dari Tahun 2015 sampai dengan 2019

Tahun Target (Jenis) Realisasi (Jenis)

2015 5 8

2016 10 16

2017 20 23

2018 30 33

2019 45 50

Grafik 6. Target dan Realisasi Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di

Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2015-2019

Upaya yang dilakukan dalam mencapai target indikator kinerja ini adalah dengan

berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga pendidikan dan lembaga penelitian melalui

fasilitasi peningkatan kapasitas produksi BBO dan BBOT. Pada tahun 2019 dilakukan

kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) dan Perguruan Tinggi yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM),

5

10

20

30

45

8

16

23

33

50

0 10 20 30 40 50 60

2015

2016

2017

2018

2019

Realisasi

Target

Expon. (Target)

Page 28: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

15

Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Sumatera Utara

(USU) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS).

Adapun daftar jenis bahan baku sediaan farmasi yang telah dihasilkan sebagai capaian

indikator ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Daftar Jenis Bahan Baku Sediaan Farmasi yang siap Diproduksi di Dalam Negeri

dari Tahun 2015 sampai dengan 2019

NO BBO / BBOT KERJASAMA A-B-G-C

Tahun 2015

1 Ekstrak Terstandar Daun Kepel (Stelechocarpus

burahol (BI.) Hook.f. & Th)

UGM - PT Swayasa Prakarsa

2 Ekstrak Umbi Bengkoang (Pachyrrhizus erosus L.) UGM - PT Swayasa Prakarsa

3 Ekstrak Aktif Terstandar Daun Mimba (Azadirachta

indica)

UGM - PT Swayasa Prakarsa

4 Ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum-graecum L.) BPPT - PT Kimia Farma

5 Pemanis Alami Glikosida Steviol ITB - PT Kimia Farma

6 Ekstrak Terstandar Strobilanthes crispus L. ITB - PT Kimia Farma

7 Ekstrak Terstandar Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus

sabdariffa L.)

UNPAD - PT Phytochemindo Reksa

8 Karagenan Pharmaceutical Grade UNPAD - CV Suprima

Tahun 2016

9 Kristal PGV-6 UGM – PT. Swayasa Prakarsa

10 Kristal HGV-6 UGM - PT. Swayasa Prakarsa

11 Kristal GVT-6 UGM - PT. Swayasa Prakarsa

12 Fraksi Gel dan Fraksi Antrakinon Terstandar Daun

Lidah Buaya (Aloe vera L.)

UGM - PT. Swayasa Prakarsa

13 Ekstrak Terstandar Daun Sendok (Plantago major) UGM - PT. Swayasa Prakarsa

14 Fraksi Polisakarida Buah Mengkudu (Morinda

citrifolia L.)

UGM - PT. Swayasa Prakarsa

15 Phlobaphene ITB – PT. Sinkana Indonesia Lestari

16 Fraksi Bioaktif Biji Pala (Myristica fragrans Houtt) Unpad - PT. Kimia Farma

Tahun 2017

17 Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) BPPT - PT. Javaplant

18 Asam Mefenamat ITB - PT. Mersifarma

19 Kombinasi Ekstrak Air Tempuyung (Sonchus

arvensis) dan Keji Beling (Strobilanthes cripus)

ITB - PT. Kimia Farma

20 Amilum Sagu (Metroxylon SP) Terpregelatinasi UGM - PT. Swayasa Prakarsa

21 Fraksi Aktif Terstandar Herba Kumis Kucing

(Orthosiphon arisatus (Blume))

UGM - PT. Jamu Brorobudur

22 Parasetamol UGM - PT. Kimia Farma

23 Ekstrak Terstandar Daun Pepaya (Carica papaya) Unpad – PT. Phytochemindo Reksa

Tahun 2018

24 Sefalosporin C BPPT – PT. Kimia Farma

25 1,3 bis (para hidroksifenil) urea/HP 2009 UGM – PT. Phapros, Tbk

26 Fraksi Antosianin Daun Ubi Ungu (Ipomoea batatas

L)

UNUD – PT. Phapros, Tbk

Page 29: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

16 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

NO BBO / BBOT KERJASAMA A-B-G-C

27 Ekstrak Daun Belimbing Manis (Averrhoa carambola

L)

UI – CV. Cahaya Multi Mandiri

28 Fraksi Aktif dari Umbi Tanaman Talas (Collocasia

esculenta)

UNHAS – PT. Ismut Fitomedika

Indonesia

29 Kuersetin Kalium Bisulfat dari Daun Beluntas

(Pluchea indica (L.) Less)

UNAND – PT. Andalas Sitawa Fitolab

30 Nobiletin dari Herba Bandotan (Ageratum conyzoides

L.)

UNAND – PT. Andalas Sitawa Fitolab

31 Isolat Phylantin dari Tanaman Meniran (Phyllanthus

niruri)

BPPT – PT. Industri Jamu Borobudur

32 Isolat Hypophylantin dari Tanaman Meniran

(Phyllanthus niruri)

BPPT – PT. Industri Jamu Borobudur

33 Isolat 6-Gingerol dari Rimpang Jahe (Zingiber

officinale)

BPPT – PT. Industri Jamu Borobudur

Tahun 2019

34 Ekstrak Terstandar Akar Pakis Tangkur (Polypodium

feei)

UNPAD – CV. Toga Nusantara

35 Senyawa A-115 UGM – PT Swayasa Prakarsa

36 Senyawa B-143 UGM – PT Swayasa Prakarsa

37 Granul Larut Air dari Ekstrak Buah Cabe Jawa UNAIR – PT Industri Jamu Borobudur

38 Simplisia Buah Kapulaga (amomum cardamomum

Wild)

UNAND – P4TO Dinkes Kab. Solok

Selatan

39 Simplisia Terstandar Daun Gaharu USU – P4TO Dinkes Provinsi

Sumatera Utara dan PJ Akar Rimba

40 Ekstrak Kering Terstandar Daun Gaharu USU – P4TO Dinkes Provinsi

Sumatera Utara dan PJ Akar Rimba

41 Simplisia Terstandar Rimpang Jahe Merah (Zingiber

officinale Rosc.)

UNPAD – P4TO Dinkes Kabupaten

Bandung Barat

42 Simplisia Terstandar Rimpang Kencur (Kaempferia

galanga)

UNPAD – P4TO Dinkes Kabupaten

Bandung Barat

43 Simplisia Terstandar Rimpang Kunyit (Curcuma

domestica L.)

UNPAD – P4TO Dinkes Kabupaten

Bandung Barat

44 Ekstrak Terstandar Spirulina (Spirulina platensis) UNS – PT Brigit Biofarmaka

Teknologi

45 Simplisia Terstandar Herba Meniran (Phylanthus

niruri Linn)

UNS – P4TO Dinkes Kab.

Karanganyar

46 Ekstrak Terstandar Daun Cengkeh (Syzygium

aromaticum (L) Merr. & Pery)

UNAIR – PT Balatif

47 Glukosamin UNAIR – PT Surya Windu Kartika

dan PT Phapros Tbk

48 7-ACA BPPT – PT Kimia Farma Tbk

49 Ekstrak Produk Rimpang Jahe (Zingiber officinale) BPPT – PT Industri Jamu Borobudur

50 Prekursor Insulin Glargine LIPI – PT Bio Farma (Persero)

Indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

(kumulatif) memiliki target sebanyak 45 jenis bahan baku (kumulatif). Capaian indikator ini pada

tahun 2019 adalah sebanyak 50 jenis bahan baku. Beberapa bahan baku yang difasilitasi terkait

pengembangan BBO dan BBOT ini sesuai dengan roadmap atau skenario pengembangan

Page 30: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

17

industri farmasi yang tertuang dalam Permenkes Nomor 17 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi

Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Pelaksanaan fasilitasi pengembangan BBO dan BBOT ini sudah dimulai sejak tahun

2017. Adapun rangkaian fasilitasi tersebut antara lain penyusunan dan finalisasi kerangka

acuan penyusunan proposal, sosialisasi, penerimaan dan penilaian proposal, serta

pelaksanaan penentuan penerima fasilitasi untuk tahun 2019. Pada tahun 2019, nama-nama

peneliti, judul dan instansi yang telah ditentukan untuk menerima fasilitasi, dituangkan dalam

SK Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dilanjutkan dengan penandatanganan MoU, PKS

dan Kontrak Kerja Sama terkait fasilitasi pengembangan BBO dan BBOT. Di tahun 2019 juga

dilaksanakan monitoring dan evaluasi pada saat pekerjaan sudah mencapai tahap 70% dan

100%.

Capaian 50 jenis bahan baku yang diperoleh tahun 2019 merupakan kumulatif sejak

tahun 2015. Di tahun 2015 tercapai 8 jenis bahan baku, di tahun 2016 tercapai 8 jenis bahan

baku, di tahun 2017 tercapai 7 jenis bahan baku, di tahun 2018 tercapai 10 jenis bahan baku

dan di tahun 2019 tercapai 17 jenis bahan baku.

Keberhasilan dalam pencapaian target indikator ini dipengaruhi faktor antara lain

dukungan tim reviewer dalam melakukan seleksi/penilaian proposal penelitian, komitmen dari

Lembaga peneliti dan Lembaga Pendidikan dalam pelaksanaan penelitian, koordinasi efektif

antara peneliti dan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian dalam setiap tahapan

penelitian, monitoring dan evaluasi selama proses penelitian berlangsung.

Permasalahan:

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja jumlah

bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif), yaitu:

1. Beberapa rencana penggunaan anggaran penelitian kurang sesuai dengan yang tertera

pada dokumen kontrak

2. Terdapat 1 (satu) kegiatan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode yang tidak

sesuai dengan proposal

Upaya Pemecahan Masalah:

Adapun upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dihadapi dalam upaya

pencapaian indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

(kumulatif) adalah sebagai berikut:

1. Melakukan addendum pada dokumen kontrak

2. Peneliti melakukan riset ulang dengan metode yang sudah disetujui dan disepakati oleh

Kementerian Kesehatan dan Tim Reviewer

Kegiatan Pendukung Indikator:

Upaya pencapaian indikator kinerja jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap

diproduksi di dalam negeri (kumulatif) didukung dengan berbagai kegiatan dan anggaran yang

tertuang dalam DIPA Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Adapun kegiatan,

Page 31: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

18 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

anggaran, realisasi dan capaian kegiatan pendukung indikator jumlah bahan baku sediaan

farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif) dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 8. Realisasi Kegiatan Pendukung Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi

yang Siap Diproduksi di dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019

No Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian

1. Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Produksi Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional

Rp. 5.854.524.000 Rp. 5.127.576.414 87,58 %

2. Fasilitasi Peralatan Laboratorium Pada P4TO

Rp. 1.460.035.000 Rp. 1.356.694.000 92,92 %

3. Fasilitasi Peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat

Rp. 3.714.578.000 Rp. 3.323.911.800 89,48 %

4. Penyusunan NSPK Rp. 5.593.377.000 Rp. 5.197.612.450 92,92 %

JUMLAH Rp. 16.622.514.000 Rp. 15.005.794.664 90,27 %

Indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

(kumulatif) merupakan indikator yang didukung oleh beberapa kegiatan dengan jumlah

anggaran sebesar Rp. 16.622.514.000, dengan target sebanyak 45 jenis bahan baku

(kumulatif). Capaian indikator ini pada tahun 2019 adalah sebanyak 50 jenis bahan baku

(kumulatif) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 15.005.794.664.

1. Fasilitasi Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Produksi Bahan Baku Obat dan

Bahan Baku Obat Tradisional

Kegiatan pengembangan bahan baku obat dan bahan baku obat tradisional merupakan

kegiatan prioritas nasional yang difokuskan pada upaya untuk mewujudkan kemandirian

bahan baku obat baik bahan aktif maupun bahan pembantu (eksipien) dengan semaksimal

mungkin menggunakan bahan baku dalam negeri. Fasilitasi penelitian ini dilaksanakan

dalam rangka pengembangan dan peningkatan kapasitas produksi bahan baku obat dan

bahan baku obat tradisional. Proses up scalling merupakan tahapan yang penting dalam

produksi bahan baku obat. Pelaksanaan fasilitasi penelitian ini dilakukan tersinergis dengan

perguruan tinggi, lembaga riset dalam negeri, dan industri farmasi, industri obat tradisional,

industri ekstrak bahan alam, industri kosmetika, UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional),

P4TO (Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat) dan PED (Pusat Ekstrak Daerah).

Pada sinergisme ini, perguruan tinggi maupun institusi penelitian yang terlibat antara lain

Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada

(UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Andalas (Unand), Universitas

Padjajaran (Unpad), BPPT, LIPI dengan mitra P4TO Dinkes Provinsi Sumatera Utara, PJ

Akar Rimba, PT Industri Jamu Borobudur, PT Balatif, PT Surya Windu Kartika, PT Phapros,

PT Swayasa Prakarsa, P4TO Dinkes Kabupaten Karanganyar, PT Brigit Biofarmaka

Page 32: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

19

Teknologi, P4TO Dinkes Kabupaten Solok Selatan, P4TO Dinkes Kabupaten Bandung, CV

Toga Nusantara, PT Kimia Farma, dan PT Bio Farma. Hasil dari sinergisme ini berupa 17

BBO/BBOT yang siap diproduksi dalam negeri seperti tercantum pada tabel 7.

Gambar 5. Contoh Hasil Produk Fasilitasi Pengembangan dan Peningkatan

Kapasitas Produksi Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional Tahun 2019

Gambar 6. Proses Up Scalling Fasilitasi Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas

Produksi Bahan Baku Obat dan Bahan Baku Obat Tradisional Tahun 2019

2. Fasilitasi Peralatan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) dan

Laboratorium

Untuk mendorong peningkatan kemandirian obat dan bahan baku obat di dalam negeri

dilakukan kegiatan fasilitasi pusat pengolahan pasca panen tanaman obat. Adapun lingkup

kegiatan tersebut, yaitu penyediaan bahan baku obat dan obat tradisional baik simplisia

maupun ekstrak yang terstandar dan memenuhi persyaratan, pemanfaatan hasil P4TO bagi

seluruh stakeholder yang membutuhkan. Kegiatan ini dapat terselenggara karena adanya

kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah setempat dan instansi terkait lainnya.

Page 33: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

20 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Gambar 7. Daerah Penerima Fasilitasi Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat

Gambar 8. Fasilitas Pusat Pengolahan Pasca Panen

Page 34: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

21

Gambar 9. Produk Olahan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat

3. Aplikasi Elektronik Bahan Baku Kosmetika | e-BBKOS

e-BBKOS merupakan aplikasi elektronik portal informasi bahan baku kosmetika,

berisi 15.923 bahan baku kosmetika, berupa search engine yang user friendly sehingga

memudahkan pengguna untuk mengakses informasi di mana pun dan kapan pun melalui

berbagai gawai yang dimiliki, baik berupa personal computer (PC), tablet, maupun

smartphone. Informasi bahan baku kosmetika di e-BBKOS terdiri dari International

Nomenclature Cosmetic Ingredient (INCI) Name, Chemical Abstracts Service (CAS)

Number, kegunaan, rumus molekul (RM), berat molekul (BM), dan struktur kimia. e-

BBKOS dapat diakses melalui www.ebbkos.kemkes.go.id.

Gambar 10. Tampilan Homepage e-BBKOS

Page 35: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

22 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

b. Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi

industri berbasis riset (kumulatif)

Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2019, target yang ditetapkan untuk indikator jumlah industri sediaan farmasi

yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) adalah

sebesar 9 (sembilan) industri. Adapun realisasi yang dicapai adalah 11 (sebelas) industri

dengan capaian 122,22% dari target yang ditetapkan.

Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Industri yang Bertransformasi dari

Industri Formulasi Menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulkatif) Tahun 2019

Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi

2019

Capaian

2019

Jumlah industri sediaan farmasi yang

bertransformasi dari industri formulasi

menjadi industri berbasis riset (kumulatif)

9 industri

(kumulatif)

11 industri

(kumulatif) 122,22%

Grafik 7. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri yang Bertransformasi dari

Industri Formulasi Menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif) Tahun 2019

Indikator Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

(kumulatif) merupakan indikator pada revisi Renstra sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29

Agustus 2017, sehingga indikator ini mulai diukur dari tahun 2017.

Pada tahun 2019 target yang ditetapkan untuk indikator jumlah bahan baku sediaan

farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif) adalah sejumlah 9 (sembilan) industri

dan telah tercapai melebihi target sebesar 11 (sebelas) industri atau dengan persentase

capaian sebesar 122,22%.

Perbandingan capaian indikator jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi

dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) dari tahun 2018 sampai

dengan 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

2019

Target9

Realisasi11

JUM

LAH

IND

UST

RIY

AN

G

BER

TRA

NSF

OR

MA

SI

Page 36: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

23

Tabel 10. Perbandingan Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Industri

Sediaan Farmasi yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri

Berbasis Riset (Kumulatif) Tahun 2018 dengan 2019

2017 2018 2019

Target Realisasi Capaian Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

3

Industri

3

Industri

100 % 6

Industri

100 % 9

Industri

11

Industri

122,22 %

Grafik 8. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri Sediaan

Farmasi yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset

(Kumulatif) Tahun 2017 sampai dengan 2019

Tabel 11. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri Sediaan

Farmasi yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset

(tidak kumulatif) Tahun 2017 sampai dengan 2019

2017 2018 2019

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

3

Industri

3

Industri

3

Industri

3

Industri

3

Industri

5

Industri

Keberhasilan pencapaian target dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

dipengaruhi oleh adanya optimalisasi implementasi regulasi di sarana produksi kefarmasian,

koordinasi Academic-Business-Government-Community (ABGC) serta pembinaan dan

monitoring industri farmasi.

Penetapan calon industri yang bertransformasi dilakukan melalui penilaian maturity

level menggunakan Maturity self-assessment tools dengan kriteria Industri yang memiliki

pengembangan produk inovatif serta mendukung kemandirian obat dan bahan baku obat

sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 06 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pengembangan

Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Maturity self-assessment tools merupakan instrumen yang digunakan oleh industri

farmasi untuk menilai dan menentukan level industri farmasi. Tools ini digunakan melalui isian

2017 20182019

36

9

36

11

Target Realisasi

Page 37: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

24 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

langsung oleh industri farmasi yang kemudian akan menentukan posisi/status industri farmasi

terhadap transformasi yang akan dilaksanakan. Level Maturity terdiri atas 5 level, level 1

(initial) ialah level paling bawah, dan level 5 (optimized) adalah level paling atas. Industri

farmasi yang dapat dikategorikan sebagai industri yang bertransformasi berada dilevel

penilaian 3-5.

Pada tahun 2019 telah ditetapkan capaian indikator jumlah industri sediaan farmasi

yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset sejumlah 5 (lima)

industri, yaitu PT. CKD Otto Pharmaceutical, PT. Farma Plant Banjaran, PT. Kalbe Genexine

Biologics, PT. Metiska Farma dan PT. Combiphar Donga Indonesia.

Adapun daftar industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi

menjadi industri berbasis riset tahun 2017 dan 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi dari Industri Formulasi

menjadi Industri Berbasis Riset (kumulatif) Tahun 2017 sampai dengan 2019

2017 Maturity Level

BUMN farmasi produsen vaksin; memiliki fasilitas R&D dan

produksi vaksin virus dan vaksin bakteri; telah di-endorse oleh

Organization of Islamic Cooperation (OIC) sebagai center of

excellence (CoE) pengembangan bioteknologi dan vaksin;

memungkinkan terus sustainable menjadi industri farmasi life

science

Consistent

Designed

PMDN yang telah melaksanakan riset dan pengembangan

produk inovatif obat tradisional maupun sediaan farmasi; telah

memiliki infrastruktur R&D bernama Dexa Development Center

(DDC) yang menyelenggarakan R&D formulasi, formulasi inovatif

dan new drug delivery system (NDDS) serta Dexa Laboratories of

Biomolecular Science (DLBS) untuk R&D dan produksi produk

inovatif berdasarkan biomolecular science;

Consistent Implemented

Page 38: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

25

Dexa Medica dan DLBS telah melaksanakan riset terpadu

dengan research center of excellence internasional di bidang

farmasi, biofarmasi, dan nutraceutical

PMDN yang telah melaksanakan riset dan pengembangan

riset unggulan mulai dari stem cell sampai bioteknologi; Kalbe Farma

telah melaksanakan R&D dalam rangka transfer teknologi dan joint-

venture termasuk dalam hal pengembangan produk inovatif dan

berteknologi tinggi (insulin analog, long acting EPO, EPO, rituximab

dan bevacizumab serta transtuzumab); pipeline R&D dengan

bersinergi dengan stakeholder terkait secara sustainable dan

sistematik antara lain dengan perguruan tinggi i3L, UGM, ITB, UI,

dan Udayana

Consistent

Implemented

2018 Maturity Level

PMA Industri Farrmasi bahan obat yang mengembangkan HFC

(High Function Chemistry) yang belum banyak dikembangkan di

Indonesia. Selain itu PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia

melakukan kerjasama dengan Sungwun Pharmacopia Co.Ltd di

Korea Selatan dalam transfer teknologi dan pengembangan sumber

daya manusia dengan mengirimkan personel ke plant Sungwun

Pharmacopia di Korea Selatan. PT. Kimia Farma Sungwun

Pharmacopia juga telah mendapatkan penghargaan dari Menteri

Kesehatan RI pada pameran pembangunan kesehatan dan produk

kesehatan dalam negeri sebagai salah satu industri farmasi yang

mewujudkan kemandirian akan obat dan bahan baku obat di dalam

negeri;

Consistent

Implemented

Page 39: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

26 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

PT Kalbio Global Medika PMDN Industri Farmasi Obat dan Bahan

Obat yang melakukan pengembangan produk berinovasi tinggi, yaitu

Konsentrat Recombinant Protein dan produk biosimilar, yaitu Bio

Better Product untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan

internasional serta pengembangan akan 10 (sepuluh) molekul

produk bioteknologi secara komersial. PT. Kalbio Global Medika juga

melakukan investasi dalam pengembangan riset produk biosimilar

yang cukup besar serta melakukan pengembangan sumber daya

manusia untuk mengembangkan riset melalui kerja sama dengan

Institute Pendidikan. PT Kalbio Global Medika juga telah

mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan RI pada

pameran pembangunan kesehatan dan produk kesehatan dalam

negeri sebagai salah satu industri farmasi yang mewujudkan

kemandirian akan obat dan bahan baku obat di dalam negeri sebagai

salah satu industri farmasi yg mewujudkan kemandirian akan obat

dan bahan baku obat di dalam negeri;

Consistent

Implemented

PT. Daewoong Infion mendukung trensformasi industri farmasi

melalui pengembangan riset produk berinovasi tinggi yaitu

eryhropoeitin, EGF (Epidermal Growth Factor) dan Human Growth

Hormonel/Somatropin;

Optimised

2019 Maturity Level

Industri farmasi PMA joint-venture antara PT. Otto Pharmaceutical

Industries, Indonesia dengan Chong Kun Dang Pharmaceuticals,

Korea Selatan yang mengembangkan obat anti kanker dengan

rencana produksi lokal obat anti kanker untuk memenuhi kebutuhan

di Indonesia, dimana belum terlalu banyak industri farmasi di

Indonesia yang melakukan pengembangan terhadap obat anti

kanker. Beberapa produk yang diproduksi oleh PT. CKD Otto

Consistent

Designed

Page 40: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

27

Pharmaceutical telah mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dan

Sertifikat Halal.

Industri farmasi yang memiliki fasilitas produksi terbesar di Asia

Tenggara serta telah dilengkapi dengan fasilitas produksi yang

terkoneksi dengan internet/Internet of Things (IoT) yang mendukung

industri di era industri 4.0. PT. Kimia Farma Plant Banjaran juga

dilengkapi dengan laboratorium Research and Development (RnD)

sebagai upaya untuk bertransformasi menjadi industri berbasis riset.

Consistent

Implemented

Industri farmasi yang melakukan pengembangan produk biologi

dengan fokus pada pengembangan produk imuno onkologi serta

memiliki pendanaan khusus dalam pengembangan produk tersebut.

Pendanaan khusus mengimplikasikan bahwa industri farmasi

berkomitmen untuk bertransformasi menjadi industri berbasis riset.

Consistent

Implemented

Industri farmasi yang berkomitmen untuk bertransformasi menjadi

industri berbasis riset dengan melakukan pengembangan riset

terhadap produk enoksaparin yang akan dikembangkan melalui

domba untuk menjamin kehalalan produk yaitu sebagai produk non

porcine.

Consistent

Designed

Industri farmasi yang melakukan transfer teknologi dalam

pengembangan produk biologi dengan perusahaan farmasi Dong A,

Korea Selatan. PT Combiphar Dong A melakukan investasi

pembangunan pabrik biosimilar, dengan tahap awal memproduksi

Consistent Designed

Page 41: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

28 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

produk biologik berjenis rekombinan protein dan telah mendapatkan

sertifikasi CPOB dari Badan POM.

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan jumlah industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) tahun 2019 yaitu:

1. Terdapat perbedaan pemahaman dari industri farmasi dalam melakukan pengisian tools

self assessment maturity level sehingga mempengaruhi penilaian terhadap level dari

transformasi dari industri farmasi yang bersangkutan.

2. Masih kurangnya komitmen industri farmasi dalam melaksanakan transformasi.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian indikator

kinerja kegiatan jumlah industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) tahun 2019

yaitu adalah sebagai berikut:

1. Melakukan klarifikasi pada saat desk self assessment maturity level kepada industri

farmasi sehingga industri farmasi memiliki pemahaman yang sama dalam pengisian tools

self assessment maturity level.

2. Melakukan pembinaan serta sosialisasi terhadap industri farmasi terkait Inpres Nomor 06

Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan,

serta koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk dapat dilakukan pemberian

insentif kepada industri farmasi yang bertransformasi.

Kegiatan Pendukung Indikator:

Upaya pencapaian indikator kinerja jumlah industri sediaan farmasi yang

bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) didukung

dengan berbagai kegiatan dan anggaran yang tertuang dalam DIPA Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian. Adapun kegiatan, anggaran, realisasi dan capaian kegiatan

pendukung indikator jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri

formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 13. Realisasi dan Capaian Kegiatan Pendukung Indikator Jumlah Industri Sediaan

Farmasi yang Bertransformasi dari Industri Formulasi menjadi Industri Berbasis Riset

Tahun 2019

No Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian

1. Pembinaan dan Monitoring Terhadap Industri Farmasi dan Industri Bahan Baku Farmasi Menuju Berbasis Riset dan Penanggungjawab

Rp. 4.132.938.000 Rp. 3.948.520.500 94,08 %

Page 42: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

29

No Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian

Sarana Pelayanan Kefarmasian

2. Koordinasi Academic-Business-Government-Community (ABGC) Dalam Rangka Transformasi Industri Farmasi

Rp. 9.234.037.000 Rp. 8.636.978.100 90,38 %

3. Pengembangan dan Pendampingan OIC Centre of Excellence (Vaksin)

Rp. 6.837.308.000 Rp. 5.562.811.800 74,27 %

JUMLAH Rp. 20.204.283.000 Rp. 18.161.060.400 89,89 %

Indikator jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi

menjadi industri berbasis riset (kumulatif) merupakan indikator yang didukung oleh beberapa

kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 20.204.283.000, dengan target sebanyak 9

industri (kumulatif). Capaian indikator ini pada tahun 2019 adalah sebanyak 11 industri

(kumulatif) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 18.161.060.400.

1. Pembinaan dan Monitoring Terhadap Industri Farmasi dan Industri Bahan Baku Farmasi

Menuju Industri Berbasis Riset

Kegiatan Pembinaan dan Monitoring terhadap Industri Farmasi dan Industri Bahan Baku

Farmasi menuju Industri Berbasis Riset diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 20 Februari

2019 dan Bogor pada tanggal 11 Desember 2019. Kegiatan dibuka oleh Direktur Produksi

dan Distribusi Kefarmasian Ibu Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS yang

kemudian dilanjutkan dengan pembahasan terkait investasi industri farmasi, kapasitas

produksi industri farmasi, dan sosialisasi e-Report Industri Farmasi.

Data investasi dan kapasitas produksi industri farmasi diperlukan sebagai implementasi

dari Instruksi Presiden Nomor 06 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri

Farmasi dan Alat Kesehatan dalam mewujudkan kemandirian obat dan bahan baku obat.

Pengembangan e-Report Industri Farmasi diperuntukkan bagi industri farmasi di Indonesia

yang mengakomodir kewajiban pelaporan bagi industri farmasi sesuai dengan Permenkes

Nomor 1799/Menkes/PER/XII/2010 tentang Industri Farmasi.

Gambar 11. Pembinaan dan Monitoring Terhadap Industri Farmasi dan Industri Bahan

Baku Farmasi Menuju Industri Berbasis Riset

Page 43: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

30 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

2. Koordinasi Academic-Business-Government-Community (ABGC) dalam Rangka

Transformasi Industri Sediaan Farmasi

Kegiatan Koordinasi Academic-Business-Government-Community (ABGC) dalam Rangka

Transformasi Industri Sediaan Farmasi bertujuan untuk mendorong industri farmasi formulasi

di Indonesia untuk bertransformasi menjadi industri berbasis riset. Kegiatan bertujuan untuk

mendukung kemandirian obat dan bahan baku obat sesuai dengan amanat Instruksi Presiden

Nomor 06 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat

Kesehatan.

Kegiatan dilakukan melalui penilaian tools assessment maturity level yang dilakukan oleh

industri farmasi terpilih dan hasil penilaian tersebut dibahas dengan pakar industri farmasi.

Berdasarkan hasil penilaian dan diskusi dengan pakar, dilakukan monitoring terhadap industri

farmasi terutama untuk melihat implementasi transformasi dari industri farmasi.

3. Sosialisasi Pembuatan Jamu yang Baik dan Pemanfaatannya

Sosialisasi pembuatan jamu yang baik dan pemanfaatannya diadakan dalam rangka

pembinaan teknis dan peningkatan daya saing pelaku Usaha Jamu Gendong (UJG) dan

Usaha Jamu Racikan (UJR) agar menghasilkan produk yang aman, bermutu dan bermanfaat

serta mengedukasi masyarakat tentang Gerakan Nasional Bugar dengan Jamu (Gernas Bude

Jamu) sehingga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan baku dan

bahan pendukung jamu yang baik dan benar untuk dikonsumsi serta mendukung gerakan

masyarakat hidup sehat sehingga penggunaan jamu dapat meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat melalui upaya promotif dan preventif dan dapat meningkatkan ekonomi rakyat.

Selama tahun 2019 kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 31 tempat dengan jumlah

peserta yang telah diedukasi sebanyak 2.017 orang, yang terdiri dari pelaku UJG UJR, tenaga

kesehatan di Dinas Kesehatan dan kader Puskesmas.

Page 44: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

31

Gambar 12. Sosialisasi Penggunaan Jamu yang Aman, Bermutu dan Bermanfaat untuk

Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Keluarga

c. Presentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu

Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2019, target yang ditetapkan untuk indikator persentase layanan izin

industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu adalah sebesar 90% (sembilan puluh)

persen. Adapun realisasi yang dicapai adalah 93,65% (sembilan puluh tiga koma enam puluh

lima) persen, dengan capaian 104,05% (seratus dua puluh dua koma dua puluh dua) persen

dari target yang ditetapkan.

Tabel 14. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri

Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Pada Tahun 2019

Indikator Kinerja Target

2019

Realisasi

2019

Capaian

2019

Persentase Layanan Izin Industri Sediaan

Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu 90% 93,65% 104,05%

Kab.Sleman Kota Batu-Malang

Sukoharjo

Medan

Page 45: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

32 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Grafik 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri

Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Pada Tahun 2019

Indikator presentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat

waktu merupakan indikator pada Revisi Renstra sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29 Agustus 2017,

sehingga indikator ini mulai diukur dari tahun 2017.

Capaian indikator kinerja kegiatan persentase layanan izin industri sediaan farmasi

yang diselesaikan tepat waktu tahun 2019 adalah sebesar 93,65% dari target yang telah

ditetapkan sebesar 90% sehingga persentase capaian indikator ini menjadi 104,05%.

Keberhasilan pencapaian penerbitan sertifikat tepat waktu dipengaruhi oleh implementasi

digital signature, pengembangan aplikasi perizinan dan peningkatan kapasitas evaluator

perizinan.

Perbandingan capaian pada tahun 2018 dan 2019 mengalami penurunan sebesar

2,7%, hal ini disebabkan karena adanya perubahan Service Level Agreement (SLA) sesuai

dengan Permenkes No.26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi

Secara Elektronik Sektor Kesehatan dimana semua penerbitan sertifikat produksi dan

distribusi kefarmasian ditetapkan dalam waktu 4 hari kerja dan adanya peningkatan capaian

target menjadi 90% di tahun 2019.

Perbandingan capaian indikator persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang

diselesaikan tepat waktu (kumulatif) tahun 2017 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 15. Perbandingan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri Sediaan

Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2017 dan 2019

Tahun 2017 2018 2019

Target 85% 88% 90%

Realisasi 85,11% 93,95% 93,65%

Capaian 100,13% 106,76% 104,05%

80%

90%

100%

110%

2019

90%93,65%

104,05%

Target

Realisasi

Capaian

Page 46: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

33

Grafik 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri

Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2017 dan 2019

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian melaksanakan kegiatan perizinan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian.

Kegiatan perizinan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian meliputi perizinan bidang

Obat dan Pangan yang dilaksanakan di Subdirektorat Obat dan Pangan, bidang Obat

Tradisional dan Kosmetika yang dilaksanakan di Subdirektorat Obat Tradisional dan

Kosmetika, dan bidang Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi yang dilaksanakan di

Subdirektorat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.

Kegiatan perizinan bidang produksi dan distribusi kefarmasian menjadi salah satu

indikator kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian dengan diukur persentase

layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu.

Percapaian indikator kinerja persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang

diselesaikan tepat waktu diukur berdasarkan jumlah izin yang diterbitkan tepat waktu sesuai

dengan janji layanan sebagaimana ditetapkan dalam Permenkes Nomor 26 Tahun 2018

tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Kesehatan dan

Permenkes Nomor 10 Tahun 2013 tentang Impor dan Ekspor Narkotika, Psikotropika dan

Prekursor Farmasi.

Adapun produk layanan izin industri sediaan farmasi pada Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 16. Produk Layanan, Jangka Waktu, dan Masa Berlaku Produk Layanan Izin

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

NO PRODUK LAYANAN JANGKA WAKTU PENYELESAIAN

MASA BERLAKU PRODUK

1.

Bidang Obat Tradisional dan Kosmetika

a) Sertifikat Produksi Industri Obat Tradisional

4 HK 5 Tahun

b) Perubahan Sertifikat Produksi Industri Obat Tradisional

4 HK 5 Tahun

c) Perpanjangan Sertifikat Produksi Industri Obat Tradisional

4 HK 5 Tahun

d) Sertifikat Produksi Industri Ekstrak Bahan Alam

4 HK 5 Tahun

85%

88%

90%

85,11%

93,95%

93,65%

100,13%

106,76%

104,05%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

2017

2018

2019

Capaian

Realisasi

Target

Page 47: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

34 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

e) Perubahan Sertifikat Produksi Industri Ekstrak Bahan Alam

4 HK 5 Tahun

f) Perpanjangan Sertifikat Produksi Industri Ekstrak Bahan Alam

4 HK 5 Tahun

g) Sertifikat Produksi Kosmetika 4 HK 5 Tahun

h) Perubahan Sertifikat Produksi Kosmetika

4 HK 5 Tahun

i) Perpanjangan Sertifikat Produksi Kosmetika

4 HK 5 Tahun

2. Bidang Obat dan Pangan

a) Sertifikat Produksi Industri Farmasi

4 HK 5 Tahun

b) Perubahan Sertifikat Produksi Industri Farmasi

4 HK Sesuai Izin Industri Farmasi

c) Perpanjangan Sertifikat Produksi Industri Farmasi

4 HK 5 Tahun

d) Sertifikat Distribusi Farmasi/Pedagang Besar Farmasi

4 HK 5 Tahun

e) Perubahan Sertifikat Distribusi Farmasi/Pedagang Besar Farmasi

4 HK Sesuai dengan Sertifikat Distribusi Farmasi

f) Perpanjangan Sertifikat Distribusi/Pedagang Besar Farmasi

4 HK 5 Tahun

3. Bidang Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

a) Importir Produsen (IP) Psikotropika/Prekursor Farmasi

4 HK 3 Tahun

b) Importir Terdaftar (IT) Psikotropika/Prekursor Farmasi

4 HK 3 Tahun

c) Eksportir Produsen (EP) Psikotropika/Prekursor Farmasi

4 HK 3 Tahun

d) Eksportir Terdaftar (ET) Psikotropika/Prekursor Farmasi

4 HK 3 Tahun

e) SPI Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

4 HK 3 Bulan

f) Perpanjangan SPI Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

4 HK 3 Bulan

g) SPE Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi

4 HK 3 Bulan

h) Perpanjangan SPE Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi

4 HK 3 Bulan

Seluruh proses perizinan yang dilaksanakan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian menjadi dasar untuk pengukuran capaian indikator persentase layanan izin

industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu. Indikator ini menggambarkan jumlah

izin yang terbit dengan jangka waktu penyelesaian sesuai dengan janji layanan. Adapun

capaian persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu tahun

2019 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 48: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

35

Tabel 17. Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2019

Bidang Perizinan Target Capaian per Triwulan (%) Capaian

TW I TW II TW III TW IV 2019 (%)

Narkotika,

Psikotropika dan

Prekursor Farmasi

90% 98.69 97.01 96.60 91.59 95.97

Obat Tradisional

dan Kosmetika

90% 100.00 98.46 95.77 97.29 97.88

Obat 90% 93.63 98.00 94.05 94.59 95.07

Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat

Waktu Tahun 2019

93.65

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu tahun

2019 yaitu:

a) Adanya proses pengembangan sistem pada aplikasi perizinan, seperti pembaharuan

menu (modul) dan digital signature

b) Adanya kendala pada integrasi sistem antara sistem perizinan Kementerian Kesehatan

dengan sistem perizinan kementerian/lembaga lain terkait

c) Penyesuaian sistem digital signature dengan sistem perizinan Internasional (I2ES)

terkait impor dan ekspor komoditi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi

d) Adanya kendala koordinasi dengan Badan Narkotika Internasional (International

Narcotic Control Board) terkait diterapkannya sistem digital signature pada perizinan

impor dan ekspor komoditi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian indikator

kinerja kegiatan persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat

waktu tahun 2019 yaitu:

a) Koordinasi secara intensif degan berbagai stakeholder sehingga dapat mempercepat

penyelesaian proses pengembangan sistem pada aplikasi perizinan di lingkup

Kementerian Kesehatan

b) Koordinasi dan tindak lanjuti untuk integrasi sistem aplikasi perizinan internal

Kementerian Kesehatan dengan kementerian/lembaga terkait

c) Sosialisasi penerapan digital signature kepada pelaku usaha dan

menggunakan/bergabung dengan sistem perizinan impor dan ekspor Internasional

(I2ES) untuk menjamin validitas perizinan impor dan ekspor narkotika, psikotropika, dan

prekursor farmasi (SPI/SPE) dengan digital signature

Page 49: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

36 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

d) Melakukan koordinasi dengan Badan Narkotika Internasional (International Narcotic

Control Board) melalui teleconference terkait penerapan digital signature perizinan

impor dan ekspor komoditi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi secara

internasional

Kegiatan Pendukung Indikator:

Upaya pencapaian indikator kinerja persentase layanan izin industri sediaan farmasi

yang diselesaikan tepat waktu didukung dengan berbagai kegiatan dan anggaran yang

tertuang dalam DIPA Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Adapun kegiatan,

anggaran, realisasi dan capaian kegiatan pendukung indikator kinerja persentase layanan izin

industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 18. Kegiatan, Anggaran, Realisasi dan Capaian Kegiatan Pendukung Indikator Kinerja Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat

Waktu Tahun 2019

No Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian

1. Evaluasi Pelaksanaan dan

Implementasi Pelayanan Publik

Rp. 1.502.351.000 Rp. 1.452.576.400 95,29%

2. Peningkatan Kompetensi dan

Kinerja SDM

Rp. 2.896.880.000 Rp. 2.435.308.900 84,29%

3. Tata Laksana Operasional

Perkantoran

Rp. 2.923.329.000 Rp. 2.666.375.373 90,29%

JUMLAH Rp. 7.345.920.000 Rp. 6.554.260.673 89,22%

Indikator persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu

merupakan indikator yang didukung oleh beberapa kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp.

7.345.920.000, dengan target sebesar 90%. Capaian indikator ini pada tahun 2019 adalah sebesar

93,65% dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 6.554.260.673.

1. Evaluasi Pelayanan Publik

Dalam rangka mendukung peningkatan pelayanan publik di Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian diselenggarakan workshop delivering service excellence yang

bertujuan untuk memperkuat pola pikir positif mengenai pentingnya layanan prima dan

meningkatkan keterampilan penanganan complain customer sehingga terwujud perbaikan

mutu layanan.

Page 50: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

37

Gambar 13. Workshop Delivering Service Excellence

2. Sertifikasi ISO 9001:2015

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian menerapkan sistem manajemen mutu ISO

9001:2015 untuk keseluruhan proses bisnis. Pada tahun 2019 dilaksanakan serah terima

sertifikat ISO 9001:2015 oleh badan sertifikasi. Penerapan sistem manajemen mutu

merupakan upaya untuk memastikan jaminan mutu pelayanan, meningkatkan kinerja

aparatur, sistem birokrasi yang lebih efektif dan efisien dalam pelayanan publik maupun

keseluruhan proses bisnis di lingkup Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Gambar 14. Sertifikat ISO 9001:2015

Page 51: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

38 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

B. REALISASI ANGGARAN

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

didukung oleh anggaran yang dituangkan dalam DIPA Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

tahun 2019 dengan alokasi sebesar Rp 44.172.717.000. Adapun realisasi anggaran tahun 2019

adalah sebesar Rp 38.081.836.207 (Tiga Puluh Delapan Milyar Delapan Puluh Satu Juta Delapan

Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Dua Ratus Tujuh Rupiah) dengan persentase realisasi sebesar 86,21%.

Tabel 19. Perbandingan Capaian Realisasi Anggaran Periode Tahun 2018 - 2019

Tahun Anggaran 2018 2019

Pagu (Rp) 46.258.719.000 44.172.717.000

Realisasi (Rp) 32.074.303.872 38.081.836.207

Persentase (%) 69,34 86,21

Pada grafik 11 dapat dilihat detail persentase realisasi anggaran dan juga perbandingannya

terhadap pencapaian indikator kinerja kegiatan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Grafik 11. Perbandingan Realisasi Anggaran dan Persentase Capaian IKK Tahun 2019

Dalam mencapai indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan, Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian memiliki 8 (delapan) output yang dilaksanakan. Pada grafik 12 dapat dilihat

persentase pagu dan realisasi anggaran berdasarkan masing-masing output.

Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yangdiselesaikan tepat waktu

Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasidari industri formulasi menjadi industri berbasis riset(kumulatif)

Jumlah baku sediaan farmasi yang siap diproduksi didalam negeri (kumulatif)

104,05%

122,22%

111,11%

89,22%

89,89%

90,27%

Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung Capaian IKK

Page 52: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

39

Grafik 12. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Output Tahun 2019

Monitoring dan evaluasi atas kinerja pelaksanaan anggaran dilakukan oleh Kementerian

Keuangan melalui aplikasi SMART/e-Monev DJA (Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu).

Aplikasi SMART merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk mengukur tingkat

penyerapan anggaran dan realisasi output. Dengan aplikasi ini, diharapkan proses pelaporan hasil

monitoring dan evaluasi anggaran menjadi lebih sederhana, terupdate secara online sehingga

perolehan data lebih akurat.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dari aplikasi SMART, pencapaian kinerja Direktorat

Produksi dan Distribusi Kefarmasian termasuk dalam kategori sangat baik, yaitu sebesar 91,38%.

Meskipun penyerapan anggaran hanya 86,21% namun mampu menghasilkan capaian keluaran

kegiatan sebesar 97,74% yang berarti telah melakukan efisiensi atau penghematan penggunaan

anggaran sebesar 16,25.

Grafik 13. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kinerja melalui Aplikasi SMART DJA Tahun 2019

Sumber : Aplikasi SMART DJA

0 5.000.000.00010.000.000.00015.000.000.000

Layanan perkantoran

Layanan dukungan manajemen satker

Layanan sarana dan prasarana internal

Pembinaan teknis terhadap industri farmasi danindustri bahan baku farmasi menuju industri…

NSPK produksi dan distribusi kefarmasian

Sertifikasi di bidang produksi dan distribusikefarmasian

Sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi danpangan yang dibina

Bahan baku sediaan farmasi dalam negeri yangdikembangkan untuk siap diproduksi

1.743.342.000

1.203.347.000

2.896.880.000

7.827.420.000

5.593.377.000

1.502.351.000

12.376.863.000

11.029.137.000

1.623.234.573

1.043.140.800

2.435.308.900

6.979.625.550

5.197.612.450

1.452.576.400

11.168.684.850

9.808.182.214

Realisasi Pagu

Page 53: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

40 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Di bawah ini adalah analisa efisiensi berdasarkan indikator kinerja kegiatan di Direktorat

Produksi dan Distribusi Kefarmasian tahun 2019 sebagai berikut:

1. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

Indikator kinerja kegiatan jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di

dalam negeri (kumulatif) terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran disebabkan karena

alokasi anggaran untuk penelitian 15 bahan baku pada pelaksanaanya menghasilkan 17 bahan

baku. Hal ini dikarenakan pada satu judul penelitian dapat menghasilkan lebih dari satu bahan

baku obat-bahan baku obat tradisional.

2. Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri

berbasis riset (kumulatif)

Indikator kinerja kegiatan jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari

industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) dari target 9 industri dapat tercapai

11 industri, hal ini disebabkan adanya regulasi yang mendorong iklim berusaha dan

pengembangan industri farmasi berbasis riset melalui Inpres No.6 Tahun 2016 tentang

Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan dan Permenkes No.17 Tahun

2017 tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Peraturan

Pemerintah No.45 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.94 Tahun 2010

tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun

Berjalan yang memberikan insentif terhadap investasi pada industri pionir, industri yang

melakukan research and development dan adanya rancangan peraturan Tingkat Kandungan

Dalam Negeri (TKDN) yang akan dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian sebagai dasar

pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah. Selain itu juga dilakukan pembinaan teknis

terhadap industri farmasi melalui pertemuan ataupun pendampingan secara langsung melalui

audiensi.

3. Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu

Indikator kinerja kegiatan layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat

waktu terdapat efisiensi dalam penggunaan anggaran dipengaruhi oleh:

a) Adanya dukungan dari peraturan perundangan, yaitu Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun

2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dan Permenkes

No.26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik

Sektor Kesehatan

b) Digital signature pada proses sertifikasi produksi dan distribusi kefarmasian

Page 54: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

41

C. SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung

tercapainya indikator kinerja. Secara teknis SDM dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai

tujuan apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di bidangnya. Apabila SDM

yang dimiliki mempunyai motivasi tinggi, kreativitas, kredibilitas tinggi, mampu beradaptasi dan

mampu mengembangkan inovasi dengan perkembangan teknologi dan situasi maka pencapaian

kinerja tentunya dapat semakin membaik. Pengembangan karir juga diperlukan sebagai faktor

penunjang dalam mewujudkan SDM yang berkualitas.

Keadaan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

sampai akhir tahun 2019 berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang dengan rincian sebagaimana diuraikan

sebagai berikut:

Tabel 20. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah

Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama 1

Jabatan Administrasi

Administrator 4

Pengawas 9

Pelaksana 19

Jumlah 33

Diagram 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jabatan

Gambar 17. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Golongan

3,03%

12,12%

27,27%

57,58%

Jabatan PimpinanTinggi Pratama

Jabatan AdministrasiAdministrator

Jabatan AdministrasiPengawas

Jabatan AdministrasiPelaksana

1 22 10

GOL.II GOL.III GOL.IV

Page 55: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

42 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Diagram 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Golongan

Diagram 4. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Diagram 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jenjang Pendidikan

3,03%

66,67%

30,30% Golongan II

Golongan III

Golongan IV

3,03%

27,27%60,61%

9,09%

S3

S2

S1

D3

1

20

9

3 D3

S1

S2

S3

Page 56: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

43

Diagram 6. Jumlah dan Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian Tahun 2019 Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis dan tingkat pendidikan menunjukkan kekuatan sumber daya manusia di lingkungan

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Dengan kondisi yang ada dirasa perlu selalu

dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Produksi dan

Distribusi Kefarmasian sehingga akan mampu memberikan masukan, mendukung dan

melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan.

33,33%

(11 orang)

66,67%

(22 orang)

Pria Wanita

Page 57: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

44 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

BAB IV

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian 2019 merupakan

perwujudan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran dalam mencapai

sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun. Berdasarkan tugas dan fungsi

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015, Direktorat Produksi

dan Distribusi Kefarmasian telah mampu merealisasikan kegiatan yang merupakan penjabaran dari

program dan sasaran dalam upaya peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian, hal ini tampak pada

realisasi indikator kinerja kegiatan di tahun 2019 yang telah menunjukkan perbaikan yang ditandai dengan

pencapaian kinerja melebihi target yang dtelah ditentukan.

Langkah-langkah strategis dalam upaya perbaikan pencapaian kinerja pada tahun 2020 adalah

sebagai berikut:

1. Memfokuskan penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada pengembangan bahan baku

obat kimia, herbal dan bioteknologi salah satunya melalui roadmap pengembangan vaksin halal

2. Menyiapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan bahan baku obat

3. Meningkatkan koordinasi dan sinergisme forum ABGC (Academic, Business, Government dan

Community) sebagai wadah bersama untuk menciptakan networking dan kerjasama sekaligus

membahas hambatan dan peluang dalam pengembangan industri farmasi indonesia

4. Pengembangan sistem aplikasi perizinan untuk mendukung kemudahan pelaksanaan evaluasi

sertifikasi sarana produksi dan distribusi kefarmasian.

5. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia yang melaksanakan evaluasi sertifikasi sarana produksi

dan distribusi kefarmasian melalui pelatihan-pelatihan.

Keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2019 diharapkan dapat menjadi acuan dalam

melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya

sehingga kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian diharapkan dapat

memberikan informasi secara transparan kepada pihak terkait sehingga dapat dimanfaatkan untuk bahan

evaluasi kinerja, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan

pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang

diperlukan.

Page 58: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

45

LAMPIRAN 1

PERJANJIAN KINERJA

DIREKTORAT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

TAHUN 2019

Page 59: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

46 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 60: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

47

Page 61: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

48 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

LA

MP

IRA

N 2

LE

MB

AR

PE

RH

ITU

NG

AN

PE

RS

EN

TA

SE

LA

YA

NA

N I

ZIN

IN

DU

ST

RI

SE

DIA

AN

FA

RM

AS

I Y

AN

G

DIS

EL

ES

AIK

AN

TE

PA

T W

AK

TU

Page 62: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

49

LA

MP

IRA

N 3

SO

P P

EN

GU

MP

UL

AN

DA

TA

LA

PO

RA

N T

AH

UN

AN

KIN

ER

JA

DIR

EK

TO

RA

T P

RO

DU

KS

I D

AN

DIS

TR

IBU

SI K

EF

AR

MA

SIA

N (

LA

KIP

)

Page 63: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

50 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 64: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

51

Page 65: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

52 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 66: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

53

LA

MP

IRA

N 4

SO

P P

EN

YU

SU

NA

N L

AP

OR

AN

TA

HU

NA

N K

INE

RJ

A

DIR

EK

TO

RA

T P

RO

DU

KS

I D

AN

DIS

TR

IBU

SI K

EF

AR

MA

SIA

N (

LA

KIP

)

Page 67: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

54 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 68: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

55

Page 69: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

56 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 70: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

57

LA

MP

IRA

N 5

SO

P E

VA

LU

AS

I P

EN

GU

KU

RA

N K

INE

RJA

DIR

EK

TO

RA

T P

RO

DU

KS

I D

AN

DIS

TR

IBU

SI K

EF

AR

MA

SIA

N (

LA

KIP

)

Page 71: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

58 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 72: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

59

Page 73: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

60 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 74: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

61

LAMPIRAN 6

TIM OPTIMALISASI CAPAIAN INDIKATOR

DIREKTORAT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TAHUN 2019

Page 75: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

62 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

Page 76: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

63

Page 77: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

64 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

LAMPIRAN 7

TIM PENYUSUN LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TAHUN 2019

Page 78: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019

65

Page 79: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2019 · obat tradisional diselenggarakan di Yogyakarta pada 20-21 Agustus 2019. Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek,

66 Laporan Kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2019