LAPORAN AKHIR TAHUN -...

32
LAPORAN AKHIR TAHUN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI SEBESAR 30% MELALUI INTENSIFIKASI DAN INTEGRASI TERNAK DAN TANAMAN DI PROVINSI BENGKULU Tim Pengkaji: Dedi Sugandi Wisri Puastuti Harwi Kusnadi Yahumri Yulie Oktavia Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu 38119 Telp. (0736) 23030 Fax (0736) 23030 E-mail: bptp-bengkulu@litbang/deptan.go.id 2011 Kode Registrasi :633996-2010-4.3-6

Transcript of LAPORAN AKHIR TAHUN -...

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI SEBESAR 30% MELALUI INTENSIFIKASI DAN INTEGRASI TERNAK DAN

TANAMAN DI PROVINSI BENGKULU

Tim Pengkaji:

Dedi Sugandi Wisri Puastuti Harwi Kusnadi

Yahumri Yulie Oktavia

Kementerian Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu 38119 Telp. (0736) 23030 Fax (0736) 23030

E-mail: bptp-bengkulu@litbang/deptan.go.id

2011

Kode Registrasi :633996-2010-4.3-6

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Peningkatan Pendapatan Petani Sebesar 30% Melalui Intensifikasi dan Integrasi Ternak dan Tanaman di Provinsi Bengkulu.

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu. 3. Alamat Unit Kerja : Jalan Irian Km 6,5 Bengkulu 38119 4. Sumber Dana : DIPA BBP2TP TA. 2011 5. Status Kegiatan : Baru 6. Penanggung Jawab

a. Nama : Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP b. Pangkat/golongan : Pembina Utama/IVb c. Lokasi : Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

7. Agroekosistem : Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah

8. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun 9. Tahun dimulai : 2011 10. Biaya : Rp. 88.534.000 (Delapan Puluh Delapan Juta Lima Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah).

Mengetahui Kepala Balai,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Penanggung Jawab Kegiatan,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga laporan akhir tahun ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Biaya Pengkajian Kompetitif ini bersumber dari Satker Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Bogor, dengan

tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani sebesar 30% melalui intensifikasi

dan integrasi ternak dan tanaman. Laporan ini berisi tentang hasil kegiatan dari

awal hingga akhir kegiatan dan dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban

pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Balai.

Akhirnya Kami sampaikan terima kasih kepada Kepala Balai yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyempurnaan penulisan laporan ini,

serta kepada semua pihak yang telah mendukung dan bekerjasama dalam

kegiatan pengkajian ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan.

Bengkulu, Desember 2011 Penanggung jawab,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

iv

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................ iv DAFTAR TABEL ....................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi I. PENDAHULUAN ....................................................... ..................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2. Tujuan .................................................................................... 3 1.3. Keluaran ................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4 III. METODE PELAKSANAAN......... ........................................................ 6

3.1. Waktu dan Lokasi Kegiatan ...................................................... 6 3.2. Metode Pengkajian Percobaan....................................... .......... 6 3.3. Pengamatan Data...................................... ............................. 7 3.4. Analisis Data..................................................... ...................... 7

IV. HASIL dan PEMBAHASAN …………… ................................................. 8 4.1. Karakteristik Lokasi Pengkajian ................................................ 8

4.2. Optimasi Pemanfaatan Limbah Tanaman Sawit untuk Pakan .................................................................................... 9 4.3. Peningkatan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Melalui Penggunaan Kompos .............................................................. 10 4.4. Peningkatan Pendapatan Petani ............................................... 12

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 12 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 12 5.2. Saran. .................................................................................... 12 VI. KINERJA HASIL PENGKAJIAN.. ........................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Komposisi pakan perlakuan pada pengkajian ternak sapi. ..................... 6

2. Komposisi pupuk pada pengkajian tanaman kelapa sawit. .................... 7

3. Jumlah dan rata-rata pertambahan berat badan sapi per Perlakuan ......................................................................................... 9

4. Jumlah dan rerata berat TBS setiap pengamatan per perlakuan ............ 10

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil uji varian terhadap peubah pertambahan berat badan sapi. .......... 17

2. Hasil uji varian terhadap peubah produksi TBS pada tanaman sawit. ..... 18

3. Data hasil penghitungan berat badan sapi per perlakuan....................... 19

4. Data jumlah dan rata-rata hasil penghitungan pertambahan berat badan sapi per perlakuan.. .................................................................. 20

5. Data jumlah dan rata-rata produksi TBS sawit per perlakuan ................. 21

6. Foto-foto kegiatan “Pengkajian Peningkatan Pendapatan Petani Sebesar 30% Melalui Intensifikasi dan Integrasi Ternak dan Tanaman di Provinsi Bengkulu” .......................................................................... 24

7. Data curah hujan harian di Pos Hujan Sukaraja Januari-Oktober 2011 .................................................................................................. 26

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

vii

RINGKASAN

Perkembangan populasi ternak ruminansia di Indonesia menunjukkan hal yang kurang menggembirakan, sehingga produksi daging dan susu nasional saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhambatnya pengembangan populasi ternak ruminansia di Indonesia adalah semakin terbatasnya lahan pertanian, baik sebagai basis pengembangan ternak maupun sebagai sumber pakan hijauan, sehingga jumlah dan nilai gizi pakan yang diberikan peternak belum mencukupi kebutuhan gizi, sehingga penampilan sapi belum sesuai dengan potensi genetiknya. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan, perkembangannya cukup pesat terutama di Sumatera dan Kalimantan. Kelapa sawit menghasilkan produk samping baik dari lapangan maupun pabrik yang bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Pengertian Intensifikasi disini adalah mengintensifkan pemeliharaan kelapa sawit dengan memberikan pupuk kimia dan pupuk organik secara teratur, sedangkan untuk sapi diberikan pakan tambahan sehingga tidak hanya mengandalkan rumput alam. Integrasi disini adalah mengintegrasikan pemeliharaan kelapa sawit dan sapi dalam kegiatan terpadu dimana sapi diberi pakan tambahan yang berasal dari limbah pabrik kelapa sawit (solid) sedangkan kelapa sawit dipupuk dengan kotoran sapi yang sudah dikomposkan. Pengkajian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai pakan tambahan untuk ternak ruminansia (sapi) yang dapat meningkatkan tambahan berat harian sehingga meningkatkan pendapatan petani lebih cepat dibanding bila sapi hanya diberi pakan tradisional berupa pakan hijauan alami. Pengkajian ini merupakan kegiatan integrasi sapi dan kelapa sawit dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 (tiga perlakuan) yaitu: diberi pakan rumput lapangan+solid 2,5% berat badan, pakan rumput lapangan 50%+pelepah sawit 50%, dan pakan rumput lapangan 50%+pelepah sawit 50%+solid 2,5% berat badan dengan 4 (empat) ulangan. Sebagai kontrol sapi diberi pakan rumput lapangan saja. Sedangkan tanaman kelapa sawit dirancang 2 (dua perlakuan) yaitu: pupuk NPK 75%+kompos 25% dan NPK 50%+Kompos 50%, sedangkan kontrol dengan aplikasi pemupukan NPK 100%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan sapi perlakuan A, B, C, dan D masing-masing 0,584 kg, 0,411 kg, 0,425 kg, dan 0,667 kg. Pertambahan bobot tertinggi terdapat pada perlakuan D (0,667 kg/hari), sedangkan yang terendah pada perlakuan B (0,411 kg/hari). Sedangkan rata-rata produksi TBS tanaman kelapa sawit perlakuan A, B, dan C masing-masing, 1.828,5 kg/ha/panen, 1.667,5 kg/ha/panen, dan 1.667,5 kg/ha/panen, tertinggi pada perlakuan A dan terendah pada perlakuan B dan C. Tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan pada sapi dan sawit.

Kata kunci: intensifikasi, integrasi, sapi, kelapa sawit, limbah.

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

mencapai rataan 1,36% per tahun, populasi Indonesia mencapai lebih dari 228

juta jiwa dengan rataan kepadatan mencapai 123 jiwa per km2 (BPS, 2008).

Pertambahan populasi menuntut ketersediaan pangan yang memadai, termasuk

produk peternakan (daging dan susu). Disisi lain pertumbuhan ternak ruminansia

cenderung melambat (6-8%) per tahun. Sumbangan peternakan terhadap

pengadaan daging nasional pada tahun 2002 adalah 1,9 juta ton, sementara

kebutuhan pada tahun yang sama 1,95 juta ton (Direktorat Jenderal Bina

Produksi Peternakan, 2003). Dari angka tersebut terlihat ada kekurangan daging

yang perlu diimpor. Kondisi tersebut tidak dapat dipertahankan dan perlu diambil

langkah-langkah untuk mengatasinya.

Integrasi usaha peternakan dengan tanaman perkebunan kelapa sawit

memberikan dampak yang sangat besar, terutama dalam memperbaiki

manajemen pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan pengelolaan sapi yang

efektif untuk peningkatan produktivitasnya (Zainudin dan Zahari, 1992; Damanik,

1994). Integrasi tanaman kelapa sawit dan ternak sapi yang dikembangkan oleh

PT. Agricinal di Bengkulu memberi manfaat dan nilai tambah bagi karyawan

maupun petani plasma yang dibinanya. Disisi lain integrasi tanaman kelapa sawit

dan sapi membuka peluang pengembangan agribisnis ternak sapi dan

perkebunan sawit yang dapat menjadi sentra bibit sapi dan industri jagung.

Dalam jangka panjang hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia

terhadap impor dan sapi bakalan terutama dari negara Australia yang pada tahun

2003 mencapai sekitar 400 ribu ekor (Puslitbangnak, 2003), member peluang

untuk terciptanya lapangan kerja, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)

serta menjaga kelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah kebun dan

pabrik secara optimal ( Soentoro dan Azmi, 2003).

Data tahun 2007 Provinsi Bengkulu mempunyai luas tanaman kelapa

sawit rakyat telah mencapai 105.854 ha dengan produksi 1.126.856 ton tandan

buah segar (TBS). Petani memakai pupuk Phonska dan dolomite serta pupuk

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

2

kandang yang didatangkan dari provinsi tetangga (Sumatera Barat). Sedangkan

jumlah ternak sapi di Provinsi Bengkulu 2009 sebanyak 97.500 ekor. Sapi potong

merupakan salah satu komoditas unggulan yang dapat memenuhi kebutuhan

protein hewani dan telah berkembang di Kabupaten Seluma. Populasi sapi di

Kabupaten Seluma tahun 2009 mencapai 16.000 ekor. Ketersediaan pakan

untuk kecukupan konsumsi selama terjadinya proses perkembangan dan

penggemukan ternak sapi juga harus terpenuhi dan belum berbasiskan

sumberdaya lokal, begitu juga dengan penggalian sumber pakan lokal terutama

untuk sapi potong belum dilakukan secara maksimal. Sehingga penyediaan

hijauan untuk kebutuhan ternak sapi semakin terbatas dan perlu didukung

dengan pemberian pakan melalui pengoptimalan pemanfaatan limbah tanaman

sebagai salah satu bahan penyusun pakan yang dapat meningkatkan

produktivitas ternak selain pemberian hijauan. Selama ini petani mengandalkan

rumput alam yang terdapat disekitar desa dengan disabitkan. Pelepah sawit

merupakan sumber pakan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Solid dalam

bahasa jawa disebut ” blondho sawit ” adalah limbah padat hasil samping

prosesing pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak

mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Bentuk dan konsistensinya

seperti ampas tahu namun berwarna coklat gelap, berbau asam-asam manis,

masih mengandung minyak CPO sekitar 1,5%. Pemanfaatan limbah industri sawit

berupa solid sebagai pakan ternak sapi memberikan hasil positif dan memberikan

peluang kepada masyarakat yang memelihara ternak sapi untuk memanfaatkan

solid bagi kecukupan dan kebutuhan pakan ternak sapinya. Akan tetapi solid

masih belum banyak dimanfaatkan untuk pakan sapi, terbukti masih banyaknya

solid yang dibuang oleh pabrik pengolahan kelapa sawit.

Limbah ternak berupa kotoran sapi belum dimanfaatkan secara efektif

untuk memupuk tanaman sawit karena petani lebih menyukai pupuk kimia yang

praktis dan mendatangkan hasil yang lebih baik. Apabila hal ini berlangsung

terus-menerus akan mengakibatkan tanah menjadi kehilangan unsur hara dan

menjadi gersang, sehingga perlu ada upaya perbaikan antara lain dengan

penambahan kompos dari kotoran sapi di lahan tanaman kelapa sawit.

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

3

Pengkajian intensifikasi dan integrasi ternak dengan tanaman sawit

diharapkan dapat diperoleh manfaat ganda melalui pemanfaatan pupuk kandang

untuk tanaman sawit dan optimasi penggunaan limbah tanaman sawit dalam

bentuk pelepah daun sawit dan solid untuk pakan. Dampak dari manfaat ganda

tersebut akan diperoleh peningkatan produktivitas tanaman maupun ternak yang

berujung pada efesiensi penggunaan input dan meningkatnya pendapatan

petani.

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

4

I. TINJAUAN PUSTAKA

Sapi potong sebagai ternak ruminansia, kebutuhan dasarnya yang utama

adalah pakan sumber serat, yang umumnya berasal dari pakan hijauan alam.

Sapi memiliki kemampuan untuk mengolah bahan pakan yang tidak dapat

dimanfaatkan oleh manusia menjadi produk sumber pangan dan sandang seperti

daging dan kulit (Mathius, 2009).

Perkembangan kelapa sawit yang pesat di Indonesia didukung oleh

kondisi tanah dan iklim yang memang sesuai untuk tanaman kelapa sawit yang

merupakan salah satu keuntungan komparatif Indonesia dalam mengembangkan

perkembangan dan industri minyak kelapa sawit (Elizabeth dan Ginting, 2003).

Kebun kelapa sawit menghasilkan hasil sampingan berupa pelepah

beserta daun serta limbah pabrik berupa solid dan tandan kosong. Produk utama

proses ekstraksi buah kelapa sawit (crude palm oli/CPO), sementara hasil ikutan

yang diperoleh berupa tandan kosong, serat perasan, sapi dan sawit (solid), dan

sapi dan sawit kering (solid heavy phase) berwarna kecoklatan yang dihasilkan

dari cairan limbah sawit dengan menggunakan filter membran keramik dengan

maksud meminimalkan polusi limbah cair dari industri kelapa sawit yang

mencemari lingkungan (Sinurat et al., 2008). Liwang (2003) melaporkan bahwa

produksi minyak sawit yang dihasilkan adalah 4 ton per tahun. Jumlah tersebut

diperoleh dari + 16 ton tandan buah segar (TBS) (Jalaluddin et al., 1991). Dari

setiap 1.000 TBS diperoleh hasil ikutan sejumlah 230 kg tandan kosong, 294 kg

lumpur sawit dan 180 kg serat perasan. Jumlah produk samping tanaman dan

hasil ikutan olahan kelapa sawit tersedia dalam jumlah yang banyak dan belum

dimanfaatkan secara optimal (Mohammad et al., 1986), khususnya sebagai

bahan dasar ransum ruminansia (Jalaluddin et al., 1991b; Noel, 2003).

Kandungan nutrisi Solid berdasarkan hasil analisis proksimat laboratorium nutrisi

ternak Fakultas Peternakan Universitas Bengkulu, adalah berupa; Bahan Kering

(BK) 49,57%., Protein Kasar (PK) 10,16%., Lemak Kasar (LK) 12,90%., Serat

Kasar (SK) dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) sebesar 23,17%.

Hasil pengamatan pada PT. Agrisinal menunjukkan bahwa setiap pohon

kelapa sawit TM dapat menghasilkan 22 pelepah per tahun (Diwyanto et al.,

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

5

2004) dengan rataan berat pelepah per buah mencapai 7 kg. Jumlah ini setara

dengan 20 ribu kg (22 x 130 pohon x 7 kg) pelepah segar yang dihasilkan dalam

satu tahun untuk setiap satu hektar kebun kelapa sawit. Jumlah ini diperoleh

dengan asumsi bahwa semua bagian pelepah dapat dimanfaatkan dan total

bahan kering yang dihasilkan dalam setahun 5.214 kg. Dengan asumsi bahwa

luas perkebunan kelapa sawit yang telah berproduksi 5 juta ha (Sekretariat

Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008), maka jumlah bahan kering pelepah yang

tersedia untuk dimanfaatkan sebagai sumber pakan serat/hijauan adalah

sejumlah 26,4 juta ton. Komposisi nutrisi pelepah sawit berdasarkan hasil analisis

laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Departemen Peternakan FP USU (2005),

adalah berupa; Protein Kasar (PK) 6,5%., Lemak Kasar (LK) 4,47%., Serat Kasar

(SK) 32,55%, Bahan Kering (BK) 93,4%, TDN 56%. Dilihat dari kandungan serat

kasar, maka pelepah daun sawit dapat dijadikan sebagai sumber pengganti serat

kasar. Pelepah daun sawit dapat menggantikan rumput sampai 80 persen tanpa

mengurangi laju pertumbuhan bobot badan sapi yang sedang tumbuh. Pelepah

dapat diberikan dalam bentuk segar atau diproses terlebih dahulu menjadi silase

(Siti, 2011).

Menurut Mathius et al., (2003) menyatakan bahwa kurangnya jumlah dan

nilai gizi yang diberikan petani menyebabkan pertumbuhan sapi tidak dapat

berkembang sesuai dengan potensi genetiknya. Selanjutnya Wan Zahari et al.,

(2003) melaporkan bahwa pemberian pelepah sebagai bahan dasar pakan untuk

jangka waktu yang panjang menghasilkan kualitas karkas yang baik.

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

6

II. METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Lokasi Pengkajian

Kegiatan pengkajian integrasi sapi dan kelapa sawit dilaksanakan di Desa

Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Waktu pelaksanaan pengkajian dimulai Bulan September 2011 sampai Desember

2011.

3.2. Metode Pengkajian Percobaan

Pengkajian intensifikasi dan integrasi ternak dan tanaman menggunakan

ternak sapi Bali jantan dan tanaman kelapa sawit (Gambar 2). Hal ini didasarkan

pada hasil penelitian sebelumnya dimana sapi tersebut telah lama beradaptasi

dengan lingkungan setempat dan digunakan untuk berbagai program

pengembangan ternak sapi di Provinsi Bengkulu.

Integrasi sapi dan kelapa sawit diawali dengan pengkajian optimasi

pemanfaatan limbah tanaman untuk pakan sapi yang dirancang melalui

pendekatan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga jenis perlakuan dan

diulang sebanyak 4 ulangan. Komposisi pakan perlakuan pada pengkajian

tersebut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi pakan perlakuan pada pengkajian ternak sapi.

No Perlakuan

Pakan Rumput

Lapangan (%) Pelepah

Sawit (%) Solid

(% Berat Badan)

1. A 100 - 2,5 2. B 50 50 - 3. C 50 50 2,5 4. D (Kontrol) 100 - -

Jumlah pakan yang diberikan setiap hari sebanyak 10% dari berat badan

sapi. Sedangkan pakan tambahan diberikan dalam bentuk solid. Masing-masing

perlakuan dilaksanakan oleh 4 petani kooperator. Jadi, jumlah petani kooperator

sebanyak 16 orang.

Kegiatan kedua adalah peningkatan produktivitas kelapa sawit melalui

penggunaan pupuk kompos dari kotoran ternak sapi. Rancangan pengkajian

seperti berikut : Tanaman kelapa sawit yang dimiliki petani kooperator diberi

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

7

perlakuan pupuk kompos secara bertingkat yang dikombinasikan dengan pupuk

kimia dengan rancangan pengkajian seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi pupuk pada pengkajian tanaman kelapa sawit.

No Perlakuan Pupuk Pupuk NPK (%) Kompos Kotoran Sapi (%)

1. A 75 25 2. B 50 50 3. C (Kontrol) 100 0

3.3. Pengamatan Data.

Pengamatan ternak sapi Bali dilakukan terhadap data pertambahan bobot

badan harian (PBBH) (Lampiran 3). Untuk mendapatkan data tersebut, dilakukan

pengukuran panjang badan dan lingkar dada dengan menggunakan alat ukur

yang dapat dikonversi terhadap bobot badan ternak (lampiran 4). Pengamatan

tanaman sawit dilakukan pada produksi kelapa sawit. Data yang diambil

merupakan hasil penimbangan panen sawit yang dilakukan setiap 20 hari sekali,

kemudian dibandingkan pada masing-masing perlakuan (Lampiran 5).

Pengamatan dirancang selama 4 bulan.

3.4. Analisis Data.

Analisis data untuk perlakuan dilakukan dengan uji statistik beda nyata,

menggunakan analisis uji lanjut DMRT dan juga ditampilkan analisis secara

deskriptif. Analisis pendapatan dilakukan dengan cara menghitung selisih dari

penerimaan dan pengeluaran kedua jenis usaha dalam jangka waktu satu

periode pemeliharaan ternak sapi dan untuk kelapa sawit dilakukan selama satu

tahun pemeliharaan.

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Lokasi Pengkajian.

Desa Lokasi Baru merupakan desa baru hasil pemekaran dari Desa Talang

Benuang di Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma. Luas wilayah Desa

Lokasi Baru mencapai 503 ha dengan topografi dataran. Perbatasan desa di

sebelah utara dengan Desa Talang Benuang, sebelah timur dengan Desa Suka

Maju, sebelah selatan dengan Desa Dermayu dan sebelah barat dengan Desa

Suka Sari. Jumlah penduduk Desa Lokasi Baru 2010 mencapai 1.453 jiwa dengan

713 KK. Dari 503 ha seluas 232 ha dimanfaatkan sebagai lahan pertanian

persawahan, perkebunan karet dan sawit serta lahan tidur, 155 ha digunakan

sebagai pemukiman dan 166 ha lain-lain. Iklim dalam setahun ada 2 macam

yaitu kemarau dan hujan.

Wilayah Desa Lokasi Baru terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Sumber Rukun

dan Dusun Sumber Rejo. Mata pencaharian penduduk desa antara lain petani,

pedagang, buruh tani, PNS, honorer, guru, dan tenaga medis. Desa Lokasi Baru

juga dikenal dengan ternaknya antara lain ayam/itik dengan jumlah 890/150

ekor, kambing 140 ekor, sapi PO 105 ekor dan sapi Bali 175 ekor.

Ternak sapi menjadi andalan bagi masyarakat Desa Lokasi Baru untuk

meningkatkan kesejahteraan. Hal ini ditunjukkan dengan seringnya sapi keluar

masuk desa baik bangsa sapi PO maupun Bali. Pemeliharaan sapi ditujukan

untuk pengembangan dan penggemukan. Kandang dibuat terpisah dengan

rumah penduduk. Sapi dikeluarkan dari kandang pada siang hari dan masuk

kandang lagi pada malam hari. Pakan yang diberikan berupa rumput lapang.

Sedangkan pakan tambahan yang diberikan berupa dedak padi dan solid. Akan

tetapi intensitas pemberiannya tidak secara rutin. Pelepah sawit dimanfaatkan

untuk pakan sapi pada saat panen dan pada saat tidak sempat mencari rumput.

Tanaman sawit sudah menjadi sumber pendapatan bagi warga di

samping tanaman karet. Umur rata-rata tanaman sawit sudah di atas 10 tahun.

Pemberian pupuk kimia dilakukan sekali setahun dengan jenis pupuk urea dan

SP 36 dengan dosis yang rendah. Pemberian pupuk organik hanya diberikan

dalam bentuk pupuk kandang belum diolah menjadi kompos. Pemberian pupuk

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

9

organik dilakukan setiap 4 bulan sekali dengan dosis pupuk kandang rata-rata

25 kg setiap tanaman.

4.2. Optimasi Pemanfaatan Limbah Tanaman Sawit Untuk Pakan.

Dari pengkajian optimasi pemanfaatan limbah tanaman sawit untuk

pakan diperoleh data rata-rata pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi Bali

yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata pertambahan bobot badan harian sapi bali per perlakuan.

No Perlakuan Rata-rata (kg) Rata-rata/hari (kg)

1 A 40,87 0,584

2 B 28,80 0,411 3 C 29,76 0,425 4 D 46,68 0,667

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pertambahan bobot badan sapi

perlakuan A, B, C, dan D masing-masing 0,584 kg/hari, 0,411 kg/hari, 0,425

kg/hari, dan 0,667 kg/hari. Pertambahan bobot tertinggi terdapat pada perlakuan

D (0,667 kg/hari), sedangkan yang terendah pada perlakuan B (0,411 kg/hari).

Namun Dari hasil uji varian (uji F) menunjukan tidak berbeda nyata antar

perlakuan pada taraf 5% pada peubah penambahan bobot badan sapi

(Lampiran 1). Gambaran ini menunjukkan bahwa pelepah sawit dan solid dapat

digunakan sebagai pakan alternatif sebagai pengganti rumput, hal ini sejalan

dengan pernyataan Suryani (2011) bahwa pelepah daun sawit dapat

menggantikan rumput sampai 80 persen tanpa mengurangi laju pertumbuhan

bobot badan sapi yang sedang tumbuh. Dugaan kandungan serat kasar yang

tinggi pada pelepah daun sawit mempengaruhi pertambahan bobot badan sapi.

Sejalan dengan pendapat Sutardi (1980) bahwa kandungan serat kasar yang

tinggi mempengaruhi kecernaan bahan pakan.

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

10

Sedangkan solid sebagai pakan tambahan perlu diolah untuk

meningkatkan nutrisi. Menurut Ilham (2009) bahwa kandungan nutrisi lumpur

sawit (solid) tidak terlalu tinggi dan kaya kadar serat, sehingga diperlukan

teknologi pengolahan lumpur sawit, diantaranya melalui pembuatan pakan blok,

ammoniasi dan fermentasi. Proses fermentasi meningkatkan nilai gizi lumpur

sawit antara lain : protein kasar dari 11,9% menjadi 22,7%, protein sejati dari

10,4% menjadi 17,1%, energi metabolis (TME) dari 1593 Kkal menjadi 1717

Kkal/ kg, asam amino metionin dari 0,14% menjadi 0,16%, lisin dari 0,31 %

menjadi 0,36% serta menurunkan serat kasar dari 29,8% menjadi 18,6%, ADF

dari 44,3% menjadi 33,9% dan NDF dari 62,8% menjadi 54 % (Sinurat, 2007).

Dengan demikian kedepan penelitian ini perlu dilanjutkan guna

diperolehnya hasil yang optimal dari pemanfaatan limbah daun sawit sebagai

bahan pakan alternatif pengganti rumput.

4.3 Peningkatan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Melalui

Penggunaan Pupuk Kompos.

Dari hasil penimbangan diperoleh jumlah dan rata-rata berat produksi

Tandan Buah Segar (TBS) masing-masing perlakuan. Hasil penimbangan tandan

buah sawit disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata berat TBS tanaman kelapa sawit setiap pengamatan (panen) per perlakuan.

No Perlakuan Rata2/btg (kg) Rata2/ha (kg)

1 A 15,9 1.828,5 2 B 14,5 1.667,5 3 C 14,5 1.667,5

Rata-rata hasil penimbangan tandan buah sawit perlakuan A, B, dan C

masing-masing 1.828,5 kg/ha/panen, 1.667,5 kg/ha/panen, dan 1.667,5

kg/ha/panen (Tabel 4). Dari hasil penimbangan, produksi TBS kelapa sawit

tertinggi pada perlakuan A dan terendah pada perlakuan B dan C. Dari hasil uji

varian (uji F) menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan pada

taraf 5% pada peubah produksi TBS kelapa sawit (Lampiran 2). Hal ini

menunjukan bahwa, pupuk yang diaplikasikan pada tanaman sawit belum

menunjukan pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas tanaman sawit,

hal ini diduga akibat belum optimalnya penyerapan hara pupuk yang

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

11

diaplikasikan pada tanaman sawit dan penelitian baru dilakukan selama 3 bulan.

Kondisi seperti ini akan berdampak pada tingkat pelarutan hara pupuk dalam

tanah tidak optimal, sehingga tidak dapat diserap oleh akar tanaman yang ada di

bawahnya.

Disamping itu, karakteristik tanaman kelapa sawit sangat membutuhkan

air untuk pertumbuhannya. Kekurangan air dapat menurunkan produksi

sebanding dengan besarnya defisit air yang terjadi karena air berfungsi sebagai

pelarut terhadap pupuk yang diberikan sehingga tanaman dapat menyerap

nutrisi yang terdapat pada pupuk tersebut. Menurut Lumbangaol (2010), air

sangat berpengaruh terhadap banyaknya nutrisi yang dapat diserap oleh

tanaman. Bila dihubungkan dengan pupuk yang akan diaplikasikan maka curah

hujan (air) dengan jenis pupuk yang diaplikasikan merupakan hal yang tidak

dapat dipisahkan. Untuk itu pengamatan pada kegiatan ini masih akan dilakukan

hingga akhir kegiatan selama 12 kali periode panen kedepan.

4.4. Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Intensifikasi dan

Integrasi Ternak Sapi Bali dan Tanaman Kelapa Sawit.

Pendapatan petani melalui usaha ternak sapi belum menunjukan

gambaran yang dapat meningkatkan pendapatan petani karena dari pengamatan

pertambahan bobot badan sapi harian yang diberi 3 perlakuan A, B, dan C tidak

berbeda nyata dengan kontrol (Tabel 3), demikian juga dengan pendapatan dari

hasil perlakuan produktivitas tanaman sawit belum menunjukan gambaran yang

lengkap selama satu tahun dengan frekuensi panen sebanyak 18 kali, sementara

pengamatan produksi TBS tanaman kelapa sawit baru dilakukan sebanyak 6 kali

(4 bulan). Namun demikian intensifikasi dan integrasi ternak dengan tanaman

sudah dapat diperoleh dengan menekan biaya produksi dari kedua jenis usaha

sebagai dampak optimasi pemanfaatan limbah tanaman untuk pakan ternak, dan

penggunaan limbah ternak untuk sumber pupuk tanaman.

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pelepah daun sawit dan solid dapat digunakan sebagai pengganti

rumput untuk pakan ternak, baik diberikan tunggal maupun

campuran.

2. Hasil pengamatan pertambahan bobot badan sapi tertinggi terdapat

pada perlakuan D (0,667 kg/hari), sedangkan yang terendah pada

perlakuan B (0,411 kg/hari), namun secara statistik tidak ada

perbedaan yang nyata.

3. Penggunaan pupuk organik (kompos) dari kotoran ternak, belum

menunjukan hasil yang memadai karena waktu pelaksanaan

pengamatan belum sesuai, namun dari data sementara menunjukan

indikasi ke arah peningkatan produksi.

4. Pendapatan petani melalui usaha ternak, belum mengalami kenaikan

yang signifikan karena dari hasil analisis pertambahan bobot badan

sapi harian yang diberi 3 perlakuan tidak menunjukan perbedaan

yang nyata, demikian juga peningkatan produksi tanaman kelapa

sawit belum menunjukan hasil yang memuaskan karena pengamatan

produksi TBS tanaman kelapa sawit baru dilakukan sebanyak 6 kali

periode panen dari target 18 kali dalam satu tahun.

5.2. Saran

1. Untuk meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi pada pelepah

maupun solid kelapa sawit perlu pendekatan teknologi pengayaan

nutrisi.

2. Untuk mengetahui peningkatan pendapatan petani kelapa sawit, akan

dilakukan pengamatan produksi TBS kelapa sawit sampai Bulan Juli

2012.

3. Pencairan anggaran yang sangat terlambat menyebabkan hasil

pengkajian tidak optimal, sehingga perlu pembenahan manajemen

dan perencanaan yang lebih baik.

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

13

VI. KINERJA HASIL PENGKAJIAN

Kegiatan pengkajian integrasi sapi dan kelapa sawit dilaksanakan di Desa

Lokasi Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Waktu pelaksanaan pengkajian dimulai Bulan September 2011 sampai Desember

2011. Tahapan pelaksanaan kegiatan telah dilaksanakan dengan tujuan

meningkatkan pendapatan petani sebesar 30% melalui intensifikasi dan integrasi

ternak dan tanaman di Provinsi Bengkulu. Kegiatan yang telah dilaksanakan

meliputi kegiatan pengkajian optimasi pemanfaatan limbah tanaman sawit untuk

pakan dan pengkajian peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit melalui

penggunaan pupuk kompos.

Pengkajian optimasi pemanfaatan limbah tanaman sawit untuk pakan

dilaksanakan dengan kegiatan penggemukan sapi Bali selama 2,5 bulan dengan

memanfaatkan pelepah sawit dan solid yang merupakan limbah sawit. Sapi Bali

yang digunakan merupakan sapi milik peternak dengan jumlah 16 ekor untuk 4

perlakuan. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang

nyata perlakuan pakan terhadap pertambahan bobot badan sapi dari 4

perlakuan.

Pengkajian peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit melalui

penggunaan pupuk kompos dilaksanakan dengan kegiatan pemupukan tanaman

sawit dengan memanfaatkan kotoran sawi yang dikomposkan. Tanaman sawit

yang digunakan 60 batang untuk 3 perlakuan sehingga masing-masing perlakuan

20 batang. Pengamatan dilakukan pada saat panen TBS setiap 20 hari sekali.

Hasil uji varian (uji F) menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata antar

perlakuan pada taraf 5% pada peubah produksi TBS kelapa sawit.

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

14

DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2008. Badan Pusat Stasistik Indonesia. Damanik, K., 1994. Integrasi Ternak Domba dengan Perkebunan Kelapa Sawit.

Prospek dan Tantangannya. Prosiding Ruminansia Kecil. Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian Sei. Putih. Sub Balitnak Sei. Putih.

Direktoral Jenderal Bina Produksi Peternakan, 2002. Integrasi Ternak dengan

Perkebunan Kelapa Sawit. Departemen Pertanian. Direktoral Jenderal Bina Produksi Peternakan, 2008. Buku Statistik Peternakan

2003. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Direktoral Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2007. Statistik Perkebunan Kelapa

Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta. Diwiyanto, K., D. Sitompul, I.Manti, I-Wayan Mathius, dan Soentoro, 2004.

Pengkajian Pengembangan Usaha Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Pros. Lokakarya Nasional Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Departemen Pertanian Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan PT. Agrisinal. Bengkulu 9-10 September 2003. hal: 11-22.

Elizabeth, J., dan S.P. Ginting, 2003. Pemanfaatan Hasil Samping Industri Kelapa

Sawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Pros. Lokakarya Nasional Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Departemen Pertanian Bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan PT. Agrisinal. Bengkulu 9-10 September 2003. hal: 110-119.

Jalaluddin, S., Z.A. Zelan, N. Abdullah, and Y.H.Ho, 1991a. Recent Developments

in the Oil PalmBy-Product Based Ruminant Feeding System, MSAP, Penang, Malaysia pp: 35-44.

Jalaluddin, S., Z.A. Zelan, N. Abdullah, and H.Kudo, 1991b. Strategies for Animal

Improvement in Southeast Asia. In Utilization of Feed Resources in Relation to Utilization and Physiology of Ruminant in the Tropics. Trop. Agric. Res. Series. No. 25: 67-76.

Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, 2005. Departemen Peternakan, FP USU,

Medan. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu. Liwang, T., 2003. Palm Oil Mill Management. Buroptrop Bull No 29:38.Palm Oil

Mill Management. Butotrop Bull No 29:38.

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

15

Lumbangaol, P., 2010. Pedoman Pembuatan Dosis Pupuk Kelapa Sawit. Rekomendasi Pupuk Kelapa Sawit.

Mathius. I-W., J.E. van Eys, M. Rangkuti, N.Thomas, and W.L. Johnson, 1984. Karakteristik Sistem Pemeliharaan Ternak Ruminansia Kecil di jawa Barat. Aspek Makanan. In. Pros. Domba dan Kambing di Indonesia. Puslitbangnak-Deptan.Bogor Indonesia. p:37-41.

Mathius, I-W., 2009. Produk Samping Industri Kelapa Sawit dan Teknologi

Pengayaan Sebagai Bahan Pakan Sapi yang terintegrasi. Dalam: Sistem Integrasi Ternak Tanaman: Padi-Sawit-Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Pertanian 2009. Fagi et al., (Eds).

Mathius, I-W., Azmi, A.R. Setioko, B.P. Manurung, D.M. Sitompul, dan Rochman,

2004. Pemanfaatan Produk Samping Tanaman Kelapa Sawit sebagai Bahan Dasar pakan Sapi. Laporan Akhir Penelitian Peternakan. Proyek PAATP dan Bagian Proyek Penelitian Peternakan Ciawi-Bogor. Badan Litbang Pertanian.

Mohammad, H., H.A. Halim, and T.M. Ahmad, 1986. Availability and Potential of

Oil Palm Trunk and Fronds up to the 2000. Palm Oil Research of Malaysia (PORIM) 20:1-17.

Noel, J.M., 2003. Product and by-product. Burotrop 19:8. Puslitbangnak, 2003. Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan Pengembangan

Peternakan. 2003. Sinurat. A.P., 2007. http: //www.sinartani.com/index.php?option= com_ content

&view =article&id=2712&catid= 315:kebun&Itemid =573 diakses pada tanggal 30 Juni 2011.

Sinurat, A.P., T. Purwadaria, D. Zainuddin, N. Bermawie, M. Rizal and M. Raharjo, 2008. Utilization of plant bioactives as feed additives for laying hens. Procs. The Ist Int. Symp. On Temulawak ( Curcuma xanthorhiza Roxb). Biopharmaca Research Center, Bogor Agricultural University. pp 283-286.

Siti, 2011. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/06/23/41269/

bptpsumut ujidaundan_pelepah_kelapa_sawit_jadi_pakan_ sapi,diakses

tanggal 1 Juli 2011.

Soentoro dan Azmi, 2003. Pengkajian Model Agribisnis Sapi melalui Sistem Integrasi dengan Perkebunan Kelapa Sawit. Laporan Kegiatan BPTP-Bengkulu. (tidak dipublikasikan)

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

16

Soeparno dan Sumadi, 1991. Pertambahan berat badan, karkas dan omposisi kimia daging sapi, kaitannya dengan bangsa dan macam pakan penggemukan. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati. Vol. 2 No. 1. hal: 7-12.

Sutardi, T., 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid I. Departemen Ilmu Makanan Ternak

Fakultas Pertanian, IPB Bogor.

Wan Zahari, M., O.B. Hassan, H.K. Wang, and Liang, 2003. Utilization of Oil Palm

Frond based Diets for Beef Cattle Production in Malaysia. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 16 (4); 625-634.

Zainudin, A.T., and M.W. Zahari, 1992. Research and Nutrition and Feed

Resources to enhance Livestock Production in Malaysia. Proc. Utilization of Feed Resources in Relation to Nutrition and Physiology of Ruminants in the Tropics. Trop. Agric. Res Series No 25: 9-25.

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

17

Lampiran 1: Hasil uji varian terhadap peubah pertambahan berat badan sapi

Statistix 8.0

12/11/2011, 7:02:59 PM

Randomized Complete Block AOV Table for BERAT

Source DF SS MS F P

ULANGAN 3 86.116 28.7052

PERLAKUAN 3 72.384 24.1279 1.53 0.2731

Error 9 142.134 15.7927

Total 15 300.634

Grand Mean 9.4444 CV 42.08

Tukey's 1 Degree of Freedom Test for Nonadditivity

Source DF SS MS F P

Nonadditivity 1 31.433 31.4326 2.27 0.1702

Remainder 8 110.702 13.8377

Relative Efficiency, RCB 1.12

Means of BERAT for PERLAKUAN

PERLAKUAN Mean

A 11.669

B 11.467

C 7.200

D 7.441

Observations per Mean 4

Standard Error of a Mean 1.9870

Std Error (Diff of 2 Means) 2.8100

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

18

Lampiran 2: Hasil uji varian terhadap peubah produksi TBS pada tanaman sawit

Statistix 8.0

12/11/2011, 7:04:32 PM

Randomized Complete Block AOV Table for PRODUKSI

Source DF SS MS F P

ULANGAN 19 1172.55 61.7133

PERLAKUAN 2 25.32 12.6593 0.36 0.6980

Error 38 1325.26 34.8753

Total 59 2523.13

Grand Mean 14.961 CV 39.47

Tukey's 1 Degree of Freedom Test for Nonadditivity

Source DF SS MS F P

Nonadditivity 1 66.37 66.3708 1.95 0.1708

Remainder 37 1258.89 34.0241

Relative Efficiency, RCB 1.25

Means of PRODUKSI for PERLAKUAN

PERLAKUAN Mean

A 14.499

B 15.879

C 14.504

Observations per Mean 20

Standard Error of a Mean 1.3205

Std Error (Diff of 2 Means) 1.8675

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

19

Lampiran 3: Data Jumlah dan rata-rata hasil penghitungan pertambahan berat badan sapi per perlakuan

No Perlakuan A Pertambahan Berat badan sapi (kg) Jumlah

(kg) Rata-rata

I II III IV

1. Sapi 4 23.16 31.28 2.20 5.01 61.65 15.41

2. Sapi 12 6.45 1.92 1.40 8.85 18.62 4.66

3. Sapi 14 17.13 27.08 11.16 7.31 62.68 15.67

4. Sapi 15 4.35 24.67 4.84 9.90 43.76 10.94

Rata-rata 12.77 21.24 4.90 7.77 186.71 46.68

No Perlakuan B Pertambahan Berat badan sapi (kg) Jumlah

(kg) Rata-rata

I II III IV

1. Sapi 1 2.72 5.50 4.59 19.74 12.55 8.14

2. Sapi 2 2.38 0.83 4.64 16.18 24.03 6.01

3. Sapi 3 21.23 3.86 22.83 10.26 58.18 14.55

4. Sapi 7 28.49 13.16 2.93 24.14 68.72 17.18

Rata-rata 13.71 5.84 8.75 12.58 163.48 40.87

No Perlakuan C Pertambahan Berat badan sapi (kg) Jumlah

(kg) Rata-rata

I II III IV

1. Sapi 9 2.68 2.20 8.22 10.74 23.84 5.96

2. Sapi 10 7.17 2.43 1.77 9.98 21.35 5.34

3. Sapi 13 2.31 5.20 9.39 8.44 25.34 6.33

4. Sapi 16 5.79 12.73 15.42 10.73 44.67 11.17

Rata-rata 4.49 5.64 8.70 9.97 115.20 28.80

No Perlakuan D Pertambahan Berat badan sapi (kg) Jumlah

(kg) Rata-rata

I II III IV

1. Sapi 5 21.92 14.10 6.06 6.14 48.22 12.06

2. Sapi 6 2.73 2.41 9.62 8.76 23.52 5.88

3. Sapi 11 17.75 3.82 2.83 10.43 34.83 8.71

4. Sapi 8 0.00 2.26 4.52 5.70 12.48 3.12

Rata-rata 10.60 5.65 5.76 7.76 119.05 29.76

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

20

Lampiran 4: Data hasil penghitungan berat badan sapi per perlakuan

No Perlakuan A Berat badan sapi (kg)

I II III IV V

1. Sapi 4 159.29 182.45 213.73 215.93 220.94

2. Sapi 12 111.35 117.8 119.72 121.12 129.97

3. Sapi 14 163.34 180.47 207.55 218.71 226.02

4. Sapi 15 173.69 178.04 202.71 207.55 217.45

Rata-rata 151.92 164.69 185.93 190.83 198.60

No Perlakuan B Berat badan sapi (kg)

I II III IV V

1. Sapi 1 211.52 214.24 219.74 224.331 244.07

2. Sapi 2 247.11 249.49 250.32 254.96 271.14

3. Sapi 3 154.39 175.62 179.48 202.31 212.57

4. Sapi 7 192.45 220.94 234.1 237.03 261.17

Rata-rata 201.37 215.07 220.91 229.66 242.24

No Perlakuan C Berat badan sapi (kg)

I II III IV V

1. Sapi 9 206.64 209.32 211.52 219.74 230.48

2. Sapi 10 160.76 167.93 170.36 172.13 182.11

3. Sapi 13 224.83 227.14 232.34 241.73 250.17

4. Sapi 16 167.9 173.69 186.42 201.84 212.57

Rata-rata 190.03 194.52 200.16 208.86 218.83

No Perlakuan D Berat badan sapi (kg)

I II III IV V

1. Sapi 5 205.03 226.95 241.05 247.11 253.25

2. Sapi 6 220.98 223.71 226.12 235.74 244.5

3. Sapi 11 98.68 116.43 120.25 123.08 133.51

4. Sapi 8 216.98 216.98 219.24 223.76 229.46

Rata-rata 185.41 196.02 201.67 207.42 215.18

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

21

Lampiran 5: Data jumlah dan rata-rata produksi TBS sawit per perlakuan.

A. Perlakuan A (Pupuk NPK-Tanpa Kompos)

Pohon ke- Produksi TBS/panen (kg) Jumlah/

pohon (kg)

rata2 / pohon (kg)

1 2 3 4 5 6

1 35 0 48 0 12 0 95 15.8

2 42 21 0 11.5 0 0 74.5 12.4

3 48 30 0 0 10 0 88 14.7

4 51 0 43.5 0 34 0 128.5 21.4

5 0 60 0 63 0 0 123 20.5

6 30 32 0 0 23 0 85 14.2

7 60 0 33 28 0 0 121 20.2

8 0 35 100 42 0 0 177 29.5

9 0 42 0 58 0 0 100 16.7

10 0 20 0 0 33 0 53 8.8

11 0 15 0 0 15 29 59 9.8

12 0 7 0 0 6 22 35 5.8

13 0 10 0 0 16 0 26 4.3

14 40 0 40 0 35 0 115 19.2

15 14 15 0 30 0 0 59 9.8

16 26 17 0 0 28 0 71 11.8

17 0 35 5 0 13 0 53 8.8

18 41 22 0 35 0 0 98 16.3

19 0 68 0 0 21 22 111 18.5

20 17 0 42 0 0 9 68 11.3

Jumlah 404 429 311.5 267.5 246 82 1.740

Rata-rata 20.2 21.5 15.6 13.4 12.3 4.1 290

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

22

B. Perlakuan B ( 75% NPK + 25% Kompos)

Pohon ke- Produksi TBS/panen (kg) Jumlah/

pohon (kg)

rata2/ pohon (kg)

1 2 3 4 5 6

1 27 0 45 0 0 41 113 18.8

2 0 22 0 43 33 0 98 16.3

3 0 15 0 43 0 0 58 9.7

4 27 0 49 0 30 21 127 21.2

5 0 0 38 36.5 7 0 81.5 13.6

6 0 65 17 0 24 0 106 17.7

7 0 10 17 14 0 35 76 12.7

8 0 20 91 0 44 0 155 25.8

9 0 43 0 24 0 35 102 17.0

10 56 0 17 0 23 0 96 16.0

11 0 51 0 0 0 21 72 12.0

12 19 17 0 0 16 27 79 13.2

13 0 34 0 15 0 0 49 8.2

14 0 25 20 0 13 0 58 9.7

15 49 0 57 20 0 0 126 21.0

16 0 30 0 32 0 31 93 15.5

17 29 11 0 27 8 0 75 12.5

18 0 44 26 0 0 27 97 16.2

19 0 45 41 0 14 61 161 26.8

20 0 12 24 47 0 0 83 13.8

Jumlah 207 444 442 301.5 212 299 1.905,5

Rata-rata 10.4 22.2 22.1 15.1 10.6 15.0 317.6

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

23

C. Perlakuan C (50% NPK + 50% Kompos)

Pohon ke- Produksi TBS/panen (kg) Jumlah/

pohon (kg)

rata2/ pohon (kg)

1 2 3 4 5 6

1 35 0 21 0 0 18 74 12.3

2 42 15 0 44 0 23 124 20.7

3 48 11 0 7 8 0 74 12.3

4 51 0 162.5 46 0 0 259.5 43.3

5 0 22 5 0 13 0 40 6.7

6 30 0 40 27 0 0 97 16.2

7 60 8 0 51 0 27 146 24.3

8 0 34 23 0 15 0 72 12.0

9 0 25 0 23 6 0 54 9.0

10 0 35 0 0 35 0 70 11.7

11 0 39 75 0 14 0 128 21.3

12 0 37 0 0 34 0 71 11.8

13 0 12 36 0 0 48 96 16.0

14 40 23 0 0 38 0 101 16.8

15 14 10 0 17 0 0 41 6.8

16 26 0 20 0 0 16 62 10.3

17 0 30 0 0 35 0 65 10.8

18 41 0 0 28 0 0 69 11.5

19 0 17 0 18 20 0 55 9.2

20 17 10 0 0 15 0 42 7.0

Jumlah 404 328 382.5 261 233 132 1.740,5

Rata-rata 20.2 16.4 19.1 13.1 11.7 6.6 290.1

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

24

Lampiran 6: Foto-foto kegiatan “Pengkajian Peningkatan Pendapatan Petani Sebesar 30% Melalui Intensifikasi dan Integrasi Ternak dan Tanaman di Provinsi Bengkulu”.

Gambar 1. Peneliti BPTP sedang menentukan sampel tanaman dan membuat design penelitian pada tanaman sawit.

Gambar 2. Sampel tanaman sawit umur 15 tahun dan sampel sapi Bali yang digunakan dalam penelitian.

Gambar 3. Peneliti dan petani kooperator sedang menimbang dan menghitung hasil panen TBS pada sawit, mengukur lingkar dada dan panjang badan sapi.

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN - bengkulu.litbang.pertanian.go.idbengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/LAPKHIR2011... · Laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000–2008

25

Gambar 4. Petani kooperator sedang menimbang dan mengangkut hasil panen TBS pada sawit.

Gambar 5. Sapi sedang diberi makan cacahan pelepah, daun sawit dan solid; contoh solid yang digunakan dalam penelitian.

Gambar 6. Piringan yang dibuat pada tanaman sawit sebagai acuan tempat pemberian pupuk dan Penjab/Kepala Balai (Dr. Dedi Sugandi) sedang melihat keragaan tanaman sawit dan sapi.