LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD....

80
1 LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM STUDI JUDUL: KEMAMPUAN DAU, DBH, DAN PED MEMODERASI PENGARUH PAD PADA IPM DAN DAYA SAING DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI Tim Peneliti: Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si (0018056402) I Ketut Jati, SE., M.Si, Ak (0018067103) Made Yenni Latrini, SE. Msi (0001126702) Ni Putu Sri Harta Mimba Ph.D. MSi. SE, Ak (0015057316) Komang Ayu Krisnadewi, SE., MSi., Ak (0026058001) Dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : 3457 /UN14.1.12/PN.00.00/2015, tanggal 25 Mei 2015 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA OKTOBER, 2015

Transcript of LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD....

Page 1: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

1

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM STUDI

JUDUL:

KEMAMPUAN DAU, DBH, DAN PED MEMODERASI

PENGARUH PAD PADA IPM DAN DAYA SAING DAERAH

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI

Tim Peneliti:

Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si (0018056402)

I Ketut Jati, SE., M.Si, Ak (0018067103)

Made Yenni Latrini, SE. Msi (0001126702)

Ni Putu Sri Harta Mimba Ph.D. MSi. SE, Ak (0015057316)

Komang Ayu Krisnadewi, SE., MSi., Ak (0026058001)

Dibiayai oleh

DIPA PNBP Universitas Udayana

sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Nomor : 3457 /UN14.1.12/PN.00.00/2015, tanggal 25 Mei 2015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

OKTOBER, 2015

Page 2: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

2

Page 3: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

3

KEMAMPUAN DAU, DBH, DAN PED MEMODERASI PENGARUH

PAD PADA IPM DAN DAYA SAING DAERAH

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI

I Ketut Sujana

1, I Ketut Jati

2, Made Yenni Latrini

3, Sri Harta Mimba

4,

Komang Ayu Krisnadewi5

1Jurusan Akuntansi, FEB, Unund, Bukit Jimbaran, Indonesia.

2 Jurusan Akuntansi, FEB, Unund, Bukit Jimbaran, Indonesia.

3 Jurusan Akuntansi, FEB, Unund, Bukit Jimbaran, Indonesia.

4 Jurusan Akuntansi, FEB, Unund, Bukit Jimbaran, Indonesia.

5 Jurusan Akuntansi, FEB, Unund, Bukit Jimbaran, Indonesia.

[email protected]

ABSTRAK

Diduga pengaruh PAD pada IPMD dan DSD tidaklah senantiasa linear karena

adanya faktor kontinjensi, tiga di antaranya adalah DAU, DBH, dan PED. Tujuan

penelitian ini, pertama, adalah untuk mengetahui pengaruh PAD, DAU, DBH, dan PED

pada IPMD dan DSD. Kedua, adalah untuk mengetahui kemampuan DAU, DBH, dan PED

memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD.

Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

BPS, Setda., dan atau Bappeda kabupaten/kota dan Provinsi Bali dikumpulkan kemudian

diuji dan telah memenuhi uji asumsi klasik, kelayakan model dengan koefisien determinasi

(Adj. R2) 40%. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan teknik teknik Moderated

Regression Analysis (MRA).

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa PAD, PED, dan SiLPA berpengaruh positif

dan signifikan pada belanja modal sedangkan DAU berpengaruh negatif tetapi tidak

signifikan pada belanja modal. PED mampu memoderasi pengaruh PAD pada belanja

modal sedangkan DAU dan SiLPA tidak mampu memoderasi pengaruh PAD pada belanja

modal.

Kata Kunci: PAD, DAU, DBH, PED, IPMD, DAN DSD

Page 4: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

4

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan rakhmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

“Kemampuan DAU, DBH, dan PED Memoderasi Pengaruh PAD pada IPMD dan Daya

Saing Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali”. Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-

pokok bahasan yang dimulai dari uraian latar belakang, pokok masalah, tujuan, dan

manfaat penelitian. Kemudian diuraikan dan direfleksikan studi pustaka terkait dengan

konteks untuk kemudian dikembangkan hipotesis penelitian serta dijelaskan tentang

metode penelitian yang digunakan. Selanjutnya, dipaparkan hasil dan pembahasan, dan

pada akhirnya dibuat simpulan penelitian serta saran untuk revitalisasi teori dan perbaikan

kebijakan terkait desentralisasi fiskal.

Saran konstruktif sangat peneliti perlukan sebagai bahan evaluasi dan introspeksi

agar penelitian mendatang menjadi lebih baik.

Denpasar, 30 Oktober 2015

Peneliti

Page 5: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

5

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ ii

RING KASAN ................................................................................................................... iii

PRAKATA ......................................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... viii

BAB. I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1

1.2. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ................................................................ 4

BAB. II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS ......................................................................................................... 6

2.1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal ......................... 6

2.2. Belanja Modal ............................................................................................ 9

2.3. PAD dan pengaruhnya pada Belanja Modal .......................................... 10

2.4. DAU dan pengaruhnya pada Belanja Modal ........................................... 10

2.5. SiLPA dan pengaruhnya pada Belanja Modal ......................................... 12

2.6. Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan pengaruhnya

pada Belanja Modal ................................................................................. 12

2.7. Kemampuan DAU, SiLPA dan PED memoderasi

pengaruh PAD pada Belanja ada..................................... ........................ 13

2.8. SiLPA memoderasi pengaruh positif PAD pada belanja modal .............. 14

2.9. PED memoderasi memoderasi pengaruh interaksi PAD

dengan DAU dan SiLPA pada belanja modal pengaruh positif

PAD pada belanja modal ........................................................................ 15

2.10. Disain Penelitian........................................................... ........................... 15

BAB. III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..................................................... 22

3.1. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 22

3.2. Manfaat Penelitian ................................................................................... 22

BAB. IV METODE PENELITIAN .................................................................................. 16

3.3. Populasi dan Sampel .............................................................................. 16

3.4. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 16

3.5. Variabel Peneltian, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel ...... 16

3.6. Teknik Analisis Data ................................................................................ 19

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 23

5.1 Gambaran Umum Provinsi Bali .............................................................. 23

5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 28

Page 6: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

6

5.4 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) dan Koefisien

Determinasi (Adj. R2) ............................................................................. 31

5.3 Statistik Deskriptif .................................................................................. 34

5.3 Moderated Regression Analysis (MRA) .................................................. 24

BAB.VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 45

6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 45

6.2 Saran ........................................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

7

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Provinsi Bali

Tahun 2009 -2013 .......................................................................... 42

3.1 Pengelompokkan Variabel Moderasi .............................................. 42

3.1 Pengelompokkan Variabel Moderasi .............................................. 42

4.1 Daftar Kota dan Luas Kabupaten/Kota di Provinsi Bali ................ 54

4.2 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 56

4.3 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 56

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 57

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 58

4.6 Uji Kesesuaian Model (Uji F) ......................................................... 59

4.7 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................... 60

4.8 Statistik Deskriptif .......................................................................... 61

4.9 Koefisien Beta Variabel Penelitian dan Konstanta ......................... 63

4.10 Moderated Regression Analysis ...................................................... 65

Page 8: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

8

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Desain Penelitian ............................................................................. 40

Page 9: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

Lampiran 1: Statistik Deskriptif

Lampiran 2: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Lampiran 3: Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 4: Hasil Uji Kelayakan Model, dan Koefisien Determinasi

Lampiran 5: Hasil Uji Hipotesis

Page 10: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daya saing global Indonesia laporan tahunan The Global Competitiveness Report

2013–2014 meningkat menjadi peringkat 34 tahun 2014 dari peringkat 46 pada tahun

sebelumnya tetapi masih di bawah peringkat Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Sementara, IPM Indonesia tahun 2014 pun meningkat menjadi 108 dari peringkat 112

tahun 2013 namun masih paling rendah se-ASEAN dan bahkan peringkatnya sama dengan

IPM Afrika Selatana. Kondisi tentu memperihatinkan dan sekaligus mengkhawatirkan

terutama jika dikaitkan dengan era MEA tahun 2015 ini.

Turun dan/atau rendahnya daya saing nasional merupakan cerminan dari kondisi

daya saing daerah, dan sudah tentu pemerintah daerah/pemda yang berperan penting juga

harus ikut bertanggungjawab membenahinya. Seperti yang ditekankan oleh Ketua DPD RI,

Irman Gusman (2012), yang menekankan bahwa pemda memiliki peranan penting dalam

mengembangkan daya saing daerah agar mampu meningkatkan daya saing nasional.

Kinerja daya saing daerah yang kurang baik ini menjadi preseden buruk bagi

efektivitas kebijakan desentralisasi fiskal sebagai bagian dari strategi pembangunan

nasional melalui penguatan otonomi daerah. Seperti kritik yang sampaikan oleh Sudarsono

Hardjosoekarto (2012), bahwa sampai dengan menjelang sewindu implementasi UU 32

tahun 2004, masih sangat sedikit pihak yang menyadari pentingnya implementasi Pasal 2

ayat 3 UU 32 tahun 2004 yang menegaskan bahwa tujuan penyelenggaraan

pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan umum, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah.

Page 11: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

2

Kebijakan desentralisasi fiskal memberikan kewenangan fiskal yang lebih besar

kepada daerah dan pemerintah juga memberikan stimulus transafer dana perimbangan guna

menutupi ketimpangan infrastruktur fiskal daerah. Seiring dengan kebijakan desentralisasi

fiskal ini maka kapasitas fiskal daerah pun meningkat. Namun, efektivitas peningkatannya

nampak belum sejalan dengan tujuan kebijakan desentralisasi fiskal, setidaknya, dapat

dilihat dari kondisi daya saing daerah.

Dalam kaitan ini tentu patut dipertanyakan, pertama, sejauh mana peningkatan

PAD (seiring dengan adanya kebijakan desentralisasi fiskal) mampu meningkatkan IPMD

dan DSD, kemudian kedua, apakah transfer dana perimbangan (DAU) dari pemerintah ke

pemerintah daerah/pemda (yang dimaksudkan untuk mereduksi ketimpangan fiskal antar

daerah/fiscal gap) dan DBH juga mampu berdampak positif pada IPMD dan DSD.

Bilamana PAD, DAU, dan DBH tidak secara signifikan meningkatkan IPMD dan DSD

maka patut dipertanyakan efekivitas dan efisiensi program kerja daerah yang didanai dari

ketiga sumber dana tersebut.

Secara normatif, semakin meningkatnya kapasitas fiskal daerah (PAD) maka

pemda memiliki dana yang cukup untuk merealisasikan program-program kerjanya dan

sudah tentu termasuk program kerja dalam rangka meningkatkan IPMD dan DSD. Namun,

dengan adanya realitas IPMD dan DSD yang kurang baik di saat meningkatnya PAD

(sebagai dampak kebijakan desentralisasi fiskal) tidak serta merta/linear mampu

meningkatkan IPMD dan DSD, hal ini mengindikasikan adanya faktor kontinjensi yang

berperan di dalamnya. Beberapa faktor kontinjensi yang patut diduga potensial memoderasi

pengaruh kapasitas fiskal daerah pada IPMD dan DSD antara lain: alokasi belanja modal,

inovasi, DAU, dan pertumbuhan ekonomi daerah/PED.

Page 12: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

3

Berpijak paparan di atas maka penting dan mendesak dilakukan kajian kemampuan

faktor kontinjensi memoderasi pengaruh positif kapasitas fiskal daerah pada IPMD dan

DSD. Pertumbuhan ekonomi daerah/PED salah satu faktor kontinjensi penting yang perlu

dikonfirmasi kemampuan pemoderasiannya dengan alasan: pertam, merupakan salah satu

asumsi penting dalam penyusunan APBD, dan kedua, dengan menggunakan PED sebagai

variabel pemoderasi maka memungkinkan diperoleh bukti empiris sinergitas kebijakan

ekonomi (yang menstimulus PED) dengan kinerja keuangan daerah (dalam hal ini adalah

kapasitas fiskal daerah. Bila ternyata PED tidak mampu memoderasi pengaruh DP dan

PAD pada IPMD dan DSD maka patut dipertanyakan berbagai stimulus dan kebijakan

PED yang terkait dengan peningkatan IPMD dan DSD. Oleh karenanya studi tentang

dampak kapasitas fiskal daerah terhadap mendesak dilakukan terutama untuk memperoleh

bukti empiris signifikan dan tidaknya pengaruh meningkat kapasitas fiskal daerah terhadap

daya saing daerah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pokok permasalahan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Apakah PAD berpengaruh pada IPMD dan DSD?

2) Apakah DAU berpengaruh pada IPMD dan DSD?

3) Apakah DBH berpengaruh pada IPMD dan DSD?

4) Apakah DAU memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD?

5) Apakah DBH memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD?

6) Apakah PED memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD?

7) Apakah PED memoderasi pengaruh interaksi PAD dan DAU pada IPMD dan DSD?

8) Apakah PED memoderasi pengaruh interaksi PAD dan DAU pada IPMD dan DSD?

Page 13: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

4

9) Apakah PED memoderasi pengaruh interaksi PAD dan DBH pada IPMD dan DSD?

1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian

Daya saing global Indonesia meningkat menjadi peringkat 34 tahun 2014 dari

peringkat 46 pada tahun sebelumnya tetapi masih di bawah peringkat Singapura, Malaysia,

dan Thailand. Sementara, IPM Indonesia tahun 2014 pun meningkat namun masih paling

rendah se-ASEAN dan bahkan peringkatnya sama dengan IPM Afrika Selatan. Kondisi

tentu memperihatinkan dan sekaligus mengkhawatirkan terutama jika dikaitkan dengan era

MEA tahun 2015 ini. Dan sudah tentu efektivitas dari kebijakan desentrasasi fiskal yang

menstimulus peningkatan PAD untuk kesejahteraan rakyat di daerah layak dipertanyakan.

Ketidakefektifan desentralisasi fiskal di Indonesia merupakan isu cukup sentral.

Khusaini (2006) memetakan kelemahan infrastruktur desentralisasi fiskal yang masih perlu

mendapat perhatian serius, yaitu 1) Pengalokasian APBD di Indonesia pada era

desentralisasi fiskal yang masih jauh dari aspek transparansi, 2)Hasil survey GDS

(governance decentralization survey) pada tahun 2002 menjelaskan bahwa adanya isu

korupsi (KKN) dan berbagai pungutan liar di era desentralisasi semakin besar dan

terbanyak justru melibatkan para elit eksekutif di daerah (tertinggi bupati/walikota, disusul

oleh Bappeda, dan DPRD), 3)Hasil survey tersebut juga mencatat bahwa hanya 40%

masyarakat mempesepsikan pelayanan pendidikan dan kesehatan lebih baik di era

desentralisasi, 50% mempersepsikan sama saja, dan 15% sisanya ternyata mempersepsikan

lebih jelek, 4)Adanya pengadaan mobil dinas dan pembangunan fasilitas umum (misalnya:

terminal, dan pasar) yang tidak terlalu mendesak dan atau pemanfaatannya tidak optimum

dan tidak memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

Page 14: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

5

Secara normatif, semakin meningkatnya kapasitas fiskal daerah (PAD) maka

pemda memiliki dana yang cukup untuk merealisasikan program-program kerjanya dan

sudah tentu termasuk program kerja dalam rangka meningkatkan IPMD dan DSD. Namun,

dengan adanya realitas IPMD dan DSD yang kurang baik di saat meningkatnya PAD

(sebagai dampak kebijakan desentralisasi fiskal) tidak serta merta/linear mampu

meningkatkan IPMD dan DSD, hal ini mengindikasikan adanya faktor kontinjensi yang

berperan di dalamnya. Beberapa faktor kontinjensi yang patut diduga potensial memoderasi

pengaruh kapasitas fiskal daerah pada IPMD dan DSD antara lain: alokasi belanja modal,

inovasi, DAU, dan pertumbuhan ekonomi daerah/PED.

Berbeda dengan penelitian terdahulu,pertama, riset ini menggunakan DAU, DBH,

dan PED sebagai variabel pemoderasi, kedua, penelitian ini ingin mengetahui kemampuan

DAU dan DBH memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD (two-way interaction

test). Ketiga, penelitian ini juga ingin mengetahui kemampuan PED memoderasi pengaruh

interaksi PAD dan DAU serta PAD dan DBH pada IPMD dan DSD.

Dalam kontek teoritis, jika dugaan terbukti maka hasil riset ini akan dapat

memberikan penajaman pada Teori Fiscal Federalism yang dikembangkan oleh Hayek

(1945), Musgrave (1959) dan Oates (1972), yaitu bahwa Desentralisasi Fiskal tidak akan

serta merta/otomatis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah (IPMD dan

DSD) melainkan tergantung kepada faktor kontinjensi, di antaranya adalah DAU, DBH,

dan PED. Lokasi penelitian ini adalah di 9 kabupaten/kota di Prodinsi Bali dengan core

pariwisata yang berbeda dengan lokasi studi peneliti sebelumnya tentu akan menambah

daya generalisasi dari hasil penelitian.

Page 15: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

6

Dari perspektif metode penelitian, riset ini mengimpelementasikan uji pengaruh

interaksi dua variabel independen/two-way interaction test (PAD dan DAU serta PAD dan

DBH) serta uji pengaruh interaksi tiga variabel independen/trhee-way interaction test

(PAD,DAU, dan PED, serta PAD, DBH, dan PED), suatu uji yang masih sangat jarang

diterapkan dalam konteks penelitian ini.

Dalam kontek praktis, riset ini akan memberikan kontribusi terhadap

penyempurnaan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal di Indonesia. Hal ini patut

diperhatikan karena beberapa pakar melihat kemungkinan ketidakefektifan pelaksanaannya

sebagai akibat ketidaksiapan pranata desentralisasi fiskal. Saragih (2003) mengatakan

bahwa kebijakan pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia dilakukan pada saat kurang

tepat mengingat hampir seluruh daerah sedang berupaya untuk melepaskan diri dari krisis

ekonomi yang dimulai pertengahan 1997. Akibatnya, kebijakan ini memunculkan kesiapan

(fiskal) daerah yang berbeda satu dengan yang lain.

Page 16: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

7

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desentralisasi dan Teori Federalism Fiskal

Secara umum, desentralisasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dari

pemerintah pusat ke level pemerintahan yang ada di bawahnya. Secara teoritis ada

beberapa tipe desentralisasi, yaitu desentralisasi politik, desentralisasi administratif, dan

desentralisasi fiskal (Osoro, 2003 dalam Khusaini, 2006).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor

33 Tahun 2004, tujuan dari desentralisasi fiskal di Indonesia adalah:

1) Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) dalam konteks ekonomi makro.

2) Mengoreksi vertical imbalance, yaitu mereduksi ketimpangan antara keuangan

pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hal ini dilakukan dengan memperbesar

taxing power daerah.

3) Mengoreksi horizontal imbalance, yaitu memperkecil disparitas antar daerah

dengan mekanisme block grant/transfer dan memperbesar kewenangan daerah

untuk menerapkan kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan,

potensi, dan sumber daya yang dimiliki.

4) Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap pusat.

5) Meningkatkan akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi dalam rangka peningkatan

kinerja daerah.

6) Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

7) Memperbesar partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan di sektor publik.

Page 17: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

8

Teori federalisme fiskal merupakan teori yang menjelaskan tentang bagaimana

hubungan desentralisasi dengan perekonomian, pelayanan publik, dan kesejahteraan

masyarakat. Dalam berbagai kajian tentang federalisme fiskal (fiscal federalism),

terdapat dua perspektif teori yang menjelaskan dampak ekonomi dari desentralisasi,

yaitu traditional theories (first generation theories) dan new perspective theories

(second generation theories). Traditional theories menyatakan terdapat dua keuntungan

dari desentralisasi, yaitu:

1) Dikemukakan oleh Hayek (1945) dalam Khusaini (2006), tentang penggunaan

“knowledge in society”, di mana menurut Hayek pengambilan keputusan yang

terdesentralisasi akan dipermudah dengan penggunaan informasi yang efisien karena

pemerintah daerah lebih dekat dengan masyarakatnya.

2) Diungkapkan oleh Tiebout (1956) dalam Khusaini (2006), terdapat dimensi persaingan

dalam pemerintah daerah dan ia berpandangan bahwa kompetisi antar pemerintah

daerah tentang alokasi pengeluaran publik memungkinkan masyarakat memilih

berbagai barang dan jasa publik yang sesuai dengan selera dan keinginan mereka.

Hal ini tidak akan terjadi dalam pemerintahan sentralistik jika pemerintah pusat

menyediakan barang dan jasa publik secara seragam.

2.2 Indeks Pembangunan Manusia/IPM Daerah

IPM dikembangkan tahun 1990 oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan

seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale

University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Indeks ini lebih

berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan

perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi

Page 18: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

9

peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan

pembangunan manusianya.IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3

dimensi dasar pembangunan manusia:

a) hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran.

b) Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya

dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio

(bobot satu per tiga).

c) standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik

bruto per kapita dalam parietas daya beli.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)

merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang

dianggap sangat mendasar yaitu usia hidup (longetivity), pengetahuan (knowledge), dan

standar hidup layak (decent living).Secara umum metode penghitungan IPM yang disajikan

dalam penelitian ini sesuai dengan metode yang digunakan The United Nations

Development Programme (UNDP) dalam menghitung HDI ( Human Devolepment Index ).

Komponen-komponen Indeks Pembanguan Manusia menurut The United Nations

Development Programme (UNDP).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan sebuah indeks komposit

(gabungan) dari indeks pendidikan, kesehatan dan daya beli yang diharapkan dapat

mengukur tingkat keberhasilan pembangunan manusia yang tercermin dengan penduduk

yang berpendidikan, sehat dan berumur panjang, berketerampilan serta mempunyai

pendapatan untuk hidup layak. IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai

rata-rata sederhana dari indeks pendidikan (melek huruf dan rata-rata lama sekolah), indeks

Page 19: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

10

harapan hidup, dan indeks standar hidup layak. IPM digunakan sebagai alat ukur

keberhasilan pembangunan di suatu tempat pada suatu waktu dan dapat digunakan sebagai

salah satu petunjuk untuk melihat apakah pembangunan yang telah dilakukan sesuai

dengan yang ditetapkan. Selain itu, IPM juga sebagai alat pemantau yang bisa

memberikan perbandingan antar wilayah serta perkembangan antar waktu sehingga dapat

memperlihatkan dampak pembangunan yang dilakukan pada periode sebelumnya (BPS,

2012a:19).

Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari

pembangunan dan bukan alat dari pembangunan. Ini sependapat dengan Anand dan Sen

(2000) yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk primer dan sarana utama

dalam pembangunan. Ranis et al. (2005) mengatakan ada 12 kategori dalam pembangunan

manusia meliputi: IPM itu sendiri, kesejahteraan mental, pemberdayaan, kebebasan

berpolitik, hubungan sosial, kesejahteraan masyarakat, ketimpangan, kondisi kerja, kondisi

rekreasi, politik dan keamanan, keamanan ekonomi, kondisi lingkungan. Keberhasilan

suatu pembangunan manusia dapat dilihat dari seberapa besar permasalahan yang

mendasar di masyarakat dapat teratasi (Setyowati dan Suparwati, 2012).

Agar dapat melihat perkembangan tingkatan dan status IPM (Indeks Pembangunan

Manusia) dibedakan menjadi 4 kriteria dimana status menengah dipecah menjadi dua

seperti dibawah ini (Sumiyati, 2011):

1. Rendah dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kurang dari 50.

2. Menengah bawah dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada diantara

50 sampai kurang dari 66.

Page 20: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

11

3. Menengah atas dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada antara 66

sampai kurang dari 80.

4. Tinggi dengan nilai IPM lebih atau sama dengan 80.

Sumiyati (2011) menyatakan jika status pembangunan manusia masih berada pada

kriteria rendah hal ini berarti kinerja pembangunan manusia harus ditingkatkan atau masih

memerlukan perhatian khusus untuk mengejar ketinggalannya. Begitu pula jika status

pembangunan manusia berada pada kriteria menengah berarti masih perlu ditingkatkan

atau dioptimalkan. Jika daerah memiliki status pembangunan manusia berada pada kriteria

tinggi berarti kinerja pembangunan manusia sudah baik atau optimal dan perlu

dipertahankan supaya kualitas sumber daya manusia tersebut produktif sehingga memiliki

produktivitas yang tinggi sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.

2.3 Daya Saing Daerah

Para ahli ekonomi pada umumnya mengartikan daya saing sebagai hasil gabungan

dari keunggulan komparatif (market distortion), baik yang terjadi karena kebijakan

(intervensi) pemerintah maupun karena ketidaksempurnaan pasar (Sharples, 1990). Oleh

karena itu, dapat terjadi suatu produk memiliki keunggulan kompetitif di pasar

internasional akibat adanya dukungan kebijakan proteksi (distortif) pemerintah, walaupun

sebenarnya produk tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif. Sebaliknya dapat pula

terjadi, suatu produk memiliki keunggulan komparatif, namun karena tingginya distorsi

pasar (tingginya biaya transaksi) menyebabkan produk tersebut menjadi tidak memiliki

daya saing (Gonarsyah, 2001). Selanjutnya, Word Economi Forum (WEF) yakni suatu

lembaga secara rutin (setiap tahun) menerbitkan the global competitiveness Report,

Page 21: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

12

mengartikan daya saing nasional sebagai kemampuan perekonomian nasional yang

mencapai pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan (WEF, 2013).

Sesuai amanah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008,

bahwa dalam rangka memaksimalkan aspek daya saing daerah maka, fokus kemampuan

ekonomi daerah yang telah ditetapkan adalah:

1) Angka konsumsi RT per kapita adalah rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga

per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan

bukan makanan per jumlah penduduk. Makanan mencakup seluruh jenis makanan

termasuk makanan jadi, minuman, tembakau, dan sirih. Bukan makanan mencakup

perumahan, sandang, biaya kesehatan, sekolah, dan sebagainya.

2) Perbandingan faktor produksi dengan produk yang menggambarkan nilai tukar petani

adalah perbandingan antara indeks yang diterima (It) petani dan dibayar (Ib) petani.

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk

mengukur dngkat kesejahteraan petani, karena mengukur kemampuan tukar produk

(komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang

dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah

tangga. Jika NTP lebih besar dari 100 maka periode tersebut relatif lebih baik

dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP lebih kecil dari 100

berarti terjadi penurunan daya beli petani.

3) Persentase konsumsi RT untuk non pangan adalah proporsi total pengeluarar. rumah

tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran.

Page 22: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

13

4) Produktivitas daerah per sektor (9 sektor) merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor

dibagi dengan jumlah angkatan kerja dalam sektor yang bersangkutan. PDRB dihitung

berdasarkan 9 (sembilan) sektor.

2.4 PAD dan pengaruhnya pada IPMD dan DSD

PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan

Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU Nomor 33 Tahun

2004). PAD memiliki tujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah

untuk mendanai pelaksanaan otonomi daearah sesuai dengan potensi daerah. Hal ini berarti

pemerintah daerah berhak untuk menggali potensi yang terdapat pada daerahnya yang

digunakan untuk menjalankan pemerintahan dan memenuhi kebutuhan publik, agar

perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Penggunaan PAD untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi

daerah merupakan perwujudan desentralisasi. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

mengatakan bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), bersumber dari:

1) Pajak Daerah

Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperlukan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU Nomor 28

Tahun 2009)

Page 23: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

14

2) Retribusi Daerah

Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (UU

Nomor 28 Tahun 2009). Jasa tersebut yaitu kegiatan pemerintah daerah berupa usaha

dan pelayanan yang menghasilkan barang, fasilitas dan manfaat lainnya yang dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Selain dari pajak dan retribusi daerah, pemerintah daerah juga mendapatkan pendapatan

lain dari laba Badan Usaha Milik Daerah BUMD yang dimilki. Bagian laba Badan

Usaha Milik Daerah adalah bagian keuntungan atau laba bersih dari perusahaan daerah

atas badan lain yang merupakan badan usaha milik daerah. Sedangkan perusahaan

daerah merupakan perusahaan yang modalnya sebagian atau seluruhnya merupakan

kekayaan daerah yang dipisahkan (Wertianti, 2013). Tujuan dari didirikannya BUMD

adalah dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi daerah dan menciptakan

lapangan kerja (Yovita, 2011). Disamping itu, BUMD dapat memberikan cara yang

lebih efisien dalam melayani masyarakat, dan merupakan salah satu sumber pendapatan

daerah.

4) Lain-lain PAD yang sah, merupakan pendapatan yang bersumber dari pendapatan

daerah selain Pajak Daerah, Restribusi Daerah, dan BUMD.

Semakin meningkat PAD seiring dengan adanya kebijakan desentralisasi fiskal

akan meningkatkan kemampuan daerah menyediakan dana untuk dialokasikan pada

Page 24: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

15

berbagai program/kegiatan yang dapat meningkatkan IPMD dan DSD. Berdasarkan

rerangka pemikiran ini maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha.1a: PAD berpengaruh positif pada IPMD

Ha.1b: PAD berpengaruh positif pada DSD

2.5 DAU dan pengaruhnya pada IPMD dan DSD

DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan

dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan

Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi (UU Nomor 33 Tahun 2004). DAU itu

sendiri adalah salah satu komponen di dalam dana perimbangan di APBN yang

pengalokasiannya didasarkan atas formula dengan konsep Kesenjangan Fiskal (Fiscal

Gap) yang merupakan selisih antara Kebutuhan Fiskal (Fiscal Need) dengan

Kapasitas Fiskal (Fiscal Capacity). DAU bertujuan sebagai instrumen untuk

mengatasi masalahhorizontal imbalances yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan

kemampuan Keuangan antar daerah dimana penggunaannya ditetapkan sepenuhnya

oleh daerah (block grants). Cara menghitung DAU menurut ketentuan adalah sebagai

berikut:

1) Dana Alokasi Umum (DAU) di tetapkan sekurang-kurangnya 25% dari penerimaan

dalam negeri yang di tetapkan dalam APBN.

2) Dana Alokasi Umum (DAU) untuk daerah propinsi dan untuk daerah

kabupaten/kota ditetapkan masing-masing 10% dan 90% dari dana alokasi umum

sebagaimana di tetapkan di atas.

Page 25: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

16

3) Dana Alokasi Umum (DAU) untuk suatu daerah kabupaten/kota tertentu ditetapkan

berdasarkan perkalian jumlah dana alokasi umum untuk seluruh daerah kabupaten/kota

yang ditetapkan dalam APBN dengan porsi daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

4) Porsi daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud di atas merupakan proporsi

bobot daerah kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap jumlah bobot semua daerah

kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

DAU, dengan demikian, merupakan tambahan dana bagi pemda yang dapat

digunakan untuk menggandakan belanja daerah termasuk belanja terkait dengan berbagai

program dan kegiatan yang dapa memicu peningkatan IPMD dan DSD. Berdasarkan

rerangka pemikiran ini maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha.2a: DAU berpengaruh positif pada IPMD

Ha.2b: DAU berpengaruh positif pada DSD

2.6 DBH dan pengaruhnya pada IPMD dan DSD

Dana Bagi Hasil, selanjutnya disebut DBH, adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi (pasal 1, PP No. 55

thn 2005). Dana Bagi Hasil/DBH merupakan Dana Perimbangan (pasal 2, PP No. 55 thn

2005) yang bersumber dari pajak dan sumber daya alam (pasal 3, PP No. 55 thn 2005).

DBH yang bersumber dari pajak terdiri atas: PBB, BPHTB, dan PPh WPOPDN dan PPh

Pasal 21(pasal 4, PP No. 55 thn 2005), sedangkan DBH yang bersumber dari sumber daya

alam berasal dari: Kehutanan, Pertambangan Umum, Perikanan, Pertambangan Minyak

Page 26: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

17

Bumi, Pertambangan Gas Bumi, dan Pertambangan Panas Bumi (pasal 15, PP No. 55 thn

2005).

Sebagaimana halnya DAU, DBH juga merupakan tambahan dana bagi pemda yang

dapat digunakan untuk menggandakan dana penunjang berbagai program/kegiatan

termasuk upaya peningkatan IPMD dan DSD. Berdasarkan rerangka pemikiran ini maka

dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha.3a: DBH berpengaruh positif pada IPMD

Ha.3b: DBH berpengaruh positif pada DSD

2.7 PED dan pengaruhnya pada IPMD dan DSD

Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat diartikan perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat

bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dapat juga

diartikan sebagai kenaikan Gross Domestic Product(GDP) atau Gross National

Product(GNP) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari

tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak

(Arsyad, 1999), jika dikaitkan dengan daerah dapat dianalogkan dengan produk domestik

regional bruto/PDRB.

Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan kemampuan suatu daerah dalam

menyediakan kebutuhan akan barang dan jasa kepada masyarakat dalam jumlah yang

banyak sehingga memungkinkan untuk kenaikan standar hidup yang mana berdampak pula

bagi penurunan tingkat pengangguran dalam jangka panjang. Ini berarti semakin tinggi

pertumbuhan ekonomi daerah berarti semakin meningkat kemampuan daerah

menyediakan/memenuhi kebutuhan penyediaan barang dan jasa yang dapat dipenuhi

Page 27: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

18

melalui alokasi belanja modal, sehingga lebih dapat mengakselerasi peningkatan IPMD

dan DSD

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah

yang diindikasikan dengan meningkatknya PDRB merupakan faktor injeksi bagi pemda

untuk memacu belanja modal daerah yang dapat mengakselerasikan IMPD dan DSD.

Dengan demikian, berpijak pada rerangka pemikiran di atas maka dapat dikembangkan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha.4a: PED bepengaruh positif pada IPMD

Ha.4b: PED bepengaruh positif pada DSD

2.8 Kemampuan DAU, DBH, dan PED memoderasi pengaruh PAD

pada IPMD dan DSD

DAU dihitung dengan menggunakan pendekatan celah fiskal (fiscal gap) yaitu

selisih antara kebutuhan fiskal (fiscal needs) dikurangi dengan kapasitas fiskal (fiscal

capacity) daerah dan Alokasi Dasar AD berupa jumlah gaji PNS. Ini berarti bahwa

DAU merupakan tambahan dana bagi daerah selain pendapatan daerah yang berasal dari

PAD, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam untuk

mendanai program-program kerjanya. Dengan demikian, secara normatif DAU akan

menjadi tambahan pendapatan daerah yang sangat berarti untuk menstimulasi pengaruh

positif PAD pada IPMD dan DSD. Berdasarkan rerangka pemikiran ini maka dapat

dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha.5a: DAU memoderasi pengaruh positif PAD pada IPMD

Ha.5b: DAU memoderasi pengaruh positif PAD pada DSD

Page 28: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

19

Dana bagi hasil (revenue sharing) atau DBH adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. DBH dilaksanakan

dengan prinsip menurut sumbernya, dalam arti bahwa bagian daerah atas penerimaan yang

dibagihasilkan didasarkan atas daerah penghasil. Prinsip tersebut berlaku untuk semua

komponen DBH, kecuali DBH perikanan yang dibagi sama rata ke seluruh kabupaten/kota.

Selain itu, penyaluran DBH baik pajak maupun SDA dilakukan berdasarkan realisasi

penerimaan tahun anggaran berjalan. Berdasarkan sumbernya DBH dibedakan dalam DBH

Perpajakan dan DBH Sumber Daya Alam (DBH SDA). DBH yang bersumber dari pajak

terdiri atas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak

Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.

DBH yang bersumber dari Penerimaan PBB dibagikan dengan imbangan 90%

untuk Daerah dan 10% untuk Pusat. DBH PBB sebesar 10% yang merupakan bagian pusat

dialokasikan kembali pada kabupaten/kota dengan rincian 6,5% dibagiratakan kepada

seluruh /kota dan 3,5% dibagikan kepada kabupaten/kota yang realisasi penerimaan PBB

sektor Pedesaaan dan Perkotaan pada tahun anggaran sebelumya mencapai/melampaui

rencana penerimaan yang ditetapkan. Pengalokasian atas DBH bagian pusat yang

dibagikan lagi ke daerah dilakukan dengan penerbitan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA), sedangkan 80% yang merupakan bagian Daerah dibagi lebih jauh dengan rincian

64,8% untuk kabupaten/kota yang bersangkutan, 16,2% untuk provinsi yang bersangkutan

dan 9% digunakan untuk upah pungut.

Page 29: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

20

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar DBH dialokasikan

ke kabupaten/kota sehingga tentu ini menambah pendapatan daerah yang dapat

dialokasikan untuk mendanai program/kegiatan pemda. Dengan demikian dapat

dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha.6a: DBH memoderasi pengaruh positif PAD pada IPMD

Ha.6b: DBH memoderasi pengaruh positif PAD pada DSD

Pertumbuhan ekonomi, menurut Susanti,dkk (2000) dalam Maryati (2010),

mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas

perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode

tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi atau

pertumbuhan ekonomi daerah/PED adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto

(PDB) atau PDRB ditingkat daerah yang mencerminkan jumlah nilai tambahan yang

yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi di dalam perekonomian. Tumbuhnya

perekonomian daerah, salah satunya, diindikasikan dari meningkatnya PDRB atau PDRB

per kapita. Dengan meningkatnya PDRB atau PDRB per kapita maka pemda memiliki

tambahan sumberdaya untuk pertama, untuk memoderasi/meningkatkan secara langsung

pengaruh positif PAD pada belanja modal maupun, kedua, memoderasi/meningkatkan

pengaruh interaksi PAD dan DAU atau PAD dan SiLPA pada belanja modal. Berdasarkan

rerangka pemikiran ini maka dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha.7a: PED memoderasi pengaruh positif PAD pada IPMD

Ha.7b: PED memoderasi pengaruh positif PAD pada DSD

Page 30: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

21

DBH

(X3)

DAU (X2)

PED

(X3)

2.8 Disain Penelitian

Berdasarkan rerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas maka dapat

dikembangkan model penelitian, sebagai berikut:

Catatan:

PAD = pendapatan asli daerah

DAU = Dana Alokasi Umum

DBH = Dana Bagi Hasil

PED = Pertumbuhan Ekonomi Daerah

DSD = Daya Saing Daerah

IPMD = Indeks Pembangunan Manusia Daerah

Variabel

Indepeden

Variabel

Moderasi

Variabel

Dependen

PAD/X1

IPMD

(Y1)

DSD

(Y2)

Page 31: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

22

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui pengaruh PAD pada IPM dan DSD;

2) Untuk mengetahui pengaruh DAU pada IPM dan DSD;

3) Untuk mengetahui pengaruh DBH pada IPM dan DSD;

4) Untuk mengetahui pengaruh PED pada IPM dan DSD;

5) Untuk mengetahui kemampuan DAU memoderasi pengaruh PAD pada IPM dan DSD;

6) Untuk mengetahui kemampuan DBH memoderasi pengaruh PAD pada IPM dan DSD;

7) Untuk mengetahui kemampuan PED memoderasi pengaruh PAD pada IPM dan DSD.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji eksistensi teori Fiscal Federalism yang

dikembangkan oleh Hayek (1945) dan Musgrave (1959) dalam Kushaeni (2006) dan Oates

(1972) karena patut diduga bahwa peningkatan pendapatan daerah dengan adanya

desentralisasi fiskal tidak serta merta akan meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan

Kemampuan Ekonomi Daerah, seperti pandangan teori Fiscal Federalism, melainkan

bersifat kontinjen yaitu tergantung kepada beberapa faktor, di antaranya adalah DAU,

DBH, dan PED. Studi ini dilakukan untuk mengonfirmasi beberapa hal, antara lain:

pertama, apakah kebijakan transfer dana perimbangan (DAU) dan DBH mampu

menstimulus pengaruh PAD pada IPMD dan DSD, dan kedua, apakah kebijakan ekonomi

(untuk mendorong gairah perekonomian) sejalan atau mampu sinergi dengan kebijakan

Page 32: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

23

keuangan/fiskal, karena simultansi sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan/fiskal inilah

sebenarnya punya efek ganda (multiplier effect) pengaruh PAD pada IPMD dan DSD.

3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan yang berharga untuk

meningkatkan kemampuan riset dan dapat menambah pengalaman riset khususnya di

bidang akuntansi sektor publik.

2) Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada

perkembangan riset (khususnnya teori desentralisasi fiskal) dan keilmuan (building

block of reserach and science).

3) Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi kepada pembuatan

kebijakan terkait dengan tatakelola keuangan daerah pada umumnya dan khususnya

kebijakan terkait dengan desentralisasi fiskal, PAD, DAU, DBH, PED, IPM, dan DSD;

4) Bagi lembaga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud, diharapkan penelitian ini dapat

menambah warna akademis khususnya bidang riset akuntansi sektor publik sehingga

kedepan lembaga ini lebih diperhitungkan sebagai pusat penelitian ilmiah khususnya

di bidang sektor publik.

Page 33: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Biro Keuangan Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik

Provinsi Bali. Sementara ruang lingkup dari penelitian ini adalah Kabupaten/Kota se-

Provinsi Bali.

4.2 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran,

Belanja Modal dan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bali pada tahun 2008-2013.

Alasan penggunaan tahun 2008-2013 karena adanya ketidak konsistenan peningkatan IPM

Provinsi bali dari tahun ke tahun yang mengindikasikan penerimaan yang diperoleh

Pemerintah Provinsi Bali belum sepenuhnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Selain itu peneliti juga ingin melaukan penelitian terbaru mengenai IPM

dimana data IPM terbaru adalah tahun 2013.

4.3 Indentifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai

berikut :

1) Dependent variable atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 59). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah IPM Daerah/IPMD dan Daya Saing Daerah/DSD.

Page 34: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

25

2) Independent variable atau variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010: 59).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalahPendapatan Asli Daerah/PAD.

3) Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono,

2010: 60). Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah Dana Alokasi Umum/DAU,

Dana Bagi Hasil/DBH, dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah/PED.

4.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam rangka menghindari perbedaan pengertian dan memberikan batasan yang

tegas pada variabel yang diteliti, maka definisi operasional terhadap masing-masing

variabel dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1) Pendapatan Asli Daerah (X1)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(UU No. 33 tahun 2004). Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Hasil Pajak Daerah

(HPD), Retribusi Daerah (RD), Pendapatan dari Laba Perusahaan Daerah (PLPD) dan

Lain-lain Pendapatan yang Sah (LPS). PAD yang menjadi fokus penelitian ini adalah

PAD tahun 2009-2013. Data PAD diperoleh dari publikasi realisasi APBD

kabupaten/kota di Provinsi Bali;

2) Dana Alokasi Umum (X2)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Dana Alokasi Umum (DAU)

merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan

tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan

Page 35: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

26

daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU yang menajdi fokus penelitian ini

adalah DAU tahun 2009-2013. Data PAD diperoleh dari publikasi realisasi APBD

kabupaten/kota di Provinsi Bali;

3) Dana Bagi Hasil (X3)

Dana Bagi Hasil, selanjutnya disebut DBH, adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase

untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi (pasal 1, PP

No. 55 thn 2005), yang bersumber dari pajak dan sumber daya alam (pasal 3, PP No. 55

thn 2005). Data PAD diperoleh dari publikasi realisasi APBD kabupaten/kota di

Provinsi Bali;

4) Pertumbuhan Ekonomi Daerah (X4)

Pertumbuhan ekonomi sering di ukur dengan mengunakan pertumbuhan produk

domestik bruto (PDB/PDRB), namun demikian indikator ini dianggap tidak selalu tepat

dikarenakan tidak mencerminkan makna pertumbuhan yang sebenarnya. Indikator lain,

yaitu pendapatan per kapita dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi ini

(Kuncoro,2004; Gaspersz dan Feonay, 2003). Indikator ini lebih komprehensif dalam

mengukur pertumbuhan ekonomi dikarenakan lebih menekankan pada kemampuan

negara/daerah untuk meningkatkan PDB/PDRB agar dapat melebihi tingkat

pertumbuhan penduduk. Indikator ini secara simultan menunjukkan apakah

pertumbuhan ekonomi yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan seiring dengan

semakin cepatnya laju pertambahan penduduk.

Page 36: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

27

Data PED dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder yang tersaji pada publikasi

PDRB kabupaten/kota di Provinsi Bali yang diterbitkan oleh Bappeda Bali. PED diukur

dengan formula sebagai berikut:

PDRB per kapita t- PDRB per kapita t-1

PED = X 100%

PDRB per kapita t-1

5) Indeks Pembangunan Manusia Daerah/IPMD (Y1)

Harahap (2010) menyatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human

Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek

huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan

untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara

berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari

kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup (Adediran, 2011). IPM yang menjadi

fokus penelitian ini adalah IPM tahun 2008-2013. Data IPM diperoleh langsung dari

BPS Provinsi Bali sehingga tidak lagi dilakukan perhitungan.

6) Daya Saing Daerah (Y2)

Arfiantini (2000) mengemukakan bahwa daya saing daerah pada prinsipnya meliputi

seluruh potensi daerah yang bersangkutan sebagai modal dasar dalam penyelenggaraan

otonomi daerah yang baik. Sesuai amanah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2008 terdapat 4 fokus terkait dengan daya saing daerah, yaitu:

Kemampuan Ekonomi Daerah, Fasilitas Wilayah dan Infrastruktur, Iklim Berinvestasi,

SDM. Untuk fokus kemampuan ekonomi daerah, indikatornya adalah angka konsumsi

RT per kapita, Nilai Tukar Petani (NTP), Persentase konsumsi RT untuk non pangan,

Page 37: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

28

produktivitas daerah per sektor (9 sektor). Dalam penelitian ini indikator daya saing

daerah yang digunakan adalah Angka konsumsi RT per kapita yaitu rata-rata

pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita.

4.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa

angka-angka yang terdapat pada laporan realisasi APBD tahun 2007-2013 dan tabel Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2013.

Sedangkan, sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari dokumen-

dokumen yang terdapat pada Biro Keuangan Provinsi Bali seperti Laporan Realisasi APBD

Tahun 2007-2013 dan Tabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2008-2013 yang

dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.

4.6 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:62). Sampel merupakan

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:116).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data laporan realisasi APBD

kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2008-2013 dan data Indeks Pembangunan Manusia

Provinsi Bali tahun 2009-2013. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan sampel jenuh. Sugiyono (2010:122) menyatakan sampel jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Page 38: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

29

Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi

non-partisipan. Metode observasi non-partisipan merupakan peneliti dapat melakukan

observasi sebagai pengumpulan data tanpa ikut terlibat dari fenomena yang diamati. Data

yang dikumpulkan melalui observasi non-partsipan dengan cara melakukan pengamatan

atas dokumen-dokumen atau catatan yang dihasilkan oleh pihak lain yang terkait dengan

penelitian ini, seperti mencatat, mengutip, dan mengumpulkan data dari dokumen yang

terdapat di Biro Keuangan Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, situs

resmi Dirjen Perimbangan Keuangan serta hasil penelitian terdahulu dan buku-buku yang

mendukung argumentasi dari hasil penelitian ini.

4.7 Teknik Anaisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Moderated Regression

Analysis (MRA) dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution

(SPSS, dengan tahapan analisis penelitian yaitu, uji asumsi klasik, perumusan model

Moderated Regression Analysis (MRA), uji kesesuaian model (uji F), Uji Koefisien

Determinasi (R2) , dan uji t.

Uji asumsi klasik

Pengujian regresi dalam penelitian ini harus memenuhi syarat-syarat lolos dari uji

asumsi klasik yaitu data tersebut harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung

multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Oleh karena itu, sebelum melakukan

pengujian regresi perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik meliputi:

Page 39: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

30

1) Uji Normalitas

Utama (2009:89) menyatakan bahwa uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk

menguji apakah dalam residual dari model regresi yang dibuat berdistribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang memiliki distribusi residual yang normal atau

mendekati normal adalah model regresi yang baik. Jika residual dari model regresi

berdistribusi tidak normal, maka prediksi yang dilakukan dengan data tersebut akan

tidak baik, atau dapat memberikan hasil prediksi yang menyimpang. Uji statistik yang

digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov (K-S) test, apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05 maka

data terdistribusi secara normal, sedangkan apabila Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil

dari α = 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal.

2) Uji Autokorelasi

Utama (2009:92) menyatakan uji autokorelasi adalah uji yang dilakukan untuk melacak

adanya korelasi auto atau pengaruh data dari pengamatan sebelumnya dalam model

regresi. Autokorelasi muncul bila observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lainnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin-Watson, dengan

kriteria sebagai berikut :

(1) du < d < 4-du, berarti tidak ada autokorelasi

(2) dl > d > 4-dl, berarti ada autokorelasi

(3) dl ≤ d ≤ du atau 4-du ≤ d ≤ 4-dl, berarti tidak ada keputusan

Salah satu metode untuk mengobati autokorelasi adalah dengan merubah data mentah

variabel-variabel yang digunakan menjadi bentuk logaritma natural (Ghozali,

2011:125).

Page 40: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

31

3) Uji Multikolinearitas

Utama (2009:94) menyatakan uji multikolinearitas adalah uji yang bertujuan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas,

karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Untuk mendeteksi indikasi adanya multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis

matrik korelasi variabel-variabel independen. Bila antar variabel independen ada

korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi

adanya multikolinearitas. Cara lainnya adalah dengan melihat nilai VIF dan tolerance.

Agar terbebas dari adanya multikolinearitas, nilai VIF harus lebih kecil dari 10 dan nilai

tolerance harus diatas 0,1 (Ghozali, 2011:105).

4) Uji Heteroskedastisitas

Utama (2009:94) menyatakan uji heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas atau mempunyai varians homogen adalah model regresi yang baik.

Suatu model regresi yang mengandung gejala heteroskedastisitas dapat memberikan

hasil prediksi yang menyimpang. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan

dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model yang diestimasi terhadap

variabel bebas, jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan

terhadap absolute residual atau nilai signifikansinya lebih besar dari α = 0,05, maka

tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengatasi gejala heteroskedastisitas,

transformasi data dalam bentuk logaritma sering mampu mengurangi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2011:145).

Page 41: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

32

Moderated Regression Analysis (MRA)

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah suatu variabel

merupakan variabel moderating yakni dengan melakukan uji interaksi. Uji interaksi

antarvariabel disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) (Utama, 2009). MRA

merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) (Liana, 2009).

Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA) sebagai berikut :

Yi = a +b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 + e ................................................................................. (1)

Yi= a +b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 +b5X1.X2+b6X1.X3+b7X1.X4 + e................................... (2)

Persamaan regresi berganda (1) digunakan untuk uji asumsi klasik sedangkan persamaan

regresi berganda (2) digunakan untuk uji kelayakan model (Uji F), Koefisien Determinasi,

dan uji t.

Catatan:

Yi = Indeks Pembangunan Manusia/IPM (Y1) dan Daya Saing Daerah/DSD (Y2)

a = Konstanta

b1 - - - b9 = Koefisien regresi

X1 = Pendapatan Asli Daerah/PAD

X2 = Dana Alokasi Umum/DAU

X3 = Dana Bagi Hasil/DBH

X4 = Pertumbuhan Ekonomi Daerah/PED

X1.X2 = Interaksi PAD dan DAU

X1.X3 = Interaksi PAD dan DBH

X1.X4 = Interaksi PAD dan PED

e = Nilai residu

Uji Kesesuaian Model (Uji F) dan Koefisien Determinasi (R2)

Uji kesesuaian model bertujuan untuk mengetahui apakah dalam penelitian ini

model yang digunakan layak untuk digunakan atau tidak. Langkah-langkah dalam uji

kesesuaian model (Uji F) adalah :

Page 42: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

33

1) Menentukan taraf nyata sebesar 5%.

2) Menentukan besarnya p-value yang diperoleh dari hasil pengujian dengan program

SPSS.

Kriteria pengujian :

1) Bila nilai p-value dari F ≥ α sebesar 5% , menunjukan model penelitian ini tidak layak

untuk digunakan.

2) Bila nilai p-value dari F ≤ α sebesar 5% , menunjukkan model penelitian ini layak untuk

digunakan.

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel

bebas mampu menjelaskan perubahan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas tetapi apabila nilai koefisien determinasi tinggi berarti variabel

independen mampu sepenuhnya menjelaskan variasi dari variabel dependen. Nilai r2

besarnya antara 0 dan 1. Jika r2 = 1, berarti 100 persen total variasi variabel terikat dapat

dijelaskan oleh variabel bebasnya. Namun jika r2 = 0, berarti tidak ada total variasi variabel

terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebasnya (Wirawan, 2002:282).

Uji t

Uji t atau t-Test digunakan untuk menguji pengaruh parsial masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Rincian pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Arah pengaruh (positif atau negatif) dapat dilihat dari tanda koefisien beta-nya;

b. Signifikansi pengaruh akan dilihat dari P-Value pada tingkat signifikansi (α)=

0.05,yaitu:

- Jika P-Value < 0.05 maka pengaruhnya signifikan.

Page 43: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

34

- Jika P-Value > 0.05 maka pengaruhnya tidak signifikan.

c. Intensitas pengaruh masing-masing variabel independen dapat dilihat dari besaran

koefisien beta masing-masing variabel (X1, X2, dan X3), sedangkan intensitas pengaruh

variabel moderasi dapat dilihat dari besaran koefisien beta dari interaksi varibel X1X4,

X2X4, dan X3X4.

Page 44: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

35

BAB. V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Provinsi Bali

Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia yang beribukota

di Denpasar. Penduduk di Provinsi Bali sebagian besar memeluk agama Hindu. Provinsi

Bali adalah daerah pariwisata dan merupakan salah satu destinasi pariwisata dunia. Bali

yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini sering menjadi tujuan kunjungan turis

mancanegara maupun turis lokal Indonesia karena Bali memiliki keindahan dan kekayaan

budaya yang kental dan melekat pada penduduknya.

Selain Pulau Bali, wilayah Provinsi provinsi bali terdiri dari pulau-pulau kecil

disekitarya, meliputi Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Penida,

Pulau Serangan. Secara geografis, batas wilayah Pulau Bali di sebelah utara adalah laut

Bali, sebelah selatan adalah Samudra Indonesia, sebelah barat adalah Provinsi Jawa

Timur/Selat Bali, dan sebelah timur adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat/Selat Lombok.

Provinsi Bali juga memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan,

yaitu Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Batur, dan Danau Tamblingan.

Luas Wilayah Provinsi Bali mencapai 5 636.66 km2. Secara administrasi wilayah

Provinsi Bali dibagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota meliputi Kabupaten

Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan

Pemerintah Kota Denpasar. Pusat pemerintahan ibu kota Provinsi Bali adalah terletak di

daerah Renon yang termasuk wilayah Kota Denpasar. Mengenai ibu kota perkabupaten

beserta luas wilayah dari masing-masing daerah yang terdapat di Provinsi Bali dapat dilihat

pada Tabel 5.1 dibawah ini:

Page 45: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

36

Tabel 5.1 Kota dan Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Sumber: Bali Dalam Angka 2014

Salah satu provinsi di Indonesia yang menerapkan kebijakan Otonomi Daerah

adalah Provinsi Bali. Provinsi Bali diberlakukan Otonomi Daerah mulai 1 Januari 2001.

Otonomi Daerah memberi kewenangan kepada Pemerintah daerah untuk mengatur dan

mengurusi sendiri urusan pemerintahan di daerah dengan arah dan tujuan mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat, pengingkatan pelayanan publik, peningkatan daya

saing, peningkatan peran serta masyarakat.

5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini mencakup 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali yang terdiri dari 8

kabupaten dan 1 kota. Penelitian ini menggunakan pooled data atau data panel meliputi 9

No. Kabupaten/Kota Ibu Kota Luas Wilayah (km2)

1. Kab. Jembrana Negara 841.80

2. Kab. Tabanan Tabanan 839.33

3. Kab. Badung Mengwi 418.52

4. Kab. Gianyar Gianyar 368.00

5. Kab. Klungkung Semarapura 315.00

6. Kab. Bangli Bangli 520.81

7. Kab. Karangasem Amlapura 839.54

8. Kab. Buleleng Singaraja 1 365.88

9. Kota Denpasar Denpasar 127.78

Jumlah 5 636.66

Page 46: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

37

kabupaten/kota sehingga tersedia data awal 45 amatan dan yang memenuhi uji asumsi

klasik adalah 30 amatan. Rincian hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:

Uji Normalitas

Pengujian normalitas untuk mengetahui distribusi normal atau tidak normal telah

dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan hasilnya

seperti terlihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 1,146 dan

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,534 yang lebih besar dari Alpha 0,05 sehingga dapat

dikatakan data terdistribusi secara normal.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melacak adanya korelasi auto atau pengaruh data

dari pengamatan sebelumnya dalam model regresi. Uji autokorelasi dilakukan dengan Uji

Durbin-Watson. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5.3a dan Tabel 5.3b.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 3.14550426

Most Extreme Differences Absolute .097

Positive .086

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .534

Asymp. Sig. (2-tailed) .938

a. Test distribution is Normal.

Sumber:Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik

Page 47: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

38

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai DW masing-masing adalah 1,417 untuk

model regresi dengan dependen varibael IPM dan 1,351 untuk untuk model regresi dengan

dependen varibael DSD. Kedua nilai DW tersebut lebih besar dari du dan lebih kecil dari 4 – du,

berarti tidak ada gejala autokorelasi.

Tabel 5.3a Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 5.3b Hasil Uji Autokorelasi

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pengujian ini dilakukan dengan

melihat nilai tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih

besar dari 10% (0,1) dan VIF kurang dari 10, maka model dikatakan bebas dari gejala

multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

5.4.

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.417a

a. Predictors: (Constant), PED, PAD, DBH, DAU

b. Dependent Variable: IPMD

Sumber: Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.351a

a. Predictors: (Constant), PED, PAD, DBH, DAU b. Dependent Variable: DSD Sumber: Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik

Page 48: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

39

Berdasarkan tabel 5.4, dapat dilihat bahwa untuk variabel PAD, DAU, DBH, dan

PED memiliki tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada gejala multikolinearitas dalam data penelitian ini.

Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Pada penelitian ini, untuk menguji apakah model regresi

mengandung gejala heteroskedastisitas atau tidak, dilakukan dengan menggunakan uji

Glejser. Agar model regresi bebas dari gejala heteroskedastisitas, maka nilai signifikan

variabel bebas terhadap absolute residual harus lebih besar dari α = 0,05. Hasil pengujian

Heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5.5a da Tabel 5.5b.

Berdasarkan tabel 5.5a dan tabel 5.5b, dapat dilihat bahwa nilai sig. dari masing-

masing variabel adalah di atas 0,05. Hal ini menandakan bahwa seluruh variabel tersebut

dapat dikatakan bebas dari gejala heteroskedastisitas.

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 PAD .454 2.201

DAU .340 2.938

DBH .610 1.638

PED .713 1.403

Sumber: Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik

Page 49: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

40

Tabel 5.5a Hasil Uji Heteroskedastisitas

oefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.342 3.560 1.501 .146

PAD -9.309E-12 .000 -.347 -1.245 .225

DAU 5.442E-12 .000 .325 1.008 .323

DBH -4.385E-11 .000 -.163 -.677 .505

PED -56.196 73.735 -.170 -.762 .453

a. Dependent Variable: ABS_RES1

Sumber: Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik

Tabel 5.5b Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .104 .429 .243 .810

PAD -1.553E-12 .000 -.480 -1.722 .097

DAU 4.261E-13 .000 .211 .654 .519

DBH 3.161E-12 .000 .097 .405 .689

PED 1.548 8.892 .039 .174 .863

a. Dependent Variable: ABS_RES2

Sumber: Lampiran 1 Uji Asumsi Klasik

5.3 Uji Kesesuaian Model (Uji F) dan Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji Kesesuaian Model (uji F) dimaksudkan dalam rangka mengetahui apakah dalam

penelitian ini model yang digunakan layak untuk digunakan atau tidak sebagai alat analisis

untuk menguji pengaruh variabel independen pada variabel dependennya. Hasil pengujian

model penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.6a dan 5.6b.

Page 50: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

41

Berdasarkan tabel 5.6a dan tabel 5.6b dapat diketahui p-value masing-masing

sebesar 0,038 dan 0,000 adalah lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang mengindikasikan kedua

model penelitian ini layak untuk digunakan sebagai alat analisis guna menguji hipotesis

penelitian.

Tabel 5.6a Fitness Model Test (Uji F)

Sumber: Lampiran 2 Uji Kesesuaian Model dan Koefisien Determinasi

Tabel 5.6b Fitness Model Test (Uji F)

Sumber: Lampiran 2 Uji Kesesuaian Model dan Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel

bebas mampu menjelaskan perubahan variabel terikatnya. Pada penelitian ini koefisien

determinasi (Adjusted R2) variabel bebas dalam model penelitian yang terlihat pada Tabel

5.7a dan Tabel 5.7b.

Berdasarkan Tabel 5.7a dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 22,9%

yang berarti bahwa 22,9% variasi perubahan IPMD dapat dijelaskan oleh variabel PAD,

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 102.406 7 14.629 1.122 .038

a

Residual 286.932 22 13.042

Total 389.338 29

a. Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

b. Dependent Variable: IPMD

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.631 7 1.233 6.178 .000

a

Residual 4.391 22 .200

Total 13.023 29

a. Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

b. Dependent Variable: DSD

Page 51: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

42

DAU, DBH, dan variabel pemoderasinya, sedangkan sisanya sebesar 77,1% dipengaruhi

oleh variabel lain di luar model.

Tabel 5.7a Koefisien Determinasi

Sumber: Lampiran 2 Uji Kesesuaian Model dan Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 5.7b dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 55,6%

yang berarti bahwa 55,6% variasi perubahan Daya Saing Daerah dapat dijelaskan oleh

variabel PAD, DAU, DBH, dan variabel pemoderasinya, sedangkan sisanya sebesar 44,4%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Tabel 5.7b Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .814a .663 .556 .446773

a. Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

Sumber: Lampiran 2 Uji Kesesuaian Model dan Koefisien Determinasi

Jika dibandingkan model regresi dengan variabel independen DSD lebih baik daripada

model regresi dengan variabel dependen IPMD karena nilai Ajd. R2nya lebih besar.

5.4 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data dalam penelitian meliputi jumlah

amatan, nilai minimum dan maksimum, nilai rata-rata, serta standar deviasi. Nilai

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .513a .263 .229 3.611419

a. Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

Page 52: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

43

minimum adalah nilai paling rendah dari suatu distribusi data, sedangkan nilai maksimum

adalah nilai tertinggi dari suatu distribusi data. Pengukuran mean (rata-rata) merupakan

cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data.

Simpangan baku (standard deviation) merupakan rata-rata penyimpangan nilai data yang

diteliti dari nilai rata-ratanya (Nata Wirawan, 2002:135).

Tabel 5.8 Statistik Deskriptif

Sumber: Lampiran 3 Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Hipotesis

5.5 Moderated Regression Analysis (MRA)

Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel merupakan

variabel pemoderasi adalah dengan melakukan uji interaksi. Regresi dengan melakukan uji

interaksi antarvariabel disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA). Analisis

MRA diolah dengan bantuan program SPSS dan hasilnya tersaji pada Tabel 5.9.a dan

Tabel 5.9b.

Berdasarkan tabel 5.9a tidak dapat dikembangkan persamaan regresi oleh karena

tidak ada hasil uji hipotesis yang signifikan. Sedangkan, berdasarkan tabel 5.9b dapat

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 30 1.625E10 2.612E11 9.65397E10 6.956642E10

DAU 30 2.760E11 6.877E11 4.30075E11 1.112756E11

DBH 30 1.730E10 4.466E10 2.87317E10 6.927826E9

PED 30 .040 .060 .05400 .005632

IPMD 30 66.060 79.410 7.27217E1 3.664074

DSD 30 .750 2.840 1.69167 .670121

Valid N (listwise) 30

Page 53: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

44

dikembangkan persamaan regresi yang dihasilkan melalui Moderated Regression Analysis

(MRA) adalah sebagai berikut:

DSD = 5,525 – 3,567e-11PAD- 1,4078DBHe-10 + 6,086e-22 PAD_DBH + e

Tabel 5.9a Uji MRA

Tabel 5.9b Koefisien Beta Variabel Penelitian dan Konstanta

Sumber:Lampiran 3 Hasil Uji Hipotesis

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 54.800 12.356

PAD 1.287E-10 .000 2.443 .352

DAU 1.761E-11 .000 .535 .423

DBH 3.176E-11 .000 .060 .905

PED 224.761 269.456 .346 .413

PAD_DAU -3.809E-24 .000 -.043 .978

PAD_DBH -1.658E-21 .000 -1.050 .416

PAD_PED -1.864E-9 .000 -2.120 .499

a. Dependent Variable: IPMD

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.525 1.529 .002

PAD -3.567E-11 .000 -3.702 .045

DAU 2.084E-12 .000 .346 .443

DBH -1.407E-10 .000 -1.455 .000

PED -11.705 33.335 -.098 .729

PAD_DAU 2.398E-24 .000 .149 .886

PAD_DBH 6.086E-22 .000 2.107 .022

PAD_PED 2.730E-10 .000 1.697 .424

a. Dependent Variable: DSD

Page 54: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

45

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diketahui beberapa hal, sebagai berikut:

1) Nilai konstansta sebesar 5,525 artinya jika nilai variabel independen PAD dan

interaksi PAD DBH sama dengan nol maka DSD sama dengan 5,525 satuan. Nilai

DSD sebesar 5,525 ini kemungkinan adalah nilai daya saing yang melekat pada

kabupaten/kota di Provinsi Bali, misalnya, nilai budaya dan ramah-tamah;

2) Nilai koefisien beta PAD sebesar -3,567e-11 artinya jika nilai variabel independen

PAD meningkat 1 satuan maka DSD akan menurun sebesar 3,567e-11 satuan;

3) Nilai koefisien beta DBH sebesar -1,407e-10 artinya jika nilai variabel independen

DBH meningkat 1 satuan maka DSD akan menurun sebesar 1,407e-10 satuan;

4) Nilai koefisien beta PAD_DBH sebesar 6,086e-22 artinya jika nilai variabel moderasi

PAD_DBH meningkat 1 satuan maka DSD akan menurun sebesar 6,086e-22 satuan;

5.6 Uji Hipotesis Penelitian (Uji t)

Uji hipotesis penelitian (Uji t) pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen dan variabel moderasi secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji hipotesis penelitian (Uji t) dilakukan

dengan membandingkan hasil nilai signifikansi P-Value pada Tabel 4.10 dengan α = 0,05.

Berdasarkan tabel 5.10a dapat diketahui hasil uji hipotesis penelitian sebagai

berikut:

1) Pengujian Hipotesis Ha.1a:

PAD berpengaruh positif pada IPMD

Uji pengaruh PAD pada IPMD diperoleh nilai P-Value sebesar 3,52 yang

lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta 1,287e-10. Berarti PAD

Page 55: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

46

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada IPMD. Ini berarti hasil pengujian ini

menolak hipotesis Ha.1a yang menyatakan bahwa PAD berpengaruh positif dan

signifikan pada IPMD.

Tabel 5.10a Hasil Moderated Regression Analysis (MRA)

Sumber: Lampiran 3 Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Hipotesis

2) Pengujian Hipotesis Ha.2a:

DAU berpengaruh positif pada IPMD

Uji pengaruh DAU pada IPMD diperoleh nilai P-Value sebesar 0,423 yang

lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta 1,761e-11. Berarti DAU

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada IPMD. Ini berarti hasil pengujian ini

menolak hipotesis Ha.2a yang menyatakan bahwa DAU berpengaruh positif dan

signifikan pada IPMD.

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Sig. Hasil Uji

B Std. Error Beta

1 (Constant) 54.800 12.356 .000

PAD 1.287E-10 .000 2.443 .352 Ditolak

DAU 1.761E-11 .000 .535 .423 Ditolak

DBH 3.176E-11 .000 .060 .905 Ditolak

PED 224.761 269.456 .346 .413 Ditolak

PAD_DAU -3.809E-24 .000 -.043 .978 Ditolak

PAD_DBH -1.658E-21 .000 -1.050 .416 Ditolak

PAD_PED -1.864E-9 .000 -2.120 .499 Ditolak

a. Dependent Variable: IPMD

Page 56: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

47

3) Pengujian Hipotesis Ha.3a:

DBH berpengaruh positif pada IPMD

Uji pengaruh DBH pada IPMD diperoleh nilai P-Value sebesar 0,905 yang

lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta 224,761. Berarti DBH

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada IPMD. Ini berarti hasil pengujian ini

menolak hipotesis Ha.2 yang menyatakan bahwa DBH berpengaruh positif dan

signifikan pada IPMD.

4) Pengujian Hipotesis Ha.4a:

PED berpengaruh positif pada IPMD

Uji pengaruh PED pada IPMD diperoleh nilai P-Value sebesar 0,413 yang

lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta 3,176e-11. Berarti PED

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada IPMD. Ini berarti hasil pengujian ini

menolak hipotesis Ha.2 yang menyatakan bahwa PED berpengaruh positif dan

signifikan pada IPMD.

5) Pengujian Hipotesis Ha.5a:

DAU memoderasi pengaruh positif PAD pada IPMD

Uji kemampuan DAU moderasi pengaruh PAD pada IPMD diperoleh nilai P-

Value sebesar 0,978 yang lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta

-3,8092e-24. Berarti DAU menurunkan pengaruh PAD pada IPMD tetapi tidak

signifikan. Ini berarti hasil pengujian ini menolak hipotesis Ha.5a yang menyatakan

bahwa DAU berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD.

Page 57: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

48

6) Pengujian Hipotesis Ha.6a:

DBH memoderasi pengaruh positif PAD pada IPMD

Uji kemampuan DBH moderasi pengaruh PAD pada IPMD diperoleh nilai P-

Value sebesar 0,416 yang lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta

-1.658E-21. Berarti DBH menurunkan pengaruh DBH pada IPMD tetapi tidak

signifikan. Ini berarti hasil pengujian ini menolak hipotesis Ha.6a yang menyatakan

bahwa DBH berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD.

7) Pengujian Hipotesis Ha.7a:

PED memoderasi pengaruh positif PAD pada IPMD

Uji kemampuan PED moderasi pengaruh PAD pada IPMD diperoleh nilai P-

Value sebesar 0,499 yang lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta

-1.864E-9. Berarti PED menurunkan pengaruh PAD pada IPMD tetapi tidak

signifikan. Ini berarti hasil pengujian ini menolak hipotesis Ha.7a yang menyatakan

bahwa PED berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD.

Berdasarkan tabel 5.10b dapat diketahui hasil uji hipotesis penelitian sebagai

berikut:

1) Pengujian Hipotesis Ha.1b:

PAD berpengaruh positif pada DSD

Uji pengaruh PAD pada DSD diperoleh nilai P-Value sebesar 0,45 yang lebih

besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta -3,567e-11. Berarti PAD berpengaruh

negatif dan signifikan pada DSD. Ini berarti hasil pengujian ini menolak hipotesis

Ha.1b yang menyatakan bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan pada DSD.

Page 58: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

49

Tabel 5.10b Hasil Moderated Regression Analysis (MRA)

Sumber: Lampiran 3 Statistik Deskriptif dan Hasil Uji Hipotesis

2) Pengujian Hipotesis Ha.2b:

DAU berpengaruh positif pada DSD

Uji pengaruh DAU pada DSD diperoleh nilai P-Value sebesar 0,443 yang

lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta 2,084e-12. Berarti DAU

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada DSD. Ini berarti hasil pengujian ini

menolak hipotesis Ha.2b yang menyatakan bahwa DAU berpengaruh positif dan

signifikan pada DSD.

3) Pengujian Hipotesis Ha.3b:

DBH berpengaruh positif pada DSD

Uji pengaruh DBH pada DSD diperoleh nilai P-Value sebesar 0,000 yang

lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta -1,407e-10. Berarti DBH

berpengaruh negatif dan signifikan pada DSD. Ini berarti hasil pengujian ini menolak

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Sig. Hasil Uji

Hipotesis B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.525 1.529 .002

PAD -3.567E-11 .000 -3.702 .045 Diterima

DAU 2.084E-12 .000 .346 .443 Ditolak

DBH -1.407E-10 .000 -1.455 .000 Diterima

PED -11.705 33.335 -.098 .729 Ditolak

PAD_DAU 2.398E-24 .000 .149 .886 Ditolak

PAD_DBH 6.086E-22 .000 2.107 .022 Diterima

PAD_PED 2.730E-10 .000 1.697 .424 Ditolak

a. Dependent Variable: DSD

Page 59: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

50

hipotesis Ha.3b yang menyatakan bahwa DBH berpengaruh positif dan signifikan pada

DSD.

4) Pengujian Hipotesis Ha.4b:

PED berpengaruh positif pada DSD

Uji pengaruh PED pada DSD diperoleh nilai P-Value sebesar 0,729 yang

lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta -11,705. Berarti PED

berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan pada DSD. Ini berarti hasil pengujian ini

menolak hipotesis Ha.4b yang menyatakan bahwa PED berpengaruh positif dan

signifikan pada DSD.

5) Pengujian Hipotesis Ha.5b:

DAU memoderasi pengaruh positif PAD pada DSD

Uji kemampuan DAU moderasi pengaruh PAD pada DSD diperoleh nilai P-

Value sebesar 0,886 yang lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta

2,398e-24. Berarti DAU menurunkan pengaruh PAD pada DSD tetapi tidak

signifikan. Ini berarti hasil pengujian ini menolak hipotesis Ha.5b yang menyatakan

bahwa DAU berpengaruh positif dan signifikan pada DSD.

6) Pengujian Hipotesis Ha.6b:

DBH memoderasi pengaruh positif PAD pada DSD

Uji kemampuan DBH moderasi pengaruh PAD pada DSD diperoleh nilai P-

Value sebesar 0,022 yang lebih kecil daripada α = 0,05, dengan koefisien beta

6,086e-22. Berarti DBH menurunkan pengaruh negatif PAD pada DSD secara

Page 60: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

51

signifikan. Ini berarti hasil pengujian ini menolak hipotesis Ha.6b yang menyatakan

bahwa DBH memoderasi pengaruh positif PAD pada DSD

7) Pengujian Hipotesis Ha.7b:

PED memoderasi pengaruh positif PAD pada DSD

Uji kemampuan PED moderasi pengaruh PAD pada DSD diperoleh nilai P-

Value sebesar 0,424 yang lebih besar daripada α = 0,05, dengan koefisien beta

2.730e-10. Ini berarti, PED menurunkan pengaruh negatif PAD pada DSD tetapi

tidak signifikan. Dengan demikian, hasil pengujian ini menolak hipotesis Ha.7b yang

menyatakan bahwa PED berpengaruh positif dan signifikan pada DSD.

5.7 Pembahasan Hasil Penelitian

1) Pengaruh PAD pada IPMD dan DSD

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif dan

signifikan pada DSD. Di lain pihak, PAD berpengaruh positif tetapi tidak signifikan

pada IPMD yang berarti menolak hipotesis penelitian yang menduga bahwa PAD

berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD. Ini berarti bahwa walaupun PAD telah

meningkat dari tahun ke tahun tetapi tidak cukup signifikan mendorong peningkatan

IPM. Hal ini terjadi kemungkinan terjadi karena tidak cukup besar juga alokasinya

masih perlu ditingkatkan pada berbagai program yang terkait pada peningkatan IPMD

seperti: program peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya

beli masyarakat, yang pada dasarnya merupakan pembentuk (composite) IPMD.

Page 61: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

52

Berkaitan dengan hal tersebut maka pemerintah kabupaten/kota perlu

memastikan proporsi alokasi pada program terkait peningkatan IPMD lebih besar dan

tidak kalah penting melakukan monitoring realisasinya di lapangan.

2) Pengaruh DAU pada IPMD dan DSD

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa DAU berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan pada IPMD yang berarti menolak hipotesis penelitian yang menduga bahwa

DAU berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD. Ini berarti bahwa walaupun DAU

proporsi besar dan lebih daripada PAD dari tahun ke tahun namun tidak mampu secara

signifikan meningkatkan IPMD. Diduga fenomena ini terjadi karena DAU yang besar

ini sebagain besar diserap untuk belanja pegawai sedikit sekali untuk alokasi pada

program yang menunjang IPMD secara langsung.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa DAU berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan pada DSD yang berarti menolak hipotesis penelitian yang menduga bahwa

DAU berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD. Ini berarti bahwa walaupun DAU

proporsi besar dari tahun ke tahun dan lebih daripada PAD namun tidak mampu secara

signifikan meningkatkan DSD. Diduga fenomena ini terjadi karena DAU yang besar ini

sebagain besar diserap untuk belanja pegawai sedikit sekali untuk alokasi pada program

yang menunjang secara langsung tingkat konsumsi per kapita yang digunakan sebagai

parameter DSD dalam penelitian ini.

Hasil uji hipotesis pengaruh moderasi DAU pada interaksi PAD dan IPMD serta

PAD dan DSD menunjukkan bahwa DAU tidak mampu memoderasi pengaruh PAD

pada IPMD dan DSD.

Page 62: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

53

Berkaitan dengan hal tersebut maka pemerintah pusat perlu mempertimbangkan

transfer DAU tersebut dengan persyaratan tertentu, misalnya menetapkan besarnya

proporsi alokasi pada belanja modal dan belanja yang menunjang IPMD yang

besarannya ditingkatkan secara bertahap dari tahun ke tahun. Disamping itu, kebijakan

pemerintah yang melakukan moratorium PNS (pengecualian pada tenaga guru/dosen

dan kesehatan) masih perlu dilanjutkan agar supaya DAU yang tersedia masih dapat

dilakukan menunjang program peningkatan kuantitas dan mutu IPMD. Begitu juga

halnya dengan sokongan untuk program akselerasi tingkat konsumsi per kapita.

3) Pengaruh DBH pada IPMD dan DSD

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa DBH berpengaruh positif dan

signifikan pada DSD. Sementara, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa DBH

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada IPMD yang berarti menolak hipotesis

penelitian yang menduga bahwa DBH berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD.

Ini berarti bahwa bila DBH meningkat maka IPMD akan meningkat tetapi tidak

signifikan. Diduga fenomena ini terjadi karena proporsi DBH relatif kecil, sehingga

pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Bali perlu melakukan upaya untuk meningkatkan

besaran DBH. Tentu, disamping itu perlu memastikan alokasinya pada program yang

terkait dengan upaya meningkatkan IPMD, seperti program peningkatan kualitas

pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat.

4) Pengaruh PED pada IPMD dan DSD

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa PED berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan pada IPMD yang berarti menolak hipotesis penelitian yang menduga bahwa

Page 63: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

54

PED berpengaruh positif dan signifikan pada IPMD. Ini berarti meningkatkan PED akan

meningkatkan IPMD tetapi tidak signifikan. Diduga fenomena ini terjadi karena

pemerintah kabupaten/kota kurang berhasil memanfaatkan stimulus meningkatnya PED

untuk meningkatkan IPMD dan DSD.

Page 64: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

55

BAB. VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) PAD, DAU, dan DBH tidak berpengaruh pada IPMD;

2) DAU, dan DBH tidak mampu memoderasi pengaruh PAD pada IPMD;

3) PAD dan DBH berpengaruh pada DSD;

4) DAU dan PED tidak berpengaruh pada DSD;

5) DBH mampu memoderasi pengaruh PAD pada DSD;

6) DAU dan PED tidak mampu memoderasi pengaruh PAD pada DSD.

6.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, saran yang dapat direkomendasikan adalah sebagai

berikut:

1) Besaran DBH maupun alokasinya perlu lebih diorientasikan pada proporsinya perlu

upaya meningkatkan IPMD, seperti program peningkatan kualitas pendidikan,

kesehatan, dan daya beli masyarakat.

2) Pemerintah kabupaten/kota lebih kreatif memanfaatkan stimulus meningkatnya PED

guna meningkatkan IPMD (program peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan, dan

daya beli masyarakat) dan DSD (tingkat konsumsi per kapita).

3) Pemerintah pusat perlu mempertimbangkan transfer DAU tersebut dengan persyaratan

tertentu, misalnya menetapkan besarnya proporsi alokasi pada belanja modal dan

Page 65: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

56

belanja yang menunjang IPMD yang besarannya ditingkatkan secara bertahap dari

tahun ke tahun. Disamping itu, kebijakan pemerintah yang melakukan moratorium

PNS (pengecualian pada tenaga guru/dosen dan kesehatan) masih perlu dilanjutkan

agar supaya DAU yang tersedia masih dapat dilakukan menunjang program

peningkatan kuantitas dan mutu IPMD dan peningkatan DSD.

Page 66: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

57

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Anggito. 2005. Format Anggaran Terpadu Menghilangkan Tumpang Tindih.

Bapekki Depkeu.

Abidin, Said Zainal. Hakekat Pembangunan dan Perubahan Masyarakat.

www.bappenas.go.id/index.php?module=ContentExpress&func=display&ceid=1

486

Adi, Priyo Hari. 2005. Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(Studi pada Kabupaten dan Kota Se Jawa Bali). Jurnal Studi Pembangunan

KRITIS. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

______________. 2006. Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja

Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kabupaten dan Kota Se

Jawa-Bali). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang

Aziz, Mariam Abdul, Muzafar Shah Habibullah, W.N.W. Azman-Saini, & M. Azali. 2000.

The causal relationship between tax revenues and government spending in

Malaysia. Universiti Putra Malaysia, Working Paper.

BAPPENAS. 2003. Peta Kemampuan Keuangan Propinsi Dalam Era Otonomi Daerah:

Tinjauan Atas Kinerja PAD dan Upaya yang dilakukan Daerah. Direktorat

Pengembangan Otonomi Daerah.

Brata, Aloysius Gunadi. 2004. Komposisi Penerimaan Sektor Publik Dan Pertumbuhan

Ekonomi Regional. Lembaga Penelitian Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Darwanto dan Yustikasari .2006 . Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli

Daerah, dam Bana Alokasi Umum terhadap pengalokasian Anggaran Belanja Modal,

Studi Kasus Kabupaten /Kota se-Jawa Bali tahun 2004-2005.

Doi, Takero. 1998. Is Japanese local finance really centralized? From viewpoint of the

revenue-expenditure nexus. University of Tokyo, Working Paper.

Ferdinan, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen.

Badan penerbit UNDIP. Semarang

Gaspersz, Vincent dan Esthon Foenay. 2003. Kinerja Pendapatan Ekonomi Rakyat Dan

Produktivitas Tenaga Kerja Di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ekonomi

Rakyat. Th. II - No. 8 - Nopember 2003.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Universitas

Diponegoro. Semarang

Hair, Jr., R.E. Andersen dan W.C. Black. 1998. Multivariate Data Analysis. Prentice Hall

International. New jersey. Edisi 5

Halim, Abdul. 2001. Analisis Diskripsi Pengaruh Fiskal Stress pada APBD Pemerintah

Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah. KOMPAK. STIE YO. Yogyakarta. 127-

146

Halim, Abdul dan Syukriy Abdullah. 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi

Page 67: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

58

Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Simposium Nasional Akuntansi VI, 1140-

1159

Harianto dan Adi, Priyo Hadi. 2006). Hubungan antara DAU, Belanja Modal, PAD, dan

Pendapatan Per Kapita. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Hasibuan, Bara. 2004. "Human Development", Siapa Peduli?. Kompas Sabtu, 26 Juni 2004.

Holtz-Eakin, Doglas, Harvey S, & Schuyley Tilly. 1994. Intertempora Analysis of State An

Local Government Spending: Theory and Tests. Journal of Urban Economics 35:

159-174

Ismerdekaningsih, Herlina, SE & Endah Sri Rahayu,SE. 2002. Analisis Hubungan

Penerimaan Pajak Terhadap Product Domestic Bruto Di Indonesia ( Studi Tahun

1985-2000). ITB Central Library.

Kertas kerja dari KPPN Purwodadi www.mail-archive.com/perbendaharaan-

[email protected]/msg00070/makalah_rapim.doc

Kuncoro, Mudrajat. Ph.D. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi,

Perekonomian, Strategi dan Peluang. Penerbit Erlangga

Legrenzi, Gabriella & Costas Milas. 2001. Non-Linear and Asymmetric Adjusment The

Local Revenue-Expenditure Models: Some Evidence from The Italian

Municipalities. University of Milan, Working Paper.

Leksono, Ninok. 2003. Menatap Masa Depan Usai Peringatan Setahun Bom Bali.

KOMPAS CYBER MEDIA. www.kompas.co.id/utama/news/

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen keuangan Daerah. Penerbit ANDI,

Yogyakarta.

Nanga, Muana. 2005. Analisis Posisi Fiskal Kabupaten/Kota di NTT : Adakah Posisi

Fiskal Lebih Baik. Jurnal Studi Pembangunan KRITIS. Universitas Kristen Satya

Wacana. Salatiga

Nyoman, Sugawa Korry. 2005. Ambiualensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

http://www.balipost.co.id . 19 September 2005.

Prakosa, Kesit Bambang. 2004. Analisa Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah (Studi

Empirik di Propinsi Jawa Tengah dan DIY. JAAI Vol. 8 No. 2, 101-118

Purwoko. 1999. Kajian Tentang Peranan DAU Sebagai Salah Satu Sumber Pembiayaan

Daerah Otonom. www.fiskal.depkeu.go.id/bkf/kajian/ Purwoko20-%201999.doc

Republik Indonesia. 2004. Undang – Undang No. 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

________________. 2004. PP RI No. 3 Tahun 2004. Tentang Dana Alokasi Umum Daerah

Provinsi, Daerah Kabupaten, dan Kota Tahun Anggaran 2005

________________. 2004, PP RI No. 109 Tahun 2000. Tentang Dana Perimbangan

Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam

Otonomi. Penerbit Ghalia Indonesia.

Page 68: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

59

12

Sidik, Machfud. 2002. Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah Sebagai

Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal (Antara Teori dan Aplikasinya di

Indonesia). Jogyakarta.

_____________. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam

Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Orasi Ilmiah

Tambunan, Tulus. 2006. Upaya-Upaya Meningkatkan Daya Saing Daerah.

www.kardin-indonesia.or.id

Wong, John D. 2004. The Fiscal Impact of Economic Growth and Development on

Local Government Capacity. Journal of Public Bugeting., Accounting and

Financial Management. Fall. 16.3. 799-816

Oates, W.E., 1972,”Fiscal Decentralization and Economic Development.”National Tax

Journal 46 (3): 237-243.

Page 69: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

60

12

Lampiran 1

UJI ASUMSI KLASIK

1) Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (dependen: IPMD)

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 3.14550426

Most Extreme Differences Absolute .097

Positive .086

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .534

Asymp. Sig. (2-tailed) .938

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (dependen: DSD)

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .38913366

Most Extreme Differences Absolute .080

Positive .080

Negative -.073

Kolmogorov-Smirnov Z .436

Asymp. Sig. (2-tailed) .991

a. Test distribution is Normal.

Page 70: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

61

12

Lampiran 1 (lanjutan)

2) Uji Autokorelasi

3) Uji Multikolinearitas

4) Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Sig. B Std. Error

1 (Constant) 5.342 3.560 .146 .225 PAD -9.309E-12 .000

DAU 5.442E-12 .000 .323

DBH -4.385E-11 .000 .505

PED -56.196 73.735 .453

a. Dependent Variable: ABS_RES1

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.417a

a. Predictors: (Constant), PED,

PAD, DBH, DAU

b. Dependent Variable: IPMD

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.351a

a. Predictors: (Constant),

PED, PAD, DBH, DAU

b. Dependent Variable: DSD

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 PAD .454 2.201

DAU .340 2.938

DBH .610 1.638

PED .713 1.403

a. Dependent Variable: IPMD

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 PAD .454 2.201

DAU .340 2.938

DBH .610 1.638

PED .713 1.403

a. Dependent Variable: DSD

Model

Unstandardized Coefficients

Sig. B Std. Error

1 (Constant) .104 .429 .810

PAD -1.553E-12 .000 .097

DAU 4.261E-13 .000 .519

DBH 3.161E-12 .000 .689

PED 1.548 8.892 .863

a. Dependent Variable: ABS_RES2

Page 71: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

62

12

Lampiran 2

UJI KELAYAKAN MODEL DAN KOEFISIEN DETERMINASI

1) Uji Kelayakan Model

2) Koefisien Determinasi

Model Summary

Model Summary

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 102.406 7 14.629 1.122 .038a

Residual 286.932 22 13.042

Total 389.338 29

a. Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.631 7 1.233 6.178 .000a

Residual 4.391 22 .200

Total 13.023 29

a. Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

b. Dependent Variable: DSD

b. Dependent Variable: IPMD

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .513a .263 .029 3.611419

a.Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

b.Dependent Variable: IPMD

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .814a .663 .556 .446773

a. Predictors: (Constant), PAD_PED, DBH, PED, DAU, PAD_DBH, PAD_DAU, PAD

b. Dependent Variable: DSD

Page 72: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

63

12

Lampiran 3

STATISTIK DESKRIPTIF DAN HASIL UJI HIPOTESIS

1) Statistik Deskriptif

2) Hasil Uji Hipotesis

Coefficients

a

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 30 1.625E10 2.612E11 9.65397E10 6.956642E10

DAU 30 2.760E11 6.877E11 4.30075E11 1.112756E11

DBH 30 1.730E10 4.466E10 2.87317E10 6.927826E9

PED 30 .040 .060 .05400 .005632

IPMD 30 66.060 79.410 7.27217E1 3.664074

DSD 30 .750 2.840 1.69167 .670121

Valid N (listwise) 30

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 54.800 12.356

PAD 1.287E-10 .000 2.443 .352

DAU 1.761E-11 .000 .535 .423

DBH 3.176E-11 .000 .060 .905

PED 224.761 269.456 .346 .413

PAD_DAU -3.809E-24 .000 -.043 .978

PAD_DBH -1.658E-21 .000 -1.050 .416

PAD_PED -1.864E-9 .000 -2.120 .499

a. Dependent Variable: IPMD

Page 73: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

64

12

Lampiran 3 (Lanjutan)

Coefficients

b

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.525 1.529 .002

PAD -3.567E-11 .000 -3.702 .045

DAU 2.084E-12 .000 .346 .443

DBH -1.407E-10 .000 -1.455 .000

PED -11.705 33.335 -.098 .729

PAD_DAU 2.398E-24 .000 .149 .886

PAD_DBH 6.086E-22 .000 2.107 .022

PAD_PED 2.730E-10 .000 1.697 .424

a. Dependent Variable: DSD

Page 74: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

65

12

PERSONALIA PENELITIAN

Organisasi Personalia Penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Nama Lengkap : Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si

NIP/NIDN : 19640518 1992121 004 / 0018056402

Fakultas/P.S : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Status dalam Penelitian/Pengabdian : Ketua

2. Nama Lengkap : I Ketut Jati, SE., M.Si, Ak

NIP/NIDN : 19710618 200312 1 004 / 0018067103

Fakultas/P.S : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Status dalam Penelitian/Pengabdian : Anggota

3. Nama Lengkap : Made Yenni Latrini, SE. Msi.

NIP/NIDN : 19670115 199203 2 002 / 0001126702

Fakultas/P.S : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Status dalam Penelitian/Pengabdian : Anggota

4. Nama Lengkap : Ni Putu Sri Harta Mimba Ph.D. MSi. SE, Ak

NIP/NIDN : 19731505 199903 2 003 / 0015057316

Fakultas/P.S : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Status dalam Penelitian/Pengabdian : Anggota

5. Nama Lengkap : Komang Ayu Krisnadewi, SE., MSi.,Ak

NIP/NIDN : 19800526 200312 2 002 / 0026058001

Fakultas/P.S : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi

Status dalam Penelitian/Pengabdian : Anggota

Page 75: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

66

12

LAPORAN PENGGUNAAN DANA

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

KEMAMPUAN DAU, DBH, DAN PED MEMODERASI

PENGARUH PAD PADA IPM DAN DAYA SAING

DAERAH ABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI BALI

Tim Peneliti:

Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si (0018056402)

I Ketut Jati, SE., M.Si, Ak (0018067103)

Made Yenni Latrini, SE. MSi (0001126702)

Ni Putu Sri Harta Mimba Ph.D. MSi. SE, Ak (0015057316)

Komang Ayu Krisnadewi, SE., MSi., Ak (0026058001)

Dibiayai oleh

DIPA PNBP Universitas Udayana

sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Nomor : 3457 /UN14.1.12/PN.00.00/2015, tanggal 25 Mei 2015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

OKTOBER, 2015

Page 76: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

67

12

LAPORAN PENGGUNAAN DANA

DIPA PNBP UNUD

N0.3457 /UN14.1.12/PN.00.00/2015, tanggal 25 Mei 2015

No Tanggal Kegiatan Biaya Jml No.

Bukti 1 02/02/2015 Mengunduh jurnal-

jurnal utk bhn

proposal.

Pulsa 200.000 1

2 04/02/2015 Rapat Koordinasi 1,

buat draf Proposal Konsumsi 450.000 2

3 06/02/2015 Pembuatan Draft

Proposal HUPS Foto Copy 112.000

3

4 10/02/2015 Rapat Koordinasi 2,

kajian draft buat

proposal HUPS

Konsumsi 450.000 4

Pulsa 200.000 5

5 10/02/2015

s.d.

17/02/2015

Buat dan kirim

Proposal HUPS ATK 835.000 6

Foto Copy 190.000 7

Jilid 400.000 8

6 05/03/2015 Presentasi proposal

HUPS.

7 06/04/2015 Terima info pemenang

HUPS.

8 06/04/2015

s.d.

15/04/2015

Merevisi proposal

HUPS. ATK 333.000 9

Foto Copy 252.000 10

Jilid 480.000 11

9 25/05/2015 Hadiri penjelasan

LPPM dan Ttd

Kontrak

10 26/05/2015 Rapat Koordinasi 3

(menyusun rencana

kerja)

Konsumsi 450.000 12

11 27/05/2015

s.d.29/05/2015

Mengunduh jurnal-

jurnal utk tambahan

referensi

Pulsa 200.000 13

12 02/06/2015

s.d.05/06/2015

Mencari data APBD

ke kab./kota di Bali. Sewa mobil 1.400.000

14,16,

18,20

Konsumsi 1.800.000 15,17,

19,21

13 09/06/2015

s.d.12/06/2016

Mencari data APBD

ke kab./kota di Bali. Sewa mobil 1.400.000

22,24,

26,28

Konsumsi 1.800.000 23,25,

27,29

14 16/06/2016 Mencari data APBD Sewa mobil 350.000 30

Page 77: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

68

12

ke Sekda dan BPS

Povinsi Bali. Konsumsi 450.000

31

15 23/06/2015

s.d.

26/06/2015

Rapat Koordinasi 4,

dan tabulasi data. Konsumsi 450.000 32

Pulsa 200.000 33

16 01/07/2015

s.d.

04/07/2015

Rapat Koordinasi 5,

dan tabulasi data. Konsumsi 450.000 34

17 08/07/2015

s.d.

09/07/2015

Rapat Koordinasi 6,

evaluasi dan analisis

data.

Konsumsi 450.000 35

18 15/07/2015

s.d.

16/07/2015

Rapat Koordinasi 7,

evaluasi dan analisis

data.

Konsumsi

450.000 36

19 28/07/2015 Rapat Koordinasi 8,

susun laporan

kemajuan.

Konsumsi 450.000 37

20 10/08/2015

s.d. 20/08

20015

Pembuatan laporan

kemajuan Foto Copy 230.000 38

Jilid 400.000 39

21 08/09/2015 Presentasi dlm monev

di LPPM Unud

22 08/09/2015 Rapat Koordinasi 9,

persiapan senastek Konsumsi 450.000 40

23 20/09/2015

s.d.

30/09/2015

Mengikuti Senastek

Konstribusi 1.000.000 41

24 15/10/2015 Rapat Koordinasi 10,

buat laporan final Konsumsi 450.000 42

25 10/10/2015

s.d. 20/10

20015

Pembuatan laporan

final Foto Copy 288.000 43

Jilid 480.000 44

26 29/10/2015 Honor tim peneliti Honor 7.500.000 45

27 30/10/2015

Penyerahan laporan

final

TOTAL 25.000.000

Denpasar, 30 Oktober 2015

(Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si)

NIP. 19640518 1992121 004

Page 78: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

69

12

BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (LOG BOOK)

KEMAMPUAN DAU, DBH, DAN PED MEMODERASI

PENGARUH PAD PADA IPM DAN DAYA SAING

DAERAH ABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI BALI

Tim Peneliti:

Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si (0018056402)

I Ketut Jati, SE., M.Si, Ak (0018067103)

Made Yenni Latrini, SE. MSi (0001126702)

Ni Putu Sri Harta Mimba Ph.D. MSi. SE, Ak (0015057316)

Komang Ayu Krisnadewi, SE., MSi., Ak (0026058001)

Dibiayai oleh

DIPA PNBP Universitas Udayana

sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Nomor : 3457 /UN14.1.12/PN.00.00/2015, tanggal 25 Mei 2015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

OKTOBER, 2015

Page 79: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

70

12

CATATAN KEMAJUAN PENELITIAN

NO TANGGAL KEGIATAN

CATATAN

KEMAJUAN 1 02/02/2015 Mengunduh jurnal-jurnal

utk bhn proposal.

Diperoleh jurnal-jurnal

relevan

2 04/02/2015 Rapat Koordinasi I, buat

draf Proposal

Disepakati tema dan judul

penelitian dan pembagian

tugas

3 06/02/2015 Pembuatan Draft

Proposal HUPS

Draft Proposal HUPS selesai

dan siap didiskusikan.

4 10/02/2015 Rapat Koordinasi II,

kajian draft buat proposal

HUPS

Disepakati beberapa catatan

perbaikan dan lanjutkan

penyiapan proposal definitif.

5 10/02/2015 s.d.

17/02/2015

Buat dan kirim Proposal

HUPS

Proposal diunggah di web

LPPM dan Hard copy disetor

ke sekretariat LPPM Unud

6 05/03/2015 Presentasi proposal

HUPS.

Reviewer memberikan

masukan untuk

penyempurnaan proposal

Proposal HUPS selesai

direvisi

7 06/04/2015 Terima info pemenang

HUPS.

Time Schedule tersusun

8 06/04/2015 s.d.

15/04/2015

Merevisi proposal HUPS. Proposal revisien selesai dan

diserahkan ke LPPM.

9 25/05/2015 Hadiri penjelasan LPPM

dan Ttd Kontrak

Diperoleh informasi penting

dari LPPM dan kontrak

penelitian ditandatangani.

10 26/05/2015 Rapat Koordinasi III

(menyusun rencana

kerja)

Time Schedule tersusun

11 27/05/2015

s.d.29/05/2015

Mengunduh jurnal-jurnal

utk tambahan referensi

Diperoleh tambahan jurnal

terkait.

12 02/06/2015

s.d.05/06/2015

Mencari data APBD ke

kab./kota di Bali.

Data kab./kota terkait

penelitian diperoleh.

13 09/06/2015

s.d.12/06/2016

Mencari data APBD ke

kab./kota di Bali.

Data kab./kota terkait

penelitian diperoleh.

14 16/06/2016 Mencari data APBD ke

Sekda dan BPS Povinsi

Bali.

Data kab./kota terkait

penelitian diperoleh.

Page 80: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN PROGRAM … · memoderasi pengaruh PAD pada IPMD dan DSD. Data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data sekunder dari dipublikasi

71

12

15 23/06/2015 s.d.

26/06/2015

Rapat Koordinasi IV, dan

tabulasi data.

Data sekunder kab./kota

terkait berhasil ditabulasi.

16 01/07/2015 s.d.

04/07/2015

Rapat Koordinasi V, dan

tabulasi data.

Data sekunder kab./kota

terkait berhasil ditabulasi.

17 08/07/2015 s.d.

09/07/2015

Rapat Koordinasi VI,

evaluasi dan analisis

data.

Uji asumsi klasik, fitnes

model, dan perhitungan

koefisien daterminasi berhasil

dilakukan.

18 15/07/2015 s.d.

16/07/2015

Rapat Koordinasi VII,

evaluasi dan analisis

data.

Uji hipotesis berhasil

dilakukan.

19 28/07/2015 Rapat Koordinasi VIII,

susun laporan kemajuan.

Disepakati beberapa hal dan

catatan terkait laporan

kemajuan.

20 10/08/2015 s.d.

20/08 20015

Pembuatan laporan

kemajuan

Laporan kemajuan selesai,

diupload, dan hardcopy

diserahkan ke LPPM.

21 08/09/2015 Presentasi dlm monev di

LPPM Unud

Presentasi telah dilakukan

dan diperoleh beberapa

masukkan dari reviewer.

22 08/09/2015 Rapat Koordinasi IX,

persiapan senastek

Dicapai beberapa

kesepakatan dan catatan

terkait partisipasi dlm

Senastek.

23 20/09/2015 s.d.

30/09/2015

Mengikuti Senastek Hadir dan presentasi dalam

Senastek.

24 15/10/2015 Rapat Koordinasi X, buat

laporan final

Dicapai beberapa

kesepakatan dan catatan

terkait laporan penelitian final

25 10/08/2015 s.d.

20/08 20015

Pembuatan laporan final Laporan penelitian akhir,

logbook dan lap. Penggunaan

dana selesai dibuat.

26 28/10/2015 Honor tim peneliti Honor tim peneliti dibagikan.

27 30/10/2015 Penyerahan laporan final Lap. Final di upload dan

hardcopy diserahkan.

Denpasar, 30 Oktober 2015

(Dr. I Ketut Sujana, S.E., Ak., M.Si)

NIP. 19640518 1992121 004