laporan 2

13

Click here to load reader

Transcript of laporan 2

Page 1: laporan 2

LAJU ENDAP DARAH

( LED )

OLEH :

KOMANG OKTARINA PUTRI (P07134014004)

SEMESTER III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 2: laporan 2

LAJU ENDAP DARAH

(LED)

I. TUJUAN

a. Tujuan Instruksional Umum

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan Laju Endap Darah pada adarah

probandus

2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan Laju Endap Darah pada darah

probandus

b. Tunjuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan Laju Endap Darah pada darah

probandus

2. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit dalam mm/jam

3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penetapan Laju Endap Darah pada

darah probandus

II. METODE

Westergreen

III. PRINSIP

Specimen darah dengan antkoagulan yang telah dicampur dengan baik

dituangkan ke dalam tabung Westergreen dan diletakkan pada tabung Westergreen

dan ditunggu selama 1 jam itu adalah LED nya.

IV. DASAR TEORI

Penentuan Laju Endap Darah merupakan tes laboratorium tertua dan yang

paling umum digunakan dimana tes ini tergolong tes laboratoriumyang murah dan

sering digunakan sebagai ukuran nonspesifik dalam memantau aktivitas penyakit dan

membantu dalam diagnosis banyak gangguan inflamasi akut atau kronis. Tingkat

sedimentasi eritrosit (ESR) diperkenalkan ke dalam praktek medis pada tahun 1897

Page 3: laporan 2

dan sering disebut sebagai Biernacki atau Fahraeus-Westergren tes.

(Tamas.,dkk.2009)

Dewan internasional untuk standar hematologi merekomendasikan untuk

metode Westergreen sebagai metode pilihan dan memang paling umum digunakan.

Tingkat sedimentasi eritrosit diukur dalam kolom dan diletakkan secara tegak lurus

tanpa adanya gangguan selama satu jam. Sedimentasi dibaca sebagai jarak milimeter

dari atas kolom ke meniskus dari sedimen eritrosit. Metode Westergreen ini

menggunakan antikagulan EDTA untuk menghindari kesalahan dalam pemerikasaan

akibat terjadinya penggumpalan pada sampel darah. (Bharathi.,dkk.2011)

Nilai normal dari ESR tergantung pada usia dan jenis kelamin, dan

menampilkan diri sebagai berikut:

• 12-17 mm / jam untuk bayi <6 bulan;

• 15 mm / jam atau kurang untuk pria <50 tahun;

• 20 mm / jam atau kurang untuk pria> 50 tahun;

• 20 mm / jam atau kurang untuk wanita <50 tahun;

• 30 mm / jam atau kurang untuk wanita> 50 tahun

Nilai LED pada setiap orang akan mengalami kenaikan sebesar 0,85 mm / jam untuk

setiap peningkatan 5 tahun usia. Namun nilai Laju Endap Darh normal justru akan

terlihat pada usia 65-74 tahun. (Krzysztof.,dkk.2011)

V. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

Pipet Westergreen

Tabung reaksi 10 ml

Rak Westergreen

Push ball

b. Bahan

Darah vena dengan antikoagulan tertentu

NaCl

Page 4: laporan 2

VI. CARA KERJA

A. Menurut Westergreen

1. Disiapkan NaCl dan darah vena yang diisi antikoagulan EDTA

2. Diambil NaCl menggunakan pipet Westergreen sebanyak 50 mm atau sampai

tanda batan 150 mm, dimasukkan kedalam tabung reaksi

3. Diambil sampel darah mneggunakan pipet Westergreen kemudian dicampur

dengan Nacl pada tabung tadi.

4. Dicampur darah dengan NaCl dengan cara menghisap kembali campuran

tersebut 2-3 kali agar darah dan NaCl tercampur sempurna

5. Dihisap campuran darah dengan NaCl ke dalam pipet Westergreen sampai

garis tanda 0 mm kemudian dibiarkan pipet dalam sikap tegak lurus dalam rak

Westergreen selama 60 menit

6. Dibaca tigginya lapisan plasma dengan millimeter dan dilaporkan angka

tersebut sebagai LED.

VII. HASIL PENGAMATAN

Nama Probandus : Ni Made Niagita Wiratna

Umur Probandus : 20 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Nilai LED : 7 mm/jam

Alat dan bahan yang digunakan NaCl 0,85 %

Page 5: laporan 2

Proses mencampur darah dengan NaCl

0,85 %

Proses pencucian pipet

Westergreen

Sampel darah pada pipet Westregreen Hasil LED probandus

VIII. PEMBAHASAN

Laju Endap Darah merupakan kecepatan pengendapan eritrosit pada sampel

darah probandus, dimana kecepatan eritrosit untuk mengendap ini dapat digunakan

sebagai indikasi terjadinya peradanagn pada pasien, pemantauan suatu penyakit,

screening untuk peradangan dan neoplasma tersembunyi. Namun dalam hal untuk

menentukan riwayat penyakit pasien, Laju Endap Darah tidak dapat digunakan

sebagai pemeriksaan yang spesifik melainkan sebagai pemeriksaan pendukung dari

Page 6: laporan 2

salah satu pemeriksaan untuk menentukan kondisi atau adanya penyakit pada tubuh

pasien.(Riswanto,2013)

Laju Endap Darah memiliki dua metode diantaranya metode Westergreen dan

metode Wintrobe. Pada praktikum kali ini digunalan metode Westregreen dimana

metode ini memiliki prinsip bahwa sampel darah yang telah dicampur dengan

antikoagulan dan diletakan pada tabung dan rak Westergreen ditunggu selama 60

menit untuk mendapatkan hasil yang diharapakan, dimana tingkat kecepatan eritrosit

mengendap ditentukan dengan tingginya plasma yang di dapat.

Saat pengambilan sampel darah probandus, darah probandus diletakkan pada

tabung yang berisi antikoagulan EDTA. Penggunaan antikoagulan EDTA untuk

menghindari terjadinya penggumapalan darah pada sampel darah probandus. Jika

terjadi penggumpalan atau koagulasi maka sampel darah tidak akan bisa digunakan

untuk tes laboratorium.

Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum Laju Endap Darah adalah

pencampuran darah dengan larutan NaCl 0,85%. penggunaan larutan NaCl 0,85%

sebagai pengencer sampel darah karena NaCl memiliki sifat yang isotonic dengan

darah. Larutan isotonic adalah larutan yang memiliki garam mineral yang sama

dengan darah, dengan demikian larutan NaCl memiliki tekanan yang saman dengan

pembuluh darah. Jadi cairan yang isotonik adalah cairan yang memiliki tekanan

osmosis yang sama dengan cairan yang berada dalam sel manusia. Larutan NaCl

diambil menggunakan pipet Westergreen sebanayk 50 mm. Pengambilan NaCl

sebanayk 50 mm merupakan jumlah yang cukup digunakan untuk mengencerkan

darah. Jika diambil lebih dari 50 mm ditakutkan kondisi darah terlalu encer dan

apabila kurang dari 50 mm darah masih dalam kondisi kental , sehingga dapat

mempengaruhi proses dan hasil pratikum. Darah dan larutan NaCl 0,85% dicampur

dengan cara menghisap kembali campuran darah dan NaCl sebanyak 2-3 kali. Hal ini

dilakukan agar sampel darah yang digunakan dalam keadaan sedikit encer dari

kondisi darah sebelum dicampur dengan NaCl dimana akan mempermudah dalam

melakukan pembacaan LED.

Pipet Westergreen yang telah diisi dengan darah diletakkan pad rak

Westergreen secara tegak lurus dan ditunggu selama 60 menit. Peletakkan pipet

Page 7: laporan 2

Westergreen secara tegak lurus agar sedimentasi eritrosit mudah terjadi dan mudah

untuk dibaca. Apabila terjadi kemiringan akan mempengaruhi hasil dan pembacaan

hasil dari sedimentasi eritrosit.

Sampel darah dari probandus atas nama Ni Made Niagita Wiratni dengan

umur 20 tahun menunjukkan hasil Laju Endap Darah sebesar 7 mm/jam. Hal ini

menunjukkan bahwa LED probandus masih dalam batas normal, dimana sesuai

dengan LED strandart untuk perempuan sebesar <20 mm/jam. Besar LED yang

didapat memang sesuai dengan kondisi dan keterangan dari dimana pasien tidak

mengalami radang atau pasien dalam kondisi sehat dan probandus mendapat istirahat

yang cukup. Namun pemerikasaan kecepatan sedimentasi eritrosit ini tidak dapat

digunakan sebagai tes yang spesifik mengenai kondisi pasien namun sebagai tes

pendukung dari tes lainnya. Maka dari itu tes pemeriksaan ini dianjurkan diikuti

dengan tes lain yang dapat menentukan kondisi pasien secara lebih spesifik. Apabila

pemeriksaan ini mendapat nilai yang positif atau melebihi standar sangan dianjurkan

untuk melakukan uji laboratorium lainnya untuk mengidentifikasi masalah klinis

yang muncul.

Kecepatan pengendapan eritrosit dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti

kemampuan eritrosit untuk berikatan dengan eritrosit lain akaibat adanya gaya tarik

permukaan, luas permukaan dan bentuk erotrosit yang berbanding lurus dengan LED,

kekentalan plasma mempengaruhi LED karena kekentalan plasma menetralkan

tarikan kebawah sehingga kecepatan penegndapan berkurang. Selain itu dapat juga

dipengaruhi oleh faktor teknis seperti, letak pipet Westregreen yang tidak tegak lurus.

Kemiringan ini akan meningkatkan kecepatan pengendapan eritrosit. Suhu atau

temperature juga mempengarihu kecepatan pengendapan, apabila suhu tinggi maka

semakin cepat eritrosit mengendap. Selain itu kelebihan antikoagulan jugan akan

mempengaruhi kecepatan penegndapat, dimana jika antikoagulan berlebih kecepatan

pengendapan eritrosit akan menurun.(Riswanto,2013)

Peningkatan kecepatan sedimentasi eritrosit juga dapat dipengarhu oleh

masalh klinis seperti, menstruasi dan kehamilan, adanya penyakit kanker, penyakit

kolagen vascular, dan ada pengaruh dari beberapa obat (Dextran, Metildopa,

Penisilamin, Kontarsepsi oral, vitamin A). Sedangkan penurunan kecepatan

Page 8: laporan 2

sedimentasi eritrosit dipengaruhi oleh beberapa hal seperti, polisitemia, anemia sel

sabit, angina pectoris, da pengarih beberapa jenis obat (aspirin, kortison, etambutol,).

(Riswanto,2013)

IX. KESIMPULAN

Laju Endap Darah merupakan kemampuan eritrosit untuk mengendap pada

dasar tabung. LED memiliki 2 metode yaitu metode Wintrobe dan estergreen.

Praktikum kali ini mneggunakanmetode Westergreen, metode ini menggunakan NaCl

0,85% untuk mengencerkan darah. Hasil praktikum menunjukkan bahwa probandus

memiliki nilai LED 7 mm/jam diaman probandus memiliki umur 20 tahun dan

berjenis kelami perempuan. Dapat dikatakan bahwa probandus memiliki nilai LED

yang normal dimana LED standar perempuan adalh <20 mm/jam.

Page 9: laporan 2

Daftar Pustaka

Alexy,Tamas.,dkk.2009. A rapid method to estimate Westergren sedimentation rates

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2766413/

Bochen,Krzysztof.,dkk.2011. Erythrocyte sedimentation rate – an old marker with ne

applications.[online].tersedia : http://jpccr.eu/fulltxt.php?ICID=978359 .

Riswanto.2013.Pemeriksaan Laboratorium Hematologi.Yogyakarta.Alfamedia & Kanal Medika.

Vennapusa, Bharathi.,dkk.2011.Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) Measured by the Streck

ESR-Auto Plus Is Higher Than With the Sediplast Westergren Method.

[online].tersedia : http://ajcp.ascpjournals.org/content/135/3/386.full