Laporan 1 TBP

17
PENDAHULUAN Latar belakang Bahan penyegar merupakan bahan yang sering digunakan untuk meningkatkan rasa segar akibat meningkatnya kinerja jantung. Bahn penyegar yang terdapat di alam sangatlah bermacam-macam. Bahan-bahan penyegar tersebut memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat meningkatkan kinerja jantung sehingga dapat memberikan efek segar pada orang yang mengkonsumsinya. Komoditi yang termasuk dalam bahan penyegar antara lain kopi, kakao, teh, dan tembakau. Bahan-bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan campuran pada suatu bahan pangan. Kualitas dari bahan penyegar sebelum diolah akan mempengaruhi kualitas bahan penyegar setelah diolah menjadi produk. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan tentang kualitas dari bahan penyegar sebelum diolah menjadi produk baik dari segi ukuran, warna, ataupun kerusakan lainnya. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa mutu dari kopi beras (arabika, robusta, atau wangi) berdasarkan ukuran, penampakan bentuk, dan kerusakannya. METODOLOGI

Transcript of Laporan 1 TBP

Page 1: Laporan 1 TBP

PENDAHULUAN

Latar belakang

Bahan penyegar merupakan bahan yang sering digunakan untuk meningkatkan rasa segar akibat meningkatnya kinerja jantung Bahn penyegar yang terdapat di alam sangatlah bermacam-macam Bahan-bahan penyegar tersebut memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat meningkatkan kinerja jantung sehingga dapat memberikan efek segar pada orang yang mengkonsumsinya Komoditi yang termasuk dalam bahan penyegar antara lain kopi kakao teh dan tembakau Bahan-bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan campuran pada suatu bahan pangan

Kualitas dari bahan penyegar sebelum diolah akan mempengaruhi kualitas bahan penyegar setelah diolah menjadi produk Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan tentang kualitas dari bahan penyegar sebelum diolah menjadi produk baik dari segi ukuran warna ataupun kerusakan lainnya

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa mutu dari kopi beras (arabika robusta atau wangi) berdasarkan ukuran penampakan bentuk dan kerusakannya

METODOLOGI

Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas milimeter blok sedangkan bahan yang digunakan adalah kopi beras jenis kopi wangi sebanyak 50 ndash 100 gram

Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan( Terlampir )

Pembahasan

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli berupa peningkatan kerja jantung bagi pemakainya (Winarno 2004) Setiap bahan penyegar memiliki ciri khasnya masing-masing baik aroma ataupun rasa dari tiap-tiap komoditasnya Komoditas yang termasuk pada bahan penyegar antara lain kopi kakao teh dan tembakau

Teh adalah minuman yang mengandung teaflavin sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun pucuk daun atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok yakni teh hitam teh oolong teh hijau dan teh putih Teh merupakan sumber alami kafein teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak karbohidrat atau protein mendekati nol persen Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh (Sianturi 2000)

Menurut Moehyl (1992) cokelat mempunyai alkoloid seperti theobromin dan phenethylamin yang memiliki efek fisiologi tubuh manusia yaitu aphrodisial (rasa senang) Selain itu juga mengandung flavanoid apicatelin dan asam galat yang dapat mencegah penyakit jantung dan memiliki aktivitas anti oksidan sehingga dapat mencegah oksidasi LDL sebagai anti karsinogen kandungan asam palmitat yang diserap sangat lambat asam stearat dan asam oleat dibuktikan tidak dapat meninggikan level LDL kolesterol

Tanaman kopi termasuk dalam famili Rubiaceae dan terdiri atas banyak jenis antara Coffea arabica Coffea robusta dan Coffea liberica Buah kopi yang sudah masak pada umumnya akan bewarna kuning kemerahan sampai merah tua Komposisi kimia biji kopi berbeda-beda tergantung tipe kopi tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi Struktur kimia yang terpenting tedapat didalam kopi adalah kaffein dan caffeol Caffeine yang menstimuli kerja saraf caffeol memberikan flavor dan aroma yang baik (Sianturi 2000)

Tembakau merupakan bahan utama pembuatan rokok Tembakau terkenal dengan kandungan nikotin di dalamnya Namun selain nikotin yang bersifat racun kandungan tembakau yang lain ternyata dapat bermanfaat bagi tubuh Kafein yang terdapat pada kopi teaflavin pada teh teobromin pada coklat dan nikotin pada tembakau mampu memberikan stimuli berupa peningkatan kerja jantung meningkatkan peredaran darah sebagai stimulant

Bahan penyegar memiliki komponen aktif berupa kandungan alkaloid Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis (Winarno 2004) Alkaloid mengandung atom karbon hidrogen nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar biji kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuhndashtumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon Alkaloid mempunyai efek fisiologis

Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat dan berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning) Ada juga alkaloid yang berbentuk cair seperti konina nikotina dan higrina Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi Sebagai contoh morfina sebagai pereda rasa sakit reserfina sebagai obat penenang atrofina berfungsi sebagai antispamodia kokain sebagai anestetik lokal dan strisina sebagai stimulan syaraf

Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik sehingga nama dinyatakan dengan nama trivial misalnya kodein morfin heroin kinin kofein nikotin Sistem klasifikasi alkaloid yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi 3 golongan yaitu alkaloid sesungguhnya protoalkaloid dan pseudoalkaloid (Sianturi 2000) Suatu cara mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul Jenisnya yaitu pirolidin piperidin kuinolin isokuinolin indol piridin dan sebagainya

Gambar Struktur jenisndashjenis alkaloid

Garam alkaloid berbeda sifatnya dengan alkaloid bebas Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air (beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut) tetapi mudah larut dalam pelarut organik agak polar (seperti benzena eter kloroform) Dalam bentuk garamnya alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar

Praktikum kali ini hanya akan membahas mengenai bahan penyegar dari jenis kopi Kopi merupakan salah satu bahan penyegar dan jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi Kopi berasal dari bahasa Arab ldquoKahwardquo diperoleh dari tanaman kopi Coffea sp familia Rubiceae yang merupakan salah satu minuman yang bersifat non alkoholik dan memilki aroma dan rasa yang khas dan tidak dimiliki oleh bahan minuman lain Kopi ini biasanya berbentuk bubuk gelondongan ataupun kopi ose Dalam kopi mengandung kafein (C8H10N4O2) (Soeharsono 1979) Kopi berasal dari Afrika yaitu daerah pegunungan di Etopia Namun kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian selatan Arab melalui para saudagar Arab Berdasarkan bijinya kopi termasuk dalam tanaman dicotyle Akan tetapi 5-10 bebiji tunggal dan disebut peaberries Buah kopi berbentuk oval panjangnya kira-kira 15 cm Buah yang belum matang berwarna hijau berwarna kuning ketika mulai matang dan berwarna merah tua ketika sudah matang (Rahardjo 2012)

Bagian-bagian dari biji kopi adalah eksokarp mesokarp endokarpspermoderm dan endosperm seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Eksokarp disebut juga dengan kulit buah merupakan bagian terluar dari buah kopi yang terdiri atas lapisan tipis liat dan pada buah yang masih muda akan berwarna hijau tua lalu berangsur-angsur berwarna hijau kuning kuning merah hingga merah kehitaman Komposisi dari eksokarp adalah protein kasar (917 ) lemak (2 ) serat (2765) gula reduksi (124) gula non reduksi (202) tanin (447) pektin total (652) Abu (363) N bebas (5785) Mesokarp disebut juga dengan daging buah merupakan bagian yang berasa agak manis dan mempunyai kandungan air yang cukup tinggi Mesokarp mengandung beberapa nutrien yaitu pektin (3870) gula total (4580) dan air (155) Persentase gabungan antara epikarp (eksokarp) dan mesokarp adalah sebesar

4017 dari buah kopi gelondong Endokarp atau kulit tanduk merupakan lapisan kulit kopi paling keras tersusun oleh selulosa dan hemiselulosa Komposisi endokarp adalah protein kasar (220) serat kasar (6024) hemiselulosa (758) abu (330) (Panggabean 2011)

Spermoderm disebut juga kulit ari merupakan kulit yang tipis dan menempel pada biji kopi Kulit ari mengandung asam khlorogenat dan lemak Persentase gabungan antara endokarp dan spermoderm adalah sebesar 1740 dari buah kopi gelondong Endosperm atau keping biji Endosperm merupakan bagian buah kopi yang diambil manfaatnya untuk diolah menjadi kopi bubuk Persentase endosperm adalah 4942 dari buah kopi gelondong Komposisi endosperm dalam persen berat kering adalah serat kasar (272) lemak (106 ndash 126 ) protein kasar (3 ndash 135 ) gula reduksi (6 ndash 10 ) gula non reduksi (032 ndash 108 ) karbohidrat (447 ) abu (38 ) kafein (9 ) dan asam khlorogenat (6 ndash 10 ) Yang terakhir adalah celah yang merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang ukuran biji Buah kopi biasanya memiliki dua keping biji tetapi juga ada yang hanya mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama sekali yang disebut kopi gabug (Djumarti 1999)

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica) Kopi Liberika (Coffee Liberica) Kopi Robusta (Coffee Cannephora) Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei) Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350 - 1850 m dari permukaan laut Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 ndash 1750 m dari permukaan laut Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo (Aceh) Mandaling (Sumut)Kintamani (Bali) Mangkuraja (Bengkulu)Jawa dan Kalosi (Toraja) Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain Jenis Arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak Kopi arabika pertama dideskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1753 Varietas terbaik yang dikenal adalah typica dan bourbon dan dari jenis ini beraneka ragam strain telah dikembangkan (Aak 1988) Karakteristik biji kopi arabika secara umum adalah rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya ( 18 ndash 20) bentuknya agak memanjang bidang cembungnya tidak terlalu tinggi lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya ujung biji lebih mengkilap tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah celah tengah (center cut) dibagian datar ( perut ) tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk untuk biji yang sudah dipanggang (roasting) celah tengah terlihat putih untuk biji yang sudah diolah kulit ari kadang ndash kadang masih menempel dicelah atau parit biji kopi (Annisa 2013)

Menurut Kustantini (2014) tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis arabika Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relative luas Pasalnya kopi jenis robusta dapat tumbuh diketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika Jenis kopi ini berasal dari Afrika dari pantai barat sampai Uganda Kopi robusta umumnya ditanam pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 0C Kopi Robusta memiliki ukuran biji kopi yang besar bentuknya ovaltinggi kafein dan memiliki aroma yang kurang harum Robusta dapat dikembangkan

dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh Karakteristik fisik biji kopi robusta antara lain rendemen kopi robusta relative lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen kopi arabika (20 ndash 22) biji kopi agak bulat lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata untuk biji yang sudah diolah tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian parit Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah Saat ini beberapa jenis robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida seperti klon BP 39 BP 42 SA13 SA 34 dan SA 56 Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia diantaranya BP 42x BP 234 BP 288 BP 308 BP 358 BP 409 BP 436 BP 534 BP 936 SA 203 SA 234 dan SA 237 Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat mencapai 800 ndash 2000kghatahun (Kustantini 2014)

Kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17-200C Kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika yang terserang hama Kopi ini memiliki beberapa karakteristik yaitu ukuran daun cabang bunga buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan kopi robusta cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali ukurannya lebih besar dari kopi arabika dan robusta berbuah sepanjang tahun kualitas buah relatif rendah ukuran buah tidak merata tumbuh baik didataran rendah (Anonim 2014) Dahulu kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani Pasalnyabobot biji kopi keringnya hanya 10 dari bobot kopi basah Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 ndash 12 Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei (Panggabean 2011)

Kopi ekselka tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi masuk kelompok liberoid Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu Dewevrei Coffea atau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak dibudidayakan di tanah Indonesia Kopi Ekselsa merupakan jenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di atas lahan gambut kemudian cukup 35 tahun tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar Kopi jenis Ekselsa (Excelsa) sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ndash JAMBI sejak 50 tahun yang lalu Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku Jenis Kopi Ekselsa (Excelsa) sejak dahulu telah menjadi kopi andalan daerah jambi bahkan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura Dengan harga jual mencapai Rp 26000 per kilogram Jambi merupakan daerah

yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut seperti di Kecepatan Pengabuan Kecepatan Betara Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara (Panggabean 2011)

Keempat jenis kopi di atas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan Kopi arabika cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat Kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi dan padat karya Kopi Arabika juga biasanya diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering Kopi arabika ini juga memiliki rasa yang agak asam sehingga dijadikan kunci utama dalam menentukan pencampuran untuk kopi arabika ini Kandungan kafein dari kopi arabika ini ternyata masih di bawah kandungan kafein kopi robusta Jika dihitung secara prosentase kandungan kafein kopi arabika ini kurang dari 50 dibandingkan dengan kopi robusta Selain itu tanaman kopi arabika ini memiliki ketahanan biji lebih besar dari berbagai macam iklim Namun perawatan tanaman lebih sulit karena tanaman ini rapuh atau tidak mudah bertahan hidup Biji Kopi Arabika jatuh ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari rasa dan bau tanah (Almerpradana 2012)

Kopi robusta berbeda jauh dengan kopi arabika walaupun secara wujud hampir sama Tanaman kopi ini cenderung relatif lebih mudah dalam bertahan hidup dengan berbagai macam iklim sehingga pada saat masa panen biji kopi robusta lebih banyak yang bisa dipanen Kopi robusta aromanya lebih lembut namun rasanya lebih pahit dari kopi arabika Rasa pahit inilah yang mempengaruhi kandungan kafeinnya Kafein (137trimethyilxanthine) merupakan Kristal xantin putih pahit dan larut dalam air Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafein) Warna dari biji robusta juga berpengaruh terhadap kualitas biji kopi Semakin gelap warna biji kopi semakin baik pula biji kopi tersebut untuk diolah Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serta dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (Aak 1988)

Menurut Aak (1988) kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika Keistimewaan kopi ini adalah dapat pada tanah yang agak kurus dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa Tanaman kopi ini mudah menyesuaikan diri (Panggabean 2011) Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 2: Laporan 1 TBP

Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan( Terlampir )

Pembahasan

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli berupa peningkatan kerja jantung bagi pemakainya (Winarno 2004) Setiap bahan penyegar memiliki ciri khasnya masing-masing baik aroma ataupun rasa dari tiap-tiap komoditasnya Komoditas yang termasuk pada bahan penyegar antara lain kopi kakao teh dan tembakau

Teh adalah minuman yang mengandung teaflavin sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun pucuk daun atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok yakni teh hitam teh oolong teh hijau dan teh putih Teh merupakan sumber alami kafein teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak karbohidrat atau protein mendekati nol persen Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh (Sianturi 2000)

Menurut Moehyl (1992) cokelat mempunyai alkoloid seperti theobromin dan phenethylamin yang memiliki efek fisiologi tubuh manusia yaitu aphrodisial (rasa senang) Selain itu juga mengandung flavanoid apicatelin dan asam galat yang dapat mencegah penyakit jantung dan memiliki aktivitas anti oksidan sehingga dapat mencegah oksidasi LDL sebagai anti karsinogen kandungan asam palmitat yang diserap sangat lambat asam stearat dan asam oleat dibuktikan tidak dapat meninggikan level LDL kolesterol

Tanaman kopi termasuk dalam famili Rubiaceae dan terdiri atas banyak jenis antara Coffea arabica Coffea robusta dan Coffea liberica Buah kopi yang sudah masak pada umumnya akan bewarna kuning kemerahan sampai merah tua Komposisi kimia biji kopi berbeda-beda tergantung tipe kopi tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi Struktur kimia yang terpenting tedapat didalam kopi adalah kaffein dan caffeol Caffeine yang menstimuli kerja saraf caffeol memberikan flavor dan aroma yang baik (Sianturi 2000)

Tembakau merupakan bahan utama pembuatan rokok Tembakau terkenal dengan kandungan nikotin di dalamnya Namun selain nikotin yang bersifat racun kandungan tembakau yang lain ternyata dapat bermanfaat bagi tubuh Kafein yang terdapat pada kopi teaflavin pada teh teobromin pada coklat dan nikotin pada tembakau mampu memberikan stimuli berupa peningkatan kerja jantung meningkatkan peredaran darah sebagai stimulant

Bahan penyegar memiliki komponen aktif berupa kandungan alkaloid Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis (Winarno 2004) Alkaloid mengandung atom karbon hidrogen nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar biji kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuhndashtumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon Alkaloid mempunyai efek fisiologis

Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat dan berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning) Ada juga alkaloid yang berbentuk cair seperti konina nikotina dan higrina Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi Sebagai contoh morfina sebagai pereda rasa sakit reserfina sebagai obat penenang atrofina berfungsi sebagai antispamodia kokain sebagai anestetik lokal dan strisina sebagai stimulan syaraf

Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik sehingga nama dinyatakan dengan nama trivial misalnya kodein morfin heroin kinin kofein nikotin Sistem klasifikasi alkaloid yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi 3 golongan yaitu alkaloid sesungguhnya protoalkaloid dan pseudoalkaloid (Sianturi 2000) Suatu cara mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul Jenisnya yaitu pirolidin piperidin kuinolin isokuinolin indol piridin dan sebagainya

Gambar Struktur jenisndashjenis alkaloid

Garam alkaloid berbeda sifatnya dengan alkaloid bebas Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air (beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut) tetapi mudah larut dalam pelarut organik agak polar (seperti benzena eter kloroform) Dalam bentuk garamnya alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar

Praktikum kali ini hanya akan membahas mengenai bahan penyegar dari jenis kopi Kopi merupakan salah satu bahan penyegar dan jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi Kopi berasal dari bahasa Arab ldquoKahwardquo diperoleh dari tanaman kopi Coffea sp familia Rubiceae yang merupakan salah satu minuman yang bersifat non alkoholik dan memilki aroma dan rasa yang khas dan tidak dimiliki oleh bahan minuman lain Kopi ini biasanya berbentuk bubuk gelondongan ataupun kopi ose Dalam kopi mengandung kafein (C8H10N4O2) (Soeharsono 1979) Kopi berasal dari Afrika yaitu daerah pegunungan di Etopia Namun kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian selatan Arab melalui para saudagar Arab Berdasarkan bijinya kopi termasuk dalam tanaman dicotyle Akan tetapi 5-10 bebiji tunggal dan disebut peaberries Buah kopi berbentuk oval panjangnya kira-kira 15 cm Buah yang belum matang berwarna hijau berwarna kuning ketika mulai matang dan berwarna merah tua ketika sudah matang (Rahardjo 2012)

Bagian-bagian dari biji kopi adalah eksokarp mesokarp endokarpspermoderm dan endosperm seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Eksokarp disebut juga dengan kulit buah merupakan bagian terluar dari buah kopi yang terdiri atas lapisan tipis liat dan pada buah yang masih muda akan berwarna hijau tua lalu berangsur-angsur berwarna hijau kuning kuning merah hingga merah kehitaman Komposisi dari eksokarp adalah protein kasar (917 ) lemak (2 ) serat (2765) gula reduksi (124) gula non reduksi (202) tanin (447) pektin total (652) Abu (363) N bebas (5785) Mesokarp disebut juga dengan daging buah merupakan bagian yang berasa agak manis dan mempunyai kandungan air yang cukup tinggi Mesokarp mengandung beberapa nutrien yaitu pektin (3870) gula total (4580) dan air (155) Persentase gabungan antara epikarp (eksokarp) dan mesokarp adalah sebesar

4017 dari buah kopi gelondong Endokarp atau kulit tanduk merupakan lapisan kulit kopi paling keras tersusun oleh selulosa dan hemiselulosa Komposisi endokarp adalah protein kasar (220) serat kasar (6024) hemiselulosa (758) abu (330) (Panggabean 2011)

Spermoderm disebut juga kulit ari merupakan kulit yang tipis dan menempel pada biji kopi Kulit ari mengandung asam khlorogenat dan lemak Persentase gabungan antara endokarp dan spermoderm adalah sebesar 1740 dari buah kopi gelondong Endosperm atau keping biji Endosperm merupakan bagian buah kopi yang diambil manfaatnya untuk diolah menjadi kopi bubuk Persentase endosperm adalah 4942 dari buah kopi gelondong Komposisi endosperm dalam persen berat kering adalah serat kasar (272) lemak (106 ndash 126 ) protein kasar (3 ndash 135 ) gula reduksi (6 ndash 10 ) gula non reduksi (032 ndash 108 ) karbohidrat (447 ) abu (38 ) kafein (9 ) dan asam khlorogenat (6 ndash 10 ) Yang terakhir adalah celah yang merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang ukuran biji Buah kopi biasanya memiliki dua keping biji tetapi juga ada yang hanya mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama sekali yang disebut kopi gabug (Djumarti 1999)

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica) Kopi Liberika (Coffee Liberica) Kopi Robusta (Coffee Cannephora) Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei) Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350 - 1850 m dari permukaan laut Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 ndash 1750 m dari permukaan laut Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo (Aceh) Mandaling (Sumut)Kintamani (Bali) Mangkuraja (Bengkulu)Jawa dan Kalosi (Toraja) Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain Jenis Arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak Kopi arabika pertama dideskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1753 Varietas terbaik yang dikenal adalah typica dan bourbon dan dari jenis ini beraneka ragam strain telah dikembangkan (Aak 1988) Karakteristik biji kopi arabika secara umum adalah rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya ( 18 ndash 20) bentuknya agak memanjang bidang cembungnya tidak terlalu tinggi lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya ujung biji lebih mengkilap tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah celah tengah (center cut) dibagian datar ( perut ) tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk untuk biji yang sudah dipanggang (roasting) celah tengah terlihat putih untuk biji yang sudah diolah kulit ari kadang ndash kadang masih menempel dicelah atau parit biji kopi (Annisa 2013)

Menurut Kustantini (2014) tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis arabika Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relative luas Pasalnya kopi jenis robusta dapat tumbuh diketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika Jenis kopi ini berasal dari Afrika dari pantai barat sampai Uganda Kopi robusta umumnya ditanam pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 0C Kopi Robusta memiliki ukuran biji kopi yang besar bentuknya ovaltinggi kafein dan memiliki aroma yang kurang harum Robusta dapat dikembangkan

dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh Karakteristik fisik biji kopi robusta antara lain rendemen kopi robusta relative lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen kopi arabika (20 ndash 22) biji kopi agak bulat lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata untuk biji yang sudah diolah tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian parit Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah Saat ini beberapa jenis robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida seperti klon BP 39 BP 42 SA13 SA 34 dan SA 56 Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia diantaranya BP 42x BP 234 BP 288 BP 308 BP 358 BP 409 BP 436 BP 534 BP 936 SA 203 SA 234 dan SA 237 Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat mencapai 800 ndash 2000kghatahun (Kustantini 2014)

Kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17-200C Kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika yang terserang hama Kopi ini memiliki beberapa karakteristik yaitu ukuran daun cabang bunga buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan kopi robusta cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali ukurannya lebih besar dari kopi arabika dan robusta berbuah sepanjang tahun kualitas buah relatif rendah ukuran buah tidak merata tumbuh baik didataran rendah (Anonim 2014) Dahulu kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani Pasalnyabobot biji kopi keringnya hanya 10 dari bobot kopi basah Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 ndash 12 Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei (Panggabean 2011)

Kopi ekselka tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi masuk kelompok liberoid Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu Dewevrei Coffea atau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak dibudidayakan di tanah Indonesia Kopi Ekselsa merupakan jenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di atas lahan gambut kemudian cukup 35 tahun tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar Kopi jenis Ekselsa (Excelsa) sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ndash JAMBI sejak 50 tahun yang lalu Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku Jenis Kopi Ekselsa (Excelsa) sejak dahulu telah menjadi kopi andalan daerah jambi bahkan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura Dengan harga jual mencapai Rp 26000 per kilogram Jambi merupakan daerah

yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut seperti di Kecepatan Pengabuan Kecepatan Betara Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara (Panggabean 2011)

Keempat jenis kopi di atas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan Kopi arabika cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat Kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi dan padat karya Kopi Arabika juga biasanya diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering Kopi arabika ini juga memiliki rasa yang agak asam sehingga dijadikan kunci utama dalam menentukan pencampuran untuk kopi arabika ini Kandungan kafein dari kopi arabika ini ternyata masih di bawah kandungan kafein kopi robusta Jika dihitung secara prosentase kandungan kafein kopi arabika ini kurang dari 50 dibandingkan dengan kopi robusta Selain itu tanaman kopi arabika ini memiliki ketahanan biji lebih besar dari berbagai macam iklim Namun perawatan tanaman lebih sulit karena tanaman ini rapuh atau tidak mudah bertahan hidup Biji Kopi Arabika jatuh ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari rasa dan bau tanah (Almerpradana 2012)

Kopi robusta berbeda jauh dengan kopi arabika walaupun secara wujud hampir sama Tanaman kopi ini cenderung relatif lebih mudah dalam bertahan hidup dengan berbagai macam iklim sehingga pada saat masa panen biji kopi robusta lebih banyak yang bisa dipanen Kopi robusta aromanya lebih lembut namun rasanya lebih pahit dari kopi arabika Rasa pahit inilah yang mempengaruhi kandungan kafeinnya Kafein (137trimethyilxanthine) merupakan Kristal xantin putih pahit dan larut dalam air Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafein) Warna dari biji robusta juga berpengaruh terhadap kualitas biji kopi Semakin gelap warna biji kopi semakin baik pula biji kopi tersebut untuk diolah Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serta dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (Aak 1988)

Menurut Aak (1988) kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika Keistimewaan kopi ini adalah dapat pada tanah yang agak kurus dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa Tanaman kopi ini mudah menyesuaikan diri (Panggabean 2011) Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 3: Laporan 1 TBP

Tanaman kopi termasuk dalam famili Rubiaceae dan terdiri atas banyak jenis antara Coffea arabica Coffea robusta dan Coffea liberica Buah kopi yang sudah masak pada umumnya akan bewarna kuning kemerahan sampai merah tua Komposisi kimia biji kopi berbeda-beda tergantung tipe kopi tanah tempat tumbuh dan pengolahan kopi Struktur kimia yang terpenting tedapat didalam kopi adalah kaffein dan caffeol Caffeine yang menstimuli kerja saraf caffeol memberikan flavor dan aroma yang baik (Sianturi 2000)

Tembakau merupakan bahan utama pembuatan rokok Tembakau terkenal dengan kandungan nikotin di dalamnya Namun selain nikotin yang bersifat racun kandungan tembakau yang lain ternyata dapat bermanfaat bagi tubuh Kafein yang terdapat pada kopi teaflavin pada teh teobromin pada coklat dan nikotin pada tembakau mampu memberikan stimuli berupa peningkatan kerja jantung meningkatkan peredaran darah sebagai stimulant

Bahan penyegar memiliki komponen aktif berupa kandungan alkaloid Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis (Winarno 2004) Alkaloid mengandung atom karbon hidrogen nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar biji kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuhndashtumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon Alkaloid mempunyai efek fisiologis

Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat dan berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning) Ada juga alkaloid yang berbentuk cair seperti konina nikotina dan higrina Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi Sebagai contoh morfina sebagai pereda rasa sakit reserfina sebagai obat penenang atrofina berfungsi sebagai antispamodia kokain sebagai anestetik lokal dan strisina sebagai stimulan syaraf

Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik sehingga nama dinyatakan dengan nama trivial misalnya kodein morfin heroin kinin kofein nikotin Sistem klasifikasi alkaloid yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi 3 golongan yaitu alkaloid sesungguhnya protoalkaloid dan pseudoalkaloid (Sianturi 2000) Suatu cara mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul Jenisnya yaitu pirolidin piperidin kuinolin isokuinolin indol piridin dan sebagainya

Gambar Struktur jenisndashjenis alkaloid

Garam alkaloid berbeda sifatnya dengan alkaloid bebas Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air (beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut) tetapi mudah larut dalam pelarut organik agak polar (seperti benzena eter kloroform) Dalam bentuk garamnya alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar

Praktikum kali ini hanya akan membahas mengenai bahan penyegar dari jenis kopi Kopi merupakan salah satu bahan penyegar dan jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi Kopi berasal dari bahasa Arab ldquoKahwardquo diperoleh dari tanaman kopi Coffea sp familia Rubiceae yang merupakan salah satu minuman yang bersifat non alkoholik dan memilki aroma dan rasa yang khas dan tidak dimiliki oleh bahan minuman lain Kopi ini biasanya berbentuk bubuk gelondongan ataupun kopi ose Dalam kopi mengandung kafein (C8H10N4O2) (Soeharsono 1979) Kopi berasal dari Afrika yaitu daerah pegunungan di Etopia Namun kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian selatan Arab melalui para saudagar Arab Berdasarkan bijinya kopi termasuk dalam tanaman dicotyle Akan tetapi 5-10 bebiji tunggal dan disebut peaberries Buah kopi berbentuk oval panjangnya kira-kira 15 cm Buah yang belum matang berwarna hijau berwarna kuning ketika mulai matang dan berwarna merah tua ketika sudah matang (Rahardjo 2012)

Bagian-bagian dari biji kopi adalah eksokarp mesokarp endokarpspermoderm dan endosperm seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Eksokarp disebut juga dengan kulit buah merupakan bagian terluar dari buah kopi yang terdiri atas lapisan tipis liat dan pada buah yang masih muda akan berwarna hijau tua lalu berangsur-angsur berwarna hijau kuning kuning merah hingga merah kehitaman Komposisi dari eksokarp adalah protein kasar (917 ) lemak (2 ) serat (2765) gula reduksi (124) gula non reduksi (202) tanin (447) pektin total (652) Abu (363) N bebas (5785) Mesokarp disebut juga dengan daging buah merupakan bagian yang berasa agak manis dan mempunyai kandungan air yang cukup tinggi Mesokarp mengandung beberapa nutrien yaitu pektin (3870) gula total (4580) dan air (155) Persentase gabungan antara epikarp (eksokarp) dan mesokarp adalah sebesar

4017 dari buah kopi gelondong Endokarp atau kulit tanduk merupakan lapisan kulit kopi paling keras tersusun oleh selulosa dan hemiselulosa Komposisi endokarp adalah protein kasar (220) serat kasar (6024) hemiselulosa (758) abu (330) (Panggabean 2011)

Spermoderm disebut juga kulit ari merupakan kulit yang tipis dan menempel pada biji kopi Kulit ari mengandung asam khlorogenat dan lemak Persentase gabungan antara endokarp dan spermoderm adalah sebesar 1740 dari buah kopi gelondong Endosperm atau keping biji Endosperm merupakan bagian buah kopi yang diambil manfaatnya untuk diolah menjadi kopi bubuk Persentase endosperm adalah 4942 dari buah kopi gelondong Komposisi endosperm dalam persen berat kering adalah serat kasar (272) lemak (106 ndash 126 ) protein kasar (3 ndash 135 ) gula reduksi (6 ndash 10 ) gula non reduksi (032 ndash 108 ) karbohidrat (447 ) abu (38 ) kafein (9 ) dan asam khlorogenat (6 ndash 10 ) Yang terakhir adalah celah yang merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang ukuran biji Buah kopi biasanya memiliki dua keping biji tetapi juga ada yang hanya mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama sekali yang disebut kopi gabug (Djumarti 1999)

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica) Kopi Liberika (Coffee Liberica) Kopi Robusta (Coffee Cannephora) Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei) Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350 - 1850 m dari permukaan laut Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 ndash 1750 m dari permukaan laut Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo (Aceh) Mandaling (Sumut)Kintamani (Bali) Mangkuraja (Bengkulu)Jawa dan Kalosi (Toraja) Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain Jenis Arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak Kopi arabika pertama dideskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1753 Varietas terbaik yang dikenal adalah typica dan bourbon dan dari jenis ini beraneka ragam strain telah dikembangkan (Aak 1988) Karakteristik biji kopi arabika secara umum adalah rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya ( 18 ndash 20) bentuknya agak memanjang bidang cembungnya tidak terlalu tinggi lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya ujung biji lebih mengkilap tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah celah tengah (center cut) dibagian datar ( perut ) tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk untuk biji yang sudah dipanggang (roasting) celah tengah terlihat putih untuk biji yang sudah diolah kulit ari kadang ndash kadang masih menempel dicelah atau parit biji kopi (Annisa 2013)

Menurut Kustantini (2014) tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis arabika Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relative luas Pasalnya kopi jenis robusta dapat tumbuh diketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika Jenis kopi ini berasal dari Afrika dari pantai barat sampai Uganda Kopi robusta umumnya ditanam pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 0C Kopi Robusta memiliki ukuran biji kopi yang besar bentuknya ovaltinggi kafein dan memiliki aroma yang kurang harum Robusta dapat dikembangkan

dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh Karakteristik fisik biji kopi robusta antara lain rendemen kopi robusta relative lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen kopi arabika (20 ndash 22) biji kopi agak bulat lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata untuk biji yang sudah diolah tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian parit Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah Saat ini beberapa jenis robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida seperti klon BP 39 BP 42 SA13 SA 34 dan SA 56 Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia diantaranya BP 42x BP 234 BP 288 BP 308 BP 358 BP 409 BP 436 BP 534 BP 936 SA 203 SA 234 dan SA 237 Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat mencapai 800 ndash 2000kghatahun (Kustantini 2014)

Kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17-200C Kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika yang terserang hama Kopi ini memiliki beberapa karakteristik yaitu ukuran daun cabang bunga buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan kopi robusta cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali ukurannya lebih besar dari kopi arabika dan robusta berbuah sepanjang tahun kualitas buah relatif rendah ukuran buah tidak merata tumbuh baik didataran rendah (Anonim 2014) Dahulu kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani Pasalnyabobot biji kopi keringnya hanya 10 dari bobot kopi basah Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 ndash 12 Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei (Panggabean 2011)

Kopi ekselka tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi masuk kelompok liberoid Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu Dewevrei Coffea atau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak dibudidayakan di tanah Indonesia Kopi Ekselsa merupakan jenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di atas lahan gambut kemudian cukup 35 tahun tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar Kopi jenis Ekselsa (Excelsa) sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ndash JAMBI sejak 50 tahun yang lalu Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku Jenis Kopi Ekselsa (Excelsa) sejak dahulu telah menjadi kopi andalan daerah jambi bahkan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura Dengan harga jual mencapai Rp 26000 per kilogram Jambi merupakan daerah

yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut seperti di Kecepatan Pengabuan Kecepatan Betara Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara (Panggabean 2011)

Keempat jenis kopi di atas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan Kopi arabika cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat Kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi dan padat karya Kopi Arabika juga biasanya diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering Kopi arabika ini juga memiliki rasa yang agak asam sehingga dijadikan kunci utama dalam menentukan pencampuran untuk kopi arabika ini Kandungan kafein dari kopi arabika ini ternyata masih di bawah kandungan kafein kopi robusta Jika dihitung secara prosentase kandungan kafein kopi arabika ini kurang dari 50 dibandingkan dengan kopi robusta Selain itu tanaman kopi arabika ini memiliki ketahanan biji lebih besar dari berbagai macam iklim Namun perawatan tanaman lebih sulit karena tanaman ini rapuh atau tidak mudah bertahan hidup Biji Kopi Arabika jatuh ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari rasa dan bau tanah (Almerpradana 2012)

Kopi robusta berbeda jauh dengan kopi arabika walaupun secara wujud hampir sama Tanaman kopi ini cenderung relatif lebih mudah dalam bertahan hidup dengan berbagai macam iklim sehingga pada saat masa panen biji kopi robusta lebih banyak yang bisa dipanen Kopi robusta aromanya lebih lembut namun rasanya lebih pahit dari kopi arabika Rasa pahit inilah yang mempengaruhi kandungan kafeinnya Kafein (137trimethyilxanthine) merupakan Kristal xantin putih pahit dan larut dalam air Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafein) Warna dari biji robusta juga berpengaruh terhadap kualitas biji kopi Semakin gelap warna biji kopi semakin baik pula biji kopi tersebut untuk diolah Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serta dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (Aak 1988)

Menurut Aak (1988) kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika Keistimewaan kopi ini adalah dapat pada tanah yang agak kurus dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa Tanaman kopi ini mudah menyesuaikan diri (Panggabean 2011) Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 4: Laporan 1 TBP

Garam alkaloid berbeda sifatnya dengan alkaloid bebas Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air (beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut) tetapi mudah larut dalam pelarut organik agak polar (seperti benzena eter kloroform) Dalam bentuk garamnya alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar

Praktikum kali ini hanya akan membahas mengenai bahan penyegar dari jenis kopi Kopi merupakan salah satu bahan penyegar dan jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi Kopi berasal dari bahasa Arab ldquoKahwardquo diperoleh dari tanaman kopi Coffea sp familia Rubiceae yang merupakan salah satu minuman yang bersifat non alkoholik dan memilki aroma dan rasa yang khas dan tidak dimiliki oleh bahan minuman lain Kopi ini biasanya berbentuk bubuk gelondongan ataupun kopi ose Dalam kopi mengandung kafein (C8H10N4O2) (Soeharsono 1979) Kopi berasal dari Afrika yaitu daerah pegunungan di Etopia Namun kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya yaitu Yaman di bagian selatan Arab melalui para saudagar Arab Berdasarkan bijinya kopi termasuk dalam tanaman dicotyle Akan tetapi 5-10 bebiji tunggal dan disebut peaberries Buah kopi berbentuk oval panjangnya kira-kira 15 cm Buah yang belum matang berwarna hijau berwarna kuning ketika mulai matang dan berwarna merah tua ketika sudah matang (Rahardjo 2012)

Bagian-bagian dari biji kopi adalah eksokarp mesokarp endokarpspermoderm dan endosperm seperti terlihat pada gambar di bawah ini

Eksokarp disebut juga dengan kulit buah merupakan bagian terluar dari buah kopi yang terdiri atas lapisan tipis liat dan pada buah yang masih muda akan berwarna hijau tua lalu berangsur-angsur berwarna hijau kuning kuning merah hingga merah kehitaman Komposisi dari eksokarp adalah protein kasar (917 ) lemak (2 ) serat (2765) gula reduksi (124) gula non reduksi (202) tanin (447) pektin total (652) Abu (363) N bebas (5785) Mesokarp disebut juga dengan daging buah merupakan bagian yang berasa agak manis dan mempunyai kandungan air yang cukup tinggi Mesokarp mengandung beberapa nutrien yaitu pektin (3870) gula total (4580) dan air (155) Persentase gabungan antara epikarp (eksokarp) dan mesokarp adalah sebesar

4017 dari buah kopi gelondong Endokarp atau kulit tanduk merupakan lapisan kulit kopi paling keras tersusun oleh selulosa dan hemiselulosa Komposisi endokarp adalah protein kasar (220) serat kasar (6024) hemiselulosa (758) abu (330) (Panggabean 2011)

Spermoderm disebut juga kulit ari merupakan kulit yang tipis dan menempel pada biji kopi Kulit ari mengandung asam khlorogenat dan lemak Persentase gabungan antara endokarp dan spermoderm adalah sebesar 1740 dari buah kopi gelondong Endosperm atau keping biji Endosperm merupakan bagian buah kopi yang diambil manfaatnya untuk diolah menjadi kopi bubuk Persentase endosperm adalah 4942 dari buah kopi gelondong Komposisi endosperm dalam persen berat kering adalah serat kasar (272) lemak (106 ndash 126 ) protein kasar (3 ndash 135 ) gula reduksi (6 ndash 10 ) gula non reduksi (032 ndash 108 ) karbohidrat (447 ) abu (38 ) kafein (9 ) dan asam khlorogenat (6 ndash 10 ) Yang terakhir adalah celah yang merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang ukuran biji Buah kopi biasanya memiliki dua keping biji tetapi juga ada yang hanya mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama sekali yang disebut kopi gabug (Djumarti 1999)

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica) Kopi Liberika (Coffee Liberica) Kopi Robusta (Coffee Cannephora) Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei) Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350 - 1850 m dari permukaan laut Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 ndash 1750 m dari permukaan laut Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo (Aceh) Mandaling (Sumut)Kintamani (Bali) Mangkuraja (Bengkulu)Jawa dan Kalosi (Toraja) Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain Jenis Arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak Kopi arabika pertama dideskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1753 Varietas terbaik yang dikenal adalah typica dan bourbon dan dari jenis ini beraneka ragam strain telah dikembangkan (Aak 1988) Karakteristik biji kopi arabika secara umum adalah rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya ( 18 ndash 20) bentuknya agak memanjang bidang cembungnya tidak terlalu tinggi lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya ujung biji lebih mengkilap tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah celah tengah (center cut) dibagian datar ( perut ) tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk untuk biji yang sudah dipanggang (roasting) celah tengah terlihat putih untuk biji yang sudah diolah kulit ari kadang ndash kadang masih menempel dicelah atau parit biji kopi (Annisa 2013)

Menurut Kustantini (2014) tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis arabika Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relative luas Pasalnya kopi jenis robusta dapat tumbuh diketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika Jenis kopi ini berasal dari Afrika dari pantai barat sampai Uganda Kopi robusta umumnya ditanam pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 0C Kopi Robusta memiliki ukuran biji kopi yang besar bentuknya ovaltinggi kafein dan memiliki aroma yang kurang harum Robusta dapat dikembangkan

dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh Karakteristik fisik biji kopi robusta antara lain rendemen kopi robusta relative lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen kopi arabika (20 ndash 22) biji kopi agak bulat lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata untuk biji yang sudah diolah tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian parit Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah Saat ini beberapa jenis robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida seperti klon BP 39 BP 42 SA13 SA 34 dan SA 56 Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia diantaranya BP 42x BP 234 BP 288 BP 308 BP 358 BP 409 BP 436 BP 534 BP 936 SA 203 SA 234 dan SA 237 Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat mencapai 800 ndash 2000kghatahun (Kustantini 2014)

Kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17-200C Kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika yang terserang hama Kopi ini memiliki beberapa karakteristik yaitu ukuran daun cabang bunga buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan kopi robusta cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali ukurannya lebih besar dari kopi arabika dan robusta berbuah sepanjang tahun kualitas buah relatif rendah ukuran buah tidak merata tumbuh baik didataran rendah (Anonim 2014) Dahulu kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani Pasalnyabobot biji kopi keringnya hanya 10 dari bobot kopi basah Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 ndash 12 Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei (Panggabean 2011)

Kopi ekselka tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi masuk kelompok liberoid Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu Dewevrei Coffea atau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak dibudidayakan di tanah Indonesia Kopi Ekselsa merupakan jenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di atas lahan gambut kemudian cukup 35 tahun tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar Kopi jenis Ekselsa (Excelsa) sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ndash JAMBI sejak 50 tahun yang lalu Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku Jenis Kopi Ekselsa (Excelsa) sejak dahulu telah menjadi kopi andalan daerah jambi bahkan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura Dengan harga jual mencapai Rp 26000 per kilogram Jambi merupakan daerah

yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut seperti di Kecepatan Pengabuan Kecepatan Betara Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara (Panggabean 2011)

Keempat jenis kopi di atas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan Kopi arabika cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat Kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi dan padat karya Kopi Arabika juga biasanya diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering Kopi arabika ini juga memiliki rasa yang agak asam sehingga dijadikan kunci utama dalam menentukan pencampuran untuk kopi arabika ini Kandungan kafein dari kopi arabika ini ternyata masih di bawah kandungan kafein kopi robusta Jika dihitung secara prosentase kandungan kafein kopi arabika ini kurang dari 50 dibandingkan dengan kopi robusta Selain itu tanaman kopi arabika ini memiliki ketahanan biji lebih besar dari berbagai macam iklim Namun perawatan tanaman lebih sulit karena tanaman ini rapuh atau tidak mudah bertahan hidup Biji Kopi Arabika jatuh ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari rasa dan bau tanah (Almerpradana 2012)

Kopi robusta berbeda jauh dengan kopi arabika walaupun secara wujud hampir sama Tanaman kopi ini cenderung relatif lebih mudah dalam bertahan hidup dengan berbagai macam iklim sehingga pada saat masa panen biji kopi robusta lebih banyak yang bisa dipanen Kopi robusta aromanya lebih lembut namun rasanya lebih pahit dari kopi arabika Rasa pahit inilah yang mempengaruhi kandungan kafeinnya Kafein (137trimethyilxanthine) merupakan Kristal xantin putih pahit dan larut dalam air Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafein) Warna dari biji robusta juga berpengaruh terhadap kualitas biji kopi Semakin gelap warna biji kopi semakin baik pula biji kopi tersebut untuk diolah Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serta dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (Aak 1988)

Menurut Aak (1988) kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika Keistimewaan kopi ini adalah dapat pada tanah yang agak kurus dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa Tanaman kopi ini mudah menyesuaikan diri (Panggabean 2011) Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 5: Laporan 1 TBP

4017 dari buah kopi gelondong Endokarp atau kulit tanduk merupakan lapisan kulit kopi paling keras tersusun oleh selulosa dan hemiselulosa Komposisi endokarp adalah protein kasar (220) serat kasar (6024) hemiselulosa (758) abu (330) (Panggabean 2011)

Spermoderm disebut juga kulit ari merupakan kulit yang tipis dan menempel pada biji kopi Kulit ari mengandung asam khlorogenat dan lemak Persentase gabungan antara endokarp dan spermoderm adalah sebesar 1740 dari buah kopi gelondong Endosperm atau keping biji Endosperm merupakan bagian buah kopi yang diambil manfaatnya untuk diolah menjadi kopi bubuk Persentase endosperm adalah 4942 dari buah kopi gelondong Komposisi endosperm dalam persen berat kering adalah serat kasar (272) lemak (106 ndash 126 ) protein kasar (3 ndash 135 ) gula reduksi (6 ndash 10 ) gula non reduksi (032 ndash 108 ) karbohidrat (447 ) abu (38 ) kafein (9 ) dan asam khlorogenat (6 ndash 10 ) Yang terakhir adalah celah yang merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang ukuran biji Buah kopi biasanya memiliki dua keping biji tetapi juga ada yang hanya mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama sekali yang disebut kopi gabug (Djumarti 1999)

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica) Kopi Liberika (Coffee Liberica) Kopi Robusta (Coffee Cannephora) Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei) Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350 - 1850 m dari permukaan laut Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 ndash 1750 m dari permukaan laut Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo (Aceh) Mandaling (Sumut)Kintamani (Bali) Mangkuraja (Bengkulu)Jawa dan Kalosi (Toraja) Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain Jenis Arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak Kopi arabika pertama dideskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1753 Varietas terbaik yang dikenal adalah typica dan bourbon dan dari jenis ini beraneka ragam strain telah dikembangkan (Aak 1988) Karakteristik biji kopi arabika secara umum adalah rendemennya lebih kecil dari jenis kopi lainnya ( 18 ndash 20) bentuknya agak memanjang bidang cembungnya tidak terlalu tinggi lebih bercahaya dibandingkan dengan jenis lainnya ujung biji lebih mengkilap tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecah celah tengah (center cut) dibagian datar ( perut ) tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk untuk biji yang sudah dipanggang (roasting) celah tengah terlihat putih untuk biji yang sudah diolah kulit ari kadang ndash kadang masih menempel dicelah atau parit biji kopi (Annisa 2013)

Menurut Kustantini (2014) tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis arabika Areal perkebunan kopi jenis robusta di Indonesia relative luas Pasalnya kopi jenis robusta dapat tumbuh diketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan kopi jenis arabika Jenis kopi ini berasal dari Afrika dari pantai barat sampai Uganda Kopi robusta umumnya ditanam pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 0C Kopi Robusta memiliki ukuran biji kopi yang besar bentuknya ovaltinggi kafein dan memiliki aroma yang kurang harum Robusta dapat dikembangkan

dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh Karakteristik fisik biji kopi robusta antara lain rendemen kopi robusta relative lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen kopi arabika (20 ndash 22) biji kopi agak bulat lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata untuk biji yang sudah diolah tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian parit Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah Saat ini beberapa jenis robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida seperti klon BP 39 BP 42 SA13 SA 34 dan SA 56 Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia diantaranya BP 42x BP 234 BP 288 BP 308 BP 358 BP 409 BP 436 BP 534 BP 936 SA 203 SA 234 dan SA 237 Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat mencapai 800 ndash 2000kghatahun (Kustantini 2014)

Kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17-200C Kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika yang terserang hama Kopi ini memiliki beberapa karakteristik yaitu ukuran daun cabang bunga buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan kopi robusta cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali ukurannya lebih besar dari kopi arabika dan robusta berbuah sepanjang tahun kualitas buah relatif rendah ukuran buah tidak merata tumbuh baik didataran rendah (Anonim 2014) Dahulu kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani Pasalnyabobot biji kopi keringnya hanya 10 dari bobot kopi basah Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 ndash 12 Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei (Panggabean 2011)

Kopi ekselka tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi masuk kelompok liberoid Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu Dewevrei Coffea atau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak dibudidayakan di tanah Indonesia Kopi Ekselsa merupakan jenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di atas lahan gambut kemudian cukup 35 tahun tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar Kopi jenis Ekselsa (Excelsa) sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ndash JAMBI sejak 50 tahun yang lalu Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku Jenis Kopi Ekselsa (Excelsa) sejak dahulu telah menjadi kopi andalan daerah jambi bahkan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura Dengan harga jual mencapai Rp 26000 per kilogram Jambi merupakan daerah

yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut seperti di Kecepatan Pengabuan Kecepatan Betara Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara (Panggabean 2011)

Keempat jenis kopi di atas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan Kopi arabika cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat Kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi dan padat karya Kopi Arabika juga biasanya diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering Kopi arabika ini juga memiliki rasa yang agak asam sehingga dijadikan kunci utama dalam menentukan pencampuran untuk kopi arabika ini Kandungan kafein dari kopi arabika ini ternyata masih di bawah kandungan kafein kopi robusta Jika dihitung secara prosentase kandungan kafein kopi arabika ini kurang dari 50 dibandingkan dengan kopi robusta Selain itu tanaman kopi arabika ini memiliki ketahanan biji lebih besar dari berbagai macam iklim Namun perawatan tanaman lebih sulit karena tanaman ini rapuh atau tidak mudah bertahan hidup Biji Kopi Arabika jatuh ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari rasa dan bau tanah (Almerpradana 2012)

Kopi robusta berbeda jauh dengan kopi arabika walaupun secara wujud hampir sama Tanaman kopi ini cenderung relatif lebih mudah dalam bertahan hidup dengan berbagai macam iklim sehingga pada saat masa panen biji kopi robusta lebih banyak yang bisa dipanen Kopi robusta aromanya lebih lembut namun rasanya lebih pahit dari kopi arabika Rasa pahit inilah yang mempengaruhi kandungan kafeinnya Kafein (137trimethyilxanthine) merupakan Kristal xantin putih pahit dan larut dalam air Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafein) Warna dari biji robusta juga berpengaruh terhadap kualitas biji kopi Semakin gelap warna biji kopi semakin baik pula biji kopi tersebut untuk diolah Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serta dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (Aak 1988)

Menurut Aak (1988) kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika Keistimewaan kopi ini adalah dapat pada tanah yang agak kurus dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa Tanaman kopi ini mudah menyesuaikan diri (Panggabean 2011) Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 6: Laporan 1 TBP

dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh Karakteristik fisik biji kopi robusta antara lain rendemen kopi robusta relative lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen kopi arabika (20 ndash 22) biji kopi agak bulat lengkungan biji lebih tebal dibandingkan dengan jenis arabika garis tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata untuk biji yang sudah diolah tidak terdapat kulit ari dilekukan atau bagian parit Kopi jenis robusta yang asli sudah hampir musnah Saat ini beberapa jenis robusta sudah tercampur menjadi klon atau hibrida seperti klon BP 39 BP 42 SA13 SA 34 dan SA 56 Sementara itu klon atau hibrida yang dihasilkan oleh Puslitkoka Indonesia diantaranya BP 42x BP 234 BP 288 BP 308 BP 358 BP 409 BP 436 BP 534 BP 936 SA 203 SA 234 dan SA 237 Produksi kopi jenis Robusta secara umum dapat mencapai 800 ndash 2000kghatahun (Kustantini 2014)

Kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17-200C Kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika yang terserang hama Kopi ini memiliki beberapa karakteristik yaitu ukuran daun cabang bunga buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan kopi robusta cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali ukurannya lebih besar dari kopi arabika dan robusta berbuah sepanjang tahun kualitas buah relatif rendah ukuran buah tidak merata tumbuh baik didataran rendah (Anonim 2014) Dahulu kopi liberika pernah dibudidayakan di Indonesia tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani Pasalnyabobot biji kopi keringnya hanya 10 dari bobot kopi basah Selain perbandingan bobot basah dan bobot kering rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 ndash 12 Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei (Panggabean 2011)

Kopi ekselka tidak termasuk kedalam kelompok arabika dan robusta akan tetapi masuk kelompok liberoid Asal mula kopi excelsa ditemukan secara historis di daerah afrika Barat tahun 1905 kemudian menyebar ke daerah melayu Dewevrei Coffea atau kopi Ekselsa (Excelsa) memang tidak terlalu banyak dibudidayakan di tanah Indonesia Kopi Ekselsa merupakan jenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah dan lembap atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi Ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam di atas lahan gambut kemudian cukup 35 tahun tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar Kopi jenis Ekselsa (Excelsa) sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ndash JAMBI sejak 50 tahun yang lalu Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku Jenis Kopi Ekselsa (Excelsa) sejak dahulu telah menjadi kopi andalan daerah jambi bahkan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan dari Malaysia dan Singapura Dengan harga jual mencapai Rp 26000 per kilogram Jambi merupakan daerah

yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut seperti di Kecepatan Pengabuan Kecepatan Betara Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara (Panggabean 2011)

Keempat jenis kopi di atas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan Kopi arabika cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat Kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi dan padat karya Kopi Arabika juga biasanya diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering Kopi arabika ini juga memiliki rasa yang agak asam sehingga dijadikan kunci utama dalam menentukan pencampuran untuk kopi arabika ini Kandungan kafein dari kopi arabika ini ternyata masih di bawah kandungan kafein kopi robusta Jika dihitung secara prosentase kandungan kafein kopi arabika ini kurang dari 50 dibandingkan dengan kopi robusta Selain itu tanaman kopi arabika ini memiliki ketahanan biji lebih besar dari berbagai macam iklim Namun perawatan tanaman lebih sulit karena tanaman ini rapuh atau tidak mudah bertahan hidup Biji Kopi Arabika jatuh ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari rasa dan bau tanah (Almerpradana 2012)

Kopi robusta berbeda jauh dengan kopi arabika walaupun secara wujud hampir sama Tanaman kopi ini cenderung relatif lebih mudah dalam bertahan hidup dengan berbagai macam iklim sehingga pada saat masa panen biji kopi robusta lebih banyak yang bisa dipanen Kopi robusta aromanya lebih lembut namun rasanya lebih pahit dari kopi arabika Rasa pahit inilah yang mempengaruhi kandungan kafeinnya Kafein (137trimethyilxanthine) merupakan Kristal xantin putih pahit dan larut dalam air Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafein) Warna dari biji robusta juga berpengaruh terhadap kualitas biji kopi Semakin gelap warna biji kopi semakin baik pula biji kopi tersebut untuk diolah Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serta dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (Aak 1988)

Menurut Aak (1988) kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika Keistimewaan kopi ini adalah dapat pada tanah yang agak kurus dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa Tanaman kopi ini mudah menyesuaikan diri (Panggabean 2011) Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 7: Laporan 1 TBP

yang tepat untuk membudidayakan Kopi Ekselsa ini tepatnya di daerah Ilir yang sebagian besar memiliki lahan gambut seperti di Kecepatan Pengabuan Kecepatan Betara Kecamatan Bram Itam dan Kuala Betara (Panggabean 2011)

Keempat jenis kopi di atas masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan Kopi arabika cenderung tidak tahan terhadap penyakit Hemilia Vastatrix Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat Kopi jenis arabika memiliki potensi produksi yang sangat tinggi dan relative tahan hama dan penyakit Biji kopi Arabika berharga lebih tinggi di pasar kopi karena kopi tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi dan padat karya Kopi Arabika juga biasanya diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering Kopi arabika ini juga memiliki rasa yang agak asam sehingga dijadikan kunci utama dalam menentukan pencampuran untuk kopi arabika ini Kandungan kafein dari kopi arabika ini ternyata masih di bawah kandungan kafein kopi robusta Jika dihitung secara prosentase kandungan kafein kopi arabika ini kurang dari 50 dibandingkan dengan kopi robusta Selain itu tanaman kopi arabika ini memiliki ketahanan biji lebih besar dari berbagai macam iklim Namun perawatan tanaman lebih sulit karena tanaman ini rapuh atau tidak mudah bertahan hidup Biji Kopi Arabika jatuh ke tanah segera setelah matang sehingga harus dipanen segera untuk mencegah dari rasa dan bau tanah (Almerpradana 2012)

Kopi robusta berbeda jauh dengan kopi arabika walaupun secara wujud hampir sama Tanaman kopi ini cenderung relatif lebih mudah dalam bertahan hidup dengan berbagai macam iklim sehingga pada saat masa panen biji kopi robusta lebih banyak yang bisa dipanen Kopi robusta aromanya lebih lembut namun rasanya lebih pahit dari kopi arabika Rasa pahit inilah yang mempengaruhi kandungan kafeinnya Kafein (137trimethyilxanthine) merupakan Kristal xantin putih pahit dan larut dalam air Terlalu banyak kafein dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafein) Warna dari biji robusta juga berpengaruh terhadap kualitas biji kopi Semakin gelap warna biji kopi semakin baik pula biji kopi tersebut untuk diolah Kopi robusta lebih mudah di kembang biakan dari pada kopi arabika karena lebih tahan penyakit dan hama serta dapat hidup di tempat dimana kopi arabika tidak dapat bertahan hidup Meskipun kopi Robusta semula ditanam dan diusahakan oleh perkebunan besar namun dalam perkembangannya tanaman ini lebih potensi sebagai tanaman rakyat karena kopi Robusta lebih mudah ditanam dan tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang kurang menguntungkan Selain itu karena tahun-tahun belakangan ini harga pasaran kopi Robusta relatif semakin tinggi (Aak 1988)

Menurut Aak (1988) kopi liberika penyebarannya sangat cepat Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi dibandingkan dengan kopi jenis arabika Keistimewaan kopi ini adalah dapat pada tanah yang agak kurus dan tidak menuntut pemeliharaan yang istimewa Tanaman kopi ini mudah menyesuaikan diri (Panggabean 2011) Kopi excelsa mempunyai cita rasa dan aroma yang dikategorikan kuat dan dominan pahit Beberapa peneliti luar negeri juga mulai tertarik kopi excelsa indonesia Beberapa keunggulan kopi excelsa antara lain mempunyai fisik yang lebih besar dari kopi arabika maupun robusta dan

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 8: Laporan 1 TBP

cenderung berbuah sepanjang tahun mudah dibudidayakan dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit Keunggulan lainya adalah dapat ditanam di lahan gambut yang memiliki kesuburan rendah yang tidak dapat ditanami baik kopi arabika maupun robusta Dalam 35 tahun tanaman kopi excelsa telah mampu menghasilkan produksi sekitar 12 ton per ha (Annisa 2013)

Sebelum mengolah biji kopi beras lebih lanjut akan lebih penting untuk dilakukan analisis mutu terhadap biji kopi yang dihasilkan karena kopi yang bermutu baik akan menghasilkan produk olahan kopi yang baik Saat ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir kopi Mutu kopi yang ada di Indonesia umumnya masih rendah karena pengolahan kebun panen serta penanganan pasca panen yang kurang memadai Untuk memperoleh buah kopi dengan kualitas baik dan bernilai jual tinggi maka diperlukan pengujian analisis mutu kopi yang tepat dengan melakukan setiap tahapan secara benar Sehingga kopi yang bermutu baik dapat menghasilkan produk olahan kopi berkualitas baik pula

Dalam praktikum analisis mutu kopi praktikan diberikan tiga jenis biji kopi yaitu kopi arabika kopi robusta dan kopi wangi yang telah ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik Praktikum diawali dengan analisa mutu kopi berdasarkan ukuran (sortasi) Menurut Ridwansyah (2003) tujuan dari pembagian mutu berdasarkan ukuran adalah untuk mendapatkan keseragaman Selain itu sortasi biji bertujuan untuk membersihkan kopi beras dari kotoran sehingga memenuhi syarat mutu dan mengklasifikasikan kopi tersebut menurut standart mutu yang telah ditetapkan Berdasarkan data dari kelompok 5 dengan bahan uji yaitu kopi wangi didapatkan hasil bahwa dari total biji sebanyak 361 biji yang masuk dalam P19 ada 2 biji P18 7 biji P17 4 biji P16 16 biji P15 18 biji P14 9 biji P13 34 biji P12 21 biji P11 33 biji P10 24 biji MK12 28 biji MK11 11 biji MK10 36 biji MK09 38 biji dan MK08 35 biji Data tersebut menunjukkan bahwa kopi wangi yang diuji memiliki keseragaman ukuran Selain itu data juga menunjukkan bahwa biji kopi wangi yang diuji paling banyak berukuran MK09 yaitu sebanyak 38 biji atau 105

Pada penilaian mutu kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008 kopi wangi sebanyak 100 gram dipilih jenis cacatnya Berdasarkan data kelompok 5 nilai cacat paling banyak pada kopi wangi ada pada biji kopi pecah sebanyak 40 kali nilai cacat per biji (15) sehingga jumlah nilai cacatnya sebesar 8 Dari 100 gram biji kopi wangi yang diuji semua nilai cacat dikalikan jumlah cacatnya sehingga didapat total jumlah nilai cacatnya sebesar 209 Sesuai SNI 01-2907-2008 kopi wangi yang diuji masuk dalam mutu dua karena persyaratan mutu dua dalam SNI 01-2907-2008 adalah jumlah nilai cacat antara 12-25 Sehingga kopi wangi yang diuji dapat dikatakan sesuai dengan pengujian standar dan sudah memenuhi mutu standar yang telah di tetapkan oleh SNI Kopi ini dapat dikatakan layak dikonsumsi oleh masyarakat karena masih dalam mutu yang baik

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 9: Laporan 1 TBP

SIMPULAN

Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25

DAFTAR PUSTAKA

Aak1988 Budidaya Tanaman Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusAlmerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan

Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]

Annisa 2013 Kopi dan Variannya [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpmedanberita-209-kopi-dan-variannya-html [Diakses 19 September 2014]

Anonim 2014 Jenis-Jenis Kopi [internet] Tersedia dari httppenikmatkopiweeblycomjenis-jenis-kopihtml [Diakses 19 September 2014]

Badan Standarisasi Nasional 2008 Biji Kopi Jakarta (ID) Badan Standarisasi Nasional

Djumarti 1999 Teknologi Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID) Yayasan KanisiusKustantini 2014 Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea sp) [internet] Tersedia dari httpditjenbunpertaniangoidbbpptpsurabayatinymcpukgambarfileHal20Mempengaruhi20Benih20Kopi20_20Dianapdf [Diakses 19 September 2014]

Moehyl S 1992 Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga Jakarta (ID) BatharaPanggabean E 2011 Buku Pintar Kopi Jakarta (ID) PT Agromedia Pustaka

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 10: Laporan 1 TBP

Rahardjo P 2012 Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta Jakarta (ID) Penebar SwadayaRidwansyah 2003 Pengolahan Kopi Sumatera Utara (ID) Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera UtaraSianturi R 2000 Techno Pangan dan Agroindustri Bogor (ID) IPB PressSoeharsono M 1979 Pengolahan Teh dan Pengolahan Kopi Yogyakarta (ID)

Yayasan Pembina FTP UGMWinarno FG 2004 Kimia Pangan dan Gizi Yogyakarta (ID) Universitas Gajah

Mada

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]
Page 11: Laporan 1 TBP

Laporan Pratikum Hari tanggal Selasa 16 September 2014Teknologi Bahan Penyegar Dosen Dr Indah Yuliasih STP MSi

Asisten 1 Fatkhia F F341001052 M Fachrizal P F34100030

ANALISA MUTU BIJI KOPI

AnggotaFitri Wahyuni (F34120046)Ita (F34120062)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

  • Bahan penyegar merupakan bahan yang dapat memberikan stimuli rangsang sehingga dapat meningkatkan kerja jantung Kopi teh kakao dan tembakau merupakan jenis komoditi yang termasuk kedalam bahan penyegar Bahan penyegar yang digunakan pada praktikum ini adalah bahan penyegar kopi Kopi memiliki beberapa varietas antara lain kopi arabica kopi robusta kopi liberica dan kopi jenis excelsa Pada praktikum ini kopi yang digunakan adalah kopi dari jenis kopi wangi Jenis kopi tersebut memiliki keseragaman ukuran yakni mayoritas berukuran MK09 Pada pengujian kualitas kopi berdasarkan SNI kopi wangi tersebut termasuk dalam mutu dua karena nilai cacatnya berada pada skala 12-25
  • Almerpradana 2012 Macam-Macam Jenis Kopi Di Indonesia Dan Dunia[internet] Tersedia dari httpwwwripiuinfoartikelbacaripiu-kopiiiVBqb3xak8o0[Diakses 19 September 2014]