Lap Tbp Kopi
-
Upload
maya-ramadhayanti -
Category
Documents
-
view
479 -
download
13
description
Transcript of Lap Tbp Kopi
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Kamis/ 13 Desember 2012
Teknologi Bahan Penyegar Golongan : P4
Dosen : Indah Yuliasih
Asisten : 1. Nur Rahmawati F34080004
2. Dora Vitra Meizar F34080100
ANALISA MUTU DAN FORMULASI KOPI
Oleh Kelompok 5 :
1. Sugiono F34100136
2. Gita Melisa Yolanda F34100144
3. Maya Ramadhayanti F34100149
4. Yudha Yaniari Satriya Putri F34100157
5. Fahrudin F34080129
6. Imam Muttaqien W F34070060
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditi bahan penyegar yang mengandung kadar kafein
tinggi. Produk olahan kopi menjadi cara bagi masyarakat untuk mengonsumsi kandungan kafein
dan kandungan lain yang terdapat dalam kopi. Produk olahan yang dimaksud antara lain; kopi
bubuk dan kopi instan.
Sebagai produk minuman yang diminati, kopi memiliki pasar yang cukup tinggi sehingga
dapat menjadi salah satu peluang usaha yang baik. Untuk dapat bersaing, kopi yang memiliki mutu
terbaik akan bertahan dan diminati sebab masyarakat mulai dapat menilai kualitas kopi yang baik
dan memiliki rasa yang enak seiring dengan perkembangan zaman, sedangkan kopi dengan mutu
rendah akan hilang dari pasar.
Untuk mengetahui mutu kopi harus dilakukan analisa mutu kopi. Analisa mutu kopi yang
perlu antara lain uji kadar sari, uji VRS, dan uji organoleptik. Uji kadar sari diperlukan untuk
mengetahui tingkat atau konsentrasi kandungan kopi dalam produk minuman kopi. Uji VRS
dilakukan untuk menentukan komponen volatil dan mudah tereduksi yang terdapat di dalam kopi.
Sedangkan, uji organoleptik dilakukan untuk menentukan kopi yang paling disukai sehingga dapat
diturunkan ke target pasar.
Untuk mendapatkan kopi yang disukai oleh masyarakat dibutuhkan formulasi minuman
kopi yang sesuai dengan lidah masyarakat, sehingga kita perlu melakukan formulasi kopi aneka
rasa sebagai cara untuk menentukan kopi yang terbaik yang dapat laku di pasaran.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisa mutu produk kopi bubuk
dan kopi instan melalui uji kadar sari, uji VRS, dan uji organoleptik. Selain itu, praktikum ini
bertujuan untuk menentukan formulasi kopi aneka rasa terbaik.
40 gram kopi bubuk + 320 ml air 100°C didiamkan selama 4 menit (1:8) b/v
Sampel lalu disaring
Ekstrak kopi x ml + 10% maltodekstrin b/v
Ekstrak di spray dryer
Kopi instan
1 gram sampel + 10 ml air aquades, 10 ml KMnO4 0.02 N
Alat VRS dipasang selama 40 menit
Tabung aerasi + H2SO4 5 ml 6 N, 3 ml KI 20%
Dititrasi dengan Na2S2O3 lalu ditambahkan indikator kanji
Hasil yang didapatkan kemudian dihitung
II. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah kopi bubuk, kopi instan, creamer, gula, kopi
komersil, flavor coffee mocca dan cappucino, air aquades, 10% maltodekstrin, KMnO4 0.02 N,
H2SO4 6 N, KI 20%, Na2S2O3 0.02 N, indikator kanji, dan air mendidih.
Alat-alat yang digunakan adalah labu erlemeyer, labu ukur, gelas piala, gelas ukur, cawan
porselen, corong, penyaring, kertas saring, sudip, sendok, gelas, spray dryer, alat VRS, tabung
aerasi, buret, penangas, oven, desikator, plastik, timbangan, dan pipet volumetrik.
B. Metode
1. Kopi Instan
2. Uji VRS
2 gram sampel + 200 ml air mendidih (didiamkan selama 1 jam)
Sampel kemudian disaring
Ditera pada labu ukur 500 ml
Dipipet sebanyak 20 ml pada cawan porselin (x gram)
Dipanaskan di atas penangas
Dioven selama 2 jam
Didinginkan di dalam desikator
Ditimbang bobotnya
8 gram kopi bubuk + 60 gram creamer + 32 gram gula dicampurkan menjadi 100 gram
Formulasi dibuat dari 20 gram kopi aneka rasa + 100 ml air ,30 gram kopi aneka rasa + 150 ml air, dan
40 gram kopi aneka rasa + 200 ml air
Uji hedonik dilakukan dengan skala antara 1 – 5. Kemudian sampel dibandingkan dengan blangko
31.8% gula + 59.8% creamer + 7.6% kopi instan + 0.3% flavor kopi + 0.5% cappuccino dicampur menjadi 100%
Kemudian diseduh, 25 gram dalam 125 ml air panas atau 30 gram dalam 150 ml air panas
Uji hedonik dilakukan dengan skala antara 1 – 5. Kemudian sampel dibandingkan dengan blangko
3. Kadar Sari Kopi
4. Kopi Bubuk Aneka Rasa
5. Kopi Instan Aneka Rasa
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
(Terlampir)
B. Pembahasan
Kopi bubuk adalah biji kopi yang sudah diproses dan digiling halus dalam bentuk
butiran-butiran kecil sehingga mudah diseduh dengan air panas dan dikonsumsi. Proses
pengolahan kopi menjadi kopi bubuk antara lain terdiri dari proses penyangraian, pencampuran,
penghalusan, dan pengemasan. Biji kopi merupakan bahan baku minuman sehingga aspek mutu
(fisik, kimiawi, kontaminasi dan kebersihan) harus diawasi sangat ketat karena menyangkut
citarasa, kesehatan konsumen, rendemen, dan efisiensi produksi. Dari aspek citarasa dan aroma,
seduhan kopi akan sangat baik jika biji kopi yang digunakan telah diolah secara baik.
Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Proses sangrai diawali
dengan penguapan air dan diikuti dengan reaksi pirolisis. Secara kimiawi, proses ini ditandai
dengan evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak dari ruang sangrai. Sedang secara fisik, pirolisis
ditandai dengan perubahan warna biji kopi yang semula kehijauan menjadi kecoklatan. Kisaran
suhu sangrai yang umum adalah antara 195 sampai 205oC. Waktu penyangraian bervariasi mulai
dari 7 sampai 30 menit tergantung pada suhu dan tingkat sangrai yang diinginkan. Kisaran suhu
sangrai antara lain, suhu 190 –195 oC untuk tingkat sangrai ringan (warna coklat muda), suhu 200 -
205 oC untuk tingkat sangrai medium (warna coklat agak gelap), suhu di atas 205 oC untuk tingkat
sangrai gelap (warna coklat tua cenderung agak hitam).
Untuk mendapatkan citarasa dan aroma yang khas, kopi bubuk bisa diperoleh dari
campuran berbagai jenis kopi atas dasar jenisnya (Arabika, Robusta, Exelsa dll), jenis proses yang
digunakan (proses kering, semi-basah, basah), dan asal bahan baku (ketinggian, tanah dan
agroklimat). Pencampuran dilakukan dengan alat pencampur putar tipe hexagonal. Biji kopi
sangrai dihaluskan dengan alat penghalus (grinder) sampai diperoleh butiran kopi bubuk dengan
kehalusan tertentu. Butiran kopi bubuk mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga
senyawa pembentuk citarasa dan senyawa penyegar mudah larut saat diseduh ke dalam air panas.
Biji kopi sangrai atau kopi bubuk dikemas dalam kemasan aluminium foil dan dipress
panas. Kesegaran, aroma, dan citarasa kopi bubuk atau kopi sangrai akan terjaga dengan baik pada
kemasan vakum supaya kandungan oksigen di dalam kemasan minimal. Untuk mempermudah
pemasaran dan distribusi ke konsumen, kemasan kopi bubuk atas dasar jenis mutu, ukuran
kemasan dan bentuk kemasan dimasukkan dan dimuat di dalam kardus (karton). Kardus diberi
nama perusahan, merek dagang dan label produksi yang jelas. Tumpukan kardus kemudian
disimpan di dalam gudang dengan sanitasi, penerangan dan ventilasi yang cukup.
Secara sederhana, proses pembuatan kopi instan dapat dikatakan sebagai proses
pemekatan seduhan (ekstrak) kopi yang kemudian dikeringkan. Tahapan proses pengolahan biji
kopi segar menjadi kopi instan sendiri adalah sortasi biji kopi, pengeringan, pencampuran
(blending), penyangraian (roasting), penggilingan (grinding), ekstraksi, pengeringan dan
pengemasan. Kopi instan dengan flavor dan rasa yang istimewa, dibuat dengan menggunakan biji
kopi terpilih yang memiliki mutu aroma dan citarasa yang baik. Biasanya, perusahaan
menggunakan campuran (blending) dari beberapa jenis biji kopi untuk menghasilkan kopi instan
dengan aroma dan citarasa spesifik.
Proses penyangraian merupakan tahapan penting dalam pembentukan warna, aroma dan
citarasa khas yang ada didalam segelas kopi. Pada proses penyangraian, biji kopi (kopi hijau)
mengalami kontak dengan panas pada suhu dan tekanan tinggi untuk waktu tertentu sehingga
beratnya berkurang hingga 18-20% dan volumenya meningkat hingga 35%. Selama proses ini
terjadi serangkaian perubahan fisiko kimia dari berbagai komponen yang ada didalam biji kopi
yang akan menentukan karakteristik warna, aroma dan citarasa minuman kopi (Anonim 2012).
Proses penggilingan kopi sangrai menjadi bentuk kopi bubuk ditujukan untuk
memperluas areal permukaan sehingga proses ekstraksi bisa berjalan dengan baik. Ukuran partikel
kopi bubuk biasanya sekitar 0,5 – 1,1 mm. Untuk proses ekstraksi, biasanya diinginkan hasil
penggilingan yang agak kasar. Ukuran yang terlalu halus berpotensi mengganggu proses
pengaliran ekstrak kopi pada kolom ekstraksi (Anonim 2012).
Setelah disangrai dan digiling, kopi diekstraksi dengan menggunakan air sebagai media
pelarut untuk mendapatkan komponen kopi yang larut air. Air dan kopi bubuk dialirkan kedalam
serangkaian kolom perkolasi (biasanya 5 – 10 kolom) yang suhunya didisain berada pada kisaran
100 – 180oC. Air dialirkan dengan arah aliran yang berlawanan (counter current) dengan bii kopi:
air pertama kali masuk ke kolom yang bersuhu tinggi (180oC) sementara kopi masuk pertamakali
ke kolom yang suhunya lebih rendah (100oC). Perbedaan suhu kolom perkolasi bertujuan untuk
mengoptimalkan ekstraksi komponen kopi yang larut air: suhu tinggi bertujuan untuk mengekstrak
komponen yang sukar diekstrak seperti komponen karboidrat, sementara penggunaan suhu rendah
ditujukan untuk mengekstrak komponen-komponen yang mudah diekstrak dan sensitif terhadap
panas seperti komponen aroma dan citarasa. Dari tahap ini akan dihasilkan ekstrak kopi yang
mengandung 20-30% komponen padatan terlarut. Ekstrak lalu didinginkan dan siap untuk diproses
lebih lanjut (Anonim 2012).
Proses penyaringan (filtrasi) dilakukan untuk memisahkan koloid berupa ter atau bahan-
bahan tidak larut yang mungkin terbawa selama proses ekstraksi, dan diikuti dengan proses
pemekatan untuk meningkatkan konsentrasi padatan terlarut didalam ekstrak, sehingga diperoleh
ekstrak dengan total padatan terlarut sekitar 40%. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan, yaitu
1). Ekstrak disentrifuse untuk memisahkan air yang densitasnya lebih rendah dari ekstrak yang
densitasnya lebih tinggi; 2). Pemekatan panas, menggunakan evaporator yang mengeluarkan air
dari eksrak, menggunakan tekanan vakum sehingga penguapan air terjadi pada suhu dibawah
100oC; dan 3). Pemekatan beku, dimana air yang ada didalam ekstrak dibekukan menghasilkan
kristal es dan selanjutnya kristal es tersebut dipisahkan dari ekstrak secara mekanis (Anonim
2012).
Pengeringan ekstrak kopi dilakukan untuk memperoleh bubuk kopi instan dengan kadar
air sekitar 3 – 4%. Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara: dengan teknik pengeringan semprot
(spray drying) dan dengan teknik pengeringan beku (freee drying). Pengeringan yang dilukuan
pada praktikum adalah pengeringan semprot. Pengeringan semprot dilakukan pada suhu tinggi,
yang akan mempengaruhi rasa dari produk akhir, tetapi biaya produksinya jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pengeringan menggunakan pengeringan beku. Pada teknik ini, ekstrak
dipompa ke dalam atomizer, yang menghasilkan partikel bahan berukuran kecil dan seragam.
Didalam ruang pengering yang dialiri dengan udara pemanas, partikel-partikel tersebut mengalami
proses pemanasan secara mendadak dan cepat sehingga air keluar secara cepat, menghasilkan
produk kering berbentuk partikel halus. Untuk meningkatkan daya larut di dalam air dan
membentuk butiran yang lebih kasar, biasanya dilakukan proses aglomerasi (Anonim 2012).
Analisi mutu yang dilakukan pada kopi saat praktikum adalah uji VRS dan uji kadar sari.
Uji VRS (Volatile Reducing Subtance) adalah uji untuk menentukan jumlah bahan mudah
menguap yang mudah direduksi, yang terdapat pada cairan maupun benda padat. Penetapan ini
dilakukan dengan menggunakan alat “VRS” atau “VRS Apparatus”. Prinsip uji ini adalah dengan
proses aerasi, yaitu bahan yang menguap akan terlepas dan bagian yang mudah direduksi akan
direduksi oleh KMnO4. Jumlah KMnO4 yang dipergunakan oleh blanko dikurangi jumlah KMnO4
yang dipergunakan oleh contoh, yang ditentukan secara titrasi dengan Na2S2O3, merupakan jumlah
zat menguap yang mudah direduksi yang terdapat pada cairan atau bahan tersebut. Berdasarkan
data praktikum kadar VRS kopi bubuk dengan campuran beras, mentega, kelapa, margarine, dan
original masing masing yaitu 0, 28, 0, 20, dan 0. Data tersebut menunjukkan tidak adanya bahan
mudah menguap yang mudah direduksi pada kopi dengan campuran beras, kelapa, dan original,
sedangkan pada kopi dengan campuran mentega dan margarine terdapat bahan mudah menguap
yang mudah direduksi. Terbentuknya senyawa mudah menguap yang mudah direduksi tersebut
dihasilkan ketika proses penyangraian (Koswara 2012).
Hasil uji VRS kopi instan antara lain kopi campuran beras 58 meq, campuran mentega 26
meq, campuran kelapa 4 meq, campuran margarin 2 meq, dan kopi original 0 meq. Hasil ini
berbeda dengan hasil uji VRS kopi bubuk, hal ini mungkin disebabkan pada proses pembuatan
kopi instan terjadi perubahan struktur fisika dan kimia dari bahan tambahan menjadi bahan mudah
menguap dan tereduksi.
Prinsip penghitungan kadar sari kopi yaitu berdasarkan pada ekstraksi kopi dengan air.
Data kadar sari hasil praktikum pada kopi bubuk dengan campuran beras, mentega, margarine, dan
original masing-masing yaitu 0.28%, 31.8%, 20%, dan 33.4%. Berdasarkan SNI 01-3542-2004,
persyaratan kopi bubuk mutu I yaitu memiliki kadar sari kopi antara 20-36% (b/b) sedangkan
persyaratan kopi bubuk mutu II yaitu memiliki kadar sari kopi maksimal 60% (b/b). Kopi dengan
campuran bahan-bahan lain tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan persyaratan yang terdapat
pada SNI 01-3542-2004. Kopi original (tanpa penambahan bahan lain), kopi dengan campuran
mentega, dan kopi dengan campuran margarine termasuk dalam klasifikasi mutu I. Pada dasarnya,
semua kopi yang diolah berasal dari jenis biji kopi yang sama yaitu Robusta. Namun berdasarkan
analisa mutu kopi berdasarkan kadar sari, kopi dengan campuran beras termasuk dalam mutu yang
berbeda dengan yang lainnya. Nilai kadar sari kopi dengan campuran beras sangat kecil yaitu 0.28
%. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya ketelitian praktikan dalam perhitungan.
Minuman kopi termasuk salah satu bahan penyegar yang popular di dunia. Minuman kopi
sangatlah bervariasi, baik yang berupa instan maupun alami. Pada umumnya semua jenis minuman
kopi tersebut berdasarkan pada tingkat kesukaan konsume. Oleh karena itu, dalam upaya
pemenuhan permintaan dari konsumen terkait aneka rasa kopi maka produsen harus jeli dalam
melakukan formulasi kopi dengan bahan lain agar dapat diterima dan disukai oleh konsumen. Pada
praktikum ini dilakukan uji organoleptik dari berbagai formulasi kopi yang ada. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu hasil kopi bubuk masing-masing kelompok, creamer, dan gula.
Formulasi awal yang dilakukan yaitu kopi 8 gr, creamer 60 gr, dan gula 32 gr. Hasil dari formulasi
tersebut kurang memuaskan panelis sehingga dilakukan lagi formulasi ketiga bahan tersebut
sampai ditemukan formulasi kopi yang terbaik. Setelah didapatkan formulasi kopi yang terbaik
maka dilanjutkan dengan pengujian organoleptik oleh para panelis. Masing-masing kopi diberi
kode 321 ( kopi dengan beras), 369 (kopi dengan mentega), 678 (kopi dengan kelapa), 987 (kopi
dengan margarin), 345 (kopi original), dan 357 (kopi kapal api). Formulasi kopi yang dilakukan
pada kode 321 yaitu kopi 17 gr, creamer 60.12 gr, dan gula 32.01 gr. Kode 369 formulasinya
yaitu kopi 40 gr, creamer 62 gr, dan gula 37 gr. Kode 678 formulasinya yaitu kopi 18 gr, creamer
60 gr, dan gula 32 gr. Kode 987 formulasinya yaitu kopi 20.6 gr, creamer 30.4 gr, dan gula 4 gr.
Kode 987 formulasinya yaitu kopi 13 gr, creamer 60 gr, dan gula 32 gr. Kode 357 formulasinya
yaitu kopi 8 gr, creamer 60 gr, dan gula 32 gr.
Pada uji organoleptik dilakukan berdasarkan tiga parameter yaitu rasa, warna, dan aroma
minuman kopi . Hasil dari pengujian organoleptik dengan parameter rasa diperoleh data yaitu kode
345 dan 357 memiliki nilai uji yang tinggi yaitu berkisar pada 3,5. Kedua kopi tersebut yaitu kopi
original dan kapal api. Hasil dengan parameter aroma yaitu kopi kode 321, 987, dan 345 memiliki
nilai tertinggi yaitu 3,5. Ketiga jenis kopi tersebut yaitu kopi dengan campuran beras, kopi dengan
campuran margarin, dan kopi original. Selanjutnya, berdasarkan parameter warna diperoleh hasil
yaitu kode 987 memiliki nilai tertinggi yaitu 3,5. Kopi tersebut yaitu jenis kopi original dengan
formulasi seperti yang diatas. Pada umumnya tingkat penerimaan kopi yang telah diformulasikan
hanya mencapai nilai penerimaan tertinggi sebesar 3,5. Hal ini menunjukkan bahwa kopi yang
disajikan memiliki rasa, aroma, dan warna pada keadaan netral sampai suka. Beberapa faktor yang
mempengaruhi formulasi ini diantaranya kualitas kopi yang digunakan, dan tingkat kesukaan dari
panelis. Kopi yang digunakan sangatlah berpengaruh pada uji organoleptikya, misalnya pada
parameter warna kopi tanpa bahan tambahan saat penyangraian akan menghasilkan warna hitam
pekat saat diseduh, sedangkan kopi dengan campuran kelapa akan memberikan warna yang agak
keputihan.
Kopi komersial atau yang biasa disebut kopi instan adalah kopi yang diproduksi oleh
suatu industri dan beredar di pasaran dengan kualitas terbaik. Pada umumnya kualitas seduhan
kopi komersial dan kopi olahan praktikan sendiri akan memberikan hasil yang hampir sama,
bahkan pada parameter aroma dan warna kopi komersial memiliki nilai penerimaan yang lebih
rendah dari kopi lainnya. Hal ini juga dapat mengindikasikan bahwa formulasi kopi yang dibuat
oleh praktikan sudah dapat bersaing dengan contoh kopi komersial yang digunakan, namun hal ini
juga dipengaruhi oleh target pasar sebab panelis organoleptik semuanya adalah remaja.
Selain produk kopi bubuk, uji organoleptik juga dilakukan pada kopi instan. Keuntungan
utama dari kopi instan adalah karena kopi instan memungkinkan konsumen untuk membuat kopi
tanpa peralatan lain selain cangkir dan pengaduk, secepat memanaskan air. Peneliti pemasaran
juga menemukan bahwa konsumen lebih senang membuat kopi tanpa harus menyisakan ampas
(Anonim 2012). Berdasarkan hasil uji organoleptik rasa, aroma, dan warna didapat data terbesar
untuk rasa adalah kopi instan dengan campuran margarin yaitu sebesar 3.4 atau berkisar netral
sampai enak, sedangkan data terkecil adalah kopi komersial yaitu sebesar 1.8 atau berkisar kurang
enak sampai sangat kurang enak. Untuk warna, data terbesar yaitu pada kopi komersial yaitu
sebesar 4 atau enak, sedangkan terkecil adalah kopi instan dengan campuran mentega yaitu sebesar
2.3 atau berkisar kurang enak sampai netral. Untuk aroma, data terbesar yaitu kopi instan dengan
campuran margarin sebesar 3.3 atau berkisar netral sampai enak, dan data terkecil pada kopi
dengan campuran mentega yaitu sebesar 2.7 atau berkisar kurang enak sampai netral. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kopi instan dengan campuran margarin cenderung disukai oleh panelis,
sedangkan yang paling tidak enak atau tidak disukai adalah kopi instan dengan campuran mentega.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk olahan kopi terdiri dari kopi bubuk dan kopi instan. Kopi bubuk adalah kopi beras
yang digiling, sedangkan kopi instan memerlukan proses pengeringan lebih lanjut. Untuk
menentukan kualitas kopi diperlukan analisis mutu kopi, yaitu uji VRS, uji kadar sari, dan uji
organoleptik. Uji VRS dilakukan untuk menentukan kandungan mudah menguap tereduksi pada
kopi, uji kadar sari dilakukan untuk menentukan kandungan-kandungan penyusun kopi, sedangkan
uji organoleptik dilakukan untuk menentukan penerimaan pasar. Berdasarkan uji VRS, kandungan
mudah menguap tereduksi terbesar pada kopi bubuk 28 meq adalah kopi campuran mentega dan
pada kopi instan 58 meq yaitu kopi dengan campuran beras, sedangkan berdasarkan uji kadar sari
terbesar pada kopi bubuk adalah kopi original yaitu 33.4%, sehingga hal ini sesuai bahwa kopi
original tanpa bahan tambahan memiliki kandungan lebih tinggi. Berdasarkan uji organoleptik
kopi bubuk yang paling disukai dari tiga aspek adalah kopi original dengan nilai rata-rata 3.5,
sedangkan pada uji organoleptik kopi instan yang paling disukai adalah kopi instan dengan bahan
campuran margarin. Formulasi merupakan salah satu faktor penentu dari kualitas kopi sehingga
berdasarkan uji organoleptik tersebut formulasi terbaik kopi adalah formulasi kopi dengan
campuran margarin.
B. Saran
Setelah diketahui analisi mutu, kopi dapat diolah lebih lanjut menjadi produk yang
memiliki inovasi lebih sehingga memiliki nilai tambah lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Sejarah Kopi Instan [Terhubung berkala]
http:// www.rumah kopi .com/2012/02/sejarah- kopi - instan .html (12 Desember 2012)
Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-3542-2004.
Koswara, Sutrisno. 2012. Kopi Rendah Kafein (Kopi Dekafein). [Terhubung berkal]
http://www.kopiabc.com/kopi-robusta/berita/71-kopi-rendah-kafein-kopi-dekafein.html.
(16 Desember 2012)
LAMPIRAN KOPI BUBUK
1. Uji Organoleptik
Keterangan:
1 = sangat tidak suka
2 = tidak suka
3 = netral
4 = suka
5 = sangat suka
RASA
PanelisKode
321 357 369 678 987 345
1 3 3 2 1 3 4
2 2 3 3 2 4 2
3 3 5 2 1 4 2
4 4 3 3 1 4 3
5 2 2 2 1 3 3
6 2 2 1 1 3 3
7 1 3 2 1 3 2
8 2 4 2 1 5 4
9 2 3 2 1 4 4
10 2 4 2 1 5 3
11 2 2 1 1 2 3
12 3 3 1 1 2 3
13 2 4 2 2 4 2
14 3 2 2 1 4 4
15 3 3 2 2 3 4
16 2 2 4 1 2 2
17 2 3 2 2 3 4
18 1 1 1 1 1 1
19 2 2 2 1 3 4
20 2 1 1 1 1 2
21 3 3 3 1 4 4
22 2 4 3 1 3 3
23 3 3 2 2 3 2
Rata-rata 3 3,5 1,5 1 3 3,5
AROMA
PanelisKode
321 357 369 678 987 345
1 4 1 1 1 4 4
2 1 3 2 2 2 2
3 3 2 2 1 3 4
4 2 4 1 1 3 2
5 3 4 2 1 3 3
6 2 4 2 1 4 4
7 2 4 2 1 4 4
8 3 4 2 2 4 3
9 5 4 2 2 3 3
10 4 2 3 2 5 3
11 1 2 1 3 3 2
12 4 2 2 2 3 3
13 3 1 2 1 4 4
14 4 2 2 1 4 4
15 2 2 2 1 3 3
16 4 2 2 2 2 2
17 2 2 1 1 4 3
18 3 2 2 1 4 3
19 3 3 2 1 3 3
20 4 4 2 2 4 3
21 3 3 3 3 4 3
22 3 3 1 1 3 1
23 3 4 1 1 3 3
Rata-rata 3,5 2,5 1 1 3,5 3,5
WARNA
Penelis Kode
321 357 369 678 987 345
1 2 2 2 1 4 4
2 2 2 2 1 4 4
3 2 2 3 1 4 4
4 2 4 3 2 3 3
5 2 2 3 1 3 3
6 2 3 2 1 4 3
7 4 3 3 1 4 3
8 3 2 3 1 3 2
9 4 2 4 1 5 3
10 3 4 3 1 5 4
11 4 4 3 1 5 4
12 1 2 2 1 3 3
13 2 3 3 1 4 3
14 4 2 3 1 4 3
15 3 2 2 2 4 3
16 3 3 2 1 3 5
17 2 3 4 1 4 3
18 3 3 4 2 4 4
19 4 2 4 2 4 3
20 3 3 4 2 3 4
21 3 4 3 2 3 3
22 1 1 1 1 1 1
23 2 2 2 1 3 2
Rata-rata 2 2 2 1 3,5 3
Keterangan kode:
321= kelompok 1 (Kopi dengan campuran beras)
369= kelompok 2 (Kopi dengan campuran mentega)
678= kelompok 3 (Kopi dengan campuran kelapa)
987= kelompok 4 (Kopi dengan campuran margarin)
345= kelompok 5 (Kopi original)
357= Kopi Kapal Api
Formula kopi terbaik tiap kelompok
Formula awal:
Kopi = 8 gram
Creamer = 60 gram
Gula = 32 gram
1. Kelompok 1 (Kopi dengan campuran beras)
Formula akhir:
Kopi = 17 gram
Creamer = 60,12 gram
Gula = 32,01 gram
2. Kelompok 2 (Kopi dengan campuran mentega)
Formula akhir:
Kopi = 40 gram
Creamer = 62 gram
Gula = 37 gram
3. Kelompok 3 (Kopi dengan campuran kelapa)Formula akhir:
Kopi = 18 gram
Creamer = 60 gram
Gula = 32 gram
4. Kelompok 4 (Kopi dengan campuran margarin)Formula akhir:
Kopi = 20,6 gram
Creamer = 30,4 gram
Gula = 4 gram
5. Kelompok 5 (Kopi original)Formula akhir:
Kopi = 13 gram
Creamer = 60 gram
Gula = 32 gram
6. Kopi komersial (Kapal Api)
Formula akhir:
Kopi = 3,6 gram
Creamer = 12 gram
Gula = 6,4 gram
2. Kadar Sari Cara perhitungan:
% sari kopi = berat endapan setelah pengeringan x 100%
berat contoh
Hasil:
Kelompok 1: 0,28%
Kelompok 2: 31,8%
Kelompok 3:
Kelompok 4: 20%
Kelompok 5: 33,4%
3. Uji VRS Cara perhitungan:
VRS (meq) = (a-b) ml x N Na2S2O3 x 1000
a = ml titran yang digunakan untuk blanko
b = ml titran yang digunakan untuk contoh
Hasil:
Kelompok 1: 0
Kelompok 2: 28
Kelompok 3: 0
Kelompok 4: 20
Kelompok 5: 0
LAMPIRAN KADAR VRS KOPI INSTAN
Sampel Kopi Volume Na2S2O3 Kadar VRS (meq)
Awal Akhir TerpakaiBlanko 0.00 10 10.00 0Beras 39.4 42.5 7.1 58Mentega 8 15.2 7.2 56Kelapa 9.2 18 9.8 4Margarin 15.20 25.10 9.9 2Tanpa tambahan 25.40 35.40 10 0
LAMPIRAN UJI ORGANOLEPTIK KOPI INSTAN
Skor:
1= sangat kurang enak
2= kurang enak
3= netral
4= enak
5= sangat enak
ANALISIS RASA
Panelis
Sampel
410 325 425 511 723 210
1 3 3 4 3 2 2
2 2 2 3 2 2 1
3 3 2 4 4 2 1
4 2 2 3 2 2 1
5 3 2 2 2 2 3
6 2 3 4 4 2 1
7 3 2 4 4 2 2
8 3 2 4 4 3 2
9 2 3 3 3 3 1
10 3 4 3 3 3 2
11 3 3 4 4 3 1
12 4 3 2 5 2 2
13 4 2 2 2 1 1
14 4 3 4 4 4 2
15 3 3 4 4 4 2
16 4 2 3 4 2 3
17 3 2 3 4 2 1
18 2 2 2 4 2 1
19 3 2 2 4 3 1
20 2 3 3 4 2 1
21 3 2 3 4 3 2
22 2 2 3 3 2 2
23 3 2 2 3 2 4
24 2 2 4 3 3 1
25 3 3 3 2 2 2
26 4 4 4 4 4 4
TOTAL 75 65 82 89 64 46
RATAAN 2,884615 2,5 3,153846 3,423077 2,461538 1,769231
ANALISIS WARNA
Panelis
Sampel
410 325 425 511 723 210
1 2 2 2 3 3 4
2 3 2 3 4 3 4
3 3 2 3 3 3 4
4 3 2 3 4 3 4
5 3 2 2 3 2 4
6 2 2 2 4 2 3
7 2 2 2 3 3 4
8 2 2 2 2 2 5
9 2 2 2 3 3 4
10 3 4 2 3 2 3
11 4 2 2 3 3 4
12 1 1 1 1 1 3
13 1 2 1 3 3 5
14 4 3 4 4 4 2
15 2 2 2 3 3 4
16 3 3 3 4 4 5
17 3 3 3 4 4 5
18 3 3 3 4 4 5
19 3 3 3 4 4 5
20 2 2 2 4 3 4
21 2 2 2 4 4 5
22 3 3 2 3 4 5
23 1 1 1 1 2 4
24 3 3 4 3 3 4
25 3 2 2 3 4 2
26 3 3 3 3 3 3
TOTAL 66 60 61 83 79 104
RATAAN 2,538462 2,307692 2,346154 3,192308 3,038462 4
ANALISIS AROMA
Panelis
Sampel
410 325 425 511 723 210
1 2 2 2 4 2 3
2 3 2 3 2 3 3
3 3 3 3 3 4 2
4 3 3 3 2 3 3
5 3 2 3 3 2 4
6 3 3 3 3 3 3
7 3 3 4 4 2 2
8 3 3 3 3 3 3
9 5 3 3 5 4 5
10 3 3 4 2 2 2
11 3 1 1 3 3 4
12 2 2 2 2 2 3
13 3 3 3 3 3 4
14 4 3 3 4 1 2
15 4 3 3 4 4 2
16 4 3 3 4 4 2
17 4 3 4 5 4 2
18 4 3 4 5 4 2
19 3 1 1 2 1 3
20 2 2 3 1 1 3
21 4 4 3 3 3 4
22 3 3 2 3 3 4
23 2 2 2 4 2 4
24 4 4 4 4 4 4
25 3 2 4 4 3 5
26 3 3 4 4 3 4
TOTAL 83 69 77 86 73 82
RATAAN
3,192308
2,653846
2,961538
3,307692
2,807692
3,153846
Kunci Jawaban :
Kode 410 = Kelompok 1 Kode 511 = Kelompok 4
Kode 325 = Kelompok 2 Kode 723 = Kelompok 5
Kode 425 = Kelompok 3 Kode 210 = Kopi Komersial