Laporan 1 Agroklim
-
Upload
raden-fajar-santoso -
Category
Documents
-
view
57 -
download
6
Transcript of Laporan 1 Agroklim
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
PENGENALAN ALAT-ALAT PENGUKUR UNSUR IKLIM/CUACA
Oleh :
ANDI KURNIAWAN
NIM A1H010088
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat membutuhkan prediksi iklim dan cuaca untuk acuan
menentukan berbagai jenis aktivitas yang akan mereka lakukan, misal, di
bidang pertanian untuk menentukan jenis tanaman dan masa tanam, di
bidang transportasi untuk menentukan jadwal pemberangkatan dan lain
sebagainya. Untuk itu diperlukan alat-alat pengukur unsur iklim dan
cuaca. Alat-alat tersebut dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk
memprediksi iklim atau cuaca yang akan terjadi.
Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh
dan berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang
lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah . Beberapa
anasir iklim yang penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin,
sinar matahari, curah hujan dan evaporasi. Untuk mengukur nilai dari
beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur
meteorologis. Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa
didapatkan dengan cara melakukan pengamatan langsung. Tentu saja
dibantu dengan beberapa alat meteorologi yang mempunyai fungsi dan
tugas tertentu. Dalam pelaksanaan pengambilan data dengan menggunakan
alat khusus tentunya dibutuhkan suatu keahlian menggunakan alat gara
data yang diambil lebih akurat dan valid. Alat-alat ini ditempatkan di suatu
tempat tertentu yang memenuhi setiap persyaratan yang wajib dipenuhi
dari alat-alat tersebut yang selanjutnya dapat kita istilahkan sebagai stasiun
agroklimat. Selanjutnya alat-alat ini akan bekerja mencatat setiap data
yang diperlukan seperti sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik dalam
suatu periode tertentu . Pengenalan terhadap peralatan meteorologi yang
digunakan dalam pengumpulan data iklim dan hidrologi sangat diperlukan
sebelum mengenal lebih jauh tentang peralatan tersebut. Sebagai dasar
dalam pengenalan peralatan perlu diketahui cara penempatan alat pada
suatu stasiun meteorologi. Penempatan peralatan alat–alat pada suatu
stasiun agroklimat merupakan suatu faktor penting yang harus
diperhatikan agar mewakili kondisi fisik lingkungan..
Alat-Alat pengukur unsur iklim dan cuaca ada bermacam-macam.
Seperti, Anemometer, Barometer, Penangkar hujan, pengukur lama
penyinaran dan lain-lain. Alat-alat tersebut memiliki kegunaan dan cara
penggunaan yang berbeda-beda, oleh sebab itu diperlukan pengenalan
yang lebih mendalam tentang alat-alat tersebut.
Praktikum Agroklimatologi acara I ini membantu mahasiswa
jurusan teknologi pertanian untuk mengetahui lebih jauh bagaimana cara
kerja dan manfaat alat-alat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam acara pertama praktikum agroklimatologi akan
dititikbertatkan pada pengenalan peralatan meteorologi pertanian dengan
harapan alat-alat tersebut dapat digunakan secara benar agar data yang
diperoleh menjadi lebih akurat dan valid.
B. Tujuan
1. Melatih mahasiswa agar mengetahui cara kerja peralatan ukur unsur
iklim dan cuaca
2. Melatih mahasiswa agar mengetahui cara pengamatan unsur iklim dan
cuaca
3. Melatih mahasiswa agar mengetahui tata letak pemasangan peralatan
ukur iklim dan cuaca.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran dan pencatatan tentang iklim dan cuaca yang penting dalam
bidang pertanian antara lain :
1. Curah hujan (jumlah dan intensitas hujan)
2. Evaporasi (Permukaan tanah dan tanaman)
3. Radiasi matahari (lama penyinaran dan intensitas penyinaran matahari)
4. Kelembaban
5. Suhu atau temperatur (udara dan tanah)
6. Angin (arah dan Kecepatan angin)
Untuk hal itu dalam stasiun pengamatan/pengukuran iklim dan cuaca bagi
pertanian lazimnya mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
1. Shelter (kotak Stevenson)
2. Thermometer suhu minimum dan maksimum
3. Thermometer bola basah dan kering
4. Thermohigrograf
5. Penakar hujan (ombrometer)
6. Anemometer
7. Evaporimeter
8. Solarimeter
9. Sunshine duration record
10. Thermometer tanah
Menurut WMO (Worl Meteorology Organization) dalam penempatan
stasiun klimatologi pertanian diutamakan di stasiun percobaan agronomi,
holtikultura, peternakan, kehutanan, hidrologi, lembaga penelitian tanah, kebun
raya ataupun cagar alam serta daerah yang perubahan cuacanya sering
menyebabkan kerugian dalam produksi pertanian.
Penempatan stasiun klimatologi/ meteorology sedapat mungkin memenuhi
syarat antara lain :
1. Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan
atau tanaman yang rendah) sebatas pada pergerakan angin.
2. Di sekitar / dekatnya tidak ada jalan raya (Jalan besar)
3. Tempatnya pada tanah yang datar
4. Bebas / jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar
5. Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan
pengamatan. Hal tersebut akan lebih baik dalam ketepatan dan kondisi
yang dapat dipercaya.
Ada berbagai macam alat-alat ukur iklim dan cuaca seperti :
1. Alat pengukur lama penyinaran dan intensitas penyinaran matahari
a. Macam alat :
1) Pengukur lama penyinaran matahari : sunshine duration
tipe Compbell Stokes dan tipe Jordan
2) Pengukur intensitas penyinaran matahari : Solarimeter,
Pyroheliometer tipe Bimetal Actinograph
b. Pemasangan alat :
1) Alat dipasang pada beton yang kuat dengan bagian atas
yang rata
2) Arah utara-selatan dari alat sesuai dengan utara-selatan
tempat pemasangan
3) Alat dipasang condong ke katulistiwa (miringnya dengan
vertikal tergantung letak lintang)
4) Tutup kotak selalu menghadap ke katulistiwa
c. Pengamatan :
1) Pengamatan/penggantian kertas pita sehari sekali pada jam
18.00
2) Noda hitam pias pada kertas pias diukur panjangnya
3) Lama penyinaran dinyatakan dalam persen % (persen) yaitu
hasil perbandingan panjang noda hitam dengan panjang
siang hari dikalikan 100%
4) Intensitas penyinaran dilihat dari kertas pias dan dihitung
dari luas kisi-kisi tergambar kemudian dikalikan faktor alat
5) Intensitas penyinaran dinyatakan dalam kalori/cm2/menit
atau Langley per menit
2. Alat Pengukur suhu/temperatur udara dan tanah
a. Macam alat : termometer biasa (alkohol dan raksa), termometer
maksimum dan minimum, thermometer tanah, termohigrograf
b. Pemasangan alat :
1) Alat dipasang pada rumah cuaca kayu (shelter setinggi 1,5
m)
2) Alat dipasang vertikal dengan bola dibawah (untuk
termometer biasa), dipasang mendatar (untuk termometer
maksimum dan minimum) pada statif.
3) Termometer tanah berbentuk L sesuai dengan kedalaman
pengukuran ( 5 cm, 10 cm dan seterusnya) dimasukan ke
dalam tanah dengan mengebor tanah sesuai dengan
kedalaman yang dibutuhkan.
c. Pengamatan :
1) Termometer biasa diamati tiap jam 07.00 ;12.00 ; 18.00
demikian juga termometer tanah
2) Termometer maksimum dan minimum diamati tiap jam
07.00
3) Termohigrograf, kertas pias diganti tergantung dari macam
alat yang ada (bisa jam 06.00, atau seminggu bahkan ada
yang tiap bulan)
3. Alat pengukur tekanan udara dan kecepatan angin
a. Macam alat : Barometer (air raksa dan arenoid), Barograph,
Anemometer, (hand dan cup), Anemograph, windvane dan kantong
udara.
b. Pemasangan alat :
1) Barometer dipasang didalam shelter bersama alat lain
2) Hand Anemometer dipasang pada ketinggian 1 m, 2 m, dan
8 m (demikian pula windvane dan kantong udara)
3) Pemasangan pada tempat terbuka, jarak benda terdekat
minimum 10 kali dari tinggi benda tersebut.
c. Pengamatan
1) Tiap jam 07.00 dibaca pada alat pencatat (btk seperti
speedometer pada motor)
2) Kecepatan angin per satuan waktu dihitung dengan
besarnya pembacaan kedua dikurangi pembacaan pertama
dibagi rentang waktu pengamatan
3) Hand anemometer bisa dinyatakan dalam per detik ataupun
per menit
4. Alat pengukur penguapan
a. Macam alat : Panci kelas A diameter panci 120 cm dan
tinggi/tebal 25 cm, Panci Jepang, diameter panci 20 cm dan
dikelilingi jeruji, Piche atmometer, berupa tabung glas skala cm3,
panci Colorado
b. Pemasangan alat
1) Pada panci kelas A diletakan diatas balok yang disusun
diatas permukaan tanah terbuka dan panci diisi air
2) Panci jepang diletakan pada beton diatas permukaan tanah
terbuka dan panci air diisi air
3) Piche atmometer berisi air ber-alas kertas saring dipasang
di dalam shelter Stevenson pada statif.
c. Pengamatan
1) Pada panci kelas A, mula-mula ujung kail dipasang tepat
pada permukaan air, setelah waktu tertentu (sehari) terjadi
penguapan sehingga kail tidak menempel pada permukaan
air. Kemudian dengan perantara alat pemutar berskala kail
dikembalikan tepat menyinggung muka air. Baca alat
penera kail tersebut. Bila terjadi hujan perlu diperhitungkan
tersendiri.
2) Pembacaan dilakukan pukul 07.00 pagi
3) Panci jepang yang telah diisi air, setelah waktu tertentu
(sehari) terjadi penguapan.
4) Piche atmometer yang diisi air dan ditutup dengan kertas
saring. Selama waktu tertentu (sehari), kertas saring yang
basah akan menguapkan air, sehingga jumlah air pada
tabung piche berkurang dengan membaca skala yang ada
merupakan jumlah air yang diuapkan oleh alat tersebut.
Dilakukan perhitungan penguapan dalam satuan mm yang
merupakan volume air yang diuapkan dibagi dengan luas
kertas saring penguap.
5. Alat pengukur kelembaban udara
a. Macam alat : Psikrometer, Sling Psikrometer (Psikikrometer yang
diputar dalam mengukur kelembaban suatu tempat, Higrometer,
Higrograf, Termohigrometer (gabungan antara termometer dan
hygrometer dalam satu alat ukur.
b. Pemasangan alat :
1) Psikrometer terdiri dari dua thermometer yaitu bola kering
dan bola basah yang bola penera dibungkus kain kasa yang
dibasahi air. Psikrometer dipasang pada statif dan diletakan
dalam shelter Stevenson.
2) Termohigrometer dipasang dan diletakan dalam shelter dan
langsung dibaca dalam skala yang ada pada alat
c. Pengamatan
1) Pengamatan dilakukan 3 kali, yaitu jam 07.00 ; 13.00 ;
18.00
2) Psikrometer diamati temperature bola basah dan bola
kering. Kelembaban relative dilihat dari tabel berdasar
temperatur bola kering dan selisih bola kering dan basah
atau dibaca pada psikrometrik chart.
3) Untuk higrograf pengamatan sehari sekali dan pembacaan
kelembaban relatif dapat langsung dibaca pada grafik.
6. Alat pengukur hujan
a. Macam alat
1) Alat pengukur hujan biasa : Ombrometer biasa,
Ombrometer Observarium.
2) Alat pengukur hujan otomatis (recorder) : Tilting
Bucket, Floating, Weighing dan lain-lain.
b. Pemasangan alat
1) Alat dipasang tegak lurus dengan penyangga yang kuat
2) Tinggi permukaan corong 1,2 m dari permukaan tanah,
untuk alat otomatis letaknya lebih rendah
c. Pengamatan
1) Diamati setiap jam 07.00 kran dibuka, air hujan ditakar
dengan gelas ukur
2) Luas permukaan corong 100 cm untuk Observarium
sehingga volume air hujan 10 cc sama dengan hujan 1 mm
3) Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tidak ada hujan dan
ditulis 0, berbeda tidak ada hujan ditulis - .
4) Alat ukur hujan otomtis diamati tergantung dari pengatur
waktu dan kertas grafik yang ada pada alat (bisa harian
mingguan bahkan ada yang bulanan)
Permasalahan yang sering timbul adalah bahwa pengukuran data
agroklimat tidak akurat, sebelum alat dipasang maka perlu ditera terlebih dahulu.
Setiap alat serendah rendahnya harus mempunyai nilai baku nasional sehingga
ketelitian pengukuran dapat dijamin dan data dapat diandalkan . Ketelitian dan
pengamatan mudah berubah karena berbagai sebab, antara lain ketidakteraturan
perputaran silinder jam, pena kering, pemasangan kertas pias tidak tepat, pena
erlalu keras menekan silinder, lupa menempelkan pena pada kertas, kerusakan
sensor (Tri, 1999).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan
pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer,
pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf,
barograf, pluviograf, hidrograf dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya
dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias
harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi
denganpias yang pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara
membersihkan pena. (Tjasyono, 2004)
III. METODOLOGI
A. Alat
1. Kertas A4
2. Pensil
3. Bulpoin
4. Penggaris
B. Bahan
1. Pengukur lama penyinaran tipe Cambell Stokes
2. Termometer Maksimum Minimum
3. Anemometer digital
4. Ombrometer tipe Observarium
5. Ombrometer tipe Biasa
6. Solarimeter tipe Silicon
7. Solarimeter tipe Gunbollani
8. Sunshine Duration
9. Piche Evaporimeter
10. Cup Anemometer
DAFTAR PUSTAKA
Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Masrukhi. 2010. Panduan Praktikum Agroklimatologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Jendal Soedirman: Purwokerto.
Sapoetra, Karta, 1998. Klimatologi. Bina Aksara : Jakarta
Sudyastuti, Tri, 1999. Handout Klimatologi. FTP UGM.
Tjasyono, Bayong, 2004, Klimatologi umum, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Wisnubroto, Sukardi. 1998. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama
Widya, Yogyakarta.
nn, http//.wikipedia.com/ Alat-alat dalam pengukuran cuaca dan iklim. . diakses
11 Mei 2010 jam 20.30