Lapkas Hordeolum Interna
-
Upload
andi-susilo -
Category
Documents
-
view
147 -
download
1
Transcript of Lapkas Hordeolum Interna
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
LAPORAN KASUS
HORDEOLUM INTERNA
Disusun oleh:
Naila Balqis
080100028
Pembimbing:
Dr. Eka Safriati
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK
MEDAN
2013
1
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
BAB I
PENDAHULUAN
Hampir setiap orang mengenal timbilen atau timbil yang dalam bahasa medis disebut
Hordeolum. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang tua.
Disebutkan bahwa angka kejadian pada usia dewasa lebih banyak dibanding anak-anak.
Tidak ada perbedaan angka kejadian antara wanita dengan pria. Hordeolum ( stye ) adalah
infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah
yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus).
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata
tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
Gejalanya biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi
kelopak mata. Mata mungkin berair dan penderita merasa ada sesuatu dimatanya. Biasanya
hanya sebagian kecil yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak membengkak.
Ditengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik kecil yang berwarna
kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan
sejumlah nanah.
2
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Ika Laurensia
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Tanjung Morawa Gg.Rasmi, Medan
No. MR. : 54. 77. 45
Tgl. Masuk RS : 11 Februari 2013
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Benjolan di kelopak mata kiri atas
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak ± 3 hari yang lalu. Nyeri pada mata
(+), mata gatal (+). Riwayat benjolan pada kelopak mata kanan atas
(+) sudah sembuh. Riwayat mengompres mata dengan air hangat
(+) namun tidak ada perbaikan, riwayat mata sering terpapar debu
(-), riwayat infeksi pada mata (-), riwayat mengucek mata (+).
RPT : -
RPO : -
3
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
A.V.O.D : 5/5 A.V.O.S : 5/5
Kor. Sph : - Kor. Sph : -
Cyl : - Cyl : -
Menjadi : - Menjadi : -
KMB : - KMB : -
TOD : tdp TOS : tdp
STATUS PRESENT
Sensorium : Compos mentis Anemis : (-)
Tekanan Darah : 110/80mmHg Ikterik : (-)
Frekuensi Nadi : 80 x/menit Dyspnoe : (-)
Frekuensi Nafas : 20 x/menit Sianosis : (-)
Temperatur : Afebris Edema : (-)
STATUS GENERALISATA
Kepala : Mata : Pada Status Ophthalmicus
Hidung : tidak dijumpai kelainan
Leher : tidak dijumpai kelainan
Thorax : tidak dijumpai kelainan
Abdomen : tidak dijumpai kelainan
Ekstr Sup/Inf : tidak dijumpai kelainan
4
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
STATUS OPHTALMICUS
PEMERIKSAAN OCULI DEXTRA OCULI SINISTRA
Visus 5/5 5/5
Posisi Ortoforia Ortoforia
Palpebra Superior Dalam batas normalBenjolan (+), Blefarospasme
(+)
Palpebra Inferior Dalam batas normal Dalam batas normal
Conj. Tars.
SuperiorNormal, Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Conj. Tars.
InferiorNormal, Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Conj. BulbiDalam batas normal
Injeksi siliar (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Cornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Pupil Bulat , RC (+), Ø 2-3 mm Bulat , RC (+), Ø 2-3 mm
Iris Coklat, reguler Coklat, regular
Lensa Jernih Jernih
Corpus Vitreum Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
5
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
Fundus Oculi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Gambar
DIAGNOSIS : Hordeolum Interna
ANJURAN : - Menjaga kebersihan mata.
- Kompres air hangat 3 kali sehari selama 10 menit
- Jangan mengucek mata
RENCANA : Kontrol 3 hari kemudian
TERAPI : - C. Xytrol ED 4 x gtt I OS
- C. Xytrol Zalf 1 x app I OS
Pembimbing
Dr. Eka Safriati
6
Benjolan
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
BAB III
PEMBAHASAN
2.1. Anatomi Kelopak Mata
Palpebra (kelopak mata) superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang
dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip membantu menyebarkan
lapisan tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra
superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi1.
Kelopak mata terdiri atas lima jaringan yang utama. Dari superfisial ke dalam terdapat
lapisan kulit, otot rangka (orbicularis oculi), jaringan areolar, jaringan fibrosa (lempeng
tarsus), dan lapisan membran mukosa (konjungtiva palpebralis)1.
Struktur Palpebra1
A. Lapisan Kulit
Kulit palpebra berbeda dari kulit di kebanyakan bagian lain tubuh karena tipis, longgar
dan elastis, dengan sdikit folikel rambut serta tanpa lemak subkutan.
B. Muskulus Orbicularis Oculi
Fungsi muskulus orbicularis oculi adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya
mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan menyebar dalam jarak pendek
mengelilingi tepi orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang
terdapat didalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitale
adalah bagian praseptal. Segmen diluar palpebra disebut bagian orbita. Orbicularis oculi
dipersarafi oleh nervus fascialis.
C. Jaringan Areolar
Jaringan areolar submuskular yang terdapat di bawah musculus orbicularis oculi
berhubungan dengan lapisan subaponeurotik kulit kepala.
D. Tarsus
Struktur penyokong palpebra yang utama adalah lapisan jaringan fibrosa padat yang
bersama sedikit jaringan elastik disebut lempeng tarsus. Sudut lateral dan medial serta
juluran tarsus tertambat pada tepi orbita dengan adanya ligamen palpebra lateralis dan
7
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
medialis. Lempeng tarsus superior dan inferior juga tertambat pada tepi atas dan bawah
orbita oleh fasia yang tipis dan padat. Fasia tipis ini membentuk septum orbitale.
E. Konjungtiva Palpebra
Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang
melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui garis kelabu tepian palpebra membelah
palpebra menjadi lamella anterior kulit dan musculus orbicularis oculi serta lemella
posterior lempeng tarsal dan konjungtiva palpebra.
Tepian Palpebra1
Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebarnya 2 mm. Tepian ini
dipisahkan oleh garis kelabu (sambungan mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior.
A. Tepian anterior
1. Bulu Mata – Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur.
Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak daripada bulu mata bawah serta
melengkung ke atas; bulu mata bawah melengkung kebawah.
2. Glandula Zeis – Struktur ini merupakan modifikasi kelenjar sebasea kecil, yang
bermuara ke dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
3. Glandula Moll – Struktur ini merupakan modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara membentuk satu barisan dekat bulu mata.
B. Tepian Posterior
Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat
muara-muara kecil kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom, atau
tarsal).
C. Punctum Lacrimale
Pada ujung medial tepian posterior palpebra terdapat penonjolan kecil dengan lubang
kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior. Punctum ini berfungsi
menghantarkan air mata ke bawah.
8
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
Gambar 1. Anatomi Kelopak Mata2
2.2. Hordeolum
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Horeolum yang
biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak biasanya sembuh
sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat. Dikenal bentuk hordeolum interna dan
eksterna. Hordeolum eksterna merupakan infeksi kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum
interna merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak didalam tarsus.Hordeolum
merupakan suatu abses dikelenjar tersebut.
9
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
Gejalanya berupa kelopak mata yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,
merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum eksterna akan menunjukkan penonjolan terutama ke
daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksterna nanah dapat keluar dari pangkal rambut.
Hordeolum interna memberikan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.
Hordeolum interna biasanya lebih besar dibandingkan hordeolum eksterna.
Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga
sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum kelenjar preaurikel biasanya turut membesar.
Sering membentuk abses dan pecah dengan sendirinya.
Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali
sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan
untuk drainase nanah. Diberikan antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau
terjadinya pembesaran kelenjar preaurikel.
Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat dikeluarkan dilakukan insisi, pada
insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesia topikal dengan patokain tetes mata.
Dilakukan anastesia filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan
insisi yang bila:
- Hordeolum interna dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
- Hordeolum eksterna dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang
didalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.
10
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus penderita perempuan berumur 20 tahun datang dengan
keluhan benjolan pada mata kiri atas terasa sakit dan gatal. Pada pemeriksaan status lokalis
didapatkan visus OD (5/5) dan OS (5/5), pada mata sebelah kiri tampak benjolan dan
blepharospasme, tidak didapatkan adanya kelainan pada kornea, konjugtiva, skera, iris, dan
pupil. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita didiagnosa hordeolum interna
dan pada penatalaksanaan diberikan C. Xytrol ED 4 x gtt I OS dan C. Xytrol Zalf 1 x app I
OS
.
11
LAPORAN KASUSDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Naila BalqisNIM : 080100028
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and cornea. San Fransisco 2007
2. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum. Edisi 14 Cetakan Pertama. Widya Medika Jakarta, 2000
3. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2000
4. Ilyas, Sidarta Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2006
5. Srinivasan M, et al. Distinguishing infectious versus non infectious keratitis. INDIAN Journal of Opthalmology 2006 56:3;50-56
6. Radjiman T, dkk. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga. Surabaya, 1984
12