Lapak penggaraman
Transcript of Lapak penggaraman
5/14/2018 Lapak penggaraman - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-penggaraman 1/7
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A/TIP-A
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bahan pengawet adalah bahan kimia yang dapat membantu
mempertahankan bahan pangan dari serangan mikroorganisme pembusuk, baik
bakteri, kapang maupun khamir dengan cara menghambat, mencegah dan
menghentikan proses pembusukan, pengasaman, atau kerusakan komponen lain
dari bahan pangan. Contoh bahan pengawet adalah asam benzoat, sulfit,
metabisulfit, asam astat, alkohol, gula, garam, cuka dan lain-lain. Daya pengawet
dari bahan-bahan tersebut tergantung dari konsentrasi, komposisi bahan pangan
dan jenis mikroorganisme yang akan dicegah pertumbuhannya (Tjahjadi dkk,
2011). Pada praktikum penggunaan bahan pengawet ini, jenis bahan pengawetyang digunakan ialah garam untuk melakukan proses penggaraman teri.
Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu metode pengawetan
pangan yang pertama dan masih dipergunakan secara luas untuk mengawetkan
berbagai macam makanan. Pengasapan dan pengeringan telah juga digunakan
secara luas dalam kombinasinya dengan garam, terutama untuk produk-produk
daging dan ikan. Garam adalah bahan pangan yang sangat penting dalam
pengawetan ikan, daging dan bahan pangan lainnya di Indonesia. (Buckle, 1985)
Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan bahan
pangan segar. Pertama garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada
mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik
dan juga pembentuk spora, adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan
kadar garam yang rendah sekalipun (yaitu sampai dengan 6%). Mikroorganisme
patogenik, termasuk Clostridium botulinum dengan pengecualian pada
Streptococcus aureus, dapat dihambat oleh konsentrasi garam sampai 10-12%.
Walau begitu terdapat beberapa mikroorganisme yang tumbuh cepat dengan
adanya garam (Buckle, 1985
Garam juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan, jadi dapat
mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme dengan suatu metoda yang bebas
dari pengaruh racunnya (Buckle, 1985). Garam bekerja dengan cara menaikkan
tekanan osmotik larutan sehingga menyebabakan terjadinya plasmolisis sel
mikroorganisme yang berada dalam larutan tersebut, dengan akibat terjadi
5/14/2018 Lapak penggaraman - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-penggaraman 2/7
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A/TIP-A
dehidrasi yang diikuti selanjutanya dengan kematian mikroorganisme tersebut .
(Tjahjadi dkk, 2011)
Walau demikian, beberapa mikroorganisme seperti bakteri halofilik dapat
tumbuh dengan larutan garam yang hampir jenuh. Akan tetapi mikroorganisme ini
membutuhkan waktu penyimpanan yang lama untuk tumbuh dan selanjutnya
terjadi pembusukan (Buckle, 1985).
Pada praktikum ini dilakukan proses penggaraman pada teri. Garam dapur
yang digunakan dalam pengawetan makanan terdiri dari komponen utama NaCl
dan selebihnya terdiri dari garam-garam kalsium dan magnesium. Garam dapur
diperoleh dari hasil penguapan air laut. Garam biasanya juga diperkaya dengan
mineral lain seperti yodium (Tjahjadi dkk, 2011). Penggunaan garam pada teri
bertujuan untuk mengawetkan ter tersebut sehingga memiliki daya tahan simpan
yang lebih lama.
Konsentrasi garam yang digunakan mencapai 10% dari berat teri tersebut.
Penggunaan konsentrasi garam yang cukup tinggi bertujuan agar teri tersebut
memiliki daya tahan simpan yang lebih lama, terutama pada kondisi cuaca yang
kurang menentu yang menyebabkan kondisi penjemuran kurang optimal dan
suasana penyimpanan yang lembap. Kondisi-kondisi yang kurang menguntungkan
ini dapat mengurangi daya tahan simpan teri bahkan mebuat teri menjadi busuk.
Pemberian garam dilakukan dengan cara basah, yakni dengan penambahan
larutan garam. Teri direbus dalam larutan garam yang mendidih selama 15 menit.
Proses perebusan dilakukan agar larutan garam dapat meresap ke dalam jaringan
teri tersebut. Mekanisme penyerapan garam yakni garam akan menarik air keluar
dari jaringan sedang garamnya masuk ke dalam jaringan teri. Peristiwa ini
berlangsung secara difusi sampai tercapai keseimbangan antara kadar garam di
luar dan di dalam jaringan. Jumlah pennyerapan garam ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu : komposisi garam, komposisi jaringan teri, konsentrasi garam dan
cara penambahan penggaraman. (Tjahjadi dkk, 2011)
Selama proses perebusan terjadi kerusakan jaringan yang cukup besar, hal
ini dapat meningkatkan laju penyerapan garam ke dalam jaringan dan melunaknya
jaringan teri. Walau demikian, kerusakan jaringan ini mempengaruhi penampakan
5/14/2018 Lapak penggaraman - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-penggaraman 3/7
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A/TIP-A
bentuk fisik teri yang menjadi kurang menarik, karena pada beberapa teri
penampakan fisiknnya hancur.
Setelah proses perebusan selesai, teri dikeringkan. Proses pengeringan ini
selain bertujuan selain untuk mengawetkan teri juga berfungsi mengurangi berat
dan volume sehingga proses penyimpanan dapat dilakukan lebih mudah.
(Tjahjadi, 2011)
Selama mengalami proses-proses tersebut, terjadi perubahan sifat fisik dan
inderawi pada teri tersebut. Pada Tabel 1 berikut ini dapat dilihat berbagai
perubahan sifat fisik dan inderawi yang terjadi selama proses penggaraman ikan
mulai dari proses awal, proses perebusan dalam larutan garam dan proses
pengeringan serta penyimpanannya.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sifat Fisik Selama Proses Penggaraman Teri
No. JenisIdentifikasi
Sifat Fisik
Waktu
Sebelum
(mentah)
Setelah
perebusan
(larutan
garam)
Setelah 1
minggu
1. Teri
Warna
Bening
kekuninganmengkilat
Putih
mengkilat Putih Pucat
Aroma Amis (+++)Khas teri
asin (++)
Khas teri asin
(+)
Tekstur Lunak (+) Lunak (++) Keras
Cita-Rasa - Asin (+++) Asin (++)
Berat 86,79 g 54,29 g 32,29 g
Gambar
Sumber : (Dokumentasi pribadi, 2011)
Pada Tabel 1 berikut ini dapat dilihat perubahan sifat fisik dan inderawi
yang terjadi selama proses penggaraman ikan teri. Terdapat beberapa sifat fisik
dan inderawi yang diamati dalam praktikum ini yakni warna, aroma, tekstur, cita-
rasa dan berat teri. Selama proses penggaraman tersebut terjadi perubahan sifat-
sifat fisik dan inderawi tersebut. Bila dilihat dari segi warna terjadi perubahan dari
bening kekuningan mengkilat menjadi putih mengkilat setelah perebusan garam
5/14/2018 Lapak penggaraman - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-penggaraman 4/7
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A/TIP-A
dan menjadi putih pucat setelah pengeringan dan penyimpanan . Bila dilihat dari
segi aroma, aroma teri mentah sangat amis, setelah mengalami perebusan
aromanya berubah menjadi khas teri asin yang terus berkurang selama masa
pengeringan dan penyimpanan.
Perubahan dari segi tekstur dapat dilihat yakni dari awalnya agak lunak
menjadi lebih lunak setelah mengalami proses perebusan dan menjadi keras
setelah pengeringan dan penyimpanan. Terjadi pula perubahan dari segi cita rasa
yakni dari awalnya mentah menjadi sangat asin setelah proses perebusan dan terus
mengalami pengurangan tingkat asin setelah pengeringan dan penyimpanan.
Perubahan yang sangat signifikan terlihat dari segi berat teri yang mengalami
perubahan sangat drastis, yakni mencapai 32,5 g dari berat awalnya setelah proses
perebusan dalam larutan garam, selanjutnya berat teri semakin menurun dan
selisihnya mencapai 22 g dari berat setelah perebusan.
5/14/2018 Lapak penggaraman - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-penggaraman 5/7
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A/TIP-A
VI. KESIMPULAN
1. Garam pada konsentrasi tinggi dapat mempertahankan bahan pangan dari
serangan mikroorganisme pembusuk, menghambat, mencegah dan
menghentikan proses pembusukan, pengasaman dan kerusakan-kerusakan
lain.
2. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme
pencemar tertentu, seperti mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan
juga pembentuk spora.
3. Garam mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan, dengan cara menaikkan
tekanan osmotik larutan sehingga menyebabkan terjadinya plasmolisis sel,
dehidrasi sel dan akhirnya kematian mikroorganisme.
4. Pada proses penggaraman teri terjadi perubahan fisik dan inderawi pada teri,
yang meliputi warna yang semakin memucat, tekstur yang awalnya lunak
menjadi keras, aroma dan cita rasa khas teri asin yang awalnya kuat menjadi
semakin berkurang, serta berat teri yang terus menurun.
5/14/2018 Lapak penggaraman - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-penggaraman 6/7
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A/TIP-A
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,K.A,Edwards,R.A,Fleet,G.H,dan M,Wooton.1985. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono.UI Press, Jakarta.
Tjahjadi, C. dan H.Marta.2011. Pengantar Teknologi Pangan : Volume 1 Jilid 2 .
Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian,
Universitas Padjadjaran.
Tjahjadi, C., Marleen.S.Herudiyanto.,Rossi Indiarto.2011.Bahan Ajar Penuntun
Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-Dasar Pengolahan. Jurusan Teknologi
Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas
Padjadjaran.
5/14/2018 Lapak penggaraman - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/lapak-penggaraman 7/7
Nama : Rahma Sofiannisa
NPM : 240210100016
Kel/Kls : 4A/TIP-A
LAMPIRAN
Pertanyaan Bab Praktikum XIV
1. Mengapa gula dapat digunakan sebagai bahan pengawet?
Gula digunakan sebagai bahan pengawet karena dapat mencegah
pertumbuhan mikroorganisme dengan cara memengaruhi aktivitas air (aw)
dari bahan pangan. Konsentrasi gula yang digunakan untuk mengawetkan
bahan pangan cukup tinggi, yaitu sekitar 65%-70%.
2. Apa fungsi garam dalam pengawetan bahan pangan?
Sebagai bahan pengawet, garam bekerja dengan menaikkan tekanan osmotic
larutan sehingga menyebabkan terjadinya palsmolisis sel mikroorganisme
yang berada dalam larutan tersebut, dengan akibat terjadi dehidrasi yang
diikuti selanjutnya dengan kematian mikroorganisme.