Lap Pregnancy A1

18
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAYANAN KEFARMASIAN IBU HAMIL Disusun oleh: Kelompok A2 Gelombang 1 Ayu Fitryanita G1F009003 Rika Triyanapuri G1F009009 Rendi Nurhidayat G1F009023 Agustina Nur Fitriani G1F009061 Tita Pristi Dwi Cahyani G1F009069 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2012

Transcript of Lap Pregnancy A1

Page 1: Lap Pregnancy A1

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAYANAN KEFARMASIAN

IBU HAMIL

Disusun oleh

Kelompok A2 Gelombang 1

Ayu Fitryanita G1F009003

Rika Triyanapuri G1F009009

Rendi Nurhidayat G1F009023

Agustina Nur Fitriani G1F009061

Tita Pristi Dwi Cahyani G1F009069

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2012

A Kasus

Ibu Susi umur 23 tahun kehamilan pertama umur kehamilan 10

minggu Keluhan mual muntah tidak mau makan lemah pusing mata

berkunang Tekanan darah 100mmHg70mmHg Hb=10

B SOAP

1 Subjective (S)

Keluhan mual pusing muntah malas makan (kecuali jika

nasinya sudah dingin sehingga baunya tidak begitu terasa dan biasanya

disuapi oleh ibunya) umur kehamilan 10 minggu anak pertama

pekerjaan ibu rumah tangga tidak ada riwayat penyakit tidak ada alergi

obat kepatuhan kurang jarang mengonsumsi susu

2 Objective (O)

a Berat badan sebelum hamil = 52 kg

b Berat badan setelah hamil = 54 kg

c TD =10070 mmHg

d Hb = -

3 Assessment (A)

Ibu Susi berumur 23 tahun sehingga tidak memiliki faktor resiko

terhadap kehamilannya Mual dan muntah merupakan hal yang umum

terjadi pada ibu hamil akibat terjadinya perubahan fisiologis yang terjadi

dr Wahyu SpOg

SIP XXXXXX2011

Rumah Praktek

Jl Mawar No301 Jl Mewangi No123

Purwokerto Purwokerto

Telp0281-323571 Telp0281-325768

R Vometa tab No X

S 3 dd 1

R Ranitidin tab No X

S 2 dd 1

R Lansoprazol No X

S 1dd1

Pro Ibu Susi (23th)

selama masa kehamilan sehingga pasien menjadi malas untuk makan

Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia sehingga kemungkinan pusing

yang dialami pasien juga akibat anemia tersebut Kehamilan Ibu Susi

berumur 10 minggu (trimester I) dimana penggunaan obat perlu

diminimalisir agar tidak beresiko terhadap kehamilannya Melihat

perbedaan berat badan sebelum dan setelah kehamilan pasien yang tidak

signifikan kemungkinan perkembangan janin terganggu karena

kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi oleh pasien Terlebih lagi

dengan tingkat kepatuhannya terhadap penggunaan obat juga sangat

kurang sehingga suplemen atau vitamin yang baik untuk kesehatan

kehamilannya menjadi tidak optimal Selain itu konsumsi susu yang baik

untuk menunjang kehamilannya juga relatif jarang

4 Plan (P)

a Memberikan edukasi tentang pentingnya status gizi yang baik dan

kepatuhan terhadap penggunaan obat

b Memberikan obat dan asupan penunjang yang sesuai dengan yang

diperlukan untuk mengobati pusing yang kemungkinan disebabkan

oleh anemia dan meningkatkan tekanan darah ke kisaran normal

(110-12070-80 mmHg) serta menghilangkan keluhan mual dan

muntah

Obat Rute Dosis Frekuensi Durasi

Afomix PO 1 kaplet 1x 1 bulan

Ranitidine PO 150 mg 2x 5 hari

Lactamil PO 1 gelas 2x setiap hari

c Merekomendasikan beberapa terapi nonfarmakologi yang penting

untuk diperhatikan selama masa kehamilan

C Dokumentasi Layanan Kefarmasian

D Pembahasan

Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami

penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih

baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker

memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit

kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan

yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan

keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)

Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk

hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi

dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul

baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan

Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan

atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)

Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian

yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk

membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk

memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga

merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi

dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi

adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)

Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk

menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang

farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada

ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut

Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki

pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti

rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit

Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar

tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan

bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan

konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi

pelayanan pasien (Anonim 2007)

Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat

bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan

praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut

1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif

dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik

2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai

3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis

menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan

keluarga pasien untuk berpartisipasi

4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk

mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan

5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan

pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat

dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan

6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi

wajah untuk reaksi

7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik

8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah

seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan

yang sempit dll

9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena

penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak

dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka

10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan

11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut

12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien

13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan

14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang

disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan

bahwa informasi itu dipahami

15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa

pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari

pengobatan

16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau

pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian

menanyakannya apakah yang benar atau tidak

17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga

dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)

Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang

perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan

aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak

terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi

optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)

Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin

selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat

mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan

obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode

organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih

besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-

obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang

disusui (Depkes RI 2006)

Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka

penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat

mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan

dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat

teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat

menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam

pertumbuhan (Depkes RI 2006)

Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat

berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang

kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat

yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat

apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan

ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung

ataupun bayinya (Depkes RI 2006)

Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah

mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing

sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki

dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan

keterampilan yang memadai

2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat

yang sedang digunakannya

b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu

hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat

tradisionaljamu dan suplemen

c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara

penggunaan dan alasan penggunaan

d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu

hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan

pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang

diperlihatkan

e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh

ibu hamilmenyusui

f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu

hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping

g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan

riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Depkes RI 2006)

Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-

prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji

laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan keterampilan berkomunikasi yang memadai

2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi

a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan

nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)

b Riwayat penyakit terdahulu

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 2: Lap Pregnancy A1

A Kasus

Ibu Susi umur 23 tahun kehamilan pertama umur kehamilan 10

minggu Keluhan mual muntah tidak mau makan lemah pusing mata

berkunang Tekanan darah 100mmHg70mmHg Hb=10

B SOAP

1 Subjective (S)

Keluhan mual pusing muntah malas makan (kecuali jika

nasinya sudah dingin sehingga baunya tidak begitu terasa dan biasanya

disuapi oleh ibunya) umur kehamilan 10 minggu anak pertama

pekerjaan ibu rumah tangga tidak ada riwayat penyakit tidak ada alergi

obat kepatuhan kurang jarang mengonsumsi susu

2 Objective (O)

a Berat badan sebelum hamil = 52 kg

b Berat badan setelah hamil = 54 kg

c TD =10070 mmHg

d Hb = -

3 Assessment (A)

Ibu Susi berumur 23 tahun sehingga tidak memiliki faktor resiko

terhadap kehamilannya Mual dan muntah merupakan hal yang umum

terjadi pada ibu hamil akibat terjadinya perubahan fisiologis yang terjadi

dr Wahyu SpOg

SIP XXXXXX2011

Rumah Praktek

Jl Mawar No301 Jl Mewangi No123

Purwokerto Purwokerto

Telp0281-323571 Telp0281-325768

R Vometa tab No X

S 3 dd 1

R Ranitidin tab No X

S 2 dd 1

R Lansoprazol No X

S 1dd1

Pro Ibu Susi (23th)

selama masa kehamilan sehingga pasien menjadi malas untuk makan

Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia sehingga kemungkinan pusing

yang dialami pasien juga akibat anemia tersebut Kehamilan Ibu Susi

berumur 10 minggu (trimester I) dimana penggunaan obat perlu

diminimalisir agar tidak beresiko terhadap kehamilannya Melihat

perbedaan berat badan sebelum dan setelah kehamilan pasien yang tidak

signifikan kemungkinan perkembangan janin terganggu karena

kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi oleh pasien Terlebih lagi

dengan tingkat kepatuhannya terhadap penggunaan obat juga sangat

kurang sehingga suplemen atau vitamin yang baik untuk kesehatan

kehamilannya menjadi tidak optimal Selain itu konsumsi susu yang baik

untuk menunjang kehamilannya juga relatif jarang

4 Plan (P)

a Memberikan edukasi tentang pentingnya status gizi yang baik dan

kepatuhan terhadap penggunaan obat

b Memberikan obat dan asupan penunjang yang sesuai dengan yang

diperlukan untuk mengobati pusing yang kemungkinan disebabkan

oleh anemia dan meningkatkan tekanan darah ke kisaran normal

(110-12070-80 mmHg) serta menghilangkan keluhan mual dan

muntah

Obat Rute Dosis Frekuensi Durasi

Afomix PO 1 kaplet 1x 1 bulan

Ranitidine PO 150 mg 2x 5 hari

Lactamil PO 1 gelas 2x setiap hari

c Merekomendasikan beberapa terapi nonfarmakologi yang penting

untuk diperhatikan selama masa kehamilan

C Dokumentasi Layanan Kefarmasian

D Pembahasan

Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami

penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih

baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker

memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit

kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan

yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan

keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)

Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk

hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi

dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul

baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan

Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan

atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)

Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian

yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk

membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk

memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga

merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi

dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi

adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)

Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk

menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang

farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada

ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut

Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki

pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti

rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit

Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar

tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan

bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan

konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi

pelayanan pasien (Anonim 2007)

Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat

bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan

praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut

1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif

dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik

2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai

3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis

menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan

keluarga pasien untuk berpartisipasi

4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk

mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan

5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan

pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat

dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan

6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi

wajah untuk reaksi

7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik

8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah

seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan

yang sempit dll

9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena

penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak

dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka

10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan

11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut

12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien

13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan

14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang

disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan

bahwa informasi itu dipahami

15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa

pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari

pengobatan

16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau

pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian

menanyakannya apakah yang benar atau tidak

17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga

dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)

Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang

perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan

aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak

terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi

optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)

Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin

selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat

mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan

obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode

organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih

besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-

obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang

disusui (Depkes RI 2006)

Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka

penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat

mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan

dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat

teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat

menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam

pertumbuhan (Depkes RI 2006)

Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat

berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang

kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat

yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat

apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan

ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung

ataupun bayinya (Depkes RI 2006)

Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah

mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing

sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki

dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan

keterampilan yang memadai

2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat

yang sedang digunakannya

b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu

hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat

tradisionaljamu dan suplemen

c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara

penggunaan dan alasan penggunaan

d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu

hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan

pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang

diperlihatkan

e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh

ibu hamilmenyusui

f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu

hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping

g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan

riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Depkes RI 2006)

Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-

prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji

laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan keterampilan berkomunikasi yang memadai

2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi

a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan

nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)

b Riwayat penyakit terdahulu

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 3: Lap Pregnancy A1

selama masa kehamilan sehingga pasien menjadi malas untuk makan

Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia sehingga kemungkinan pusing

yang dialami pasien juga akibat anemia tersebut Kehamilan Ibu Susi

berumur 10 minggu (trimester I) dimana penggunaan obat perlu

diminimalisir agar tidak beresiko terhadap kehamilannya Melihat

perbedaan berat badan sebelum dan setelah kehamilan pasien yang tidak

signifikan kemungkinan perkembangan janin terganggu karena

kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi oleh pasien Terlebih lagi

dengan tingkat kepatuhannya terhadap penggunaan obat juga sangat

kurang sehingga suplemen atau vitamin yang baik untuk kesehatan

kehamilannya menjadi tidak optimal Selain itu konsumsi susu yang baik

untuk menunjang kehamilannya juga relatif jarang

4 Plan (P)

a Memberikan edukasi tentang pentingnya status gizi yang baik dan

kepatuhan terhadap penggunaan obat

b Memberikan obat dan asupan penunjang yang sesuai dengan yang

diperlukan untuk mengobati pusing yang kemungkinan disebabkan

oleh anemia dan meningkatkan tekanan darah ke kisaran normal

(110-12070-80 mmHg) serta menghilangkan keluhan mual dan

muntah

Obat Rute Dosis Frekuensi Durasi

Afomix PO 1 kaplet 1x 1 bulan

Ranitidine PO 150 mg 2x 5 hari

Lactamil PO 1 gelas 2x setiap hari

c Merekomendasikan beberapa terapi nonfarmakologi yang penting

untuk diperhatikan selama masa kehamilan

C Dokumentasi Layanan Kefarmasian

D Pembahasan

Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami

penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih

baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker

memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit

kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan

yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan

keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)

Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk

hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi

dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul

baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan

Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan

atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)

Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian

yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk

membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk

memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga

merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi

dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi

adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)

Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk

menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang

farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada

ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut

Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki

pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti

rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit

Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar

tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan

bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan

konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi

pelayanan pasien (Anonim 2007)

Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat

bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan

praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut

1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif

dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik

2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai

3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis

menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan

keluarga pasien untuk berpartisipasi

4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk

mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan

5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan

pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat

dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan

6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi

wajah untuk reaksi

7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik

8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah

seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan

yang sempit dll

9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena

penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak

dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka

10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan

11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut

12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien

13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan

14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang

disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan

bahwa informasi itu dipahami

15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa

pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari

pengobatan

16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau

pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian

menanyakannya apakah yang benar atau tidak

17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga

dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)

Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang

perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan

aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak

terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi

optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)

Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin

selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat

mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan

obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode

organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih

besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-

obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang

disusui (Depkes RI 2006)

Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka

penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat

mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan

dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat

teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat

menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam

pertumbuhan (Depkes RI 2006)

Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat

berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang

kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat

yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat

apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan

ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung

ataupun bayinya (Depkes RI 2006)

Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah

mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing

sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki

dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan

keterampilan yang memadai

2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat

yang sedang digunakannya

b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu

hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat

tradisionaljamu dan suplemen

c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara

penggunaan dan alasan penggunaan

d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu

hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan

pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang

diperlihatkan

e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh

ibu hamilmenyusui

f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu

hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping

g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan

riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Depkes RI 2006)

Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-

prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji

laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan keterampilan berkomunikasi yang memadai

2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi

a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan

nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)

b Riwayat penyakit terdahulu

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 4: Lap Pregnancy A1

D Pembahasan

Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami

penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih

baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker

memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit

kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan

yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan

keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)

Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk

hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi

dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul

baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan

Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan

atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)

Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian

yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk

membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk

memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga

merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi

dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi

adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)

Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk

menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang

farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada

ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut

Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki

pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti

rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit

Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar

tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan

bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan

konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi

pelayanan pasien (Anonim 2007)

Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat

bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan

praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut

1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif

dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik

2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai

3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis

menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan

keluarga pasien untuk berpartisipasi

4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk

mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan

5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan

pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat

dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan

6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi

wajah untuk reaksi

7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik

8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah

seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan

yang sempit dll

9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena

penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak

dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka

10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan

11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut

12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien

13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan

14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang

disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan

bahwa informasi itu dipahami

15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa

pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari

pengobatan

16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau

pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian

menanyakannya apakah yang benar atau tidak

17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga

dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)

Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang

perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan

aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak

terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi

optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)

Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin

selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat

mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan

obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode

organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih

besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-

obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang

disusui (Depkes RI 2006)

Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka

penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat

mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan

dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat

teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat

menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam

pertumbuhan (Depkes RI 2006)

Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat

berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang

kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat

yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat

apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan

ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung

ataupun bayinya (Depkes RI 2006)

Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah

mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing

sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki

dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan

keterampilan yang memadai

2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat

yang sedang digunakannya

b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu

hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat

tradisionaljamu dan suplemen

c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara

penggunaan dan alasan penggunaan

d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu

hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan

pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang

diperlihatkan

e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh

ibu hamilmenyusui

f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu

hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping

g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan

riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Depkes RI 2006)

Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-

prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji

laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan keterampilan berkomunikasi yang memadai

2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi

a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan

nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)

b Riwayat penyakit terdahulu

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 5: Lap Pregnancy A1

merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi

dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi

adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)

Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk

menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang

farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada

ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut

Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki

pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti

rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit

Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar

tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan

bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan

konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi

pelayanan pasien (Anonim 2007)

Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat

bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan

praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut

1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif

dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik

2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai

3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis

menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan

keluarga pasien untuk berpartisipasi

4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk

mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan

5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan

pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat

dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan

6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi

wajah untuk reaksi

7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik

8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah

seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan

yang sempit dll

9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena

penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak

dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka

10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan

11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut

12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien

13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan

14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang

disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan

bahwa informasi itu dipahami

15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa

pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari

pengobatan

16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau

pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian

menanyakannya apakah yang benar atau tidak

17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga

dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)

Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang

perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan

aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak

terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi

optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)

Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin

selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat

mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan

obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode

organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih

besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-

obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang

disusui (Depkes RI 2006)

Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka

penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat

mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan

dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat

teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat

menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam

pertumbuhan (Depkes RI 2006)

Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat

berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang

kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat

yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat

apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan

ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung

ataupun bayinya (Depkes RI 2006)

Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah

mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing

sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki

dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan

keterampilan yang memadai

2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat

yang sedang digunakannya

b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu

hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat

tradisionaljamu dan suplemen

c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara

penggunaan dan alasan penggunaan

d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu

hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan

pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang

diperlihatkan

e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh

ibu hamilmenyusui

f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu

hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping

g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan

riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Depkes RI 2006)

Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-

prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji

laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan keterampilan berkomunikasi yang memadai

2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi

a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan

nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)

b Riwayat penyakit terdahulu

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 6: Lap Pregnancy A1

12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien

13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan

14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang

disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan

bahwa informasi itu dipahami

15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa

pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari

pengobatan

16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau

pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian

menanyakannya apakah yang benar atau tidak

17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga

dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)

Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang

perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan

aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak

terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi

optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)

Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin

selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat

mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan

obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode

organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih

besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-

obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang

disusui (Depkes RI 2006)

Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka

penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat

mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan

dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat

teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat

menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam

pertumbuhan (Depkes RI 2006)

Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat

berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang

kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat

yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat

apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan

ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung

ataupun bayinya (Depkes RI 2006)

Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah

mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing

sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki

dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan

keterampilan yang memadai

2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat

yang sedang digunakannya

b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu

hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat

tradisionaljamu dan suplemen

c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara

penggunaan dan alasan penggunaan

d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu

hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan

pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang

diperlihatkan

e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh

ibu hamilmenyusui

f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu

hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping

g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan

riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Depkes RI 2006)

Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-

prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji

laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan keterampilan berkomunikasi yang memadai

2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi

a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan

nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)

b Riwayat penyakit terdahulu

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 7: Lap Pregnancy A1

Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah

mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing

sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki

dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan

keterampilan yang memadai

2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat

yang sedang digunakannya

b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu

hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat

tradisionaljamu dan suplemen

c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara

penggunaan dan alasan penggunaan

d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu

hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan

pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang

diperlihatkan

e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh

ibu hamilmenyusui

f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu

hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping

g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan

riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui

3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Depkes RI 2006)

Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut

1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan

tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-

prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji

laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat

dan keterampilan berkomunikasi yang memadai

2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi

a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan

nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)

b Riwayat penyakit terdahulu

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 8: Lap Pregnancy A1

c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat

non resep)

d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik

e Masalah medis yang diderita

f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui

1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis

2) kartu indeks (kardeks)

3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)

3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan

penggunaan obat

4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai

penyelesaian masalah yang teridentifikasi

5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada

formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil

adalah sebagai berikut

1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan

2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah

ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin

3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama

trimester pertama kehamilan

4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas

pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru

atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis

5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu

sesingkat mungkin

6 Hindari polifarmasi

7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan

pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)

Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang

tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 9: Lap Pregnancy A1

(Depkes RI 2006)

Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang

penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita

hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh

karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita

hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian

obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada

dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)

1 Roleplay

Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan

informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu

solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien

Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien

dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah

menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud

sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat

ketimuran

Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil

konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk

mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya

apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari

pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya

untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker

Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus

dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil

Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail

menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 10: Lap Pregnancy A1

berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini

ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-

obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali

sampai pasien mengerti

Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya

nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya

terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi

sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui

dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap

penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan

pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan

Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki

handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat

agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien

tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa

dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling

apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien

Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di

rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan

beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun

ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada

apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar

tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker

memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk

menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh

apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi

dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar

memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan

apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien

lekas membaik

2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan

pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih

terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)

Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60

multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 11: Lap Pregnancy A1

kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau

pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan

muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala

dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit

(Prawihardjo 2005)

Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi

tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi

ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2

Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah

anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga

pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut

menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf

pusat) (Manuaba 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah

sebagai berikut

a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar

mola hidatidosa dll

b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di

inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)

Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah

a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama

kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi

kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan

b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid

tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu

sesudah 12 minggu biasanya menghilang

c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan

akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)

Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh

peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir

dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah

satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 12: Lap Pregnancy A1

karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena

pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh

perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)

Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu

hamil diantaranya adalah

a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali

bahkan malam hari

c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan

berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging

telur atau susu)

d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat

pewarna

g menghindari merokok

h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air

saring dan campurkan dengan madu)

i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe

j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres

(Arikunto2006 Desmita 2006)

3 Anemia pada Ibu Hamil

Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar

hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro

2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan

kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan

besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease

Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl

pada trimester kedua (Saifuddin 2002)

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat

besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan

tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan

hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 13: Lap Pregnancy A1

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)

Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu

meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia

dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah

kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah

banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit

kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah

sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan

turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)

dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang

banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk

menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil

anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada

pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

berikut

a Hb 11 gr tidak anemia

b Hb 9-10 gr anemia ringan

c Hb 7 - 8 gr anemia sedang

d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin

dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa

hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan

lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan

2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari

Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan

menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi

masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani

karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita

hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 14: Lap Pregnancy A1

persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping

itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada

wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang

anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)

Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat

mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia

pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur

perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim

asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah

terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat

inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun

sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia

dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar

sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri

(Mochtar 1998)

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi

daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat

ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan

kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu

diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah

diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan

seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)

4 Terapi Obat

a Afomix

Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg

vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam

amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk

membantu perkembangan janin (asam folat) membantu

pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati

anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)

memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual

muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix

dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja

(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 15: Lap Pregnancy A1

yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil

karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih

lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga

meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan

penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif

lebih murah

b Ranitidine

Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu

hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi

mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal

lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2

jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek

sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)

Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan

untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien

masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak

menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih

dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang

lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat

bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang

memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama

c Lactamil

Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu

lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga

dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal

setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini

dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin

pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum

2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)

5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)

a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi

makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya

b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual

Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi

kecil tapi sering

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 16: Lap Pregnancy A1

c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat

untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti

kentang biskuit dll

d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh

dikonsumsi misalnya buah nanas

e Jangan sembarangan minum obat warung

f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol

g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru

terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun

Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack

atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu

sebelum anda mencoba untuk berdiri

h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual

i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah

Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang

mengandung kafein dan karbonat

j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di

Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi

Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau

permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya

k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual

muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual

l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)

E Kesimpulan

1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada

kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak

membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri

2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien

vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan

dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil

3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan

terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi

sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada

pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 17: Lap Pregnancy A1

4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah

perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah

dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi

berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai

dengan yang diharapkan

F Daftar Pustaka

Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media

Aesclapiuspres

Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist

Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living

Consult

Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-

memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember

2012

Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp

target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11

Desember 2012

Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta

Rineka Cipta

Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in

Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner

United States Lippincott Williams amp Wilkins

Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan

Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya

Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in

pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43

Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses

tanggal 8 Desember 2012

Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri

Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC

Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC

Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC

Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older

Adults California California State Board of Pharmacy

Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP

Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC

Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal Jakarta YBP-SP

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland

Page 18: Lap Pregnancy A1

Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww

kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012

Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons

Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP

World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies

Evidence for Action Geneva Switzerland