CHF Pregnancy New
Transcript of CHF Pregnancy New
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 1/45
BAB 1
PENDAHULUAN
Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologis dan
anatomis pada berbagai sistem organ yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi
perubahan metabolik yang disebabkan kebutuhan janin, plasenta, dan uterus. Perubahan yang
terjadi dapat mencakup sistem gastrointestinal, respirasi, kardiovaskular, urogenital,
muskuloskeletal, dan saraf. Adaptasi normal sistem kardiovaskular yang dialami seorang wanita
yang mengalami kehamilan akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari
penyakit jantung. Perubahan ini bila terjadi pada wanita hamil dengan kelainan jantung
sebelumnya akan menyebabkan perubahan yang mungkin tidak dapat ditoleransi oleh tubuh
wanita tersebut.1 Penyakit jantung dapat menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu.
Penyakit ini berpengaruh sekitar 1% pada kehamilan. Di Amerika Serikat, penyakit jantung
berpengaruh pada 0,4-4% kehamilan.2,3
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, penyakit jantung adalah
penyebab utama kematian pada wanita yang berusia 25 hingga 44 tahun. Gangguan jantung
bervariasi tingkat keparahannya dan mempersulit sekitar 1% dari kehamilan serta memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas ibu. Sebagai contoh, penelitian
dari Amerika Serikat melaporkan bahwa pada tahun 1991 hingga 1999, kardiomiopati
bertanggung jawab atas 8% dari 4200 kematian yang berhubungan dengan wanita hamil. Dari
Brazil, dilaporkan angka kematian ibu menjadi 2,7% dalam 1000 kehamilan dengan komplikasi
penyakit jantung. Selain kematian ibu, gangguan jantung juga menyumbang 7,6% dari
morbiditas berat obstetrik yang didiagnosis selama rawat inap untuk kelahiran di Amerika
Serikat pada tahun 1991 hingga 2003.3
Gangguan kardiovaskular yang paling umum bermanifestasi selama kehamilan adalah
hipertensi, miokarditis, penyakit katup dan kongenital, disaritmia, kardiomiopati, diseksi arteri,
penyakit tromboembolik, dan penyakit jantung hipertensi.3
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 2/45
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFENISI
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik
secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi gagal
jantung sisi kiri dan sisi kanan.4
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung
(Cardiac Output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Apabila tekanan
pengisian ini meningkat sehingga mengakibatkan edema paru dan bendungan di sistem vena,
maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif.5 Gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
jaringan akan oksigen dan nutrisi.6
Gagal jantung kongestif dalam masa kehamilan adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan baik ibu maupun janin akan
oksigen dan nutrisi yang terjadi pada masa kehamilan.7
2.2. EPIDEMIOLOGI
Penyakit jantung dapat menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu.Penyakit ini
berpengaruh sekitar 1 % pada kehamilan. Di Amerika Serikat,penyakit jantung berpengaruh pada
0,4-4 % kehamilan.2,3 penelitian dari Amerika Serikat melaporkan bahwa pada tahun 1991 hingga
1999, kardiomiopati bertanggung jawab atas 8% dari 4200 kematian yang berhubungan dengan
wanita hamil. Dari Brazil, dilaporkan angka kematian ibu menjadi 2,7% dalam 1000 kehamilan
dengan komplikasi penyakit jantung. Selain kematian ibu, gangguan jantung juga menyumbang
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 3/45
7,6% dari morbiditas berat obstetrik yang didiagnosis selama rawat inap untuk kelahiran di
Amerika Serikat pada tahun 1991 hingga 2003.3
Koonin dkk (1997) melaporkan penyakit jantung menjadi penyebab dari 5,6% kematian
maternal di Amerika Serikat antara tahun 1987 – 1990. Di RS Hasan Sadikin angka kematian ibu
karena kelainan jantung pada tahun 1994 – 1998 sebesar 5,4% (2 dari 37 kasus), sedang di
RSCM pada tahun 2001 penyakit jantung menyebabkan 10,3% kematian ibu dan merupakan
penyebab kematian terbanyak setelah preeklamsi/eklamsi dan perdarahan postpartum.8,9,10
Risiko kematian maternal akan meningkat sampai 25 – 50% pada kasus-kasus dengan
hipertensi pulmonal, coartasio aorta, sindroma Marfan yang mengalami komplikasi. Namun
penanganan prenatal, intrapartum dan post partum yang baik dapat memberikan hasil yang
memuaskan. Silversides dkk (2002) di Kanada tidak menemukan satupun kasus kematian
maternal dari 74 ibu hamil dengan stenosis mitral rematik.10,11
2.3. ETIOLOGI
Menurut Hudak dan Gallo (1997) penyebab kegagalan jantung yaitu :12
a. Disritmia, seperti: Bradikardi, takikardi, dan kontraksi prematur yang sering dapat
menurunkan curah jantung.
b. Malfungsi katup, dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kelebihan beban
tekanan (obstruksi pada pengaliran keluar dari pompa ruang , seperti stenosis katup
aortik atau stenosis pulmonal), atau dengan kelebihan beban volume yang
menunjukan peningkatan volume darah ke ventrikel kiri.
c. Abnormalitas otot jantung , menyebabkan kegagalan ventrikel meliputi infark
miokard, aneurisme ventrikel, fibrosis miokard luas (biasanya dari aterosklerosis
koroner jantung atau hipertensi lama), fibrosis endokardium, penyakit miokard primer
(kardiomiopati), atau hipertrofi luas karena hipertensi pulmonal, stenosis aorta, atau
hipertensi sistemik.
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 4/45
d. Ruptur miokard , terjadi sebagai awitan dramatik dan sering membahayakan
kegagalan pompa dan dihubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi selama
8 hari pertama setelah infark.
Penyebab gagal jantung digolongkan menurut apakah gagal jantung tersebut
menimbulkan gagal yang dominan sisi kiri atau dominan sisi kanan. Dominan sisi kiri:
penyakit jantung iskemik, penyakit jantung hipertensif, penyakit katup aorta, penyakit
katup mitral, miokarditis, kardiomiopati, amiloidosis jantung, keadaan curah tinggi
(tirotoksikosis, anemia, fistula arteriovenosa). Dominan sisi kanan: gagal jantung kiri,
penyakit paru kronis, stenosis katup pulmonal, penyakit katup trikuspid, penyakit jantung
kongenital (VSD, PDA), hipertensi pulmonal, emboli pulmonal masif.142
Keadaan tersebut menyebabkan kegagalan otot atau kehilangan fungsi jantung
setelah mengalami kerusakan jantung atau keadaan hemodinamis kronis yang menetap
yang disebabkan karena tekanan atau volume overload yang menyebabkan hipertrofi dan
dilatasi dari ruang jantung, yg nantinya akan mengeluarkan respons kompensasi.12
2.4. KLASIFIKASI
Gagal jantung secara umum dibagi menjadi gagal jantung akut dan gagal jantung kronis.
Gagal jantung Akut
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala atau tanda akibat
fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa adanya sakit jantung sebelumnya.
Disfungsi jantung bisa berupa disfungsi sistolik atau disfungsi diastolik, keadaan irama jantung
yang abnormal atau ketidakseimbangan dari pre-load atau after-load, seringkali memerlukan
pengobatan segera. Gagal jantung akut dapat berupa serangan baru tanpa ada kelainan jantung
sebelumnya atau dekompensasi akut dari gagal jantung kronis.9,13,14
Pada gagal jantung akut ini dapat pula diklasifikasikan lagi baik dari gejala klinis dan
foto thorax (Killip), klinis dan karakteristik hemodinamik (Forrester) atau berdasarkan sirkulasi
perifer dan auskultasi paru. Dapat pula dibagi berdasarkan dominasi gagal jantung kanan atau
kiri yaitu Forward (kiri dan kanan (AHF), Left heart backward failure (yang dominan gagal
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 5/45
jantung kiri), dan Right heart backward failure (berhubungan dengan disfungsi paru dan jantung
sebelah kanan).9,13,14
Gagal jantung kronik
Gagal jantung kronik didefinisikan sebagai sindrom klinik yang komplek yang disertai
keluhan gagal jantung berupa sesak, fatik, baik dalam keadaan istirahat atau latihan, edema dan
tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.9,13,14
Pembagian lainnya ialah gagal jantung sistolik dan diastolik.
Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan kontraksi jantung memompa sehingga
curah jantung menurun dan menyebabkan kelemahan f atique, kemampuan aktifitas fisik
menurun dan gejala hipoperfusi lainnya.9,13,14
Gagal jantung diastolik adalah gangguan relaksasi dan gangguan pengisian ventrikel.
Gagal jantung diastolik didefinisikan sebagai gagal jantung dengan fraksi ejeksi lebih dari 50%.
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan doppler-ekokardiografi aliran darah mitral dan aliran vena
pulmonalis. Tidak dapat dibedakan dengan pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan jasmani
saja.9,13,14 Ada 3 macam gangguan fungsi diastolik :
a) Gangguan relaksasi
b) Pseudo normal
c) Tipe restriktif
Klasifikasi stadium
Berdasarkan American College of Cardiology and the American Heart Association, gagal
jantung telah diklasifikasikan menjadi beberapa tahap dan juga terapi yang diberikan yaitu antara
lain: 4,5,7,8,9,15
Stadiu
m
Deskripsi Contoh
A Pasien dengan resiko tinggi berkembang menjadi
gagal jantung karena adanya kondisi yang
Hipertensi sistemik, penyakit
arteri koroner, diabetes
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 6/45
berhubungan. Tidak teridentifikasi adanya
abnormalitas struktural atau fungsional perikardium,
miokardium, atau katup jangung dan tidak pernah
menunjukkan tanda atau gejala gagal jantung
melitus, riwayat terapi obat
kardiotoksik ataupun
penyalahgunaan alkohol,
riwayat demam reumatik,
riwayat keluarga
kardiomiopati
B Pasien dengan penyakit jantung struktural yang erat
hubungannya dengan berkembangnya gagaI jantung
tetapi tidak pernah menunjukkan tanda atau gejala
gagal jantung
Fibrosis atau hipertrofi
ventrikel kiri, dilatasi atau
hipokontraktilitas ventrikel
kiri, penyakit katup jantung
asimptomatik, infark miokard
sebelumnyaC Pasien yang saat ini atau sebelumnya, memiliki
gejala gagal jantung berhubungan dengan penyakit
jantung struktural yang menyertainya
Dispneu atau kelelahan akibat
disfungsi sistolik ventrikel
kiri, pasien asimtomatik yang
menjalani terapi untuk gejala
gagal jantung sebelumnya
D Pasien dengan penyakit jantung struktural lanjutan
dan didapatkan gejala gagal jantung saat istirahat
meski dengan terapi medis maksimal danmemerlukan intervensi khusus
Pasien yang menjalani rawat
inap berulang karena gagal
jantung atau tidak bisadipulangkan secara aman dari
rumah sakit, pasien di rumah
sakit menunggu transplantasi
jantung, pasien di rumah
dengan dukungan intra vena
secara berkelanjutan untuk
meringankan gejala atau
didukung dengan alat bantu
sirkulasi mekanik.
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 7/45
Sedangkan berdasarkan New York Heart Association (NYHA) diklasifikasikan menjadi 4
kelas fungsional, antara lain: 4,5,7,9,13,14
Kelas Deskripsi
Kelas I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa adanya pematasan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik biasa tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispneu atau nyeri.Kelas II Pasien dengan penyakit jantung mengakibatkan sedikit keterbatasan aktivitas fisik.
Akan merasa lebih baik dengan istirahat. Aktivitas fisik biasa menimbulkan
kelelahan,palpitasi, dispneu ataupun nyeri angina
Kelas
III
Pasien dengan penyakit jantung dengan adanya keterbatasan aktivitas fisik. Nyaman
saat istirahat. Aktivitas fisik yang kurang dari biasanya menyebabkan
kelelahan,palpitasi, dispneu ataupun nyeri angina
Kelas
IV
Pasien dengan penyakit jantung ditandai ketidakmampuan untuk melakukan semua
aktivitas fisik. Gejala insufisiensi jantung dapat muncul saat istirahat. Jika aktivitasfisik dilakukan, ketidaknyamanan meningkat.
2.5. PATOFISIOLOGI
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di
atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira
300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas
dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja
pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Ini terdiri dari sekelompok
secara khusus, disebut nodus sinotrialis, yang terletak didalam dinding serambi kanan. Sebuah
impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya
berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya di teruskan ke dinding-dinding bilik,
yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini
disebut sistol. Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek - kira-kira
0,4 detik - yang disebut diastol, sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialus
menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai.
Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 8/45
sistem syaraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang
menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut jantung.16
Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :
1. Gangguan mekanik; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau
bersamaan yaitu : a. Beban tekanan, b. Beban volume, c. Tamponade jantung atau konstriski
perikard, jantung tidak dapat diastole d. Obstruksi pengisian ventrikel, e. Aneurisma
ventrikel, f. Disinergi ventrikel, g. Restriksi endokardial atau miokardial.
2. Abnormalitas otot jantung a. Primer : kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal
ginjal kronik, anemia) toksin atau sitostatika. b. Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik,
penyakit infiltratif, korpulmonal.
3. Gangguan irama jantung atau gangguan konduksi.
Menurut Soeparman beban pengisian ( preload ) dan beban tahanan (afterload ) pada
ventrikel yang mengalami dilatasi dan hipertrofi memungkinkan adanya peningkatan daya
kontraksi jantung yang lebih kuat, sehingga curah jantung meningkat. Pembebanan jantung yang
lebih besar meningkatkan simpatis, sehingga kadar katekolamin dalam darah meningkat dan
terjadi takikardi dengan tujuan meningkatkan curah jantung.17 Pembebanan jantung yang
berlebihan dapat mengakibatkan curah jantung menurun, maka akan terjadi redistribusi cairan
dan elektrolit (Na) melalui pengaturan cairan oleh ginjal dan vasokonstriksi perifer dengan
tujuan untuk memperbesar aliran balik vena (Venous return) ke dalam ventrikel sehingga
meningkatkan tekanan akhir diastolik dan menaikkan kembali curah jantung.18
Dilatasi, hipertrofi, takikardi, dan redistribusi cairan badan merupakan mekanisme
kompensasi untuk mempertahankan curah jantung dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi badan.
Bila semua kemampuan mekanisme kompensasi jantung tersebut diatas sudah dipergunakan
seluruhnya dan sirkulasi darah dalam badan belum juga tepenuhi, maka terjadilah keadaan gagal
jantung.18
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 9/45
Gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri terjadi karena adanya gangguan
pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga curah jantung kiri menurun dengan akibat tekanan
akhir diastol dalam ventrikel kiri dan volume akhir diastole dalam ventrikel kiri meningkat.
Keadaan ini merupakan beban atrium kiri dalam kerjanya untuk mengisi ventrikel kiri pada
waktu diastolik, dengan akib at terjadinya kenaikan tekanan rata – rata dalam atrium kiri.
Tekanan dalam atrium kiri yang meninggi ini menyebabkan hambatan aliran masuknya darah
dari vena - vena pulmonal. Bila keadaan ini terus berlanjut, maka bendungan akan terjadi juga
dalam paru - paru dengan akibat terjadinya edema paru dengan segala keluhan dan tanda - tanda
akibat adanya tekanan dalam sirkulasi yang meninggi. Keadaan yang terakhir ini merupakan
hambatan bagi ventrikel kanan yang menjadi pompa darah untuk sirkuit paru (sirkulasi kecil).
Bila beban pada ventrikel kanan itu terus bertambah, maka akan merangsang ventrikel kanan
untuk melakukan kompensasi dengan mengalami hipertropi dan dilatasi sampai batas
kemampuannya, dan bila beban tersebut tetap meninggi maka dapat terjadi gagal jantung kanan,
sehingga pada akhirnya terjadi gagal jantung kiri - kanan. Gagal jantung kanan dapat pula terjadi
karena gangguan atau hambatan pada daya pompa ventrikel kanan sehingga isi sekuncup
ventrikel kanan tanpa didahului oleh gagal jantung kiri. Dengan menurunnya isi sekuncup
ventrikel kanan, tekanan dan volum akhir diastole ventrikel kanan akan meningkat dan ini
menjadi beban atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan pada waktu diastole,
dengan akibat terjadinya kenaikan tekanan dalam atrium kanan. Tekanan dalam atrium kanan
yang meninggi akan menyebabkan hambatan aliran masuknya darah dalam vena kava superior
dan inferior ke dalam jantung sehingga mengakibatkan kenaikan dan adanya bendungan pada
vena -vena sistemik tersebut (bendungan pada vena jugularis dan bendungan dalam hepar)
dengan segala akibatnya (tekanan vena jugularis yang meninggi dan hepatomegali). Bila keadaan
ini terus berlanjut, maka terjadi bendungan sistemik yang lebih berat dengan akibat timbulnya
edema tumit atau tungkai bawah dan asites.18
MEKANISME KOMPENSASI GAGAL JANTUNGMekanisme Frank-Starling
Mekanisme Frank-Starling meningkatkan stroke volume berarti terjadi peningkatan
volume ventricular end-diastolic. Bila terjadi peningkatan pengisian diastolik, berarti ada
peningkatan peregangan dari serat otot jantung, lebih optimal pada filamen aktin dan miosin, dan
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 10/45
resultannya meningkatkan tekanan pada kontraksi berikutnya. Pada keadaan normal, mekanisme
Frank-Starling mencocokan output dari dua ventrikel.19
Pada gagal jantung, mekanisme Frank-Starling membantu mendukung cardiac output.
Cardiac output mungkin akan normal pada penderita gagal jantung yang sedang beristirahat,
dikarenakan terjadinya peningkatan volume ventricular end-diastolic dan mekanisme Frank-
Starling. Mekanisme ini menjadi tidak efektif ketika jantung mengalami pengisian yang
berlebihan dan serat otot mengalami peregangan yang berlebihan.19
Hal penting yang menentukan konsumsi energi otot jantung adalah ketegangan dari
dinding ventrikular. Pengisian ventrikel yang berlebihan menurunkan ketebalan dinding
pembuluh darah dan meningkatkan ketegangan dinding pembuluh darah. Peningkatan
ketegangan dinding pembuluh darah akan meningkatkan kebutuhan oksigen otot jantung yang
menyebabkan iskemia dan lebih lanjut lagi adanya gangguan fungsi jantung.19
Aktivasi neurohormonal yang mempengaruhi beberapa sistem antara lain sistem saraf
simpatetik
Stimulasi sistem saraf simpatetik berperan penting dalam respon kompensasi
menurunkan cardiac output dan patogenesis gagal jantung. Baik cardiac symphatetic tone dan
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) meningkat selama tahap akhir dari hampir semua
bentuk gagal jantung. Stimulasi langsung irama jantung dan kontraktilitas otot jantung oleh
pengaturan vascular tone, sistem saraf simpatetik membantu memelihara perfusi berbagai organ,
terutama otak dan jantung.19
Aspek negatif dari peningkatan aktivitas system saraf simpatetik melibatkan peningkatan tahanan
sistem vaskular dan kelebihan kemampuan jantung dalam memompa. Stimulasi simpatetik yang
berlebihan juga menghasilkan penurunan aliran darah ke kulit, otot, ginjal, dan organ abdominal.
Hal ini tidak hanya menurunkan perfusi jaringan tetapi juga berkontribusi meningkatkan sistem
tahanan vaskular dan stres berlebihan dari jantung.19
Mekanisme Renin-Angiotensin-Aldosteron
Salah satu efek yang paling penting dalam menurunkan cardiac output dalam gagal
jantung adalah reduksi aliran darah pada ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus, yang
menyebabkan retensi garam dan air. Penurunan aliran darah ke ginjal, meningkatkan sekresi
renin oleh ginjal yang secara paralel akan meningkatkan pula angiotensin II. Peningkatan
konsentrasi angiotensin II berkontribusi pada keadaan vasokonstriksi dan menstimulasi produksi
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 11/45
aldosteron dari adrenal korteks. Aldosteron akan meningkatkan reabsorpsi natrium dengan
meningkatkan retensi air.19
Selain itu angiotensin II dan aldosteron juga terlibat dalam inflamasi proses perbaikan karena
adanya kerusakan jaringan. Keduanya menstimulasi produksi sitokin, adhesi sel inflamasi
(contoh neutrofil dan makrofag) dan kemotaksis; mengaktivasi makrofag pada sisi kerusakan dan
perbaikan; dan menstimulasi pertumbuhan fibroblas dan sintesis jaringan kolagen.19
Peptida natriuretik dan substansi vasoaktif yang diproduksi secara lokal
Ada tiga jenis natriuretic peptide yaitu atrial natriuretic peptide (ANP), brain natriuretic
peptide (BNP), dan C-type natriuretic peptide (CNP). ANP dihasilkan dari sel atrial sebagai
respon meningkatkan ketegangan tekanan atrial, memproduksi natriuresis cepat dan sementara,
diuretik dan kehilangan kalium dalam jumlah sedang dalam urine. BNP dikeluarkan sebagai
respon tekanan pengisian ventrikel sedangkan fungsi CNP masih belum jelas.19
Hipertrofi otot jantung dan remodeling
Perkembangan hipertrofi otot jantung dan remodeling merupakan salah satu mekanisme
akibat meningkatnya kerja yang berlebih. Meskipun hipertrofi ventrikel memperbaiki kerja
jantung, ini juga merupakan faktor risiko yang penting bagi morbiditas dan mortalitas. Keadaan
hipertrofi dan remodeling dapat menyebabkan perubahan dalam struktur (massa otot, dilatasi
chamber) dan fungsi (gangguan fungsi sistolik dan diastolik). Ada 2 tipe hipertrofi, yaitu pertama
Concentric hypertrophy, terjadi penebalan dinding pembuluh darah, disebabkan oleh hipertensi
dan Eccentric hypertrophy, terjadi peningkatan panjang otot jantung disebabkan oleh dilated
cardiomyopathy.19
2.6. GEJALA KLINIS
Digolongkan sebagai gagal jantung ke depan (curah tinggi) dan gagal jantung ke
belakang (curah rendah). Gagal jantung curah rendah terjadi apabila jantung tidak mampu
mempertahankan curah jantung sistemik normal. Sedangkan gagal jantung curah tinggi terjadi
bila jantung tidak mampu mempertahankan curah jantung yang tinggi karena kebutuhan yang
meningkat. Masing-masing terdiri dari dominan sisi kiri dan dominan sisi kanan.4,5,7,9
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 12/45
Gambaran klinik gagal curah rendah kanan adalah hepatomegali, peningkatan vena
jugularis, kongesti sistemik pasif, edema tungkai. Gagal curah rendah kiri adalah edema paru,
hipoksemia, dispnea, hemoptisis, kongesti vena paru, dispnea waktu bekerja, PND, hipertensi
pulmonal, hipertrofi dan gagal ventrikel kanan.4,5,7,9
Gagal curah tinggi kanan adalah kematian mendadak, penurunan aliran arteri pulmonalis
(efek klinis minimal). Gagal curah tinggi kiri adalah kematian mendadak, syok kardiogenik,
sinkop, hipotensi, penurunan perfusi jaringan, vasokontriksi ginjal, retensi cairan, edema.4,5,7,9
Menurut Hudak dan Gallo (1997)
Tanda dan gejala yang terjadi pada gagal jantung kiri antara lain kongesti vaskuler
pulmonal, dyspnea, ortopnea, dispnea nokturnal paroksismal, batuk, edema pulmonal akut,
penurunan curah jantung, gallop atrial (S3), gallop ventrikel (S4), crackles paru, disritmia, bunyi
nafas mengi, pulsus alternans, pernafasan chey ne-stokes, bukti - bukti radiologi tentang kongesti
vaskuler pulmonal. Sedangkan untuk gagal jantung kanan antara lain curah jantung rendah,
peningkatan JVP, edema, disritmia, S3 dan S4 ventrikel kanan, hiperesonan pada perkusi.4,5,7,9
2.7. DIAGNOSA
Untuk menentukan diagnosa gagal jantung maka diperlukan kriteria dari pemeriksaan
fisik yang dikeluarkan oleh Framingham:
Kriteria Mayor:
a. Paroksismal nokturnal dispnea
b. Distensi vena leher
c. Ronki paru
d. Kardiomegali
e. Edema paru akut
f. Gallop S3
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 13/45
g. Peninggian tekanan vena jugularis
h. Refluks hepatojugular (bila ditekan hepar akan ada peningkatan di vena jugularis)
Kriteria Minor:
a. Edema ekstremitas
b. Batuk malam hari
c. Dispnea d’effort
d. Hepatomegali
e. Efusi pleura
f. Penurunan kapasitas vital 1/3 dr normal
g. Takikardia (>120/menit)
Diagnosis ditegakkan dari dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan dua kriteria
minor harus ada di saat bersamaan.
2.8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Elektrokardiografi (EKG)
Electrokardiograpfi tidak dapat digunakan untuk mengukur anatomi LVH tetapi
hanya merefleksikan perubahan elektrik (atrial dan ventrikular aritmia) sebagai faktor
sekunder dalam mengamati perubahan anatomi. Hasil pemeriksaan ECG tidak spesifik
menunjukkan adanya gagal jantung). Serta bisa gigunakan untuk melihat penyimpangan
aksis, iskemia, disritmia, takikardi, fibrilasi atrial.20
b. Radiologi (foto thorax)
Foto thorax dapat membantu dalam mendiagnosis gagal jantung. Kardiomegali
biasanya ditunjukkan dengan adanya peningkatan cardiothoracic ratio / CTR (lebih besar
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 14/45
dari 0,5) pada tampilan post anterior. Harus dikaitkan dengan klinis dan EKG. Pada
pemeriksaan ini tidak dapat menentukan gagal jantung pada disfungsi siltolik karena
ukuran bisa terlihat normal.20
c. Echocardiography
Pemeriksaan ini direkomendasikan untuk semua pasien gagal jantung. Tes ini
membantu menetapkan ukuran ventrikel kiri, massa, dan fungsi. Kelemahan
echocardiography adalah relatif mahal, hanya ada di rumah sakit dan tidak tersedia untuk
pemeriksaan skrining yang rutin untuk hipertensi pada praktek umum.20
d. Laboratorium
1. BNP ( Brain Natriuretic Peptide)
Kegunaan pemeriksaan BNP adalah untuk skrining penyakit jantung, stratifikasi
pasien dengan gagal jantung, deteksi left ventricular systolic dan atau diastolic
dysfunction serta untuk membedakan dengan dispnea. Berbagai studi menunjukkan
kosentrasi BPN lebih akurat mendignosis gagal jantung.
2. Darah Rutin
3. Urin Rutin
4. Fungsi Ginjal : Ureum, Kreatinin
Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin. Peningkatan BUN menunjukkan
penurunan fungsi ginjal.5. Fungsi Hati : SGOT, SGPT
Meningkat dalam gagal / kongesti hepar.
6. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan / penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretik.
7. Analisa Gas Darah
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
8. Fungsi Thyroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pencetus
gagal jantung kongestif.
9. Gula darah
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 15/45
10. Enzim Jantung
e. Angiography
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung
kanan dan gagal jantung kiri dan stenosis katup atau insufisiensi.20
2.9. PENATALAKSANAAN IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG
ANTEPARTUM
Penderita penyakit jantung harusnya dikonsulkan sebelum kehamilan karena
mempertimbangkan risiko dari kehamilan, intervensi yang diperlukan dan potensi risiko
terhadap janin. Pada penderita yang hamil, keuntungan dan kerugian terminasi kehamilan atau
melanjutkan kehamilan perlu dipertimbangkan dengan cermat. Keputusan untuk melanjutkan
kehamilan harus mempertimbangkan dua hal penting yaitu : risiko medis dan nilai seorang bayi
bagi ibu tersebut dan pasangannya. Beberapa kelainan jantung dengan risiko kematian ibu yang
tinggi antara lain : sindroma Eisenmenger, hipertensi pulmonal dengan disfungsi ventrikel kanan
dan sindroma Marfan dengan dilatasi aorta yang signifikan.9,21,22
Penanganan penyakit jantung pada kehamilan ditentukan oleh kapasitas fungsional
jantung. Pada semua wanita hamil, khususnya pada penderita penyakit jantung, pertambahan
berat badan yang berlebihan, dan retensi cairan yang abnormal harus dicegah. Memburuknya
kondisi jantung dalam kehamilan sering terjadi secara samar namun membahayakan. Pada
kunjungan rutin harus dilakukan pemeriksaan denyut jantung, pertambahan berat badan dan
saturasi oksigen. Pertambahan berat badan yang berlebihan menandakan perlunya penanganan
yang agresif. Penurunan saturasi oksigen biasanya akan mendahului gambaran radiologi (foto
toraks) yang abnormal.9,21,22
Salah satu prosedur penatalaksanaan selama kehamilan adalah membatasi aktifitas fisik
sehingga mengurangi beban sistem kardiovaskuler. Dianjurkan tidak melakukan aktivitas fisik
yang berat untuk mempertahankan aliran darah uterus dan menjaga kesehatan janin. Pasien
diharuskan melaporkan gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas, khususnya bila ada demam.
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 16/45
Kebanyakan penderita kelainan jantung juga berisiko untuk defisiensi besi sehingga diperlukan
profilaksis dengan pemberian suplementasi besi dan asam folat yang dapat menurunkan kerja
jantung.9,21,22
American College of Obstetricians and Gynecologists (1992) menekankan empat konsep
yang mempengaruhi penanganan, yaitu :9,21,22
1. Peningkatan curah jantung dan volume plasma sebesar 50% terjadi pada awal trimester
ketiga.
2. Fluktuasi volume plasma dan curah jantung terjadi pada masa peripartum.
3. Penurunan tahanan vaskuler sistemik mencapai titik terendah pada trimester kedua dan
meningkat lagi sampai 20% di bawah normal pada akhir kehamilan.
4. Bila memerlukan terapi antikoagulan digunakan derivat kumarin.
INTRAPARTUM
Persalinan untuk penderita kelainan jantung idealnya adalah singkat dan bebas
nyeri.Induksi persalinan dilakukan bila serviks sudah matang. Kadang kala penderita penyakit
jantung yang berat memerlukan pemantauan hemodinamik yang invasif dengan pemasangan
kateter arteri dan arteri pulmonalis. Seksio sesaria dilakukan hanya atas indikasi medis.9,21,22
Pemantauan ibu dan janin sebaiknya dikerjakan selama persalinan.Pemantauan EKG
berkelanjutan selama persalinan sangat dianjurkan. Kateter Swan-Ganz sangat bermanfaat karena
dapat memberikan informasi akurat mengenai status cairan tubuh dan fungsi jantung kiri. Kateter
Swan-Ganz memungkinkan pengukuran tekanan kapiler paru yang merupakan gambaran paling
akurat dari hubungan antara volume darah dengan kapasitas vaskuler, serta hubungan antara
tekanana vena sentral dengan output jantung.9,21,22
Standar penanganan penderita kelainan jantung dalam masa persalinan adalah:1
1. Diagnosis yang akurat
2. Jenis persalinan berdasarkan pada indikasi obstetri
3. Penanganan medis dimulai pada awal persalinan
Hindari partus lama
Induksi dilakukan bila serviks sudah matang
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 17/45
4. Pertahankan stabilitas hemodinamik
Pemantauan hemodinamik invasif bila diperlukan
Mulai dengan keadaan hemodinamik yang sudah terkompensasi
Penanganan yang spesifik tergantung pada kondisi jantung.
5. Cegah nyeri dan respons hemodinamik dengan pemberian analgesia epidural dengan
narkotik dan teknik dosis rendah lokal.
6. Antibiotik profilaksis diberikan bila ada risiko endokarditis.
7. Ibu tidak boleh mengedan. Persalinan dengan vakum atau forcep rendah.
8. Hindari perdarahan dengan melakukan managemen aktif kala III dan penggantian cairan
yang dini dan sesuai.
9. Managemen cairan pada postpartum dini : sering diperlukan pemberian diuresis yang
agresif namun pelu hati-hati.
PUERPERALIS
Persalinan dan masa puerperium merupakan periode dengan risiko maksimum untuk
pasien dengan kelainan jantung. Selama periode ini, pasien harus dipantau untuk mengetahui ada
tidaknya tanda-tanda gagal jantung, hipotensi dan aritmia. Perdarahan postpartum, anemia,
infeksi dan tromboemboli merupakan komplikasi yang menjadi lebih serius bila ada kelainan
jantung. Sangat penting untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan pada kala III.
Oksitosin sebaiknya diberikan secara infus kontinu untuk menghindari penurunan tekanan darah
yang mendadak. Alkaloid ergot seperti metil ergometrin tidak boleh dipakai karena obat ini dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan vena sentral dan hipertensi sementara.9,21,22
Dalam masa post partum diperlukan pengawasan yang cermat terhadap keseimbangan
cairan. Dalam 24-72 jam terjadi perpindahan cairan ke sirkulasi sentral dan dapat menyebabkan
kegagalan jantung. Perhatian harus diberikan kepada penderita yang tidak mengalami diuresis
spontan. Pada keadaan ini, bila ada penurunan saturasi oksigen yang dipantau dengan pulse
oxymetri, biasanya menandakan adanya edema paru.9,21,22
Ambulasi dini sebaiknya dianjurkan pada periode post partum untuk mencegah terjadinya
stasis dan pooling vena. Dianjurkan pemakaian stocking elastic karena dapat mengurangi risiko
tromboemboli. 9,21,22
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 18/45
Walaupun beberapa klinikus tidak menganjurkan pasien penderita kelainan jantung untuk
menyusui bayinya namun tidak ada kontraindikasi spesifik untuk memberi ASI (air susu ibu)
selama hidrasi yang adekuat dapat dipertahankan. Namun demikian ibu dianjurkan untuk tidak
sepenuhnya tergantung pada ASI eksklusif tetapi juga memberikan susu formula kepada bayinya.
Harus diperhatikan bahwa sebagian dari obat-obat yang diberikan kepada ibu dalam masa
peripartum dapat melewati ASI. 9,21,22
Anjurkan pemakaian kontrasepsi dan metode kontrasepsi yang dipakai sebelum hamil
perlu ditinjau kembali. Pemakaian kontrasepsi yang tepat dapat merupakan terapi adjuvant bagi
penderita kelainan jantung sebaliknya kontrasepsi yang tidak sesuai dapat mengancam jiwanya.
Kebanyakan penderita dapat memakai kontrasepsi seperti wanita postpartum normal, namun
sebagian yang dengan hipertensi pulmonal, sianosis, memakai antikoagulan karena operasi
penggantian katup, kegagalan jantung atau transplantasi jantung harus mendapat perhatian yang
cermat. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) tidak diindikasikan bagi pasien yang berisiko
untuk endokarditis misalnya yang menjalani transplantasi jantung dan memerlukan terapi
immunosupresi, ada riwayat endokarditis, memakai katup protese atau mendapat terapi
antikoagulan jangka panjang. Bila akan dilakukan sterilisasi tuba postpartum setelah persalinan
pervaginam maka sebaiknya prosedur ini ditunda sampai jelas bahwa ibu dalam keadaan tidak
demam, tidak anemia dan terbukti bahwa dia dapat bergerak tanpa ada tanda-tanda distres. 9,21,22
Respons kardiovaskuler baru akan kembali normal setelah 7 bulan postpartum. Penderita
disfungsi ventrikel kiri karena kardiomiopati peripartum memerlukan pemeriksaaan
ekokardiografi tiap 3 bulan.Setelah keluar dari rumah sakit penderita perlu memeriksakan diri
pada dokter obgin dan kardiolog.9,21,22
PENATALAKSANAAN SINDROMA KARDIOVASKULAR SAAT KEHAMILAN
Wanita hamil mengalami perubahan system kardiovaskular. Perubahan ini akan
memperparah keadaan ibu dengan penyakit jantung. Oleh karena itu, setiap sindroma
kardiovasculer yang terjadi harus segera ditangani dengan tepat dengan mempertimbangkan
keadaan janin dalam kandungan. .Penatalaksanaan antara satu penderita dengan penderita
lainnya sangat individual dan berbeda, dibawah ini disampaikan rekomendasi yang dapat
digunakan pada sebagian besar penderita. 9,21,22
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 19/45
Sindroma Cardiac output Rendah
Cardiac output yang rendah merupakan suatu tanda yang tidak menyenangkan pada
setiap penderita, terutama pada wanita hamil. Keadaan ini akan menimbulkan tanda-tanda
perfusi yang jelek seperti gangguan mental, konstriksi vaskuler perifer, urine output yang
berkurang dan tekanan darah yang rendah. Walaupun keadaan ini dapat diobati tetapi penyakit
lain seperti tamponade jantung, atau stenosis katup yang berat mesti dipertimbangkan, karena
akan menimbulkan berkurangnya volume intravaskuler. Bila memungkin sindroma cardiac
output yang rendah mesti dicegah dan harus dikoreksi bila diketahui.Pada setiap wanita hamil
berkurangnya volume intravaskuler merupakan hal yang sangat berbahaya pada lesi jantung yang
membatasi aliran darah seperti hipertensi pulmonal, stenosis pulmonal atau aorta, kardiomiopati
hipertropik, atau stenosis mitral.Tindakan atau sikap yang perlu dilakukan untuk mencegah atau
mengobati penurunan volume darah sentral dapat dilihat pada tabel dibawah. 9,21,22
Tabel 1. Tindakan atau sikap yang perlu dilakukan untuk mencegah penurunan volume
darah sentral.
Posisi :
45.600 lateral kiri
Trendelenburg 10o
Kaus kaki yang menutupi seluruh kaki
Volume cairan preload untuk pembedahan atau melahirkan 1500 ml glucose atau normal saline
Obat-obatan:Hindarkan vasodilator Efedrin untuk hipotensi bila cairan replacement tidak respons
Anestetik (jika diperlukan)
Regional: bolus kecil dan serialUmum : ditekankan pada benzodiazepin dan narkotik, bahan inhalasi dosis rendah
Gagal Jantung kongestif
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif pada masa kehamilan tidak banyak berbeda
dengan keadaan gagal jantung lainnya.Masukan garam mesti dikurangi dan aktifitas fisik dibatasi
sampai dibawah tingkatan yang menimbulkan gejala gagal jantung. Pada wanita dengan gejala
gagal jantung yang signifikan atau edema paru, terapi standard dapat digunakan dengan
menggunakan obat-obatan yang dapat digunakan pada wanita dengan kehamilan . Penggunaan
obat ACE inhibitor mesti dihindarkan. Gagal jantung kongestif pads kehamilan adalah suatu
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 20/45
keadaan dimana posisi supinasi sangat bermanfaat karena akan mengurangi beban preload
dengan obstruksi aliran darah dari vena cava inferior. 9,21,22
Komplikasi tromboemboli
Resiko untuk mendapat tromboemboli vena meningkat lima kali lipat semasa dan segera
setelah kehamilan dan juga terdapat perdebatan peningkatan dalam tromboemboli arteri. Kedua
hal diatas bisa akibat status hiperkoagulasi wanita yang meningkat semasa kehamilan, dan
kemungkinan untuk terjadinya trombosis vena meningkat karena stasis vena. Pencegahan
merupakan hal yang paling baik dan dapat dilakukan dengan pemberian heparin dosis penuh atau
heparin berat molekul rendah, terutama pada wanita dengan resiko tinggi komplikasi
tromboemboli, termasuk wanita dengan riwayat tromboemboli semasa kehamilan sebelumnya
(resiko 4-15 persen), defisiensi antitrombin III (resiko 70 persen), defisiensi protein C (resiko 33
persen), defisiensi protein S dan sindroma anti cardiolipin antibodi. Mutasi gen protrombin dan
mutasi factor V mengakibatkan resistensi mengaktifasi protein C (didapati 3 - 5 persen pada
populasi) yang akhirnya bisa menjadi alasan untuk terapi profilaksis. Jika trombus stall emboli
diketahui, dianjurkan untuk memberikan terapi heparin intravena selama 5-10 hari dan diikuti
heparin subkutan dosis penuh. Jika tromboemboli mengancam kehidupan (seperti pada emboli
paru yang massif atau trombosis pada katup protese) terapi trombolitik dapat digunakan. 9,21,22
Hipertensi
Hipertensi bisa didapati sebelum kehamilan (1-5 persen) dan menetap semasa kehamilan
atau dapat terjadi dengan kehamilan.Bila wanita normotensi mengalami kehamilan, maka
hipertensi dapat terjadi sebesar 5-7 persen. Karena sistemik vascular resisted yang menurun pada
awal kehamilan, maka hipertensi ini sering tidak didapati hingga pertengahan kedua kehamilan.
Keadaan ini disebut dengan pregnancy-induced atau gestational hypertension atau toxemia.Bila
disertai dengan proteinuria, edema kaki, iritabilitas SSP, peningkatan enzim hati, gangguan
koagulasi, maka sindroma hipertensi ini disebut preeklamsi.Jika disertai konvulsi maka disebut
eklamsi. Tidak jelas apakah hipertensi sendiri menempatkan ibu atau janin mempunyai resiko
selama kehamilan, tetapi preklamsi jelas akan meningkatkan resiko pada ibu (kira-kira 1-2
persen perobahan perdarahan SSP, konvulsi atau penyakit sistemik berat lainnya) dan retardasi
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 21/45
perkembangan janin (10-15 persen). Morbiditas dan mortalitas ibu dan janin meningkat dengan
berlanjutnya eklampsi. 9,21,22
Panduan untuk mengatur tekanan darah pada wanita dengan kehamilan belum ditetapkan
dengan sempurna. Hingga saat ini masih didapati perbedaan pendapat dalam memelihara tekanan
darah pada wanita dengan kehamilan dan dianjurkan tekanan darah sistolik dibawah 160 mm Hg
dan tekanan darah diastolic dibawah 100 mm Hg. Angka ini merupakan batas keselamatan dalam
menghadapi episode hipertensi berat dan untuk meningkatkan survival janin. Terapi non
farmakologi bila memungkinkan lebih disukai, walaupun tidak jelas hasilnya.Meskipun bed rest
yang ketat dapat menurunkan tekanan darah, tetapi umumnya keadaan ini tidak
direkomendasikan. Membatasi aktifitas fisik dan mengurangi stress selalu dianjurkan.
Membatasi masukan garam tidak dianjurkan, kecuali pada penderita yang jelas diketahui
sebelumnya mempunyai hipertensi sensitive terhadap garam (salt-sensitive hypertension), karena
wanita hamil dengan hipertensi mempunyai volume plasma yang lebih rendah dibanding wanita
dengan normotensi.Jika diperlukan pengobatan farmakologik, methyldopa menjadi menjadi
pilihan.Sebaliknya penggunaan antihipertensi tidak selalu menunjukkan meningkatkan survival
pada janin dan menghasilkan anak dengan mental dan perkembangan fisik yang normal.
Penggunaan obat-obat anti hipertensi lain akan mempunyai hasil yang sama, tetapi belum diteliti
dengan sempurna. Termasuk terapi awal dengan beta bloker β1 selektif atau diuretic. Calcium
channel blocker terbukti telah efektif dan penggunaan ACE inhibitor tidak boleh digunakan dan
keamanan penggunaan angiotensin II blocking agent belum diketahui. 9,21,22
Hipertensi pulmonal
Hipertensi pulmonal baik itu primer atau sekunder karena pirau kiri-kanan yang
berlangsung lama (Sindroma Eisenmenger), salah-guna obat, sindroma penyakit vascular primer
(primary vascular disease) atau emboli paru berulang- akan menyebabkan mortalitas sekitar 30 -
70 persen. Bila ibu selamat, angka kematian janin lebih dari 40%.Kematian ibu dapat terjadi
setiap saat semasa kehamilan, saat melahirkan dan dalam minggu pertama post pactum
merupakan masa yang sangat rawan.Jika hipertensi pulmonal diketahui pada awal kehamilan,
penghentian kehamilan sangat dianjurkan. Bila ibu menolak untuk hal tersebut, atau hipertensi
pulmonal diketahui pada kehamilan yang lanjut maka diperlukan follow up yang ketal. Deplesi
volume intravaskular akan menempatkan pasien pada resiko yang tinggi. Resistensi vascular
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 22/45
sistemik dan tekanan darah mesti dijaga pada penderita hipertensi pulmonal dengan pirau kanan-
kiri.Perhatian yang ketat harus dilakukan untuk menghindarkan trombus atau emboli udara yang
berasal dari kateter intravena yang dapat menimbulkan emboli sistemik.Pada saat melahirkan,
vena sentral pertu dipasang untuk memantau pemberian cairan yang adekuat, dan kateter arteri
pertu dipasang untuk memantau tekanan darah dan saturasi oksigen. 9,21,22
Aritmia
Pada wanita dengan kehamilan yang disertai rasa pusing, palpitasi dan sakit kepala
ringan, aritmia mesti dipertimbangkan sebagai penyebabnya. Tata cara pengobatan aritmia pada
wanita dengan kehamilan sama dengan wanita yang tidak hamil dengan kemungkinan
pengecualian bahwa aritmia dapat menyebabkan ketidak stabilan hemodinamik dan mesti segera
mendapat pengobatan dan agresif karena pengalihan aliran darah pada aritmia dapat menjauhi
rahim. Jika kemungkinan penyebab reversible diketahui maka mesti segera dikoreksi. Jika
diperlukan pengobatan maka diperlukan pemeriksaan elektrokardiografi untuk mencatat irama
jantung. Takiaritmia sering didapati semasa kehamilan dan juga pada keadaan lainnya.
Didapatinya atrial atau ventricular premature beat, atau sinus takikardia, mesti dicari dan
dikoreksi penyebabnya, dan bukan alasan untuk memulai pengobatan spesifik. 9,21,22
Serangan kehilangan kesadaran ( Loss of consciouness spells)
Melakukan pemeriksaan kehilangan kesadaran pada kehamilan lebih sulit daripada
keadaan yang biasa ditemui. Sindroma supinasi hipotensi dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran.Menghindarkan supinasi merupakan salah satu usaha pengobatan.Diperlukan evaluasi
pemeriksaan elektroenselografi untuk menyingkirkan kejang sebagai penyebab.Jika kejang tidak
memungkinkan sebagai penyebab atau telah disingkirkan, maka sinkope sebagai perlu
dipertimbangkan. 9,21,22
Endokarditis
Endokarditis bisa didapati wanita semasa kehamilan tanpa diketahui adanya kelainan
jantung, dan kelainan struktur jantung merupakan resiko yang terbesar untuk mengalami infektif
endokarditis. Penampilan klinis infektif endokarditis semasa kehamilan sama dengan kasus
infektif endokarditis lainnya. Streptokokus merupakan penyebab tersering.Stafilokokus sering
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 23/45
didapati pada pemakai salah guna obat intravena dan infeksi gram negatif -terutama Escheria
coli- sering didapati sebagai penyebab pada wanita dengan infeksi traktus urogenital.Pencegahan
untuk terjadinya infektif endokarditis diperlukan dalam penatalaksanaan infektis endokarditis.
Dianjurkan pemberian antibiotika profilaksis pada saat akan dilakukan pencabutan gigi, tindakan
pembedahan atau saat melahirkan. Jika endokarditis telah terjadi diperlukan terapi medik yang
agresif dan optimal dan tindakan pembedahan dapat dilakukan semasa kehamilan.Jika tindakan
bedah jantung terbuka diperlukan pacta kehamilan lanjut, tindakan seksio sesaria yang
bersamaan dapat dipertimbangkan. 9,21,22
Pembedahan
Kira-kira 0,5 sampai 2 persen wanita hamil mempunyai kesempatan untuk menjalani
pembedahan. Beberapa persyaratan dan pertimbangan perlu dipikirkan sebelum melakukan
tindakan pembedahan. Venous return mesti dijaga dan bila memungkinkan pembedahan
dilakukail dalam posisi lateral kiri. Bila tidak didapati gagal jantung kongestif, pemberian cairan
1500 ml cairan NaCl 0,9% sebelum pembedahan atau proses kelahiran diperlukan untuk
memenuhi beban volume. Cairan ini tidak termasuk glukosa pada saat proses kelahiran, karena
dapat terjadi hipoglikemia pada janin setelah proses kelahiran. Jika diperlukan bantuan ventilasi,
hiperventilasi mesti dihindarkan karena dapat menyebabkan penurunan venous return.
Menghilangkan rasa sakit mesti dilakukan untuk meminimalisir peningkatan kadar katekolamin
yang dapat menurunkan aliran darah kerahim. Monitoring fetus mesti dilakukan. Tindakan bedah
jantung saat kehamilan mempunyai resiko yang sangat tinggi dibanding wanita tanpa kehamilan
dan juga pada janin yang dikandung. 9,21,22
PENATALAKSANAAN PENYAKIT KATUP JANTUNG
Pemeriksaan pada wanita dengan gambaran klinis penyakit jantung katup yang jelas
harus dilakukan sebelum konsepsi dan sebaiknya dengan pemeriksaan kardiologi yang lengkap
termasuk evaluasi pemeriksaan ekokardiografi. Anamnesis ditekankan pada kapasitas exercise
penderita, riwayat gagal jantung yang terakhir atau sebelumnya, dan aritmia. Hemodinamik
jantung seperti tekanan arteri pulmonal, dan derajat disfungsi katup, mesti diperiksa dengan
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 24/45
ekokardiografi. Pemeriksaan uji latih jantung dapat dilakukan bila pada anamnesis tidak jelas
diperoleh kemampuan exercise yang jelas. Pada wanita hamil dengan penyakit jantung katup,
evaluasi mesti dilakukan tiap trimester atau bila didapati perubahan simptom untuk menilai
perubahan yang terjadi pada jantung ibu. 9,21,22
Stenosis mitral
Stenosis mitral rematik merupakan kelainan katup yang paling sering ditemui secara
klinis pada wanita dengan kehamilan. Kelainan ini sering berhubungan dengan kongesti paru,
edema, dan aritmia atrium semasa kehamilan dan segera setelah melahirkan. Meningkatnya
volume darah dan cardiac output semasa kehamilan akan meningkatkan volume dan tekanan
darah di atrium kiri, meningkatnya tekanan vena pulmonal, dispnea dan menurunkan toleransi
exercise. Meningkatnya denyut jantung ibu akan menurunkan diastolic filling period dan
selanjutnya akan meningkatkan tekanan di atrium kiri. Gejala klinis berhubungan dengan
kongesti vaskular paru yang didapati pada 25 persen pasien dengan mitral stenosis semasa
kehamilan. Gejala ini semakin jelas pada kehamilan 20 minggu dan dapat bertambah jelek pada
saat melahirkan. Wanita dengan simptom stenosis mitral yang jelas dan akan hamil mesti diterapi
sebelumnya dengan balon dilatasi atau operasi katup sebelum konsepsi. Jika stenosis mitral
diketahui saat kehamilan dan gejalanya bertambah jelas, terapi medik standard mesti diberikan.
Untuk penderita dengan symptom ringan sampai sedang semasa kehamilan, terapi medik
ditujukan untuk mengatasi beban volume dengan pemberian diuretika, mengurangi masukan
garam yang banyak dan mengurangi aktifitas fisik. Obat penyekat beta akan mengurangi denyut
jantung dan memperpanjang diastolic filling periode dan akan mengurangi symptom. Jika
didapati fibrilasi atrium, diperlukan pengobatan yang segera termasuk dengan kardioversi. Obat
penyekat beta dan digoksin digunakan untuk mengkontrol denyut jantung. Jika diperlukan terapi
supresif antiaritmia pemberian prokainamid dan kuinidin sering digunakan. Resiko emboli
sistemik pada penderita stenosis mitral dan fibrilasi atrium semakin meningkatnya karena itu
diperlukan pemberian terapi antikoagulan. 9,21,22
Pada penderita dimana terapi medik tidak dapat mengontrol simptom, atau pada penderita
dengan simptom yang berat (NYHA kelas III atau IV) atau stenosis mitral yang ketat (area mitral
valve < 1 cm2), dapat dilakukan tindakan ballon mitral valvuloplasty pada trimester kedua
dengan hasil yang cukup baik (dengan perlindungan radiasi yang cukup terhadap janin dan
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 25/45
sebelumnya perlu diberitahu pada ibu mengenai resiko yang akan terjadi). Untuk mengurangi
resiko dapat dilakukan dibawah panduan ekokardiografi transesofageal. Tindakan bedah
komisurotomi katup mitral atau penggantian katup mitral pada kehamilan telah dilakukan dengan
hasil yang sama dengan penderita yang tidak hamil, tetapi angka kematian pada janin lebih dari
30 persen. Partus pervaginam dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi epidural untuk
mengontrol rasa sakit dan penggunaan alat bantu kelahiran pada kala dua kelahiran (untuk
menyingkirkan tekanan). Seksio sesaria mesti dilakukan bila ada indikasi. Proses kelahiran akan
meningkatnya tekanan di atrium kiri atau tekanan baji pulmonal sebesar 8-10 mm Hg dan oleh
karena itu sebaiknya dipasang kateter arteri pulmonal sebelum atau saat proses kelahiran untuk
mematau perobahan hemodinamik dan penatalaksanaan perobahan hemodinamik yang terjadi.
9,21,22
Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitral pada wanita muda disamping disebabkan oleh demam rematik juga
sering disebabkan prolaps katup mitral. Dan biasanya dapat ditoleransi semasa kehamilan karena
berkurangnya resistensi vaskular sistemik. Gejala yang timbul sering dimanifestasikan dengan
mudah capek dan dispnea. Pengobatan terhadap gagal jantung harus diberikan dan salah satu
komponen terapi yang diperlukan adalah mengurangi beban afterload. Tetapi pemberian ACE
inhibitors tidak boleh digunakan karena mempunyai pengaruh tehadap kelainan perkembangan
ginjal janin. Pada penderita dengan prolaps katup mitral, kehamilan akan menyebabkan
perobahan tekanan dan volume darah sehingga akan merobah gambaran yang terjadi pada
pemeriksaan fisik. Komplikasi seperti aritmia, endokarditis, emboli serebral dan regurgitasi
hemodinamik yang signifikan biasanya jarang terjadi dan jarang terjadi semasa kehamilan.
Pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan diagnosis, dan pemeriksaan diagnostik lain seperti
ekokardiogram sedikit membantu penderita. Pemberian antibiotika profilaksis pada saat
melahirkan direkomendasikan pada penderita dengan bising jantung. 9,21,22
Stenosis aorta
Valvular stenosis aorta kongenital sering merupakan penyebab stenosis aorta pada wanita
muda. Kriteria diagnostik pada masa kehamilan sama dengan stenosis aorta lainnya. Penoerita
yang simtomatik atau mempunyai peak outflow gradient lebih dari 50 mm Hg atau stenosis yang
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 26/45
berat dianjurkan untuk menunda konsepsi sampai selesai koreksi bedah atau ballon valvulotomy.
Terminasi kehamilan harus dipertimbangkan jika penderita simtomatik sebelum akhir trimester
pertama kehamilan. Jika kehamilan telah terjadi dan disertai dengan stenosis aorta berat,
tindakan pencegahan hipovolemia sangat penting dilakukan. Jika gagal jantung terjadi, maka
dapat diobati sebagaimana pengobatan gagal jantung yang sebelumnya dengan penekanan
menghindarkan diuresis yang berlebihan. Jika stenosis berat menetap, ballon valvuloplasty atau
bedah katup aorta dapat dilakukan semasa kehamilan dan berhubungan dengan kematian ibu dan
janin yang tinggi. 9,21,22
Regurgitasi aorta
Tidak seperti stenosis aorta yang penyebabnya sering kongenital, regurgitasi aorta dapat
disebabkan oleh demam rematik, endokarditis, dilatasi annulus aorta, katup aorta bicuspid dan
diseksi aorta. Oilatasi aorta atau diseksi aorta dapat disebabkan oleh Sindroma Marfan.
Regurgitasi aorta umumnya dapat ditoleransi semasa kehamilan. Gagal jantung dapat terjadi dan
respons terhadap pengobatan dengan penekanan mengurangi afterload. Pemberian diuretika dan
vasodilator sangat dianjurkan dan hindari pemakaian ACE inhibitor semasa kehamilan dan dapat
digantikan dengan hidralazin atau nifedipin. Jika terjadi infektif endokarditis dan infeksi tidak
cepat diatasi, angka mortalitas dengan terapi medik tinggi dan diperlukan terapi surgikal. 9,21,22
Penyakit katup pulmonal
Pengobatan dapat toleransi semasa kehamilan. Kekurangan Pada beberapa wanita yang
sebelumnya mempunyai kelainan katup pulmonal dan telah mengalami komisurotomi katup atau
ballon valvuloplasty untuk mengatasi stenosis katupnya atau sebagai sisa koreksi Tetralogy
fallot, bisa didapati stenosis atau regurgitasi katup pulmonal. Stenosis residual dan regurgitasi
pulmonal mungkin mengganggu, tetapi tidak mempengaruhi kehamilan. Adakalanya penderita
dengan stenosis katup pulmonal yang tidak mendapat volume intravaskular mesti dihindarkan.
Jika symptom berat (sinkope berulang, dispnea yang tidak terkontrol dan nyeri dada) terjadi,
ballon valvuloplasty dapat dilakukan. 9,21,22
Penyakit katup trikuspid
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 27/45
Penyakit katup tricuspid jarang didapati semasa kehamilan. lnsidens regurgitasi
meningkat karena penggunaan obat intra vena dengan akibat endokarditis. Tidak diperlukan
pengobatan semasa kehamilan terhadap regurgitasi. Stenosis tricuspid jarang didapati dan bila
didapati hindari deplesi volume intravaskular. 9,21,22
Tabel 2. Obat yang sering digunakan pada penyakit jantung katup pada ibu, indikasi,
resiko dan effeknya terhadap Janin.
Obat yang sering
digunakan pada
penyakit jantung
katup pada ibu,
indikasi, resiko
dan effeknyaterhadap Janin.
Obat
Efek pada janin Indikasi pada ibu
hamil dengan
penyakit jantung
katup
Kategori Resiko
Diuretika
Furosemide Meningkatkan derajat
Na dan K diurine
Mengurangi kongesti
karena penyakit
jantung katup
Cm
Anti Hipertensi
Penyekat Beta
Metildopa
Kemungkinan
menurunkan denyut
jantung, kemungkinan
berat badan lahir rendah
Efek tidak ada
Hipertensi, aritmia
supraventrikular untuk
mengontrol denyut
jantung pada wanitadengan stenosis mitral.
Hipertensi
Dm
C
Vasidilator
ACE inhibitors Defek urogenital,kematian, retardasi
pertumbuhan
intrauterin
Tidak boleh diberikanselama kehamilan dan
mesti dihentikan
Dm
Hindralazin Tidak mempunyai
effek yang besar
Untuk dilatasi pada
kasus regurgitasi aortadan disfungsi ventrikel
Cm
Nitrat Kemungkinan bradikardi
Jarang digunakanuntuk menurunkan
kongesti vena
B - Cm
Antikoagulan dan antitrombotik
Warfarin Perdarahan, gangguan
perkembangan biladigunakan pada
kehamilan 6 - 12
Antikoagulan untuk
katup mekanik, penyakit jantung katup
yang disertai fibrilasi
Dm
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 28/45
minggu atrium selama
kehamilan 12 – 36minggu
UnfractionatedHeparin
Perdarahan, defek congenital tidak ada
Antikoagulan untuk katup mekanik,
penyakit jantung katupyang disertai fibrilasiatrium selama
kehamilan 12 – 36
minggu
Cm
Heparin berat
molekul rendah
Perdarahan Saat ini tidak
diindikasikan selama
kehamilan
Dm
Aspirin Perdarahan,
memperpanjang proseskelahiran, berat badan
lahir rendah (biladimakan pada dosis besar)
Aspirin dosis rendah
(81 mg/hari)adakalanya digunakan
sebagai tambahan pada pasien denganriwayat emboli
sebelumnya atau
trombosis katup
protese
C
Antiaritmia
Digoksin Tidak mempunyai efek
yang besar
Supresi aritmia
supraventrukuler
C
Adenosin Tidak mempunyai efek
yang besar
Konversi aritmia
supraventrikuler
Cm
Kuinidin Dosis besar bisaoksitosik
Adakalanya digunakanuntuk supresi aritmia
atrial atau ventrikel
Cm
Warfarin Perdarahan, gangguan
perkembangan bila
digunakan padakehamilan 6 - 12
minggu
Antikoagulan untuk
katup mekanik,
penyakit jantung katupyang disertai fibrilasi
atrium selama
kehamilan 12 – 36
minggu
Dm
UnfractionatedHeparin
Perdarahan, defek congenital tidak ada
Antikoagulan untuk katup mekanik, penyakit jantung katup
yang disertai fibrilasi
atrium selamakehamilan 12 – 36
minggu
Cm
Heparin berat Perdarahan Saat ini tidak Dm
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 29/45
molekul rendah diindikasikan selama
kehamilan
Aspirin Perdarahan,
memperpanjang proseskelahiran, berat badan
lahir rendah (biladimakan pada dosis besar)
Aspirin dosis rendah
(81 mg/hari)adakalanya digunakan
sebagai tambahan pada pasien denganriwayat emboli
sebelumnya atau
trombosis katup
protese
C
Antiaritmia
Digoksin Tidak mempunyai efek
yang besar
Supresi aritmia
supraventrukuler
C
Adenosin Tidak mempunyai efek
yang besar
Konversi aritmia
supraventrikuler
Cm
Kuinidin Dosis besar bisaoksitosik
Adakalanya digunakanuntuk supresi aritmia
atrial atau ventrikel
Cm
2.9. KOMPLIKASI
Pada wanita hamil dengan gangguan jantung dapat terjadi berbagai komplikasi seperti
gagal jantung kongestif, edema paru, kematian, dan abortus. Siu dkk (2001) memperluas
klasifikasi NYHA dan mengembangkan sistem penilaian untuk memprediksi komplikasi jantung
selama kehamilan. Sistem ini didasarkan pada analisis prospektif terhadap 562 wanita hamil
dengan penyakit jantung dalam 617 kehamilan di 13 rumah sakit pendidikan Kanada.9,23
Tabel 3. Prediktor Risiko Maternal untuk Komplikasi Jantung 6,9,23
KRITERIA CONTOH POIN
Riwayat sakit jantung
sebelumnya
Riwayat gagal jantung, serangan iskemik transien,
aritmia, atau stroke sebelum kehamilan.
1
Wanita dengan NYHAkelas III
atau IV atausianosis
1
Obstruksi jantung kiri katup mitral < 2 cm2, katup aorta <1,5 cm2, atau
gradien puncak arus keluar ventrikel kiri > 30mm
Hg dengan echocardiography
1
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 30/45
Obstruksi sisi kiri ditandai
dengan
LVEF < 40%, kardiomiopati restriktif, atau
kardiomiopati hipertropik
1
Risiko edema paru, aritmia berkelanjutan, stroke, serangan jantung, atau kematian jantung akan meningkat bila memiliki salah satu faktor tersebut di atasdan akan semakin
bertambah bila memiliki dua faktor atau lebih.9
Tabel 4. Persentase Risiko komplikasi maternal.9
Jumlah prediktor Risiko kejadian gangguan jantungdalam kehamilan
0 5%
1 27%
>1 75%
Faktor risiko obstetri yang sering termasuk yaitu umur ibu (risiko meningkat pada umur <
20 dan > 35 tahun) , riwayat dilatasi prematur, ruptur membran, serviks inkompeten, gestasi
multipel dan riwayat operasi sesar.9
Faktor ibu yang bisa meningkatkan faktor risiko janin termasuk NYHA kelas III dan IV
dan sianosis, obstruksi jantung kiri, gestasi multipel, ataupemakaian antikoagulasi oral saat
hamil. Faktor risiko bukan jantung termasuk merokok.9,23
Selain dari permasalahan yang bisa timbul pada ibu, seorang dokter jugaharus
memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi kepada janin yang dikandung. Adapun pengaruh
penyakit jantung terhadap janin yaitu dapat menyebabkan prematuritas, dismaturitas atau
pertumbuhan janin terhambat, lahir dengan skor apgar rendah, dan kematian janin dalam rahim
(KJDR). 9,24
2.10. PROGNOSIS
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 31/45
Pada banyak wanita dengan penyakit jantung, prognosis umumnya baik. Wanita dengan
penyakit jantung kongenital asianotik memiliki prognosis yang lebih baik dibanding dengan
penyakit jantung kongenital sianotik. Banyak ahli yang mengatakan bahwa seorang wanita
dengan penyakit jantung risiko tinggi harus mencegah kehamilan oleh karena tingginya risiko
kematian ibu. Keadaan ini meliputi hipertensi pulmonal dengan atau tanpa septal defek, obstruksi
aliran traktus ventrikel kiri yang hebat, penyakit jantung sianotik, dan marfan syndrom dengan
keterlibatan aortic root . 9
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 32/45
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Megawati Tampubolon
T/Tanggal Lahir : Sintanauali, 29/09/1986
Umur : 26 tahun
Alamat : Desa Sintanauli Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun
Status : Sudah Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Tanggal Masuk : 18 Oktober 2012
Identitas Suami
Nama : Jauri Manurung
Umur : 30 tahunAlamat : Desa Sintanauli Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun
Status : Sudah Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Anamnesis
Keluhan Utama : Mulas-mulas mau melahirkan
Telaah : Hal ini dialami os sejak tanggal 17 Oktober 2012 pukul 20.00 WIB. Riwayat
keluar lendir darah dialami pasien sejak tanggal 18 Oktober 2012 pukul 06.00.Riwayat keluar air dari kemaluan disangkal pasien.
Sesak nafas dialami os sejak kehamilan usia 2 bulan dan semakin memberat
degan bertambahnya usia kehamilan terutama dalam 1 minggu ini. Sesak
nafas berhubungan dengan aktifitas sehari-hari. Sesak nafas tidak
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 33/45
berhubungan dengan cuaca. Sesak nafas berkurang dengan posisi setengah
duduk. Riwayat terbangun pada malam hari karena sesak nafas sering dialami
pasien. Riwayat jantung berdebar-debar sering dialami pasien. Pasienmenyangkal adanya riwayat nyeri dada.
Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal.
RPT/RPO : Tidak jelas
HPHT : 20/02/2012
TTP : 27/11/2012
ANC : Bidan 3x; SpOG 1x
Riwayat Persalinan :
1. Laki-laki , 3500 gram, aterm, PSP, Bidan, Klinik, 11 bulan.
2. Hamil ini.
Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 36,7º C
Hb
Cor
Pulmo
: 11.8 g/dL
: S1S2 : Normal, Murmur mid diastolic grade 2/4 di apeks
: SP: vesikuler, ST: (-)
Refleks KPR : NormalKelainan fisik : Tidak ada
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 161 cm
Status Obstetrikus
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 4 jari dibawah proceccus xifoideus (26 cm)
Tegang : Kiri
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
His : (+) 1x10”/10’, kekuatan : sedang
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 34/45
DJJ : 148x/menit
VT : Cervix sacral, diameter 2 cm, effacement 40%, secret (+), kepala H1, UUK ?
ST : Lendir darah (+), air ketuban (-)
Pelvimetri klinik:
a. Promontorium
b. Linea inominata
c. Os sakrum
d. Spina Ischiadika
e. Os koksigeus
f. Arkus pubis
Kesan: panggul adekuat
: Tidak teraba
: Teraba 2/3 anterior
: Cekung
: Tidak menonjol
: Mobil
: Tumpul (>90°)
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin (19/10/2012) (18/01/2012)
Hb : 11,3 g%
Eritrosit : 4,07x106 mm3
Leukosit : 18,49x103 mm3
Hematokrit : 34,9%
Trombosit : 208x103 mm3
Analisa Gas Darah
pH : 7,388 mmHg (7,35-7,45)
pCO2 : 24,2 mmHg (28-42)
pO2 : 150,2 mmHg (85-100)
HCO3 : 14,3 mmHg (22-26)
BE : -9,1 ( (-2)- (+2)
SatO2 : 99%
Kesan : Alkaliosis Respiratorik
Terkompensasi
Glukosa darah sewaktu : 53 mg/dl
Ureum/Kreatinin : 57,8/0,98 mg/dl
Natrium/Kalium/Klorida: 136/4,6/108 mEq/dl
Hb : 12,2 g%
Eritrosit : 4,46x106 mm3
Leukosit : 22,98x103 mm3
Hematokrit : 38%
Trombosit : 221x103 mm3
Analisa Gas Darah
pH : 7,402 mmHg (7,35-7,45)
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 35/45
pCO2 : 27,1 mmHg (28-42)
pO2 : 159,3 mmHg (85-100)
HCO3 : 16,5 mmHg (22-26)
BE : -6,5 ( (-2)- (+2)
SatO2 : 98,6%
Kesan : Alkaliosis Respiratorik
Terkompensasi
Glukosa darah sewaktu : 78,1 mg/dl
Ureum/Kreatinin : 24,8/0,59 mg/dl
Natrium/Kalium/Klorida:135/4,9/109 mEq/dl
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 36/45
Pemeriksaan EKG
Foto Thoraks
Laporan Echo Doppler
36
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 37/45
Katup-katup :
∼ Mitral Stenosis Severe, Mitral Valve Anulus Planimetri 0,80 cm2
∼ Mitral Regurgitasi Moderate-Severe
∼ Pulmonal Regurgitasi Moderate
∼ Trikuspid Regurgitasi Moderate-Severe
∼ AR trivial
∼ Dimensi ruang jantung : LA, RV dilatasi, SEC (-)
∼ Fungsi sistolik LV : 61%
∼ Wall motion : Global normokinetik
∼ PH dengan MPAP ; 42 mmHg
∼
Efusi pericardial minimal (+)
Diagnosis : Secundi Gravida + Kehamilan Dalam Rahim (34-35 minggu) + Presentasi
Kepala + Anak Hidup + Inpartu + CHF FC III e.c Mitral Stenosis Severe +
Hipertensi Pulmonal
Therapi : IVFD Ringer Laktat 10 tetes/menis
Persiapan Operasi Secio Secarea
Rencana : Sectio Secarea CITO di COT37
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 38/45
Konsul kardiologi untuk rawat bersama dan toleransi operasi
Konsul anestesi untuk tindakan anastesi
Konsul anak untuk perawatan bayi baru lahir
Laporan Operasi Sectio Secarea (18/10/2012)
• Ibu dibaringkan di meja ginekologi dengan infus dan kateter terpasag baik.
• Dengan spinal anestesi dilakukan tindakan septik antiseptik pada seluruh dinding
abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi. Dilakukan insisi
pfanenstial pada kutis, subkutis hingga fascia, dengan menyisipkan pinset anatomis
dibawahnya. Kemudian fascia digunting ke kiri dan kanan. Otot dikuakkan,
peritoneum dijepit dengan 2 klem lalu digunting ke atas dan bawah.
• Tampak uterus gravidarum dengan besar sesuai masa kehamilan. Dilakukan insisi
konkaf pada SBR hingga subendometrium. Endometrium ditembus secara tumpul dan
dilebarkan sesuai arah insisi. Dengan melokalisir kepala, lahir bayi laki-laki dengan
berat badan 1820 gram, Panjang badan 40 cm.
• Plasenta dilahirkan secara PTT kesan lengkap. Kavum uteri dibersihkan dari sisa
selaput plasenta. Uterus ditutup dengan jahitan continuous interlocking.
• Identifikasi tuba kiri dan kanan lalu dilakukan sterilisasi pomeroy.
• Identifikasi ovarium lalu dilakukan sterilisasi.
• Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis mulai dari peritoneum, otot, fascia,
subkutis dan kutis. Luka operasi ditutup dengan sufratul, kassa steril dan hipafix.
• Keadaan Umum ibu post SC : Stabil
Instruksi :
Awasi vital sign, kontraksi dan tanda-tanda perdarahan
Cek darah rutin 2 jam post SC
NEONATUS
1. Jenis kelahiran : Tunggal
2. Lahir tanggal : 18 Oktober 2012
3. Keadaan lahir : Sehat
4. Nilai APGAR : 8/9
5. Bantuan pernafasan : -
6. Jenis kelamin : Laki-laki
7. Berat badan (g) : 1820 g
8. Panjang badan (cm) : 40 cm
38
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 39/45
9. Lingkar kepala : 29 cm
10. Kelainan bawaan : Tidak ada
11. Trauma : Tidak ada
Follow up (18/10/2012)
S : Nyeri luka operasi (+), sesak (+)
O : Status Presens
Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)
TD : 100/70 mmHg Ikterik : (-)
HR : 110x/menit Dispnoe : (+)
RR : 33x/menit Sianosis : (-)
T : 36,8º C Edema : (-)
Status Obstetrikus
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+), luka operasi tertutup perban
TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
P/V : (-), lochia rubra (+)
BAK : (+) terpasang kateter, Urin output ±60 cc/jam
BAB : (-), flatus (-)
ASI : (-)
A : Post Sectio Secarea a/i CHF Fc III/IV e.c. Mitral Stenosis Severe + HipertensiPulmonal + NH0
P : IVFD Ringer Laktat + Oksitosisn 10-10-10 i.v 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxon 1 gram/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Follow up (19/10/2012)
S : Sesak nafas (+)
O : Status Presens
Sensorium : Compos Mentis Anemis : (-)
TD : 90/60 mmHg Ikterik : (-)
HR : 110x/menit Dispnoe : (+)
RR : 34x/menit Sianosis : (-)
T : 36,8º C Edema : (-)
Status Obstetrikus
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+), luka operasi tertutup perban
39
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 40/45
TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
P/V : (-), lochia rubra (+)
BAK : (+) terpasang kateter, Urin output ±60 cc/jam
BAB : (-), flatus (-)
ASI : (-)
A : Post Secio Secarea a/I CHF Fc III/IV e.c. Mitral Stenosis Severe + Hipertensi Pulmonal
+ NH1
P : IVFD Ringer Laktat + Oksitosin 10 IU i.v 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxon 1 gram/12 jam
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
40
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 41/45
BAB 4
ANALISA KASUS
Teori Kasus
Perubahan hemodinamik terjadi
selama kehamilan, inpartu, persalinan,
dan pascapersalinan. Perubahan ini
dimulai sejak usia kehamilan 5 hingga
8 minggu dan mencapai puncaknya di
akhir trimester kedua. Pada pasien
dengan adanya gangguan jantung
sebelumnya, dekompensasi seringkali
terjadi pada puncak perubahan ini.
Pasien mengaku tidak mengetahui
menderita penyakit jantung sebelumnya
dan mengetahuinya setelah hamil, di
mana gejala-gejala sepeti sesak nafas dan
jantung berdebar-debar sering dialami
pasien, dan ketika kontrol kehamilan
dokter memberitahunya tentang kelainan
jantung yang dialaminya.
Murmur atau bising jantung salah satu
tanda adanya kelainan jantung,
walaupun tidak semua bising jantung
merupakan tanda penyakit jantung.
Pemeriksaan dengan ekokardiografi
diperlukan jika didapatkan . murmur
diastolik, murmur kontinum atau
murmur sistolik (grade 2 atau lebih)
atau murmur yang berhubungan
dengan gejala atau EKG yang
abnormal.
Pada pasien didapati murmur kontinum
mid diastolic grade 2/4 di apeks dan EKG
abnormal (Left Ventricle Hypertrophy).
Setelah dilakukan Ekokardiografi
didapati mitral stenosis severe, mitral
regurgitasu moderate-severe.
Menurut WHO, stenosis mitral berat
dan hipertensi pulmonall termasuk
dalam kelas resiko IV. WHO kelas I
merupakan risiko yang sangat besar
bahkan disarankan untuk tidak hamil,
tindak lanjut kardiologi selama
kehamilan sangat diperlukan.
Dalam kasus ini, pasien menderita
stenosis mitral berat dan hipertensi
pulmonal sehingga termasuk dalam WHO
kelas IV yang memiliki resiko yang
sangat tinggi dalam kehamilan dan
diperlukan edukasi untuk tidak hamil
sehingga kepada pasien dianjurkan
sterilisasi.
Indikasi persalinan sesar pada ibu
dengan kelainan jantung adalah :
Pasien ini menderita kelainan katup
jantung berupa mitral stenosis berat. Dari
41
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 42/45
1. Stenosis aorta berat (AS)
2. Bentuk hipertensi pulmonal
berat (termasuk sindrom
Eisenmenger)
3. Gagal jantung akut
4. Dipertimbangkan pada pasien
dengan prostesis katup jantung
mekanik umuk mencegah
masalah dengan persalinan
pervaginam yang terencana
5. Sindrom Marfan
6. Diseksi aorta kronik atau akut
hasil ekokardiografi didapatkan hasil
hipertensi pulmonal. Oleh karena itu,
dilakukan persiapan persalinan sesar sito
untuk terminasi kehamilan.
Prematuritas merupakan bayi yang
lahir hidup dengan usia gestasi 37
minggu atau kurang.
Pada kasus ini, pasien melahirkan bayi
hidup pada usia gestasi 34-36 minggu.
Penyakit jantung dapat menyebabkan
partus prematurus atau kematian janin
intra uterin karena oksigenasi janin
terganggu. Retardasi pertumbuhan
janin dan persalinan preterm pada
wanita hamil dengan kelainan jantung,
kemungkinan disebabkan oleh
ketidakmampuan mempertahankan
sirkulasi uteroplasenter secara adekuat.
Pasien menderita penyakit gagal jantung
fungsional kelas III-IV akibat stenosismitral melahirkan bayi dengan usia
gestasi 34-36 minggu
42
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 43/45
BAB 5
KESIMPULAN
Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak
setelah preeklamsi/eklamsi dan perdarahan postpartum. Untuk itu penyakit ini harus
terdiagnosis sedini mungkin karena dapat membahayakan ibu dan janin dengan cara
melakukan antenatal care, ataupun telah mendiagnosis kelainan jantung sebelum ibu
mengandung. Jika hal ini telah terdiagnosa, penatalaksanaan yang tepat secara farmakologi
maupun non farmakologi harus segera dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan janin serta
menurunkan komplikasi.
Penyuluhan terhadap ibu yang akan merencanakan kehamilan dan ibu hamil terhadap
penyakit jantung dalam kehamilan perlu dilakukan agar ibu dapat mengetahui dan
mengantisipasi penyakit ini.
43
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 44/45
DAFTAR PUSTAKA
1. Anwar, TB. Wanita Kehamilan dan Penyakit Jantung. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara: Usu Repository; 2004. hal. 1-33.
2. DeCherney, AH., et al. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics &Gynecology,
Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill; 2003. p. 22.1-9.
3. Sovndal, S, Jeffrey AT. Cardiovascular Disorders in Pregnancy. In Pearlman,MD.,
Judith ET., Pamela LD. Obstetrics & Gynecology Emergencies,Diagnosis and
Management, 1stedition . New York. McGraw-Hill. 2004. p.20.1-21.
4. Hartanuh. Penyakit Jantung Pada Kehamilan.Pada: Buku Ajar Kardiologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2001 : 289-297.
5. Najoan N Warouw. Penyakit Jantung Dalam Kehamilan.Pada: Ilmu Kedokteran
Feto-Maternal . Edisi perdana. Himpunan Ilmu Kedokteran Fetomaternal
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Surabaya. 2004 :506-513
6. Sedyawan, JH. Penyakit Jantung Katup. Dalam Saifuddin, AB., dkk. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo; 2008. Hal
766-69.
7. Hudono, S. T., Samil, R. S. Penyakit Kardiovaskuler. Pada : Ilmu Kebidanan. Edisi
ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1997: 429-447.
8. Easterling, T. R., Otto, C. Heart Disease. Pada: Gabbe S.G., Niebyl, J. R., Simpson,
J.L.,(Eds ). Gabbe: Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 4th Ed. Churchill
Livingstone, Inc, New York. 2002: 1970-2038.
9. Cunningham FG., et al. William’s Obstetrics, 23rdedition. New York. TheMcGraw-
Hill. 2007. p. 44.1-36.
10. Ratnadewi N, Suardi A. Tinjauan kasus penyakit jantung dalam kehamilan di RSU
Dr.Hasan Sadikin selama 5 tahun (1994-1998). Maj Obstet Ginekol Indones 2000;24(1):37 - 42.
11. Cole P. Cardiac disease. In: Winn H, Hobbins J, editors. Clinical maternal-fetal
medicine. 1 st ed. New York: The Parthenon Publishing Group; 2000. p. 369 - 84.
12.Hudak. Gallo. 1997. Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic. Jakarta: EGC.
13.Holcroft, C., Graham, E. Cardiopulmonary Disorders of Pregnancy. Pada: Md.
Bankowski , B. J.,et al. (Eds.). The Johns Hopkins Manual of Gynecology and
Obstetrics, 2nd Ed. The Johns Hopkins University Department ,Lippincott Williams &
Wilkins Publishers, New York. 2002: 219-231.
44
7/30/2019 CHF Pregnancy New
http://slidepdf.com/reader/full/chf-pregnancy-new 45/45
14.Easterling, T. R., Otto, C. Heart Disease. Pada: Gabbe S.G., Niebyl, J. R., Simpson,
J.L.,(Eds). Gabbe: Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 4th Ed. Churchill
Livingstone, Inc, New York. 2002: 1970-2038.
15.Meller, J., Goldman, M. E. Cardiovascular Disease. Pada: Cohen W.R., Cherry S.H.,
Merkatz), I.R. (Eds.). Cherry & Merkatz's Complications of Pregnancy; 5th Ed.
Lippincott, Williams & Wilkins, New York. 2000: 329-354.
16.Ganong, WF : Review of Medical Physiology, 20th ed. McGraw-Hill, 2001
17. Nasution, SA. Kehamilan Pada Penyakit Jantung. Dalam Sudoyo AW, BukuAjar
Ilmu Penyakit Dalam, jilid III, edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI; 2007. Hal.1669-1672.
18. Masdanang. (2008, Juni 20). Congestive Heart Failure/Gagal Jantung . Diakses 24
September 2008 dari http://masdanang.co.cc/?p=12
19.Cokat. (2008, Maret 1). Gagal Jantung. Diakses 24 September 2008 dari Cokat`s site:
http://cokat.multiply.com
20.Marulam. (2006). Gagal Jantung. In Sudoyo dkk, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (p.
1513). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
21. Artoni F, Sedyawan J. Kelainan jantung pada kehamilan dan persalinan tahun 2001 di
RSCM. In: Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII POGI; 2002; Malang; 2002.
22. Anwar, Bahri, 2004. E-USU Repository, bagian Kardiologi dna Kedokteran Vaskular
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
23. Karkata, MK., dkk. Panduan Penatalaksanaan Kasus Obstetri. Jakarta:
KomisiPengabdian Masyarakat Himpunanan Kedokteran Feto Maternal POGI;
2012.hal. 50-75.
24. Mochtar, R., Lutan Delfi. Sinopsis Obstetri, Jilid 1. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran
EGC; 1998. hal 137-41