Lap Pendahuluan VCO

19
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN Nama : Farista Galuh Sandra Nim : 03121403003 Kelompok : 6 (Enam) I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan secara komersil 2. Dapat mengetahui manfaat enzim dalam pembuatan VCO 3. Dapat mngetahui zat apa saja yang terkandung di dalam VCO III. DASAR TEORI 3.1. Kelapa (Cocos Nucifera) Kelapa termasuk tanaman berkeping satu (monocotyledone), berakar serabut dan merupakan golongan palem (palmae). Kelapa terdiri dari batang, sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencappai ketinggian 30 meter. Ia berasal Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 1000 meter 1

Transcript of Lap Pendahuluan VCO

Page 1: Lap Pendahuluan VCO

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN

Nama : Farista Galuh Sandra

Nim : 03121403003

Kelompok : 6 (Enam)

I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Dapat mengetahui cara pembuatan VCO dan dipasarkan secara komersil

2. Dapat mengetahui manfaat enzim dalam pembuatan VCO

3. Dapat mngetahui zat apa saja yang terkandung di dalam VCO

III. DASAR TEORI

3.1. Kelapa (Cocos Nucifera)

Kelapa termasuk tanaman berkeping satu (monocotyledone), berakar

serabut dan merupakan golongan palem (palmae). Kelapa terdiri dari batang,

sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Kelapa secara alami tumbuh di

pantai dan pohonnya mencappai ketinggian 30 meter. Ia berasal Samudera Hindia,

namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh

hingga mencapai ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, namun seiring

dengan meningkatnya ketinggian, ia akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

Kandungan kimia pada daging kelapa adalah air, protein, dan lemak yang

merupakan jenis emulsi dengan emulgatornya. Emulsi adalah campuran antara

partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase

pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tidak dapat

bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Emulgator adalah

zat yang berfungsi untuk mempererat emulsi, dalam hal ini emulgatornya adalah

protein. Pada ikatan protein akan membungkus butiran-butiran minyak kelapa

dengan suatu lapiran tipis sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa bergabung

lapisan tipis sehingga butiran-butiran minyak tidak bisa tergabung, Emulsi tidak

akan terpecah, karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari

1

Page 2: Lap Pendahuluan VCO

2

protein minyak. Untuk merusak ikatan emulsi lemak pada santan kelapa

mengunakan metode enzimatis

Buah kelapa memiliki komposisi kimia seperti air, kalori dan fosfor yang

tinggi, dan mengandung sedikit protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi serta

vitamin. Menurut Ketaren (1986), bahwa adapun komposisi kimia daging buah

kelapa per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 3.1.1.

Tabel 3.1.1. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa per 100 Gram

Zat Gizi Buah MudaBuah Setengah

TuaBuah Tua

Kalori 68,0 kal 180,0 kkal 359,0 kkal

Protein 1,0 g 4,0 g 3,4 g

Lemak 0,9 g 13,0 g 34,7 g

Karbohidrat 14,0 g 10,0 g 14,0 g

Kalsium 7,0 mg 8,0 mg 21,0 mg

Fosfor 30,0 mg 55,0 mg 98,0 mg

Besi 1,0 mg 1,3 mg 2,0 mg

Thiamin 0,06 mg 0,05 mg 0,1 mg

Asam askorbat 4,0 mg 4,0 mg 2,0 mg

Air 83,3 g 70,0 g 46,9 g

Bagian yang dapat

dimakan53 g 53 g 53 g

(sumber : Ketaren, 1986)

Page 3: Lap Pendahuluan VCO

3

3.2. Santan Kelapa

Santan adalah cairan berwarna putih yang diperoleh dari pengepresan atau

pemerasan daging kelapa segar dengan atau tanpa penambahan air. Pengolahan

santan yang tahan lama dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis dan

ukuran buah kelapa, cara dan tahap pemerasan dan faktor-faktor lainnya.

Santan kelapa dapat diperoleh dengan memeras campuran parutan kelapa

dengan air. Banyaknya air santan yang diperoleh sangat tergantung pada

banyaknya air yang ditambahkan pada saat pembuatan santan. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa pemerasan parutan kelapa tanpa air diperoleh emulsi

minyak dalam air yang mengandung minyak sekitar 41- 44%, air sekitar 46%, zat

padat bebas lemak sekitar 10%, dan protein sekitar 4,8%. Bahan tersebut

dinamakan sebagai krim kelapa atau “cocos cream” (M. Qazuini, 1993). Santan

adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari pemerasan. Jika santan

didiamkan akan terpisah menjadi dua fase yaitu fase skim yang jernih bagian

bawah dan fase krim yang berwarna putih susu dibagian atas.

3.3. Papaya

Papaya merupakan salah satu buah tropis yang keberadaannya cukup

melimpah. Papaya memiliki nama latin Carica papaya L, dan termasuk dalam

keluarga Caricaceae. Tanaman ini dimanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi

karena sifatnya yang enak, manis dan menyegarkan. Selain mengandung banyak

air, buah papaya juga banyak mengandung vitamin C, hampir semua bagian dari

pohon papaya bisa digunakan sebagai obat, seperti daun, bunga, biji, akar, getah,

dan kulit papaya.

Dalam tanaman papaya terkandung enzim papain yang berfungsi untuk

melancarkan pencernaan. Selain kandungan enzim papain, dalam papaya juga

terkandung sifat antiseptic yang berfungsi untuk mencegah perkembangbiakan

bakteri-bakteri jahat yang ada di dalam usus. Oleh karena itu, papaya sangat

direkomendasikan untuk mengatasi masalah pencernaan. Enzim papain ini dapat

dimanfaatkan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO). Proses pembuatan

Virgin Coconut Oil (VCO) dengan menggunakan enzim lebih dikenal dengan

pembuatan VCO secara enzimatis.

Page 4: Lap Pendahuluan VCO

4

3.4. Enzim Papain

Papain adalah suatu enzim pemecah proteolitik (enzim pemecah protein

yang terdapat dalam getah papaya). Kandungannya dapat mencapai 50% berat

kering getah. Seluruh bagian tanaman kecuali biji dan akar mengandung enzim

papain. Buah merupakan penghasil getah paling banyak, dihasilkan oleh saluran-

saluran getah yang banyak terdapat di bawah lapisan buah atau lapisan mesokrap.

Enzim Papain banyak digunakan dalam industri pengolahan daging. Daging dari

hewan tua pun dapat menjadi lunak jika diberi enzim papain. Enzim papain juga

digunakan sebagai bahan penghancur sisa atau buangan hasil industri pengalengan

ikan menjadi bubur ikan atau konsentrat protein hewani.

Pada industri penyamakan kulit, enzim papain sering digunakan untuk

melembutkan kulit selain itu juga enzim papain berperan penting dalam industri

bir. Enzim papain juga dapat digunakan sebagai bahan krim pembersih kulit,

terutama muka dan masih banyak manfaat enzim papain lainnya sedangkan cara

untuk memproduksi enzim papain sangatlah mudah. Bahan baku yang perlu

dipersiapkan adalah getah papaya dan sedangkan bahan pembantunya yaitu air

dan sulfat. Cara pengambilan getah papaya tersebut yaitu dilakukan pada buah

papaya yang sudah berumur 2.5-3 bulan dan waktu yang untuk melakukan

penyedapan adalah sekitar pukul 05.30-08.00 wib atau pukul 17.30-18.30 wib,

sedangkan cara pengolahan getah papaya tersebut agar menjadi enzim papain

kasar maka harus dikerjakan dengan 2 cara, yaitu :

1. Pengeringan dengan sinar matahari, pengeringan ini hanya mengandalkan

sinar matahari.

2. Pengeringan dengan pengering kabinet, pengeringan ini menggunakan alat

listrik yang berbentuk kabinet.

3.5. Virgin Coconut Oil (VCO)

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang berasal dari daging

buah kelapa segar yang diproses tanpa melalui pemanasan atau dengan pemanasan

terbatas sehingga bergizi tinggi. Proses pengolahan ini dimaksudkan agar semua

senyawa yang bermanfaat tidak termutasi serta tidak terkontaminasi oleh bahan-

bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang

Page 5: Lap Pendahuluan VCO

5

diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam

lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan daya simpan

lebih lama. Dalam perkembangannya VCO telah dimanfaatkan sebagai bahan

baku farmasi, kosmetik, dan pangan.

Senyawa utama dari Virgin Coconut Oil (VCO) adalah asam laurat yakni

sebanyak 50–53%. Keberadaan asam laurat menyebabkan Virgin Coconut Oil

(VCO) bersifat mudah dicerna dan terbakar serta tidak tersintesis dalam tubuh

sebagai kolesterol. Asam laurat yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi

monolaurin (monogliserida) yang dapat melarutkan lemak dan fofolipid sehingga

mematikan virus. Selain itu monolaurin juga dapat menarik plasma dari membran

bakteri sehingga dapat bekerja sebagai antibiotik. Virgin Coconut Oil (VCO)

mengandung 93% asam lemak jenuh tetapi 47–53% berupa minyak jenuh berantai

sedang atau medium chain fatty acid (MCFA). Tabel berikut ini menunjukkan

kandungan VCO secara umum :

Tabel 3.5.1. Kandungan VCO secara umum

Kandungan Persentase (%)

Saturated Fat 92,55

Polyunsaturated Fat 1,12

Monounsaturated Fat 6,09

(sumber : Hana Timoti, 2005)

Tidak seperti minyak sayur lainnya, Virgin Coconut Oil (VCO) ternyata dapat

mempertahankan struktur kimianya dan tidak termutasi atau tidak pecah menjadi

asam lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol. Jadi Virgin Coconut Oil

(VCO) sama sekali tidak mengandung asam lemak trans. Dari komponen asam

lemaknya, minyak ini mirip dengan air susu. Adapun sifat fisik dari Virgin

Coconut Oil (VCO) antara lain :

a) Warnanya bening

b) Beraroma harum

c) Encer

Page 6: Lap Pendahuluan VCO

6

Komposisi dari VCO adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5.2. Komposisi VCO

Asam lemak Persentase (%)

Asam laurat 48,05

Asam miristat 16,97

Asam palmitat 9,01

Asam caprilat 9,01

Asam oleat 6,09

Asam stearat 2,78

Asam linoleat 1,12

(sumber : Hana Timoti, 2005)

Saat ini VCO telah diproduksi secara luas di berbagai negara. Ada beberapa

metode dalam membuat VCO, akan tetapi semuanya tetap harus memenuhi

standar kandungan air dalam VCO harus kurang dari 0,1%. Secara umum ada 2

proses pembuatan VCO yaitu proses direct micro expeller (DME) dan proses wet-

milling.

a) Proses Direct Micro Expeller (DME)

Proses ini disebut juga proses kering. Pada proses ini daging kelapa yang

masih segar dikeringkan dengan panas yang rendah dan waktu sebentar. Setelah

itu daging kelapa segar tadi ditekan secara mekanis sehingga menghasilkan

minyak.

b) Proses Wet-Milling

Proses ini banyak dilakukan oleh masyarakat. Pada proses ini tidak

dilakukan pengeringan terhadap daging kelapa. Proses wet-milling diawali dengan

memarut daging kelapa segar dan memerasnya sehingga dihasilkan santan kelapa.

Selanjutnya minyak dipisahkan dari air dan ampas kelapa. Metode yang dapat

digunakan untuk memisahkan minyak dari air dan ampas kelapa antara lain

dengan proses pemanasan, fermentasi, enzim, dan centrifuge.

Page 7: Lap Pendahuluan VCO

7

3.6. Minyak Kelapa Sebagai Bahan Baku Pembuatan VCO

Kelapa termasuk tanaman berkeping satu (monocotyledone), berakar

serabut dan merupakan golongan palem (palmae). Kelapa terdiri dari batang,

sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Seluruh bagian tanaman ini

bermanfaat bagi kehidupan sehingga tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat

untuk menghasilkan produk industri. Produk kelapa yang paling berharga adalah

minyak kelapa. Minyak kelapa dapat diperoleh dari daging buah segar. Buah

kelapa terdiri dari bagian-bagian:

1. Epicarp, yaitu kulit bagian luar yang permukaannya licin, dan agakkeras

2. Mesokarp, yaitu kulit bagian tengah terdiri dari serat-serat keras yang dibuat

sabut

3. Endocarp, yaitu bagian tempurung yang keras sekali

4. Endosperm, yaitu daging buah

Minyak kelapa memiliki kadar asam lemak tidak jenuh ganda omega-3

EPA dan DHA yang dapat menurunkan kolesterol VLDL, viskositas darah,

menghambat tromboksan serta mencegah penyumbatan pembuluh darah. Asam

lemak dalam minyak kelapa banyak mengandung asam lemak rantai sedang

(Medium chaind fatty acid) yang berfungsi memperbaiki asam lemak tubuh secara

sinergis dengan asam lemak esensial. Dengan mengkonsumsi MCFA bisa

meningkatkan efisiensi asam lemak esensial sebesar 100%. Kandungan MCFA

minyak kelapa juga sama seperti air susu ibu (ASI) yaitu memberi gizi dan

melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit degeneratif.

3.6.1. Sifat Fisika Kimia Minyak

Sebelum mengenal lebih jauh mengenai minyak kelapa, perlu diketahui

sifat fisik dan kimia minyak untuk memudahkan penjelasan beberapa istilah di

minyak kelapa. Pada prinsipnya minyak atau lemak dibutuhkan oleh tubuh

manusia, bahkan merupakan nutrisi yang sangat penting. Hal ini karena lemak

berfungsi sebagai pelarut vimtain A, D, E, K dan karotenoid. Bahkan lemak

mampu menghasilkan energi sebesar 9 kkal lebih besar dari karbohidrat dan

protein yang menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Sumber lemak dapat diperoleh

dari hewani dan nabati. Lemak nabati dapat diperoleh dari minyak goreng.

Page 8: Lap Pendahuluan VCO

8

Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan rangkap, asam lemak dibagi 3 jenis :

1. Asam lemak jenuh (Saturated fatty acid); contoh : asam laurat.

2. Asam lemak tak jenuh rantai tunggal (Monounsaturated fatty acid)

contoh: asam oleat

3. Asam lemak tak jenuh rantai ganda (Polyunsaturated fatty acid)

contoh : asam linoleat

Berdasarkan panjang rantai Carbon, asam lemak dibagi menjadi :

1. Asam lemak rantai pendek/short chain fatty acid (SCFA); 2-6 Carbon

contoh: asam cuka

2. Asam lemak rantai sedang/medium chain fatty acid (MCFA); 8-12 Carbon

contoh: minyak kelapa

3. Asam lemak rantai panjang/long chain fatty acid (LCFA); 14-24 Carbon

contoh: minyak sayur

Biasanya minyak goreng digunakan dalam kegiatan masak memasak.

Pada proses menggoreng minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas,

penambah nilai gizi dan kalori makanan yang akan digoreng. Pemanasan yang

berlebihan pada minyak goreng dapat mengubah asam lemak tak jenuh menjadi

gugus peroksida dan radikal bebas lainnya. Hal ini pada jangka panjang dapat

memicu terjadinya kanker.

Selain itu menggunakan minyak goreng berulang-ulang dapat juga

mengubah asam lemak tak jenuh akan menjadi asam lemak trans yang dapat

meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan HDL sehingga meningkatkan

risiko penyakit jantung koroner. Oleh karena itu pemilihan jenis minyak goreng

yang tepat menjadi sangat penting.

3.6.2. Kelebihan Minyak Kelapa dibandingkan Minyak Lainnya

Stabilitas minyak goreng dipengaruhi oleh ketidakjenuhan asam lemak

yang dikandungnya dan banyaknya ikatan rangkap. Ada tidaknya bahan lain juga

dapat mempercepat proses kerusakan minyak. Biasanya bahan minyak goreng

diperoleh dari kelapa, kedelai, jagung, biji bunga matahari, biji kapas dan wijen.

Secara keseluruhan semua minyak goreng tersebut mengandung berbagai jenis

asam lemak.

Page 9: Lap Pendahuluan VCO

9

Minyak goreng yang beredar di pasaran mengandung asam lemak rantai

panjang. Hal ini berbeda dengan minyak kelapa yang mengandung asam lemak

rantai sedang (>90%), sedangkan kandungan asam lemak rantai panjangnya

kurang dari 8%. Minyak yang berasal dari biji kapas, biji bunga matahari, kedelai

dan kacang-kacangan mengandung asam lemak tak jenuh cukup tinggi sehingga

jika terjadi kontak dengan udara pada suhu tinggi akan cepat teroksidasi,

akibatnya akan mudah berbau tengik. Selain itu jika dipanaskan akan mengalami

penggumpalan sehingga menjadi lebih kental dan membentuk asam lemak trans.

Jika dipakai dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan penyakit hipertensi,

kanker, kolesterol, gangguan pembuluh darah, jantung dan stroke.

Asam lemak jenuh rantai panjang yang dimiliki oleh minyak sayur dalam

sistem metabolisme berisiko menimbulkan penyakit karena tidak bisa langsung

diserap oleh tubuh. Asam lemak rantai panjang akan mengalami proses emulsi

yang selanjutnya dengan bantuan enzim dari pankreas diuraikan menjadi unit

yang lebih kecil yaitu asam lemak bebas yang dapat diserap langsung oleh dinding

usus. Asam lemak itu masuk aliran darah dalam bentuk lipoprotein yang akan

diangkut ke hati untuk diubah menjadi energi, kolesterol dan sisanya ditimbun di

jaringan lemak. Penimbunan yang terus menerus dapat menyebabkan kegemukan

sehingga risiko tinggi terkena darah tinggi, penyempitan pembuluh darah,

diabetes dan lain-lain. Berbeda dengan minyak goreng yang lainnya, minyak

kelapa mengandung asam lemak jenuh rantai sedang dan pendek yang tinggi,

yaitu sekitar 92%. Asam lemak jenuh dalam minyak kelapa terutama adalah asam

laurat, sekitar > 50%. Dalam tubuh asam laurat diubah menajdi monolaurin yang

mengandung antiobiotik alami sehingga mampu membunuh berbagai jenis

kuman, virus, mikroorganisme dengan cara merusak membran yang membungkus

sel yang terdiri dari asam lemak. Selain itu kandungan asam larutanya setara

dengan kandungan dalam air susu ibu (ASI).

Sifat istimewa ini membuat minyak kelapa menjadi lain dari minyak

goreng lainnya. Asam lemak jenuh rantai sedang pada minyak kelapa tidak

menimbulkan penyakit karena mudah diserap tubuh dan cepat diubah menjadi

energi. Dalam pencernaan, minyak kelapa tidak membebani kerja pankeras

Page 10: Lap Pendahuluan VCO

10

sehingga tidak menyebabkan terjadinya diabetes dan tidak memperburuk kondisi

penderita diabetes. Manfaat asam lemak jenuh dalam minyak kelapa sama seperti

pada ASI yaitu memberi zat gizi dan melindungi tubuh dari penyakit menular dan

penyakit degeneratif. Kandungan MCFA dapat digunakan sebagai suplemen

untuk mendapatkan energi lebih cepat karena proses metabolisme yang cepat.

Untuk mendapatkan manfaat bagi kesehatan, minyak kelapa dapat dikonsumsi

secara langsung ataupun digunakan untuk menggoreng atau menumis makanan.

Dengan struktur kimia asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkat

maka minyak kelapa relatif lebih tahan terhadap panas, cahaya dan oksidasi

sehingga memiliki daya simpan yang lama.

3.6.3. Kelebihan Minyak Kelapa Murni dibanding Minyak Kelapa Lainnya

Minyak kelapa sendiri ada 3 jenis yaitu :

1. Minyak kelapa komersial / RBD-Coconut Oil (Refined, Bleaching, Deodorized)

Minyak kelapa komersial (RBD) dibuat dari kelapa kopra, yaitu daging

kelapa yang dikeringkan. Hasil ekstraksi kopra berupa minyak mentah. Jika belum

dimurnikan minyak ini tidak layak dikonsumsi karena proses pengeringan kopra

tidak memperhatikan sanitasi. Minyak ini selanjutnya diproses dengan pemurnian,

pemutihan dan penghilangan aroma. Ketiga metode tersebut menggunakan bahan

kimia dan pemanasan tinggi. Pemanasan lebih dari 200oC akan menyebabkan

terjadinya perubahan struktur molekul asam lemak menjadi asam lemak trans.

Proses tersebut mengakibatkan sebagian kandungan bahan aktif dalam minyak

menjadi hilang.

2. Minyak kelapa tradisional / Traditional Coconut Oil

Minyak kelapa yang dikenal dengan nama kelentik dan dulu banyak

digunakan oleh masyarakat di pedesaan, sekarang jarang ditemukan di pasaran.

Kualitas minyak kelapa sangat dipengaruhi oleh asal dan kualitas bahan baku serta

proses pembuatan. Minyak kelentik diproses dengan pemanasan 110-120oC

sehingga menghasilkan minyak yang berwarna kuning dan relatif mudah tengik.

3. Minyak kelapa murni / Virgin Coconut Oil

Pembuatannya dilakukan dengan suhu rendah (<60oC). Keunggulan dari

minyak yang diproses seperti ini adalah struktur kimia terutama MCFA tidak

Page 11: Lap Pendahuluan VCO

11

berubah. Selain itu tanpa proses pemutihan dan proses hidrogenasi sehingga

menghasilkan minyak murni dengan kandungan zat aktif yang sangat tinggi.

3.7. Metode-Metode Pembuatan VCO

Beberapa metode yang digunakan dalam pembuatan VCO, yaitu :

1. Metode Penambahan Enzim

Dibuat dengan menggerus dengan sejenis ketam sawah dan diambil

airnya. Bagian kental dari santan kelapa ditambahkan dengan cairan perasan

ketam (enzim) dan diaduk hingga merata. Kemudian didinginkan selama tiga jam

hingga menghasilkan lapisan minyak dan lapisan padat tipis lainnya.

2. Metode Basah

Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan tidak lagi digunakan

untuk tujuan komersil. Kelapa dipilih yang tua, daging buah dipisahkan dari

tempurung, diparut, diperas hingga menjadi santan. Santan didiamkan dan diambil

bagian kentalnya kemudian digoreng dengan api kecil untuk menguapkan airnya.

Kemudian bagian padat dan cair dipisahkan dengan cara disaring.

3. Metode Kering

Dilakukan dengan cara penyaringan atau pemisahan minyak dari bungkil

(penyaringan sentrifugal).

4. Metode Dingin dan Segar

Kelapa didiamkan selama 2 minggu sampai 1 bulan agar terbentuk enzim

pembentuk minyak dan nantinya memisahkan minyak dari bagian kasar dan padat.

Setelah didiamkan, kelapa diparut dan diperas tanpa tambahan air terlebih dahulu.

Hasil perasan didiamkan selama 3-5 jam sehingga terbentuk lapisan minyak.

5. Metode Fermentasi

Metode ini agak sama dengan metode basah, bedanya pada saat santan

terbentuk, emulsi santan ditambahkan dengan ragi. Fermentasi dilakukan selama

8-12 jam.

6. Metode Pancingan

Tahapan metode ini sama dengan metode sebelumnya, tetapi santan yang

dihasilkan dituangkan dalam bejana transparan yang memiliki kran di bawahnya.

Setelah satu jam santan didiamkan, terbentuk dua lapisan (bagian kental putih

Page 12: Lap Pendahuluan VCO

12

berada pada lapisan atas dan air pada lapisan bawah). Air kemudian dipisahkan

dengan bagian yang kentalnya tersebut dengan cara membuka kran. Bagian yang

kental kemudian ditambahkan minyak virgin dalam jumlah perbandingan 2:1.

Kemudian diaduk sampai merata dan homogen dengan mixer roti. Campuran ini

kemudian didiamkan dalam wadah transparan sampai terpisah menjadi 3 atau 4

bagian. Tunggu sampai semua butir-butir emulsi memecah dan memisah. Bagian

padat yang berupa bubur putih dan masih banyak mengandung minyak inilah

yang kemudian dipanaskan hingga menghasilkan minyak dengan kualitas yang

baik.

3.8. Manfaat VCO Bagi Kesehatan

Manfaat Virgin Coconut Oil (VCO) dalam kehidupan manusia terutama

dibidang kesehatan yaitu :

1. Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza,

hepatitis C, cacar air, herpes dan penyakit-penyakit lainnya.

2. Mematikan berbagai bakteri penyebab pneumonia, sakit telinga, infeksi

tenggorokan, gigi berlubang, keracunan makanan, infeksi saluran kencing,

meningitis, gonorrhea, luka gangren dan masih sangat banyak lainnya.

3. Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas,

athletes foot, ruam karena keringat dan popok dan infeksi lainnya.

4. Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit lainnya.

5. Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat.

6. Meningkatkan energi dan stamina yang memperbaiki fisik dan penampilan

atlit.

7. Memperbaiki pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin dan asam amino

yang larut dalam lemak.

8. Memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah.

9. Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh.

10.Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang

dihubungkan dengan diabetes.