LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan...

57

Transcript of LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan...

Page 1: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.
Page 2: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

Keterangan Cover

Sumber Foto : Agus Budiyanto

Desain Cover : Sit i Balkis

Page 3: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

MONITORING

KESEHATAN TERUMBU KARANG

KOTAMADYA BATAM

TAHUN 2007

Disusun oleh :

TIM CRITC COREMAP II - LIPI

Page 4: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

TIM STUDI MONITORING EKOLOGI KOTAMADYA BATAM

KOORDINATOR TIM PENELITIAN :

ANNA MANUPUTTY

PELAKSANA PENELITIAN

SUYARSO

AGUS BUDIYANTO

YAHMANTORO

PRITI SWASTI

RIO HARYANTO

ABDULLAH SALATALOHI

DJUWARIAH

JOHAN PICASOUW

SUMADIYO

RIO HARYANTO

Page 5: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

KATA PENGANTAR ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i i

RINGKASAN EKSEKUTIF . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

BAB I . PENDAHULUAN .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .5

BAB I I . METODE PENELITIAN .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8

BAB II I . HASIL DAN PEMBAHASAN .. . . . . . . . . . . . . .13

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... . . . . . . . . . . . .36

DAFTAR PUSTAKA .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .38

LAMPIRAN .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .39

Page 6: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Al lah Yang Maha Esa, yang telah

memberikan karunia berupa wi layah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penel i t ian i lmiah.

Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini terdapat penambahan beberapa lokasi baru yang pendanaannya dibiayai oleh ADB (Asian Development Bank). Adapun lokasi- lokasi tersebut adalah : Mentawai, Nias, Nias Selatan, Tapanul i Tengah, Batam, Natuna, Lingga dan Bintan.

Pada tahun 2004 telah di lakukan studi baseline di delapan lokasi tersebut. Untuk mengetahui kondisi karang terkini maka pada tahun 2007 ini di lakukan monitoring. Kegiatan monitoring ini bertujuan untuk mengetahui kondisi karang di lokasi tersebut apakah membaik atau t idak. Hasi l monitoring dapat di jadikan sebagai bahan evaluasi program COREMAP.

Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan ter ima kasih kepada semua pihak yang ter l ibat dalam kegiatan penel i t ian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun. Kami juga mengharapkan kri t ik dan saran yang membangun demi kesempurnaan buku ini . Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi ki ta semua.

Jakarta, Desember 2007

Direktur CRITC-COREMAP II – LIPI

Prof.Dr.Ir .Kurnaen Sumadiharga, M.Sc

Page 7: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

A. PENDAHULUAN

Pulau Abang adalah salah satu pulau yang termasuk wi layah Kotamadya Batam, yang secara administrat i f masuk ke dalam Provinsi Kepulauan Riau. COREMAP yang direncanakan berlangsung selama 15 tahun, yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase II . Pada Fase ini terdapat penambahan beberapa lokasi baru yang pendanaannya dibiayai oleh ADB (Asian Development Bank). Salah satu lokasi baru i tu adalah Batam, yang secara administrat i f masuk ke dalam Provinsi Riau. Studi basel ine di perairan Pulau Batam dan sekitarnya telah di lakukan pada tahun 2004.

Penel i t ian monitor ing kesehatan terumbu karang tahun 2007melibatkan beberapa kelompok penel i t ian sepert i karang, ikan karang dan megabentos. Persia-pan peta, metoda penarikan sampel serta anal isa data yang digunakan, disesuaikan dengan substansi dari masing-masing kelompok penel i t ian. Substansi yang dipantau meliputi karang, ikan karang dan megabentos. Metoda yang digunakan disesuaikan pula dengan masing-masing kelompok penel i t ian, yang sama den-gan metoda yang digunakan pada kegiatan baseline.

Tujuan pengamatan ini adalah untuk melihat apakah ada terjadi perubahan kondisi terumbu karang serta biota yang hidup didalamnya, apakah terjadi pe-rubahan yang baik ataupun perubahan yang cenderung menurun dalam persentase tutupan karang maupun ke-l impahan ikan karang.

Data-data yang diperoleh diharapkan dapat di-pakai sebagai bahan pert imbangan bagi para stake-holder dalam mengelola ekosistem terumbu karang se-cara lestar i . Adanya data dasar dan data hasi l peman-

Page 8: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

2

tauan pada masa mendatang sebagai data pemband-ing, dapat di jadikan bahan evaluasi yang penting bagi keberhasi lan COREMAP.

Kegiatan penel i t ian di lapangan di lakukan meng-gunakan sarana umum berupa kapal penyebrangan, perahu nelayan dan kendaraan darat. Kegiatan lapan-gan di lokasi tersebut di lakukan bersamaan dengan kegiatan monitoring di perairan Pulau Abang dan seki-tarnya, dan berlangsung pada Apri l 2007.

B. HASIL

Dari data yang diperoleh di lapangan, kemudian di lakukan analisa data hasi lnya adalah sebagai beri-kut :

Dari hasi l “Line Intercept Transec” (LIT) yang di la-kukan di Pulau Abang, berhasi l di jumpai sebanyak 131 jenis karang batu yang termasuk dalam 15 suku.

Pertumbuhan karang pada umumnya berupa ”patches” yaitu gerombol-gerombol keci l , dan umumnya pertumbuhan karang berada dalam kondisi ”baik”, dengan persentase tutupan karang hidup sebesar 60.04%.

Dari hasi l t ransek dengan menggunakan metoda Reef Check Benthos (RCB) di 12 stasiun transek per-manen diperoleh kel impahan CMR sebanyak 117643 individu/ha dan Diadema setosum sebanyak 86143 in-dividu/ha, kedua jenis biota ini hadir pada semua lo-kasi pengamatan di ikuti Drupel la sp. sebanyak 1571 individu/ha. Sedangkan Acanthaster planci , Kima, Holothurian, Penci l sea urchin, Lobster dan Trochus ni lot icus t idak di jumpai selama pengamatan berlang-sung.

Page 9: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

3

Berdasarkan hasi l pengamatan dengan metode ”Underwater Fish Visual Census” (UVC) yang di lakukan di Pulau Abang.

di temukan 107 jenis yang mewakil i 24 suku dengan ni lai kel impahan ikan karang sebesar 22086 individu/ha. Jenis Neopomacentrus f i lamentosus dari suku Pomacentridae (kelompok ikan major) merupakan jenis ikan karang yang memil iki ni lai kel impahan tert inggi dengan jumlah individu sebesar 6476 individu/ha, 9276 individu, di ikuti oleh Apogon compressus (Apogonidae) sebesar 2690 individu/ha dan Apogon quenquel ineata sebesar 2500 individu/ha.

Kel impahan tert inggi jenis ikan ekonomis penting di lokasi transek permanen, diwaki l i oleh jenis Caesio teres (Suku Caesionidae) yaitu 857 individu/ha di ikuti Lutjanus carponotatus (suku Lutjanidae) sebesar 379 individu/ha dan Scolopsis ci l iatus (Suku Scolopsidae) 305 individu/ha. Ikan kepe-kepe dari jenis Chaetodon octofasciatus (suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk meni lai kesehatan terumbu karang memil ik i kel impahan sebesar 452 individu/ha.

Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator pada lokasi pengamatan adalah 31:5:1, art inya untuk setiap 37 individu ikan yang di jumpai di perairan Natuna, kemungkinan komposisinya terdir i dari 31 individu ikan major, 5 individu ikan target dan 1 individu ikan indikator.

C. SARAN

Dari pengalaman dan hasi l yang diperoleh selama melakukan penel i t ian di lapangan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

• Hasil yang diperoleh dalam penel i t ian ini mungkin t idak seluruhnya benar untuk menggambarkan kondis i perairan Pulau

Page 10: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

4

Abang secara kese lu ruhan meng inga t penel i t ian kal i ini di fokuskan hanya pada beberapa Sepert i Pulau Petong, P. Abang Besar, P. Abang Keci l , P. Pengelap dan P. Dedap.

• L o k as i p e n e l i t i an u m u m n y a l a ng s u ng menghadap lautan terbuka (Laut Cina Selatan) yang hampir selalu terkena hempasan ombak yang relat i f besar sehingga agak sul i t untuk melakukan pengamatan. Penggunaan kapal penel i t ian yang berukuran besar (bukan kapal nelayan setempat yang umumnya berukuran keci l) , pemil ihan waktu peneli t ian yang tepat yaitu disaat musim ombak agak sedikit tenang serta alokasi waktu penel i t ian yang cukup akan lebih memungkinkan untuk pengambi lan t i t ik stasiun yang lebih banyak sehingga sampel yang terambil akan lebih mewaki l i daerah penel i t ian.

• Dengan meningkatnya kegiatan di darat di wi layah Kotamadya Batam, pasti akan membawa pengaruh terhadap ekosistem di Pulau Abang dan perairan sekitarnya, baik secara langsung maupun t idak langsung. Untuk i tu, penel i t ian kembal i di daerah ini s a n g a t l a h p e n t i n g d i l a k u k a n u n t u k mengetahui perubahan yang terjadi sehingga hasi lnya bisa di jadikan bahan pert imbangan bagi para stakeholder dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara lestari . Selain i tu, data hasi l pemantauan tersebut juga bisa dipakai sebagai bahan evaluasi keberhasi lan COREMAP.

Page 11: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

5

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pulau Abang adalah salah satu pulau yang termasuk wi layah Kotamadya Batam, yang secara administrat i f masuk ke dalam Provinsi Kepulauan Riau.

Pengamatan ekologi terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP merupakan salah satu kegiatan yang merupakan tugas utama CRITIC COREMAP-LIPI. Ke-giatan ini telah di lakukan sejak program Fase I . Sete-lah di lakukan evaluasi oleh pihak penyandang dana yaitu “Asian Development Bank” (ADB), maka disepa-kati adanya lokasi- lokasi tambahan, seir ing dengan pe-mekaran wi layah oleh pemerintah daerah setempat.

Dalam program COREMAP, yang sudah berjalan sampai ke Fase II saat ini , telah di lakukan kegiatan studi basel ine di perairan Pulau Abang pada tahun 2004. Dengan menggunakan KR. Baruna Jaya VII . Hasi l pengamatan telah disaj ikan dalam laporan Basel ine Ekologi Bintan tahun 2006. Kegiatan basel ine tersebut di fokuskan pada studi ekologi karang, ikan karang dan biota megabentos di daerah pesisir utara, selatan, t imur dan barat Pulau Abang dan sekitarnya.

Kegiatan kal i ini ialah pemantauan kembali kesehatan terumbu karang di lokasi basel ine, yaitu tepatnya pemantauan di lokasi transek permanen yang dibuat pada waktu studi basel ine. Tujuan pengamatan ialah untuk melihat apakah ter jadi perubahan kondisi terumbu karang serta biota yang hidup di dalamnya, apakah i tu perubahan yang posit i f ataupun perubahan yang cenderung menurun dalam hal persentase tutupan karang maupun kel impahan ikan karang.

K e p u t u s a n i n i d i a m b i l j u g a d e n g a n mempertimbangkan kemungkinan ter jadinya perubahan

Page 12: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

6

-perubahan di pesisir Pulau Abang, baik secara alam maupun oleh manusia. Dengan demikian perlu di lakukan pencatatan data yang baru sehingga dapat digunakan sebagai data dasar untuk kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan monitoring pada kurun waktu tertentu, t iap tahun atau dua tahun.

B. TUJUAN PENELITIAN

Melihat kondisi terumbu karang di lokasi transek permanen, apakah terjadi perubahan kondisi terumbu karang serta biota yang hidup di dalamnya, apakah itu perubahan yang posit i f ataupun perubahan yang cenderung menurun dalam hal persentase tutupan karang, kel impahan biota megabentos, maupun kel impahan ikan karang di Pulau Abang dan sekitarnya.

C. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang l ingkup studi monitor ing ini mel iput i empat tahapan yaitu :

Tahap persiapan, mel iputi kegiatan administrasi, koordinasi dengan t im penel i t ian baik yang berada di Jakarta maupun di daerah setempat, pengadaan dan mobi l i tas peralatan penel i t ian s e r t a p e r a n c a n g a n p e n e l i t i a n u n t u k m e m p e r l a n c a r p e l a k s a n a a n s u r v e y d i lapangan. Selain i tu, dalam tahapan ini juga di lakukan persiapan penyediaan peta dasar untuk lokasi penel i t ian yang akan di lakukan.

Tahap pengumpulan data, yang di lakukan langsung di lapangan yang meliput i data tentang terumbu karang, ikan karang dan beberapa megabentos yang memil iki ni lai ekonomis penting dan bisa di jadikan indikator kesehatan terumbu karang.

Page 13: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

7

Tahap anal isa data, yang meliput i veri f ikasi data lapangan dan pengolahan data sehingga data lapangan b isa d isa j ikan dengan leb ih informati f .

Tahap pelaporan, yang meliputi pembuatan laporan sementara dan laporan akhir.

Page 14: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

8

BAB II. METODA PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penel i t ian di lakukan di perairan Pulau Abang, kotamadya Batam, tepatnya di beberapa lokasi yang telah terpi l ih untuk kegiatan COREMAP Fase II yang meliputi Pulau Petong, Pulau Abang Keci l , Pulau Abang Besar, Pulau Pengelap dan Pulau Dedap (Gambar 1). Posisi masing-masing lokasi dapat di l ihat dalam lampiran 1.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di perairan Pulau Abang dan sekitarnya, Kotamadya Batam.

Page 15: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

9

B. WAKTU PENELITIAN

Kegiatan penel i t ian lapangan berlangsung pada Apri l 2007.

C. PELAKSANA PENELITIAN

Kegiatan penel i t ian lapangan ini mel ibatkan staf CRITC (Coral Reef Information and Training Centre) Jakarta, dibantu oleh Staf Pusl i t Oseanograf i dan beberapa personil dari daerah.

D. METODA PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA

Penel i t ian monitoring kesehatan terumbu karang ini mel ibatkan beberapa kelompok penel i t ian dan dibantu oleh personi l untuk dokumentasi. Metoda penarikan sampel dan anal isa data yang digunakan oleh masing-masing kelompok penel i t ian adalah sebagai berikut :

1. Karang

Pada t i t ik stasiun yang dipasang transek permanen di kedalaman antara 3-5 m, data dicatat dengan menggunakan metode ”Line Intercept Transect” (LIT) mengikuti Engl ish et al . , (1997), dengan beberapa modif ikasi. Teknik pelaksanaan sama dengan pada waktu kegiatan basel ine. Panjang garis transek 10 m dan diulang sebanyak 3 kal i . Untuk memudahkan pekerjaan di bawah air, seorang penyelam meletakkan pita berukuran sepanjang 70 m sejajar garis pantai dimana posisi pantai ada di sebelah kir i penyelam. Kemudian LIT ditentukan pada garis transek 0-10 m, 30-40 m dan 60-70 m. Semua biota dan substrat yang berada tepat di garis tersebut dicatat dengan ketel i t ian hingga cent imeter.

Page 16: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

10

Dari data transek tersebut bisa dihi tung ni lai persentase tutupan untuk masing-masing kategori biota dan substrat yang berada di bawah garis transek. Selain i tu, beberapa anal isa lanjutan di lakukan dengan bentuan program stat ist ik sepert i Anal isa pengelempokkan (Cluster Analysis) dan Mult i Dimensional Scal ing (MDS) (Warwick and Clarke, 2001).

2. Megabentos

Untuk mengetahu i ke l impahan beberapa megabentos terutama yang memil ik i ni lai ekonomis penting dan bisa di jadikan indikator dari kesehatan terumbu karang, di lakukan pengamatan kel impahan m e g a b e n t o s d e n g a n m e t o d e ” R e e f C h e c k Benthos” (RCB) pada setiap stasiun transek permanen dimana posisi stasiunnya sama dengan stasiun untuk terumbu karang dengan metoda LIT. Dengan di lakukannya pengamatan megabentos ini pada set iap stasiun transek permanen, diharapkan di waktu-waktu mendatang bisa di lakukan pemantauan kembali pada posisi stasiun yang sama sehingga bisa dibandingkan kondisinya.

Teknis di lapangan, pada stasiun transek permanen yang telah di tentukan, tersebut di letakkan pita berukuran (rol l meter) sepanjang 70 m sejajar garis pantai pada kedalaman antara 3-5 m. Semua biota megabentos yang berada 1 m sebelah kir i dan kanan pi ta berukuran sepanjang 70 m tadi dicatat jumlahnya, sehingga luas bidang yang teramati untuk setiap stasiunnya sebesar (2m x 70m) = 140 m2.

Anal isa lanjutan di lakukan dengan bentuan program stat ist ik sepert i Anal isa pengelempokkan (Cluster Analysis) dan Mult i Dimensional Scal ing (MDS) (Warwick and Clarke, 2001).

Page 17: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

11

3. Ikan Karang

Pada set iap t i t ik transek permanen, metoda yang digunakan yaitu metoda ”Underwater Fish Visual Census” (UVC), di mana ikan-ikan yang di jumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kir i dan sebelah kanan garis transek sepanjang 70 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 x 70 ) = 350 m2.

Identi f ikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda, et al . (1984), Kuiter (1992) dan Lieske dan Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randal l and Heemstra (1991) dan Heemstra dan Randal l (1993). Selain i tu, beberapa anal isa lanjutan di lakukan dengan bentuan program stat ist ik sepert i Anal isa pengelempokkan (Cluster Analysis) dan Mult i Dimensional Scal ing (MDS) (Warwick and Clarke, 2001).

Jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (ENGLISH, et al . , 1997), yaitu :

a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa di tangkap untuk konsumsi. Bi-asanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwaki l i oleh fa-mil i Serranidae ( ikan kerapu), Lutjanidae ( ikan kakap), Lethrinidae ( ikan lencam), Nemipteri-dae (ikan kurisi) , Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae ( ikan baronang), Haemuli -dae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);

b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesu- buran ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwaki l i oleh famil i Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);

Page 18: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

12

c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan beru-kuran keci l , umumnya 5–25 cm, dengan karak-terist ik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersi fat teri torial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada di terumbu karang, diwaki l i oleh famil i Pomacentr idae ( ikan betok laut), Apogonidae ( ikan serinding), Labridae ( ikan sapu-sapu), dan Blenni idae ( ikan peniru).

Page 19: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

13

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan monitoring kondisi terumbu karang di lokasi transek permanen di perairan Pulau Batam telah di lakukan pada tahun 2007. Substansi yang dipantau meliput i karang, megabentos dan ikan karang. Metoda yang digunakan disesuaikan dengan masing-masing substansi, sesuai dengan metoda yang digunakan pada kegiatan basel ine. Kegiatan pengamatan di lakukan di 12 (duabelas) t i t ik lokasi transek permanen (Gambar 2), yang ditentukan pada waktu kegiatan basel ine. Hasi l pengamatan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi.

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan transek permanen di

perairan Pulau Abang dan sekitarnya, Kotamadya Batam.

Page 20: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

14

A. HASIL PENGAMATAN KARANG

Pengamatan terumbu karang terdir i dari karang Acropora dan non-Acropora , kategori bentik lainnya dan kategori abiot ik. Pertumbuhan karang pada umumnya berupa ”patches” yaitu gerombol-gerombol keci l . Umumnya pertumbuhan karang berada dalam kondisi ”baik”, dengan persentase rata-rata tutupan karang hidup sebesar 60.04 %. Dari hasi l LIT berhasi l di jumpai 15 suku dan 131 jenis karang batu. Persentase tutupan karang hidup, biota bentik lainnya dan kondisi abiotik hasi l monitoring di lokasi transek disaj ikan dalam Gambar 3 dan 4. Jenis dan sebaran karang pada masing-masing lokasi disaj ikan dalam Lampiran 2. Hasi l pengamatan, selanjutnya diuraikan berdasarkan masing-masing t i t ik pengamatan.

Hasil pengamatan dengan metoda LIT

1. Stasiun BTMM-01 (Pulau Abang Kecil)

Lokasi pengamatan di lakukan di sebelah barat Pulau Abang Keci l . Pantai memil ik i substrat yang terdir i dari pasir, batuan cadas dan karang mati . Vegetasi pantai didominasi oleh pohon kelapa yang disel ingi dengan tumbuhan pantai lainnya. Panjang rataan terumbu sekitar 200 meter ke arah laut. Ben-tuk per tumbuhan karang seper t i bongkahan (massive) didominasi oleh jenis Goniastrea spp., Favia spp., dan Porites spp. Pada bagian karang mati di tumbuhi oleh macro alage dari jenis Turbi-naria sp. dan Padina sp. Lereng terumbu landai den-gan kemiringan sekitar 30o - 40o. Hasi l t ransek den-gan metoda LIT tercatat persentase tutupan karang hidup sebesar 77,43%, dan pertumbuhan karang didominasi oleh non-Acropora sebesar 72,30% dibandingkan Acropora yang hanya sebesar 5,13%. Kategori bentik lainnya didominasi oleh Dead coral alga sebesar 17,90%. Dari ni lai persentase tutupan

Page 21: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

15

yang didapat menunjukkan bahwa pertumbuhan karang di lokasi ini termasuk dalam kategori ”sangat baik”

2. Stasiun BTMM-02 ( P. Abang Kecil)

Lokasi pengamatan berada di sebelah t imur pulau Abang keci l persisnya pada sebuah pulau yang keci l tak berpenghuni. Substrat terdir i dari pasir dan patahan karang mati . Panjang rataan terumbu sekitar 200 meter ke arah laut. Lereng terumbu berkisar antara 30o - 40o dengan jarak pandang berkisar antara 7-8 meter. Bentuk pertum-buhan karang bercabang didominasi oleh Porites cyl indrica , sedangkan bentuk pertumbuhan massive didominasi oleh Pori tes lutea dan Pavona sp.. Ke-hadiran karang banyak di jumpai pada kedalaman 5 - 7 m, setelah i tu karang mulai jarang dan didominasi oleh pasir. Persentase tutupan karang hidup ditemukan sebesar 69,97% dan didominasi oleh karang dari kelompok non-Acropora yaitu sebesar 61,90%. Untuk jenis Acropora di lokasi ini tercatat pal ing t inggi tutupan persentasenya dibandingkan dengan lokasi lain yaitu sebesar 8,07 %.

3. Stasiun BTMM-03 (P. Abang Besar)

Lokasi ini memil ik i pantai berbatu dengan vegetasi pantai yang ditumbuhi pohon kelapa disel ingi tumbuhan pantai lainnya. Panjang rataan terumbu sekitar 375 meter ke arah laut. Dasar perairan terdir i dari karang mati yang banyak ditumbuhi turf algae. Pada saat pengamatan jarak pandang berkisar antara 3-5 meter. Lereng terumbu tergolong landai dengan kemir ingan sekitar 30o. Persentase tutupan karang hidup cukup t inggi di lokasi ini namun pertumbuhan karang hidup dari kelompok Acropora jarang di temukan. Dari hasi l LIT, diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar

Page 22: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

16

68,07% yang terdir i dari non-Acropora 67% dan Acropora hanya mencapai 1,00%. Hasi l in i menunjukan bahwa terumbu karang di lokasi ini berada dalam kondisi ”baik”.

Gambar 3. Persentase tutupan karang dan kategori bentik lainnya hasil monitoring di perairan Pulau Abang, Kotamadya Batam.

4. Stasiun BTMM-04 (P. Abang Besar)

Pengamatan di lakukan sebelah barat Pulau Abang Besar persisnya di sebelah utara pulau keci l . Pantai berpasir putih yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan pantai. Panjang rataan terumbu sepanjang 200 m kearah laut. Dasar perairan berupa pasir

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

P. Abang

P. Dadap

P. Dempo

P. Udiep

P. Petong

P. Pengelap

P. Galang Baru

P. Abang Besar

0°39' 0°39'

0°42' 0°42'

0°45' 0°45'

0°48' 0°48'

104°12'

104°12'

104°15'

104°15'

104°18'

104°18'

104°21'

104°21'

104°24'

104°24'

TUTUPAN LIFEFORMPER STASIUN LIT

DI P. ABANG (2007)U

DaratHutan Mangrove

Fringing ReefPatch Reef

AcroporaNon acroporaDcaDcSoft coralSpongeFleshy seaweedOther biotaRubbleSandSiltRock

Legenda :

Page 23: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

17

putih, pecahan karang mati dan turf algae. Pertum-buhan karang didekat tubir jenisnya lebih bervariasi dibandingkan dengan di rataan terumbu bagian atas. Lereng terumbu landai dengan sudut kemir ingan antara 15-30o sampai kedalaman 7 meter, setelah i tu di lanjutkan dengan rataan pasir. Beberapa jenis ka-rang yang dapat di jumpai disini adalah Porites sp . Favia sp . dan Poci l lopora sp . . Dari hasi l LIT dipero-leh persentase tutupan karang hidup sebesar 67,97%, yang didominasi oleh karang dari kelompok non-Acopora. Kondisi karang sepert i ini dikategori-kan ”baik”.

5. Stasiun BTMM-05 (P. Abang Besar)

Lokasi pengamatan berada di sebelah utara P. Abang. Vegetasi pantai didominasi oleh pohon kelapa dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Panjang rataan terumbu sekitar 100 m kearah laut, dengan dasar perairan berupa pasir lumpuran, pecahan karang mati dan turf algae. Pertumbuhan karang relat i f rendah, dan karang yang di jumpai hanya dari jenis Porites sp, Montipora sp. dan Poci l lopora sp. Pada saat pengamatan kondisi perairan cukup keruh karena substrat teraduk oleh gelombang. Tingkat sedimentasi yang cukup t inggi di daerah ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan karang batu. Ha-si l t ransek dengan metoda LIT, tercatat persentase tutupan karang hidup di lokasi ini relat i f rendah dibandingkan dengan lokasi lainnya yaitu sebesar 46,03%.

6. Stasiun BTMM-06 (P. Abang Besar)

Lokasi pengamatan berada di sebelah t imur P. Abang Besar, dengan substrat pantai tersusun dari pasir, batu dan karang mati . Vegetasi pantai di tumbuhi pohon kelapa dan perdu. Panjang rataan terumbu 100 meter ke arah laut. Pada saat

Page 24: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

18

pengamatan jarak pandang cukup baik yaitu sekitar 10 meter. Kemiringan lereng terumbu sekitar 45o dan per tumbuhan ka rang banyak d i j umpa i pada kedalaman sekitar 3 – 5 m. Karang di jumpai berupa spot-spot dengan pertumbuhan yang seragam dan kompak oleh jenis Pocil lopora verrucossa . Karang jenis Porites spp..hampir di jumpai disetiap garis transek. Hasi l t ransek dengan metoda LIT tercatat persentase tutupan karang hidup sebesar 45,27 %.

7. Stasiun BTMM-07 (Pulau Petong)

Vegetasi pantai terdir i dari pohon kelapa dan tumbuhan pantai. Pantai berpasir putih namun t idak terlalu lebar. Panjang rataan terumbu sekitar 300 m kearah laut. Dasar perairan didominasi oleh pecahan karang mati yang ditumbuhi oleh Montipora sp, Porites sp. dan Favia sp. yang di ikut i oleh ”turf algae” serta banyak juga di temukan kima berukuran keci l . Lereng terumbu tergolong landai dengan kemir ingan sekitar 30o. Karang hidup yang di jumpai sangat sediki t yang didominasi oleh bentuk pertumbuhan massive (sepert i bongkahan) dari jenis Porites lutea . Sedangkan bentuk pertumbuhan submassive didominasi oleh Poci l lopora verrucosa . Pada karang mati berbentuk bongkahan-bongkahan keci l (massive) ini di jumpai banyak ikan-ikan karang. Karang hidup dari kelompok non-Acropora sangat t inggi yaitu sebesar 66,53%, dan terdir i dari karang massive Porites spp. dan karang mengerak (encrusting) sedangkan kelompok Acropora hanya ditemukan sebesar 1.80%. Hasi l yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase tutupan karang hidup relat i f t inggi (68,33 %).

8. Stasiun BTMM-08 (Pulau Petong)

Lokasi pengamatan, di sebelah utara Pulau Petong, dengan pantai tersusun dari pasir dan batu.

Page 25: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

19

Panjang rataan terumbu sekitar 150 m ke arah laut. Vegetasi pantai terdir i dari pohon kelapa dan tumbuhan pantai lainnya. Pada waktu pengamatan gelombang cukup besar sehingga jarak pandang hanya sekitar 6m. Dasar perairan terdir i dari substrat keras yang berbentuk bongkahan-bongkahan besar dan pecahan karang mati . Pertumbuhan karang cukup relat i f rendah dibandingkan dengan lokasi l a i n n y a . K a r a n g u m u m n y a d e n g a n b e n t u k pertumbuhan massive (sepert i bongkahan) dari jenis Porites sp, dan sub-massive dari jenis Poci l lopora sp. Pertumbuhan karang pada lereng terumbu (reef slope) t idak jauh berbeda dengan rataan terumbu. Per tumbuhan karang masih d i jumpai sampai kedalaman 6 meter saja selebihnya didominasi oleh pasir. Hasi l transek dengan metoda LIT diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar 42,70 %.

9. Stasiun BTMM-09 (Pulau Petong)

Pengamatan di lakukan disebelah barat Pulau Petong dengan Vegetasi pantai terdir i dari pohon kelapa dan beberapa tumbuhan pantai. Panjang rataan terumbu sekitar 300 meter ke arah laut. Dasar perairan terdir i dari substrat keras dan karang mati yang telah di tumbuhi algae. Diantara karang mati te r l i ha t per tumbuhan makroa lgae dar i jen is Turbinaria sp.. Karang umumnya di jumpai dengan bentuk pertumbuhan encrusting (mengerak) dari jenis Porites sp , dengan ukuran kurang dari 10 cm dan sub massive dari jenis Poci l lopora sp. Secara umum pada daerah ini t idak di jumpai koloni karang dalam ukuran besar namun hanya ukuran keci l (< 30 cm). Pertumbuhan karang batu terkonsentrasi pada kedalaman antara 3 – 10 meter semakin kebawah didominasi oleh pasir. Dari hasi l t ransek diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar 49,93 %. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang disemua lokasi yang di amati dalam keadaan cukup (25 - 49%).

Page 26: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

20

10. Stasiun BTMM-10 (Pulau Pengelap)

Pengamatan di lakukan disebelah barat Pulau Pengelap. Substrat pantai terdir i dari pasir put ih, batu dan karang mati dengan Vegetasi pantai terdir i dari pohon kelapa dan beberapa tumbuhan pantai . Lebar rataan terumbu sekitar 300 meter ke arah laut yang ditumbuhi Sargassum sp, Padina sp, Hal imeda sp. yang di ikuti kelompok karang dari jenisn Favia sp. Porites spp. dan poci l lopora sp.. Dasar perairan terdir i dari substrat keras dan karang mati yang telah ditumbuhi algae. Diantara karang mati ter l ihat pertumbuhan makroalgae dari jenis Padina sp.. K a r a n g u m u m n y a d i j u m p a i d e n g a n b e n t u k pertumbuhan encrust ing (mengerak) dari jenis Montipora sp, dengan ukuran kurang dari 10 cm dan sub massive dari jenis Pavona sp. Pertumbuhan karang batu terkonsentrasi pada kedalaman antara 3 – 10 meter semakin kebawah didominasi oleh pasir. Dari hasi l t ransek diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar 79,50 %. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pertumbuhan terumbu karang yang di amati berada dalam keadaan ”sangat baik” (>75%) (Gambar 3).

Page 27: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

21

Gambar 4. Peta persentase tutupan karang hidup hasil LIT di

lokasi transek permanen Pulau Abang, Kotamadya Batam.

11. Stasiun BTMM-11 (Pulau Dedap)

Pengamatan di lakukan disebelah barat Pulau Dedap dengan substrat pantai pasir dan karang mati . Vegetasi pantai terdir i dari pohon kelapa dan beberapa tumbuhan pantai. Panjang rataan terumbu sekitar 150 meter ke arah laut. Dasar perairan terdir i dari substrat keras dan karang mati yang telah ditumbuhi algae. Diantara karang mati ter l ihat pertumbuhan makroalgae dari jenis Turbinaria sp, Padina sp., Sargassum sp. serta lamun jenis Thalasia sp.. Karang umumnya di jumpai dengan bentuk pertumbuhan encrusting (mengerak) dari jenis Porites sp , dengan ukuran kurang dari 10 cm sedangkan dari kelompok sub massive diwakil i oleh jenis Poci l lopora sp. Pertumbuhan karang batu terkonsentrasi pada

Page 28: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

22

kedalaman hingga 10 meter, dan persentase tutupan karang hidup di jumpai sebesar 35,40 %. Ni lai ini menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang yang di amati masuk dalam kategori ”cukup”.

12. Stasiun BTMM-12 (Pulau Pengelap)

Pengamatan di lakukan disebelah barat Pulau Pengelap. Substrat pantai terdir i dari pasir put ih, batu dan karang mati dengan Vegetasi pantai terdir i dari pohon kelapa dan beberapa tumbuhan pantai . Lebar rataan terumbu sekitar 200 meter ke arah laut yang di tumbuhi Sargassum sp, Padina sp, Halimeda sp. yang di ikuti kelompok karang dari jenis Porites spp., Favia sp., Montipora sp. dan Poci l lopora sp.. Dasar perairan terdir i dari substrat keras dan karang mati yang ditumbuhi algae. reef slope tergolong landai dengan kemir ingan sekitar 40o. Karang umumnya di jumpai dengan bentuk pertumbuhan bercabang yang diwaki l i oleh jenis Acropora sp., sedangkan untuk kelompok sub massive diwaki l i oleh jenis Pavona sp. Pertumbuhan karang batu t e rkonsen t ras i h i ngga keda laman 10 me te r selanjutnya didominasi oleh pasir. Dari hasi l t ransek diperoleh persentase tutupan karang hidup sebesar 69,90 %. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pertumbuhan terumbu karang yang di amati berada dalam kategori ”baik”.

Hasil Analisa karang

Penel i t ian yang di lakukan di wi layah Kotamadya Batam pada tahun 2007 ini (t1), berhasi l di lakukan pengambilan data pada 12 stasiun penel i t ian yang sama sepert i yang di lakukan pada penel i t ian tahun 2004 (t0).

Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan dengan

Page 29: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

23

menggunakan interval kepercayaan 95 % disaj ikan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Plot interval untuk biota dan substrat berdasarkan

waktu pemantauan (interval kepercayaan 95 %).

Sedangkan hasi l uj i t -berpasangan yang di lakukan terhadap data biota dan substrat setelah di lakukan trans-formasi arcsin akar pangkat dua dari data (p’=arcsin√p) diperoleh ni lai p, atau ni lai kri t is untuk menolak Ho. Jadi dengan t ingkat kepercayaan 95%, maka Ho akan di tolak bi la ni lai p <0,05, yang art inya bahwa persentase tutu-pan untuk kategori tersebut berdasarkan pemantauan ta-hun 2004 (t0) berbeda nyata dengan persentase tutupan berdasarkan pemantauan 2007 (t1).

Pers

enta

se tu

tupa

n

Waktu

Batuan

Lumpur

Pasir

Pecah

an karan

g

Biota lai

n

Fleshy se

aweed

Sponge

Karang lu

nak

Karang m

ati dgn a

lga

Karang mati

Non Acro

pora

Acropora

Karang hidup

t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0t1t0

80706050403020100

Plot interval untuk biota dan substrat terhadap waktu pemantauandengan interval kepercayaan 95% untuk nilai rataan (t0=2004; t1=2007)

Page 30: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

24

Tabel 1. Nilai p berdasarkan hasil uji t-berpasangan.

Tanda *) berarti Ho ditolak.

Dari Tabel 1, ter l ihat bahwa perbedaan persentase tutupan dari tahun 2004 ke 2007 terjadi hanya untuk kategori Fleshy Seaweed (FS) dan Lumpur (SI), sedang-kan untuk kategori lainnya t idak berbeda secara nyata. Pada tahun 2007, persentase tutupan FS (0,29%) lebih besar dibandingkan pada tahun 2004 (1,23%). Sedangkan hal sebal iknya terjadi pada SI dimana persentase tutupannya menurun dari tahun 2004 (2,55%) ke 2007 (0,43%).

Kategori Nilai p

Karang hidup 0,548

Acropora 0,607

Non Acropora 0,612

Karang mati 0,339

Karang mati dgn alga 0,161

Karang lunak 0,515

Sponge 0,690

Fleshy seaweed 0,007 *)

Biota lain 0,804

Pecahan karang 0,313

Pasir 0,649

Lumpur 0,031 *)

Batuan 0,339

Page 31: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

25

Untuk karang hidup (LC), t idak terl ihat perbedaan tutupan yang signif ikan antara tahun 2004 (LC=62,74%) dan pada tahun 2007 (LC=60,04%).

B. HASIL PENGAMATAN MEGABENTOS

Pencatatan biota dengan metode “reef check” yai-tu dengan transek sabuk sepanjang 70 meter. Biota bentik yang ditentukan dicatat jumlahnya 1 meter ke kir i dan 1 meter ke kanan. Pengamatan biota megaben-tos di lakukan di lokasi transek permanen sepanjang ga-ris transek. Hasi l pencatatan diuraikan dan disaj ikan dalam bentuk tabel dan gambar.

Hasil transek megabentos

Hasi l t ransek megabentos diuraikan berdasarkan pengamatan di lokasi masinh-masing. Demikian juga hasi lnya ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel, (Gambar 6 dan Tabel 2).

Page 32: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

26

Gambar 6. Kondisi biota megabentos hasil monitoring di perairan Pulau Abang, Kotamadya Bantam.

Hasil analisa megabentos

Pada penel i t ian yang di lakukan di wi layah Kotamadya Batam pada tahun 2007 ini ( t1), berhasi l di lakukan pengambilan data pada 12 stasiun penel i t ian yang sama sepert i yang di lakukan pada penel i t ian tahun 2004 (t0).

Rerata jumlah individu per transek untuk setiap kategori megabentos yang di jumpai pada masing-masing waktu pengamatan disaj ikan pada Tabel 2.

Page 33: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

27

Tabel 2. Rerata jumlah individu per transek untuk setiap kategori megabentos yang dijumpai pada masing-masing waktu pengamatan

Untuk melihat apakah jumlah individu setiap kategori megabentos t idak berbeda nyata untuk setiap waktu pengamatan (tahun 2004 dan 2007), maka di lakukan uj i t -berpasangan. Berdasarkan data yang ada, uj i di lakukan hanya terhadap kategori megabentos sebagai berikut: Acanthaster planci , CMR, Diadema setosum , Drupel la sp . , Large Giant clam , Small Giant Clam dan Penci l sea urchin. Sebelum uj i di lakukan, untuk memenuhi asusmsi-asumsi yang diperlukan dalam p e n g g u n a a n u j i t - b e r p a s a n g a n i n i , d a t a d i t rans fo rmas ikan te r leb ih dahu lu menggunakan transformasi ln, sehingga datanya menjadi y’=ln(y+1).

Jumlah Individu/transek

2004 2007 Acanthaster planci 0,33 0,00

CMR 426,25 137,25

Diadema setosum 228,58 100,50

Drupella 0,00 1,83

Large Giant clam 0,67 0,00

Small Giant clam 0,17 0,00

Large Holothurian 0,00 0,00

Small Holothurian 0,00 0,00

Lobster 0,00 0,00

Pencil sea urchin 0,42 0,00

Trochus niloticus 0,00 0,00

Kelompok

Page 34: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

28

Nilai p untuk setiap data jumlah individu/transek pada kategori megabentos yang diuj i disaj ikan pada Tabel 3. Bi la ni lai p tersebut lebih keci l dari 5% (=0,05), maka berart i Ho ditolak, yang berart i bahwa jumlah individu/transek kategori megabentos tersebut berbeda anatara pengamatan tahun 2004 (t1) dan tahun 2007 (t1).

Tabel 3. Hasil uji t-berpasangan terhadap data jumlah individu/transek megabentos (data ditransformasikan ke dalam bentuk ln)

Dari Tabel 3 tersebut ter l ihat bahwa perbedaan yang nyata antara jumlah individu per transeknya untuk megabentos yang diamati pada tahun 2004 dan 2007 terjadi hanya untuk kategori Drupel la dan Large Giant clam saja. Pada tahun 2004, Drupel la t idak dikjumpai, tetapi pada tahun 2007 di jumpai Drupel la , dimana rerata k e l i m p a h a n n y a s e b e s a r 1 , 8 3 i n d i v i d u / t r a n s e k . Sedangkan untuk Large Giant Clam , yang pada pengamatan 2004 ditemukan 0,67 individu/transeknya, tetapi pada tahun 2007 t idak di temukan lagi.

Kategori Nilai p

Acanthaster planci 0.192

CMR 0.070

Diadema setosum 0.065

Drupella 0.034 *)

Large Giant clam 0.045 *)

Small Giant clam 0.339

Pencil sea urchin 0.089

Page 35: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

29

C. HASIL PENGAMATAN IKAN KARANG

Pengamatan ikan karang di lakukan dengan metode

sensus visual (Underwater Visual Census) di lokasi transek permanen. Hasi l pengamatan selanjutnya diuraikan secara r inci.

Jumlah Jenis dan Suku ikan karang

Sensus visual yang di lakukan di duabelas lokasi pengamatan di temukan 107 jenis yang mewaki l i 24 suku dengan ni lai kel impahan ikan karang sebesar 22086 individu/ha. Jenis Neopomacentrus f i lamentosus dari suku Pomacentr idae (kelompok ikan major) merupakan jenis ikan karang yang memil ik i ni lai kel impahan tert inggi dengan jumlah individu sebesar 6476 individu/ha, 9276 individu, di ikut i oleh Apogon compressus (Apogonidae) sebesar 2690 individu/ha dan Apogon quenquel ineata sebesar 2500 individu/ha. Lima belas jenis ikan karang yang memil ik i kel impahan tert inggi disaj ikan dalam Tabel 4.

Di l ihat dari jumlah suku yang di temukan pada masing-masing lokasi pengamatan, Pomacentridae adalah yang tert inggi yaitu sebesar 10319 individu/ha, dan di ikuti oleh Apogonidae sebesar 7471 individu/ha. Sedangkan suku yang memil ik i jumlah kel impahan terendah adalah Centropomidae (2 individu/ha). Kel impahan masing-masing suku pada set iap lokasi pengamtan disaj ikan dalam Tabel 5.

Page 36: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

30

Tabel 4. Limabelas jenis ikan karang yang memiliki kelimpa-han tertinggi di lokasi transek permanen monitoring Pulau Batam, 2007 (n=12).

Kel impahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang diperoleh dari UVC di lokasi transek permanen, yang pal ing t inggi di temukan pada jenis Caesio teres (Suku Caesionidae) yaitu 857 individu/ha di ikuti Lut-janus carponotatus (suku Lut janidae) sebesar 379 indi-

No. Jenis Grup Kelimpahan

(Jmlh indv./ha)

1 Neopomacentrus filamentosus Major Pomacentridae 6476

2 Apogon compressus Major Apogonidae 2690

3 Apogon quenquelineata Major Apogonidae 2500

4 Archamia fucata Major Apogonidae 1238

5 Neopomacentrus azysron Major Pomacentridae 917

6 Caesio teres Target Caesionidae 857

7 Pomacentrus nagasakiensis Major Pomacentridae 507

8 Chaetodon octofasciatus Indicator Chaetodontidae 452

9 Chromis atripectoralis Major Pomacentridae 417

10 Amphiprion ocellaris Major Pomacentridae 417

11 Lutjanus carponotatus Target Lutjanidae 379

12 Apogon aureus Major Apogonidae 369

13 Scolopsis ciliatus Target Scolopsidae 305

14 Hemiglyphidodon pla-giometopon Major Pomacentridae 286

15 Apogon cyanomos Major Apogonidae 274

Suku

Page 37: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

31

vidu/ha dan Scolopsis ci l iatus (Suku Scolopsidae) 305 individu/ha. Ikan kepe-kepe dari jenis Chaetodon octo-fasciatus (suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk meni lai kesehatan terumbu karang memil ik i kel impahan sebesar 452 individu/ha.

Tabel 5. Kelimpahan ikan karang untuk msing-masing suku di lokasi transek permanen monitoring Pulau Abang ko-tamadya Batam, 2007

No . Kelimpahan

(Jmlh indv./ha) 1 Pomacentridae 10319 2 Apogonidae 7471 3 Caesionidae 857 4 Labridae 819 5 Chaetodontidae 605 6 Scolopsidae 452 7 Lutjanidae 429 8 Pomacanthidae 262 9 Scaridae 217

10 Serranidae 174 11 Siganidae 90 12 Gerridae 76 13 Nemipteridae 74 14 Mullidae 55 15 Sphyraenidae 55 16 Holocentridae 38 17 Lethrinidae 33 18 Centriscidae 14 19 Bleniidae 12 20 Pempheridae 12 21 Ephippidae 7 22 Haemulidae 7 23 Dasyatidae 5 24 Centropomidae 2

Suku

Page 38: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

32

Jumlah individu untuk setiap jenis ikan karang yang di jumpai di masing-masing stasiun transek permanen dengan menggunakan metode UVC bisa di l ihat pada Lampiran 3. Hasi l ini menunjukkan bahwa kel impahan kelompok ikan major, ikan target, dan ikan indikator berturut-turut adalah 18543 individu/ha, 2938 individu/ha dan 605 individu/ha. Pada setiap lokasi pengamatan ke-hadiran ikan karang cukup bervariasi, dengan dominasi tert inggi selalu di temukan pada kelompok ikan major, di ikuti kelompok ikan indikator. Jumlah jenis dan jumlah individu ikan indikator yang di temukan menggambarkan bahwa daerah pengamatan memil ik i rataan terumbu yang relat i f baik.

Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator pada lokasi pengamatan adalah 31:5:1. Ini berart i bahwa untuk setiap 37 individu ikan yang di jum-pai di perairan Natuna, kemungkinan komposisinya ter-dir i dari 31 individu ikan major, 5 individu ikan target dan 1 individu ikan indikator. Peta perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator di masing-masing stasiun transek permanen ditampilkan pada Gambar 7.

Page 39: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

33

Gambar 7. Perbandingan ikan target, ikan major dan ikan indikator hasil monitoring di lokasi transek permanen di perairan Pulau Abang Kotamadya Batam.

Hasil analisa ikan karang

Pada penel i t ian yang di lakukan di daerah Kotamadya Batam pada tahun 2007 (t1) ini , berhasi l di lakukan pengambilan data pada 12 stasiun penel i t ian yang sama sepert i yang di lakukan pada penel i t ian tahun 2004 (t0).

Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasarkan data ke 12 stasiun tersebut yang diamati pada 2004 dan 2007 sepert i Tabel 6 dibawah :

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

#

P. Abang

P. Dadap

P. De

P. Udi

P. Petong

P. Pengelap

P. Galang Baru

P. Abang Besar

0°30' 0°30'

0°33' 0°33'

0°36' 0°36'

0°39' 0°39'

104°3'

104°3'

104°6'

104°6'

104°9'

104°9'

104°12'

104°12'

104°15'

104°15'

104°18'

104°18'

DaratHutan Mangrove

Fringing ReefPatch Reef

Ikan indikatorIkan majorIkan target

Legenda :

KOMPOSISI IKANPER STASIUN LIT

DI P. ABANG (2007)U

Page 40: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

34

Tabel 6. Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasarkan data ke 6 stasiun tersebut yang diamati pada 2004 dan 2007.

Walaupun terl ihat ada kecenderungan penurunan jumlah individu ikan karang per transeknya dari tahun 2004 ke tahun 2007, tetapi penurunannya t idak begitu nyata (signif ikan). Hal ini didasarkan dari hasi l Anal isa variansi (ANOVA=Analysis of Variance) dengan 2 faktor dimana Faktor pertama merupakan Waktu (yaitu tahun 2004 dan 2007) dan Faktor kedua merupakan kelompok ikan karang (yaitu kelompok Major, Target dan Indikator). Sebelum ANOVA di lakukan, data jumlah individu (y) terlebih dahulu di transformasikan ke dalam bentuk ln sehingga datanya menjadi y’=ln y. Hal ini di lakukan agar asumsi-asumsi yang diperlukan dalam melakukan ANOVA terpenuhi. Tabel ANOVA terl ihat sepert i Tabel 7 di bawah ini :

Jumlah Individu

2004 2007 Ikan Major 866 649

Ikan Target 180 103

Ikan Indikator 26 21

Total 1072 773

Kategori

Page 41: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

35

Tabel 7. Hasil ANOVA terhadap data jumlah individu ikan karang (data ditransformasikan ke dalam bentuk ln).

Data : Ln ( jumlah individu ikan karang)

Catatan : *) = Ho bahwa reratanya sama ditolak dengan tingkat kesalahan 5 %

Adanya perbedaan yang nyata terjadi pada antar kelompok ikan karang, dimana berdasarkan uj i perbandingan berganda Tukey ter l ihat bahwa jumlah individu ikan major merupakan yang tert inggi, di ikut i oleh ikan target, dan selanjutnya ikan indikator. Hal ini merupakan sesuatu yang umum karena pada daerah terumbu karang, kelompok ikan major lebih dominan jumlahnya dibandingkan kelompok ikan lainnya.

Sumber DF SS MS F p

Waktu 1 0,018 0,018 0,02 0,877

Kelompok 2 136,016 68,008 89,01 0,000 *)

Waktu*Kelompok 2 1,354 0,677 0,89 0,417

Sesatan 66 50,427 0,764

Total 71 187,815

Page 42: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

36

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Untuk persentase tutupan karang hidup (LC), t idak terl ihat perbedaan tutupan yang signif ikan antara tahun 2004 (LC=62,74%) dan pada tahun 2007 (LC=60,04%).

Untuk megabentos perbedaan yang nyata antara jumlah individu pertransek yang diamati pada tahun 2004 dan 2007 hanya ter jadi untuk kategori Drupel la dan Large Giant clam saja. Pada tahun 2004, Drupel la t idak dikjumpai, tetapi pada tahun 2007 di jumpai Drupela, dimana rerata kel impahannya sebesar 1,83 individu/transek. Sedangkan untuk Large Giant Clam, yang pada pengamatan 2004 di jumpai 0,67 individu/transeknya, tetapi pada tahun 2007 t idak di jumpai lagi.

Walaupun terl ihat ada kecenderungan penurunan jumlah individu ikan karang per transeknya dari tahun 2004 ke tahun 2007, tetapi penurunannya t idak begitu nyata (signif ikan). Hal ini didasarkan dari hasi l Analisa variansi (ANOVA=Analysis of Variance) dengan 2 faktor dimana Faktor pertama merupakan Waktu (yaitu tahun 2004 dan 2007) dan Faktor kedua merupakan kelompok ikan karang (yaitu kelompok Major, Target dan Indikator). Walaupun ada perbedaan yang nyata ter jadi pada kelompok ikan karang, dimana berdasarkan uj i perbandingan berganda Tukey ter l ihat bahwa jumlah individu ikan major merupakan yang tert inggi, di ikuti oleh ikan target, dan selanjutnya ikan indikator. Hal ini merupakan sesuatu yang umum karena pada daerah terumbu karang, kelompok ikan major lebih dominan jumlahnya dibandingkan kelompok ikan lainnya.

Page 43: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

37

B. SARAN

Dari pengalaman dan hasi l yang diperoleh selama melakukan penel i t ian di lapangan maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

• Hasi l yang diperoleh dalam penel i t ian ini mungkin t idak seluruhnya benar untuk menggambarkan kondisi perairan Pulau Abang secara keseluruhan mengingat penel i t ian kal i ini di fokuskan hanya pada beberapa Sepert i Pulau Petong, P. Abang Besar, P. Abang Keci l , P. Pengelap dan P. Dedap.

• Lokasi penel i t ian umumnya langsung menghadap lautan terbuka (Laut Cina Selatan) yang hampir selalu terkena hempasan ombak yang relat i f besar sehingga agak sul i t untuk melakukan pengamatan. Penggunaan kapal penel i t ian yang berukuran besar (bukan kapal nelayan setempat yang umumnya berukuran keci l) , pemil ihan waktu penel i t ian yang tepat yaitu disaat musim ombak agak sediki t tenang serta alokasi waktu penel i t ian yang cukup akan lebih memungkinkan untuk pengambilan t i t ik stasiun yang lebih banyak sehingga sampel yang terambil akan lebih mewaki l i daerah peneli t ian.

• Dengan meningkatnya kegiatan di darat di wi layah Kotamadya Batam, past i akan membawa pengaruh terhadap ekosistem di Pulau Abang dan perairan sekitarnya, baik secara langsung maupun t idak langsung. Untuk i tu, peneli t ian kembali di daerah ini sangatlah penting di lakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi sehingga hasi lnya bisa d i j ad i kan bahan pe r t imbangan bag i pa ra stakeholder dalam mengelola ekosistem terumbu karang secara lestar i . Selain i tu, data hasi l pemantauan tersebut juga bisa dipakai sebagai bahan evaluasi keberhasi lan COREMAP.

Page 44: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

38

DAFTAR PUSTAKA

Engl ish, S., C. Wilk inson and V. Baker, 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Second edi-t ion . Austral ian Inst i tute of Marine Science. Towns-vi l le: 390 p.

Heemstra, P.C. and Randal, J.E. 1993. FAO Species Cata-logue . Vol. 16 Grouper of the World (Family Serrani-dae: Sub Family Epinephel idae).

Kuiter, R. H., 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacif ic, Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Indonesia.

Lieske E. & R. Myers, 1994. Reef Fishes of the World. Periplus Edit ion, Singapore. 400p.

Matsuda,A.K.; Amoka, C.; Uyeno, T. and Yoshiro, T., 1984 . The Fishes of the Japanese Archipelago. Tokai Uni-versity Press.

Randal l , J.E. and Heemstra, P.C. 1991. Indo-Pacific F i s h e s . R e v i s i o n o f I n d o - P a c i f i c G r o u p e r (Perci formes: Serr inidae: Epinephel idae), With De-script ion of Five New Species.

Warwick, R.M. and K.R. Clarke, 2001. Change in marine communit ies: an approach to stasist ical analysis and interpretat ion, 2n d edit ion. PRIMER-E:Plymouth.

Page 45: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

39

LAMPIRAN

Lampiran 1. Posisi transek permanen di Pulau Abang dan sekitarnya, Kotamadya Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

NO. STASIUN LONG. LAT.

1 BTML 01 104,22117 0,53567

2 BTML 02 104,24033 0,54133

3 BTML 03 104,18933 0,55417

4 BTML 04 104,17633 0,58500

5 BTML 05 104,20200 0,60450

6 BTML 06 104,22417 0,58183

7 BTML 07 104,10167 0,62967

8 BTML 08 104,07933 0,64517

9 BTML 09 104,07967 0,61750

10 BTML 10 104,29233 0,51400

11 BTML 11 104,26367 0,49383

12 BTML 12 104,28383 0,50817

Page 46: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

40

NO

. SU

KU

B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L JE

NIS

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

I

AC

RO

POR

IDA

E

1

Acr

opor

a br

uegg

eman

ni

+ +

- -

- -

- +

- -

- +

3 A

crop

ora

diva

ricat

a -

+ +

- -

+ -

- -

- -

- 4

Acr

opor

a ec

hina

ta

- -

+ -

- -

+ -

- -

- +

5 A

crop

ora

florid

a +

- -

- -

- -

- -

- -

+ 6

Acr

opor

a fo

rmos

a -

- -

- -

- -

- -

- +

- 7

Acr

opor

a la

tiste

lla

- -

- -

- -

- -

- -

- +

8 A

crop

ora

mill

epor

a -

- -

- -

- -

- -

- -

+ 9

Acr

opor

a na

suta

-

- -

- -

- -

- -

- +

- 10

A

crop

ora

tenu

is

- -

- -

+ -

- -

- -

- +

11

Ast

reop

ora

grac

ilis

- -

- +

- -

- -

+ -

- -

12

Ast

reop

ora

myr

ioph

thal

ma

- -

+ +

- -

- -

- -

- -

13

Mon

tipor

a ae

quitu

berc

ulat

a +

+ +

+ -

- +

- +

- -

- 14

M

ontip

ora

dana

e -

- -

- -

- -

+ -

- -

- 15

M

ontip

ora

folio

sa

+ -

- +

- -

- -

+ -

- -

16

Mon

tipor

a gr

isea

+

+ +

+ -

+ -

+ -

- -

- 17

M

ontip

ora

hisp

ida

+ +

+ +

- +

- +

- -

+ +

18

Mon

tipor

a in

cras

sata

-

- +

- -

- -

- -

- +

+ 19

M

ontip

ora

info

rmis

+

- +

- -

- -

+ +

- +

- 20

M

ontip

ora

mill

epor

ra

+ -

+ -

- +

+ -

+ -

- +

21

Mon

tipor

a m

onas

teria

ta

- -

+ +

- -

- -

- -

- -

22

Mon

tipor

a or

ient

alis

-

+ -

+ -

+ -

- -

- -

- 23

Mon

tipor

a sp

. +

- +

+ +

- -

- +

- -

+ 24

Mon

tipor

a sp

umos

a -

- -

- -

- +

- -

- -

- 25

Mon

tipor

a tu

rges

cens

+

- +

- -

+ -

+ -

- +

+

Lam

pira

n 2.

Jeni

s-je

nis

kara

ng b

atu

yang

dite

muk

an d

i pe

raira

n P

ulau

Aba

ng d

an s

ekita

rnya

, K

otam

adya

Bat

am, P

rovi

nsi

Kep

ulau

an R

iau.

Page 47: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

41

Lam

pira

n 2.

(la

njut

an)

26

M

ontip

ora

unda

ta

+ -

- -

- -

- -

- -

- -

27

M

ontip

ora

veno

sa

- -

+ +

- +

- +

+ -

+ +

28

M

ontip

ora

verr

ucos

a +

- -

- -

- -

- +

- -

-

II

AG

AR

ICIID

AE

29

Le

ptos

eris

sca

bra

- -

+ -

- -

- -

- -

- -

30

P

achy

seris

rugo

sa

- +

- -

+ +

+ -

+ -

- +

31

P

achy

seris

spe

cios

a -

+ +

+ +

- -

- -

- -

- 32

Pav

ona

cact

us

+ +

- +

- +

- +

+ -

+ -

33

P

avon

a cl

avus

-

- -

- -

- +

+ +

- -

- 34

Pav

ona

decu

ssat

a +

+ +

+ -

- -

+ +

- +

+ 35

Pav

ona

frond

ifera

+

+ -

+ -

+ +

- +

+ +

+

III

C

AR

YOPH

YLLI

IDA

E

36

Eup

hylli

a gl

abre

scen

s -

+ -

- -

- -

- -

- -

- 37

Phy

sogy

ra li

chte

nste

ini

- -

- -

+ -

- -

- -

- +

38

P

hyso

gyra

sp.

-

- -

- -

- -

- -

- +

- 39

Ple

rogy

ra s

inuo

sa

- -

+ +

+ -

+ +

- -

+ -

IV

DEN

DR

OPH

YLLI

IDA

E

40

Turb

inar

ia m

esen

terin

a -

- +

- -

- -

+ +

- -

- 41

Turb

inar

ia p

elta

ta

+ -

- -

- -

- -

- -

+ -

42

Tu

rbin

aria

sp.

-

- -

- +

- -

- -

- -

-

V

FAVI

IDA

E

43

Bar

abat

oia

amic

orum

-

- -

- -

- -

+ -

- -

- 44

Chy

past

rea

chal

cidi

cum

+

- +

+ +

+ -

+ +

- +

- 45

Chy

past

rea

sera

ilia

+ -

- +

- +

- +

- -

+ -

Page 48: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

42

Lam

pira

n 2.

(la

njut

an)

46

Cyp

hast

rea

mic

roph

thal

ma

+ -

- -

- -

+ -

+ -

- +

47

Cyp

hast

rea

sp.

- -

- -

- -

- -

- -

+ -

48

Dip

loas

trea

helio

pora

-

- -

- -

+ -

- -

- -

- 49

E

chin

opor

a ho

rrid

a -

- -

- -

- -

- -

+ -

- 50

E

chin

opor

a la

mel

losa

-

- -

- -

- +

- +

+ -

- 51

E

chin

opor

a m

amm

iform

is

+ -

- -

- -

- -

- -

- -

52

Fav

ia m

atth

aii

- -

- -

- -

+ -

+ -

+ -

53

Fav

ia p

allid

a -

- +

- -

- -

- -

- -

- 54

F

avia

rotu

man

a +

- -

- +

+ +

+ -

- -

- 55

F

avia

rotu

ndat

a -

- +

- +

- +

- -

- +

- 56

F

avia

spe

cios

a +

+ +

- +

+ -

+ +

- +

+ 57

F

avia

ste

llige

ra

- -

- +

- -

- -

- -

- -

58

Fav

ia v

eron

i -

- -

- -

- +

- +

- +

- 59

F

avite

s ab

dita

+

- -

- -

+ -

- -

- -

- 60

F

avite

s fle

xuos

a -

+ -

- -

- -

- -

- -

- 61

F

avite

s sp

. -

- -

- -

- -

- +

- -

- 62

G

onia

stre

a ed

war

dsi

+ -

+ -

- -

+ -

- -

- -

63

Gon

iast

rea

favu

lus

- -

+ -

+ -

- +

- -

- +

64

Gon

iast

rea

folio

sa

- -

- -

- -

- +

- -

- -

65

Gon

iast

rea

pect

inat

a -

- -

- -

- -

+ -

- -

- 66

G

onia

stre

a re

tifor

mis

+

- +

- +

- -

+ -

- -

- 67

Le

ptas

trea

prui

nosa

-

- +

- -

- -

- -

- -

- 68

Le

ptas

trea

purp

urea

-

- +

- -

- -

- -

- -

- 69

Le

ptas

trea

trans

vers

a -

- -

+ +

- -

- -

- -

- 70

Le

ptor

ia p

hryg

ia

- +

- -

- -

- -

- -

- -

71

Mon

tast

rea

curta

-

- -

- -

- -

- -

- +

- 72

P

laty

gyra

dae

dale

a -

- -

- +

- -

- -

- -

+ 73

P

laty

gyra

lam

ellin

a +

- +

- +

- -

- -

- +

- 74

P

laty

gyra

sin

ensi

s +

- +

- -

+ -

- -

- +

-

Page 49: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

43

Lam

pira

n 2.

(la

njut

an)

VI

FUN

GIID

AE

75

Cte

nact

is e

chin

ata

- -

- -

- +

- -

- +

- -

76

Her

polit

ha w

eber

i -

- -

- +

- -

- -

- -

- 77

Fu

ngia

con

cinn

a +

- -

- +

+ +

- +

- +

+ 78

Fu

ngia

fung

ites

- +

+ +

+ +

- -

- -

- +

79

Fung

ia h

orrid

a -

+ -

- +

+ -

- -

+ +

+ 80

Fu

ngia

mol

ucce

nsis

-

+ +

- +

- -

- -

- -

+ 81

Fu

ngia

pau

mot

ensi

s +

+ -

+ -

- -

+ +

- -

+ 82

Fu

ngia

repa

nda

+ +

- +

+ +

- -

+ -

+ +

83

Fung

ia s

cuta

ria

- -

- -

- -

- -

- -

+ -

84

Fu

ngia

sp.

-

- -

- -

- +

- -

- -

- 85

Hel

iofu

ngia

act

inifo

rmis

-

- -

- -

- -

- -

- -

+ 86

Her

polit

ha li

max

-

- -

- -

+ -

- -

- -

- 87

Lith

ophy

llon

undu

latu

m

- -

+ -

- -

- -

- -

- -

88

P

odab

acea

cru

stac

ea

+ -

- -

+ -

+ -

+ +

+ -

VII

HEL

IOPO

RIID

AE

89

H

elio

pora

coe

rule

a -

- -

- -

+ -

- -

+ -

-

VI

II M

ERU

LIN

IDA

E

90

Hyd

noph

ora

exes

a +

- -

- -

- -

- -

- -

+ 91

Hyd

noph

ora

mic

roco

nos

- -

- -

+ -

- -

- -

- -

92

H

ydno

phor

a pi

losa

-

- -

- -

+ -

- -

- -

- 93

Hyd

noph

ora

rigid

a +

- -

- -

- -

- -

- -

+ 94

Mer

ulin

a am

plia

ta

- -

+ -

+ -

+ -

- -

- -

95

M

erul

ina

scab

ricul

a +

+ +

- -

+ +

+ -

- -

+

IX

M

USS

IDA

E

96

Lobo

phyl

lia c

orym

bosa

+

- -

- -

- -

+ -

- -

- 97

Lobo

phyl

lia p

achy

sept

a -

- -

- -

- -

- -

- +

-

Page 50: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

44

Lam

pira

n 2.

(la

njut

an)

98

S

ymph

yllia

aga

ricia

-

- +

- -

+ -

- -

- -

+ 99

Sym

phyl

lia ra

dian

s -

- -

- -

- +

- -

+ -

+ 10

0

Sym

phyl

lia re

cta

+ -

+ -

- +

+ -

- -

- +

101

S

ymph

yllia

val

enci

enne

si

- -

+ -

- -

- -

- -

- -

X O

CU

LIN

IDA

E

10

2

Gal

axea

ast

reat

a -

- -

+ +

- +

- -

- +

+ 10

3

Gal

axea

fasc

icul

aris

+

+ +

- -

+ +

- +

+ +

+

XI

PE

CTI

NID

AE

104

E

chin

ophy

llia

aspe

ra

- +

- -

- -

+ -

+ -

- +

105

M

yced

ium

ele

phan

totu

s -

- +

- -

- -

- -

- -

- 10

6

Oxy

pora

gla

bra

- +

- -

- -

- -

- -

- -

107

O

xypo

ra la

cera

-

+ -

- +

+ +

+ +

- -

- 10

8

Pec

tinia

alc

icor

nis

- +

+ -

+ +

+ +

+ +

- +

109

P

ectin

ia la

ctuc

a +

+ -

+ +

+ +

+ -

- -

+ 11

0

Pec

tinia

pae

onia

+

+ -

+ -

+ +

- +

+ -

+

-

- -

- -

- -

- -

- -

- XI

I PO

CIL

LOPO

RID

AE

- -

- -

- -

- -

- -

- -

111

P

ocill

opor

a da

mic

orni

s -

- -

- -

- -

- -

- -

+

XI

II PO

RIT

IDA

E

11

2

Alv

eopo

ra c

atal

ai

- -

- -

- -

- -

- -

+ -

113

G

onio

pora

col

umna

-

+ -

- +

+ +

- -

- -

+ 11

4

Gon

iopo

ra d

jibou

tiens

is

- +

- -

+ -

+ -

- -

- +

115

G

onio

pora

loba

ta

- -

- -

+ -

- -

- -

- -

116

G

onio

pora

sp.

-

- -

- -

+ -

- -

- +

- 11

7

Por

ites

cylin

dric

a -

+ +

+ -

- +

- -

- +

+ 11

8

Por

ites

liche

n +

- +

+ +

+ -

+ +

- -

-

Page 51: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

45

Lam

pira

n 2.

(la

njut

an)

Ket

eran

gan

: +

= di

tem

ukan

-

= tid

ak d

item

ukan

11

9

Por

ites

loba

ta

+ +

+ +

+ -

+ +

+ +

+ +

120

P

orite

s lu

tea

+ +

+ +

+ +

+ +

+ -

+ -

121

P

orite

s ni

gres

cens

-

- -

+ -

- +

- -

- -

-

122

P

orite

s ru

s +

+ +

+ +

+ +

- +

- +

-

123

P

orite

s so

lida

+ -

- -

- -

- -

- -

+ -

124

P

orite

s sp

. -

- -

- -

- +

- -

- -

-

126

P

orut

es ru

s -

- -

- -

- -

+ -

- -

-

XIV

SID

ERA

STR

EID

AE

127

C

osci

nara

ea c

olum

na

- -

- +

- -

- -

- +

- -

128

P

sam

moc

ora

cont

igua

+

+ -

+ +

+ +

- -

- +

+

129

P

sam

moc

ora

digi

tata

-

- -

- -

- +

- -

- -

-

130

P

seud

osid

eras

trea

taya

mi

- -

- -

- -

- -

+ -

- -

XV

STYL

AST

ERID

AE

131

S

tyla

ster

sp.

-

- -

- -

+ -

- -

- -

-

Page 52: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

46

Lam

pira

n 3.

Jen

is-je

nis

ikan

kar

ang

yang

dite

muk

an d

i per

aira

n P

ulau

Aba

ng d

an s

ekita

rnya

, Kot

amad

ya

Bat

am, P

rovi

nsi K

epul

auan

Ria

u.

NO

. SU

KU

B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L B

TML

BTM

L G

RU

P

JEN

IS

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11

12

I

APO

GO

NID

AE

1

Apo

gon

aure

us

- +

- -

+ -

+ +

+

+ -

Maj

or

2 A

pogo

n co

mpr

essu

s +

+ +

+ +

- +

+ +

+ +

+ M

ajor

3

Apo

gon

cyan

omos

+

- -

- -

- +

- -

+ -

+ M

ajor

4

Apo

gon

seal

ei

- -

+ +

- -

- -

- -

- -

Maj

or

5 A

rcha

mia

fuca

ta

- +

- -

- -

+ +

+ -

+ -

Maj

or

6 C

heilo

dipt

erus

mac

rodo

n +

- -

- +

- +

+ +

+ +

- M

ajor

7

Che

ilodi

pter

us q

uenq

uelin

eata

+

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ M

ajor

8

Sph

aera

mia

orb

icul

aris

-

+ -

- -

- -

- -

- -

- M

ajor

II B

LEN

IIDA

E

9 M

eiac

anth

us s

p.

- -

- -

+ -

- +

- -

+ -

Maj

or

III

C

AES

ION

IDA

E

10

Cae

sio

tere

s +

- +

+ -

- -

- +

+ +

+ Ta

rget

IV

CEN

TRIS

CID

AE

11

A

eolis

cus

strig

atus

-

- -

+ -

- -

- -

- -

- M

ajor

V C

ENTR

OPO

MID

AE

12

P

sam

mop

erca

wai

gien

sis

- -

- +

- -

- -

- -

- -

Targ

et

13

Cha

etod

on o

ctof

asci

atus

+

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ In

dica

tor

14

Che

lmon

rost

ratu

s +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ In

dica

tor

VI

D

ASY

ATI

DA

E

15

Taen

iura

lym

ma

- -

- -

- -

- -

- +

- +

Targ

et

16

Pla

tax

orbi

cula

ris

+ -

- -

- -

- -

- -

- -

Targ

et

Page 53: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

47

Lam

pira

n 3.

(La

njut

an)

VII

GER

RID

AE

17

G

erre

s m

acro

som

a -

- -

- -

+ -

- -

- -

+ M

ajor

VIII

HA

EMU

LID

AE

18

P

lect

orhi

nchu

s ch

aeto

dont

oide

s -

- -

- -

- -

- -

- -

+ Ta

rget

19

P

lect

orhi

nchu

s pi

ctus

-

- -

- -

- +

- -

- -

- Ta

rget

IX

HO

LOC

ENTR

IDA

E

20

Sar

goce

ntro

n ca

udim

acul

atus

-

- +

- -

- -

- -

- -

- Ta

rget

21

S

argo

cent

ron

rubr

um

- -

+ -

- +

+ +

- -

- +

Targ

et

X

LAB

RID

AE

22

B

odia

nus

axill

aris

+

- -

- -

- -

+ -

- -

- M

ajor

23

C

heili

nus

chlo

ruru

s +

- +

+ -

+ -

+ -

- -

- Ta

rget

24

C

heili

nus

fasc

iatu

s +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ -

+ Ta

rget

25

C

hoer

odon

anc

hora

go

+ -

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

Targ

et

26

Cho

erod

on s

p.

- -

- +

+ +

- +

- -

+ -

Targ

et

27

Cor

is g

aim

ard

+ -

- -

- -

- -

- -

- -

Maj

or

28

Epi

bulu

s in

sidi

ator

-

- -

- -

- +

- -

- -

+ M

ajor

29

H

alic

hoer

es a

rgus

-

+ -

- +

+ -

+ +

+ +

+ M

ajor

30

H

alic

hoer

es c

hlor

opte

rus

+ -

- +

+ +

+ +

+ +

+ +

Maj

or

31

Hal

icho

eres

chr

ysus

-

- -

- -

- -

+ -

- -

- M

ajor

32

H

alic

hoer

es m

argi

natu

s +

- +

+ -

+ +

+ +

- -

- M

ajor

33

H

alic

hoer

es m

elan

urus

+

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ M

ajor

34

H

alic

hoer

es s

capu

laris

-

- -

- +

+ +

+ -

- +

- M

ajor

35

H

emig

ymnu

s fa

scia

tus

- -

- -

- -

+ -

- -

- -

Targ

et

36

Hem

igym

nus

mel

apte

rus

- -

- -

- -

+ -

+ +

+ +

Targ

et

37

Ste

thoj

ulis

stri

give

nter

-

- -

+ -

- -

- -

- +

M

ajor

Page 54: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

48

Lam

pira

n 3.

(La

njut

an)

XI

LETH

RIN

IDA

E

38

Leth

rinus

har

ak

- -

- +

+ +

- -

- -

- +

Targ

et

39

Leth

rinus

orn

atus

-

- -

- -

+ -

- -

- -

- Ta

rget

40

Lu

tjanu

s ca

rpon

otat

us

+ +

- +

+ +

+ +

+ +

+ +

Targ

et

41

Lutja

nus

fulv

iflam

ma

- -

- -

+ +

- -

- -

- -

Targ

et

42

Lutja

nus

russ

eli

- -

- -

- +

- -

- -

- -

Targ

et

43

Lutja

nus

vitta

-

- +

- -

+ +

- +

- -

+ Ta

rget

XII

MU

LLID

AE

44

U

pene

us tr

agul

a -

- -

- +

+ -

+ -

- +

+ Ta

rget

XIII

NEM

IPTE

RID

AE

45

P

enta

podu

s ca

ninu

s +

- +

- +

+ -

+ -

+ -

- Ta

rget

46

P

enta

podu

s tri

vitta

tus

- -

- -

- +

- -

- -

- -

Targ

et

XI

V PE

MPH

ERID

AE

47

P

emph

eris

van

icol

ensi

s -

- -

- -

- +

- -

- -

- M

ajor

XV

POM

AC

AN

THID

AE

48

C

haet

odon

topl

us m

esol

eucu

s +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ M

ajor

49

P

omac

anth

us n

avar

chus

-

- -

- -

- -

- -

- +

- M

ajor

50

P

omac

anth

us s

exst

riatu

s +

+

+ -

- -

+ +

+ +

- M

ajor

XVI

POM

AC

ENTR

IDA

E

51

Abudef

duf

ben

gal

ensi

s -

- -

- -

- -

- -

- -

- M

ajor

52

Abudef

duf

saxa

tilis

-

- -

- -

- -

- -

- -

- M

ajor

53

Abudef

duf

septe

mfa

scia

tus

+ -

- -

+ +

+ -

- +

- +

Maj

or

54

Abu

defd

uf s

exfa

scia

tus

- -

+

- -

- -

- -

- -

Maj

or

Page 55: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

49

Lam

pira

n 3.

(La

njut

an)

55

Abu

defd

uf v

aigi

ensi

s -

- -

+ -

+ -

- -

- -

+ M

ajor

56

A

mbl

ygly

phid

odon

cur

acao

-

- -

+ -

+ +

- +

- +

- M

ajor

57

A

mph

iprio

n cl

arck

ii -

- +

- -

- -

- -

- -

- M

ajor

58

A

mph

iprio

n m

elan

opus

+

- +

- +

+ +

+ +

+ +

+ M

ajor

59

A

mph

iprio

n oc

ella

ris

+ -

+ -

- -

+ +

+ +

+ +

Maj

or

60

Am

phip

rion

ephi

ppiu

m

- -

- -

- +

- -

- -

- -

Maj

or

61

Chr

omis

atri

pect

oral

is

+ +

+ -

- -

+ -

- -

- +

Maj

or

62

Dis

chis

todu

s ch

ryso

poec

ilus

- -

- -

- +

+ -

+ +

- +

Maj

or

63

Dis

chis

todu

s pe

rspi

cilla

tus

- -

- -

- -

+ -

- -

+ -

Maj

or

64

Dis

chis

todu

s pr

osop

otae

nia

- -

+ +

+ +

+ +

- +

+ +

Maj

or

65

Hem

igly

phid

odon

pla

giom

etop

on

+ +

- +

+ +

+ +

+ +

+ +

Maj

or

66

Neo

pom

acen

trus

azys

ron

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

- +

Maj

or

67

Neo

pom

acen

trus

filam

ento

sus

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

Maj

or

68

Par

agly

phid

odon

mel

as

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

Maj

or

69

Par

agly

pihd

odon

nig

roris

+

+ +

+ +

- +

+ +

+ -

+ M

ajor

70

P

omac

entru

s al

exan

dera

e -

- -

+ -

- -

+ +

- -

- M

ajor

71

P

omac

entru

s ba

nkan

ensi

s -

- +

+ -

+ -

- -

- -

- M

ajor

72

P

omac

entru

s m

oluc

cens

is

- +

- -

- +

- -

- -

+ -

Maj

or

73

Pom

acen

trus

naga

saki

ensi

s +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ M

ajor

74

P

omac

entru

s tri

punc

tatu

s -

- -

- -

- -

- -

- -

+ M

ajor

75

S

tega

stes

nig

rican

s +

+ -

+ +

+ +

+ +

+ +

+ M

ajor

XVII

SCA

RID

AE

76

S

caru

s bl

eeke

ri -

- -

- -

- -

- -

+ -

- Ta

rget

77

S

caru

s di

mid

iatu

s -

- -

+ -

+ -

+ -

- -

- Ta

rget

78

S

caru

s gh

oban

-

- -

+ +

+ +

+ +

+ -

+ Ta

rget

79

S

caru

s hy

psel

opte

rus

- -

- +

- +

- +

- +

- -

Targ

et

80

Sca

rus

long

icep

s -

- +

- -

- +

-

- -

- Ta

rget

Page 56: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.

50

Lam

pira

n 3.

(La

njut

an)

Ket

eran

gan

: +

= di

tem

ukan

-

= tid

ak d

item

ukan

i

XVIII

SC

OLO

PSID

AE

81

S

colo

psis

bili

neat

us

- -

- -

- -

- +

- -

- -

Targ

et

82

Sco

lops

is c

iliat

us

+ -

+ +

+ +

+ +

- +

+ +

Targ

et

83

Sco

lops

is li

neat

us

- -

- -

- -

- -

+ -

- -

Targ

et

84

Sco

lops

is m

arga

ritife

r +

- -

+ +

- +

+ -

+ +

+ Ta

rget

85

S

colo

psis

mon

ogra

mm

a +

- -

- -

- -

- -

- +

- Ta

rget

86

S

colo

psis

trili

neat

us

- -

- +

- -

- +

+ -

- -

Targ

et

XI

X SE

RR

AN

IDA

E

87

Aet

alop

erca

roga

a -

- -

+ -

- -

+ -

- -

- Ta

rget

88

C

epha

loph

olis

boe

nak

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

+ +

Targ

et

89

Cep

halo

phol

is fo

rmos

a -

- -

- -

- -

+ -

- -

- Ta

rget

90

C

epha

loph

olis

pac

hyce

ntro

n +

- -

- -

- +

+ +

+ +

- Ta

rget

91

C

epha

loph

olis

uro

deta

-

- -

- -

- -

+ -

- -

- Ta

rget

92

D

iplo

prio

n bi

fasc

iatu

s +

- +

- +

- -

- -

- +

- M

ajor

93

E

pine

phel

lus

mer

ra

- -

- -

- -

- +

- -

- -

Targ

et

94

Epi

neph

ellu

s ta

uvin

a -

- -

- -

- +

- -

- -

- Ta

rget

95

E

pine

phel

us o

ngus

-

- -

- -

- +

- -

- -

- Ta

rget

96

P

lect

ropo

mus

leop

ardu

s -

- -

- -

+ -

- -

- +

- Ta

rget

XX

SIG

AN

IDA

E

97

Sig

anus

can

alic

ulat

us

- -

- -

+ +

- -

- +

- -

Targ

et

98

Sig

anus

gut

tatu

s -

- -

- +

+ -

- -

- -

- Ta

rget

99

S

igan

us v

irgat

us

- -

- +

+ +

- -

- -

- -

Targ

et

XX

I SP

HYR

AEN

IDA

E

100

Sph

yrae

na o

btus

ata

+ -

- -

- -

+ -

- -

- -

Targ

et

Page 57: LAP MNTR BATAM 07--(05)coremap.or.id/downloads/BME_Ekologi_Batam_2007.pdfpenelitian lapangan dan analisa datanya, sehingga buku tentang monitoring kesehatan karang ini dapat tersusun.