Lap. Fisika Destilasi

8
PENETAPAN KADAR ETANOL DENGAN CARA DESTILASI I. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum 1. Mengetahui prinsip-prinsip destilasi dan kegunaannya 2. Menentukan kadar etanol dalam minuman 1.2Metodologi / RencanaKerja 1.2.1 Tempat dan Waktu 1. Tempat pengambilan data praktikum dilaksanakan di laboratorium Fisika Farmasi Politeknik Kesehatan KementerianKesehatan Jakarta II 2. Waktu pengambilan data praktikumdilaksanakan padahari senin tanggal 7 Maret 2011 pukul 13.00-16.00 WIB I.2.2 Alat dan Bahan Alat yang dibutuhkan antaralain : 1. Labu Destilasi 6. Corong 11. Piknometer 2. Termometer 7. Erlenmeyer 12. Adaptor 3. Pipet Volume 8. Botol semprot 13. Selang karet 4. Labu Didih 9. Pipet tetes 14. Isolasi besar 5. Beaker gelas 10. Tissue 15. Batu didih 1

description

destilasi

Transcript of Lap. Fisika Destilasi

Page 1: Lap. Fisika Destilasi

PENETAPAN KADAR ETANOL DENGAN CARA DESTILASI

I. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui prinsip-prinsip destilasi dan kegunaannya

2. Menentukan kadar etanol dalam minuman

1.2 Metodologi / RencanaKerja

1.2.1 Tempat dan Waktu

1. Tempat pengambilan data praktikum dilaksanakan di laboratorium Fisika Farmasi

Politeknik Kesehatan KementerianKesehatan Jakarta II

2. Waktu pengambilan data praktikumdilaksanakan padahari senin tanggal 7 Maret

2011 pukul 13.00-16.00 WIB

I.2.2 Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan antaralain :

1. Labu Destilasi 6. Corong 11. Piknometer

2. Termometer 7. Erlenmeyer 12. Adaptor

3. Pipet Volume 8. Botol semprot 13. Selang karet

4. Labu Didih 9. Pipet tetes 14. Isolasi besar

5. Beaker gelas 10. Tissue 15. Batu didih

Bahan yang dibutuhkan antara lain :

1. Aquadest

2. Alkohol (Vodca 40%)

1

Page 2: Lap. Fisika Destilasi

I.2.3 Prosedur Kerja

1. Pasang alat destilasi

2. Pipet 25 ml cairan ke cairan yang akan diuji, masukkan ke dalam labu suling yang cocok,

catat suhu pada saat wala pemipetan. Tambahkan air suling dengan volume 2x dari cairan

uji (karena kadar zat uji lebih dari 30%). Untuk mencegah terjadinya buih dapat

dimasukkan beberapa tetes H2SO4 (p), tambahkan juga beberapa butir batu didih.

3. Sambungkan labu dididh tersebut dengan alat destilasi. Aliri kondensor dengan air,

panaskan labu didih dengan api secukupnya sehingga cairan tersuling dengan keceptana

4-5 ml per menit.

4. Tampung destilat sebanyak 50 ml (volume cairan uji dikurangi 2 ml, lalu dikalikan 2).

Atur suhu destilat sehingga sama dengan suhu pada saat pemipetan. Tambahkan air

suling sampai volume sama dengan 25 ml.

Campur & kocok. Cairan harus jernih.

5. Tentukan bobot jenis cairan dengan Piknometer.

6. Timbang Piknometer kosong (W0), lalu isi dengan air suling, lalu timbang kembali (W1).

7. Buang air suling tersebut, lalu isi dengan destilat & timbang (W2).

Tentukan bobot jenis destilat dengan rumus :

W2 - W0

W1 – W0

8. Tentukan kadar ethanol dengan menggunakan Tabel Daftar Bobot Jenis kadar ethanol

dari FI (Ed. IV th. 1979)

II. Teori Singkat

2.1 Metode I Destilasi

Kapasitas labu suling 2 – 4 x volume cairan uji. Kecepatan penyulingan diatur

sedemikian rupa sehingga diperoleh sulingan jernih. Jika sulingan berkabut, kocok dengan

talk p & CaCO3 (p) sehingga jernih. Saring untuk mencegah terjadinya buih, sebelum

penyulingannya dimulai, tambahkan asam folat p, asam sulfat p, hingga larutan bereaksi

2

Page 3: Lap. Fisika Destilasi

asam kuat, atau tambahkan larutan CaCl p sedikit berlebih, sedikit paraffin cair. (FI IV hal.

1036)

2.2 Cara untuk cairan yang mengandung ethanol >30% :

Lakukan menurut cara diatas, kecuali gunakan cairan uji yang diencerkan dengan air

lebih kurang dua kali volume cairan uji. Kumpulkan destilat hingga lebih kurang 2 ml

lebih kecil dari dua kali volume cairan uji yang dipipet, atur suhu sama dengan cairan uji.

Tambahkan air secukupnya hingga volume dua kali volume cairan uji yang dipipet,

campur, dan tetapkan bobot jenis. Kadar C2H5OH dalam volume destilat, sama dengan

setengah kadar etanol dalam cairan uji.

III. Hasil dan Pembahasan

Sampel : Vodca 40%

Data Percobaan :

Suhu awal pemipetan : 28° C

Suhu tetesan pertama : 83° C

Suhu tetesan terakhir : 100° C

Berat pikno kosong (W0) : 23,2182 g

Berat pikno Aquadest (W1) : 47,1212 g

Berat pikno cairan destilat (W2) : 46,8043 g

*Bobot jenis cairan destilat :

W2 - W0 = 46,8043 - 23,2182 = 23,5861 = 0,9867 g

W1 – W0 47,1212 - 23,2182 23,903

3

Page 4: Lap. Fisika Destilasi

2.1. FI IV hal . 1221

Bobot Jenis % b/b % v/v

0,9875 7,23 9

8

0,9867 0,82 1

5

0,9862 8,05 10

Kadar

% b/b = 5 x 0,82 = 8,05 - 0,31 = 7,73 % b/b13

= 8 x 0,82 = 7,23 - 0,50 = 7,73 % b/b13

% v/v = 5 x 1 = 10 - 0,38 = 9,62 % v/v13

8 x 1 = 9 + 0,62 = 9,62 % v/v13

3.2. Pembahasan

Praktikum destilasi yang menggunakan vodka dengan kadar alcohol sebesar 40% sebagai

sampel dalam penetapan kadar metode destilasi.

4

Page 5: Lap. Fisika Destilasi

IV. Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan

~ kadar ethanol dalam vodca yang kami dapatkan 7,73 x 2 = 15,46 % b/b

9,62 x 2 = 19,4 % v/v

~ penyimpangan kadar dalam etiket sebesar 20,6% – 24,54%

4.2. Saran

1. Pada saat pengerjaan harus lebih teliti dan lebih sabar agar hasil yang didapat sesuai

dengan yang diharapkan.

5

Page 6: Lap. Fisika Destilasi

V. Daftar Pustaka

1. Dr. Harmita, Apt. Analisis kuantitatif bahan baku dan sediaan farmasi edisi pertama, 2006.

Jakarta : Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.

2. Farmakope Indonesia edisi III 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

3. Panduan praktikum fisika farmasi.

6