Langkah Dan Prosedur Analisis Data

3
RIZKY PERDANA PUTRA “PELAKSANAAN SURVEY MAWAS DIRI DESA SIAGA LEBAK KECAMATAN PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA PERIODE 2014” Langkah dan prosedur analisis data 1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. Contoh : Mengumpulkan data dengan cara survey ke tiap KK yang telah dipilih secara acak di tiap RW melalui para kader yang ada di tiap RW. 2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data. Proses di mana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisa sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisa. Konsistensi mencakup kejelasan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara lengkap sehingga

description

analisa data

Transcript of Langkah Dan Prosedur Analisis Data

Page 1: Langkah Dan Prosedur Analisis Data

RIZKY PERDANA PUTRA

“PELAKSANAAN SURVEY MAWAS DIRI DESA SIAGA LEBAK KECAMATAN

PAKIS AJI KABUPATEN JEPARA PERIODE 2014”

Langkah dan prosedur analisis data

1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.

Contoh : Mengumpulkan data dengan cara survey ke tiap KK yang telah dipilih secara

acak di tiap RW melalui para kader yang ada di tiap RW.

2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen

pengumpulan data. Proses di mana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan,

konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses klarifikasi

menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul

akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan

analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual

tersebut tidak mengganggu proses analisa sehingga dapat menimbulkan bias

penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah

terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil

analisa. Konsistensi mencakup kejelasan jenis data berkaitan dengan skala

pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data

secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah

dirumuskan dalam penelitian

Contoh : Data survey yang telah terkumpul kemudian di periksa kembali kejelasan

dan kelengkapannya. Data dari tiap responden diklarifikasi kembali apakah semua

informasi yang dibutuhkan dapat terbaca jelas dan tiap-tiap instrumen terisi lengkap

seperti nama KK, wilayah tinggal, penyakit yang pernah diderita anggota keluarga,

faktor penyebab penyakit, serta kebiasaan hidup bersih dan sehat.

3. Tahap koding, yaitu pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan

data kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah untuk

dapat dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisa

berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam bentuk angka-angka, maka peneliti akan

lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat lunak

yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisa

Page 2: Langkah Dan Prosedur Analisis Data

Contoh : Data survey yang telah terkumpul merupakan data dari pertanyaan ya/tidak.

Maka untuk memudahkan pengumpulan data dan mentransfer ke dalam komputer

maka jawaban ya diberi kode “1” dan yang tidak diberi kode “2” sesuai dengan

variabel-variabel yang diteliti.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.

Contoh : Data yang terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam tabel induk/utama

agar dapat diproses di komputer.

5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan realiabilitas instrumen

pengumpulan data.

Contoh : Data yang telah dimasukkan ke tabel induk atau utama kemudian diteliti

kembali konsistensi dan kelengkapan pengisian agar tidak menimbulkan kesalahan.

6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan/atau  diagram, serta berbagai

ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispersi. Tujuannya memahami karakteristik

data sampel penelitian.

Contoh : Data dalam tabel induk/utama kemudian diolah dengan program analisis

statistik SPSS dengan metode anallisis deskriptif. Sehingga akan didapatkan

gambaran prosentase distribusi penyakit, faktor-faktor penyebab, serta kebiasaan

hidup bersih sehat di Desa Lebak. Hasil prosentase tersebut diubah dalam bentuk

diagram agar lebih mudah dimengerti.