Landasan Kependidikan - Penerapan Landasan dan Asas Pendidikan dalam Sekolah
-
Upload
umar-al-faruq -
Category
Education
-
view
10.506 -
download
8
description
Transcript of Landasan Kependidikan - Penerapan Landasan dan Asas Pendidikan dalam Sekolah
Penerapan Landasan dan Asas Pendidikan dalam
Aplikasi Pembelajaran
Tugas Ini Disusun untuk Melengkapi Nilai Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Disusun Oleh :
1. 135974017 Shinta Andarista Ragastria2. 135974028 Punky Achmad Sulaiman3. 135974024 Mochamad Zulfahmi
S1 Pendidikan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
2013/2014
Penerapan Landasan dan Asas Pendidikan dalam
Aplikasi Pembelajaran
BAB IPendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga raawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan tegnologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Lige Long Learning). Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan?b. Apa saja macam-macam landasan pendidikan?c. Apakah yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan.b. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan.c. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan.
BAB IILandasan dan Asas-Asas Pendidikan serta PenerapannyaLandasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.Bab III ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.
a. Arti pendidikan.
Pendidikan sebagai gejala universal, merupakan suatu keharusan bagi manusia,
karena selain merupakan gejala, pendidikan juga sebagai upaya memanusiakan manusia.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber dan
para ahli :
Kamus besar bahasa Indonesia, 1991:232, pendidikan berasal dari kata “didik“, lalu
kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan
memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan
dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menutut bahasa Yunani, pendidikan berasal dari kata “pedagodi” yaitu kata, “paid”
artinya anak, dan “agogos” yang artinya membimbing. Sehingga dapat di artikan sebagai
ilmu dan seni mengajar anak.
UU No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Wikipedia, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri dan masyarakat.
Menurut K.H. dewantara, prndidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana
untuk membantu perkembangan manusia (baca anak) menuju kedewasaan.
Menurut Rusli Lutan (1994) mengemukakan bahwa “pendidikan pada hakekatnya
tetap sebagai proses membangkitkan kekuatan dan harga diri dari rasa ketidakmampuan,
ketidakberdayaan, keserbakurangan.”
Menurut George F. Knelled Ledi dalam bukunya yang berjudul Of education
(1967:63), dalam arti yang luas pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman
yang mempunyai pengaruh yang terhubung dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa
(mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical Ability) individu, pendidikan
dalam arti ini berlangsung terus menerus (seumur hidup) kita sesungguhnya dan pengalaman
seluruh kehidupan kita. (George F. Knelled Ledi, 1967:63)
Djuju Sudana (1996:31) tentang modal itu dalam dirinya sendiri yang tersirat dalam
“human capital theory”, bahwa manusia merupakan sumber daya utama, berperan sebagai
subyek baik dalam upaya meningkatkan tarap hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan
memanfaatkan lingkungannnya. Menurut teori ini konsep pendidikan harus dirasakan atas
anggapan bahwa modal yang dimiliki manusia itu sendiri meliputi : sikap, pengetahuan,
keterampilan dan aspirasi.
Jadi dapat didimpilkan bahwa, pendidikan merupakan proses sepanjang hayat dan
perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam pengembangan segenap potensi dalam
rangka pemenuhan semua kebutuhan manusia sebagai individu, makhlik sosial dan sebagai
makhluk Tuhan.
b. Landasan Pendidikan serta Penerapannya
masa depan bangsa terletak pada genggaman generasi muda. Mutu bangsa
dikemudian hari tergantung pada pendidikan yang diperoleh oleh anak-anak sekarang,
terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa yang akan dicapai di
sekolah, ditentukan oleh landasan pendidikan yang diterapkan di sekolah. Jadi barang siapa
yang memegang landasan pendidikan dengan benar akan menentukan nasib bangsa dan
negara. Berikut ini uraian dari landasan-landasan pendidikan :
A. Landasan Filosofi
Filosofi atau Filsafat adalah cara berfikir yang sedalam-dalamnya, yakni sampai akar
tentang hakikat sesuatu.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yabg digunakan dalam stidi mengenai masalah-
masalah pendidikan. Beberapa aliran filsafat pendidikan :
1. Filsafat pendidikan progresivisme
Tujuan dari pendidikan pragmatisme adalah menumbuhkan jiwa yang aktif dan
kreatif, membentuk jiwa yang bertanggung jawab, sosial dan mengembangkan
pola pikir eksploratif yang mandiri kepada anak. Dengan tujuan tersebut pola
perkembangan anak akan berjalan sesuai dengan pilihan hidup yang telah
direncanakan.
Contoh penerapan: Dalam pembelajaran Sejarah, dengan menggunakan salah
satu metode rekreasi ke musium sejarah, dan dengan begitu diharapkan sisiwa
tersebut dapat menjadi tempat belajar yang menyenangkan dan dapat
membangun pengetahuan mereka.
2. Filsafat pendidikan esensialisme
Membentuk pribadi bahagia didunia dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup
ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakan kehendak
manusia.
Contoh penerapan: Penerapan kurikulum yang sesuai.
3. Filsafat pendidikan perenialisme
Teori dasar dalam belajar menurut perenialisme adalah mental disiplin sebagai
teori dasar penganut perenialisme sependapat bahwa latihan dan pembinaan
berfikir (mental dicipline) adalah salah satu kewajiban dari belajar, atau
keutamaan dalam proses belajar (yang tertinggi). Karena itu teori dan program
pendidikan pada umumnya dipusatkan kepada pembinaan kemampuan berfikir.
Contoh penerapan: Pembelajaran disiplin dalam pendidikan.
B. Landasan Sosiologi
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
Contoh penerapan:
a) Diadakannya kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
b) Pelaksanaan piket kelas dalam bentuk kelompok yang juga mengajarkan gotong
royong dan kerjasama kepada siswa.
C. Landasan Kultural
Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber dari
norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Contoh penerapan: Pembelajaran Pendidikan Pancasila
D. Landasan Psikologi
Landasan psikologis dalam penerapan landasan pendidikan sangatlah penting. Dengan
mengetahui psikologis pendidikan ( psikologi perkembangan, psikologi belajar, dan
psikologi sosial) maka pemberian porsi materi serta pendekatan yang digunakan
dalam kegiatan kependidikan akan pas sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Contoh penerapan:
a) Adanya guru bimbingan konseling untuk menyelesaikan masalah siswa.
b) Kebijakan untuk mengumumkan juara di sekolah setelah ujian kenaikan kelas,
sebagai penghargaan kepada siswa berprestasi dan juga motivasi untuk siswa
lainnya.
c) Pemberian beasiswa kepada siswa yang memiliki prestasi tinggi.
E. Landasan IPTEK
Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai kaitan yang sangat erat.
Seperti yang diketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran, sehingga
pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek.
Dengan perkembangan iptek dan kebutuhan masyarakat yang semakin komplek maka
pendidikan dalam segala aspeknya mau tak mau harus mengakomodasi
perkembangan itu, baik perkembangan iptek maupun perkembangan masyarakat.
Selanjutnya karena kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak maka banyak
teknologi dari berbagai bidang ilmu segera diadopsi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan dan atau kemajuan itu segera dimanfaatkan oleh penyelenggara
pendidikan itu.
Contoh penerapannya:
a) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos Internet dan lain-lain.
b) Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemamfaatan Teknologi.
F. Landasan Agama
Manusia dari tiga komponen : “jasmani, rohani dan akal.” Ketiganya komponen
tersebut akhirnya akan kembli kepada sang khaliq untuk mempertanggungjawabkan
kinerja dari ketiga komponen tersebut. Manusia diutus ke dunia sebagai khalifah.
Agar manusia mampu menjadi khalifah yang baik, maka manusia memerlukan
pendidikan. Landasan pendidikan religi berasal dari Al-Qur’an dan sunah.
Contoh penerapannya:
a) Pembelajaran agama untuk mendidik akhlak siswa.
b) Kegiatan infaq dan zakat mendidik siswa untuk berbagi dengan sesama atas
dasar Al-Qur’an dan Sunah.
G. Landasan Hukum
Berikut ini beberapa sumber UU negara Indonesia yang dijadikan dasar yuridis
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia :
1. UU RI No.20 ahun 2003 tentang sisiknas : “setiap warga negara yang berusia
7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (pasal 6).
2. “Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib
belajar” (pasal 34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.
Contoh penerapannya:
a) Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional dengan standar nilai.
b) Keputusan kenaikan kelas dilakukan satu tahun sakali.
c) Penerapan UU Guru dan Dosen.
H. Landasan Sosial Budaya
Landasan sosial budaya pendidikan adalah interaksi sosial manusia, antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang terjadi secara alami dan dijadikan acuan dalam pendidikan Contoh penerapannya:
a) Untuk mencapai tujuan perkembangan anak dalam aspek sosial-personal, sekolah menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan proses sosialisasi anak, antara lain metode reward and punishment, metode didactic teaching.
b) Sekolah juga ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan kepribadian anak, sehingga dalam pendidikan sekolah yang diajarkan tidak hanya pengetahuan yang akan berpengaruh pada intelek anak, melainkan diajarkan juga perkembangan watak anak melalui latihan kebiasaan dan tata tertib, budi pekerti, pendidikan agama dan sebagainya.
I. Landasan Sejarah
Ladasan Sejarah adalah cita-cita dan praktek2 pendidika masa lampau dan dilihat dari kondisi social budaya. Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian. Contoh penerapannya:
1. Pelaksanaan upacara bendera dan peringatan hari besar nasional.2. Pembelajaran sejarah melalui mata pelajaran sejarah.3. Diajarkan lagu-lagu lagu-lagu nasional untuk mengenang kembali sejarah
perjuangan bagsa.
J. Landasan Ekonomi
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang proses
pembelajaran melalui kerjasama pihak sekolh dengan usahawan dalam proses belajar
mengajar para siswa.
Contoh penerapannya:
a) Pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi dan kepada siswa yang kurang
mampu.
b) Kerjasama sekolah dengan para usahawan dalam pengadaan buku untuk
perpustakaan yang dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi serta
sarana belajar bagi siswa.
c) Pembayaran SPP untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
K. Asas Pendidikan Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri
Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti
dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan
anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik
membantunya (Hamzah, 1991:90). Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar
Dewantara pada masa penjajahan dan masa perjuangan kemerdekaan. Dalam era
kemerdekaan gagasan tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas pendidikan
nasional Indonesia.
Contoh penerapannya:
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang, yakni:
1. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan yang diminatinya di sema jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam
masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri.
2. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja
bidang tertentu yang diinginkannya.
3. Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan
untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya
dan irama belajarnya.
4. Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental
memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai
dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang
mandiri.
5. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang
memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri,
yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal.
L. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat menegaskan bahwa saat untuk mengalami pendidikan
adalah seumur hidup dan sepanjang jaga. Tujuan pendidikan sepanjang hayat adalah
tidak sekedar untuk adanya perubahan melainkan pula untuk tercapainya kepuasan
diri atau pihak yang melakukanya. Fungsi pendidikan sepanjang hayat adalah sebagai
kekuatan untuk memotivasi bagi peserta didik agar ia dapat melakukan kegiatan
belajar berdasarkan dorongan dan arahan dari dirinya sendiri dengan cara berfikir dan
berbuat di dalam dan terhadap kehidupannya.
Delker mengemukakan bahwa belajar sepanjang hayat adalah perbuatan manusia
secara wajar dan alamiah yang prosesnya tidak selalu memerlukan kehadiran guru,
pamong, atau pendidik. Proses belajar tersebut mungkin tidak disadari oleh seseorang
atau kelkompok bahwa ia atau mereka telah atau sedang terlibat di dalamnya.
Kegiatan belajar sepanjang hayat terwujut apabila terdapat dorongan pada diri
seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kepuasan diri, serta
apabila ada kesadaran dan semangat untuk belajar selama hayat di kandung badan.
Singkatnya, belajar sepanjang hayat lebih menekankan pada kegiatan yang
kesinambungan selama alur kehidupan manusia di dunia ini.
Contoh penerapanya:
Pendidikan sepanjang hayat dapat di jabarkan ke dalam program – program
pendidikan sekolah dan luar sekolah. Dalam prakteknya, program – program
dalam pendidikan luar sekolah di pandang oleh pakar – pakar pendidikan lebih
mampu mengembangkan kehadiranya untuk mengkondisikan tumbuhnya
kesadaran, minat dan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan kegiatan belajar
yang berkesinambungan. Melalui berbagai kegiatan pendidikan atau luar sekolah
seperti belajar dalam kelompok sebaya (peer groups). Upaya peningkatan taraf
hidup keluarga, belajar di perpustakaan, dan kegiatan belajar dalam lingkungan
kerja, belajar di lembaga dan masyarakat memungkinkan setiap orang dapat
terlibat secara langsung dalam proses pendidikan sepanjang hayat.
M. Asas Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian belajar adalah suatu proses belajar dimana setiap individu dapat
mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam hal menentukan
kegiatan belajarnya seperti merumuskan tujuan belajar, sumber belajar (baik berupa
orang ataupun bahan), mendiagnosa kebutuhan belajar dan mengontrol sendiri proses
pembelajarannya.
Contoh penerapannya:
1. Adanya kegiatan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan oleh siswa
sendiri.
2. Siswa/peserta didik mempunyai kesempatan untuk ikut menentukan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
belajarnya.
3. Siswa/peserta didik boleh ikut menentukan bahan belajar yang ingin
dipelajarinya dan cara mempelajarinya.
4. Siswa/peserta didik mempunyai kebebasan untuk belajar sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
5. Siswa/peserta didik dapat ikut menentukan cara evaluasi yang akan
digunakan untuk menilai kemajuan belajarnya.