LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek...

163
LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 16 AGUSTUS 1982 PELAKSANAAN TAHUN KETIGA REPELITA III ( 1 APRIL 1981 S/D 31 MARET 1982 )

Transcript of LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek...

Page 1: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

LAMPIRAN

PIDATO KENEGARAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1982

PELAKSANAAN TAHUN KETIGAREPELITA III

( 1 APRIL 1981 S/D 31 MARET 1982 )

REPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

LAMPIRAN

PIDATO KENEGARAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DI DEPAN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

16 AGUSTUS 1982

PELAKSANAAN TAHUN KETIGAREPELITA III

( 1 APRIL 1981 S/D 31 MARET 1982 )

REPUBLIK INDONESIA

Page 3: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

4

Page 4: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

D A F T A R I S I

Bab I. U m u mBab II. Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup

Bab III. Pengembangan Dunia Usaha

Bab IV. Keuangan Negara, Perkembangan Moneter, dan Lembaga-

Lembaga Keuangan

Bab V. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Luar Negeri

Bab VI. Pertanian dan Pengairan

Bab VII. Pangan dan Perbaikan Gizi

Bab VIII. I n d u s t r i

Bab IX. Pertambangan dan Energi

Bab X. Perhubungan dan Pariwisata

Bab XI. Koperasi dan Perdagangan Luar Negeri

Bab XII. Tenaga Kerja, Kesempatan Kerja dan Trausmigrasi

Bab XIII. Perumahan Rakyat dan Pemukiman

Bab XIV. Pembangunan Daerah, Desa dan Kota

Bab XV. A g a m a

Bab XVI. Pendidikan, Pembinaan Generasi Muda, Kebudayaan

Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Bab XVII. Ilmu Pengetahuan,Teknologi,Perelitian dan Statistik

Bab XVIII. Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Peranan Wanita

Bab XIX.Kependudukan dan Keluarga Berencana

Bab XX. H u k u m

Bab XXI. Penerangan, Pers dan Komunkasi Sosial

Bab XXII. Aparatur Pemerintah

Page 5: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta
Page 6: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

U M U M

Page 7: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

BAB I

U M U M

Laporan ini disampaikan sebagai lampiran terhadap pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 16 Agustus 1982. Seperti bia- sanya, laporan ini berisikan hasil pelaksanaan pembangunan selama periode April 1981 sampai dengan 31 Maret yang merupakan tahun ketiga pelaksanaan Repelita III.

Pelaksanaan pembangunan yang tetap berlandaskan trilogi pembangunan selama tahun 1981/82, yaitu tahun ke tiga Repelita III, terus menghadapi banyak tantangan khususnya tantangan dari luar negeri oleh karena pengaruh perkembangan ekonomi dunia yang masih tetap belum menentu seperti yang tercermin antara lain di dalam penurunan yang cukup besar dari ekspor non minyak dan gas bumi. Namum demikian, secara menyeluruh perkembangan ekonomi Indonesia selama tahun 1981/82 masih cu- kup menggembirakan apalagi kalau dibandingkan dengan negara-negara lain pada tingkat pembangunan yang sama. Usaha-usaha pemerataan masih dapat terus ditingkatkan khususnya didalam hal penyediaan kebutuhan pokok rakyat. Laju pertumbuhan eko- nomi secara nyata dalam tahun 1981 juga masih mencapai 7,6% yang walaupun lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi se- lama tahun 1980 sebesar 9,9% akan tetapi masih lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan rata-rata yang direncanakan untuk Repelita III sebesar 6,5% setahun. Pada lain pihak, stabili- tas politik tetap terpelihara sedangkan stabilitas ekonomi telah menjadi semakin mantap. Laju inflasi selama tahun 1981 hanya mencapai 7,1% di bandingkan dengan tahun 1980 sebesar 16,0% sedangkan di dalam tahun anggaran 1981/82 laju inflasi tersebut juga hanya mencapai 9,8% dibanding dengan 15,9% da- lam tahun 1980/81, walaupun harga bahan bakar minyak telah mengalami penyesuaian pada tanggal 4 Januari 1982.

Laju pertumbuhan ekonomi yang relatif masih tinggi di dalam tahun 1981 tersebut disebabkan karena kanaikan nilai tambah pada semua sektor produksi. Sektor pertanian naik secara nyata dengan 3,5% dimana tanaman bahan makanan naik dengan 8,6% khususnya produksi beras meningkat dengan 10,5% dari 20,2 juta ton menjadi 22,3 juta ton. Sektor pertambangan mulai naik kembali dengan 3,3% di banding dengan penurunan terus menerus selama beberapa tahun sebelumnya. Sektor indus- tri naik dengan 12,0%, bangunan 9,6%, perdagangan dengan 11,7%, dan pengangkutan dengan 7,1% sedangkan sektor lain- lain meningkat dengan 8,8%.

I/3

Page 8: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Dilihat dari peranannya dalam Produksi Domestik Bruto maka secara nyata, atas dasar harga-harga konatan 1973, sektor pertanian masih menduduki tempat yang paling tinggi dengan bagian sebesar 29,5% walaupun ini sudah merupakan suatu penurunan dari tahun 1980 sebesar 30,7%. Sebaliknya sektor-sektor di luar pertanian makin meningkat peranannya dari 69,3% dalam tahun 1980 menjadi 70,5% dalam 1981 yang terutama disebabkan oleh karena kenaikan di dalam peranansektor industri dari 15,3% menjadi 15,9% dan dari sektorperdagangan dari 16,6% menjadi 17,2%. Dengan demikian maka struktur perekonomian Indonesia telah menjadi semakin seimbang yang merupakan suatu langkah maju lagi di dalam pencapaian sasaran utama pembangunan jangka panjang.

Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama tahun 1981 juga dimungkinkan oleh karena pemanfaatan dan pengelola-an sumberdaya yang lebih baik, baik sumberdaya alam, sumber-daya binaan, modal, maupun sumberdaya manusia, yang dilandasi dengan upaya inventarisasi potensi sumberdaya yang dimiliki secara menyeluruh dan terpadu.

Bersamaan dengan usaha peningkatan produktivitas sumber-daya alam yang ada juga terus dilaksanakan usaha-usaha untuk membendung kehilangan dan kemerosotan eksistensi dan nilai sumber alam tersebut, dan usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup secara menyeluruh.

Usaha-usaha penghijauan dan reboisasi terus ditingkat-kan dan dikembangkan dalam tahun 1981/82 dalam rangka me-nanggulangi meluasnya tanah-tanah kritis. Tujuan utama dari usaha-usaha tersebut adalah untuk mencegah kemerosotan tanah dan air. Dalam tahun 1981/82 kegiatan penghijauan dilaksana- kan di 21 propinsi dan meliputi 161 kabupaten, 1.220 kecamat- an dan 35 daerah aliran sungai (DAS) dengan realisasi areal seluas 198,3 ribu ha. Kegiatan pembuatan dam pengendali (check dam) telah dimulai sejak 1978/79 dalam rangka usaha pengawetan tanah, penampungan lumpur, dan penampungan air pada musim hujan untuk cadangan pada musim kemarau terus di-tingkatkan. Dalam tahun 1981/82 kegiatan penghijauan telah meningkat dengan pesat pembuatan dan pengendali dan per-contohan usaha tani pelestarian sumberdaya alam (DENIPLOT), hutan rakyat, dan pembuatan saluran pembuangan air (SPA) yang keseluruhan manfaatnya diharapkan dapat dirasakan secara lebih kentara dan cepat. Dalam tahun tersebut, dam pengenda-li yang dibangun sangat meningkat hingga mencapai 422 buah, jauh lebih banyak dari keseluruhan jumlah yang dibangun dalam tiga tahun sebelumnya sebanyak 285 buah. Jumlah percontohan

I/4

Page 9: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

(demplot) yang dibuat dalam tahun 1981/82 seluruhnya berjum-lah 501 unit, sedangkan pada tahun sebelumnya berjumlah 198 unit. Disamping itu, dalam tahun 1981/82 telah dilanjutkan pula usaha reboisasi di 19 propinsi yang meliputi areal se-luas 92,9 ribu ha.

Secara keseluruhan, hasil penghijauan dan reboisasi se-jak Repelita I sampai dengan tahun ketiga Repelita III telah meliputi areal seluas kurang lebih 2.973,6 ribu ha. Jumlah ini terdiri atas 2.067,6 ribu ha hasil penghijauan dan 906 ribu ha hasil usaha reboisasi.

Atas dasar penilaian yang dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan ekologi, ekonomi, sosial dan kebudayaan, bebera-pa wilayah hutan telah ditetapkan sebagai kawasan perlindung-an dan pelestarian alam. Pada akhir tahun ketiga Repelita III yang telah ditunjuk sebagai kawasan perlindungan dan pelesta-rian alam meliputi 314 unit dengan areal seluas 12.242.660 ha. Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan peningkatan upaya perlindungan dan pelestarian alam di dalam kawasan. Di sam ping itu, telah dilakukan pula berbagai kegiatan di luar ka-wasan untuk maksud yang sama yang antara lain berupa penga-turan lalu lintas satwa, pengaturan perburuan satwa, pengem-bangan satwa dan habitatnya di luar kawasan perlindungan dan pelestarian alam, pengembangan taman botani di luar kawasan, monitoring dampak lingkungan yang erat kaitannya dengan upaya perlindungan dan pelestarian alam, dan pembinaan wisata dan cinta alam khususnya di kalangan remaja.

Dalam rangka pemetaan dasar, sampai dengan tahun 1981/82 telah dilaksanakan survai geodesi untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, untuk melengkapi pe-kerjaan terdahulu di wilayah lainnya. Untuk maksud tersebut telah dilaksanakan pemotretan udara dengan skala 1 : 100.000 untuk wilayah-wilayah Sumatera, Irian Jaya, dan Maluku; pemo-tretan udara dan pembuatan peta topografi dengan skala 1: 50.000 untuk wilayah-wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Sumatera Selatan, dan Aceh; dan pemotretan udara 1 : 50.000 untuk sebagian Sulawesi.

Untuk memperoleh informasi mengenai sumber alam tanah, diadakan inventarisasi menyeluruh yang mencakup segi-segi kemampuan fisik tanah untuk berbagai maksud penggunaan, peng-gunaannya dalam kenyataan, dan pemilikan serta status hukum tanah yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu telah dilaku-kan penelaahan mengenai kemampuan fisik dan kimia tanah, in-ventarisasi dan pemetaan penggunaan tanah, penelaahan kemam-

I/5

Page 10: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

puan fisik tanah berdasarkan faktor-faktor pembatas/kendala dalam penggunaan tanah yang bersangkutan, dan survai mengenai produktivitas tanah. Sampai dengan tahun 1981/82 telah di-laksanakan pemetaan penggunaan tanah pedusunan dengan skala 1 : 200.000 sampai 1 : 25.000 yang meliputi wilayah seluas 39.300 ribu ha dan pemetaan kemampuan tanah dengan skala 1: 50.000 dan 1 : 100.000 seluas 11.800 ribu ha. Di samping itu juga telah diadakan pengukuran dan pemetaan wilayah yang meliputi 251 kota kecamatan, 44 kota kabupaten dan 31 kotama-dya.

Kegiatan inventarisasi data tata guna tanah dan pemetaan seperti tersebut di atas dilaksanakan secara berkesinambungan di berbagai wilayah Indonesia. Dalam pelaksanaannya didahulu-kan inventarisasi data tata guna tanah dan pemetaan untuk program/proyek transmigrasi yang meliputi areal seluas 1.209 ribu ha, proyek pemukiman kembali seluas 11 ribu ha dan pro-yek perkebunan seluas 335 ribu ha.

Untuk menunjang peningkatan pembangunan pertanian dalam tahun 1981/82 telah dilakukan pula penelitian untuk mengeva-luasi potensi tanah di daerah yang luasnya 167 juta ha. Di daerah itu terdapat wilayah yang direncanakan menjadi 56 lo-kasi penerima transmigran yang seluruhnya meliputi areal se-luas 846 ribu ha.

Sumber alam hutan kita yang merupakan sumber alam yang dapat pulih, luasnya kurang lebih 1.228,4 ribu km2 atau 64% dari luas seluruh daratan Indonesia. Untuk menjaga kelestari-an sumber alam tersebut, sampai dengan tahun ketiga Repelita III telah dilakukan survai lapangan terhadap areal seluas 94.100 ribu ha. Dari areal itu seluas 63.000 ribu ha telah dipotret dari udara dan dilakukan penafsiran potret untuk mendapatkan gambaran potensi yang dimilikinya secara lebih teliti. Guna menjamin tata guna tanah yang baik, telah diusa-hakan adanya referensi pengaturan tata guna tanah untuk hutan dalam bentuk tata guna hutan kesepakatan. Dalam tahun 1981/ 82, telah dapat disusun untuk propinsi-propinsi Sumatera Ba-rat, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timor Timur. Sementara itu dilaksanakan pengukuhan dan pemancangan batas terhadap seluruh kawasan hutan untuk memperoleh kepas-tian status hukum untuk areal yang ditunjuk sebagai hutan tetap. Sampai dengan tahun 1981/82 dari rencana penataan batas sepanjang 22.494 km telah dapat diselesaikan sepanjang 21.812 km.

I/6

Page 11: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Untuk memberikan landasan hukum bagi pengelolaan ling-kungan hidup, telah dikeluarkan Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di bidang perlindungan dan pelestarian alam, juga masih sedang disiapkan Rancangan Undang-Undang yang mengatur konservasi sumberdaya alam hayati dan tata lingkungannya.

Selanjutnya juga sedang dipersiapkan rancangan perangkat peraturan tentang perlindungan hutan yang akan merupakan per-aturan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1967 ten-tang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan. Di samping itu se-dang dipersiapkan pula rancangan perangkat peraturan tentang pengendalian pencemaran air, analisis dampak lingkungan, tata air, dan tata pengaturan sungai, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari berbagai Undang-Undang yang telah ada dan berkaitan erat dengan penjabaran ketentuan-ketentuan pokok yang terkandung dalam Undang-Undang No.4 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di bidang perindus-trian sedang dipersiapkan peraturan perundangan tentang ke-tentuan-ketentuan pokok perindustrian dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan oleh industri dan kawas-an industri. Selain perangkat peraturan seperti tersebut di atas, dewasa ini sedang diproses pula Rancangan Undang-Undang tentang tata guna tanah, dan rancangan peraturan perundangan tentang tata guna ruang dan tata ruang kota.

Dalam tahun 1981/82 juga telah semakin dikembangkan tek-nik-teknik pencegahan dan penanggulangan pencemaran industri, melalui usaha-usaha penelitian dengan tujuan pengamanan aspek lingkungan hidup dalam pembangunan industri, pengembangan pe-rangkat lunak yang diperlukan untuk pengelolaan aspek ling-kungan industri, dan inventarisasi sumber daya alam maupun kwalitas lingkungan pada wilayah yang direncanakan sebagai pusat pengembangan industri. Termasuk dalam kegiatan ini ada-lah inventarisasi dan monitoring kwalitas perairan di Suraba-ya, Gresik, Waru, Semarang, Cilacap, Medan Kwala-Tanjung dan Palembang.

Dalam bidang peraturan perundangan, usaha pencegahan pencemaran industri telah dikawinkan dengan pemberian ijin usaha industri seperti tercantum dalam SK Menteri Perindus-trian No. 254/M/SK/1980 tanggal 20 Juni 1980 tentang Ketentu-an-Ketentuan Pokok Perijinan Usaha Industri.

Bidang Meteorologi dan Geofiaika dalam tahun 1981/82 terus memberikan pelayanan dan pengadaan data ramalan cuaca dan

I/7

Page 12: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

gempa bumi yang sangat diperlukan baik untuk kelancaran ke-giatan rutin maupun perencanaan pembangunan. Data ramalan tersebut meliputi penerbangan, pelayaran, pertanian, pasang-surut lautan dan gempa bumi, baik untuk kepentingan instansi Pemerintah maupun swasta. Sebagai akibat dari usaha-usaha re-habilitasi, peningkatan kemampuan stasiun-stasiun yang telah ada, pembangunan stasiun-stasiun baru, penambahan dan peleng-kapan peralatan baru disamping peningkatan latihan personil maka mutu pelayanan, kwalitas dan kwantitas data ramalan Me-teorologi dan Geofisika juga telah sangat meningkat dalam ta-hun 1981/82 jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pengembangan Dunia Usaha tidak saja merupakan tugas nasional yang penting dalam rangka pelaksanaan trilogi pemba-ngunan tetapi juga salah satu syarat yang ikut menentukan berhasilnya usaha-usaha pembangunan nasional. Dunia usaha dapat dikelompokkan dalam usaha swasta, usaha milik negara dan koperasi. Usaha swasta nasional, meliputi banyak satuan usaha-usaha kecil yang bergerak hampir meliputi semua kegiatan perekonomian dan tersebar di desa-desa maupun kota-kota besar. Satuan-satuan usaha kecil tersebut pada umumnya lemah dalam permodalan maupun cara pengusahaannya. Oleh karena itu dalam tahun 1981/82 pengembangan dunia usaha khususnya untuk golongan ekonomi lemah lebih ditingkatkan dalam rangka peme-rataan kesempatan berusaha, antara lain dengan disempurnakan-nya Keppres 14A/1980 dengan Keppres No.18/1981. Di samping itu juga terus ditingkatkan program-program yang memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada golongan ekonomi lemah untuk memperluas dan meningkatkan usahanya, antara lain pro-gram untuk memperkuat permodalan, meningkatkan keahlian dan kemampuan serta memperluas pemasaran.

Usaha-usaha untuk memperkuat permodalan para pengusaha golongan ekonomi lemah dan pengusaha-pengusaha kecil dalam tahun 1981/82 dilakukan antara lain melalui penyempurnaan dan penyederhanaan lebih lanjut dari tata-cara pemberian Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Mini dan Kredit Candak Kulak (KCK). Di samping itu peningkatan keahlian dan kemampuan para pengusaha golongan ekonomi lemah terus diusahakan antara lain dengan mendirikan Pusat Pelayanan Pengusaha Induatri Kecil yang memberikan bantuan berupa bimbingan tehnik, peralatan, promosi/pameran, bahan baku dan sebagainya.

Selanjutnya dalam rangka memperluas pemasaran bagi peda-gang golongan ekonomi lemah, oleh Badan Pengembangan Ekspor Nasional telah diberikan bimbingan berupa penataran, konsul-

I/8

Page 13: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

tasi kerja serta bimbingan teknik dan diberikan kesempatan untuk ikut dalam pameran-pameran baik di dalam maupun di luar negeri.

Untuk lebih meningkatkan penanaman modal maka dalam ta-hun 1981/82, fungsi BKPM ditingkatkan dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pengembangan penanaman modal secara menyelu-ruh dan terpadu, yaitu dengan dikeluarkannya Keppres No. 33 Tahun 1981 sebagai pengganti Keppres No. 53 Tahun 1977. Di samping itu telah dilaksanakan pula berbagai usaha promosi, antara lain terus menyempurnakan pelayanan kepada investor dengan lebih mengintensifkan kegiatan pemberian informasi me-lalui penerbitan bahan-bahan publikasi tentang persoalan pe-nanaman modal; mendorong kerja sama antara pengusaha asing dan pengusaha nasional; meningkatkan kerjasama dengan KADIN dan asosiasi-asosiasi perusahaan untuk menciptakan iklim yang baik. Di luar negeri, telah dilakukan pertemuan dengan para pengusaha di Kanada dan Amerika dan telah dilakukan pula pem-bukaan kantor perwakilan BKPM untuk Eropa berkedudukan di Frankfut dan Paris serta untuk Amerika dan Kanada di New York. Kantor-kantor perwakilan tersebut dimaksudkan untuk da-pat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi calon investor dari negara-negara tersebut.

Gambaran mengenai perkembangan penanaman modal dalam ta-hun 1981/82 antara lain dapat dilihat dari perkembangan jum-lah proyek-proyek dan rencana investasi yang telah disetujui. Untuk penanaman modal dalam negeri, telah disetujui dalam tahun tersebut sebanyak 215 proyek dengan rencana investasi sebesar Rp.1.771,8 milyar tanpa memperhitungkan perluasan. Apabila diperhitungkan perluasan maka rencana investasi untuk tahun 1981/82 adalah sebesar Rp.2.704,7 milyar. Di samping itu jumlah tenaga kerja yang dapat diserap dalam proyek-pro-yek tersebut ada sebanyak 115.573 orang. Untuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta tanpa memperhitungkan perluasan. Apabila diperhitungkan perluasan maka rencana investasi untuk tahun 1981/82 adalah sebesar US $ 954,4 juta.

Di samping penanaman modal swasta, kebijaksanaan di bi- dang keuangan negara dalam tahun 1981/82 juga terus digunakan untuk mobilisasi dana-dana investasi Pemerintah dengan tetap berpegang pada trilogi pembangunan yaitu pemerataan pemba-ngunan dan hasil-hasilnya, peningkatan laju pertumbuhan eko-nomi dan pemantapan stabilitas nasional. Dalam tahun tersebut usaha peningkatan penerimaan dalam negeri terus digiatkan da-

I/9

1/9

Page 14: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

lam rangka penyediaan dana untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan rutin serta pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat. Sehubungan dengan itu telah ditempuh berbagai kebijaksanaan oleh Pemerintah antara lain berupa penyesuaian tarip pajak pendapatan, penyesuaian harga ekspor minyak mentah, serta peraturan mengenai cukai tembakau, pajak ekspor dan pajak penjualan impor dalam rangka mendorong industri dalam negeri dan pertumbuhan ekspor di luar minyak. Sejalan dengan berba-gai kebijaksanaan tersebut di atas maka realisasi penerimaan negara dari sumber-sumber perpajakan memperlihatkan kecende-rungan yang semakin meningkat. Apabila dalam tahun 1980/81 realisasi penerimaan dalam negeri mencapai Rp.10.227,0 mil-yar, maka dalam tahun 1981/82 jumlah tersebut naik menjadi Rp.12.212,6 milyar atau meningkat dengan 19,4%. Dari jumlah tersebut, realisasi pajak perseroan minyak yang mencapai jum-lah Rp 8.627,8 milyar masih merupakan bagian terbesar atau 70,6% dari penerimaan dalam negeri untuk tahun 1981/82. Di samping itu penerimaan pajak perseroan lainnya, MPO, cukai dan bea masuk juga mengalami kenaikan-kenaikan yang cukup berarti.

Sejalan dengan meningkatnya penerimaan negara maka pe-ngeluaran juga terus meningkat. Pengeluaran rutin meningkat dengan 20,3% dari Rp.5.800,0 milyar dalam tahun 1980/81 men-jadi Rp.6.977,6 milyar dalam tahun 1981/82. Pengeluaran rutin tersebut terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, subsi-di daerah otonom, bunga dan cicilan hutang dan lain-lain.Re-alisasi belanja pegawai untuk tahun 1981/82 telah meningkat 2,3 kali lipat dibandingkan dengan tahun 1978/79, menjadi Rp.2.277,1 milyar, terutama karena kenaikan gaji pegawai ne-geri, anggota ABRI dan pensiunan. Realisasi belanja barang juga menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Kenaikan ter-sebut sejalan dengan perkembangan pembangunan yang menuntut peningkatan dalam biaya pemeliharaan dan pengawasan. Dalam rangka mendorong peningkatan kegiatan produksi dalam negeri maka pembelian barang lewat anggaran Pemerintah juga diarah-kan pada barang-barang produksi dalam negeri terutama yang dihasilkan oleh pengusaha golongan ekonomi lemah.

Dalam pada itu langkah-langkah penghematan terus diusa-hakan dalam pengeluaran rutin untuk peningkatan tabungan Pemerintah. Berkat usaha-usaha penghematan yang nyata dari pengeluaran rutin ini maka telah dapat diciptakan tabungan Pemerintah sebesar 75,4% dari seluruh dana pembangunan.

Dengan makin meningkatnya tabungan Pemerintah maka dana pembangunan yang terdiri dari tabungan Pemerintah dan bantuan

I/10

Page 15: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

luar negeri dalam tahun 1981/82 mencapai jumlah Rp.6.944,0 milyar yang berarti meningkat dengan 17,3% dibanding dengan tahun 1980/81. Jumlah tersebut terdiri dari tabungan Pemerin-tah 75,4% dan bantuan luar negeri 24,6%. Sedangkan komposisi tabungan Pemerintah dan bantuan luar negeri pada tahun sebe-lumnya adalah 74,8% dan 25,2%. Hal ini menunjukkan kesungguh-an Pemerintah di dalam usaha untuk terus meningkatkan pemba-ngunan berdasarkan kemampuan sendiri.

Berdasarkan dana pembangunan tersebut maka pengeluaran pembangunan dalam tahun 1981/82 mencapai Rp.6.940,1 milyar atau meningkat dengan 17,3% dibanding dengan tahun sebelum- nya. Dari Jumlah pengeluaran pembangunan tersebut, pengeluar-an untuk pembiayaan pembangunan daerah adalah Rp.1.134,0 mil-yar, antara lain berupa pengeluaran bantuan pembangunan desa Rp.70,5 milyar, bantuan kabupaten/kotamadya Rp.162,7 milyar, bantuan Dati I sebesar Rp.215,0 milyar, bantuan pembangunan Sekolah Dasar Rp.374,5 milyar, bantuan pembangunan kesehatan dan PUSKESMAS Rp.78,8 milyar, dan bantuan penghijauan sebesar Rp.70,4 milyar.

Kebijaksanaan pokok lainnya di bidang pengeluaran nega- ra, dalam tahun 1981/82 adalah dikeluarkannya Keppres No. 18 tahun 1981 sebagai penyempurnaan terhadap Keppres No. 14A ta-hun 1980, sedangkan yang terakhir ini juga merupakan penyem-purnaan terhadap Keppres No. 14 tahun 1979. Kebijaksanaan ini mengatur pemberian kesempatan yang lebih besar kepada golong-an ekonomi lemah untuk ikut serta dalam pemborongan proyek-proyek Pemerintah. Selain dari itu untuk mewujudkan pemera-taan pembangunan di daerah, maka pelaksanaan pembangunan sek-toral dan pembangunan daerah terus-menerus disinkronisasikan.

Bilamana kebijaksanaan fiskal terutama ditujukan untuk mobilisasi dana-dana bagi investasi Pemerintah maka tujuan dari kebijaksanaan moneter adalah untuk mendorong mobilisasi tabungan masyarakat serta menyalurkannya dalam bentuk penye-diaan uang dan kredit. Sesuai dengan peningkatan kegiatan ekonomi maka jumlah uang beredar dalam tahun 1981/82 telah bertambah dengan tingkat yang cukup tinggi (30,0%) sehingga mencapai Rp. 6.776,8 milyar. Meskipun jumlah uang beredar dan likuiditas perekonomian bertambah dengan laju yang cukup tinggi, tingkat harga hanya naik dengan 9,8%. Suatu laju yang cukup rendah dibandingkan dengan tahun 1980/81 yang mencapai 19,1%. Tingkat kenaikan yang lebih rendah tersebut tercermin pada indeks kelompok makanan yang hanya meningkat dengan 6,1% dan indeks kelompok sandang dengan 3,8%. Laju inflasi yang rendah tersebut telah pula mencakup kenaikan harga BBM yang

I/11

Page 16: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

terjadi sebagai pelaksanaan kebijaksanaan penyesuaian harga jual BBM pada permulaan tahun 1982. Hal ini membuktikan bahwa kenaikan harga yang terjadi tetap dapat terkendalikan berkat kesiap siagaan Pemerintah menghadapi gejolak harga, serta se-kaligus menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap mata uang rupiah dan lembaga keuangan semakin mantap.

Dalam mengatur dan mengarahkan kredit perbankan, kebi-jaksanaan penetapan pagu (batas tertinggi) pertambahan kredit dan aktiva lainnya masih tetap dilanjutkan. Untuk tahun 1981/82 pagu pertambahan kredit dinaikkan menjadi 42,7%, pe-ningkatan mana diperlukan untuk menampung peningkatan permin-taan kredit dari masyarakat dan untuk mendorong kegiatan pengusaha kecil golongan ekonomi lemah terutama dalam melak-sanakan proyek-proyek Pemerintah yang dibiayai melalui APBN.

Dalam rangka usaha untuk lebih mendorong ekspor barang-barang bukan minyak dan gas bumi maka sejak Januari 1982, Pemerintah telah mengeluarkan serangkaian kebijaksanaan di bidang perdagangan, keuangan dan pengangkutan. Di bidang keuangan, telah diambil tindakan-tindakan untuk meningkatkan produksi dan ekspor barang-barang tersebut melalui penyediaan kredit ekspor dengan syarat-syarat yang lebih ringan serta tatacara penyelenggaraan kredit tersebut yang lebih dipermu-dah. Kredit ekspor untuk kegiatan pasca pengapalan serta ke-giatan ekspor yang termasuk lemah menurut ketentuan Departe-men Perdagangan dan Koperasi ditetapkan sebesar 6% setahun, sedangkan untuk kegiatan pra pengapalan bagi barang ekspor yang tergolong kuat sebesar 9% setahun. Suku bunga kredit ekspor sebelumnya adalah 12% setahun. Kredit tersebut diberi-kan bukan saja pada kegiatan-kegiatan ekspor tapi juga kegia-tan-kegiatan produksi yang berhubungan dengan ekspor. Penga-turan kredit ekspor juga diperluas sehingga meliputi kredit modal kerja. Terhadap penurunan dari penerimaan bank pelaksa-na bagi kredit yang bersuku bunga 6% diberikan penggantian. Di samping itu oleh Bank Indonesia juga diberikan kredit 1i-kuiditas untuk ekspor sebesar 60% dari jumlah kredit yang di-berikan dan dengan bunga sebesar 3% setahun. Ketentuan kredit likuiditas sebelumnya adalah 80% dengan suku bunga 4% setahun.

Di samping kebijaksanaan perkreditan maka Pemerintah ju- ga menyediakan fasilitas asuransi dalam bentuk jaminan kredit ekspor dan asuransi ekspor. Jaminan kredit ekspor tersebut dikelola oleh PT. Askrindo. Setiap pemberian kredit ekspor harus ditutup dengan jaminan kredit ekspor senilai plafond kredit yang preminya ditanggung oleh Bank Indonesia dan Bank pelaksana masing-masing sebesar 50%. Besarnya kerugian yang

I/12

Page 17: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

diganti oleh PT. Askrindo adalah 85% dari baki debet nasabah dan setinggi-tingginya 85% dari plafon kredit. Sisa yang 15% ditanggung bersama oleh Bank Indonesia dan bank pelaksana secara prorata. Di dalam hal penyalahgunaan kredit ekspor, dikenakan sanksi sebesar tambahan suku bunga 1,5% setahun untuk kredit perdagangan dan produksi sedangkan suku bunga likuiditasnya dinaikkan menjadi 8,5% setahun.

Jumlah kredit perbankan selama tahun 1981/82 terus me-nunjukkan peningkatan sehingga mencapai Rp.10.827 milyar yang berarti meningkat dengan 32,8% dari tahun sebelumnya. Pembe-rian KIK dan KMKP tetap meningkat sehingga dalam tahun 1981/ 82 jumlahnya mencapai Rp. 374 milyar untuk KIK dan Rp.704 milyar untuk KMKP. Mengenai kredit ini selain jumlahnya di-tingkatkan juga tata cara penata usahaannya terus disempurna-kan. Pemberian Kredit Mini dan Kredit Midi juga telah menga-lami peningkatan yang cukup berarti, sehingga pada akhir Maret 1982 jumlah kredit-kredit tersebut masing-masing adalah Rp.56,9 milyar dan Rp. 28 milyar. Posisi kredit Inpres Pasar pada tahun 1981/82 berkembang menjadi Rp. 66 milyar, sedang-kan kredit candak kulak mencapai Rp. 93 milyar yang disalur-kan melalui 3.604 KUD. Kredit Pemilikan Rumah yang dimaksud-kan untuk membantu golongan masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat memiliki rumah, juga menunjukkan perkembangan jumlah yang semakin meningkat, sehingga pada akhir tahun 1981/82 pemberian KPR mencapai Rp.242 milyar.

Kebijaksanaan pengerahan dana masyarakat tetap dilakukan baik melalui perbankan maupun melalui pasar uang dan modal. Dana perkreditan bank dalam tahun 1981/82 telah meningkat de-ngan 34,0% menjadi Rp.7.610,0 milyar. Peningkatan jumlah giro dalam tahun 1981/82 adalah 33,1% sedangkan deposito berjangka dan tabungan meningkat dengan 36,0%. Walaupun peningkatan de-posito berjangka dan tabungan adalah lebih besar dari pada peningkatan giro, akan tetapi peranan giro terhadap seluruh dana perkreditan masih lebih besar yaitu merupakan 68,7%.

Jumlah deposito berjangka dalam rangka Inpres 1968 terus berkembang dengan cukup baik. Dalam tahun 1981/82 posisi de-posito berjangka mencapai Rp. 831,1 milyar atau meningkat de-ngan 10,3% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini adalah se-dikit lebih besar dibandingkan dengan kenaikan tahun lalu se-besar 4%.

TABANAS dan TASKA selama tahun 1979/80 - 1981/82 juga memperlihatkan perkembangan yang semakin meningkat. Pada akhir tahun 1981/82, jumlah penabung TABANAS meliputi 9.590

I/13

Page 18: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

ribu dengan nilai Rp. 400 milyar. Program pengerahan TABANAS ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran menabung ter-utama di kalangan pemuda, pelajar dan pramuka. Dalam tahun 1981/82, perkembangan tabungan pelajar dan pramuka terus meningkat sehingga jumlah penabungnya mencapai 1.019 ribu dengan nilai Rp. 1.775 juta pada akhir tahun tersebut.

Penggunaan surat-surat berharga jangka pendek sebagai salah satu alat pengerahan dana mengalami peningkatan yang cukup berarti selama tahun 1981/82. Posisi sertifikat deposi-to yang mulai diperkenalkan pada tahun 1971, dalam tahun 1981/82 mencapai Rp. 74 milyar dibandingkan dengan Rp. 82,5 milyar dalam tahun sebelumnya.

Lembaga-lembaga perbankan dan keuangan bukan bank yang penanganannya digiatkan sejak Repelita II setahap demi seta-hap mengalami kemajuan. Langkah-langkah yang diambil Pemerin-tah dalam usaha untuk meningkatkan pembinaan bank-bank swasta nasional dan bank pembangunan daerah tetap dilanjutkan seper-ti pemberian bantuan teknis dan pendidikan serta bantuan un-tuk memperkuat permodalannya. Dalam pada itu usaha pembinaanterhadap lembaga keuangan bukan bank tetap dilanjutkan antara lain karena merupakan unsur penting bagi pengembangan pasar modal. Untuk maksud itu dalam tahun 1981/82 telah didirikan sebuah lembaga keuangan bukan bank yaitu PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia dengan tujuan sebagai wadah bagi para pemegang saham Asean Finance Corporation Ltd. (AFC) di Indo-nesia. Perusahaan tersebut merupakan sarana kerjasama bank-bank nasional Indonesia dan bertujuan mensukseskan usaha pengerahan dana dan atau penyediaan pembiayaan bagi proyek-proyek pembangunan regional ASEAN termasuk proyek-proyek pem-bangunan di Indonesia.

Perekonomian Indonesia sebagai bagian dari ekonomi du- nia, perkembangannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dunia. Dalam tahun 1981, perekonomian dunia masih te-tap dilanda oleh gejala resesi yang tercermin dalam tingkat pertumbuhan yang rendah, pengangguran, laju inflasi yang tinggi serta stagnasi dalam perdagangan dunia yang disertai oleh berbagai langkah proteksionisme yang diambil oleh nega-ra-negara industri untuk melindungi pasaran mereka sendiri. Secara keseluruhan laju pertumbuhan produksi nyata negara-ne-gara industri dalam tahun 1981 hanya mencapai 1,2%. Resesi ekonomi dunia juga mencekam negara-negara yang sedang ber-kembang. Produksi nyata negara-negara pengekspor minyak bumi mundur sebesar 4,5%, sedang laju pertumbuhan produksi negara-negara berkembang bukan pengekspor minyak menurun dengan 2,5% dalam tahun 1980.

1/14

Page 19: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Volume perdagangan dunia dalam tahun 1981 mengalami stagnasi dibandingkan dengan peningkatan sebesar 2,0% yang terjadi dalam tahun 1980. Akibat tingginya laju inflasi dunia dan kenaikan harga minyak bumi, nilai perdagangan dunia di-nyatakan dalam SDR masih meningkat dengan 9,0%. Nilai ekspor negara-negara industri dalam tahun 1981 naik dengan 9,0%. Di antara negara-negara berkembang, nilai ekspor naik dengan 2,1% untuk negara-negara bukan pengekspor minyak bumi dan dengan 13,8% untuk negara-negara pengekspor minyak. Ketiga kelompok negara seperti disebut di atas masing-masing menga-lami peningkatan dalam nilai impor sebesar 4,3%, 14,5% dan 30,2%. Perkembangan nilai tukar perdagangan di dunia menun-jukkan penurunan sebesar 0,7% bagi negara-negara industri, kenaikan sebesar 12,2% bagi negara-negara berkembang pengek-spor minyak bumi dan kemunduran sebesar 2,2% untuk negara ne-gara bukan pengekspor minyak.

Sebagai akibat perkembangan nilai ekspor yang lebih pe- sat dari nilai impor, maka defisit transaksi berjalan negara-negara industri dalam tahun 1981 turun menjadi US $ 3,7 mil-yar. Sebaliknya defisit transaksi berjalan negara-negara berkembang bukan pengekspor minyak bertambah buruk menjadi US99,0 milyar, sedang bagi negara-negara pengekspor minyak bumi surplus transaksi berjalan turun menjadi US $ 70,8 milyar.

Selama tahun 1981, usaha-usaha dalam kerangka perwujudan Tata Ekonomi Dunia Baru terpusat pada masalah meluncurkan Ne-gosiasi Global di dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan perwujudan Program Komoditi Terpadu UNCTAD.

Kerjasama antar negara-negara anggota ASEAN dalam tahun 1981 mencapai berbagai kemajuan terutama di bidang perdagang-an, industri dan keuangan. Setelah pertemuan para Menteri Ekonomi ASEAN dalam bulan Mei 1981 dan Januari 1982, jumlah barang yang tercakup dalam persetujuan perdagangan preferen-sial mencapai 8.529 barang. Di bidang kerjasama industri, Proyek Pupuk Urea ASEAN di Malaysia sedang dalam tahap pena-waran pembangunan proyek. Di samping itu, telah disepakati persetujuan pelengkap untuk Proyek Abu Soda di Muang Thai dan pendirian Proyek Pengolahan Tembaga di Philipina. Mengenai proyek-proyek industri komplementer, tercapai kesepakatan un-tuk melaksanakan kerjasama di bidang komponen kendaraan ber-motor dengan memberikan keringanan bea masuk sebesar 50% un-tuk tahapan pertama. Peningkatan kerjasama juga terjadi di bidang pertanian, perikanan, pangan dan pengangkutan serta penentuan sikap bersama mengenai masalah komoditi interna-

I/15

Page 20: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

sional, kerja sama ekonomi antar negara berkembang, Persetu-juan Umum tentang Bea Masuk dan Perdagangan (GATT) dan Nego-siasi Global.

Dengan latar belakang perkembangan ekonomi dunia seperti tersebut di atas maka kebijaksanaan neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri yang ditempuh selama tahun 1981/82 terutama bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas pola ekspor barang-barang di luar minyak bumi dan gas alam cair, mengendalikan impor dalam rangka pengadaan bahan-bahan pokok, penghematan devisa dan diversifikasi produksi, serta meman-faatkan modal dan teknologi luar negeri sesuai dengan strate-gi pembangunan dalam Repelita III.

Sehubungan dengan usaha meningkatkan ekspor di luar mi-nyak bumi dan gas alam cair, pada bulan Januari 1982 Pemerin-tah telah mengeluarkan serangkaian keputusan yang mendasar untuk lebih merangsang perkembangan ekspor pada khususnya dan perdagangan luar negeri pada umumnya. Kebijaksanaan ini di-tempuh mengingat pengaruh buruk dari resesi dunia yang masih terus berlanjut dan berbagai tindakan proteksi yang diambil oleh negara-negara maju dengan akibat semakin tajamnya persa-ingan di pasaran dunia. Adapun langkah-langkah yang diambil mencakup usaha-usaha yang bersifat menyeluruh dan usaha yang bersifat lebih terbatas.

Kebijaksanaan yang bersifat menyeluruh tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 tentang Pelaksanaan Ekspor, Impor dan Lalu Lintas Devisa serta serangkaian keten-tuan pelaksanaan oleh Menteri Perdagangan dan Koperasi, Men-teri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Perhubung-an. Langkah-langkah tersebut meliputi pengaturan tentang pe-milikan dan penggunaan devisa, tata cara pembayaran, penye-derhanaan prosedur, perkreditan dan jaminan kredit ekspor, asuransi ekspor, perpajakan ekspor dan jasa-jasa angkutan laut.

Di bidang lalu lintas devisa, eksportir dibebaskan dari kewajiban menjual devisanya yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau jasa kepada Bank Indonesia.

Sejak Januari 1982 pembayaran ekspor dimungkinkan dengan cara pembayaran di muka (advance payment), wessel inkaso (collection draft) dengan kondisi document against, payment (D/P) dan documents against acceptance (D/A), perhitungan ke-mudian (open account) dan cara pembayaran lain yang lazim da-lam perdagangan luar negeri sesuai dengan kesepakatan antara

I/16

Page 21: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

penjual dan pembeli. Sementara itu dokumen utama yang dipakai untuk pencatatan ekspor adalah Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) sebagai ganti dari formulir E3 yang selama ini diguna-kan. Begitu pula disempurnakan tatalaksana pabean di bidang ekspor yang meliputi pelayanan penyelesaian dokumen-dokumen ekspor selama 24 jam sehari, pemberian izin pemuatan barang ekspor ke kapal yang belum merapat ke dermaga dan penyelesai-an dokumen-dokumen ekspor selambat-lambatnya sehari setelah barang selesai dimuat.

Di bidang perkreditan, eksportir dapat memperoleh kredit ekspor untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekspor yang meli- puti kegiatan pengumpulan barang sampai pengapalannya, pro-duksi barang ekspor dan pembelian atau impor bahan-bahannya, maupun untuk menutup kebutuhan pembiayaan selama masa teng-gang antara pengapalan barang ekspor dengan akseptasi wesel berjangka atau pembayaran wesel tunai di luar negeri. Suku bunga kredit ekspor yang sebelumnya adalah sebesar 12% seta-hun, telah diturunkan menjadi 9% setahun. Untuk barang-barang ekspor yang tergolong kuat dan 6% untuk yang barang-barang lemah menurut ketentuan Departemen Perdagangan dan Koperasi.

Dalam rangka peningkatan syarat-syarat pembayaran yang dapat ditawarkan diadakan dua macam asuransi yaitu Jaminan Kredit Ekspor dan Asuransi Ekspor. Jaminan Kredit Ekspor ada-lah asuransi untuk menanggung risiko kemacetan kredit yangdihadapi perbankan dalam memberikan kredit ekspor, sedangkan Asuransi Ekspor merupakan pertanggungan atas risiko yang di-hadapi eksportir sehubungan dengan tidak dilakukannya pemba-yaran dari luar negeri baik sebagian atau seluruhnya.

Dalam rangka usaha peningkatan ekspor di luar minyak bumi dan gas alam cair (LNG) juga dilakukan penurunan biaya gu-dang, penurunan biaya pelabuhan serta penyempurnaan di bidang jasa-jasa angkutan laut. Untuk mengurangi jumlah pelabuhan singgah telah diusahakan pemusatan penyediaan barang ekspor pada empat pelabuhan laut utama yakni Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Ujung Pandang.

Kebijaksanaan yang bersifat lebih terbatas berupa peng-kaitan impor Pemerintah yang pembiayaannya bersumber pada APBN atau Kredit Ekspor dengan peningkatan ekspor di luar mi-nyak bumi dan gas alam cair (counter purchase policy). Pada dasarnya nilai ekspor barang Indonesia yang dikaitkan harus sama dengan nilai pembelian Pemerintah dari impor, dan impor-tir luar negeri dapat memilih satu atau beberapa jenis barang yang akan diimpornya dari Indonesia.

I/17

Page 22: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Nilai ekspor bruto dalam tahun 1981/82 meningkat dengan 6,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga mencapai US $ 23.215 juta. Ekspor bukan minyak bumi dan gas alam cairterus menurun dengan laju yang semakin cepat sehingga menjadi US $ 4.170 juta, yaitu suatu kemunduran sebesar 25,4% diban-dingkan dengan penurunan sebesar 9,5% dalam tahun 1980/81.

Nilai ekspor minyak bumi bruto dalam tahun 1981/82 mencapai US $ 16.740 juta, suatu kenaikan sebesar 18,8% di-banding dengan tahun 1980/81 tetapi didalam jumlah tersebut termasuk ekspor minyak bumi mentah yang ditukar dengan menun-jukkan kenaikan sebesar 7,0% dibandingkan dengan tahun sebe-lumnya. Impor BBM hasil olahan (cross purchase) sebesar US $ 1.661 juta yang didalam tahun-tahun aebelumnya tidak dibuku-kan sebagai ekspor. Selanjutnya nilai ekspor gas alam cair dalam tahun 1981/82 mengalami kenaikan 9,2% dibandingkan de-ngan tahun 1980/81. Bila ekspor minyak bumi dan LNG diperhi-tungkan atas dasar netto (bersih dari pengeluaran devisa un-tuk impor dan jasa-jasa), maka nilai ekspor minyak bumi menu-run dengan 6,9% dari US $ 9.345 juta dalam tahun 1980/81menjadi US $ 8.699 juta dalam tahun 1981/82 sedangkan ekspor gas alam cair meningkat dengan 11,5% dari US $ 1.256 juta menjadi US $ 1.400 juta.

Nilai impor (c & f) dalam tahun 1981/82 meningkat dengan 35,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, suatu laju kenaikan yang hampir sama dengan yang terjadi dalam tahun 1980/81. Nilai impor di luar sektor minyak dan gas alam cair naik dengan 212,6% dari US $ 11.837 juta dalam tahun 1980/81 menjadi US $ 14.396 juta dalam tahun 1981/82, sedangkan dalam tahun sebelumnya kenaikan impor tersebut mencapai 31,1%. Ke-naikan nilai impor sektor minyak bumi dan gas alam cair di luar im or BBM hasil olahan minyak mentah yang diekspor seni-lai US $ 1.661 juta, dalam tahun 1981/82 adalah sebesar 33,5% dibandingkan dengan tahun 1980/81.

Dalam tahun 1981/82 pengeluaran devisa netto untuk jasa-jasa adalah sebesar US $ 5.623 juta dibandingkan dengan US $ 4.867 juta dalam tahun 1980/81, yang berarti kenaikan sebesar 15,5%. Dari jasa-jasa tersebut 59,5% berupa penge-luaran devisa untuk sektor minyak bumi dan LNG yang dalam tahun 1981/82 mengalami peningkatan sebesar 26,4%. Penge-luaran netto untuk jasa-jasa diluar sektor minyak bumi dan LNG dalam tahun 1980/81 adalah sebesar US $ 2.220 juta dan hanya naik dengan 2,6% menjadi US $ 2.278 juta dalam tahun 1981/82.

I/18

Page 23: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Pinjaman pemerintah yang digunakan dalam tahun 1981/82 berjumlah US $ 2.904 juta yang berarti suatu kenaikan sebesar 14,8% dibandingkan dengan realisasi pinjaman sebesar US $ 2.529 juta dalam tahun sebelumnya. Seluruh penggunaan bantuan program berupa bantuan pangan dan jumlahnya menurun dari US $ 118 juta dalam tahun 1980/81 menjadi US $ 50 juta dalam ta- hun 1981/82 atau berkurang dengan 57,6%, sedangkan pinjaman langsung untuk proyek mengalami kenaikan sebesar 27,5% dari US $ 1.965 juta dalam tahun 1980/81 menjadi US $ 2.506 juta dalam tahun 1981/82. Dengan demikian maka peranan pinjaman proyek dalam seluruh pinjaman Pemerintah naik dari 77,7% da-lam tahun 1980/81 menjadi 86,3% dalam tahun 1981/82, sedang-kan peranan bantuan program menurun dari 4,7% menjadi 1,7%.

Pelunasan pokok pinjaman Pemerintah Yang dalam tahun 1980/81 berjumlah US $ 615 juta mengalami kenaikan sebesar 31,5% sehingga mencapai US $ 809 juta dalam tahun 1981/82. Dari jumlah pelunasan pinjaman tersebut 9,6% berupa angsuran pelunasan pokok hutang-hutang yang, terjadi sebelum Juli 1966 dan 90,4% adalah angsuran atas hutang-hutang setelah Juli 1966.

Realisasi penanaman modal asing naik sebesar 10,0% dari US $ 402 juta dalam tahun 1980/81 menjadi US $ 442 juta dalam tahun 1981/82. Pinjaman lainnya dalam tahun 1981/82 mening-kat dengan pesat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 228,4% sehingga mencapai jumlah US $ 1.261 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk perluasan proyek gas alam cair di Badak dan Arun. Transaksi modal lainnya dalam tahun 1980/81 menunjukkan arus pengeluaran netto sebesar US $ 419 juta, sedangkan dalam tahun 1981/82 terjadi arus pemasukan netto sejumlah US $ 284 juta. Bagian terbesar dari arus modal yang masuk tersebut merupakan pelunasan atas kredit ekspor minyak yang diberikan tahun sebelumnya. Dengan demikian maka pos pe-masukan modal lain atas dasar netto menunjukkan surplus sebe-sar US $ 1.281 juta dalam tahun 1981/82 dibandingkan dengan defisit sebesar US $ 361 juta yang terjadi dalam tahun 1980/ 81.

Dengan terjadinya defisit transaksi berjalan sebesar US $ 2.405 juta dan dengan memperhitungkan pemasukan modal netto di sektor Pemerintah dan sektor di luar Pemerintah, maka ca-dangan devisa dalam tahun 1981/82 telah mengalami penurunan sebesar US $ 988 juta dibandingkan dengan kenaikan sebesar masing-masing US $ 1.690 juta dan US $ 2.736 juta yang terja-di dalam tahun 1979/80 dan 1980/81.

Page 24: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

I/19

Page 25: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Secara sektoral, hasil pelaksanaan pembangunan di berba-gai sektor yang penting dalam tahun 1981/82 adalah sebagai berikut :

Pelaksanaan pembangunan di sektor Pertanian dan Pengair-an dalam tahun 1981/82 umumnya menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Dalam tahun 1981 di sub sektor pertanian pro-gram pertanian pangan, produksi beras meningkat dengan sebesar 10,5% yaitu dari 20,163 juta ton dalam tahun 1980 menjadi 22,288 juta ton pada tahun 1981. Produksi beras meningkat ka-rena luas panen meningkat dan karena hasil rata-rata per ha juga meningkat dari 2,34 ton dalam tahun 1980 menjadi 2,38 ton dalam tahun 1981. Naiknya hasil rata-rata tersebut dise-babkan oleh. adanya usaha-usaha intensifikasi khusus (Insus) dan semakin meluasnya penggunaan benih unggul, pupuk dan pes-tisida serta adanya usaha-usaha operasi khusus (Opsus). Di samping itu, hal tersebut disebabkan pula oleh karena iklim yang baik.

Insus yang pada hakekatnya adalah peningkatan mutu in-tensifikasi, mulai diperkenalkan kepada para petani dalam ta-hun 1979. Luas panen Insus tahun 1981, yang meliputi MT 1980/ 81, dan MT 1981, mengalami peningkatan sebesar 61,3% yaitu dari 1.060 ribu ha dalam tahun 1980 menjadi 1.710 ribu ha dalam tahun 1981.

Operasi khusus (Opsus) pertama kali dilaksanakan dalam musim tanam 1980/81 di Nusa Tenggara Barat dengan luas areal 26.872 ha. Pada musim tanam 1981 diperluas ke Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sumatera Selatan yang meliputi areal seluas 156.768 ha, terdiri dari tanaman padi dan palawija. Kemudian dalam musim tanam 1981/82 diper-luas lagi ke Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Lampung, Beng-kulu, Jawa Barat, Sulawesi Utara dan Timor Timur sehingga luas arealnya mencapai 453.023 ha. Tujuan utama Opsus adalah untuk mengatasi masalah pangan di daerah-daerah yang teriso-lasi tetapi mempunyai potensi produksi pangan yang cukup tinggi.

Dalam tahun 1981 areal panen padi meningkat sebesar 4,1% yaitu dari 9.005 ribu ha dalam tahun 1980 menjadi 9.376 ribu ha. Secara keseluruhan areal panen intensifikasi meningkat dari 5.516 ribu ha dalam tahun 1980 menjadi 5.925 ribu ha dalam tahun 1981.

Kegiatan penyuluhan juga terus ditingkatkan dalam tahun 1981 antara lain dengan menambah jumlah tenaga penyuluh dan

I/20

Page 26: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

fasilitas-fasilitas kerjanya, sehingga peningkatan mutu dan luas areal intensifikasi dalam tahun 1981 telah dibarengi de-ngan peningkatan penggunaan benih unggul, pupuk dan pestisida oleh para petani.

Produksi kedelai naik dengan 19,1% yaitu dari 653 ribu ton dalam tahun 1980 menjadi 778 ribu ton dalam tahun 1981, produksi ubi kayu naik dengan 2,9% yaitu dari 13.726 ribu ton menjadi 14.128 ribu ton dan ubi jalar naik dengan 7,8% dari 2.079 ribu ton menjadi 2.242 ribu ton. Begitu pula produksi jagung dan kacang tanah dalam tahun 1981 masing-masing me-ningkat sebesar 1,9% dan 7,0%.

Pembangunan perkebunan lebih dititikberatkan pada pem-bangunan perkebunan rakyat. Pembangunan perkebunan rakyat dilaksanakan dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan penyuluh-an, penyediaan sarana produksi dan fasilitas bagi para petani perkebunan serta kegiatan pemberantasan hama dan penyakit dan juga peningkatan dalam pengolahan dan pemasaran hasilnya me-lalui unit-unit Pelaksana Proyek dan Perkebunan Inti. Dalam tahun 1981/82 bantuan masih diberikan bagi perkebunan swasta nasional yang kemampuan manajemen perusahaannya belum memadai dan permodalannya masih lemah, Sejak beberapa tahun ini reha-bilitasi yang diadakan secara intensif oleh perkebunan perke-bunan negara telah menjadi jauh lebih maju dan lebih mantap.

Produksi perkebunan dalam tahun 1981 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Komoditi-komoditi yang perkembangan-nya terus meningkat adalah karet 4,4%, minyak sawit 6,7%, ke-lapa/kopra 3% dan kopi 3,5%. Dalam tahun tersebut produksi teh dan lada juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2,8% dan 5,4% dibanding dengan tahun 1980.

Dalam pengembangan perikanan rakyat, yang merupakan ti- tik berat pembangunan perikanan, dalam tahun 1981 telah di-laksanakan program-program penyuluhan dan kursus ketrampilanteknik usaha perikanan. Di samping itu, perusahaan-perusahaan besar milik negara diwajibkan ikut mengembangkan usaha peri-kanan rakyat di daerah sekitarnya dengan jalan membantu pe-ngembangan teknologi perikanan rakyat dan mengembangkan pema-saran hasil usahanya. Untuk melindungi kegiatan para nelayan tradisional yang masih rendah daya saingnya terhadap saingan usaha perikanan modern, dan untuk membatasi jumlah dan kegi-atan kapal-kapal trawl maka dalam tahun 1981 terus dimantap-kan pelaksanaan Keppres Nomor 39 Tahun 1980.

Dalam tahun-tahun 1980 - 1981 secara keseluruhan produk-

Page 27: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

I/21

Page 28: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

si perikanan hanya mengalami kenaikan sebesar 1%, yaitu dari 1.850 ribu ton menjadi 1.869 ribu ton. Produksi perikanan laut menurun dengan 0,6% yaitu dari 1.395 ribu ton menjadi 1.387 ribu ton; hal ini terjadi karena usaha motorisasi kapal perikanan dengan menggunakan alat bukan trawl dalam tahun-tahun itu belum dapat mengimbangi pengurangan produksi terja-di sebagai akibat penurunan hasil tangkapan kapal trawl. Di lain pihak produksi perikanan darat naik dengan 5,9% yaitu dari 455 ribu ton menjadi 482 ribu ton dalam tahun 1981.

Dalam tahun ketiga Repelita III ini usaha peningkatan produksi peternakan masih terus dititikberatkan pada usaha peningkatan kegiatan-kegiatan pengamanan ternak, pengembang-an usaha produksi dan distribusi ransuman serta obat-obataan, dan peningkatan kegiatan penyuluhan bagi para peternak. Lang-kah-langkah tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan populasi ternak, mempertinggi pendapatan para peternak dan memperluas kesempatan kerja.

Produksi daging, telur dan susu dalam tahun 1981 masing-masing mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,4%, 6,2% dan 10,2% dibanding dengan tahun 1980. Kenaikan-kenaikan tersebut antara lain disebabkan oleh makin meningkatnya permintaan akan ketiga jenis komoditi tersebut, sebagai akibat mening-katnya daya beli masyarakat. Peningkatan produksi susu dise-babkan oleh terjadinya pertambahan populasi sapi perah.

Dalam tahun 1981 masih dilakukan kegiatan membagi-bagi-kan bibit ternak dengan sistem kredit, dalam rangka untuk me-ningkatkan populasi ternak. Dalam tahun tersebut telah didis-tribusikan sebanyak 39.045 ekor bibit sapi, 2.946 ekor bibit kerbau, 2.471 ekor bibit kambing/domba, 2.000 ekor bibit kuda dan 275 ekor bibit babi. Peningkatan kelahiran terutama di-usahakan dengan mempergiat pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan penyediaan pejantan dengan mutu genetik yang lebih tinggi. Di samping itu, ditingkatkan pula sarana penyuluhan seperti tenaga penyuluh, vaksinator dan inseminator.

Peningkatan usaha pengembangan industri pengolahan kayu beserta usaha perluasan pasaran hasil-hasilnya merupakan ti-tik berat pembangunan program kehutanan. Di samping itu di-tingkatkan pula pelestarian, perlindungan, pengawetan danpembinaan hutan dan sumber alam lainnya, dengan tujuan agar program pembangunan kehutanan akan sungguh-sungguh dapat me-wujudkan harapan masyarakat untuk dapat menikmati fungsi-fungsi hutan sebagaimana mestinya.

I/22

Page 29: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Pembangunan di sub sektor pengairan meliputi segala ke-giatan dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber-sumber air dengan hasil guna dan daya guna setinggi-tingginya terutama untuk menunjang pemba-ngunan pertanian, khususnya dalam usaha meningkatkan produksi pangan. Pembangunan pengairan dilakeanakan melalui program perbaikan dan peningkatan irigasi yang sudah ada, pembangunan jaringan irigasi baru, reklamasi daerah rawa dan pengaturan serta pengamanan sungai-sungai.

Dalam tahun 1981/82, dalam sub sektor pengairan telah dilaksanakan perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi uta- ma seluas 58.603 ha, pembangunan jaringan irigasi baru seluas 63.268 ha serta pembukaan daerah rawa dan pasang surut ma- sing-masing seluas 16.557 ha dan 44.174 ha. Penyempurnaan dan pembangunan jaringan tersier yang dilaksanakan dalam ta-hun 1981/82 ada seluas 220.993 ha, dalam rangka perbaikan pe-ningkatan dan pembangunan jaringan irigasi. Juga telah dilak-sanakan kegiatan pengaturan dan pengamanan sungai serta pe-nanggulangan akibat bencana alam gunung berapi dalam rangka usaha pengamanan daerah pemukiman dan pusat-pusat produksi pangan, yang meliputi areal kegiatan seluas 61.906 ha.

Dalam tahun 1981/82 langkah-langkah kebijaksanaan yang telah ditempuh dalam bidang pangan tetap bertujuan untuk menjaga agar persediaan bahan pangan bagi rakyat di seluruh Tanah Air jumlahnya selalu memadai dan harganya wajar. Dengan perkataan lain kebijaksanaan dalam bidang pangan bertujuan agar di satu pihak harga bahan pangan berada dalam jangkauan daya beli rakyat banyak, dan di pihak lain cukup tinggi untuk meningkatkan pendapatan para petani produsen dan mendorong mereka untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan berproduksi. Un-tuk mencapai tujuan tersebut maka ditetapkanlah harga batas tertinggi untuk beras serta harga dasar untuk gabah, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.

Di bidang perbaikan gizi langkah-langkah kebijaksanaan yang telah ditempuh dalam tahun 1981/82 bertujuan untuk me-ningkatkan keadaan atau status gizi rakyat, mencegah kemung-kinan meningkatnya masalah gizi dan menanggulangi masalah gizi yang telah ada, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), Anemia Gizi Besi dan gondok endemik.

Agar harga beras tidak mengalami kenaikan sampai melewa- ti harga batas tertinggi maka di samping penyediaan beras ba-gi para pegawai negeri dan anggota ABRI dilaksanakan pula penyaluran beras ke pasaran umum. Harga batas tertinggi beras

I/23

Page 30: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

tahun 1981/82, seperti juga dalam tahun-tahun sebelumnya, di-sesuaikan dengan harga dasar gabah yang dalam tahun 1981/82 telah ditingkatkan.

Dalam tahun 1981/82 penyaluran beras ke pasaran umum berjumlah 1.027,0 ribu ton. Apabila dibandingkan dengan pe-nyaluran beras ke pasaran umum dalam tahun sebelumnya, yang berjumlah 1.628,0 ribu ton, maka jumlah beras yang disalurkan ke pasaran umum telah menurun.

Pada akhir tahun 1980/81 sarana penyangga beras yang dikuasai Pemerintah berjumlah 1.190,0 ribu ton. Sarana pe-nyangga tersebut pada akhir tahun 1981/82 meningkat menjadi 1.597,0 ribu ton. Keberhasilan kebijaksanaan sarana penyangga Pemerintah, yang pada gilirannya sangat membantu kebijaksana- an pangan pada umumnya, terutama disebabkan oleh ditingkat-kannya kegiatan pembangunan gudang-gudang pangan. Sampai de-ngan tahun 1981/82 telah terselesaikan pembangunan gudang pa- ngan milik Pemerintah sebanyak 375 unit dengan kapasitas 2.104,0 ribu ton. Di samping itu, dalam tahun 1981/82 untuk daerah pedesaan telah disediakan pula kredit untuk membangun gudang gabah bagi Koperasi-koperasi Unit Desa.

Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pe-tani produsen bahan-bahan pangan, maka harga dasar bahan-ba-han pangan tersebut di atas dalam tahun 1981/82 ditingkatkan. Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar dalam ta-hun 1980/81 hasil pembelian gabah dan beras oleh Pemerintah mencapai 1.635,3 ribu ton. Jumlah hasil pembelian tersebut dalam tahun 1981/82 sangat meningkat, sehingga mencapai 1.950,6 ribu ton.

Hasil pembelian jagung oleh Pemerintah dari para petani dalam tahun 1981/82 juga sangat meningkat, yaitu mencapai 51,5 ribu ton. Jumlah pembelian kedelai dan kacang hijau da-lam tahun 1981/82 sampai dengan akhir Juni 1982, masing-ma-sing mencapai 2.300 ton dan 1.300 ton. Harga kacang tanah da-lam tahun 1981/82 pada umumnya berada di atas harga dasar, sehingga tidak ada pembelian oleh Pemerintah.

Dalam rangka usaha penganekaragaman pola konsumsi pangan rakyat maka dalam tahun 1981/82, seperti juga dalam tahun- tahun sebelumnya, telah disalurkan gandum. Jumlah gandum yang disalurkan dalam tahun 1981/82 mencapai jumlah 1.358 ribu ton.

Sasaran utama program perbaikan gizi adalah golongan anak-anak berumur antara 0 - 5 tahun, wanita yang sedang

Page 31: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

I/24

Page 32: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

hamil, wanita yang sedang menyusui dan penduduk di daerah ra-wan pangan. Seperti juga dalam tahun-tahun sebelumnya lang-kah-langkah yang telah ditempuh dalam tahun 1981/82 meliputi penyuluhan secara teratur tentang penganekaragaman pola kon-sumsi pangan, fortifikasi bahan makanan, Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan usaha-usaha khusus yang lain.

Kegiatan UPGK dalam tahun 1980/81 telah meliputi 26 pro-pinsi, dilaksanakan di 9.917 desa dan telah dinikmati oleh sekitar 2,0 juta orang anak balita. Dalam tahun 1981/82 wila-yah program ini diperluas lagi, sehingga meliputi 27 propinsi dan dilaksanakan di 12.056 desa sedangkan anak balita yang memperoleh manfaatnya berjumlah 2,75 juta orang.

Jumlah anak-anak yang telah mendapat vitamin A meningkat dari 1.006,0 ribu orang dalam tahun 1980/81 menjadi 1.752,0 ribu orang dalam tahun 1981/82. Di samping itu jumlah ibu-ibu yang sedang hamil yang telah mendapatkan distribusi tablet besi juga meningkat dari 450,0 ribu orang dalam tahun 1980/81 menjadi 602,8 ribu orang dalam tahun 1981/82.

Dalam tahun 1981/82 pembangunan sektor industri memasuki tahap yang semakin mantap. Dalam tahun tersebut ditingkatkan kegiatan-kegiatan perluasan dan pembangunan baru proyek-pro-yek industri dasar atau industri kunci, seperti industri besi baja, industri aluminium, industri semen, industri pupuk, in-dustri pulp dan kertas, industri karet serta industri serat buatan.

Sampai dengan pertengahan tahun 1981/82 telah dipersiap-kan 52 buah proyek industri kunci yang sebagian besar diha-rapkan akan selesai dan mulai beroperasi menjelang akhir Re-pelita III. Sedang da1am waktu dekat akan dimulai pembangunan kompleks-kompleks petrokimia dan industri hilirnya. Dalam proses pengembangan industri dasar tersebut sekaligus telah diterapkan konsepsi wilayah-wilayah pusat pengembangan indus-tri dan zona-zona industri sebagai kerangka pokok dan landas-an untuk mendukung dan memperkokoh penyebaran industri hilir dan industri kunci. Guna memiliki daya tumbuh yang mantap dan berkesinambungan telah dikembangkan pula konsepsi rasionali-sasi dan standardisasi. Dalam rangka rasionalisasi telah di-lakukan usaha-usaha penciutan type dan pembatasan jumlah unit usaha di dalam sektor-sektor tertentu, antara lain industri kendaraan bermotor, industri televisi, industri ban kendaraan bermotor dan sebagainya.

Dalam rangka standardisasi, sampai dengan tahun 1981/82

I/25

Page 33: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

telah ditetapkan 605 buah Standar Induatri Indonesia (SII), beberapa di antaranya telah mulai diterapkan. Dengan langkah tersebut secara bertahap akan dapat dibatasi masuknya berba-gai macam barang yang tidak menguntungkan pembangunan ekonomidan sosial.

Kemantapan pengembangan sektor industri ditandai pula oleh terus meningkatnya volume produksi, mantapnya pengadaan dan harga dari barang-barang hasil produksi dalam negeri ser- ta terus meningkatnya perluasan dan pembangunan baru proyek-proyek. Perkembangan yang menarik juga tampak pada kelompok industri sandang yang masih menunjukkan peningkatan produksi dalam tahun 1981/82 walaupun kelompok ini selama tahun terse- but mengalami banyak tantangan, antara lain kelesuan ekspordan kenaikan harga bahan baku impor. Dalam tahun 1981/82 pro-duksi industri tekstil meningkat dari 2.027,3 juta M dalam tahun 1980/81 menjadi 2.094,0 juta M atau suatu peningkatan sebesar 3,3%, industri benang tenun dari 1.184,0 ribu bal menjadi 1.233,0 ribu bal atau suatu peningkatan sebesar 4,1% dan induatri pakaian jadi bahkan meningkat dengan 10% yaitu dari 17,6 juta lusin menjadi 19,4 juta lusin.

Sejalan dengan pesatnya pembangunan di aektor pertanian, maka industri alat semprot hama mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi% Sejak tahun pertama Repelita III produksi alat semprot yang berjumlah 78.000 buah terus meningkat menjadi 134.160 buah dalam tahun 1980/81 dan mencapai 154.284 dalam tahun 1981/82 atau 15,0% lebih tinggi dari tahun 1980/81. Demikian pula industri pestisida mengalami peningkatan yang cukup pesat. Jika pada akhir Repelita II baru diproduksi 9.128 ton pestisida, maka dalam tahun 1981/82 tahun ke tiga Repelita III, telah dihasilkan 33.576 ton. Dibandingkan de-ngan produksi tahun 1980/81 ini berarti suatu kenaikan sebe-sar 30,8%. Sementara itu dalam tahun 1981/82 telah dihasilkan pupuk urea sebanyak 2.006.650 ton dan pupuk Z.A. sebanyak 195.197 ton. Dengan akan diselesaikannya perluasan dan pem-bangunan baru pabrik-pabrik pupuk urea di Kalimantan Timur dan di Aceh, maka menjelang akhir Repelita III sasaran pro-duksi pupuk urea pada akhir Repelita III akan dapat dicapai.

Berkat langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan sejalan dengan pesatnya laju pembangunan, maka produksi industri kayu lapis dan kayu gergajian mening-kat tiap tahunnya. Dalam tahun 1981/82 telah terjadi pening-katan produkai kayu lapis dari 1.144.625 ribu M3 dalam tahun 1980/81 menjadi 1.609.888 ribu M3 atau suatu kenaikan sebesar40,6%, sedangkan kayu gergajian naik dengan 5,6% yaitu dari

I/26

Page 34: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

7.362 ribu M3 menjadi 7.771 ribu M3. Sementara itu sebagai hasil daripada kegiatan perluasan dan pembangunan baru pa-brik-pabrik semen, maka dalam tahun 1981 telah dicapai kapa-sitas terpasang dari induatri semen sebesar 8.500.000 ton dan dalam tahun 1981/82 telah dapat dihasilkan sebanyak 6.844.241 ton semen. Dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya sebesar 5.851.759 ton berarti suatu kenaikan sebesar 17,0%.

Industri kertas mempunyai peranan yang penting di dalam rangka menunjang kegiatan pendidikan. Berkat usaha-usaha yang dilakukan maka dalam tahun 1981/82 produksi kertas mencapai 246.587 ton atau 6,3% lebih tinggi dari produksi tahun sebe-lumnya sebesar 232.000 ton.

Kelompok industri logam dasar juga menunjukkan pertum-buhan yang menggembirakan di mana hampir semua hasil dari kelompok induatri ini mengalami peningkatan produksi tiap tahunnya. Sejalan dengan perluasan daya listrik terpasang termasuk program listrik masuk desa, tercatat peningkatan produksi transformator dan generator yang cukup tinggi. Bila-mana pada permulaan tahun pertama Repelita III produksi transformator dan generator baru mencapai seribuan buah maka pada tahun ketiga telah dicapai produksi transformator dan generator masing-masing sebeear 3.890 buah dan 16.875 buah. Demikian pula dengan alat-alat besar untuk perbaikan jalan di mana telah terjadi kenaikan produksi mesin penggilas dan mesin pemecah batu dalam tahun 1981/82 masing-masing sebesar 36,4% dan 168,7%.

Sejalan dengan kegiatan pelaksanaan sambungan telepon dan jaringan SLJJ, maka produksi industri sentral telepon otomat dan PABX juga melonjak dari 130 buah dalam tahun per- tama Repelita III menjadi 2.832 buah dalam tahun kedua dan 37.120 buah dalam tahun ketiga yaitu tahun 1981/82.

Sementara itu industri kecil mengalami pertumbuhan yang terus meningkat. Dengan usaha-usaha penciptaan iklim dengan disertai bantuan-bantuan perangkat lunak dan keras melalui pembangunan sarana-sarana usaha serta pusat-pusat pelayanan, maka jumlah usaha/nasabah, plafon kredit serta tenaga kerja yang terlibat terus meningkat tiap tahunnya.

Dalam tahun ketiga Repelita III sub sektor pertambang- an, khususnya minyak dan gas bumi masih tetap memegang peran-an penting dalam perekonomian Indonesia terutama sebagai sum-ber penerimaan negara yang diperlukan untuk membiayai pemba-ngunan nasional serta peranannya sebagai pendukung utama me-layani konsumsi energi nasional.

1/27

Page 35: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Pengaruh resesi ekonomi dunia telah menimpa juga sektor pertambangan, yang nampak dalam mengendornya permintaan dunia terhadap barang-barang tambang. Hal ini lebih lanjut menyu-litkan pasaran bahan-bahan tambang Indonesia termasuk minyak bumi. Dalam pada itu produksi di bidang pertambangan nasional secara keseluruhan dalam tahun 1981/82 telah meningkat diban-dingkan tahun sebelumnya, meskipun beberapa jenis bahan tam-bang mengalami hal yang sebaliknya.

Produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 1981/82 mencapai 570,5 juta barrel, suatu penurunan sebesar 10,6 juta barrel atau 1,8% dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Demikian pula reslisasi ekspor minyak bumi.yang pada tahun 1981/82 mencapai 374,5 juta barrel mengalami penurunan se-besar 6,4 juta barrel atau 1,7% dibandingkan tahun 1980/81. Meskipun demikian nilai ekspor tahun 1981/82 masih meningkat dengan 5,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Peranan gas bumi semakin meningkat, baik sebagai komoditi ekspor (LNG), sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea, maupun sebagai energi pengganti BBM, termasuk pemanfaatan gas bumi sebagai gas kota. Dalam pada itu gas bumi dalam tahun 1981/82 juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun 1980/81.

Produksi batu bara tahun 1981/82 mencapai, jumlah 367,2 ribu ton, suatu kenaikan sebesar 37,9 ribu ton atau 11,5% di-bandingkan tahun 1980/81. Kenaikan tersebut terutama dipero-leh dari hasil penambangan PN. Tambang Batubara Ombilin yang semakin meningkat, sedangkan kegiatan penambangan batubara di Bukit Asam masih terpusat pada usaha-usaha pengembangan. Be-gitu pula usaha penambangan timah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama dengan dicapainya jumlah pro-duksi tahun 1981/82 sebesar 35,9 ribu ton bijih timah dan 33,0 ribu ton logam timah. Dengan tingkat produksi tersebut Indonesia telah menjadi negara produsen nomor dua terbesar sesudah Malaysia.

Hasil-hasil tambang lainnya seperti nikel, pasir besi, konsentrat tembaga dan bahan-bahan tambang lain mengalami ke-naikan produksi, sebaliknya beberapa bahan tambang seperti bauksit, emas, perak dan bahan tambang lainnya telah mengala-mi penurunan produksi.

Dalam rangka usaha untuk menjamin kelangsungan serta ke-mungkinan peningkatan produksi hasil-hasil tambang, kegiat an-kegiatan pemetaan, geologi, inventarisasi dan eksplorasi mineral serta penelitian lainnya terus dilakukan dan diting-

I/28

Page 36: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

katkan kegiatan pengembangan energi diarahkan pada usaha un-tuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi.

Sehubungan dengan minyak bumi yang merupakan sumber energi utama, serta sumber devisa negara, maka dalam tahun 1981/82 telah dilanjutkan usaha-usaha untuk mengembangkan pemanfaatan sumber energi selain minyak bumi, seperti batubara, gas bumi, air, panas bumi, bio mass, bio gas dan sebagainya. Di samping itu dilanjutkan juga kegiatan-kegiatan yang mengarah pada usaha penghematan energi, terutama minyak bumi, dalam bentuk penerangan tentang pentingnya penghematan energi serta penyuluhan tentang cara-cara melakukan penghematan energi.

Dalam pada itu, kegiatan pengembangan tenaga listrik da-lam tahun 1981/82 juga terus ditingkatkan, yang meliputi pe-nambahan daya terpasang, perluasan dan peningkatan keandalan jaringan listrik, serta penyambungan ke konsumen. Kegiatan-kegiatan tersebut selain dilaksanakan di kota-kota, juga di-lakukan di daerah-daerah pedesaan. Dalam tahun 1981/82 telah dapat diselesaikan pembangunan beberapa pusat pembangkit. lis-trik dengan jumlah kapasitas seluruhnya sebesar 486,785 MW, yang terdiri atas PLTA Wlingi Unit 111 (1 x 27 MW), PLTA Juanda (Jatiluhur) Unit VI (1 x 25 MW), PLTA Pangeran Noor (Riam Kanan) Unit 111 (1 x 1Q.000 KW), PLTA Tonsealama Unit 111 (1 x 5.000 KW), PLTU Gresik Unit I dan 11 (2 x 100 MW), PLTU Muara Karang Unit IV (1 x 200 MW), serta sejumlah PLTD dengan jumlah kapasitas 19,785 MW.

Selanjutnya dalam tahun 1981/82 telah dapat diselesaikan juga pembangunan jaringan transmisi sepanjang 804,100 Kms, dan gardu induk sebanyak 13 buah dengan kapasitas 1.057 MVA. Sedangkan pembangunan jaringan distribusi yang dapat disele-saikan, terdiri atas jaringan tegangan menengah sepanjang 2.716,553 Kms dan jaringan tegangan rendah sepanjang 1.766,876 Kms, gardu distribusi sebanyak 2.380 buah dengan kapasitas seluruhnya 237.453 KVA, dan pelaksanaan perubahan tegangan rendah 76.264 konsumen. Dalam rangka perluasan lis-trik pedesaan, telah diselesaikan sambungan rumah sebanyak 122.075 konsumen yang meliputi 852 buah desa.

Dengan meningkatnya pembangunan kelistrikan sebagaimana teraebut di atas, maka telah terjadi pula peningkatan di bidang pengusahaan tenaga listrik. Dalam hubungan ini produk-si tenaga listrik telah meningkat dari 8.421.449 MWH pada tahun 1980/81 menjadi 10.125.263 MWH atau meningkat sebesar 20,25%, penjualan tenaga listrik telah meningkat dari 6.473.026 MWH pada tahun 1980/81 menjadi 7.862.151 MWH atau

I/29

Page 37: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

naik 21,46%, sedang daya tersambung telah meningkat dari 3.744.236 KVA menjadi 4.484.614 KVA atau peningkatan sebesar19,77%.

Dalam pada itu kegiatan pembangunan sektor perhubungan dan pariwisata dalam tahun ketiga Repelita III telah mulai meningkat sehingga mampu menyediakan hubungan yang lebih de-kat antara daerah-daerah di wawasan nusantara dengan waktu tempuh yang semakin singkat, jadwal dan perjalanan yang tera-tur serta aman dan dengan jasa pelayanan yang semakin mening-kat pula.

Di bidang jalan dan jembatan diutamakan penanganan sasar-an agar ruas-ruas jalan dapat cepat berfungsi melayani kebu-tuhan lalu lintas. Dalam tahun 1981/82 telah diselesaikan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan sepanjang 1.925 km, pe-nunjangan jalan 16.568 km, penunjangan jembatan 29.025 m, penggantian jembatan 9.381 m, peningkatan jalan 2.367 km dan jembatan 125 m, pembangunan jalan baru 521 km dan jembatan baru 539 m. Juga telah dilakukan penunjangan jalan kabupaten/ lokal sepanjang 11.414,6 km dan penunjangan jembatan 15.300 m.

Seiring dengan penanganan jalan dan jembatan, pertambah- an sarana angkutan jalan raya terus meningkat dengan persen-tasi kenaikan rata-rata per tahun dari tahun 1978/79-1981/82 sebesar 17,42% yang meliputi bis, mobil barang, mobil penum-pang maupun sepeda motor. Untuk menunjang pertumbuhan arus lalu lintas tersebut pada tahun 1981/82 telah dilakukan pe-nambahan 7 buah alat pengujian, 3 buah jembatan timbang dan 89 lampu pengatur lalu lintas.

Peranan angkutan kereta api semakin ditingkatkan juga dalam menunjang pertumbuhan sektor perkebunan dan sektor in-dustri. Pada tahun 1981/82 dilakukan rehabilitasi jalan kere-ta api sepanjang 318,4 km, perbaikan jembatan beton dan baja 93 buah, rehabilitasi lok 3 buah, rehabilitasi lok diesel dan lok listrik 163 buah, rehabilitasi kereta penumpang 286 buah dan rehabilitasi kereta barang 1.583 buah.

Angkutan sungai, danau dan penyeberangan telah menjadi-kan angkutan darat menjadi satu-satuan rangkaian hubungan darat antar propinsi dan antar pulau-pulau berjarak dekat. Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan pembangunan dermaga sungai sebanyak 9 buah, dermaga danau 1 buah, pembersihan alur sungai sepanjang 90 km dan pengerukan alur sungai seki-tar 363.000 m3. Juga telah dilaksanakan pembangunan fasilitas angkutan penyeberangan di 11 lokasi.

I/30

Page 38: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Di bidang angkutan laut terus ditingkatkan integrasi jasa pelayaran samudera, pelayaran nusantara, pelayaran khusus, pelayaran lokal rakyat dan pelayaran perintis dengan route yang lebih menyebar. Juga dilakukan peningkatan pembangunan prasarana dan sarana penunjang yang meliputi fasilitas-fasi-litas pelabuhan, pengerukan, keselamatan pelayaran, kesyah-bandaran, galangan kapal, penjagaan laut dan pantai serta peningkatan jasa operasional. Juga dilakukan penggantian dan pengembangan armada nasional serta usaha peningkatan 4 buah pelabuhan utama sebagai pusat-pusat pengapalan barang-barang ekspor.

Di bidang perhubungan udara telah ditingkatkan jasa pela-yanan angkutan udara dalam negeri, transmigrasi, angkutan ha-ji dan angkutan komersial keluar negeri secara teratur. Juga telah ditingkatkan kemampuan dan daya tampung operasional landasan terbang di 4 pelabuhan udara untuk operasi B-747, 4 pelabuhan udara untuk operasi DC-10, 2 pelabuhan udara untuk operasi A-300, 7 buah pelabuhan udara untuk operasi DC-9 dan landasan-landasan lainnya untuk jenis pesawat lebih kecil dari DC-9.

Dalam tahun ketiga Repelita III telah dilaksanakan pem-bangunan 407 buah kantor pos/pembantu/tambahan sehingga telah dapat melayani 3.100 kecamatan dari seluruh kecamatan di In-donesia yang berjumlah 3.432 buah.

Perluasan sarana telekomunikasi telah memungkinkan 89 kota dapat melakukan hubungan telepon secara langsung dan 162 kota telah dapat dihubungkan dengan jasa telepon dalam nege-ri. Juga telah dapat dilakukan sambungan langsung interna-sional ke 49 negara. Sedangkan pembangunan 72 buah stasiun bumi kecil di seluruh pelosok tanah air telah dapat diman-faatkan bagi sarana-sarana penerangan, pendidikan dan kepeme-rintahan.

Di bidang sub sektor pariwisata, usaha-usaha pokok diu-tamakan untuk meningkatkan jasa pelayanan guna menaikkan per-tumbuhan arus wisata baik domestik maupun asing. Untuk maksud tersebut telah dikembangkan 10 buah daerah tujuan wisata, dan juga dilakukan usaha pemasaran bersama antara negara ASEAN serta promosi di luar negeri melalui perwakilan pariwisata yang telah ada.

Sub sektor koperasi telah lebih berkembang dalam tahun ke tiga Repelita III baik dalam jumlah lembaganya, keanggota-annya maupun kegiatannya. Jumlah seluruh koperasi telah me-ningkat, dari 19.136 buah pada tahun 1980 menjadi 21.184 buah

I/31

Page 39: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

pada tahun 1981. Dari jumlah tersebut Koperasi Unit Desa (KUD) yang dalam tahun 1980 berjumlah 4.710 buah telah me-ningkat menjadi 5.176 dalam tahun 1981, di antaranya yang te-lah merupakan badan hukum adalah 3.737 dalam tahun 1980 dan 4.479 dalam tahun 1981. Keanggotaan koperasi telah meningkat dari 7.980 ribu orang dalam tahun 1980 menjadi 10.059 ribu orang dalam tahun 1981. Selain itu pelaksanaan kursus-kursus dan latihan-latihan ketrampilan dalam rangka pembinaan kelem-bagaan koperasi terus dilaksanakan dengan jumlah peserta yang meliputi 25.907 orang pada tahun 1980/81 dan 16.306 orang pada tahun 1981/82.

Kegiatan koperasi di berbagai bidang telah meningkat antara lain sebagai hasil pembinaan koperasi yang telah dilaksanakan selama ini. Sehubungan dengan ini, dalam tahun 1980/81 sebanyak 1.865 buah KUD telah ikut serta dalam ke-giatan pengadaan pangan untuk sarana penyangga Pemerintah, dan meliputi pengumpulan gabah/beras dari para petani seba-nyak 1.439,9 ribu ton. Jumlah ini merupakan 88 persen dari seluruh pengadaan dalam negeri Pemerintah. Kegiatan tersebut telah meningkat sehingga dalam tahun 1981/82 sejumlah 1.879 buah KUD telah ikut serta didalamnya dan secara berhasil mengumpulkan 1.877,0 ribu ton gabah/beras. Jumlah tersebut merupakan 96 persen dari seluruh pengadaan beras dalam negeri oleh Pemerintah. Dalam rangka usaha untuk menjamin harga yang wajar bagi petani penghasil palawija, KUD tetap memegang pe-ranan yang aktif lewat pembelian dengan harga dasar yang di-tentukan. Sehubungan dengan ini, KUD telah melaksanakan pem-belian palawija dari para petani yang meliputi jagung, kacang hijau dan kacang kedelai yang untuk tahun 1980/81, masing-ma-sing berjumlah 133,1 ribu ton, 2,5 ribu ton dan 2,4 ribu ton. Dalam tahun 1981/82, sampai dengan bulan Juni 1982, jagung yang dibeli oleh KUD mencapai 51,5 ribu ton, kacang hijau 1,3 ribu ton, dan kacang kedelai 2,3 ribu ton.

KUD juga melaksanakan kegiatan pemasaran cengkeh dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar cengkeh. Dalam hal ini pada tahun 1980 terdapat 123 buah KUD yang membeli cengkeh sebanyak 11,6 ribu ton dan menjual sebanyak 11,2 ribu ton, sedangkan dalam tahun 1981 jumlah KUD yang ikut serta dalam pemasaran cengkeh meningkat menjadi 165 buah, dengan pembelian dan penjualan yang juga meningkat masing-masing menjadi 13,5 ribu ton dan 13,0 ribu ton. Di samping itu ke-giatan koperasi juga meliputi pemasaran kopra, dimana dalam tahun 1980 sejumlah 181 buah koperasi telah berhasil melaksa-nakan pembelian dan penjualan kopra masing-masing sebanyak 151,4 ribu ton dan 141,7 ribu ton. Dalam tahun 1981, koperasi yang berpartisipasi dalam pemasaran kopra berjumlah 126 buah

I/32

Page 40: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

dengan jumlah pembelian sebanyak 29,9 ribu ton dan penjualan sebanyak 27,6 ribu ton.

Selain daripada itu, kegiatan koperasi didalam berbagai bidang seperti perikanan rakyat, peternakan, serta dalam per-kreditan dan jasa angkutan. Koperasi yang mengusahakan per-ikanan rakyat telah meningkat dari 370 buah dengan nilai usa-ha sebesar Rp.3.980,2 juta pada tahun 1980 menjadi 449 buah dengan nilai usaha Rp.57.129,4 juta pada tahun 1981. Jumlah koperasi dalam bidang peternakan meliputi 124 buah, dengan nilai usaha yang meningkat dari Rp.1.470,0 juta dalam tahun 1980 menjadi Rp.28.800,0 juta dalam tahun 1981.

Koperasi yang bergerak di bidang sapi perah yang pada ta-hun 1980 berjumlah 59 buah mengelola 32.970 ekor sapi, serta memproduksikan susu sebanyak 22,0 juta liter, pada tahun 1981 meningkat menjadi 132 buah dan mengelola 54.405 ekor sapi, serta memproduksikan susu sebanyak 39,0 juta liter. Adanya kerjasama dalam bidang pemasaran antara koperasi dengan pabrik-pabrik susu memungkinkan para petani ternak anggota koperasi yang bersangkutan memperoleh harga jual yang jauh lebih tinggi dari di masa yang lalu.

Lebih lanjut Koperasi Unit Desa di bidang perkreditan candak kulak yang pada akhir tahun 1980/81 berjumlah 3.050 buah dan melayani nasabah sebanyak 7,3 juta orang dengan jumlah pinjaman sebanyak Rp.59,8 milyar, pada akhir tahun 1981/82 telah meningkat menjadi 3.621 buah dengan nasabah sebanyak 9,5 juta orang dan jumlah pinjaman sebesar Rp.92,4 milyar. Sedangkan koperasi yang bergerak dalam pemasaran jasa angkutan kini telah berjumlah 89 buah, tersebar di 20 propinsi, dengan pemilik kendaraan yang seluruhnya berjumlah 6.469 buah.

Di samping itu, koperasi juga berperan dalam pemasaran jasa kelistrikan di daerah pedesaan seperti dilaksanakan antara lain oleh Koperasi Listrik Pedesaan "Sinar Siwo Mego" di Kabupaten Lampung Tengah. Koperasi ini pada awal tahun 1982 telah dapat melayani 1.691 langganan dengan kapasitas daya pembangkit 475 KW. Di Kabupaten Luwu, Koperasi Listrik Pedesaan "Sama Sotuna" telah dapat melayani 440 langganan dengan kapasitas daya pembangkit 200 KW. Sedang Koperasi Listrik Pedesaan "Sinar Rinjani" di Kabupaten Lombok Timur telah dapat melayani 2.586 langganan dengan kapasitas daya pembangkit 500 KW.

Kegiatan pembangunan di bidang perdagangan dalam negeri

I/33

Page 41: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

meliputi antara lain penyempurnaan prasarana-prasarana pema-saran, peningkatan informasi lembaga-lembaga pemasaran, per-luasan pasaran bagi produksi dalam negeri, pemantapan harga, serta pembinaan pedagang, khususnya golongan ekonomi lemah.

Sehubungan dengan usaha untuk memperluas pasaran barang-barang produksi dalam negeri, kegiatan pusat-pusat pameran dagang di berbagai kota besar, yang telah dimulai sejak tahun1975 terus dilaksanakan, di mana pusat-pusat pameran dagang tersebut telah dimanfaatkan oleh para pengusaha sebagai pusat informasi pasar bagi barang-barang hasil produksi dalam ne-geri. Dalam tahun 1981/82 jumlah perusahaan yang ikut serta dalam pameran-pameran dagang tersebut meliputi 1.030 buah.

Dalam kaitannya dengan pupuk pemantapan pengadaan sarana penyangga, maka penyaluran urea dan TSP/DAP bagi para petani terus meningkat, dimana dalam MT 1980 masing-masing meliputi 712,7 ribu ton dan 186,4 ribu ton dan dalam MT 1980/81 sebe-sar 1.166,2 ribu ton dan 372,0 ribu ton. Dalam MT 1981 jumlah pupuk urea dan TSP/DAP yang tersalurkan masing-masing mening-kat menjadi 827,7 ribu ton dan 262,4 ribu ton dan dalam MT 1981/82 mencapai 1.327,4 ribu ton dan 470,5 ribu ton.

Pembinaan terhadap para pedagang golongan ekonomi lemah guna meningkatkan kemampuan usaha pedagang-pedagang tersebut melalui penataran-penataran dan konsultasi, dalam tahun 1980/81 meliputi masing-masing 2.044 orang dan 1.692 orang, sedang dalam tahun 1981/82 pedagang yang ditatar dan yang mendapat kesempatan berkonsultasi masing-masing berjumlah 1.356 orang dan 1.282 orang. Di samping itu, dalam rangkapembinaan pedagang golongan ekonomi lemah ini telah dilanjut-kan pemberian bantuan permodalan, pemberian kredit dengan syarat yang tidak memberatkan, serta pemberian bantuan untuk pembangunan dan pemugaran pasar. Sampai dengan tahun 1981/82 telah diberikan bantuan untuk pembangunan dan pemugaran pasar sebanyak 1.619 buah, yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II/Kotamadya.

Dalam pada itu jumlah pedagang nasional terus meningkat sebagaimana nampak dari mereka yang terdaftar, yang dalam tahun 1980 meliputi 359.092 buah telah meningkat menjadi 439.612 buah.

Bidang ketenagakerjaan diliputi oleh adanya beberapa masalah pokok yang bersifat struktural, seperti masih tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih lanjut berarti masih tinggi pula pertumbuhan angkatan kerja,

I/34

Page 42: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

banyaknya tenaga kerja berusia muda yang kurang trampil dan kurang pengalaman, kurang seimbangnya penyebaran tenaga kerja secara geografis dan masih belum berfungsinya pasaran kerja secara baik yang seringkali mempertajam kelebihan tenagakerja serta menimbulkan masalah di bidang perbutuhan.

Untuk mengatasi masalah-masalah pokok ketenagakerjaan tersebut maka sesuai dengan GBHN dalam Repelita III ditempuh kebijaksananan dan langkah-langkah yang bersifat menyeluruh. Sasaran yang ingin dicapai adalah perluasan kesempatan kerja produktif, pemerataan kegiatan dan pemerataan hasil pemba-ngunan. Kebijaksanaan dan langkah-langkah tersebut antara program-program pembangunan desa, penggunaan dan penyebaran tenaga kerja, latihan dan ketrampilan serta program perlin-dungan tenaga kerja.

Program pembangunan desa mencakup Proyek-proyek Padat Karya Gaya Baru, Proyek Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, dan Proyek Reboisasi dan Penghijauan. Selama tahun 1981/ 82, Proyek Padat Karya Gaya Baru dilaksanakan di 743 kecamat-an miskin dan padat penduduk. Melalui proyek yang sama dilak-sanakan pula pembangunan/rehabilitasi saluran tertier di daerah pengairan seluas 55.000 Ha. Jumlah tenaga kerja yang ikut serta dalam proyek mencapai 202.737 orang sehari dengan imbalan jasa rata-rata Rp.750,- per hari. Hasil pembangunan fisik yang dicapai meliputi 2.865,12 Km jalan desa, 5.478,49 Km saluran tertier yang mengairi sawah seluas 55.000 Ha, dan pembuatan sawah baru, terasering dan lain-lain seluas 297,0 Ha. Pembangunan/rehabilitasi jalan desa meningkat sekitar 6 persen dibandingkan tahun 1980/81 yang panjangnya mencapai 2.697,36 Km. Melalui Proyek Bantuan Pembangunan Daerah Ting- kat II telah diserap tenaga kerja sebanyak 569.065 orang da-lam "100 hari kerja" yang berarti meningkat 5 persen diban-dingkan tahun 1980/81, yaitu 558.781 orang. Dalam rangka usa- ha pelestarian hutan, tanah dan air, melalui proyek reboisasi dan penghijauan, telah tercipta 79.468,2 orang dalam "100 ha-ri kerja", yang berarti naik 54 persen dibandingkan tahun se-belumnya.

Program Pembangunan dan Penyebaran Tenaga Kerja mencakup antara lain Proyek Pengerahan Tenaga Kerja Sukarela Pelopor Pembaharuan dan Pembangunan, Kuliah Kerja Nyata, Informasi Tenaga Kerja dan Antar Kerja, dan Pembatasan Penggunaan Te-naga Asing. Dalam rangka penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja terdidik dalam tahun 1981/82 telah dikerahkan 2.724 orang TKS-BUTSI. Demikian pula telah ditugaskan 10.067 orang mahasiswa ke daerah pedesaan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN). Melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja

I/35

Page 43: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) da- lam tahun 1981/82 telah disalurkan 131.929 orang tenaga ker-ja. Untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi tenaga kerja In-donesia, maka sampai Maret 1982 telah ditetapkan penggunaan tenaga kerja asing pendatang di 21 lapangan usaha yang menca-kup 2.779 jenis pekerjaan.

Program Latihan dan Ketrampilan Tenaga Kerja bertujuan meningkatkan produktivitas dan memanfaatkan tenaga kerja yang tersedia untuk berperanserta dalam pembangunan. Latihan khu-susnya diberikan pada tenaga kerja usia muda dan wanita. Da-lam hubungan ini pembangunan gedung-gedung utama 60 BLK In-dustri dan Pertanian di 60 ibukota Kabupaten telah mendekati penyelesaian. Dalam tahun 1981/82 telah dilatih 49.252 orang tenaga kerja dan 140 orang asisten instruktur sebagai tambah-an dari 140 orang yang dilatih tahun 1980/81. Bimbingan me-todologi latihan dan teknik/administrasi latihan telah dibe-rikan kepada masing-masing 40 orang bagi pengelola latihan/ kursus swasta. Demikian pula telah dibimbing 30 orang pelatih dari 30 perusahaan di Jakarta yang menyelenggarakan latihan bagi karyawannya.

Program Hubungan dan Perlindungan Tenaga Kerja mempunyai sasaran peningkatan jaminan sosial bagi buruh, peningkatan operasional Hubungan Perburuhan Pancasila (HPP) dan pemberianhak-hak dasar tenaga kerja, perlindungan di bidang sosial ekonomi dan lain-lain. Kegiatan yang dicakup adalah pening-katan keselamatan dan kesehatan kerja, pengaturan pengupahan, jaminan sosial, perjanjian perburuhan, dan pembinaan lembaga ketenaga kerjaan. Dalam tahun 1981/82 pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja ditingkatkan melalui kunjungan inspeksike perusahaan-perusahaan. Sampai akhir Maret 1982 telah di-bentuk 648 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja di 648 perusahaan dan 18 Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di 18 propinsi.

Untuk mendukung usaha pengaturan pengupahan dilaksanakan survai upah oleh BPS di seluruh Indonesia yang mencakup sek-tor-sektor industri, jasa/hotel, angkutan dan pertambangan. Upah minimum yang telah diatur secara sektoral meningkat se-kitar 15 persen dari 46 buah dalam tahun 1980/81 menjadi 53buah dalam tahun 1981/82. Demikian pula upah sub-sektoral me-ningkat 22 persen dari 220 buah dalam tahun 1980/81 menjadi 268 buah pada tahun 1981/82.

Dalam pada itu bimbingan terhadap Badan-badan Perasuran-sian Tenaga Kerja Swasta dilaksanakan di 947 badan swasta yang bergerak dalam program asuransi kecelakaan kerja dan ta-

Page 44: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

I/36

Page 45: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

bungan hari tua (AKK dan THT). Perum ASTEK telah memberikan pelayanan asuransi kecelakaan kerja kepada 35.630 orang kar-yawan dari 6.112 perusahaan. Sejak berdirinya Perum ASTEK te-lah terhimpun dana sekitar Rp.70 milyar. Secara kumulatif te-lah terbentuk 2.319 buah Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Bagi perusahaan yang belum memiliki PKB dan jumlah buruhnya tidak kurang dari 25 orang sampai akhir Maret 1982 telah membuat9.329 buah Peraturan Perusahaan. Untuk pemantapan hubungan kerja antara nelayan penggarap dengan pemilik telah dibuat 2.082 Perjanjian Kerja yang memuat bagi hasil, pembiayaan dan uang muka. Guna meningkatkan pengetahuan buruh, pengusaha dan pejabat pemerintah dalam tahun 1981/82 telah mengikuti pendi-dikan perburuhan sebanyak 15.054 orang.

Sementara itu pembangunan di bidang transmigrasi dituju-kan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga kerja, serta membuka dan mengembangkan daerah produksi dan pertanian baru. Transmigrasi juga ditujukan untuk menunjang usaha-usaha pemerataan penyebaran pembangunan, pemerataan pembagian pen-dapatan dan perluasan kesempatan kerja. Melalui transmigrasi diharapkan akan meluas juga kegiatan pembangunan di sektor-sektor lain seperti pertanian, industri, perhubungan, perda-gangan dan lain-lain.

Dalam Repelita III, sasaran pembangunan di bidang trans-migrasi yang akan dicapai ialah memindahkan dan menempatkan 500.000 kepala keluarga transmigran di 250 daerah pemukiman transmigrasi. Selain itu, juga ditingkatkan usaha penyeleng-garaan transmigrasi swakarsa secara tertib dan teratur yang tersebar di pulau-pulau Sumatera t Kalimantan, Maluku, Sulawesi dan Irian Jaya. Dalam hubungan ini maka dilaksanakan kebi-jaksanaan dan langkah-langkah yang menyeluruh dan terpadu baik yang menyangkut kegiatan di daerah asal, di daerah pene-rima maupun kegiatan yang menyangkut angkutan transmigran.

Jumlah tranamigran yang berhasil dipindahkan selama tahun 1981/82 adalah 88.066 KK. Jumlah tersebut mencakup lanjutan pemindahan sasaran tahun 1978/79 sebanyak .2.444 KK, lanjutan sasaran tahun 1979/80 sebanyak 7.454 KK, lanjutan tahun 1980/81 sebanyak 46.642 KK, dan pelaksanaan tahun 1981/82 sebanyak 31.526 KK. Dibandingkan dengan pelaksanaan tahun pertama Repelita III sebanyak 22.469 KK dan tahun kedua 73.435 KK, maka pelaksanaan selama tahun ketiga Repelita III telah meningkat masing-masing 292 persen dan 20 persen.

Beberapa kegiatan fisik di daerah transmigrasi yang ber-haail dilaksanakan pada tahun 1981/82 meliputi pembangunan jalan sepanjang 3.447 km, pembukaan lahan sebesar 84.850 ha

Page 46: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

I/37

Page 47: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

dengan perincian lahan pekarangan seluas 18.284 ha dan lahan usaha I seluas 66.566 ha. Di samping perkaplingan untuk peka-rangan mencapai 18.686,25 ha sedangkan pengukuran perkapling- an lahan usaha I selesai 98.215,25 ha. Sedangkan pembangunan rumah transmigran telah selesai 85.053 unit, sarana air ber- sih 21.483 unit, balai pengobatan 138 unit, rumah ibadah 254 unit, rumah petugas 1.037 unit, dan gudang 207 unit.

Dalam tahun 1981/82,jumlah transmigran yang dibina seba-nyak 191.099 KK, terdiri dari transmigran yang dibina tahun 1980/81 sebanyak 131.118 KK,dikurangi transmigran yang dise-rahkan kepada pemerintah daerah yaitu 28.085 KK,ditambah transmigran baru penempatan tahun 1981/82 sebesar 88.066 KK. Pembinaan masyarakat transmigran meliputi berbagai bidang,di antaranya bidang produksi pertanian, koperasi dan pemasaran, pendidikan, kesehatan, organisasi desa, generasi muda dan pe-ranan wanita.

Dalam rangka menghadapi tantangan dan perkembangan, para petani transmigran diberi pula latihan dan pendidikan, baik di bidang pertanian maupun di bidang non pertanian. Jumlah transmigran yang dilatih di bidang pertanian di daerah pene-rima tahun 1981/82 sebanyak 6.583 orang, sedangkan dalam ta-hun sebelumnya hanya 4.130 orang.

Usaha pembinaan dan pendidikan terhadap transmigran di-maksudkan untuk mempercepat proses pembukaan dan pengembangan daerah produksi dan pertanian baru. Sehubungan dengan ini produksi pertanian di daerah transmigrasi terus meningkat da- ri tahun ke tahun. Pada tahun 1980/81 produksi padi sawah yang mencapai 2,55 ton per ha dan padi ladang 1,10 ton per ha telah menjadi 2,75 ton per ha untuk padi sawah dan 1,25 ton per ha untuk padi ladang pada tahun 1981/82. Produksi kacang-kacangan meningkat dari 0,62 ton per ha menjadi 0,90 ton per ha, sedangkan produksi tanaman singkong meningkat dari 4,60 ton per ha menjadi 7,50 ton per ha.

Pengembangan tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh dan kopi dimaksudkan untuk menambah sumber penghasilan petani transmigran serta menunjang peningkatan produksi pertanian yang berorientasi ekspor.

Pengembangan ternak di daerah tranamigrasi ditujukan un-tuk setiap 1.000 KK transmigran dalam tahun 1981/82 adalah sebanyak 474 ekor terdiri dari ternak besar yaitu sapi, ker-bau dan kambing, dan populasi ternak unggas yaitu ayam danitik sebanyak 5.763 ekor.

I/38

Page 48: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Tujuan pembangunan perumahan ialah agar masing-masing ke-luarga maupun perorangan dapat menempati rumah beserta ling-kungan yang layak sehingga dapat menjamin ketentraman hidup sehingga dapat meningkatkan produkti vitas kerja. Namun demi-kian kemampuan masyarakat maupun pemerintah masih terbatas.

Kegiatan perbaikan kampung terutama ditujukan untuk mem-perbaiki kondisi lingkungan perumahan kota yang pada tahun 1981/82 telah bertambah lagi dengan luas wilayah sekitar 3.062,7 Ha meliputi penduduk sekitar 1.167.730 orang di 76 kota pada 24 daerah Tingkat I. Kegiatan perbaikan kampung tersebut selama tiga tahun Repelita III telah mencapai penam-bahan luas wilayah sekitar 7.957,6 Ha meliputi 2.638.080 orang.

Kegiatan pengadaan perumahan rakyat yaitu: untuk membantu perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah terus diting-katkan antara lain dengan pembangunan perumahan oleh Perum Perumnas maupun Swasta. Untuk itu Perum Perumnas pada tahun 1981/82 telah berhasil menambah bangunan rumah 8.279 rumah inti, 8.978 rumah sederhana, 384 rumah flat yang kesemuanya tersebar di 21 kota pada 19 Daerah Tingkat I. Selama tiga ta-hun Repelita III telah berhasil diadakan penambahan rumah rakyat melalui usaha Perum Perumnas 33.446 rumah inti, 23.918 rumah sederhana dan 1.664 rumah flat atau keseluruhannya 59.028 rumah yang diperkirakan secara langsung dapat meri-ngankan/membantu sekitar 354.168 orang penduduk kota berpeng-hasilan rendah. Selain usaha Perum Perumnas tersebut antara lain telah dilakukan pula usaha pengadaan perumahan rakyat oleh swasta dengan bantuan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui Bank Tabungan Negara. Dalam rangka KPR usaha swasta pada tahun 1981/82 telah diselesaikan 24.654 rumah di 19 Daerah Tingkat I tersebar pada 87 Daerah Tingkat II. Selama tiga tahun Repelita III dalam rangka ini telah diselesai- kan pembangunan 43.036 rumah.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga diberikan kepada masya-rakat yang mendapatkan rumah yang dibangun oleh Perum Perum-nas. Untuk ini dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan pem-bangunan 27.572 rumah rakyat tersebar di 9 daerah Tingkat I meliputi 15 daerah Tingkat II. Selama tiga tahun Repelita III, KPR untuk rumah yang dibangun oleh Perum Perumnas telah meliputi 38.606 rumah rakyat. Dengan demikian peranan Bank Tabungan Negara dalam memberikan fasilitas kredit Pemilikan Rumah untuk rumah-rumah yang dibangun oleh Perum Perumnas dan swasta selama 3 tahun Repelita III telah mencapai 81.642 rumah.

I/39

Page 49: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Kegiatan Perintisan Pemugaran Perumahan Desa guna mening-katkan mutu perumahan daerah pedesaan dalam tahun 1981/82 te-lah dilaksanakan pada sekitar 1.100 desa termasuk sekitar 100 desa penanggulangan khusus (bencana alam). Selama tiga tahun Repelita III usaha ini telah meliputi sekitar 2.600 desa.

Dalam pada itu peningkatan penyediaan air bersih terus diusahakan melalui kegiatan peningkatan produksi air bersih maupun pelayanan kepada masyarakat baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaan.

Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan pertambahan seki- tar 3.542,5 liter/detik kapasitas produksi air bersih serta melayani sekitar 602.800 orang penduduk tersebar diberbagai kota termasuk pada beberapa ibu kota kecamatan.

Selama tiga tahun Repelita III kapasitas produksi air bersih telah bertambah 5.941,5 liter/detik serta penambahan pelayanan kepada sekitar 2.058.940 orang penduduk diberbagai kota termasuk pada beberapa ibu kota kecamatan.

Dalam rangka pemerataan pembangunan khususnya jalur ketu-juh dari delapan jalur pemerataan, pembangunan daerah, desa dan kota terus ditingkatkan, baik dalam jumlah biaya maupun ketrampilan aparatur pengelola dan pelaksananya

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I sebagai usaha untuk mendorong pembangunan daerah dan agar terdapat keserasian la-ju pembangunan antar Daerah, ditingkatkan dari Rp.166.590 ju-ta pada tahun 1980/81 menjadi Rp.215.000 juta pada tahun 1981/82, dengan peningkatan jumlah minimum bantuan suatu Dae-rah Tingkat I dari Rp. 5 milyar pada tahun 1980/81 menjadi Rp.7,5 milyar pada tahun 1981/82. Di samping digunakan untuk penunjangan jalan/jembatan, penyempurnaan irigasi, ekaploita-si dan pemeliharaan pengairan,serta pembangunan proyek-proyek lain yang sangat berguna bagi Daerah yang bersangkutan, seba-gian dana digunakan pula untuk pembiayaan proyek-proyek Pe-ngembangan Wilayah. Proyek-proyek Pengembangan Wilayah ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat se- cara langsung, meningkatkan kemampuan aparatur Pemerintah Da-erah untuk menyusun program secara terpadu, serta mengisi ke-kosongan kegiatan yang belum sempat ditangani oleh berbagai sektor. Hasil proyek-proyek dalam rangka Pengembangan Wilayah merupakan contoh-contoh yang dapat dikembangkan di Daerah lainnya.

I/40

Page 50: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, yang dida-sarkan kepada jumlah penduduk, ditingkatkan dari Rp.750,- per kapita pada tahun 1980/81 menjadi Rp.1.000,- per kapita pada tahun 1981/82, dan jumlah bantuan minimum juga ditingkatkan dari Rp.100 juta pada tahun 1980/81 menjadi Rp.150 juta pada tahun 1981/82, sehingga jumlah seluruh bantuan menjadi Rp.162.650 juta. Jumlah tersebut meliputi proyek prasarana perhubungan seperti jalan/jembatan dan gorong-gorong, proyek irigasi dan proyek lain, serta pembelian mesin gilas jalan dan kompaktor.

Selain Program Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II, un-tuk meningkatkan pembangunan dan memperluas kesempatan kerja kepada Daerah Tingkat II diberikan berbagai bantuan kepada masyarakat, yaitu Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan, Bantuan Penghijauan, Bantuan Kredit Pembangunan/Pemugaran Pasar dan Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten.

Seperti tahun-tahun yang lalu terus diusahakan penyempur-naan pengelolaan bantuan-bantuan tersebut. Penyempurnaan ter-sebut diarahkan agar aparatur Pemerintah Daerah dapat bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing, dimana Bupati/Wali-kotamadya Kepala Daerah Tingkat II merupakan penanggung jawab umum dibantu oleh BAPPEDA sebagai pengawas dan staf perenca-na, sedangkan Dinas-dinas sebagai pelaksana, Itwilda sebagai pengawas dan Staf Sekretariat Daerah sebagai pengendali. Pe-ranan DPRD sebagi alat kontrolpun ditingkatkan, dengan men-cantumkan bantuan-bantuan tersebut ke dalam APBD sebagai ba-gian anggaran transitoris.

Untuk lebih meningkatkan pembangunan di desa-desa, Ban-tuan Pembagunan Desa ditingkatkan dari Rp.750.000,- per desa pada tahun 1980/81 menjadi Rp.1.000.000,- per desa pada tahun 1981/82. Dalam rangka ini, usaha Pembinaan Kesejahteraan Ke-luarga (PKK) diberikan bagian tersendiri dengan maksud untuk lebih meningkatkan peranan ibu-ibu dan para wanita desa. Usa-ha penyempurnaan pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa dilaku-kan melalui pembentukan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) sebagai penampung aspirasi dan penggerak masyarakat untuk bergotong royong dalam pembangunan di desa.

Sejalan dengan perbaikan dalam bantuan desa, diadakan pe-ningkatan ketrampilan para Camat, khususnya para Camat yang wilayahnya telah ditunjuk sebagai Unit Daerah Kerja Pem-bangunan (UDKP), agar para Camat dapat memadukan program-pro-

I/41

Page 51: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

gram sektoral yang ada di wilayahnya. Dalam rangka ini pada tahun 1981/82 telah dilatih 400 orang Camat.

Pembinaan LKMD lebih ditingkatkan lagi dengan dikeluar-kannya Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1980, yang menyem-purnakan organisasi Lembaga Sosial Desa (LSD) menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Dari 64.150 desa, sebanyak 61.602 desa telah membentuk LKMD. Untuk lebih berkembangnya peranserta masyarakat, melalui LKMD diadakan latihan-latihan Kader Pembangunan Desa (KPD) yang berasal dari pengurus LKMD. Pada tahun 1981/82 dilatih 4.050 KPD. Untuk menjalin hubungan kerja antar LKMD, diadakan temu karya antar LKMD di tingkat Kecamatan, yang meliputi 3.402 kecamatan.

Dalam usaha meningkatkan peranan wanita di desa-desa ke-pada mereka diberikan kursus-kursus melalui PKK di desa/kelu-rahan.

Dalam rangka mengurangi kelompok penduduk yang bertempat tinggal berpindah-pindah, telah diusahakan adanya pemukiman kembali. Dalam tahun 1981/82 telah dimukimkan sebanyak 3.614 KK di 48 lokasi.

Kegiatan lain dalam rangka pembangunan desa adalah Pemu-garan Perumahan dan Lingkungan Desa. Dalam tahun 1981/82 te-lah diadakan pemugaran perumahan dan lingkungan desa di 144 desa yang meliputi 5.760 rumah.

Untuk menggerakkan masyarakat desa dalam pembangunan, ke-giatan perlombaan desa terus dilaksanakan dan diadakan per-baikan-perbaikan mengenai tata cara penilaiannya.

Segi lain dari pembangunan daerah adalah Pembinaan Tata Ruang, yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih sempurna, dengan memperkecil pengaruh negatif yang mungkin timbul dari usaha pembangunan. Selain dari itu, mela-lui pembinaan tata ruang diharapkan agar penggunaan dan pe-nguasaan tanah menjadi lebih serasi dan lebih bermanfaat baik di kota maupun di daerah pedesaan. Pembinaan tata ruang ini meliputi tata guna tanah dan tata agraria, serta tata kota dan tata daerah.

Dalam tahun 1981/82 kegiatan tata ruang meliputi berbagai kegiatan, antara lain: penggunaan tanah, penyelesaian peren-canaan tata guna tanah Kabupaten, perhitungan produktivitas tanah, pemetaan tanah kota Kecamatan, dan pemetaan tanah ibu-kota Kabupaten, monitoring penghijauan, pemetaan penggunaan

I/42

Page 52: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

tanah daerah transmigrasi, penyelesaian studi rencana struk-tural pengembangan wilayah tingkat Nasional, perencanaan tek-nis pemetaan, penyusunan indikasi program dan proyek pem-bangunan daerah, penyusunan rencana kota, peningkatan unit perencanaan dan pusat informasi dan dokumentasi, pengukuran dan pemetaan situasi tanah dalam rangka transmigrasi, pembu-kuan hak tanah serta pengesahan surat keputusan hak tanah, pengukuran batas keliling daerah transmigrasi serta pengukur-an dan pengkaplingan tanah, penyelesaian hak pengolahan tanah transmigrasi dan pembuatan sertifikat tanah.

Meningkatnya pembangunan di daerah memerlukan aparatur yang trampil. Usaha untuk meningkatkan ketrampilan aparatur terus ditingkatkan melalui kursus, lokakarya, seminar, la-tihan kerja baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan berbagai kegiatan, antara lain: pendidikan tenaga instruktur untuk Pusat Latihan Regional, pendidikan tenaga perencana, pendidikan pegawai yang meliputi berbagai bidang seperti pemerintahan desa, land use, perenca-naan kota, management, perusahaan daerah, pemeliharaan ke-amanan dan pendidikan Dinas PU Kabupaten yang dikaitkan de-ngan Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten.

Sejalan dengan peningkatan ketrampilan, juga diusahakan penyempurnaan prasarana fisik. Dalam tahun 1981/82 telah di-laksanakan pembangunan fasilitas kantor, yang meliputi kantor lurah/kantor kepala desa, kantor dan rumah jabatan Camat dan Bupati, serta penyediaan alat mobilitas untuk polisi Pamong Praja dan mobil pemadam kebakaran.

Untuk memantapkan tugas-tugas pemerintahan dan pembangun-an, telah diadakan berbagai penelitian yang meliputi pengum-pulan informasi dalam rangka pengembangan pemerintahan desa di berbagai propinsi.

Dalam pada itu usaha pembangunan politik dalam negeri te-lah ditingkatkan dalam rangka pemantapan kesadaran bernegara dan berbangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya dalam usaha persiapan bagi terlaksananya Pe-milu tahun 1982.

Kegiatan pembangunan di Daerah Timor Timur ditingkatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat agar dalam waktu yang tidak terlalu lama tidak berbeda dengan tingkat hidup rakyat di daerah lainnya. Dana yang disediakan untuk pem-bangunan propinsi Timor Timur dalam tahun 1981/82 meliputi Rp.22.307.571.000,- untuk pembiayaan berbagai kegiatan.

1/43

Page 53: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Dalam bidang pemerintahan, telah dilaksanakan pemantapan kondisi sosial politik dan penyempurnaan kepegawaian dengan pengangkatan 1.920 orang pegawai, pengadaan kursus-kursus serta pengiriman tenaga putera Timor Timur ke luar daerah un-tuk belajar dalam bidang keuangan, pemerintahan dan kebenda-harawanan serta kepegawaian. Dalam rangka ini telah pula dia-dakan berbagai kegiatan pemukiman penduduk secara terpadu.

Kegiatan pembangunan lainnya di Daerah Propinsi Timor Ti-mur meliputi pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, ke-sejahteraan sosial, pertanian, perhubungan dan pariwisata, pekerjaan umum, penerangan dan keagamaan yang telah menunjuk-kan kemajuan-kemajuan. Dengan usaha-usaha terpadu dalam ber-bagai bidang pembangunan maka dapat kiranya dimantapkan per-wujudan pemerataan, pertumbuhan serta stabilitas diberbagai bidang termasuk di bidang politik.

Pelaksanaan pembangunan di bidang agama dalam Repelita III telah dilaksanakan melalui berbagai program utama yang pada dasarnya merupakan pemantapan peningkatan dan perluasan jangkauan berbagai program dan kegiatan pembangunan selama Repelita II.

Pelaksanaan kegiatan program-program pembangunan di bi-dang agama dalam tahun ketiga Repelita 111 (1981/82) dapat dikemukakan sebagai berikut

Bantuan pembangunan/rehabilitasi tempat peribadatan ter-masuk penyediaan sarana/peralatan telah dilaksanakan dalam rangka memberikan bantuan terutama kepada kelompok-kelompok masyarakat yang keadaan sosial ekonominya kurang mampu untuk menyediakan sarana atau tempat peribadatan yang layak. Hal ini dilakukan sekaligus untuk mendorong pemanfaatan tempat-tempat peribadatan tersebut sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan yang dapat membangkitkan swadaya masyara-kat untuk membangun.

Bantuan tersebut ditujukan pula untuk mendorong pem-bangunan atau rehabilitasi tempat-tempat peribadatan di dae-rah pedesaan, di daerah pemusatan industri, daerah rawan se-perti daerah bekas basis PKI, daerah suku terasing dan trans-migrasi serta daerah perbatasan.

Usaha-usaha tersebut di atas nampak telah merangsang ke-giatan swadaya masyarakat yang semakin meningkat jumlahnya. Perkembangan jumlah tempat ibadah antara lain disebabkan per-

I/44

Page 54: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

kembangan daerah pemukiman baru dan bertambah besarnya jumlah penduduk usia remaja.

Jumlah tempat ibadah yang telah diberi bantuan dalam ta-hun 1981/82 adalah sebanyak 3.434 buah yang terdiri dari 3.046 mesjid, 133 gereja Protestan, 133 gereja Katholik, 97 Pura Hindu dan 25 Wihara.

Dalam tahun ketiga Repelita III telah dibangun 290 Balai Nikah dan 9 Balai Sidang Pengadilan Agama, serta sejumlah ru-mah jabatan untuk Ketua Pengadilan Agama sebagai kelanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam tahun 1981/82 telah pula disediakan sejumlah sarana lainnya termasuk buku-buku bagi para petugas NCTR dan Hakim Agama pada 290 Balai Nikah dan 9 Balai Sidang Pengadilan Agama.

Dalam tahun 1981/82 telah diusahakan penyediaan dan pe-nyebaran sebanyak 1.652.400 buah kitab suci berbagai agama, yang terdiri dari 1.445.400 kitab suci Al Qur'an, 81.000 Injil Protestan, 81.000 Injil Katholik, dan 32.500 kitab suci Hindu serta 12.500 kita suci agama Budha.

Dalam rangka kegiatan penerangan dan penyuluhan agama da-lam tahun ketiga Repelita 111 (1981/82) telah diberikan bim-bingan agama Islam kepada 1.630 kelompok masyarakat, yang terdiri dari suku terasing, transmigran dan kelompok remaja serta berbagai kelompok khusus lainnya. Di samping itu telah disediakan buku dan brosur agama sebanyak 651.000 eksemplar, paket dakwah 32.000 buah dan sejumlah sarana lainnya.

Bimbingan dan penyuluhan agama Protestan terutama dituju-kan untuk lebih meluaskan pengetahuan agama bagi mereka yang telah mendapatkan bimbingan dan penyuluhan sebelumnya. Dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan bimbingan agama kepada 180 kelompok suku terasing dan transmigran serta penyediaan se-jumlah 72.000 brosur agama, paket dakwah 3.800 buah dan per-alatan-peralatan dakwah lainnya.

Bimbingan dan penyuluhan agama Katholik terutama dituju-kan untuk pembinaan suku terasing, di daerah Nusa Tenggara dan transmigran di berbagai daerah. Dalam tahun 1981/82 telah diberikan bimbingan agama kepada 160 kelompok, di samping pe-nyediaan 60.000 brosur agama dan 3.000 paket dakwah.

Dalam bimbingan dan penyuluhan agama Hindu dan Budha, pa-

I/45

Page 55: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

da tahun 1981/82 telah diberikan bimbingan kepada 33 kelompok suku terasing dan transmigran di samping penyediaan sejumlah 17.000 buku dan brosur agama serta 1.800 paket dakwah.

Dari berbagai bimbingan dan penyuluhan agama yang telah disebutkan di atas maka bimbingan agama melalui RRI/TVRI dari tahun ke tahun semakin meningkat baik di pusat maupun di dae-rah-daerah. Setiap minggu bagi masing-masing golongan agama diberikan kesempatan mengadakan rata-rata dua kali siaran agama dalam bentuk uraian maupun fragmen atau sandiwara.

Khusus untuk agama Islam, Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) telah semakin melembaga di tengah-tengah masyarakat baik di tingkat Pusat maupun pada tingkat daerah.

Pembinaan suasana kerukunan hidup yang mantap diantara umat beragama dilakukan melalui berbagai usaha seperti meman-tapkan kerukunan intern umat beragama dan memantapkan keru-kunan antar umat beragama di berbagai daerah.

Dalam rangka peningkatan pelayanan fasilitas asrama haji, dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan perluasan asrama haji di Surabaya seluas 3.297 m2, di Medan 1.203 m2, dan di Ujung Pandang 2.553 m2. Di samping itu telah diterbitkan sejumlah buku pedoman bagi para jemaah haji serta berbagai sarana bim-bingan lainnya seperti kaset dan film ibadah haji.

Dalam rangka pendidikan agama tingkat dasar, dalam tahun 1981/82 telah direhabilitasi dan diperluas Madrasah Ibtidai-yah Negeri serta disediakan peralatan/alat peraga sebanyak 160 unit, buku-buku pegangan guru dan murid sejumlah 3,8 juta buah, penyusunan naskah buku pedoman dan penataran sejumlah guru di bidang matematika. Untuk pembinaan pendidikan agama di Sekolah Dasar, dalam tahun 1981/82 telah ditatar 1.470 gu-ru agama serta disediakan peralatan sebanyak 1.775 set dan buku-buku pelajaran 2,4 juta buah. Di samping itu, melalui bantuan pembangunan Sekolah Dasar (Inpres SD) telah direhabi-litasi sejumlah 6.500 Madrasah Ibtidaiyah Swasta.

Untuk pendidikan agama tingkat lanjutan pertama, dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan rehabilitasi dan perluasan 60 unit Madrasah Tsanawiyah Negeri yang terdiri dari 225 10-kal ruang belajar, ruang guru dan ruang administrasi. Di sam-ping itu telah disediakan 3 juta buku pelajaran, 20 unit alat peraga serta diberikan bantuan buku-buku serta sarana lainnya kepada Madrasah Tsanawiyah Swasta. Sedangkan untuk meningkat-kan mutu pendidikan agama pada sekolah umum lanjutan pertama

I/46

Page 56: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

telah dilaksanakan penataran 350, guru agama dan disediakan sejumlah 600.000 buku pelajaran sebagai buku pegangan guru dan murid. Pembinaan pondok pesantren telah dilaksanakan an tara lain melalui penataran 450 tenaga pembina. Di samping itu telah pula diberikan bantuan buku agama dan perpustakaan bagi 325 pondok pesantren, bantuan alat ketrampilan dan prak-tikum bagi 160 pondok pesantren serta bantuan untuk pem-bangunan bengkel kerja dan rehabilitasi gedung bagi 265 pon-dok pesantren.

Dilingkungan pendidikan agama tingkat lanjutan atas dalam tahun 1981/82 telah direhabilitasi 25 unit Madrasah Aliyah Negeri dan dibangun/diperluas 15,unit PGAN, serta pemberian bantuan rehabilitasi 32 gedung PGA Swasta Protestan, 22 ge-dung PGA Swasta Katholik dan 6 PGA Swasta Hindu. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan agama di sekolah umum tingkat lanjutan atas telah ditatar 300 guru agama di samping penye-diaan buku pegangan guru sebanyak 400.000 buah.

Dalam pada itu telah disediakan 700.000 buku bagi PGAN Islam dan sejumlah alat peraga serta sejumlah buku pelajaran bagi PGAN Protestan dan PGAN Hindu, 1 juta buku untuk Madra-sah Aliyah, dan sejumlah peralatan bagi PGAN dan Madrasah Aliyah Swasta.

Dalam rangka pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi, dalam tahun 1981/82 telah dibangun dan diperluas fasilitas perkuliahan bagi 14 IAIN seluas 16.500 m2, pengadaan tanah untuk perluatan beberapa kampus IAIN dan pembangunan 90 rumah dosen. Demikian pula telah dilakukan penelitian dalam berba-gai bidang, bantuan kepada 47 dosen untuk mengikuti program doktor dan 30 dosen telah mengikuti studi pasca sarjana, di samping penyediaan buku perpustakaan sebanyak 50.000 buah.

Mahasiswa IAIN yang telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN)dalam tahun 1981/82 berjumlah 1.800 mahasiswa, sedangkan 170 mahasiswa lainnya telah mengikuti berbagai latihan kepe-mimpinan, karya tulis dan kewiraswastaan.

Pembinaan dan bantuan bagi perguruan tinggi Swasta (PTA) meliputi penataran bagi 550 dosen, bantuan penelitian bagi 20 PTA, buku perpustakaan bagi 125 PTA serta sejumlah peralat-an/sarana lainnya. Bantuan serupa telah pula diberikan kepada sejumlah PTA Protestan, PTA Katholik dan PTA Hindu/Budha.

Dalam rangka pembinaan pendidikan agama pada perguruan tinggi umum telah disusun 9 naskah buku teks, di samping pe-

I/47

Page 57: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

nyediaan sejumlah buku ilmiah lainnya dan penataran bagi se-jumlah dosen.

Dalam hubungannya dengan pengembangan generasi muda dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan penataran ketrampilan kewi raswastaan dan apresiasi kreativitas kepada 2.975 orang rema-ja, yang terdiri dari 2.650 remaja Islam, 125 remaja Protes-tan, 90 remaja Katholik dan 110 remaja Hindu/Budha. Di sam-ping itu diberikan pula bantuan sarana pembinaan kepada 825 kelompok pemuda/remaja.

Mengenai kegiatan penelitian dan pengembangan agama, da- lam tahun 1981/82 telah dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain penelitian 20 pokok masalah kemasyarakatan diberbagai daerah, latihan/pengembangan tenaga penelitian dan berbagai pertemuan ilmiah dalam rangka pengembangan penelitian keaga-maan.

Dibidang penyempurnaan efisiensi aparatur pemerintah, da-lam tahun 1981/82 telah dilaksanakan antara lain perbaikan tatacara perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangun-an di bidang agama. Kegiatannya antara lain berupa pengawasan dan pemeriksaan proyek-proyek secara berkala di lapangan yang sifatnya lebih mengutamakan bimbingan kepada para pelaksana proyek.

Dalam tahun ketiga Repelita 111 (1981/82) terus diting-katkan berbagai kegiatan pembangunan di bidag pendidikan dan generasi muda, yang mencakup perluasan dan pemerataan kesem- patan belajar, pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan, pengembangan sistem pendidikan yang lebih serasi dengan pem-bangunan, peningkatan pendidikan masyarakat dan keolahragaan, peningkatan dan perluasan partisipasi generasi muda dalam berbagai bidang pembangunan, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sistem pendidikan nasional.

Kelanjutan usaha perluasan dan pemerataan kesempatan be-lajar khususnya pada Sekolah Dasar dilakukan melalui Instruk-si Presiden No. 5 Tahun 1981 tentang Bantuan Pembangunan Se-kolah Dasar tahun 1981/82. Sebagai pelaksanaan Instruksi Pre-siden tersebut,selama tahun 1981/82 telah dan sedang dibangun 15 ribu buah gedung baru SD masing-masing 3 ruang kelas dan 25 ribu kelas baru sebagai tambahan pada SD yang sudah ada, sehingga seluruhnya diusahakan penambahan tempat belajar bagi sekitar 2,4 juta anak usia sekolah SD untuk menyongsong tahun ajaran 1982/83. Di samping itu telah direhabilitasi sebanyak 25.000 gedung sekolah (16.775 SD Negeri, 2.225 SD Swasta dan

I/48

Page 58: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

6.000 Madrasah Ibtidaiyah Swasta). Selanjutnya telah dibangun pula 7.500 rumah dinas kepala sekolah di daerah terpencil dan 2.000 rumah penjaga sekolah.

Pada tahun ajaran 1981/82 jumlah murid pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah) telah mencapai sekitar 27,026 juta murid (23,862 juta di SD dan 3,164 juta di MI), yang berarti kenaikan 1,361 juta murid atau 5,3% diban- ding tahun ajaran 1980/81, khususnya terdapat kenaikan 1,310 juta murid atau 5,8% untuk SD. Hal itu berarti bahwa 91,4% dari kelompok usia 7 - 12 tertampung pada pendidikan dasar (80,8% di SD dan 10,6% di MI).

Untuk memenuhi keperluan tambahan guru dan tenaga lainnya sehubungan dengan pembangunan gedung-gedung SD tersebut di atas telah dilaksanakan pengangkatan 103.350 guru dan tenaga lainnya pada SD, yaitu 70.000 guru kelas, 22.000 guru agama dan 11.350 penjaga sekolah.

Dalam rangka pembinaan mutu Sekolah Dasar dalam tahun 1981/82 dilaksanakan antara lain penataran guru kelas dan pembina 547.400 orang (termaauk 46.500 guru Pendidikan Moral Pancasila), pengadaan 31,8 juta buku pelajaran pokok (terma- suk 3,6 juta buku PMP) dan pengadaan 15 juta buku bacaan/-perpustakaan, di samping penyediaan alat peraga untuk 4 bi- dang studi sebanyak 110.000 unit serta alat-alat keteram- pilan, kesenian dan olah raga sebanyak 10.600 set.

Dalam rangka pembinaan Taman Kanak-Kanak telah dilaksana-kan antara lain pembangunan 9 gedung TKK Percontohan, penata-ran bagi 3.500 guru/pembina serta pengadaan 40.000 buku kuri-kulum dan pedoman guru, 15.000 buku perpustakaan, 10.000 bu-letin guru dan 2.500 unit alat peraga.

Dalam rangka pembinaan Sekolah Luar Biasa telah dilaksa-nakan antara lain pembangunan 2 SLB Pembina Tingkat Nasional, rehabilitasi 10 gedung SLB, penataran 310 guru/pembina, dan penyediaan 40.000 buku pedoman guru/murid, 5.000 buku evalua-si belajar, 15.000 buku perpustakaan, 10.000 buletin guru dan 250 unit alat peraga.

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama telah dilaksanakan an-tara lain melalui pembangunan 336 gedung baru SMP dan 1.091 tambahan ruang kelas pada SMP yang ada serta direhabilitasi 400 gedung SMP. Bersamaan dengan itu pula dikembangkan SMP Terbuka yang ditunjang dengan penyediaan modul. Di samping itu dalam rangka peningkatan mutu dibangun pula 247 ruang

1/49

Page 59: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

laboratorium IPA dan 103 ruang ketrampilan untuk melengkapi SMP yang memerlukan. Demikian pula telah disediakan 275 unit peralatan praktek laboratorium IPA, 1.080 unit peralatan ke-trampilan untuk SMP dan SMA, 16,5 juta buku pelajaran pokok SMP dan SMA, 121 ribu buku perpustakaan SMP dan SMA, 110 unit alat peraga matematika dan 122 unit alat kesenian dan alat olah raga. Selanjutnya telah dilaksanakan penataran 15,9 ribu guru Kepala Sekolah SMP dan SMA dan penempatan 10,1 ribu guru SMP dan SMA.

Pembinaan SMTP Kejuruan telah dilaksanakan aritara lain dengan pembangunan/rehabilitasi/perluasan gedung sekolah yang disertai dengan pengadaan peralatan praktek dan penyediaan buku pelajaran.

Untuk pembinaan SMA telah dibangun 54 gedung SMA baru dan 523 ruang kelas tambahan serta direhabilitasi 173 gedung SMA. Di samping itu telah dibangun 28 ruang laboratorium IPA, dan 40 ruang perpustakaan untuk melengkapi gedung-gedung SMA yang masih memerlukan. Demikian pula telah disediakan 50 unit per-alatan laboratorium IPA, 406 unit alat ketrampilan, buku ke-trampilan dan 494 unit alat peraga matematika.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan SMTA Kejuruan te-lah dilaksanakan pengembangan lanjutan dari 8 STM Pembangunan (4 tahun), 32 STM (3 tahun), 21 STM Pertanian, 4 STM Khusus, 103 SMEA dan 74 berbagai sekolah kejuruan lainnya. Usaha tersebut ditunjang pula dengan peningkatan peralatan pada 9 Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT) di samping penataran 2,8 ribu guru SMTA Kejuruan (dan SMTP), pengadaan buku pelaja-ran pokok 1,4 juta, dan pembinaan kurikulum pendidikan mene-ngah kejuruan bagi 6 jurusan.

Pembinaan Sekolah Pendidikan Guru/Guru Olah Raga (SPG/-SGO) ditingkatkan antara lain dengan rehabilitasi dan per-luasan sarana fisik bagi 63 SPG/SPGLB, pengangkatan guru SPG/SGO/SGPLB sebanyak 5.529 orang, pengadaan 700.000 buku pelajaran, 104.200 buku perpustakaan dan 144 unit peralatan pendidikan.

Dalam pada itu untuk pembinaan Pendidikan Tinggi telah diusahakan antara lain pembangunan 103.500 m2 ruang kuliah/ kantor, 25.100 m2 ruang laboratorium dan 3.621 m2 ruang per-pustakaan di samping rehabilitasi 67.000 m2 ruang kuliah, serta pembangunan 389 buah rumah dosen.

Pada tahun 1981/82, 11 buah universitas/institut telah

I/50

Page 60: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

mendapat giliran pembangunan kampus baru. Selanjutnya disedi-akan 273 unit peralatan laboratorium bagi berbagai bidang ilmu serta buku pelajaran/perpustakaan. Perhatian khusus telah diberikan terhadap pengembangan pendidikan diploma pada lem-baga pendidikan tenaga kependidikan (IKIP) dan di Universi- tas-universitas yang ada Fakultas Keguruan/Ilmu Pendidikan.

Di samping itu telah pula dilakukan penataran bagi 4.100 dosen dalam berbagai bidang studi serta pembinaan tenaga aka-demis/dosen dalam proses belajar mengajar dalam rangka Norma-lisasi Kehidupan Kampus (NKK), pendidikan pasca sarjana/pro-gram doktor sebanyak 1.040 peserta termasuk pendidikan dokter ahli, serta dilaksanakannya berbagai jenis penelitian meli-puti 1.028 judul.

Selanjutnya disediakan beasiswa untuk lebih dari 22.800 mahasiswa terutama dalam berbagai bidang studi yang perlu le-bih mendapat perhatian (tidak termasuk 3.400 beasiswa yang disediakan dalam rangka penunjangan bakat dan prestasi), ke-giatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang melibatkan hampir 10.000 mahasiswa dan pemantapan penataan dan pembinaan terhadap per-guruan tinggi swasta.

Dalam rangka pemerataan pendidikan telah pula dilanjutkan pemberian biasiswa kepada 10.381 siswa SD, 6.190 siswa SMTP, 4.644 siswa SMTA, 3.435 mahasiswa, di samping secara khusus disediakan beasiswa bagi putera daerah Irian Jaya, Nusa Teng-gara Timur dan Timor Timur untuk melanjutkan pendidikan di Jawa.

Pembinaan pendidikan masyarakat (pendidikan luar sekolah) dalam tahun 1981/82 telah dilaksanakan melalui pembinaan se-jumlah kelompok belajar yang meliputi pendidikan dasar, kese-jahteraan keluarga serta berbagai ketrampilan kejuruan (an- tara lain perbengkelan, pertukangan, perkantoran/niaga) yang melibatkan sekitar 681.000 peserta. Di samping itu telah pu- la dilatih para calon pembimbing kelompok belajar serta pena-taran untuk tenaga-tenaga teknis. Guna menunjang pelaksanaan kelompok-kelompok belajar, telah disediakan pengadaan sarana belajar meliputi buku paket A berikut buku pedomannya sejum-lah 16,36 juta eksemplar, perlengkapan alat-alat praktek, alat-alat peraga kejuruan serta perlengkapan kerja. Sementara itu telah dilaksanakan pula pembangunan 10 buah SKB (Sanggar Kegiatan Belajar). Di samping pembinaan kegiatan belajar juga telah dibentuk dan dikembangkan kelompok-kelompok belajar berusaha (Kejar Usaha) yang tersebar di berbagai tempat.

I/51

Page 61: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta
Page 62: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Pengembangan Generasi Muda telah dilakukan melalui berba-gai usaha di pelbagai bidang pembangunan. Dalam bidang pendi- dikan telah dilakukan kegiatan pengembangan kepemimpinan dan ketenagaan, pengembangan ketrampilan dan daya kreasi yang mencakup pula kegiatan pertukaran pemuda antar propinsi dan antar negara. Di samping itu juga diberikan bantuan kepada KNPI dan Pramuka yang dipergunakan antara lain untuk pening-katan aktivitas dan peningkatan mutu. Kesejahteraan para re-maja antara lain dikembangkan dalam wadah Karang Taruna di samping kegiatan pembinaan generasi muda di daerah pedesaan melalui jalur agama, kegiatan peningkatan gizi dan kesehatan anak dan remaja, kegiatan pengembangan kewiraswastaan di ka-langan pengusaha muda, dan pedagang kecil dalam hubungan de-ngan pembinaan dunia usaha golongan ekonomi lemah. Sementara itu telah dilaksanakan pula kegiatan perkoperasian dan berba-gai jenis kegiatan yang bersifat latihan dan peningkatan ke- .

trampilan di bidang industri ringan, peningkatan pembinaan taruna tani serta peningkatan motivasi dan ketrampilan kerja praktek lapangan bagi pemuda transmigran dan peningkatan ke-sadaran buruh pemuda. Dalam rangka meningkatkan komunikasi antara pemuda dan segenap instansi yang terlibat dalam pembi-naan kepemudaan, telah diterbitkan suatu media dengan nama Forum Pemuda yang memuat masalah-masalah yang menyangkut ke-bijaksanaan dan program kepemudaan serta ilmu pengetahuan.

Dalam rangka pembinaan keolahragaan, telah dilaksanakan pembinaan olah raga bagi anggota masyarakat yang melibatkan sekitar 422.743 orang, pembinaan kesegaran jasmani dan rekre-asi, pengembangan prasarana dan sarana olah raga melalui pem-bibitan serta mengikuti kejuaraan-kejuaraan nasional, regio-nal dan internasional. Pada tahun 1981/82 telah diberikan bantuan terhadap penyelenggaraan PON X sebagai bagian dari bantuan yang diberikan kepada KONI.

Langkah-langkah untuk mewujudkan sistem pendidikan nasio-nal yang efektif, efisien dan serasi dengan tujuan pembangun-an nasional telah dilakukan terutama melalui pengembangan sistem pendidikan, pengembangan kurikulum dan pembinaan eks-perimentasi sekolah-sekolah perintis, pengembangan sistem in-formasi bagi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan, pengem-bangan sistem pengujian serta pembaharuan sistem pendidikan.

Untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan kebuda-yaan nasional dan pembinaan terhadap penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, telah dilakukan langkah-langkah berupa program-program Kepurbakalaan, Kesejarahan, dan Per-

I/52

Page 63: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

museuman; Pengembangan Seni Budaya, Kebahasaan dan Kesusas-traan, Perbukuan dan Perpustakaan; Inventarisasi Kebudayaan; Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan program Pendidikan Tenaga Kebudayaan.

Dalam tahun 1981/82 program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman antara lain telah menyelesaikan kegiatan pem-bangunan sehingga dapat berfungsi 11 museum propinsi yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, DI Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Maluku.

Selain itu telah diadakan berbagai peralatan teknik untuk museum seperti peralatan pendidikan, perpustakaan, dokumenta-si, pameran sebanyak 78 unit dan sejumlah 128 jenis koleksi museum yang meliputi bahan historika, replika, etnografika, numismatika, keramika, archeologika dan naskah kuno. Di sam-ping itu telah pula diberikan bantuan kepada 38 museum Peme-rintah Daerah dan Swasta di 26 propinsi.

Kegiatan pengamanan, pemeliharaan dan perlindungan wari-san sejarah purbakala telah menginventarisasi 1.264 situs di 26 propinsi, dan mengadakan studi kelayakan di 50 lokasi. Se-lain itu telah dipugar/direhabilitasi antara lain 9 Taman Purbakala, 10 kompleks percandian, 15 keraton/istana, 3 pura, 14 mesjid, 20 kompleks makam, 5 buah rumah adat, 9 bangunan bersejarah dan 7 benteng yang meliputi 92 lokasi. Dalam tahun 1981/82 pemugaran candi Borobudur mencakup penataan kembali batu-batu candi bagian timur dan barat.

Kegiatan pengembangan seni budaya dalam tahun 1981/82 an-tara lain mencakup pendataan pementasan sosiodrama di 26 pro-pinsi yang telah melibatkan 61.341 desa. Demikian pula telah digali dan dikembangkan kegiatan kesenian di 27 propinsi be-rupa perlombaan, penyebarluasan berbagai jenis kesenian dari berbagai propinsi melalui 110 kali pameran, 73 kali pagelaran, tukar menukar duta seni dan festival tingkat propinsi maupun tingkat nasional, pemberian bantuan peralatan kesenian kepada 246 kabupaten/kotamadya, 687 kecamatan di 27 propinsi dan 57 daerah transmigrasi. Selain itu kegiatan persiapan pembangunan Wisma Seni Nasional lebih dimantapkan rencananya.

Dalam rangka pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia dalam tahun 1981/82 antara lain telah dilaksanakan penyusunan 10 judul kamus dan peristilahan, satu kali sidang Majelis Ba-hasa Indonesia - Malaysia, penterjemahan 10 judul naskah, pe-nerbitan 12 nomor majalah sebanyak 36.000 eksemplar, pembina-

I/53

Page 64: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

an bahasa melalui TVRI dan RRI, serta perluasan gedung Pusat Bahasa sebagai sarana penunjangnya.

Di bidang perpustakaan telah ditingkatkan persiapan per-pustakaan nasional dan penerbitan sebanyak 10.000 eksemplar bahan Bibliografi Nasional Indonesia dan Bibliografi Daerah. Demikian pula telah diperbaiki sarana dan koleksi 30 perpus-takaan wilayah, 220 perpustakaan umum Dati 11, 15 perpustaka-an kecamatan, 327 perpustakaan desa, 4 perpustakaan umum per-contohan, 14 perpustakaan keliling, dan 18 perpustakaan pe-rintis sekolah. Demikian pula telah diberikan bantuan untuk perpustakaan Umum Rekso Pustoko (Solo) berupa 1.000 eksemplar buku.

Kegiatan inventarisasi kebudayaan telah menginventarisasi 130 naskah dan dokumen kebudayaan daerah meliputi 26 Propin-si, 67 judul biografi dan pencatatan kehidupan dari 50 calon pahlawan/tokoh nasional.

Dalam rangka kegiatan penelitian bahasa dan sastra Indo-nesia dan sastra Daerah telah disusun sebanyak 114 jenis la-poran penelitian yang meliputi penelitian struktur bahasa daerah, sistem perulangan, sistem morfologi, morfosintaksis, geografi dialek, sastra lisan, novel dan drama.

Kegiatan penelitian purbakala yang meliputi penelitian bidang pra sejarah, arkeologi klasik, arkeologi Islam, paleo-antropologi dan paleoekologi radiometri telah dilanjutkan da-lam tahun 1981/82. Selain itu program ini juga melaksanakan koordinasi dan bimbingan pada 166 proyek di 27 propinsi. Se-bagai sarana penunjang utama telah selesai dibangun suatu Pu-sat Penelitian (laboratorium) kepurbakalaan di Jakarta.

Program Pembinaan Penghayatan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain diarahkan kepada pembinaan budi lu-hur bangsa Indonesia. Kegiatan program ini tahun 1981/82 ada-lah menginventarisasi dan mendokumentasi jumlah penghayat dan aliran kepercayaan di Indonesia. Dari inventarisasi ini dike-tahui adanya 427.006 penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan 217 organisasinya yang tersebar di 26 pro-pinsi.

Di samping kegiatan di atas, dalam rangka program pendi-dikan bidang kebudayaan telah dilakukan penataran bagi 469 orang tenaga teknik kegrafikan yang terdiri dari petatar pro-gram reguler, pendidikan asisten instruktur dan latihan pro-duksi buku. Selain itu telah diterbitkan pula 3.000 eksemplar

I/54

Page 65: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

buku pedoman teknik kegrafikan serta 16.000 eksemplar majalah penyuluhan frafika. Pendidikan tenaga teknik kebudayaan telah melatih sebanyak 455 orang, antara lain dalam bidang permuse-uman, kepurbakalaan, kesenian, perpustakaan dan kebahasaan.

Sesuai dengan pengarahan Garis-garis Besar Haluan Negara telah dirumuskan antara lain suatu Pola Dasar Strategi Nasio-nal di bidang Penelitian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mencakup 5 program utama nasional riset dan teknologi (Punas Ristek). Program-program riset dan teknologi tersebut terdiri dari program utama nasional riset dan teknologi di bidang ke-butuhan dasar manusia, sumber alam dan energi, industrialisa-si dan jasa, pertahanan dan keamanan serta sosial, ekonomi, falsafah, budaya, hukum dan perundang-undangan. Program-pro-gram utama riset dan teknologi ini berkaitan erat dengan di-mensi dan lingkungan hidup, sehingga di dalam program diada-kan penggolongan kegiatan penelitian dengan dimensi darat, laut/air dan udara.

Pada awal Repelita III titik berat diletakkan pada peru-musan dan pemantapan pelaksanaan program-program utama tadi serta unsur pendukungnya, penyempurnaan mekanisme dan penata-an kelembagaan riset dan teknologi serta peningkatan hubungan ilmiah dengan luar negeri.

Pengembangan riset dan teknologi dipusatkan pada pening-katan jumlah dan mutu tenaga peneliti dan tenaga teknis, pe ningkatan prasarana dan sarana, peningkatan pelayanan infor-masi serta peningkatan kesadaran masyarakat akan kegiatan ri-set dan teknologi.

Pengembangan sarana ilmu pengetahuan, teknologi dan pene-litian dilakukan antara lain dengan peningkatan jumlah dan mutu peneliti/ilmuwan melalui pendidikan dan latihan di dalam maupun luar negeri, dalam bidang ilmu pengetahuan dan berba-gai teknologi. Kemudian juga pengiriman tenaga peneliti ke luar negeri terutama dilakukan dalam bidang-bidang spesiali-sasi yang langka. Sampai dengan tahun 1981/82 telah diangkat sebanyak 1.067 sebagai peneliti tenaga tenaga dari berbagai instansi dengan perincian: Asisten Peneliti 630 orang, Ajun Peneliti 272 orang, Peneliti 103 orang dan Ahli Peneliti 62 orang. Fasilitas-fasilitas penelitian terus ditingkatkan se-perti pembangunan fisik Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) di Serpong yang hingga akhir tahun 1981/82 mencakup tahap penyelesaian laboratorium uji kon-struksi (LUK),laboratorium kalibrasi, instrumen dan metrologi (KIM), perumahan peneliti, penjernihan air dan pengadaan lis-

I/55

Page 66: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

trik. Selain pengembangan reaktor di Bandung dan Yogyakarta kini sedang dipersiapkan pula pembangunan Reaktor Atom Serba Guna di Serpong (PUSPIPTEK). Demikian pula fasilitas BATAN lainnya yang meliputi pembangunan laboratorium teknologi ba-han nuklir, bengkel gelas, bengkel instrumen dan mekanik te-lah selesai. Penambahan fasilitas LAPAN mencakup laboratorium pengolahan data teledeteksi, laboratorium bahan bakar roket, gudang penyimpanan bahan bakar roket, laboratorium pengon-trol uji statik roket, balai makmal riset dirgantara dan ru-ang tracking matahari. Dalam tahun anggaran 1981/82 telah di-mulai pembangunan terowongan angin ukuran kecepatan rendah beserta berbagai sarana penunjangnya di Rumpin. Demikian pula pembangunan stasiun bumi untuk satelit sumber alam landsat di Pekayon, Jakarta mencapai tahap penyelesaian. Fasilitas labo-ratorium pemrosesan hasil pemotretan di Cibinong/Jawa Barat milik BAKOSURTANAL, diharapkan selesai akhir tahun 1982. Un-tuk kegiatan pemotretan udara telah diadakan 2 (dua) pesawat jenis Taurus King Air. Dalam tahun yang sama telah selesai dibangun gedung laboratorium ilmu-ilmu sosial LIPI di Jakarta dengan berbagai fasilitas dan museum Etnobotani di Bogor.

Sejalan dengan arah kebijaksanaan, ilmu pengetahuan dan teknologi telah diterapkan suatu pendekatan menyeluruh terha-dap masalah-masalah yang dihadapi oleh proses pembangunan de-ngan pemusatan kepada kebutuhan dasar manusia, sumber alam dan energi, industrialisasi dan jasa, pertahanan dan keaman-an, serta sosial, ekonomi, budaya, falsafah dan perundang-un-dangan.

Di bidang kebutuhan dasar manusia antara lain telah dite-liti masalah peningkatan kesehatan, farmasi dan keluarga be-rencana. Dengan memanfaatkan proses radiasi telah dilakukan percobaan sterilisasi dengan radiasi pada beberapa alat ke-dokteran, seperti alat suntik kateter, alat kontrasepsi dan berbagai macam farmasi salep mata, antibiotika, bedak bayi dan bahan jamu tradisional.

Di bidang penelitian pangan telah berhasil dikembangkan beberapa varitas unggul tahan wereng seperti jenis Asahan, Brantas, Citarum, Cisadane, Cimandiri, Cipunagara, Serayu dan Semeru. Telah pula dilepas tiga varitas yang dikenal sebagai PB 50 untuk IR 50, PB 52 untuk IR 52 dan PB 54 untuk IR 54. Ketiga varitas ini cukup tahan terhadap penyakit virus Tungro di dataran rendah. Selain itu telah dilepas pula varitas Gata dan Gati untuk lahan kering, varitas adil dan makmur, Semeru dan Batang Agam untuk dataran tinggi, dan varitas IP 42 dan Barito untuk daerah pasang surut.

I/56

Page 67: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Penelitian nonpangan antara lain mencakup penelitian pe-nyakit cacar daun cengkeh dimana ditemukan penyebab utamanya ialah cendawan Phyllastica. Penelitian pendayagunaan sumber daya renik meliputi penelitian-penelitian pengaruh inokulasi, penyebaran azolla, penyebaran ganggang biru, daya simpan ragi oncom, protein sel tunggal dan mikrobiodegradasi limbah per-tanian. Penelitian perkebunan dalam rangka peningkatan pro-duksi terutama ditujukan terhadap beberapa komoditi ekspor seperti karet, kelapa sawit, coklat, tebu, kelapa, tembakau dan cengkeh. Penelitian kehutanan telah menghasilkan pedoman pengenalan jenis pohon ekspor, masalah pohon ekspor, masalah penerapan sistem silvikultur dalam kegiatan pengusahaan ber-bagai tipe hutan, metoda inventarisasi pohon hutan alam, ta-naman yang cocok untuk reboisasi dan pengenalan sifat-sifat 267 jenis kayu perdagangan.

Di bidang agro ekonomi telah dikaji program pembangunan pertanian seperti INSUS dan PIR serta penyusunan suatu sistem komoditi dan nilai tukar komoditi pertanian. Penelitian sum- ber daya tanah telah menilai potensi + 167 juta ha sumber da- ya tanah dan 56 lokasi calon lahan transmigrasi seluas 846.000 ha.

Penelitian penyakit hewan telah menghasilkan penyempurna-an cara-cara penanggulangan hama dan penyakit hewan, metoda produksi bahan hayati obat-obatan hewan, cara-cara mendiakno- sa penyakit hewan, produksi vaksin dan antiserum, dan pengu-jian macam-macam obat hewan di pasaran. Untuk pencegahan pe-nyakit hewan antara lain telah dilakukan percobaan pemanfaat- an radiasi untuk melemahkan virus Coccidea.

Penelitian biota laut yang berpotensi ekonomi telah dila-kukan terhadap ikan Kuro, ikan Lencan, kepiting, udang ka-rang,kerang hati,pembudidayaan rumput laut, pembudidayaan ra-jungan dan ikan Beronany.

Di bidang Sumber Daya Alam dan Energi kegiatan inventari-sasi dan evaluasi kekayaan alam telah menyelesaikan pemo- tretan udara berbagai bagian wilayah Sumatera, Irian Jaya, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Kegiatan pemetaan dasar nasional matra darat telah menghasil-kan survai geodesi di 44 stasiun, jaring sifat dasar teliti sejauh 140 km, survai penegasan perbatasan sepanjang 12 km, pengukuran stasiun Laplace di 2 stasiun dan toponomy 39 copy gazetter.

I/57

Page 68: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Penelitian meteorologi dengan citra satelit cuaca telah menghasilkan peta medan angin untuk wilayah Indonesia. Dalam menunjang peningkatan peramalan cuaca selain penggunaan roket cuaca juga digunakan balon stratosfir dan balon sonda yang telah menghasilkan data meteorologi sampai ketinggian 75 km.

Penelitian kincir angin sebagai energi alternatif, telah menghasilkan berbagai prototip kincir angin jenis Savonius, Darius dan Sudut Majemuk.

Penelitian sumber daya mineral telah dilaksanakan terha-dap mineral logam dasar, cebakan khromit, mineral bahan pupuk dan endapan serpih betumen serta penelitian pertambangan ska-la kecil, yang meliputi masalah teknologi penambangan, pengo-lahan serta pemasarannya.

Kegiatan eksplorasi bahan galian nuklir mencakup kegiatan prospeksi/eksplorasi mineral radioaktif di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Sulawesi Sela-tan. Adanya bongkah mineral yang besar dengan kadar uranium yang sangat tinggi di sungai Rirang memungkinkan pengembangan suatu pilot plant bijih uranium yang dapat menghasilkan Yellow cake. Studi kelayakan Pembangunan PLTN telah disele-saikan untuk lokasi daerah Muria dan Lasem.

Dalam rangka memperoleh suatu jenis bahan bakar alterna-tif, telah mulai dibangun suatu pilot plant ethanol dan per-kebunan energi di Tulang Bawang/Lampung. Pilot Plant ini di-rencanakan akan memproduksi 15.000 liter ethanol sehari.

Bidang Industri dan Jasa penelitian elektronika telah berhasil membangun 35 Stasiun Bumi Kecil (SBK) yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia.

Penelitian pengolahan logam seng (Zn), bijih nikel (Ni), cat anti korosi, dan peleburan bijih besi (Fe) menjadi pig iron dilanjutkan.

Penelitian sterilisasi melalui radiasi untuk bidang in-dustri meliputi pengawetan pangan, polimerisasi radiasi, pe-meriksaan tak merusak, hidrologi, pencemaran lingkungan serta standardisasi, kalibrasi dan dosimetri.

Dalam bidang Pertahanan dan Keamanan telah dilakukan pe-nelitian nasional untuk mengiventarisasi kemampuan industri dalam negeri guna mendukung kegiatan-kegiatan pertahanan dan

I/58

Page 69: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

keamanan nasional. Di samping itu telah dilakukan pula pene-litian dan pengembangan dalam bidang produksi materi kebu-tuhan HANKAM seperti penelitian dan pengembangan teknologi peroketan yang telah mampu membuat beberapa prototipe roket padat atau roket bertingkat dua.

Dalam bidang Sosial, Ekonomi, Budaya dan Falsafsh, Hukum dan Perundang-undangan, penelitian sosial telah dilaksanakanAntara lain terhadap perspekti arah perkembangan jangka pan- jang, penelitian wilayah, penelitian masalah penduduk, pene- litian tentang penerangan dan komunikasi, penelitian peru- bahan sosial budaya sebagai akibat penggunaan televis, pene- litian tentang transmigrasi, orientasi nilai-nilai masyrakat dan sebaginya.

Untuk mencapai suatu sistem pendidikan nasional yang man-tap telah diadakan penelitian suatu konsep pendidikan menye-luruh dan terpadu.

Penelitian transportasi telah mengadakan suatu studi sis-tem transportasi DKI Jakarta, sedangkan di luar pulau Jawa telah dilakukan beberapa penelitian tentang air minum.

Data statistik sangat diperlukan sebagai dasar bagi pe-nyusunan rencana pembangunan, penyusunan kebijaksanaan di berbagai bidang, maupun untuk berbagai penelitian ilmiah. Pa-da taraf pelaksanaan program, data statistik digunakan untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari waktu ke waktu. Penilaian kemajuan yang dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan secara statistik sangat membantu dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan. Apabila apa yang dicapai adalah kurang daripada sasaran, maka dapat dicari se-bab-sebabnya, sehingga dapat diadakan tindakan korektif, bah-kan mungkin perlu memperbaiki rencana semula.

Keterangan statistik dapat dipakai antara lain untuk me-nentukan penggunaan yang lebih efisien dan efektif sumber--sumber yang tersedia dalam rangka peningkatan produksi.

Keterangan tentang tingkat produksi menurut jenis kegiat- an ekonomi yang diperinci menurut daerah geografis berguna untuk menentukan bukan hanya sektor-sektor yang perlu diper-kembangkan, melainkan juga daerahnya.

Untuk menyesuaikan perkembangan statistik dengan keper- luan pembangunan, maka secara terus menerus ditelaah 1) jenis statistik yang perlu diprioritaskan, 2) statistik yang diper-

I/59

Page 70: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

lukan dalam mencari pemecahan masalah nasional yang mendesak, 3) sampai seberapa jauh statistik yang ada dapat memberikan keterangan tentang keadaan di sektor informal dan keadaan ba-gian masyarakat yang paling miskin di daerah-daerah, 4) indi-kator-indikator dan metode pengumpulan data yang sekiranya dapat dipakai secara efektif untuk mengungkapkan apa yang terjadi di daerah-daerah dalam hubungannya dengan pembangun-an, dan 5) metode pengumpulan data yang biayanya terendah.

Kegiatan pembangunan statistik pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok, ialah : a. kegiatan yang harus dilakukan secara terus-menerus, b. kegiatan pengembangan metode pengum-pulan data yang praktis dan efisien, baik dilihat dari segi tenaga, biaya, maupun kecermatannya, c. kegiatan khusus se-perti sensus atau studi/analisa tentang sesuatu yang sangat diperlukan pada suatu waktu.

Pada umumnya kegiatan pengembangan statistik dalam tahun anggaran 1981/82 merupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada tahun anggaran 1980/81, kecuali persiapan Sensus Pertanian 1983. Kegiatan dalam kelompok a. hampir seluruhnya merupakan kegiatan lanjutan, hanya ada be-berapa penambahan atau perubahan.

Kelompok ini terdiri dari 1) Statistik Penduduk dan Tena- ga Kerja, 2) Statistik Sosial, 3) Statistik Pertanian, 4) Statistik Perkebunan, 5) Statistik Peternakan, 6) Statistik Perikanan, 7) Statistik Industri, 8) Statistik Konstruksi, 9) Statistik Pertambangan, 10) Statistik Listrik, Gas dan Air Minum, 11) Statistik Keuangan dan Harga-harga, 12) Statistik Perdagangan Luar Negeri, 13) Statistik Niaga dan Jasa, 14) Statistik Perhubungan, dan 15) Statistik Pariwisata.

Kegiatan dalam kelompok b. terdiri dari 1) Survai Sosial Ekonomi Nasional, yang dititikberatkan pada pengumpulan data pengeluaran konsumsi penduduk dan distribusinya; Survai ini dilakukan setiap tahun dengan segi penelitian yang berbeda dan disesuaikan dengan keperluan, 2) Penyempurnaan dan Pe-ngembangan Statistik Pendapatan Nasional, Pendapatan Regio-nal, dan Tabel Input-Output.

Yang termasuk dalam kegiatan kelompok c. dalam tahun ang-garan 1981/82 adalah Sensus Penduduk 1980 dan Persiapan Sen-sus Pertanian 1983. Kegiatan Sensus Penduduk 1980 sudah sam-pai kepada tahap pengolahan, dan hasilnya telah diterbitkan dalam bentuk publikasi yang terdiri dari seri L2 sampai de-ngan L7. Selanjutnya kegiatan persiapan Sensus Pertanian 1983

I/60

Page 71: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

meliputi metodologi, percobaan metode, perencanaan daftar isian, konsep definisi, organisasi lapangan, dan beberapa ke-giatan lainnya.

Kegiatan baru yang sedang dikembangkan adalah Statistik Pembangunan daerah pedesaan yang terpadu.

Peningkatan pelayanan kesehatan ditujukan untuk dapat menciptakan masyarakat yang semakin sehat dan dengan demikian dapat lebih mendukung usaha pembangunan. Program di bidang kesehatan mengutamakan masyarakat berpenghasilan rendah, pen-cegahan pengobatan dan pemberantasan penyakit, pembinaan usa- ha kesehatan dengan memprioritaskan pengobatan jalan serta meningkatkan peranserta masyarakat secara aktip.

Dalam hubungan ini agar supaya usaha peningkatan kese- hatan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan berdaya guna ser- ta berhasil guna, maka seluruh kegiatan dan sarana pelayanan kesehatan diusahakan berada dalam satu sistem pelayanan yang efektif dan serasi.

Unit utama pelayanan kesehatan masyarakat yang terdiri dari Puskesmas Keliling dan Rumah Sakit terus ditingkatkan fungsi dan jumlahnya.

Melalui Inpres Program Bantuan Sarana Kesehatan tahun 1981/82 telah dilakukan usaha memberikan bantuan obat-obatan Rp. 200,- per penduduk dengan sedikit-dikitnya Rp. 15,0 juta setiap Daerah Tingkat II, pembangunan 200 Puskesmas, pem-bangunan 250 rumah dokter, perbaikan 1.000 Puskesmas, per-baikan 1.000 Puskesmas Pembantu dan pengadaan 500 Puskesmas Keliling. Dalam pembangunan tersebut kecuali penyediaan ge- dung juga telah dilengkapi dengan tenaga dan peralatan se-hingga dapat berfungsi. Di samping itu bagi daerah terpencil serta bagi daerah-daerah yang karena lalu lintasnya padat se-hingga banyak terjadi kecelakaan, pada tahun 1981/82 telah dibangun 45 Puskesmas dengan tempat perawatan dengan 10 tem- pat tidur, yang dilengkapi peralatan serta tenaga untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan.

Peningkatan pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit diu-sahakan melalui pembangunan Rumah Sakit baru dan peningkatan rumah sakit yang telah ada. Peningkatan itu meliputi usaha pembangunan/perbaikan gedung, pengadaan/penambahan gedung, pengadaan/penambahan peralatan medis dan non medis serta me-nyediakan tenaga yang cakap dan trampil.

I/61

Page 72: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Dalam tahun 1981/82 pembangunan 20 Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten yang telah dimulai tahun-tahun sebelumnya diterus-kan dan dipercepat penyelesaiannya, 9 Rumah Sakit di antara-nya sudah dalam tahap penyelesaian dan berfungsi. Pembangunan RSU Dilli, RSU Maliana dan RSU Baucau di propinsi Timor Timur diteruskan penyelesaiannya. Kecuali itu pembangunan 4 RSU Ka-bupaten yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah telah dise-lesaikan. Di samping itu dalam tahun 1981/82 telah dimulai pembangunan dan pemindahan tahap pertama 9 RSU antara lain RSU Cibinong (Kab. Bogor), RSU Sunter (Jakarta), RSU Pur-balingga (Jawa Tengah), RSU Wamena (Irian Jaya) dan lain-lain.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter ahli pada Rumah Sakit Umum (RSU), pada tahun 1981/82 telah dapat ditempatkan 58 dokter ahli dalam empat keahlian pokok (penyakit dalam, ahli bedah, ahli kandungan/kebidanan, kesehatan anak) pada 49 rumah sakit Propinsi/Kabupaten/Kodya Kelas C atau RS Kelas D yang akan ditingkatkan dari kelas D ke Kelas C, di samping itu juga telah dilakukan pengangkatan 29 dokter ahli lainnya (ahli radiologi, mata, THT dan lain-lain).

Pada 11 RSU Vertikal telah dilakukan perbaikan gedung, penyediaan peralatan dan pengadaan tenaga dengan jumlah dan mutu yang memadai sehingga di samping dapat memberikan pela-yanan juga dapat berfungsi rujukan.

Pembangunan RSU Sardjito di Yogyakarta telah dapat dise-lesaikan dan berfungsi sehingga dapat memberi pelayanan dan rujukan kepada RS di Jawa bagian selatan di samping sebagai RS Pendidikan.

Melalui program khusus telah disediakan peralatan lengkap dengan gedungnya untuk 11 RS Vertikal, 7 RS Propinsi dan 196 RSU Kabupaten/Kodya.

Peningkatan mutu dan pelayanan RS Khusus juga mendapatkan perhatian. Pemindahan RS Orthopedi Prothese dari Jebres ke Pakelan Surakarta sudah dalam tahap-tahap akhir, pembangunan tahap pertama RS Kusta Ujung Pandang telah dimulai, serta ke-lanjutan pembangunan 5 RS Jiwa yang telah dimulai tahun sebe-lumnya, mendekati penyelesaian, demikian pula diadakan pemin-dahan 6 RS Jiwa dari lokasi lama ke tempat baru.

Penyediaan obat-obatan baik untuk RS Vertikal, Propinsi/ Kabupaten/Kodya serta Puskesmas terus mendapatkan perhatian, sehingga bantuan/penyediaan biaya dari tahun ke tahun terus

I/62

Page 73: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

meningkat. Demikian pula harga obat dapat terkendalikan, dan terjangkau masyarakat banyak, serta tetap diusahakan persedi-aan yang cukup khususnya mengenai obat-obatan essensial. Pu-sat Produksi Farmasi Manggarai diberikan tugas memproduksi obat essensial untuk Puskesmas dan Rumah Sakit. Untuk menye-diakan tempat penyimpanan yang memenuhi persyaratan sehingga tidak banyak yang rusak dan tetap ada persediaan, pada tahun 1981/82 telah dibangun 49 Gedung Obat di Kabupaten-kabupaten yang terpencil dan sedang berkembang.

Dalam pemberantasan penyakit menular untuk menurunkan jumlah penderita dan angka kematian dilakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit dengan usaha memutuskan mata rantai penularan penyakit. Sasaran diarahkan pada pemberantasan pe-nyakit malaria, kolera, TBC, demam berdarah, filariasis, schistosomiasis dan lain-lain.

Peningkatan penyediaan air bersih khususnya daerah pede-saan dan perkotaan yang sulit memperoleh air ditujukan antara lain untuk mengurangi timbulnya penyakit perut khususnya kho-lera dan lain-lain. Hal ini dilakukan melalui Inpres bantuan sarana kesehatan yang dalam tahun 1981/82 telah dibangun 75.700 saluran air minum terdiri dari : 150 Penampungan Mata Air dengan Perpipaan (PP), 50 Sumur Artesis (SA), 500 Perlin-dungan Mata Air (PMA), 6.000 Penampungan Ai r Hujan (PAH), 6.000 Sumur Pompa Tangan Dalam (SPT Dalam), 60.000 Sumur Pom-pa Tangan Dangkal (SPT Dangkal), dan 3.000 sumur gali. Di samping itu telah dilakukan pula pembangunan 600 buah berba-gai jenis saluran air minum yang tersebar di seluruh Indo- nesia.

Dalam usaha meningkatkan kesehatan pemukiman dan ling-kungan dalam tahun 1981/82 juga telah dibangun 200.000 jamban keluarga.

Upaya meningkatkan mutu gizi masyarakat dalam rangka per-baikan gizi dilakukan usaha pencegahan dan penanggulangan ke-kurangan vitamin A, gondok endemik dan anemia gizi besi de-ngan peranserta aktif masyarakat. Dalam tahun 1981/82 usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) telah meliputi 27 propinsi di 12.056 desa. Usaha-usaha lain dalam peningkatan kesehatan adalah dilakukannya pengawasan obat, makanan, minuman dan obat-obatan berbahaya lainnya dalam rangka membatasi pemakai-annya.

Penyediaan tenaga baik tenaga medis maupun tenaga non me-dis untuk memenuhi persyaratan, baik jumlah maupun mutunya

I/63

Page 74: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

mendapatkan perhatian pula.Jumlah penerimaan siswa pada seko-lah/akademi di lingkungan Departemen Kesehatan ditingkatkan. Dan untuk peningkatan mutu dilakukan penataran-penataran tenaga pengelola kesehatan, baik teknis maupun administratif.

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat se-cara adil dan merata. Langkah-langkah pelayanan terutama di-peruntukkan bagi keluarga yang dalam keadaan paling miskin, anak-anak terlantar, para lanjut usia, para cacat, para tuna susila, anggota masyarakat yang masih hidup secara terbela-kang serta warga masyarakat yang menderita sebagai akibat bencana alam.

Segenap usaha tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah be-kerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga sosial yang telah ada. Dalam rangka itu ditempuh upaya untuk mengembang-kan kesadaran dan tanggung jawab sosial serta kemampuan setiap warga, agar mereka dapat secara nyata berperanserta dalam pembangunan.

Dalam tahun 1981/82 telah dilanjutkan usaha pembangunan, perluasan maupun rehabilitasi panti-panti sosial agar dengan demikian dapat ditingkatkan kapasitas pelayanannya. Selain itu diselenggarakan kursus bagi para pengurus panti untuk se-makin meningkatkan mutu pelayanan serta administrasi pengelo-laannya. Di samping itu dengan maksud memperluas jangkauan pelayanan, telah diselenggarakan pelayanan melalui sistem se-cara luar panti yang pembinaannya dilaksanakan oleh para Pem-bimbing Sosial Masyarakat. Dengan sistem tersebut telah ber-hasil diberikan bimbingan sosial serta latihan ketrampilan kerja antara lain kepada sekitar 56.910 keluarga miskin., 47.800 anak terlantar, 51.600 orang lanjut usia, dan 23.000 para cacat. Kepada mereka diberikan pula bantuan berupa paket bahan dan peralatan kerja untuk usaha secara swadaya sebagai bekal modal memenuhi keperluan hidupnya sehari-hari. Demikian juga telah dilakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan so-sial bagi keluarga-keluarga miskin di pedesaan yang memerlu-kan bantuan untuk perbaikan keadaan perumahan dan lingkungan-nya, penyantunan bagi para gelandangan dan. pengemis, penyan-tunan para korban bencana alam, penyantunan para tuna susila, penyantunan anak nakal dan penyalahgunaan narkotika, penyan-tunan para bekas narapidana serta penyantunan sosial para ke-luarga dan remaja yang mengalami permasalahan soaial psikolo-gi sebagai akibat perubahan dan keresahan sosial. Demikian pula dilanjutkan usaha meningkatkan kesejahteraan sosial ke-lompok-kelompok masyarakat terasing melalui kegiatan bimbing-

I/64

Page 75: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

an sosial dan memukimkan mereka secara menetap agar lebih mampu dalam usaha mencapai tingkat kehidupan dan penghidupan sesuai dengan. martabat kemanusiaan yang layak.

Peningkatan peranan wanita di dalam Repelita III dilaku-kan dengan langkah-langkah usaha memberikan peranan dan tang-gungjawab yang lebih besar kepada kaum wanita dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Dengan peningkatan pe-ranan wanita dalam gerak pembangunan ini, maka wanita akan lebih mampu mengelola dan memanfaatkan lingkungan alam bagi peningkatan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarga dan selu-ruh lapisan masyarakat.

Keikutsertaan wanita di dalam program lintas sektoral yang terpadu dan terarah, memungkinkan wanita berintegrasi dengan lebih serasi dalam pembangunan material dan spriritu-al, yaitu di bidang-bidang pendidikan dan kebudayaan, agama, pertanian, perdagangan dan koperasi, kesehatan, penerangan, sosial, tenaga kerja dan transmigrasi. Dalam pelaksanaannya diikutsertakan pula organisasi-organisasi masyarakat seperti Kowani, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi, Komite Nasional Kedu-dukan Wanita Indonesia (KNKWI) dan lain sebagainya.

Dalam tahun 1981/82 disamping ditingkatkan kursus-kursus pendidikan, pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bi-dang agar dapat dipakai untuk memperbaiki pendapatan keluar-ga, maka telah dimulai pula usaha peningkatan peranan wanita di bidang ketenaga kerjaan.

Dibidang keluarga berencana maka metode kontrasepsi yang dipakai peserta baru keluarga berencana pada tahun 1981/82 adalah 64,3% menggunakan pil, 20,1% menggunakan IUD, 5,6%menggunakan kondom, 7,7% menggunakan suntikan dan sisanya 2,3% menggunakan metode lainnya. Hal ini menggembirakan ka-rena adanya perubahan penggunaan alat kontrasepsi kearah yang lebih mantap. Penggunaan pil menurun dari 69,5% pada ta-hun 1980/81 menjadi 64,3% pada tahun 1981/82, demikian juga kondom menurun dari 8,7% menjadi 5,6%. Sedangkan dalam peng-gunaan IUD terdapat kenaikan dari 16,3% pada tahun 1980/81 menjadi 20,1% pada tahun 1981/82, penggunaan suntikan naik dari 3,7% menjadi 7,7%, demikian juga metode lainnya dari 1,9% menjadi 2,3%. Adanya pergeseran penggunaan kontrasepsi tersebut menunjukkan bahwa usaha-usaha untuk mengarahkan ke-pada penggunaan IUD telah memberikan hasil yang positif.

Sebagian besar peserta keluarga berencana baru berasal dari kelompok umur di bawah 30 tahun. Hal ini menunjukkan

I/65

Page 76: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

bahwa penggarapan sasaran peserta baru telah dapat diarahkan pada sasaraan kelompok umur yang mempunyai potensi tinggi un-tuk melahirkan. Selain itu dari segi lapangan pekerjaan seba-gian besar dari peserta baru yaitu 63,9% berasal dari keluar-ga petani.

Dalam rangka pembinaan peserta keluarga berencana, telah ditingkatkan penyaluran kontrasepsi agar lebih merata, dan ditingkatkan pula usaha pelayanan medis dan pelayanan melalui program kependudukan yang terpadu. Program kependudukan ter-padu tersebut antara lain adalah program KB-Gizi dan program peningkatan pendapatan keluarga. Dalam tahun 1981/82 jumlah peserta keluarga berencana yang dibina mencapai 8,8 juta pe-serta aktif atau 39,2% dari seluruh pasangan usia subur. Jum-lah tersebut merupakan kenaikan 13,0% bila dibandingkan de-ngan tahun 1980/81 dan merupakan 92,6% dari jumlah sasaran peserta keluarga berencana aktif selama Repelita III sebanyak 9,5 juta orang.

Usaha pelembagaan, pembudayaan dalam pelaksanaan program kependudukan dan keluarga berencana pada tahun 1981/82 terus ditingkatkan. Keikutsertaan instansi-instansi pemerintah da-lam kegiatan kependudukan dan keluarga berencana semakin ak-tif baik secara langsung sebagai unsur pelaksana maupun seba-gai pendukung melalui kegiatan terpadu dalam program masing-masing. Demikian pula keikutsertaan organisasi masyarakat se-perti organisasi FBSI, HKTI dan HNSI serta organisasi wanita dan pemuda dalam tahun 1981/82 terus meningkat.

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan ke-luarga berencana perlu diimbangi dengan tersedianya sarana pelayanan yang cukup dan mudah dijangkau. Sarana utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah klinik keluarga berencana. Pada tahun 1981/82 jumlah tempat pelayanan klinik keluarga berencana telah meningkat menjadi 6.129 buah klinik, dari sejumlah 5.609 buah pada tahun 1980/81. Dengan demikian terdapat kenaikan sebesar 9,3%.

Dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang tinggal jauh di pedalaman, klinik keluarga berencana juga mengembangkan pelayanan melalui Team Medis Keliling (TMK). Pada tahun 1981/82 telah dilaksanakan pelayanan melalui TMK sebanyak 317.315 gerak pelayanan. Jika dibandingkan dengan jumlah gerak pelayanan pada tahun 1980/81 yaitu sebanyak 261.987 maka terdapat kenaikan sebesar 21%.

Dengan makin meningkatnya jumlah klinik keluarga beren-

I/66

Page 77: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

cana, frekuensi pelayanan melalui TMK dan jumlah peserta ke-luarga berencana, maka dilakukan pula penambahan tenaga pela-yanan yang terdiri dari dokter, bidan, pembantu bidan dan te-naga administrasi. Untuk tahun 1981/82 jumlah tenaga dokter meningkat menjadi 3.975 orang, dibandingkan dengan tahun se-belumnya yang berjumlah 3.808 orang. Demikian juga tenaga bi-dan meningkat menjadi 5.974 orang, tenaga pembantu bidan 4.661 orang dan tenaga administrasi klinik 4.242 orang.,

Meningkatnya jangkauan pelaksanaan program kependudukan dan keluarga berencana ke seluruh pedesaan di Indonesia, mem-butuhkan sistem penyediaan kontrasepsi yang lebih baik. Untuk itu pola penyediaan dan distribusi alat kontrasepsi yang ada selama tahun 1981/82 terus disempurnakan.

Dalam rangka menghindari ketergantungan penyediaan kon-trasepsi dari luar negeri, khususnya pil keluarga berencana, pada tahun 1981/82 telah berhasil dirakit sebanyak 25 juta siklus. Jumlah produksi tersebut akan terus ditingkatkan se-suai dengan menigkatnya kebutuhan di lapangan. Sebagai tindak lanjut dari usaha swasembada di bidang kontrasepsi, kini te-lah selesai dilakukan studi kelayakan pendirian pabrik kondom di dalam negeri. Demikian pula untuk jenis IUD terbaru telah dilakukan penjajagan studi kelayakan untuk diproduksi di da-lam negeri.

Dalam rangka meningkatkan ketepatan dan ketertiban data kependudukan, dalam tahun 1981/82 telah dilakukan uji coba penyempurnaan dan pengembangan data kependudukan yang dilak-sanakan di 6 kecamatan yang meliputi 82 desa. Guna melengkapi data dan informasi yang ada maka pada tahun 1981/82 telah di-lakukan berbagai penelitian terapan seperti penelitian opera-sional, penelitian data dasar, penelitian pengembangan dan penelitian medis.

Kebijaksanaan pembangunan dan pembinaan bidang hukum dia-rahkan agar hukum mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tingkat kemajuan pembangunan nasional di segala bidang se-hingga dapatlah diciptakan ketertiban dan kepastian hukum guna memperlancar pelaksanaan pembangunan. Dalam tahun ketiga Repelita 111 (1981/82) rancangan undang-undang yang sudah di-sahkan menjadi undang-undang berjumlah 11 buah dan rancangan peraturan pemerintah yang telah disahkan menjadi peraturan pemerintah berjumlah 59 buah. Demikian pula telah disusun se-banyak 21 buah bahan-bahan hasil kerjasama dengan dunia uni-versitas dan tenaga ahli tentang berbagai masalah pokok yang perlu disusun perundang-undangannya.

I/67

Page 78: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Mengenai kegiatan pembinaan hukum telah dilaksanakan 13 buah penelitian dalam berbagai bidang masalah hukum sebagai hasil kerjasama dengan berbagai universitas dan badan-badan penelitian lainnya. Kemudian telah diselenggarakan sebanyak 6 kali pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar, simposium) di ber-bagai bidang hukum.

Berkaitan dengan usaha pembaharuan hukum, dengan diteri-manya Konvensi Hukum Laut Internasional Baru dan menjelang berlakunya Konvensi tersebut pada tahun-tahun mendatang, me-rupakan tonggak sejarah baru bagi kehidupan bangsa di dunia, khususnya dalam pengaturan masalah di laut dengan diakuinya negara kepulauan ( negara Nusantara ) dan Zona Ekonomi Eksklusif dalam Konvensi Hukum Laut Internasional Baru. Hal ini mengandung konsekwensi makin luasnya ruang lingkup kepen-tingan nasional Indonesia di laut yang harus dilindungi dan diamankan sebaik-baiknya. Dalam rangka ini Rancangan Undang-Undang tentang Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia telah disiap-kan.

Demikian pula dalam rangka pelayanan kepada kalangan pro-fesi hukum telah dilakukan peningkatan perpustakaan hukum, publikasi dan penerangan hukum, pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum. Dalam rangka itu antara lain telah dilanjutkan inventarisasi peraturan perundang-undangan dan hasil penelitian hukum/artikel penyusunan almanak pera-turan perundang-undangan.

Dalam usaha menciptakan ketertiban dan menegakkan hukum dan keadilan dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan, dalam tahun ketiga Repelita 111 (1981/82) telah di-bentuk 8 Pengadilan Negeri. Dengan demikian sampai dengan ta-hun 1981/82 telah ada sebanyak 285 Pengadilan Negeri dan 19 Pengadilan Tinggi. Disamping itu dilanjutkan pula perbaikan organisasi Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, khususnya di bidang kepaniteraan.

Untuk lebih memperluas jangkauan pelayanan peradilan te- lah dibangun 89 buah tempat sidang dalam rangka pelaksanaan tugas hakim keliling khususnya di kota-kota kecil, serta da-lam rangka mendekatkan peradilan kepada masyarakat agar ter-cipta peradilan yang cepat, jujur dan murah. Dalam rangka usaha memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, telah mulai diusahakan pemberian bantuan hukum kepada sekitar 4.000 kasus perkara pidana pencari keadilan dari mereka yang kurang mampu.

I/68

Page 79: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Mengenai sarana fisik pengadilan dalam tahun 1981/82 te- lah dilakukan pembangunan 23 buah gedung baru Pengadilan Ne-geri dan 1 buah Pengadilan Tinggi, pembangunan lanjutan/reha-bilitasi/perluasan/penyempurnaan 51 buah Pengadilan Negeri serta 5 buah Pengadilan Tinggi dan pembangunan 611 buah rumah dinas untuk pejabat hakim dan panitera. Di samping itu telah disediakan pula sarana kendaraan dan rumah dinas untuk Hakim Agung dan Asisten Hakim Agung.

Kegiatan-kegiatan pembangunan khususnya di bidang penega-kan hukum terus ditingkatkan dan dipelihara kemantapannya, melalui kerjasama/kegiatan koordinatif antara berbagai in-stansi penegak hukum khususnya dalam menangani masalah sub-versi, pengawasan orang asing, penanggulangan uang palsu, penyelundupan, kenakalan remaja dan narkotika.

Perkara-perkara penting yang penyelesaiannya telah menda-pat perhatian khusus di antaranya adalah perkara penyelundup-an, narkotika, kenakalan remaja, uang palsu, pengawasan orang asing, korupsi, subversi dan pelanggaran perairan. Selanjut- nya telah pula digiatkan pemberian bantuan dalam rangka pena- gihan piutang negara.

Untuk menunjang kelancaran tugas penegak hukum, prasarana fisik Kejaksaaan telah ditingkatkan antara lain dengan pem-bangunan gedung Kejaksanaan Negeri sebanyak 87 buah serta ge-dung Kejaksanaan Tinggi 2 buah, rehabilitasi gedung Kejaksaan Tinggi/Negeri 40 buah, pengadaan sarana mobilitas oprasional sebanyak 604 buah serta pembangunan 399 buah rumah dinas dan pengadaan peralatan/perlengkapan fungsional, termasuk foto-metri dan komunikasi.

Dalam rangka peningkatan pembinaan bimbingan kemasyara-katan dan pengentasan anak telah diadakan pendidikan di seko-lah, pendidikan keagamaan dan kegiatan-kegiatan pembinaan pramuka, ketrampilan bertani, beternak, dan berwiraswasta.

Mengenai peningkatan sarana fisik pemasyarakatan telah selesai dilakukan pembangunan baru/kembali gedung Lembaga Pe-masyarakatan sebanyak 16 buah, pembangunan baru kantor Bim-bingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) sebanyak 1 buah, pembangunan lanjutan Lembaga Pemasyarakatan sebanyak 43 buah, rehabilitasi 14 buah, serta perluasan Lembaga Pemasya-rakatan sebanyak 16 buah. Selain itu telah dilakukan berbagai kegiatan penunjangan lainnya, antara lain pengadaan 27 buah kendaraan pengangkutan narapidana.

I/69

Page 80: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Dalam rangka penyempurnaan sistem keimigrasian telah di-laksanakan penataan berkas dan arsip keimigrasian dan peng-gunaan komputer dalam sistem informasi keimigrasian.

Selanjutnya telah dilakukan pembangunan 1 gedung Kantor Wilayah Imigrasi, pembangunan/rehabilitasi/perluasan 23 ge-dung Kantor Imigrasi, pembangunan 6 gedung Kantor Resort Imi-grasi, 5 buah asrama tahanan imigrasi serta pembangunan rumah dinas untuk pejabat imigrasi.

Pendidikan para penegak hukum dan pelaksana hukum dilaku-kan melalui penataran-penataran baik di pusat maupun di dae-rah. Berbagai jenis penataran telah dilaksanakan antara lain penataran bagi hakim, panitera, tenaga pemasyarakatan, keimi-grasian/kejaksaan dan administrasi.

Penyebarluasan bahan hukum dan perundang-undangan maupun peraturan-peraturan telah dilaksanakan secara bertahap seba-gai salah satu kegiatan penyuluhan hukum.

Dalam tahun ketiga Repelita 111 (1981/82) telah diseleng-garakan pendidikan/penataran 1.015 orang tenaga kehakiman, sedangkan pendidikan tenaga kejaksanaan telah dilaksanakan bagi jaksa sebanyak 375 orang.

Kebijaksanaan dibidang penerangan ditetapkan atas dasar penilaian terhadap keseluruhan situasi dan kondisi masyarakat sebagai berikut:

1. Tugas penerangan adalah memberi penerangan dan motivasi kepada seluruh masyarakat baik yang tinggal di kota mau-pun di desa, tentang berbagai tujuan dan kegiatan pem-bangunan. Untuk itu makin ditingkatkan pendekatan sosial-psikologik dan budaya.

2. Jangkauan penerangn diperluas antara lain melalui media massa seperti radio, televisi dan berbagai majalah ilmiah dan populer serta surat kabar dan dipergunakan pula tek-nologi komunikasi tradisional, dalam usaha mencapai selu-ruh masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.

3. Penyebaran surat kabar ke desa dilakukan melalui kegiatan Koran Masuk Desa untuk mempercepat dan memperluas jang-kauan dan pasaran surat kabar ke pedesaan.

4. Peningkatan mutu dan jumlah tenaga Juru Penerang terus

I/70

Page 81: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

diadakan agar mampu melayani kebutuhan akan informasi yang relevan untuk masyarakat.

Dalam usaha pemerataan informasi sampai ke daerah pedesa-an telah ditingkatkan kemampuan desa untuk lebih terbuka da-lam menerima pesan-pesan pembangunan yaitu dengan adanya pro-gram-program TV Umum untuk pedesaan di seluruh Indonesia, di-sediakannya pesawat radio/radio casset recorder dan surat ka-bar untuk desa. Selanjutnya telah pula diadakan Kelompok Pen-dengar, Kelompok Pirsawan, Kelompok Pembaca dan kegiatan per-tunjukan rakyat tradisional untuk desa. Demikian pula diada-kan kegiatan pameran dalam rangka hari bersejarah mulai ting-kat nasional, propinsi dan Kabupaten/Kotamadya hingga tingkat nasional serta Pameran Keliling di Ibu Kota tingkat Kecamatan di seluruh Indonesia.

Untuk melaksanakan sistem penerangan terpadu telah diben-tuk forum koordinasi Kehumasan Pemerintah dalam Badan Koordi-nasi Kehumasan antar Departemen untuk tingkat Nasional, Dae-rah Tingkat I dan Daerah Tingkat II. Sistem Penerangan Terpa-du ini berusaha agar pemerataan informasi dari pemerintah di-terima dalam arti yang sama di mana-mana. Sebagai wahana un-tuk melaksanakan sistem ini ditingkat Kabupaten/Kotamadya, secara berangsur-angsur telah dibangun Puspenmas (Pusat Pene-rangan Masyarakat). Puspenmas ternyata telah bermanfaat an-tara lain dalam penyelenggaraan Penataran P-4 di daerah dan sebagai tempat penerangan tentang Pemilu 1982. Sampai dengan tahun 1981/82 telah selesai dibangun secara berangsur-angsur sebanyak 211 Puspenmas di tingkat Kabupaten dan Kotamadya. Mengingat peningkatan kegiatan pameran mengenai berbagai sek-tor pembangunan maka dalam tahun 1981/82 setiap propinsi dan dua wilayah di Jakarta telah dilengkapi dengan mobil panggung keliling.

Pertunjukan rakyat ternyata bukan saja merupakan khasanah budaya bangsa/kesenian tradisional yang khas bagi berbagai daerah, tetapi ternyata merupakan pula media komunikasi men-datar dan komunikasi ke atas yang efektif. Melalui pertun-jukan rakyat, komunikasi timbal balik dan komunikasi sosial antara pemerintah dan rakyat bertambah dan pembangunan lebih dapat mencerminkan aspirasi dan kebutuhan nyata masyarakat. Festival Pertunjukan Rakyat setiap tahun telah berhasil me-nampilkan pemenang-pemenang generasi muda dalam usaha popula-risasi semangat joang di kalangan generasi muda.

Dalam rangka pemantapan jangkauan siaran RRI ke luar dan dalam negeri sudah dioperasikan sejak awal tahun 1982 tiga

I/71

Page 82: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta
Page 83: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

pemancar gelombang pendek, masing-masing dengan kapasitas 100 KW. Untuk meningkatkatkan daya jangkau siaran luar dan dalam negeri terutama untuk wilayah Indonesia Timur telah dibangun dua pemancar radio masing-masing berkapasitas 250 KW.

Di samping usaha peningkatan daya pancar tersebut pem-bangunan prasarana telah dilaksanakan pula, seperti gedung studio/peralatan studio dan lain-lain, antara lain di Banjar-masin, Menado, Banda Aceh, dan Palembang.

Dalam tahun 1981/82 pengembangan sarana televisi tetap di arahkan pada perluasan daya jangkau dengan membangun 13 sta-siun pemancar serta rehabilitasi dan peningkatan sarana stu-dio di Yogyakarta, Surabaya dan Ujung Pandang. Pembangunan stasiun-stasiun pemancar ini merupakan hasil kerjasama antara TVRI, LEN-LIPI, Departemen Pertahanan dan Keamanan dan Depar-temen Dalam Negeri. Selanjutnya telah diadakan pula 10 unit produksi/studio keliling (Mobile Production Unit) dan ditem-patkan di propinsi Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Irian Jaya dan DKI Jakarta.

Di samping hasil-hasil tersebut di atas, telah direhabi-litasi sarana radio TVRI di Medan dan Palembang, dilanjutkan penyelesaian gedung studio produksi TVRI Jakarta, serta pe-nyelesaian 39 buah stasiun pemancar baru dan pengadaan peman-car cadangan di 16 stasiun pemancar.

Peredaran dan distribusi film Indonesia juga telah menun-jukkan kemajuan yang pesat dengan meningkatnya jumlah film Indonesia di gedung-gedung bioskop di seluruh Indonesia. Film-film nasional yang diedarkan ke seluruh pelosok Tanah Air dan ke luar negeri dicapai melalui partisipasi dengan pi-hak Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI). Ko-ordinator peredaran film di tingkat Propinsi ialah Kantor Wi-layah Penerangan Propinsi, sedangkan di daerah Tingkat II tu-gas ini didlaksanakan oleh Kantor Penerangan Kabupaten. Pe-nyebaran film Indonesia ke luar negeri disalurkan melalui kantor-kantor perwakilan Indonesia setempat.

Dalam rangka memasuki pasaran film luar negeri, melalui tiga buah Festival Film Internasional yang masing-masing di-selenggarakan di Damaskus, Manila dan Berlin Barat, telah di-coba pemasaran beberapa film Indonesia di luar negeri, seper-ti film "Janur Kuning".

Selanjutnya fungsi pers ialah sebagai penyebar informasi yang obyektif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, me-

I/72

Page 84: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

nyalurkan aspirasi rakyat dan meningkatkan komunikasi dan partisipasi masyarakat.

Dalam ruang lingkup dan pelaksanaan tugas dan fungsi pers tersebut pembinaan dan pengembangan pers nasional yang bebas dan bertanggung jawab tetap dilaksanakan berdasarkan semangat dan jiwa Pancasila.

Dalam hubungan dengan pembinaan terhadap pers dan grafika nasional dalam tahun 1981/82 telah ditingkatkan kegiatan De-wan Pers sebagai lembaga yang membantu pemerintah dalam mem-bina pertumbuhan dan perkembangan pers nasional.

Kegiatan penelitian dan Pengembangan Penerangan dimaksud-kan untuk membantu tugas perumusan kebijaksanaan dalam bidang penerangan dan komunikasi sosial serta peningkatan efektivi-tas tugas-tugas operasional.

Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, sebagian besar pe-nelitian dilaksanakan melalui kerjasama dengan Universitas/-Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga yang bergerak di bidang penelitian.

Kegiatan pendidikan dan latihan ditujukan untuk mening-katkan ketrampilan tenaga di Pusat dan unit-unit pelaksana-annya melalui berbagai pendidikan, latihan ketrampilan dan penataran antara lain SEPADYA/SESPEN II di Jakarta, SEPALA/SESPEN I yang diselenggarakan di 5 kota, yaitu Jakar-ta, Medan, Bandung, Yogyakarta, dan Ujung Pandang SEPALA/ SESDAPEN yang diselenggarakan di 4 kota, yaitu Jakarta, Me-dan, Semarang dan Ujung Pandang, Pendidikan Juru Penerang yang diselenggarakan di 12 Ibukota Propinsi, yaitu Medan, Pekanbaru, Bengkulu, Jakarta, Banjarmasin, Semarang, Suraba-ya, Palangkaraya, Menado, Ujung Pandang, Kupang dan Ambon.

Usaha-usaha penyempurnaan Aparatur Pemerintah yang menjadi bagian integral dari seluruh usaha pembangunan dalam tahun ketiga Repelita III merupakan peningkatan daripada usaha-usa-ha yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Usaha--usaha tersebut ditujukan kepada penyempurnaan bidang-bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian, fasilitas dan sa-rana kerja, baik ditingkat Pusat maupun tingkat Daerah. Demi-kian pula diusahakan perbaikan sistem perencanaan operasional tahunan, pelaksanaan anggaran belanja Negara terutama sistem pelelangan pemborongan pekerjaan/pembelian barang atau jasa, serta bidang-bidang lain yang berkaitan erat dengan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Di samping itu telah

I/73

11

Page 85: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

pula diteruskan langkah-langkah untuk meningkatkan kegiatan pengendalian, pengawasan serta penertiban operasional.

Organisasi Pemerintah tingkat Pusat yang mengalami pe-nyempurnaan mendasar dengan Keputusan Presiden No.44 dan No.45 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen dan Susunan Organisasi Departemen dan kemudian disusul dengan Keputusan-keputusan Menteri tentang organisasi Departemen ma-sing-masing dalam perkembangannya telah mengalami penyempur-naan-penyempurnaan lebih lanjut. Hal ini adalah untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Departemen berhu-bung dengan bertambahnya beban tugas sebagai akibat daripada makin meningkatnya pembangunan.

Sesuai pula dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan pem-bangunan maka organisasi lembaga-lembaga Pemerintah non De-partemen, terutama untuk dapat menanggulangi pelaksanaan tu-gas yang sangat mendesak, diusahakan pula penyempurnaannya. Pada tahun-tahun terakhir penyempurnaan organisasi telah di-lakukan terhadap BATAN (Keppres No.51 tahun 1979), BPS (PP No.6 tahun 1980), BAKN dengan pembentukan Kantor-kantor wi-layah tingkat Propinsi secara bertahap (Keppres No.53 tahun 1980), Sekretariat Negara (Keppres No.31 tahun 1980 dan No.16 tahun 1981), BKPM (Keppres No.33 tahun 1981) dan BAKIN (Keppres No.19 tahun 1981).

Penyempurnaan administrasi yang bersifat tata hubungan kerja institusional maupun prosedural secara terus-menerus juga telah dilakukan. Penyempurnaan tata hubungan kerja an-tara berbagai Departemen/Lembaga yang telah dilakukan teruta-ma meliputi pelaksanaan program-program yang merupakan prio-ritas dalam pembangunan. Penyempurnaan di bidang ini antara lain mengenai penyelenggaraan koordinasi terhadap bimbingan masal, energi nasional, peningkatan usaha pengembalian kredit program masal dan pelaksanaan ekspor, impor dan lalu-lintas devisa.

Mengenai penyempurnaan aparatur Pemerintah Tingkat Daerah yang penting dapat dikemukakan adalah perbaikan organisasi Sekretariat Wilayah Daerah berdasarkan Keputusan Menteri Da-lam Negeri No.240 tahun 1980. Demikian pula telah disempurna-kan organisasi dan tata kerja Bappeda Tingkat I maupun Bap-peda Tingkat II berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 185 tahun 1980 sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden No.27 tahun 1980 tentang penyempurnaan Bappeda Tingkat I dan pembentukan Bappeda Tingkat II. Konsultasi Nasional Bappeda pada tahun anggaran 1981/82 telah dilakukan jauh sebelum wak-

I/74

Page 86: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

tu pemrosesan penyusunan RAPBN 1982/83 dengan maksud agar pertimbangan-pertimbangan regional lebih mendapat perhatian dalam rangka pemerataan serta peningkatan pembangunan.

Di bidang pengawasan maka dengan Keputusan Presiden No.20 tahun 1981 telah dibentuk Team Koordinasi Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan di Daerah yang diketuai oleh Ketua Bappeda Tingkat I sedangkan susunan anggotanya terdiri dari unsur-unsur pengawasan ditingkat Daerah. Dengan terbentuknya Team tersebut diharapkan dapat ditingkatkan hasilguna dan da-yaguna pengawasan.

Sebagai tindak lanjut dari Undang-undang No.5 tahun 1979 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Desa maka dalam tahun 1981/82 oleh Menteri Dalam Negeri telah diterbitkan sejumlah Surat Keputusan yang mengatur susunan organisasi dan tata-kerja Pemerintah Desa; susunan organisasi dan tatakerja Lem-baga Musyawarah Desa, pengambilan keputusan Desa; pembentu-kan, pemecahan, penyatuan dan penghapusan Desa; tatacara pe-milihan, pensahan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa. Juga sebagai tindak lanjut dari Undang-undang tersebut di atas maka sistem UDKP sebagai sistem perencanaan pem-bangunan terpadu di tingkat Kecamatan untuk pengembangan de-sa-desa telah makin dimantapkan.

Usaha-usaha penyempurnaan program pembangunan di daerah selanjutnya ialah penyerasian antara proyek-proyek dalam rangka bantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah berdasarkan Instruksi Presiden yang diterbitkan pada tiap permulaan tahun anggaran. Prosedur pelaksanaan pembangunan melalui program-program bantuan tersebut tiap tahun disempurnakan dalam ben-tuk Surat Keputusan Bersama beberapa Menteri. Di antara pe-nyempurnaan yang penting sejak awal Repelita III ialah me-ngenai Pemimpin Proyek yang ditunjuk dari instansi yang pa-ling berwenang, sedangkan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II adalah sebagai penanggungjawab.

Dalam pada itu keserasian hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah terus dikembangkan. Sehubungan dengan itu dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pemerataan dan peningkatan pem-bangunan berdasarkan Keputusan Presiden No.14 A tahun 1980 jo. No.18 tahun 1981 telah dirumuskan banyak ketentuan me-ngenai peranan Pemerintah Daerah dalam pengadaan pelelangan pekerjaan untuk pemborongan/pembelian yang dilakukan oleh Proyek-proyek. Demikian pula dalam rangka pelaksanaan kebi-jaksanaan Pemerintah Pusat maka Pemerintah Daerah secara ak-tif diikutsertakan seperti ditetapkannya para Gubernur Kepala

I/75

Page 87: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Ting-kat II sebagai penanggungjawab atas pelaksanaan Proyek Opera-si Nasional Agraria (PRONA) berdasarkan Keputusan Menteri Da-lam Negeri No. 189 tahuri 1981. Juga untuk pelaksanaan kebi-jaksanaan ekspor sehubungan dengan program peningkatan ekspor non minyak dan gas bumi telah ditetapkan Gubernur Kepala Dae-rah Tingkat I sebagai ketua Panitia Kerja Tetap Pengembangan Ekspor Daerah.

Mengenai aparatur perekonomian Negara usaha penyempurna-annya terus ditingkatkan dalam tahun 1981/82. Perusahaan-pe-rusahaan Negara diarahkan agar dapat bekerja berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat dan efisien se-hingga menguntungkan bagi Negara, di samping dapat meningkat-kan pelayanan kepada masyarakat serta dapat menyelenggarakan kemanfaatan umum yang lebih baik dan lebih merata. Demikian pula peningkatan pembinaan lembaga-lembaga keuangan ditujukan kearah mampu menjadi pendorong kegiatan pembangunan dan pro-duksi sektor swasta dan koperasi yang belum kuat. Kemudian agar turut aktif mengamankan pelaksanaan kebijaksanaan dan program Pemerintah dalam pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah serta pemantapan stabilisasi ekonomi.

Selama tahun ketiga Repelita III proses pengalihan ben-tuk-bentuk perusahaan berjalan terus. Sampai pada akhir tahun anggaran 1981/82 perusahaan Negara berstatus Persero berjum-lah 142 buah, termasuk 26 Persero, Perum 23 buah, Perjan 2 buah, perusahaan Negara yang mempunyai status khusus 9 buah, yaitu Pertamina dan Bank-bank Pemerintah. Perusahaan Negara (PN) yang belum ditentukan statusnya menurut Undang-undang No.9 tahun 1969 tinggal 36 buah, sedangkan PT lama yang be- lum disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969 menjadi Persero adalah 10 buah. Khusus mengenai Pertamina da-pat dikemukakan bahwa sejak tahun 1975 perusahaan Negara ter-sebut telah mengalami penyempurnaan dan penertiban secara te-rus-menerus yang dimulai dengan reorganisasi berdasarkan Ke-putusan Presiden No.44 tahun 1975. Dalam rangka peningkatan penertiban di segala bidang, terutama untuk mencapai efisien-si keuangan perusahaan maka dengan Keputusan Presiden No.73 tahun 1981 telah dilaksanakan pengangkatan Direksi baru.

Berbagai kebijaksanaan khusus dalam rangka usaha pengem-bangan dunia usaha terus dilakukan. Dalam hubungan ini dapat disebutkan bahwa pengusahaan perijinan untuk penanaman modal telah disederhanakan, yaitu dengan pengurangan ijin yang me-liputi persetujuan pokok serta persetujuan pelaksanaan. Daftar Skala Prioritas disusun lebih terkait dengan

I/76

Page 88: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

perencanaan sektoral pembangunan.

Untuk meningkatkan ekspor bukan minyak dan gas bumi men-jelang Repelita IV Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan baru tentang pelaksanaan ekspor, impor dan lalu lintas devisa. Dengan Peraturan Pemerintah no.1 tahun 1982 dan disusul dengan serangkaian peraturan Menteri Perdagangan dan Kopera- si, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan dan Gubernur Bank Indonesia telah diadakan perubahan mendasar yang menyangkut sistem dan prosedurnya.

Mengenai usaha pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah telah ditempuh berbagai jenis pembinaan. Antara lain dengan program BIPIK. Sejak Repelita I dan dewasa ini dengan pem-bangunan Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK) di samping pem-bangunan Lingkungan Industri Kecil (LIK) dikembangkan kemam- puan para pengrajin sebagai pengusaha golongan ekonomi lemah. Juga sistem "Bapak/Anak Angkat", demikian pula sistem "sub-kontrak" dalam hubungan perusahaan besar dan perusahaan kecil yang dikembangkan oleh Pemerintah dan akhirnya pembe- rian pengutamaan kepada golongan ekonomi lemah dalam pem- borongan pekerjaan dan pembelian barang/bahan Pemerintah se-

suai dengan Keputusan Presiden No.14A tahun 1980 jo. No. 18 tahun 1981 menunjukkan intensifikasi langkah pembinaan oleh Pemerintah dalam rangka pemerataan kesempatan berusaha.

Selanjutnya pengawasan dan penertiban operasional telah ditingkatkan secara terus-menerus. Peningkatan pelaksanaan pengawasan dan penertiban ke dalam tubuh aparatur dalam ling-kungan Departemen/Lembaga dimulai dengan dilancarkannya Ope-rasi Tertib berdasarkan Instruksi Presiden No.9 tahun 1977 terhadap perbuatan-perbuatan tercela seperti penyalahgunaan jabatan, komersialisasi jabatan, korupsi, pemborosan-pembo- rosan, pungutan liar dan sebagainya. Operasi Tertib dimaksud kan untuk mendinamisir fungsi aparatur pengawasan Pemerintah dalam peningkatan tertib organisasi, personalia dan tatalak- sana dalam lingkungan Departemen/Lembaga serta lingkungan Pe-merintah Daerah. Sekalipun telah menunjukkan hasil-hasil yang nyata dan telah sekurang-kurangnya dapat diciptakan iklim yang tidak merangsang untuk melakukan penyimpangan-penyim- pangan, namun Pemerintah menyadari bahwa pengembalian segala sesuatunya kepada ketertiban belum selesai. Oleh karena itu peningkatan pengawasan dan penertiban masih harus terus di-laksanakan.

Sejak tahun 1977 hingga Maret 1982 mereka yang ditindak meliputi 9.585 orang yang tersangkut dalam 6.454 kasus. Dari

I/77

Page 89: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

jumlah mereka yang ditindak itu 8.450 orang dikenakan tin-dakan administratif, 895 orang tindakan pidana dan 240 orang tindakan lainnya.

Dalam tahun 1981/82 telah pula dilaksanakan operasi pe-nertiban yang dinamakan "operasi Bersih dan Berwibawa" seba-gai operasi untuk menangani adanya penyimpangan dalam pe-ngangkatan pegawai honorer daerah, pengangkatan lurah dan pe-rangkat kelurahan menjadi pegawai negeri. Dalam operasi ter-sebut telah didapati penyelewengan oleh 97 orang pegawai ne-geri Pusat dan Daerah yang kemudian dikenakan tindakan di-siplin. Terhadap pemilikan dan penggunaan ijasah palsu serta ijasah asli tetapi palsu untuk kepentingan karier kepegawaian atau yang dapat merendahkan martabat aparatur Pemerintah te-lah berhasil ditindak 224 orang pegawai dalam lingkungan De-partemen/Lembaga.

Sehubungan dengan berlakunya Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang tertuang dalam Undang-Undang No.8 tahun 1981, Menteri Penertiban Aparatur Negara telah menetap-kan tatacara penyampaian laporan tindak pidana kepada apara-tur penegak hukum, yaitu Kepolisian dan Kejaksaan.

Mengenai penyempurnaan di bidang kepegawaian dapat dise-butkan bahwa sebagai kelanjutan dari kegiatan-kegiatan dalam tahun-tahun sebelumnya, penyempurnaan meliputi penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian, dasar-da-sar penyusunan formasi pegawai, pengadaan dan pengangkatan pegawai serta penyelesaian kepangkatan, perbaikan penghasilan pegawai negeri, perbaikan penghasilan penerimaan pensiun/ tunjangan yang bersifat pensiun, tata usaha kepegawaian dan peningkatan kemampuan manajemen para pejabat serta peningkat-an ketrampilan dan produktivitas kerja pegawai.

Dalam tahun anggaran 1981/82 sesuai dengan kemampuan ke-uangan Negara dengan Peraturan Pemerintah No.47 tahun 1980 terhitung mulai tanggal 1 Januari 1981 diberikan tunjangan perbaikan penghasilan, ialah bagi golongan I dari 60% menjadi 100% dari penghasilan, bagi golongan II dari 50% menjadi 80%, bagi golongan III dari 40% menjadi 65% dan bagi golongan IV dari 40% menjadi 60%. Kemudian dalam rangka usaha memperbaiki penghasilan dari para penerima pensiun/tunjangan yang bersi-fat pensiun maka dalam tahun 1981/82 kepada para pensiun di-berikan tunjangan perbaikan penghasilan pensiun dari 35% men-jadi 50% dari penghasilan yang diatur dalam Peraturan Peme-rintah No. 15 tahun 1980. Sebagai salah satu usaha pembinaan kesejahteraan pegawai negeri sipil maka berdasarkan Peraturan

I/78

Page 90: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Pemerintah No. 25 tahun 1981 telah diselenggarakan asuransi sosial pegawai negeri. Tujuan asuransi tersebut ialah penye-lenggaraan dana pensiun dan tabungan hari tua bagi pegawai negeri. Untuk penyelenggaraan secara terarah dan terpusat ma-ka Perum TASPEN yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 1963 telah dialihkan bentuknya menjadi Persero dengan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1981.

Bersamaan dengan penyempurnaan di, bidang kelembagaan dan ketatalaksanaan maka telah dilakukan pula secara terus-mene-rus usaha peningkatan kemampuan dan ketrampilan pegawai nege-ri melalui berbagai program pendidikan dan latihan, baik bi-dang teknis fungsional, administrasi umum dan administrasi pembangunan, untuk mendukung peningkatan pembinaan pegawai negeri atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja.

Di antara program pendidikan dan latihan di bidang admi-nistrasi, yang terutama ialah Program SESPA sebagai program pendidikan dan latihan yang tertinggi bagi pegawai negeri. Selama tahun 1981/82 SESPA telah menghasilkan 377 orang lu-lusan. Program penting lainnya yang perlu dikemukakan ialah Program Perencanaan Nasioanl (PPN) yang dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan berbagai peralatan analisa yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan. Pada tahun ketiga Repelita III telah dilaksana-kan program angkatan ke-11 yang diikuti oleh 37 orang pejabat tingkat Pusat maupun Daerah.

Dalam rangka usaha meningkatkan pengabdian dan kesetiaan aparatur Pemeriantah secara terus-menerus dilakukan langkah-langkah secara berencana dan terarah agar segenap pegawai ne-geri mempunyai ketaatan penuh kepada Pancasila, UUD 1945, Ne-gara dan Pemerintah. Untuk itu para pegawai negeri wajib me-mahami, menghayati dan mengamalkan Ekaprasetia Pancakarsa me-lalui penataran tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) sesuai dengan Instruksi Presiden No.10 tahun 1978. Penataran yang dilaksanakan secara bertingkat dan ber-tahap yang dimulai tahun 1979/80 pada tahun 1981/82 dilanjut-kan. Sampai dengan 31 Maret 1982 jumlah pegawai negeri di se-luruh Indonesia yang telah mengikuti penataran P-4 adalah se-banyak 979.804 orang yang terdiri dari semua golongan pegawai.

Berbagai usaha telah pula dilakukan untuk penyempurnaan tatakerja, antara lain di bidang administrasi pengerahan pe-nerimaan Negara, administrasi material dan pengelolaan per-lengkapan, administrasi pengadaan barang/peralatan Pemerin-tah, persuratan,dan kearsipan, dan sebagainya. Dalam rangka

I/79

Page 91: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta pengamanan pe-nerimaan Negara, dalam tahun ketiga Repelita III telah dite-ruskan perbaikan dalam sistem perpajakan serta aparatur dan intensifikasi daripada penerimaan pajak dan bea cukai. Selan-jutnya dalam sistem pengadaan dan administrasi pengurusan ba-rang telah diusahakan rancangan ketentuan-ketentuan pengha-pusan perlengkapan dalam kaitannya dengan pelelangan/ penju-alannya. Mengenai kearsipan Negara dapat dikemukakan bahwa usaha peneyempurnaan terus dilakukan. Dalam tahun 1981/82 usaha-usaha penertiban dan pembinaan kearsipan semakin di-tingkatkan dan lebih diintensifkan. Jangkauannya meliputi pe-ningkatan pendidikan dan latihan, pengembangan dan konservasi kearsipan.

Sementara itu sebagai kelanjutan dari tahun-tahun sebe-lumnya sistem tatalaksana pembiayaan pembangunan sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Presiden No.14A tahun 1980 pada tahun 1981/82 telah mengalami berbagai penyempurnaan yang di-tetapkan dengan Keputusan Presiden No.18 tahun 1981. Penyem-purnaan yang cukup mempunyai arti penting tersebut pada po-koknya meliputi hal-hal berikut:

a. penyempurnaan dengan sasaran agar peraturan pelaksanaan APPBN sekaligus juga mendukung kebijaksanaan pemerataan, terutama pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan kesempatan kerja serta pemerataan pembangunan di daerah.

b. penyempurnaan aparatur Pemerintah agar pelaksanaan APBN lebih lancar dan proyek pembangunan terlaksana pada wak-tunya melalui penegasan tanggungjawab pimpinan untuk me-lakukan fungsi pengawasan terhadap bawahan.

Demikian pula pada tahun anggaran 1981/82 telah dilengka- pi dengan ketentuan-ketentuan pelaksanaan berbagai pasal da-lam Keputusan Presiden tersebut dalam bentuk Surat Keputusan Menteri atau Surat Keputusan Bersama beberapa Menteri seperti ketentuan tentang prakualifikasi di tingkat Daerah, biaya pe-ngadaan tanah untuk keperluan proyek sektoral, tatacara per- setujuan kontrak multiyears, prosedur dan penata-usahaan bantuan luar negeri dan lain sebagainya.

Kemudian dalam usaha lebih menyerasikan pembangunan yang bersifat nasional maupun yang akan dilaksanakan oleh Daerah-daerah, telah disempurnakan pula tatacara pembiayaan pem-bangunan pada tingkat Daerah dengan mengikuti pedoman tata- cara yang berlaku di tingkat Pusat.

I/80

Page 92: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

Selanjutnya untuk dapat menilai pelaksanaan proyek terus dikembangkan sistem pengendalian yang memungkinkan identifi-kasi bagi tindakan-tindakan korektif secepatnya serta penyem-purnaan perencanaan berikutnya. Dalam sistem pengendalian yang terus dikembangkan itu diikutsertakan Bappeda tingkat I dalam pelaksanaan proyek-proyek sebagai pengujian silang ter-hadap pelaporan oleh Pemimpin Proyek.

Khusus mengenai pengawasan keuangan Negara dilakukan an-tara lain dengan penyempurnaan sistem koordinasi pengawasan di tingkat Pusat maupun Daerah, penataran aparat pengawas se-luruh Departemen/Lembaga dan berbagai mekanisme untuk mendo-rong tindak lanjut dari hasil pengawasan. Secara menyeluruh penyempurnaan itu ditujukan kepada pengawasan fungsional dan pengawasan atasan langsung. Dengan pengalihan bobot tanggung jawab yang lebih besar pada Departemen/Lembaga dalam pelaksa-naan pengawasan pembangunan maka pengawasan dewasa ini bukan hanya terbatas pada segi keuangan saja, melainkan juga menca-kup pengawasan atas segi-segi lain dari kegiatan manajemen. Hal ini mendorong pengembangan dan peningkatan tatacara dan tatalaksana pengawasan dari bidang "financial audit" ke ju-rusan "management audit". Dalam rangka pengembangan pengawas-an yang lebih luas ini telah dilakukan penataran-penataran management audit terhadap tenaga-tenaga pengawas dalam ling-kungan DJPKN.

Sementara itu peningkatan kegiatan pengawasan terus diu-sahakan agar dapat mengimbangi peningkatan kegiatan dan pe-ningkatan jumlah anggaran. Karena itu jumlah proyek yang diperiksa dari tahun ke tahun terus meningkat.

I/81

Page 93: LAMPIRAN - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewUntuk Penanaman Modal Asing jumlah proyek yang telah disetujui ada sebanyak 37 proyek dengan rencana investasi US $ 638,2 juta

1