bappenas - implementasi runk bappenas
-
Upload
indonesia-infrastructure-initiative -
Category
Documents
-
view
680 -
download
9
Transcript of bappenas - implementasi runk bappenas
LOGO KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Koordinasi Keselamatan Jalan (Implementasi RUNK Jalan 2011-2035)*
Bambang Prihartono Direktur Transportasi – Bappenas Jakarta, 21 November 2012
* Disampaikan dalam Peringatan Hari Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Sedunia di
Kementerian PU, Jakarta 21 November 2012
LATAR BELAKANG
Kejadian dan Tingkat Fatalitas Kecelakaan Lalu Lintas Masih Tinggi
Jumlah kecelakaan lalu lintas tahun 2011 mencapai 109.776 kejadian dengan korban meninggal 31.185 jiwa dan kerugian materiil Rp. 243,42 M.
Kerugian akibat kecelakaan lalu lintas jalan diperkirakan mencapai 2,9 – 3,1% dari total PDB Indonesia (setara Rp.205 – 220 trilyun).
Laporan PBB: Tahun 2030 kecelakaan lalu lintas diperkirakan menjadi penyebab kematian nomor 5 di dunia setelah penyakit jantung, stroke paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan.
Keselamatan menjadi perhatian global: Tahun 2010 PBB mendeklarasikan Decade of Action (DoA) for Road Safety 2011 – 2020 bertujuan: mengendalikan dan mengurangi tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas jalan secara global.
Keselamatan jalan SEWAJARNYA MENJADI PRIORITAS NASIONAL.
PERLU : langkah-langkah penanganan yang segera dan efektif jika tidak diperkirakan korban kecelakaan akan meningkat 2 kali lipat/tahunnya.
Sumber: Korlantas Polri, 2012
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop. Des.
JUMLAH KEJADIAN MENINGGAL DUNIA LUKA BERAT LUKA RINGAN KERUGIAN MATERIIL
KEJADIAN KECELAKAAN DAN KERUGIAN MATERIIL TAHUN 2011
2
Tiap 1 jam terjadi 10 kecelakaan lalu lintas
Tiap 15 menit, 1 orang terluka parah karena kecelakaan lalu lintas
Tiap 30 menit, 1 orang mati karena kecelakaan lalu lintas
Tiap 10 menit, 1 orang terluka ringan karena kecelakaan lalu lintas
Perlu INTERVENSI untuk Mengurangi Resiko/Dampak Kecelakaan
Sumber : ADB (1999)
Polisi lalulintas
dan penegakan
hukum
Peraturan
lalulintas
Koordinasi dan
manajemen
keselamatan
jalan
Penjaminan atas
keselamatan dan
peran jasa
asuransi
Kampanye dan
sosialisasi
keselamatan
jalan
Pelatihan dan
pengujian
pengemudi
Pendidikan
keselamatan
jalan untuk anak
Pertolongan
pertama bagi
korban
kecelakaan
laluintas
Standar
keselamatan
kendaraan
Sistem data
kecelakaan
lalulintas
Perbaikan lokasi-
lokasi berbahaya
(black spots &
black zone)
Riset
keselamatan
jalan
Perhitungan
biaya kecelakaan
lalulintas
Perencanaan
dan desain
keselamatan
jalan
Kecelakaan lalin:
penyebab utama
kematian &
kerugian ekonomi
kendaraan manusia
interaksi
interaksi interaksi
Kecelakaan lalulintas (crashes) dan faktor-
faktor penyebabnya (Austroads, 2002)
Jalan raya &
lingkungan
Engineering
Education
Enforcement
Encouragement
Emergency Preparedness
1. Mana yang
didahulukan?
2. Siapa saja
Stakeholder-
nya??
3
Prinsip pendekatan 5E:
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Seat Belts
1970
Random
Breath Tests
1977
Expanded RBT
operation 1990
Expanded Mobile Speed
Camera operation
1990
Radar Guns
1982
$240M
Blackspot
Program
2000- 03
TAC Mass
Media
Campaigns199
0 -
280
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
Jan-0
1
Apr-
01
Jul-01
Oct-
01
Jan-0
2
Apr-
02
Jul-02
Oct-
02
Jan-0
3
Apr-
03
Jul-03
Oct-
03
Jan-0
4
Apr-
04
Jul-04
Oct-
04
Jan-0
5
Apr-
05
Jul-05
Oct-
05
Jan-0
6
Apr-
06
Jul-06
Oct-
06
Jan-0
7
Apr-
07
Jul-07
Oct-
07
Jan-0
8
Apr-
08
Jul-08
Oct-
08
Safer Infrastructure
program June
2004
Reduced limits in
high activity
areas Aug 2003
Increased covert
operation &
reduced speed
enforcement
threshold Feb 2002
First Alcohol Interlock May 2003
50 km/h urban
default Jan 2001
TAC Wipe Off 5 Speed
Campaign Aug 2001
Random Roadside
Drug Testing Dec
2004
Hoon Legislation
July 2006
Implementation of
Graduated Licensing
System Jan 2007
Peer passenger
restrictions July 2008
Pengalaman di Negara Lain Sumber: Vicroads, 2011
Melalui inisiatif program keselamatan yang konsisten di Vicroads memberikan dampak penurunan tingkat fatalitas kecelakaan yang signifikan.
Upaya yang sederhana antara lain: penerapan sabuk keselamatan, Tes Pernafasan (penggunaan alkohol) secara acak, program blankspot, dll.
The ‘Safe System’
Momentum Keselamatan Jalan di Indonesia
Aksi Keselamatan Jalan dan Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan 2011-2035 diluncurkan oleh Bapak Wapres RI.
Falsafah RUNK Jalan: berlanjut, terkoordinasi, dan kebersamaan (keselamatan jalan adalah tanggung jawab kita semua).
Target Jangka Panjang : Menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lantas
sebesar 80% pada tahun 2035, yg diukur berdasarkan tingkat fatalitas per 10.000 kendaraan.
Pada tahun 2035, indeks fatalitas yang diinginkan sebesar 0,79.
Sasaran/Target
5 tahun pertama
Tujuan/Arah
Misi
Visi
Strategi dan Kebijakan
Program
Rencana Aksi
Program
Rencana Aksi
Decade of Action Rencana aksi/Program
5 tahun kedua
5 tahun ketiga
5 tahun keempat
5 tahun kelima
Rencana Aksi
Program
Rencana Aksi
Program
RUNK bersifat jangka panjang (25 tahun) dan DoA merupakan bagian dari RUNK (10 Tahun pertama)
5
Strategi
1. Penyelarasan arah dan komitmen
penyelenggaraan keselamatan jalan melalui
penerapan prinsip orkestra yang mengkoordinir
lima pilar secara inklusif ;
2. Penyelenggaraan keselamatan jalan menggunakan
pendekatan efisiensi biaya melalui tindakan kuratif
dan preventif dalam rangka penanganan korban,
pencegahan luka, dan pencegahan kecelakaan;
3. Pendekatan sistem keselamatan jalan yang
mampu mengakomodasi human error dan
kerentanan tubuh manusia untuk memastikan
kecelakaan lalu lintas tidak mengakibatkan
kematian dan luka berat. pengelompokan aspek keselamatan jalan dalam 5 (lima)
pilar yang merupakan penyederhanaan dari 14 sektor yang
mempengaruhi penanganan keselamatan jalan
6
Kebijakan
1. Melakukan redefinisi hal-hal yang terkait dengan kecelakaan dan menyusun prosedur penanganan kecelakaan.
2. Mengembangkan layanan ketanggapdaruratan terpadu untuk penanganan korban & menyediakan one acess code.
3. Meningkatkan harmonisasi dalam informasi, komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar pemangku kepentingan
4. Menerapkan jaminan terhadap kerugian korban akibat kecelakaan
5. Menyelenggarakan proses hukum yang lebih sederhana terhadap pelanggaran lalu lintas dengan sanksi administrasi, denda dan/atau hukuman badan
6. Mensinergikan sumber pendanaan keselamatan dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan pengguna jalan (road user)
7. Menetapkan tata cara yang ketat pemberian hak mengemudi bagi pengemudi yang cakap dan terampil
8. Menjamin setiap kendaraan di jalan memenuhi standar keselamatan melalui uji berkala dan uji tipe.
9. Mengurangi risiko keparahan korban dan kejadian kecelakaan yang diakibatkan oleh infrastruktur jalan
10. Mendorong keterlibatan semua pihak dalam komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), penelitian keselamatan jalan, serta pengembangan data dan surveilans kecelakaan lalu lintas
7
5 PILAR KESELAMATAN
8
Penyelerasan dan Koordinasi Keselamatan Jalan Protokol Kelalulintasan Kendaraan Darurat Riset Keselamatan Jalan Surveilance Injury dan Sistem Informasi Terpadu Dana Keselamatan Jalan Kemitraan Keselamatan Jalan Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum Penyempurnaan Regulasi Keselamatan Jalan
Badan Jalan yang Berkeselamatan Perencanaan dan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan yang Berkeselamatan Penerapan Manajemen Kecepatan Menyelenggarakan Peningkatan Standar Kelaikan Jalan yang Berkeselamatan Lingkungan Jalan yang Berkeselamatan Kegiatan Tepi Jalan yang Berkeselamatan
Penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur Uji Berkala dan Uji Tipe Pembatasan Kecepatan pada Kendaraan Penanganan Overloading Penghapusan Kendaraan (Scrapping) Penetapan Standar Keselamatan Kendaraan Angkutan Umum
Kepatuhan Pengoperasian KendaraanPembatasan Kecepatan pada Kendaraan Pemeriksaan Kondisi Pengemudi Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi Peningkatan Sarana dan Prasarana Sistem Uji Surat Izin Mengemudi Penyempurnaan Prosedur Uji Surat Izin Mengemudi Pembinaan Teknis Sekolah Mengemudi Penanganan Terhadap 5 Faktor Risiko Utama Plus Penggunaan Elektronik Penegakan Hukum Pendidikan Formal Keselamatan Jalan Kampanye Keselamatan:
Penanganan Pra Kecelakaan Penanganan Pasca Kecelakaan Penjaminan Korban Kecelakaan yang Dirawat di Rumah Sakit Rujukan Pengalokasian Sebagian Premi Asuransi untuk Dana Keselamatan Jalan Riset Pra dan Pasca Kejadian Kecelakaan pada Korban
MA
NA
JEM
EN
K
ES
ELA
MA
TAN
JA
LAN
JAL
AN
YA
NG
B
ER
KE
SE
LA
MA
TA
N
KE
ND
AR
AA
N Y
AN
G
BE
RK
ES
EL
AM
AT
AN
PE
RIL
AK
U P
EN
GG
UN
A
JAL
AN
YA
NG
B
ER
KE
SE
LA
MA
TA
N
PE
NA
NG
AN
AN
PR
A D
AN
P
AS
CA
K
EC
EL
AK
AA
N
Prinsip Orkestra dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Jalan
Dirigen melakukan harmonisasi pada semua
PILAR untuk memastikan kesamaan arah
penyelenggaraan keselamatan jalan
Transformasi Kebijakan Keselamatan dalam RKP
1. Menjamin ketersediaan infrastruktur dasar untuk mendukung peningkatan kesejahteraan
2. Menjamin kelancaran distribusi barang, jasa, dan informasi untuk meningkatkan daya saing produk nasional
Meningkatkan pelayanan sarana
dan prasarana sesuai dengan SPM
Mendukung Peningkatan daya
saing sektor riil
Meningkatkan Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS)
Meningkatnya Kesejahteraan
Masyarakat (meningkatnya
PDR wilayah setempat)
Memperkecil kesenjangan pelayanan sarana dan prasarana
Terjaminnya distribusi barang, jasa, dan informasi
a. Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai sarana dan prasarana penunjang pembangunan;
b. Menjamin ketersediaan aksesibilitas masyarakat terhadap jasa pelaaan sarana dan prasarana;
c. Meningkatnya ketahanan energi (diversifikasi energi renewable energy, energi yang bersih dan ekonomis) untuk industi rumah tangga, industri besar dan transportasi.
Meningkatkan Keselamatan
Transportasi Jalan
PRIORITAS BIDANG FOKUS PRIORITAS DAMPAK SASARAN
Meningkatkan pelayanan sarana
dan prasarana sesuai dengan SPM
Mendukung Peningkatan daya
saing sektor riil
Meningkatkan Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS)
RKP 2012 RKP 2013
Arah Kebijakan Infrastruktur RKP 2013
1. Meningkatkan pelayanan infrastruktur sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
2. Mendukung peningkatan daya saing sektor riil
3. Meningkatkan keselamatan masyarakat dalam penyelenggaraa pelayanan sarana dan prasarana transportasi
4. Meningkatkan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
1. Pengarusutamaan keselamatan jalan sebagai prioritas nasional.
2. Penyediaan infrastruktur jalan yang berkeselamatan dengan melakukan perbaikan pada tahap perencanaan, desain, konstruksi dan operasional jalan, sehingga infrastruktur jalan yang disediakan mampu mereduksi dan mengakomodir kesalahan dari pengguna jalan serta mewujudkan jalan yang mampu menekan tingkat fatalitas (Forgiving Road).
3. Terpenuhinya kelengkapan keselamatan dalam kendaraan (Kendaraan yang mampu menekan fatalitas).
4. Peningkatan perilaku pengguna jalan dengan mengembangkan program-program yang komprehensif termasuk di dalamnya peningkatan penegakan hukum dan pendidikan serta memenuhi syarat kecakapan dan kesehatan pengguna kendaraan (Perilaku pengguna yang menekan fatalitas).
5. Peningkatan penanganan tanggap darurat pasca kecelakaan dengan meningkatkan kemampuan pemangku kepentingan terkait, baik dari sisi sistem ketanggapdaruratan maupun penanganan korban termasuk di dalamnya melakukan rehabilitasi jangka panjang untuk korban kecelakaan serta penyediaan penanganan kedaruratan yang efektif.
FOKUS PRIORITAS MENINGKATKAN KESELAMATAN TRANSPORTASI
10
Progres dan Upaya Tindak Lanjut
Bappenas telah membetuk Pokja Keselamatan Jalan yang secara
koordinatif mendorong tersusunnya Dokumen RUNK 2011-2035
Keselamatan Jalan menjadi salah satu mainstreaming kebijakan
pemerintah (telah diinisiasi dalam RKP 2013 menjadi Fokus Prioritas baru).
Mendorong percepatan Inpres Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
sebagai payung hukum Rencana Aksi yang lebih konkrit
Mendorong peningkatan peran DAK Keselamatan Transportasi Darat yang
lebih luas dan berorientasi pada Program
11
Road Safety for Better Life
TERIMA KASIH
12