LAKIP Direktorat Budidaya Serealia Tahun...
Transcript of LAKIP Direktorat Budidaya Serealia Tahun...
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia
lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam
perekonomian nasional, karena sub sektor ini menyediakan kebutuhan paling
esensial bagi kehidupan yaitu bahan pangan. Selain itu, pertanian yang berbasis
tanaman pangan dimana serealia sebagai tanaman utama pada saat ini
menopang lebih dari 60 % kehidupan petani di Indonesia. Sub sektor ini juga
merupakan penyedia bahan baku industri serta membuka kesempatan usaha di
bidang industri dan jasa di pedesaan. Keberhasilan pembangunan produk
Serealia akan berdampak langsung terhadap ketahanan pangan dan stabilitas
nasional.
Kebutuhan akan produk serealia semakin meningkat seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi masyarakat yang masih didominasi
oleh beras serta semakin berkembangnya industri olahan berbahan dasar
pangan. Disamping itu peningkatan produksi komoditas Serealia masih
dihadapkan pada perubahan iklim global dan terbatasnya sumberdaya lahan, air
dan energi.
Peningkatan Produk Komoditas Serealia kedepan diharapkan dapat menjadi
dasar bagi pembangunan pertanian yang tangguh dan modern serta berbasis
pada pengelolaan sumber daya alam dan genetik secara berkelanjutan yang
menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan bahan baku
industri dan kesejahteraan petani serta berdaya saing global.
Dengan adanya proses restrukturisasi program dan kegiatan yang menekankan
pada perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja (Performance
Based Budgeting), berjangka menengah (Medium Expenditure Framework) dan
system penganggaran terpadu (Unified Budgeting) maka sebagai persiapan
pelaksanaan pembangunan jangka panjang menengah ke depan (2010-2014)
perlu dibuat rencana pembangunan lima tahunan yang dituangkan dalan
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2010-2014.
Renstra tersebut didasarkan pada prinsip bahwa pembangunan masa depan
merupakan proses berkelanjutan, peningkatan, pendalaman, perluasan, dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 2
pembaharuan dari pembangunan yang telah dilaksanakan pada periode 2005-
2009.
Tantangan yang dihadapi Direktorat Budidaya Serealia di masa yang akan
datang guna mewujudkan produksi komoditas Serealia khususnya padi dan
jagung yang cukup dan berkelanjutan serta mewujudkan sorgum dan gandum
sebagai produk bahan pangan substitusi, adalah bagaimana memberikan
tambahan produksi nasional secara berkelanjutan melalui perluasan areal
pertanaman yang berkelanjutan, penerapan teknologi budidaya yang tepat;
bagaimana menyediakan dan menyalurkan sarana produksi dan benih secara
enam tepat kepada kelompok tani dan petani; bagaimana menyalurkan pupuk
dan benih bersubsidi kepada kelompok tani; dan bagaimana mengamankan
areal pertanaman komoditas Serealia dari gangguan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI).
1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Salah satu urusan pemerintah dibidang pertanian yang dijabarkan dalam
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 adalah “Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang tanaman pangan”.
Kebijakan dan standardisasi teknis yang dimaksud merupakan serangkaian
aturan yang dapat berupa norma, standar, prosedur dan/atau kriteria teknis yang
ditetapkan pemerintah sebagai pedoman penyelenggaraan urusan
pemerintahan di bidang tanaman pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
merupakan bagian dari penyelenggaraan fungsi Kementerian Pertanian
bertugas dalam: 1) perumusan kebijakan nasional dibidang tanaman pangan,
kebijakan pelaksanaan, kebijakan teknis tanaman pangan; 2) pelaksanaan
urusan pemerintah sesuai bidang tugas, 3) pengelolaan barang, kekayaan
negara yang menjadi tanggung jawabnya, 4) pengawasan atas pelaksanaan
tugasnya, dan 5) penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan
dibidang tugas dan fungsinya kepada Menteri Pertanian.
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terdiri dari: 1)
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2) Direktorat Budidaya
Serealia, 3) Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, 4) Direktorat
Perbenihan Tanaman Pangan; 5) Direktorat Pasca Panen Tanaman Pangan,
dan 6) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 3
Direktorat Budidaya Serealia mempunyai fungsi: penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan
prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang serealia.
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Budidaya Serealia
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/ OT.140/
10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat
Budidaya Serealia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktorat Budidaya Serealia melakukan
fungsinya sebagai berikut
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa,
padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah
hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang budidaya padi
irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia
lainnya.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan
rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dilakukan dalam badan Direktorat
Budidaya Serealia yang terdiri dari 5 sub direktorat/bagian, yaitu:
1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa
- Seksi Padi Irigasi
- Seksi Padi Rawa
2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering
- Seksi Padi Tadah Hujan
- Seksi Padi Lahan Kering
3. Subdirektorat Jagung
- Seksi Intensifikasi Jagung
- Seksi Pengembangan Jagung
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 4
4. Subdirektorat Serealia Lainnya
- Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya
- Seksi Pengembangan Serealia Lainnya
5. Subbagian Tata Usaha
1.4. Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai di
lingkungan Direktorat Budidaya Serealia adalah memberikan pelayanan
administrasi kepegawaian yang cepat dan akurat. Pelayanan tersebut meliputi:
kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, pensiun, Taspen,
Karpeg, Askes dan lain-lain.
Jumlah pegawai Direktorat Budidaya Serealia keadaan sampai dengan
Desember 2011 sebanyak 73 orang, terdiri dari : Pegawai Negeri Sipil (PNS) 69
orang, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 3 orang, dan tenaga Honorer 1
orang, dengan rincian berdasarkan golongan sebagai berikut:
- Golongan IV : 9
- Golongan III : 44
- Golongan II : 15
- Golongan I : 2
- Tenaga Honorer : 3
Jumlah : 73
Distribusi pegawai pada masing-masing unit kerja (Subdirektorat dan Subbag
Tata Usaha) dapat dilhat pada Tabel 1.
1.5. Dukungan Anggaran
Dukungan anggaran pada direktorat budidaya serealia merupakan salah satu
faktor bagi tercapainya tujuan dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya dukungan anggaran tersebut diharapkan dapat mendorong
peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan kegiatan sekolah lapangan dan
atau dem area. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah meningkatnya
produktivitas pada pertanaman SL-PTT antara 0,5 – 1,0 ku/ha.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 6
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
2.1. Visi
Sebagai penanggung jawab simpul koordinasi dalam pembangunan komoditas
Serealia, Direktorat Budidaya Serealia mempunyai Visi tahun 2010 - 2014, yaitu
”Terwujudnya produksi Serealia yang cukup dan berkelanjutan”
2.2. Misi
Direktorat Budidaya Serealia mengemban misi yang harus dilaksanakan yaitu :
Meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan
berkelanjutan.
2.3. Tujuan
Dalam melaksanakan koordinasi pembangunan komoditas Serealia, Direktorat
Budidaya Serealia mempunyai tugas mensukseskan pencapaian visi dan misi
dengan tujuan : Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal
penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan untuk
peningkatan produksi dalam rangka mencapai ketahanan pangan.
2.4. Rencana Strategis
Keberhasilan Direktorat Budidaya Serealia melaksanakan visi dan misinya
diukur dari: Luas areal penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat.
Penetapan sasaran pembangunan komoditas Serealia selama periode tahun
2010-2014 didasarkan pada kondisi lingkungan strategis, sumberdaya yang
tersedia dan trend pertumbuhan selama periode lima tahun sebelumnya.
Luas areal penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat
Berdasarkan pertimbangan kondisi lingkungan strategis, sumberdaya yang
tersedia dan trend pertumbuhan selama periode lima tahun terakhir, sasaran
produksi, luas tanam, luas panen, dan produktivitas tanaman serealia tahun
2012 – 2014 mengalami perubahan. Kondisi perubahan iklim yang sulit
diprediksi menyebabkan resiko usahatani lebih besar, diantaranya petani yang
mengambil keputusan untuk memilih pertanaman padi mengalami kekeringan
atau kebanjiran sehingga terjadi puso, peningkatan serangan OPT yang
menyebabkan produksi yang diperoleh terganggu. Disamping itu, seiring
pesatnya pembangunan ekonomi dan perdagangan terjadinya konversi lahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 7
sawah ke non pertanian, seperti pembangunan perumahan, jalan, dan
pertokoan, dan lain-lain. Permasalahan di atas, menyebabkan sasaran produksi
padi dan jagung tidak tercapai. Sedangkan pada komoditas gandum dan
sorgum, tidak tercapainya sasaran luas tanam, panen, produktivitas, dan
produksi adalah tidak tersedianya benih yang cukup sehingga pertanaman tidak
dapat dilaksanakan ditambah pertanaman gandum dan sorgum hanya dapat
ditanam 1 kali setahun yaitu pada sekitar bulan Mei. Sasaran luas tanam, luas
panen, produktivitas, dan produksi komoditas serealia tahun 2010 - 2014 dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Pengembangan komoditas Serealia selama tahun 2010-2014 masih berfokus
pada padi dan jagung. Selama periode tersebut, produksi padi dan jagung
diharapkan naik rata-rata 3,31 persen dan 6,51 persen. Sasaran tersebut
ditetapkan dengan terjadinya swasembada padi tahun 2007 dan jagung tahun
2010. Dengan kondisi pertambahan jumlah penduduk rata-rata sebesar 1,50
persen per tahun dan pertumbuhan industri hilir dalam negeri yang semakin
pesat maka target produksi sebagaimana tersebut di atas dianggap relevan.
Pengembangan komoditas lainnya seperti gandum dan
sorghum/pengembangan komoditas unggulan lokal (komoditas alternatif) tetap
menjadi perhatian dalam rangka peningkatan ketahanan pangan dan
kesejahteraan petani.
2.4.1. Sasaran Produksi Tahun 2012
a. Padi
Sasaran produksi padi tahun 2012 adalah 67,82 juta ton GKG atau turun 2,77
juta ton dibanding sasaran produksi tahun sebelumnya. Sasaran tanam dan
panen mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4,77% dan 3,27%.
Sedangkan penurunan terjadi pada sasaran produktivitas sebesar 6,83%, dan
mengakibatkan penurunan sasaran produksi sebesar 3,92%.
b. Jagung
Sasaran produksi jagung tahun 2012 sebesar 18,86 juta ton pipilan kering
atau menurun 2 juta ton pipilan kering apabila dibandingkan tahun
sebelumnya. Sasaran tanam, panen dan produktivitas semuanya mengalami
peningkatan, masing-masing sebesar 5,18%, 5,91% dan 3,21%, sehingga
menaikkan sasaran produksi sebesar 9,09%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 8
2.4.2. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2012
Upaya pencapaian sasaran produksi padi, jagung, tahun 2012 secara spesifik
komoditas adalah sebagai berikut :
a. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2012
Kegiatan pencapaian sasaran produksi padi tahun 2012 dengan cara
Peningkatan Produktivitas yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti SL-PTT,
SRI, GP3K dan pengamanan pascapanen, didukung dengan adanya
Perluasan Areal Tanam yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti pencetakan
sawah baru (Kementerian Pertanian dan BUMN), optimalisasi lahan dan
pengelolaan air (Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum).
Disamping masih didukung dengan adanya lahan yang termasuk dalam
swadaya murni petani.
Peningkatan produktivitas padi melalui SL-PTT adalah upaya pencapaian
sasaran produksi padi tahun 2012 yang difokuskan pada kegiatan
peningkatan produktivitas di kawasan areal tanam padi seluas 3,4 juta ha,
yang terdiri dari:
- SL-PTT padi sawah non hibrida seluas 2,65 juta ha dengan melibatkan
106 ribu kelompoktani/unit di 31 provinsi, 362 kabupaten/kota.
- SL-PTT padi sawah non hibrida Spesifik Lokasi Peningkatan Produktivitas
seluas 33,55 ribu ha dengan melibatkan 1.342 kelompok tani/unit di 26
provinsi, dan 62 kabupaten/kota.
- SL-PTT padi sawah non hibrida Spesifik Lokasi Peningkatan IP seluas
14,75 ribu ha dengan melibatkan 590 kelompok tani/unit di 17 provinsi, 31
kabupaten/kota.
- SL-PTT padi hibrida seluas 290,7 ribu ha dengan melibatkan 29 ribu
kelompoktani/unit di 22 provinsi, 201 kabupaten/kota.
- SL-PTT padi sawah hibrida Spesifik Lokasi Peningkatan Produktivitas
seluas 9,3 ribu ha dengan melibatkan 930 kelompoktani/unit di 13 provinsi,
148 kabupaten/kota.
- SL-PTT padi lahan kering seluas 500 ribu ha dengan melibatkan 20 ribu
kelompoktani/unit di 30 provinsi, 262 kabupaten/kota.
Upaya dukungan dari kegitan-kegiatan yang lainnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 9
Upaya peningkatan produksi padi diluar wilayah fokus dilakukan dengan
pembinaan yang terkoordinasi melalui pemanfaatan bantuan benih, pupuk
bersubsidi (urea, ZA, SP-36 / Superphos NPK dan pupuk organik), alsintan,
kemitraan dengan stakeholder melalui kegiatan SRI, fasilitas penyuluhan
melalui Demfarm, GP3K, penanganan pasca panen, swadaya serta perluasan
areal tanam. Areal tanam yang dikelola dengan pola ini seluas 9,72 juta ha,
serta adanya carry over kegiatan SL-PTT 2011 seluas 800 ribu ha.
Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai pihak sangat
diperlukan khususnya melalui gerakan: pengolahan tanah, tanam serentak,
pemupukan berimbang, penerapan teknologi, pengendalian OPT,
penanganan panen dan pasca panen, serta gerakan lainnya dengan
dukungan dana APBN maupun APBD serta dana masyarakat dan
stakeholders.
2.4.3. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2012
Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2012 melaui SL-PTT
Jagung Hibrida adalah upaya pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2012
yang difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas jagung di kawasan
areal tanam seluas 2000 ribu ha melalui kegiatan SL-PTT jagung hibrida.
Sedangkan diluar fokus utama melalui upaya peningkatan produktivitas dan
produksi dilakukan dengan pembinaan yang terkoordinazsi melalui pemanfaatan
carry over bantuan benih tahun 2011 seluas 2,00 juta ha. Upaya ini diperkirakan
mampu menyumbangkan produksi pa tahun 2012 sebesar 9,85 juta ton PK.
Sedangkan sisa sasaran produksi sebesar 14,14 juta ton PK diharapkan
didapat dari pertanaman seluas 2,87 juta ha yang berasal dari BLBU/Subsidi
benih, optimalisasi pengembangan jagung hibrida, CBN, kemitraan dan swadaya
petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Fokus utama peningkatan produktivitas jagung melalui SL-PTT jagung
hibrida adalah upaya pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2012 yang
difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas jagung di kawasan areal
tanam seluas 200 ribu Ha melalui kegiatan SL- PTT jagung hibrida. Kegiatan
peningkatan produktivitas SL-PTT jagung hibrida melibatkan 13,33 ribu
kelompok tani/unit di 25 provinsi (242 kabupaten/kota).
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 10
Upaya peningkatan produksi jagung diluar fokus utama peningkatan
produktivitas dan produksi dilakukan dengan pembinaan yang terkoordinasi
melalui pemanfaatan carry over bantuan benih 2011 seluas 2,00 juta ha. Upaya
ini diperkirakan mampu menyumbangkan produksi pada tahun 2011 sebesar
9,73 juta ton PK. Sedangkan sisa sasaran produksi sebesar 13,04 juta ton PK
diharapkan didapat dari pertanaman seluas 2,66 juta ha, yang berasal dari
BLBU/Subsidi Benih, Optimalisasi Pengembangan Jagung Hibrida, CBN,
kemitraan dan swadaya petani.
2.4.4. Strategi Pencapaian Sasaran
Strategi pencapaian sasaran produksi padi dan jagung tahun 2012 adalah
sebagai berikut:
- Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas dilakukan melalui pemakaian benih varietas unggul
bermutu termauk benih padi hibrida dan jagung hibrida, pemupukan
berimbang dan pemakaian pupuk organik serta pupuk bio-hayati, pengelolaan
pengairan dan perbaikan budidaya disertai pengawalan, pendampingan,
pemantauan dan koordinasi dan lain-lain.
- Perluasan Areal Tanam dan Optimasi Lahan
Perluasan areal dilakukan melalui upaya optimalisasi lahan melalui upaya
perbaikan seperti JITUT, JIDES, dan tata air mikro, pompanisasi dan
penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru), disertai konservasi lahan
yang berkelanjutan dan lain-lain.
- Pengamanan Produksi
Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak mperubahan
iklim seperti kebanjiran dan kekeringan serta pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan, dan pengamanan kualitas produksi dari residu
pestisida serta mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen
dan pasca panen yang masih cukup besar.
- Penguatan Management
Agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai rencana, diperlukan
penyempurnaan manajemen tersebut berupa dukungan kebijakan dan
regulasi, penyempurnaan manajemen teknis serta penyempurnaan data dan
informasi. Strategi ini dilakukan penguatan kelembagaan pertanian antara
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 11
lain yang meliputi kelembagaan penyuluhan, kelompok tani, gabungan
kelompok tani,penangkar benih, pengusaha benih, kios, KUD, pasar desa,
pedagang, asosiasi petani, asosiasi indutri olahan, asosiasi benih, P3A,
UPJA, kelembagaan perlindungan tanaman seperti brigade proteksi dan lain-
lain diupayakan diberdayakan seoptimal mungkin untuk mendukung
keberhasilan pembangunan tanaman pangan.
2.5. Arah Kebijakan Direktorat Budidaya Serealia
Kementerian Pertanian menetapkan 23 (dua puluh tiga) arah kebijakan
pembangunan pertanian tahun 2010-2014. Dari 23 arah kebijakan tersebut, 9
(sembilan) diantaranya tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
dan yang terkait langsung dengan Direktorat Budidaya Serealia yaitu: 1)
melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat
baik kinerja dan hasilnya, antara lain: Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SLPTT); 2) pemantapan swasembada beras dan jagung melalui
peningkatan produksi yang berkelanjutan.
Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu hasil komoditas sub-sektor
tanaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan terbukti banyak
didukung oleh pelaksanaan kegiatan SLPTT.
Upaya yang dilakukan untuk memantapkan swasembada padi yang telah
dicapai tahun 2007 dan swasembada jagung tahun 2008 perlu terus
dipertahankan menjadi swasembada berkelanjutan dengan peningkatan
produksi dan produktivitas melalui penggunaan benih varietas unggul bermutu,
pemupukan berimbang, penggunaan pupuk organik, penggunaan sarana
prasana dan sarana pasca panen yang memadai, serta pemanfaatan alsintan
secara maksimal.
Kegiatan strategis yang dilakukan untuk pemantapan swasembada padi melalui
percepatan peningkatan produktivitas padi sawah, padi rawa/lebak dan padi
gogo pada lokasi dengan produktivitas di bawah rata-rata nasional; dan
perluasan areal tanaman untuk padi gogo dan padi rawa/lebak dengan
memanfaatkan lahan peremajaan Perhutani dan Inhutani maupun di areal
pembukaan lahan/cetak sawah.
Pendekatan yang dilakukan dalam pencapaian sasaran produksi padi dan
jagung adalah melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SLPTT) yang diikuti dengan pola pengamanan produksi dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 12
mengantisipasi peningkatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan
Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2012 merupakan penjabaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 sebagimana yang
diamanatkan oleh Undangh-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan sekaligus merupakan rangkaian
lanjutan RKP tahun 2011.
2.6. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2010 – 2014, program dan kegiatan yang dilaksanakan sudah
mengacu pada restrukturisasi program dan kegiatan, dan mengacu kepada
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 - 2014. Dari 12 (dua
belas) program pembangunan pertanian (Lampiran 54), program yang menjadi
tugas dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk
mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, dari tugas tersebut
yang berhubungan langsung dengan Direktorat Budidaya Serealia adalah
pemantapan swasembada beras dan jagung melalui peningkatan produksi yang
berkelanjutan.
Program tersebut dimaksudkan untuk mencapai sasaran 1) Mewujudkan
pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan
nasional; 2) Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan
terkena DPI.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 299/Kpts/OT.140/7/2005
tanggal 25 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian,
Direktorat Budidaya Serealia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
budidaya serealia. Dalam melaksanakan tugas/kegiatan tersebut Direktorat
Budidaya Serealia menyelenggarakan:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa,
padi tadah hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah
hujan dan lahan kering, jagung dan serealia lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 13
c. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung,
dan serealia lainnya.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan
rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lainnya.
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
341/Kpts/OT.140/9/2005 tanggal 8 September 2005 tentang Kelengkapan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Petanian, Direktorat Budidaya Serealia
terdiri dari :
1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa
2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering
3. Subdirektorat Jagung
4. Subdirektorat Serealia Lainnya
5. Subbagian Tata Usaha
Uraian tugas masing-masing Subdirektorat adalah sebagai berikut :
1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa
Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar,
norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis
dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa.
Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa terdiri dari :
- Seksi Padi irigasi
- Seksi Padi Rawa
Seksi Padi Irigasi
Seksi Padi Irigasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma,
pedoman, kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang budidaya padi irigasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 14
Seksi Padi Rawa
Seksi Padi Rawa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria,
dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
budidaya padi rawa.
2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering
Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi tadah hujan dan lahan kering.
Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering teridiri dari :
- Seksi Padi Tadah Hujan
- Seksi Padi Lahan Kering
Seksi Padi Tadah Hujan
Seksi Padi Tadah Hujan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
budidaya padi tadah hujan.
Seksi Padi Lahan Kering
Seksi Padi Lahan Kering mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
budidaya padi lahan kering.
3. Subdirektorat Jagung.
Subdirektorat Jagung mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya
jagung.
Subdirektorat Jagung terdiri dari :
- Seksi Intensifikasi Jagung
- Seksi Pengembangan Jagung
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 15
Seksi Intensifikasi Jagung
Seksi Intensifikasi Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
intensifikasi budidaya jagung.
Seksi Pengembangan Jagung
Seksi Pengembangan Jagung mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengembangan budidaya jagung.
4. Subdirektorat Serealia Lainnya.
Subdirektorat Serealia Lainnya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria, dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
budidaya serealia lainnya.
Subdirektorat Serealia Lainnya terdiri dari :
- Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya
- Seksi Pengembangan Serealia Lainnya
Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya
Seksi Intensifikasi Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman,
kriteria dan prosedur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
intensifikasi budidaya serealia lainnya.
Seksi Pengembangan Serealia Lainnya
Seksi Pengembangan Serealia Lainnya mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, norma,
pedoman, kriteria, dan prosdur, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang pengembangan budidaya serealia lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 16
5. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan
direktorat.
2.7. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2012
Penetapan sasaran Program Peningkatan Produksi, dan Produktivitas padi
jagung dan serealia lain untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan selama periode tahun 2010 - 2014 yang menjadi tanggung
jawab Direktorat Budidaya Serealia yang didanai dari APBN dan didasarkan
pada kondisi lingkungan strategis, sumberdaya yang tersedia dan tren
pertumbuhan selama periode lima tahun sebelumnya.
Untuk mencapai target kegiatan, pada tahun 2012 produksi padi diproyeksikan
mencapai 67,83 juta ton gabah kering giling (GKG) dan jagung 18,86 juta ton
pipilan kering.
Sasaran produksi tahun 2012 untuk padi dan jagung merupakan angka
sasaran revisi dari sasaran sebelumnya. Hal tersebut berdasarkan evaluasi
secara komprehensif dengan memperhatikan kinerja pembangunan tanaman
pangan beberapa periode yang lalu, kendala yang dihadapi, serta potensi
sumberdaya yang dimiliki dengan tetap mengacu pada pencapaian surplus
beras 10 juta ton pada tahun 2014 dan pencapaian swasembada jagung
berkelanjutan.
Keberhasilan Direktorat Budidaya Serealia melaksanakan visi dan misinya
diukur dari beberapa indikator, yaitu: Peningkatan produktivitas yang
merupakan salah satu indikator peningkatan produksi. Untuk mempercepat
peningkatan produktivitas padi, juga dilaksanakan optimalisasi produktivitas
padi dilahan sawah, dan lahan kering melalui diseminasi penggunaan benih
varietas unggul bermutu produksi tinggi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 17
Tabel 1. Sasaran Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2010 - 2014
Sumber: Direktorat Budidaya Serealia
2.8. Penetapan Kinerja (PK) tahun 2012
Perjanjian Kerja berupa Pernyataan Penetapan Kinerja Tahun 2012 antara
Direktur Budidaya dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan
lampirannya dapat dilihat pada lampiran 6.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
1. Produksi Padi Tahun 2012
Produksi padi tahun 2012 (ARAM II) diperkirakan sebesar 68,96 juta ton gabah
Kering Giling (GKG), mengalami peningkatan sebanyak 3,20 juta ton (4,87%)
dibandingkan tahun 2011. Peningkatan produksi padi tahun 2012 tersebut
diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 2,08 juta ton, dan di luar Jawa sebesar 1,11
juta ton. Peningkatan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas
panen seluas seluas 268,01 ribu hektar (2,03 persen) dan produkivitas sebesar
1,39 ku/ha (2,79%).
Tabel 2. Pencapaian Produksi Padi Tahun 2012
Pada tahun 2012 terjadi kenaikan produksi sebesar 3,20 juta ton GKG atau
(4,87%), kenaikan ini terjadinya karena kenaikkan luas panen sebesar 268 ribu
ha ( 2,03%) dan kenaikkan produktivitas sebesar 1,38 ku/ha atau (2,78%) dari
tahun 2011. Jika dibandingkan dengan sasaran, produksi padi tahun 2012 sudah
mencapai 101,67% atau naik sebesar 1,131 juta ton GK, produktivitas juga sudah
melebihi sasaran sebesar 102,17% atau 1,09 ku/ha, sedangkan luas panen
hanya mencapai 99,51% atau kurang 66.735 ha.
Apabila dilihat dari peran Jawa dan Luar Jawa terhadap produksi nasional, maka
tahun 2012 pulau jawa menyumbang 36,493 juta ton (52,92%) dan luar Jawa
32,462 juta ton (47,07%). Peran pulau Jawa tahun 2011 sebesar 52,32% serta
tahun 2010 sebesar 54,72% maka ada kecenderungan peran pulau jawa turun,
sedangkan luar jawa juga naik.
No ATAP 2011 Sasaran 2012 ARAM II 2012
(1) (3) (4) (5) Absolut % Absolut %
1. Luas Panen (Ha) 13.203.643 13.538.388 13.471.653 268.010 2,03 (66.735) 99,51
2. Produktivitas (Ku/Ha) 49,80 50,10 51,19 1,38 2,78 1,09 102,17
3. Produksi (Ton GKG) 65.756.904 67.824.692 68.956.292 3.199.388 4,87 1.131.600 101,67
Uraian (5) : (3) (5) : (4)
(2)
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 19
Tabel 2. Perkembangan Peningkatan Produksi Padi Tahun 2012
Luas Panen padi pada tahun 2012 secara nasional meningkat 268 ribu ha atau
(2,03%) dari luas panen pada tahun 2011. Peningkatan luas panen ini terjadi di
25 provinsi dengan peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu
seluas 78ribu ha, sedangkan penurunan luas terendah terjadi di Provinsi DKI
Jakarta seluas 130 ha.
Apabila kita lihat per pulau, maka di pulau Sumatera terjadi peningkatan luas
panen sebesar 52 ribu ha (1,53%), Jawa mengalami peningkatan seluas 64 ribu
ha (1,041%), Bali dan Nusa Tenggara meningkat 9.319u ha (1,22%), Kalimantan
meningkat seluas 33 ribu ha (2,58%), Sulawesi meningkat 100 ribu ha (6,79%)
dan Maluku dan Papua juga meningkat 8.202 ha (10,86%) dari tahun 2011.
Produktivitas rata-rata nasional tahun 2012 meningkat 1,39 ku/ha (2,79%) dari
pencapaian produktivitas tahun 2011. Namun demikian bila kita lihat secara lebih
rinci, terdapat 11 provinsi yang mengalami penurunan produktivitas. Peningkatan
produktivitas absolut tertinggi terjadi di provinsi Jawa Timur (6,22 ku/ha); NTT
(4,55 ku/ha), DKI Jakarta (4,39 ku/ha), DI. Yogyakarta (4,36 ku/ha), Papua Barat
(3,95 ku/ha), Kepulaian Riau (3,02 Ku/Ha), Jawa Tengah (2,85 Ku/Ha), Bengkulu
(1,74 Ku/Ha), Banten (1,71 Ku/Ha) dan Sumatera Selatan (1,02 Ku/Ha);.
Penurunan produktivitas tertinggi terjadi di Gorontalo (3,22 ku/ha), Kepulauan
bangka Belitung 91,14 Ku/Ha) dan Sulawesi Tengah (1,08 ku/ha).
Absolut % Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
A. Luas Panen (000 ha)
- Jawa 6.358 6.165 6.229 (193) -3,04 64 1,04
- Luar Jawa 6.894 7.038 7.242 144 2,09 204 2,90
- Indonesia 13.253 13.203 13.471 (50) -0,38 268 2,03
B. Produktivitas (ku/ha)
- Jawa 57,21 55,81 58,58 (1,40) -2,45 2,77 4,96
- Luar Jawa 43,65 44,54 44,82 0,89 2,04 0,28 0,63
- Indonesia 50,15 49,80 51,19 (0,35) -0,70 1,39 2,79
C. Produksi (000 ton)
- Jawa 36.374 34.404 36.493 (1.970) -5,42 2.089 6,07
- Luar Jawa 30.094 31.352 32.462 1.258 4,18 1.110 3,54
- Indonesia 66.469 65.756 68.956 (713) -1,07 3.200 4,87
Perkembangan2010 -2011 2011-2012
Tahun
ATAP
2010
ATAP
2011
ARAM II
2012
UraianNo
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 20
2. Produksi Jagung Tahun 2012
Produksi jagung tahun 2012 berdasarkan data Angka Ramalan (ARAM) II Badan
Pusat Statistik (BPS) diperkirakan sebesar 18,96 juta ton pipilan kering,
meningkat sebanyak 1,32 juta ton (7,47 persen) dibandingkan tahun 2011.
Peningkatan produksi jagung tahun 2012 tersebut diperkirakan terjadi di Jawa
sebesar 0,88 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,44 juta ton. Peningkatan
produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen seluas 101,89 ribu
hektar (2,64 persen) dan produktivitas sebesar 2,15 kuintal/hektar (4,71 persen).
Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Menurut
Wilayah, 2010 - 2012
Perkiraan peningkatan produksi jagung tahun 2012 yang relatif besar terdapat di
Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
dan Sumatera Utara. Sementara itu, perkiraan penurunan produksi jagung tahun
2012 yang relatif besar terdapat di Provinsi Lampung, Sulawesi Tengah, Sumatera
Selatan, Aceh, dan Banten.
Peningkatan produksi jagung tahun 2012 sebesar 1,32 juta ton (7,47 persen) terjadi
pada subround Januari – April dan Subround Mei – Agustus masing-masing
sebesar 1,56 juta ton (19,27 persen) dan 0,37 juta ton ( 7,20 persen). Sementara
itu, pada subround September – Desember, produksi jagung di perkirakan
mengalami penurunan sebesar 0,61 juta ton (13,76 persen) dibandingkan dengan
produksi pada subround yang sama tahun 2011.
ARAM II Absolut % Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. Luas Panen (ha)
- Jawa 2.138.864 1.945.744 2.024.998 (193.120) (9,03) 79.254 4,07
- Luar Jawa 1.992.812 1.918.948 1.941.581 (73.864) (3,71) 22.633 1,18
- Indonesia 4.131.676 3.864.692 3.966.579 (266.984) (6,46) 101.887 2,64
B. Produktivitas (ku/ha)
- Jawa 46,49 48,65 51,10 2,16 4,65 2,45 5,04
- Luar Jawa 42,07 42,61 44,36 0,54 1,28 1,75 4,11
- Indonesia 44,36 45,65 47,80 1,29 2,92 2,15 4,71
C. Produksi (ton)
- Jawa 9.944.154 9.466.866 10.348.741 (477.288) (4,80) 881.875 9,32
- Luar Jawa 8.383.482 8.176.384 8.612.904 (207.098) (2,47) 436.520 5,34
- Indonesia 18.327.636 17.643.250 18.961.645 (684.386) (3,73) 1.318.395 7,47
URAIAN 2010 20112012
Perkembangan
2010 - 2011 2011 - 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 21
Tabel 4. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagun Menurut Subround, 2010 - 2012
Untuk kondisi pertanaman jagung per pulau dapat digambarkan sebagai berikut :
Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar dalam produksi jagung Indonesia
(mencapai 54,58 %), disusul berturut-turut Sumatera (21,30 %), Sulawesi (15,32
%), Bali, NTB dan NTT (6,98 %), Kalimantan (1,53 %) dan terakhir Papua dan
Maluku (0,29 %).
Daerah sentra produksi jagung ada 10 provinsi; yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Lampung, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Gorontalo,
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Sumatera Barat.
Pulau Jawa sebagai penyumbang produksi jagung terbesar di Indonesia diwakili
oleh 3 provinsi sebagai sentra, yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa
Barat; dengan prosentase kontribusi produksi jagung di daerah sentra di Pulau
Jawa sebesar 96,68 % terhadap produksi jagung total di Pulau Jawa; sedangkan
terhadap produksi jagung nasional, tiga provinsi sentra di Pulau Jawa ini
berkontribusi sebesar 52,76 %.
Pulau Sumatera memiliki 3 provinsi sentra, yaitu Provinsi Sumatera Utara,
Lampung dan Sumatera Barat; dengan kontribusi tiga 3 provinsi sentra tersebut
terhadap produksi Pulau Sumatera sebesar 89,15 %; sedangkan kontribusi tiga
provinsi sentra tersebut terhadap produksi nasional sebesar 18,99%. Pulau
Sulawesi diwakili oleh 3 provinsi, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Gorontalo dan
Sulawesi Utara dengan kontribusi terhadap Pulau Sulawesi sebesar 88,10 % dan
kontribusinya terhadap nasional sebesar 13,50 %. Sedangkan Pulau Bali dan Nusa
Tenggara diwakili oleh 2 provinsi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa
ARAM II Absolut % Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. Luas Panen (ha)
- Januari - April 2.145.402 1.933.271 2.082.145 (212.131) (9,89) 148.874 7,70
- Mei - Agustus 1.139.180 1.111.613 1.129.705 (27.567) (2,42) 18.092 1,63
- September - Desember 847.094 819.808 754.729 (27.286) (3,22) (65.079) (7,94)
- Januari - Desember 4.131.676 3.864.692 3.966.579 (266.984) (6,46) 101.887 2,64
B. Produktivitas (ku/ha)
- Januari - April 42,29 41,87 46,37 (0,42) (1,00) 4,50 10,75
- Mei - Agustus 45,26 46,01 48,53 0,75 1,65 2,52 5,49
- September - Desember 48,39 54,10 50,68 5,71 11,80 (3,42) (6,32)
- Januari - Desember 44,36 45,65 47,80 1,29 2,92 2,15 4,71
C. Produksi (ton)
- Januari - April 9.072.681 8.094.067 9.654.158 (978.614) (10,79) 1.560.091 19,27
- Mei - Agustus 5.155.916 5.114.140 5.482.529 (41.776) (0,81) 368.389 7,20
- September - Desember 4.099.039 4.435.043 3.824.958 336.004 8,20 (610.085) (13,76)
- Januari - Desember 18.327.636 17.643.250 18.961.645 (684.386) (3,73) 1.318.395 7,47
2010 - 2011 2011 - 2012URAIAN 2010 20112012
Perkembangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 22
Tenggara Timur dengan kontribusi terhadap Pulau Bali dan Nusa Tenggara
sebesar 95,14 %; sedangkan kontribusi Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur terhadap produksi jagung nasional sebesar 6,64 %.
Tabel 5. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung per Pulau Berdasarkan ARAM II 2012
Tabel 6. Perkembangan Kondisi Produksi Jagung di Provinsi Sentra Tahun 2006 –
2012
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa dari tahun 2008 – 2012 daerah
sentra jagung Indonesia terdapat di 10 provinsi dari 4 pulau, yaitu Pulau Jawa,
Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Fluktuasi dan kontribusi produksi terbesar
berkisar di 10 provinsi tersebut. Produksi dari provinsi-provinsi sentra tersebut
berkontribusi sebesar 89,58 % dari seluruh produksi jagung nasional tahun 2012
(ARAM II ).
1 JAWA 2.024.998 51,10 10.348.741
2 BALI, NTB & NTT 378.631 34,94 1.323.084
3 SUMATERA 794.476 50,84 4.039.382
4 KALIMANTAN 73.523 39,44 289.965
5 SULAWESI 672.831 43,17 2.904.691
6 PAPUA & MALUKU 22.120 25,22 55.782
1.941.581 44,36 8.612.904
3.966.579 47,80 18.961.645
PRODUKTIVITAS
(ku/ha)
PRODUKSI
(ton)
LUAR JAWA
INDONESIA
NO LOKASILUAS PANEN
(ha)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Jawa Timur 5.053.107 5.266.720 5.587.318 5.443.705 5.995.001
2 Jawa Tengah 2.679.914 3.057.845 3.058.710 2.772.575 2.990.600
3 Lampung 1.809.886 2.067.710 2.126.571 1.817.906 1.750.902
4 Sulawesi Selatan 1.195.691 1.395.742 1.343.044 1.420.154 1.457.879
5 Sumatera Utara 1.098.969 1.166.548 1.377.718 1.294.645 1.369.090
6 Jawa Barat 639.822 787.599 923.962 945.104 1.019.455
7 Nusa Tenggara Barat 196.263 308.863 249.005 456.915 641.489
8 Nusa Tenggara Timur 673.112 638.899 653.620 524.638 617.353
9 Gorontalo 753.598 569.110 679.167 605.782 661.250
10 Sumatera Barat 351.843 404.795 354.262 471.849 481.024
Sentra 14.454.213 15.665.840 16.355.387 15.755.284 16.986.055
Nasional 16.317.252 17.629.748 18.327.636 17.643.250 18.961.645
88,58 88,86 89,24 89,30 89,58
ProduksiProvinsiNo.
Prod
Prosentase
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 23
Peringkat produsen jagung selama beberapa tahun tidak banyak berubah. Namun
berdasarkan ARAM II 2012 dibanding ATAP 2011, Sumatera Barat dan Gorontalo
serta Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur mengalami perubahan
urutan peringkat produksi. Kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Kondisi Produksi Jagung di Provinsi Sentra berdasarkan ATAP 2011 Dibanding ARAM II 2012
Berdasarkan hasil ARAM II 2012 Badan Pusat Statistik (BPS) dibanding ATAP
2011, diketahui bahwa :
a. Terdapat 15 provinsi yang mengalami penurunan luas panen yaitu Aceh,
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI
Jakarta, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Tengah, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
1 2 3 4 6 4
1 SUMATERA UTARA 1.294.645 7,34 1.369.090 7,22
2 SUMATERA BARAT 471.849 2,67 481.024 2,54
3 LAMPUNG 1.817.906 10,30 1.750.902 9,23
3.584.400 89,01 3.601.016 89,15
4.026.802 22,82 4.039.382 21,30
4 JAWA BARAT 945.104 5,36 1.019.455 5,38
5 JAWA TENGAH 2.772.575 15,71 2.990.600 15,77
6 JAWA TIMUR 5.443.705 30,85 5.995.001 31,62
9.161.384 96,77 10.005.056 96,68
9.466.866 53,66 10.348.741 54,58
7 NUSA TENGGARA BARAT 456.915 2,59 641.489 3,38
8 NUSA TENGGARA TIMUR 524.638 2,97 617.353 3,26
981.553 93,82 1.258.842 95,14
1.046.159 5,93 1.323.084 6,98
9 SULAWESI SELATAN 1.420.154 8,05 1.371.512 7,23
10 GORONTALO 605.780 3,43 670.178 3,53
2.025.934 72,95 2.041.690 70,29
2.777.242 15,74 2.904.691 15,32
277.147 1,57 289.965 1,53
49.034 0,28 55.782 0,29
8.176.384 46,34 8.612.904 45,42
15.753.271 89,29 16.906.604 89,16
17.643.250 100,00 18.961.645 100,00INDONESIA
JAWA
BALI + NUSTENG
SULAWESI
MALUKU & PAPUA
TOTAL SENTRA
SUMATERA
TOTAL SENTRA DI SUM ATERA
LUAR JAWA
TOTAL SENTRA DI JAWA
TOTAL SENTRA DI BALI & NT
TOTAL SENTRA DI SULAWESI
KALIMANTAN
NO Provinsi ATAP 2011 %ARAM II
2012%
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 24
b. Terdapat 6 provinsi yang mengalami penurunan produktivitas yaitu Provinsi
Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah.
Sulawesi Selatan.
c. Terdapat 11 provinsi yang mengalami penurunan produksi, yaitu Provinsi Aceh,
Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten,
Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua.
Tabel 8. Provinsi yang Mengalami Penurunan Luas Panen berdasarkan ATAP
2011 dibanding ARAM II 2012
Produktivitas jagung tertinggi dicapai Provinsi Jawa Barat sebesar 68,63 ku/ha,
disusul Sumatera Barat 65,85 ku/ha, Sumatera Utara 55,44 ku/ha, sementara
produktivitas jagung terendah dijumpai di Papua Barat dengan produktivitas
hanya 17,10 ku/ha. Dari pencapaian produktivitas tahun 2012, terdapat 6 provinsi
dengan produktivitas di atas 50,00 ku/ha, 7 provinsi dengan produktivitas 45,17 –
48,51 ku/ha, 9 provinsi dengan produktivitas 31,69 – 39,60 ku/ha; dan sisanya 11
provinsi dengan produktivitas jagung dibawah 30,00 ku/ha.
ATAP 2011 ARAM II 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 ACEH 41.853 41.509 (344) (0,82)
2 SUMATERA UTARA 255.291 246.966 (8.325) (3,26)
3 RIAU 14.139 13.417 (722) (5,11)
4 KEP. RIAU 434 412 (22) (5,07)
5 SUMATERA SELATAN 32.965 28.354 (4.611) (13,99)
6 LAMPUNG 380.917 360.920 (19.997) (5,25)
725.599 691.578 (34.021) (4,69)
7 DKI JAKARTA 12 6 (6) (50,00)
8 BANTEN 4.600 3.068 (1.532) (33,30)
4.612 3.074 (1.538) (33,35)
9 BALI 22.739 21.574 (1.165) (5,12)
10 NUSA TENGGARA TIMUR 246.893 240.107 (6.786) (2,75)
269.632 261.681 (7.951) (2,95)
11 KALIMANTAN BARAT 45.593 45.062 (531) (1,16)
45.593 45.062 (531) (1,16)
12 SULAWESI TENGAH 41.218 38.832 (2.386) (5,79)
41.218 38.832 (2.386) (5,79)
13 MALUKU UTARA 12.733 12.181 (552) (4,34)
14 PAPUA 3.825 3.569 (256) (6,69)
15 PAPUA BARAT 1.278 1.271 (7,0) (0,55)
17.836 17.021 (815) (4,57)
1.099.878 1.054.174 (45.704) (4,16)
1.104.490 1.057.248 (47.242) (4,28)
No. ProvinsiLuas Panen (ha)
Absolut %
MALUKU & PAPUA
LUAR JAWA
INDONESIA
SUMATERA
JAWA
BALI + NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 25
Tabel 9. Provinsi yang Mengalami Penurunan Produksi Berdasarkan ATAP 2011 Dibanding ARAM II 2012
Penurunan produksi yang terjadi di 11 provinsi pada umumnya akibat
menurunnya luas panen yang terjadi di 15 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara,
Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Bali,
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara,
Papua, dan Papua Barat.
Berdasarkan data dan hasil yang dicapai tersebut, maka dilakukan monitoring
yang sebagian besar ditujukan pada daerah sentra, kemudian diprioritaskan ke
daerah yang mengalami penurunan produksi berdasarkan Hasil ARAM II 2012.
ATAP 2011 ARAM II 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 ACEH 168.861 158.673 (10.188) -6,03
2 RIAU 33.197 31.735 (1.462) -4,40
3 KEP. RIAU 923 881 (42) -4,55
4 SUMATERA SELATAN 125.688 112.291 (13.397) -10,66
5 LAMPUNG 1.817.906 1.750.902 (67.004) -3,69
2.146.575 2.054.482 (92.093) (4,29)
6 DKI JAKARTA 23 11 (12) -52,17
7 BANTEN 13.863 9.722 (4.141) -29,87
13.886 9.733 (4.153) (29,91)
8 BALI 64.606 64.242 (364) -0,56
64.606 64.242 (364) (0,56)
9 KALIMANTAN BARAT 160.819 160.226 (593) -0,37
160.819 160.226 (593) (0,37)
10 SULAWESI TENGAH 161.810 147.236 (14.574) -9,01
161.810 147.236 (14.574) -9,01
11 PAPUA 6.885 6.479 (406) -5,90
6.885 6.479 (406) -5,90
2.540.695 2.432.665 (108.030) -4,25
2.554.581 2.442.398 (112.183) -4,39INDONESIA
BALI
KALIMANTAN
SULAWESI
PAPUA
LUAR JAWA
Produksi (ton)Absolut %
SUMATERA
JAWA
No. Provinsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 26
Tabel 10. Perkembangan Peringkat Produksi Jagung ATAP 2011 dibanding ARAM II Tahun 2012
Dalam urutan peringkat produsen jagung terjadi perubahan peringkat di 15
provinsi dari 33 provinsi. Provinsi Jawa Timur masih tetap menduduki peringkat
pertama dalam produksi jagung nasional, yaitu sebesar 5.995.001 ton pipilan
kering (PK) dengan kontribusi 31,62%. Provinsi Jawa Tengah, Lampung,
Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Gorontalo masih menduduki
peringkat yang sama pada ATAP 2011.
Provinsi Nusa Tenggara Barat bertukar posisi peringkat yaitu kontribusinya
meningkat dari peringkat 10 pada tahun 2011 dengan kontribusi 2,59% menjadi
peringkat ke 8 dengan kontribusi 3,38%, menggeser Provinsi Nusa Tenggara
Timur dengan kontribusi 3,26% pada tahun 2012.
Ton % Ton %
1 JAWA TIMUR 5.443.705 30,85 JAWA TIMUR 5.995.001 31,62
2 JAWA TENGAH 2.772.575 15,71 JAWA TENGAH 2.990.600 15,77
3 LAMPUNG 1.817.906 10,30 LAMPUNG 1.750.902 9,23
4 SULSEL 1.420.154 8,05 SULSEL 1.457.879 7,69
5 SUMUT 1.294.645 7,34 SUMUT 1.369.090 7,22
6 JAWA BARAT 945.104 5,36 JAWA BARAT 1.019.455 5,38
7 GORONTALO 605.782 3,43 GORONTALO 661.250 3,49
8 NTT 524.638 2,97 NTB 641.489 3,38
9 SUMBAR 471.849 2,67 NTT 617.353 3,26
10 NTB 456.915 2,59 SUMBAR 481.024 2,54
11 SULUT 438.504 2,49 SULUT 439.836 2,32
12 DI YOGYAKARTA 291.596 1,65 DI YOGYAKARTA 333.952 1,76
13 ACEH 168.861 0,96 KALBAR 160.226 0,85
14 SULTENG 161.810 0,92 ACEH 158.673 0,84
15 KALBAR 160.819 0,91 SULTENG 147.236 0,78
16 Provinsi Lain 668.387 3,79 Provinsi Lain 737.679 3,89
17.643.250 100,00 TOTAL 18.961.645 100,00
ARAM II 2012No. Provinsi
ATAP 2011
TOTAL
Provinsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 27
3. Pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2012
Realisasi pelaksanaan SL-PTT Padi dan Jagung tahun 2012 berdasarkan laporan
yang masuk sampai dengan 10 Januari 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Sasaran dan Realisasi Tanam, Panen, Produktivitas, dan Produksi SL-PTT Padi dan Jagung Tahun 2012 (Laporan s.d.10 Januari 2013)
1 PADI NON HIBRIDA TANAM (HA) 2.701.900 2.593.936 96,00
PANEN (HA) 2.606.580 386.730 14,84
PRODUKTIVITAS (KU/HA) 57,70 61,20 106,06
PRODUKSI (TON) 15.041.173 2.366.788 15,74
2 PADI HIBRIDA TANAM (HA) 200.000 193.287 96,64
PANEN (HA) 193.080 19.980 10,35
PRODUKTIVITAS (KU/HA) 66,38 72,00 108,47
PRODUKSI (TON) 1.281.665 143.856 11,22
3 PADI LAHAN KERING TANAM (HA) 500.250 456.068 91,17
PANEN (HA) 482.700 12.657 2,62
PRODUKTIVITAS (KU/HA) 34,21 35,00 102,31
PRODUKSI (TON) 1.651.317 44.300 2,68
TANAM (HA) 3.402.150 3.243.291 95,33
PANEN (HA) 3.282.360 419.367 12,78
PRODUKTIVITAS (KU/HA) 54,76 60,92 111,25
PRODUKSI (TON) 17.974.155 2.554.943 14,21
3 JAGUNG HIBRIDA TANAM (HA) 200.000 197.041 98,52
PANEN (HA) 190.000 18.223 9,59
PRODUKTIVITAS (KU/HA) 65,00 52,98 81,51
PRODUKSI (TON) 1.235.000 96.545 7,82
Ket : Data yang tersaji merupakan hasil laporan daerah yang masuk sampai dengan 10 Januari 2012
REALISASI PERSEN
TOTAL PADI
NO KOMODITI URAIAN SASARAN
Realisasi tanam padi non hibrida seluas 2.593.936 ha atau mencapai 96,00% dari
sasaran 2.701.900 ha dan realisasi panen 386.730 ha, dengan produktivitas
sebesar 61,20 ku/ha dan produksi sebesar 2.366.788 ton.
Realisasi tanam padi hibrida sebesar 193.287 ha atau mencapai 96,64% dari
sasaran seluas 200.000 ha, sedangkan realisasi panen sebesar 19.9800 ha
dengan produktivitas72,00 ku/ha dan produksi sebesar 143.856 ton.
Realisasi tanam padi lahan kering sebesar 456.068 ha atau 91,17% dari sasaran
seluas 500.000 ha, realisasi panen seluas 12.657 ha dengan produktivitas
sebesar 35,00 ku/ha dan produksi sebesar 44.300 ton.
Realisasi tanam jagung hibrida seluas 197.041 ha atau 98,52% dari sasaran,
realisasi panen seluas 18.223 ha, dengan produktivitas sebesar 52,98 ku/ha dan
produksi 96.545 ton.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 28
Uraian Pelaksanaan SLPTT Padi dan Jagung Tahun 2012.
a. Pedoman Teknis SL-PTT Padi dan Jagung Tahun Anggaran 2012 yang
merupakan lampiran dari Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Nomor. 12/HK.310/C/2/2012 tanggal 7 Februari 2012 dikarenakan adanya
kebijakan perubahan sasaran areal tanam maka dilakukan Ralat Pedoman
Teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan pada tanggal
25 September 2012. Ralat pedoman teknis ini dilakukan karena adanya
kebijakan revisi terhadap sasaran produksi nasional tahun 2012 dan revisi
sasaran areal tanam SL-PTT dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 12. Sasaran Areal per Komoditas Sesuai Pedum dan Hasil Revisi
No.
Komoditi Sasaran Areal (Ha)
Sesuai
Pedum/Awal Hasil Revisi
1 Padi Inbrida Total 2.700.000
2.701.900
- Padi Inbrida Reguler 2.651.700
2.653.600
- Padi Inbrida Spesifik Lokasi
33.550
32.450
- Padi Inbrida Peningkatan IP
14.750
15.850
2 Padi Hibrida 300.000
200.000
3 Padi LahanKering 500.000
500.020
4 Jagung Hibrida 200.000
200.000
b. Sesuai Pedoman Teknis SL-PTT Padi Tahun 2012 bahwa pelaksanaan SL-
PTT Tahun 2012 sumber benihnya difasilitasi dari Bantuan Langsung Benih
Unggul (BLBU), Cadangan Benih Nasional (CBN) dan atau sember lainnya.
Dikarenakan bantuan benih BLBU pelaksanaannya dilakukan melalui
mekanisme tender di Pusat yang memerlukan waktu penyiapan administrasi
sehingga sampai dengan bulan Pebruari benih BLBU belum siap digunakan
untuk mendukung kegiatan SL-PTT. Dalam rangka mendukung percepatan
pelaksanaan kegiatan SL-PTT dikarenakan jadwal tanam di tingkat lapang
sudah dimulai dari bulan Pebruari, maka dikeluarkan kebijakan Direktur
Jenderal Tanaman Pangan tentang digunakannya benih CBN untuk
pelaksanaan SL-PTT melalui surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan No.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 29
132/PD.100/C/03/2012 tanggal 19 Maret 2012 hal penggunaan CBN untuk SL-
PTT. Penggunaan benih CBN ini diperuntukkan bagi pertanaman bulan Maret
sampai dengan bulan Mei 2012, sedangkan pertanaman setelah bulan Mei
sumber benihnya berasal dari BLBU. Kebijakan ini dipertegas melalu surat
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor: .278/PD.100/C/05/2012 tanggal 23
Mei 2012 perihal penghentian penyaluran benih CBN untuk SL-PTT.
c. Realisasi tanam SL-PTT padi inbrida seluas 2.593.936 ha atau mencapai
96,00% dari sasaran 2.701.900 ha. Areal yang tidak terealiasasi seluas
107.964 ha dengan rincian sebagai berikut :
- Kegiatan SL-PTT padi inbrida untuk Provinsi wilayah Sumatera tidak
terealisasi seluas 104.879 ha meliputi Aceh 1.428 ha, Riau 25.000
ha,Jambi 22.000 ha,Sumatera Selatan 10.000 ha dan Bengkulu 36.451 ha.
Tidak terealisasinya SL-PTT di wilayah Sumatera dikarenakan penyediaan
BLBU SL-PTT oleh PT. Hidayah Nur Wahana mengalami kendala dalam
penyaluran ke kelompok tani.
- Dikarenakan adanya permasalahan dalam penyediaan BLBU SL-PTT
khususnya di Paket I meliputi wilayah Sumatera (kecuali Lampung),
sebagai solusi apabila bantuan benih BLBU atau sumber lainnya tidak
tersedia, demikian juga jika benih bersertifikat yang berasal dari swadaya
petani tidak tersedia, maka dalam pelaksanaan SL-PTT dapat
menggunakan benih unggul (Nasional atau Lokal) secara swadaya dan
dalam pelaksanaannya harus atas persetujuan Dinas Kabupaten.
- Dalam pelaksanaan di tingkat lapang di beberapa lokasi sudah lewat
jadwal tanam, sehingga SL-PTT tetap tidak bisa dilaksanakan meskipun
sudah ada kebijakan penggunaan benih swadaya.
- Provinsi Sulawesi Tenggara tidak terealisasi 1.560 ha dikarenakan
Sulawesi Tenggara mendapat tambahan alokasi areal dari provinsi lainnya,
namun koordinasi dalam proses administrasi dan CPCL dari tingkat
provinsi ke kabupten kurang cepat sehingga jadwal tanam sudah lewat
dan kelompok tani yang memenuhi persyaratan tidak mencukupi, meskipun
potensi areal masih tersedia.
- Provinsi Sulawesi Barat tidak terealisasi 1.525 ha dikarenakan kurangnya
koordinasi antara provinsi dan Kabupaten sehinga realokasi antar
kabupaten tidak segera ditindaklanjuti.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 30
d. Realisasi tanam SLPTT padi hibrida seluas 193.287 ha atau mencapai 96,64%
dari sasaran seluas 200.000 ha. Areal yang tidak terealisasi seluas 22.269 ha
dengan rincian Aceh seluas 1.053 ha, Sumatera Utara 2.600 ha dan Sumatera
Selatan seluas 3.100 ha. Permasalahan tidak terealisasinya padi hibrida di tiga
provinsi wilayah Sumatera dikarenakan tidak tersedianya benih BLBU Padi
Hibrida, sementara petani tidak sanggup menyediakan secara swadaya karna
harga benih padi hibrida yang relatif mahal.
e. Realisasi tanam SLPTT padi lahan kering seluas 456.068 ha atau 91,17% dari
sasaran 500.25 ha. Areal yang tidak terealisasi seluas 44.182 ha terdiri dari :
- Kegiatan SL-PTT padi lahan kering untuk Provinsi wilayah Sumatera tidak
terealisasi seluas25.950 ha meliputi Aceh seluas 2.775 ha, Sumatera
Utara 3.500 ha, Sumatera Barat 10.000 ha, Riau 9.500 ha, jambi 175 ha.
Permasalahan tidak terealisasinya padi lahan kering di provinsi wilayah
Sumatera dikarenakan tidak tersedianya benih BLBU Padi Lahan Kering,
dan benih padi Ladang tidak tersedia di kios-kios saprodi.
- Kalimantan Selatan SL-PTT padi lahan kering tidak terealisasi 1.198 ha,
dikarenakan pada saat masuk jadwal tanam,benih BLBU yang diharapkan
petani belum disalurkan, sehingga petani menolak benih yang disalurkan
melampaui jadwal tanam dan tidak melaksanakan kegiatan SL-PTT padi
lahan kering.
- Kalimantan Timur SL-PTT padi lahan kering tidak terealisasi 7.745 ha,
dikarenakan kondisi iklim di Kalimantan Timur sampai dengan bulan
November belum turun hujan, sehingga petani tidak dapat melaksanakan
kegiatan SL-PTT dikawatirkan pertanaman baru bisa dilaksanakan
melampaui tahun 2012.
- Gorontalo SL-PTT padi lahan kering tidak terealisasi 3.384 ha karena benih
BLBU yang diharapkan petani belum disalurkan, sehingga petani menolak
benih yang disalurkan melampaui jadwal tanam dan tidak melaksanakan
kegiatan SL-PTT padi lahan kering.
- Papua Barat SL-PTT padi lahan kering tidak terealisasi 2.500 ha
dikarenakan usulan realokasi dari Papua Barat ke DI. Yogjakarta tidak
yang disetujui oleh Ditjen Anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 31
f. Produktivitas SLPTT jika dibandingkan dengan sasaran untuk padi inbrida
mencapai 106,25%, padi hibrida108,47%, padi lahan kering 102,31%.
Realisasi panen SL-PTT Padi 2012 keadaan sampai dengan Januari 2012
rata-rata masih dibawah sasaran, hal ini dikarenakan data laporan realisasi
panen dari daerah yang diterima sampai awal Januari masih sangat rendah
+12% dari total areal tanam, pelaksanaan SLPTT 2012 sebagian besar
mengalami mundur tanam karena musim kemarau yang cukup panjang. Hal ini
menyebabkan data panen belum semuanya dilaporkan dan data belum dapat
mewakili realisasi secara nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan
produktivitas non SL semuanya berada diatas rata-rata produktivitas non SL,
dengan kisaran 111%-134%.
Tabel 13. PerbandinganProduktivitas SLPTT Terhadap Sasarandan Non SL Tahun 2012
Sasaran Realisasi Non SL (4) thd (3) (4) thd (5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Padi Inbrida 57,70 61,02 52,85 105,75 115,46
2 Padi Hibrida 66,38 72,00 52,85 108,47 136,23
3 Padi Lahan Kering 34,21 35,00 33,29 102,31 105,14
4 Jagung Hibrida 65,00 52,98 47,80 81,51 110,84
Produktivitas (Ku/ha)No. Komoditi
Perbandingan (%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 32
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis terhadap akuntabilitas kinerja
Direktorat Budidaya Serealia tahun 2012, realisasi pelaksanaan kegiatan SL-PTT padi
dan jagung dibandingkan dengan sasaran untuk SL-PTT Padi Non Hibrida mencapai
96,00%, SL-PTT Padi Hibirda 96,64%, SL-PTT Padi Lahan Kering 91,17%, dan SL-
PTT Jagung Hibrida 98,52%.
Produktivitas SLPTT jika dibandingkan dengan sasaran untuk padi non hibrida
mencapai 106,06%, padi hibrida 108,47%, padi lahan kering 102,31% dan jagung
hibrida 81,51%. Sedangkan jika dibandingkan dengan produktivitas non SL semuanya
berada diatas rata-rata produktivitas non SL, dengan kisaran 105%-136%.
Produksi padi tahun 2012 (ARAM II) diperkirakan sebesar 68,96 juta ton gabah Kering
Giling (GKG), mengalami peningkatan sebanyak 3,20 juta ton (4,87%) dibandingkan
tahun 2011. kenaikan ini terjadinya karena kenaikkan luas panen sebesar 268 ribu ha
(2,03%) dan kenaikkan produktivitas sebesar 1,38 ku/ha atau (2,78%) dari tahun
2011. Jika dibandingkan dengan sasaran, produksi padi tahun 2012 sudah mencapai
101,67% atau naik sebesar 1,131 juta ton GK, produktivitas juga sudah melebihi
sasaran sebesar 102,17% atau 1,09 ku/ha, sedangkan luas panen hanya mencapai
99,51% atau kurang 66.735 ha.
Produksi jagung tahun 2012 berdasarkan data Angka Ramalan (ARAM) II Badan
Pusat Statistik (BPS) diperkirakan sebesar 18,96 juta ton pipilan kering, meningkat
sebanyak 1,32 juta ton (7,47 persen) dibandingkan tahun 2011. Peningkatan produksi
jagung tahun 2012 tersebut diperkirakan terjadi di Jawa sebesar 0,88 juta ton dan di
luar Jawa sebesar 0,44 juta ton. Peningkatan produksi diperkirakan terjadi karena
peningkatan luas panen seluas 101,89 ribu hektar (2,64 persen) dan produktivitas
sebesar 2,15 kuintal/hektar (4,71 persen).
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Direktorat Budidaya Serealia 33
\
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 1. Distribusi Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan
No.
Unit Kerja Golongan Honorer
Jumlah IV III II I
1 Direktur 1 - - - - 1
2 Subdit IRA 2 9 2 - - 13
3 Subdit THLK 2 5 4 - - 11
4 Subdit Jagung 1 9 2 1 - 13
5 Subdit Serla 2 6 - 1 - 9
6 Subbag TU 1 15 7 3 26
Total 9 44 15 2 3 73
Direktorat Budidaya Serealia 34
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 2. Dukungan Anggaran Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2012
Direktorat Budidaya Serealia 35
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lanjutan Lampiran 2
Direktorat Budidaya Serealia 36
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 3. Sasaran Produksi Luas Tanam, Luas Panen, dan Produktivitas
Komoditas Serealia Tahun 2010-2014
No Indikator/
Komoditas
Tahun Rata-Rata
(%) 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7 8
Produksi (ton)
1 Padi 66.680.000 70.599.317 67.824.692 72.063.735 76.567.719 3,31
2 Jagung 19.800.000 22.000.000 24.000.000 26.000.000 26.000.000 6,51
LuasTanam (ha)
1 Padi 12.602.000 13.413.000 14.023.605 14.593.134 15.306.448 4,74
2 Jagung 4.412.000 4.630.000 4.865.062 5.022.800 5.022.800 3,17
Luas Panen (ha)
1 Padi 12.002.000 13.129.720 13.538.388 14.088.212 14.776.845 5,04
2 Jagung 4.200.000 4.400.000 4.621.809 4.821.704 4.821.704 3,37
Direktorat Budidaya Serealia 37
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 4. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2012 Terhadap Sasaran
2011 Komoditas Padi, Jagung dan Serealia Lain
KOMODITAS
URAIAN SASARAN
2011
SASARAN
2012
%
PADI
Luas Tanam (juta ha) 13,41 14,05 4,77
Luas Panen (juta ha) 13,13 13,56 3,27
Produktivitas (ku/ha) 53,77 50,10 (6,83)
Produksi (juta ton GKG) 70,59 67,82 (3,92)
JAGUNG
Luas Tanam (juta ha) 4,63 4,87 5,18
Luas Panen (juta ha) 4,40 4,66 5,91
Produktivitas (ku/ha) 50,00 51,56 3,12
Produksi (juta ton PK) 22,00 24,00 9,09 Keterangan: GKG = Gabah Kering Giling; PK = Pipilan Kering
Direktorat Budidaya Serealia 38
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 5. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2012
No.
Kegiatan
Luas
Tanam
(ha)
Luas
Panen
(ha)
Provitas
(ku/ha)
Produksi
(ton)
1. Peningkatan Produktivitas 4.250.000 4.102.951 52,35 21.477.772
a. Kegiatan SRI 60.000 57.924 57,30 331.905
b. Kegiatan SL-PTT 3.400.000 3.282.360 54,76 17.974.155
- Padi Inbrida Reguler 2.290.275 2.211.031 56,62 12.518.332
- Padi Inbrida Model (APBN Murni) 48.300 46.629 70,57 329.066
- Padi Inbrida Model (APBNP) 361.425 348.920 62,87 2.193.775
- Padi Hibrida 200.000 193.080 66,38 1.281.665
- Padi Lahan Kering 500.000 482.700 34,21 1.651.317
c. GP3K 570.000 550.279 57,30 3.153.093
d. Pengamanan Pasca Panen 220.000 212.388 18.620
2. Perluasan Areal Tanam 574.400 554.526 33,04 1.831.943
a. Pencetakan Sawah Baru 102.000 98.471 40,00 393.883
b. Pencetakan Sawah Baru (BUMN) 100.000 96.540 0,00 - c. Optimasi Lahan 180.000 173.772 40,00 695.088
d. Pengelolaan Air (Kementan &Kemen PU) 192.400 185.743 40,00 742.972
3. Pengurangan 352.000 339.821 59,35 2.016.960
a. Serangan OPT 132.000 127.433 59,35 756.360
b. Konversi Lahan 220.000 212.388 59,35 1.260.600
4. Swadaya Murni Petani 9.211.205 8.902.151 50,00 44.514.977
JUMLAH 14.035.605 13.559.628 50,02 67.824.692
Direktorat Budidaya Serealia 39
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 6. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Jagung Tahun 2012
No.
Kegiatan Luas Tanam
(ha) Luas Panen
(ha) Produktivitas
(ku/ha) Produksi
(ton) A. Carry Over Ban Benih 2011
(Tanam Okt-Des 2011 dan Panen Jan-Mar 2012) 1 SLPTT 2011 82.692 78.557 65,00 510.623 2 BLBU 2011 32.000 30.400 60,00 182.400 3 CBN 2011
* Pengembangan 72.000 68.400 62,50 427.500
* Bencana Alam 34.000 32.300 47,50 153.425 4 Swadaya 1.785.895 1.728.746 49,59 8.572.855
Jumlah A 2.006.587 1.938.404 50,80 9.846.803 B. Program 2012
(Tanam Jan-Sep 2012 dan panen Apr-Des 2012) 1. SL-PTT 200.000 190.000 65,00 1.235.000 2. Optimalisasi Pengembangan Jagung Hibrida 116.666 110.833 62,50 692.704 4. CBN
* Jagung Hibrida 116.200 110.390 62,50 689.938
* Jagung Komposit 6.200 5.890 48,50 28.567 5. Kemitraan (Hibrida) 100.000 95.000 60,50 574.750 6. Swadaya (Jan-Sep 2011) 2.319.409 2.204.524 49,59 10.932.235
Jumlah B 2.858.475 2.716.637 52,10 14.153.197 Jumlah A + B 4.865.062 4.655.041 51,56 24.000.000
Direktorat Budidaya Serealia 40
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 7. Penetapan Kinerja Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2012
Direktorat Budidaya Serealia 41
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2012
Lampiran 8.
Direktorat Budidaya Serealia 42