La Finansial Fix

32
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (ASPEK FINANSIAL) Disusun Oleh: Kelompok : 8 (Delapan) Nama/NPM : 1. Dina Agusriani / 32412159 4. Sofyan Ali / 37412098 2. Indah Trisha Narasaki / 33412676 5. Taufik Akbar / 37412306 3. Sheila Hady / 36412965 Hari/Shift : Selasa/4 (Empat) Asisten Pembimbing : Brendy Wastu, S.T Nilai : Paraf Asisten : LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

description

Finansial

Transcript of La Finansial Fix

Page 1: La Finansial Fix

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS(ASPEK FINANSIAL)

Disusun Oleh:

Kelompok : 8 (Delapan)

Nama/NPM :

1. Dina Agusriani / 32412159 4. Sofyan Ali / 37412098

2. Indah Trisha Narasaki / 33412676 5. Taufik Akbar / 37412306

3. Sheila Hady / 36412965

Hari/Shift : Selasa/4 (Empat)

Asisten Pembimbing : Brendy Wastu, S.T

Nilai :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2015

Page 2: La Finansial Fix

MEMPELAJARI KELAYAKAN USAHA DAN FINANSIAL DALAM MENDIRIKAN PT FIRST FURNITURE

Dina Agusriani, Indah Trisha Narasaki, Sheila Hady, Sofyan Ali, dan Taufik Akbar.

Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok, [email protected], [email protected],

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAKSIFaktor banyaknya perusahaan baru yang muncul dipicu oleh

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Dengan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan, tentunya akan menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan yang berdiri, khususnya antara perusahaan yang sejenis. Namun, perusahaan yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya akan menyebabkan perusahaan mengalami keruntuhan. Salah satu faktor penting agar perusahaan dapat bertahan dan dapat tumbuh berkembang dalam persaingan antar perusahaan adalah terjaganya kondisi perekonomian perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dengan jangka yang panjang. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu pengambilan keputusan yang tepat agar perusahaan mampu bertahan dan bersaing serta tidak mengalami kerugian yaitu dengan melakukan analisa kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial.

Kata Kunci: Rak Puzzle Box, PT First Furniture, Investasi Awal, Modal Kerja, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Break Even Point.

(Daftar Pustaka 1990 – 2007)

Page 3: La Finansial Fix

PENDAHULUANFaktor banyaknya perusahaan baru yang muncul dipicu oleh perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Dengan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan, tentunya akan menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan yang berdiri, khususnya antara perusahaan yang sejenis. Namun, perusahaan yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya akan menyebabkan perusahaan mengalami keruntuhan. Salah satu faktor penting agar perusahaan dapat bertahan dan dapat tumbuh berkembang dalam persaingan antar perusahaan adalah terjaganya kondisi perekonomian perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dengan jangka yang panjang. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu pengambilan keputusan yang tepat agar perusahaan mampu bertahan dan bersaing serta tidak mengalami kerugian yaitu dengan melakukan analisa kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial.

Aspek terpenting dalam melakukan analisa kelayakan usaha adalah berupa hitung-hitungan keuangan. Berapa seluruh dana yang dibutuhkan oleh perusahaan baik modal untuk investasi maupun untuk modal kerja. Finansial merupakan administrasi yang mengelola urusan keluar masuknya uang pada sebuah institusi dalam periode waktu tertentu. Finansial sangat bergantung pada manajemen yang baik , terkontrol, dan dapat dipertanggung jawabkan pada semua pihak yang bersangkutan.

Analisa kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial dapat diaplikasiak pada perusahaan yang akan berdiri seperti PT First Furniture, perusahaan yang dalam usahanya memproduksi rak puzzle box. Harapan dengan dilakukannya analisa kelayakan usaha dari aspek ekonomi dan finansial ini perusahaan dapat mengetahui kelayakan dari usaha yang akan dilakukan dengan masa pengembalian model pada periode tertentu sehingga perusahaan dapat memperoeh keuntungan yang maksimal. Tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam laporan akhir ini adalah dapt mengetahui total nilai investasi awal dan modal kerja dalam membangun PT First Furniture, mengetahui berapa harga penjualan produk beserta presentase keuntungan dari produk rak puzzle box, dan mengetahui kapan suatu PT First Furniture akan balik modal, serta mengetahui layak atau tidak perusahaan berdiri.

TINJAUAN PUSTAKA

Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membuat barang jadi selain biaya material langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja langsung, serta beban biaya yang timbul sebagai akibatnya berlalunya waktu, antara lain biaya-biaya asuransi[2].

Depresiasi adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara yang sistematik dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penghitungan depresiasi terdiri dari harga

Page 4: La Finansial Fix

perolehan (cost) yang merupakan seluruh pengeluaran yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu asset sampai dengan aset tersebut siap digunakan. Masa manfaat (useful life) yang merupakan estimasi dari usia produktif dari suatu asset. Nilai sisa (salvage value) yang merupakan estimasi dari nilai asset pada akhir masa manfaat [1].

Harga pokok penjualan (HPP) bertujuan untuk mengetahui harga jual produk per unit berdasarkan pengeluaran atau ongkos-ongkos yang terjadi di dalam menentukan harga pokok, antara lain ongkos bahan langsung dan tidak langsung, ongkos buruh langsung atau tidak langsung, ongkos tidak langsung pabrik, ongkos komersil, dan ongkos pabrik[3].

Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang meperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang penerimaan kas (cash receipts) dan pembayaran-pembayaran kas (cash payment) dari suatu entitas selama suatu periode tertentu. Selain itu laporan arus kas dapat memasok informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang bisnis[4].

Jenis-jenis arus masuk kas dan arus keluar kas diantaranya adalah aktivitas arus kas operasi, adalah arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba rugi bersih. Aktivitas arus kas investasi adalah arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pegeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dari arus kas masa depan. Aktivitas arus kas pendanaan adalah arus kas aktivitas pendanaan yang diungkapkan secara terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal perusahaan[4].

Pengaturan investasi modal (proyek) yang efektif harus memperhatikan faktor-faktornya antara lain adanya usul-usul investasi, penaksiran aliran khas dari usul investasi, evaluasi aliran kas, memilih investasi sesuai dengan ukuran tertentu, dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek diterima. Proyeksi penilaian investasi meliputi perhitungan payback period, net present value, dan internal rate of return[3].

Periode pengembalian atau payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal atau investasi, dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) terhadap pengeluaran (expenses) per tahun. Periode pengembalian biasanya dinyatakan dalam jangka waktu pertahun. Bila aliran kas tiap tahun berubah-ubah, dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut:

An1 An - cf 1)-(n PP

1-n

1

Dimana Cf merupakan biaya pertama (investasi), An adalah Aliran kas netto per tahun dan n merupakan Tahun pengembalian[6] .

Page 5: La Finansial Fix

Net present value adalah suatu teknik capital budgeting, yang dalam mengukur profitibilitas rencana investasi proyek mempergunakan faktor nilai waktu uang. Kriteria nilai bersih sekarang (NPV) didasarkan atas dasar konsep diskonto semua arus kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) kenilai sekarang, kemudian dihitung angka bersihnya akan diketahui selisih dengan memakai dasar yang sama yaitu harga pasar saat ini. Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu nilai waktu dari uang dan selisih besar arus kas masuk dan keluar. Dalam investasi proyek apakah proyek tersebut layak atau tidak layak, dinyatakan oleh nilai net present value (NPV). Untuk NPV yang memberikan nilai positif atau lebih besar nol berarti proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, apabila NPV memberikan nilai negative atau lebih kecil nol berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi modal.Net present value proyek dapat dihitung dengan menggunakan rumus persamaan matematis berikut (Grant et.al, 1996):

n

0 t

n

0 t )I' - (1)o(C -

)I'(1(C)t NPV

Dimana NPV merupakan nilai sekarang netto, (C)t menunjukan aliran kas masuk tahun ke-t, (Co) menunjukan aliran kas keluar tahun ke-t, n menunjukan umur unit usaha hasil investasi, i adalah arus pengembalian dan t menunjukan waktu [6].

Seringkali diperlukan suatu analisis untuk menjelaskan apakah rencana proyek cukup menarik apabila dilihat dari segi tingkat pengembalian yang telah ditentukan. Prosedur yang lazim dipakai adalah mengkaji tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR), yaitu tingkat pengembalian yang menghasilkan NPV arus kas masuk sama dengan NPV arus kas keluar. Pada metode NPV analisis ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu besar pengembalian, kemudian dihitung nilai sekarang bersih (NPV) dari arus kas masuk dan keluar. Untuk IRR ditentukan nilai NPV=0, kemudian dicari berapa tingkat pengembalian untuk menghitung nilai IRR diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

)2i1(i 2 NPV -NPV1

NPV1 1i IRR

Menentukan nilai IRR dengan coba-coba adalah dengan cara pilih nilai discout rate yang dianggap mendekati nilai IRR yang sebenarnya, kemudian dihitung nilai NPV dari arus benefit dan cost. Jika menghasilkan nilai positif, berarti pengambilan nilai coba-coba terlalu rendah, kita coba lagi dengan nilai yang lebih tinggi. Jika nilai NPV negatif, berarti pengambilan nilai coba-coba terlalu tinggi. Pada hasil percobaan pertama untuk discount rate dilambangkan dengan (i1), sedangkan yang kedua dilambangkan (i2). Untuk NPV yang pertama ditandai dengan NPV1, yang kedua NPV2 dengan demikian kita memperoleh nilai NPV=0. Bila. IRR > tingkat pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return RRR), proyek diterima sedangkan bila IRR < tingkat pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return IRR), proyek ditolak [6].

Break even point (BEP) merupakan lama waktu sebuah gagasan dapat mengembalikan sebuah modal yang ditanam. Biaya-biaya untuk menentukan break event point adalah ongkos tetap dan ongkos variabel. Break even point adalah suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak

Page 6: La Finansial Fix

memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Pada keadaan itu keuntungan dan kerugian sama dengan nol. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel. Penerapan analisis break even point (BEP) pada permasalahan produksi biaya digunakan untuk menentukan tingkat produksi agar perusahaan berada pada titik impas[5].

METODOLOGI PENULISAN

Metodologi penulisan pada laporan akhir ini yaitu langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi masalah. Permasalahan yang terjadi yaitu perusahaan tidak mengetahui nilai investasi maupun modal kerja dalam membangun PT First Furniture, perusahaan belum mengetahui dengan jelas harga penjualan produk serta presentasi keuntungan produk rak puzzle box, perusahaan tidak mengetahui berapa lama PT First Furniture akan balik modal dan tidak mengetahui layak atau tidak perusahaan berdiri. Langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan. Tujuan penulisan laporan akhir ini yaitu perusahaan ingin mengetahui total nilai investasi awal dan modal kerja dalam membangun PT First Furniture, perusahaan ingin mengetahui harga penjualan produk beserta presentasi keuntungan dari produk rak puzzle box, kemudian perusahaan juga ingin mengetahui kapan suatu PT First Furniture akan balik modal serta ingin mengetahui layak atau tidak perusahaan berdiri. Langkah selanjutnya yaitu melakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka dilakukan berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan pembahsan untuk mendukung terselesaikannya penulisan laporan ini.

Langkah selanjutnya mengumpulkan data penunjang. Data penunjang yang digunakan yaitu harga komponen utama dan tambahan, jumlah mesin yang digunakan beserta harga mesin, total luas lantai produksi, perkantoran, fasilitas, dan harga tanah, serta perhitungan gaji tenaga kerja langsung dan tidak langsung (perkantoran dan non perkantoran. Langkah selanjutnya yaitu melakukan perhitungan. Perhitungan yang dilakukan secara bertahap, perhitungan pertama dilakukan dengan menghitung investasi yang terdiri dari 75% modal sendiri dan 25% dari pinjaman. Langkah selanjutnya, menghitung modal kerja yang terdiri daribiaya tetap dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Langkah selanjutnya, menghitung harga pokok penjualan produk untuk mengetahui besarnya keuntungan yang didapat perusahaan. Langkah selanjutnya, menghitung pembayaran hutang dan bungan bank yang dilakukan selama 5 tahun. Hal ini dilakukan selama 5 tahun dikarenakan perusahaan menargetkan balik modal selama 5 tahun. Langkah selanjutnya, menghitung presentase keuntungan yang diperoleh perusahaan. Langkah selanjutnya, menghitung kelayakan investasi yang terdiri dari perhitungan Payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan break even point (BEP). Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui layak atau tidaknya mendirikan perusahaan PT First Furniture. Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari tujuan penulisan yang ingin dicapai. Setelah itu membuat saran untuk perbaikan dalam penulisan laporan selanjutnya.

Page 7: La Finansial Fix

46

46

46

46

23

46

46

46

46

23

46

45

46

46

45

45

45

45

45

22

22

45

45

45

HASIL DAN PEMBAHASANHasil dan pembahasan dalam aspek finansial membutuhkan beberapa data

penunjang. Data penunjang tersebut seperti data komponen utama dan komponen tambahan rak puzzle box, ukuran mesin yang digunakan, harga pembelian mesin luas lantai produksi, perkantoran dan fasilitas, Ongkos Material Handling (OMH), gaji tenaga kerja langsung dan tak langsung. PT First Furniture akan didirikan di Jalan Raya Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tanah yang dijual seharga Rp 300.000,-/m2 dengan luas tanah sebesar 1400 m2. Berikut ini merupakan data-data penunjang untuk perhitungan aspek finansial pada PT First Furniture.

Tabel 1. Data Komponen UtamaNo. Komp

Nama Kompo

nen

Unit/Assy

Tipe Bahan

Gambar Dimensi Terima (cm)

Gambar Dimensi Pakai (cm)

Berat/ Unit (kg)

Harga/ Unit (Rp)

001Papan sekat tegak

1 Kayu

46x46x1,2 45x45x1,2

0,9 14.355

002Papan Sekat tengah

1 Kayu

46x46x1,2 45x45x1,2

0,7 14.355

003Papan Sekat atas

1 Kayu

46x23x1,2 45x22x1,2

0,4 7.018

004Papan Sekat bawah

1 Kayu

46x23x1,2 45x22x1,2

0,4 7.018

005 Papan alas 1 Kayu

46x46x1,2 45x45x1,2

0,9 14.355

006Papan

Samping

4 Kayu

46x46x1,2 45x45x1,2

0,5 14.355

Page 8: La Finansial Fix

Tabel 1 di atas menunjukan penjelasan mengenai komponen utama yang digunakan dalam pembuatan rak puzzle box. Komponen-komponen tersebut merupakan ukuran nyata pada produk rak puzzle box. Tabel 2 menunjukan data komponen tambahan produk rak puzzle box.

Tabel 2. Data Komponen TambahanNo.

KompNama

KomponenUnit/Assy

Tipe Bahan

Ukuran kemasan (cm)

Unit tersedia

Berat/ Unit (kg)

Harga/ Unit (Rp)

007 Gantungan 8 Besi 14x1 24 0,002 500008 Sekrup 33 Besi 5x5x2,5 50 0,001 160

Tabel 2 di atas menunjukan penjelasan mengenai komponen utama yang digunakan dalam pembuatan rak puzzle box. Semua komponen utama dan komponen tambahan diproses menggunakan mesin-mesin. Tabel 3 menunjukan harga pembelian mesin-mesin yang digunakan oleh PT First Furniture.

Tabel 3. Harga Pembelian MesinNo. Nama Mesin/Alat Proses Jumlah (Unit) Harga/Unit (Rp)1 Meja Fabrikasi Mengukur 5 400.0002 Mesin Jigsaw Memotong 8 350.0003 Mesin Serut Menyerut 8 600.0004 Mesin Bor Membuat Lubang 2 400.0005 Meja Assembling Memasang/Merakit 3 350.0006 Mini Forklift Material Handling 1 40.000.000Tabel 3 memberikan informasi jumlah mesin atau alat yang digunakan

perusahaan pada lantai produksi beserta harga perunitnya. Harga mesin atau alat yang paling mahal perunitnya yaitu mini forklift sedangkan yang paling murah adalah mesin jigsaw dan meja assembling. Harga-harga ini nantinya akan diperhitungkan dalam investasi awal PT First Furniture.

Data penunjang selanjutnya yaitu luas lantai produksi, perkantoran dan fasilitas. Tabel 4 menunjukan luas lantai produksi. Tabel 5 menunjukan luas lantai perkantoran.Tabel 6 menunjukan luas lantai fasilitas dan Tabel 7 menunjukan total luas lantai yang dibutuhkan PT First Furniture.

Tabel 4. Luas Lantai Produksi PT First FurnitureNo. Jenis Luas Lantai (m2)

1Luas Lantai Bahan Bakua. Luas Lantai Model Tumpukan 25,116b. Luas Lantai Model Rak 0,8476

2 Luas Lantai Mesin 1063 Luas Lantai Barang Jadi 45,5625

Total 177,5261

Tabel 5. Luas Lantai Perkantoran

No. Ruangan Jumlah Ukuran(m)

Luas(m2) Total

1 Direktur 1 4 x 4 16 162 Manager Pemasaran 1 3 x 4 12 123 Manager Keuangan 1 3 x 4 12 124 Manager HRD 1 3 x 4 12 125 Manager Produksi 1 3 x 4 12 126 Ruang Staff Kantor 1 6 x 12 72 727 Toilet Kantor 2 2 x 2 4 88 Ruang Rapat 1 4 x 6 24 24

Page 9: La Finansial Fix

9 Pantry 1 3 x 4 12 1210 Lobby Kantor 1 4 x 5 20 20

Jumlah 200Kelonggaran (100%) 200

Total 400

Tabel 6. Luas Lantai Fasilitas

No. Ruangan Jumlah Ukuran(m)

Luas(m2) Total

1 Tempat Ibadah 1 4 x 6 24 242 Toilet Pabrik 3 2 x 2 4 123 Parkiran 1 9 x 24 216 2164 Taman 1 5 x 10 12 505 Instalasi Listrik 1 2 x 4 8 86 Instalasi Air 1 2 x 3 6 67 Kantin 1 6 x 9 54 548 Pos Satpam 1 3 x 4 12 12

9 Tempat Pembuangan Sampah 1 3 x 4 12 12

10 Klinik Kesehatan 1 3 x 4 12 12Jumlah 406

Kelonggaran (100%) 406Total 812

Tabel 7. Total Luas LantaiNo Area Luas Lantai (m2)1 Produksi 177,52612 Perkantoran 4003 Fasilitas 812

Total 1389,526Tabel 7 memberikan informasi bahwa luas lantai terbesar diperuntukan

pada fasilitas karena banyak fasilitas ruangan yang dibutuhkan oleh perusahaan dan setiap ruangan tersebut membutuhkan area yang cukup besar. Berdasarkan Tabel 7 maka luas lahan minimum yang harus dipersiapkan untuk membangun PT First Furniture adalah sebesar 1389,526 m2.

Data penunjang terakhir yaitu gaji tenaga kerja langsung dan tak langsung. Tabel 8 menunjukan gaji dari tenaga kerja langsung dan Tabel 9 menunjukan gaji tenaga kerja tak langsung PT First Furniture.

Tabel 8. Gaji Tenaga Kerja Langsung PT First FurnitureDepartemen Fabrikasi

Nama Mesin/Jabatan Jumlah Operator

Gaji/bulan (Rp)

Total Gaji/bulan (Rp)

Meja Fabrikasi 5 1.500.000 7.500.000Mesin Jigsaw 8 1.500.000 12.000.000Mesin Serut 8 1.500.000 12.000.000Mesin Bor 2 1.500.000 3.000.000

Departemen Assembling

Nama Mesin/Jabatan Jumlah Operator

Gaji/bulan (Rp)

Meja Assembling 3 1.500.000 4.500.000Total 39.000.000

Page 10: La Finansial Fix

Tabel 9. Gaji Tenaga Kerja Tidak Langsung PT First Furniture

Jabatan Jumlah (orang) Gaji/bulan (Rp) Total Gaji/bulan

(Rp)Direktur 1 10.000.000 10.000.000Manager 4 6.000.000 6.000.000

Staff 15 1.400.000 21.000.000Jumlah (Rp) 55.000.000

Jabatan Jumlah (orang) Gaji/bulan (Rp) Total Gaji/bulan

(Rp)Satpam 2 1.400.000 2.800.000

Recepsionist 1 1.400.000 1.400.000Office Boy 4 1.400.000 5.600.000

Jumlah (Rp) 9.800.000Total (Rp) 54.800.000

Tabel 9 dan 10 memberikan informasi bahwa total gaji terbesar diperuntukan kepada tenaga kerja tak langsung. Hal tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja tak langsung lebih banyak dari pada tenaga kerja langsung. Jumlah tenaga kerja tak langsung adalah 22 orang dan tenaga kerja langsung 26 orang. Berdasarkan Tabel 8 dan 9 maka dapat diketahui total gaji keseluruhan yang akan diberikan kepada karyawan PT First Furniture selama sebulan adalah sebesar Rp. 93.800.000,00.

Berdasarkan data penunjang di atas, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan investasi awal. Perhitungan biaya investasi awal merupakan biaya yang akan dikeluarkan oleh pihak yang akan mendirikan suatu perusahaan meliputi tanah, bangunan terbuka, bangunan tertutup, dan aset perusahaan. Biaya investasi awal dipengaruhi oleh harga per unit, umur ekonomis, nilai sisa dan depresiasi. Tabel 10 menunjukan investasi awal pada PT First Furniture.

Tabel 10 Investasi AwalNo Komponen Biaya Investasi Jumlah Satuan Harga/Unit

(Rp)Total Harga

(Rp)Umur

(Tahun)Nilai Sisa

(Rp)Susut/Thn

(Rp)1 Tanah 1400 m2 Rp300,000.00 Rp420,000,000.00      2 Bangunan Tertutup 1073.526 m2 Rp1,000,000.00 Rp1,073,526,000.00 50 107352600 193234683 Bangunan Terbuka 326.474 m2 Rp300,000.00 Rp97,942,200.00 50 9794220 1762959.64

Mesin

Meja Fabrikasi 5 Unit Rp400,000.00 Rp2,000,000.00 5 200000 3600005 Mesin Jigsaw 8 Unit Rp350,000.00 Rp2,800,000.00 5 280000 5040006 Mesin Serut 8 Unit Rp600,000.00 Rp4,800,000.00 5 480000 8640007 Mesin Bor 2 Unit Rp400,000.00 Rp800,000.00 5 80000 1440008 Meja Assembling 3 Unit Rp350,000.00 Rp1,050,000.00 5 105000 1890009 Alat

angkut Mini Forklift 1 Unit Rp40,000,000.00 Rp40,000,000.00 5 4000000 7200000

10 Mobil Box 1 Unit Rp80,000,000.00 Rp80,000,000.00 5 8000000 1440000011

Ban

guna

n Te

rtutu

p

Meja Kantor 5 Unit Rp600,000.00 Rp3,000,000.00 3 300000 90000012 1 Set Meja & Kursi Staff 1 Set Rp7,500,000.00 Rp7,500,000.00 3 750000 225000013 Kursi Kantor 5 Unit Rp300,000.00 Rp1,500,000.00 3 150000 45000014 Laptop Kantor 5 Unit Rp5,000,000.00 Rp25,000,000.00 5 2500000 450000015 Laptop Staff 15 Unit Rp3,000,000.00 Rp45,000,000.00 5 4500000 810000016 Mesin Fotocopy All In One 1 Unit Rp7,000,000.00 Rp7,000,000.00 5 700000 126000017 Printer All In One Kantor 5 Unit Rp700,000.00 Rp3,500,000.00 5 350000 63000018 Peralatan ATK 1 Set Rp300,000.00 Rp300,000.00 3 30000 9000019 Lemari Kantor 5 Unit Rp600,000.00 Rp3,000,000.00 3 300000 90000020 Lemari Staff 4 Unit Rp1,200,000.00 Rp4,800,000.00 3 480000 144000021 Sofa Kantor 5 Unit Rp500,000.00 Rp2,500,000.00 3 250000 75000022 Ac Kantor 5 Unit Rp2,000,000.00 Rp10,000,000.00 5 1000000 1800000

Page 11: La Finansial Fix

23 Ac Staff 2 Unit Rp3,000,000.00 Rp6,000,000.00 5 600000 108000024 Meja Lobby 1 Unit Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00 3 200000 60000025 Meja Rapat 1 Unit Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00 3 200000 60000026 Kursi Rapat 10 Unit Rp200,000.00 Rp2,000,000.00 3 200000 60000027 Kursi Lobby 2 Unit Rp200,000.00 Rp400,000.00 3 40000 12000028 Kursi Tunggu 2 Unit Rp600,000.00 Rp1,200,000.00 3 120000 36000029 Ac Rapat 1 Unit Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00 5 200000 36000030 Proyektor 1 Unit Rp3,500,000.00 Rp3,500,000.00 5 350000 63000031 Papan Tulis 1 Unit Rp300,000.00 Rp300,000.00 3 30000 9000032 Layar Proyektor 1 Unit Rp200,000.00 Rp200,000.00 3 20000 6000033 Peralatan Pantry 1 Set Rp800,000.00 Rp800,000.00 3 80000 24000034 Peralatan Toilet 5 Set Rp200,000.00 Rp1,000,000.00 3 100000 30000035 Jam Dinding Kantor 7 Unit Rp20,000.00 Rp140,000.00 3 14000 4200036 Peralatan Mushola 1 Set Rp300,000.00 Rp300,000.00 3 30000 9000037 Peralatan Sholat 1 Set Rp200,000.00 Rp200,000.00 3 20000 6000038 Kursi Satpam 2 Unit Rp200,000.00 Rp400,000.00 3 40000 12000039 Jam Dinding Pos Satpam 1 Unit Rp20,000.00 Rp20,000.00 3 2000 600040 Peralatan Kebersihan 3 Set Rp300,000.00 Rp900,000.00 3 90000 27000041 CCTV 3 Unit Rp500,000.00 Rp1,500,000.00 5 150000 27000042 Monitor CCTV 1 Unit Rp1,000,000.00 Rp1,000,000.00 5 100000 18000043 Telepon 10 Unit Rp100,000.00 Rp1,000,000.00 5 100000 18000044 Tempat Sampah 7 Unit Rp50,000.00 Rp350,000.00 3 35000 10500045 Peralatan Ruang Kesehatan 1 Set Rp400,000.00 Rp400,000.00 3 40000 12000046 Alat Pemadam Kebakaran 2 Unit Rp100,000.00 Rp200,000.00 3 20000 6000047 Hydrant 1 Unit Rp300,000.00 Rp300,000.00 5 30000 5400048 Peralatan Kantin 1 Set Rp600,000.00 Rp600,000.00 3 60000 18000049 Meja Kantin 4 Unit Rp1,000,000.00 Rp4,000,000.00 3 400000 120000050 Kursi Kantin 4 Unit Rp400,000.00 Rp1,600,000.00 3 160000 48000051 Instalasi Air 1 Unit Rp3,000,000.00 Rp3,000,000.00 5 300000 54000052 Instalasi Listrik 1 Unit Rp6,000,000.00 Rp6,000,000.00 5 600000 108000053 Lampu-Lampu 1 Set Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00 5 200000 36000054 Alat Pelindung Diri 30 Set Rp500,000.00 Rp15,000,000.00 5 1500000 270000055 Instalasi Telepon & Internet 1 Set Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00 5 200000 36000056

Ban

guna

n Te

rbuk

a Pintu gerbang 1 Unit Rp4,000,000.00 Rp4,000,000.00 5 400000 72000057 Tanaman dan pohon 15 Unit Rp65,000.00 Rp975,000.00 5    58 Generator 1 Unit Rp40,000,000.00 Rp40,000,000.00 5 4000000 720000059 Lampu Jalan 8 Unit Rp600,000.00 Rp4,800,000.00 5 480000 86400060 Tempat sampah sedang 4 Unit Rp100,000.00 Rp400,000.00 5 40000 7200061 Tempat Sampah Besar 1 Unit Rp300,000.00 Rp300,000.00 5 30000 54000

TOTAL Rp1,948,803,200   Rp152,782,820 Rp90,224,428Modal Sendiri (75%) Rp1,461,602,400.00

Modal Pinjaman (25%) Rp487,200,800.00

Biaya investasi awal adalah biaya yang dibutuhkan sebelum kegiatan operasional dilakukan. Biaya investasi awal meliputi tanah, bangunan terbuka, bangunan tertutup, mesin-mesin, serta alat angkut yang digunakan untuk memproduksi produk rak puzzle box. Berdasarkan Tabel 10 Investasi Awal dapat diketahui besarnya biaya investasi awal yaitu sebesar Rp 1.948.803.200,-. Harga tanah didapatkan dari ringkasan luas lantai pada perusahaan yaitu sebesar Rp 420.000.000,- dengan luas tanah sebesar 1400 m2. Total luas tanah yang dibeli sudah termasuk dari luas lantai produksi, luas lantai perkantoran, serta luas lantai fasilitas. Total harga bangunan tertutup sebesar Rp 1.073.526.000,- dimana bangunan tertutup tersebut meliputi bangunan perkantoran, bangunan produksi, bangunan kantin, musholla, dan yang tertutup lainnya. Sedangkan total harga bangunan terbuka adalah sebesar Rp 97.942.200,- dimana yang meliputi bangunan

Page 12: La Finansial Fix

terbuka adalah parkiran, taman, instalasi air, instalasi listrik, serta tempat pembuangan sampah atau limbah. Total harga mesin didapat dari jumlah masing-masing mesin yang digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi rak puzzle box. Jumlah mesin yang digunakan didapatkan dari perhitungan MPPC yang telah dilakukan sebelumnya. Umur ekonomis merupakan periode waktu atas pemakaian aset dalam kegiatan produktif. Umur ekonomis terhadap bangunan adalah selama 50 tahun, umur ekonomis untuk mesin dan alat angkut adalah selama 5 tahun, serta umur ekonomis untuk peralatan pabrik adalah selama 1-3 tahun. Total Harga pada setiap komponen biaya investasi diperoleh dari perkalian antara jumlah dengan harga setiap satu unitnya. Total harga untuk meja fabrikasi adalah sebesar Rp 2.000.000,-. Nilai sisa diperoleh dari 10% pada total harga. Nilai sisa meja fabrikasi adalah sebesar Rp 200.000,-. Nilai susut setiap tahunnya diperoleh dari total harga dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomisnya. Nilai susut untuk meja fabrikasi adalah sebesar Rp 360.000,-. Modal sendiri diperoleh dari 75% dikalikan dengan total harga. Modal sendiri dari PT First Furniture yaitu sebesar Rp 1.461.602.400,-. Sedangkan modal pinjaman diperoleh dari 25% dikalikan dengan total harga. Modal pinjaman bank sebesar Rp 487.200.800,-. Biaya pinjaman dari bank nantinya akan dikembalikan dengan cara dicicil pada setiap tahunnya.

Tabel 11 Modal KerjaKomponen Biaya Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

A. Biaya Pra-Investasi Rp50,000,000A. Biaya Tetap1. PBB:- Tanah Rp 21,000,000.00 Rp 21,000,000.00 Rp 21,000,000.00 Rp 21,000,000.00 Rp 21,000,000.00 Rp 21,000,000.00- Bangunan Tertutup Rp 53,676,300.00 Rp 53,676,300.00 Rp 53,676,300.00 Rp 53,676,300.00 Rp 53,676,300.00 Rp 53,676,300.002. Penyusutan Rp 90,224,427.60 Rp 90,224,427.60 Rp 90,224,427.60 Rp 90,224,427.60 Rp 90,224,427.603. Tenaga Kerja Tak Langsung Perkantoran Rp 660,000,000.00 Rp 660,000,000.00 Rp 660,000,000.00 Rp 660,000,000.00 Rp 660,000,000.00

B. Biaya Variabel1. Biaya Bahan Langsung:- Papan Sekat Tegak Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00- Papan Sekat Samping Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00- Papan Sekat Atas Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00- Papan Sekat Bawah Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00 Rp 67,372,800.00- Papan Alas Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00 Rp 137,808,000.00- Papan Samping Rp 551,232,000.00 Rp 551,232,000.00 Rp 551,232,000.00 Rp 551,232,000.00 Rp 551,232,000.002. Biaya Bahan Tak Langsung:- Gantungan Rp 960,000.00 Rp 960,000.00 Rp 960,000.00 Rp 960,000.00 Rp 960,000.00- Sekrup Rp 1,267,200.00 Rp 1,267,200.00 Rp 1,267,200.00 Rp 1,267,200.00 Rp 1,267,200.003. Biaya Overhead Pabrik Rp 50,000,000.00 Rp 55,000,000.00 Rp 60,500,000.00 Rp 66,550,000.00 Rp 73,205,000.005. Gaji Tenaga Kerja Langsung Rp 468,000,000.00 Rp 468,000,000.00 Rp 468,000,000.00 Rp 468,000,000.00 Rp 468,000,000.00

6. Gaji T.K Tak Langsung non Perkantoran Rp 117,600,000.00 Rp 117,600,000.00 Rp 117,600,000.00 Rp 117,600,000.00 Rp 117,600,000.00

Total Modal Kerja Rp 124,676,300.00 Rp 2,562,129,527.60 Rp 2,567,129,527.60 Rp 2,572,629,527.60 Rp 2,578,679,527.60 Rp 2,585,334,527.60Modal Sendiri (75%) Rp 2,015,104,370.70Modal Pinjaman (25%) Rp 671,701,456.90

Modal kerja merupakan biaya yang harus dikeluaran dalam melakukan proses produksi dan merupakan pemasukan biaya selain dari investasi awal PT First Furniture. Perhitungan modal kerja terdiri dari biaya tetap dan biaya

Page 13: La Finansial Fix

variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak terpengaruhi oleh volume produksi, seperti PBB, tanah, bangunan, dan gaji tenaga kerja tak langsung langsung perkantoran. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang terkait dengan volume produksi, seperti biaya bahan langsung, biaya bahan tidak langsung, biaya overhead, gaji tenaga kerja langsung dan gaji tenaga kerja tidak langsung non perkantoran.

Perhitungan modal kerja dilakukan dari tahun ke 0 (nol) sampai pada tahun ke 5 (lima). Hal tersebut dilakukan karena perencanaan yang dilakukan perusahaan hanya untuk 5 tahun kedepan hingga perusahaan mendapatkan biaya balik modal. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan biaya pra-investasi sebesar Rp 50.000.000,-, hal tersebut meliputi perizinan pendirian usaha dan biaya pembebasan tanah di lokasi sekitar daerah Cirebon. Biaya tanah dari tahun ke 0 sampai tahun ke 5 adalah sebesar Rp 21.000.000,- yang didapat dari 0,05 dari total harga tanah keseluruhan. Biaya bangunan tertutup dari tahun ke 0 sampai tahun ke 5 adalah sebesar Rp 56.676.300,- didapat dari 0,05 dari total harga bangunan tertutup. Biaya penyusutan dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5 adalah sebesar Rp 90.224.427,60,- yang didapat dari total penyusutan pada tabel investasi awal. Biaya tenaga kerja tak langsug perkantoran diperoleh sebesar Rp 660.000.000,- setiap tahunnya dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5. Biaya tenaga kerja tak langsung perkantoran diperoleh dari total gaji dikalikan dengan jumlah tenaga kerja kemudian dikalikan lagi dengan 12 bulan. Biaya bahan langsung untuk papan sekat tegak diperoleh sebesar Rp 137.808.000,- setiap tahunnya dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5. Hal tersebut diperoleh dari total harga komponen utama yang dipesan selama 12 bulan. Biaya bahan tak langsung gantungan sebesar Rp 960.000.000,- yang diperoleh dari total harga komponen tambahan selama 12 bulan dari tahun ke 1 sampai tahun ke 5. Biaya overhead perusahaan pada tahun ke 1 sebesar Rp 50.000.000,- dan tahun ke 2 sampai dengan tahun ke 5 setiap tahunnya akan mengalami kenaikan 10%. Kenaikan tersebut disebabkan oleh volume kegiatan yang terus meningkat tiap tahunnya atau disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku penolong pada setiap tahunnya. Gaji tenaga kerja langsung dari tahun ke 1 sampai dengan tahun ke 5 sebesar Rp 468.000.000,- setiap tahunnya, didapat dari tabel gaji tenaga kerja langsung yang dikalikan dengan 12 bulan. Begitu juga dengan gaji tenaga kerja tak langsung non perkantoran sebesar Rp 117.600.000,- setiap tahunnya dari tahun ke 1 sampai dengan tahun ke 5. Sehingga total modal kerja pada tahun ke 0 sebesar Rp 124.676.300,- dan tahun ke 1 sebesar Rp 2.562.129.527,60,-. Total modal kerja setiap tahunnya juga mengalami kenaikan karena terdapat volume kegiatan yang terus meningkat setiap tahunnya. Modal sendiri diperoleh dari 75% dikalikan dengan total modal kerja di tahun ke 5. Modal sendiri untuk modal kerja dari PT First Furniture yaitu sebesar Rp 2.015.104.370,70,-. Sedangkan modal pinjaman diperoleh dari 25% dikalikan dengan total modal kerja di tahun ke 5. Modal pinjaman bank sebesar Rp 671.701.456,90,-. Biaya pinjaman dari bank nantinya akan dikembalikan dengan cara dicicil pada setiap tahunnya.

Tabel 12 Perhitungan Harga Pokok PenjualanNo. Komponen Biaya Biaya (Rp)1 PBB Rp 74,676,300.00

Page 14: La Finansial Fix

2 Penyusutan Rp 90,224,427.60 3 Biaya Bahan Langsung Rp 1,099,401,600.00 4 Biaya Bahan Tidak Langsung Rp 2,227,200.00 5 Biaya Overhead Pabrik Rp 50,000,000.00 7 Gaji T.K Tak Langsung Rp 660,000,000.00 8 Gaji T.K Langsung Rp 468,000,000.00 9 Gaji T.K Tak Langsung Non Perkantoran Rp 117,600,000.00

Biaya Fabrikasi Total Rp 2,562,129,527.60 10 Ditambah Persediaan WIP 1 Januari (thn 1) 0

Total Rp 2,562,129,527.60   Dikurangi Persediaan Barang jadi 1 Januari (thn 1) 0

Harga Pokok Produksi Rp 2,562,129,527.60 11 Ditambah Persediaan Barang Jadi 1 januari (thn1) 0

Total Rp 2,562,129,527.60   Dikurangi Persediaan Barang jadi 31 Desember (thn 1) 0

Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp2,562,129,527.60 Harga Jual Rp4,227,513,720.54 HPP/Unit Rp 266.888,49

Harga Jual/Unit Rp 440,366.01

Perhitungan harga pokok penjualan digunakan sebagai patokan untuk menentukan harga jual satuan produk rak puzzle box yang diproduksi oleh PT First Furniture. Berdasarkan harga pokok penjualan, maka perusahaan dapat mengetahui keuntungan yang diinginkan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka harga pokok penjualan untuk produk rak puzzle box adalah sebesar Rp 2.562.129.527,60,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa besarnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan rak puzzle box yang akan dijual sesuai dengan jumlah produksi setiap harinya adalah sebesar Rp 2.562.129.527,60,-. Harga jual merupakan total biaya yang harus didapatkan jika perusahaan ingin mendapatkan keuntungan. Harga jual produk rak puzzle box diperoleh sebesar Rp 4.227.513.720,54,-, harga jual produk rak puzzle box lebih besar dibandingkan dengan harga pokok penjualan. Berdasarkan hal tersebut, maka penjualan produk rak puzzle box akan memperoleh keuntungan. Hasil tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan biaya harga pokok penjualan, PPN, dan profit. PPN diperoleh dari 15% dikalikan dengan harga pokok penjualan, sehingga hasil yang diperoleh adalah sebesar Rp 384.319.429,14,- dengan profit sebesar Rp 1.281.064.763,80,-. HPP per unit merupakan harga minimal barang yang harus dijual agar perusahaan tidak akan mengalami kerugian. HPP per unit produk rak puzzle box adalah sebesar Rp 266.888,49,- yang diperoleh dari perbandingan antara HPP dengan jumlah produksi selama 1 tahun. Harga jual per unit adalah harga produk yang harus dijual perusahaan dengan mengambil keuntungan sebesar 50%. Harga jual per unit produk rak puzzle box adalah sebesar Rp 440.366,01,-.

Tabel 13 Proyeksi Pembayaran Angsuran Pokok Dan Bunga BankTahun Hutang Bank (Rp) Ang. Pokok (Rp) Bunga Bank (Rp) Pembayaran Ke Bank (Rp)

0 Rp 1,158,902,256.90

Page 15: La Finansial Fix

1 Rp 927,121,805.52 Rp 231,780,451.38 Rp 150,657,293.40 Rp 382,437,744.78

2 Rp 695,341,354.14 Rp 231,780,451.38 Rp 120,525,834.72 Rp 352,306,286.10

3 Rp 463,560,902.76 Rp 231,780,451.38 Rp 90,394,376.04 Rp 322,174,827.42

4 Rp 231,780,451.38 Rp 231,780,451.38 Rp 60,262,917.36 Rp 292,043,368.74

5 Rp - Rp 231,780,451.38 Rp 30,131,458.68 Rp 261,911,910.06

Proyeksi pembayaran angsuran pokok merupakan besarnya biaya yang harus dikeluarkan setiap tahunnya untuk melunasi pinjaman dari bank. Pinjaman dari bank digunakan untuk biaya investasi awal dan modal kerja. Pengembalian pinjaman dari bank dilakukan selama 5 tahun dengan bunga bank sebesar 13%. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hutang bank pada tahun ke 0 sebesar Rp 1.158.902.256,90,-, hasil tersebut merupakan nilai kumulatif biaya pinjaman bank (25%) dari investasi awal dengan biaya modal kerja. Untuk selanjutnya, hutang bank diperoleh dari selisih antara hutan bank awal dengan angsuran pokok setiap tahunnya. Angsuran pokok dimulai dari tahun ke 1, karena pengembalian pinjaman bank dilakukan pada tahun ke 1 dengan besarnya biaya angsuran pokok sebesar 237.780.451,38,- setiap tahunnya. Biaya angsuran pokok setiap tahunnya diperoleh dari banyaknya hutang di bank lalu dibagi dengan lamanya rencana pengembalian yaitu selama 5 tahun. Pada tahun ke 5 hutang di bank adalah 0, hal tersebut karena perencanaan hanya dilakukan sampai dengan pada tahun ke 5. Bunga bank diperoleh dari total hutang bank sebelumnya dikalikan dengan 13% bunga bank. Bunga bank pada tahun ke 1 sebesar Rp 150.657.293,40,- dan pada tahun ke 2 sebesar Rp 120.525.834,72,-. Setiap tahun bunga bank yang harus dikeluarkan perusahaan akan terus berkurang, hal tersebut dikarenakan hutang bank yang telah diangsur perusahaan juga akan terus berkurang. Pembayaran ke bank diperoleh dari biaya anggaran pokok dijumlahkan dengan biaya bunga bank (13%). Biaya pembayaran ke bank pada tahun ke 1 sebesar Rp 382.437.744,78,- dan pada tahun ke 2 sebesar Rp 352.306.286,10,-. Biaya pembayaran ke bank setiap tahunnya juga akan mengalami penurunan hingga hutang perusahaan pada bank menjadi lunas, hal tersebut dikarenakan hutang bank yang telah diangsur oleh perusahaan akan terus berkurang.

Perhitungan selanjutnya yaitu perhitungan analisis rugi laba. Perhitungan ini memberikan gambaran keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Tabel 14 menunjukan perhitungan analisis rugi laba pada PT First Furniture.

Tabel 14. Analisis Rugi LabaNo. Komponen analisis Tahun 1 (Rp) Tahun 2 (Rp) Tahun 3 (Rp) Tahun 4 (Rp) Tahun 5 (Rp)1 Total Penjualan 4.227.513.720,54Rp 4.227.513.720,54Rp 4.227.513.720,54Rp 4.227.513.720,54Rp 4.227.513.720,54Rp 2 Biaya Produksi (Operasional) 2.686.805.827,60Rp 2.567.129.527,60Rp 2.572.629.527,60Rp 2.578.679.527,60Rp 2.585.334.527,60Rp 3 Pendapatan Kotor 1.540.707.892,94Rp 1.660.384.192,94Rp 1.654.884.192,94Rp 1.648.834.192,94Rp 1.642.179.192,94Rp 4 Penyusutan Biaya Investasi 90.224.427,60Rp 90.224.427,60Rp 90.224.427,60Rp 90.224.427,60Rp 90.224.427,60Rp 5 Pendapatan (sebelum bunga dan Pajak) 1.450.483.465,34Rp 1.570.159.765,34Rp 1.564.659.765,34Rp 1.558.609.765,34Rp 1.551.954.765,34Rp 6 Pembayaran ke Bank 382.437.744,78Rp 352.306.286,10Rp 322.174.827,42Rp 292.043.368,74Rp 261.911.910,06Rp 7 Pendapatan (sebelum pajak) 1.068.045.720,56Rp 1.217.853.479,24Rp 1.242.484.937,92Rp 1.266.566.396,60Rp 1.290.042.855,28Rp 8 Pajak 320.413.716,17Rp 365.356.043,77Rp 372.745.481,38Rp 379.969.918,98Rp 387.012.856,58Rp 9 Pendapatan bersih (setelah pajak) 747.632.004,39Rp 852.497.435,47Rp 869.739.456,55Rp 886.596.477,62Rp 903.029.998,70Rp 10 profit on sales (%) 0,17685 0,20165 0,20573 0,20972 0,21361

Tabel 14 analisis rugi laba di atas diperoleh dengan melakukan perhitungan. Berikut di bawah ini contoh perhitungan untuk mendapatkan hasil pada Tabel 14.Total penjualan = Harga jual (berdasarkan perhitungan Tabel 12).

Page 16: La Finansial Fix

= Rp 4.227.513.720,00Biaya produksi = Total biaya modal kerja yang dikeluarkan dalam

tahun ke-1 + tahun ke-0 (berdasarkan Tabel 11)= Rp 2.686.805.827,60

Pendapatan kotor = Total penjualan – Biaya produksi = Rp4.227.513.720,54 - Rp2.686.805.827,60= Rp1.540.707.892,94

Penyusutan Biaya Investasi = Total biaya penyusutan pada tabel investasi awal.= Rp90.224.427,60

Pendapatan (sebelum bunga = Pendapatan kotor - Penyusutan Biaya Investasi dan pajak) = Rp1.540.707.892,94- Rp90.224.427,60

= Rp1.450.483.465,34Pembayaran bank = Berdasarkan Angsuran Pokok.

= Rp382.437.744,78Pendapatan (sblm pajak) = Pendapatan (sebelum bunga+pajak – bunga kredit)

= Rp1.450.483.465,34- Rp382.437.744,78= Rp1.068.045.720,56

Pajak = (Pendapatan (sebelum pajak)) x 30%= Rp1.068.045.720,56 x 30%= Rp320.413.716,17

Pendapatan bersih stlh pajak = Pendapatan sebelum pajak – pajak= Rp1.068.045.720,56- Rp320.413.716,17= Rp747.632.004,39

Profit on sales = (Pendapatan bersih setelah pajak/total penjualan x 100%) = Rp747.632.004,39 : Rp 4.227.513.720,00 x 100%= 0,1768%

Tabel 14 memberikan informasi bahwa total penjualan setiap tahun sama karena harga jual dan kuantitas produk yang dihasilkan sama untuk setiap tahunnya. Biaya produksi untuk setiap tahun dari tahun pertama hingga tahun kelima sama yang dipengaruhi oleh total modal kerja. Pendapatan kotor dari penjualan rak puzzle box sama setiap tahunnya karena total penjualan dan biaya produksi dari rak puzzle box sama setiap tahunnya. Besarnya penyusutan dan biaya investasi setiap tahun menunjukan nilai yang sama karena dipengaruhi oleh total biaya penyusutan pada tabel investasi awal. Pendapatan sebelum pajak yang diperoleh PT First Furniture setiap tahunnya sama dikarenakan pendapatan kotor dan penyusutan biaya investasi yang sama. Pembayaran ke bank menunjukan nilai yang berbeda setiap tahun hal ini dikarenakan hutang bank semakin berkurang untuk setiap periode berikutnya.

Pendapatan sebelum pajak dari tahun pertama hingga tahun kelima berbeda-beda karena pembayaran ke bank dari tahun ketahun semakin berkurang. Besarnya pajak yang akan dibayarkan oleh PT First Furniture setiap tahun menunjukan nilai yang semakin meningkat dikarenakan pendapatan sebelum pajak dan pajak yang semakin naik setiap tahunnya. Hal tersebut juga mempengaruhi besarnya pendapatan bersih setelah pajak yang setiap tahunnya semakin meningkat. Profit on sales atau persentase keuntungan yang diperoleh berdasarkan hasil penjualan rak puzzle box dari tahun ke tahun semakin

Page 17: La Finansial Fix

meningkat. Hal tersebut dikarenakan hutang perusahaan kepada bank yang semakin berkurang setiap tahunnya. Nilai persentase keuntungan yang semakin meningkat ini menunjukan bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan.

Perhitungan selanjutnya yaitu aliran kas yaitu bagian dari laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas). Aliran kas dibagi menjadi tiga kelompok yaitu aliran kas awal (initial cash flow), aliran kas operasional (operational cash flow), dan aliran kas akhir (terminal cash flow). Berikut ini merupakan perhitungan aliran kas (cash flow) pada PT First Furniture.Operational Cash Flow (OCF)OCF atau Proceeds menyajikan sesuatu yang berhubungan dengan operasi produksi. Tabel 15. menunjukan hasil perhitungan OCF) selama 5 tahun.

Tabel 15. Operational Cash Flow (OCF)Tahun

KePendapatan

Setelah PajakPenyusutan

Bunga (1-Pajak30%)

OCF

1 Rp747.632.004 Rp90.224.428 Rp105.460.105 Rp943.316.5372 Rp852.497.435 Rp90.224.428 Rp84.368.084 Rp1.027.089.9473 Rp869.739.457 Rp90.224.428 Rp63.276.063 Rp1.023.239.9474 Rp886.596.478 Rp90.224.428 Rp42.184.042 Rp1.019.004.9475 Rp903.029.999 Rp90.224.428 Rp21.092.021 Rp1.014.346.447

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa aliran kas yang berkaitan dengan operasional perusahaan setiap tahunnya bertambah. Hal tersebut karena dipengaruhi biaya overhead pada modal kerja yang semakin bertambah. Initial Cash Flow (ICF)ICF = Total biaya investasi awal + Biaya modal kerja (thn ke-0 + thn ke-1)ICF= Rp1.948.803.200+ (Rp124.676.300,00 + Rp2.562.129.527,60)ICF = Rp4.635.609.028

Berdasarkan hasil perhitunga ICF di atas menunjukan bahwa total pengeluaran PT First Furniture untuk aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi adalah sebesar Rp4.635.609.028.Terminal Cash Flow (TCF)TCF = Modal kerja (thn ke-0+tahun ke-1) + Total nilai sisa (Pada tabel

investasi awal)TCF = (Rp124.676.300,00 + Rp2.562.129.527,60)+ Rp152.782.820TCF = Rp2.839.588.647,60Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa seperti sisa modal kerja, nilai sisa penjualan peralatan atau mesin perusahaan adalah sebesar Rp2.839.588.647,60.

Perhitungan terakhir yaitu melihat kelayakan proyek dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan yaitu payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan break even point (BEP). Tabel 16 berikut ini merupakan hasil perhtungan dengan metode payback period.

Tabel 16. Metode Payback Period (PP)

Page 18: La Finansial Fix

Tahun Ke- ICF OCF Hasil1 Rp4.635.609.028 Rp943.316.537 Rp3.692.292.4902 Rp2.665.202.543 Rp1.027.089.947 Rp2.665.202.5433 Rp1.641.962.595 Rp1.023.239.947 Rp1.641.962.5954 Rp622.957.648 Rp1.019.004.947 Rp622.957.6485 -Rp391.388.799 Rp1.014.346.447 -Rp391.388.799

Perhitungan payback period dilakukan hingga hasil sisa pengurangan tidak mendapat nilai negatif. Perhitungan payback period selanjutnya adalah seperti berikut.

Payback Period = 4 Tahun +

5ke thn POCFTCF4ke thn POCF

x 12 Bulan

= 4 Tahun+ x 12

= 4 Tahun + 3,173 Bulan= 4 Tahun + 3 bulan + (0,173x 30 hari)= 4 Tahun + 3 Bulan + 5 Hari

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan metode payback period perusahaan akan memperoleh kembali modal yang telah dikeluarkan selama 5 tahun pada tahun ke 4 tahun bulan ke 3 hari ke 5. Berdasarkan hasil tersebut, sebelum jangka waktu proyeksi 5 tahun, perusahaan telah balik modal sehingga proyek ini layak untuk dijalankan.

Selanjutnya adalah menganalisis kelayakan proyek dengan metode net present value (NPV). Berikut ini merupakan perhitungan dan hasil dari metode net present value (NPV).

Tabel 17 Net Present ValueICF OCF 1 + r TCF NPV

Rp943.316.537 1,13Rp1.027.089.947 1,2769Rp1.023.239.947 1,4428Rp1.019.004.947 1,6304Rp1.014.346.447 1,8424

-Rp4.635.609.028 Rp429.555.283Rp2.839.588.648

NPV=

NPV = -Rp4.635.609.028+ Rp834.793.396+ … + Rp2.091.801.506NPV = Rp429.555.283

Berdasarkan perhitungan di atas karena nilai NPV positif (+), maka proyek PT First Furniture dapat dikatakan layak. Keuntungan menggunakan metode ini adalah metode NPV mempertimbangkan nilai uang dalam segi waktu.

Metode selanjutnya yaitu menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR). Metode ini digunakan untuk suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow sesudah dipresentvaluekan sama jumlahnya dengan investment cost. Berikut ini merupakan perhitungan metode Internal Rate of Return (IRR).

Tabel 18 Internal Rate of Return (IRR) Nilai Atas dan Bawah

Page 19: La Finansial Fix

Tahun Ke TCF OCF 1 + r (15,9%) IRR (15,9%)1 943316537,4 1,1592 1027089947 1,3432813 1023239947 1,5568626794 1019004947 1,8044038455 1014346447 2,091304056

2839588648 Rp4.643.333.701

Tahun Ke TCF OCF 1 + r (16%) IRR (16%)1 943316537,4 1,162 1027089947 1,34563 1023239947 1,5608964 1019004947 1,810639365 1014346447 2,100341658

2839588648 Rp4.629.741.601

INV (15,9%) =

=

= Rp4.643.333.701

INV (16%) =

=

= Rp4.629.741.601

Intepolasi = x Selisih Rasio

= x (0,001)

= 0,000568 * 100% = 0,0568%IRR = 15,9 % + 0,0568 % = 15,9568%

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilali IRR sebesar 15,9568%. Hasil tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sebesar 13%. Maka proyek yang akan dilaksanakan PT First Furniture dapat dikatakan layak.

Perhitungan analisis kelayakan proyek selanjutnya yaitu dengan menggunakan metode break even point (BEP). Tabel 19 menunjukan hasil perhitungan break even point (BEP) dari PT First Furniture.

Tabel 19. Break Even Point (BEP)

Page 20: La Finansial Fix

Tahun Ke- Fixed Cost Variabel Cost Produk/tahun Harga Jual BEP (Unit) BEP (Rp)1 Rp824.900.728 Rp1.737.228.800 3179,976283 Rp1.400.353.4762 Rp824.900.728 Rp1.742.228.800 3186,373892 Rp1.403.170.7653 Rp824.900.728 Rp1.747.728.800 3193,44106 Rp1.406.282.9064 Rp824.900.728 Rp1.753.778.800 3201,251241 Rp1.409.722.2445 Rp824.900.728 Rp1.760.433.800 3209,886684 Rp1.413.525.000

9600 Rp440.366

Tabel 19 memberikan informasi berupa kuantitas minimal yang harus terjual untuk mencapai pengembalian modal setiap tahunnya. Nilai BEP setiap tahun semakin besar dikarenakan biaya variabel yang semakin meningkat. Berdasarkan Tabel 19 perusahaan harus menjual 3179 unit pada tahun pertama, 3186 unit untuk tahun kedua, 3193 unit untuk tahun ketiga, 3201 unit untuk tahun keempat dan 3209 unit untuk tahun kelima supaya perusahaan telah dapat balik modal sehingga tahun berikutnya sudah mendapatkan keuntungan bersihnya. Akan tetapi penjualan sebesar jumlah tersebut juga belum bisa memberikan perusahaan keuntungan hanya untuk mengejar titik impas atau balik modal yang telah dikeluarkan. Atau besarnya jumlah penjualan tersebut bertujuan agar menutupi berbagai macam pengeluaran pertahunnya. Perusahaan memproduksi rak puzzle box dalam setahun yaitu sebanyak 9600 unit sehingga dapat dikatakan kelebihan produksi yang terjual melebihi BEP menjadi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan pada tahun tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan pada penulisan laporan akhir ini menjawab tujuan penulisan yang diperoleh berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan pada penulisan ini yaitu total investasi awal pada PT First Furniture adalah sebesar Rp Rp 1.948.803.200,-. Total modal kerja yang diperlukan pada PT First Furniture untuk tahap awal perancangan hingga tahun kelima adalah sebesar Rp124.676.300,00 untuk tahap awal, Rp2.562.129.527,60 untuk tahun pertama, Rp2.567.129.527,60 untuk tahun kedua, Rp2.572.629.527,60 untuk tahun ketiga, Rp2.578.679.527,60 untuk tahun keempat dan Rp2.585.334.527,60 untuk tahun kelima. HPP/unit rak puzzle box dengan produksi setahun 9600 unit adalah sebesar Rp266.888,49. Harga jual/unit produk rak puzzle box dengan pajak 15% dan profit 50% adalah sebesar Rp440.366,01. Total pembayaran tiap tahun kepada bank untuk tahun pertama adalah Rp382.437.744,78 untuk tahun kedua adalah Rp352.306.286,10 untuk tahun ketiga adalah Rp322.174.827,42 untuk tahun keempat adalah Rp292.043.368,74 untuk tahun kelima adalah Rp261.911.910,06. Pendapatan bersih setiap tahun yang diperoleh PT First Furniture untuk tahun pertama adalah sebesar Rp747.632.004,39 untuk tahun kedua adalah Rp852.497.435,47 untuk tahun ketiga adalah Rp869.739.456,55 untuk tahun keempat adalah Rp886.596.477,62 untuk tahun kelima adalah Rp903.029.998,70. Aliran kas awal perusahaan adalah sebesar Rp 3.887.168.400,00. Aliran kas operasional perusahaan tahun pertama yaitu sebesar Rp943.316.537 sampai tahun kelima sebesar Rp1.014.346.447. Berdasarkan analisis kelayakan proyek dengan payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan

Page 21: La Finansial Fix

break even point (BEP) dapat dikatakan bahwa proyek PT First Furniture dikatakan layak.

DAFTAR PUSTAKA[1] Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. (2004). Intermediate

Accounting(11th Edition). New Jersey : John Wiley and Sons Inc[2] Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: Graha Ilmu.[3] Adisaputro, Gunawan. 1998. Anggaran Perusahaan Edisi Ketiga. Yogyakarta:

BPFE.[4] Simmamora, Hendry (2000),”Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan

Bisnis”, Salemba Empat Jakarta.[5] Van Horne, James C., dan Jhon M. Wachowicz, JR. 2005. Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan Edisi Kedua Belas. Jakarta: Salemba Empat.[6] Steven Fedrick Josef Manopo.2013.Analisis Biaya Investasi Pada Perumahan

Griya Paniki Indah.Volume 1. Nomor 5. Halaman 377-381(diakses pada tanggal 26 November 2015).