KURIKULUM SMP NEGERI 4 TEMPEL TAHUN PELAJARAN …
Transcript of KURIKULUM SMP NEGERI 4 TEMPEL TAHUN PELAJARAN …
i
KURIKULUM SMP NEGERI 4 TEMPEL
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SOKA, MERDIKOREJO, TEMPEL, SLEMAN, DIY. KP 55552 TELPHON 08112776737
Email: [email protected]
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
ii
PENGESAHAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan diketahui Dinas
Pendidikan Kabupaten, dengan ini Kurikulum SMP Negeri 4 Tempel Tahun Pelajaran
2020/ 2021 ditetapkan/disahkan untuk diberlakukan.
Tempel, 29 Juli 2020 Ketua Komite, Kepala SMP Negeri 4 Tempel, Drs. MARSONO ISNAN ABADI, S.Pd, M.Pd NIP. 19680430 198901 1 001
Mengetahui
Plt.Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman
Arif Haryono, SH Pembina Utama Muda, IVC
NIP.19640213 199007 2 001
iii
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-
Nya, sehingga Kurikulum SMP Negeri 4 Tempel Tahun Pelajaran 2019/ 2020 dapat
terwujud.
Kurikulkum SMP Negeri 4 Tempel disusun dengan mengacu Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, Standar Isi dan berpedoman kepada Panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Oleh karena itu SMP Negeri 4 Tempel
telah mengimplementasikan Permendiknas Nomor 20, 21, 22, 23, 24 tahun 2016 pada
Kurikulum SMP Negeri 4 Tempel Tahun Pelajaran 2020/2021.
Penyusunan dan pelaksanaan tersebut dapat berjalan karena bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang telah memberikan
pendampingan dan bimbingan kepada SMP Negeri 4 Tempel dan
memberikan rekomendasi untuk mengesahkan Kurikulum SMP Negeri 4
Tempel Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang telah
mengoreksi dan merekomendasikan untuk mengesahkan Kurikulum SMP
Negeri 4 Tempel ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman.
3. Ketua Komite dan segenap pengurus Komite SMP Negeri 4 Tempel yang
telah memberikan persetujuan dan bantuan demi terwujudnya Kurikulum ini.
4. Seluruh Tim Penyusun Kurikulum yang telah bekerja keras menyusun
program dan pelaksanaannya dengan baik
5. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya dan tersusunnya
kurikulum ini.
Semoga amal baik Bapak dan Ibu diterima disisi Alloh SWT dan mendapat balasan
yang berlipat ganda.
Tempel, 29 Juli 2020
Kepala Sekolah,
ISNAN ABADI, S.Pd, M.Pd NIP. 19680430 198901 1 001
iv
DAFTAR ISI
KURIKULUM ................................................................................................................ i
PENGESAHAN ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1. Dasar Pemikiran...................................................................................... 1
2. Kondisi Nyata SMP Negeri 4 Tempel .................................................. 2
3. Kondisi Ideal SMP Negeri 4 Tempel .................................................... 4
4. Potensi dan Karakteristik SMP Negeri 4 Tempel .............................. 5
B. Acuan Pengembangan ................................................................................ 6
1. Acuan Konseptual ................................................................................... 6
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum ....................................................... 8
3. Prosedur Operasional ............................................................................ 8
C. Dasar Hukum ................................................................................................. 9
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN .................................................. 11
A. Visi Sekolah ................................................................................................. 11
B. Misi Sekolah ................................................................................................ 11
C. Tujuan Pendidikan Sekolah ...................................................................... 11
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM ............................................ 16
A. Struktur Kurikulum ...................................................................................... 16
B. Program Muatan Lokal ............................................................................... 17
C. Pengaturan Beban belajar dan beban kerja Guru ................................. 19
D. Penilaian ....................................................................................................... 22
1. Ketuntasan Belajar ............................................................................... 22
2. Remedial dan Pengayaan ................................................................... 25
3. Penilaian Oleh Pendidik ....................................................................... 26
4. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan .................................................... 36
5. Penilaian oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah ....................... 45
E. Mutasi Siswa................................................................................................ 46
F. Kegiatan Pengembangan Diri ................................................................... 48
1. Bimbingan Konseling ........................................................................... 48
2. Ekstrakurikuler ....................................................................................... 49
G. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa .............................................. 51
H. Pembiasaan ................................................................................................. 53
I. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ........................................................................................... 54
J. Pengembangan Literasi ............................................................................. 55
v
K. Pendidikan Berbasis Lingkungan dan Mitigasi Bencana ..................... 59
L. Pendidikan Pengarusutamaan Gender ................................................... 60
M. Pendidikan Etika Berlalu Lintas ................................................................ 61
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN ........................................................................ 62
A. Permulaan Tahun Pelajaran ..................................................................... 62
B. Minggu Efektif .............................................................................................. 62
C. Hari Efektif.................................................................................................... 62
D. Jadwal Waktu Libur .................................................................................... 63
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Dasar Pemikiran
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia telah mengalami beberapa kali
perubahan. Sejak Tahun Pelajaran 2013/2014 secara bertahap diberlakukan
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi
yang dikembangkan dari kurikulum tahun 2004 dan KTSP 2006 untuk
merespon berbagai tantangan internal dan eksternal bangsa.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen
KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target kompetensi siswa yang
menjadi targetnya.
Pengembangan KTSP merupakan bagian dari strategi penjaminan
pencapaian tujuan pendidikan nasional yang mengacu pada pemenuhan
delapan standar nasional. Tujuan pemenuhan delapan standar adalah
mewujudkan keunggulan mutu lulusan.
Penyusunan dokumen KTSP bertujuan menyediakan panduan yang
berfungsi melengkapi dokumen dengan rasional pengembangan KTSP.
Pengembangan yang fokus kepada pemenuhan kebutuhan peserta didik.
Pengembangan tersebut antara lain : mengembangkan kompetensi dalam
perubahan kehidupan abad ke-21; merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah
untuk mengembangkan keunggulan, menata struktur kurikulum, memetakan
beban belajar peserta didik, dan menyusuan pedoman penyelenggaraan
pembelajaran yang meliputi pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrkurikuler,
serta pedoman akademik.
Penyusunan dokumen KTSP SMP Negeri 4 Tempel mengacu pada pada
delapan standar nasional disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah. Kondisi
peserta didik dengan motivasi belajar tidak tinggi, kecerdasan rata-rata dan
memilih SMP Negeri 4 Tempel sebagai pilihan terakhir pada saat Penerimaan
Peserta Didik Baru menjadi salah satu acuan penyusunan dokumen KTSP.
Oleh karena itu target lulusan tidak semata-mata pada kompetensi
2
pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, namum keseimbangan antara
kompetensi spritual, kompetensi sosial, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi ketrampilan menjadi lebih penting untuk dikembangkan dalam
rangka menyiapkan peserta didik hidup pada abad ke - 21.
Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 4 Tempel adalah Kurikulum
2013.
2. Kondisi Nyata SMP Negeri 4 Tempel
Pada bidang akademik, Tahun Pelajaran 2019/2020 rata-rata
pencapaian nilai Ujiaan Sekolah 72.17 dengan rincian seperti tabel berikut:
Tabel1: Rata-rata nilai Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2019/2020
No Mata pelajaran Rata-rata
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 77.56
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 72.99
3 Bahasa Indonesia 71.57
4 Matematika 67.10
5 Ilmu Pengetahuan Alam 70.85
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70.15
7 Bahasa Inggris 67.39
8 Seni Budaya ( Seni Musik dan Seni Rupa) 72.43
9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 74.65
10 Prakarya (Kerajinan dan Pengolahan) 75.85
11 Muatan Lokal (Bahasa Jawa) 73.36
Rata-rata 72.17
Sedangkan rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) Tahun Pelajaran
2020/2021 untuk semua mata pelajaran 70. Persentase kelulusan 100% dan
100% lulusan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi
Bidang non akademik belum banyak prestasi yang diraih peserta didik.
Prestasi yang bisa dicapai adalah : Juara II MTC Cup II Kab Sleman 2019 8-
9 Februari. Juara II Challenge Boys 2005 Kendal BMX Championship 2019 17
Februari 2019.
Standar proses dan standar isi sekolah belum dapat terwujudkan secara
lengkap. KTSP dan Silabus 11 mapel sudah tersusun namun penyusunan
RPP dan pemetaan SK/KD baru mencapai 94%. Pada persiapan dan
pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran rata-rata 88%
pendidik melakukan kegiatan sesuai kriteria yang diharapkan. Jumlah peserta
didik per rombongan belajar rata-rata 31 orang serta beban mengajar guru
lebih dari 24 jam/minggu.
3
Pada standar pendidik dan kependidikan belum 100 % kebutuhan guru
dipenuhi oleh pemerintah. Dari 18 pendidik yang ada 7 GTT dan 11 orang PNS
bersertifikat pendidik terdiri dari 4 orang berijazah S2, 12 orang berijazah S1
dan 1 orang berijazah Diploma 2. Tenaga Kependidikan yang ada di sekolah
sebanyak 8 orang terdiri dari 3 orang PNS dan 5 orang PTT terdiri dari 1 orang
berijazah S1, 1 orang berijazah DIII dan 5 orang berijazah SLTA. Kepala
Sekolah berijazah S2 menguasai TIK, memiliki sertifikat pendidik, mengikuti
pelatihan kepemimpinan, supervisi, monitoring, dan evaluasi.
Sarana prasarana yang dimiliki antara lain: 12 ruang kelas, 1
laboratorium IPA, 1 ruang lab komputer bahasa yang belum standar, 1 ruang
lab komputer belum memadai, 1 ruang BK, 1 ruang perpustakaan, 1 mushola,
1 ruang guru belum memadai, 1 ruang TU, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang
UKS, 1 ruang koperasi, 1 ruang OSIS, 1 kamar kecil guru, 1 kamar kecil Kepala
Sekolah, dan 12 kamar kecil siswa. Fasilitas pembelajaran yang dimiliki
sekolah antara lain: Daya listrik tinggi, jaringan internet lancar, LCD proyektor
12 buah.
Berdasarkan standar pengelolaan sekolah memiliki beberapa dokumen
dengan rata-rata kesempurnaan 95%. Dokumen-dokumen tersebut antara
lain : RPS, pedoman pembinaan kesiswaan, tata tertib, kode etik, pedoman
akademik, penugasan guru, administrasi ruang kelas, dan administrasi ruang
laboratorium. Sedangkan dokumen struktur organisasi, pembagian tugas, dan
pendukung pelaporan 100% terpenuhi. Tindak lanjut pada unsur supervisi,
monitoring, evaluasi tercapai 90%. Kemitraan dengan komite dan pihak lain
seperti Puskesmas, Polsek, OISCA selalu terjalin dengan baik. Paket aplikasi
sekolah belum lengkap karena belum terpasang jaringan SIM.
Alokasi penggunaan dana sesuai dengan 8 SNP. Dokumen pendukung
pelaporan tercapai 100 %, namun penggunaan dana APBS belum terserap
100%.
Pada standar penilaian pendidik belum seluruhnya melakukan
mekanisme penilaian sesuai prosedur, menggunakan teknik penilaian yang
variatif.
Budaya bersih, tata krama dan disiplin sudah diterapkan di sekolah.
Setiap pagi guru piket melakukan kegiatan senyum, salam, dan sapa dengan
peserta didik di pintu gerbang. Siswa putra wajib memotong rambutnya
tanggal 5 setiap bulan. Ukuran potong rambut putra ¼ cm belakang, ¼ cm
samping kanan, ¼ cm samping kiri, dan ½ cm atas.
Lahan kosong sudah dimanfatkan untuk tamanisasi. Dari lahan tersedia
40 % dimanfaatkan untuk taman. Pucuk merah, krokot dimanfaatkan untuk
memperindah taman. Karena sekolah bekerjasama dengan OISCA maka
4
tanaman perindang yang ditanam diharapkan multifungsi, maka lahan kosong
ditanami tanaman buah.
3. Kondisi Ideal SMP Negeri 4 Tempel
Pada bidang akademik rata-rata pencapaian nilai USDA 53,60.00
dengan rincian: Bahasa Indonesia 72.90, Bahasa Inggris 44.40, Matematika
44.60, dan IPA 52.45 , rata-rata nilai Ujian Sekolah 70.00. Persentase
kelulusan 100% dan 100 % lulusan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi. Selain itu diharapkan peserta didik dapat meraih kejuaraan, paling tidak
pada tingkat kabupaten pada bidang olahraga.
Standar proses dan standar isi sekolah lengkap. KTSP tersusun
lengkap sesuai dengan komponen atau indikatornya. Pendidik 100%
menyusun Silabus 11 mapel, RPP dan pemetaan SK/KD. Pada persiapan dan
pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran rata-rata 94%
pendidik melakukan kegiatan sesuai kriteria yang diharapkan. Jumlah peserta
didik per rombongan belajar rata-rata 32 orang serta beban mengajar guru
minimal 24 jam/minggu.
Pada standar pendidik dan kependidikan kebutuhan pendidik dan
tenaga kependidikan terpenuhi 100 %. Semua pendidik dan tenaga
kependidikan berijazah minimal S1 dan menguasai TIK.
Sekolah memiliki ruang laboratorium komputer, laboratorium bahasa
yang standard dan ruang guru yang standar. Memiliki 12 ruang kelas, 14
kamar kecil peserta didik. Fasilitas pembelajaran : Daya listrik tinggi, jaringan
internet lancar, LCD Proyektor 13 buah.
Dokumen RPS, pedoman pembinaan kesiswaan, tata tertib, kode etik,
pedoman akademik, penugasan guru, administrasi ruang kelas, dan
administrasi ruang laboratorium terpenuhi 100%. Sedangkan dokumen
struktur organisasi, pembagian tugas, dan pendukung pelaporan 100 %
terpenuhi. Tindak lanjut pada unsur supervisi, monitoring, evaluasi tercapai
100 %. Kemitraan dengan komite dan pihak lain seperti Puskesmas, Polsek,
OISCA selalu terjalin dengan baik. Paket aplikasi sekolah lengkap dan
terpasang jaringan SIM.
Alokasi penggunaan dana sesuai dengan 8 SNP. Dokumen pendukung
laporan tercapai 100 %, dan penggunaan dana APBS terserap 100 %.
Pada standar penilaian, pendidik seluruhnya melakukan mekanisme
penilaian sesuai prosedur, menggunakan teknik penilaian yang variatif.
Budaya bersih, tata krama dan disiplin yang sudah diterapkan di
sekolah dipertahankan. Setiap pagi guru piket melakukan kegiatan senyum,
salam, dan sapa dengan peserta didik di pintu gerbang. Siswa putra wajib
memotong rambutnya setiap tanggal 5 setiap bulan. Ukuran potong rambut
putra ¼ cm belakang, ¼ cm samping kanan, ¼ cm samping kiri, dan ½ cm
5
atas. Peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan sholat dhuhur
berjamaah.
Seluruh lahan kosong di sekolah dimanfaatkan untuk tamanisasi.
Tanaman yang digunakan adalah tanaman multifungsi. Selain untuk
keindahan, sarana belajar serta hasilnya dapat dikonsumsi.
4. Potensi dan Karakteristik SMP Negeri 4 Tempel
Letak geografis sekolah juga merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi transfer budaya sekolah dan dapat menentukan kemajuan
sekolah. Demikian pula letak geografis SMP Negeri 4 Tempel yang berada di
pedesaaan , jauh dari jalan raya sehingga pembelajaran berlangsung tanpa
gangguan suara kendaraan.
Penerapan disiplin tinggi di SMP Negeri 4 Tempel, salah satunya
larangan mengendarai sepeda motor mendapat dukungan penuh dari Polsek
Tempel dan Polres Sleman. Kegiatan keagamaan di SMP Negeri 4 Tempel
yang variatif mulai dari tadarus harian, tahfidz Qu’ran,kewajiban shalat Jumat
di sekolah, dan baksos ke masjid masjid sekitar telah rutin dilaksanakan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan karakter peserta
didik SMP Negeri 4 Tempel. Peningkatan karakter tersebut yang kami
unggulkan, sehingga kami sepakat membuat branding sekolah “SMP Negeri 4
Tempel sekolah kebanggan masyarakat”.
Semua pendidik PNS sudah memiliki sertifikat pendidik sehingga dapat
melaksanakan tugasnya secara professional sesuai 4 standar kompetensi
pendidik. Imbasnya guru PNS dapat membimbing pendidik non PNS untuk
dapat melaksanakan tugasnya sebagai pendidik professional.
Satu orang pendidik berpangkat IV/c. Kepala sekolah dan satu orang
pendidik berpangkat IV/b, Kepala sekolah dan satu orang pendidik menjadi
Assesor PAK tingkat kabupaten. Hal ini memungkinkan untuk memotivasi PNS
pendidik lain agar melaksanakan PKB terutama pada unsur melakukan
penelitian, mengembangkan karya inovasi, dan mengikuti kegiatan ilmiah.
Pada Tahun Pelajaran 2020/2021 sekolah menerima tambahan satu
rombongan belajar. Tahun Pelajaran 2019/2020 terdiri dari 3 rombongan
belajar untuk kelas IX serta 4 rombongan belajar untuk kelas VII dan VIII.
Jumlah pendaftar melebihi kuota sehingga memungkinkan tahun Pelajaran
berikutnya juga menerima empat rombongan belajar. Rata-rata nilai UASDA
peserta didik baru Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah 220,85. Dari 128 calon
peserta didik yang diterima 1 orang dengan jalur prestasi, 4 orang jalur radius,
1 orang jalur afirmasi, dan 122 jalur wilayah.
Kerjasama dengan komite sangat baik sehingga pelaksanaan kegiatan
yang memerlukan dana mandiri bisa dipenuhi. Kerjasama dengan Polsek,
6
Puskesmas dan instansi lain memungkinkan sekolah menegakkan ketertiban
dan kesehatan bagi warga sekolah.
Lahan kosong yang dimiliki membuka kemungkinan untuk menambah
ruang kelas baru dan kegiatan tamanisasi. Kerjasama dengan OISCA
membuka kemungkinan untuk mendapatkan bantuan tanaman dan
perawatan tanaman.
B. Acuan Pengembangan
1. Acuan Konseptual
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat
meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi
dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.
c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7
g. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi
peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
h. Perkembangan Iptek
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus-menerus melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan Iptek sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Iptek.
i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Tiap-tiap daerah memerlukan pendidikan yang
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
k. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
8
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan.
2. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum SMP Negeri 4 Tempel dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungan.
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral yang berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik berkembang kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertangung jawab. Untuk mencapai hal
tersebut maka pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan.
b. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
c. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta pengembangan manusia seutuhnya.
3. Prosedur Operasional
Prosedur operasional penyusunan kurikulum meliputi:
a. analisis; mencakup
1) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Kurikulum;
2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;
dan
3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
b. penyusunan; mencakup
1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
9
2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
5) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
c. Penetapan; dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah.
d. Pengesahan
Dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya
C. Dasar Hukum
Dasar hukum yang relevan penyusunan kurikulum SMP Negeri 4 Tempel
adalah:
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014 Tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2015 Tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan dasar dan
Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 Tentang
Standar sarana Prasarana
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/Mts
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 tahun 2014
tentang Kurikulum SMP
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014
tentang kegiatan Ekstrakurikuler
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014
tentang Kepramukaan
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tahun 2014
tentang peran Guru TIK
10
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 tahun 2016
tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan
Menengah
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2019 tentang Linieritas Guru
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang
Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional
22. Surat Edaran menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019
Tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
23. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64/Kep/2013
tentang Mata pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib bagi
Sekolah/Madrasah
24. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 66/Kep/2013
tentang Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya
25. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Nomor 06/2020
Tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Bagi Satuan
Pendidikan di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun
Pelajaran 2020/2021
11
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A. Visi Sekolah
“CERDAS, TERAMPIL, BERBUDAYA, BERWAWASAN LINGKUNGAN,
BERLANDASKAN TAQWA, DAN MENJADI KEBANGGAAN MASYARAKAT”.
Indikator:
1. Unggul dalam prestasi akademik
2. Unggul dalam prestasi non akademik
3. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
4. Unggul dalam berbudaya
5. Unggul dalam pengelolaan lingkungan
6. Unggul dalam IMTAQ
7. Unggul dalam Sumber daya Manusia Pendidikan
8. Unggul dalam pengembangan menejemen sekolah
9. Unggul dalam Sarana Pendidikan
10. Unggul dalam kerjasama dengan masyarakat sekitar
B. Misi Sekolah
1. Meningkatkan efektifitas pembelajaran dan tambahan pembelajaran
2. Menyelenggarakan pengembangan diri di bidang olahraga, kepramukaan dan
seni
3. Menyelenggarakan pengembangan diri dalam bidang IPTEK
4. Mengembangkan budaya daerah
5. Meningkatkan pendidikan karakter
6. Menciptakan lingkungan bersih, indah, dan nyaman
7. Menumbuhkembangkan kegiatan penghayatan dan pengamalan agama
8. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
9. Mengembangkan pengelolaan administrasi sekolah yang efektif, efisien dan
akuntabel
10. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana
11. Menciptakan kerjasama dengan masyarakat sekitar
C. Tujuan Pendidikan Sekolah
Sesuai dengan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar, visi dan
misi sekolah, maka tujuan pendidikan SMPN 4 Tempel adalah :
1. Memiliki Standar Isi berstandar Nasional
a. Memiliki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berstandar nasional
b. Memiliki silabus, pemetaan dan sistem penilaian semua mata pelajaran.
c. Memiliki bahan ajar untuk semua mata pelajaran.
d. Memiliki desain pembelajaran untuk semua mata pelajaran
2. Memiliki Tenaga kependidikan Berstandar Nasional
12
a. Mengembangkan profesionalitas dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan.
b. Pendidik 39% melaksanakan Pengembangan Diri
c. Pendidik dan tenaga kependidikan 100% memanfaatkan internet.
d. Pengadministrasian data sekolah 100% dengan menggunakan IT.
e. Menjalin kerjasama dengan partner lokal dan nasional.
3. Memiliki Standar Proses berstandar nasional
a. Pengembangan inovasi perencanaan pembelajaran pada 100% Mata
Pelajaran
b. Pengembangan dan inovasi bahan pembelajaran pada 100% mata
pelajaran.
c. Pengembangan dan inovasi sumber pembelajaran pada 100% mata
pelajaran.
d. Pengembangan dan inovasi model pengelolaan atau manajemen kelas
e. Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut pada 100%
pendidik
4. Memiliki Sarana Prasarana Pendidikan berstandar Nasional
a. Peningkatan dan pengembangan serta inovasi media pembelajaran untuk
semua mata pelajaran.
b. Peningkatan dan pengembangan serta inovasi peralatan pembelajaran
untuk semua mata pelajaran.
c. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan atau pembelajaran.
d. Penciptaan atau pengembangan lingkungan belajar yang kondusif.
e. Peningkatan dan pengembangan peralatan laboratorium komputer, IPA,
Bahasa, dan laboratorium komputer EQEP.
f. Pengembangan jaringan internet, baik bagi peserta didik, pendidik maupun
tenaga kependidikan.
g. Pengembangan atau peningkatan peralatan/bahan perawatan sarana dan
prasarana pendidikan.
h. Pengembangan peralatan dan inovasi pusat-pusat sumber belajar
5. Memiliki Standar Kelulusan Berstandar Nasional
a. Pengembangan standar kelulusan pada setiap tahun meningkat sebesar
0,15.
b. Pengembangan peningkatan peringkat sekolah mencapai 60 tingkat
kabupaten dan peringkat 200 tingkat propinsi
c. Mempertahankan kelulusan 100%
d. Peserta didik 100% melanjutkan studi
e. Meningkatkan rerata nilai Ujian Nasional
f. Meningkatkan kejuaraan lomba bidang akademik tingkat korwil
g. Meningkatkan kejuaraan lomba bidang non akademik tingkat kabupaten
13
6. Memiliki Mutu Standar Pengelolaan Standar Nasional
a. Pengembangan atau pembuatan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) empat
tahun ditandatangani kepala Dinas Pendidikan
b. Penyusunan RKAS/RKT rencana Kerja Tahunan yang partisipasif dan
ditandatangani Kepala Dinas
c. Pendayagunaan SDM sekolah dengan cara membuat dan membagi tugas-
tugas secara jelas sesuai tugas pokok dan fungsinya.
d. Pengembangan struktur dan keorganisasian sekolah sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
e. Pengembangan dan melengkapi administrasi sekolah.
f. Implementasi MBS mengenai kemandirian/otonomi sekolah, transparansi,
akuntabilitas, partisipasi/kerjasama, fleksibilitas, dan kontinyuitas baik
mengenai program, keuangan, hasil-hasil program serta lainnya oleh pihak
manajemen sekolah (pedoman pelaksanaan MBS pada Buku MBS yang
diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMP).
g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh sekolah tentang kinerja
sekolah.
h. Penggalangan partisipasi masyarakat, komite sekolah dan alumni.
i. Membuat jaringan informasi akademik di internal maupun eksternal
sekolah (SIM).
j. Membuat atau menciptakan jaringan kerja yang efektif dan efisien baik
secara vertikal dan horisontal.
k. Implementasi model-model manajemen, yang pada dasarnya
mengembangkan aspek-aspek manajemen untuk pengembangan
standar-standar pendidikan.
l. Mengembangkan Income Generating Activities atau unit-unit
produksi/usaha di sekolah (Kantin Sekolah “Albarokah”) maupun
kerjasama dengan pihak lain untuk menggalang partisipasi masyarakat.
m. Melaksanakan dan membuat pelaporan-pelaporan kepada berbagai pihak
yang relevan, baik menyangkut bidang akademik, non akademik atau
manajemen sekolah lainnya.
7. Memiliki Standar Pembiayaan Pendidikan berstandar Nasional
a. Pengalokasian anggaran pemerintah melalui dana BOSNAS dan
BOSDAKAB secara efektif, transparan dan akuntabel.
b. Penggalangan dana dari berbagai sumber yang tidak mengikat.
c. Penciptaan usaha-usaha di sekolah atau di luar sekolah sebagai Income
Generating Activities
d. Menjalin kerjasama dengan alumni, khususnya untuk penggalangan dana
pendidikan
14
8. Memiliki Standar Penilaian Berstandar Nasional
a. Pengembangan perangkat model penilaian pada 100 % mata pelajaran
b. Implementasi model evaluasi pembelajaran: ulangan/penilaian harian,
ulangan/penilaian tengah semester, ulangan/ penilaian akhir semester,
ulangan/penilaian akhir tahun, dan Ujian Sekolah pada 100 % mata
pelajaran
c. Pengembangan instrumen atau perangkat soal untuk berbagai model
evaluasi pada 100 % mata pelajaran
d. Pengembangan pedoman evaluasi sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan oleh pemerintah atau BSNP pada 100 % mata pelajaran
e. Pengembangan lomba-lomba, ujicoba, dan sejenisnya dalam upaya
peningkatan standar nilai atau ketuntasan kompetensi
f. Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan
penilaian dalam rangka pengembangan perangkat penilaian sampai
dengan analisa dan pelaporan hasil belajar peserta didik.
g. Melaksanakan kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan tes atau
ujicoba prestasi peserta didik secara periodik.
h. Mengunggah/upload data penilaian ke dalam website sekolah
9. Memiliki Standar Pengembangan Imtak , Budaya dan Lingkungan
Sekolah
a. Tadarus/Tahfidz Qur’an bagi peserta didik beragama islam dam
pembinaan rohani/ inspirasi batin bagi peserta didik beragama
Kristen/Katholik setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis
b. Sholat Jumat di sekolah bagi peserta didik putra beragama Islam
c. Sholat dhuhur berjamaah bagi warga sekolah setiap hari Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, Sabtu
d. Implementasi budaya 3S (Senyum, Salam, Sapa)
e. Berdoa sebelum pembelajaran jam pertama dan jam terakhir pelajaran
f. Melaksanakan upacara bendera hari Senin kecuali hari libur, ujian, dan
Peniaian Akhir Semester/Penilaian Akhir Tahun
g. Melaksanakan upacara bendera hari-hari besar nasional
h. Menyanyikan lagu Indonesia raya pada awal pembelajaran/jam pertama
i. Menyanyikan lagu wajib nasional/daerah pada akhir pembelajaran
j. Memperingati hari besar agama Islam bagi peserta didik beragama Islam
dan peribadatan bagi peserta didik beragama Katholik
k. Kegiatan Jumat bersih pada minggu ke-1 dan minggu ke-3 setiap bulan
l. Kegiatan Senam Kesegaran Jasmani pada hari Jumat minggu ke-2 dan
minggu ke-4
m. Warga sekolah berbusana Jawa pada HUT Kabupaten Sleman dan setiap
Kamis pahing
15
n. Melaksanakan penyembelihan hewan Qurban pada hari raya Idhul Adha
o. Melaksanakan pengumpulan dan pendistribusian zakat fitrah dan Bhakti
Sosial
p. Implementasi budaya literasi dilaksanakan setiap hari Jumat setelah
istirahat pertama.
q. Pelayanan pada tamu secara proposional
16
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu
yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, beserta muatan lokal,
kegiatan pengembangan diri dan ekstrakurikuler. Susunan kegiatan dan alokasi
waktu yang dilaksanakan SMP Negeri 4 Tempel adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Alokasi Waktu Kurikulum 2013
Keterangan:
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat.
Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya
yang terdiri dari Seni Rupa dan Seni Musik, Prakarya serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Bahasa Jawa. Mata pelajaran Seni
Budaya yang terdiri dari Seni Rupa dan Seni Musik, Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan
konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Muatan Lokal
Bahasa Jawa yang merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi siswa SMP Negeri 4 Tempel sesuai dengan ciri khas dan potensi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang memerlukan Bahasa Jawa sebagai
bahasa pengantar percakapan sehari-hari.
Komponen Alokasi Waktu
VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
8 Seni Budaya ( Seni Musik dan Seni
Rupa)
3 3 3
9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan
3 3 3
10 Prakarya ( Kerajinan dan Pengolahan) 2 2 2
11 Muatan Lokal (Bahasa Jawa) 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per minggu 40 40 40
17
B. Program Muatan Lokal
Muatan Lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
dan tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Pengembangan muatan lokal perlu memperhatikan potensi daerah yang
meliputi (1) Sumber Daya Alam (SDA); (2) Sumber Daya Manusia (SDM); (3)
Geografis; (4) Budaya; dan (5) Historis. Berdasarkan hal tersebut, maka muatan
lokal yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tempel adalah Bahasa Jawa dan Tata
Boga
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No:
64/Kep/2013 tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal wajib
bagi Sekolah/madrasah. Silabus Bahasa Jawa untuk jenjang SMP disusun di
tingkat Propinsi DIY sedangkan RPP disusun oleh sekolah. Strategi
pelaksanaannya dimasukkan dalam muatan kurikulum dengan jumlah alokasi
waktu 2 jam perminggu. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Bahasa
Jawa dapat dilihat sebagai berikut.
1. Kompetensi Inti
a. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
b. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong-royong), santun, percayadiri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
c. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
d. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, danmembuat) danranahabstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, danmengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/ teori
2. Kompetensi Dasar
Tabel 3 Kompetensi Dasar Bahasa Jawa Kelas VII
KOMPETENSI INTI
NO KD
KOMPETENSI DASAR
SEMESTER 1
KI 3 3.1 Memahami fungsi teks lisan sesuai dengan unggah-ungguhJawa
KI 4 4.1 Menyusun teks lisan sesuai unggah ungguh Jawa untuk berbagai keperluan sederhana
KI 3 3.2 Memahami tujuan, fungsi menceritakan pengalaman
18
KOMPETENSI INTI
NO KD
KOMPETENSI DASAR
KI 4 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menceritakan pengalaman
KI 3 3.3 Memahami cangkriman dan parikan.
KI 4 4.3 Menyusun cangkriman dan parikan secara sederhana.
SEMESTER 2
KI 3 3.4 Memahami geguritan.
KI 4 4.4 Menyusun geguritan sederhana.
KI 3 3.5 Memahami lagu dolanan dan tembang Macapat Kinanthi
KI 4 4.5 Melagukan lagu dolanan dan tembang Macapat Kinanthi
KI 3 3.6 Memahami teks khusus yang berupa kalimat sederhana beraksara Jawa.
KI 4 4.6 Membaca dan menulis kalimat sederhana beraksara Jawa.
Tabel 4 Kompetensi Dasar Bahasa Jawa Kelas VIII
KOMPETENSI INTI
NO KD
KOMPETENSI DASAR
SEMESTER 1
KI 3 3.1 Memahami berbagai fungsi teks lisan sesuai dengan unggah-ungguh
KI 4 4.1 Menyusun teks lisan untuk berbagai keperluan di rumah dan sekolah sesuai dengan unggah-ungguh jawa
KI 3 3.2 Memahami strategi menyimak berita berbahasa Jawa
KI 4 4.2 Menangkap informasi-informasi dalam berita berbahasa Jawa
KI 3 3.3 Memahami cara menanggapi siaran berita berbahasa Jawa
KI 4 4.3 Menyusun tanggapan dari siaran berita berbahasa Jawa
KI 3 3.4 Memahami Cerita Pendek Berbahasa Jawa
KI 4 4.4 Mengurai Unsur-Unsur Cerkak
SEMESTER 2
KI 3 3.5 Memahami puisi Jawa (geguritan)
KI 4 4.5 Membaca geguritan
KI 3 3.6 Memahami tembang macapat pangkur dan maskumambang
KI 4 4.6 Melagukan tembang macapat pangkur dan maskumambang
KI 3 3.7 Memahami teks khusus yang berupa kalimat sederhana beraksara Jawa
KI 4 4.7 Membaca dan menulis kalimat beraksara jawa.
KI 3 3.8 Memahami cerita , watak tokoh dan pesan moral dari teks lisan atau lisan yang berupa cerita wayang
KI 4 4.8 Menjelaskan isi cerita , watak tokoh dan pesan moral dari teks lisan atau lisan yang berupa cerita wayang
19
Tabel 5 Kompetensi Dasa Bahasa Jawa Kelas IX
KOMPETENSI INTI
NO KD
KOMPETENSI DASAR
SEMESTER 1
KI 3 3.1 Memahami teks untuk menyatakan berbagai maksud dan tujuan dalam masyarakat sesuai dengan unggah-ungguh Jawa.
KI 4 4.1 Menyusun teks lisan menyatakan setuju/ tidaksetuju, menanggapi jawaban tidak benar, member semangat, menyatakan harapan atau doa, menyatakan ikut berbahagia maupun berbelasungkawa dengan unsure kebahasaan yang benar dan sesuai konteks serta sesuai dengan unggah-ungguh jawa
KI 3 3.2 Memahami tentang pranatacara (MC) dalam kegiatan sederhana.
KI 4 4.2 Menyusun teks pranatacara(MC) kegiatan sederhana
KI 3 3.3 Memahami sesorah (pidato)se derhana berbahasa jawa
KI 4 4.3 Menyusun teks sesorah (pidato) kegiatan sederhana.
SEMESTER 2
KI 3 3.4 Memahami karya jurnalistik Jawa
KI 4 4.4 Menyusun karya jurnalistik Jawa
KI 3 3.5 Memahami paragraph sederhana beraksara Jawa
KI 4 4.5 Membaca, menulis paragraph sederhana beraksara Jawa.
KI 3 3.6 Memahami cerita wayang Mahabarata yang mengandung ajaran moral (materisuplemen)
KI 4 4.6 Menganalisa ajaran moral dalam cerita wayang Mahabarata (materisuplemen)
C. Pengaturan Beban belajar dan beban kerja Guru
1. Beban belajar
a. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran
Pengaturan Beban belajar di SMP Negeri 4 Tempel menggunakan
sistem paket. Sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang siswanya diwajibkan mengikuti seluruh program
pembelajaran yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum. Penyelesaian program pendidikan dengan
menggunakan sistem paket adalah tiga tahun. Beban belajar setiap mata
pelajaran dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran
Adapun perhitungan beban belajar di SMP Negeri 4 Tempel adalah sebagai
berikut:
20
Tabel 6. Beban belajar berdasarkan Kurikulum 2013
Kelas
Satu jam pembelajaran
tatap muka/menit
Jumlah jam pembelajaran
perminggu
Minggu efektif Pertahun Pelajaran
Waktu pembelajaran/ jam per tahun
7 40 40 36 1296
8 40 40 36 1296
9 40 40 32 1280
b. Pemanfaatan Jumlah Waktu Kegiatan Tatap Muka
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh siswa untuk mengikuti program pembelajaran melalui
sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur, untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan para siswa. Yang dimaksud dengan
Kegiatan tatap muka adalah adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara siswa dan pendidik Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pembelajaran adalah 40 menit.. Jumlah jam pembelajaran
tatap muka per minggu adalah 40 jam.
1) Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
2) Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
3) Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi
peserta didik SMP Negeri 4 Tempel pada tiap mata pelajaran
dilaksanakan dengan pemberian tugas praktik, proyek, kegiatan
pembelajaran di luar kelas
4) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur terdiri dari: Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik maksimum 50% dari jumlah
waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Beban Kerja Pendidik
Beban kerja pendidik dalam kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 4
Tempel minimal 24 jam pelajaran tatap muka. Sebagai PNS pendidik
berkewajiban memenuhi beban kerja selama 37,5 jam per minggu, termasuk
tugas tambahan yang diperhitungkan angka kreditnya. Rincian jumlah jam
kerja perhari dalam satu minggu adalah sebagai berikut :
21
Tabel 7 Rincian jumlah jam perhari dalam satu minggu
No Hari Jumlah jam
1. Senin 07.00 – 14.00
2. Selasa 07.00 – 14.00
3. Rabu 07.00 – 14.00
4. Kamis 07.00 – 14.00
5. Jumat 07.00 – 11.00
6. Sabtu 07.00 – 13.00
Apabila pendidik tidak dapat terpenuhi beban kerja dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah induk, yang bersangkutan dapat menambah beban
kerja dalam kegiatan pembelajaran di sekolah lain hingga beban kerja dalam
kegiatan pembelajaran terpenuhi. Sedangkan guru tidak tetap tidak
diberlakukan beban kerja minimal. Beban kerja pendidik dalam kegiatan
belajar mengajar di SMP Negeri 4 Tempel selengkapnya tertuang dalam tabel
berikut.
Tabel 8. Daftar Beban Kerja Pendidik Semester Gasal Tahun Pelajaran 2020/2021
No Nama Pangkat/
Golongan/ Jabatan
Mata pelajaran
Kelas Jumlah VII VIII IX
ABCD
ABCD
ABCD
1 Isnan Abadi, S.Pd.,M.Pd. 19680430 198901 1 001
Pembina Tk 1/IV/b Guru Madya
Matematika
2 Indra Saputra Jaya, M. Pd.I Pendidikan
Agama Islam 12 12 12 36
3 Yulia Yuanita, S.Pd PPKn 12 12 12 36
4 Basidi Edy Siswanto, S.Pd 19620611 198703 1 010
Pembina/IV/a Guru Madya
Bahasa Indonesia
12 24
36
5 Julia Ella Rukmana, S.Pd. Bahasa
Indonesia 18 18
6 Abi Nurkholit, S.Pd Bahasa
Indonesia 6 12 18
7 Endarwati 19640101 198703 2 016
Pembina/IV/a Guru Madya
Bahasa Inggris
8 16 24
8 Kristuti, S.Pd. 19661027 199601 2 001
Penata/III/c Guru Muda
Bahasa Inggris
16 8 24
9 Fiati Yuwananingsih, S.Pd 19641112 198703 2 009
Pembina Tk1/IV/b Guru Madya
Matematika 10 20 30
10 Epi Rini Susanti, S.Pd 19691010 199412 2 003
Pembina/IV/a Guru Madya
Matematika 10 20 30
11 Sri Wulan, S.Pd 19671216 199003 2 005
Pembina/IV/a Guru Madya
IPA
5 20 25
12
Muji Basuki, S.Pd. 19620108 198302 1 002 Pembina/IV/a
Guru Madya
IPA 20 15
35
13 Ma’mumi Kuncara Dewi,S.Pd 19750605 199903 2 004
Pembina/IV/a Guru Madya
IPS 12 16 28
14 Denis Arista Pratiwi, S.Pd IPS 16 4 20
22
No Nama Pangkat/
Golongan/ Jabatan
Mata pelajaran
Kelas Jumlah VII VIII IX
ABCD
ABCD
ABCD
15
Susetyowati, S.Pd 19630110 198601 2 002
Pembina/IV/a Guru Madya
Penjasorkes + Agm Katholik
12
12
12 3
36
3
16
Hesti Purwaningsih, S.Pd 19750401 200604 2 021
Penata Muda Tk 1/III/b Guru Pertama
Seni Budaya 12 12 12 36
17
Sri Winarti, M.Pd 19710427 199412 2 002
Pembina Utama Muda /IVc Guru Madya
Bahasa Jawa 8 8 8 24
18 Ria Nur Rahmawati, S.Pd. Prakarya 8 8 8 24
JUMLAH 160 160 160
D. Penilaian
1. Ketuntasan Belajar
a. Mekanisme dan Prosedur Penentuan KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar yang
ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada standar
kompetensi lulusan, dan setidaknya memperhatikan 3 (tiga) aspek berikut.
Tiga aspek yang dimaksud yaitu karakteristik peserta didik ( intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi
satuan pendidikan (daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.
Dalam menetapkan KKM sekolah melibatkan Kepala Sekolah, pendidik
dan tenaga kependidikan.
Penentuan KKM mata pelajaran pada satuan pendidikan memperhatikan
halhal penting berikut: (1) jumlah KD setiap mata pelajaran pada
masingmasing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran dan (2) nilai
aspek karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi
satuan pendidikan. Pertimbangan dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal adalah:
1) Karakteristik Peserta Didik (Intake)
Karakteristik peserta didik (intake) bagi peserta didik baru (kelas VII)
antara lain memperhatikan ratarata nilai rapor SD, nilai ujian sekolah
SD, nilai hasil seleksi masuk peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi
peserta didik kelas VIII dan IX antara lain diperhatikan ratarata nilai
rapor semester-semester sebelumnya;
2) Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat kesulitan
dari masingmasing mata pelajaran, yang dapat ditetapkan antara lain
melalui expert judgment guru mata pelajaran melalui forum
23
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, dengan
memperhatikan hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD,
dan perlu tidaknya pengetahuan prasyarat;
3) Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung) meliputi antara lain
kompetensi pendidik (misalnya nilai Uji Kompetensi Guru); jumlah
peserta didik dalam satu kelas; predikat akreditasi sekolah; dan
kelayakan sarana prasarana sekolah.
Contoh kriteria dan skala penilaian penetapan KKM
Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala penilaian
yang disepakati oleh guru mata pelajaran.
Tabel 9. Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM
Aspek yang dianalisis
Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi< 65 Sedang 65-79 Rendah
80-100
Daya Dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah >65
Intake peserta didik
Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah >65
Menentukan KKM setiap KD dengan rumus berikut
KKM per KD = Jumlah total setiap aspek
Jumlah total aspek
Misal aspek daya dukung mendapat nilai 80 aspek kompleksitas mendapat
nilai 70 aspek intake mendapat skor 60
Dengan bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut
= 80 + 70 + 60
3
= 70
Dalam menetapkan nilai KKM KD, pendidik/satuan pendidikan dapat juga
memberikan bobot berbeda untuk masingmasing aspek.
Berdasarkan Panduan Penilaian yang dikeluarkan Kemdikbud, sekolah
dapat memilih model lebih dari satu KKM atau Satu KKM. Berdasarkan
rapat dewan guru, sekolah memilih satu KKM. KKM ditetapkan
berdasarkan rata-rata semua mata pelajaran. sehingga ditetapkan bahwa
KKM aspek Pengetahuan dan Keterampilan SMP Negeri 4 Tempel pada
Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah 70.
Nilai yang diperoleh kemudian dicantumkan predikatnya berdasarkan
rentang nilai dengan ketentuan sebagai berikut.:
24
Rentang Nilai = KKM Ideal−KKM Sekolah
3
= 100−70
3
= 30
3
= 10 Berdasarkan penghitungan tersebut ditetapkan rentang nilai (interval) yang
digunakan yakni 10.
Dengan rentang tersebut, dapat ditentukan predikatnya sebagai berikut.
Tabel 10. Predikat nilai sesuai KKM
Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
Predikat
Rentang Angka Huruf Predikat
90 – 100 A Amat Baik
80 – 89 B Baik
70 – 79 C Cukup
< 70 D Kurang
b. Daftar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMP Negeri 4 Tempel
Tabel 11. Kriteria Ketuntasan Minimal Pengetahuan dan Keterampilan
NO MATA PELAJARAN Kelas
VII VIII IX
1 Pendidikan Agama 72 72 73
2 PPKn 71 72 72
3 Bahasa Indonesia 70 70 70
4 Matematika 68 68 68
5 IPA 69 69 69
6 IPS 70 70 70
7 Bahasa Inggris 69 69 69
8 Seni Budaya 70 70 70
9 Penjasorkes 70 70 70
10 Prakarya 71 72 72
11 Bahasa Jawa 70 70 70
Rata-rata 70 70 70
c. Upaya sekolah dalam meningkatkan KKM
Upaya yang dilakukan SMP Negeri 4 Tempel dalam mencapai nilai
Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) ideal adalah melalui kegiatan
peningkatan mutu dengan meningkatkan kompetensi guru, menambah
buku dan sarana prasarana yang belum memadai, mengadakan tambahan
jam pelajaran untuk kelas VII,VIII, dan IX pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA. Tambahan pelajaran
25
dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa, masing-masing selama 2 jam
pelajaran.
2. Remedial dan Pengayaan
Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran peserta didik dapat
dievaluasi ketuntasannya. Peserta didik yang belum mencapai KKM
berarti belum tuntas, wajib mengikuti program remedial. Sedangkan peserta
didik yang sudah mencapai KKM dinyatakan tuntas dan dapat diberikan
pengayaan. Remedial dan pengayaan ini merupakan proses yang harus
dilakukan berdasarkan hasil penilaian selama proses pembelajaran
(assessment as learning dan for learning) maupun akhir pembelajaran
(assessment of learning).
a) Remedial
1) Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar atau indikator.
2) Remedial dapat dilaksanakan di dalam atau di luar jam pelajaran.
3) Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial
penilaian
4) Pelaksanaan remedial dapat dilakukan dengan cara pembimbingan
individul atau pembimbingan kelompok
5) Pembimbingan individual dilaksanakan jika ada beberapa peserta didik
yang memiliki kesulitan berbeda-beda
6) Pembimbingan kelompok dilaksanakan jika beberapa peserta didik
memiliki kesulitan yang sama
7) Remidial juga dapat dilaksanakan dengan pembelajaran ulang. Hal ini
dilakukan jika semua peserta didik mengalami kesulitan. Pembelajaran
ulang dengan cara menyederhanakan materi, variasi pembelajaran,
atau pemberian tes atau pertanyaan menari secara lisan maupun tulis
8) Kesempatan mengikuti kegiatan remedial sebanyak 2 kali.
9) Nilai remedial ditetapkan paling tinggi sama dengan KKM.
b) Pengayaan
1) Pengayaan diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar dalam bentuk pembelajaran
2) Pembelajaran pengayaan dilaksanakan di dalam atau di luar jam
pelajaran
3) Pembelajaran pengayaan dilakukan secara individual atau kelompok
4) Pelaksanaan pembelajaran pengayaan secara kelompok dilakukan
dengan memberi tugas membaca di perpustakaan terkait KD atau
menyelesaikan masalah nyata
5) Pelaksanaan pembelajaran pengayaan secara mandiri dengan belajar
yang diminati atau menjadi tutor sebaya
26
6) Pengayaan hanya dilakukan sebanyak 1 kali dalam setiap proses
penilaian.
7) Pengayaan dilakukan, dilanjutkan dengan proses penilaian tapi tidak
mempengaruhi hasil penilaian sebelumnya.
3. Penilaian Oleh Pendidik
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil
belajar.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. (dilaksanakan
untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian).
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk:
a. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
b. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
c. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi; dan
d. memperbaiki proses pembelajaran.
Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui kecenderungan
perilaku spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari di dalam
dan di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan
untuk mengetahui capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi
tumbuhnya perilaku siswa sesuai butir-butir nilai sikap dalam KD dari KI-
1 dan KI-2.
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri dan
penilaian antar teman.
Observasi menggunakan Lembar observasi atau jurnal. Dilaksanakan
selama proses (jam) pembelajaran dan/ atau di luar jam pembelajaran yang
teramati (mapel PABP dan PPKN), untuk mapel lainnya dilaksanakan dalam
proses pembelajaran secara terus-menerus selama satu semester.
Observasi Juga dilakukan oleh wali kelas dan guru BK selama satu semester.
Dilaksanakan di luar jam pembelajaran baik secara langsung maupun
berdasarkan informasi yang valid.
27
Jurnal mencatat perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik
setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku siswa. Apabila seorang siswa pernah memiliki catatan sikap
yang kurang baik, kemudian pada kesempatan lain siswa tersebut telah
menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik
pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal
harus ditulis bahwa sikap siswa tersebut telah (menuju atau
konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Peserta didik yang
memiliki catatan kurang baik, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas
pada sikap kurang baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap
perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan.
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian
terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam berperilaku. Hasil
penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi
perkembangan sikap peserta didik, menumbuhkan nilainilai kejujuran
dan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.
Penilaian antarteman dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian
yang dilakukan oleh seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta
didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta didik yang dinilai.
Hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi
serta dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti
kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Penilaian antar teman dan penilaian diri dilaksanakan satu kali dalam
satu semester, menjelang akhir semester.
Pelaksanaan penilanan sikap dilakukan dengan tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan hasil serta pemanfaatan dan tindak lanjut
hasil penilaian.
1) Perencanaan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016, mengenai
kompetensi inti dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI1
dan KI2 hanya ada pada mata pelajaran PABP dan PPKn,
sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak dikembangkan KD.
Penilaian sikap pada mapel PABP dan PPKn akan diturunkan dari
KD pada KI1 dan KI2, yang kemudian dirumuskan indika tornya.
Indikator sikap ini diamati dan dicatat pada jurnal seperti pada mata
pelajaran lainnya.
a) Mata pelajaran PABP dan PPKn
Nilainilai yang akan diobservasi terkait dengan KD dan indika
tor yang dikembangkan di mapel PABP dan PPKn. Selanjutnya
28
pendidik menentukan teknik penilaian sikap, yaitu terutama
teknik observasi. Teknik penilaian diri dan penilaian antarteman
juga dapat dipilih. Penentuan teknik penilaian harus diikuti dengan
mempersiapkan instrumen penilaian.
Prosedur dalam melakukan penilain sikap spiritual dan sosial pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Budi Pekerti dan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PABP dan PPKn)
memerlukan indikator pencapaian kompetensi yang didasarkan
pada kom petensi dasar (KD) dari KI1 dan KI2.Untuk menyusun
indikator pencapaian kompetensi pada KD dari KI1 dan KI2
diperlukan analisis kompetensi dan analisis substansi bahan
ajar. Dalam melakukan analisis kompetensi digunakan kata kerja
operasional untuk aspek sikap.
b) Mata pelajaran selain PABP dan PPKn
Penilaian sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama
Budi Pekerti (PABP) dan PPKn tetap harus melalui perencanaan.
Perencanaan diawali dengan mengidentifikasi sikap yang ada
pada KI1 dan KI2 serta sikap yang diharapkan oleh sekolah
yang tercantum dalam KTSP. Sikap yang dinilai oleh guru mata
pelajaran selain PABP dan PPKn adalah sikap spiritual dan sikap
sosial yang muncul secara alami selama pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.
contoh sikap spiritual yang dapat digunakan dan dinilai pada
semua mata pelajaran:
1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
2) menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
4) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
5) mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar
atau berusaha;
8) memelihara hubungan baik sesama umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa;
9) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa
Indonesia;
10) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah
29
sesuai agamanya.
Contoh indikator sikap sosial untuk semua mata pelajaran: jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, percaya diri, peduli
2) Pelaksanaan
Penilaian sikap spiritual dan sosial oleh guru mata pelajaran, wali
kelas dan BK dilakukan secara terus menerus selama satu
semester di dalam kelas maupun diluar jam pembelajaran.
Perkembangan sikap spiritual dan sosial diamati, perilaku peserta
didik yang sangat baik atau kurang baik dicatat dalam jurnal segera
setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku peserta didik. Hasilnya dikomunikasikan dengan peserta
didik dan membubuhkan paraf pada jurnal tersebut sebagai bentuk
pengakuan. Harapannya peserta didik sadar dan mengubah
perilakunya menjadi lebih baik
3) Pengolahan hasil
Sikap spiritual dan sikap sosial selama satu semester diolah dengan
Langkahlangkah:
a) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masingmasing
mengelompokkan (menandai) catatancatatan sikap pada jurnal
yang dibuatnya kedalam sikap spiritual dan sikap sosial
b) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masingmasing
membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap
sosial berdasarkan catatancatatan jurnal untuk setiap pe
serta didik.
c) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru
mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi
singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran,
guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas me
nyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan
sosial setiap peserta didik.
d) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan
deskripsi.
4) Pemanfaatan dan Tindak lanjut
Guru mata pelajaran segera menindak lanjuti hasil penilaian sikap
segera, baik saat pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Hal
tersebut diharapkan dapat menjadi bentuk penguatan bagi peserta
didik yang telah menunjukkan sikap baik, dan dapat memotivasi
peserta didik untuk memperbaiki sikap yang kurang baik.
30
Guru BK secara terprogram mengembangkan layanan konseling
dan pendampingan pada peserta didik yang memiliki kekurangan
pada perilaku sikap spiritual maupun sikap sosial. Pembinaan
terhadap perilaku sikap yang tergolong kurang dilakukan sesegera
mungkin setelah perilaku diamati.
b. Penilaian pengetahuan
Penilaian Pengetahuan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi
peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif
(kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
Pendidik memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi yang akan dinilai. Teknik penilaian tersebut adalah: tes
tertulis, tes lisan, dan penugasan.
Pelaksanaan penilanan pengetahuan dilakukan dengan tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil serta pemanfaatan dan
tindak lanjut hasil penilaian.
1.) Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk menetapkan tujuan penilaian dan KD
tertentu akan dinilai menggunakan bentuk apa, teknik apa, berapa
frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya, serta bagaimanatindak
lanjutnya. Perencanaan penilaian tersebut harus dilaksanakan
secara sistematis agar tujuan dapat tercapai. Perancangan strategi
penilaian dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus. Berikut ini adalah
langkahlangkah penting dalam perencanaan penilaian.
a) Menenetapkan tujuan penilaian
Tujuan penilaian ditetapkan mengacu RPP
b) Menentukan bentuk penilaian
Penilaian berbentuk ulangan atau penugasan
c) Memilih teknik penilaian
Untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan teknik
yang digunakan adalah : tes tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Tabel 12. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Pengetahuan
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Tertulis Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda,
Mengetahui penguasaan pengetahuan siswa untuk
31
Isian/Melengkapi, Uraian
perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman siswa untuk perbaikan proses pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok
Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau mengetahui penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran)
Portofolio Sampel pekerjaan siswa terbaik yang diperoleh dari penugasan dan tes tertulis
Sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester
d) Menyusun kisi-kisi
Kisikisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal yang
akan ditulis yang meliputi antara lain KD yang akan diukur, materi,
indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal.
e) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal
Soal yang ditulis haarus memperhatikan, level kognitif, dan
kaidah penulisan soal (uraian atau obyektif)
f) Menyusun Pedoman penskoran
Soal uraian disediakan criteria jawaban, sedangkan untuk
obyektif disediakan kunci jawaban dan skor tiap tiap soal
2.) Pelaksanaan
Pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan pemetaan dan
perencanaan yang tercantum dalam program semester dan
program tahunan. Penilaian untuk pembelajaran (assessment for
learning) dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning) dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran. Hasil penilaian
tidak sematamata dalam bentuk angka, tetapi lebih ditekankan
pada umpan balik untuk guru maupun peserta didik.
Penilaian akhir pembelajaran (assessment of learning)
dilaksanakan dalam bentuk penilaian harian (PH) dan penilaian
tengah semester (PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah
32
serangkaian kegiatan pembelajaran berlangsung sebagaimana
yang direncanakan dalam RPP. Penilaian tengah semester (PTS)
merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung 89 minggu. Cakupan PTS meliputi
seluruh KD pada periode tersebut.
Penentuan frekuensi penilaian harian dalam satu semester dapat
bervariasi tergantung tuntutan KD dan hasil pemetaan. KD “gemuk”
dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan beberapa KD “kurus”
dapat disatukan untuk sekali penilaian atau diujikan bersama.
3.) Pengolahan hasil
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH),
penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester
(PAS) yang dilakukan dengan beberapa teknik penilaian sesuai
tuntutan kompetensi dasar (KD). Penulisan capaian pengetahuan
pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.
Hasil Penilaian Harian merupakan nilai ratarata yang diperoleh dari
hasil penilaian harian melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk
setiap KD. Jika dinyatakan dengan rumus Hasil penilaian adalah
sebagai berikut.
Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang
diperoleh dari penilaian tengah semester (PTS) melalui tes tertulis
dengan materi yang diujikan terdiri atas semua KD dalam tengah
semester.
Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang
diperoleh dari penilaian akhir semester (PAS) melalui tes tertulis
dengan materi yang diujikan terdiri atas semua KD dalam satu
semester.
Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari HPH,
HPTS, dan HPAS dengan menggunakan formulasi dengan
pembobotan HPH 60%, HPTS 20% dan HPAS 20% atau HPH :
HPTS : HPA = 3:1:1.
4.) Tindak Lanjut
Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan peserta didik. Di samping itu hasil penilaian dapat
PH = 1X Nilai Rata-rata TT/TL + 2 x nilai Rata-rata Tugas
3
33
juga memberi gambaran tingkat keberhasilan pendidikan pada
satuan pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian ditentukan langkah
atau upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, orang tua,
peserta didik, maupun pemerintah.
Berdasarkan hasil penilaian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
peserta didik (assessment as learning), pendidik untuk kepentingan
nilai guna pengisian rapor (assessment for learning), dan satuan
pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung (melalui
PH/pengamatan harian) maupun setelah beberapa kali program
pembelajaran (PTS), atau setelah selesai program pembelajaran
selama satu semester.
Hasil analisis penilaian pengetahuan berupa informasi tentang
peserta didik yang belum mencapai KKM perlu ditindak lanjuti
dengan remedial, sedangkan peserta didik yang telah mencapai
KKM diberikan pengayaan.
c. Penilaian keterampilan
Penilaian Ketrampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan
untuk melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian
keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian
portofolio, dan teknik lain. Teknik penilaian keterampilan yang
digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.
1.) Teknik Penilaian
Berikut uraian singkat tentang teknik penilaian
a) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan
kompetensi. Tujuan dari penilaian ini untuk dapat menilai
kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan keterampilannya
dalam melakukan suatu kegiatan. Aspek yang dinilai dalam
penilaian praktik adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan
suatu tugas.
b) Penilaian produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta
didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke
dalam wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria
34
yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir.
Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu produk yang
dihasilkan.
Penilaian produk bertujuan untuk menilai keterampilan siswa
dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian
tujuan pembelajaran, menilai penguasaan keterampilan seba gai
syarat untuk mempelajari keterampilan berikutnya; dan menilai
kemampuan siswa dalam bereksplorasi dan mengembangkan
gagasan dalam mendesain dan menunjukkan inovasi dan
kreasi.
c) Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui ke
mampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu instrumen proyek dalam periode/waktu
tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu
atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.
Penilaian proyek meliputi rangkaian kegiatan mulai dari peren
canaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan
dan penyajian data, serta pelaporan.
d) Penilaian Portofolio
Portofolio adalah penilaian berkelanjutan berdasarkan kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Tujuan utama
dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan hasil karya dan
proses bagaimana hasil karya tersebut diperoleh sebagai salah
satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar siswa,
yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah
ditetapkan. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil
pekerjaan siswa, portofolio juga berfungsi untuk mengetahui
perkembangan kompetensi siswa.
e) Penilaian lain
Untuk mengukur keterampilan dalam ranah berpikir abstrak
(membaca, menulis, menyimak, dan menghitung) dapat digu
nakan teknik lain seperti tes tertulis. Dalam mata pelajaran
matematika atau IPA, misalnya siswa menyelesaikan masalah
yang terkait dengan konsepkonsep dalam kedua mata
pelajaran tersebut. Dalam mata pelajaran rumpun bahasa, siswa
menyusun berbagai jenis teks.
35
2.) Perencanaan
Perencanaan penilaian meliputi penyusunan kisikisi, penyusunan
instrumen, dan penyusunan rubrik penilaian. Penyusunan kisikisi
meliputi menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai,
dalam hal ini adalah KD dari KI 4 dan menyusun indikator
berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.
Instrumen disusun mengarah kepada pencapaian indikator hasil
belajar, dapat dikerjakan oleh siswa, sesuai dengan taraf
perkembangan siswa, memuat materi yang sesuai dengan cakupan
kurikulum, bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial
ekonomi); danmenetapkan batas waktu penyelesaian.
Rubrik penilaian memuat seperangkat indikator untuk menilai
kompetensi tertentu,indikator yang diurutkan berdasarkan urutan
langkah kerja pada instrumen atau sistematika pada hasil kerja
siswa, dapat mengukur kemampuan yang diukur (valid), dapat
digunakan untuk menilai kemampuan siswa, dapat memetakan
kemampuan siswa, dan disertai dengan penskoran yang jelas.
3.) Pelaksanaan
Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari perencanaan peni
laian yang telah dilakukan. Adapun teknis pelaksanaan penilaian
praktik, produk, dan projek meliputi:
a) pemberian tugas secara rinci;
b) penjelasan aspek dan rubrik penilaian;
c) pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah siswa
melakukan pembelajaran; dan
d) pendokumentasian hasil penilain.
4.) Pengolahan Hasil
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian setiap KD. Hasil
penilaian pada satu KD yang dilakukan lebih dari satu kali dengan
teknik yang sama, maka nilai pada KD tersebut adalah yang
tertinggi. Satu KD yang dinilai dengan lebih dari satu Teknik maka
nilai KD tersebut merupakan nilai rataratanya. Penulisan capaian
keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100,
predikat dan deskripsi. Perolehan skor diperoleh dari rubrik
masing-masing penilaian. Rumus penilaian harian keterampilan
sebagai berikut:
Jml Skor perolehan x 100
Jml tugas
36
5.) Pemanfaatan dan Tindak Lanjut
Hasil penilaian keterampilan dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan dan perkembangan peserta didik dalam menerapkan
pengetahuan dalam tugas tertentu serta memberi gambaran tingkat
keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan.
Berdasarkan analisis hasil penilaian, dapat ditentukan dengan
langkah atau upaya yang harus dilakukan pendidik dan peserta
didik dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Hasil penilaian yang diperoleh dimanfaatkan untuk kepentingan
peserta didik (assessment as learning), pendidik (assessment for
learning), dan satuan pendidikan selama proses pembelajaran
berlangsung (melalui PH/pengamatan harian) maupun setelah
beberapa kali program pembelajaran (PTS), atau setelah selesai
program pembelajaran selama satu semester.
4. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan
a. Pengertian
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses
pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik
dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan secara
terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah,
Ujian Sekolah Berstandar Nasional dan digunakan untuk penentuan
kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan.
b. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup
aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Penilaian hasil belajar aspek
sikap dilakukan oleh pendidik dan dilaporkan oleh satuan pendidikan.
c. Bentuk Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk
Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), Ujian
Sekolah (US), dan Ujian Sekolah Daerah (USDA).
1) Penilaian Akhir Semester
Penilaian Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester gasal. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Hasil penilaian akhir semester selanjutnya diolah dan dianalisis untuk
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian akhir
semester dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan, dan
pengisian rapor.
37
2) Penilaian Akhir Tahun
Penilaian Akhir Tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
pada akhir semester genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan Kompetensi Dasar (KD) pada
semester genap saja.
Hasil penilaian akhir tahun selanjutnya diolah dan dianalisis untuk
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian akhir
semester dimanfaatkan untuk program remedial, pengayaan, dan
pengisian rapor.
3) Ujian Sekolah
Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
kompetensi peserta didik terhadap standar kompetensi lulusan untuk
mata pelajaran yang tidak diujikan dalam USDA.
Untuk beberapa mata pelajaran, US diselenggarakan dalam bentuk
ujian tulis dan ujian praktik, namun beberapa mata pelajaran lain
dilaksanakan dengan ujian tulis atau ujian praktik saja. Di SMP
Negeri 4 Tempel Untuk mata pelajaran dilaksanakan hanya ujian
tulis saja adalah mata pelajaran PPKN, Matematika, dan IPS.
Sedangkan mata pelajaran lain dilaksanakan dengan ujian tulis
dan ujian praktik.
Hasil analisis Ujian Sekolah digunakan pendidik dan satuan
pendidikan untuk perbaikan proses pembelajaran secara
keseluruhan pada tahun pelajaran berikutnya. Hasil Ujian Sekolah
dilaporkan satuan pendidikan kepada orangtua peserta didik. Hasil
Ujian Sekolah digunakan sebagai salah satu pertimbangan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
d. Instrumen Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, ujian sekolah, dan USBN
memenuhi persyaratan dari segi substansi, konstruksi, dan bahasa, serta
memenuhi validitas empiris.
Penyusunan kisi-kisi US dan USBN/USDA disusun berdasarkan kriteria
pencapaian standar kompetensi lulusan, standar isi, dan lingkup materi
pada kurikulum yang berlaku. Kisi-kisi US dan soal disusun dan ditetapkan
oleh masing-masing satuan Pendidikan berdasarkan kriteria pencapaian
standar kompetensi lulusan, standar isi, dan kurikulum yang berlaku. Kisi-
kisi USBN/USDA memuat level kognitif dan lingkup materi. Bentuk soal
USBN/USDA terdiri atasPilihan Ganda (PG) dan Uraian.
38
e. Kenaikan Kelas
1) Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh Satuan Pendidikan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua
semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
b) Rata-rata nilai sikap seluruh mata pelajaran minimal BAIK
c) Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK
d) Tidak memiliki lebih dari dua (2) mata pelajaran yang masing-
masing nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilannya di bawah KKM.
e) Nilai minimal setiap mata pelajaran 50.
f) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama
dengan KKM.
g) Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 5% dari
jumlah hari efektif atau selama 12 hari dalam 1 tahun
Seorang peserta didik naik atau tidak naik kelas didasarkan
pada hasil rapat pleno dewan guru dengan mempertimbangkan
kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib,
dan peraturan lainnya yang berlaku di SMP Negeri 4 Tempel.
2) Strategi Penanganan Siswa yang Tidak Naik Kelas
Bagi siswa yang tidak memenuhi syarat kenaikan, maka
dinyatakan tidak naik kelas dan kepadanya diberikan kesempatan
untuk mengulang di tahun berikutnya atau mengundurkan diri. Bagi
Siswa yang mengulang diberikan perhatian yang sama dengan siswa
lain, serta diberikan motivasi yang lebih agar dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
f. Kelulusan
1) Kriteria Kelulusan
Berdasarkan Perturan Mendikbud RI Nomor 43 thun 2019
Tentang Penyelenggaraan Ujian yang diselenggarakan Satuan
Pendidikan. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
setelah:
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
c) Mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh sekolah
d) Lulus ujian sekolah;
Kelulusan peserta didik dari Ujian Sekolah ditetapkan oleh satuan
pendidikan apabila memenuhi kriteria kelulusan berdasarkan
perolehan Nilai sekolah:
39
(1) Telah mengikuti ujian seluruh mata pelajaran yang diujikan;
(2) Memiliki nilai Ujian Sekolah rata-rata minimal 65,0 dengan nilai
minimal 60,0 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan
e) Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 5% dari
jumlah hari efektif yaitu selama 12 hari pada tahun terakhir;
f) Kelulusan ditetapkan dalam rapat dewan guru
2) Target Kelulusan
Pada Tahun Pelajaran 2020/2021 ditargetkan seluruh peserta didik
SMPN 4 Tempel lulus/Lulus 100%. Rata-rata nilai ujian Sekolah 70.
3) Program Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Lulusan
Dalam rangka pencapaian pencapaian target kelulusan dan untuk
meningkatkan kualitas lulusan, program – progam yang dilaksanakan
oleh sekolah antara lain : penambahan jam pelajaran untuk mata
pelajaran yang diUSDAkan, melaksanakan tes uji coba soal yang
disesuaikan dengan SKL. Soal – soal yang digunakan pada tes uji coba
disusun oleh guru sendiri, program kemitraan yang terbagi pada
kelompok kemitraan (Kecamatan Tempel dikelompokkan dengan
Kecamatan Seyegan), bekerja sama dengan MKKS Kabupaten Sleman
serta MKKS Propinsi DIY.
4) Program Pasca Ujian Sekolah
Setelah Ujian Sekolah peserta didik menerima informasi dari beberapa
sekolah Lanjutan Atas dan PKBM. Kegiatan ini bertujuan memberi
wawasan kepada peserta didik bagi yang lulus untuk kelanjutan
pendidikannya dan peserta didik yang belum lulus untuk mengikuti
ujian melaui PKBM jika tidak mau mengulang di kelas yang sama
g. Perencanaan Penilaian
Perencanaan Penilaian disusun dalam bentuk Prosedur Operasional
Standar (POS). POS merupakan panduan penyelenggaraan penilaian hasil
belajar peserta didik.
Komponen POS antara lain pendahuluan, dasar hukum, pengertian,
peserta, panitia, pengembangan instrumen, bahan, pelaksanaan,
pengolahan, penetapan kelulusan, pembiayaan, pemantauan, dan
pelaporan.
Kegiatan yang dilakukan pada pengembangan instrumen, bahan,
pelaksanaan, dan pengolahan antara lain :
1) Menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran;
2) Menyusun instrumen penilaian dan pedoman penskorannya;
3) Melakukan analisis kualitas instrumen;
4) Melakukan penilaian (pengujian);
5) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian;
40
6) Melaporkan hasil penilaian; dan
7) Memanfaatkan laporan hasil penilaian.
POS disusun pada kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS),
Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), Ujian
Sekolah (US), dan Ujian Sekolah Daerah (USDA).
h. Pelaksanaan Penilaian
Sekolah melaksanakan penilaian hasil belajar sesuai perencanaan
penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan Pelaksanaan
penilaian ini meliputi: penyiapan perangkat penilaian, sarana, administrasi,
tempat, sumber daya manusia, dan proses pelaksanaan penilaian.
Pelaksanaan PTS, PAS, dan PAT sesuai dengan kalender pendidikan SMP
Negeri 4 Tempel.
i. Pengolahan, Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
1) Pemeriksaan hasil Penilaian
Setelah selesai melakukan PAS, PAT, US, maupun ASDA, sekolah
melakukan pemeriksaan hasil penilaian. Tahapan yang dilakukan pada
pemeriksaan hasil penilaian adalah sebagai berikut.
a) Penskoran lembar kerja siswa yang dilakukan oleh guru (tim guru)
mata pelajaran.
b) Hasil penskoran PAS dan PAT digunakan untuk pengolahan nilai
rapor. Hasil penilaian aspek pengetahuan dan aspek keterampilan
dilaporkan dalam bentuk nilai, predikat, dan deskripsi. Nilai US dan
USBN digunakan sebagai salah satu kriteria penentuan kelulusan.
2) Pengolahan Nilai
a) Pengolahan Nilai PAS/PAT
Setelah melakukan penilaian PAT/PAT, sekolah menerima laporan
hasil penilaian dari pendidik dan digunakan sebagai salah satu
komponen pengisian nilai Rapor. Komponen nilai Rapor yang lain
adalah hasil PH dan PTS.
Nilai setiap mata pelajaran di rapor aspek pengetahuan
dibandingkan dengan KKM. Pedoman untuk menentukan
persentase antara hasil PH, PTS dan PAT dalam menentukan nilai
Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS)/Rapor adalah sebagai berikut.
Hasil dari rumus tersebut dibulatkan ke satuan terdekat. Nilai rapor
dinyatakan dalam bilangan bulat antara 0-100.
Nilai Rapor = 3PH+PTS+ PAS/PAT
5
41
Contoh
Peserta didik Ananda memperoleh nilai mata pelajaran Agama
dan Budi Pekerti sebagai berikut:
Rerata penilaian harian (PH) =74
PTS = 76
PAT = 68
Nilai rapor = (3 X 74 )+76+68
5
= 74,4
= 74 (Pembulatan ke bawah)
KKM pendidikan agama dan Budi pekerti adalah 72 maka Ananda
tuntas untuk pendidikan agama dan Budi Pekerti. Ananda mendapat
predikat Baik pada aspek pengetahuan untuk pendidikan Agama
dan Budi Pekerti.
Deskripsi = sudah menguasai seluruh kompetensi dengan baik
dalam memahami makna khulafaurrasyidin.
Ketuntasan belajar pada kenaikan kelas adalah ketuntasan dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun pelajaran. Jika terdapat mata pelajaran
yang tidak mencapai KKM pada semester gasal atau genap, maka
dilakukan langkahlangkah berikut.
(1) Dihitung ratarata nilai mata pelajaran semester gasal dan
genap.
(2) Dihitung ratarata KKM mata pelajaran tersebut pada se
mester gasal dan genap, selanjutnya dibandingkan dengan
KKM ratarata pada mata pelajaran tersebut. Jika hasil pada
nilai ratarata sama atau lebih dari nilai ratarata KKM, maka
peserta didik untuk mata pelajaran tersebut dinyatakan
TUNTAS, dan sebaliknya jika nilai ratarata kurang dari nilai
ratarata KKM, maka peserta didik untuk mata pelajaran
tersebut dinyatakan BELUM TUNTAS.
Berikut contoh pengolahan nilai peserta didik pada aspek
pengetahuan.
Tabel 13. Contoh pengolahan nilai aspek pengetahuan
Mata
Pelajaran
Semester gasal
Semester genap
Hasil Pengolahan
keterangan
Nilai kkM
Nilai akhir
Nilai kkM
Nilai akhir
rata-rata Nilai kkM
rata-rata Nilai akhir
Matematika 70 75 70 67 70 (75+67):2 = 71
TUNTAS Karena hasil pengolahan nilai peserta didik> nilai KKM
42
Selanjutnya disajikan contoh pengolahan nilai rapor pada
aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan.
Tabel 14 Nilai yang diperoleh Ardi pada semester 1 dengan
KKM 70
No
Mata Pelajaran
Pengetahuan Keterampilan
Nilai Pre
dikat
Deskripsi
Nilai Pre
dikat
Deskrip si
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
75 75
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
72 78
3 Bahasa Indonesia 73 70
4 Matematika 65 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 75
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
70 71
7 Bahasa Inggris 67 70
Kelompok B
1 Seni Budaya 70 70
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
80 75
3 Prakarya 85 80
4 Bahasa Jawa 76 74
Tabel 15. Nilai yang diperoleh Ardi pada semester 2
dengan KKM 70
No
Mata Pelajaran
Pengetahuan Keterampilan
Nilai Predi
kat
deskripsi
Nilai Predi
kat
Des
kripsi
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
70 75
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
72 77
3 Bahasa Indonesia 73 76
4 Matematika 70 70
5 Ilmu Pengetahuan Alam
70 75
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
70 71
7 Bahasa Inggris 71 70
Kelompok B
1 Seni Budaya 68 70
2 Pendidikan Jasmani, 80 80
43
Olah Raga, dan Kesehatan
3 Prakarya 85 85
4 Bahasa Jawa 75 73
Pada semester satu Ardi memiliki 2 nilai kurang dari KKM yaitu
Matematika (65), Bahasa Inggris (67) pada aspek pengetahuan
sedangkan pada aspek keterampilan semua mata pelajaran
sudah tuntas. Nilai sikap Baik. Pada semester 2 Ardi memiliki 1
nilai kurang dari KKM yaitu Seni Budaya (68)pada aspek
pengetahuan dan semua nilai tuntas pad aspek keterampilan.
Nilai sikap Baik
Berdasarkan rata-rata perolehan nila Ardi pada semester 1 dan
2 diketahui ada 3 nilai kurang dari KKM yaitu Matematika (67,5),
Bahasa Inggris (69) dan Seni Budaya (69) pada aspek
pengetahuan. Semua mata pelajaran tuntas untuk aspek
ketarampilan dan nilai sikap baik.
Nilai Ardi diketahui terdapat 3 nilai kurang dari KKM pada aspek
pengetahuan, maka Ardi dinyatakan Tidak Naik Kelas karena
tidak memenuhi criteria kenaikan kelas.
Mekanisme yang dilakukan oleh wali kelas ketika akan mengisi
rapor pada akhir semester dan akhir tahun ajaran adalah:
(1) Merumuskan deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial
yang diambil dari catatan perkembangan sikap peserta
didik yang diberikan oleh guru mata pelajaran, guru BK,
dan wali kelas.
(2) Menuliskan capaian penilaian peserta didik pada
aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dalam
bentuk angka, predikat, dan disertai deskripsi untuk
masing-masing mata pelajaran.
b) Pengolahan nilai US dan USDA untuk kelulusan
Soal US atau USBN dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda
dan uraian. Lembar jawaban US dan USDA bentuk pilihan ganda
dapat diperiksa secara manual atau menggunakan alat
pemindai. Lembar jawaban soal bentuk uraian diperiksa
secara manual oleh sekurangkurangnya dua orang guru
sesuai mata pelajaran dengan mengacu pada pedoman
penskoran. Jika terdapat selisih nilai antara kedua pemeriksa
lebih dari 25% dari skor maksimum, sekolah menugaskan
44
pemeriksa ketiga. Nilai akhir soal uraian merupakan ratarata
nilai dari semua pemeriksa.
Nilai USBN merupakan gabungan nilai soal pilihan ganda dan
nilai soal uraian, dengan rentang nilai 0 100. Satuan pendidikan
menentukan pembobotan nilai pilihan ganda dan uraian.
Setelah selesai melakukan penilaian (pengujian), satuan pendi
dikan melakukan kegiatan sebagai berikut.
(1) Memeriksa hasil ujian;
(2) Menetapkan hasil US dan USDA serta melaporkan ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota atau Provinsi;
(3) Menerbitkan, menandatangani, dan membagikan hasil US
dan USDA pada peserta US dan USDA;
(4) Menyampaikan laporan pelaksanaan US dan USDA ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota atau Provinsi; dan
3) Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis nilai PAS, PAT, US, dan
USBN diperoleh informasi tentang daya serap setiap mata pelajaran
pada masingmasing tingkat kelas, pencapaian hasil belajar
dibandingkan dengan KKM. Secara empiris satuan pen didikan akan
memperoleh informasi statistik dari perangkat soal yang telah digunakan,
antara lain reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Hasil
analisis tersebut dapat dipergunakan untuk pengembangan bank soal
di satuan pendidikan. Satuan pendidikan juga akan memiliki dokumen
tentang:
a) Pencapaian target perolehan nilai yang telah ditetapkan; dan
b) Kompetensi dasar yang sudah atau belum dikuasai oleh pe serta
didik untuk setiap mata pelajaran pada masingmasing tingkat
kelas.
Pemanfaatan dan tindak lanjut yang dilakukan sekolah pendidikan
terhadap hasil analisis adalah sebagai berikut.
a) Membuat laporan kemajuan belajar peserta didik (rapor) setelah
mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik (penilaian harian,
penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester/akhir
tahun) dan kemajuan belajar lainnya dari setiap peserta didik;
b) Menata kembali seluruh materi pembelajaran setelah melihat hasil
penilaian akhir semester atau akhir tahun;
c) Melakukan perbaikan dan penyempurnaan instrumen penilaian;
d) Merancang program pembelajaran pada semester berikutnya; dan
45
e) Membina peserta didik yang belum mencapai hasil belajar seperti
yang diharapkan.
Hasil pengolahan rapor dan ujian sekolah dijadikan bukti capaian akhir
kompetensi peserta didik yang dituangkan dalam bentuk ijazah. Selain
itu pengolahan nilai hasil USBN dapat dimanfaatkan sebagai pemetaan
oleh dinas pendidikan kabupaten/kota atau propinsi.
Hasil pengolahan nilai peserta didik dari PH+PTS+PAS menjadi sumber
dalam menentukan Nilai Akhir (NA) untuk rapor semester gasal.
Hasil pengolahan nilai peserta didik dari PH+PTS+PAT menjadi sumber
dalam menentukan Nilai Akhir (NA) untuk rapor semester genap. Nilai
ratarata semester 1 s.d. 6, serta nilai hasil US dan USBN menjadi
sumber dalam menentukan Nilai Akhir (NA) di ijazah.
5. Penilaian oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
1) Asesmen Kompetensi Minimal (AKM)
Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) merupaka program kerja Kementrian
Pendidkan dan Kebudayaan tahun 2020 terkait dengan evaluasi. AKM bukan
penggantu Ujian Nasional. AKM tidak mengukur semua konten dalam
Kurikulum tetapi hanya kompetensi Minimal yang dibangun dari jenjang
dasar sampai menengah dalam suatu learning progression.
AKM berbentuk survey dengan sampel siswa kelas 4, kelas 8, dan kelas 11.
AKM tidak melaporkan hasil individu peserta didik namun laporan agregat
yang berfokus kepada peningkatan internal dari waktu ke waktu bukan
komparasi antar kelompok.
AKM mengukur kemampuan minimal yang dibutuhkan peserta didik
mencakup kemampuan literasi dan numerasi. Literasi dan numerasi yang
dimaksud bukan mata pelajaran Matematikan dan Bahasa Indonesia namun
kemampuan oeserta didik menggunakan konsep untuk menganalisa sebuah
materi.
2) Survei Karakter
Survei Karakter merupakan program Kementrian dan Kebudayaan tahun
2020 selain AKM. Survei ini digunakan untuk mengukur luaran belajar yang
lebih bersifat sosialemosional, serta kualitas proses belajar-mengajar di tiap
sekolah. Survei karakter menjadi panduan sekolah dan pemerintah dan
diharapkan menjadi tolok ukur untuk bisa memberikan umpan balik bagi
sekolah dalam melakukan perubahan.
Survei Karakter dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan asas-
asas Pancasila oleh peserta didik. Tidak hanya berupa pemahaman kognitif
tentang misalnya bagaimana sila “Persatuan Indonesia” diimplementasikan
46
dalam bentuk gotong royong, namun juga merupakan internalisasi nilai
empirik secara utuh yang menyatu dalam proses pembelajaran.
Hasil survei karakter dapat dijadikan tolak ukur untuk memberikan umpan
balik ke sekolah agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
sehingga membuat peserta didik lebih kuat memahami dan menerapkan
nilai-nilai dalam Pancasila melalui proses pembelajaran.
3) Ujian Sekolah Daerah (USDA)
Ujian Nasional (UN) yang selama ini digunakan sebagi Standarisasi
penilaian secara nasional tidak dilaksanakan lagi mulai tahun 2021. DIY
sebagai daerah Istimewa tetap akan memberlakukan Standarisasi penilaian
dalam bentuk Ujian Sekolah daerah (USDA). USDA tidak mempengaruhi
kelulusan, setidaknya untuk menentukan seleksi Pendidikan jenjang
berikutnya.
E. Mutasi Siswa
Syarat-syarat administrasi , mekanisme, dan prosedur mutasi siswa disesuaikan
dengan Keputusan Kepala SMP Negeri 4 Tempel tentang Prosedur Operasional
Standar (POS) pengaturan siswa pindahan.
1. Mutasi dari sekolah lain ke SMP Negeri 4 Tempel;
a. Berasal dari luar kabupaten Sleman;
b. Berasal dari sekolah negeri;
c. Berasal dari SMP berakreditasi A dikarenakan terakreditasi SMP 4 Tempel
A (minimal akreditasi sekolah asal siswa sama);
d. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat
terkait;
e. Memiliki Surat Keterangan Hasil Nilai Ujian Nasional SD yang setidak-
tidaknya sama atau lebih dari 215;
f. Nilai rapor semester terakhir sesuai dengan KKM;
g. Surat keterangan formasi dari SMP Negeri 4 Tempel.
h. Calon siswa didampingi oreng tua/walinya bertemu dengan wakil kepala
sekolah kesiswaan SMP Negeri 4 Tempel;
i. Setelah melengkapi berkas-berkas, calon siswa pindahan mengikuti TES
SELEKSI. Catatan hasil seleksi bagi calon siswa pindahan yang diterima
adalah minimal 75 untuk masing-masing mata pelajaran yang diujikan.
Mata pelajaran yang diujikan adalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika dan IPA;
j. Setelah tes seleksi selesai diikuti, maka calon siswa pindahan tersebut
menunggu sekitar 75 menit untuk mengetahui hasil tes seleksi pada hari
bersangkutan;
47
k. Seusai lembar tes seleksi dikoreksi oleh petugas dari urusan kurikulum,
maka pengumuman akan diberikan melalui wakil kepala sekolah SMP
Negeri 4 Tempel.
Seteleh calon siswa pindahan diterima maka diwajibkan melengkapi berkas-
berkas dan sebagai berikut:
a. Surat keterangan mutasi dari sekolah asal yang telah disyahkan oleh
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota asal (Surat Rekomendasi);
b. Rapor Asli yang pada halaman mutasi telah diisi oleh Kepala Sekolah;
c. Surat mutasi tugas Orang Tua dan C1 (Kartu Keluarga) Orang Tua di DIY
bagi yang ikut mutasi Orang Tua;
d. Surat Perwalian dari Notaris dan kartu C1 (Kartu Keluarga Wali yang diikuti
di DIY bagi yang ikut wali (siswa terdaftar dalam C1 Wali);
e. Surat Keterangan bebas narkotika dari dokter yang berhak;
f. Surat keterangan Berkelakuan Baik dari Polri atau sekolah asal;
g. Foto Copy STTB/Ijazah sebelumnya (STTB SD) dan foto copy NEM;
h. Pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 lembar;
i. Mohon Surat Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Sleman;
j. Mengisi data siswa untuk Buku Induk Siswa;
k. Melengkapi Administrasi sekolah mulai sejak dinyatakan resmi menjadi
SMP Negeri 4 Tempel;
l. Sanggup mematuhi seluruh peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah
selama menjadi siswa SMP Negeri 4 Tempel.
2. Mutasi dari SMP Negeri 4 Tempel ke sekolah lain
a. Memberi kesempatan kepada siswa bersangkutan untuk menentukan
pilihan sekolah mana akan pindah tempat belajar;
b. Memberikan kesempatan kepada orangtua/wali untuk mengambl putra
putrinya dengan membuat surat permohonan pindah/keluar yang
ditandatangani oleh Orang Tua/wali dengan catatan telah melunasi segala
hal pembiayaan terkait biaya pribadi yang dikeluarkan siswa selama menjdi
siswa SMP Negeri 4 Tempel;
c. Membawa Rapor asli yang pada halaman mutasi nantinya akan diisi oleh
Kepla Sekolah dan dicap
d. Dalam hal siswa yang bersangkutan berkelakuan baik, maka kepala
sekolah memberikan surat keterangan berkelakuan baik kepada anak yang
bersangkutan;
e. Mengisi data-data mutasi yang diperlukan untuk dimasukkan dalam
pembuatan surat keterangan mutasi/keluar;
f. Membawa pas foto hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 lembar;
48
g. Menyelesaikan administrasi sekolah yaitu cap 3 jari pada buku induk dan
mengembalikan buku-buku yang dipinjam dari perpustakaan sekolah;
h. Menandatangani buku serah terima dokumen mutasi.
F. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui
kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Disamping
iti dalam kegiatan pengembangan diri harus memperhatikan Pendidikan Karakter,
Pendidikan berbasis lingkunagan dan mitigasi bencana serta Pendidikan
Berbasis Budaya.
1. Bimbingan Konseling
Layanan Bimbingan Konseling di SMP Negeri 4 Tempel adalah :
a. Layanan Orientasi : pelaksanaan untuk peserta didik baru pada saat
PLS
b. Layanan Informasi : pemberian materi di kelas.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran Peserta didik kelas 9 diarahkan
dalam Bina Karier dengan jurusan yang sesuai dengan kemampuan,
minat, dan bakat anak.
d. Layanan Pembelajaran : berupa Bina Belajar Efisien dan mengisi waktu
luang.
e. Layanan Konseling Individual / Perorangan, pelaksanaannya yaitu :
1) Konseling Individual, sekali sudah baik, ada perubahan tingkah laku
yang baik maka dianggap cukup.
2) Konseling Individual , bisa dilakukan 2 atau 3 kali sampai peserta
didik berubah menjadi baik.
3) Home Visit
4) Konfrensi Kasus .
5) Analisis ( tindak lanjut pelaksanaan BK )
f. Layanan Bina Kelompok, yaitu :
1) Bina Belajar
2) Bina Karier
3) Bina Sosial.
49
g. Layanan Konseling Kelompok.
Bina dalam kelompok tertentu, misal kasus perkelahian, kelompok
tersebut diselesaikan sampai tuntas.
h. Aplikasi, Instrumentasi, berupa :
1) Daftar Isian ( angket peserta didik )
2) Buku Pribadi
3) Kartu Pribadi
4) Surat Ijin Masuk Kelas
5) Surat Ijin Keluar ( meninggalkan kelas )
i. Himpunan Data, berupa :
1) Buku Pribadi
2) Tes IQ
3) Rekap Absensi
j. Konfrensi Kasus,
k. Kunjungan Rumah / Home Visit.
l. Alih Tangan Kasus
m. Rekam kelanjutan studi
2. Ekstrakurikuler
Kondisi sekolah dimana peserta didik memerlukan waktu yang cukup
banyak agar mereka dapat mengekspresikan diri sesuai bakat dan minatnya
maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran (sore hari).
Harapan sekolah peserta didik mampu mengekspresikan bakat dan minatnya
dengan baik sehingga minimal dapat mengikuti kegiatan-kegiatan atau lomba
setingkat korwil atau kabupaten dan maksimal dapat meraih kejuaraan.
Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 4 Tempel meliputi:
a. Wajib : Pramuka (Kelas 7,8)
b. Pilihan :
1) Keagamaan ( BTA)
2) Kesenian ( Menyanyi, Karawitan , Tari)
3) Olah Raga ( Bola Volly, Basket, Sepak Bola, Taekwondo )
4) Sains (Oimpiade Matematika)
Berikut tujuan kegiatan ekstrakurikuler :
a. Kepramukaan (merupakan kegiatan wajib)
1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
2) Melatih siswa untuk trampil, mandiri, dan bersahaja
3) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
4) Memiliki jiwa sosial, peduli kepada lingkungan dan orang lain
5) Memiliki sikap kerjasama kelompok
6) Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
50
b. Baca tulis Al-Qur’an
1) Melatih siswa membaca dan menulis Al-Qur’an
2) Pengembangan seni baca Al-Qur’an
3) Menanamkan kecintaan terhadap Kitab Suci Al Qur’an
c. Seni Budaya (Musik, Karawitan dan Tari)
1) Melatih siswa untuk berkreasi dibidang seni musik, karawitan, dan tari
2) Melatih siswa untuk terampil memainkan alat music
3) Melatih siswa untuk terampil memainkan/mengoperasikan gamelan
4) Memiliki sikap mencintai budaya jawa
5) Melatih siswa untuk melestarikan budaya jawa
d. Kegiatan Olahraga (volley, sepakbola, Taekwondo)
1) Menggali bakat siswa di bidang Olah Raga
2) Pengembangan Olahraga Prestasi
3) Menumbuhkan jiwa sportifitas
4) Untuk kesehatan dalam masa pertumbuhan
e. Sains ( Olimpiade Matematika)
1) Menggali bakat dan minat di bidang Matematika
2) Menyiapkan peserta lomba olmpiade Matematika
Selanjutnya data pengampu dan jadwal pelaksanan kegiatan ekstrakurikuler
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 16. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
NO KEGIATAN NAMA GURU
Ektrakurikuler
1 a. Wajib
Pramuka
Maryanto, Hermanto, Jordan, M Arwan, Fitri Yulianingsih, S.Pd
2 b. Pilihan
1) Seni Musik Hesti Purwaningsih, S.Pd
2) Karawitan Aji Putra
3) Seni Tari Anjani Dewi
4)Taekwondo Sunarko
5) Sepak Bola Anton Fitrianto, S.Pd
6) Bola Voli Titang, S.Pd
7) BTA Indra Saputra Jaya, M.PdI
8) Olimpiade Matematika Isnan Abadi, S.Pd.,M.Pd.
Tabel 17. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler
NO
KEGIATAN KELAS HARI JAM
Ektrakurikuler
1 a. b. a. Wajib
Pramuka 7,8 dan 9 Rabu 14.00 – 15.30
2 b. Pilihan
51
NO
KEGIATAN KELAS HARI JAM
1) Seni Musik 7 dan 8 Kamis 14.00 – 15.30
2) Karawitan 7 dan 8 Kamis 14.00 – 15.30
3) Seni tari 7 dan 8 Kamis 14.00 – 15.30
4) Taekwondo 7 dan 8 Kamis 14.00 – 15.30
5) Bola Volli 7 dan 8 Sabtu 14.00 – 15.30
6) Sepak Bolai 7 dan 8 Sabtu 14.00 – 15.30
7) BTA 7 dan 8 Sabtu 13.30 – 15.00
8) Olimpiade Matematika 7 dan 8 Kamis 13.30 - 15.00
Aokasi Waktu egiatan ekstrakurikuler setara 2 jam pelajaran ( 2 x 40 menit).
Sedangkan Penilaian dengan kriterian mempertimbangkan kehadiran 60%
dan keterampilan 40%. Kegiatan ekstrakurikuer dilaporkan secara berkala
kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif.
Tabel 18. Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler
Katagori Keterangan Rentang Nilai
A Sangat Baik 90 – 100
B Baik 80 – 89
C Cukup 70 – 79
D Kurang < 70
G. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata
pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu
mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa ke dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada. Indikator
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah
dan kelas, dan (2) indikator untuk mata pelajaran.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala
sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan
karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang
diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran
menggambarkan perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata
pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan
budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut
berkembang semakin komplek antara satu jenjang kelas dengan jenjang kelas di
atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum
ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
52
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan
pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui
berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan
melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara diskusi
kelompok, kegiatan mandiri, kerja praktik dan lain-lain. Di sekolah dikembangkan
dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan
dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai
bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk
memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
Kegiatan yang dilaksanakan di sekolah misalnya kegiatan bersalaman antara
guru piket dan siswa setiap pagi ( senyum, salam, sapa), Upacara bendera,
kerjabakti secara berkala, peringatan hari besar keagamaan, sholat jum’at
berjamaah di sekolah, Class meeting, Di masyarakat dikembangkan melalui
kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang
menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk
menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial misalnya kunjung
museum, karyawisata, zakat fitrah, mengunjungi teman yang sakit, melayat ke
keluarga warga sekolah.
Selain itu sekolah juga mengadakan program Pembimbingan kelompok
belajar siswa. Hal ini dimaksudkan agar karakter siswa dapat terpantau dengan
jelas. Materi pembimbingan : hasil prestasi, akhlak dan sopan santun, Ibadah dan
sholat, tata tertib siswa dan tata tertib lalu lintas, HP internet dan penggunaannya,
identifikasi anak yang bingung dan tidak nyambung, dan materi lain yang sesuai
dengan kebutuhan. Pembimbingan dilaksanakan pada hari Sabtu. Setiap guru
mendampingi 16 – 32 siswa.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu
pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan
guru ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model
anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang
berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang
berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya. Nilai dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut :BT/Belum Terlihat (apabila peserta didik
belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam
indikator), MT/Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten), MB/Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten),
MK /Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
53
H. Pembiasaan
Pembiasaan berasal dari kata dasar biasa merupakan lazim, seringkali.
Pembiasaan di sekolah merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang
relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-
ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri agar
bertingkah laku, berbicara, berpikir dan melakukan aktivitas tertentu menurut
kebiasaan yang baik Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin,
Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
1. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu
dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin yang
dilaksanakan di SMPN 4 Tempel adalah sebagai berikut :
a. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Lagu wajib dan lagu daerah. Kegiatan
ini bertujuan peserta didik mampu memahami, mencintai, menghargai dan
tumbuh jiwa patriotisme, nasionalisme bangsanya dan daerahnya.
Kegiatan dilaksanakan setiap pagi dan siang hari secara terpusat dari ruang
informasi dengan lagu wajib atau daerah yang terjadwal.
b. Tadarus Al Qur’an. Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik
membaca Al Qur’an dengan benar. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari
Selasa, Rabu, dan Kamis di ruang kelas masing-masing dipandu guru yang
mengajar jam pertama.
c. Tahfidz Al’Quran. Dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis di
Mushola dengan bimbingan bapak Isnan Abadi (Kepala Sekolah)
d. Sholat Dhuhur berjamaah. Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan
sholat Dhuhur pada setiap peserta didik
e. Sholat Jum’at. Kegiatan ini bertujuan membiasakan sholat Jum’at pada
peserta didik laki-laki. Kegiatan ini dilaksanakan khsus bagi peserta didik
laki-laki dan bapak,ibu Pendidik dan tenaga kependidikan.
f. Berdoa di awal dan akhir pelajaran
g. Infaq Siswa dilaksanakan setiap hari Jumat
h. Kebersihan Kelas dilaksanakan oleh piket kelas setiap pagi dan sesudah
selesai jam pelajaran terakhir
i. Pelaksanaan Belajar kewirausahaan melalui KOPSIS.
j. Pengolaan limbah plastik bekerjasama dengan OISCA Yogyakarta.
2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh
waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara
spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap
terpuji lainnya. Kegiatan yang dilaksanakan di SMPN 4 Tempel adalah:
54
a. Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru,
karyawan dan sesama siswa.
b. Membiasakan bersikap sopan santun.
c. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
d. Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan.
e. Membiasakan menolong atau membantu orang lain.
f. Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,
seperti Kotak Curhat BK.
g. Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.
3. Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap
disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan.
Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan personil sekolah
aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan dan
bidang masing-masing. Kegiatan yang dilaksanakan di SMPN 4 Tempel
adalah :
a. Kegiatan Class Meeting
b. Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
c. Kegiatan Karyawisata
d. Kegiatan Kunjung Musium.
e. Kegiatan Lomba Kebersihan kelas
f. Kegiatan Pentas Seni Akhir Tahun
g. Kegiatan Kemah Akhir Tahun Pelajaran
4. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
dapat dijadikan contoh (idola). Kegiatan yang dilaksanakan di SMPN 4 Tempel
adalah :
a. Membiasakan berpakaian rapi
b. Membiasakan datang tepat waktu
c. Membiasakan berbahasa dengan baik
d. Membiasakan bersikap ramah
I. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
dan Global
Pendidikan Kecakapan hidup adalah kemampuan dan keberanian untuk
menghadapi problema kehidupan secara proaktif dan kreatif, tidak merasa
tertekan, serta mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya.
Tujuan :
1. Mengaktualisasi potensi anak sehingga dapat digunakan untuk memecahkan
problema yang dihadapi
55
2. Memberikan wawasan yang luas dalam mengembangkan karier
3. Memberi bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari
4. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat
Pembelajaran Kecakapan Hidup di SMP Negeri 4 Tempel dilaksanakan
melalui pembelajaran kontekstual yang terintegrasi pada semua jenis mata
pelajaran. Misalnya pada pembelajaran Matematika kelas 7 materi Aritmatika
Sosial dan kelas 8 materi Statistika, Mata pelajaran Bahasa( Indonesia, Inggris,
Jawa) pada semua KD, Pendidikan Agama Islam tentang rukun iman mulai dari
iman kepada Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul
Husna. Mata pelajaran PKN tentang Memahami kekurangan dan kelebihan diri
sendiri, menunjukkan sikap percaya diri. Pada kegiatan pengembangan diri BK
maupun Ekstrakurikuler.
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah Pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain, yang
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing
di tingkat local, nasional, dan internasional.
Pembelajaran pendidikan berbasis keunggulan local dan global di SMP
Negeri 4 Tempel terintegrasi pada mata pelajaran dan pengembangan diri
terutama mata pelajaran Prakarya.
J. Pengembangan Literasi
1. Pengertian Literasi
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan
menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa
literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam
masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait
dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait
pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,
mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan
dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan.
Kemampuankemampuan itu perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk
berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu bagian dari hak dasar
manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau
kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta
didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite
56
Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media
massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan
keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan
kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya
berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan
dengan kegiatan 35 menit membaca (guru membacakan buku dan warga
sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target
sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan
ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan
Kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan
keterampilan reseptif maupun produktif.
2. Tujuan Pengembangan Literasi
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015, Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan
menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara. GLS merupakan
sebuah upaya untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan umum
dari GLS adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem sekolah yang diwujudkan dalam GLS agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sedangkan tujuan khususnya
diantaranya adalah :
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat
c. Menjadikan sekolah agar menjadi taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
3. Kompetensi Literasi
Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan bahwa
komponen literasi informasi yang terdiri atas literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Komponen
literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan
dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
57
mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta
menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
b. Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System
sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan
Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan,
hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi
masalah.
c. Literasi Media (Media Literacy)
Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui
berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media
elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan
memahami tujuan penggunaannya.
d. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware),
peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan
teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk
mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam
praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer
Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan
komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan
program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena
perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam
mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
e. Literasi Visual (Visual Literacy)
Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara
literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan
dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan
audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual
yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital
(perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan
baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang
benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.
58
4. Pentahapan Kegiatan
Tahap-tahap GLS di SMP yakni pembiasaan (belum ada tagihan),
pengembangan (ada tagihan nonakademik), dan pembelajaran (ada
tagihan akademik). Saat ini, SMP Negeeri 4 Tempel akan melaksanakan
tahap GLS yang pertama dan tahap kedua, yakni pembiasaan dan
pembelajaran, dengan tujuan :
a. meningkatkan rasa cinta baca
b. meningkatkan kemampuan memahami bacaan
c. meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik
d. menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan
5. Model Program Literasi
Prinsip-prinsip kegiatan dalam tahap pembiasaan dan
pengembangan literasiadalah : siswa memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap pembelajar sejati sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan
anak, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan
melalui gerakan literasi sekolah/madrasah, meliputi:
a. Perencanaan dan penilaian program literasi.
Sekolah menyusun program literasi, diantaranya melaksanakan
membaca selama 35 menit setiap hari, kegiatan literasi membaca buku
umum dilaksanakan selama 15 menit setiap hari Sabtu, sedang
kegiatan pembiasaan tadarus Al- Qur’an pada Selasa, Rabu, dan
Kamis. Siswa membuat sinopsis yang dikumpulkan setiap minggu dan
akan dilakukan penilaian oleh tim literasi.
b. Sekolah menyediakan waktu yang cukup setiap harinya selama 15
menit untuk melaksanakan literasi dengan membaca buku dan
membuat sinopsis.
c. Kegiatan ini merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta
didik.Buku yang dibaca adalah buku non pelajaran (novel, kumpulan
cerpen, buku ilmiah populer, majalah, dsb) pilihan peserta didik sesuai
dengan minat dan kesenangannya. Guru memandu peserta didik untuk
membaca selama lima belas menit buku yang disediakan
perpustakaan sekolah. Guru memotivasi peserta didik untuk gemar
membaca.
d. Lomba terkait literasi.
1) Sekolah mengadakan lomba literasi berupa membuat sinopsis dan,
lomba pidato, menulis kreatif berupa puisi atau Geguritan setelah
kegiatan penilaian PAS dan PAT, serta di bulan Bahasa.
2) Guru bekerja sama dengan pengelola perpustakaan sekolah untuk
menyediakan catatan kunjungan peserta didik ke perpustakaan.
59
e. Memajang karya tulis.
Dari hasil pelaksanaan lomba selanjutnya karya siswa yang terbaik
dipajang di papan informasi sebagai bahan pembelajaran bagi siswa
lain.
f. Penghargaan berkala untuk siswa. Pemberian buku sebagai hadiah
bagi pembaca terbaik. Program ini dilakukan untuk lebih mendorong
peserta didik gemar membaca. Program dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut.
1) Guru menyosialisasikan kepada seluruh peserta didik tentang
program pembaca terbaik yang akan dilaksanakan setiap akhir
semester.
2) Peserta didik berkompetisi membaca di perpustakaan sebanyak-
banyaknya setiap saat. Kunjungan peserta didik ke perpustakaan
sekolah dapat dilakukan ketika jam istirahat atau waktu senggang.
3) Pembaca terbaik dipilih berdasarkan frekuensi kunjungan peserta
didik ke perpustakaan, jumlah buku yang dipinjam, dan jenis buku-
buku yang dibaca serta dipinjam peserta didik.
4) Pemilihan Pembaca Terbaik dapat dilakukan pada setiap jenjang.
K. Pendidikan Berbasis Lingkungan dan Mitigasi Bencana
Sekolah Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam
(SWALIBA) adalah sekolah yang memiliki wawasan tentang lingkungan hidup
serta keberadaan potensi bencana di lingkungan sekitar sekolah, menciptakan
sekolah sebagai pusat pendidikan tentang lingkungan hidup dan bencana, dan
memunculkan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan hidup serta tanggap
bencana melalui pendidikan di sekolah dengan memaksimalkan perilaku
penghidupan di lingkungan masyarakat.
Sekolah berwawasan lingkungan adalah suatu konsep pendidikan
lingkungan yang diterapkan di sekolah, agar semua warga sekolah dapat
meningkatkan budaya hidup bersih, sehat, nyaman, dan tidak destruktif terhadap
masalah lingkungan, serta bagaimana menciptakan keseimbangan hidup antar
warga sekolah dengan alam sekelilingnya dengan dilandasi kesadaran dan
kepedulian yang tinggi.
Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran, penyampaian materi
lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara
terintegrasi. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar
yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang
lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari.
Sekolah Siaga Bencana (SSB) adalah sekolah yang memiliki kemampuan
untuk mengelola risiko bencana dilingkungannya, meliputi aspek, (1)
Perencanaan penanggulangan bencana (sebelum, saat, dan sesudah bencana),
60
(2) ketersediaan logistik menghadapi bencana, (3) keamanan dan kenyamanan di
lingkungan sekolah, (3) infrastruktur sekolah, dan (4) sistem kedaruratan, yang
didukung oleh adanya pengetahuan dan kemampuan kesiapsiagaan, Standard
Operational Procedure (SOP), dan sistem peringatan dini.
Pendekatan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dan
kebencanaan dilaksanakan dengan pembelajaran terintegrasi, yaitu pembelajaran
tematik dan mengintegrasikan disiplin ilmu lainnya jika diperlukan, yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah dan lingkungan sekitar.
Pelaksanaan pendidikan berwawasan lingkungan dan mitigasi bencana di
SMP Negeri 4 Tempel dengan kerjabakti berkala, mengumpulkan botol minuman
dari plastic sebagai program OSIS, pemanfaatan lingkungan sekolah untuk kolam
ikan dan lahan perkebunan, sosialisasi bencana gunung Merapi dsb. Dalam
kegiatan pembelajaran dilaksanakan terintegrasi dengan kompetensi dasar yang
berhungan dengan lingkungan hidup dan mitigasi bencana. Misalkan pada mata
pelajaran IPS kelas 7 pada tenaga endogen dan eksogen, IPS kelas 7 pada
lingkungan hidup
L. Pendidikan Pengarusutamaan Gender
1. Pengertian Pendidikan Pengarusutamaan Gender
Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan yang selanjutnya disebut
PUG Pendidikan adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan
gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan bidang pendidikan.
2. Tujuan Pendidikan Pengarusutamaan Gender
Sejalan dengan pengertian pengarus utamaan gender, maka tujuannya adalah
:memberikan acuan bagi para pemegang kebijakan dan pelaksana pendidikan
dalam menyusun strategi pengintegrasian gender yang dilakukan melalui
perencanaan, pelaksanaan, penganggaran, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan;
a. mewujudkan perencanaan berperspektif gender melalui pengintegrasian
pengalaman, aspirasi, kebutuhan, potensi, dan penyelesaian
permasalahan laki-Iaki dan perempuan;
b. mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender pada satuan pendidikan
dan masyarakat;
c. mewujudkan pengelolaan anggaran pendidikan yang responsif gender;
d. meningkatkan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan, peranan, dan
tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai insan dan sumber daya
pembangunan.
61
3. Pelaksanaan Pendidikan Pengarusutamaan Gender
Pelaksanaan pendidikan pengarusan Gender di Satuan Pendidikan
diselenggarakan dengan Kepala Sekolah sebagai penangungjawab program
dibantu semua stakeholder di sekolah. Sejalan dengan tujuan pendidikan
pengarusan gender, di SMP Negeri 4 Tempel sudah melaksanakan kegiatan
dalam pembelajaran maupun kegiatan yang lain tentang kesetaraan dan
keadilan jender. Pada kegiatan pembelajaran semua siswa memiliki
kesempatan yang sama dalam memperoleh layanan pembelajaran dan tidak
membedakan jenis kelamin.Misalnya pada mata pelajaran Olahraga semua
siswa mempunyai kegiatan yang sama, mata pelajaran lain yang
pelaksanaannya di kelas atau di laboratorium semua siswa juga memiliki
kegiatan yang sama. Contoh lain kegiatan di sekolah sebagai bentuk
pelaksanaan pendidikan pengarus utamaan gender di sekolah adalah pada
pemilihan Ketua OSIS yang memberi kesempatan siswa perempuan menjadi
kandidat ketua OSIS.
M. Pendidikan Etika Berlalu Lintas
Pendidikan Etika Lalu Lintas adalah penanaman budaya tertib berlalu lintas
yang dimulai dengan pembiasaan-pembiasaan di satuan pendidikan dan bertujuan
untuk :menumbuh kembangkan norma-norma etika berlalu lintas bagi peserta didik
melalui pengembangan pengetahuan, serta pembiasaan tentang etika berlalu
lintas; meningkatkan ketertiban dan kelancaran dalam berlalu lintas; meningkatkan
keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas.
Pendidikan Etika Berlalu Lintas meliputi : pengintegrasian dalam mata
pelajaran; pengembangan diri dan budaya satuan pendidikan; dan Kegiatan
ekstrakurikuler.
Pendidikan etika berlalulintas di SMP Negeri 4 Tempel diintegrasikan pada
kompetensi dasar yang berkaitan dengan etika berlalu lintas, misalnya mata
pelajaran Matematika tentang barisan dan deret, mata pelajaran Pendidikan PKn
tentang mematuhi aturan social dan perundangan yang berlaku dsb. Integrasi
pendidikan etika berlalu lintas pada kegiatan pengembangan diri dan budaya
bengsa dengan ceramah etika berlalu lintas pada saaat upacara bendera maupun
kegiatan pendidikan karakter dengan menghadirkan unsur kepolisian, sedangkan
pada kegiatan ekstrakurikuler melalui ekstra pramuka.
62
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender
pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
A. Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Tahun ajaran 2020/2021
permulaan tahun ajaran ditetapkan tanggal 13 Juli 2020
B. Minggu Efektif
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan
lokal ditambah jumlah jam pengembangan diri. Minggu efektif seperti pada tabel
berikut.
Tabel 19. Minggu Efektif
No Bulan Banyak Pekan Banyak pekan tidak efektif
Banyak pekan Efektif
1 Juli 2020 5 31 1
2 Agustus 2020 4 31 4
3 September 2020 4 30 4
4 Oktober 2020 5 31 3
5 November 2020 4 30 3
6 Desember 2020 5 31 1
Jumlah Semester 1 27 184 17
7 Januari 2021 4 31 4
8 Februari 2021 4 28 3
9 Maret 2021 5 31 3
10 April 2021 4 30 3
11 Mei 2021 4 31 2
12 Juni 2021 5 30 2
Jumlah Semester 2 26 181 17
C. Hari Efektif
Alokasi waktu hari efektif belajar pada semester 1 sebanyak 123 hari, sedangkan
semester 2 sebanyak 118 hari. Untuk kelas IX pembelajaran berakhir setelah
dilaksanakan USDA. Pelaksanaanya menyesuaikan POS USDA. Perhitungan hari
efektif seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 20. Hari efektif Belajar
No Bulan Banyak Pekan Banyak hari Banyak hari Efektif
1 Juli 2020 5 31 17
2 Agustus 2020 4 31 22
3 September 2020 4 30 26
4 Oktober 2020 5 31 23
63
5 November 2020 4 30 24
6 Desember 2020 5 31 11
Jumlah Semester 1 kelas 7,8,9 27 184 123
7 Januari 2021 4 31 24
8 Februari 2021 4 28 23
9 Maret 2021 5 31 23
10 April 2021 4 30 21
11 Mei 2021 4 31 12
12 Juni 2021 5 30 16
Jumlah Semester 2 kelas 7, 8 26 181 119
13 Januari 2021 4 31 24
14 Februari 2021 4 28 23
15 Maret 2021 5 31 23
16 April 2021 4 30 21
17 Mei 2021 4 31 4
Jumlah Semester 2 kelas 9 21 181 95
D. Jadwal Waktu Libur
Hari libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan berbentuk jeda tengah semester,
jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Jadwal waktu libur
seperti pada tabel berikut.
Tabel 21. Jadwal Waktu Libur
NO WAKTU KETERANGAN
1 1 s.d. 11 Juli 2020 Libur Kenaikan kelas
2 31 Juli 2020 Hari Besar Idul Adha 1441 H
3 17 Agustus 2020 HUT Kemerdekaan RI
4 20 Agustus 2020 Tahun Baru Hijjriyah 1442H
5 21 Agustus 2020 Libur Cutu Bersama Tahun Baru Hijjriyah 1442H
6 22 Agustus 2020 Libur Khisusu setelah Cutu Bersama
7 29 Oktober 2020 Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H
8 28 dan 30 Oktober 2020 Libur Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H
9 31 Oktober 2020 Libur Khusus setelah Cutu Bersama
10 25 November 2018 Libur Khusus Hari Guru Nasional
11 25 November 2018 Hari Guru Nasional
12 19 Des 2020 s.d.2 Jan 2021 Libur Semester Gasal
13 24 Desember 2020 Libur Cuti Bersama Hari Raya Natal
14 25 Desember 2019 Hari Natal 2019
15 28 s.d 21 Desember 2020 Libur Cuti Bersama Tahun 2020
16 1 Januari 2020 Tahun Baru 2021
17 12 Februari 2021 Tahun Baru Imlek 2570
18 11 Maret 2021 Libur Hari Raya Isra Mikraj
19 14 Maret 2021 Libur Hari Raya Nyepi
20 2 April 2021 Libur Wafat isa Al Masih
21 10 s.d 14 April 2021 Libur awal Ramadhan
22 1 Mei 2021 Libur Hari Buruh Nasional tahun 2021
23 8 s.d 12 Mei 2021 Libur Akhir Ramadhan 1442 H
64
NO WAKTU KETERANGAN
24 13 s.d. 14 Mei 2021 Hari raya Idul Fitri 1442 H
25 13 Mei 2021 Kenikan Isa Al Masih
26 15 s.d. 19 Mei 2021 Hari raya Idul Fitri 1442 H
27 26 Mei 2021 Libur hari raya Waisak
28 1 Juni 2021 Libur Hari lahir Pancasila
29 26 Juni s.d 10 Juli 2021 Libur Kenaikan kelas
30 20 Juli 2021 Libur Hari Raya Idul Adha
65
BAB V
PENUTUP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 4 Tempel disusun
dengan harapan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan akedemik. Seluruh
stakeholder di SMP Negeri 4 Tempel menggunakan KTSP sebagai rujukan dalam
penyelenggaraan kegiatan di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar Visi sekolah, salah
satunya menjadi Kebanggaan Masyarakat benar-benar terwujud.
Penyusunan KTSP SMP Negeri 4 Tempel masih banyak kekurangan, Karena
itu membutuhkan saran dan kritik yang membangun. Kepada semua pihak yang
berkepentingan diharapkan memberikan sumbangan saran dan kritiknya demi
sempurnanya KTSP ini.