KURIKULUM DI INDONESIA

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah menjadi stigma negative dalam masyarakat karena seringnya berubah tetapi kualitasnya masih tetap diragukan. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan yang dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar dan mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai, serta kejernihan arah serta tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan suatu kurikulum tidak terlepas dari arah perkembangan suatu masyarakat. Perkembangan kurikulum di Indonesia pada zaman pasca kemerdekaan hingga saat ini terus mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman serta terus akan mengalami penyempurnaan dalam segi muatan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu), tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat 1

description

PERKEMBANGAN KURIKULUM

Transcript of KURIKULUM DI INDONESIA

Page 1: KURIKULUM DI INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah perjalanan pendidikan di Indonesia, kurikulum sudah menjadi

stigma negative dalam masyarakat karena seringnya berubah tetapi kualitasnya

masih tetap diragukan. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program

pendidikan yang dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti jika

tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang diperlukan seperti sumber-sumber

belajar dan mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi

yang sesuai, serta kejernihan arah serta tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan

suatu kurikulum tidak terlepas dari arah perkembangan suatu masyarakat.

Perkembangan kurikulum di Indonesia pada zaman pasca kemerdekaan hingga

saat ini terus mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman serta terus akan

mengalami penyempurnaan dalam segi muatan, pelaksanaan, dan evaluasinya.

Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu),

tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen

kurikulum. Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan

konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural.

Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen

tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem

penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup

perubahan semua komponen kurikulum. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun

1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada

tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, dan 2004, 2006 dan tak

ketinggalan juga kurikulum terbaru yang akan diterapkan di tahun ajaran

2013/2014. Sebelum pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 ini, pemerintah

melakukan uji public untuk menentukan kelayakan kurikulum ini di mata public.

Kemudian pada akhirnya di tahun 2013 akan mulai diberlakukan kurikulum ini

secara bertahap.

1

Page 2: KURIKULUM DI INDONESIA

Adapun sikap pesimis masyarakat dalam menyikapi setiap perubahan

kurikulum yang menganggap bahwa perubahan kurikulum akan memboroskan

uang negara dan juga akan memberikan dampak pada buku-buku pelajaran yang

akan dipakai siswa. Kemudian kesiapan guru dalam “menyongsong” setiap

perubahan kurikulum sangatlah diperlukan karena guru sebagai pemegang

“otoritas” tertinggi dalam pembelajaran di kelas amatlah urgen untuk

diperhatikan. Hal ini akan berdampak pada tingkat interpretasi guru dalam

mengimplementasikan kurikulum tersebut di sekolah.

Berdasarkan uaraian diatas alangkah berdosanya kalau kita sebagai generasi

bangsa tidak ikut bertanggung jawab atas sistem pendidikan di negara kita tercinta

ini. Di samping itu kita akan melihat kurikulum pendidikan di Indonesia yang

sudah beberapa tahun ini mengalami reformasi kurikulum yaitu dari kurikulum

tahun 1947, 1952, 1964, 1968,1975, 1984, 1994, 2004 dan KTSP 2006 hingga

sekarang. Dalam pembahasan nanti kita akan melihat gambaran dan karakteristik

dari masing-masing kurikulum tersebut, sehingga kita akan mengetahui

kelemahan ataupun kelebihan dari masing-masing kurikulum tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan kurikulum yang pernah ada di Indonesia ?

2. Mengapa kurikulum KTSP diganti dengan kurukulum 2013 ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum yang pernah ada di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui sebab digantinya kurikulum KTSP menjadi kurikulum

2013.

2

Page 3: KURIKULUM DI INDONESIA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Kurikulum yang Pernah Ada di Indonesia

Pada dasarnya, kurikulum merupakan refleksi kebudayaan tempat kurikulum

itu berada dan dilaksanakan.Wajar kalau di setiap daerah, senantiasa ada

penekanan-penekanan khusus menyangkut muatan lokal dan materi unggulan.

Karena negara kita mempunyai tahap-tahap perubahan sosial (dan politik),

perkembangan kurikulum di Indonesia juga mengalami perubahan dan revisi

(yang terkadang redikal) demi penyesuaian untuk mengantisipasi tuntutan

perkembangan sosial masyarakat yang berubah. Tidak heran, sejak 1994 pelajaran

komputer (TIK/TI) telah merambah kurikulum di tingkat SD, SMP, SMA.

Dalam sejarahnya, Indonesia memang mengalami beberapa kali perubahan

kurikulum, sejak kurun masa penjajahan, masa revolusi, kemerdekaan, Orde

Lama, Orde Baru, masa reformasi hingga sekarang. Bandingkan kurikulum-

kurikulum yang pernah ada pada masing-masing era tersebut, pasti di dalamnya

mencerminkan orientasi pemberlajaran yang sesuai dengan tempat dan zamannya.

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah

mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,

1994, dan direncanakan pada tahun 2004. Perubahan tersebut merupakan

konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,

ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum

sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis

sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua

kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila

dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta

pendekatan dalam merealisasikannya.

1) Kurikulum 1947

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer

plan.Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang

3

Page 4: KURIKULUM DI INDONESIA

curriculum (bahasa Inggris). Kurikulum  yang dipakai oleh Bangsa Indonesia

pada tahun 1947 adalah Rentjana Pelajaran 1947. Bentuknya memuat dua hal

pokok, yaitu (1) daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) garis-garis

besar pengajaran.

Kurikulum pada tahun ini masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial

Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan kurikulum yang pernah

digunakan sebelumnya oleh Belanda. Rentjana Pelajaran 1947  boleh dikatakan

sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dan kurikulum ini

tujuannya tidak menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan

adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Sedangkan

materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap

kesenian dan pendidikan jasmani. Jadi untuk kurikulum SD pun masih

dipengaruhi dengan kolonial Belanda. Retjana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan

sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan

kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.

Berikut ini ciri-ciri Kurikulum 1947 :

1. Sifat kurikulum Separated Subject Curriculum (1946-1947).

2. Menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah.

3. Jumlah mata pelajaran : Sekolah Rakyat (SR) – 16 bidang studi, SMP-17

bidang studi dan SMA jurusan B-19 bidang studi.

2) Kurikulum 1952 Rentjana Peladjaran Terurai 1952

Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran adalah dalam rangka mengubah

sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional. Sebagai

konsekuensi dari perubahan sistem itu, maka kurikulum pada semua tingkat

pendidikan mengalami perubahan pula, sehingga yang semula diorientasikan

kepada kepentingan kolonial maka kini diubah selaras dengan kebutuhan bangsa

yang merdeka. Salah satu hasil panitia tersebut yang menyangkut kurikulum

adalah bahwa setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud, 1979:108):

1. Pendidikan pikiran harus dikurangi

2. Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian

4

Page 5: KURIKULUM DI INDONESIA

3. Pendidikan watak

4. Pendidikan jasmani

5. Kewarganegaraan dan masyarakat

Setelah Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No. 04 Tahun 1950

dikeluarkan, maka:

1. Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak memiliki

dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun

batin, serta mengembangkan bakat dan kesukaannya

2. Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan pelajar ke

pendidikan tinggi, serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai

lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan

masyarakat

3. Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan pelajaran agar

dapat menjadi pimpinan dalam masyarakat, dan dapat memelihara

kemajuan ilmu, dan kemajuan hidup kemasyarakatan.

3) Rentjana Peladjaran 1964

Kurikulum 1964 ini erat kaitannya dengan situasi politik di Indonesia pada

zaman itu sehingga dirumuskan bahwa “pendidikan sebagai alat revolusi dalam

suasana berdikari mengharuskan pembantingan stir dalam segala bidang

khususnya bidang pendidikan” (Tilaar, 1995:255). Maka berdasarkan kebijakan

pemerintah tersebut, tujuan pendidikan di mulai dari pendidikan dasar hingga

perguruan tinggi ialah melahirkan warga negara yang sosialis Indonesia yang

susila, bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia,

adil dan makmur, baik spiritual maupun material dan yang berjiwa Pancasila.isi

moral pendidikan nasional ilah Pancasila Manipol/USDEK. Kemudian, Penetapan

Presiden Republik Indonesia No. 19 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Sistem

Pendidikan Nasional Pancasila menjelaskan sistem pendidikan nasional terdiri

atas:

1. Pendidikan Biasa (Pendidikan Pra-Sekolah, Pendidikan Dasar, Pendidikan

Menengah, dan Pendidikan Tinggi)

2. Pendidikan Khusus

5

Page 6: KURIKULUM DI INDONESIA

3. Pendidikan Luar Biasa

Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan

pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian

dikenal dengan istilah Pancawardhana (dalam modul PJJ PGSD

http://pjjpgsd.dikti.go.id ). Disebut Pancawardhana karena lima kelompok

bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan,

emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada saat itu

pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional

praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.

4) Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu

dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana

menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan

khusus.Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada

pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan

ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan

sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi

pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan

mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang

sehat dan kuat.

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan

1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan

manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi

materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan

kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya Sembilan.

5) Kurikulum 1975

Dalam kurikulum ini, satu hal yang menonjol adalah dengan digunakannya

sistem instruksional. Dalam tiap mata pelajaran, diberikan tujuan kurikulum, dan

di tiap bahasan diberikan pula tujuan instruksional bagi guru dan siswa apa yang

6

Page 7: KURIKULUM DI INDONESIA

harus dicapai. Jadi dalam pengajaran, sudah ditentukan tujuan-tujuan yang setelah

proses belajar, harus dicapai oleh siswa. Hal ini tentu saja membuat bahan ajar

tidak bisa berkembang. Proses belajar ditentukan terlebih dahulu oleh pembuat

kebijakan tentang output yang ingin dihasilkan. Siswa dan guru akan cenderung

lebih pasif dalam proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri lebih lengkap

kurikulum ini adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi pada tujuan.

2. Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran

memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-

tujuan yang lebih integratif.

3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur

Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa

mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan

dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.

5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus

respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

6) Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum

1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa

pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat

terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,

sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus

dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.

b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar

siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual,

dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara

maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

7

Page 8: KURIKULUM DI INDONESIA

c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral

adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar

berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas

dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang diberikan.

d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-

konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru

kemudian diberikan latihan setelah mengerti.Untuk menunjang pengertian

alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami

konsep yang dipelajarinya.

e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa

dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret,

semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan

induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan.Dari yang mudah menuju ke sukar

dan dari sederhana menuju ke kompleks.

f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah

pendekatan belajat mengajar yang memberi tekanan kepada proses

pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan

mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses

diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan

pelajaran.

7) Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan

dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,

yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem

caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan

dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran

cukup banyak.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di

antaranya sebagai berikut.

8

Page 9: KURIKULUM DI INDONESIA

a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.

b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup

padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem

kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat

kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan

pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat

sekitar.

d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan

strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik,

dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal

yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan

lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.

e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan

kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga

diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan

pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan

menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke

hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.

g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk

pemantapan pemahaman siswa.

8) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Mulai tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diterapkan di

Indonesia. Secara singkat dengan KBK ini ditekankan agar siswa yang mengikuti

pendidikan di sekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. Kompetensi

merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang

ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, E., 2010:37).

Sehingga KBK diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam

bentuk keterampilan, tepat, dan berhasil dengan penuh tanggung jawab. KBK

9

Page 10: KURIKULUM DI INDONESIA

mencakup beberpa kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang harus

dicapai siswa. Kegiatan pembelajaran pun diarahkan untuk membantu siswa

menguasai kompetensi-kompetensi agar tujuan pembelajaran tercapai.

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan

bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang

untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu

Depdiknas mengemukakan karakteristik KBK ialah sebagai berikut.

1. Menekankan pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara individual

maupun klasikal

2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan metode

bervariasi

4. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsure edukatif

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

poenguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Struktur kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam suatu

mata pelajaran memuat rincian kompetensi (kemampuan) dasar mata pelajaran itu

dan sikap yang diharapkan dimiliki siswa.

9) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun

dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berlaku dewasa ini di

Indonesia. KTSP diberlakukan mulai tahun ajaran 2006/2007 yang menggantikan

kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional serta

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Salah satu perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku

sebelumnya di Indonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya.

10

Page 11: KURIKULUM DI INDONESIA

Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat (sentralistik),

sedangkan KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh

satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah

(desentralistik).

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan

muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan silabus. Secara substantive,

pemberlakuan kurikulum 2006 merupakan implementasi regulasi yang telah

dikeluarkan yaitu PP no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Akan

tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan

tercapainya paket-paket kompetensi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar)

dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter.

Dengan demikian, kurikulum 2006 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual,

maupun klasikal.

2. Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman.

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode

yang bervariasi.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang

memenuhi unsure edukatif.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan

atau pencapaian suatu kompetensi.

10) Kurikulum 2013

Dalam pemaparannya di Griya Agung Gubernuran Sumatera Selatan

(kemdikbud.go.id) , Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad

Nuh, DEA menegaskan bahwa kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan

pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut

kemapuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-

banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan

bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa

lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan

11

Page 12: KURIKULUM DI INDONESIA

interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritias.

Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative member kesempatan

siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran.

Pelajaran IPA ndan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penjurusan IPA-IPS dihapus

Perubahan signifikan pada kurikulum 2013 ini diantaranya penghapusan mata

pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar, materi mata pelajaran yang diajarkan

setiap pekannya bergantung pada tema yang sudah ditetapkan. " Sehingga murid

SD cukup hanya membawa dua buku saja, tidak perlu lagi bawa ransel berisi

banyak buku, " ucap alumnus Pascasarjana University of The Philippines, Los

Banos.

Di tingat SMP, mata pelajaran IPA dan IPS juga dihapuskan, namun bukan

berati tidak diajarkan, hanya saja materinya dititipkan di mata pelajaran yang lain.

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dihapuskan juga." Bagi

guru-guru yang selama ini mengajarkan TIK bisa beralih mengajarkan mata

pelajaran lain dan apabila sudah memiliki sertifikat pendidik untuk TIK, kami

akan gantikan sertifikatnya sesuai mata pelajaran yang akan diajarkan nantinya, "

terangnya.

Di tingkat SMA sendiri penerapan penjurusan juga dihapuskan, jadi tidak ada

lagi jursan IPA, IPS maupun Bahasa. Hal ini untuk menghindari kesenjangan

yang terjadi dikalangan siswa." Siswa boleh memilih mata pelajaran yang

diinginkan, tidak hanya berdasar pada jurusan yang dipilih seperti sebelumnya,

makanya kita hapuskan, " terangnya.

Pada kurikulum 2013 ini proses belajar mengajar dimulai dari pengamatan,

menanyakan, mengolah, menalar, menyajikan materi, menyimpulkan materi dan

terakhir siswa diharapkan mampu menciptakan pemikiran sendiri terkain materi

yang dibahas. Pembelajaran juga tidak hanya berlangsung di ruang kelas saja

tetapi bisa di lingkungan sekolah atau lingkungan sekitar. Para guru juga bukan

lagi satu-satunya sumber belajar melainkan para murid atau siswa bisa belajar dari

lingkungan ataupun pemanfaatan internet. " Elemen penilaian juga tidak hanya

12

Page 13: KURIKULUM DI INDONESIA

dari hasil tugas atau ujian, tetapi lebih pada penilain berbasis kompetensi, "

bebernya.

Seperti yang dirilis kemdikbud dalam kemdikbud.go.id ada empat aspek yang

harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan

kurikulum 2013.

1. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang

menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji

kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46

2. Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode

penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.

3. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial

kepada siswa dan teman sejawat lainnya.

4. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang

yang akan digugu dan ditiru siswa.

Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru

ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik

dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa

yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.

2.2 Alasan, Mengapa Kurikulum KTSP diganti Menjadi Kurikulum 2013.

Setelah sebelumnya diberikan mengenai mata pelajaran kurikulum 2013 SD

SMP maka apa sebenarnya alasan pemerintah mengubah kurikulum KTSP 2006

menjadi Kurikulum 2013 yang secara perjalanan sejarah

pendidikan Indonesia bukan kali yang pertama kurikulum berubah dan sejak awal

dulu telah sembilan kali perubahan dalam kurikulum.

Alasan klasik yang paling sering diungkapkan mengenai perubahan

kurikulum ini adalah tentang kurang tepatnya penggunaan KTSP 2006 yang

digunakan selama ini terlihat pembelajaran masih difokuskan pada pengetahuan

kognitif saja sedangkan dalam kehidupan sehari-hari keterampilanlah yang paling

dibutuhkan agar bisa hidup lebih baik.

13

Page 14: KURIKULUM DI INDONESIA

Materi kurikulum saat ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognetif, beban

belajar siswa terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Akibatnya timbul

berbagai fenomena negatif dikalangan siswa saat ini seperti seringnya terjadi

perkelahian pelajar, narkoba yang sudah berkembang pesat dikalangan remaja,

plagiarisme dan kecurangan dalam ujian (menyontek). " Atas dasar itu, maka tema

Kurikulum 2013 yakni menghasilkan insan Indonesia yg produktif, kreatif,

inovatif dan afektiv melalui sikap dan keterampilan dan pengetahuan yang

terintegrasi, " ujar mantan Rektor Universitas Andalas.

Selain itu ketidakberhasilan KTSP 2006 terlihat dari banyaknya tawuran antar

pelajar hingga menyebabkan kematian seperti yang terjadi di Jakarta beberapa

waktu yang lalu, seharusnya pelajar adalah masa depan bangsa dan refleksi dari

hasil pembelajaran yang ada sehingga diperlukannya perubahan kurikulum

menjadi Kurikulum 2013.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Prof Dr Ir Musliar

Kasim, MS dengan tegas menepis anggapan bahwa kurikulum 2013 merupakan

kurikulum yang baru. Menurutnya, kurikulum yang akan diterapkan mulai tahun

ajaran 2013/2014 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Hal ini

diungkapkannya dihadapan peserta sosialisasi kurikulum 2013, yang dilaksanakan

di Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, Jumat, 8 Februari 2013.

Penerapan kurikulum ini didasarkan pada berbagai tinjauan diantaranya;

adanya tantangan masa depan, globalisasi, masalah lingkungan hidup, kompetensi

masa depan. " Disamping itu, sejumlah materi yang diujikan di ujian nasional

belum pernah diajarkan karena tidak ada di kurikulum, sistem pengajaran juga

dianggap kurang baik, " paparnya.

Kurikulum sebelumnya juga dianggap kurang mampu menigkatkan 

kemampuan berkomunikasi siswa, kemampuan siswa dalam berpikir jernih dan

kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan,

kemampuan menjadi warga negara yg bertanggungjawab. " Akibatnya siswa

kurang  memiliki minat yang luas dalam kehidupan, tidak memiliki kesiapaan

untuk bekerja, tidak memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, kurang

memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan, " kata Musliar.

14

Page 15: KURIKULUM DI INDONESIA

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah dilakukan untuk

perbaikan sistem pendidikan.Setiap kurikulum pastilah memiliki kekurangan dan

perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik.

Perubahan kurikulum dilakukan dengan dua cara, yakni dengan mengganti

beberapa komponen di dalam kurikulum ataupun mengganti secara keseluruhan

komponen-komponen kurikulum. Di Indonesia, semenjak pasca kemerdekaan

tercatat sembilan kali perubahan kurikulum. Pada kurikulum periode 1947 sampai

1994 kurikulum di Indonesia bersifat sentralistik. Namun, ketika penerapan

kurikulum KBK dan KTSP telah diberlakukan kurikulum secara desentralistik di

mana sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum

untuk diterapkan di setiap satuan pendidikan masing-masing.

3.2 Saran

Beberapa saran yang bisa saya sampaikan kepada para praktisi pendidikan :

1. Guru

Guru hendaknya mempelajari serta memahami setiap kurikulum-kurikulum

baru yang akan diterapkan oleh pemerintah, dan harus lebih meningkatkan

kompetensi-kompetensi diri sebagai guru yang profesional

2. Kepala sekolah

Kepala sekolah hendaknya mensosialisasikan setiap perubahan kurikulum agar

tidak terjadi salah komunikasi kepada anggota sekolahnya

3. Pemerintah

Perubahan kurikulum hendaknya ditinjau dulu baik buruknya dari semua

aspek. Jika memang harus terjadi perubahan kurikulum maka segeralah

mensosialisasikannya kepada semua msyarakat serta memberikan pelatihan

kepada guru dan kepala sekolah agar kurikulum yang baru akan berjalan dengan

baik.

15

Page 16: KURIKULUM DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina. Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi.

Jakarta:kencana prenada media group.

Syafruddin. 2002. Guru Professional Dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:

ciputat press.

http://tulisanpendidikan.wordpress.com/2013/03/05/perkembangan-kurikulum-di-indonesia/

http://kemendikbud.go.id

16