Kunjungan neonatus ketiga

102
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hasil Konvensi Tingkat Tinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2000 adalah adanya Komitmen Internasional untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dunia dengan delapan sasaran MDGs, khusus untuk bidang kesehatan berfokus pada mendorong perbaikan kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan Angka Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. 1 Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2012, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, AKB sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 40 kematian/1000 kelahiran hidup. Dengan demikian tren AKB dan AKABA menunjukkan adanya penurunan namun melandai. Sedangkan AKN tidak ada perbaikan hasil SKDI 2007. 2 1

description

tugas IKM

Transcript of Kunjungan neonatus ketiga

Page 1: Kunjungan neonatus ketiga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu hasil Konvensi Tingkat Tinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa

tahun 2000 adalah adanya Komitmen Internasional untuk mencapai Tujuan

Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun

2015. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dunia dengan

delapan sasaran MDGs, khusus untuk bidang kesehatan berfokus pada mendorong

perbaikan kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan

Angka Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian

Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah

satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan

manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya.1

Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI)

tahun 2012, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 19

kematian/1000 kelahiran hidup, AKB sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup,

dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 40 kematian/1000 kelahiran hidup.

Dengan demikian tren AKB dan AKABA menunjukkan adanya penurunan namun

melandai. Sedangkan AKN tidak ada perbaikan hasil SKDI 2007.2

Infomasi mengenai tingginya angka kematian neonatus (AKN) dan bayi (AKB)

akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan neonatus,

berupa pelayanan kesehatan pada kunjungan neonatus pertama hingga ketiga,

serta program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan

yang keduanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB). Suatu

pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir dikatakan berhasil jika kunjungan

(cakupan) pemeriksaan neonatus mencapai 100% untuk kunjungan neonatus

(Kn1), diikuti 95% untuk kunjungan neonatus kedua (Kn2) serta 95% untuk

kunjungan neonatus ketiga (Kn3). Dengan frekuensi minimal tiga kali, yaitu satu

kali pada umur 0-2 hari (Kn1), satu kali pada umur 3-7 hari (Kn2), satu kali pada

umur 8-28 hari (Kn3)2.

1

Page 2: Kunjungan neonatus ketiga

Angka Kematian Bayi (AKB) lahir pada tahun 2010 di Kabupaten Magelang

mencapai 7,38 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2012 mencapai

6,75 per 1000 kelahiran hidup.3

Dari data laporan KIA Puskesmas Salaman periode Januari-Juni 2015,

didapatkan data cakupan kunjungan neonatus pertama (Kn3) Desa Menoreh

sebesar 68%, kurang dari target pencapaian yakni 95%. Oleh karena itu penulis

mangangkat masalah rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di

Desa Menoreh sebagai tugas mandiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka didapatkan data bahwa

cakupan Kn3 di desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang masih

rendah. Banyak penyebab yang mempengaruhi hal itu, oleh sebab itu perlu

diketahui apa sajakah yang menjadi penyebab hal tersebut dan bagaimana

pemecahan masalah tersebut di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang periode Januari – Juni 2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisa mengenai masalah program, membandingkan hasil kegiatan program

puskesmas berdasarkan SPM puskesmas, mengetahui penyebab masalah dan

pemecahan masalah untuk periode Januari – Juni 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah dari input, proses dan

lingkungan sehingga terjadi rendahnya cakupan Kn3 di Desa Menoreh Kecamatan

Salaman Kabupaten Magelang pada periode Januari – Juni 2015.

b. Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan Kn3 di Desa

Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang pada periode Januari – Juni

2015.

c. Mencari pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan Kn3 di Desa

Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang pada periode Januari-Juni

2015.

d. Membuat Plan of Action (POA) dari pemecahan masalah yang terpilih.

2

Page 3: Kunjungan neonatus ketiga

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya Kn3 dan

penanggulangan rendahnya cakupan Kn3 di Desa Menoreh Kecamatan Salaman

Kabupaten Magelang.

2. Dapat dijadikan data awal untuk merencanakan penanggulangan rendahnya

cakupan Kn3 di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

3. Dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan posyandu

dan puskesmas terhadap Kn3.

4. Sebagai masukan instansi dinas kesehatan sebagai pertimbangan

pengambilan keputusan dalam program kesehatan.

5. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya Kn3 di masa

sekarang dan akan datang.

3

Page 4: Kunjungan neonatus ketiga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Neonatus

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Menurut

Jumiarni Tahun 1995). Beralih dari ketergantungan mutlak terhadap ibu menuju

kemandirian fisiologis. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan

proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh

kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas

dan mortalitas bayi.4

Masa neonatus berlangsung pada masa ini dan anak tidak lagi berada di

rahim ibu tetapi telah menjadi individu yang terpisah dan berdiri sendiri. Menurut

kriteria kesehatan penyesuaian tercapai dengan terlepasnya tali pusat sedangkan

menurut kriteria psikologi, adalah penyesuaian tercapai bila mencapai kembali

berat badan yang berkurang setelah lahir dan mulai menampakkan tanda-tanda

kemampuan dalam tingkah laku.

B. Periode Neonatus

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1999), periode

neonatus meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai umur 28 hari yang

terbagi menjadi 2 periode antara lain:

a. Periode neonatus dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari setelah lahir

b. Periode lanjutan merupakan periode neonatus yang meliputi jangka waktu 8-

28 hari setelah lahir

Sedangkan, untuk Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah

sebagai berikut:

Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam

setelah bayi lahir.

Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3

sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.

4

Page 5: Kunjungan neonatus ketiga

Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8

sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.

C. Pemeriksaan Fisik Neonatus

Pemeriksaan fisik neonatus bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin

kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama

kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk

tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru

lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/

perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat

mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.5

Gambar 1.Pemeriksaan Fisik Neonatus (1)

5

Page 6: Kunjungan neonatus ketiga

Gambar 2.Pemeriksaan Fisik Neonatus (2)

Gambar 3.Pemeriksaan Fisik Neonatus (3)

6

Page 7: Kunjungan neonatus ketiga

D. Program Pelayanan KIA

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu Anak (KIA) adalah peningkatan

derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya menuju Norma

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat

kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal. Dalam

keluarga, ibu dan anak merupakan yang paling rentan dan peka terhadap berbagai

masalah kesehatan seperti kejadian kesakitan (morbiditas), dan gangguan gizi

(malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disabilitas) atau

kematian (mortalitas).6

Pemantauan pelayanan program KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan

pokok yaitu:

a) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu

yang baik serta jangkauan yang setingi-tingginya.

b) Peningkatan pelayanan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan

pertolongan oleh tenaga kesehatan profesional secara berangsur

c) Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil baik oleh tenga kesehatan

maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan

pengamatannya secara berkesinambungan

d) Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap neonatal (bayi usia 0-28 hari)

dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.6

E. Kedudukan, Tugas, Fungsi Pokok dan Kegiatan Bidan di Desa

Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan di bertugas di desa,

mempunyai wilayah kerja 1 dan 2 desa dan harus bertanggung jawab langsung

kepada kepala puskesmas. Tugas pokok bidan desa adalah:

1. Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan

urutan prioritas masalah kesehatan yang di hadapinya, sesuai dengan kewenangan

yang dimiliki dan diberikan.

7

Page 8: Kunjungan neonatus ketiga

2. Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar

tumbuh kesadarannya untuk dapat berprilaku hidup sehat.

Fungsi bidan:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah,

menangani persalinan, pelayanan KB, dan pengayoman medis kontrasepsi.

2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan, yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.

3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.

4. Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan

5. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya

masyarakat.

6. Melakukan rujukan medis kesehatan ke puskesmas kecuali dalam keadaan

darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.

7. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian

kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai

dengan kemampuan.

Kegiatan bidan yang ditempatkan di desa:

1. Mengenali wilayah, struktur kemasyarakatan, dan komposisi penduduk, serta

sitem pemerintahan desa.

2. Mengumpulkan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah

kesehatan untuk merencanakan penanggulangannya.

3. Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan

melaksanakan pertemuan tingkat desa, SMD, dan MMD yang diikuti dengan

menghimpun dan melatih kader sesuai kebutuhan.

8

Page 9: Kunjungan neonatus ketiga

4. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan

langsung di meja 5 pada setiap kegiatan posyandu.

5. Melaksanakan pembinaan anak prasekolah di TK dan masyarakat.

6. Memberikan pertolongan persalinan.

7. Memberikan pertolongan pada orang sakit, kecelakaan, dan kedaruratan.

8. Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di

wilayah kerja bidan.

9. Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan

dan membantu mendeteksi dini ibu hamil resiko tinggi.

10. Membina dan melatih ketua kelompok dasa wisma dalam bidang kesehatan

secara berkala sesuai dengan kebutuhan setempat.

11. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di

wilayah kerjanya.

12. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan secara berkala

kepada Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan.

13. Bekerja sama dengan rekan puskesmas dan tenaga sektor lain yang ada di

desa.

14. Menghadiri rapat lokakarya mini puskesmas setiap bulan.

15. Melaksanakan upaya kesehatan sekolah di wilayah kerjanya.

16. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan

perawatan/pengobatan tindak lanjut pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk

oleh puskesmas.

F. Peran dan Fungsi Kader

Peran:

9

Page 10: Kunjungan neonatus ketiga

• Pelaku penggerak masyarakat dalam pendataan PHBS, kadarzi, dan kondisi

rumah, pengamatan sederhana berbasis masyarakat, peningkatan PHBS, Kadarzi,

dan kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan balita.

• Peran tambahan, membantu dalam penanggulangan kegawat-daruratan

sehari-hari, penyiapan untuk menghadapi bencana dan pengelolaan pos kesehatan

desa (poskesdes) atau UKBM lainnya.

Fungsi:

• Melakukan pencatatan, memantau, dan evaluasi kegiatan Poskesdes kegiatan

bersama bidan.

• Mengembangkan dan mengelola UKBM (PHBS, Kesling, KIBB-Balita,

Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dll).

• Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang berdampak

terhadap kesehatan masyarakat (surveilance ber-basis masyarakat).

• Pemecahan masalah bersama masyarakat.

G. Deteksi Dini

Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus dengan

melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut:

1. Tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua

2. Riwayat kejang

3. Bergerak hanya jika di rangsang (letargis)

4. Frekuensi nafas <30 kali permenit atau >60 kali permenit

5. Suhu tubuh <36,5oC atau >37oC

6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat

7. Merintih

10

Page 11: Kunjungan neonatus ketiga

8. Nanah banyak di mata dan mata cekung

9. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut

10. Turgor kulit kembali <1 detik

11. Timbul kuning atau tinja berwarna pucat

12. Berat badan menurut umur rendah dan atau masalah dalam pemberian ASI

13. Bayi berat lahir rendah < 2500gram atau > 4000gram

H. Komplikasi pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus

Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain :

• Prematuritas dan BBLR

• Asfiksia

• Infeksi bakteri

• Kejang

• Ikterus

• Diare

• Hipotermi

• Tetanus neonatorum

• Masalah pemberian ASI

• Trauma lahir

• Sindroma gangguan pernafasan

• Kelainan kongenital

I. Kematian Neonatus dan Bayi

11

Page 12: Kunjungan neonatus ketiga

Kematian neonatus yaitu kematian yang terjadi saat bayi berusia 0 jam

setelah dilahirkan sampai 28 hari sedangkan kematian bayi adalah kematian yang

terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian neonatus dan bayi.

Secara garis besar penyebabnya dua macam yaitu:

1. Kematian bayi endogen (umum)

Merupakan kematian neonatus yaitu kematian bayi yang terjadi pada bulan

pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang di

bawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di

dapat selama kehamilan.

2. Kematian bayi eksogen (post neonatus)

Merupakan kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai

menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian

dengan pengaruh lingkungan luar.

Penyebab kematian neonatal 0-6 hari adalah:

- Gangguan pernapasan (37%)

- Prematuritas (34%)

- Sepsis (12%)

- Hipotermi (7%)

- Kelainan darah dan ikterus (6%)

- Postmatur (3%)

- Kelainan kongenital (1%)

Penyebab kematian neonatus 7-28 hari adalah:

- Sepsis (20,5%)

12

Page 13: Kunjungan neonatus ketiga

- Kelainan kongenital (19%)

- Pneumonia (17%)

- Respiratory Distress Syndrome (14%)

- Prematuritas (14%)

- ikterus (3%)

- cedera lahir (3%)

- tetanus (3%)

- defisiensi nutrisi (3%)

- suddenly infant death syndrome (3%)

J. Kunjungan Neonatal

Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan

minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan

neonatal, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di

desa, polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipetermia,

pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali

pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan

neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2004).7

Kunjungan neonatal lengkap adalah bila neonatus melakukan kunjungan ke

tenaga kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sesuai

waktu yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan tugas ini, tenaga kesehatan

menggunakan algoritma bayi muda < 2 bulan pada Manajemen Terpadu Balita

Muda.

13

Page 14: Kunjungan neonatus ketiga

Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap

pelayanan kesehtan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau

masalah kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada

24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.

Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap

tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

K. Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan dilakukan secara komperehensif dengan melakukan

perawatan dan pemeriksaan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan

pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTMB) untuk memastikan bayi

dalam keadaan sehat, meliputi:

a. Pemeriksaan bayi baru lahir

1) Anamnesis

2) Pemeriksaan fisis, dengan langkah sebagai berikut:

• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).

• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan

tarikan dinding dada bawah (retraksi dinding dada), denyut jantung serta perut.

• Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah

memegang bayi.

b. Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setalah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan petugas

kesehatan telah melakukan tindakan pencegahan infeksi.

c. Pencegahan Kehilangan Panas

14

Page 15: Kunjungan neonatus ketiga

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya kesehatan sebagai berikut:

1) Keringkan bayi dengan seksama

2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat

3) Selimuti bagian kepala bayi

4) Anjurkan bayi untuk memeluk dan menyusui bayi

5) Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru lahir selama kurang

lebih 6 jam setelah lahir

d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

e. Perawatan Tali Pusat

Mengikat Tali Pusat

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan

pangikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.

Nasehat Merawat Tali Pusat

- Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan

cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.

- Nasehat hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.

- Mengoleskan alkohol atau betadin masih diperkenankan tetapi tidak

dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.

f. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di

paha kiri

g. Pemberian imunisasi hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan

h. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotik dosis

tunggal

15

Page 16: Kunjungan neonatus ketiga

i. Pemberian asi eksklusif7

L. Pengertian Cakupan Kunjungan Neonatus

Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neontal yang memperoleh

pelayanan kesehatan sesuai standar dari dokter, bidan, perawat yang mempunyai

kompetensi klinis kesehatan neonatal paling sedikit 2 kali di suatu wilayah kerja

tertentu (Departemen Kesehatan RI, 1999 ).

Kunjungan neonatal adalah kontak pertama pemeriksaan bayi (termasuk neonatal)

oleh petugas kesehatan baik di dalam maupun di luar institusi kesehatan.

Cara perhitungan cakupan kunjungan neonatal sebagai berikut:

Keterangan:

- Pembilang / jumlah bayi baru

Jumlah nenonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan

sesuai standar paling sedikit 2 kali dalam suatu wilayah kerja

dalam kurun waktu tertentu

- Penyebut / penduduk sasaran bayi

Seluruh bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja pada suatu

kurun waktu yang sama, jika tidak ada data dapat

menggunakan estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan

data BPS atau perhitungann CB dikalikan jumlah penduduk.

- Ukuran konstanta : persentasi (%)

16

Page 17: Kunjungan neonatus ketiga

L. Urutan Dalam Siklus Pemecahan Masalah

a. Identifikasi masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,

menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.

Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung

atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan

antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang

diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan.

b. Penentuan penyebab masalah

Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk

mengaitkan masalah dengan faktor-faktor penyebabnya antara lain

dengan menggunakan fish bone analysis system dan dipilih dari

sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan survei

lapangan yang kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya.

c. Penetapan pemecahan masalah terpilih

Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan

pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa

alternatif maka digunakan metode kriteria Matriks untuk

menentukan/ memilih pemecahan terbaik.

d. Penyusunan rencana penerapan

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA

(Plan Of Action atau Rencana Kegiatan).

e. Monitoring dan evaluasi

Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan

pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan

dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah

permasalahan sudah dapat dipecahkan

17

Page 18: Kunjungan neonatus ketiga

7. Penentuan rencana penerapan 3. Penentuan penyebab masalah

8.Monitoring dan evaluasi 2. Penentuan proritas masalah

1. Identifikasi Masalah

4. Memilih penyebab yang paling mungkin6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Gambar 3.Kerangka Pemecahan Masalah

18

Page 19: Kunjungan neonatus ketiga

BAB III

ANALISIS MASALAH

Tabel 1. Cakupan KN 3 Kecamatan Salaman I periode bulan Januari-Juni 2015

No Nama Desa Target Sasaran

1

Tahun

Sasaran

Bulan

Berjalan

Hasil

Kegiatan

Cakupan

(%)

Pencapaian

(%)

1 Salaman 95% 67 34 27 79% 83,1%

2 Kalisalak 95% 60 30 30 100% 105%

3 Menoreh 95% 116 58 38 65% 68%

4 Kalirejo 95% 83 42 45 107% 112%

5 Paripurno 95% 37 18 19 105% 110%

6 Ngargoretn

o

95% 52 26 19 73% 76,8%

7 Ngadirejo 95% 61 30 27 90% 94,7%

8 Sidomulyo 95% 80 40 34 85% 89,4%

9 Kebonrejo 95% 65 33 31 93% 97,8%

10 Banjarhajo 95% 18 9 6 66% 69,4%

Dari data di atas, didapatkan tujuh desa yang belum dapat mecapai target,

termasuk desa Menoreh dengan pencapaian 68%

Data Hasil Pelayanan Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3) Desa Menoreh Periode

Januari – Juni 2015

• Cakupan kunjungan neonatus pertama (Kn3) merupakan perbandingan antara

jumlah kunjungan neonatus ketiga (Kn3) dengan jumlah sasaran bayi lahir hidup

periode Januari – Juni 2015 di Desa Menoreh dikalikan 100%

19

Page 20: Kunjungan neonatus ketiga

• Presentasi cakupan Kn3 Januari-Juni 2015 sebesar 38/58 x 100% = 65%

• Target pencapaian Kn3 selama 1 tahun (Target DINKES kab. Magelang) =

95%

• Besar pencapaian bulan berjalan (Januari – Juni 2015) = 65% / 95% x 100%

= 68%

Jadi, persentasi cakupan Kn3 di Desa Menoreh periode Januari – Juni 2015 adalah

68 % masih rendah dari target DINKES Kab.Magelang

20

Kn3 = Jumlah neonatus yang telah memperoleh pelayanan kunjungan

neonatus pada masa 8-28 hari setelah lahir sesuai standar di Desa Menoreh pada periode Januari – Juni 2015

Seluruh sasaran bayi lahir hidup di Desa Menoreh x 100 %

pada periode Januari – Juni 2015

Page 21: Kunjungan neonatus ketiga

BAB IVKERANGKA PENELITIAN

A. KERANGKA TEORI

Gambar 4. Kerangka Teori

21

INPUT

Man: Koordinator KIA, Bidan desa, Kader

Money: BPJS, BOK, Jamkesda.

Method: Observasi, Pemeriksan, Imunisasi

Material: Posyandu, PKD, Praktek Bidan Desa

Machine: Buku KIA, kohort bayi, tensimeter, meteran, stetoskop, termometer, timbangan, tempat tidur pemeriksaan, vaksin

OUTPUT

Cakupan kunjungan neonatus Ketiga (Kn3))

PROSES

P1: Penjadwalan Kn3 sesuai tanggal lahir bayi

P2: Telah dilakukan Kn3

P3: Laporan dan pencatatan kunjungan neonatus

LINGKUNGAN

-Ibu yang mempunyai bayi usia 8-28 hari

- Pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai kunjungan neonatus

Page 22: Kunjungan neonatus ketiga

B. KERANGKA KONSEP

Gambar 5. Kerangka Konsep

22

INPUT

Kurang optimalnya alokasi waktu bidan desa

Pengetahuan dan kompetensi kader dalam pelayanan kesehatan neonatus masih kurang

Cakupan kunjungan neonatus Ketiga (Kn3)

Di Desa Menoreh

LINGKUNGAN

Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari PP

Kesadaran ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari PP

PROSES :

Pelaporan dan pencatatan kunjungan neonatus oleh bidan kurang lengkap atau terlambat

Page 23: Kunjungan neonatus ketiga

BAB V

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan survei

B. Cara Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2015, di

Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Jenis data

yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan koordinator KIA

puskesmas Salaman, serta dari hasil wawancara kuesioner terstruktur

dengan bidan desa, kader desa dan ibu bayi yang melakukan dan tidak

melakukan Kn3 pada bulan Januari – Juni 2015 di Desa Menoreh,

Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Kuesioner berisi

pertanyaan mengenai pengetahuan serta perilaku ibu bayi dan kader

tentang Kn3.

2. Data sekunder diperoleh dari Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Puskesmas Salaman dan laporan kegiatan bagian KIA Puskesmas

Salaman

C. Batasan Judul

“RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS

KETIGA (KN3) DI DESA MENOREH, KECAMATAN SALAMAN,

KABUPATEN MAGELANG. EVALUASI MANAJEMEN PROGRAM

KIA PUSKESMAS SALAMAN PERIODE JANUARI – JUNI 2015” ,

mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:

1. Rencana

Adalah rancangan segala sesuatu yang akan dikerjakan.

2. Peningkatan

Adalah upaya untuk menambah tingkat, derajat, kualitas maupun

kuantitas.

3. Cakupan

Jangkauan suatu hal.

23

Page 24: Kunjungan neonatus ketiga

4. Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3)

Kontak neonatal dengan tenaga kesehatan yang ketiga kalinya pada umur

8-28 hari.

5. Desa Menoreh

Adalah salah satu desa yang masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas

Salaman I, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

6. Kecamatan Salaman

Adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang.

7. Kabupaten Magelang

Adalah salah satu kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Tengah

8. Evaluasi

Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberi solusi-solusi

atas permasalahan yang digunakan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran.

9. Manajemen

Adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

10. Program

Adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan

11. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

D. Definisi Operasional

Batasan operasional yang dilakukan meliputi :

1. Frekuensi kegiatan berlangsung selama enam bulan.

2. Kunjungan neonatus ketiga (Kn3) adalah kontak neonatal dengan

tenaga kesehatan yang ketiga kalinya pada usia 8-28 hari, untuk

mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di

dalam maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa,

polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan

24

Page 25: Kunjungan neonatus ketiga

hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi

berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi).

3. Sasaran adalah jumlah sasaran bayi yang lahir hidup dalam satu tahun

di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

4. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah kegiatan

(Kn3) di Desa Menoreh di bagi jumlah sasaran Periode Januari-Juni

2015.

5. Pencapaian adalah persentase hasil perbandingan antara cakupan

jumlah kegiatan Kn3 di Desa Menoreh Periode Januari – Juni 2015

dengan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2015

6. Pengetahuan adalah penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga).

Skala 0-1 : Pengetahuan Kurang (K)

Skala 2-3 : Pengetahuan Cukup (C)

Skala 4-5 : Pengetahuan Baik (B)

7. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam

gerakan atau sikap, tidak saja badan atau ucapan. Scoring penilaian:

Skala 0-2 : Perilaku Kurang (K)

Skala 3-4 : Perilaku Baik (B)

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:

a. Lingkup lokasi: Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang

b. Lingkup waktu: Januari – Juni 2015

c. Lingkup metode: wawancara, pencatatan, dan pengamatan.

d. Lingkup materi: evaluasi cakupan kunjungan neonatal ketiga (Kn3) di

Desa Menoreh periode Januari – Juni 2015.

F. Batasan Masalah

25

Page 26: Kunjungan neonatus ketiga

Berdasarkan data PWS jumlah ibu yang mempunyai bayi 8-28 hari yang

telah melakukan Kn3, didapatkan cakupannya adalah 65% sedangkan target

yang ditetapkan adalah 95%. Maka, pencapaian Kn3 adalah 68%

G. Kriteria Inklusi Ekslusi

a. Inklusi

Ibu dari bayi usia >28 hari yang tidak melakukan Kn3 di Desa

Menoreh

Ibu dari bayi usia >28 hari yang tidak melakukan Kn3 di Desa

Menoreh yang berada di tempat dan bersedia diwawancara

b. Ekslusi

Ibu dari bayi usia >28 hari yang melakukan Kn3 di Desa Menoreh

Ibu dari bayi usia > 28 hari di Desa Menoreh yang tidak melakukan

Kn3 tidak ada di tempat ataupun tidak bersedia diwawancara

26

Page 27: Kunjungan neonatus ketiga

BAB VIHASIL PENELITIAN

A. DATA UMUM DESA MENOREH

1. Keadaan Geografis

Desa Menoreh secara administratif termasuk dalam wilayah

Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan

Kabupaten Magelang, terdiri dari 16 dusun dan terdiri dari 19 RW dan 53

RT.

Tabel 2. Batas-Batas Desa Salaman

Batas Daerah

Sebelah Utara Desa Salaman, Kecamatan Salaman

Sebelah Timur Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman

Sebelah Selatan Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman

Sebelah Barat Desa Kalisalak

Geografis Desa Menoreh terletak pada 110o 07’ 48.2“ LS dan 07o

35’ 20.9“BT, ketinggian 350 DPL

2. Keadaan Wilayah

a. Luas Wilayah

Luas seluruh wilayah Desa Menoreh adalah 633.160 hektar, yang

terbagi menjadi 16 Dusun dengan 19 RW dan 54 RT yang meliputi :

Jumlah KK per Dusun per 1 Januari 2015 (Berdasarkan Hasil Coklit Data

Kependudukan Versi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Desember

2013) :

27

Page 28: Kunjungan neonatus ketiga

Tabel 2. Daftar Dusun Wilayah Desa Menoreh

No. Dusun RT RWJml

KKTotal

1.

Ngemplak

001 01 32

96052 01 32

053 01 32

2. Candi002 02 34

83003 02 49

3.

Jetis

004 03 43

119005 03 42

006 03 23

007 03 14

4. Derepan

008 04 44

132009 04 30

010 04 23

011 04 35

5. Mlangen

012 05 64

366013 05 71

014 06 55

015 06 44

6. Pranan Kulon

016 07 44

214

017 07 47

018 07 24

019 08 57

020 08 42

7. Pranan Wetan021 09 70

151022 09 81

8. Beteng 023 10 34 135

28

Page 29: Kunjungan neonatus ketiga

024 10 30

025 10 37

026 10 34

9.

Kempul

027 11 61

171028 11 30

029 11 28

030 11 52

10. Ngaglik031 12 64

89032 12 25

033 13 67

11.

Kamal

034 13 54

218035 13 51

036 13 46

12.Sewan

037 14 4885

038 14 37

13. Alun-alun

039 15 62

173040 15 44

041 15 67

14. Jurusawah

042 16 35

197

043 16 42

044 17 43

045 17 43

051 16 34

15. Margorejo 046 18 82 82

16. Bhumi Menoreh

047 19 14

119048 19 38

049 19 28

050 19 39

JUMLAH TOTAL KEPALA

KELUARGA2.301

29

Page 30: Kunjungan neonatus ketiga

b. Peruntukan Wilayah

T

Tabel3 . Daftar Peruntukan Lahan Wilayah Desa Menoreh

NO PERUNTUKAN LUAS ( Ha) KET.

1 Pertanian subur 174,20

2 Pertanian sedang 38,16

3 Pertanian tandus -

4 Kolam 4

5 Perumahan 124,64

6 Olah raga,makam,dll 50,23

7 Perkantoran 30,8

Sumber data : Mantri Tani Kecamatan Salaman

Lahan Sawah : 218,36 Ha

Irigasi Teknis : 174,20 Ha (79,77%)

Lahan bukan Sawah : 381,64 Ha

- Tegalan : 202,77 Ha (53,13%)

- Sisanya digunakan untuk pemukiman dll

30

Page 31: Kunjungan neonatus ketiga

c. Peta Wilayah

Desa Menoreh berada di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang,

Jawa Tengah. Adapun peta wilayah Desa Menoreh Kecamatan

Salaman adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Peta Desa Menoreh

3. Jumlah Penduduk

a. Jumlah Kepala Keluarga : : 2.301

b. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin:

1. Laki-laki : 3.937 Orang

2. Perempuan : 3.813 Orang

c. Jumlah penduduk menurut Dusun

Tabel 4. Daftar Jumlah Penduduk Menurut Dusun di Desa Menoreh

No. DusunJumlah

KK

Jumlah Penduduk

L P Jumlah

1. Ngemplak 96 154 166 320

2. Candi 83 147 151 298

31

Page 32: Kunjungan neonatus ketiga

3. Jetis 119 216 197 413

4. Derepan 132 178 166 344

5. Mlangen 229 446 416 862

6. Pranan Kulon 214 291 288 731

7. Pranan Wetan 151 285 272 557

8. Beteng 135 254 258 512

9. Kempul 171 302 276 578

10. Ngaglik 89 137 125 262

11. Kamal 218 354 348 702

12. Sewan 85 159 198 357

13. Alun-alun 173 295 267 562

14. Jurusawah 197 353 343 696

15. Margorejo 82 115 126 241

16. Bhumi Menoreh 119 162 153 315

JUMLAH

TOTAL 2.301 3.937 3.813 7.750

1. Jumlah penduduk menurut pemeluk agama

Agama Islam : 7.494 orang

Agama Kristen : 36 orang

Agama Katholik : 31 orang

Agama Hindu : - orang

Agama Budha : - orang

TOTAL : 7.561 orang

d. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

Tabel 5. Daftar Mata Pencaharian Penduduk di Desa Menoreh

No. Mata Pencaharian Jumlah Ket

1. PNS 178

32

Page 33: Kunjungan neonatus ketiga

2. ABRI 22

3. POLRI 15

4. Dokter 4

5. Bidan 2

6. Petani 347

7. Swasta 733

8. Pedagang 172

9. Buruh - tani 520

10. Tukang 50

11. Pensiunan 125

e. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

Tabel 6. Daftar Penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa

Menoreh

No. Tingkatan Jumlah Ket

1. Tidak tamat SD 1.412

2. Tamat SD 1.634

3. Tamat SLTP 973

4. Tamat SLTA 1.094

5. Tamat D3 85

6. Tamat S1 164

7. Tamat S2 2

8. Tamat S3 1

f. Jumlah penduduk menurut penderita cacat

Tabel 7. Daftar Penderita Cacat di Desa Menoreh

No. Penderita Jumlah Ket

1 Cacat Tubuh 15

33

Page 34: Kunjungan neonatus ketiga

2 Cacat Netra 15

3 Cacat Mental 16

g. Kondisi Bangunan dan Sarana Prasarana

1. Balai Desa : 1 unit

2. Kantor Desa : 1 unit

3. Pasar : 2 unit (Pasar Salaman dan Pasar Beteng)

4. Tempat Ibadah

Tabel 8. Tempat Ibadah di Desa Menoreh

No. Tempat Ibadah Jumlah Ket

1. Masjid 17 -

2. Mushola 26 -

3. Gereja - -

4. Vihara - -

1. Kesehatan

Tabel 9 Sarana Kesehatan di Desa Menoreh

No. Sarana Jumlah Ket

1. Rumah Sakit -

2. Puskesmas 1 Puskesmas Salaman I

3. Puskesmas Pembantu - -

4. PKD - -

5. Polindes - -

6. Bidan 3 -

7. Dokter Gigi 1 -

8. Dokter Umum 1

9 Apotek 1

10. Klinik kesehatan dan 1 Jelita

34

Page 35: Kunjungan neonatus ketiga

Kecantikan

2. Pendidikan

Tabel 10. Sarana Pendidikan di Desa Menoreh

No. Sarana Jumlah Ket

1. Play Group / PAUD 1

2. TK 4

3. SD/MI 5

4. SMP 4

5. SMA 2

6. SMK 1

7.PLS (KF,Paket A,Paket

B,dll)1 Di SKB Salaman

3. Sarana Olahraga

Tabel 11. Sarana Olahraga di Desa Menoreh

No. Sarana Jumlah Ket

1. Kolam renang - -

2. Gedung olah raga - -

3. Tenis meja 4Di

SMP,SMA,SKB,Bapelkes

4. Lapangan bola volly 3 Di SMP, SMA, SKB

5. Lapangan bulutangkis 1 Di SMP, SMA

6. Lapangan sepak bola 2 Lapangan Desa

35

Page 36: Kunjungan neonatus ketiga

4. Jalan, Jembatan, dan Irigasi

Tabel 12. Akses Jalan di Desa Menoreh

NO SARANA JUMLAH KET

1. Jalan Poros desa 2

2. Jalan lingkungan 16

3. Jembatan desa 6

4. Gorong-gorong 15

5. Irigasi desa 9

6. Pintu air 10

7. Sumur 1

h. Perekonomian

1. Industri dan Perdagangan

Tabel 13. Industri dan Perdagangan di Desa Menoreh

NO JENIS JUMLAH KET

1. Home Industri

Slondhok

2 kel Jetis, Derepan

2. Home Industri Grubi 1 kel Jetis

3. Home Industri Krupuk 3 kel Pranan Kulon,

Ngemplak, Candi

4. Home Industri Bolu

Panggang

2 kel Pranan Wetan, Kamal

5. Mebelair 1 Family Mebel

6. Swalayan 1 Family Mini Market

7. Cetak dan Sablon 2 Jurusawah, Kamal

8. Produksi Kaos, Jaket 1 Jurusawah

36

Page 37: Kunjungan neonatus ketiga

dll

2. Koperasi

Tabel 14. Daftar Koperasi di Desa Menoreh

NO NAMA JUMLAH KET

1. KUD Lestari 1

2. KPRI Dwija 1

3. Kop Wredatama Mardi

Rahayu

1 Dikelola PWRI

3. Jasa

Tabel 15. Pelayanan Jasa di Desa Menoreh

NO JENIS JUMLAH KET

1. Dokter Umum 1

2. Dokter Gigi 1

3. Bengkel mobil 3

4. Bengkel sepeda motor 5

5. Wartel -

6. Penggilingan padi 93 Menetap, 7

keliling

7. Fotocopy 8

8. Notaris 1

9. Counter HP 6

10. Computer Shop 2 Alta, Maestro

11. Studio Foto 3

37

Page 38: Kunjungan neonatus ketiga

i. Stake Holder

1. PKK : Tim Penggerak PKK Desa (Ketua : Ny. Pujiatin

Sutedjo)

2. Tokoh Masyarakat : Kyai Haji Ahmad Nur Sodiq (Pimpinan

PonPes Nurul Falah), Ibu Rofiyati H (Ketua PCNU Salaman)

3. Kelompok Petani : Gapoktan Tani Mulyo, Kel.Tani Sido

Dadi, Kel Tani Sido Rejeki,

Kel Tani Ngudi Rejeki, Kel Tani Adil Makmur, Kel Adil Makmur,

Kel Tani Ngudi Rohmat, Kel Tani Muji Asri, Kel Tani Murih

Rejeki, Kel Tani Dadi Makmur.

4. P3A : P3A Desa Menoreh

5. Pengusaha : Krupuk Bawang “Al Fath” (Pranan Kulon)

Krupuk “Ika Jaya” (Ngemplak)

Krupuk Rambak (Candi), Pengusaha ATK dan Foto Copy “Sinar

Terang” (Bp.Ramelan-Jurusawah), Pengusaha ATK dan Foto

Copy “Sinar Mentari” (Bp.Fauzi Budi-Jurusawah), Pengusaha

ATK dan Foto Copy “Sinar Jaya” (Bp.Bambang Kuncoro-

Jurusawah, Batu Bata (Bp.Dahri-Kempul), Pemilik Bis “Bhara

Putra Jaya” (Bp.Hasan-Kamal), Leveransir Material (Bp.Musowir-

Kempul), Body Repair Mobil (Bp. Ilyas – Kempul)

6. Pedagang : Pedagang kelontong dll

7. PNS (190 orang) /ABRI (25 orang)

8. Buruh : terdiri dari buruh pertanian, buruh pabrik tektil dll

9. Perangkat Desa (Kepala Desa, Sekretaris Desa, 2 orang KaSi, 3

orang Kaur dan 16 Kepala Dusun)

10. BPD Desa Menoreh

11. Perangkat Non Struktural (Kaum/Pembantu Kaur Kesra,

Kurir/Solok, Penjaga Kantor Desa, ili-ili)

38

Page 39: Kunjungan neonatus ketiga

12. 53 RT dan 19 RW

13. Lembaga Kemasyarakatan Tingkat Desa (LPMD, Tim Penggerak

PKK, Karang Taruna)

14. Lembaga Teknis (PHC/Posyandu, Gapoktan, TPK PNPM-MP)

j. Potensi Strategis

Desa Menoreh adalah desa yang terletak 296 m di atas permukaan laut

(DPL) dan merupakan desa pertanian, terutama tanaman buah, seperti

rambutan, pisang. Apalagi di Desa Menoreh, terdapat Kebun Benih

Induk Hortikultura (di Dusun Margorejo, berhadapan dengan Kantor

Camat Salaman), sehingga diharapkan mampu membantu

mengotimalkan lahan pertanian dan perkebunan di desa Menoreh.

B. Visi dan Misi Puskesmas Salaman I

1. Visi Puskesmas Salaman I

Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh

segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi

puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan

yang bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud

masyarakat Salaman sehat tahun 2015”.

Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat kecamatan

Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan

perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani, maupun sosial,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

2. Misi Puskesmas Salaman I

a. Meningkatkan mutu pelayanan

b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan

39

Page 40: Kunjungan neonatus ketiga

c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas

f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk

lingkungan yang sehat, dengan mengikutkan peran serta

masyarakat dan mendorong kemandirian untuk hidup sehat

g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada

masyarakat setaraf dengan Rumah Sakit tipe D

3. Filosofi Puskesmas Salaman I

a. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin

diperlakukan

b. Mencegah lebih baik dari pada mengobati

c. Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami

C. Deskripsi Hasil Kuesioner

1. Hasil Kuesioner dan Wawancara Ibu Bayi

Kuesioner diberikan kepada responden yang telah mengalami

persalinan anak hidup dan yang tidak melaksanakan kunjungan neonatus

ketiga pada periode Januari – Juni 2015 serta masih menetap di Desa

Menoreh. Sumber data responden didapatkan dari kader, bidan Desa

Menoreh, dan buku register persalinan bidan desa. Penyebaran kuesioner

ini dimaksudkan untuk melihat kepatuhan ibu bayi dalam melakukan

neonatus ketiga.

40

Page 41: Kunjungan neonatus ketiga

Tabel 16. Pengetahuan

PertanyaanResponden

1 2 3 41. Apakah anda mengetahui pentingnya

pelayanan kesehatan bayi usia 8-28 hari?0 0 1 0

2. Apakah ibu selalu dikunjungi oleh tenaga kesehatan untuk pemeriksaan bayi?

0 0 1 0

3. Apakah ibu tahu apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah anak ibu lahir?

1 1 1 1

4. Apakah ibu menganggap penting pemeriksaan bayi usia 1 bulan minimal 3x?

0 0 0 0

5. Apakah ibu selalu mengikuti saran tenaga kesehatan untuk merawat bayi sesuai yang diajarkan?

1 1 1 1

Total 2 2 4 2Persentasi 40% 40% 80% 40%Penilaian C C B C

Keterangan:

1: jawaban yang diharapkan “ya”

0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”

Penilaian:

Skala 0-1 : Pengetahuan Kurang (K)

Skala 2-3 : Pengetahuan Cukup (C)

Skala 4-5 : Pengetahuan Baik (B)

Dari tabel wawancara terhadap 4 ibu dari bayi yang tidak melakukan kunjungan

neonatus ketiga, didapatkan hasil sebanyak 3 orang ibu (75%) kurang mengetahui

pentingnya kunjungan neonatus ketiga dan hanya 1 ibu (25%) yang mempunyai

pengetahuan yang baik.

41

Page 42: Kunjungan neonatus ketiga

Tabel 17. Perilaku Ibu (A)

PertanyaanResponden Juml

ahPersent

asi1 2 3 41. Apakah dikeluarga Anda ada

yang mengantar untuk pemeriksaan bayi?

1 1 1 0 3 75%

2. Apakah ada gangguan kehamilan pada masa kehamilan?

0 0 1 1 2 50%

3. Apakah suami ibu selalu mengingatkan tentang pemeriksaan bayi ke bidan?

0 0 1 1 2 50%

4. Apakah bayi Anda sudah melakukan Kn3 ?

0 0 0 0 0 0%

Total 1 1 1 2Persentasi 2

5%25%

75%

50%

Penilaian K K B K

Keterangan:

1: jawaban yang diharapkan “ya”

0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”

Penilaian:

Skala 0-2 : Perilaku Kurang (K)

Skala 3-4 : Perilaku Baik (B)

Dari tabel wawancara terhadap 4 ibu dari bayi yang tidak melakukan kunjungan

neonatus ketiga didapatkan hasil sebanyak 3 orang ibu (75%) kurang berperilaku

baik terhadap pemeriksaan bayinya dan hanya 1 yang berperilaku baik (25%).

Tabel.18 Perilaku Ibu (B)

42

Page 43: Kunjungan neonatus ketiga

RespondenPertanyaan

Mengapa tidak melakukan Kn3 ?Responden 1 Tidak mengetahui tentang Kn3Responden 2 Tidak mengetahui tentang Kn3Responden 3 Tahu, namun sedang berkunjung ke luar kotaResponden 4 Tahu, namun merasa hanya cukup 1x kunjungan

2. Hasil Kuesioner dan wawancara Kader

Dilakukan survei terhadap kader di Desa Menoreh. Total kader yang ada

sebanyak 4 orang dari total keseluruhan kader 28 orang.

Tabel 19. Karakteristik Kader Responden

No.

PertanyaanResponden

Jumlah %1 2 3 4

1. Usiaa. <20 tahun

b. 20 – 35 tahun

c. >35 tahun V V

V

V

0

1

3

0

25

75

2. Pendidikana. SDb. SMPc. SMA/SMK

VV V V 3

10

75250

3. Bekerja/tidak bekerja

a. Bekerjab. Tidak

bekerjaV

V VV

22

5050

Survei terhadap kader bertujuan untuk melihat peran serta kader dalam

mengingatkan ibu yang memiliki bayi untuk memeriksakan anaknya minimal tiga

kali di usia satu bulan pertama dan segera periksa bila bayinya mengalami

keluhan kesehatan. Berikut dibawah rincian hasil kuesioner dan hasil wawancara

dengan kader.

43

Page 44: Kunjungan neonatus ketiga

Tabel 20. Kuesioner dan jawaban kader posyandu

No.

Pertanyaan Responden1 2 3 4

1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kunjungan Kn3?

0 1 1 0

2. Apakah anda tahu tujuan dilakukannya Kn3?

0 1 1 0

3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan Kn3?

1 0 1 1

4. Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat Kn3?

1 0 0 1

5. Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk melakukan Kn3?

0 1 1 0

Total 2 3 4 2Persentasi 40% 60% 80% 40%Penilaian K C C K

Keterangan:

1: jawaban yang diharapkan “ya”

0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”

Penilaian:

Skala 5 : Baik (B)

Skala 3-4 : Cukup (C)

Skala 0-2 : Kurang (K)

Dari hasil wawancara kader responden yang berusia >35 tahun sebanyak

tiga responden (75%), usia 20-35 tahun sebanyak satu responden (25%).

Pendidikan terakhir SMP sebanyak satu responden (25%), SD sebanyak tiga

responden (75%). Dua orang memiliki pekerjaan selain menjadi kader sebanyak

dua responden (50%), dan dua responden yang tidak memiliki pekerjaan selain

menjadi kader (50%).

44

Page 45: Kunjungan neonatus ketiga

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara kepada kader, dari lima

pertanyaan kuesioner yang diajukan, didapatkan gambaran tentang peran serta

kader dalam menyukseskan pelayanan Kn3 sudah cukup baik yaitu sebanyak dua

responden (50%). Namun kesadaran untuk mengingatkan warga untuk melakukan

Kn3 masih kurang, hanya setengah dari jumlah responden (50%) yang tanggap.

3. Hasil Wawancara Bidan Desa

Dilakukan survei dan wawancara terhadap bidan desa Menoreh tentang

pelayanan kesehatan Kn3 yang telah dilakukan selama bulan Januari – Juni 2015.

Survei ini dilakukan untuk melihat kinerja lapangan dan hambatan yang di alami

Bidan desa selama bulan Januari – Juni 2015.

Tabel 21. Hasil kuesioner dan wawancara Bidan desa

No.

Input Pertanyaan Jawaban

1. Man

d. Apakah Ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan tersebut?

e. Apakah Ibu selalu menjelaskan pelayanan pentingnya pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari kepada ibu bayi tersebut?

f. Apakah Ibu mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus tersebut? jika iya sebutkan ?

g. Apakah Ibu ikut melibatkan kader

Bidan desa, kecuali ada sesuatu baru dirujuk ke PKM untuk bertemu dokter.

Tahu,Untuk deteksi dini penyakit pada bayi.

Pemeriksaan kesehatan, perkembangan berat badan, perkembangan motorik, deteksi dini kelainan kongenital, imunisasi dan penjelasan tentang cara menyusui

Ya, selalu. Kecuali imunisasi menyesuaikan hari nya, tidak selalu pada Kn3

45

Page 46: Kunjungan neonatus ketiga

dalam mengingatkan warga yang memilki bayi untuk melakukan Kn3? Bentuknya seperti apa?

Iya, selalu

Iya, ada. Biasanya terkendala karena medan perjalanan, dan tingkat pendidikan ibu bayi.

Ya, terkadang perlu untuk laporan pendataan bila bidan tidak bisa datang, selain kader dukun bayi juga ikut membantu untuk melaporkan bila ada kelainan pada bayi.

2. Money a. Apakah dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari membutuhkan biaya? Tolong sebutkan jenis pelayanannya beserta biayanya masing-masing

b. Sumber dana untuk biaya pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari berasal dari mana?

c. Apakah dana yang ada telah cukup memadai untuk kebutuhan pelayanan

Tidak butuh biaya, karena itu semua sudah masuk ke dalam biaya paket persalinan, imunisasi pun sudah ada anggaran tersendiri dari puskesmas

Kalau pada pasien umum dana di tanggung sendiri, sedangkan pada pasien BPJS masuk ke pembiayaan jaminan kesehatan. Semua masuk ke dalam paket persalinan

Sebenarnya masih kurang, tidak ada pembiayaan untuk transport, dan pembiayaan untuk obat

46

Page 47: Kunjungan neonatus ketiga

kesehatan kunjungan neonatus 8-28 hari?

d. Apakah untuk mendapati dana tersebut mengalami hambatan? Jika iya sebutkan apa saja?

Ada, terjadi bila biaya persalinan berasal dari jaminan kesehatan, biasanya baru cair pada beberapa bulan – satu tahun setelahnya

3. Machine a. Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari memerlukan peralatan? Sebutkan apa saja?

b. Apakah perlatan untuk pelayan kesehatan neonatus yang ada sudah cukup memadai?

c. Apakah peralatan yang ada tersebut masih layak pakai?

d. Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan kesehatan neonatus8-28 hari? jika ya, apa alasannya?

Ya, tensimeter, termometer, meteran bayi, timbangan, stetoskop, senter, seperangkat alat imunisasi

Sudah cukup memadai

Masih layak pakai dan rutin di kalibrasi. Terkadang mendapatkan paketan alat dari PKD

Ada, setiap alat rusak pasti dibeli kembali dengan yang baru, namun kebanyakan pakai uang sendiri

4. Material a. Apa sajakah perlengkapan yang diperlukan untuk berlangsungnya pelayanan kesehatan Kn3?

b. Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah memadai?

Ruangan, tempat tidur, dan transportasi

Sudah

47

Page 48: Kunjungan neonatus ketiga

5. Methode a. Metode apa yang digunakan dalam pelayanan kesehatan neonatus dasar Kn3?

- Observasi/ pengamatan- Kunjungan rumah,

anamnesis dan pemeriksaan fisik bayi, pemeriksaan tali pusat, edukasi pemberian ASI, imunisasi BCG/Polio1 (bila belum pada Kn1/2), motivasi KB

6. Perencanaan (P1)

a. Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan KN3 yang akan dilakukan?

b. Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu Kn3?

Ya, dilakukan penjadwalan. Namun hanya saya yang buat, saya tidak pernah buat janji Kn3 dengan pasien.

6 jam-2 hari: Kn13-7 hari: Kn28-28 hari: Kn3

7. Pelaksanaan (P2)

a. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah semuanya terlaksana?

b. Dalam melakukan Kn1 apakah Ibu yang mendatangi pasien atau pasien yang mendatangi fasilitas kesehatan?

c. Lebih banyak mana, ibu mendatangi pasien atau pasien mendatangi ibu?

Sudah

Saya yang selalu datang ke tempat pasien, hanya sesekali pasien (ibu bayi dan bayinya) yang datang ke saya. Sekaligus ingin mengetahui bagaimana lingkungan dan kebiasaan ibu bayi.

Saya yang mendatangi pasien

8. Pengawasan pengendalian

, dan penilaian

a. Apakah setelah melakukan Kn3 Ibu selalu melakukan pencatatan sesuai tanggal?

Ya, tapi terkadang saya suka lupa, pencatatan saya barengi dengan kegiatan posyandu. Untuk buku KIA sendiri tidak saya isi

48

Page 49: Kunjungan neonatus ketiga

b. Kapan pelaporan hasil Kn3 tiap bulan dilaporkan?

Tiap akhir bulan, namun bila banyak kegiatan, terkadang pelaporan tidak dilakukan tepat waktu.

9. Lingkungan a. Menurut Ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga yang memiliki bayi akan pentingnya Kn13di desa ibu bagaimana?

b. Adakah rumah4rs1 Ibu bayi yang cukup jauh dijangkau oleh akses kesehatan Kn3?

Kesadaran sudah lumayan, bila ibu pasien dianjurkan datang ke pelayanan kesehatan, akan dilakukan. Namun untuk pengetahuan masih bergantung pada usia dan tingkat pendidikan

Tidak ada

Berdasarkan pengisian wawancara Bidan Desa Menoreh dalam melakukan

Kn3 sudah baik, dilakukan secara door to door ke rumah pasien, pembuatan

penjadwalan sudah baik, namun apabila sedang sibuk bidan bisa mengundur

jadwal kunjungannya sehingga dapat terjadi mundurnya jadwal Kn3. Pencatatan

dan pelaporan Kn3 sudah baik. Data di buku KIA ibu mengenai Manajemen

Terpadu Bayi Muda (MTBM) selalu diisi. Pada pelaporan akhir bulan, bila sedang

sibuk dengan banyak kegiatan, pelaporan Kn3 dapat molor dari waktu

penjadwalan.

49

Page 50: Kunjungan neonatus ketiga

BAB VII

PEMBAHASAN

A. Analisis Penyebab Masalah

Dalam menganalisis penyebab masalah digunakan metode pendekatan

sistem meliputi faktor input, proses dan lingkungan.

Tabel 22. Pengelompokan Analisis Penyebab masalah dari faktor Input, Proses,

dan Lingkungan

No

.Input Kelebihan Kekurangan

50

Page 51: Kunjungan neonatus ketiga

1. Man Di Desa Menoreh sudah memiliki

satu orang bidan desa yang cukup

terampil dan berpengalaman

dalam bidang kesehatan ibu dan

bayi.

Kader-kader di desa Menoreh

cukup membantu dalam

mengingatkan ibu yang memiliki

bayi untuk melakukan Kn3

Koordinator KIA sudah cukup

baik dalam mengatur

pengkoordinasian program Kn3

Apabila bidan

desa sedang

sibuk, maka

bidan dapat

mengundur

jadwal

kunjungannya

Masih

kurangnya

pengetahuan

kader dan

kesadaran

kader untuk

mengingatkan

ibu

melaksanakan

Kn3

2. Money Terdapat dana jaminan (BPJS,

BOK) yang alokasi dananya

masih dapat dimanfaatkan sebaik

mungkin

-

51

Page 52: Kunjungan neonatus ketiga

3. Methode Sudah dilakukan kegiatan Kn3

sesuai dengan tanggal partus dan

penyuluhan kepada kader setiap

bulan

Ada ibu bayi

yang

sementara

pindah

domisili

Tidak semua

kader hadir

dalam

penyuluhan

4. Machine Telah tersedia:

- Buku KIA

- Buku kohort bayi

- Timbangan, meteran

ukur

- Alat pemeriksaan

kesehatan

Tidak adanya

brosur,

pamflet dan

poster sebagai

sarana edukasi

mengenai

pentingnya

kunjungan

neonatus

5. Material Terdapatnya posyandu masing-

masing di tiap dusun, dan satu

PKD

-

6. P1 Dilakukan perencanaan dan

penjadwalan waktu kunjungan

Kn3 sesuai tanggal lahir bayi

-

7. P2 Telah dilakukan Kn3 Tidak semua

ibu yang

mempunyai

bayi

melakukan

pemeriksaan

Kn3

52

Page 53: Kunjungan neonatus ketiga

Tidak semua

ibu hamil di

desa Menoreh

melahirkan di

bidan desa

setempat

sehingga

harus

menunggu

laporan

kader/bidan

desa lain

untuk

melakukan Kn

8. P3 Adanya sistem pelaporan dan

pencatatan dari Bidan desa ke

pihak Puskesmas mengenai Kn3

Pelaporan dan

Pencatatan

terkadang tidak

tepat waktu

9. Lingkunga

n

Terjangkau fasilitas kesehatan

dari rumah ibu bayi

Dukungan para suami dalam

mengingatkan jadwal

pemeriksaan

Pengetahuan

Ibu tentang

pentingnya

pemeriksaan

bayi berumur

8-28 post

partus kurang

Ada ibu yang

melewatkan

kunjungan

neonatus

ketiga karena

53

Page 54: Kunjungan neonatus ketiga

pergi ke luar

kota

Penentuan penyebab masalah yang paling mungkin:

1. Masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran kader untuk

mengingatkan ibu melaksanakan Kn3

2. Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal kunjungan neonatus,

sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang

seharusnya (8-28 hari)

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya Kn

4. Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili

5. Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan

6. Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

7. Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

8. Medan perjalanan yang sulit dijangkau dan jarak yang cukup jauh

9. Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur

8-28 hari masih kurang

54

Page 55: Kunjungan neonatus ketiga

Gambar 7. Diagram Fishbone

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

55

1. Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur 8-28 hari masih kurang

2. Ada ibu yang melewatkan kunjungan neonatus ketiga

karena pergi ke luar kota

3.

InputMoney

Man1. Masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran

kader untuk mengingatkan ibu melaksanakan Kn32. Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal

kunjungan neonatus, sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang seharusnya (8-28 hari)

Method1. Ada ibu bayi yang

sementara pindah domisili2. Tidak semua kader hadir

dalam penyuluhanMaterial

MachineTidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3

Proses

P1P2

1. Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

2. Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

P3Pelaporan dan

Pencatatan terkadang tidak tepat waktu

MASALAH

Cakupan kunjungan neonatus ke-3

Desa Menoreh sebesar 68 % dari target DINKES Magelang sebesar

95%

Lingkungan

Page 56: Kunjungan neonatus ketiga

A. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Analisis Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 23 Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah1. Masih kurangnya pengetahuan

kader mengenai Kn3 dan kurangnya kesadaran kader untuk mengingatkan ibu melaksanakan Kn3

Melakukan pembinaan disertai dengan penertiban jadwal pembinaan yang disesuaikan kesepakatan kader

Melakukan tes hasil pembinaan. Berupa kuesioner evaluasi hasil materi pembinaan

Pembuatan jadwal kunjungan berkala di pencatatan kader yang di evaluasi berkala

2. Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal kunjungan neonatus, sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang seharusnya (8-28 hari)

Bidan melakukan perjanjian kunjungan dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya.

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3

Pemanfaatan buku KIA

4. Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili

Bidan melakukan perjanjian kunjungan ulang dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya.

5. Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan

Melakukan pembinaan disertai dengan penertiban jadwal pembinaan yang disesuaikan kesepakatan kader

6. Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

Melakukan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan neonatus sejak awal mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan

7. Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

Bidan melakukan perjanjian kunjungan dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal

56

Page 57: Kunjungan neonatus ketiga

kunjungan selanjutnya.8. Pengetahuan ibu tentang

pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur 8-28 hari masih kurang

Melakukan penyuluhan di posyandu untuk ibu yang memiliki bayi dan ibu hamil sebagai bekal pengetahuan kesehatan bayi

Melakukan konseling personal sejak kunjungan neonatus ke-1 (kn1)

57

Page 58: Kunjungan neonatus ketiga

B. Penggabungan Pemecahan Masalah

Gambar 8. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel .... Penggabungan Pem

58

Masih kurangnya pengetahuan kader

mengenai Kn3 dan kurangnya

kesadaran kader untuk mengimgatkan

ibu melaksanakan Kn3

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3

Melakukan pembinaan disertai

dengan penertiban jadwal pembinaan

yang disesuaikan kesepakatan kader,

agar semua menghadiri. Kemudian

melakukan tes hasil pembinaan,

berupa kuesioner evaluasi hasil

materi pembinaan

Bidan membuat pemberitahuan

kunjungan dengan ibu bayi, dan

mengingatkan jadwal kunjungan

selanjutnya.

Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan

Bidan Desa tidak memberitahukan jadwal kunjungan neonatus, sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang seharusnya (8-28 hari)

Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili

Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur 8-28 hari masih kurang

Pemanfaatan buku KIA

Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Kunjungan neonatus sejak awal mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan

Page 59: Kunjungan neonatus ketiga

C. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif

pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan Kriteria Matriks.

Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan

menggunakan Kriteria Matriks menggunakan MxIxV/C:

1. Efektivitas program

Pedoaman untuk menentukan efektivitas program:

a. Magnitude (M) besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan

b. Importancy (I) pentingnya cara penyelesaian masalah

c. Vulnerability (v) sensitifitas cara penyelesaian masalah

Kriteria M,I,V skor nilai: 1-5

Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5.

Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan V.

2. Efisiensi program

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost

(c) diberikan nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati

1.

Berikut proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan

menggunakan kriteria matriks:

Tabel 24. Kriteria MatriksNo

Pemecahan Masalah yang Paling Mungkin M I V C

MIVC

Prioritas

1. Melakukan pembinaan disertai penertiban jadwal pembinaan

4 5 3 1 60 IV

59

Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

Page 60: Kunjungan neonatus ketiga

yang disesuaikan kesepakatan kader, agar semua menghadiri. Kemudian melakukan tes hasil pembinaan, berupa kuesioner evaluasi hasil materi pembinaan

2.

Bidan membuat pemberitahuan kunjungan dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya

4 5 3 1 60 III

3

Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Kunjungan neonatus sejak awal mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan

5 5 5 1 125 I

4 Pemanfaatan buku KIA 4 5 4 1 80 II

Setelah melakukan penentuan prioritas pemecahan masalah dengan

menggunakan metode Matriks maka didapatkan urutan prioritas pemecahan

masalah mengenai rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (KN3) di Desa

Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Adapun Prioritas alternatif

pemecahan penyebab masalah yang didapatkan adalah:

1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Kunjungan neonatus sejak awal

mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan Pemanfaatan buku

KIA

2. Pemanfaatan buku KIA

3. Bidan membuat pemberitahuan kunjungan dengan ibu bayi, dan

mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya

4. Melakukan pembinaan disertai penertiban jadwal pembinaan yang

disesuaikan kesepakatan kader, agar semua menghadiri. Kemudian

melakukan tes hasil pembinaan, berupa kuesioner evaluasi hasil materi

pembinaan

60

Page 61: Kunjungan neonatus ketiga

D.oStrategi Pemecahan Masalah Terpilih

Tabel 25. Rencana Kegiatan Dari Pemecahan Masalah Yang Terpilih

No. Pemecahan Masalah Terpilih Rencana kegiatan

1 Melakukan penyuluhan tentang

pentingnya Kunjungan neonatus

sejak awal mulai Kn1 sampai

dengan Kn3 rutin sesuai

kesepakatan

Penyuluhan ibu bayi dan ibu hamil

tentang pentingnya kunjungan

neonatus

2 Pemanfaatan buku KIA Memasang dan meletakkan media

informasi (pamflet, brosur, poster)

tentang pentingnya kegiatan

kunjungan neonatus demi kesehatan

ibu dan bayi di fasilitas umum yang

mudah diakses oleh ibu hamil atau

ibu yang mempunyai bayi berusia

dibawah 2 bulan

3 Bidan membuat pemberitahuan

kunjungan dengan ibu bayi, dan

mengingatkan jadwal kunjungan

selanjutnya

Membuat stiker atau label,

berisikan lokasi dan waktu

kunjungan berikutnya, kemudian

ditempel di bagian depan atau

belakang buku KIA sehingga ibu

lebih mudah untuk mengetahui

jadwal kunjungan berikutnya

4 Melakukan pembinaan disertai

penertiban jadwal pembinaan yang

disesuaikan kesepakatan kader,

agar semua menghadiri. Kemudian

melakukan feedback hasil

Penyuluhan kader tentang

pentingnya kegiatan kunjungan

neonatus secara rutin sesuai

kesepakatan

61

Page 62: Kunjungan neonatus ketiga

pembinaan, berupa kuesioner

evaluasi hasil materi pembinaan

62

Page 63: Kunjungan neonatus ketiga

Tabel 26. Plan of Action (POA) Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga Desa Menoreh Periode Januari - Desember 2015

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana MetodeKriteria

Keberhasilan1. Penyuluhan

pentingnya kunjunganya neonatus

Agar mengetahui dan mengerti pentingnya kunjungan neonatus

Ibu hamil, ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan

Awal bulan, selanjutnya rutin sesuai kesepakatan

BLUD, Jamkesda, swadaya masyarakat

Posyandu, PKD,

Dokter atau bidan

Pemberian materi, diskusi dan tanya jawab

Proses : terlaksana penyuluhan sesuai jadwalHasil: meningkatnya pengetahuan ibu

2 Pembuatan media informasi (brosur, pamflet, poster)

Menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran warga desa tentang pentingnya kesehatan bayi

Warga desa

6 bulan sekali BLUD, Jamkesda, swadaya masyarakat

Fasilitas umum, posyandu, atau balai desa

Bidan Desa, kader

Membuat, meletakan, dan menempelkan di posyandu dan tempat umum lainnya

Proses: ketepatan waktu dalam pembuatan (brosur, pamflet, poster), Hasil: Meningkatnya kunjungan neonatus baik Kn1, Kn2 dan Kn3

3 Pembuatan label atau stiker

Agar terjadwal tiap kunjungan neonatus yang berjumlah tiga kali

Ibu yang memiliki anak usia 0-2 bulan

6 bulan sekali BOK Fasilitas layanan kesehatan

Bidan desa Pengisian label atau stiker di akhir kunjungan neonatus

Proses: terisinya label atau stiker yang berisi jadwal kunjungan

63

Page 64: Kunjungan neonatus ketiga

neonatusHasil: Tidak terlewatnya pendataan Kunjungan neonatus

4 Pembinaan Kader

Meningkatkan pengetahuan kader, meningkatkan keaktifan kader

Kader-kader

3 bulan sekali BOK Posyandu, PKD, Balai Desa

Bidan Desa Pemberian materi, tanya jawab dan diskusi

Proses: Terlaksananya pembinaan kader sesuai jadwalHasil: meningkatkan pengetahuan dan keaktifan kader dalam kegiatan Kunjungan neonatus

64

Page 65: Kunjungan neonatus ketiga

Kegiatan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Penyuluhan pentingnya kunjungan neonatus

Memasang dan meletakan media informasi (brosur, pamflet, poster)

Pembinaan Kader

Pembuatan label atau stiker

Tabel 27. GANN CHART EVALUASI DAN RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS KETIGA (Kn3)

65

Page 66: Kunjungan neonatus ketiga

BAB VIIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan amalisis data dan hasil penelitian, didapatkan faktor-faktor

penyebab rendahnya pencapaian cakupan Kn3 di Desa Menoreh, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang periode Januari – Juni 2015 antara lain adalah

masih kurangnya pengetahuan kader, bidan desa yang kurang optimal dalam

pendataan, tidak semua ibu yang memiliki bayi melakukan kunjungan, tidak

adanya brosur, pamflet, poster sebgai sarana edukasi, tidak semua ibu hamil di

desa melahirkan di bidan desa, pengetahuan ibu yang masih kurang serta medan

yang masih sulit dijangkau. Setelah semua faktor penyebab masalah diketahui,

maka ditentukan solusi untuk pemecahan masalahnya, antara lain penyuluhan

tentang pentingnya Kn3, memasang dan membuat media informasi (brosur,

pamflet, poster), pembinaan kader setiap bulan, optimalisasi bidan dalam

pendataan dan memperbaiki jaringan komunikasi antara bidan dan kader. Setelah

pemecahan masalah terpilih maka dibuatkan rencana kegiatan atau Plan of

Action agar faktor-faktor penyebab masalah yang ditemukan, bisa dipecahkan

dengan baik.

B. SARAN

Dalam rangka peningkatan cakupan Kn3, maka dapat dilakukan hal-hal berikut:

1. Kepala Puskesmas

Senantiasa melakukan evaluasi kegiatan setiap program puskesmas

2. Bidan Koordinator program KIA

Diharapkan mampu meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap

program Kn3

3. Bidan Desa

Mampu membuat jadwal yang efektif sehingga semua program dapat berjalan

dengan lancar

66

Page 67: Kunjungan neonatus ketiga

4. Warga desa Menoreh

Keluarga dapat mendukung program kesehatan Ibu dan Anak yang dijalankan

oleh petugas kesehatan

67

Page 68: Kunjungan neonatus ketiga

DAFTAR PUSTAKA

1. Millenium Development Goals (MDGs). Indonesia, laporan

Perkembangan Pencapaian Tujuan Perkembangan Milenium. Available at:

http://www.who.int/topics/millenium_development_goals/en/. Accessed

on: August,9,2015

2. Badan Penelitian Statistik. Angka Kematian neonatal di Indonesia.

Available at: http://www.bps.go.id/int/index.php/site/search?

cari=KEMATIAN+NEONATAL&Submit=Cari,. Accessed on:

August,9,2015

3. Atmoko M Hari. AKI di Magelang Turun. Available at:

http://www.antarajateng.com. Acessed on: August,9,2015.

4. Pritasari Kirana. Perawatan neonatus. Program Bina Kesehatan: jakarta.

2011

5. Fatni Sulani. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis

Perlindungan Anak. Jakarta: Depkes RI.2010.

6. Hartono. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Peran Imunisasi pada

Kunjungan Neonatal di wilayah kerja Puskesmas. Available at:

http://askep-askeb.cz.cc/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu.html.

Accessed on August,9,2015.

7. Rini Andasari. Jumlah Minimal Kegiatan Pelayanan Kunjungan Neonatus.

Available at:

http://gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2011/01/Materi-Advokasi-

BBL.pdf

68

Page 69: Kunjungan neonatus ketiga

LAMPIRAN

LEMBAR KUESIONER

KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

IBU BAYI

IDENTITAS RESPONDEN No

responden :

1. Tanggal wawancara :

2. Nama responden :

3. Alamat :

4. Umur :

5. Kehamilan anak ke- :

6. Jumlah :

7. Pendidikan :

8. Pekerjaan :

9. Penghasilan/bulan :

UMUM

1. Kepada siapa Anda memeriksakan kehamilan?

a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah sakit)

b. Tradisional (dukun atau alternatif)

2. Siapa yang menolon persalinan Anda?

a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah sakit)

b. Tradisional (dukun atau alternatif)

3. Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas Kesehatan (Puskesmas,

Pustu, Polindes, Praktek Swasta) yang ada ?

a. Kurang dari 1 km

b. 1-5 km

69

Page 70: Kunjungan neonatus ketiga

c. 6-10 km

d. >10 km

4. Apa sarana transportasi yang Anda gunakan?

a. Jalan kaki

b. Kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil)

c. Angkutan umum (ojek, angkutan umum)

5. Apakah keluarga Anda adalah peserta

a. Jamkesmas 1. Ya 2. Tidak

b. Iuran dana sehat 1. Ya 2. Tidak

c. Askes 1. Ya 2. Tidak

d. Tabulin 1. Ya 2. Tidak

6. Apakah ibu memiliki buku KIA?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit (Asma, Penyakit Jantung,

Tekanan darah tinggi, Kencing manis)?

a. Ya

b. Tidak

PENGETAHUAN

8. Apakah Anda mengetahui pentingnya pelayanan kesehatan bayi usia 8-28

hari?

a. Ya, sebutkan tujuannya

b. Tidak

9. Apakah ibu selalu dikunjungi oleh tenaga kesehatan untuk pemeriksaan

bayi?

a. Ya

b. Tidak, alasannya

10. Apakah ibu tahu apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah anak

ibu lahir?

a. Ya, sebutkan ...

70

Page 71: Kunjungan neonatus ketiga

b. Tidak

11. Apakah ibu menganggap penting pemeriksaan bayi usia 1 bulan minimal

3x?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah ibu selalu mengikuti saran tenaga kesehatan untuk merawat bayi

sesuai yang diajarkan?

a. Ya

b. Tidak

PERILAKU

13. Apakah dikeluarga Anda ada yang mengantar untuk pemeriksaan bayi

anda?

a. Ada, sebutkan ....

b. Tidak ada

14. Apakah ada gangguan kehamilan pada masa kehamilan?

a. Ada, sebutkan

b. Tidak ada

15. Apakah suami ibu selalu mengingatkan tentang pemeriksaan bayi ke

bidan?

a. Ya

b. Tidak

16. Apakah bayi Anda sudah melakukan Kunjungan Neonatus Ketiga (KN3)?

a. Ya, pada usia ....

b. Tidak

71

Page 72: Kunjungan neonatus ketiga

LEMBAR KUESIONER

KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

KADER

Nama responden :

Usia :

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Pertanyaan:

1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan

kunjungan neonatus?

a. Ya, sebutkan

b. Tidak

2. Apakah anda mengetahui tujuan kunjungan neonatus 3 (KN3)?

a. Ya, sebutkan

b. Tidak

3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan kunjungan

neonatus 3 (KN3)?

a. Ya, sebutkan

b. Tidak

4. Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat kinjungan neonatus 3

(KN3)?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk melakukan

kunjungan neonatus 3 (KN3)?

a. Ya

b. Tidak

72

Page 73: Kunjungan neonatus ketiga

WAWANCARA BIDAN

KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

1. Man

Pertanyaan:

a. Siapa saja yang memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus 8 –

28 hari ?

b. Apakah ibu tahu pentingnya pelayanan kesehatan KN3 pada neonatus,

apa tujuannya?

c. Bentuk pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diberikan kepada

neonatus 8 – 28 hari? Sebutkan?

d. Apakah ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan tersebut?

e. Apakah ibu selalu menjelaskan tentang pentingnya pelayanan

kesehatan neonatus 8 – 28 hari kepada ibu bayi tersebut?

f. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan

kesehatan neonatus tersebut? Jika iya, sebutkan?

g. Apakah ibu ikut melibatkan Kader dalam mengingatkan warga yang

memiliki bayi untuk melakukan KN3? Bentuknya seperti apa?

2. Money

Pertanyaan:

a. Apakah dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus 8 – 28 hari

membutuhkan biaya? Tolong sebutkan jenis pelayanannya beserta

biayanya masing-masing

b. Sumber dana untuk biaya pelayanan kesehatan neonatus berasal dari

mana?

c. Apakah dana yang ada telah cukup memadai untuk kebutuhan

pelayanan kesehatan kunjungan neonatus 8-28 hari?

d. Apakah untuk mendapati dana tersebut mengalami hambatan? Jika iya,

sebutkan.

73

Page 74: Kunjungan neonatus ketiga

3. Machine

Pertanyaan:

a. Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan neonatus

memerlukan peralatan? Apa saja?

b. Apakah peralatan untuk pelayanan kesehatan neonatus yang ada sudah

cukup memadai?

c. Apakah peralatan yang ada tersebut masih layak pakai?

d. Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan kesehatan

neonatus 8-28 hari? jika iya, apa alasannya?

4. Material

Pertanyaan:

a. Apa saja perlengkapan yang diperlukan untuk berlangsungnya

pelayanan kesehatan neonatus dasar KN3?

b. Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah memadai?

5. Method

Pertanyaan:

a. Metode apa saja yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan neonatus

KN3?

6. Perencanaan (P1)

Pertanyaan:

a. Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan KN3 yang akan

dilakukan?

b. Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu tersebut?

c. Apakah bayi yang telah mendapat KN1 selalu ibu ingatkan kapan harus melakukan KN3?

7. Pelaksanaan (P2)

Pertanyaan:

a. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah terlaksana

semua?

b. Dalam melakukan KN3 apakah ibu yang mendatangi pasien ata

74

Page 75: Kunjungan neonatus ketiga

c. u pasien yang mendatangi fasilitas kesehatan?

d. Lebih banyak mana, ibu mendatangi pasien atau pasien mendatangi

ibu?

8. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)

Pertanyaan:

a. Apakah setelah melakukan KN3 ibu selalu melakukan pencatatan

sesuai tanggal?

b. Kapan pelaporan hasil KN3 tiap bulan dilakukan?

9. Lingkungan

Pertanyaan:

a. Menurut ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga yang memiliki

bayi akan pentingnya KN3 di desa ibu bagaimana?

b. Adakah rumah Ibu bayi yang cukup jauh dijangkau oleh akses

kesehatan Kn3?

75