Kumpulan Laporan Praktikum Parasit

57
Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi Pertemuan : 1 Hari/tanggal : kamis,14 maret 2013 Judul : Pemeriksaan Mikrofilaria Tujuan : Agar mahasiswa dapat membuat dan memulas sediaan darah microfilaria Dasar teori : Pemeriksaan microfilaria biasanya di lakukan pada malam hari pukul 22.00(20.00-24.00) banyaknya darah kira-kira 20m3 dan lebarkan tetesan darah sebesar diameter 1,5 cm dan keringkan. Alat dan bahan : Mikroskop Lanset + jarum Alcohol Objek glass Rak pewarnaan Botol semprot Pipet tetes

Transcript of Kumpulan Laporan Praktikum Parasit

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 1

Hari/tanggal : kamis,14 maret 2013

Judul : Pemeriksaan Mikrofilaria

Tujuan : Agar mahasiswa dapat membuat dan memulas sediaan darah

microfilaria

Dasar teori : Pemeriksaan microfilaria biasanya di lakukan pada malam hari pukul

22.00(20.00-24.00) banyaknya darah kira-kira 20m3 dan lebarkan

tetesan darah sebesar diameter 1,5 cm dan keringkan.

Alat dan bahan :

Mikroskop

Lanset + jarum

Alcohol

Objek glass

Rak pewarnaan

Botol semprot

Pipet tetes

Air

Metil alcohol

Larutan giemza

Prosedur Kerja :

- Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan kapas

alcohol

- Tusuk ujung jari dengan lancet, hapus tetesan darah pertama

dengan kapas kering

- Tetesan berikutnya di teteskan pada objek glass

- Putar dengan ujung objek glass,melingkar membentuk elip

sebesar ¾ kaca objek sehingga terbentuk apusan darah tebal

- Biarkan kering di udara

Prosedur Pemulasan sediaan darah :

Setelah kering, hemolisis sediaan darah dengan air

sampai warna merah pucat

Keringkan

Kemudian fiksasi dengan metil alcohol selama 1-2

menit

Putar dengan larutan giemza selama 2 menit

Cuci dengan air

Keringkan dan periksa di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10x,40x

Hasil :

Kesimpulan : Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa dapat membuat dan memulas sediaan darah

microfilaria.

Mengetahui, Palembang, 14 Maret 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 2

Hari/tanggal : Kamis, 21 Maret 2013

Tujuan : Agar mahasiswa dapat mengenal dan membedakan masing-masing

stadium dari plasmodium vivax dan plasmodium falcifarum

Dasar teori : Plasmodium palcifarum-malaria tropika

1. Tropozoit => berbentuk cincin

2. Schizon => pigmen menggumpal di tengah, schizon muda berinti < 8, schizon tua berinti 8-24

3. Gametosit => berbentuk pisang gemuk dan bulan sabit, inti tidak padat dan pigmen mengelilingi inti. Sitoplasma biru pucat kemerah-merahan.

Plasmodium vivax-malaria tertian

1. Tropozoit tua => sitoplasmodium hampir memenuhi, ada pigmen ada yang amuboid ada yang memiliki schupner.

2. Schizon => inti 12-24, pigmen berkumpul ditengah inti dan memiliki schupner.

3. Gametosit => inti 1 tengah pigmen tersebar, ada schupner.

Bahan Pemeriksaan : Preparat parasite plasmodium

Alat : - Mikroskop

- Tissue lensa

Bahan : oil imerssi

Prosedur kerja : Secara mikroskopis:

1. Menyiapkan mikroskop.

2. Mangambil preparat, letakkan diatas meja mikroskop, setelah mendapatkan posisi tambahkan oil imersi.

3. Lihat perbesaran 100x.

4. Lihatlah hasil pada preparat dan amatilah perbedaannyan.

Hasil :

Plasmodium falcifarum Plasmodium vivax

Tropozoit Tropozoit

Schizon Schizon

Gametosit Gametosit

Kesimpulan : Dari hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan

preparat parasit plasmodium terdapat tropozit, schizon dan gametosit dan dapat

membedakan plasmodium falcifarum dan plasmodium vivax.

Mengetahui, Palembang, 21 Maret 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 3

Hari, tanggal : Kamis, 11 April 2013

Judul / Materi : Pengamatan Plasmodium

Tujuan : Agar praktikan mampu membedakan jenis dan morfologi plasmodium

Alat dan bahan :

Mikroskop

Preparat plasmodium

Oil imersi

Cara Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Letakkan preparat plasmodium di bawah mikroskop

3. Beri oil imersi

4. Amati dengan pembesaran 100X

5. Setelah itu gambar hasil pengamatan

Hasil pengamatan

1. Plasmodium Vivax

Stadium gametosit

2. Plasmodium Falciparum

- Stadium gametosit

- Stadium Schizon

- Stadium Amuboid

Kesimpulan : Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa setiap plasmodium

masing – masing mempunyai stadium dan praktikan dapat

membedakan jenis stadium.

Dosen Pembimbing, Palembang, 11 April 2013

(Haridawati, Bsc, Spd) Mahasiswa

(Asmawati,SKM)

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 4

Hari/tanggal : Kamis11 April 2013

Judul : Mengamati Parasit Brugia Malayi dan Timori dengan melihat preparat pada

mikroskop

Alat : Mikroskop

Slide Burgia Malayi & Timori

Hasil : * Brugia Malayi

: * Brugia Timori

Kesimpulan :

Mengetahui, Palembang, 11 April 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 5

Hari/Tanggal : Rabu, 17 April 2013

Tujuan : Agar mahasiswa mampu melihat bentuk Trichomonas vaginalis

Dasar teori : Penyakit pada wanita : Trichomonas vaginalis

Penyakit pada laki-laki :Prostatitis

Hospes pada manusia,cara diagnosa yaitu menemukan parasit tersebut

diskret vaginauretra,prostat,urin biakan pepton dan tioglikolat.

Alat : 1.Mikroskop

2.Objek glas

3.Deck glass

Bahan : Suspensi

Prosedur kerja : 1.Ambil suspensi bakteri letakan diobjek glass untuk buat sedian basah

siapkan mikroskop tetesi 1 tetes suspensi menggunakan kapas lidi

2.Tutupi dengan objek glass

3.Amati dimikroskop dengan pembesaran 10 dan 40x

Hasil :

Kesimpulan :

Mengetahui, Palembang, 17 April 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 6

Hari/Tanggal : /18 April 2013

Tujuan : Untuk mengetahui bentuk dan ciri - ciri stadium P. Falsifarun dan P.

Vivax

Dasar Teori : Dari 20 spesies plasmodium, hanya empat spesies diantaranya yang

dapat menginfeksi manusia, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium

vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. (Iis H, 2008).

Namun kasus malaria yang banyak ditemukan di indonesia hanya spesies

Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax dan Mix (Plasmodium

falciparum dan Plasmodium vivax berada dalam satu sample darah)

Alat dan bahan : Mikroskup , objek glas ,deck glass.

Prosedur Kerja :

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan

2. Bersihkan lensa mikroskop dengan kain lensa

3. Hubungkan mikroskop dengan arus listrik

4. Letakkan objek glass telah diberi parasit pada meja preparat.

5. Amati bentuk dan ciri – cirinya serta gambarlah !

6.

Hasil : Plasmodium falciparum Yang harus diperhatikan dlm pemeriksaan parasit ini yaitu : 1. Eritrosit tidak membesar 2. Terdapat titik maurer disekitar parasit

3. Bentuk titik Maurer kasar 4. Stadium yang ditemukan umumnya trofozoit dan gametosit5. Bila ditemukan stadium skizon di sediaan darah tepi menandakan adanya infeksi berat

Stadium trofozoit

Stadium skizon (jarang ditetmukan di dlm darah tepi)

Ciri-ciri:

- Eritrosit tidak membesar

- Parasit: jumlah inti 2 - 24

- pigmen sudah menggumpal berwarna hitam

Stadium gametosit

- eritrosit tidak membesar

- Parasit:

* bentuk pisang agak lonjong atau seperti sosis (mikrogametosit)

* plasma biru atau merah muda (mikrogametosit)

* inti padat (kalau mikrogametosit tdk padat)

* pigmen di sekitar inti atau tersebar (mikrogametosit)

Plasmodium vivax

Morfologi

Yang harus diperhatikan dlm pemeriksaan parasit ini yaitu :

1. Eritrosit membesar

2. Terdapat titik schuffner disekitar parasit

3. Titik Schuffner bentuknya halus dan tersebar merata di sekitar parasit

4. Stadium yang ditemukan :

trofozoit, skizon dan gametosit (semua stadium)

Stadium trofozoit

Ciri-ciri : - eritrosit membesar

- bentuk cincin ( besarnya 1/3 eritrosit)

- mulai tampak titik schuffner.

Stadium skizon

Ciri-ciri : - eritrosit : membesar

- jumlah inti 12 - 24

- pigmen : kuning tengguli berkumpul

- titik schuffner masih tampak dibagian pinggir eritrosit

Stadium makrogametosit

Ciri-ciri : - eritrosit membesar

- inti kecil, padat, pigmen tersebar

- protoplasma biru

- titik schuffner masih tampak di pinggir.

Kesimpulan :

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa mahasiwa/i dapat

mengetahui bentuk dan ciri-ciri Stadium Plasmodium Falsiparum dan

Plasmodium Vivax.

Mengetahui, Palembang, 18 April 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 7

Hari, tanggal : Rabu, 24 April 2013

Judul : Plasmodium falcifarum dan vivax pada malaria

Tujuan : Agar praktikkan dapat membedakan jenis dan morfologi plasmodium

Dasar teori :

Parasit Malaria pada manusia

P. malaria P. vivax P. falcifarum P. ovale

Ciri parasit malaria

Inti warna merah Sitoplasma biru Pigmen berwarna kuning kecoklatan

Stadium pada plasmodium

Trpozoit Schizon Gametosit

Alat dan bahan :

Mikroskop

Preparat plasmodium

Oil imersi

Cara Kerja :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Bersihkan mikroskop terlebih dahulu menggunakan kertas lensa sebelum

digunakan.

3. Letakkan preparat di atas meja objek pada mikroskop.

4. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100 x dan ditetesi oleh oil

imersi terlebih dahulu.

5. Gambar hasil yang diamati.

Hasil pengamatan : 1. Plasmodium falcifarum

Stadium Tropozoit

Stadium Schizon

Stadium Gametosit

2. Plasmodium vivax

Catatan sediaan :

f : P.falcifarum stadium tropozoit

f + g : P.falcifarum stadium tropozoit dan gametosit

fg : P.falcifarum stadium gametosit

v : P. vivax semua stadium

Kesimpulan :

Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa praktikkan dapat membedakkan jenis

plasmodium dan stadium dari masing masing plasmodium.

Mengetahui, Palembang, 24 April 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Stadium Tropozoit

Stadium Schizon

Stadium Gametosit

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Petemuan : 8

Hari, Tangal : Selasa, 18 Juni 2013

Judul : Mengidentifikasi Koloni Ragi dan cara pengambilan bahan pembuatan

koloni jamur

Tujuan :

1. Untuk Mengidentifikasi spesies Candida

2. Untuk Mempelajari tehnik ”Slide Culture” untuk koloni khamir/ragi

Bahan & Alat :

Medium agar tepung jagung-Tween 80 (CMT) atau medium agar tajin-

tween 80 (RCT)/agar tepung kacang hijau-tween 80

Cawan petri steril

Kaca Objek

Deck Gelas

Pipet Pasteur

Nalden berbentuk cangkul

Bunsen

Aquades steril

Larutah KOH 10-20%

Cawan perti

Ose Bengkok

Deck Gelas

Cara Kerja : * Cara Pengambilan bahan pembuatan koloni jamur

1. Koloni yang ditanam harus berumur 48-72 jam dengan cara di biak ulang

kedalam medium SDA baru.

2. Ambil sedikit koloni Candida tersebut dengan nelden steril kemudian

digoreskan dipermukaan medium CMT/RCT. (3-4 goresan).

3. Permukaan sediaan ditutup dengan kaca steril.

4. Dasar ruang biakan diberi aquades steril secukupnya dan ruang biakan

ditutup kembali.

5. Biakan di inkubasi pada suhu kamar selama 48-72 jam.

6. Medium yang telah ditanami koloni Candida langsung diperiksa dibawah

mikroskop dengan perbesaran 100x.

7. Tentukan spesies Candida dengan melihat pola hifa semu dan spora yang

terbentuk.

* Cara Pengamatan Ketombe

1. Ambil ketombe pada rambut dengan menggunakan ose bengkok

2. Kemudian letakan sampel pada kaca objek

3. lalu tetesi dengan KOH 10-20%

4. tutu dengan deck gelass

5. kemudian fiksasi dengan bunsen sebanyak 3 kali (tidak boleh sampai

mendidih dan kering).

6. Amatilah dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan gambarlah

hasil pengamatannya.

7.

Hasil : * pembuatan koloni jamur

: * Pengamatan Ketombe

Kesimpulan :

Mengetahui, Palembang, 18 Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 9

Hari/tanggal : Rabu, 19 juni 2013

Materi : Sporulasi Jamur

1. Membuat sediaan dari ketombe rambut

2. Pewarnaan gram dari koloni Candida albican

3. Membuat sediaan dari koloni Trycophyton rubrum

4. Penanaman Candida albican pada SDA

Tujuan : 1. Mempelajari morfologi dari Candida albican

2. Mengamati bentuk ragi pada Tricopiton rubrum

Landasan Teori : Jamur adalah jenis tumbuhan rendah yang tidak memiliki

Klorofil (pigmen hijau daun), sehingga tidak mampu membentuk

makanan sendiri. Untuk melangsungkan kehidupnya, jamur

bergantung pada organisme lain, oleh karena itu jamur memiliki

sifat heterotrofik. Untuk pertumbuhannya, jamur memerlukan

kondisi habitat yang mempunyai kelembaban tinggi, tersedia bahan

organic serta tersedia oksigen cukup untuk kelangsungan hidupnya.

Jamur dapat hidup pada bahan organic yang mati atau busuk dan ada

juga yang hidup pada jaringan-jaringan organisme hidup, seperti

pada hewan, tumbuhan dan manusia.

Alat : * Objek glass

* Deck glass

* Kapas kering

* Pisau kulit(skalple)

* Ose (ose tongkat, ose bulat)

* Bunsen

* Rak

* Mikroskop

Media :

- Sabouraud Dekstrosa Agar(SDA - )

o R/ Dektrosa/glukosa ………. 40gr

o Pepton……………………….. 10gr

o Agar…………………………… 20gr

o Aquades……………………... 1000ml

o PH akir……………………….. 5,6

- Sabouraud Dekstrosa Agar + Antibiotika(SDA+)

o R/ Dektrosa/glukosa ………. 40gr

o Pepton……………………….. 10gr

o Agar…………………………… 20gr

o Aquades steril……….…... 1000ml

o Kloramfenikol……………. 500 ml

Reagen : KOH 20%

o R/ Kristal kalium hidroksida….........10-20gr

o Aquades ………………………………….100ml

o Alcohol 70%

Lactophenol cotton blue(LPCB)

o R/ Kristal fenol 20gr(dilarutkan dlm penanggas)

o Asam laktat 20ml

o Gliserol 40ml

o Aquades 20ml

o Bubuk cotton blue 0,05gr/ dengan tinta parker biru 2-3tetes

Sampel : 1. Ketombe rambut

2. Koloni Candida albican

Prosedur Kerja : 1. Membuat Sediaan Dari Ketombe Rambut

Kerok ketombe rambut menggunakan pisau skalple

Kemudian ketombe yang didapat di tampung dalam cawan petri

Ambil ketombe secukupnya menggunakan ose tongkat dan letakkan

dalam objek glass

Kemudian tambahkan KOH 20% lalu tutup dengan deck glas

Lakukan fiksasi sebanyak 3 kali pada api Bunsen untuk melisis sel-

sel epitel

Amati dibawah mikroskop

2. Pewarnaan gram pada Candida albican

Ambil koloni candida albican dengan ose secukupnya

Kemudian letakkan pada objek glas dan ratakan

Fiksasi diatas lampu Bunsen sebanyak 3 kali

Rendam sediaan dengan carbol gentian violet selama 1 menit

Bilas dengan air mengalir

Rendam dengan iodine selama 30 detik

Bilas dengan air mengalir

Dekolorisasi dengan alcohol 70% selama 1 menit

Bilas dengan air mengalir

Rendam dengan safranin/water fuchsin selama 1-2 menit

3. Membuat sediaan dari koloni Tricopiton rubrum

Ambil secukupnya koloni Tricopiton rubrum menggunakan ose

Letakkan pada objek glas lalu ratakan

Tambahkan lactophenol cotton blue(LPCB) secukupnya

Tutup dengan deck glas

Lakukan fiksasi diatas api Bunsen sebanyak 3 kali

Amati dibawah mikroskop

4. Penanaman suspensi Candida

Ambil suspensi Candida albikan dengan kapas lidi secukunya,

jangan terlalu basah

Oleskan pada media SDA(Sabouraud Dekstrosa Agar)+ antibiotik

dan satu yang lain pada SDA tanpa antibiotic

Inkubasi selama 7hr

Intepretasi hasil :

A. Spora jamur Aseksual(Talospora)

Blastospora

a. Sediaan ketombe rambut

b. Perhatikan sel ragi

Pewarnaan Gram

Aleuriospora(Tricopiton rubrum)

Pewarnaan : LPCB

Perhatikan :

- Aleuriospora di bentuk langsung dari

konidiofor

- Terdapat 2 macam:

a. Mikrokanidia : lonjong seperti daun,

menempel pada hipa

b. Makrokanidia :

Penanaman Candida albican

Bentuk

Kesimpulan :

Mengetahui, Palembang, 19 Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 10

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Juni 2013

Judul : Pembiakan dan Pengamatan Morfologi Tricophyton

rubrum dan Koloni Ragi

Tujuan : Supaya para praktikan mampu melakukan pembiakan dan

pengamatan terhadap koloni ragi dan Tricophyton rubrum

Alat dan Bahan :

1. Media Sabouraud Dextrose Agar

2. Ose

3. Mikroskop

4. Objek Glasss

5. Alkohol 70%

6. Larutan lactofenol Cotton Blue

Cara Kerja : A. PEMBIAKAN

1. Tricophyton rubrum,

- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

- Ambil sedikit koloni Tricophyton rubrum dan tanam

pada media Sabaroud Dextrose Agar

- Inkubasi pada inkubator selama 24 jam

2. Koloni Ragi,

- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

- Ambil sedikit koloni ragi dan tanam pada media

Sabaroud Dextrose Agar

- Inkubasi pada inkubator selama 24 jam

B. PENGAMATAN MORFOLOGI

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Ambil koloni Tricophyton rubrum dan letakkan pada

objek glass

3. Tetesi dengan larutan alkohol 70% sebanyak 1 tetes

4. Kemudian tetesi lagi dengan lactofenol cotton blue

sebanyak 1 tetes

5. Terakhir, amati pada mikroskop

6. Lakukan pula pada koloni ragi

Hasil Pengamatan :1. Tricophyton rubrum,

- Mikroskopik:

Mikrokonidia: berbentuk lonjong atau seperti tetesan air

Susunan mikrokonidia: satu-satu

(enthyrse) sepanjang hifa atau

berkelompok seperti buah anggur (‘’en-

grappe’’)

Makrokonidia: berbentuk lonjong, umumnya seperti

pensil (tidak khas)

Makroskopik/Koloni: Koloni berwarna merah muda

sampai merah tua Permukaan

koloni velvety (seperti beludru)

2. Koloni Ragi

- Mikroskopik terdiri dari: Sel Ragi (tunggal)

Blastospora (bertunas)

- Makroskopik: Koloni berwarna putih krem

Permukaan koloni halus (leathery)

Contoh: CryptococcusCandida

1. Tricophyton rubrum,

2. Koloni Ragi,

Kesimpulan : Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa praktikkan

dapat melakukan pembiakan serta pengamatan Morfologi

Tricophyton rubrum dan Koloni Ragi

Mengetahui, Palembang, 20 Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 11

Hari/Tanggal : Jumat, 21 Juni 2013

Judul : Pembiakan jamur pada tempe dan Pengamatan secara mikroskopis

Morfologi Tricophyton Mentagropytes

Tujuan : Supaya mahasiswa mampu melakukan Pembiakan jamur tempe

dan Pengamatan secara mikroskopis Morfologi Tricophyton

Mentagropytes

Alat : 1. Ose

2. Mikroskop

3. Objek Glasss

4. Spritus

5. Korek Api

6. Deck glass

Bahan : 1. Tempe

2. Agar Sabaraout

3. Slide Trycophyton Mentagropytes

Prosedur Kerja : * Pembiakan jamur pada tempe

1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan

2. Sterilkan ose jarum

3. Ambil jamur pada tempe secukupnya menggunkan ose jarum,

4. Kemudian masukkan atau tanam jamur pada media sabarout agar

5. Tunggu hingga 2-3 hari.

Hasil Pengamatan : * Slide Trycophyton Mentagropytes

- Mikroskopik:

Mikrokonidia: - berbentuk bulat

- Tersusun satu-satu (enthyrse) atau berkelompok

(en grappe)

- Terdapat hifa sp

Makrokonidia/koloni : - koloni berwarna putih kekuningan

- Permukaan koloni poedery & velvety

MIKROKONIDIA MAKROKONIDIA

Kesimpulan : Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa praktikkan

dapat melakukan pengamatan Morfologi Tricophyton Mentagropytes

baik secara mikrokonidia dan makrokonidia

Mengetahui, Palembang, 21 Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 12

Hari dan tanggal : Selasa, 25 Juni 2013

Judul : Pengamatan Preparat Jamur Ragi, M.Gypseum dan M.canis

Dasar teori : Microsporum canis adalah organisme yang dapat menyebabkan tinea

capitis pada manusia, dan kurap sederhana pada hewan peliharaan.

Organisme waduk utama dalam hewan pendamping adalah dalam kucing

domestik dan anjing.

Tujuan : Agar praktikan mampu mengamati morfologi spesies jamur Jamur Ragi,

M.Gypseum M.Canis secara mikroskopis.

Alat :

1. Mikroskop

2. Preparat jamur Microsporum canis

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan pengamatan yang akan digunakan untuk

pengamatan jamur

2. Bersihkan dan hidupkan terlebih dahulu mikroskop

3. Letakkan preparat pada meja kerja mikroskop, kemudian amati

pada perbesaran 10 x dan 40 x

4. Catat dan gambar hasil pengamatan

Hasil pengamatan : * Jamur Ragi

: *M.Gypseum

: *M.Canis

Ciri- ciri jamur Microsporum canis secara mikroskopis yaitu:

- Makrokonidia : berbentuk kumparan atau seperti daun dan asimetris

- Mempunyai jumlah sel ≥ 6

- Mempunyai dinding tebal dengan permukaan kasar dibagian ujung dan

pangkalnya

- Bagian ujung makrokonidia runcing

- Jarak dinding sel 2x lebih lebar dari jarak antar sel

- Mikrokonidia berbentuk lonjong (tidak khas)

Kesimpulan : Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa praktikan mampu

mengamati morfologi jamur Microsporum canis secara mikroskopis

dengan benar dan sesuai dengan prosedur.

Mengetahui, Palembang, 25 Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : 13

Hari/Tanggal : Jumat,28 juni 2013

Judul : Pembuatan sediaan jamur ragi metode germ tube dan clamydospora

serta pengamatan m.gypseum dan piedra

Tujuan : 1. Identifikasi Candida albicans

2. Pembuatan sedian media jamur ragi metode germ-tube

3. Pengamatan Piedra pada rambut

Metode : Germ-Tube

Alat dan Bahan : - koloni Candida berumur 48-72 jam

- Putih telur ayam atau serum manusia

- Tabung serologi

- Ose

- Inkubator

- Bunsen

- Pipet pasteur

- Kaca objek

- Deck glass

Cara Kerja : 1. Siapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan

2. tabung serologi diisi dengan 1-2 ml putih telur atau serum (sebelum

Di inkubasi sebaiknya putih telur diletakkan di dalam inkubator

selama 15-30 menit).

3. Ambil sedikit koloni Candida dengan ose steril

4. masukkan koloni Candida tersebut kedalam medium putih telur dan

hancurkan gumpalan koloni Candida

5. biakkan diinkubasi pada suhu 37˚C didalam inkubator selama 2-3

jam

6. biakan diperiksa dengan cara :

Siapkan objek gelas dan deck gelas bersih

Ambil biakan dengan pipet pasteur atau ose dan diletakkan pada

kaca objek gelas sebanyak 1-2 tetes

Sediaan ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop dengan

perbesaran 10-40x

Hasil : (+) bila ditemukan kecambah (germ-tube) Candida

albicans

(-) tidak ditemukan Candida albicans

Hasil : A. Clamydosporos

B. Hasil Piedra

Kesimpulan :

Mengetahui, Palembang, Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Praktikum parasitologi

Pertemuan : 14

Hari/tanggal : 3 juni 2013

Judul praktikum : jamur kontaminan ASPERGILLUS

Tujuan :

Mempelajari morfologi jamur yang sering mengkontaminasi biakan/ruangan

Mengenal susunan dari tubuh jamur kontaminan Dapat menimbulkan penyakit onikomikosis, otomikosis,

arpergillosis

Alat dan bahan :

Alat

Mikroskop Objek glass dan deck glass

Bahan Biakan Aspergillus pada sabaroud Biakan jamur kontaminasi lain pada sabaroud Jamur pada roti

Pewarnaan Ambil satoose koloni yang terdapat pada sabaroud Letakkan pada objek glass secara merata Teteskan methylen blue Lalu tutup dengan deck glass

Hasil pewarnaan :

1. ASPERGILLUS

Pewarnaan: LPCB Morfologi susunan tubuh jamur

Konidiofora = hifa khusus pembentuk spora Vesikel = ujung konidofora yang membesar Sterigma berbentuk fialid dan tersusun seperti penari

bali Konidia dapat ditemukan 1-2 lapis pada ujung

sterigma Sel kaki (bila ada)

GAMBAR JAMUR ASPERGILLUS

2. CULVULARIA Pewarnaan: ipcb Morfologi

Makrokonidia mempunyai 4 sel dengan sel dibagian tengahnya membesar, makrokonidia bengkok atau melengkungMakrokonidia berwarna tengguli atau hitamBerdinding tebalWarna koloni tengguli dan hitam

GAMBAR JAMUR CULVULARIA

3. Jamur pada roti GAMBAR JAMUR PADA ROTI

Kesimpulan : Dari praktikum yang telah di jalani dapat disimpulkan bahwa

praktikan dapat melakukan pewarnaan dengan baik, dapat

melihat jamur secara mikroskopis dan mengenali morfologi

jamur.

Mengetahui, Palembang, 3 Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM

Laporan Kegiatan Praktikum Parasitologi

Pertemuan : ke 15

Hari / Tanggal : Jumat, 05 juli 2013

Judul : Pengamatan preparat pada jamur penicilium dan jamur

sporoticum senkii

Tujuan : Agar praktikan mampu menagamti morfologi species jamur

Penicilium dan jamur Sporotium senkii

Alat : Mikroskop

Preparat jamur Penicilium dan Sporotium senkii

Cara kerja : 1. Siapkan alat dan bahan pengamatan yang akan digunakan untuk

pengamatan jamur

2. Bersihkan dan hidupkan terlebih dahulu mikroskop

3. Letakkan preparat pada meja kerja mikroskop, kemudian amati pada

perbesaran 10 x dan 40 x

4. Catat dan gambar hasil pengamatan

Hasil pengamatan : * Jamur Penicilium

. PENICILIUM

Pewarnaan : LPCD

Morfologi susunan tubuh jamur :

1. Konidiofora biasanya bercabang

2. Sterigma : tersusun seperti sapu,

berbentuk fialid & terletak

langsung diujung konidiofor

3. Konidia tersusun seperti rantai

4. Sel kaki (bila ada)

5. Warna koloni hijau kebiruan

: * Jamur Sporotium senkii

Kesimpulan :

Mengetahui, Palembang, 5 Juni 2013

Mahasiswa,

Haridawati BSc

Asmawati SKM