KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

13
Dani Yang Sombong Tuan Arifin adalah seorang pengusaha besar yang sukses. Ia memiliki sebuah swalayan yang amat ramai dikunjungi orang. Suatu hari ia membutuhkan seorang pegawai baru. Oleh karena itu, Tuan Arifin memasang iklan lowongan pekerjaan di berbagai surat kabar. Beberapa hari setelah pemasangan iklan itu, para pelamar datang berbondong-bondong. Mereka antri memanjang di depan swalayan Tuan Arifin sejak pagi-pagi sekali. Dalam antrian itu, tampak dua orang pemuda berdiri berdekatan. Mereka berdua tampak terpelajar dan berpendidikan. Seorang pemuda memakai jas yang mahal dengan rapi dan yang seorang lagi hanya memakai kemeja biru dengan rapi. “Huh, panas sekali disini! Apa tidak ada AC seperti di rumahku?” keluh pemuda berjas itu. Ia bermaksud mengelap keringat di dahinya. Namun, ia tidak membawa tisu. Pemuda yang satunya

description

walau saia ngga pinter nulis, tapi lumayan koq

Transcript of KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

Page 1: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

Dani Yang Sombong

Tuan Arifin adalah seorang pengusaha besar yang sukses. Ia memiliki

sebuah swalayan yang amat ramai dikunjungi orang. Suatu hari ia membutuhkan

seorang pegawai baru. Oleh karena itu, Tuan Arifin memasang iklan lowongan

pekerjaan di berbagai surat kabar.

Beberapa hari setelah pemasangan iklan itu, para pelamar datang

berbondong-bondong. Mereka antri memanjang di depan swalayan Tuan Arifin

sejak pagi-pagi sekali. Dalam antrian itu, tampak dua orang pemuda berdiri

berdekatan. Mereka berdua tampak terpelajar dan berpendidikan. Seorang

pemuda memakai jas yang mahal dengan rapi dan yang seorang lagi hanya

memakai kemeja biru dengan rapi.

“Huh, panas sekali disini! Apa tidak ada AC seperti di rumahku?” keluh

pemuda berjas itu.

Ia bermaksud mengelap keringat di dahinya. Namun, ia tidak membawa

tisu. Pemuda yang satunya mengetahui hal ini. Ia pun meminjamkan sapu

tangannya.

“Oh, tidak perlu, terima kasih. Saya tidak terbiasa memakai sapu tangan. Di

sini panas sekali, ya?” kata pemuda berjas sambil mengernyitkan dahi.

“O, ya, nama saya Mumuh. Mumuh Sukiman,” kata pemuda kedua sambil

tersenyum ramah.

“Nama saya Dani. Dani Hermawan Cokrodiningrat,” jawab pemuda berjas

menyambut jabat tangan Mumuh.

“Saudara lulusan darimana?” tanya Dani.

“Saya lulusan Fakultas Sastra. Baru lulus tiga bulan yang lalu. Anda sendiri

darimana?” balas Mumuh dengan sopan.

Page 2: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

Dani berdehem sambil merapikan jasnya. “Saya Sarjana Ekonomi. Dani

Hermawan Cokrodiningrat, S.E. Sebenarnya saya sudah bekerja di sebuah

perusahaan besar selama dua tahun. Akan tetapi, saya tidak betah dan minta

keluar. Pekerjaan saya di sana tidak menantang. Membosankan!” jawab Dani

tersenyum.

“O, ya, Anda seorang Sarjana Sastra. Mengapa melamar pekerjaan di

swalayan ini? Padahal, kebanyakan pelamar di sini minimal Sarjana Ekonomi

atau Administrasi. Lagipula, apakah anda mempunyai pengalaman di bidang ini?”

tanya Dani.

“Anda benar. Saya memang belum punya pengalaman. Akan tetapi,

bagaimana ya, saya harus meringankan beban keluarga,” jawab Mumuh terus

terang.

Dani manggut-manggut. Sinar matahari kian panas. Namun antrian tak

kunjung putus. Dani berkali-kali mengeluh.

“Saya tak sabar lagi kalau begini. Bung Mumuh, saya permisi!” ujarnya

bergegas. Mumuh heran.

“Anda mau kemana? Sekarang belum giliran kita!”

Dani hanya tersenyum. Ia mendesak maju dan menyerobot tempat orang

lain. Para pelamar yang lain memaki dan mengumpat. Dasar Dani bermuka

tembok. Ia tetap maju. Beberapa saat kemudian, ia sudah berdiri paling depan.

“Hey, curang!” kata seorang pelamar.

“Dasar tak tahu malu!” kata pelamar yang lain.

Percuma saja semua makian itu. Dani melangkah memasuki ruang

wawancara dengan penuh kemenangan. Setiap pelamar harus diwawancarai

terlebih dahulu oleh Tuan Arifin. Dani melangkah masuk walaupun belum

dipersilakan masuk ke ruang wawancara. Ia membiarkan pintu tak tertutup. Dani

tampak percaya diri. Ia sengaja membiarkan pintu terbuka agar para pelamar

yang lain tahu kehebatan dirinya saat diwawancarai.

Page 3: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

Tuan Arifin mengernyitkan dahi. Ia melirik pintu yang tak tertutup. Sekilas

tampak olehnya sepatu Dani yang kotor. Olala, rupanya Dani tidak

membersihkan sepatunya di keset di depan pintu. Tuan Arifin menghela nafas. Ia

sudah tidak berminat untuk mewawancarai Dani.

“Bagaimana, Pak? Apakah saya diterima?” tanya Dani dengan mantap.

“Sebaiknya Saudara tunggu saja pengumumannya,” jawab Tuan Arifin

sambil memberi isyarat supaya Dani keluar.

Akhirnya, tibalah giliran Mumuh. Sebelum masuk ke ruang wawancara,

Mumuh berdoa terlebih dahulu. Dengan tenang ia mengetuk pintu. Setelah

dipersilakan, barulah ia masuk.

“Selamat siang, Pak!” sapa Mumuh dengan sopan. Tuan Arifin tersenyum

dan mempersilakan Mumuh duduk.

“Maaf Pak, perkenankan saya memperkenalkan diri saya. Nama saya

Mumuh Sukiman. Pendidikan terakhir Sarjana Sastra. Saya tidak mempunyai

pengalaman kerja. Namun, saya bersedia bekerja keras di bawah pimpinan

Bapak.”

Tuan Arifin tersenyum. Ia terkesan dengan sopan santun Mumuh. Tuan

Arifin yakin, inilah orang yang dibutuhkannya. Beberapa hari kemudian, Tuan

Arifin mengumumkan pelamar yang diterima. Mumuhlah yang diterima bekerja di

swalayan milik Tuan Arifin. Sebaliknya, Dani yang mendambakan pekerjaan itu

malah tidak diterima. Ia tidak puas dan mendatangi Tuan Arifin.

“Ini jelas tidak adil, Pak! Bapak sebagai pimpinan seharusnya mencari

pegawai yang berpengalaman dan berkualitas seperti saya. Mengapa saya yang

sarjana ekonomi dan berpengalaman kerja tidak diterima? Mengapa Mumuh yang

Bapak terima? Apa sih kelebihannya?” protes Dani di depan Tuan Arifin.

“Saudara Dani, saya adalah pengusaha yang berpengalaman. Saya tahu

persis calon pegawai yang saya butuhkan. Nah, Saudara Mumuh mempunyai

kriteria itu. Sejak pertama kali ia masuk, saya sudah terkesan. Ia mengetuk dan

menutup pintu dengan hati-hati. Ia membersihkan sepatu di keset dan memberi

Page 4: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

salam dengan hormat. Selain itu, Mumuh menjawab semua pertanyaan dari saya

dengan terperinci, namun tidak berlebihan. Dari situlah saya mengetahui bahwa

ia adalah orang yang sopan, rapi, dan cermat dalam bekerja. Lalu sekarang Anda

bertanya, mengapa Anda tidak diterima bekerja di swalayan saya? Tentu Anda

sudah tahu jawabnya,” Tuan Arifin mengutarakan alasannya.

Dani hanya termenung, ia telah menyesali kesombongannya selama ini. Ia

menganggap dirinya yang paling hebat diantara pelamar lainnya, sehingga ia

sangat yakin akan diterima untuk bekerja di swalayan Tuan Arifin.

Written by : ARRUM CHYNTIA YULIYANTI

Pangeran Alde

Page 5: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

Di waktu yang lampau terdapat seorang anak muda yang gagah, tampan,

cerdas, dan suka menolong. Ia adalah putra dari pangeran kodok yang bernama

pangeran Alde. Pangeran Alde ditinggal oleh Ibunya tepat saat ia dapat melihat

indahnya dunia, sejak saat itu ia hidup bersama ayahnya. Setelah ayahanda wafat,

pangeran Alde meneruskan kerajaan Tank Gilling di pesisir pantai Kabayan.

Pangeran Alde memimpin kerajaan dengan arif, bijaksana, adil, dan sabar,

sehingga seluruh rakyat menyukainya. Semenjak pangeran Alde memimpin kerajaan

Tank Gilling, wilayah kekuasaannya semakin meluas, sampai-sampai kantor

Gubernur pun digusur.

Pada suatu hari, seperti biasa pangeran Alde berburu ke hutan Jungle Forest

untuk menangkap flamenggo. Entah kenapa sebelum berburu ia merasakan hal

yang lain dari biasanya dan akhirnya ia memutuskan untuk tetap berburu ke hutan.

Setelah di hutan Jungle Forest, tetapi entah kenapa anak panahnya terus melesat

tanpa mengenai sasaran. Akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat sejenak

dibawah pohon yang rindang. Setelah badannya terasa segar dan enjoy, ia berniat

untuk kembali pulang. Tetapi, ditengah perjalanan ia menemukan seorang kakek-

kakek yang sedang menebang pohon. Pangeran Alde merasa kasihan dan berniat

untuk membantunya untuk menebang pohon itu. Kakek itu pun memberikan

kapaknya kepada pangeran Alde.

Sewaktu menebang Pohon, tiba-tiba ada sinar ungu violet yang terpencar

sangat terang dari pohon itu, dan setelah sinar itu meredup, di tengah tebangan

pohon itu terdapat seekor kodok emas. Pangeran Alde pun bingung dan hendak

bertanya kepada kakek tua itu, tiba-tiba ia semakin kebingungan karena kakek itu

menghilang dengan misterius. Puncak kekagetannya saat mendengar bahwa kodok

emas itu dapat berbicara. Kodok itu berkata, “Saya akan mewujudkan satu

permintaan tuan”.

Page 6: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

Lalu pangeran Alde pun meminta dengan penuh harap kepada kodok emas itu,

“Aku ingin mencari gadis untuk ku jadikan permaisyuri”. “Baiklah, tetapi sebelumnya

jodoh itu di tangan Tuhan, dan semua permintaan itu harus di nanti dengan sabar,

tidak akan langsung terwujud.”, kata kodok emas itu. “Jika ingin mendapat jodoh,

pangeran harus pergi mencari sebuah rumah di pantai yang di halamannya terdapat

pohon kelapa gading. Pohon itu biasanya menjadi tempat bermain burung kuau dari

planet khayangan”, tambahnya. Selanjutnya, kodok emas itu berpesan agar

pangeran Alde menangkap burung tersebut.

Tiba-tiba suara kodok emas itu hilang seketika. Pangeran Alde yang pada saat

itu membelakangi kodok itu pun bingung, ternyata kodok emas itu sudah dimangsa

oleh seekor ular yang kebetulan pada saat itu lewat, karena ia melihat ada seekor

ular pergi. Apa daya, itu sudah hukum alam, bahwa kodok harus dimangsa oleh ular,

kata pangeran Alde.

Setelah mendapat nasihat, pangeran Alde itu pergi ke tempat yang ditunjukkan

oleh kodok emas tersebut. Tak lama kemudian datanglah tujuh ekor burung kuau

dari planet khayangan. Burung-burung kuau itu kakak beradik. Sang adik bungsu

turun dan bermain-main di atas pasir. Melihat itu, burung kuau tertua mengingatkan

adiknya agar berhati-hati. Tetapi, sang adik tetap bermain dengan gembira hingga

tidak sadar di bawah pasir terdapat pangeran. Dengan cepat pangeran Alde

menangkap burung kuau itu dengan tempurung kelapa yang digunakan sebagai

penutup mukanya dan memasukkannya kedalam sangkar. Burung-burung kuau

yang lain terkejut melihat kejadian itu. Dengan segera mereka terbang kembali ke

planet khayangan. Tak sia-sia siasat pangeran Alde bersembunyi di bawah pasir

pantai. Dengan perasaan gembira, pangeran Alde kembali ke istana dan meletakkan

sangkar yang berisi burung kuau di sebelah kamarnya.

Malamnya menjelang matahari terbit, sang burung menjelma menjadi seorang

putri cantik. Ia keluar dari sangkarnya, pergi ke dapur istana untuk memasak

makanan yang lezat. Setelah selesai sang putri kembali ke wujudnya semula

Page 7: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

menjadi burung kuau, Pagi harinya ketika pangeran Alde bersantap, ia sangat heran

dengan kelezatan masakan yang ia makan. Di tanyakannya kepada juru masak

istana siapa yang telah memasak makanan itu, tetapi juru masak mengatakan tidak

tahu. Hal itu terjadi berulang-ulang, sampai akhirnya suatu malam pangeran Alde

sengaja tidak tidur untuk mengetahui siapa yang selalu menyediakan makanan

tersebut.

Menjelang dini hari, pangeran Alde mendengar suara langkah dari sebelah

kamarnya menuju dapur istana. Alangkah terkejutnya ia karena sangkar burungnya

telah kosong berganti sosok seorang putri nan cantik. Ketika putri itu selesai

memasak, cepat-cepat pangeran Alde menyembunyikan sangkar tersebut, sehingga

sang putri tidak bisa kembali menjadi burung kuau. Karena sudah ketahuan, sang

putri menceritakan dirinya yang sesungguhnya.

Betapa bahagianya pangeran Alde mendapat jodoh seorang gadis yang cantik

dan berbudi luhur. Mereka menikah dan hidup berbahagia. Setahun setelah

pernikahan, mereka dikaruniai seorang putra yang tampan.

Pada suatu sore, pangeran Alde bersama istrinya berjalan-jalan di taman bunga

istana. Di sekitar mereka terdapat bunga-bunga yang indak dan harum. Pangeran

meminta istrinya agar menyanyi untuknya. Tetapi, istrinya menolak dan menasihati

pangeran Alde agar tidak memintanya menyanyi. Jika ia menyanyi, maka hatinya

akan sedih dan nanti akan menimbulkan rasa penyesalan bagi sang pangeran.

Pangeran Alde tidak putus asa. Dibujuknya sang istri agar mau bernyanyi untuknya.

Akhirnya, istrinya tidak dapat menolak. Dengan terpaksa ia menyanyi. Suaranya

merdu, menyanyikan nyanyian burung kuau. Seiring itu tubuh sang putri bergetar

dengan hebat, air matanya bercucuran. Perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi

burung kuau.

Sambil mengepak-ngepakkan sayapnya. Terbanglah ia meninggalkan

suaminya tercinta, kembali ke planet khayangan. Pangeran Alde serta merta

terbangun, mendapatkan istrinya telah pergi. Sungguh menyesal ia menyuruh

Page 8: KUMPULAN CERPEN KARYA YULI

istrinya menyanyi. Tetapi apa daya, nasi telah menjadi bubur ayam Manado. Hanya

anaknya seorang yang menjadi pelipur lara kesedihannya.

Dikarang-karang oleh :

ARRUM CHYNTIA YULIYANTI