Kuliah Blok 7 p Umum 2009

63
Gangguan Pertumbuhan Gangguan Pertumbuhan Sel, jaringan, organ lebih kecil dari Sel, jaringan, organ lebih kecil dari normal normal Agenesis Agenesis Organ tidak terbentuk sejak lahir. Contoh: Organ tidak terbentuk sejak lahir. Contoh: ginjal hanya satu waktu lahir ginjal hanya satu waktu lahir Aplasia Aplasia Organ telah terbentuk, tetapi terlalu kecil Organ telah terbentuk, tetapi terlalu kecil dibandngkan dengan ukuran normal. Contoh: dibandngkan dengan ukuran normal. Contoh: lumen usus tidak terbentuk lumen usus tidak terbentuk Aplastik Aplastik Tidak adanya pembentukan jaringan baru. Tidak adanya pembentukan jaringan baru. Contoh: anemia aplastika Contoh: anemia aplastika

description

hjkgm

Transcript of Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Page 1: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Gangguan PertumbuhanGangguan Pertumbuhan

Sel, jaringan, organ lebih kecil dari Sel, jaringan, organ lebih kecil dari normalnormal

AgenesisAgenesis Organ tidak terbentuk sejak lahir. Contoh: Organ tidak terbentuk sejak lahir. Contoh:

ginjal hanya satu waktu lahirginjal hanya satu waktu lahir

AplasiaAplasia Organ telah terbentuk, tetapi terlalu kecil Organ telah terbentuk, tetapi terlalu kecil

dibandngkan dengan ukuran normal. dibandngkan dengan ukuran normal. Contoh: lumen usus tidak terbentukContoh: lumen usus tidak terbentuk

AplastikAplastik Tidak adanya pembentukan jaringan baru. Tidak adanya pembentukan jaringan baru.

Contoh: anemia aplastikaContoh: anemia aplastika

Page 2: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih kecil…Sel, jaringan, organ lebih kecil…(lanjutan)(lanjutan)

AtresiaAtresia Absennya suatu lubang alami. Contoh: Absennya suatu lubang alami. Contoh:

atresia ani pada anak babiatresia ani pada anak babi

Hipoplasia (pertumbuhan yang tidak Hipoplasia (pertumbuhan yang tidak sempurna)sempurna) Organ gagal untuk berkembang mencapai Organ gagal untuk berkembang mencapai

ukurannya yang normal. Contoh: hipoplasia ukurannya yang normal. Contoh: hipoplasia serebelar pada kucingserebelar pada kucing

AtrofiAtrofi Suatu penurunan dalam jumlah atau ukuran Suatu penurunan dalam jumlah atau ukuran

atau kedua-duanya dari sel pada jaringan atau kedua-duanya dari sel pada jaringan tertentu yang telah mencapai pertumbuhan tertentu yang telah mencapai pertumbuhan dan ukurannya yang normaldan ukurannya yang normal

Page 3: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih kecil…Sel, jaringan, organ lebih kecil…(lanjutan)(lanjutan)

Jenis-jenis atrofiJenis-jenis atrofi Atrofi karena tidak adanya inervasi Atrofi karena tidak adanya inervasi

saraf. Contoh: ototsaraf. Contoh: otot Atrofi tekanan. Contoh: substansi Atrofi tekanan. Contoh: substansi

amiloid diantara sel-sel hati, amiloid diantara sel-sel hati, menimbulkan atrofi hepatositmenimbulkan atrofi hepatosit

Atrofi karena nutrisi. Contoh: serous Atrofi karena nutrisi. Contoh: serous atrophy of fatatrophy of fat

Atrofi karena tidak digunakan. Contoh: Atrofi karena tidak digunakan. Contoh: alat gerak yang tidak digunakan dalam alat gerak yang tidak digunakan dalam waktu yang lamawaktu yang lama

Page 4: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih kecil…Sel, jaringan, organ lebih kecil…(lanjutan)(lanjutan)

Jenis-jenis atrofi…Jenis-jenis atrofi…(lanjutan)(lanjutan)

Atrofi karena pengaruh endokrin. Atrofi karena pengaruh endokrin. Contoh: berkurang atau absennya Contoh: berkurang atau absennya adrenocorticotrophic hormone (ACTH) adrenocorticotrophic hormone (ACTH) dapat menyebabkan atrofi korteks dapat menyebabkan atrofi korteks kelenjar adrenaliskelenjar adrenalis

Atrofi fisiologik. Contoh: atrofi timus Atrofi fisiologik. Contoh: atrofi timus dan bursa Fabricius pada ayam dewasadan bursa Fabricius pada ayam dewasa

Page 5: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih kecil…Sel, jaringan, organ lebih kecil…(lanjutan)(lanjutan)

Jenis-jenis atrofi…Jenis-jenis atrofi…(lanjutan)(lanjutan)

Atrofi karena nekrosis. Contoh: Atrofi karena nekrosis. Contoh: nekrosis sel secara difus dapat nekrosis sel secara difus dapat menyebabkan pengecilan dari organmenyebabkan pengecilan dari organ

Involusi: atrofi yang bersifat totalInvolusi: atrofi yang bersifat total

Page 6: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Atrofi otot jantungAtrofi otot jantung

Page 7: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Atrofi pada payudaraAtrofi pada payudara

Page 8: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih Sel, jaringan, organ lebih

besar dari normalbesar dari normal

HipertrofiHipertrofi Peningkatan ukuran dari suatu jaringan, organ, atau Peningkatan ukuran dari suatu jaringan, organ, atau

bagian tertentu dari tubuh yang disebabkan oleh bagian tertentu dari tubuh yang disebabkan oleh meningkatnya ukuran dari setiap selmeningkatnya ukuran dari setiap sel

Peningkatan ukuran sel merupakan akibat kenaikan Peningkatan ukuran sel merupakan akibat kenaikan sintesis komponen struktur sel, dan bukan karena sintesis komponen struktur sel, dan bukan karena pembengkakan selpembengkakan sel

Page 9: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih Sel, jaringan, organ lebih

besarbesar…..…..(lanjutan)(lanjutan)

Dua jenis HipertrofiDua jenis Hipertrofi Hipertrofi kompensatorik. Contoh: salah satu ren Hipertrofi kompensatorik. Contoh: salah satu ren

membesar karena hilngnya atau tidak membesar karena hilngnya atau tidak berfungsinya ren yang lainberfungsinya ren yang lain

Hipertrofi fisiologik. Contoh: hipertrofi uterus Hipertrofi fisiologik. Contoh: hipertrofi uterus selama masa kebuntinganselama masa kebuntingan

Hipertrofi: ditemukan pada organ dengan sel-Hipertrofi: ditemukan pada organ dengan sel-sel yang tidak lagi mengalami mitosis. Contoh: sel yang tidak lagi mengalami mitosis. Contoh: otot jantungotot jantung

Page 10: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Hipertrofi jantung yang ditandai oleh Hipertrofi jantung yang ditandai oleh peningkatan ukuran otot jantungpeningkatan ukuran otot jantung

Page 11: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih Sel, jaringan, organ lebih

besarbesar…..…..(lanjutan)(lanjutan)

HiperplasiaHiperplasia Peningkatan ukuran dari jaringan atau Peningkatan ukuran dari jaringan atau

organ akibat meningkatnya jumlah dari organ akibat meningkatnya jumlah dari sel penyusun jaringan atau organ sel penyusun jaringan atau organ tersebut. Contoh: hepar (sel-sel masih tersebut. Contoh: hepar (sel-sel masih aktif mengadakan mitosis)aktif mengadakan mitosis)

Dapat bersifat difus ataupun lokalDapat bersifat difus ataupun lokal Contoh hiperplasia difus: goiter difusContoh hiperplasia difus: goiter difus Contoh hiperplasia lokal: hiperplasia nodular Contoh hiperplasia lokal: hiperplasia nodular

pada hepar, lien, dan pancreas anjingpada hepar, lien, dan pancreas anjing

Page 12: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Gambar histologi payudara normalGambar histologi payudara normal

Page 13: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Hiperplasi payudara ditandai oleh Hiperplasi payudara ditandai oleh peningkatan jumlah duktus dan sel peningkatan jumlah duktus dan sel

acinusacinus

Page 14: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih Sel, jaringan, organ lebih

besarbesar…..…..(lanjutan)(lanjutan)

Contoh hiperplasia:Contoh hiperplasia: Cystic glandular hyperplasia (cystic Cystic glandular hyperplasia (cystic

endometritis) pada uterus anjingendometritis) pada uterus anjing Akantosis: penebalan epidermis karena Akantosis: penebalan epidermis karena

hiperplasia dari stratum malpighihiperplasia dari stratum malpighi Hiperkeratosis: penebalan stratum Hiperkeratosis: penebalan stratum

corneum yang disertai oleh hilangnya corneum yang disertai oleh hilangnya nuclei dari lapisan yang mengalami nuclei dari lapisan yang mengalami keratinisasikeratinisasi

Page 15: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih Sel, jaringan, organ lebih

besarbesar…..…..(lanjutan)(lanjutan)

Parakeratosis:penebalan stratum Parakeratosis:penebalan stratum corneum yang tidak disertai oleh corneum yang tidak disertai oleh hilangnya nuclei dari lapisan yang hilangnya nuclei dari lapisan yang mengalami keratinisasimengalami keratinisasi

Hiperplasia limfoid: peningkatan jumlah Hiperplasia limfoid: peningkatan jumlah limfosit di dalam nodus lymphaticus limfosit di dalam nodus lymphaticus dan liendan lien

Page 16: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Sel, jaringan, organ lebih Sel, jaringan, organ lebih

besarbesar…..…..(lanjutan)(lanjutan)

Hiperplasia myeloid: jika jaringan Hiperplasia myeloid: jika jaringan lemak di dalam sumsum tulang akan lemak di dalam sumsum tulang akan diganti oleh jaringan hematopoietik diganti oleh jaringan hematopoietik yang aktifyang aktif

Hiperplasia reticuloendothelial: Hiperplasia reticuloendothelial: proliferasi elemen reticuloendothelial proliferasi elemen reticuloendothelial di dalam berbagai organ. Contoh: di dalam berbagai organ. Contoh: tuberkulosistuberkulosis

Page 17: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Displasia (Perkembangan Displasia (Perkembangan

Jaringan yang Abnormal)Jaringan yang Abnormal)

Perubahan mikroskopik yang ditandai Perubahan mikroskopik yang ditandai oleh hilangnya susunan normal atau oleh hilangnya susunan normal atau keseragaman bentuk atau kedua-keseragaman bentuk atau kedua-duanya dari sel-sel tertentuduanya dari sel-sel tertentu

Displasia dan hiperplasia dapat Displasia dan hiperplasia dapat melanjut menjadi tumbuh gandamelanjut menjadi tumbuh ganda

Page 18: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

MetaplasiaMetaplasia

Transformasi dari suatu jaringan Transformasi dari suatu jaringan dewasa yang telah berdiferensiasi dewasa yang telah berdiferensiasi secara maksimal menjadi jaringan secara maksimal menjadi jaringan lain yang masih ada hubungannyalain yang masih ada hubungannya Contoh: Squamous metaplasia: Contoh: Squamous metaplasia:

transformasi dari epitel kolumner transformasi dari epitel kolumner menjadi epitel squamousmenjadi epitel squamous

Etiologi: iritasi kronis (epitel bronki); Etiologi: iritasi kronis (epitel bronki); endokrin (mixed mammary tumor); endokrin (mixed mammary tumor); nutrisi (defisiensi vitamin A) nutrisi (defisiensi vitamin A)

Page 19: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Dua macam metaplasia:Dua macam metaplasia: Metaplasia epitelial: Metaplasia epitelial:

Transformasi dari epitel kuboid atau Transformasi dari epitel kuboid atau kolumner menjadi epitel squamous. kolumner menjadi epitel squamous. Contoh: defisiensi vitamin A; cystitis Contoh: defisiensi vitamin A; cystitis kroniskronis

Metaplasia mesenkimal:Metaplasia mesenkimal: Transformasi dari sel-sel mioepitelial Transformasi dari sel-sel mioepitelial

menjasi kondrosit atau osteositmenjasi kondrosit atau osteosit

Page 20: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Metaplasia bentuk lain:Metaplasia bentuk lain: Metaplasia dari tulang:Metaplasia dari tulang:

Pembentukan jaringan tulang Pembentukan jaringan tulang ditempat yang tidak sewajarnya. ditempat yang tidak sewajarnya. Contoh: adanya jaringan tulang di Contoh: adanya jaringan tulang di septa alveoli pulmo (sapi atau anjing)septa alveoli pulmo (sapi atau anjing)

Metaplasia mieloid:Metaplasia mieloid: Adanya aktivitas mielopoiesis Adanya aktivitas mielopoiesis

(pembentukan sumsum tulang) di (pembentukan sumsum tulang) di berbagai organ, misalnya lien, hepar, berbagai organ, misalnya lien, hepar, nodus lymphaticus nodus lymphaticus

Page 21: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Gangguan Metabolisme SelGangguan Metabolisme Sel

Reaksi dari sel, jaringan, atau organ terhadapReaksi dari sel, jaringan, atau organ terhadappenyebab penyakitpenyebab penyakit

Adaptasi:Adaptasi: Penyesuaian terhadap rangsangan fisiologik atau Penyesuaian terhadap rangsangan fisiologik atau

patologik tertentu. Contoh: hipertrofi, atrofi, patologik tertentu. Contoh: hipertrofi, atrofi, hiperplasiahiperplasia

Kerusakan yang bersifat reversibel:Kerusakan yang bersifat reversibel: Terjadi jika kemampuan beradaptasi dari sel telah Terjadi jika kemampuan beradaptasi dari sel telah

terlampaui. Biasanya sel akan kembali normal, jika agen terlampaui. Biasanya sel akan kembali normal, jika agen perusaknya telah hilang perusaknya telah hilang

Kerusakan yang bersifat irreversibel:Kerusakan yang bersifat irreversibel: Akan berakhir dengan kematian (nekrosis) dari sel dan Akan berakhir dengan kematian (nekrosis) dari sel dan

tidak akan berfungsi normal kembali walaupun agen tidak akan berfungsi normal kembali walaupun agen perusaknya telah hilangperusaknya telah hilang

Page 22: Kuliah Blok 7 p Umum 2009
Page 23: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

PENYIMPANGANPENYIMPANGANDARI NORMALDARI NORMAL

NORMALNORMAL

TITIK IREVERSIBELTITIK IREVERSIBEL EQUILIBRIUMEQUILIBRIUM

NEKROSISNEKROSIS

LEVELLEVELHOMEOS-HOMEOS-

TATIKTATIK

PROSESPROSESDEGRA-DEGRA-

DASIDASI

WAKTUWAKTU

FISIKOKIMIAFISIKOKIMIA

KONSEPTUAL KERUSAKAN SELKONSEPTUAL KERUSAKAN SEL

Page 24: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Kerusakan sel, jaringan, atau Kerusakan sel, jaringan, atau

organ yang bersifat reversibelorgan yang bersifat reversibel

Degenerasi:Degenerasi: Kerusakan sel, jaringan, atau organ Kerusakan sel, jaringan, atau organ

yang bersifat reversibel, meliputi aspek yang bersifat reversibel, meliputi aspek morfologik dan fungsinalmorfologik dan fungsinal

Page 25: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi yang ditandai oleh Degenerasi yang ditandai oleh

adanya akumulasi intraselularadanya akumulasi intraselular

Akumulasi air:Akumulasi air: Kebengkakan sel akut (cloudy swelling, Kebengkakan sel akut (cloudy swelling,

degenrasi parenkimatosa, degenrasi degenrasi parenkimatosa, degenrasi albuminosa, degenerasi granular)albuminosa, degenerasi granular) Perubahan awal dari sel yang mengalami lesi Perubahan awal dari sel yang mengalami lesi

tertentutertentu Jaringan yang sering terkena: hepar, tubuli Jaringan yang sering terkena: hepar, tubuli

renalis, miokardium, berbagai kelenjarrenalis, miokardium, berbagai kelenjar

Page 26: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Kebengkakan sel akut …Kebengkakan sel akut …(lanjutan)(lanjutan) Etiologi:Etiologi:

Faktor mekanikFaktor mekanik Hipoksia atau anoksiaHipoksia atau anoksia Toksik (bahan kimia atau obat-obatan)Toksik (bahan kimia atau obat-obatan) Lipid peroksidasiLipid peroksidasi Beberapa penyakit viral atau bakterialBeberapa penyakit viral atau bakterial Pengaruh imunologikPengaruh imunologik

Page 27: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Kebengkakan sel akut …Kebengkakan sel akut …(lanjutan)(lanjutan) Perubahan makroskopik:Perubahan makroskopik:

Tidak tersifatTidak tersifat Dapat terjadi pembengkakan organ (jika Dapat terjadi pembengkakan organ (jika

semua sel dalam organ telah membengkak)semua sel dalam organ telah membengkak) Organ yang membengkak dapat terlihat Organ yang membengkak dapat terlihat

pucatpucat

Perubahan mikroskpik: Perubahan mikroskpik: Sel-sel tampak membesar, lebih pucat, dan Sel-sel tampak membesar, lebih pucat, dan

letaknya berdesak-desakanletaknya berdesak-desakan Sitoplasma terlihat keruh, tersebar, dan Sitoplasma terlihat keruh, tersebar, dan

kadang-kadang ditemukan adanya vakuolekadang-kadang ditemukan adanya vakuole

Page 28: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Kebengkakan sel akut …Kebengkakan sel akut …(lanjutan)(lanjutan) Perubahan mikroskopik…Perubahan mikroskopik…(lanjutan)(lanjutan)

Pada tubuli renalis atau berbagai kelenjar Pada tubuli renalis atau berbagai kelenjar pembengakakan sel menyebabkan pembengakakan sel menyebabkan penyempitan lumen dan batasnya menjadi penyempitan lumen dan batasnya menjadi iregulariregular

Page 29: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Penyebab utama kebengkakan sel Penyebab utama kebengkakan sel akut:akut:

Gangguan mekanisme yang mengatur Gangguan mekanisme yang mengatur gradient osmotic dari membran selgradient osmotic dari membran sel Keadaan normal: pompa natrium akan Keadaan normal: pompa natrium akan

mendorong Na+ keluar dari dalam sel dan mendorong Na+ keluar dari dalam sel dan menarik K+ masuk ke dalam selmenarik K+ masuk ke dalam sel Reaksi ini membutuhkan enerji yang dihasilkan Reaksi ini membutuhkan enerji yang dihasilkan

di dalam membran seldi dalam membran sel

Page 30: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Gangguan mekanisme ….Gangguan mekanisme ….(lanjutan)(lanjutan)

Jika sel rusak:Jika sel rusak: Gangguan ensim ATP-ase, akan menyebabkan Gangguan ensim ATP-ase, akan menyebabkan

gangguan produksi enerji oleh membran sel, gangguan produksi enerji oleh membran sel, sehingga:sehingga: Na+ tetap di dalam sel, yang mengakibatkan Na+ tetap di dalam sel, yang mengakibatkan

peningkatan tekanan osmotik di dalam sel, peningkatan tekanan osmotik di dalam sel, sehingga H2O akan masuk ke dalam sel, dan sehingga H2O akan masuk ke dalam sel, dan selanjutnya menyebabkan kebengkakan selselanjutnya menyebabkan kebengkakan sel

Page 31: Kuliah Blok 7 p Umum 2009
Page 32: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi hidropik (degenerasi Degenerasi hidropik (degenerasi vakuolar, balooning degeneration)vakuolar, balooning degeneration)

Etiologi :Etiologi :

- Mekanik- Mekanik

- Hipoksia/anoksia- Hipoksia/anoksia

- Toksik- Toksik

- Peny. Bakterial- Peny. Bakterial

- Penyakit viral: pox, dog distemper - Penyakit viral: pox, dog distemper

(epitel vesica urinaria)(epitel vesica urinaria)

Page 33: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi hidropik…Degenerasi hidropik…(lanjutan)(lanjutan)

Lokasi Lokasi : Berbagai sel epithel (kulit, vesica: Berbagai sel epithel (kulit, vesica

urinaria)urinaria)

Makroskopik Makroskopik : tidak tersifat: tidak tersifat

Pembesaran organ lebih pucat, Pembesaran organ lebih pucat,

kosistensi lebih rapuhkosistensi lebih rapuh

Mikroskopik Mikroskopik : Sel membengkak, vakuola : Sel membengkak, vakuola dalam dalam sitoplasma; beberapa sitoplasma; beberapa vakuolavakuola

dapat bersatu membentuk vakuoladapat bersatu membentuk vakuola

yang lebih besaryang lebih besar

Page 34: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi hidropik pada ginjalDegenerasi hidropik pada ginjal

Page 35: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi hidropik pada hatiDegenerasi hidropik pada hati

Page 36: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Perubahan mikroskopik yang mirip Perubahan mikroskopik yang mirip (diagnosis diferensial): (diagnosis diferensial):

Akumulasi lemakAkumulasi lemak Akumulasi glikogenAkumulasi glikogen Otolisis postmortalOtolisis postmortal

Perlu pewarnaan khusus: Perlu pewarnaan khusus: Akumulasi lemak dengan Sudan III: merah-kekuninagnAkumulasi lemak dengan Sudan III: merah-kekuninagn Akumulasi glikogen dengan periodic acid schiff (PAS) Akumulasi glikogen dengan periodic acid schiff (PAS)

reaction: merah keunguanreaction: merah keunguan

Page 37: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Akumulasi lipidAkumulasi lipid

Degenerasi melemakDegenerasi melemak

Lokasi : Lokasi : Hepar, ren, myocardiumHepar, ren, myocardium

Etiologi : Etiologi : Lemak berlebihan dalam pakan Lemak berlebihan dalam pakan Malnutrisi Malnutrisi Penyakit kronis Penyakit kronis

Page 38: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi melemak …Degenerasi melemak …(lanjutan)(lanjutan)

Etiologi …Etiologi …(lanjutan)(lanjutan) Defisiensi faktor lipotrofik Defisiensi faktor lipotrofik Hipoksia/anoksia Hipoksia/anoksia Keracunan alkohol, fosfor, CCl4Keracunan alkohol, fosfor, CCl4 Diabetes melitusDiabetes melitus

Page 39: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi melemak Degenerasi melemak … (Lanjutan)… (Lanjutan)

Perubahan makroskopik:Perubahan makroskopik: Organ berwarna kuningOrgan berwarna kuning Kasus berat : Kasus berat :

Organ membesar, kuning merata, konsistensi rapuh, Organ membesar, kuning merata, konsistensi rapuh, bidang sayatan berminyakbidang sayatan berminyak

Perubahan mikroskopik : Perubahan mikroskopik : Vakuole berbagai ukuran di dalam sitoplasmaVakuole berbagai ukuran di dalam sitoplasma Kasus beratKasus berat vakuole mendesak nukleus ke tepivakuole mendesak nukleus ke tepi

Page 40: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Perubahan mikroskopik yang Perubahan mikroskopik yang

mirip (diagnosis diferensial): mirip (diagnosis diferensial): Degenerasi hidropikDegenerasi hidropik Akumulasi glikogenAkumulasi glikogen

Perlu pewarnaan khusus: Perlu pewarnaan khusus: Akumulasi lemak dengan Sudan III: merah-kekuninagnAkumulasi lemak dengan Sudan III: merah-kekuninagn Akumulasi glikogen dengan periodic acid schiff (PAS) Akumulasi glikogen dengan periodic acid schiff (PAS)

reaction: merah keunguanreaction: merah keunguan

Page 41: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Steatosis (lipidosis, perubahan lemak)Steatosis (lipidosis, perubahan lemak)

Akumulasi lemak netral di dalam sitoplasma Akumulasi lemak netral di dalam sitoplasma selsel

Produksi trigliserida yang berlebihan Produksi trigliserida yang berlebihan sehingga lemak mengumpul sebagai globuli sehingga lemak mengumpul sebagai globuli trigliserida yang besar di dalam sitoplasmatrigliserida yang besar di dalam sitoplasma

Lokasi: hati, miokardium, otot skelet, Lokasi: hati, miokardium, otot skelet, kadang pankreaskadang pankreas

Contoh: steatosis pada hatiContoh: steatosis pada hati Etiologi: Keracunan akut, penyakit metabolik Etiologi: Keracunan akut, penyakit metabolik

kronis (diabetes melitus), hipoksia kronis, kronis (diabetes melitus), hipoksia kronis, peningkatan kadar lipid darah yang kronispeningkatan kadar lipid darah yang kronis

Perubahan mikroskopik: akumulasi lipid Perubahan mikroskopik: akumulasi lipid menyebabkan sel membesar, pucat, dan menyebabkan sel membesar, pucat, dan “berkilat” “berkilat”

Page 42: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Mekanisme degenerasi melemak:

Kerusakan sel/defisiensi nutrisi penurunan produksi protein (er) lipoprotein tidak terbentuk lipid tetap dalam sel lipid ditimbun di dalam sel

Gangguan penggabungan lipid dengan protein

Gangguan pembebasan lipoprotein dari sel Hambatan oksidasi asam lemak Terlalu banyak asam lemak yang dibawa ke

hepar (peningkatan absorpsi usus; pembesaran lemak dari jaringan adiposus)

Page 43: Kuliah Blok 7 p Umum 2009
Page 44: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi melemak hati ditandai vakuola yang jelas pada sitoplasma

Page 45: Kuliah Blok 7 p Umum 2009
Page 46: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Akumulasi glikogenInfiltrasi glikogen : timbunan glikogen yang abnormal di dalam sel

Normal: karbohidrat glukosa (darah) ditimbun sebagai glikogen (hati,

otot)

Refleksi hiper glisemia diabetes mellitus

Lokasi: ren, hepar, myocardium (jarang)

Etilogi: Diabetes mellitus hiperglisemia kronis

Defisiensi ensim.G-6-P-ase (glukosa-6-fosfatase)

Glycogen storage disease

Page 47: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Mekanisme infiltrasi glikogen

Hiperglisemia: kadar glukosa darah tinggi sehingga terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan adanya penimbunan glikogen

Ren: kondis hiperglisemia akan meningkatkan reabsorbsi glukosa pada saat filtrasi glomerular sehingga glukosa akan ditimbunan di dalam tubuli

Page 48: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Perubahan makroskopik: Tidak spesifik

Perubahan mikroskopik : Sel membengkak, Vakuole yang ” jelas” di dalam sitoplasma; Kadang-kadang didalam nuklei

Contoh: hepar anjing yang menderita diabetes melitus atau hepar ruminansia tua

Page 49: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Fiksasi jaringan dengan: Alkohol absolut Larutan Carnoy’s aga glikogen tidak larut dalam air

Diferensial diagnosis: Degenerasi melemak Degenerasi hidropik

Best carmine stain: glikogen: merah muda PAS: glikogen: merah keunguan Sudan III: lemak: merah kekuningan

Page 50: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Infiltrasi glikogen pada tubuli ginjalInfiltrasi glikogen pada tubuli ginjal

Page 51: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Inklusi Intraselular

Tetes hialin Benda kecil, berwarna merah muda di

dalam sitoplasma Contoh: Tetes hialin di dalam epitel tubuli

renalis

Page 52: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Inklusi Intraselular…(lanjutan)

Benda inklusi (inclusion bodies) Dapat ditemukan di dalam sel

Sitoplasma (intra cytoplasmic) Nukleus (intra nuclear) Dapat berwarna eosinofilik, basofilik atau

amfofilik Dapat ditemukan sendiri-sendiri atau

berkelompok

Page 53: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Inklusi Intraselular…(lanjutan)

Contoh: Intranuclear inclusion bodies di dalam sel hepar

anjing yang menderita infectious canine hepatitis Intracytoplasmic inclusion bodies (negri bodies) di

di dalam sel-sel Purkinye cerebellum penderita Rabies

Intracytoplasmic inclusion bodies (Bollinger bodies) di dalam epidermis ayam yang menderita pox

Page 54: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Degenerasi yang Ditandai Oleh Akumulasi Ekstraselular

Akumulasi protein Perubahan hialin

Hialinisasi: proses perubahan dari jaringan normal menjadi salah satu bentuk hialin

Contoh; jaringan ikat hialin, epitel/selular hialin, keratohialin, muscular hyalin (zenker’s hyalin, zenker’s necrosis), hyalin cast 9intra selular), tetes-tets hialin (intra selular)

Page 55: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Amiloidosis

Timbunan amiloid di luar sel, terutama membrana basalis

Lokasi: Dinding pembuluh darah berbagai jaringan,

terutama glomeruli renalis, sinusoid hepar, folikel limfatik, arteriola sentralis (lien)

Amiloid: substansi amorf berwarna eosinofilik

(glikoprotein)

Page 56: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Klasifikasi amiloidosis: Amiloidosis primer:

Distribusi bersifat sistemik Merupakan amiloid B (asal

imunoglobulin) Tidak mengikuti suatu proses penyakit Lokasi: pulmo, kulit, cor, otot seran

lintang, pembuluh darah

Page 57: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Klasifikasi amiloidosis…(lanjutan)

Amiloidosis sekunder Distribusi bersifat sistemik Merupakan amiloid A (tidak diketahui asal usulnya) Banyak dihubungkan dengan penyakit kronis yang

disertai aktivitas sistem imun yang berlebihan Lokasi: hepar, lien, ren, glandula adrenalis Contoh: tuberkulosis, osteomielitis, rheumatoid

arthritis, hewan yang mengalami imunisasi berlebihan untuk produksi antiserum (kuda)

Page 58: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Amiloidosis …(lanjutan)

Perubahan mikroskopik: Ren:timbunan amyloid didalam glomeruli Hepar: diantara sinusoid atrofi sel

hepar Lien: sekitar folikel limfatik; dinding

arteriola sentralisBentuk yang paling sering :

Amyloidosis sekunder

Page 59: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Kalsifikasi

Penimbunan garam-garam kalsium pada jaringan lunak

Dua bentuk: Kalsifikasi distrofik

Erat dengan kerusakan jaringan, degenerasi atau kematian sel, denaturasi protein dalam jaringan yang menyebabkan presipitasi garam kalsium

Contoh: Tuberkulosis (sapi), esophagostomiasis (domba), White muscle disease 9anak sapi)

Page 60: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Kalsifikasi…(lanjutan)

Kalsifikasi metastatik: Pertanda adanya kadar kadar kalsium

serum yang tinggi, kelebihan vitamin D, atau hiperparatiroidismus

Lokasi: membrana basalis dan serabut elastik organ tertentu, terutama arteri

Contoh: uremia akan menimbulkan kalsifikasi pada musculus intercostalis dari pleura; kalsifikasi membrana basalis ren; kalsifikasi tunica media arteri pada berbagai organ

Page 61: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Kalsifikasi…(lanjutan)

Perubahan makroskpik: Biasanya terlihat sebagai timbunan

granular, berwarna putih kepucatan Perubahan mikroskopik:

Kalsium akan terlihat sebagai agregat berwarna biru muda sampai biru tua

Page 62: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Gout

Penyakit yang timbul jika terjadi deposisi asam urat dan kristal urat

Penyebab: gangguan metabolisme purin Lokasi: ruang sensi, membrana serosa

(pleura, peritoneum, perikardium, tubuli renalis)

Dua jenis gout: Gout bentuk artikular (persendian) Gout bentuk viseral (permukaan serosa alat

viseral) Gout paling sering pada spesies Avian

Page 63: Kuliah Blok 7 p Umum 2009

Daftar Pustaka

Introduction to Veterinary Pathology, 3rd ed., 2006. Cheville, N.F.

General Veterinary Pathology, 1978. Thomson, R.G.