Kuliah 5 (DDL Air)
-
Upload
anggawarsito -
Category
Documents
-
view
49 -
download
1
description
Transcript of Kuliah 5 (DDL Air)
Daya Dukung Lingkungan
Berbasis Neraca Air (Studi Kasus: Provinsi Sumatera Barat)
Oleh: Prastowo
Departemen Teknik Sipil & Lingkungan
Fateta IPB
Materi Kuliah 5
Topik Bahasan
1. Pengertian
2. Konsep Daya Dukung Lingkungan Berbasis
Neraca Air (DDL-Air)
3. Tinjauan DDL-Air Provinsi Sumatera Barat
1. Pengertian DDL
• Kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lain
• Daya dukung terhadap manusia merupakan
fungsi tidak hanya jumlah populasi, tetapi
juga perbedaan tingkat konsumsi yang
dipengaruhi oleh teknologi produksi dan
perilaku
1
UU No.7 Th 2004 tentang Sumber Daya Air
• Sumber daya air:
– Air hujan
– Air permukaan
– Air tanah
– Air laut
• Aspek sumber daya air:
– Konservasi sumber daya air
– Pendayagunaan sumber daya air
– Pengendalian daya rusak air
1
Konsep DDL-Air
Hirarki Analisis:
1) Status daya dukung lingkungan berbasis
neraca air
2) Sumberdaya iklim untuk pertanian (tipe
agroklimat)
3) Potensi suplai air
4) Indikator degradasi sumberdaya air
2
Groundwater
Evapo
transpiration
Streamflow
Precipitation
Agriculture
Forestry
Water
Supply
Non-Economic
Vegetation
Withdrawn
-Streamflow
-Groundwater
Not Withdrawn
-Streamflow
-Groundwater
Irrigation/
Livestock
Domestic/
Commercial
Industry &
Mining
Thermo-
Electric
Consumptive Use
•Irrigation/Livestock
•Industry & Mining
•Thermoelectric
•Domestic/Commercial
Return Flow
•Irrigation/Livestock
•Industry & Mining
•Thermoelectric
•Domestic/Commercial
2
Diagram ketersediaan air dan potensi suplai air
CH
Evapotranpirasi
Run Off
Infiltrasi
Air Tanah
Water Supply
Tidak dimanfaatkan
Domestik
Industri
Listrik
Irigasi
2
Watershed Management
Downstream area
ETcrop
Rainfall
Aera
tion z
one
Runoff
Catchmant area / Upstream area
Interception
Groundwater
Spring water
Sa
tura
tio
n z
on
e
Groundwater table
2
1) Status daya dukung lingkungan
berbasis neraca air
• Menggambarkan ketersediaan air hujan untuk
memenuhi seluruh kebutuhan air untuk manusia
pada suatu wilayah
2
Pola Konsumsi
dan Kebutuhan
Sumberdaya
Kebutuhan
Air per
Kapita
Populasi
Penduduk
Kebutuhan
Air
(m3/tahun)
Pasokan Air
(m3/tahun)
Neraca
Air
Status
DDL
Status
Daya Dukung Lingkungan Carrying Capacity Ecological Footprint
2
2
Konsep DDL - Air
1) CH andalan -Vs- water footprint untuk menilai
status DDL-Air
2) Kriteria status DDL-Air:
surplus-defisit
rasio supply/demand
Water Footprint Di Indonesia
Diolah dari Hoekstra and Chapagain (2007)
Kebutuhan Water Footprint
(m3/kap/th)
Pertanian 1.153
Domestik 28
Industri 5
Permen LH No.17 Th 2009:
Demand air 1600 m3/th/kapita
2
Penetapan Status Daya Dukung Lingkungan
Kriteria penetapan status daya dukung lingkungan yang ditawarkan:
2
Rasio supply/demand Status
daya dukung lingkungan
>2,0 aman (sustain)
1,0 – 2,0 aman bersyarat
(conditionally sustain)
< 1,0 terlampaui (overshoot)
● Prov Sumbar
CH 3118 mm/th
Penduduk 113 jiwa/km2
DDL aman bersyarat
(conditionally sustain)
DDL terlampaui
(overshoot)
DDL aman
(sustain)
Nomogram Penetapan Status DDL-Air
2) Sumberdaya iklim untuk pertanian
(tipe agroklimat)
• Menggambarkan ketersediaan air hujan untuk
memenuhi kebutuhan air untuk pertanian,
khususnya tanaman pangan dan hortikultura
pada suatu wilayah
2
Tipe Agroklimat
Tipe Iklim Penjabaran
A1, A2 Sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena pada
umumnya kerapatan fluks radiasi surya rendah sepanjang tahun.
B1 Sesuai utnuk padi terus menerus dengan perencanaan awal musim
tanam yang baik. Produksi tinggi bila panen pada kemarau.
B2 Dapat tanam padi dua kali setahun dengan varietas umur pendek dan
musim kering yang pendek cukup untuk tanaman palawija
C1 Tanaman padi dapat sekali dan palawija dua kali setahun
C2, C3, C4 Setahun hanya dapat satu kali padi dan penanaman palawija yang kedua
harus hati-hati jangan jatuh pada bulan kering.
D1 Tanam padi umur pendek satu kali dan biasanya produksi bias tinggi
karena fluks radiasi tinggi. Waktu tanam palawija cukup.
D2, D3, D4 Hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun, tergantung
pada adanya persediaan air irigasi.
E Daerah ini umumnya terlalu kering, mungkin hanya dapat satu kali
palawija, itu pun tergantung adanya hujan.
2
Wilayah/Pola curah hujan Indonesia dengan tipe iklimnya berdasarkan bulan
basah dan bulan kering CURAH HUJAN
TAHUNAN
(mm)
POLA TIPE IKLIM CH ≤ 100
(mm/bulan)
CH 100-150
(mm/bulan)
CH 150-200
(mm/bulan)
CH > 200
(mm/bulan)
< 1000
IA
IKLIM KERING
7-10 ≤ 4 ≤ 3 ≤ 2
IB 8-12 ≤ 3 0 0
IC 8-9 ≤ 2 ≤ 2 ≤ 2
1000 - 2000
IIA 5-8 ≤ 3 ≤ 2 ≤ 4
IIB ≤ 4 ≤ 5 ≤ 5 ≤ 4
IIC ≤ 5 ≤ 5 ≤ 6 ≤ 5
2000 - 3000
IIIA
IKLIM BASAH
≤ 6 ≤ 4 ≤ 5 ≤ 6
IIIB ≤ 4 ≤ 4 ≤ 5 5-6
IIIC ≤ 4 ≤ 4 ≤ 5 6-8
3000 - 4000
IVA ≤ 2 ≤ 3 ≤ 4 7-9
IVB ≤ 2 ≤ 3 ≤ 3 8-11
IVC ≤ 3 ≤ 4 ≤ 4 7-9
IVD ≤ 1 ≤ 3 ≤ 5 7-9
4000 - 5000
VA ≤ 2 ≤ 2 ≤ 1 7-9
VB 0 0 ≤ 2 9-12
VC ≤ 2 ≤ 3 ≤ 2 8-12
VD 0 0 ≤ 1 10-12
> 5000
VIA 0 0 ≤ 2 10-12
VIB 0 0 0 12
VIC ≤ 1 1 ≤ 2 9
VID 0 0 0 12
Tidak ada data
2
Keterangan: PS : Padi Sawah PG : Padi Gogo JG : Jagung KC : Kacang Tanah KE : Kedelai SY : Sayuran
Pola tanam komoditas pangan dan hortikultura semusim di seluruh pola hujan
REKOMENDASI POLA TANAM
2
3) Potensi Suplai Air
• Menggambarkan ketersediaan air permukaan dan
airtanah, untuk memenuhi kebutuhan air (pertanian,
domestik, industri, PLTA) melalui pengembangan
prasarana sistem suplai air pada suatu wilayah
• Potensi air permukaan:
– debit sungai, debit intake,
– volume dan muka air waduk/reservoir.
• Potensi airtanah:
– peta geohidrologi, cadangan airtanah, safe yields, debit
pemompaan optimum, parameter potensi airtanah lainnya.
2
4) Indikator Degradasi Sumberdaya Air
Antara lain:
• Koefisien limpasan cenderung meningkat
• Slope hidrograf sungai cenderung lebih curam
• Slope Rating curve (muka air -Vs- debit) sungai
cenderung lebih landai
• Rasio Qmaks/Qmin cenderung meningkat
• Penurunan muka airtanah (draw-down) cenderung
meningkat
• Slope kurva debit sedimen cenderung lebih curam
2
Kondisi rusak
Debit Sungai
Muka air sungai
Kondisi baik
Waktu
Ilustrasi indikator degradasi sumberdaya air
Kondisi rusak
Kondisi baik
Laju Limpasan
Q Sungai Kondisi rusak
kondisi baik
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
3
Pembagian Cluster Kabupaten Sumatera Barat Tahun 2003
Cluster Kabupaten/Kota Keterangan
IIIC
Pesisir Selatan Curah hujan 2000-3000 mm/tahun
Dapat ditanami sekali padi dan sekali palawija
tetapi penanaman jangan pada bulan kering
Solok
Sawahlunto Sijunjung
Tanah Datar
Agam
Limapuluh Kota
Padang Panjang
Bukittinggi
Payakumbuh
IVC
Kepulauan Mentawai Curah hujan 3000-4000 mm/tahun
Dapat ditanami padi umur pendek dua kali
setahun dan satu kali palawija
Pesisir Selatan
Solok
Sawahlunto Sijunjung
Tanah Datar
Padang Pariaman
Agam
Pasaman
Padang
Padang Panjang
VC
Tanah Datar Curah hujan 4000-5000 mm/tahun
Sesuai untuk ditanami padi terus menerus Limapuluh Kota
Pasaman
Padang
Padang Panjang
Pariaman
3
Kondisi Tutupan Hutan
% Hutan % Non hutan
Current 46,30 53,70
Future: Vision 46,52 53,48
Future: RTRW 39,20 60,80
Analisis Neraca Air Provinsi Sumatera Barat
Landuse (% hutan)
Parameter (mm/tahun)
CHlebih Limpasan
Pengisian
Air Tanah
0,00 1626,4 1057,1 569,2
10,00 1535,0 925,6 609,4
20,00 1443,7 802,7 641,0
30,00 1352,3 688,3 664,0
RTRW 40,00 1261,0 582,6 678,4
Current 46,30 1203,4 520,3 683,1
Vision 46,52 1201,6 518,4 683,2
50,00 1169,6 485,4 684,2
Ideal (??) 55,89 1115,8 432,1 683,6
60,00 1078,3 396,8 681,5
70,00 986,9 316,8 670,1
80,00 895,6 245,4 650,2
90,00 805,8 182,9 622,9
100,00 733,1 132,0 601,1
3
Landuse sesuai
RTRW
Perubahan landuse
Penurunan “kapasitas simpan air” sebesar
22 mm (11 % dari kondisi current)
Peningkatan CH lebih sebesar 65 mm
(5 % dari kondisi current)
Current landuse
Proporsi “limpasan” sebesar
108 % ( 70 mm)
Proporsi “pengisian air tanah”
sebesar -8 % (-5 mm)
Peningkatan “limpasan” sebesar
13,5 % dari kondisi current
Penurunan “pengisian air tanah” sebesar
0,8 % dari kondisi current
Diagram perubahan limpasan dan pengisian air tanah terkait perubahan
dari current landuse ke RTRW landuse
3
Landuse sesuai
VISION
Perubahan landuse
Peningkatan “kapasitas simpan air” sebesar
0,63 mm ( 0,3 % dari kondisi current)
Penurunan CH lebih sebesar 1,83 mm
( 0,15 % dari kondisi current)
Current landuse
Proporsi “limpasan” sebesar
105% ( -1,92 mm)
Proporsi “pengisian air tanah”
sebesar -5 % ( 0,09 mm)
Penurunan “limpasan” sebesar
0,4 % dari kondisi current
Peningkatan “pengisian air tanah” sebesar
0,01 % dari kondisi current
Diagram perubahan limpasan dan pengisian air tanah terkait perubahan
dari current landuse ke Vision landuse
3
Program Pengendalian Air Limpasan
1) Peningkatan kapasitas simpan air melalui
pengembangan waduk-waduk kecil, embung, dan
sumur resapan di wilayah hulu DAS
2) Review pendayagunaan lahan pertanian sesuai zona
agroklimat, melalui pengaturan pola tanam
3) Peningkatan efisiensi pemanfaatan air (saat ini
efisiensi irigasi umumnya masih dibawah 50%)
Catatan: perlu penetapan target-target kuantitatif