KTI
-
Upload
rini-mafulatun-nisa -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of KTI
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Berita merebaknya temuan gizi buruk, sangat mengejutkan dinegara
tercinta yang terkenal subur dan makmur ini. Kasus ini bisa jadi tidak hanya
menjadi momok bagi para ibu dan balita, namun juga bagi pemerintah. Karena
akan menjadi cerminan buruknya performa dalam menyejahterakan rakyatnya,
bukti lemahnya infrastruktur kesehatan dan pangan dan aneka polemik
mencari biang keladi pun muncul ke permukaan. Kesenjangan, ketidakadilan,
kemiskinan, kebijakan ekonomi, dan politik menjadi sering diperbincangkan.
Bisa jadi hanya sedikit yang memikirkan dampak jangka panjang yang
ditimbulkannya, jika hal ini tidak ditangani dengan serius seperti layaknya
fenomena gunung es, bahwa ancaman yang sebenarnya jauh lebih besar dan
perlu segera diambil langkah-langkah antisipasinya dari sekarang. (Yetty N
dan M tohar Arifin, 2005).
Masalah gizi buruk masih dialami oleh anak-anak diberbagai tempat di
Indonesia dari tahun ke tahun. Ini menjadi potret buruk pemenuhan kebutuhan
mendasar bagi masyarakat Indonesia. Gizi buruk menjadi perhatian
masyarakat ketika media mengangkat kasus-kasus mengenai meninggalnya
anak-anak di banyak daerah karena malnutrisi. (Antonius Wiwan Koban,
2008).
Masalah gizi di Indonesia dan negera-negara berkembang pada
umumnya masih di dominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP),
1
anemia, kekurangan yodium ( GAKI ), masalah kurang Vit A, Obesitas,
terutama di kota besar dan daerah terpencil. Pada widya pangan dan gizi tahun
1993 telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi “Ganda” yang
artinya, sementara masalah gizi kurang dan buruk masih belum diatasi secara
menyeluruh sudah muncul masalah baru yaitu gizi lebih ( Supariasa, 2002 ; 1).
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi,
transportasi,penyimpanan, metabolisme, pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan tubuh, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ organ serta
menghasilkan energi ( Supariasa, 2002; 17).
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan
kembali pada hari ke 10. berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir
pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur satu
tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa pra
sekolah kenaikan berat badan rata–rata 2 kg per tahun. Kemudian
pertumbuhan konstan mulai berahir dan dimulai ”pre adolescent growth
spurt” dengan kenaikan rata–rata berat badan 3 – 3,5 kg/tahun, yang kemudian
dilanjutkan dengan ”adolescent growth spurt”. Anak perempuan mengalami
proses yang lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki (Soetjiningsih,
1995 : 18).
Periode penting dalam tumbuh kaembang anak adalah masa balita.
Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan inteljensi berjalan
2
sangatlah cepat ( Soetjiningsih 1995 ; 29). Berat badan merupakan indikator
sederhana yang digunakan untuk menentukan status gizi anak, yaitu dengan
menggunakan kartu menuju sehat (KMS). Pada KMS dapat diketahui apakah
keadaan status gizi anak tergolong normal, kurang, dan buruk ( Nursalam,
2005 : 49).
Munculnya kasus gizi buruk pada balita hampir merata di semua
wilayah. Penyebabnya pun sangat beragam, mulai status kesehatan anak akibat
penyakit infeksi, status ekonomi keluarga, status sosial, status pendidikan,
ketahanan makanan keluarga, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
kurang optimal. Angka prevalensi Bawah Garis Merah (BGM) total Jawa
Timur pada tahun 2007 mencapai 3,31% dari 2.207.353 balita yang ditimbang,
di kabupaten Banyuwangi mencapai 1,15% dari 91.891 balita yang ditimbang,
sedangkan di wilayah kerja puskesmas Paspan Balita Bawah Garis Merah
(BGM), mencapai 2,36% atau 36 balita dari 1526 balita yang ditimbang.
Masuk deretan sepuluh besar angka BGM tertinggi dari 24 kecamatan di
Banyuwangi ( Dinkes, 2007).
Sampai sekarang ini hambatan perkembangan anak masih umum
dijumpai, hal ini disebabkan oleh karena konsumsi makanan sehari-hari tidak
cukup mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan karena adanya
penyakit infeksi. Pertumbuhan dan perkembangan sangat dipengaruhi oleh
status gizi yang dimiliki anak atau balita, sehingga status gizi kurang akan
mengakibatkan perkembangan anak terhambat. Perkembangan anak melalui
sejumlah tahapan yang disebut sebagai tahapan perkembangan, keberhasilan
perkembangan disetiap area sangat menentukan keberhasilan perkembangan di
3
area lainnya. Jika ada keterlambatan di area bicara dan bahasa maka
perkembangan sosial dan emosional akan terpengaruh (Deny Wardana,2005).
Sebagai seorang perawat atau tenaga kesehatan kita diharapkan
mampu terus memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemberian
makanan yang cukup mengandung gizi dan makanan tambahan yang dapat
menunjang pemenuhan gizi untuk proses perkembangan anak.
Dengan mengetahui data dan permasalahan diatas maka perlu
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana hubungan status gizi
terhadap perkembangan anak usia pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas
Paspan.
B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang, maka penulis menemukan masalah penelitian
sebagai berikut :
“Adakah hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia (3–5) tahun di
kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskemas Paspan ?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Diketahuinya hubungan status gizi dengan perkembangan anak
usia (3–5) tahun di Kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan
4
2. Tujuan khusus
a Mengidentifikasi status gizi pada anak usia (3–5) di Kelurahan
Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan
b Mengidentifikasi perkembangan anak usia (3–5) di Kelurahan
Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan
c Menganalisa hubungan status gizi terhadap perkembangan anak
usia (3–5) di Kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas
Paspan
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharap dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
kesehatan, khususnya bagi Ilmu Keperawatan.
2. Bagi Keluarga/Responden
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya
menjaga status gizi anak terhadap proses perkembangan anak usia pra
sekolah .
3. Bagi Puskesmas Paspan
Sebagai masukan bagi pengelola program gizi di puskesmas Paspan, untuk
pengembangan program gizi kedepan di masyarakat.
5
E. Relevansi
Status gizi pada bayi hingga ank-anak sangat mempengaruhi
kondisi organ-organ seperti otot, jantung, tulang, dan mutu kualitas manusia.
Dengan kasus gizi yang baik organ-organ vital akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal. Sebaliknya gizi yang kurang membuat perkembangan anak
terhambat. Pada otak misalnya, gizi buruk akan mengakibatkan jumlah sel
otak anak berusia dibawah 5 tahun berkurang 15 – 20 %. Pengaruh kehidupan
dan perkembangan ditunjukkan oleh keadaan berat badan atau tinggi badan
yang tidak sesuai dengan umur. Status gizi yang baik juga akan menambah
potensi sumber daya manusia yang mendukung pada perkembangan IPTEK.
Dengan berkembangnya IPTEK maka negara tersebut akan maju.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Gizi
1. Definisi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat – zat pan, pertumbuhan,
yang tidak digunakn oleh tubuh untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ – organ serta menghasilkan
energi (Supariasa, 2001 : 17). Nutrien adalah zat penyusun bahan makanan
yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme yaitu protein, karbohidrat,
vitamin, dan mineral (Admin Gendeng, 2008)
Sedangkan definisi Gizi menurut Depkes RI (1994 ; 5 ) adalah
makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang
terdapat dalam makanan dan dapat mempengaruhi kesehatan.
2. Fungsi
Ada empat fungsi makanan / Gizi bagi kehidupan manusia
a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan
perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak
b. Memperoleh energi guna melakukan aktivitas sehari-hari
c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai
keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain
d. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
7
3. Zat-zat makanan beserta fungsinya untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan.
a. Protein
Diperoleh dari makanan yang berasal dari sumber makanan hewani
dan tumbuh-tumbuhan.
Fungsi protein dalam tubuh
1). Membangun sel yang rusak
2). Membentuk sel pengatur seperti enzim dan hormon
3). Membentuk zat inti energi
b. Lemak
Bahan yang berasal dari daging, minyak, margarin, dan sebagainya.
Fungsi pokok lemak adalah ;
1) Menghasilkan kalori dalam tubuh manusia
2) Sebagai pelarut vitamin A,D,E,K
3) Sebagai pelindung dari baagian tubuh tertentu dan
pelindung tubuh pada temperatur rendah.
c. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai salah satu pembuat energi paling
murah, larena pada umumnya sumber karbohidrat berasal dari tumbuh-
tumbuhan ( beras, jagung, singkong, dan sebagainya ) ynag merupakan
makanan pokok.
d. Vitamin
Dibedakan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam air ( vitamin
B, dan C ) dan vitamin yang larut dalam lemak ( vitamin A,D,E,K )
8
e. Mineral
Terdiri atas zat kapur (Ca), zat besi (Fe), flour (f), natriun (Na),
kalium ( K ), dan Iodium ( I ). Secara umum fungsi mineral adalah
sebagai zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting
dari struktur sel jaringan.
B. Status Gizi
1. Pengertian
Status gizi adalah konsumsi gizi makanan pada seorang yang dapat
menentukan tingkat kesehatan yang adapat diukur melalui pengukuran
berat badan terhadap tinggi badan (Nursalam, 2005 ; 48).
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat gizi (Admin gendeng, 2008).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak meliputi
beberapa aspek yang berkaitan dengan kondisi medis, sosial, ekonomi, dan
tingkat pendidikan yang mencakup;
a. Kurangnya konsumsi makanan
b. Ketersediaan bahan makanan
c. Penyakit infeksi
d. Perawatan ibu dan anak
e. Pelayanan kesehatan
f. Pendidikan orang tua yang kurang tentang kesehatan
Semua itu didasari oleh tingkat kemiskinan dan pengetahuan keluarga
(Supariasa, 2001 : 13).
9
3. Cara Mengetahui Status Gizi
Untuk mengetahui status gizi yang dimiliki anak dapat dilihat
dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat ( KMS ), dengan parameter
sebagai berikut :
a. KMS diatas garis hijau ; status
gizi baik
b. KMS diantara garis hijau dan diatas garis merah ; status
gizi kurang
c. KMS di bawah garis merah ; status gizi
buruk
(Nursalam, 2005; 49).
C. Perkembangan
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan, dan belajar (Azis Alimul, 2005:
15).
Perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan peningkatan
kemampuan untuk berfungsi pada tingkat tertentu (Supartini, 2005: 49).
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara stimulan
(Nursalam, 2005: 34). Perkembangan dipengaruhi faktor-faktor sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor perkembangan
a. Faktor internal
10
1) Genetika
Faktor genetis akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan
kematangan tulang, alat seksual serta saraf yang merupakan
modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang.
2) Perbedaan Ras, Etnis, atau Bangsa
Tinggi badan orang eropa akan berbeda dengan indonesia atau
bangsa yang lainnya.
3) Keluarga
Ada keluarga cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek.
4) Umur
Masa pra natal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap
yang mengalami tumbuh kembang cepat dibandingkan dengan
masa lainnya.
5) Jenis kelamin
Wanita akan mengalami masa pubertas lebih dahulu
dibandingkan dengan laki-laki.
6) Kelainan kromosom
Dapat mengakibatkan kegagalan tumbuh kembang misalnya
syndroma down.
7) Pengaruh hormon
Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon
pertumbuhan somatotropin serta kelenjar tyroid yang
11
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
b. Faktor lingkungan
1) Faktor pra natal
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan
janin, terutama selama trimester akhir kehamilan.
b) Mekanis. Posisi janin yang abnormal dlam kandungan
dapat menyebabkan congenital, misalnya club foot.
c) Toksin, zat kimia, radiasi.
d) Kelainan endokrin.
e) Infeksi TORCH (Toxoplasma Rubella Citomegalovirus)
atau penyakit menular seksual.
f) Kelainan imunologi
g) Psikologis ibu.
2) Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko
terjadinya kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pasca natal
Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis
atau kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia,
12
psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat-obatan.
(Nursalam, 2005 : 39)
2. Indikator perkembangan
Pada perkembangan anak usia pra sekolah indikator-indikator yang
dinilai meliputi :
a. Motorik kasar
1) Mengendarai sepeda roda tiga
2) Melompat dari langkah dasar
3) Berdiri pada satu kaki
4) Menaiki tangga dengan kaki bergantian
5) Melompat panjang
6) Mencoba berdansa, tetapi keseimbangan mungkin tidak
adekuat
b. Motorik halus
1) Membangun menara dari 9-10 balok
2) Membangun jembatan dengan tiga kotak
3) Memasukkan biji-bijian kedalam botol secara benar
4) Dalam menggambar, bisa meniru lingkaran, meniru silangan,
menyebutkan apa yang telah digambar
c. Bahasa / respon bicara
1) Mempunyai perbendaharaan kata ± 900 kata
2) Menggunakan bicara telegrafik
13
3) Menggunakan kalimat lengkap dari 3 – 4 kata
4) Bicara tanpa henti tanpa peduli apakah seseorang
memperhatikannya.
5) Mengulang kalimat dari 6 suku kata
6) Mengajukan banyak pertanyaan
d. Adaptasi Sosial
1) Berpakaian sendiri hampir lengkap bila dibantu dengan
kancing belakang dan mencocokkan sepatu kanan atau kiri.
2) Mengalami peningkatan rentang perhatian
3) Makan sendiri sepenuhnya
4) Dapat menyiapkan makanan sederhana seperti sereal dan susu
dingin
5) Dapat membantu mengatur meja
6) Merasa takut khususnya pada kegelapan atau saat pergi tidur
7) Mengetahui jenis kelamin sendiri dan jenis kelamin orang lain
e. Kognitif
1) Berada pada fase perseptual egosentrik dalam berfikir dan
perilaku
2) Mulai memahami waktu menggunakan banyak ekspresi yang
berorientasi waktu, bicara tentang masa depan dan masa lalu,
berpura-pura memberitahu waktu
3) Mengalami perbaikan konsep tentang ruang seperti ditunjukkan
dalam pemahaman dan kemampuan mengikuti perintah
langsung
14
4) Mulai mampu memandang konsep dari perspektif yang berbeda
f. Hubungan keluarga
1) Merusaha untuk menyenangkan orang tua dan menyesuaikan
diri dengan permintaan mereka.
2) Kecemburuan terhadap saudara kandung yang lebih muda
sudah berkurang sehingga dapat menjadi waktu yang tepat
untuk melahirkan saudara tambahan.
3) Menyadari hubungan keluarga dan fungsi peran jenis kelamin.
4) Anak laki-laki cenderung mengidentifikasi lebih banyak
dengan ayah atau figur pria lain.
5) Kemampuan untuk berpi1sah dengan mudah dan nyaman dari
orang tua untuk jangka waktu yang pendek telah meningkat
(Dona L Wong, 2003: 192).
3. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan (DDPK)
DDPK adalah salah satu dari metode screning terhadap kelainan
perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnostik atau test IQ.
DDPK memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk metode
screening yang baik. Test ini mudah dan cepat (15–20 menit), dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa
penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDPK secara efektif dapat
mengidentifikasikan antara 85–100 % bayi dan anak-anak khususnya
pra sekolah yang mengalami keterlambatan sekolah, dan pada “follow
up” selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDPK abnormal
15
mengalami kegagalan disekolah (5–6) tahun kemudian Aspek
perkembangan yang dinilai terdiri dari 10 tugas perkembangan.
1) Peningkatan 86 % pada sektor bahasa.
2) Pemeriksaan untuk artikulasi bahasa .
3) Skala umur yang baru.
4) Kategori baru untuk interprestasi pada kelainan yang ringan.
5) Skala penilaian tingkah laku.
6) Materi training yang baru.
Semua tugas perkembangan disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan yang meliputi :
a. Sektor perkembangan
1) Personal Sosial
Aspek yang berhubungan denagan kemampuan mandiri,
bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptif ( Gerakan Motorik
Halus )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang bagian-bagian
tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.
3) Language ( Bahasa )
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
16
4) Gross motor ( gerakan motorik kasar )
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Setiap tugas atau kemampuan digambarkan dalam kotak persegi
panjang horizontal yang berurutan menjadi umur, dalam lembar
DDPK. Pada umumnya pada waktu test, tugas yang perlu diperiksa
pada setiap kali screening hanya berkisar 25–30 tugas saja, sehingga
tidak memakan waktu yang lama hanya sekitar 15–20 menit saja
(Soetjiningsih, 2002 : 71).
b. Alat yang digunakan
1) Alat peraga
2) Lembar formulir DDPK
3) Buku petunjuk sebagai referensi yang
menjelaskan cara-cara melakukan test dan penilaiannya.
c. Prosedur DDPK terdiri dari 2 tahap yaitu :
Tahap I : cara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
1) 3 – 6 bulan
2) 9 – 12 bulan
3) 18 – 24 bulan
4) 3 tahun
5) 4 tahun
6) 5 tahun
17
Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap I kemudian dilanjutkan
dengan evaluasi diagnostik yang tepat.
d. Penilaian
Dari buku petujuk terdapat penjelasan tentang bagaimana
melakukan penilaian, apakah lulus (passed = P), gagal (fail = F),
ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan melakukan tugas (No
Opportunity = N O), hasil test diklasifikasi dalam : Normal,
Abnormal, Meragukan (questionable),
1) Abnormal
Bila jawaban Ya pada kuisioner < 6
2) Meragukan
Bila jawaban Ya pada kuisioner 7 - 8
3) Normal
jawaban Ya pada kuisioner 9 – 10
( Departemen Kesehatan RI, 2005).
D. Hubungan Status Gizi Terhadap Perkembangan
Pemberian nutrisi secara mencukupi pada anak harus sudah dimulai
sejak dalam kandungan. yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai
pada ibu hamil. Setelah lahir harus diupayakan pemberian ASI ekslusif sampai
anak berusia 4–6 bulan. Barulah diberikan makanan tambahan dan makanan
pendamping ASI, untk melatih kebiasaan makan yang baik, untuk menghadapi
masa selanjutnya seperti masa pra sekolah, karena pada masa ini
18
perkembangan yang terjadi sangatlah pesat, terutama perkembangan otak
(Nursalam, 2005 : 41)
Telah disebutkan bahwa untuk tumbuh dan berkembang, anak
membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat,
mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang, dengan
jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya. Khusus selama periode
perkembangan yang cepat pada masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan
membutuhkan lebih banyak kalori dan protein. anak dapat mengalami
hambatan pertumbuhan dan prkembangan hanya karena kurang adekuatnya
asupan zat gizi tersebut (Supartini, 2004 : 52).
Kartu menuju sehat atau yang sering disebut (KMS) adalah suatu alat
penting yang digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
anak. KMS yang ada untuk saat ini adalah KMS untuk balita, yaitu kartu
untuk memuat grafik pertumbuhan serta indikator yang bermanfaat untuk
mencatat pertumbuhan dan perkembangan balita tiap bulannya, dari sejak lahir
sampai berusia 5 tahun. Dengan demikian KMS dapat diartikan sebagai raport
kesehatan gizi dan perkembangan balita. KMS juga mempunyai tujuan, yaitu
mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak balita secara
optimal (Nursalam, 2005 : 68).
Sebaiknya pemberian asupan nutrisi haruslah benar–benar seimbang
karena asupan nutrisi yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak buruk
bagi kesehatan anak, misalnya terjadi penumpukan kadar lemak yang
berlebihan dalam jaringan, bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak
sakit perkembangannya pun akan terganggu (Supartini, 2004 : 52).
19
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
perkembangan
Faktor Internal
Faktor pra natal (gizi, nutrisi ibu hamil, mekanis, toksin, infeksi, kelainan imunologi, psikologis ibu)
Faktor kelahiran Faktor pasca natal
Faktor lingkungan
1.Genetika 2.Perbedaan ras,
etnik 3. keluarga4. umur5. jenis kelamin6. Kelainan
kromosom
pertumbuhan
Status gizi anak
20
KurangnyaKonsumsimakanan
Ketersediaan bahan makanan
Penyakit infeksi
Perawatan ibu dan anak
Pelayanan kesehatan
Pendidikan orang tua yang kurang tentang kesehatan
Keterangan : :Variabel yang diteliti
:Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan sebab akibat
B. Hipotesa Penelitian
1. Hipotesa alternatif (Ha)
Adanya hubungan status gizi tarhadap perkembangan anak usia (3–5)
tahun.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain/Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah “Korelasional”
yaitu suatu penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel. Sehingga
peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan
menguji subyek menurut keadaan berdasarkan teori yang ada (Nursalam,
2010 : 84).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, adalah
suatu penelitian dengan variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan
variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang
sama, jadi tidak ada follow up. Dengan studi ini akan di peroleh prefalensi
atau efek suatu fenomena/variabel dependen dihubungkan dengan
penyebab/variabel independen (Nursalam, 2003 : 85).
21
B. Kerangka Kerja
Sampel : Sebagian anak usia 3 – 5 tahun di kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan tahun 2008 sejumlah 30anak
Sampling :cluster sampling
Pengumpulan data : Observasi (Lembar obserbasi)
Dilakukan Scoring, Coding, Tabulating
Analisa data dengan uji rank spearman
Kesimpulan
Laporan
22
Populasi : Semua anak usia 3 – 5 tahun di kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan tahun 2008 sejumlah 50 anak
C. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu perilaku atau karakteristik yang
memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dll) (Nursalam,
2009: 101).
Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel independent (bebas) adalah variabel yang menjadi
penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Aziz alimul,
2007 ; 35). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah Status
Gizi.
b. Variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat dari variabel independen (Aziz alimul, (2007 ; 35).
Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Perkembangan
anak.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan pengukuran
secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena dengan menggunakan
parameter yang jelas.
TABEL IV.1 Dfinisi Operasional
Variabel Definisi operasional
Indikator Alat ukur Skala Skor
23
Variabel independen : Status Gizi
Keadaan / tingkat gizi balita yang dapat dilihat dari berat badan dibandingkan dengan umur, dan dapat dilihat melalui KMS
1.KMS diatas garis hijau
2. KMS diantara garis hijau dan diatas garis merah
3. KMS dibawah garis merah
4. Usia balita 5. Berat badan
KMS Ordinal 1. Gizi buruk ( KMS dibawah garis merah dan nilai 1
2. Gizi kurang ( KMS diantara garis hijau dan diatas garis merah ) nilai 2
3. Gizi baik ( KMS diatas garis hijau nilai 3
Variabel Dependent : Perkambangan anak
Bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan .
1.motorik kasar 2.motorik halus 3. respon bicara 4.adaptasi
social
Observasi DDPK
Ordinal 1. abnormal <
2. meragukan
3. normal 9 –
D. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti (Nursalam, 2003; 64).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 3–5 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Paspan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan tehnik
sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi
(Nursalam, 2003; 64).
24
a. Besar sampel
Populasi (P) : 50 anak usia (3–5) tahun
Sampel (s) : jika populasi < 1000 maka
S = N . Z². p . q d (N – 1 ) + Z . p . q
= 50 x (1,96²) . 0,5 . 0,5 (0,05) . (50 – 1) + (1,96²) . 0,5 . 0,5
= 50 x 3,8416 2,45 + 3,8416
= 192,08 6,2916
= 30,52 = 30 anak .
b. Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum objek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003:
81).
Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Anak dengan usia 3–5 tahun yang datang ke
posyandu di kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas
Paspan
2) Anak dengan usia 3–5 tahun yang ada di
kelurahan Bakungan wilayah kerja Paspan
c. Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena
25
sebab atau dengan kata lain tidak layak untuk di teliti ( Nursalam, 2003
; 96 ).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Anak dengan usia 3–5
tahun yang orang tuanya tidak setuju menjadi responden
2) Anak yang sedang
sakit
3. Tekhnik Sampling
Adalah pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan cara
atau tekhnik–tekhnik tertentu, sehingga sampel tersebut sedapat mungkin
mewakili populasinya (Notoatmojo, 2002:145). Sampling dalam penelitian
ini adalah Cluster sampling yaitu pengelompokan sampel berdasarkan
wilayah atau lokasi populasi (Nursalam, 2003 : 98).
E. Pengumpulan Data dan Analisa Data
1. Pengumpulan Data
Adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan pengumpulan
karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
2003 ; 115).
a. Proses
Pengumpulan Data
26
1) Birokrasi Perijinan
Sebelum melaksanakan penelitian peneliti akan meminta ijin
dan persetujuan kepada ibu yang mempunyai balita dan petugas
puskesmas wilayah kerja Paspan serta menjelaskan secara singkat
maksud dan tujuan penelitian.
2) Cara mengumpulkan data
a) Dengan mencari data yang telah ada di
puskesmas melalui program KIA (kesehatan Ibu dan Anak)
b) Melakukan penimbangan pada anak secara
langsung di posyandu
c) Dengan menggunakan lembar obserfasi
DDPK untuk mengetahui tingkat perkembangan anak
b. Instrumen
Penelitian
Adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data agar pekrjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik (Arikunto. S, 1997 : 126).
Instrument dalam penelitian ini adalah :
(1) Lembar Observasi (Status Gizi dan Perkembangan)
(2) KMS
(3) Lembar Observasi DDPK
27
c. Waktu dan
tempat
1) waktu : Penelitian ini dimulai pada bulan Februari–
Juni 2009
2) tempat : Wilayah kerja Puskesmas Paspan
2. Analisa data
langkah-langkah anlisa
a. Coding
Memberikan kode-kode pada setip responden, pertanyaan-pertanyaan
dan segala hal yang dianggap perlu (Aziz Alimul, 2007).
b. Scoring
Penilaian skor untuk hasil observasi status gizi :
1) Baik : 3
2) Kurang : 2
3) Buruk : 1
penilaian skor untuk hasil observasi perkembangan :
1) Normal : 9–10
2) Meragukan : 7 – 8
3) Abnormal : < 6
c. Tabulating
Berdasarkan definisi operasional dari penelitian ini skala datanya
berbentuk ordinal, maka tergolong statistik non parametris. Dengan
28
demikian uji statistik yang dipakai : Uji Korelasi Rank Spearman
(Sugiono, 2007 ; 106).
Tujuan : menguji signifikasi data yang berskala ordinal
Rumus : = 1 – 6 b 2 n (n2 - 1)
Tabe IV.2 kontingensi
X1 ; status gizi
X2 ; nilai perkembangan
Rank I Rank II B b2
Keterangan :
= Koefisien korelasi rank spearman
b = Beda antara jenjang setiap subjek
n = Besar sampel
dengan penetapan derajat kesalahan 5 % (0,05)
Setelah dilakukan perhitungan jika hitung tabel maka Ha
dietrima denga kata lain, ada hubungan Status Gizi Terhadap
perkembangan anak. Tetapi jika hitung tabel maka Ha ditolak
dengan kata lain tidak ada hubungan antara status Gizi terhadap
Perkembangan anak (Nursalam, 2003 : 86).
F. Etika Penelitian
1. Informed consent
29
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mendapatkan
persetujuan (ijin) dari kepala Puskesmas. Bila responden bersedia menjadi
subjek penelitian harus ada bukti persetujuan secara tertulis.
2. Anonimity
Dalam pengisian lembar kuisioner responden tidak menuliskan
nama, tanggal pengisian, dan alamat melainkan hanya mengisi nomor
kode saja untuk menjamin kerahasiaan identitasnya.
3. Confudentiality
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari subjek akan dijamin
oleh peneliti. Pengajuan data dari hasil penelitian hanya ditampilkan dalam
forum akademik.
G. Keterbatasan
1. Terbatasnya instrumen penelitian, dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi
sehingga dapat terjadi kesalahan secara subjektif dan ketidaksesuaian
dengan keadaan sebenarnya.
2. Dalam penelitian ini peneliti tidak dapat mengulang proses
pengambilan data
3. Peneliti masih dalam taraf pemula, sehingga dalam
penelitian ini masih terbatas menggunakan analisa yang sederhana dan
peneliti perlu masukan dari semua pihak.
30
BAB 1V Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni
2009, dengan menggunakan desain penelitian ” korelasional ” yaitu suatu
penelitian yang mengkaji hubumgan antara variabel. Dalam waktu tersebut
didapatkan sampel sebanyak 30 balita yang berada di 4 posyandu tersebar di
kelurahan Bakungan wilayah kerja puskesmas Paspan. Dalam penyajian hasil
penelitian terlebih dahulu disampaikan tentang keadaan umum atau gambaran
tempat penelitian dan karakteristik responden, kemudian baru dilaporkan hasil
penelitian dan pempabahasan tentang ”Hubungan Status Gizi Dengan
Perkembangan Anak Usia (3-5) tahun.
31
1. Data umum
Data umum meliputi gambaran umum tentang tempat dilakukannya
penelitian dan karakteristik responden yang diteliti
a. gambaran
umum tempat penelitian
Puskesmas Paspan terletak di Jalan Raya panarukan
1) Sebel
ah timur
:
Kecamatan situbondo
2) Sebel
ah selatan :
Kecamatan kendit
3) Sebel
ah Barat
:
Kecamatan bungatan
b. Data
penduduk
1) Juml
ah penduduk seluruhnya
:
33.676 jiwa
32
2) Juml
ah penduduk Laki – laki
:
16.441 jiwa
3) Juml
ah penduduk Permpuan
:
17.235 jiwa
4) Juml
ah balita
: 8.358 jiwa
c. Sumberdaya
puskesmas
1) Tena
ga Medis
: 32 Orang
2) Para
medis
: 14 Orang
3) Non
Medis
33
: 15 Orang
d. Sarana
kesehatan
1) Pusk
esmas induk
: 1
Unit
2) Pusk
esmas pembantu
: 2
Unit
3) Posy
andu
: 40 Unit
4) Dokt
er praktek
: 1
Orang
5) Bida
n Praktek
: 10 Orang
34
2. Karakteristik
Responden
a. Umur
Umur responden yang peneliti temukan dalam penelitian ini adalah
3 sampai dengan 5 tahun, dengan distribusi yang menyebar.
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di desa ge lung wiyah kerja puskesmas Paspan pada bulan Agustus 2012
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
Laki – laki 12 40%
Perempuan 18 60 %
Total 30 100 %
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah responden antara
laki – laki dan perempuan tidaklah terpaut jauh
c. Pekerjaan Ibu
Tabel 5.2 : Distribusi pekerjaan Ibu atau orang tua responden yang ada di desa gelung wilayah kerja Puskesmas Paspan panarukan
Pekerjaan Ibu Jumlah Prosentase
Ibu Rumah Tangga 25 83,3 %
Buruh 2 6,7 %
35
PNS 3 10 %
Total 30 100 %
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan
Ibu – ibu di desa Ibu Rulungmah Tangga.
3. Data Khusus
a. Status Gizi
Penilaian Status Gizi dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi
tiga tingkatan yaitu, Status gizi Normal, Kurang, dan Buruk
Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan status gizi di kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan pada bulan Maret 2012
Status Gizi jumlah Prosentase
Normal 27 90 %
Kurang 3 10 %
Buruk 0 0
Total 30 100 %
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
berstatus gizi Normal
b. Perkembangan Anak
Penilaian Perkembangan anak dalam penelitian ini dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu, Normal, Meragukan, dan Abnormal
36
Tabel 5.4 : Distribusi responden menurut Status Perkembangan di kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan Maret 2009
Perkembangan anak Jumlah Prosentase
Normal 26 86,7 %
Meragukan 4 13,3 %
Abnormal 0 0
Total 30 100 %
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden
mengalami Status perkembangan Normal denagn prosentase 86,7 %
mendominasi perolehan prosentase.
c. Tabulasi Silang
Tabel 5.5 : Distribusi Status gizi Anak terhadap Status Perkembangan
Status Gizi Status Perkembsngan Total
N M A
Normal 23 4 - 90 %
Kurang 3 - - 10 %
Buruk - - -
Total 26 4 100 %
Dari hasil penelitian terhadap 30 anak didapatkan status gizi Normal
sebanyak 27 anak yang terbagi dalam status perkembangan Normal, dan
meragukan namun lebih didominasi oleh anak yang status
perkembangannya Normal.
4. Analisa Statistik
37
Setelah data didapatkemudian sianalisa secara analitik dengan
menggunakan uji statistik Rank Spearman secara manual atau perhitungan
rumus. Karena tujuan dari penulisan ini adalah mencari hubungan antara
Status Gizi Dengan Perkembangan Anak Usia (3–5) tahun, maka adapun
hasil dari perhitungan adalah sebagai berikut :
Diketahui : b² = 3579,5
n = 30
= 1 – 6 b 2 n (n2 - 1)
table = ά ( 0,05) = 0,364
Ditanya : hitung = ?
Jawab : = 1 – 6 b 2 n (n2 - 1)
= 1 – 6. 3579,5 30 ( 30² - 1 )
= 1 – 21477 26970
= 1 – 0,7963293
= 0,2036707
= 0,204
Jadi kesimpulannya hitung < tabel
Artinya jika hitung < table maka Ha ditolak dan Ho diterima
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
status Gizi dengan Perkembangan anak usia (3–5) Tahun.
B. Pembahasan
1. Status Gizi Pada Anak
38
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.3 telah ditemukan dari
30 anak yang di teliti, anak yang memiliki status gizi normal adalah
sebanyak 90 %, status Gizi kurang sebanyak 10 % sedangkan untuk yang
mengalami status gizi buruk tidak ditemukan.
Gizi adalah sustu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transprtasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat–zat sisa metabolisme
yang tidak digunakan oleh tubuh. Untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ – organ serta menghasilkan
energi ( Supariasa, 2001 ; 17 ). Sedangkan menurut Nursalam 2005 Status
gizi adalah konsumsi gizi makanan pada seseorang yang dapat
menentukan tingkat kesehatan yang dapat diukur melalui pengukuran berat
badan terhadap tinggi badan. (Supariasa, 2001 : 13).
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.3 bahwa sebagian
responden memiliki status gizi Normal, yaitu sebanyak 27 responden atau
90 %, bila dilihat dari jenis pekerjaan Ibu yang didominasi oleh Ibu
Rumah Tangga yaitu sebanyak 17 responden atau 62,96 %.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak meliputi
beberapa aspek yang berkaitan dengan kondisi medis, sosial, ekonomi, dan
tingkat pendidikan yang mencakup; Kurangnya konsumsi makanan,
ketersediaan bahan makanan, penyakit infeksi, perawatan ibu dan anak,
pelayanan kesehatan, serta pendidikan orang tua yang kurang tentang
kesehatan. Semua itu didasari oleh tingkat kemiskinan dan pengetahuan
keluarga (Supariasa, 2001 : 13 ).
39
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Status Gizi pada anak
juga dapat di pengaruhi oleh pekerjaan Ibu. Hal ini menggambarkan
bahwa Ibu rumah tangga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk
merawat dan memberikan perhatiannya kepada anaknya, terutama dari
segi kecukupan asupan nutrisi. Ibu yang bekerja sebagai Ibu rumah tangga
selalu memperhatikan kebutuhan nutrisi anaknya, hal itu sudah sesuai
dengan konsep bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
adalah Perawatan ibu dan anak.
2. Status Perkembangan
Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada Tabel 5.4 dapat
diketahui bahwa status perkembangan anak usia (3–5) tahun di kelurahan
Bakungan wilayah kerja puskesmas Paspan pada 30 anak, adalah sebanyak
26 anak atau 86,7 % berstatus Perkembangan Normal, 4 anak atau 13,3 %
memiliki status perkembangan meragukan.
Perkembangan sangatlah penting karena perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh, kematangan, dan belajar (Azis Alimul, 2005, 15). Sampai
sekarang hambatan perkembangan pada anak sendiri belum diketahui
dengan pasti, namun gambaran yang sering muncul selama ini adalah anak
yang perkembangannya terganggu itu akibat asupan makanan yang kurang
40
mengandung gizi, serta adanya penyakit yang diderita oleh anak itu
sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.4 didapatkan hasil
bahwa status perkembangan anak di kelurahan Bakungan wilayah kerja
puskesmas Paspan bila dilihat dari jenis kelamin didominasi oleh jenis
kelamin perempuan sebanyak 18 responden atau 60 %.
Hal ini disebabkan karena faktor–faktor perkembangan telah
diketahui sebagai berikut, faktor genetika, perbedaan ras, etnik, dan
bangsa, faktor keluarga, usia, jenis kelamin, kelainan kromosom, pengaruh
hormon dan faktor lingkungan seperti, faktor pra natal, kelahiran, dan
pasca natal. Pada anak perempuan hormon pertumbuhan somodotropin
serta kelenjar thyroid yang menghasilkan kelenjar tiroksin untuk
metabolisme serta maturasi tulang dan gigi, lebih cepat dihasilkan
daripada anak laki–laki ( Nursalam, 2005 ; 39 )
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status perkembangan
pada anak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan faktor hormonal dimana
anak perempuan memiliki kematanga hormon pertumbuhan yang lebih
cepat dibandingkan anak laki – laki.
3. Hubungan Status Gizi
dengan Perkembangan Anak
Berdasarkan analisa statistik yang dilakukan dengan uji Rank
Spearman pada Hubungan Status gizi dengan perkembangan Anak Usia
(3-5) Tahun didapatkan hasil hitung = 0,207 dan tabel = 0.364,
41
karena hitung < tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima jadi tidak ada
hubungan antara Status Gizi dengan Perkembangan Anak usia (3-5) tahun
di Kelurahan Bakungan wilayah kerja Puskesmas Paspan.
Telah disebutkan bahwa untuk tumbuh dan berkembang, anak
membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak,
karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara
seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahapan usianya.
Khusus selama periode perkembangan yang cepat pada masa pranatal, usia
bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein.
anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan prkembangan hanya
karena kurang adekuatnya asupan zat gizi tersebut (Supartini, 2004 : 52).
Berdasarkan data dan perhitungan yang telah didapatkan pada
penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa status gizi tidak sepenuhnya
mempengaruhi status perkembangan pada anak usia (3–5) tahun, namun
juga ada faktor – faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan anak
seperti faktor genetik, ras, keluarga, usia, dan jenis kelamin, selain itu
keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian juga menjadi faktor yang
berpengaruh.
42
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar anak usia (3–5) tahun di desa gelung wilayah kerja
Puskesmas Paspan memilki status gizi normal.
2. Sebagian besar anak usia (3–5) tahun di desa gelung wilayah krja
Puskesmas Paspan memiliki status Perkembangan normal .
3. Status Perkembangan pada anak usia (3–5) tahun di desa gelung
wilayah kerja Puskesmas Paspan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh Status
43
gizi pada anak tetapi juga oleh faktor–faktor lainnya seperti faktor genetik,
ras, keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelainan kromosom.
B. Saran
1. Bagi orang tua
Diharapkan orang tua tidak hanya memperhatikan status gizi pada
anaknya tetapi juga faktor–faktor lain yang mempengaruhi perkembangan
anak usia (3–5) tahun seperti faktor genetik, ras, keluarga, usia, jenis
kelamin, dan kelainan kromosom.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan kepada puskesmas agar tidak hanya memantau status
Gizi pada anak tetapi juga faktor–faktor lain yang mempengaruhi
Perkembangan anak usia (3–5) tahun di desa gelung wilayah kerja
puskesmas Paspan, serta dapat menjalankan progam posyandu balita.
3. Bagi peneliti yang akan datang
Diharapkan peneliti yang akan datang mampu menyempurnakan
penelitian ini dan mampu meneliti faktor–faktor lain yang yang
mempengaruhi perkembangan anak usia (3–5) tahun.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz. ( 2007 ). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya
Dinas kesehatan, (2007). Hasil Pencapaian Program Gizi.
Gendeng. Admind, (2005). Status Gizi Indonesia. http://io.ppi-jepang.org/article.pph?id=113
Koban. W. A, (2008). Masalah Gizi Buruk Masih Dialami. http://sinarharapan.co.id/berita/0804/14/opi01.html
Nursalam ( 2001 ). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
45
Nursalam. ( 2003 ). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, cs. ( 2005 ). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Supariasa, IDN, et all. ( 2001 ). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
Supartini. Yupi, (2004). Buku Ajar Keperawatan anak. Jakarta : EGC
Soetjiningsih. ( 2002 ). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Sugiono, (2007). Statistik non parametris. Bandung : CV ALVA BETA
Wardana, Deny. ( 2005 ). Tahap Perkembangan Anak. Jakarta : http// www.putra-putri.com
Yetty N dan M tohar Arifin, ( 2008). Balita Gizi Buruk. http://hizbut-tahrir.or.id/2008/09/13/12-balita-gizi-buruk-meninggal-sejak-januari/
Rumus pengukuran Berat Badan
menurut pedoman Behrman (1992)
1. Berat Badan Lahir rata-rata : 3,25 kg
2. Berat Badan usia 3 – 12 bln, menggunakan rumus :
Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2
3. Berat Badan usia 1 – 6 tahun, menggunakan rumus :
{Umur (tahun) x 2 }+ 8 = 2n + 8
46
Keterangan : n adalah usia anak
47