KTI

76
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: a. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan ( Q. S. Al Insyiroh: 6) b. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. c. Jadilah diri sendiri, dan janganlah takut untuk meraih mimpi. d. Jangan berfikir dirimu rendah lakukan apa yang kamu bisa. Persembahan: a. ALLAH SWT b. Ibu dan Bapakku tercinta, terima kasih atas kasih sayang, bimbingan, pengorbanan, dan do’anya. c. Mbah Wasri, Adikku Andi, dan Kakakku mbak Rini dan mas Doni terima kasih

description

KTI

Transcript of KTI

Page 1: KTI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

a. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan ( Q. S. Al Insyiroh: 6)

b. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

c. Jadilah diri sendiri, dan janganlah takut untuk meraih mimpi.

d. Jangan berfikir dirimu rendah lakukan apa yang kamu bisa.

Persembahan:

a. ALLAH SWT

b. Ibu dan Bapakku tercinta, terima kasih atas kasih

sayang, bimbingan, pengorbanan, dan do’anya.

c. Mbah Wasri, Adikku Andi, dan Kakakku mbak Rini dan

mas Doni terima kasih atas do’a dan kasih sayangnya

selama ini.

d. Dosen-dosen yang telah membimbing selama ini.

e. Teman-teman seperjuanganku.

Page 2: KTI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang

senantiasa tercurah sehingga tersusunlah karya tulis ilmiah yang berjudul

“HIPERTENSI THE SILENT KILLER”.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

berupa saran, bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Direktur Akper Pemkot Tegal.

2. Bapak Sutikno, dosen yang telah memberikan bimbingan, saran kepada

penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah.

3. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan

selama kuliah.

4. Teman-teman kelas 2B yang telah memberikan semangat dalam

penyusunan karya tulis ilmiah.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,

karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Penulis berharap semoga karya

tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, lembaga,

masyarakat dan pembaca pada umumnya.

Tegal, 14 Desember 2015

Penulis

ii

Page 3: KTI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................................ iii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1. 2 Rumusan Masalah....................................................................... 4

1. 3 Tujuan Penulisan......................................................................... 4

1. 4 Manfaat Penelitian....................................................................... 4

1. 5 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah............................................ 5

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................... 6

2. 1 Landasan Teori.................................................................................... 6

2. 2 Klasifikasi Hipertensi.......................................................................... 8

2. 3 Penyebab Hipertensi............................................................................ 10

2. 5 Patofisiologi........................................................................................ 15

2. 6 Komplikasi.......................................................................................... 17

2. 7 Pencegahan Hipertensi....................................................................... 20

2.8 Pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi................................. 23

2. 8. 1 Pengobatan Farmakologi........................................................ 23

2.8.2 Pengobatan Non Farmakologi................................................. 28

2.9 Makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita hipertensi.................. 28

2.10 Makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita hipertensi............... 31

2.11 Laporan Pendahuluan.......................................................................... 33

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 43

3. 1 Kesimpulan......................................................................................... 43

3. 2 Saran................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 44

iii

Page 4: KTI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent

killer atau penyakit yang dapat membunuh manusia secara tidak terduga.

Orang yang terkena hipetensi terkadang tidak menyadarinya apabila tekanan

darah yang dimilikinya sudah tidak normal atau melebihi ambang batas.

Tekanan darah yang tinggi dapat menimbulkan penyakit berat lainnya

seperti serangan jantung dan stroke.

Banyak faktor-faktor resiko untuk terjadinya tekanan darah tinggi,

yakni: gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan,

konsumsi kopiyang berlebihan, tembakau dan obat-obatan. Tetapi faktor

yang paling berpengaruh adalah keturunan. Pada tahun 2000 penderita

hipertensi di dunia mencapai jumlah 957-987 juta orang. Apabila

pencegahan hipertensi tidak dilakukan sedini mungkin maka diperkirakan

pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 1. 56 milyar orang

atau 60% dari populasi jumlah penduduk dewasa dunia.

Sedangkan di Indonesia, hasil penelitian oleh Armilawati dkk (2007)

yang mengungkapkan bahwa prevanlensi penderita hipertensi terbanyak

berkisar antara 6 sampai dengan 15 %. Dari kasus penelitian oleh

Armilawati bahwa ada 68, 4% termasuk hipertensi ringan, 28, 1 %

hipertensi sedang, 3, 5% dengan hipertensi berat. Salah satu penyebab

munculnya penyakit hipertensi adalah konsumsi garam atau banyaknya

1

Page 5: KTI

unsur natrium didalam kandungan bahan pangan masyarakat. Konsumsi

garam yang tinggi dapat mengakibatkan ion natrium di dalam bahan

makanan dapat diserap kedalam pembuluh darah. Adanya ion natrium

didalam pembuluh darah mengakibatkan retensi air, sehinggga volume

darah akan menjadi semakin meningkat. Kondisi ini akan mengakibatkan

timbulnya tekanan darah tinggi.

Riskesdas 2007, menunjukkan 23, 7% penduduk usia 10 tahun ke

atas merokok setiap hari. Konsumsi garam dan makanan asin di masyarakat

masih tinggi, yaitu 15 gram per orang per hari, jauh dari batas maksimal

yang dianjurkan yaitu 6 gram per orang per hari, dan sebanyak 24, 5%

masyarakat diatas usia 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari.

Sebanyak 93, 6% masyarakat kurang mengkonsumsi buah dan sayuran.

Riskesdas 2007 juga menunjukkan sebanyak 48, 2% masyarakat kurang

melakukan aktivitas fisik. Hal tersebut terjadi sebagai efek samping dari

perkembangan teknologi, seperti aktivitas ke kantor dengan memakai

sepeda motor atau mobil, naik ke lantai atas dengan eskalator dan lift,

makan siang cukup dengan pesan antar, rekreasi digantikan dengan

menonton televisi atau film di bioskop, sehingga aktivitas fisik sangat

minimal.

Pentingnya modifikasi gaya hidup bagi pasien hipertensi,

dipertegas dalam The Seventh Report of the Joint National Committee

on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood

Pressure/ JNC7 (Chobanian et al. 2003), meskipun pasien diberikan obat

2

Page 6: KTI

antihipertensi yang adekuat dengan tidak disertai perubahan gaya hdup,

maka tekanan darah tetap tidak dapat terkontrol. Modifikasi gaya hidup

yang direkomendasikan dalam JNC7 adalah penurunan berat badan,

konsumsi makanan rendah lemak, konsumsi makanan rendah garam,

peningkatan aktivitas fisik, serta pembatasan konsumsi alkohol. Dengan

melakukan modifikasi gaya hidup seperti tersebut diatas, pasien hipertensi

akan mengalami penurunan tekanan darah yang sangat berarti, yaitu

program penurunan berat badan (penurunan 5-20 mmHg/10 kg),

modifikasi diet (8-14 mmHg), dan peningkatan aktivitas fisik (penurunan 4-

9 mmHg) (Manfredini et al, 2009). Pada kebanyakan kasus, hipertensi

terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga

sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari penderita mengalami

komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal.

Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan

sakit kepala, seringkali terjadi padasaat hipertensi sudah lanjut disaat

tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna.

Angka mordibitas pasien hipertensi terus meningkat dari tahun

ketahun. Karena begitu besarnya kasus hipertensi, dalam menanganinya

tidak hanya intervensi medis yang perlu dilakukan, akan tetapi intervensi

keperawatan dengan penerapan asuhan keperawatan pada hipertensi yang

bertujuan menurukan tekanan darah dan pemeliharaan tekanan pada tingkat

normal sehingga dapat menurunkan angka modibitas. Hal ini termasuk

program pemeliharaan kesehatan pada hipertensi, pembatasan diet yang

3

Page 7: KTI

ketat disamping intervensi farmakologi dengan diuretik atau obat anti

hipertensi (Zukhair & Ali, 2008).

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis menentukan rumusan

masalah sebagai berikut :

Bagaimana hakikat penyakit hipertensi.

1. 3 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Mengetahui tentang penyakit hipertensi.

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui penyebab, dan penatalaksanaaan penyakit hipertensi.

b. Mencegah dan mengobati penyakit hipertensi.

c. Tindakan yang dilakukan pada hipertensi.

1. 4 Manfaat Penelitian

Karya tulis ilmiah ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi pembaca

dan penulis.

a. Bagi Pembaca

Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang tentang penyakit

hipertensi.

4

Page 8: KTI

b. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan serta pengalaman tentang penyakit hipertensi.

1. 5 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah ini secara garis besar dibagi menjadi tiga

bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.

Bagian awal terdiri dari halaman judul, motto dan persembahan, kata

pengantar, daftar isi. Bagian isi karya ilmiah terdiri dari 4bab yang terdiri dari

bab 1 pendahuluan, bab 2 pembahasan, bab 3 penutup. Bab 1 berisi tentang

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika

penulisan. Bab 2 berisi landasan teori, penyebab hipertensi, cara mengatasi

dan mencegah Hipertensi, pengobatan tradisional, makanan yang baik untuk

dikonsumsi, makanan yang tidak baik untuk dikonsumsi . Bab 3 berisi

kesimpulan dan saran. Pada bagian akhir karya ilmiah terdapat daftar pustaka

dan lampiran.

5

Page 9: KTI

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Landasan Teori

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hipertensi atau tekanan

darah/denyut jantung yang lebih tinggi pada normal karena penyempitan

pembuluh darah atau gangguan lainnya. Seperti diketahui hipertensi

merupakan pemicu beragam penyakit, diantaranya stroke , diabetes, dan gagal

ginjal. Organ yang terkait dengan penyakit fatal ini adalah jantug. Jantung

bertugas memompa darah untuk mengalirkan oksigen dan zat gizi keseluruh

organ tubuh. Saat jantung bekerja dibutuhkan tekanan untuk memompa.

Ketika jantung berkontraksi, akan terjadi suatu gelombang tekanan cairan

dalam arteri(pembuluh darah). Tekana pada dinding arteri ini yang

dinamakan “tekanan darah”. Jika tekanan darah terlalu tinggi, sistem saraf

otonom akan melepaskan suatu zat neurotransmiteryang menyebabkan

relaksasi otot hingga menurunkan tekanan darah. Ginjallah yang

mengeluarkan air dari darah untuk membantu mengatur tekanan darah.

Menurut Tagor (2003:52), Hipertensi adalah suatu keadaan di mana

terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada

beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa

faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal.

6

Page 10: KTI

Menurut Brunner & Suddarth(2005:52), Hipertensi berkaitan dengan

kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik, hipertensi dapat didefinisikan

sebagai tekanan darah tinggi dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg

dan tekanan diastolik nya diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi

sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90

Tekanan darah atau hipertensi adalah tekanan yang terjadi didalam

pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh

anggota tubuh. Misalnya yang memiliki tekanan darah 120/80 mmHg, artinya

angka 120 menunjukan tekanan darah pada pembuluh arteri ketika jantung

berkontraksi (systole), Sedangkan angka 80 menunjukan tekanan darah ketika

jantung sedang berelaksasi(diastolik).

Menurut Sylvia A (2002:102), Hipertensi adalah sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik minimal 140 mmHg atau tekanan diastolik minimal 90

mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung,

tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit sara, ginjal, pembuluh

darah dan makin tinggi tekanan darah makin besar resikonya.

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure

(JNC7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi

kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2.

Jadi, hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat

7

Page 11: KTI

sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan karena adanya penyempitan

pembuluh darah.

2. 2 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah untuk pasien dewasa(usia ≥ 18 tahun)

berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau

lebih kunjungan klinis. Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan dari nilai

tekanan darah sistolik dan diastolik. JNC7 mengklasifikasikan hipertensi

untuk usia lebih dari 18 tahun dapat dilihat pada tabel I.

Tabel I. Klasifikasi Hipertensi berdasarkan JNC 7 tahun 2003

Klasifikasi tekanan darah

Tekanan darah sistolik (mmHg)

Tekanan darah diastolik(mmHg)

NormalPrehipertensi

Hipertensi tingkat 1Hipertensi tingkat 2

<120120-139140-159

≥160

<8080-8990-99≥100

Peninggian tekanan sistolik tanpa diikuti oleh peninggian tekanan

diastolik disebut hipertensi sistolik atau hipertensi sistolik terisolasi.

Hipertensi ini umumnya dijumpai pada usia lanjut. Jika hipertensi ini

ditemukan pada usia muda maka dihubungkan dengan sirkulasi hiperkinetik,

kemudian hari tekanan diastolik akan meningkat.

8

Page 12: KTI

Pasien yang menderita hipertensi, kemungkinan besar juga dapat

mengalami krisis hipertensi. Krisis hipertensi merupakan suatu kelainan

klinis ditandai dengan tekanan darah yang sangat tinggi yaitu tekanan

sistolik >180 mmHg atau tekanan distolik >120 mmHg yang kemungkinan

dapat menimbulkan atau tanda telah terjadi kerusakan organ. Krisis

hipertensi meliputi hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi.

Hipertensi emergensi yaitu tekanan darah meningkat ekstrim disertai

kerusakan organ akut yang progresif, sehingga tekanan darah harus

diturunkan segera (dalam hitungan menit-jam) untuk mencegah kerusakan

organ lebih lanjut. Hipertensi urgensi yaitu tingginya tekanan darah tanpa

adanya kerusakan organ yang progresif sehingga tekanan darah diturunkan

dalam waktu beberapa jam hingga hari pada nilai tekanan darah tingkat I.

Tubuh manusia memiliki suatu regulasi dalam mengendalikan tekanan

darah yang dinamakan sistem renin angiosensin. Mekanisme ini terjadi pada

ginjal, yaitu melalui mekanisme pelepasan hormon renin jika tekanan darah

didalam gromerulus ginjal menurun. Didalam darah renin akan bergabung

dengan suatu protein membentuk angiotensin yang dapat meningkatkan

tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi akan kembali diturunkan ketika

renin dilepaskan kembali oleh ginjal sampai tekanan darah mencapai titik

normal. Dalam hubungannya dengan faktor penyebab munculnya penyakit

tekanan darah seseorang, hipertensi itu sendiri dibedakan menjadi hipertensi

esensial atau primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan

suatu kondisi tekanan darah tinggi yang tidak diketahui penyebab terjadinya

9

Page 13: KTI

hipertensi atau tanda-tanda kelainan organ didalam tubuh. Hipertensi ini

ditandai dengan mekanisme pengendalian tekanan darah tidak teratur.

Biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan, pola makan dan minuman yang

tidak tepat, dan stres. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan karena

kelainan korteks adrenalis, toksema gravidarum, pemakaian obat jenis

kortikosteroid.

2. 3 Penyebab Hipertensi

Corwin (2000:53) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada

kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance

(TPR). Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan

abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Namun, peningkatan kecepatan

denyut jantung yang biasanya dikompensasi oleh penurunan volume

sekuncup sehingga tidak menimbulkan hipertensi.

Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak

diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu, genetik,

lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis. Faktor lain yang meningkatkan

hipertensi adalah:

a. Obesitas

b. Kebiasaan merokok

c. Asupan natrium dalam jumlah besar

d. Konsumsi alkohol

e. Gaya hidup banyak duduk( sedentari)

f. Stres

10

Page 14: KTI

Penyebab hipertensi sekunder meliputi:

a. Stenosis arteri renalis

b. Tumor otak, dan cedera kepala

c. Pemakaian kontrasepsi oral

d. Kehamilan

Penyebab hipertensi pada usia lanjut adalah terjadi perubahan perubahan

pada:

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun

d. Meningkatnya resistensi pembuluh darah kapiler.

Gejala hipertensi kadang tidak terlihat dan kebanyakan penderita

selalu merasa segalanya normal dalam kehidupan keseharian mereka, gejala

akan terlihat jika sudah terkomplikasi Oleh karena itu biasanya akan aktif

mencari tanda awal hipertensi untuk menentukan langkah-langkah medis

berikutnya bagi penyembuhan penderita hipertensi. Penyebab hipertensi dapat

disebabkan oleh faktor dibawah ini:

1. Faktor Gentik atau Keturunan

Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting timbulnya

suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga.

2. Usia

Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang. Semakin

bertambahnya usia, maka semkin meningkat tekanan darahnya.

11

Page 15: KTI

3. Garam

Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatkan

tekanan darah secara cepat. Ditambah lagi pada mereka yang mempunyai

riwayat penyakit diabetes. Hipertensi ringan dan mereka yang berusia

diatas 45 tahun.

4. Kolesterol

Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada

dinding pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan

kolesterol ini akan mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan

darahpun meningkat.

5. Obesitas atau Kegemukan

Seseorang yan gmemiliki berat tubuh  berlebih atau kegemukan

merupakan peluang besar terserang penyakit Hipertensi.

6. Stress

Stress dapat memicu suatu hormone dalam tubuh yang mengendalikan

pikiran seseorang. Jika mengalami srees, hal tersebut dapat

mengakibatkan tekanan darah semakin tinggi dan mengikat. Tak hanya

itu, stress juga dapat mempengaruhi mood atau perasaan  seseorang

terhadap suatu emosi jiwa.

7. Rokok

Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang

terdapat pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita

Hipertensi terutamapada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak

12

Page 16: KTI

hanya mengakibatkan Hipertensi, asap rokok yang tehirup akan masuk

kedalam tubuh dan akan meningkatkan resiko pada penyakit diabetes,

serangan jantong dan stoke.

8. Kafein

Kafein banyak terdapat pada kopi, teh dan minuman bersoda. Kopi dan

teh jika dikonsumsi melebihi batas normal dalam penyajian akan

mengakibatkan Hipertensi. Sebenarnya, kopi memiliki manfaat yang baik

bagi tubuh pria dewasa dalam hormon seksualnya. Begitu pula dengan

teh, mengandung antioxsidan yang sangat baik dan diperlukan oleh

tubuh. Untuk itu batasi asupan minum kopi dan the minimal satu

cangakir 100 ml.

9. Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol seperti beer, wiska, minuman yang dibuat dari ragi,

tuak dan sebagainya. Minuman alcohol ini juga dapat menyebabkan

tekanan darah tinggi.

10. Kurang Olahraga

Kurang aktivitas fisik, seperti olahraga, membuat organ tubuh dan

pasokan darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningktkan

tekanan darah. Dengan melakukan olahraga teratur dan sesuai dengan

kemampuan dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Pada kasus hipertensi yang lebih berat, dikategorikan menjadi

hipertensi berat, hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi. Hipertensi berat

adalah tekanan darah mencapai lebih dari 180/110 mmHg tanpa adanya

13

Page 17: KTI

gejala. Hipertensi urgensi adalah tekanan darah pasien diatas 180/100

mmHg dan terdapat gejala atau efek pada organ target yang ringan,

misalnya sakit kepala dan dispnea. Hipertensi emergensi merupakan

keadaan dimana tekanan darah tidak terkontrol dan mencapai diatas

220/140 mmHg serta mengancam disfungsi organ target. Dalam kondisi

tersebut, tekanan darah harus diturunkan secara agresif dalam hitungan

menit.

2. 4 Tanda dan gejala hipertensi

Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gelaja klinis timbul:

1. Nyeri kepala saat terjaga terkadang disertai mual dan muntah akibat

peningkatan tekanan darah intrakranial.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina.

3. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

4. Edema akibat peningkatan tekanan kapiler.

Meskipun hipertensi sering tanpa gejala(asimtomatik) namun tanda klinis

berikut dapat terjadi:

1. Nyeri kepala oksipital, akan menjadi parah saat bangun tidur pagi hari

karena terjadi peningkatan tekanan intrakranial.

2. Bising pembuluh darah, bising ini disebabkan oleh stenosis.

3. Perasaan pening, keletihan yang disebabkan oleh penurunan perfusi

darah akibat vasokontriksi pembuluh darah.

4. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina.

14

Page 18: KTI

5. Nokturia akibat peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan

filtrasi oleh glomerulus.

6. Edema yang disebabkan peningkatan tekanan kapiler.

7. Mual dan muntah.

8. Gelisah dan kesadaran menurun.

2. 5 Patofisiologi

Kepastian mengenai pathofisiologi hipertensi masih dipenuhi

ketidakpastian. Sejumlah kecil pasien antara 2% dan 5% memiliki penyakit

dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Namun, masih belum ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi dan

kondisi inilah yang disebut sebagai “ hipertensi essensial” . Sejumlah

mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan tekanan darah normal, yang

kemudian dapat turut berperan dalam terjadinya hipertensi esensial.

Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta

menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi, dan peran

mereka berbeda pada setiap individu. Diantara faktor-faktor yang telah

dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas dan resistensi insulin,

sistem renin angiotensin , dan sistem saraf simpatis. Pada beberapa tahun

belakangan, faktor lainnya telah dievaluasi, termasuk genetik, disfungsi

endotel.

Mekanisme yang menontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor

15

Page 19: KTI

bermula saraf simpatis , yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar

dari dari kolomna medula spinaslis ke ganglia simpatis di thorak dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak kebawah melalui saraf simpatis keganglia simpatis. Pada titik

ini neuron preganglion melepaskan asetil kolin, yang akan merangsang

serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi

sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi , kelenjar adrenal juga

terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal

mengekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal

mengekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon

vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yag dapat mengakibatkan

penurunan aliran darah ke ginjal , menyebabkan pelepasan renin. Renin

merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi

angiotensin 2 , suatu vasokontriktor kuat yang pada gilirannya merangsang

sekresi aldosteron oleh kortek adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi

natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume

intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung pencetus keadaan hipertensi.

16

Page 20: KTI

Perubahan struktur dan fungsional pada sistem pembuluh darah

perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada

lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang

pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah. Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya

dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung,

mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer

(Bruner & Suddarth, 2005).

2. 6 Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit

jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit

ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ

dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. Dengan

pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin terjadi

akibat hipertensi, yaitu: Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan

sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa

perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal

jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat

selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan

yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan

17

Page 21: KTI

kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan

serangan iskemia otak sementara.

Komplikasi hipertensi antara lain:

a. Stroke

Merupakan penyakit kardiovaskuler yang berbahaya dan

mematikan. Stroke disebabkan karena pecahnya pembuluh darah, selain

itu juga karena thrombosis( pembekuan darah pada pembuluh darah)

serta emboli (adanya benda asing yang terbawa aliran darah didalam

pembuluh darah serta dapat menyumbat bagian distal pembuluh.

Pengidap tekanan darah tinggi dapat memicu pendarahan diotak, adanya

pendarahan ini diakibatkan pecahnya pembuluh darah diotak. Pada

beberapa kasus stroke kadang kadang tidak diikuti dengan pendarahan.

Oleh karena disebut stroke iskemik( non pendarahan) dan stroke

hemoragik (pendarahan). Pada stroke iskemik walaupun tidak terjadi

pendarahan tetapi perlu dilakukan penanganan segera karena bila tidak

ditangani akan berakibat fatal.

Sumbatan pada pembuluh darah yang berupa thrombus maupun

emboli dapat mengakibatkan sel-sel otak tidak tersuplai kebutuhan

oksigennya. Stroke menyerang otak kita secara perlahan, kita tidak

pernah tahu kapan sel otak kita mengalami gejala stroke. Seseorang

mengalami gejala stroke jika 80% sel otak mengalami disfungsi. Dengan

kata lain orang yang mengalami kecenderungan terkena stroke in-

volution.

18

Page 22: KTI

b. Gagal Jantung

Darah yang kaya oksigen dipompa keseluruh tubuh melalui aorta.

Selain mengirimkan darah keseluruh tubuh, jantung sendiri mendapat

suplai darah melalui arteri koroner. Oleh karena itu bila terjadi

artherosklerosis pada arteri ini dapat mengakibatkan serangan jantung

koroner. Kekurangan pasokan darah mengakibatkan salah satu nadi

koroner mengalami blockade dalam beberapa saat. Faktor penyebabnya

karena gumpalan darah. Namun kondisi ini dapat menghilang dengan

sendirinya sehingga otot-otot jantung menjadi berfungsi kembali disebut

dengan crescendo angina. Sedangkan infark adalah kondisi ketika

pasokan darah ke jantung berhenti sama sekali namun secara tiba-tiba,

bagian otot jantung mengalami penurunan kemampuannya dengan baik

dan mengalami kerusakan secara permanen. Serangan jantung terkadang

diikuti perasaan nyeri di dada.

c. Gagal Ginjal

Pengendalian tekanan draah dilakukan melalui beberapa

mekanisme yaitu tekanan datrah menungkat maka gunjal makan

semakain aktif mengekuarkan gram dan air sehingga volume darah

berkurang serta mengembalikan tekanan darah. kondisi yang berbeda

terjadi ketika tekanan darah menurun. Ketika hal ini terjadi maka ginjal

akan mengurangi pengeluaran garam dan air keluar tubuh. Hal ini

mengakibatkan tekanan darah kembali menjadi normal. Pengendakian

tekanan darah dilakukkan juga oleh enzim renin yang dihasilkan oleh

19

Page 23: KTI

ginjal yang memicu pembenfukan hormon angiotensin dan pelepasan

hormin aldosteron. Apabila arteri ginjal memgalami penyempitan dan

peradangan serta cedera dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi.

Hipertensi memiliki hubungan dengan kerusakan terutama pada

bagian korteks atau lapisan luar akan merangsang produksi renin oleh

ginjal yang dapat menstimulasi terjadinya peningkatan tekanan darah

atau hipertensi. Ketika ginjal mengalami biasanya pengeluaran air dan

garam akan terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan isi rongga pembuluh

darah meningkat serta dapat mengakibatkan tekanan darah naik.

Penanganan hipertensi yang disertai kerusakan ginjal ditunjukan untuk

mencapai target tekanan draah ideal. Pengobatan secara medis biasanya

digunakan obat-obatan antihipertensi seperti diuretik, beta blocker, ACE

inhibitor, angiotensin.

d. Mata

Pada hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya

retinopatihipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan (Yahya , 2005).

2. 7 Pencegahan Hipertensi

a. Makanan

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang dapat

dicegah. Faktor makanan merupakan salah satu faktor yang perlu

diperhatikan dengan seksama, hal ini disebabkan makanan yang tidak

sehat. Upaya pencegahan terhadap hipertensi dilakukan melalui

20

Page 24: KTI

mempertahankan berat badan agar selalu ideal, menurunkan kadar

kolesterol dengan mengatur pola makan, mempertahanlan tekanan darah

agar normal , olahraga yang cukup, tidak merokok, tidak meminum

alkohol, mengatur pola makan dan melakukan istirahat untuk

menghindari diri dari stres yang berlebihan.

Membatasi konsumsi bahan makanan yang mengandung lemak

hewani merupakan pilihan yang bijak, mengkonsumsi lemak tumbuhan

tidak akan menyebabkan penimbunan kolesterol. Hal ini disebabkan di

dalam tumbuhan terdapat asam lemak trans yang dapat meningkatkan

kolesterol baik dan menurunkan kolesrerol jahat.

Menurut Kurniawan (2000), Makana yang diperkaya dengan

asam lemak tak jenuh berguna untuk merubah sifat-sifat aterogenik

karena disiplidemia yang ditandai dengan kadar klesterol HDL yang

rendah , trepliserida yang meningkat dan kolesterol LDL meningkat.

Membatasi garam natrium dalam makanan yang dikonsumsi juga

sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah seseorang. Apabila

kita mengurangi garam natrium 1, 8gram per hari dapat menurunkan

tekanan darah sistolik 4mmHg dan tekanan diastolik 2mmHg. Kita dapat

menggantinya dengan makanan yang mengandung kalium.

b. Olahraga

Bagi penderita hipertensi, beberapa kegiatan hipertensi dengan

olahraga aerobic seperti jalan santai, jogging, bersepeda, berenang.

Melalui yoga seseorang akan mengenal tubuh dan pikirannya yang pada

21

Page 25: KTI

akhirnya jiwanya akan semakin lebih baik. Jika yoga dilakukan secara

rytin dapat meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Olahraga

yang baik dapat dilakukan melalui tahapan pemanasan, peregangan,

latihan inti, dan diakhiri dengan pendinginan. Olahraga yang dianjurkan

yaitu olahraga yang santai.

c. Tidak Merokok

Merokok dapat meningkatkan resiko seseorang terkena hipertensi.

Masuknya tar dan nikotin kedalam aliran darah menyebabkan

arterosklerosis yang merupakan faktor penyebab peningkatan tekanan

darah. Rokok yang biasanya dihisap biasanya akan diikuti dengan

terbakarnya tembakau yang terdapat di dalam bungkus rokok. Tembakau

tersebut mengalami pembakaran kurang sempurna yang memicu

dihasilkannya karbomonoksida. Di dalam sel darah merah terkandung

hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen keseluruh tubuh, ketika

karbonmonoksida akibat asap rokok semakin menumpuk di dalam tubuh,

maka tadi akan meningkat karbomonoksida sehingga darah akan

kekurangan daya ketika mengangkut oksigen. Apabila dibiarkan tidak

terkendali dapat berujung kematian. Kita terkadang melihat orang yang

merokok batuk-batuk ketika sedang menghisap rokok. Gejala batuk ini

sebenarnya pertanda timbulnya kanker pada pernafasan.

d. Tidak Meminum Alkohol

Alkohol merupakan senyawa kimia yamg dapat menekan susunan

saraf pusat. Pecandu alkohol dapat memicu peningkatan kadar kolesterol

22

Page 26: KTI

dan meningkatkan aliran adrenalin. Hal ini dapat mengakibatkan

penyempitan pembuluh darah serta dapat menaikan tekanan darah

seseorang. Orang yang minum alkohol tinggi dapat meningkatkan

depresi, irama dan fungsi jantung berlebihan.

e. Menghindari Stres

Orang yang terkena stres pembuluh darahnya akan mengkerut

dan menyempit. Hal ini dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah

seseorang. Selain itu, faktor stres yang dialami seseorang berhubungan

juga dengan aktivitas saraf simpatis yang merangsang sekresi hormon

adrenalin. Hormon ini dapat membuat jantung berdenyut lebih cepat

sehingga dapat mengakibatkan penyempitan kapiler darah tepi.

Beberapa kondisi yang dapat memicu stres sebaiknya dihindari dan

usahakan tetap berfikir positif dan optimis. Hindari suasana seperti

kemacetan, kebisingan ruangan, masalah yang belum selesai.

2.8 Pengobatan Farmakologi dan Non Farmakologi

2. 8. 1 Pengobatan Farmakologi

1. Diuretik

Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis.

Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan

dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output,

CO) dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung

yang utama menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik

23

Page 27: KTI

pada hipertensi kronik volume cairan ekstraseluler dan volume

plasma hampir kembali kondisi pretreatment.

a. Thiazide

Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani

hipertensi, golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan

tekanan darah. Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik

Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide

merupakan agen diuretik yang paling efektif untuk menurunkan

tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan

cairan akan terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu

digunakan untuk mengatasi efek dari peningkatan volume dan

natrium tersebut. Hal ini akan mempengaruhi tekanan darah

arteri. Thiazide menurunkan tekanan darah dengan cara

memobilisasi natrium dan air dari dinding arteriolar yang

berperan dalam penurunan resistensi vascular perifer.

b. Diuretik Hemat Kalium

Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika

digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik

dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat

Henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan

kalium dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya.

24

Page 28: KTI

c. Antagonis Aldosteron

Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga

tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi

yang lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton).

2. Beta Blocker

Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat

melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif

dan efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.

a. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan

kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor β1

daripada reseptor β2. Hasilnya agen tersebut kurang merangsang

bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non

selektif β bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi

pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer.

Kardioselektivitas merupakan fenomena dosis ketergantungan

dan efek akan hilang jika dosis tinggi.

b. Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki

aktivitas intrinsik simpatomimetik (ISA) atau sebagian aktivitas

agonis reseptor β.

3. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)

ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam

regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa

jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada

25

Page 29: KTI

prinsipnya merupakan sel endothelial. Kemudian, tempat utama

produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Pada

kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada

penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan

produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.

4. Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)

Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin (termasuk

ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti

chymases. Inhibitor ACE hanya menutup jalur renin-angiotensin,

ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I, reseptor yang

memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti inhibitor ACE,

ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin.

5. Antagonis Kalsium

CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan

menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan

sehingga mengurangi masuknya kalsium ekstra selluler ke dalam

sel. Relaksasai otot polos vasjular menyebabkan vasodilatasi dan

berhubungan dengan reduksi tekanan darah. Antagonis kanal

kalsium dihidropiridini dapat menyebbakan aktibasi refleks

simpatetik dan semua golongan ini (kecuali amilodipin)

memberikan efek inotropik negative.

Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi

nodus AV, dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat

26

Page 30: KTI

memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah.

Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut jantung dalam

level yang lebih rendah daripada verapamil.

6. Alpha blocker

Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat

reseptor α1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos

vascular perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Kelompok ini

tidak mengubah aktivitas reseptor α2 sehingga tidak menimbulkan

efek takikardia.

7. VASO-dilator langsung

Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot

polos arteriol. Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan

aliran simpatetik dari pusat fasomotor, meningkatnya denyut

jantung, curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek

hipotensi dari vasodilator langsung berkurang pada penderita yang

juga mendapatkan pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik.

8. Inhibitor Simpatetik Postganglion

Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari

terminal simpatetik postganglionik dan inhibisi pelepasan

norepinefrin terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini

mengurangi curah jantung dan resistensi vaskular perifer .

27

Page 31: KTI

2.8.2 Pengobatan Non Farmakologi

1. Seledri

Haluskan satu genggam daun sledri, lalu tambahkan satu gelas air

hangat aduk sampai merata dan kemudian disaring.

2. Bawang Putih

Ditumbuk lalu dimakan.

3. Mentimun

Dikukus terlebih dahulu lalu dimakan.

4. Bengkoang

Diparud, lalu disaring kemudian diambil airnya.

5. Tepung Kanji

Diseduh air dingin, lalu diminum.

6. Buah Mengkudu

Daparut, lalu disaring kemudian diminum airnya.

7. Daun Alpukat

Diseduh terlebih dahulu lalu diminum airnya.

2.9 Makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita hipertensi

1. Bayam

Merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya

melindungi anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi

tekanan darah tinggi. Karena kandungan polat pada bayam dapat

28

Page 32: KTI

melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan berbahaya

kimia.

2. Ikan

Ikan merupakan makanan yang paling menyehatkan, tinggi protein dan

rendah lemak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu mencegah

pembentukan plak pada dinding pembuluh darah, mengurangi

peradangan, dan mencegah tekanan darah tinggi.

3. Biji Bunga Matahari

Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari

mengurengi disterol yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam

tubuh. Kolesterol tinggi dapat memicu tekanan darah tinggi, karena dapat

menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah. Pastikan anda

mengkonsumsi kwaci segar dan tidak memakai garam.

4. Jus Seledri

Orang Cina sudah lama menggunakan jus sledri untuk tekanan darah

tinggi. Minum jus sledri 2-3 gelas per hari dapat mencegah tekanan darah

tinggi.

5. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, dan kacang merah

mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif

menurunkan tekanan darah tinggi.

6. Minyak Zaitun

29

Page 33: KTI

Sejak lama digunakan diet ala Mediterania dan menunjukkan terhadap

lemak lemak darah dan menurunkan dalam masakan maupun salad.

7. Pisang

Buah ini tidak menawarkan rasa lezat, tetapi membuat tekanan darah

tinggi menurun. Pisang mengandung kalium dan sehat tinggi yang

bermanfaat mencegah penyakit jantung. Ini menunjukkan bahwa jika

mengkonsumsi satu pisang sehari cukup untuk mencegah tekanan darah

tinggi.

8. Kedelai

Dapat menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan

isoflavonanya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

9. Ketimun

Buah berair banyak ini membantu hidrasi tubuh dan menurunkan tekanan

pada pembuluh nadi. Makanlah ketimun selama 2 minggu dan lihatlah

hasilnya.

10. Kentang

Nutrisi kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat.

Padahal kandungan mineral dan serat potasium pada kentang sangat

tinggi yang sangat baik pula untuk menstabilkan tekanan darah.

11. Cuka Apel

Selama sepuluh tahun, didapat dari fermentasi buah apel. Diklaim

mampu mengobati diantarnya mengencerkan darah dan menurunkan

tekanan darah tinggi.

30

Page 34: KTI

12. Cokelat Pekat

Pencinta coklat pasti kan senang karena coklat ini merupakan salah satu

makanan sehat untuk darah tinggi. Kandungan flavonoid dalam cokelat

dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang

produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar

pembuluh darah untuk lebih relax dan menyebabkan aliran darah

meningkat.

13. Avokad

Asam olead dalam avokad dapat membantu mengurangi kolesterol.

Selain itu, kandungan kalium dan asam folat sangat penting untuk

kesehatan jantung.

2.10 Makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita hipertensi

1. Acar, memang rendah kalori yang abik untuk tubuh, tetapi memiliki

kandungan sodium yang tinggi, buah acar mentimun bisa mengandung

570mg sodium. Hal itu setara dengan 1/3 dari jumlah maksimum sodium

per hari (2300 mg)

2. Makanan digoreng, meski beberapa rumah makanan menggoreng dengan

minyak yang bebas lemak trans, kandungan lemak dan sodiumnya masih

tinggi. Penyajian kentang goreng ukuran sedang mengandung 270mg

sodium dan lemak.

3. Daging asap, tiga potong daging asap mengandung 270mg sodium dan 4.

5gr lemak daging harumnya bisa jadi alternative ketimbang daging asap.

31

Page 35: KTI

4. Susu, merupakan sumber kalsium tapi tinggi lemak. Dalam segelas susu

terkadung 8gr lemak dan 5gr lemak jenuh. Lemak jenuh tak baik bagi

orang yang memiliki darah tinggi.

5. Donut, cukup sebuah donat sudah bisa menghasilkan 200 kalori dengan

12gr lemak.

6. Mie instant, mudah untuk membuatnya dan rasanya nikmat, tetapi

sebungkus mie instant mengadung 14gr lemak dan 1, 580 sodium.

7. Margarine, bagi orang dengan tekanan darah tinggi mereka harus

memastikan bahwa margarine tak mengandung lemak jenuh, bacalah

kemasannya guna memastikannya.

8. Gula, yang berarti disini adalah makanan dengan kalori ekstra dan gula.

Contoh cokelat dapat menyebabkan obesitas. Makanan ini dapat

berpotensi mengidap tekanan darah tinggi. Kelebihan berat badan

membuat banyak sumbatan darah di jantung dan memperlambat kerja

darah.

9. Alcohol, mengkonsumsi alcohol dapat meningkatkan tekanan darah

tinggi, alcohol juga merusak dinding pembuluh darah.

10. Daging merah, komposisi dari sebuah diet yang menyehatkan harus

menyertakan  lemak jenuh yang rendah. Bagi  orang dengan tekanan

darah tinggi hindari daging merah.

11. Lalapan, baiknya mengurangi lalapan yang dapat menyebabkan

hipertensi, beberapa lalapan yang harus di hindari, seperti  daun

singkong, paria, pete, jengkol dan lain–lain.

32

Page 36: KTI

2.11 Laporan Pendahuluan

Prioritas Keperawatan

1.   Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.

2. Mencegah komplikasi.

3.    Memberikan informasi tentang proses dan program pengobatan.

4.    Mendukung kontrol aktif klien terhadap kondisi.

Diagnosa keperawatan

1. Pengertian

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang

respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan

aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan

pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,

membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito,

2000; Gordon, 1976 & NANDA).

Komponen Diagnosis Keperawatan

Rumusan diagnosis keperawatan mengandung tiga komponen utama,

yaitu :

a. Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien dimana

tindakan keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan

atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak

terjadi (Carpenito, 2000).

33

Page 37: KTI

b. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab masalah

kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan

Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara

perilaku dan lingkungan (Carpenito, 2000).

c. Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala,

yang merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan

diagnosis keperawatan (Carpenito, 2000).

Intervensi Keperawatan

1. Pengertian

Apabila rencana keperawatan telah disusun tentulah ada

tahap pelaksanaan tindakan keperawatan dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah

pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah

disusun pada tahap perencanaan (Nursalam, 2001).

2. Prinsip-Prinsip Intervensi Keperawatan :

a. Berdasarkan kepada respon klien.

b. Berdasarkan penggunaan sumber yang tersedia

c. Meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri dan self

reliance.

d. Sesuai dengan standart praktik keperawatan

e. Memiliki dasar hukumdan Kerjasama dengan profesi lain

f. Sesuai dengan tanggung jawab praktek keperawatan

g. Penekanan pada aspek pencegahan dan peningkatan kesehatan

34

Page 38: KTI

h. Menerapkan metode keperawatan yang paling efektif

i. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan yang esensial

j. Memperhatikan faktor perubahan lingkungan

k. Meningkatkan peran serta klien dalam asuhan keperawatan

klien.

Implementasi Keperawatan

1. Pengertian

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 2000,

dalam Potter & Perry, 2001).

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam implementasi

keperawatan adalah:

a. Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan

professional pada diri.

b. Memahami rencana keperawatan secara baik dan efek samping

serta komplikasi yang mungkin muncul.

c. Penampilan harus menyakinkn dan Menguasai keterampilan

teknis keperawatan.

d. Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan

dan Mengetahui sumber daya yang diperlukan.

35

Page 39: KTI

e. Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam

pelayanan keperawatan

f. Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur

keberhasilan.

Evaluasi Keperawatan

1. Pengertian

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai

tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui

pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari

proses keperawatan (Nursalam, 2001).

2. Tujuan dari evaluasi antara lain :

a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.

b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari

tindakan yang diberikan.

c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan dan

mendapatkan umpan balik.

1. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan kepala terasa

pusingdan bagian kuduk terasa berat, tidak dapat tidur.

36

Page 40: KTI

b. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya saat dilakukan pengkajian pasien masih mengeluh

terasa pusing, penglihatan berkunang-kunang, tidak dapat

tidur.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya penyakit hipertensi dialami oleh pasien sudah

menahun.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya penyakit keturunan.

2. Data Dasar Pengkajian Klien

1.  Aktifitas/istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup

monoton

Tanda  : Frekuensi jantung meningkat, napas cepat

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner, penyakit pembuluh darah otak

Tanda : Kenaikan tekanan darah hipotensi postural

3. Nadi

Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis perbedaan

denyut seperti denyut femoralis melambat sebagai respon

kompensasi denyutan radialis atau brachilis, denyut popliteal,

tibialis posterior, radialis tidak teraba atau lemah.

37

Page 41: KTI

4. Ekstremitas

Perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler yang

melambat, kulit pucat, diaforesis, kemerahan.

5. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi

dan mudah marah

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan

perhatian, tangisan yang meledak. Otot muka

tegang, gerakan fisik cepat, sering menghela nafas,

peningkatan pola bicara.

6. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau masa yang

lalu  (infeksi atau obstruksi)

7. Makanan dan Cairan

Gejala : Makanan tinggi lemak, makanan tinggi garam,

makanan tinggi Kalori, makanan tinggi kolesterol.

Mual, muntah. Perubahan berat badan akhir-akhir ini

(meningkat/menurun). Riwayat penggunaan diuretik.

Tanda : Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema,

kongesti vena, kadar gula darah tinggi di urin

8. Neurosensori

Gejala : Keluhan pening dan pusing, berdenyut, sakit kepala

saat bangun pagi dan menghilang secara spontan

38

Page 42: KTI

setelah beberapa jam. Adanya perasaan kebas dan

lemah pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan

(melihat dua bayangan atau kabur), hidung berdarah

9. Nyeri/ketidaknyamanan

  Gejala : Nyeri pada dada, nyeri hilang timbul pada tungkai.,

sakit kepala yang berpusat di kening, nyeri pada

perut        

Pernafasan

Gejala : Susah bernafas yang berkaitan dengan aktifitas,

Sesak nafas terutama dalam perubahan posisi, batuk

dengan atau tanpa dahak, riwayat merokok.

Tanda : Otot pernafasan bergerak.

                   Adanya bunyi nafas tambahan (krekels/Mengi)

                   Sianosis (membiru)     

10. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi

postural/ tekanan darah rendah saat perubahan

posisi.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload vasokontriksi, iskemia, hipertrofi ventrikular.

b. Nyeri berhubungan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

39

Page 43: KTI

c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan

sirkulasi.

3. Rencana Asuhan keperawatan

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload vasokontriksi, iskemia, hipertrofi ventrikular.

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24

jam diharapkan afterload tidak meningkat, tidak terjadi

vasokontriksi dan iskemia miokard.

Hasil yang diharapkan:

1. Berpatisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD.

2. Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima.

3. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.

Intervensi keperawatan:

1. Pantau TD.

2. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.

3. Amati warna kulit, kelembapan.

4. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

5. Anjurkan tehnik relaksasi.

6. Berikan intake cairan dan diit natrium.

7. Kolaborasikan pemberian obat.

40

Page 44: KTI

b. Nyeri berhubungan peningkatan tekanan vaskuler serebral.

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24

jam diharapkan nyeri berkurang.

Hasil yang diharapkan :

Pasien mengungkapkan tidak sakit kepala dan nyaman.

Intervensi keperawatan:

1. Mempertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang dan

sedikit penerangan.

2. Minimalkan gangguan lingkungan.

3. Batasi aktivitas.

4. Hindari merokok dan menggunakan nikotin.

5. Kolaborasikan pemberian obat analgetik.

6. Beri tindakan yang menenangkan seperti kompres dengan es,

posisi nyaman, relaksasi distraksi, imajinasi.

7. Ukur skala nyeri.

c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan

sirkulasi.

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24

jam diharapkan sirkulasi tubuh tidak terganggu.

Hasil yang diharapkan:

1. Tanda tanda vital stabil.

2. Perfusi jaringan membaik seperti ditunjukan dengan tidak ada

keluhan sakit kepala, pusing.

41

Page 45: KTI

Intervensi

1. Pertahankan tirah baring, tinggikan kepala tempat tidur.

2. Kaji tekanan darah.

3. Pertahankan intake cairan.

4. Ambulasi sesuai kemampuan.

42

Page 46: KTI

BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Jadi pada hipertensi dapat diberikan edukasi tentang hipertensi dan

pemberian tindakan keperawatan. Edukasi yang dilakukan dengan promosi

kesehatan seperti cara pencegahan, pengobatan tradisional, nutrisi dll.

Pencegahan yang dilakukan dengan olahraga yang teratur, menghindari rokok

dan makanan yang berlemak atau berkolestreol. Pengobatan tradisional

dengan bahan-bahan organik.

3. 2 Saran

Kita harus menjaga kesehatan, bagi yang sudah terkena penyakit

hipertensi, Sebaiknya jaga pola makan, rutin berolahraga dan jangan emosi

karena jika hal-hal itu masih dilakukan oleh orang-orang yang terkena

hipertensi maka akan mengendap di dalam tubuh. Dan apabila pola hidupnya

tidak berubah maka akan semakin parah bahkan sampai kematian.

43

Page 47: KTI

DAFTAR PUSTAKA

    

Amanda, R. 2009. Bebaskan Tubuh Anda dari Kolesterol. P & G KILAT JAY.

Andra & Yessie. 2013. Keperawtan Medikal Bedah. Jakarta. Nuha Medika.

Asmadi . 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Bakta & Suastika. 1999. Gawat Darurat Dibidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Baradero, M. et al. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta:EGC

Brunner & Suddarth, 2005. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth, 2005. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC

Bustan MN. 1997. Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta. PT RINEKA CIPTA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 6. Jakarta. EGC

Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. Irianto, K. 2014. Epidemologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan

Klinis. Bandung. ALVABETA CV

Kowalak & Welsh. 2013. Patofsiologi. Jakarta: EGC

Litamanamp. 2013. AskepHipertensi. Html

Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta. Mediaction

Ridwan, M. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer, ”Hipertensi”. Semarang. Pustaka Widyamara

Sylvia A. 2002. Aplikasi Nanda Nic Noc. Jogjakarta. Mediaction Jogja

Tagor. 2003. hipertensi esensial. Dalam : buku ajar kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

TarianJemariku. 2013. PolaSehatHipertensi(KaryaIlmiah). Html

44

Page 48: KTI

Tjokronegoro & Hendra. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3. Jakarta

Yahya , A. 2005. Sebelum Jantung Anda Berhenti Berdetak. Bandung: Kaifa.

45

Page 49: KTI

LAMPIRAN

Makanan yang boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

Makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

Pengobatan Tradisional. Proses Hipertensi

46