KTI

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Raudahatul athfal (RA) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini (PAUD) pada jalur formal yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan Nasional pasal 28 . Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak yang meliputi aspek perkembangan nilai agama dan moral, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan kognitif, aspek pengembangan fisik dan motorik, serta aspek pengembangan seni. Aspek perkembangan kognitif mempunyai peran penting dalam kehidupan anak, namun pengembangan aspek lainnya juga tak kalah penting. Salah satu aspek pengembangan kognitif adalah pengetahuan sains 1

description

Makalah

Transcript of KTI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Raudahatul athfal (RA) merupakan salah satu bentuk pendidikan anak

usia dini (PAUD) pada jalur formal yang sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistim pendidikan Nasional pasal 28 .

Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakekatnya adalah pendidikan yang

diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan

perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada

pengembangan seluruh aspek kepribadian anak yang meliputi aspek

perkembangan nilai agama dan moral, aspek perkembangan bahasa, aspek

perkembangan kognitif, aspek pengembangan fisik dan motorik, serta aspek

pengembangan seni.

Aspek perkembangan kognitif mempunyai peran penting dalam

kehidupan anak, namun pengembangan aspek lainnya juga tak kalah penting.

Salah satu aspek pengembangan kognitif adalah pengetahuan sains .

Kesadaran pentingnya pembelajaran sains pada anak akan semakin tinggi

apabila menyadari bahwa kita hidup pada dunia yang dinamis, berkembang

dan berubah secara terus menerus, bahkan semakin menuju masa dewasa akan

semakin luas ruang lingkupnya dan tentunya semakin memerlukan sains.

Mata pelajaran sains memang tidak tercantum dalam kurikulum

raudhatul athfal (RA), tetapi hal ini bukan berarti bahwa sains tidak ada dalam

pembelajaran di raudhatul athfal. Sains di raudhatul athfal tetap ada dan

1

2

terpadu dengan bidang lainnya hampir di setiap tema. Pembelajaran sains di

raudhatul athfal dapat melalui objek alam yang ada di sekitar anak seperti

cahaya, api, tanah, tumbuhan, hewan, dan diri anak sendiri yang sering

menjadi perhatian anak. Melalui pembelajaran sains anak dapat melakukan

percobaan sederhana, percobaan tersebut dapat melatih anak mengembangkan

sebab akibat dari suatu perlakuan sehingga melatih anak untuk berpikir logis.

Sebagai guru raudhatul athfal penulis melihat masih kurangnya

pengetahuan anak dalam konsep pembelajaran sains dikarenakan metode dan

media yang digunakan guru kurang menarik minat anak dalam pembelajaran

sains. Pembelajaran sains akan jadi bermakna bagi anak apabila dilakukan

dengan cara yang menyenangkan dan mengasikkan bagi anak, sesuai dengan

prinsip pembelajaran pada anak usia dini yaitu bermain sambil belajar dan

belajar seraya bermain. Berdasarkan fenomena tersebut penulis mencoba

merancang suatu permainan sains bidang fisika, untuk pembelajaran sains di

raudhatul athfal yaitunya permainan bayangan. Maka oleh sebab itu karya tulis

ilmiah ini berjudul “ Pembelajaran Sains Bidang Fisika Melalui

Permainan Bayangan Untuk Anak Raudhatul Athfal”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi

permasalahan yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pengetahuan anak dalam konsep pembelajaran sains karena

media dan metode yang digunakan guru kurang menarik.

2. Bagaimana pelaksanaan permainan bayangan dalam pembelajaran sains.

3

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti melakukan pembatasan

masalah yaitu pelaksanaan permainan bayangan dalam pembelajaran sains di

raudhatul athfal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut : “Bagaimana melalui pelaksanaan permainan bayangan anak

raudhatul athfal dapat mempelajari atau belajar sains?”

E. Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui

bagaimana melalui permainan bayangan anak dapat mempelajari atau belajar

sains dan untuk memenuhi persyaratan lomba ikatan guru raudhatul athfal

(IGRA) tingkat Propinsi Sumatera Barat. Tujuan dari permainan bayangan

adalah agar anak dapat belajar sains bidang fisika tentang bayangan yaitunya

kenapa bayangan bisa muncul dan kenapa bayangan bisa hilang atau tidak

kelihatan, serta anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenagkan dan

mengasyikkan bagi anak melalui bermain.

F. Manfaat

Dengan tercapainya tujuan tersebut, diharapkan bermanfaat bagi :

1. Bagi penulis

4

Untuk menambah wawasan, pengalaman, serta keterampilan dalam

membuat karya ilmiah.

2. Bagi anak

Dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang sains.

3. Bagi Raudhatul Athfal

Diharapkan dapat menambah wawasan dalam proses belajar dan

bermanfaat sebagai bahan dalam melakukan pembelajaran.

4. Bagi guru

Dapat menambah wawasan dan memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam

merancang media pembelajaran sains.

5

BAB II

PEMBAHASAN

Pembelajaran Sains Bidang Fisika Melalui Permainan Bayangan Untuk

Anak Raudhatul Athfal

A. Hakikat Raudhatul Athfal

Menurut Departemen Agama Republik Indonesia (2006:6),

menyatakan bahwa raudhatul athfal (RA) adalah salah satu bentuk

pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berupaya melakukan pembinaan

bagi anak sejak umur empat sampai enam tahun. Anak pada usia empat

sampai enam tahun merupakan anak usia dini yang berada pada masa emas

perkembangan kecerdasan anak yang hanya terjadi sekali dalam rentang

kehidupan manusia, pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada usia

dini akan menjad fondasi bagi kehidupan anak di masa yang akan datang.

Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistim

pendidikan nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini

diselenggarakan melalui tiga jalur yaitu: pertama, jalur formal berbentuk

taman kanak-kanak (TK), raudhatul athfal (RA) atau bentuk lain yang

sederajat; kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain

(KB), taman penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat dan

ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa raudhatul

athfal (RA) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal.

Raudhatul athfal merupakan wahana dalam membentuk dan

5

6

mengembangkan dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada

anak. Anak raudhatul athfal berada dalam rentang usia dini yaitu anak yang

berusia empat sampai enam tahun, pada masa ini anak memiliki

karakteristik tersendiri dimana anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa

ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa yang dilihat dan didengarnya,

serta seakan tidak pernah berhenti untuk belajar.

B. Pembelajaran Sains Bidang Fisika

Fisika secara umum didefinisikan sebagai ilmu tentang zat dan

energi, seperti tentang panas ,cahaya dan bunyi. Menurut Nugraha (2005:5),

sains merupakan suatu proses maupun hasil atau produk serta sebagai sikap.

Sains merupakan proses mencari dan menemukan suatu kebenaran melalui

ilmu pengetahuan. Hal yang dipelajari dalam sains adalah sebab akibat,

hubungan kausal dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Menurut

Suryana (2013:42), pembelajaran bagi anak usia dini adalah sebagai

pembentukan perilaku, penanaman nilai moral dan aklak yang mulia,

pengembangan intelektual yang tinggi, pengembangan fisik motorik.

Menurut Sujiono (2005:12), tujuan pembelajaran sains adalah agar anak

mampu secara aktif memahami informasi tentang apa yang ada disekitar

lingkungan tempat tinggalnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulkan bahwa

pembelajaran sains bidang fisika merupakan belajar tentang sains yang

berhubungan dengan fisika seperti cahaya. Prinsipnya pembelajaran sains

adalah cara membantu dan cara berbuat, akan dapat membantu anak untuk

7

memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitarnya dengan

mendudukan anak sebagai pusat perhatian dalam interaksi dengan teman

dan lingkungannya. Dalam pembelajaran sains anak selalu ingin mengetahui

apa,bagaimana dan mengapa tentang suatu gejala alam dan hubungan sebab

akibatnya.

C. Hakikat Bermain

Menurut Saraswati (2013:11), bermain adalah cara bagi anak untuk

belajar mengenai tubuh mereka dan dunia ini, melalui bermain anak akan

mengeksplorasi hal-hal yang ada disekitarnya. Melalui bermain anak akan

memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan potensi yang sudah

ada pada diri anak. Menurut Sujiono (2010:72) tujuan bermain adalah

diarahkan untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai

persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya

termasuk siap untuk mengikuti pendidikan di sekolah dasar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

bermain merupakan cara bagi anak untuk memperoleh pengetahuan tentang

dirinya dan lingkungan disekitarnya dengan cara yang menyenagkan dan

mengasikkan. Melalui bermain dapat mengembangkan seluruh aspek

perkembangan yang ada pada anak sehingga anak dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.

D. Hakikat Alat Permainan Edukatif

Menurut Tedjasaputra (2001:81), alat permainan edukatif adalah

alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan.

8

Menurut Sudono (1995:8), manfaat alat permainan adalah untuk mengenal

lingkungan dan juga mengajar anak untuk mengenal kekuatan dan

kelemahan dirinya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa alat

permainan merupakan alat yang digunakan anak untuk melakukan

permainan. Alat permainan selain sebagai sumber untuk memenuhi

kebutuhan naluri bermain juga sebagai sumber yang mutlak untuk

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak.

E. Hakikat Bayangan

Bayangan adalah bagian gelap yang muncul di dekat kita karena

cahaya tidak mampu melewati objek yang tidak tembus cahaya, cahaya

merambat dalam garis lurus bila cahaya terhalang sesuatu maka akan

timbullah bayangan dari penghalang itu. Bayangan akan membesar bila

benda mendekati titik cahaya pada sumber cahaya, sesuai dengan sifat

cahaya yang merambat merupakan garis lurus yang menyebar dari satu titik

pusat cahaya dan bayangan akan mengecil bila menjauhi titik pusat cahaya

(id.m.wikipedia.org/wiki/beraksi bayangan.). Bayangan dapat muncul ketika

ada cahaya, cahaya senter dan lampu, karena sifat cahaya yang bergerak

lurus terhalang objek yang tidak tembus cahaya. Bayangan juga menyerupai

objek yang menghalangi cahaya, karena cahaya menghilang pada bagian

objek yang tidak terkena cahaya, pada tempat gelap bayangan tidak dapat

muncul karena tidak ada cahaya. (belajar-sampaimati.blog spot.com/.../ ).

9

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bayangan

terjadi apabila cahaya terhalang sesuatu maka terbentuklah bayangan

menyerupai penghalang itu.

F. Permainan Bayangan

Permainan bayangan merupakan permainan edukatif yang penulis

rancang untuk pembelajaran sains bidang fisika untuk anak raudhatul athfal.

Bayangan merupakan hal yang dekat dengan diri anak dan sering menjadi

pusat perhatian bagi anak. Permainan bayangan dilaksanakan pada tema

alam semesta dan sub tema gejala alam (bayangan). Tujuan permainan

bayangan adalah agar anak dapat mengetahui kenapa bayangan bisa terjadi

dan anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenangkan yaitu melalui

bermain. Materi yang di perlukan dalam permainan bayangan antara lainnya

yaitu : lampu senter, ruangan tertutup yang tidak ada cahaya berupa rumah-

rumahan dari kain spanduk, anak dan mainannya seperti boneka, mobil-

mobilan dan lain sebagainya.

Langkah-langkah pelaksanaan permainan bayangan antara lain

adalah : (1) Guru menyediakan alat yang di butuhkan yaitu lampu senter,

rumah-rumahan dari kain spanduk , anak dan mainannya seperti mobil-

mobilan, boneka dan lain-lainnya; (2) Guru mengatakan pada anak bahwa

hari ini akan melakukan permainan bayangan dan guru menjelaskan cara

permainan bayangan kepada anak yaitu membentuk berbagai macam

bayangan melalui diri anak sendiri dan mainan kesukaan anak dan guru

menjelaskan aturan-aturan didalam permainan; (3) Anak-anak diminta

10

secara bergantian mengikuti guru masuk ke dalam rumah-rumahan lalu guru

menghidupkan lampu senter; (4) Guru meminta anak untuk mengamati

situasi di dalam rumah-rumahan dan anak diminta menyebutkan apa yang

dilihatnya (bayangan) dengan bantuan guru kemudian guru menjelaskan

pada anak apa itu bayangan; (5) Setelah itu guru mengajak anak untuk

bermain bayangan yaitu membuat berbagai bentuk bayangan dengan

menggunakan mainan kesukaan anak dan dirinya sendiri dan anak diminta

menyebutkan bentuk bayangan yang dibuatnya, lalu guru menjelaskan kalau

bayangan menyerupai benda atau objek aslinya; (6) Pada saat anak asyik

bermain bayangan, guru mematikan lampu senter dan guru memberi

kesempatan pada anak untuk berkomentar, lalu guru menanyakan kepada

anak “mana bayangannya ya?” dan “kenapa bayangannya hilang atau tidak

kelihatan?”, dan guru memberi kesempatan pada anak untuk menjawab

pertanyaan dan menghidupkan lampu senter kembali dan anak diberi

kesempatan untuk bermain kembali; (7) kemudian guru menjelaskan pada

anak kenapa bayangannya hilang atau tidak kelihatan yaitu karena tidak ada

cahaya dan menjelaskan mengapa bayangan bisa muncul atau kelihatan

(karena sifat cahaya yang bergerak lurus terhalang benda yang tidak tembus

cahaya); (8) Setelah selesai melakukan permainan anak dan guru

mengadakan tanya jawab tentang permainan bayangan dan anak diharapkan

dapat menjawab pertanyaan : mengapa bayangan bisa muncul atau

kelihatan? (karena cahaya yang bergerak lurus terhalang benda yang tidak

tembus cahaya), kapan bayangan dapat kelihatan atau muncul?(ketika ada

11

cahaya), bagaimana bentuk bayangan? (menyerupai benda atau objek

aslinya)

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pembelajaran sains melalui permainan

bayangan, maka dapat penulis ambil kesimpulan sebagai berikut: melalui

permainan bayangan anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenangkan

dan mengasyikkan bagi anak, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai

dan melalui permainan bayangan dapat meningkatkan pengetahuan anak

terhadap sains.

B. Saran

Agar pembelajaran sains lebih menarik bagi anak, semampunya guru lebih

kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran dan disajikan dalam bentuk

permainan yang menarik dan menyenangkan bagi anak seperti permainan

bayangan. Untuk itu perlu kemampuan dan kemauan pendidik agar dapat

mengemas dan mengembangkan pembelajaran sains melalui permainan.

12

13

DAFTAR PUSTAKA

Belajar- sampai mati. Blog spot.com/.../

Departemen Pendidikan Agama. 2006. Pedoman Pengembangan Pendidikan Raudhatul Athfal. Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Idm. Wikipedia. Org/wiki/beraksi bayangan.

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Saraswati, Sylvia. 2013. Aneka Permainan Bayi dan Anak. Jogjakarta: Kata Hati.

Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sujiono, Yuliani nurani. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Suryana, Dadan. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: UNP PRESS.

Tedjasaputra, Maykes. 2001. Bermain, Mainan Dan Permainan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Undang-undang No 20 Th 2003 Tentang Sisitim Pendidikan Nasional. 2012. Bandung: Fokusindo Mandiri.

14

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... iABSTRAK .................................................................................................... iiKATA PENGANTAR.............................................................................. iiiDAFTAR ISI.............................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1B. Identifikasi Masalah............................................................. 2C. Pembatasan Masalah............................................................ 3D. Rumusan Masalah................................................................ 3E. Tujuan .................................................................................. 3F. Manfaat ................................................................................ 3

BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................

Pembelajaran Sains Bidang Fisika Melalui Permainan Bayangan Untuk Anak Raudhatul AthfalA. Hakikat Raudhatul Athfal (RA)........................................... 5

Pembelajaran Sains Bidang Fisika................................................................. 6C. Hakikat bermain................................................................... 7D. Hakikat Alat Permainan Edukatif......................................... 7E. Hakikat Bayangan................................................................ 8F. Permainan Bayangan............................................................ 9

BAB III. PENUTUP.................................................................................. 12A. Kesimpulan........................................................................... 12B. Saran .................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

15

16

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keiklasan hati, penulis memanjatkan puji

syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan rahim Nya yang telah

dilimpahkan, taufiq dan hidayah Nya serta atas segala kemudahan yang telah

diberikan sehingga penulisan karya ilmiah yang berjudul : “Pembelajaran Sains

Bidang Fisika Melalui Permainan Bayangan Untuk Anak Raudhatul Athfal” ini

dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada baginda

Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa risalah kebenaran kepada kita

semua.

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan lomba

Ikatan Guru Raudhatul Athfal tingkat propinsi Sumatera Barat. Penulis menyadari

bahwa banyak sekali mendapatkan bantuan yang sangat berharga baik secara

moril maupun material. Untuk itu pada kesempatan kali ini izinkanlah penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs Syahrul selaku kepala kantor kementerian agama Pesisir Selatan.

2. Bapak Drs Firdaus selaku Kasi Pendidikan Madrasah.

3. Ibu Hj. Tismarni, SAg selaku pengawas Raudhatul Athfal/Madrasah

Ibtidaiyah.

4. Ibu Hendrayani, SPd I selaku ketua Ikatan Guru Raudhatul Athfal (RA)

Kabupaten Pesisir Selatan.

17

5. Kepala Raudhatul Athfal dan teman-teman guru

Raudhatul Athfal Kabupaten Pesisir Selatan yang telah memberi semangat

yang tinggi dalam penulisan karya ilmiah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini belum tahap

sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran, kritikan, dan masukan yang

bermanfaat bagi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah

ini bermanfaat bagi pembaca semua dan dapat memberikan sumbangan

pengembangan ilmu pengetahuan.

Painan, 14 Februari 2015

Penulis

18

PEMBELAJARAN SAINS BIDANG FISIKA MELALUI PERMAINAN BAYANGAN UNTUK ANAK RAUDHATUL ATHFAL

DEWI PRIMARETMI, 2015

Karya Tulis Ilmiah: Lomba Ikatan Guru Raudhatul Athfal Tingkat Provinsi Sumatera Barat

Abstrak

Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana melalui permainan bayangan anak dapat mempelajari atau belajar sains. Penulis melakukan pembelajaran sains melalui permainan bayangan ini di latar belakangi oleh kurangnya pengetahuan anak terhadap pembelajaran sains karena media dan metode yang digunakan guru kurang menarik perhatian anak terhadap pembelajaran sains. Pembelajaran sains akan jadi bermakna bagi anak apabila dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak, sesuai dengan prinsip pembelajaran pada anak usia dini yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Berdasarkan hasil dari pelaksanaan permainan bayangan dapat penulis simpulkan bahwa melalui permainan bayangan pembelajaran sains dapat dilakukan anak dengan cara menyenangkan, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

19

PEMBELAJARAN SAINS BIDANG FISIKA MELALUI PERMAINAN BAYANGAN UNTUK ANAK RAUDHATUL ATHFAL

Dibuat untuk mengikuti Porseni

Ikatan Guru Raudhatul Athfal

Oleh:

DEWI PRIMA RETMI

ARNILA JUWITA

KEMENTERIAN AGAMA PESISIR SELATAN

PEKAN OLAHROGA DAN SENI (PORSENI)

IKATAN GURU RAUDHATUL ATHFAL (IGRA)

2015