KTI

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, kesehatan sangat penting bagi setiap manusia. Makanan yang bersih dan sehat dapat memenuhi kebutuhan kesehatan untuk tubuh. Apabila kesehatan tubuh tidak dijaga maka akan menyebabkan penurunan kondisi kesehatan dalam tubuh. Makanan yang dikonsumsi tidak mempunyai bahaya atau efek samping bagi tubuh. Sekarang ini tidak sedikit makanan yang berbahaya bagi tubuh beredar di masyarakat. Karena ketidaktahuan masyarakat tentang makanan berbahaya merupakan salah satu faktor menyebarnya makanan- makanan berbahaya. Sekarang ini banyak sekali bahan pengawet makanan yang berbahaya dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan e sien. Bahan pengawet tersebut dibuat dari bahan-bahan yang mengandung kimia yang bahan tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Berbagai masalah pemakaian pengawet makanan ini penulis bermaksud untuk memberikan penelitian mengenai dampak yang akan ditimbulkan pengawet 1

description

Bahasa Indonesia

Transcript of KTI

Page 1: KTI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, kesehatan sangat penting bagi setiap manusia.

Makanan yang bersih dan sehat dapat memenuhi kebutuhan kesehatan untuk

tubuh. Apabila kesehatan tubuh tidak dijaga maka akan menyebabkan

penurunan kondisi kesehatan dalam tubuh. Makanan yang dikonsumsi tidak

mempunyai bahaya atau efek samping bagi tubuh. Sekarang ini tidak sedikit

makanan yang berbahaya bagi tubuh beredar di masyarakat. Karena

ketidaktahuan masyarakat tentang makanan berbahaya merupakan salah satu

faktor menyebarnya makanan-makanan berbahaya.

Sekarang ini banyak sekali bahan pengawet makanan yang berbahaya

dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat

makanan lebih efektif dan eflsien. Bahan pengawet tersebut dibuat dari bahan-

bahan yang mengandung kimia yang bahan tersebut tidak boleh dipergunakan

dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.

Berbagai masalah pemakaian pengawet makanan ini penulis bermaksud

untuk memberikan penelitian mengenai dampak yang akan ditimbulkan

pengawet makanan tersebut dan memberikan informasi kepada pembaca.

1.2. Rumusan Masalah

a) Apakah Jenis dan Tips Pengawet Makanan?

b) Dampak apakah yang ditimbulkan akibat penggunaan pengawet makanan

bagi kesehatan?

1.3. Tujuan Penulisan

a) Menambah wawasan mengenai kesehatan

b) Mengetahui perkembangan penggunaan pengawet makanan di masyarakat

c) Mengetahui bagaimana dampak penggunaan pengawet makanan bagi tubuh

d) Mengetahui bagaimana solusi penggunaan pengawet dalam makanan

1

Page 2: KTI

1.4. Metode Penulisan

Metode Penulisan yang kami gunakan sebagai berikut;

a) Metode Browsing Internet

b) Studi Literatur

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1. Pengertian Pengawet Makanan

2

Page 3: KTI

Proses pengawetan makanan telah lama dikenal dan digunakan oleh

manusia, teknologi berjalan seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia

akan adanya ketersediaan pangan. Secara umum makanan di alam mempunyai

masa penyimpanan (Shelf life) yang pendek atau relatif cepat mengalami

kerusakan sehingga diperlukan upaya-upaya untuk dapat memperpanjang masa

penyimpanan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengawet adalah (1) sesuatu

untuk mengawetkan; (2) Kim zat pencegah pelapukan dan penguraian cairan

organik atau makanan, msl etanol.

Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat

makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik

dan kimia makanan.

Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan

yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik

produk pengawetan makanan. Teknologi pengawetan makanan yang

dikembangkan dalam skala industri masa kini berbasis pada cara-cara

tradisional yang dikembangkan untuk memperpanjang masa konsumsi bahan

makanan. Masa penyimpanan (Shelf life) berbeda dengan masa kadaluarsa,

makanan yang telah melewati masa penyimpanan mungkin masih bisa

dikonsumsi namun kandungan nutrisi sudah tidak terjamin.

Pengawetan makanan atau minuman bisa diartikan sebagai suatu proses

untuk menjaga keberadaan nutrisi pada makanan sehingga makanan masih

dapat dikonsumsi dengan aman pada waktu yang lama dengan cara membunuh

atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sesuai perkembangan zaman,

manusia tidak hanya mengkonsumsi makanan atau minuman dalam bentuk

segar (fresh) tapi juga dalam bentuk bahan olahan. Munculnya produk olahan

lebih didasari pada keinginan manusia untuk mencoba hal-hal baru atau untuk

memenuhi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan aktifitas pada masa

modern.

Metode Pengawetan secara umum dapat dibagi dua yaitu menggunakan

teknologi atau metode dan penambahan bahan pengawet. Banyak cara dan

teknologi yang telah dipakai untuk proses pengawetan, pemilihan teknologi

3

Page 4: KTI

pengawetan didasarkan pada beberapa faktor antara lain biaya, skala produksi,

rentang waktu makanan tersebut dikonsumsi. Dan setiap bahan pengawet yang

kita gunakan harus aman dan bebas dari senyawa yang merugikan tubuh.

2.2. Jenis-jenis Pengawet Makanan

Dalam sejarah peradaban kehidupannya, manusia sebagai makhluk yang

berakal senantiasa berusaha mendapatkan taraf hidup yang lebih baik dari

waktu ke waktu. dalam proses pencapaian tersebut, manusia memanfaatkan

kemampuan akal yang dimilikinya. Dengan usaha dan pengalaman yang ada,

terdapat beberapa jenis – jenis pengawet makanan yang digunakan hingga saat

ini, yaitu sebagai berikut:

1. Pengawet buatan

Pengawet buatan yang dimaksud adalah hasil produksi pabrik.

a. Asam asetat

Asam Asetat atau yang biasa dikenal dengan asam cuka. Selain

sebagai pemberi rasa masam seperti yang dipakai dalam makanan bakso,

pempek dan sebagainya. Asam Asetat memiliki sifat antimikroba sehinga

dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Contoh makanan yang

mengandung asam asetat adalah acar, saos tomat, saus cabai, sambal dan

lain-lain.

b. Benzoate

Benzoate biasanya ditemukan dalam bentuk garam (natrium

benzoate) dan asam benzoate. Bahan pengawet ini biasanya digunakan

untuk mengawetkan berbagai produk makanan atau minuman ringan

seperti kecap, selai, sari buah, nata de coco, agar agar dan sebagainya.

c. Garam nitrit

Garam Nitrit biasanya digunakan untuk pengawet daging, baik

daging olahan seperti kornet dan sosis. Senyawa nitrit juga dapat

digunakan untuk mengawetkan makanan atau kue kering. Namun, saat ini

senyawa nitrit dicurigai merupakana penyebab kanker, sehingga untuk

sementara senyawa nitrit tidak diperbolehkan dipakai sebagai bahan

pengawet.

4

Page 5: KTI

d. Sorbat

Sorbat biasa kita temukan dalam bentuk garam atau asam sorbet.

Sorbet berfungsi sebagai penghambat tumbuhnya kapang pada makanan.

Sorbet bisa ditemukan pada margarine, acar, keju, anggur, dan lain-lain.

e. Propianat

Propianat umumnya berbentuk garam dan asam propianat. Selain

mencegah pertumbuhan kapang, propianat juga digunakan untuk

menghambat pertumbuhan barcillus mesentericus yang dapat

menyebabkan kerusakan. Propianat juga digunakan dalam pengawetan roti

dan keju.

f. Sulfit

Sulfit berbentuk garam kalium dan biasa dipakai dalam pengawetan

udang beku, sari nanas atau potongan kentang.

g. Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat dapat berfungsi sebagai pengawet

makanan. Makanan yang telah diberi Vitamin C dapat bertahan selama

beberapa waktu. Vitamin C merupakan anti oksidan, sehingga selama

makanan tersebut masih mengandung vitamin C, maka yang akan

teroksidasi adalah vitamin C nya dahulu. Vitamin C sering ditambahkan

pada minuman kemasan.

h. Vitamin E atau Tokofero

Vitamin E juga dapat digunakan sebagai pengawet. Kerja vitamin E

sama dengan vitamin C, yaitu sebagai antioksidan. Karena Vitamin E dapat

larut dalam minyak maka vitamin E digunakan dalam makanan yang

mengandung minyak tinggi. Misalnya pengawet minyak kelapa, dan

mentega.

2. Pengawet Alami

Pengawet alami adalah zat yang dapat dipakai sebagai pengawet yang diperoleh

secara langsung dari alam.

a. Garam dapur

5

Page 6: KTI

Ikan dapat bertahan lama karena diberi pengawet alami yaitu garam

dapur. Garam dapur selain sebagai bumbu dapur dapat berfungsi sebagai

pengawet. Selain sebagai pengawet ikan, garam dapur juga dipakai untuk

mengawet telur seperti telur asin.

b. Gula pasir

Gula pasir sering dipakai mengawetkan buah buahan dengan cara

memasukkan buah tersebut ke dalam larutan gula pasir yang pekat. Gula

pasir juga dipakai dalam pengawetan nata de coo. Dalam praktiknya gula

pasir sering dikombinasikan dengan asam sitrat, sehingga pengawetsn

dapat berjalan lebih efektif

c. Kunyit

Kunyit memiliki kemampuan menghambat atau bahkan membunuh

laju dari mikroba. Oleh karena itu, penggunaan kunyit pada makanan

tertentu dapat membantu melindungi makanan selama beberapa hari.

Kunyit juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau amis pasa ikan dan

mempercantik penampilan masakan.

3. Pengawet Berbahaya

Dewasa ini terdapat pengawet berbahaya yang digunakan untuk

mengawetkan makanan. Padahal pengawet tersebut digunakan untuk

mengawetkan mayat atau bahan-bahan yang digunakan industry tekstil dan

lain-lain. Berikut adalah beberapa pengawet berbahaya Biasanya terdapat

dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak), dll.

2.3. Teknik Pengawetan Makanan

Selain jenis-jenis pengawet makanan terdapat pula cara teknik atau

pengolahan pengawetan makanan. Berikut macam-macam pengawetan

makanan, sebagai berikut;

1. Pengeringan

Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan zaman dahulu

yang paling banyak digunakan. Teknik pengawetan ini bertujuan untuk

mengurangi molekul air yang menjadi tempat berkembangnya mikro-

organisme, sehingga dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan

6

Page 7: KTI

bakteri yang berada pada makanan tersebut. Jenis makanan yang biasanya

diawetkan dengan cara ini itu ialah daging-dagingan. Pengawetan dengan

cara ini memanfaatkan sumber cahaya matahari untuk mengevaporasikan

molekul-molekul air. Cara pengawetan seperti ini masih banyak digunakan

oleh manusia hingga saat ini. Terutama untuk mengawetkan ikan.

2. Pengasapan

Proses pengawetan makanan melalui proses pengasapan ini dilakukan

dengan cara menempatkan makanan yang akan diawetkan pada suatu

ruangan tertutup dan kemudian diasapi dengan asap yang dihasilkan dari

pembakaran tanaman- tanaman (terutama bagian batang dari tanaman

tersebut). Cara pengawetan ini paling umum digunakan untuk

mengawetkan daging ikan. Pengasapan merupakan salah satu metode tertua

dalam cara pengawetan makanan yang muncul setelah adanya penemuan

api.

3. Penggaraman

Penggaraman tidak hanya berlaku untuk penggunaan garam saja,

namun juga gula ataupun campuran dari keduanya. Untuk proses

pengawetan dengan menyamahkan garam pada daging biasa dipadukan

dengan proses pengeringan (penjemuran). Cara pengawetan penggaraman

seperti itu banyak dilakukan oleh nelayan-nelayan di pesisir pantai untuk

mengawetkan ikan hasil penangkapan mereka. Sedangkan proses

penggaraman dengan menggunakan gula lebih umum digunakan untuk

mengawetkan buah-buahan, khususnya untuk dijadikan manisan. Cara

pengawetan melalui penggaraman dengan menggunakan garam mulai

berkembang sejak zaman dahulu, sedangkan penggaraman dengan

menggunakan gula mulai dilakukan semenjak ditemukannya cara

penyulingan gula.

4. Fermentasi

Fermentasi merupakan metode pengawetan dengan memasukan

makanan yang akan diawetkan ke dalam cairan anti-mikroba (cairan

fermentasi) yang dapat dikonsumsi. Cairan fermentasi dapat menghambat

atau membunuh bakteri dan mikro-organisme pada makanan. Agen

7

Page 8: KTI

fermentan yang umum digunakan antara lain adalah air garam, cuka,

alkohol, dan minyak sayur (khususnya minyak zaitun). Proses pengawetan

ini terkadang melibatkan pemanasan atau perebusan. Dalam proses

fermentasi, makanan yang diawetkan juga turut menghasilkan bahan

pengawet natural berupa asam laktat. Metode ini dipercaya telah dilakukan

pada zaman masa mesir kuno dan Babilonia 5000 tahun lalu.

5. Zat aditif buatan

Pengawet makanan tambahan (lebih ke kimiawi) mulai berkembang

diawal abad ke 18. Saat ini zat aditif buatan yang digunakan semakin

beragam dan penggunaannya pun semakin berkembang pesat. Zat aditif

dibagi menjadi dua jenis, yaitu berupa antimikroba- yang menghambat

pertumbuhan bakteri atau jamur- dan dapat juga berupa antioksidan yang

menghambat proses oksidasi pada makanan.

6. Pengalengan dan pembotolan

Cara pengawetan ini pertama kali ditemukan oleh Nicolas Appert pada

tahun 1805. Pengalengan adalah proses pengawetan makanan masak yang

dimasukan ke dalam kaleng atau toples yang telah disterilkan, lalu kaleng

dan toples tersebut dipanaskan untuk membunuh atau melemahkan bakteri-

bakteri yang mungkin masih tersisa dalam proses sterilisasi. Makanan

memiliki berbagai tingkat perlindungan alami terhadap pembusukan.

Makanan yang diawetkan dengan cara pengalengan atau pembotolan sangat

berisiko untuk membusuk sekali kaleng atau botol telah dibuka.

Kurangnya kontrol kualitas dalam proses pengalengan memungkinkan

masuknya air atau mikro-organisme, sebagian besar kegagalan proses

tersebut dapat terdeteksi dari pembusukan yang terjadi. Pembusukan atau

dekomposisi dalam kaleng dapat menyebabkan produksi gas yang dapat

menyebabkan kemasan membengkak atau pecah. Namun, beberapa proses

pengalengan dan pembotolan yang dilakukan tanpa memperhatikan

ketelitian proses dan kebersihan yang dapat menyebabkan kontaminasi

makanan kaleng oleh bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini

8

Page 9: KTI

menghasilkan racun berbahaya dalam makanan yang dapat menyebabkan

penyakit parah atau kematian. Organisme ini tidak menghasilkan gas atau

rasa yang jelas sehingga tidak dapat terdeteksi dari rasa atau baunya.

Meskipun racun yang dihasilkan dapat terdenaturasi dengan proses

memasak.

7. Pendinginan dan Pembekuan

Proses pendinginan dapat memperlambat pertumbuhan dan reproduksi

dari mikro-organisme serta aktivitas enzim yang dapat membuat makanan

jadi membusuk. Proses pengawetan dengan cara ini pertama kali saat

ditemukannya kulkas di era tahun 1950-an. Penemuan ini secara drastis

merubah kebiasaan makan banyak orang di dunia, khususnya belahan dunia

Barat pada saat itu. Mereka mulai menyimpan makanan seperti buah segar,

salad dan produk susu untuk disimpan dengan aman untuk jangka waktu

yang lebih lama. Mesin pendingin telah menjadi sebuah gaya hidup dan

cara pengawetan makanan yang paling populer saat ini. Sedangkan cara

pengawetan makanan dengan proses pembekuan berkembang hampir

bersamaan setelah ditemukannya kulkas atau mesin pendingin. Dalam

proses ini makanan yang akan diawetkan tidak hanya didinginkan tetapi

benar-benar dibekukan. Teknik ini pada dasarnya memanfaatkan sifat khas

mikro-organisme (seperti bakteri atau fungi) yang akan mengalami

dormansi atau pe-non-aktif-an akibat suhu rendah yang membuat proses

metabolisme mereka terhenti. Pembekuan juga merupakan salah satu cara

yang paling umum digunakan baik secara komersial maupun rumah tangga

untuk mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang sangat lama.

Biasanya makanan mentah yang tidak akan diolah terlebih dahulu dalam

jangka waktu lama dibekuan sebelum dilakukannya proses pemasakan.

Namun cara ini akan benar-benar efektif membuat makanan yang

diawetkan tahan hingga berbulan-bulan bila makanan tersebut disimpan di

dalam tempat yang benar-benar dingin dan gelap.

2.4. Tips Memilih Makanan

9

Page 10: KTI

Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi tentulah menjadi salah satu

tujuan dalam menciptakan hidup sehat, akan tetapi bagaimana bila makanan

tersebut justru mengandung unsur kimiawi berbahaya bagi tubuh.

Dewasa ini banyak sekali makanan yang ditawarkan dipasaran dengan

menggunakan bahan pengawet yang tentu saja efek dari pengawet tersebut

tidaklah baik untuk tubuh. Tentu banyak sekali masalah yang akan timbul bila

salah mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet mengandung

bahan kimia berbahaya seperti formalin dan boraks.

Berikut adalah tips makanan sehat dan cara cermat dalam memilih

makanan sehat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM):

a. Pemberian label pada setiap kemasan produk harus anda lihat dengan teliti.

Pastikan di label tersebut terdapat izin dari Badan POM. Dan biasanya

tertulis pada label dengan tulisan: POM disusul dengan nomor izin

pendaftaran. Untuk produk hasil industri rumah tangga atau home industry

harus anda cermati juga yaitu pastikanlah dilabel makanan terdapat tulisan

P-IRT dan juga nomor izin pendaftaran.

b. Memilih ikan atau hasil laut lainnya yaitu pastikan tekstur ikan masih

kenyal, sisik ikan masih utuh, tidak terkelupas, mata ikan masih menonjol.

Ikan yang berformalin tidak akan pernah di hinggapi binatang seperti lalat.

c. Memilih daging sapi yang baik dan sehat yaitu pastikanlah jarak waktu

antara masa penyembelihan dan penjualan tidak terlalu lama, supaya

daging yang anda konsumsi pun masih sehat dan segar untuk anda masak.

Daging sapi yang baik adalah tekstur serat terlihat jelas dan berwarna

segar.

d. Memilih daging ayam yaitu pilihlah daging ayam yang warna dagingnya

putih segar serta tidak terdapat luka pada daging dan juga tekstur kulit

daging ayam tidak membiru.

e. Pilihlah bahan makanan mentah dan segar dengan warna yang cerah,

dengan demikian pasti akan lebih sehat bila memilih beberapa bahan

makanan mentah dengan cermat dan teliti.

10

Page 11: KTI

f. Pilihlah makanan yang tidak diawetkan atau mengandung bahan

pengawet karena hal ini dapat memberikan kebaikan yang nyata bagi

tubuh.

g. Memilih makanan yang berwarna sebaiknya baca dan cermati jenis bahan

pewarna yang digunakan pada kemasan makanan serta perhatikan banyak

pemberian pewarna yang digunakan dalam produk tersebut.

h. Untuk produk makanan atau minuman yang tak dikemas secara khusus, ada

baiknya pilihlah makanan atau minuman dengan warna yang tidak terlalu

mencolok. Hindari makanan dengan warna merah, kuning, hijau yang

terlihat mencolok. Karena bisa saja warna yang terlalu mencolok tersebut

bukanlah menggunakan pewarna makanan, akan tetapi menggunakan

bahan pewarna tekstil yang pastinya sangat berbahaya untuk kesehatan.

Memang mengkonsumsi makanan tanpa pengawet nampaknya sedikit repot

akan tetapi hal ini justru secara tidak langsung membantu menjaga kesehatan

tubuh. Dewasa ini banyak sekali makanan cepat saji yang pastinya mengandung

banyak pengawet, maka ada baiknya lebih selektif lagi dalam memilih makanan

antara yang diawetkan atau yang menandung bahan pengawet.

11

Page 12: KTI

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Pemakaian Pengawet Makanan

Pemakaian pengawet makanan, dibagi berdasarkan jenis-jenisnya dan

teknik penggunaannya, sebagai berikut;

a. Pemakaian Pengawet Buatan

Saat ini pemakaian pengawet buatan digunakan kalangan industri

makanan untuk mengawetkan olahan yang diproduksi mereka agar hasil

produksi mereka dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Untuk penggunaannya biasanya digunakan oleh kalangan konsumen

rumahan atau masyarakat. Salah satu contohnya adalah asam asetat atau lebih

dikenal dengan cuka, meskipun cuka adalah salah satu pengawet buatan tetapi

bukan pengawet berbahaya asal penggunaannya yang tidak melebihi batas

normal. Masyarakat sering menggunakan cuka sebagai pengawet makanan,

misalnya pada pembuatan acar yang menambahkan cuka sebagai rasa asam

pada acar.

Berbagai jenis pengawet buatan yang terkandung dalam produk makanan

instant masih aman untuk dikonsumsi asal jumlah takaran yang masih normal

untuk di konsumsi.

b. Pemakaian Pengawet Alami

Penggunaan pengawet alami sudah dilakukan sejak dulu. Saat ini

penggunaan pengawat alami digunakan hampir oleh seluruh kalangan

12

Page 13: KTI

masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian kepada beberapa Masyarakat

mengatakan bahwa pengawet alami digunakan untuk mengawetkan makanan.

Mereka menggunakan bahan pengawet alami dalam kehidupannya sehari hari

seperti garam, gula pasir, dan kunyit. Bahan tersebut tidak hanya sebagai

pengawet makanan saja juga sebagai penambah cita rasa masakan mereka

sehari-hari seperti penggunaan kunyit yang dapat menghilangkan bau amis pada

ikan.

c. Pemakaian Pengawet Berbahaya

Dewasa ini banyak berbagai kasus yang menyebutkan banyak berbagai

makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya yang sebenarnya tidak

layak untuk dikonsumsi, seperti penggunaan formalin pada tahu dan boraks

pada baso.

d. Pemakaian Teknik Pengawet Makanan

Selain menggunakan atau mencampurkan berbagai bahan pengawet,

dapat dilakukan teknik pengawetan makanan yang dapat dilakukan untuk

mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang relatif lama. Teknik seperti

pemanasan, pendinginan, pengasapan, penggaraman adalah contoh yang sering

dlakukan oleh masyarakat untuk mengawetkan makanan.

3.2. Dampak Pemakaian Pengawet Makanan

Berbagai macam dampak negatif yang ditimbulkan akibat pemakaian

pengawet makanan. Akibat yang ditimbulkan berasal dari pengawet makanan

yang bersifat sintesis atau buatan bahkan pengawet yang berbahaya. Hal ini

biasanya pengaruh dari penggunaan yang melebihi takaran atau bahan

pengawet yang tidak layak konsumsi.

Berikut merupakan contoh dari dampak pemakaian penngawet makanan,

sebagi berikut;

1) Kanker

Dalam sebuah litertur disebutkan bahwa apabila mengonsumsi pengawet

secara berlebihan, dapat menimbulkan efek samping berupa edema

(bengkak) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya cairan di

dalam tubuh.

13

Page 14: KTI

2) Iritasi Lambung

Penyakit ini disebabkan karena tidak teraturnya makan, yang memperberat

fungsi saluran cerna dan banyaknya asam lambung yang biasanya disebut

penyakit mag.

3.3. Solusi Penggunaan Pengawet dalam Makanan

Berbagai macam solusi penggunaan pengawet dalam makanan tampaknya

sangat sulit dilakukan mengingat berkembangnya ilmu teknologi yang serba

instan. Akan tetapi jika kita benar-benar ingin memulai hidup sehat tanpa

menggunakan pengawet buatan dalam makanan yang terdapat pada makanan

instan kita dapat memulainya dengan menggunakan bahan pengawet alami

dalam makanan. Mencegah dan membiasakan adalah salah satu solusi yang

dapat digunakan untuk penggunaan pengawet dalam makanan, apalagi dewasa

ini tersebarnya makanan yang mengandung bahan pengawet berbahaya.

14

Page 15: KTI

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat

makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik

dan kimia makanan. Terdapat beberapa jenis pengawet makanan yaitu pengawet

alami, buatan dan pengawet berbahaya.

Dari informasi di atas dapat diketahui bahwa untuk mengetahui mutu awal

pangan tetap terjaga selama mungkin juga untuk menghambat pembusukan

akibat mikroba perusak makanan perlu ditambahkan bahan pengawet pangan.

Bahan pengawet pangan merupakan bahan tambahan pangan yang boleh

digunakan dalam produk pangan asalkan digunakan secara tepat sesuai

peruntukannya dan dengan takaran yang tepat serta tidak melebihi batas

maksimum yang dipersyaratkan.

Bahan tambahan pangan diperlukan dalam kehidupan masa sekarang untuk

membantu penyediaan pangan bagi umat manusia. Tanpa pengawet, kerusakan

pangan, biaya pangan dan kehilangan pangan karena serangga atau mikroba

menjadi sangat tinggi.

Kita hanya perlu memperhatikan dalam penggunaan bahan pengawet

makanan, sebagai berikut;

1) Pilih pengawet yang benar atau yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan

serta telah terdapat di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI.

2) Takaran penggunaannya pada label kemasan

3) Menggunakan Takaran yang sesuai dengan petunjuk pada label

4.2 Saran

15

Page 16: KTI

Berbagai macam cara yang lebih baik dari mengonsumsi atau membeli

makanan yang mengandung berbagai jenis bahan pengawet buatan, agar terbebas

dari berbagai macam penyakit dam memulai hidup sehat. Berikut merupakan

saran yang dapat dilakukan, sebagai berikut;

1) Memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi

2) Lebih selektif dalam memilih makanan instan

3) Mengurangi konsumsi makanan instan

4) Magetahui ciri-ciri makanan atau bahan makanan yang mengandung pengawet

berbahaya

5) Meningkatkan pengawasan terhadap jajanan anak

16

Page 17: KTI

DAFTAR PUSTAKA

Adi Syahputra. 2013. Hindari Daftar Zat Aditif Makanan Berbahaya Ini, [online].

Tersedia: http://jajananberbahaya.blogspot.com. Diakses 13 Maret 2013

Aryulina Diah. 2004. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta: Esis.

Mendung Jayadi. 2012. Metode Pengawetan Makanan, [online]. Tersedia:

http://getmoveon.blogspot.com. Diakses 13 Maret 2013.

Jatmiko Wahyudi. 2010. Proses Pengawetan Makanan, [online]. Tersedia:

http://litbang.patikab.go.id. Diakses tgl 13 Maret 2013

Rachadian Yahya. 2012. Jenis Pengawet Makanan, [online]. Tersedia:

http://www.dheanbj.com. Diakses 13 Maret 2013.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Woro Nigtyas. 2013. Tips Makanan Sehat, [online]. Tersedia:

http://keship.blogspot.com. Diakses 13 Maret 2013.

17