KTI
-
Upload
boetik-alifia -
Category
Documents
-
view
49 -
download
2
Transcript of KTI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan masa yang rawan, baik bagi kesehatan
ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam
masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur. Hal ini
dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu
yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya
(Depkes RI, 2008).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum, bidan, dan perawat) yang memberikan pelayanan meliputi
penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi
fundus uteri, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid lengkap, pemberian tablet
zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap Penyakit Menular
Seksual, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, 2002).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia dilaporkan telah menurun
dari 304 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000 menjadi 262 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 dan menurun lagi menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007).
1
Di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2006 terdapat 690.282 jumlah ibu
hamil, dari sejumlah kelahiran, tercatat 354 kasus kematian ibu maternal,
yang terjadi pada saat kehamilan 65 orang, kematian pada saat persalinan 221
orang dan kematian pada ibu nifas 68 orang.
Upaya menurunkan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi
strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”, dimana salah satunya yaitu akses
terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu
ditingkatkan terus. Pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas
rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka kematian ibu.
Kematian ibu juga disebabkan oleh hal-hal yang termasuk dalam kategori
penyebab mendasar, seperti tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang
masih rendah, serta pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan melihat angka
kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) yang masih kurang dari standar
acuan nasional (Prawirohardjo, 2002).
Menurut data di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri cakupan
kunjungan ibu hamil pada tahun 2008 terdiri dari kunjungan K1 sebanyak
26.129 orang, kunjungan K4 24.268 orang, sedangkan pada tahun 2009
hingga bulan Agustus kunjungan K1 17.228 orang, kunjungan K4 16.101
orang.
Menurut data di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
cakupan kunjungan primigravida pada bulan Mei sampai Oktober tahun 2009
sebanyak 17 orang, terdiri dari kunjungan K1 sebanyak 17 orang dan
kunjungan K4 sebanyak tidak ada. Sedangkan cakupan kunjungan
multigravida pada bulan Mei sampai Oktober tahun 2009 sebanyak 13 orang,
2
terdiri dari kunjungan K1 sebanyak 13 orang dan kunjungan K4 sebanyak 1
orang.
Dari data diatas, disimpulkan bahwa tingkat pemanfaatan antenatal care
oleh primigravida dan multigravida di sarana kesehatan yang disediakan
pemerintah masih belum sepenuhnya mencapai hasil atau target yang
diharapkan, berarti kecenderungan atau keinginan ibu untuk memeriksakan
kehamilannya di fasilitas yang telah disediakan dirasa kurang atau rendah.
Dari studi pendahuluan di Desa Darungan dan Desa Bendo, bahwa
primigravida yang melakukan periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
mengemukakan alasan bahwa pengalaman pertama kehamilan sehingga
merasa khawatir dengan keadaan diri dan kehamilannya akhirnya cenderung
sering periksa ditunjang dengan biaya yang terjangkau, sedangkan
multigravida mengemukakan alasan bahwa pengalaman pernah hamil
sehingga merasa tenang dengan keadaan diri dan kehamilannya jadi tidak
perlu sering untuk periksa kehamilan.
Minat merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi akan melakukan sesuatu
yang diminatinya dengan senang, sehingga apa yang diminatinya akan
berhasil. Begitu juga primigravida dan multigravida yang berminat untuk
memeriksakan kehamilannya akan serius dalam jadwal yang ditetapkan
sehingga kesehatan ibu dan bayi baik. Minat yang tinggi akan menciptakan
kegigihan, keuletan, kemampuan dan kesabaran dalam mencapai tujuan.
3
Dampak dari kurangnya pemeliharaan kesehatan ibu hamil tidak saja
menimbulkan kerugian terhadap ibu hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh
buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian. Menurut Saifuddin (2002),
mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25 – 50% kematian
wanita subur usia disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan.
Dalam UU RI No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan terdapat
perubahan orientasi mengenai upaya kesehatan, termasuk untuk ibu hamil,
dari pelayanan kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pengobatan
menjadi pemeliharaan kesehatan yang bersifat pencegahan dan peningkatan
derajat kesehatan (Rochjati, 2003 : 5)
Menurut Depkes RI (2003) komplikasi sebagian besar dapat dicegah,
bila kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal
yang teratur dan pertolongan yang bersih aman.
Beberapa faktor menyebabkan rendahnya minat ibu tentang
pemeriksaan kehamilan di berbagai fasilitas yang disediakan. Menurut
Lawrence Green ada 3 faktor , yaitu: faktor predisposisi, faktor pendukung,
dan faktor pendorong. Yang termasuk faktor predisposisi diantaranya adalah
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan nilai. Sedangkan yang termasuk
faktor pendukung adalah ketersediaan sarana-sarana kesehatan, dan yang
terakhir yang termasuk faktor pendorong adalah sikap dan perilaku petugas
kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
4
Dari pernyataan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida
Untuk Periksa Kehamilan Di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri? ”
1.2 Rumusan Masalah
Dari fenomena diatas, maka rumusan masalah adalah “ Adakah
Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida Untuk Periksa Kehamilan
Di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri? ”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk
periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi minat primigravida untuk periksa kehamilan
di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
1.3.2.2 Mengidentifikasi minat multigravida untuk periksa kehamilan
di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
1.3.2.3 Menganalisa perbedaan minat primigravida dan multigravida
untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Responden
Dapat meningkatkan pengetahuan dan minat primigravida serta
multigravida untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai motivasi bagi petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas terhadap primigravida dan multigravida sesuai standar
minimal pemeriksaan kehamilan.
1.4.3 Bagi Peneliti
Memberi pengalaman dan masukan bagi peneliti untuk lebih
mengetahui dan memahami perbedaan minat primigravida dan
multigravida untuk periksaan kehamilan di Puskesmas
1.4.4 Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi yang
digunakan pada penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan
minat ibu untuk memeriksakan kehamilannya.
1.4.5 Bagi Ilmu Kebidanan
Dasar pemikiran bagi pengembangan konsep-konsep kebidanan yang
berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan, meliputi tujuan
pemeriksaan kehamilan, standar minimal pemeriksaan kehamilan.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Minat
2.1.1 Pengertian
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat (Slameto, 1988 : 182).
Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.
Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai
gerak-gerik (Purwanto, 1998 : 60).
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2005 : 136).
Minat adalah aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh
individu (Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 229).
Minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau
aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu
(Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 229).
Minat adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi obyek
dari minat tersebut disertai dengan perasaan senang (Shaleh dan
Wahab, 2004 : 262-263)
7
7
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
minat terhadap sesuatu. Secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu yang bersumber dari dalam individu yang
bersangkutan (misal : bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman,
perasaan mampu, kepribadian), dan yang berasal dari luar mencakup
lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat (Shaleh dan Wahab,
2004).
Menurut Crow and Crow dalam Shaleh dan Wahab (2004)
berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu :
2.1.2.1 Dorongan dari dalam diri individu
Faktor ini adalah faktor dorongan dari dalam. Faktor ini dititik
beratkan pada kebutuhan biologis. Minat individual timbul
dalam usaha individual untuk memenuhi fisik atau jasmaniah.
Faktor ini akan menumbuhkan minat seseorang apabila ada
dorongan dari dalam dirinya sendiri bukan dari dorongan dari
orang lain, misalnya dengan melihat iklan atau tayangan
televisi kemudian berminat untuk melakukan sesuatu.
2.1.2.2 Motif sosial
1) Lingkungan hubungan sosial
Lingkungan hidup dimana individual hidup bersama
teman, keluarga, tetangga. Minat seseorang juga bisa
tumbuh karena pergaulannya, misal pada awalnya
seseorang berminat untuk periksa kehamilan di puskesmas,
8
tetapi karena tetangga atau saudara kebanyakan periksa
kehamilan di bidan praktek swasta maka minat seseorang
ini akan berubah sesuai dengan apa yang diminati oleh
tetangga atau saudaranya. Apabila dalam lingkungan
soisalnya kebetulan mempunyai keinginan dan minat yang
sama pada suatu tertentu maka faktor ini akan memperkuat
minat mereka.
2) Penghasilan
Penghasilan juga berperan penting dalam pembentukan
minat seseorang, apabila seseorang yang berpenghasilan
rendah maka akan berkurangnya minat seseorang untuk
melakukan apa yang diinginkan.
2.1.2.3 Faktor Emosional
Dalam faktor ini dinyatakan bahwa suatu aktifitas yang
dilaksanakan oleh individu yang dapat dicapai dengan sukses
akan menyebabkan perasaan yang menyenangkan. Hal ini akan
beraikabat pula bisa menambah atau memperbesar minat
dalam hal tersebut. Sebaiknya apabila individu menemui
kegagalan dapat mengakibatkan perasaan yang kecewa, tak
puas dan akhirnya dapat pula menghilangkan atau mengurangi
minat. Faktor emosional ini akan mempengaruhi minat apabila
sesuatu yang dia kerjakan atau lakukan berhasil, maka dari
keberhasilannya itu akan mendorong seseorang untuk
menekuni bidang tersebut.
9
Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka
sering ketiga faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat
tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan
dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk
menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya
suatu minat.
Menurut Sri Hidayati (2004 : 18-20) Minat seseorang itu
muncul akibat adanya pengaruh dari rangsangan yang paling kuat
untuk mendapatkan minat antara lain adalah:
2.1.2.4 Kualitas rangsang mempengaruhi minat
2.1.2.5 Obyek yang besar menarik minat
2.1.2.6 Pengulangan rangsang menarik minat
2.1.2.7 Rangsang yang baru menarik minat
2.1.2.8 Beberapa rangsang yang sesuai dengan bakatnya menarik
minat.
2.1.2.9 Rangsang yang berarti akan menarik minat
2.1.2.10 Kebiasaan-kebiasaan emosional akan menimbulkan minat
Berdasarkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi minat
diatas dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari
dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak
dapat dipusatkan.
10
Contoh: Kelelahan jasmani seperti kesehatan fisik seseorang yang
menurun akibat bekerja keras atau makan-makanan yang tidak
bergizi atau makan tidak teratur sehingga mengganggu aktivitas
belajarnya. Kelelahan rohani, contoh: kelahan yang disebabkan
karena kebosanan akibat seseorang mempelajari pelajaran yang
sama dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan hilangnya
minat untuk mempelajarinya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang
yang dapat mempengaruhi minat.
2.1.3 Macam-Macam Minat
Ditinjau dari asal mulanya, minat seseorang dapat dibedakan
menjadi dua golongan, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan dalam (Darmawan, 2007), yaitu:
2.1.3.1 Minat bawaan adalah minat yang muncul dengan sendirinya
tanpa dipengaruhi oleh faktor lain, baik itu faktor lingkungan
maupun kebutuhan. Minat ini biasanya dipengaruhi oleh
faktor keturunan atau bakat alamiah.
2.1.3.2 Minat yang muncul karena pengaruh dari luar, berarti minat
seseorang ini dapat berubah karena pengaruh dari luar
individu, seperti lingkungan dan kebutuhan. Minat ini sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan
kebiasaan.
11
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam (Shaleh
dan Wahab, 2004) :
2.1.3.3 Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi :
1) Minat primitif
Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan
biologis atau jaringan-jaringan tubuh misalnya kebutuhan
akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan
beraktivitas dan seks.
2) Minat kultural atau minat sosial
Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang
timbulnya karena minat ini tidak secara langsung
berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh minat
belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau
lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar
dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan
minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat
penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang
sangat penting bagi harga dirinya.
2.1.3.4 Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi :
1) Minat intrinsik
Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan
dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih
mendasar atau minat asli.
12
2) Minat ekstrinsik.
Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan
tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah
tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang.
2.1.3.5 Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan
menjadi :
1) Expressed interest Minat yang diungkapkan dengan cara
meminta kepada subjek untuk menyatakan atau menuliskan
kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan
tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari
jawabannya dapatlah diketahui minatnya.
2) Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan
cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan
subjek atau dengan mengetahui hobinya.
3) Tested interest adalah minat yang diungkapkan cara
menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang
diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau
masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula
terhadap hal tersebut.
4) Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan
dengan menggunakan alat-alat yang sudah
distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-
pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang
13
atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu
objek yang ditanyakan.
2.1.4 Proses Minat
Menurut Purwanto (1998), adapun proses minat terdiri dari :
2.1.4.1 Motif (alasan, dasar, pendorong)
2.1.4.2 Perjuangan motif
Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa
motif yang bersifat luhur dan rendah dan disini harus dipilih.
2.1.4.3 Keputusan
Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-
motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain,
sebab tak mungkin seseorang mempunyai macam-macam
keinginan pada waktu yang sama.
2.1.4.5 Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil
Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk
memilih dan mengambil keputusan dengan ciri-ciri
mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya irrasional,
berlaku perseorangan dan pada suatu situasi dan timbulnya
dari lubuk hati. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan minat
yaitu :
1) Jika pekerjaan tidak jelas dan tidak menentu.
2) Makin sulit suatu tugas makin besar minat dan tenaga untuk
menyelesaikan tugas itu.
14
3) Pekerjaan yang dilakukan secara tepat dan bersama-sama
menimbulkan minat.
2.1.5 Metode Pengukuran Minat
Metode yang dapat digunakan untuk mengadakan pengukuran
minat (Wayan Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 232-234) :
2.1.5.1 Observasi
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai
suatu keuntungan karena dapat mengamati minat siswa dalam
kondisi yang wajar. Jadi, tidak dibuat-buat. Observasi dapat
dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di
luar kelas. Pencatatan hasil observasi dapat dilakukan selama
observasi berlangsung. Tetapi guru juga harus menyadari
bahwa observasi ini mempunyai kelemahan.
Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa
situasi atau beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila
kita hendak mengukur minat semua anak yang kita didik, maka
kita akan memerlukan waktu yang sangat panjang. Jadi
seorang guru tidak mungkin akan berhasil mengukur minat
anak-anak hanya dengan menggunakan observasi. Biasanya
observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak berdasarkan
data yang telah terkumpulkan sebelumnya. Kelemahan lain
dari observasi ialah bahwa penafsiran terhadap hasil-hasil
observasi sering bersifat subyektif. Sikap dari guru-guru, jarak
waktu yang panjang antara situasi-situasi tingkah laku yang
15
diobservasi, serta obyektifitas dari pencatatan sangat
mempengaruhi validitas dari observasi.
2.1.5.2 Interview
Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak-
anak, sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan
hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan
interview ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang
tidak formal (informal approach) sehingga percakapan akan
dapat berlangsung dengan lebih bebas, misalnya dalam
percakapan sehari-hari. Diluar jam pelajaran, dengan
mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Guru dapat
memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan
menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak
setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa
hobinya, perjalanan atau tamasya yang berkesan dihatinya,
pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa
yang disenangi, program radio yang disenangi, film jenis apa
yang digemari dan sebagainya (Baron dan Bernard, halaman
165).
2.1.5.3 Kuesioner
Dengan menggunakan kuesioner guru dapat melakukan
pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan
demikian apabila dibandingkan dengan interview dan
observasi, kuesioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan
16
waktu. Isi pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner pada
prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan dalam
interview. Jadi, dalam kuesioner guru dapat menanyakan
tentang kegiatan yang dilakukan anak diluar sekolah,
permainan yang disenangi, bacaan yang menarik hatinya dan
sebagainya. Perbedaannya dengan interview ialah bahwa
interview dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi
seorang anak, sedang kuesioner dilakukan secara tertulis dan
guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.
2.1.5.4 Inventori
Metode inventori adalah suatu metode untuk
mengadakan pengukuran atau penilaian yang berupa suatu
daftar statement tersebut subyek atau individu yang dinilai
diminta untuk memilih mana-mana statemen yang cocok
dengan dirinya. Setiap statemen yang cocok dengan dirinya
diisi tanda cek atau tanda-tanda lain yang ditetapkan.
Sedangkan statemen yang tidak sesuai dengan dirinya tidak
diisi apa-apa. Metode inventori mempunyai persamaan dengan
metode kuesioner yaitu kedua-duanya menggunakan instrumen
yang berupa suatu daftar. Perbedaanya ialah kalau dalam
kuesioner instrumennya berupa daftar pertanyaan yang harus
dijawab oleh subyek atau responden, sedangkan pada inventori
instrumennya berupa daftar statemen yang harus dipilih oleh
subyek atau responden sesuai dengan keadaan dirinya.
17
Dalam pengukuran atau penilaian minat ada beberapa jenis
inventori yang terkenal, diantaranya :
1) The strong vocational interest blank
Inventori ini diterbitkan pada tahun 1927 terdiri dari 400
item. Responden diminta untuk memberikan jawaban
dengan jalan memberi tanda (L) terhadap aktivitas-aktivitas
atau obyek-obyek yang disenangi, memberi tanda (I)
apabila ia ragu-ragu dan memberi tanda (D) apabila ia tidak
menyenangi aktivitas atau obyek tersebut.
2) Kuder Preference Record
Inventori ini mula-mula diterbitkan pada tahun 1939.
kemudian mengalami revisi dan tambahan item-item baru.
Kuder memulai dengan mengadakan analisa item tunggal
berdasarkan kelompok-kelompok minat (cluster of interest)
dan menyusun item-item tersebut dalam skala deskriptif.
Skala ini dapat dipergunakan dalam bimbingan pendidikan
(educational guidace) maupun dalam bimbingan jabatan
(vocational guidance).
Kuder mengidentifikasi sepuluh minat sebagai berikut
(Wayan Nurkancana dan Sumartana, 1986) :
(1) Minat terhadap alam sekitar (outdoor) yaitu minat
terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan alam binatang dan tumbuh-tumbuhan.
18
(2) Minat mekanis (mechanical) yaitu minat terhadap
pekerjaan yang bertahan dengan mesin atau alat-alat
teknik.
(3) Minat hitung menghitung (computational) yaitu minat
terhadap jabatan yang membutuhkan perhitungan-
perhitungan.
(4) Minat terhadap ilmu pegetahuan (scientifis) yaitu minat
untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan
problem.
(5) Minat persuasif (persuasive) yaitu minat terhadap
pekerjaan yang berhubungan mempengaruhi orang-
orang lain.
(6) Minat seni (artistic) yaitu minat terhadap pekerjaan
yang berhubungan dengan kesenian kerajinan dan
kreasi tangan.
(7) Minat literer (library) yaitu minat yang berhubungan
dengan masalah membaca dan menulis berbagai
karangan.
(8) Minat musik (musical) yaitu minat terhadap masalah-
masalah musik seperti menonton konser, memainkan
alat-alat musik dan sebagainya.
(9) Layanan sosial (social service) yaitu minat terhadap
pekerjaan membantu orang lain.
19
(10) Minat klerikal (clerical) yaitu minat yang
berhubungan dengan pekerjaan administratif.
Berdasarkan atas konsepnya mengenai sepuluh kelompok
minat tersebut, Kuder lalu menyusun item-item inventorinya. Setiap
item merupakan triad dari kegiatan-kegiatan yang mencerminkan tiga
kelompok minat. Penyusunan triad-triad tersebut sedemikian rupa
sehingga setiap kelompok minat pernah ber-triad dengan kelompok
minat lainnya. Subyek yang hendak dinilai disuruh memilih dalam
setiap triad. Satu kegiatan yang paling disenangi dan satu kegiatan
yang paling tidak disenangi dalam triad tersebut.
2.2 Konsep Primigravida dan Multigravida
Gravida adalah wanita yang sedang hamil. primigravida adalah
wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan multigravida adalah wanita
yang hamil lebih dari satu kali. (Manuaba, 1998 : 158).
2.3 Konsep Pelayanan Antenatal Care
2.3.1 Pengertian Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal ialah cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal (Saifuddin, 2002 : 89)
Pelayanan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim (Manuaba, 1998 : 129)
20
2.3.2 Tujuan Perawatan Antenatal
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan
persalinan berakhir dengan : (1) ibu dalam kondisi selamat selama
kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental
yang merugikan, (2) bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental,
(3) ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya, (4) suami
istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setelah kelahiran bayinya (Rochjati, 2003 : 41)
Tujuan asuhan antenatal yaitu : (1) memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang
bayi, (2) meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan sosial Ibu dan bayi, (3) mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
(4) mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, (5)
mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002 : 90).
2.3.3 Cakupan Pelayanan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui
kunjungan baru ibu hamil (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan
ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi
sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali
pada triwulan ketiga (K4) untuk melihat kualitas.
21
Pelayanan K1 adalah pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi
ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan
terampil (Dokter, Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling
sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua
kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan
stándar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
2.3.4 Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan: satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan/asuhan
standar minimal “7T” : (Timbang) berat badan, Ukur (Tekanan) darah,
Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian Immunisasi (Tetanus Toksoid)
TT lengkap, pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama
kehamilan, Tes terhadap Penyakit Menular Seksual, dan Temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, 2002 : 90).
2.3.5 Pengawasan Antenatal
Menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal
bertujuan untuk :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat
saat kehamilan saat persalinan, dan kala nifas.
22
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,
persalinan, kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berakitan dengan
kehamlilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga
berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
2.3.6 Kebijaksanaan Antenatal
2.3.6.1 Kebijaksanaan Umum :
1) Memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standart
pada jenjang pelayanan yang ada
2) Meningkatkan peran serta masyarakat (suami, keluarga,
kader) dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan
antenatal dan pencegahan resiko tinggi melalui kegiatan
bimbingan dan penyuluhan kesehatan.
3) Meningkatkan mutu dan jumlah tenaga pelaksanaan
maupun peralatan dan fasilitas pelayanan antenatal.
4) Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali pada
trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan pada
trimester ketiga 2 kali.
5) Meningkatkan sistem rujukan kehamilan resiko tinggi
mendapatkan umpan balik rujukan sesuai jenjang
pelayanan.
23
2.3.6.2 Kebijaksanaan Operasional :
1) Menemukan kehamilan resiko tinggi sedini mungkin
2) Melakukan upaya pencegahan neonatal tetanus berupa
pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
3) Pemberian tablet tambah darah pada setiap ibu hamil
selama kehamilannya
4) Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, pada
trimester pertama 1 kali, primester kedua 1 kali, dan pada
trimester ketiga 2 kali. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi,
pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif.
5) Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan atas indikasi
6) Setiap ibu hamil dibuatkan Kartu Ibu untuk mencatat hasil
pemeriksaan kehamilan, setiap ibu hamil perlu diberikan
KMS Ibu Hamil dan Kartu Imunisasi.
7) Menyediakan sarana pelayanan antenatal yang sesuai
dengan standar pada jenjang pelayanan
8) Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, keluarga, suami
mengenai:
(1) Cara hidup sehat
(2) Pentingnya memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Bidan di desa dan Posyandu.
(3) Pengenalan tanda-tanda kehamilan resiko tinggi dan
cara meminta pertolongan
(4) Gizi pada waktu kehamilan
24
(5) Perawatan payudara, menyusui bayi segera setelah lahir
(6) Perawatan bayi termasuk perawatan tali pusat
(7) Penyuluhan pentingnya pemakaian kontrasepsi setelah
melahirkan
9) Memberikan pelayanan antenatal di Puskesmas setiap hari
kerja
10)Melakukan rujukan intern di dalam Puskesmas untuk
menjaring ibu hamil yang datang dengan keluhan lain,
untuk diteruskan pada bagian KIA. Sesuai SKB 3 Menteri
rujukan intern tidak dipungut pembayaran ganda.
2.3.7 Standar Pelayanan Antenatal
Menurut Depkes RI (2006), terdapat enam standar pelayanan
antenatal seperti berikut ini :
2.3.7.1 Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan teratur.
2.3.7.2 Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 kali
pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
25
mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila
ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
2.3.7.3 Standar 5 : Palpasi Abdominal
Pernyataan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal
secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
2.3.7.4 Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataan standar : Bidan melakukan tindakan pencegahan,
penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.3.7.5 Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar : Bidan menemukan secara dini setiap
kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda
serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
26
2.3.7.6 Standar 8 : Persiapan Persalinan
Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang
bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk
hal ini.
2.3.8 Prosedur Tetap Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas :
2.3.8.1 Pemeriksaan
1) Menanyakan identitas
(1) Nama
(2) Umur
(3) Pendidikan dan Pekerjaan
2) Menanyakan riwayat :
(1) Kontrasepsi terakhir
(2) Kehamilan terdahulu
a) Penolong
b) Cara persalinan
c) Keadaan bayi
(3) Kehamilan sekarang
a) Keluhan utama
b) Haid
27
c) Taksiran persalinan
d) Pergerakan janin
e) Penyakit yang diderita pada kehamilan
sekarang
f) Riwayat kesehatan keluarga
g) Kebiasaan yang mempengaruhi
kehamilan, misalnya merokok, minum
alkohol, minum obat penenang,
analgetik, narkotika, morfin, ganja
3) Pemeriksaan :
(1) Umum
a) Keadaan umum
b) Tinggi badan
c) Berat badan
d) Bentuk tubuh
e) Tanda-tanda vital (tensi, nadi,
pernafasan, suhu)
f) Warna konjungtiva, ikterus, edema,
kloasma gravidarum
g) Kondisi jantung dan paru
h) Palpasi hati dan limpa
(2) Khusus
a) Ukur tinggi fundus uteri
b) Bentuk uterus
28
c) Pemeriksaan Leopold
d) Perabaan gerak janin
e) Pemeriksaan Detak Jantung Janin (DJJ)
f) Pada pemeriksaan bagian dalam dilihat
apakah ada keputihan, tanda hegar, besar
dan konsistensi porsio, besar dan arah
korpus uteri
g) Pemeriksaan laboratorium terdiri dari Hb
Sahli, urin, feses, darah tepi
2.3.8.2 Pemeriksaan Imunisasi TT
1) Jadwal pemberian imunisasi TT
2) Follow up hasil imunisasi TT
2.3.8.3 Pemberian Obat
1) Fe (tablet besi)
2) Anti emesis (vitamin B6)
3) Anti pusing (paracetamol)
4) Tokoliosis (obat untuk menghentikan his pada persalinan
kurang bulan)
2.3.8.4 Penyuluhan
1) Gizi dan kebersihan
2) Perawatan payudara dan Air Susu Ibu (ASI)
3) Keluarga Berencana
4) Pekerjaan dan perilaku sehari-hari
5) Resiko kehamilan
29
2.3.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Kehamilan
Green (1980), mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat
dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor di luar perilaku (nonbehavior causes)
(Notoatmodjo, 1993: 102-103). Perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari tiga faktor, yakni :
2.3.9.1 Faktor-faktor Predisposisi (predisposing factors)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Ikhwal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku kesehatan,
misalnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil diperlukan
pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat
periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Di
samping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai
masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk
periksa hamil, misalnya orang hamil tidak boleh disuntik
(periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus),
karena suntik bisa menyebabkan anak cacad. Karena faktor ini
terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku,
maka sering disebut faktor pemudah.
30
2.3.9.2 Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya:
air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan
tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.
Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos
Obat Desa, Dokter atau Bidan Praktek Swasta, dan sebagainya.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: ibu yang ingin periksa
hamil dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau
tempat periksa hamil; misalnya Puskesmas, Polindes, Bidan
Praktek, ataupun Rumah Sakit. Fasilitas ini pada hakekatnya
mendukung terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-
faktor ini disebut faktor pendukung.
2.3.9.3 Faktor-faktor Penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku
para petugas termasuk petugas kesehatan.Termasuk juga di sini
Undang-Undang, peraturan-peraturan baik dari Pusat maupun
Pemerintah Daerah yang terkait dengan kesehatan. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku sehat,
masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan
dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, malainkan
diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,
31
tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan.
Di samping itu Undang-Undang, peraturan-peraturan, dan
sebagainya diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat
tersebut. Seperti contoh perilaku periksa hamil tersebut di atas;
di samping pengetahuan dan kesadaran pentingnya periksa
hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil,
juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat
setempat. Demikian juga diperlukan peraturan atau
perundanganundangan yang mengharuskan ibu hamil
melakukan periksa hamil. Disimpulkan bahwa perilaku
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari
orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,
ketersediaan fasilitas, dan sikap dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ada
beberapa kemungkinan penyebab ibu tidak memeriksakan
kehamilannya, yaitu :
1) Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus
menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan
(petugas tidak melakukan asuhan sayang ibu)
32
2) Beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan
kehamilannya, maka ibu tidak melakukannya.
3) Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan
kehamilan maupun bagi bidan untuk mendatangi mereka.
4) Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan
seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan
kehamilannya.
5) Takhyul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada
petugas kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki).
6) Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada tenaga kesehatan
secara umum beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai
semua petugas kesehatan pemerintah.
7) Ibu dan/atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau
tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.
33
2.4 Kerangka Konseptual
Bagan 2.1KerangkaKKerangka Konseptual Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Berdasarkan Modifikasi Teori Manuaba (1998) dan Green (1980)
34
ANTENATAL CARE
Faktor yang mempengaruhi Minat :
a. Dorongan dari dalam diri individu
b. Motif sosial- Lingkungan - penghasilan
c. Faktor emosional- Tidak mengalami
kekecewaan terhadap sesuatu
Faktor Pemungkin : - Jarak fisik lokasi- Biaya antenatal care- Fasilitas pelayanan antenatal
care- Waktu tunggu
Faktor Predisposisi : - Pendidikan ibu hamil- Jumlah anak- Pendidikan suami - Sikap ibu hamil- Umur ibu hamil - Pekerjaan ibu hamil- Pendapatan
Faktor Penguat :- Perilaku petugas pelayanan
antenatal care- Sikap petugas pelayanan
antenatal care- Sikap tokoh masyarakat
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan :
Minat Primigravida
Minat Multigravida
2.5 Kerangka Penelitian
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
: berpengaruh
: berhubungan
Bagan 2.1 Kerangka Penelitian Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
35
Faktor yang mempengaruhi Minat :
a. Dorongan dari dalam diri individu
b. Motif sosial- Lingkungan - penghasilan
c. Faktor emosional- Tidak mengalami
kekecewaan terhadap sesuatu
Faktor Pemungkin : - Jarak fisik lokasi- Biaya antenatal care- Fasilitas pelayanan antenatal
care- Waktu tunggu
Faktor Predisposisi : - Pendidikan ibu hamil- Jumlah anak- Pendidikan suami - Sikap ibu hamil- Umur ibu hamil - Pekerjaan ibu hamil- Pendapatan
Faktor Penguat :- Perilaku petugas pelayanan
antenatal care- Sikap petugas pelayanan
antenatal care- Sikap tokoh masyarakat
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan :
Minat Primigravida
periksa kehamilan di Puskesmas
Bendo
Minat Multigravida
periksa kehamilan di Puskesmas
Bendo
Hasil penilaian minat :- Berminat- Tidak berminat
2.6 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk
periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
Ha : Terdapat perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk
periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
36
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang
bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2003 : 79).
Desain penelitian adalah wadah untuk menjawab pertanyaan
penelitian atau menguji kesahihan hipotesis (Nursalam, 2003 : 211).
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian komparatif.
Desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek)
pada kelompok subyek tanpa adanya suatu perlakuan atau rekayasa dari
peneliti (Nursalam, 2003 : 85).
Ditinjau dari desain penelitian yang digunakan maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional,
yang mana jenis penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran/observasi
data variabel dan dependen hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2003 :
85).
37
37
3.2 Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan dalam suatu penelitian. Pada
kerangka kerja disajikan alur penelitian, terutama variabel yang akan
digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2003 : 212).
Bagan 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
38
Populasi Primigravida jumlah 23 orangMultigravida jumlah 14 orang
Kriteria Inklusi
Sampel : Primigravida jumlah 23 orangMultigravida jumlah 14 orang
Menentukan dan Menyusun Instrumen
Pengisian lembar Kuesioner
Pengolahan dan Analisa Data
Hasil
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain
(Notoatmodjo, 2005 : 70).
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (Nursalam, 2003 : 101).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal
dengan dua sampel independen yaitu minat primigravida dan multigravida
untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 106).
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Perbedaan Minat Primigravida dan
39
Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
N
OVariabel
Definisi
Operasional Indikator Instrumen Skala Skor
1. Minat primigravida untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
Respon terhadap adanya keinginan untuk melakukan periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
1. Berminat Jumlah jawaban responden mendukung terhadap pernyataan
2.Tidak Berminat Jumlah jawaban responden tidak mendukung terhadap pernyataan
Inventoried interest
nominal Pernyataan positif :
- Senang = 3- Ragu-ragu = 2- Tidak Setuju = 1
Pernyataan negatif :
- Senang = 1- Ragu-ragu = 2- Tidak Setuju = 3
Ketentuan minat :
1. Nilai skor T ≥ mean T berminat
2. Nilai skor T < mean T tidak berminat
2. Minat multigravida untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
Respon terhadap adanya keinginan untuk melakukan periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
1. Berminat Jumlah jawaban responden mendukung terhadap pernyataan
2.Tidak Berminat Jumlah jawaban responden tidak mendukung terhadap pernyataan
Inventoried interest
nominal Pernyataan positif :
- Senang = 3- Ragu-ragu = 2- Tidak Setuju = 1
Pernyataan negatif :
- Senang = 1- Ragu-ragu = 2- Tidak Setuju = 3
Ketentuan minat :
1. Nilai skor T ≥ mean T berminat
2. Nilai skor T < mean T tidak berminat
40
41
3.5 Sampling Desain
3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2005 : 79).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua primigravida dan
multigravida di Desa Darungan dan Desa Bendo berjumlah 37 orang.
Terdiri dari primigravida 23 orang dan multigravida 14 orang.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007 : 62).
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian
primigravida dan multigravida di Desa Darungan dan Desa Bendo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
3.5.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau, yang akan
diteliti (Nursalam, 2003 : 96). Kriteria ini meliputi :
1) Primigravida dan multigravida yang bersedia menjadi
responden dalam penelitian.
2) Primigravida dan multigravida yang bisa baca dan tulis
3) primigravida dan multigravida dengan komplikasi
4) primigravida dan multigravida tanpa gangguan jiwa
42
3.5.2.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria berdasarkan
karakteristik sampel yang tidak layak untuk diteliti
(Nursalam, 2003 : 97). Kriteria ini meliputi : primigravida
dan multigravida yang mempunyai penyakit penyerta
3.5.2.3 Besar sampel
Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan
dijadikan sampel (Notoadmodjo, 2005 : 90). Besar sampel
menggunakan rumus :
n = Besar sampel
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat Kesalahan (menggunakan 0,05)
Dari rumus diatas, diperoleh besar sampel primigravida
sebanyak 22 orang, dan multigravida sebanyak 13 orang.
3.5.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik atau cara untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitan (Sugiyono, 2007 : 62).
Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah sampling
jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007 : 64).
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa
43
3.6.1 Pengumpulan Data
3.6.1.1 Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data ini dimulai dari :
1) Pengajuan ijin kepada Ketua Prodi D III Kebidanan
STIKES Karya Husada Pare Kediri
2) Pengajuan ijin kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Kediri
3) Pengajuan ijin kepada kepala Puskesmas Bendo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
4) Pengajuan ijin kepada Kepala Desa Darungan dan
Kepala Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
5) Pemohonan kesediaan menjadi responden kepada calon
responden (primigravida dan multigravida)
6) Selanjutnya peneliti melakukan door to door untuk
memberikan kuesioner yang telah dipersiapkan
7) Responden diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner
8) Selanjutnya data dikumpulkan dengan cara meminta
kembali lembar kuesioner yang telah terisi
9) Dilanjutkan dengan proses berikutnya meliputi editing,
coding, scoring, dan tabulating
3.6.1.2 Instrumen Pengumpulan Data
44
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian
menggunakan suatu metode (Arikunto, 1998 : 126).
Instrumen yang akan dipakai adalah Inventoried interest,
berisi pernyataan dan pernyataan berjumlah 14.
3.6.1.3 Waktu dan Tempat
1) Waktu
Penelitian dilakukan pada tanggal 21 April-2 Mei 2010
2) Tempat
Penelitian dilaksanakan di Desa Darungan dan Desa
Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
3.6.2 Analisa data
3.6.2.1 Langkah-langkah Analisa
1) Memeriksa ( Editing)
Yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat
dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah
data terkumpul (Alimul, 2007 : 121 ).
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
(1) Mengecek nama dan kelengkapan
identitas pengisi.
(2) Mengecek kelengkapan data.
(3) Mengecek macam isian data.
45
2) Memberi Tanda Kode (Coding)
Yaitu merupakan kegiatan pemberian kode numerik
(angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori
(Alimul, 2007 : 121)
Data Umum
Kategori ibu
a. Kode 1 : primigravida
b. Kode 2 : multigravida
a) Umur
Ibu
a. Kode 1 : ≤ 20 tahun
b. Kode 2 : 21-34 tahun
c. Kode 3 : ≥ 35 tahun
b) Pendid
ikan ibu
a. Kode 1 : Pendidikan Dasar (SD)
b. Kode 2 : Pendidikan Menengah (SMP-SMA)
c. Kode 3 : Perguruan Tinggi
c) Pekerj
aan ibu
a. Kode 1 : Petani
b. Kode 2 : Wiraswasta
c. Kode 3 : Pegawai Negeri Sipil
d. Kode 4 : Tidak bekerja
46
d) Pengh
asilan ibu
a. Kode 1 : Tidak berpenghasilan
b. Kode 2 : < Rp 500.000
c. Kode 3 : Rp 500.000 - Rp 950.000
d. Kode 4 : ≥ Rp 1.000.000
e) Konta
k pertama kali dengan petugas kesehatan saat umur
kehamilan
a. Kode 1 : 3 bulan pertama kehamilan
b. Kode 2 : 3 bulan kedua kehamilan
c. Kode 3 : 3 bulan ketiga kehamilan
3) Memberi Skor (Scoring)
Yaitu setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan
dengan pemberian skor penelitian (Arikunto, 2002 : 210)
a. Pernyataan Positif :
a) Setuju : 3
b) Ragu- Ragu : 2
c) Tidak Senang : 1
b. Pernyataan Negatif :
a) Setuju : 1
b) Ragu - Ragu : 2
c) Tidak Senang : 3
47
Setelah dilakukan scoring, maka untuk menentukan kriteria
minat apakah termasuk berminat atau tidak berminat
dilakukan dengan cara memberi interpretasi terhadap skor
individual dalam skala rating yang dijumlahkan yaitu
dengan harga rata-rata atau mean skor kelompok dimana
responden itu termasuk. Perbandingan relatif ini akan
menghasilkan interpretasi skor individual sebagai berminat
atau tidak berminat dibandingkan dengan rata-rata
kelompoknya. Agar perbandingan itu mempunyai arti harus
dinyatakan dalam satuan deviasi standar kelompok itu
sendiri yang berarti kita harus merubah skor individu
menjadi skor standar. Salah satu skor standar yang biasanya
dalam skala model Likert adalah skor - T, yaitu :
Keterangan :
x = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah
menjadi skor T
= rata-rata
s = devisiasi standar skor kelompok
(Azwar, 2007)
Setelah skor responden pada skala minat diubah menjadi
skor T kemudian dibandingkan dengan mean T (50).
48
Setelah itu dikelompokkan menjadi berminat dan tidak
berminat. Apabila :
1) Skor T ≥ mean T maka responden dikatakan
berminat
2) Skor T < mean T maka responden dikatakan tidak
berminat
4) Tabulasi Data (Tabulating)
Yaitu kegiatan yang dilakukan setelah semua masalah
editing dan coding diselesaikan (Mardalis, 2007 : 79).
Dalam peneltian ini penyajian data dalam bentuk tabel
dilakukan terhadap variabel penelitian. Hasil pengolahan
data diiterprestasikan dengan skala kualitatif, yaitu:
100% : Seluruh dari responden
76% - 99% : Hampir seluruhnya dari responden
51% - 75% : Sebagian besar dari responden
50% : Setengahnya dari responden
26% - 49% : Hampir setengahnya dari responden
1% - 25% : Sebagian kecil dari responden
0% : Tidak satupun dari responden
(Modifikasi Nursalam, 2003 : 133)
(a) Uji Statistika yang digunakan
Uji yang sesuai adalah uji t (t-test). Karena sampel-
sampelnya berukuran kecil yakni n1 < 30 dan n2 < 30,
49
distribusi sampling harga beda 2 mean ( - ) ini tidak
mengikuti distribusi normal, tetapi mengikuti distribusi
Student’s t dari W.S. Gosset. Distribusi nilai ini
kurvenya simetris dengan derajat bebas (n1 + n2 – 2)
(Djarwanto, 2001 : 139-140)
Formulasi H0 dan H1 :
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Bila arahnya sudah diprediksikan, maka:
H0 : µ1 = µ2 atau H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2 H1 : µ1 < µ2
Harga uji statistik dari sampel-sampel penelitian
dihitung dengan menggunakan rumus (Djarwanto,
2001: 140) :
Keterangan :
: rata-rata sampel 1
: rata-rata sampel 2
: varians sampel 1
: varians sampel 2
n1 : jumlah data sampel 1
n2 : jumlah data sampel 2
50
Rumus tersebut didasarkan pada asumsi bahwa kedua
populasi berdistribusi normal dan diasumsikan variance
kedua populasi sama tetapi tidak diketahui.
Kesimpulan : Keputusan apakah Ho ditolak atau Ho
diterima didasarkan perbandingan antara harga uji
statistik dengan nilai kritis.
3.7 Etika Penelitian
Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat
dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu (1) prinsip manfaat; (2) prinsip
menghargai hak-hak subjek; dan (3) prinsip keadilan (Nursalam, 2003:118).
3.7.1 Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)
3.7.1.1 Hak untuk ikut / tidak menjadi responden
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek
mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia
menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sanksi apapun
atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka
seorang pasien.
3.7.1.2 Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap
tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak
menjadi responden. Pada informed consent juga perlu
51
dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3.7.2 Prinsip Keadilan (Right to Justice)
Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy) yaitu Subjek
mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama dan rahasia.
3.8 Keterbatasan Penelitian
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti
adalah :
3.3.1 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas, sehingga
kurang bisa memenuhi secara keseluruhan ibu hamil.
3.3.2 Waktu yang digunakan dalam penelitian ini sangat terbatas sehingga
hasilnya kurang representatif.
3.3.3 Peneliti menggunakan instrumen kuesioner yang dirancang oleh
peneliti sendiri tanpa diuji coba sehingga validitas dan reliabilitas
masih perlu diuji coba lagi dan kurang bisa mengkaji data secara
mendalam akibatnya data yang didapat mengalami bias.
52
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan penelitian perbedaan sikap
primigravida dan multigravida untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April - 2
Mei 2010. Sampel yang diambil 37 ibu hamil, yang terdiri dari 23 primigravida
dan 14 multigravida di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri.
Penelitian ini dilakukan dengan door to door untuk memberikan kuesioner
kepada responden. Hasil penelitian meliputi data umum dan data khusus. Data
umum meliputi karakteristik responden berdasarkan kategori ibu hamil, umur,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan usia kehamilan saat kontak pertama kali
dengan petugas kesehatan. Sedangkan data khusus menyajikan perbedaan minat
primigravida dan multigravida untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.
53
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Data Umum
4.1.1.1 Karakteristik Responden Primigravida Berdasarkan Umur
Diagram 4.1 Karakteristik responden primigravida berdasarkan umur di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 2.1 diketahui pada primigravida
hampir seluruhnya dari 23 responden berada dikelompok umur
21-34 tahun yaitu sebanyak 21 responden (91,3 %).
4.1.1.2 Karakteristik Responden Multigravida Berdasarkan Umur
52
54
Diagram 4.2 Karakteristik responden multigravida berdasarkan umur di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 2.2 diketahui pada multigravida
seluruh dari 14 responden berada dikelompok umur 21 – 32
tahun (100 %).
4.1.1.3 Karakteristik Responden Primigravida Berdasarkan Pendidikan
Diagram 4.3 Karakteristik responden primigravida berdasarkan pendidikan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.3 diketahui pada primigravida
seluruh dari 23 responden semuanya berpendidikan SMP-SMA
(100 %) .
55
4.1.1.4 Karakteristik Responden Multigravida Berdasarkan Pendidikan
2 (14,28 %)
Diagram 4.4 Karakteristik responden multigravida berdasarkan pendidikan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.4 diketahui pada multigravida
sebagian besar dari 14 responden berpendidikan SMP-SMA
yaitu sebanyak 10 responden (71,42%).
4.1.1.5 Karakteristik Responden Primigravida Berdasarkan Pekerjaan
1 (4,34 %)
56
Diagram 4.5 Karakteristik responden primigravida berdasarkan pekerjaan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.5 diketahui pada primigravida
hampir seluruh dari 23 responden tidak bekerja yaitu sebanyak
18 responden (78,26 %).
4.1.1.6 Karakteristik Responden Multigravida Berdasarkan Pekerjaan
8 (57,14%)
Diagram 4.6 Karakteristik responden multigravida berdasarkan pekerjaan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.6 diketahui pada multigravida
sebagian besar dari 14 responden tidak bekerja yaitu sebanyak 8
responden (57,14 %) .
4.1.1.7 Karakteristik Responden Primigravida Berdasarkan Penghasilan
19 (82,6 %)
57
Diagram 4.7 Karakteristik responden primigravida berdasarkan penghasilan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.7 diketahui pada primigravida
hampir seluruh dari 23 responden tidak berpenghasilan yaitu
sebanyak 19 responden (82,6 %).
4.1.1.8 Karakteristik Responden Multigravida Berdasarkan Penghasilan
2 (14,28 %) 8 (57,14 %)
Diagram 4.8 Karakteristik responden multigravida berdasarkan penghasilan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.8 diketahui pada multigravida
sebagian besar dari 14 responden tidak berpenghasilan yaitu
sebanyak 8 responden (57,14 %).
58
4.1.1.9 Karakteristik Responden Primigravida Berdasarkan Kontak
Pertama Kali dengan Petugas Kesehatan
Diagram 4.9 Karakteristik responden primigravida berdasarkan kontak pertama kali dengan petugas kesehatan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.9 diketahui pada primigravida
seluruh dari 23 responden (100 %) melakukan kontak pertama
kali dengan petugas kesehatan saat umur kehamilan 1-3 bulan.
59
4.1.1.10 Karakteristik Responden Multigravida Berdasarkan Kontak
Pertama Kali dengan Petugas Kesehatan
Diagram 4.10 Karakteristik responden multigravida berdasarkan kontak pertama kali dengan petugas kesehatan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.10 diketahui pada multigravida
hampir seluruh dari 14 responden yang melakukan kontak
pertama dengan petugas kesehatan saat usia kehamilan 1-3
bulan sebanyak 11 responden (78,6 %).
60
4.1.2 Data Khusus
4.1.2.1 Distribusi Minat Primigravida Untuk Periksa Kehamilan di
Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
Diagram 4.11 Karakteristik responden primigravida berdasarkan kontak pertama kali dengan petugas kesehatan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.11 diketahui pada primigravida
sebagian besar dari 23 responden tidak berminat untuk periksa
kehamilan di Puskesmas Bendo yaitu sebanyak 16 responden
(69,57 %).
61
4.1.2.2 Distribusi Minat Multigravida Untuk Periksa Kehamilan di
Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
Diagram 4.12 Karakteristik responden multigravida berdasarkan kontak pertama kali dengan petugas kesehatan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Berdasarkan diagram 4.12 diketahui pada multigravida
sebagian besar dari 14 responden yang berminat untuk periksa
kehamilan di Puskesmas Bendo yaitu sebanyak 10 responden
(71,43%).
62
4.1.2.3 Distribusi Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida
Untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri
Tabel 4.1 Distribusi Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo yang dilaksanakan di Desa Darungan dan Desa Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010
Kategori Ibu
Hamil
Antenatal Care di Puskesmas∑
Tidak Berminat Berminat
Primigravida 16 7 23 (100%)
Multigravida 4 10 14 (100%)
Selanjutnya dilakukan perhitungan uji statistik dengan
menggunakan rumus t-test dengan hasil :
Harga t hitung - 2,067 dan nilai kritis t tabel (40) dengan α =
0,05 (5 %) adalah 2,021. Harga t hitung < t tabel yaitu - 2,067 <
2,021 atau berada di daerah tolak, maka disimpulkan Ho ditolak
dan Ha diterima (terdapat perbedaan minat primigravida dan
multigravida untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri) yang berarti mean kedua
populasi tidak sama atau berbeda nyata.
63
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Minat Primigravida Untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 23 responden primigravida
sebagian besar tidak berminat untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
yaitu 16 responden (69,57 %) dan 7 responden berminat (30,43 %) untuk
periksa kehamilan di Puskesmas Bendo. Namun dalam hal kontak pertama
kali dengan petugas kesehatan semua responden (100 % ) melakukan
periksa kehamilan saat usia kehamilan 1-3 bulan.
Dalam melakukan segala kegiatan individu akan sangat dipengaruhi
oleh minatnya terhadap kegiatan terhadap kegiatan tersebut, dengan adanya
minat yang cukup besar akan mendorong seseorang untuk mencurahkan
perhatiannya, hal tersebut akan meningkatkan pula seluruh fungsi jiwanya
untuk dipusatkan pada kegiatan yang sedang dilakukannya (Shaleh dan
Wahab, 2004).
64
Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat
terhadap sesuatu. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
yang bersumber dari dalam individu yang bersangkutan (misal : bobot,
umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian), dan yang
berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat (Shaleh dan Wahab, 2004). Termasuk juga fasilitas pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas.
Primigravida yang ingin periksa hamil dengan mudah harus dapat
memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil. Selain fasilitas, biaya
periksa hamil, serta waktu tunggu pada saat pelayanan pada hakekatnya
mendukung terwujudnya minat (Green, 1980).
Dari segi pekerjaan hampir seluruh dari 23 responden yaitu 18
responden tidak bekerja atau sebagai IRT sedangkan suaminya bekerja pada
saat pagi hari, sehingga primigravida melakukan pemeriksaan kehamilan
menunggu suami pulang bekerja. Faktor ini yang menyebabkan
primigravida cenderung memilih melakukan pemeriksaan kehamilan pada
saat sore atau malam hari.
Faktor pengalaman primigravida yang baru pertama kali mengalami
kehamilan menyebabkan kurang mampu menguasai keluhan-keluhan yang
sering dirasakan saat kehamilan yang belum pernah dialami sebelumnya,
maka primigravida cenderung memilih tempat pelayanan dengan waktu 24
jam, sehingga lebih mudah untuk mengatasi keluhan-keluhan yang sering
dirasakan saat kehamilan.
65
4.2.2 Minat Multigravida Untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 14 responden multigravida
hampir seluruhnya berminat untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo
yaitu 10 responden (71,43 %) dan sebagian kecil yaitu 4 responden tidak
berminat (28,57 %).
Dalam hal kontak pertama kali dengan petugas kesehatan hampir
seluruhnya dari 14 responden yaitu 11 responden (78,6 %) melakukan
periksa kehamilan saat usia kehamilan 1-3 bulan dan sebagian kecil yaitu 3
responden (21,4 %) melakukan periksa kehamilan saat usia kehamilan 4-6
bulan.
Minat merupakan kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi obyek dari
minat tersebut disertai dengan perasaan senang. Dalam batasan tersebut
terkandung suatu pengertian bahwa didalam minat ada pemusatan perhatian
subyek, ada usaha (untuk mendekati mengetahui, memiliki, menguasai, dan
berhubungan) dari subyek yang dilakukan dengan perasaan, ada daya
penerik dari obyek.
Apabila ditinjau dari segi usia dan paritas, seluruhnya dari 14 responden
berada pada kelompuk umur 21-34 tahun. Dengan bertambahnya umur dan
paritas seseorang, dan dari pengalaman kehamilan serta persalinan maka
terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis. Hal ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir
seseorang makin dewasa sehingga cenderung berminat.
66
Riwayat multigravida dengan kehamilan dan persalinannya terdahulu
yang tidak gagal cenderung akan lebih bisa menguasai psikologis dan
mental untuk tidak segera periksa kehamilan karena sudah mengetahui dan
berpengalaman bagaimana cara mengatasinya.
4.2.3 Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida Untuk Periksa Kehamilan
di Puskesmas
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik t (t-
test) diperoleh Harga t hitung - 2,067 dan nilai kritis t tabel (40) dengan α = 0,05
(5 %) adalah 2,021. Harga t hitung < t tabel yaitu - 2,067 < 2,021 atau berada di
daerah tolak, maka disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima (terdapat
perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk periksa kehamilan di
Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri) yang berarti mean
kedua populasi tidak sama atau berbeda nyata.
Pada primigravida sebagian besar dari 23 responden cenderung tidak
berminat untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo yaitu 16 responden
(69,57%). Pada multigravida hampir seluruh dari 14 responden berminat
untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo yaitu 10 responden (71,43%).
Menurut Purwanto (1998), adapun proses minat terdiri dari : Pertama,
motif (alasan, dasar, pendorong). Kedua, perjuangan motif yaitu sebelum
mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat
luhur dan rendah dan disini harus dipilih. Ketiga, keputusan yang sangat
penting yang berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan
67
meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin seseorang
mempunyai bermacam-macam keinginan pada waktu yang sama. Keempat,
keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk memilih dan
mengambil keputusan dengan ciri-ciri mempertahankan seluruh
kepribadiannya, sifatnya irrasional, berlaku perseorangan dan pada suatu
situasi dan timbulnya dari lubuk hati.
Seorang primigravida cenderung tidak berminat untuk periksa
kehamilan di Puskesmas Bendo karena faktor waktu tempat pelayanan di
Puskesmas yang hanya 6 jam pelayanan setiap hari serta pengalaman yang
kurang tentang keluhan-keluhan yang sering dirasakan saat kehamilan yang
belum pernah dialaminya, maka primigravida cenderung memilih tempat
pelayanan dengan waktu 24 jam serta didukung sebagai IRT sehingga lebih
memilih periksa kehamilan saat sore atau malam hari serta diantar oleh
suami. Dalam hal kontak pertama kali dengan petugas kesehatan semua
responden (100 % ) melakukan periksa kehamilan saat usia kehamilan 1-3
bulan.
Sedangkan pada multigravida cenderung berminat untuk periksa
kehamilan di Puskesmas Bendo karena pengalaman kehamilan serta
persalinan sebelumnya menyebabkan perubahan aspek fisik dan psikologis.
Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang makin dewasa
sehingga cenderung berminat dan riwayat multigravida dengan kehamilan
dan persalinannya terdahulu yang tidak gagal cenderung akan lebih bisa
menguasai psikologis dan mental untuk dapat tidak segera periksa
kehamilan karena sudah mengetahui dan berpengalaman bagaimana cara
68
mengatasi keluhan tersebut untuk sementara waktu. Sehingga lebih memilih
Puskesmas sebagai tempat pemeriksaan kehamilan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang perbedaan sikap primigravida dan
multigravida untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri yang dilaksanakan pada tanggal 21 April – 2 Mei 2010 dari 37
responden didapatkan :
5.1.1 Sebagian besar primigravida tidak berminat untuk periksa kehamilan
di Puskesmas Bendo yaitu 16 responden (69,57 %) dan 7 responden
berminat (30,43 %) untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo.
5.1.2 Sebagian besar multigravida berminat untuk periksa kehamilan di
Puskesmas Bendo yaitu 10 responden (71,43 %) dan 4 responden
tidak berminat (28,57 %).
5.1.3 Terdapat perbedaan sikap antara primigravida dan multigravida
untuk periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri (Harga t hitung - 2,067 dan nilai kritis t tabel (40)
dengan α = 0,05 (5 %) adalah 2,021. Harga t hitung < t tabel yaitu -
69
2,067 < 2,021 atau berada di daerah tolak, maka disimpulkan Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti mean kedua populasi tidak sama
atau berbeda nyata.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk melakukan penelitian dengan menggunakan design penelitian
yang lain, dan melakukan uji penelitian lebih kompleks agar hasil
yang didapat lebih valid dan reliable.
5.2.2 Bagi Tempat Pelayanan
Untuk meningkatkan fasilitas pelayanan serta waktu pelayanan
kepada ibu-ibu hamil dan bersalin agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat baik secara fisik, psikis, dan materi dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan yang aman.
5.2.3 Bagi Ibu Hamil
Diharapkan untuk mau dan berusaha melakukan periksa kehamilan
sesuai standar minimal yaitu 4 kali selama kehamilan di tempat
pelayanan yang telah disediakan oleh pemerintah maupun swasta,
serta mau menambah wawasan dan informasi seputar kehamilan.
68