Kti sitti andriyani

71
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MABODO TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Sitti Andriyani PSW.B.2013.IB.0089 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

Transcript of Kti sitti andriyani

i

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASIPADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MABODOTAHUN 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

Sitti AndriyaniPSW.B.2013.IB.0089

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian MP-ASI pada BayiUmur 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo

Tahun 2016

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Lishadriwati, SST La Ome, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupatenMuna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian MP-ASI pada BayiUmur 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo

Tahun 2016

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Lishadriwati, SST La Ome, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupatenMuna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian MP-ASI pada BayiUmur 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo

Tahun 2016

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Lishadriwati, SST La Ome, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupatenMuna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes (.........................................)

2. Lishadriwati, SST (..........................................)

3. La Ome, S.Pd., M. Pd (..........................................)

Raha Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Lishadriwati, SST La Ome, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M. Kes

iv

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI :

Nama : Sitti Andriyani

NIM : 2013.IB.0089

Tempat / Tanggal Lahir : Raha. 26 Oktober 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Wuna

II. PENDIDIKAN

Taman Kanak-Kanak : TK Matakidi

SD : SD Negeri 14 Sawerigadi 2000 - 2006

SMP : SMP Negeri 2 Lawa 2006 - 2009

SMA : SMA Negeri 1 Sawerigadi 2009 - 2012

Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya

tahun 2016.

v

KATA PENGANTAR

AAssssaallaammuu’’aallaaiikkuumm WWaarroohhmmaattuullllaahhii WWaabbaarraakkaattuuhh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan ibu tentang

pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Mabodo Tahun 2016. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan Paramata

Raha.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terimakasih yang tiada henti penulis

hanturkan kepada Ibu Lishadriwati, SST selaku pembimbing I dan Bapak La

Ome, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II atas kesediaanya baik berupa waktu,

bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun

materil yang sangat berharga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M. Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Sowite Kabupaten Muna.

vi

2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha sebagai penguji.

3. Ibu Waode Siti Amzia, SST., M.Kes Selaku Kepala Puskesmas Mabodo yang

telah memberikan izin kepada penulis dalam penelitian ini.

4. Seluruh responden yang bersedia bekerja sama dengan penulis selama

melaksanakan penelitian.

5. Seluruh jajaran Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Paramata Raha atas

segala bantuan yang diberikan.

6. Orang tuaku Ayahanda La Kurubi dan Ibunda Waode Tima yang paling

kucintai dan kubanggakan, yang telah memberikan segala dukungan baik moril

maupun material serta doa restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus

selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT tetap menjaga orang-

orang yang paling kucintai dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya.

7. Seluruh saudaraku (Musrifin, Sitti Nursyawal, dan La ode Adam Malik) yang

kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama mengikuti

Pendidikan di Akademi Kebianan Paramata Raha hingga penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini

8. Sahabat-sahabatku terutama kepada, Fitriani, Wiwin Winarsih, Ilawati, Rahma

Ningsih, Asni, Haidin, Ruliati dan Waode Nurmin, serta yang pernah menjadi

temanku, terimakasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna baik

dari segi materi maupun penulisanya. Olehnya itu, kritik dan saran yang

vii

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah

ini. Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala

kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu `alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Raha, Juli 2016

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i

Lembar Persetujuan....................................................................................... ii

Lembar Pengesahan......................................................................................

Riwayat Hidup..............................................................................................

iii

iv

Kata Pengantar.............................................................................................. v

Daftar Isi........................................................................................................ viii

Daftar Tabel.................................................................................................. x

Pernyataan.....................................................................................................

Intisari...........................................................................................................

xi

xii

Bab I Pendahuluan...................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7

Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................ 8

A. Telaah Pustaka................................................................................ 8

1. Pengetahuan............................................................................... 8

2. Makanan pendamping ASI (MP-ASI)...................................... 14

B. Landasan Teori............................................................................... 27

C. Kerangka Konsep........................................................................... 28

D. Pertanyaan Penelitian..................................................................... 29

Bab III Metode Penelitian.......................................................................... 30

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 30

B. Subjek Penelitian............................................................................ 30

C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 30

D. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................... 31

E. Variabel dan Defenisi Operasional................................................. 31

ix

F. Instrumen Penelitian....................................................................... 32

G. Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 33

H. Rencana Penelitian......................................................................... 33

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian..............................................................................

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian........................................

2. Tingkat Pengetahuan Ibu...........................................................

B. Pembahasan...................................................................................

Bab V Kesimpulan Dan Saran...................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Saran...............................................................................................

34

34

34

35

38

44

44

45

Daftar Pustaka............................................................................................. 46

Lampiran-Lampiran

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Tingkat Tahu Ibu Tentang Pemberian MPASI.................... 35

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pemahaman Ibu Tentang Pemberian MPASI ....... 36

Tabel 3. Distribusi Tingkat Aplikasi Ibu Tentang Pemberian MPASI .............. 37

xi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah dan ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Raha, Juli 2016

Sitti Andriyani

xii

INTISARI

Sitti Andriyani (PSW.IB.20130089) “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibutentang Pemberian MP-ASI pada Bayi Umur 6-12 Bulan di wilayah kerjapuskesmas Mabodo Tahun 2016”. Dibawah bimbingan Lishadriwati, danLa Ome.

Latar belakang : Makanan pendamping ASI merupakan proses transisi dari asupanyang semata berbasis susu menuju kemakanan yang semi padat, dalam pemberianMP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi,namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsang rasa percaya diribayi. Dengan demikian pemberian makanan yang tidak sesuai dengan umur bayidapat mengakibatkan gangguan organ pencernaan pada bayi karena sebelum usia 6bulan organ pencernaan bayi belum sempurna dan enzim pencernaanya belum siapmencerna makanan selain asi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan padaperiode bulan Januari sampai dengan Juni terdapat 62 bayi usia 6-12 bulan yangtelah mendapatkan MP-ASI dari 74 bayi yang berada diwilayah kerja puskesmasMabodo tahun 2016.

Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif.

Hasil penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan dari 62 responden yangmemiliki tingkat tahu yang baik terdapat 45 responden (72,59%), dan 17 responden(27,41%) yang memiliki tingkat tahu yang kurang. Sedangkan yang memilikitingkat pemahaman yang baik terdapat 21 responde (33,88%), dan 41 responden(66,12%) yang memiliki tingkat pemahaman yang kurang. Selain itu yang memilikitingkat aplikasi yang baik terdapat 25 responden (40,32%) dan yang memilikitingkat aplikasi kurang terdapat 37 responden (59,68%).

Kesimpulan : Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dari ketiga tingkatpengetahuan yang diteliti yaitu tingkat tahu, tingkat pemahaman dan tingkataplikasi ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12bulan dimana tingkat tahu sudah baik yakni 72,59 % dan tingkat tahu kurangsebesar 2741%, sedangkan tingkat pemahaman masih kurang yakni 66,12 % dantingkat pemahaman yang baik sebesar 33,88% begitu pula dengan tingkat aplikasimasih kurang yakni 59,86 % dan tingkat aplikasi baik sebesar 40,32%.

Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, MP-ASI, Bayi

Daftar Pustaka : 15 Kepustakaan (2006-2015)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Lailina Mufida,dkk (2015) Anak adalah buah hati yang senantiasa

didambakan setiap pasangan. Memiliki anak yang sehat dan tumbuh optimal

merupakan tujuan orang tua dimanapun. Masa bayi antara usia 0-12 bulan,

merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itu, masa

ini merupakan kesempatan yang baik bagi orang tua untuk mengupayakan tumbuh

kembang anak secara optimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk

mencapai hal tersebut adalah melalui pola asuh makan yang baik.

Dalam Lailina Mufida, dkk, (2015) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan

yang semi padat. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap

baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak.

Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi

kebutuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsang

rasa percaya diri pada bayi. Pemberian makanan tambahan harus bervariasi dari

bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat,

makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Pemberian MP-ASI yang cukup

dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan

kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini. Bertambah umur bayi

bertambah pula kebutuhan gizinya, maka takaran susunya pun harus ditambah, agar

1

2

bayi mendapat energi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI hanya

memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% pada bayi usia 6-12 bulan. Sisanya

harus dipenuhi dengan makanan lain yang cukup jumlahnya dan baik gizinya. Oleh

sebab itu pada usia 6 bulan keatas bayi membutuhkan tambahan gizi lain yang berasal

dari MP-ASI, namun MP-ASI yang diberikan juga harus berkualitas.

Dalam Ulfa Lestari (2012) Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di

dalam Global Strategi For Infrant And Young Child Feeding, World Health

Organization (WHO) dan United International Childrens Emergency Fund

(UNICEF) merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu :

Pertama, memberikan Air Susu Ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit

setelah bayi lahir. Kedua, memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) saja atau

pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia enam bulan.

Ketiga, memberikan makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi

berusia enam bulan sampai 24 bulan. Keempat, meneruskan pemberian ASI

sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.

Dalam Asdan Pandang (2007) Penelitian di Sri Lanka menunjukkan 23 %

bayi menerima MP-ASI pada usia 4 bulan, dan hampir semua ibu-ibu sudah mulai

memberikan makanan padat seperti nasi tim, biskuit, dll. Total dari 410 bayi, terdapat

34% bayi diberikan MP-ASI sebelum usia 6 bulan. Data UNICEF tahun 2006

menyebutkan bahwa kesadaran ibu untuk memberikan ASI di Indonesia baru 14%

itupun diberikan hanya sampai bayi berusia 4 bulan.

3

Target Millennium Development Goals (MDGs) ke-4 adalah menurunkan

angka kematian bayi dan balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu 2015. Penyebab

utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

kematian balita didasari oleh kurang gizi. Pemberian ASI secara eksklusif selama 6

bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun disamping pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP- ASI) secara adekuat terbukti merupakan salah satu intervensi

efektif dapat menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) (Prasetyawati, 2012).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2014) Angka Kematian Bayi (AKB)

berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka

Kematian Bayi pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Angka

Kematian Bayi tersebut diperkirakan ada kaitannya dengan perilaku pemberian Air

Susu Ibu.

Dalam Akmal Hakim (2014) menyatakan bahwa MP-ASI diberikan kepada

bayi saat berusia lebih dari 6 bulan karena bayi pada usia ini sudah memiliki sistem

imunitas yang cukup kuat untuk melindungi dari macam penyakit dan sistem cerna

yang lebih sempurna sehingga dapat mengurangi risiko alergi terhadap makanan.

Data dari Pusat Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan,

melaporkan bahwa lebih dari 50% bayi di Indonesia mendapatkan makanan

pendamping ASI pada usia kurang dari 1 bulan.

Menurut Susanty dkk (2012) pemberian makanan pendamping ASI yang

terlalu dini dapat menimbulkan gangguan pada pencernaan seperti diare.

Sebaliknya pemberian makanan yang terlalu lambat mengakibatkan bayi

4

mengalami kesulitan belajar mengunyah, tidak menyukai makanan padat, dan bayi

kekurangan gizi.

Dalam Afiana (2010) Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan umur

bayi dapat mengakibatkan gangguan organ pencernaan pada bayi karena sebelum

usia 6 bulan, organ pencernaan bayi belum sempurna dan enzim pencernaannya

belum siap mencerna makanan selain ASI, bayi kekurangan zat gizi tertentu karena

pemberian makanan tambahan sebelum usia bayi 6 bulan mengakibatkan bayi

cepat kenyang sehingga asupan nutrisi menjadi berkurang, obesitas pada bayi, serta

pertumbuhan bayi yang belum mendapat makanan tambahan di usia 6 bulan

akan terlambat karena bayi tidak mendapatkan gizi yang optimal di masa

pertumbuhannya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Sulawesi Tenggara

tahun 2013 cakupan ASI esklusif mencapai 65,99% dan di tahun 2014 menurun

menjadi 32,9%. Di Kabupaten Muna 2014 cakupan ASI esklusif di Kabupaten Muna

berada diposisi terendah yakni 19,5%.

Data di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo periode bulan Januari sampai

dengan Juni tahun 2016 terdapat 74 orang bayi usia 6-12 bulan. Bayi yang mendapat

MP-ASI > 6 bulan berjumlah 62 orang dari 74 orang kelahiran hidup (56,14%).

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI pada umur 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo

Kabupaten Muna Tahun 2016.

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah

“Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada umur 6-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Tahun 2016 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang Pemberian Makanan Pendamping

ASI pada umur 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas Mabodo tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang Pemberian Makanan

Pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Mabodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016.

b. Mendapatkan gambaran tingkat pemahaman ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas

Mabodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016.

c. Mendapatkan gambaran tingkat aplikasi ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Mabodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya tentang MP-

ASI pada bayi.

6

b. Dapat berfungsi sebagai referensi bagi rekan–rekan yang ingin melanjutkan

penelitian ini, serta sebagai bahan bacaan dalam meningkatkan pengetahuan

tentang MP-ASI.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang telah

didapat selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

b. Bagi Pemerintah dan Petugas Puskesmas

Sebagai masukan khususnya untuk lebih meningkatkan komunikasi, informasi,

dan edukasy (KIE) dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat dan ibu

menyusui khusnya tentang pemberian MP-ASI kepada bayi umur 6-12 bulan.

c. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

merencenakan dan mengembangkan program intervensi kesehatan untuk

mengatasi masalah yang ada berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang MP-

ASI.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mulai dari mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan

terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

a. Tingkat pengetahuan

Domain tingkat pengetahuan kognitif mempunyai enam tingkatan,

meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan

dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang

suatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar ataupun informasi

yang diterima dari orang lain (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang dicakup didalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni

7

8

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali

(Recall) terhadap sesastu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari

atau ransangan yang telah diterima.

2) Comprehension (Memahami)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek, yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi yang harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Apllication (Aplikasi )

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk materi telah dipelajari

pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (Riil). Aplikasi disini dapat

diartikan penggunaan hukum-hukum,rumus, metode dan lain sebagainya

dalam konteks atau situasi lain.

4) Analysis (Analisa )

Analisa merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen- komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.

9

5) Synthesis (sintesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian–bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk penelitian terhadap suatu

objek. Penilaian –penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria –kriteria yang telah ada.

b. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

ada 6 antara lain :

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan perilaku positif yang meningkat. Tingkat pendidikan menunjukan

korelasi positif dengan terjadinya perubahan perilaku positif yang meningkat

dengan demikian pengetahuan juga meningkat. Pembagian pendidikan

menurut Depdiknas yaitu pendidikan Dasar (SD, SMP), Menengah (SMK,

MA, SMA), tinggi ( Akademi, PT).

2) Informasi

Seorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas.

10

3) Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan

meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan

tentang yang bersifat informal.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dapat di peroleh dengan beberapa

cara diantaranya :

1) Tradisional non ilmiah

a) Cara coba- salah (trial and error)

Cara ini adalah cara yang paling sederhana dan telah dipakai orang

sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya

peradaban. Pada waktu itu apabila seseorang menghadapi persoalan atau

masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara

coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,

dicoba kemungkinan lain. Apabila kemungkinan kedua gagal maka

dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya sampai masalh

tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

11

Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarkat baik

informal, ahli agama,pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan

kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas dan

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemerintah agama,

maupun ahli ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah

tersebut mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan

sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam mememcahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat

memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara

tersebut. Tetapi, bila dia gagal menggunakan cara tersebut, dia tidak akan

mengulangi cara dan berusaha mencari yang lain, sehingga dapat berhasil

memecahkan masalahnya.

d) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan budaya umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan

kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

12

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

Cara induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman yang ditangkap

indra kemudian disimpilkan kedalam suatu konsep yang memungkinkan

seseorang untuk memehami suatu gejala. Sedangkan cara deduksi adalah

pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kekhusus.

2) Cara modern dalam mempengaruhi pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada masa dewasa

ini lebih sistemis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah

atau sering disebut metodelogi penelitian. Mula-mula dengan pengamatan

langsung kemudian hasilnya dikumpulkan, diklasifikasikan dan akhirnya

dibuat kesimpulan.

2. Makanan Pendamping ASI (MP –ASI)

a. Defenisi MP-ASI

MP-ASI adalah makanan atau miniuman yang mengandung zat gizi,

diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan

gizi selain dari ASI (Nurul, 2014). Dalam Lailina, dkk (2015) MP-ASI

merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan

dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun

jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang

cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan

perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini, tetapi

13

sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI tersebut. Sanitasi dan

hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi

mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama

kurun waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi

bayi, setelah 6 bulan produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak lagi

dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan tambahan menjadi sangat penting

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut.

b. Jenis Makanan Bayi

1) Makana utama yaitu Air Susu Ibu (ASI), dan jika ASI tidak dapat diberikan

makanan buatan sebagai pengganti misalnya susu, madu, air putih.

2) Makanan pelengkap terdiri dari buah-buahan, biscuit, makanan padat bayi

berupa bubur susu, nasi tim atau makanan jenis lainnya (Nurul,2010)

c. Penyajian Makanan Bayi

1) ASI Esklusif, yaitu makanan bayi berupa ASI saja tanpa makanan dan

minuman lain termasuk air putih (kecuali obat-obatan dan vitamin atau

mineral) sampai umur 6 bulan.

2) ASI penuh, yaitu bayi mendapat ASI Esklusif dan predominan.

3) ASI predominan yaitu pemberian makanan disamping ASI, bayi diberi

sedikit minum air putih atau air gula.

4) Susu botol, yaitu memberikan makanan bayi dengan botol atau

makanan/minuman apapun yang ada dalam botol, termasuk ASI yang

diperah/dipompa.

14

5) Makanan buatan, yaitu memberikan makanan buatan atau formula dan sama

sekali tidak minum ASI atau mendapat ASI.

6) ASI Parsial, yaitu memberikan sebagian makanan buatan seperti biscuit,

sereal, susu atau makanan lain sebagai menyusui.

d. Waktu Pemberian MP- ASI

Makanan tambahan diberikan setelah masa ASI eksklusif untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi, yang tidak lagi terpenuhi dari ASI saja.

Di masa penyapihan ini bayi akan mendapatkan ASI, buah, biskuit bayi, bubur

bayi dan lebih lanjut akan mendapat nasi tim. Prinsip pemberian makanan pada

bayi usia 0 sampai 6 bulan hingga 1 tahun adalah peralihan bertahap dari hanya

ASI hingga mencapai pola makan dewasa. Perubahan terjadi di dalam hal

tekstur (halus hingga kasar), konsistensi (lunak hingga padat), porsi dan

frekuensinya sesuai dengan kemampuan dan perkembangan bayi. Tahapan

pemberian makanan pendamping ASI yang ideal adalah mulai usia 6 bulan.

Makanan tambahan harus mulai diberikan ketika bayi tidak lagi

mendapat cukup energi dan nutrisi dari ASI saja. Untuk kebanyakan bayi,

makanan tambahan mulai diberikan pada usia 6 bulan keatas. Pada usia ini otot

dan syaraf didalam mulut bayi cukup berkembang untuk mengunyah, menggigit

dan memamah. Sebelum usia 6 bulan, bayi akan mendorong makanan keluar

dari mulutnya karena mereka tidak dapat mengendalikan gerakan lidahnya

secara penuh. Pada usia 6 bulan lebih mudah untuk memberikan bubur kental,

sup kental dan makanan yang dilumatkan, karena anak pada usia ini

15

mempunyai kemampuan yaitu: dapat mengendalikan lidahnya lebih baik, mulai

melakukan gerak mengunyah keatas dan kebawah, mulai tumbuh gigi, Suka

memasukkan sesuatu kedalam mulutnya.

Menurut Hardianah, dkk (2014) hal- hal yang penting dan harus

diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI adalah sebagai

berikut :

1) Perhatikan kebersihan alat makan

2) Membuat makanan secukupnya

3) Berikan makanan dengan sebaik-baiknya

4) Buat variasi makanan

5) Ajak makan bersama anggota keluarga lain

6) Jangan memberi makanan dekat dengan dengan waktu makan

7) Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

e. Tujuan dan Pemberian MP-ASI

Tujuan pemberian Makanan Pendamping ASI adalah :

1) Melengakapi zat gizi ASI yang sudah berkurang

2) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam

makanan dengan berbagi rasa dan bentuk

3) Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan

4) Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi

(Hasdianah, dkk 2014).

16

f. Memulai Pemberian MP ASI

Memulai pemberian MP ASI dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Pilih waktu yang tepat : jangan saat anak sedang cape atau ngantuk

2) Makanan pertama tetap berbentuk cair, jadi akan mengalir jika sendok

dibalikan.

3) Cara pemberiannya: pembuka diberi ASI perah – MP-ASI – ASI perah

sebagai penutup.

4) Ingat : perhatikan suhu makanan yang diberikan. Usahakan sehangat ASI.

5) Berikan satu jeniis makanan untuk 2- 3 hari untuk memastikan bayi tidak

ada alergi terhadap makanan tersebut.

6) Batasi waktu pemberian makanan : jangan terlalu lama, jika dalam 15

menit bayi hanya mengisap atau menolak segera hentikan.

7) Batasi pemberisn makanan: hanya beberapa suap pada awalnya ( 2-3 suap)

8) Berikan dengan posisi duduk, bias dengan disanggah atau menggunakan

kursi makan untuk bayi (High cair ).

9) Janagan sambil bermain, menonton TV, atau jalan-jalan.

10) Libatkan anggota keluarga yang lain : makan secara bersamaan, sehingga

suasananya menyenangkan.

11) Seiring dengan bertambahnya usia; bayi distimulasi untuk tertarik mencoba

makan sendiri (Nurul, 2014).

g. Frekuensi Pemberian MP-ASI

1) Usia 0-24 bulan: pemberian ASI tetap berjalan

17

2) Usia 6-7 bulan : jenis makanan; semi encer ( bubur tepung; sayur atau

buah). Pemberian : satu kali, berangsur-angsur menjadi 2 kali sehari

3) Usia 8-9 bulan : jenis makanan ; semi padat ( tim sari ).pemberian ; 2 kali,

berangsur- angsur 3 kali sehari.

4) Usia 10-12 bulan : jenis makanan ; padat (nasi lembek). Pemberian ; 3 kali

sehari (Nurul, 2014).

h. Zat yang Dibutuhkan Bayi

1) Karbohidrat

Kegunaan : untuk menghemat protein selama produksi energi,membantu

pembakaran lemak agar lebih efisien dan lebih sempurna,menjadi sumber

energi cepat,membantu fungsi normal usus,sebagai laksatif dan membantu

absorbs kalsium

Sumber : susu, padi-padian, buah-buahan, tepung, umbi, gandum dan lain-

lain.

2) Protein

Kegunaan : untuk pertumbuhan, perbaikan, perawatan struktur dan jaringan

tubuh, pembentukan hormon, membantu mengangkut zat-zat lain dalam

darah, dan juga sebagai sumber energi.

Sumber : ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain-lain.

3) Lemak

Kegunaan : menghasilkan energi bagi tubuh, memudahkan penyerapan

vitamin larut lemak, memasok asam lemak esensial, menyokong dan

18

melindungi organ dalam, membantu pengaturan suhu, melumasi jaringan

tubuh.

Sumber : daging, mentega, mayones, keju, dan susu.

4) Vitamin dan mineral

Kegunaan : berfungsi dalam antioksidan, koenzim, tambahan makanan,

bahan obat.

Sumber : roti, buah-buahan, sayuran, susu dan daging.

5) Air

Kegunaan : memuaskan rasa haus bayi dan membantu melancarkan kerja

pencernaan bayi

Sumber : ASI / PASI, air putih matang, sari buah segar dan makanan

berbuah (Hasdianah, dkk, 2014).

i. Jenis –jenis MP-ASI

Jenis MP-ASI diantaranya:

1) Buah-buahan yang dihaluskan / dalam bentuk sari buah. Misalnya

pisang Ambon, pepaya, jeruk, tomat.

2) Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.

3) Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng / karton sachet (Hasdianah,

dkk, 2014).

j. Alasan MP-ASI Diberikan Pada Usia ≥ 6 Bulan

1) Bayi mengalami Growth Spurt (percepatan pertumbuhan ) pada usia 3-4

bulan, bayi mengalami peningkatan nafsu makan, tetapi bukan berarti ia

19

siap untuk menerima makanan padat. Solusinya: berilah ASI sesering

mungkin.

2) Usia 0-6 bulan, kebutuhan bayi bisa dipenuhi hanya dengan

mengonsumsi ASI

3) Umumnya bayi telah siap dengan makanan padat pada usia 6 bulan.

Karena pada usia ini, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70 % kebutuhan

gizi bayi.

4) Tidak dianjurkan untuk memperkenalkan makanan semi padatdan atau

padat pada bayi berumur 4-6 bulan karena sistem pencernaan mereka

belum siap menerima makanan ini.

5) Pemberian makanan sebelum usia 6 bulan, meningkatkan resiko :alergi,

obesitas, dan mengurangi minat terhadap ASI.

6) Masi aktifnya refleks extrusion yaitu bayi akan mengeluarkan makanan

yang ibu sodorkan kemulutnya, ini meningkatkan risiko tersedak jika

diberikan makanan padat terlalu dini (Nurul, 2014)

k. Syarat Makanan Pendamping ASI

Menurut Waryana ( 2010), dalam pemberian makanan pendamping ASI,

ada beberapa syarat yang harus diperhatikan, diantaranya adalah sebagai

berikut :

1) Memiliki nilai energy dan kandungan protein yang tinggi

2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan

mineral yang cukup

20

3) Dapat diterima oleh pencernaan bayi dengan baik

4) Harga relative murah

5) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan – bahan yang tersedia secara

local

6) Bersifat padat gizi

7) Kandungan serat atau bahan lain yang suka dicerna dalam jumlah yang

sedikit.

l. Pemberian Makanan Bayi Umur 0-24 Bulan yang Baik dan Benar

Dalam Widyaningsih (2015) Sesuai dengan bertambahnya umur bayi,

perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka makanan

bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:

1) Makanan bayi umur 0-6 bulan

a) Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)

Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI

terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini

ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI

adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk

bayi dan ibu, dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang

antara ibu dan anak

21

b) Berikan kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama,

kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung

zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.

c) Berikan ASI dari kedua payudara

Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian

pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8-10 kali setiap

hari.Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan.

2) Makanan bayi umur 6-9 bulan

a) Pemberian ASI diteruskan

b) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan

keluarga secara bertahap, karena merupakan makanan peralihan ke

makanan keluarga

c) Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau,

buah dan lain-lain.

d) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan,

seperti lauk pauk dan sayuran secara berganti-gantian.

3) Makanan bayi umur 12-24 bulan

a) Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah

ASI sudah berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi

yang berkualitas tinggi

22

b) Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-

kurangnya 3 kkali sehari dengan porsi separuh makanan

orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap

berikan makanan selingan 2 kali sehari.

c) Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan

padanan bahan makanan.Misalnya nasi diganti dengan

mie, bihun, roti, kentang dan lain-lain. Hati ayam diganti

dengan telur, tahu, tempe dan ikan. Bayam diganti degan

daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu diganti

dengan bubur kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit dan lain-

lain.

d) Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara

tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi

sedikit.

m. Dampak atau Risiko Pemberian MP-ASI Terlalu Dini

Dalam Lailina (2015) Pemberian MP-ASI harus memperhatikan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan kelompok

umur dan tekstur makanan yang sesuai perkembangan usia balita.

Terkadang ada ibu-ibu yang sudah memberikannya pada usia dua

atau tiga bulan, padahal di usia tersebut kemampuan pencernaan bayi

belum siap menerima makanan tambahan. Akibatnya banyak bayi yang

mengalami diare. Masalah gangguan pertumbuhan pada usia dini yang

23

terjadi di Indonesia diduga kuat berhubungan dengan banyaknya bayi

yang sudah diberi MP-ASI sejak usia satu bulan, bahkan sebelumnya.

Pemberian MP-ASI terlalu dini juga akan mengurangi konsumsi ASI,

dan bila terlambat akan menyebabkan bayi kurang gizi. Sebenarnya

pencernaan bayi sudah mulai kuat sejak usia empat bulan. Bayi yang

mengonsumsi ASI, makanan tambahan dapat diberikan setelah usia

enam bulan. Selain cukup jumlah dan mutunya, pemberian MP-ASI.

Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan juga perlu

memperhatikan kebersihan makanan agar anak terhindar dari infeksi

bakteri yang menyebabkan gangguan pecernaan .

Umur yang paling tepat untuk memperkenalkan MP-ASI

adalah enam bulan, pada umumnya kebutuhan nutrisi bayi yang kurang

dari enam bulan masih dapat dipenuhi oleh ASI. Tetapi, stelah berumur

enam bulan bayi umumnya membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih

untuk tetap bertumbuh lebih cepat sampai dua kali atau lebih dari itu,

disamping itu pada umur enam bulan saluran cerna bayi sudah dapat

mencerna sebagian makanan keluarga seperti tepung.

Bayi yang mendapat MP-ASI kurang dari empat bulan akan

mengalami risiko gizi kurang lima kali lebih besar dibandingkan bayi yang

mendapatkan MPASI pada umur empat-enam bulan setelah dikontrol

oleh asupan energi dan melakukan penelitian kohort selama empat bulan

melaporkan pemberian MP-ASI terlalu dini (< empat bulan) berpegaruh

24

pada gangguan pertambahan berat badan bayi, meskipun tidak

berpengaruh pada gangguan pertambahan panjang bayi. Pemberian

makanan tambahan terlalu dini kepada bayi sering ditemukan dalam

masyarakat seperti pemberian pisang, madu, air tajin, air gula, susu

formula dan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan.

Adapun resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini, yaitu:

1) Resiko Jangka Pendek

Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi keinginan

bayi untuk menyusui sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusui

berkurang dengan akibat produksi ASI berkurang. Selain itu

pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi

penyerpan zat besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam

ASI rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Pemberian

makanan dini seperti pisang, nasi didaerah pedesaan di Indonesia

sering menyebabkan penyumbatan saluran cerna/diare serta

meningkatnya resiko terkena infeksi.

2) Resiko Jangka Panjang

Resiko jangka panjang dihubungkan dengan obesitas, kelebihan

dalam memberikan makanan adalah resiko utama dari pemberian

makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia

selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan

yang tidak sehat. Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (±

25

15 mg/100 ml), namun jika masukan dari diet bayi dapat meningkat

drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi di kemudian

hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan

terjadinya gangguan hipertensi. Selain itu, belum matangnya sistem

kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan

alergi terhadap makanan.

B. Landasan Teori

MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan

kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari

ASI (Anonim, 2006).

Makanan pendamping ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi.

Makanan ini harus jadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini

menunjukan bahwa, makanan pendamping ASI berguna untuk menutupi kekurangan

zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian cukuo jelas, bahwa

peranan makanan tambahan bukan sebagai ASI, tetapi untuk melengkapi ASI

(Waryana, 2010).

Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (Recall)

terhadap sesastu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau ransangan

yang telah diterima (Notoatmodjo, 2010).

Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek, yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

26

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi yang harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari (Notoatmodjo, 2010).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (Riil). Aplikasi disini dapat

diartikan penggunaan hukum-hukum,rumus, metode dan lain sebagainya dalam

konteks atau situasi lain (Notoatmodjo, 2010).

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Hubungan antar variabel

Gambar 1. Kerangka Konsep

Ibu Yang Memiliki BayiUsia 6-12 Bulan

.lkn

Tingkat Pengetahuan Ibu

Tahu

Pemahaman

Aplikasi

Variabel Dependen

27

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat tahu ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-

12 bulan diwilayah kerja puskesmas Mabodo tahun 2016?

2. Bagaimana tingkat pemahaman ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-

12 bulan diwilayah kerja puskesmas mabodo tahun 2016?

3. Bagaimana tingkat aplikasi ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016?

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu

untuk mendapatkan gambaran tentang pengetahuan ibu tentang pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Mabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna tahun 2016.

B. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan

pada bulan Januari-Juni 2016 dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Mabodo

Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna yang berjumlah 57 bayi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian adalah sebagian ibu yang mempunyai bayi umur 6-12

bulan pada bulan Januari-Juni dan berdomisili di wilayah kerja puskesmas

Mabodo. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive

Sampling. Besaran sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus besaran

sampel seperti dibawah ini :

n = .Keterangan :

n = Jumlah sampel

28

29

N = Jumlah populasi

=presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 74%)= ( , )= ( , )= ,= ,n = 62,44

Jadi, n = 62 orang.

C. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di wilayah kerja

Puskesmas Mabodo Kecamatan Kontunaga.

D. Identifikasi Variabel

Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai cirri sifat atau ukur yang

dimiliki oleh atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu.

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu pada tingkat

tahu, memahami, dan aplikasi.

30

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-12

bulan.

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan

Yang dimaksud dengan Ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan dalam penelitian

adalah perilaku ibu dalam memberikan makanan lain selain ASI pada bayinya

untuk menambah energy dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi Karena ASI tidak

dapat memenuhi kebutuhan bayi terus-menerus. Penentuan kriteria objektif untuk

pemberian MP-ASI merujuk pada usia bayi saat pertama kali diberikan MP-ASI

oleh ibunya.

2. Pengetahuan

a. Tahu

Tahu adalah kemampuan ibu untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari oleh ibu tentang pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

Baik : Jika total nilai pengetahuan Ibu mengenai tingkat tahu ibu

tentang MP-ASI > 60 %.

Kurang : Jika total nilai pengetahuan Ibu mengenai tingkat tahu ibu

tentang MP-ASI < 60 %.

b. Pemahaman

31

Pemahaman adalah kemampuan ibu untuk memahami dan menjelaskan secara

benar, tentang cara pemberian Makanan Pendamping ASI.

Baik : Jika total nilai pengetahuan Ibu mengenai pemahaman ibu

tentang MP-ASI> 60 %.

Kurang : Jika total nilai pengetahuan Ibu mengenai pemahaman ibu

tentang MP-ASI < 60 %.

c. Aplikasi

Aplikasi adalah kemampuan ibu untuk menerapkan suatu materi tentang

pemberian MP-ASI dalam memberikan MP-ASI sesuai umur yang dianjurkan.

Baik : Jika total nilai penerapan Ibu mengenai pemahaman ibu

tentang MP-ASI > 60 %.

Kurang : Jika total nilai penerapan Ibu mengenai pemahaman ibu tentang

MP-ASI < 60 % (Notoatmodjo, 2010).

F. Instrument Penelitian

Pada penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuisioner yang berisi

pertanyaan –pertanyaan yang telah diteliti.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

32

Editing adalah memeriksa kelengkapan jawaban responden dan menghitung

jumlah kuisiner yang kembali.

2. Coding

Coding adalah melakukan kode untuk masing-masing item pertanyaan.

3. Skoring

Skoring adalah menilai masing-masing item dengan menggunakan perhitungan

kalkulator kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasanya

yang dipersentasikan dan diuraikan dalam bentuk naratif, dengan kriteria skor:

Benar = 1

Salah = 0

H. Jalanya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus surat

izin penelitian kepada institusi dan melapor kepada Kepala Badan KESBANG

POL Kabupaten Muna, kemudian mengantar surat tembusan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dan Kepala puskesmas Mabodo Kabupaten

Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data dilapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaanya dimulai dengan menghubungi bidan kordinator

puskesmas Mabodo untuk memperoleh data dilapangan. Pengambilan data

dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada ibu-ibu yang memiliki bayi

33

usia 6-12 bulan. Setelah memperoleh data dari hasil pengambilan sampel

sebanyak 62 orang kemudian melakukan editing, coding, processing dan

tabulasi pada penelitian ini digunakan tabel, karena berguna untuk

mempermudah dalam penyusunan kedalam instrumen.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan disajikan

secara Deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

a. Keadaan Geografi

Puskesmas Mabodo terletak di kecamatan Kontunaga kabupaten Muna

Sulawesi Tenggara. Daerah ini sangat strategis karena berada di tengah-tengah

pemukiman penduduk sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses

tempat ini.

Puskesmas Mabodo berada dalam wilayah kabupaten Muna dengan jarak

10 km dari pusat kota Muna dan dicapai melalui darat, dengan batas wilayah

sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Watopute, sebelah selatan dengan

kecamatan Kabawo, sebelah timur dengan kecamatan Lohia, dan sebelah barat

dengan kabupaten Mubar. Puskesmas Mabodo mempunyai wilayah kerja

meliputi 5 desa yaitu desa Bungi, desa Masalili, desa Kontunaga, desa

Liabalano, dan desa Mabodo.

b. Demografi

Berdasarkan data kependudukan kecamatan Kontunaga kabupaten Muna

jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Mabodo sekitar 15.122 jiwa.

c. Sarana dan Tenaga Kesehatan

1) Sarana Kesehatan

35

Sarana kesehatan yang dimiliki Puskesmas Mabodo terdiri dari 3 Pustu, 2

Poskesdes, 11 Posyandu.

2) Tenaga Kesehatan

Puskesmas Mabodo terdapat beberapa tenaga kesehatan berjumlah 73

orang termasuk perawat baik yang sudah PNS maupun yang masih honorer

yaitu sebagai berikut :

Dokter : 2 Orang

Bidan PNS : 3 Orang

Bidan PTT : 1 Orang

perawat : 13 Orang

Gizi : 5 Orang

Farmasi : 2 Orang

SKM : 4 Orang

SPK : 1 Orang

Promkes : 2 Orang

Honorer : 40 Orang

2. Tingkat Pengetahuan Ibu

Hasil penelitian akan disajikan dalam beberapa tabel distribusi disertai dengan

narasi atau penjelasan tabel yang terdiri dari analisis univariat sebagai berikut:

a. Tingkat Tahu

Pembagian responden berdasarkan tingkat tahu dapat dilihat pada tabel 1

berikut.

36

Tabel 1Distribusi Tingkat Tahu Ibu Tentang Pemberian MP-ASI Pada Bayi

Umur 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKecamatan Kontunaga Kabupaten Muna

Tahun 2016Tingkat tahu Jumlah %

Baik 45 72, 59

Kurang 17 27,41Total 62 100

Sumber : Data Primer, 2016Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat tahu ibu tentang pemberian makanan

pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo

kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 pada umumnya sudah baik. Dari

62 sampel yang diteliti ibu yang memiliki tingkat tahu ibu yang baik yakni 45 orang

(72,59%), sedangkan ibu yang memiliki tingkat tahu yang kurang yakni 17 orang

(27,41%).

b. Tingkat Pemahaman

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat

pemahaman ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur

6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga

kabupaten Muna tahun 2016 pada umumnya masih kurang, lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2.

37

Tabel 2Distribusi Tingkat Pemahaman Ibu Tentang Pemberian MP-ASI

Pada Bayi Umur 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja PuskesmasMabodo Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna

Tahun 2016Tingkat Pemahaman Jumlah %

Baik 21 33,88Kurang 41 66,12

Total 62 100Sumber : Data Primer, 2016

Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat pemahaman ibu tentang

pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Maobodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016

pada umumnya masih kurang. Dari 62 orang sampel yang diteliti ibu yang

memiliki tingkat pemahaman baik yakni 21 orang (33,88%), sedangkan yang

memiliki tingkat pemahaman yang kurang yakni 41 orang (66,12%).

c. Tingkat Aplikasi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat aplikasi ibu

tentang makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 pada

umumnya masih kuranag. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

38

Tabel 3Distribusi tingkat aplikasi ibu tentang Pemberian Makanan Pendamping

ASI pada bayi umur 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas MabodoKecamatan Kontunaga Kabupaten Muna

tahun 2016Tingkat Aplikasi Jumlah %

Baik 25 40,32kurang 37 59,68Total 62 100

Sumber: Data Primer, 2016

Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat penerapan atau aplikasi ibu tentang

pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 Bulan di wilayah kerja Puskesmas

Mabodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 masih kurang.

Dari 62 orang sampel yang baik yaitu 25 orang (40,32%) dan yang kurang

yakni 37 orang (59,68%).

B. Pembahasan

Setelah mengadakan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Mabodo

kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 serta mengolah data yang diteliti

yakni tingkat tahu, pemahaman dan aplikasi. Maka penulis akan membahas

sehubungan dengan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI

pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo kecamatan

Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016.

1. Tingkat tahu

Tingkat tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (Recall)

39

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau ransangan

yang telah diterima.

Dari hasil penelitian di peroleh bahwa tingkat tahu ibu tentang pemberian

makanan pendamping ASI di wilayah kerja Puskesmas Mabodo kecamatan

Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 pada umumnya sudah baik yakni dari 62

sampel yang diteliti ibu yang memiliki tingkat tahu yang baik yakni 45 orang

(72,59%) sedangkan yang kurang sebanyak yakni 17 orang (27,41 %).

Menurut penelitian Nursalam (2012) berdasarkan data diatas, didapatkan hasil

bahwa tingkat tahu pada ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12

bulan adalah baik. Hasil tersebut sangat baik, dapat disebabkan karena beberapa

hal antara lain sudah semakin banyak informasi yang di peroleh oleh ibu tentang

kesahatan khususnya tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi

umur 6-12 bulan. Informasi tentang pemberian makanan pendamping ASI pada

bayi umur 6-12 bulan melalui penyuluhan. Penyuluhan yang di berikan oleh

tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit. Informasi dapat diketahui ibu

melalui media masa seperti poster-poster yang berisi tentang pengetahuan

kesehatan, televisi dan spanduk-spanduk berisi tentang kesehatan. Hal ini

menjadikan ibu memperoleh pengetahuan yang cukup tentang pemberian makanan

pendamping ASI, sedangkan pada ibu yang mempunyai pengetahuan kurang

tentang pemberian makanan pendamping ASI dapat di sebabkan karena tingkat

pendidikan dan pemahamannya tentang kesehatan masih minim sehingga

40

menjadikan ibu acuh tak acuh terhadap informasi yang di berikan khususnya

mengenai makanan pendamping ASI.

Menurut Penelitian Nursalam (2012) hasil tersebut diatas sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin

mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki,

sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Dari uraian di atas semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin

baik pula untuk menerima informasi. Ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih

baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah dalam merawat bayinya

terutama dalam pemberian makanan tambahan yang baik dan benar.

Menurut Wawan (2010) Pengetahuan ibu mengenai MP-ASI merupakan salah

satu faktor penting dalam kesuksesan pemberian MP-ASI. Tingkat pengetahuan

yang berbeda dalam setiap masyarakat dapat di pengaruhi oleh faktor internal

antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, usia serta faktor eksternalnya adalah

faktor eksternalnya adalah faktor lingkungan sosial, budaya dan sumber informasi

yang di terima.

2. Tingkat pemahaman

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek, yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi yang harus dapat

41

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pemahaman ibu tentang

pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 pada

umumnya masih kurang yakni dari 62 orang sampel yang diteliti ibu yang

memiliki tingkat pemahaman baik sebanyak 21 orang (33,88%) sedangkan yang

kurang sebanyak 41 orang (66,12%).

Dalam penelitian yang telah saya baca, beragamnya tingkat pemahaman di

pengaruhi beberapa faktor antara lain adalah faktor umur dan pendidikan ibu.

Beberapa teori menyebutkan bahwa umur dan pendidikan mempunyai hubungan

dengan tingkat pemahaman seseorang mengenai suatu informasi khususnya

masalah kesehatan, umur yang sudah dewasa umumnya memiliki pemahaman

yang lebih baik dibanding umur yang masih muda atauyang sudah tua demikian

pula pendidikan yang memadai menjadikan tingkat pengetahuan dan pemahaman

ibu tentang kesehatan lebih baik pula.

Sedangkan menurut pendidikan ibu yang mencapai tingkat pendidikan tinggi

lebih cepat menyerap pengetahuan dan memahami informasi yang diberikan

secara cepat karena adanya daya serap yang maksimal pada ibu. Sedangkan bagi

para ibu yang mempunyai tingkat pendidikan rendah lebih lambat menyerap

pengetahuan dan memahami informasi yang diberikan karena adanya daya

tangkap yang sangat minim pada para ibu.

42

3. Tingkat Aplikasi

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk materi telah dipelajari

pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (Riil). Aplikasi disini dapat diartikan

penggunaan hukum-hukum,rumus, metode dan lain sebagainya dalam konteks atau

situasi lain. Dari hasil penelitian yang di peroleh bahwa aplikasi ibu tentang

pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 masih

kurang dimana dari 62 sampel yang diteliti yang memiliki aplikasi yang baik

sedikit yakni 25 orang (40,32%) dibandingkan dengan tingkat aplikasi yang

kurang yakni 37 orang (59,68%).

Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa pada pengetahuan ibu tentang

pemberian MP-ASI pada umur 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas Mabodo

tahun 2016 untuk tingkat aplikasi masih kurang. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang menunjukan bahwa tingkat aplikasi yang kurang lebih besar dari

pada tingkat yang lain.

Dalam hubungannya dengan aplikasi seorang ibu, selain umur juga

dipengaruhi oleh baik tidaknya penerimaan seseorang dalam menyikapi suatu

informasi yang diperoleh serta melaksanakan suatu yang diinformasikan baik itu

berupa saran, penyampaian, pengumuman, maupun penyuluhan. Dengan respon

yang baik maka ibu dapat mengaplikasikan anjuran-anjuran kesehatan yang

menurut ibu baik bagi kesehatan, adapun anjuran yang diberikan oleh tenaga

kesehatan yaitu : tentang pentingnya pemberian ASI saja sampai bayi berumur 6

43

bulan tanpa makanan pendamping, sedangkan jika penerimaan ibu tentang

informasi kurang baik, menjadikan ibu tidak mau menerapkan informasi yang

diberikan termasuk mengenai pemberian makanan pendamping ASI. Hal ini sesuai

dengan teori yang mengatakan bahwa selain umur dan tingkat pendidikan, tingkat

pengetahuan juga dipengaruhi oleh baik tidaknya penerimaan seseorang dalam

menyikapi suatu informasi yang diterima dan melaksanakan sesuai dengan yang

diinformasikan kepadanya.

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diadakan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo

kecamatan Kontunaga kabupaten Muna tahun 2016 mengenai pengetahuan ibu

tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan, maka dapat

disimpulkan :

1. Tingkat tahu ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur

6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga

kabupaten Muna tahun 2016 pada umumnya sudah baik. Dimana hasil penelitian

tentang ibu yang memiliki tingkat tahu yang baik lebih banyak yakni sebesar

72,59% dibandingkan dengan ibu yang tingkat tahunya kurang yakni sebesar

27,41 %.

2. Tingkat pemahaman ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi

umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga

kabupaten Muna tahun 2016 pada umumnya masih kurang. Dimana hasil

penelitian tentang ibu yang memiliki tingkat pemahaman yang baik lebih sedikit

yakni sebesar 33,88% di bandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat

pemahaman kurang yakni sebesar 66,12%.

3. Tingkat aplikasi ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi

umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga

45

kabupaten Muna tahun 2016 pada umunya masih kurang. Dimana hasil penelitian

yang dilakukan tentang ibu yang memiliki tingkat aplikasi yang baik lebih sedikit

yakni sebesar 40,32% dibandingkan dengan ibu yang tingkat aplikasi kurang

yakni sebesar 59,68%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang MP-

ASI pada bayi usia 6-12 bulan, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah:

1. Diharapkan ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja

puskesmas Mabodo kecamatan Kontunaga, lebih memahami tentang gizi

khususnya tentang MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan dengan cara mengikuti dan

memperhatikan penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh bidan/kader.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan dukungan penuh kepada

ibu dan melakukan kegiatan penyuluhan secara intensif atau berkesinambungan

yang menitik beratkan tentang pemberian MP-ASI yang baik dan benar. Sehingga

pemahaman dan penerapan ibu bayi tentang pemberian mp-asi dapat meningkat

yang selanjutnya dapat diaplikasikan atau diterapkan pada anaknya.

3. Diharapkan dapat menambah wacana dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi khususnya pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan.

4. Diharapkan akan menambah referensi untuk mengembangkan penelitian yang

lebih lanjut tentang MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan.

46

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2006). Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta : Depkes RI.

Asdan (2007) Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam PemberianMP-ASI Dini Dikecamatan Padan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011.Universitas Sumatera Utara. Http: //Ejournal. Unair.Ac.Id./Index.Php/Jnrs/Article/Donwload/1852/1362pdf. Diakses Tanggal 27 Juni 2016

Chomaria, Nurul (2014). Menu Bayi Terlengkap dan Variatif. Solo.

Hasdianah, Sandu, Yuly (2014). Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas.Yogyakarta : Nuha Medika.

Lailina Mufida, Tri Dewanti Widyaningsih, Jaya Mahar Maligan (2015)PrinsipDasarMakanan Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Untuk Bayi 6 – 24 Bulan,Malang: Universitas Brawijaya. Http :Repository.Usu.Ac.Id /23651/4/03.Pdf.Diakses 26 Juni 2016.

Mahaputri Ulva Lestari, Gustina Lubis, Dian Pertiwi (2012) Hubungan PemberianMakanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3Tahun di Kota Padang Tahun 2012. Http // Jurnal.Fk. Unand.Ac.Id/Index.Php/Jka/Article Donwload/83/78. Diakses 26 Juni 2016.

Muhammad Akmal Hakim (2014) Pemberian Mp-Asi Dan Status Gizi Bayi Usia 6-24Bulan Berdasarkan Indeks Bb/U Di Desa Ban Kecamatan Kubu Tahun2014. Https:Wisuda.Urud.Ac.Id/Pdf/1002006201-1-Jurnal % 20 hakim. Pdf.Diakses.29 Juni 2016.

.Mutiara ( 2007). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo (2010). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam (2012). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian MakananPendamping Air Susu Ibu Dini Pada Bayi Umur 0-12 BulanHttp://Etd.Unsiyahac.Id/Index.Php?P=Show_Detail&D=7461.Diakses tanggal18 Juni 2016.

Prasetyawati (2012). Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),dalam Milenium DevelopmentGoals (MDGs). Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Risa Wargiana, Latifa Aini S., Iis Rahmawati (2012). Hubungan Pemberian MP-ASIDini Dengan Status Gizi Bayi Umur 0-6 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas

47

Rowotengah Kabupaten Jember.Http :///Suryaden Blogspot.Com/2012/10/Kumpulan Artikel Tentang Mp-Asi. Diakses. 29 Juni 2016

Triana Widiastuti, Luluk Hidayah, Umu Lathifah (2014) Survey Pemberi An Mp-AsiPada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa Pulodarat Pecangaan Jepara.Http//.CoreAc.Uk/Donwload/Pdf/12347303.Pdf.Diakses 26 Juni 2016.

Waryana (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Wawan (2010). Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian Makanan PendampingAsi (MP-ASI) Usia 0-12Bulan Di Kota Padang Tahun 2010. Http//Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id/ Index.Php/Jka/Article Donwload/83/78.Diakses 23 Juni 2016

48

49

Kuisioner

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP- ASI Pada Bayi

Umur 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo

Tahun 2016

Kuisioner data demokraf :

Nomor Responden :

Umur :

Petunjuk Pengisian:

1. Kepada responden diharapkan untuk menjawa semua pertanyaan dengan jujur dan

objektif

2. Berikan tanda (X) dan isilah dengan keadaaan sebenarnya

A. Tingkat Tahu Ibu

1. Apakah Ibu ketahui tentang MP-ASI?

a. Makanan pendamping ASI

b. ASI esklusif

c. Makanan pengganti ASI

d. Makanan bayi umur 1 bulan

2. Apakah yang ibu ketahui tentang pengertian makanan pendamping ASI itu?

a. Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi 6-

24 bulan

b. . Makanan pengganti ASI

c. Makanan yang diberikan pada bayi usia < 6 bulan

50

d. Makanan yang diberikan untuk orang dewasa

3. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan?

a. > 6 bulan

b. < 6 bulan

c. 1 bulan

d. Pada saat bayi lahir

4. Apakah jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia > 6 bulan?

a. Makanan lunak

b. Mie

c. Makanan padat

d. Kemiri

5. Menurut ibu, manakah yang merupakan makanan pendamping ASI?

a. Gula

b. Bubur nasi

c. Papaya saring

d. Nasi

6. Berapa kali makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang

berusia 6-8 bulan?

a. 1-3 kali

b. 7-10 kali

c. 4-6 kali

d. 5-6 kali

51

7. Mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan?

a. Agar anak tidak rewel dan canggung

b. Agar anak terhindar dari penyakit

c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan

umurnya

d. Agar ibu senang

8. Apakah dampak pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan terhadap kesehatan

bayi?

a. Tidak ada dampaknya

b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu

c. Anak jadi sering nangis

d. Anak sering tertawa

9. Apakah yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan pendamping ASI?

a. Makan tambahan harus diberikan pada bayi umur diatas 6 bulan

b. Makanan tambahan diberikan sebelum umur 6 bulan

c. Makanan tambahan yang diberikan tidak mengandung zat gizi

d. Makanan tambahan yang sudah basi

10. Penyakit apakah yang sering diderita bayi pada saat masa penyapihan?

a. Diare

b. panas

c. demam

d. Tidak bisa tidur

52

B. Tingkat Pemahaman Ibu

1. Menurut ibu, apa kegunaan pemberian ASI pada bayi?

a. Makanan pokok bayi

b. Agar bayi kenyang

c. Agar bayi senang

d. Agar bayi susah tidur

2. Apakah manfaat pemberian MP-ASI pada bayi umur diatas 6 bulan ?

a. Untuk memenuhi zat gizi bayi

b. Agar bayi terhindar dari berbagai macam penyakit

c. Agar bayi tidak menangis

d. Agar bayi tidak susah tidur

3. Menurut ibu, MP-ASI baik diberikan kepada anak saat umur berapa?

a. > 6 bulan

b. 4 -6 bulan

c. 1-3 bulan

d. 1-2 tahun

4. Menurut ibu, apakah tujuan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi

umur diatas 6 bulan?

a. Agar bayi tidak sering mencret karena pencernaanya terganggu

b. Melengkapi zat gizi ASI yang kurang

c. Menjaga pola makan bayi

d. Supaya bayi tidak ASI lagi

53

5. Menurut ibu, pertumbuhan bayi lebih cepat bila diberi?

a. ASI saja hingga usia 6 bulan

b. ASI dan susu formula mulai bayi berusia 4 bulan

c. Vitamin dan susu formula

d. vitamin

C. Tingkat Aplikasi

1. Ibu memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

2. Ibu memberikan makanan tambahan pada bayi saat berumur 4 bulan?

a. Ya

b. Tidak

3. Makanan tambahan diberikan pada bayi ketika usia < 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

4. Ibu memberikan makan bayi berusia < 6 bulan jika bayi rewel atau menangis?

a. Ya

b. Tidak

5. Ibu memberikan susu formula pada anak usia < 6 bulan?

a. Ya

b. Tidak

54

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawa ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang

berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP- ASI Pada

Bayi Umur 0-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna

Tahun 2016” Yang dilakukan oleh :

Nama : SITTI ANDRIYANI

Nim : PSw.B.2013.IB.0089

Sesuai dalam prosedur penelitian, maka saya memberikan jawaban sebenar-

benarnya atas pertanyaan yang diberikan dan tidak akan menuntut terhadap segala

kemungkinan yang akan terjadi dalam penelitian ini.

Demikian surat persetujuan ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk digunakan

sebagaimana mestinya.

Raha, Juli 2016

Responden

(....................................)

55

LEMBAR HASIL PENELITIAN (CHEKLIST )

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADABAYI UMUR 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MABODOTAHUN 2016

No Nama Umur Pendidikan

Nilai

Tahu Memahami Aplikasi

1. Ny.A 31 SMP 80 40 802. Ny.An 35 SMP 80 20 803. Ny.M 40 TS 80 20 804. Ny.S 42 TS 80 20 805. Ny.Y 29 SMP 80 20 806. Ny.Se 19 SMA 80 80 807. Ny.Su 30 S1 80 80 808. Ny.Ha 27 S1 80 80 809. Ny.Ma 35 SMA 40 20 40

10. Ny.Nd 29 SMP 100 20 4011. Ny.Ri 19 TS 80 20 2012. Ny.Ra 31 SMP 20 80 2013. Ny.R 33 SMP 90 30 2014. Ny.N 36 SMP 80 80 2015. Ny.Sa 35 SMA 80 80 2016. Ny.H 32 SMP 80 80 4017. Ny.He 28 SMA 80 80 4018. Ny.L 33 SMA 80 20 2019. Ny.Li 29 SMA 80 40 2020. Ny.T 40 SD 80 40 2021. Ny.Ta 31 SMA 80 20 4022. Ny.Mi 42 SMA 80 40 4023. Ny.D 34 SMP 80 40 2024. Ny.Di 29 SMP 80 40 2025. Ny.Da 32 SMP 80 40 2026. Ny.He 40 SMA 80 40 40

56

27. Ny.Hi 43 SMP 80 20 2028. Ny.Se 29 SMP 80 20 8029. Ny.Su 19 SMP 80 40 8030. Ny.Y 30 SMA 80 20 8031. Ny.Ya 28 SMA 80 20 4032. Ny.Re 45 SD 80 40 4033. Ny.F 36 SD 80 40 2034. Ny.W 38 TS 80 20 2035. Ny.Wi 29 SMP 80 40 8036 Ny.I 20 SMA 80 20 2037 Ny.Wa 33 SMP 80 20 4038 Ny.Wd 26 SD 20 40 4039 Ny.Mi 30 SD 40 80 8040 Ny.N 19 TS 40 80 8041 Ny.Ru 35 SMA 80 40 8042 Ny.T 40 SMA 80 20 4043 Ny.K 37 SD 40 20 4044 Ny.P 43 SMP 40 20 4045 Ny.Pi 29 SD 50 40 2046 Ny.R 32 SMP 30 80 2047 Ny.H 21 SMA 80 80 8048 Ny.O 25 SMA 80 80 4049 Ny.Lu 34 SD 40 80 8050 Ny.Ka 33 SMP 20 80 8051 Ny.Se 28 SMA 80 80 8052 Ny.Ar 32 SMA 80 80 2053 Ny.Am 35 SMA 80 80 4054 Ny.Te 20 SMP 80 20 8055 Ny.La 26 SMP 80 40 8056 Ny.P 29 SMP 80 20 2057 Ny.An 32 SD 50 80 2058 Ny.W 36 TS 40 80 8059 Ny.Re 28 SD 50 20 8060 Ny.S 19 TS 50 80 8061 Ny.N 25 SD 40 40 4062 Ny.D 28 SD 40 40 40

57

LEMBAR HASIL PENELITIAN (CEK LIST )

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADABAYI UMUR 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS MABODOTAHUN 2016

No Nama Umur PendidikanTingkat Pengetahuan

Tahu Memahami AplikasiBaik Kurang Baik Kurang Baik Kurang

1. Ny.A 31 SMP 80 40 802. Ny.An 35 SMP 80 20 803. Ny.M 40 TS 80 20 804. Ny.S 42 TS 80 20 805. Ny.Y 29 SMP 80 20 806. Ny.Se 19 SMA 80 80 807. Ny.Su 30 S1 80 80 808. Ny.Ha 27 S1 80 80 809. Ny.Ma 35 SMA 40 20 40

10. Ny.Nd 29 SMP 100 20 4011. Ny.Ri 19 TS 80 20 2012. Ny.Ra 31 SMP 20 80 2013. Ny.R 33 SMP 90 30 2014. Ny.N 36 SMP 80 80 2015. Ny.Sa 35 SMA 80 80 2016. Ny.H 32 SMP 80 80 4017. Ny.He 28 SMA 80 80 4018. Ny.L 33 SMA 80 20 2019. Ny.Li 29 SMA 80 40 2020. Ny.T 40 SD 80 40 2021. Ny.Ta 31 SMA 80 20 4022. Ny.Mi 42 SMA 80 40 4023. Ny.D 34 SMP 80 40 2024. Ny.Di 29 SMP 80 40 2025. Ny.Da 32 SMP 80 40 2026. Ny.He 40 SMA 80 40 40

58

27. Ny.Hi 43 SMP 80 20 2028. Ny.Se 29 SMP 80 20 8029. Ny.Su 19 SMP 80 40 8030. Ny.Y 30 SMA 80 20 8031. Ny.Ya 28 SMA 80 20 4032. Ny.Re 45 SD 80 40 4033. Ny.F 36 SD 80 40 2034. Ny.W 38 TS 80 20 2035. Ny.Wi 29 SMP 80 40 8036. Ny.I 20 SMA 80 20 2037 Ny.Wa 33 SMP 80 20 4038 Ny.Wd 26 SD 20 40 4039 Ny.Mi 30 SD 40 80 8040 Ny.N 19 TS 40 80 8041 Ny.Ru 35 SMA 80 40 8042 Ny.T 40 SMA 80 20 4043 Ny.K 37 SD 40 20 4044 Ny.P 43 SMP 40 20 4045 Ny.Pi 29 SD 50 40 2046 Ny.R 32 SMP 30 80 2047 Ny.H 21 SMA 80 80 8048 Ny.O 25 SMA 80 80 4049 Ny.Lu 34 SD 40 80 8050 Ny.Ka 33 SMP 20 80 8051 Ny.Se 28 SMA 80 80 8052 Ny.Ar 32 SMA 80 80 2053 Ny.Am 35 SMA 80 80 4054 Ny.Te 20 SMP 80 20 8055 Ny.La 26 SMP 80 40 8056 Ny.P 29 SMP 80 20 2057 Ny.An 32 SD 50 80 2058 Ny.W 36 TS 40 80 8059 Ny.Re 28 SD 50 20 8060 Ny.S 19 TS 50 80 8061 Ny.N 25 SD 40 40 4062 Ny.D 28 SD 40 40 40

59