PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi...

82
PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh: SITI AFRIANI NIM. P00324014071 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2017

Transcript of PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi...

Page 1: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS LEPO-LEPO

KOTA KENDARI TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh:

SITI AFRIANI NIM. P00324014071

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2017

Page 2: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
Page 3: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
Page 4: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Siti Afriani

2. Tempat Tangal Lahir : Unaaha, 10 April 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Tolaki / Indonesia

6. Alamat : Anduonoohu Lor. Belibis

Kota Kendari

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Lalonggowuna, Tamat Tahun 2008

2. SMP Negeri 1 Tongauna, Tahun Tamat 2011

3. SMA Negeri 1 Unaaha, Tamat Tahun 2014

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2014 sampai sekarang.

iv

Page 5: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi

Baru Lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2017”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan

awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hasmia Naningsih, SST., M.Keb.,

selaku Pembimbing I dan Ibu Wahida S. S.Si.T., M.Keb., selaku Pembimbing

II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan

tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu dr. Jeni Arni Harli T., selaku Kepala Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari dan staf yang telah membantu dalam memberikan informasi

selama pengambilan data awal penelitian ini berlangsung.

3. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

4. Ibu Hj. Syahrianti, S.Si.T., M.Kes., selaku Penguji I, Ibu Feryani, S.Si.T.,

M.Ph., selaku Penguji II, dan Ibu Yustiari, SST., M.Kes., selaku Penguji III.

v

Page 6: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

5. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

6. Teristimewa kepada ayahanda Sudin dan Ibunda tercinta Roslina yang

telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang,

serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta saudara-

saudaraku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2014.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Juni 2017

Penulis

vi

Page 7: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

ABSTRAK

Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2017

Siti Afriani 1, Hasmia Naningsih 2, Wahida S 2

Latar Belakang: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun dan mencegah anak kurang gizi. Sebanyak 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai satu jam setelah kelahiran atau dikenal dengan istilah inisiasi menyusui dini. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu bersalin tentang Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2017. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan di Puskesmas Lepo-Lepo pada bulan Juni-Juli 2017. Populasi penelitian ini adalah ibu bersalin yang tercatat di Ruangan Kebidanan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2016 sebanyak 212 ibu bersalin, dengan sampel sebanyak 54 responden yang ditetapkan secara accidental sampling. Variabel independen yakni umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas, sedangkan variabel dependen yakni pengetahuan ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa Pengetahuan ibu yang cukup lebih banyak pada ibu yang memiliki umur 20-35 tahun, yakni sebanyak 19 responden (35,2%). Pengetahuan ibu yang cukup lebih banyak pada ibu dengan paritas II, yakni sebanyak 12 responden (22,3%). Pengetahuan ibu yang cukup lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah, yakni sebanyak 13 responden (24,1%). Pengetahuan ibu yang baik lebih banyak pada ibu yang tidak bekerja, yakni sebanyak 21 responden (38,9%). Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusu Dini Daftar Pustaka : 22 (2007-2016) 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan 2. Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

vii

Page 8: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

INTISARI ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

E. Keaslian Penelitian ............................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ................................................................ 9

1. Tinjauan Tentang Pengetahuan ................................... 9

2. Tinjauan Tentang Inisiasi Menyusu Dini ...................... 15

3. Tinjauan Tentang Bayi Baru Lahir ............................... 22

B. Landasan Teori ................................................................ 24

C. Kerangka Konsep ............................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................. 27

B. Tempat Penelitian ............................................................ 27

C. Waktu Penelitian .............................................................. 27

D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 27

E. Variabel Penelitian ........................................................... 29

viii

Page 9: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

F. Definisi Operasional ......................................................... 29

G. Instrumen Penelitian ......................................................... 30

H. Prosedur Pengumpulan Data ........................................... 31

I. Pengolahan Data .............................................................. 31

J. Penyajian Data ................................................................. 32

K. Analisis Data .................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................. 34

B. Pembahasan .................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 57

B. Saran ................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

Page 10: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ................ 36

2. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ............................................... 37

3. Distribusi Umur Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari .. 37

4. Distribusi Paritas Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari 38

5. Distribusi Pendidikan Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ........................................................................................ 38

6. Distribusi Pekerjaan Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari 39

7. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Umur di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ............................................... 40

8. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Paritas di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ............................................... 41

9. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ............................................... 42

10. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ............................................... 43

x

Page 11: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden

3. Kuesioner Penelitian

4. Master Tabel Penelitian

5. Surat Ijin Penelitian

6. Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian

xi

Page 12: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut Air Susu Ibu (ASI)

sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI

eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang

dapat diandalkan untuk membangun SDM yang berkualitas. Seperti kita

ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk

menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu dalam

proses menyusui yang benar, bayi akan mendapat perkembangan

jasmani, emosi, maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Roesli,

2013).

Selama ini, masih banyak ibu-ibu yang mengalami kesulitan untuk

menyusui bayinya. Hal ini antara lain karena kemampuan bayi untuk

menghisap ASI kurang sempurna sehingga secara keseluruhan proses

menyusu terganggu. Keadaan ini ternyata disebabkan terganggunya

proses alami dari bayi untuk menyusu segera setelah lahir. Selama ini,

penolong persalinan selalu memisahkan bayi dari ibunya segera setelah

lahir, untuk dibersihkan, ditimbang, ditandai dan diberi pakaian. Ternyata

proses ini sangat mengganggu proses alami bayi untuk menyusu (Roesli,

2013).

Setiap 1000 kelahiran hidup, 35 bayi di antaranya meninggal. JIka di

kalikan dalam setahun, sedikitnya 175.000 bayi meninggal sebelum usia

1

Page 13: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

mencapai satu tahun. Hal serupa dilaporkan World Health Report tahun

2005. Tiap 6 menit, satu bayi meninggal, sedangkan tiap 2,5 menit satu

balita meninggal. Di Indonesia saat ini tercatat Angka Kematian Bayi

masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup dan sekitar

175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun.

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses dimana bayi dibiarkan

mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). IMD

akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif

(ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi

kebutuhannya hingga usia dua tahun, dan mencegah anak kurang gizi

(Maryunani, 2012).

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) akan sangat membantu dalam

keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui.

Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun

dan mencegah anak kurang gizi. Bayi yang baru lahir sangat rentan

terhadap kematian akibat hipotermia. Namun 16 persen kematian bayi

dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan.

Angka ini naik menjadi 22 persen jika pemberian ASI dimulai satu jam

setelah kelahiran atau dikenal dengan istilah inisiasi menyusui dini (Roesli,

2013).

Diperkirakan program Inisiasi Menyusui Dini dapat menyelamatkan

sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan

pertama kelahiran .Dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama, bayi

akan mendapat zat-zat gizi yang penting dan mereka terlindung dari

2

Page 14: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

berbagai penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalam

kehidupannya (Wardani, 2012).

Angka menyusui dini di Indonesia masih rendah; survey terakhir

(SDKI, 2013) menemukan bahwa ibu yang melaksanakan Inisiasi

Menyusu Dini hanya terjadi pada 32 persen dan total ibu yang melahirkan,

hal ini lebih rendah dibandingkan hasil survey serupa (SDKI 2013/14),

yaitu 40 persen. Dengan demikian, promosi program Inisiasi Menyusu Dini

bisa menjadi kebijakan yang penting dalam menurunkan angka kematian

bayi baru lahir, dan informasi tentang ini harus ditujukan kepada para

pembuat kebijakan, penyedia layanan dan masyarakat luas (Dewi, 2014).

Pemerintah Indonesia merekomendasikan inisiasi Menyusu Dini

(IMD) sebagai tindakan penyelamat kehidupan karena IMD dapat

menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan

(Depkes RI, 2012).

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam

melaksanakan IMD karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan

dan fasilitasi dari bidan. Misalnya untuk mendukung program Inisiasi

Menyusu Dini, penelitian yang dilakukan terhadap kelompok ibu bersalin

menunjukkan bahwa sebagian besar informan difasilitasi IMD oleh bidan

sedangkan sebagian besar informan tidak difasilitasi IMD. Dalam

penelitian tersebut dari 7 informan yang tidak IMD, hanya 3 informan yang

alasannya karena hal yang sulit dihindari, yaitu ibu sakit sehabis operasi

caesar, bayi harus langsung masuk inkubator, dan ibu mengalami

perdarahan. Sedangkan 4 informan lainnya tidak IMD karena alasan yang

3

Page 15: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

sebenarnya bisa dihindari yaitu bayi akan dibersihkan dan dibedong

terlebih dahulu (Komalasari, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Roesli (2013) menunjukkan bahwa

dari 900 orang ibu di Jabotabek didapatkan kenyataan 70,4% dari ibu

tersebut tak pernah mendapatkan informasi tentang IMD sehingga

mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang pelaksanaan

IMD. Hasil wawancara menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan sikap ibu yang rendah untuk menyusui diantaranya adalah

karena faktor nyeri dan kelelahan pasca melahirkan dan kurangnya

pengetahuan ibu tentang pentingnya inisiasi menyusu dini. Menurut

Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari pengetahuan. Semakin baik pengetahuan ibu post partum

tentang manfaat IMD untuk pertumbuhan dan perkembangan anak akan

membantu ibu dalam bertindak untuk memberikan ASI sedini mungkin

kepada anaknya.

Program Inisiasi Menyusu Dini mempunyai manfaat yang sangat

besar untuk bayi maupun ibu yang baru melahirkan.Tetapi dalam

penerapan inisiasi menyusu dini itu sendiri belum tersosialisasikan di

beberapa rumah sakit, maupun di klinik praktek bidan, sehingga

penerapannya masih perlu dikembangkan (Roesli, 2013).

4

Page 16: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Berdasarkan latar belakang di atas maka telah dilakukan penelitian

dengan judul: “Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini

pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pengetahuan ibu bersalin

tentang Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir di Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari tahun 2017”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu bersalin tentang

Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir di Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu bersalin tentang Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari tahun 2017.

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu sehubungan dengan

Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir berdasarkan umur ibu

bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2017.

c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu sehubungan dengan

Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir berdasarkan paritas ibu

bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2017.

5

Page 17: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

d. Untuk mengidentifikasi pekerjaan ibu sehubungan dengan Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir berdasarkan umur ibu bersalin di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat guna menambah ilmu

pengetahuan khususnya di bidang kebidanan dan sebagai

perbandingan untuk peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi bidan yaitu dapat menjadi pertimbangan saat memberikan

informasi dalam pelayanan kesehatan khususnya masalah Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir.

b. Bagi institusi yaitu hasil penelitian ini menjadi tambahan referensi

bacaan di perpustakaan dan diharapkan menambah wawasan

pembaca, khususnya dalam ilmu kebidanan.

c. Bagi peneliti, yaitu menambah pengalaman dalam melakukan

penelitian dan memperdalam pengetahuan tentang Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir serta sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan program Studi Diploma III

Politeknik Kesehatan Kendari.

6

Page 18: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Nurnani (2010) dengan judul: Faktor-faktor yang mendorong ibu untuk

melakukan inisiasi menyusu dini di Rumah Sakit Abunawas Kota

Kendari tahun 2010. Jenis penelitian adalah deskriptif, variabel

bebasnya yaitu dukungan tenaga kesehatan psikologi ibu, fisik ibu, dan

jumlah sampel 30 orang. Dari 30 orang sampel terdapat 12 orang

(40%) yang melakukan IMD dengan baik berdasarkan oleh tenaga

kesehatan, 18 orang (60%) ibu yang melakukan IMD dengan baik

berdasarkan faktor fisikologis ibu.

2. Ariska (2014) dengan judul: Gambaran Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi

Baru Lahir di Ruang Rawat Inap di Klinik Bersalin Nd. Rina Berastagi

tahun 2014. Jenis penelitian adalah deskriptif. Variabel penelitian

meliputi pengetahuan, sikap, kondisi ibu dan kondisi bayi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang Inisiasi

Menyusu Dini dalam kategori cukup (60,5%); sikap ibu nifas tentang

Inisiasi Menyusu Dini dalam kategori positif (73,2%).

3. Sidarni (2016) dengan Judul: Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas

Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Ruang Kebidanan Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2016. Jenis penelitian adalah deskriptif.

Variabel penelitian meliputi pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang Inisiasi Menyusu

7

Page 19: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Dini di Ruang Kebidanan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari tertinggi

dalam kategori cukup (59,3%); dan Sikap ibu nifas tentang Inisiasi

Menyusu Dini di Ruang Kebidanan Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari tertinggi dalam kategori positif (57,4%).

Perbedaan dengan peneliti adalah tempat penelitian dan variabel

yang diteliti, dimana peneliti menggunakan variabel umur, paritas,

pendidikan dan pekerjaan.

8

Page 20: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal,

termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami secara

sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang

melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebab perilaku

itu terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang mengharuskan

untuk berbuat (Wahit, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan adalah

merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan hal yang

sangat utuh terbentuknya tindakan seeorang (over behavior).

Karena dalam penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.

9

Page 21: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Menurut Taufik (2010), pengetahuan merupakan

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan lain

sebagainya).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan yang

mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan

tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang

yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat

menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek

yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

10

Page 22: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4) Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap

suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

untuk menjabarkan suatu materi dalam struktur organisasi.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penilaian lain berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir

sampai saat ini. Umur merupakan periode terhadap pola-pola

kehidupan yang baru, semakin bertambahnya umur akan

mencapai usia reproduksi (Notoatmodjo, 2010).

11

Page 23: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

2) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses untuk menumbuh

kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku seseorang yang

terjadi melalui pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karena

dapat membuatnya untuk lebih mudah menerima ide-ide atau

teknologi baru dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan

masyarakat yang semakin menuntut kualitas. Perubahan yang

cepat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

sangat dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang didapatkan

dari proses selama mengikuti pendidikan. Tingkat pendidikan

merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

untuk menerima informasi yang semakin baik.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian, kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah seseorang tersebut menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang tersebut menerima informasi

baik dari orang lain maupun dari media massa, semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

seseorang tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang

setiap hari dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang

12

Page 24: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

bekerja di luar rumah cenderung memiliki akses yang baik

terhadap informasi dibandingkan sehari-hari berada di rumah.

4) Paritas

Wanita yang baru pertama kali hamil biasanya masih

mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kehamilannya,

dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki seputar

kehamilan juga masih lebih sedikit dibandingkan wanita dengan

paritas tinggi (Wiknjosastro, 2012).

5) Sumber informasi

Pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh sumber

informasi yang diperoleh, baik itu melalui media cetak seperti

Koran, majalah, buku atau poster, juga melalui media elektronik

seperti TV, Radio dan Internet, maupun melalui petugas

kesehatan atau orang-orang yang dekat dengan seseorang di

seputar lingkungannya (Notoatmodjo, 2010).

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga

13

Page 25: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara

ini disebut metode trial (coba) dan error (gagal atau salah) atau

metode coba-salah/coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh

orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut

baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan

turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan

kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada

otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah,

otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan.

Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran

sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima

pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya

adalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

14

Page 26: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu

cara untuk memperoleh pengetahuan.

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.

2. Tinjauan Tentang Inisiasi Menyusu Dini

a. Pengertian

Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera

setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu

ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Pada keadaan ini

IMD merupakan proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri

dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir,

bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu

(Depkes RI, 2010).

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting

payudara ibu sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2012). ASI

merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

15

Page 27: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.

ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas

maupun kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusu yang benar,

ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan

tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan (Arini, 2012).

Inisiasi Menyusu Dini (early initiaton) atau permulaan

menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah

lahir dengan dibiarkan kontak kulit bayi dengan ibunya, setidaknya

selama satu jam segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi

manusia seperti bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk

menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan

ibunya. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan The

breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2013).

b. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Wiknjosastro (2012), manfaat inisiasi menyusu dini

antara lain:

1) Ketika proses menyusu berlangsung, terjadi pelepasan hormon

oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang menyebabkan

kontraksi. Kontraksi inilah yang membantu rahim untuk kembali

kebentuk dan ukuran semula seperti saat belum hamil. Selain

itu kontraksi ini dapat mengurangi jumlah perdarahan pasca

melahirkan yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu.

2) Refleks hisap bayi paling kuat terjadi pada 30 menit pertama

setelah dilahirkan. Isapan bayi pada putting ibu akan

16

Page 28: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

merangsang pengeluaran hormon prolactin (yang merangsang

produksi ASI) dan hormon oksitosin (yang merangsang

pengeluaran ASI). Kerja kedua hormon tersebut akan membuat

kolostrum cepat keluar.

3) Kontak kulit antara ibu dan bayi dapat mengurangi tingkat stress

pada bayi. Bayi akan merasa hangat karena kulit ibu memiliki

kemampuan untuk menyesuaikan suhu dengan suhu yang

dibutuhkan.

4) Kedekatan antara ibu dengan bayi membuat bayi tampak lebih

tenang sehingga denyut jantungnya pun stabil.

5) Pemberian ASI pada jam-jam pertama dapat menekan angka

kematian bayi pada beberapa bulan pertama kehidupannya.

Kontak kulit dalam proses menyusu dini sangat penting

karena alasan-alasan berikut :

1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat sehingga akan

menurunkan angka kematian bayi akibat Hipotermi (penurunan

suhu tubuh).

2) Ibu dan bayi merasakan ketenangan. Ibu merasa tenang karena

bayi terlahir dengan selamat, bayi pun merasa tenang karena

merasakan kehangatan dalam dekapan ibu.

3) Saat berada di atas dada, bayi akan menjilati dada ibu. Ketika

proses ini terjadi, sebenarnya bayi sedang menelan bakteri

yang ada didada ibu. Bakteri ini berperan dalam meningkatkan

daya tahan tubuh bayi.

17

Page 29: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

4) Bayi yang terjaga dalam 1-2 jam pertama setelah kelahiran

yang mengeratkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi

dengan lebih baik.

5) Saat bayi berhasil menemukan putting susu ibu dan menyusu

untuk yang pertama kalinya, saat itulah ia mendapatkan

kolostrum. Kolostrum sudah diketahui mempunyai banyak

manfaat, salah satunya kaya akan zat kekebalan tubuh yang

dapat melindungi tubuh bayi dari berbagai jenis infeksi.

6) Saat bayi berhasil menyusu dini, ini akan mempengaruhi

keberhasilannya dalam menyusu secara eksklusif berikutnya.

7) Segala aktivitas yang dilakukan bayi di atas dada dan perut ibu,

seperti menyentuh, menghisap, dan menjilati dada maupun

putting susu, akan merangsang pelepasan hormon oksitosin,

yang berperan dalam pencegahan perdarahan pasca persalinan

dengan meningkatkan kontraksi Rahim dan berperan penting

pula dalam refleks pengeluaran ASI.

8) Menyempurnakan fungsi neurologis. Koordinasi syaraf untuk

menelan, menghisap. Dan bernapas, pada bayi yang baru lahir

bisa jadi belum sempurna. Dengan sesegera mungkin

memberikan kesempatan kepada bayi untuk menghisap ASI

dari putting payudara ibu, fungsi koordinasi saraf-saraf tersebut

jadi lebih cepat sempurna.

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi

pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebh baik

18

Page 30: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

dibandingkan dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang

aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosocomial. Kadar bilirubin

bayi juga lebih cepat normal karena pengeluaran mekonium lebih

cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir.

Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga

didapat pola tidur yang lebih baik. Dengan demikian, berat badan

bayi cepat meningkat dan lebih cepat keluar dari rumah sakit. Bagi

ibu, IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin,

prolactin dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin

antara ibu dan bayi (Wiknjosastro, 2012).

c. Proses Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Roesli (2013), proses inisiasi menyusu dini antara

lain:

1) Segera setelah lahir, badan dikeringkan seperlunya, kecuali

kedua tangannya.

2) Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu, dengan kulit bayi

melekat pada kulit ibu. Ibu dan bayi dapat diselimuti agar tetap

hangat. Bila perlu, pakaikan topi pada kepala bayi.

3) Bayi dibiarkan mencari sendiri putting susu ibunya.

4) Ibu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sbelum

menyusu.

5) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersetuhan dengan

kulit ibu sampai minimal satu jam atau lebih sampai kegiatan

menyusu pertama selesai.

19

Page 31: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

6) Setelah selesai menyusu, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang

berat badannya, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.

7) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung.

d. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini

Menurut Roesli (2013), tatalaksana inisiasi menyusu dini

antara lain:

1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat bersalin.

2) Disarankan untuk mengurangi penggunaan obat kimiawi saat

persalinan. Dapat diganti dengan cara non kimiawi, misalnya

pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing.

3) Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan

misalnya melahirkan normal, di dalam air, atau dengan jongkok.

4) Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali

kedua tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan

kulit bayi sebaiknya dibiarkan.

5) Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi

melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kontak kulit

ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal

selesai. Keduanya diselimuti. Jika perlu gunakan topi bayi.

6) Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang

bayi dengan sentuhan lembut tapi tidak memaksa bayi ke

putting susu.

7) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-

tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat

20

Page 32: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih.

Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu.

Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya

setidaknya selama satu jam. Jika belum menemukan putting

payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap

bersentuhan denga kulit ibunya sampai berhasil menyusu

pertama.

8) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit pada ibu

yang melahirkan dengan tindakan misalya operasi Caesar.

9) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap

setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang

invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi

dapat dtunda.

10) Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama

24 jam ibu dan bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu

dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan

yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.

e. Penatalaksanaan IMD pada Operasi Caesar

Apabila menjalani operasi Caesar dengan pembiusan secara

spinal (pembiusan lokal) dan ibu tetap sadar selama proses operasi

berlangsung, bayi yang lahir segera dikeringkan tanpa

menghilangkan lemak yang menempel ditubuhnya (jika ada).

Kemudian bayi akan ditengkurapkan diperut atau dada ibu. Bayipun

dibiarkan untuk berusaha mencari sendiri putting susu ibu, dengan

21

Page 33: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

tidak memaksakan meletakkan bayi diputing susu ibu. Apabila

dilakukan pembiusan (anastesi) umum, sang ayah dapat

melakukan kontak kulit dengan kult bayi saat menunggu ibu selesai

operasi. Bila kontak ditunda, bayi dapat dimasukkan kedalam

inkubator. Inisiasi menyusu dini dapat dilakukan setelah kondisi ibu

dan bayi stabil (Riskana R, 2012).

Untuk mendukung terjadinya inisiasi menyusu dini pada

persalinan Caesar, berikut ini tatalaksananya:

1) Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif.

2) Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20º-25ºC. Disediakan

selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu.

Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari

kepala bayi.

3) Jika inisiasi dini belum terjadi dikamar bersalin, kamar operasi,

atau bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap

diletakkan didada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan

atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan dikamar perawatan

ibu atau kamar pulih (Roesli, 2013).

3. Tinjauan Tentang Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan

individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma

kelahiran. Serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari

kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2014).

22

Page 34: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang

kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan

fisik yang luar biasa. Ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi

sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Untuk

itu, petugas yang menolong persalinan harus tinggal bersama ibu

dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang

stabil.

Setelah bayi lahir, berikan bayi kepada ibunya secepat

mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk

mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir, ikatan

batin, dan pemberian ASI. Doronglah ibu untuk menyusui bayinya

apabila bayi telah siap. Jangan paksakan bayi untuk menyusu.

Makanan pertama dan utama bayi baru lahir tentu saja ASI.

ASI sangat sesuai untuk memenuhi kebutuhan bayi. Tekstur ASI

juga sangat sesuai dengan pencernaan bayi. Selain itu, jumlah zat

gizi yang terkandung di dalam ASI akan berubah sesuai dengan

kebutuhan bayi. Sehingga, sampai usia 6 bulan, kebutuhan gizi

bayi dapat terpenuhi melalui ASI tanpa diberikan makanan

pendamping ASI (Widodo, 2013).

b. Tanda-Tanda Bayi Memperoleh ASI Cukup

Tanda-tanda bayi memperoleh ASI cukup menurut Depkes

RI (2012) adalah:

1) Bayi buang air kecil minimal 6 kali per hari dan warna urin jernih

atau kekuningan

23

Page 35: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

2) Bayi sering buang air besar kuning dan tampak seperti berbiji.

3) Bayi tampak puas, dengan saat-saat lapar, tenang dan

mengantuk. Bukanlah hal yang baik bila bayi tidur terus.

4) Bayi menyusu paling sedikit 10 kali dalam 24 jam.

5) Payudara ibu terasa kosong dan lunak setelah menyusui.

6) Ibu dapat merasakan turunnya ASI ketika bayi pertama kali

menyusu.

7) Ibu dapat mendengar bunyi menelan ketika bayi menelan ASI.

8) Berat badan bayi naik.

B. Landasan Teori

Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi

mulai menyusu sendiri sesegera setelah lahir. Melalui kontak kulit bayi

dengan ibunya, setidaknya selam 1 jam sesegerah setelah lahir, yang

dinamakan The Breast Orawl atau merangkak mencari payudara.

Inisiasi menyusu dini dipercaya dapat menghindarkan bayi dari

serangan penyakit berbahaya dalam masa paling rentan dalam hidupnya,

selain itu juga dapat menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang menjadi telaah

sesoorang setelah melakukan pengindraan terhadap objek tertentu, baik

memalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang

diperoleh baik dalam bentuk pendidikan formal, dan non formal maupun

pengalaman berdasarkan interaksi sosial. Karena itu pengetahuan sangat

24

Page 36: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

penting dalam proses pengambilan keputusan untuk pemberian inisiasi

menyusu dini.

Pengetahuan ibu sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan

inisiasi menyusu dini (IMD). Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka

cenderung mendorong orang untuk mengklasifikasikan hasil dari

pengetahuan tersebut, demikian juga maikn tinggi pendidikan seseorang

sangat mempengaruhi pembentukan sikap, pemahaman akan baik

buruknya, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh

dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

25

Page 37: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

C. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Umur

Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu

Dini (IMD)

Pekerjaan

Paritas

Pendidikan

26

Page 38: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif

yakni untuk mendeskripsilan pengetahuan ibu bersalin tentang Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

tahun 2017.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Kebidanan Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari tahun 2017.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2017.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu bersalin yang

tercatat di Ruangan Kebidanan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

tahun 2016 sebanyak 212 ibu bersalin.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang dirawat di

ruang Kebidanan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Provinsi

Sulawesi Tenggara.

27

Page 39: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan rumus:

qpZNd

qpZNn

.1

..22

2

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi p = estimator proporsi populasi (0.05) q = 1,0 – p Z2 = 1.96 d = 0.05

Sehingga didapatkan:

qpZNd

qpZNn

.1

..22

2

05,0105,0.96,1121205,0

05,0105,0.96,121222

2

n

95,0.05,0.842,32110025,0

95,0.05,0.842,3212

n

1825,05275,0

68894,38

n

71,0

68894,38n

49,54n ≈ 54 responden

Untuk menentukan sampel maka digunakan teknik accidental

sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel yang dilakukan secara

kebetulan, dimana orang yang ditemui berkunjung ke Ruang

Kebidanan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari secara kebetulan

ditetapkan sebagai sampel (Arikunto, 2012).

28

Page 40: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu.

2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

pengetahuan ibu bersalin tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada

bayi baru lahir.

F. Definisi Operasional

1. Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengetahuan ibu bersalin mengenai inisiasi menyusu dini pada bayi

baru lahir yang dapat dinilai melalui pertanyaan melalui kuisioner, yang

meliputi: definisi IMD, manfaat IMD, keuntungan IMD, serta pentingnya

kontak kulit dan menyusu sendiri.

Kriteria objektif :

Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100%

Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75%

Kurang : Bila skor yang diperoleh 0-55% (Notoatmodjo, 2012).

2. Umur

Umur adalah usia responden saat penelitian dilakukan, dengan

kategori:

a. < 20 tahun

b. 20 – 35 tahun

29

Page 41: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

c. > 35 tahun (Depkes RI, 2010).

3. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan responden,

baik lahir hidup maupun mati, dengan kategori:

a. Paritas I

b. Paritas II

c. Paritas III

d. Paritas > III (Pudiastuti, 2012).

4. Pendidikan

Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang

diselesaikan oleh responden, dengan kategori:

a. Pendidikan Dasar : SD dan SMP

b. Pendidikan Menengah: SMA Sederajat

c. Perguruan Tinggi: Diploma dan Sarjana (Depdiknas, 2003).

5. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas responden

sehari-hari, dengan kategori:

a. Bekerja : Pegawai Negeri/Swasta, Wiraswasta

b. Tidak Bekerja : IRT (Ibu Rumah Tangga) (Notoatmodjo, 2012).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang

digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closedended dengan variasi

dichotomous choice. Untuk pertanyaan pengetahuan terdiri dari 20

30

Page 42: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

pertanyaan, dimana pertanyaan mendapat skor 1 jika menjawab benar

dan skor 0 jika menjawab salah. Adapun pengisian kuesioner dengan

memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah

disediakan.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner

untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari konstruk-konstruk

yang dikembangkan dalam penelitian ini.

I. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan yang

diisi agar lengkap untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan

pengisian atau jawaban yang tidak jelas, sehingga jika terjadi

kesalahan atau kekurangan data dapat dengan mudah terlihat dan

segera dilakukan perbaikan. Proses editing dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan kuesioner yang telah

diisi oleh responden untuk memastikan bahwa seluruh pertanyaan

dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelum

menyerahkan kuesioner.

2. Pengkodean (coding)

Setelah data terkumpul dan selesai diedit di lapangan, tahap

berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan pemberian kode

31

Page 43: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari responden untuk

memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean yang dilakukan

oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan memberi nomor yang

mewakili dan berurutan pada tiap kuesioner sebagai kode yang

mewakili identitas responden dan memberikan kode pada setiap

jawaban responden.

3. Pemberian skor (scoring)

Skoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang

perlu diberi penilaian atau skor.

4. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

berdasarkan variabel penelitian.

5. Tabulasi (tabulating)

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

variabel (Sugiyono, 2012).

J. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

secukupnya.

K. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

32

Page 44: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka

digunakan rumus:

%100N

fP

Keterangan:

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P : Angka persentase (Sugiyono, 2012).

33

Page 45: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari terdiri dari

4 (empat) Kelurahan, yakni Kelurahan Lepo-Lepo, Wundudopi,

Baruga, dan Watubangga yang merupakan wilayah administratif

Kecamatan Baruga, dengan luas wilayah ± 13.130 Ha. dengan

batas wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wua-wua dan

Kecamatan Kadia

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Poasia

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto

b. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo

pada tahun 2015 sebanyak 24.571 jiwa yang tersebar di 4 (empat)

kelurahan dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 5.639

jiwa. Adapun penyebaran penduduk tiap kelurahan adalah sebagai

berikut:

1) Kelurahan Lepo-Lepo : 1.302 KK dengan 5.557 jiwa.

2) Kelurahan Wundudopi : 968 KK dengan 4.432 jiwa.

34

Page 46: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

3) Kelurahan Baruga : 1.904 KK dengan 8.761 jiwa.

4) Kelurahan Watubangga : 1.465 KK dengan 5.821 jiwa.

c. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana Kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Lepo-Lepo terdiri dari:

1) Sarana Kesehatan Pemerintah

a) Puskesmas Induk 1 unit yang merupakan puskesmas

perawatan yang menyelenggarakan rawat jalan, rawat inap,

rawat umum dan kebidanan serta unit gawat darurat 24 jam

yang berlokasi di kelurahan Lepo-Lepo.

b) Puskesmas pembantu 2 unit, masing-masing terletak di

Kelurahan Watubangga dan Kelurahan Baruga.

c) Puskesmas keliling 2 unit, masing-masing berlokasi di

Kelurahan Baruga dan Kelurahan Watubangga, keduanya

sudah berfungsi.

2) Sarana Kesehatan

a) Rumah bersalin 2 unit, yang berlokasi di Kelurahan

Wundudopi dan Kelurahan Baruga.

b) Praktek dokter berkelompok 1 unit, berlokasi di Kelurahan

Wundudopi.

3) Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat

a) Posyandu 18 unit, berlokasi di Kelurahan Lepo-Lepo 4 unit,

di Kelurahan Baruga 4 unit, di Kelurahan Watubangga 6

unit dan di Kelurahan Wundudopi 4 unit.

35

Page 47: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

b) Posyandu lansia 3 unit, berlokasi di Kelurahan Lepo-Lepo 1

unit, di Kelurahan Baruga 1 unit dan di Kelurahan

Watubangga 1 unit.

d. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang berkerja di Puskesmas Lepo-Lepo

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Jumlah tenaga Status

Jumlah PNS Honorer Sukarela

Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Keperawatan Sarjana Kes. Masyarakat Sarjana Kebidanan Apoteker Ahli madya keperawatan Ahli madya kebidanan Ahli madya Gizi Ahli madya kesling Ahli madya analisis kes Perawat Perawat gigi Bidan SPAG SPPH SMF Tenaga administrasi Pekarya kesehatan Sopir Petugas kebersihan Tukang masak dan cuci SMU

3 1 3

10 1 1

17 16 2 1 1

11 3 5 1 2 1 3 1 1 1 - -

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 2 1

- - - 1 - -

17 - 3 1 3 2 - - - - - - - - - - -

3 1 3

11 1 1

34 16 5 2 4

13 3 5 1 2 1 3 1 1 2 2 1

Sumber: Data Sekunder, Tahun 2017.

36

Page 48: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

2. Variabel Penelitian

a. Pengetahuan Responden

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu bersalin

di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 25 46,3 Cukup 23 42,6 Kurang 6 11,1

Total 54 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

responden tertinggi memiliki pengetahuan dalam kategori baik,

yakni sebanyak 25 orang (46,3%), dan terendah memiliki

pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 6 orang (11,1%).

b. Umur Responden

Distribusi responden berdasarkan umur ibu bersalin di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Umur Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

< 20 12 22,2 20 – 35 34 62,9

> 35 8 14,9

Total 54 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

responden tertinggi pada umur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak 34

37

Page 49: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

orang (62,9%), dan terendah pada umur > 35 tahun sebanyak 8

orang (14,9%).

c. Paritas Responden

Distribusi responden berdasarkan paritas ibu bersalin di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Paritas Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Paritas Frekuensi (n) Persentase (%)

I 20 37,0 II 25 46,3 III 7 12,9

> III 2 3,8

Total 54 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

responden tertinggi pada paritas II, yakni sebanyak 25 orang

(46,3%), dan terendah pada paritas paritas ≥ IV sebanyak 2 orang

(3,8%).

d. Pendidikan Responden

Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu bersalin di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Pendidikan Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

Dasar 12 22,2 Menengah 25 46,3

Tinggi 17 31,5

Total 54 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

38

Page 50: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

responden tertinggi memiliki pendidikan menengah, yakni sebanyak

25 orang (46,3%), dan terendah memiliki tingkat pendidikan SD

sebanyak 12 orang (22,2%).

e. Pekerjaan Responden

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu bersalin di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Pekerjaan Ibu Bersalin di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Bekerja 19 35,2 Tidak Bekerja 35 64,8

Total 54 100,0

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

responden tertinggi adalah responden yang tidak bekerja atau ibu

rumah tangga, yakni sebanyak 35 orang (64,8%), dan terendah

responden yang tidak bekerja sebanyak 19 orang (35,2%).

3. Analisis Variabel Penelitian

a. Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Umur

Distribusi pengetahuan ibu bersalin sehubungan dengan

pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan umur di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

39

Page 51: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Tabel 7. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Umur di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Umur (Tahun)

Pengetahuan Ibu Tentang IMD Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

< 20 9 16,7 2 3,7 1 1,8 12 22,2 20 – 35 11 20,4 19 35,2 4 7,5 34 62,9

> 35 5 9,2 2 3,7 1 1,8 8 14,9

Total 25 46,3 23 42,6 6 11,1 54 100

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 54 responden, 12

responden (22,2%) yang berumur < 20 tahun, terdapat 9

responden (16,7%) yang memiliki pengetahuan baik, 2 responden

(3,7%) yang berpengetahuan cukup dan 1 responden (1,8%) yang

berpengetahuan kurang. Dari 34 responden (62,9%) yang berumur

20-35 tahun, terdapat 11 responden (20,4%) yang berpengetahuan

baik, 19 responden (35,2%) yang berpengetahuan cukup dan 4

responden (7,5%) yang berpengetahuan kurang. Sedangkan dari 8

responden (14,9%) yang berumur > 35 tahun, terdapat 5

responden (9,2%) yang berpengetahuan baik, 2 responden (3,7%)

yang berpengetahuan cukup dan 1 responden (1,8%) yang

berpengetahuan kurang.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ibu yang cukup sehubungan pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir lebih banyak pada ibu yang

memiliki umur 20-35 tahun, yakni sebanyak 19 responden (35,2%).

40

Page 52: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

b. Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Paritas

Distribusi pengetahuan ibu bersalin sehubungan dengan

pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan paritas di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Paritas di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Paritas

Pengetahuan Ibu Tentang IMD Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

I 9 16,7 8 14,8 3 5,5 20 37,0 II 11 20,3 12 22,3 2 3,7 25 46,3 III 3 5,5 3 5,5 1 1,8 7 12,9

> III 2 3,8 0 0 0 0 2 3,8

Total 25 46,3 23 42,6 6 11,1 54 100

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 54 responden, 20

responden (37,0%) dengan paritas I, terdapat 9 responden (16,7%)

yang memiliki pengetahuan baik, 8 responden (14,8%) yang

berpengetahuan cukup dan 3 responden (5,5%) yang

berpengetahuan kurang. Dari 25 responden (46,3%) dengan

paritas II, terdapat 11 responden (20,3%) yang berpengetahuan

baik, 12 responden (22,3%) yang berpengetahuan cukup dan 2

responden (3,7%) yang berpengetahuan kurang. Dari 7 responden

(12,9%) dengan paritas III, terdapat 3 responden (5,5%) yang

berpengetahuan baik, 3 responden (5,5%) yang berpengetahuan

cukup dan 1 responden (1,8%) yang berpengetahuan kurang.

Sedangkan dari 2 responden (3,8%) dengan paritas > III, terdapat 2

41

Page 53: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

responden (3,8%) yang berpengetahuan baik, 0 responden (0%)

yang berpengetahuan cukup dan 0 responden (0%) yang

berpengetahuan kurang.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ibu yang cukup sehubungan pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir lebih banyak pada ibu dengan

paritas II, yakni sebanyak 12 responden (22,3%).

c. Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pendidikan

Distribusi pengetahuan ibu bersalin sehubungan dengan

pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan pendidikan di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Pendidikan

Pengetahuan Ibu Tentang IMD Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

Dasar 2 3,7 7 13,0 3 5,5 12 22,2 Menengah 9 16,6 13 24,1 3 5,5 25 46,3

Tinggi 14 26,0 3 5,5 0 0 17 31,5

Total 25 46,3 23 42,6 6 11,1 54 100

Sumber: Data Primer, 2017.

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 54 responden, 12

responden (22,2%) dengan pendidikan dasar, terdapat 2

responden (3,7%) yang memiliki pengetahuan baik, 7 responden

(13,0%) yang berpengetahuan cukup dan 3 responden (5,5%) yang

berpengetahuan kurang. Dari 25 responden (46,3%) dengan

42

Page 54: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

pendidikan menengah, terdapat 9 responden (16,6%) yang

berpengetahuan baik, 13 responden (24,1%) yang berpengetahuan

cukup dan 3 responden (5,5%) yang berpengetahuan kurang.

Sedangkan dari 17 responden (31,5%) dengan pendidikan tinggi,

terdapat 14 responden (26,0%) yang berpengetahuan baik, 3

responden (5,5%) yang berpengetahuan cukup dan 0 responden

(0%) yang berpengetahuan kurang.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ibu yang cukup sehubungan pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir lebih banyak pada ibu dengan

pendidikan menengah, yakni sebanyak 13 responden (24,1%).

d. Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi pengetahuan ibu bersalin sehubungan dengan

pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan pekerjaan di

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari disajikan sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi Pengetahuan Ibu Bersalin Sehubungan Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Pekerjaan

Pengetahuan Ibu Tentang IMD Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

Bekerja 4 7,4 11 20,4 4 7,4 19 35,2 Tidak Bekerja 21 38,9 12 22,2 2 3,7 35 64,8

Total 25 46,3 23 42,6 6 11,1 54 100

Sumber: Data Primer, 2017.

43

Page 55: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 54 responden, 19

responden (35,2%) yang bekerja, terdapat 4 responden (7,4%)

yang memiliki pengetahuan baik, 11 responden (20,4%) yang

berpengetahuan cukup dan 4 responden (7,4%) yang

berpengetahuan kurang. Sedangkan dari 35 responden (64,8%)

yang tidak bekerja, terdapat 21 responden (38,9%) yang

berpengetahuan baik, 12 responden (22,2%) yang berpengetahuan

cukup dan 2 responden (3,7%) yang berpengetahuan kurang.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ibu yang baik sehubungan pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini pada bayi baru lahir lebih banyak pada ibu yang tidak

bekerja, yakni sebanyak 21 responden (38,9%).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 responden, jumlah

responden tertinggi memiliki pengetahuan dalam kategori baik, yakni

sebanyak 25 orang (46,3%), dan terendah memiliki pengetahuan

dalam kategori kurang sebanyak 6 orang (11,1%). Dari hasil penelitian

juga ditemukan bahwa sebagian besar ibu yang berpengetahuan baik

lebih banyak melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini dibandingkan

dengan responden yang berpengetahuan kurang.

Tingginya tingkat pengetahuan responden tersebut disebabkan

karena informasi yang diperoleh responden melalui puskesmas atau

44

Page 56: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

tenaga kesehatan penerimaannya cukup baik, sehingga

mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka. Selain itu, para ibu juga

memperoleh informasi melalui media-media cetak dan media

elektronik serta buku-buku yang dibacanya untuk meningkatkan

pengetahuan mereka terhadap pentingnya Inisiasi Menyusu Dini.

Pengetahuan adalah keyakinan mengenai suatu objek yang telah

dibuktikan kebenarannya. Kiranya sudah jelas bahwa hanya yang

mempunyai pengetahuan mengenai sesuatu yang dianggap benar,

sehingga keyakinan yang hanya secara kebetulan benar tidak dapat

diterima sebagai pengetahuan. Pengetahuan harus dibuktikan dengan

kebenaran karena pengetahuan merupakan kemampuan seseorang

untuk mengingat fakta, symbol, prosedur, teknik dan teori

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut Carlson (2008), banyak faktor yang menyebabkan

pemberian Inisiasi Menyusu Dini tidak terlaksana dengan baik, salah

satunya adalah kesalahan pada tata laksana laktasi yang

menyebabkan penurunan produksi ASI (sindrom ASI kurang) dan

sebagian besar ibu yang tidak menyusui bayinya bukan karena

gangguan fisik, melainkan lebih banyak karena ibu tidak tahu tentang

tata laksana laktasi. Dalam wawancara pada sebagian ibu menyusui

mengatakan mengetahui tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini

melalui petugas kesehatan tempat pemeriksaan antenatal, sebagian

melalui teman, namun sebagian ibu tidak mendapatkan informasi yang

mendalam tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini, mengingat

45

Page 57: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

pentingnya hal tersebut selayaknya petugas kesehatan harus terus

memberikan pemahaman yang terkait dengan pengetahuan Inisiasi

Menyusu Dini.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2012), tentang pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif bahwa tingkat tahu seseorang diartikan sebagai

mengingat kembali terhadap suatu spesifikasi dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Lebih lanjut

dikatakannya bahwa pada umumnya setiap orang, sebelum bersikap

dan bertindak terhadap sesuatu objek, terlebih dahulu ia mengetahui

apa objek yang hendak disikapi dan ditindaki. Meski demikian, sering

seseorang menyikapi bahkan langsung bertindak terhadap suatu objek

tanpa lebih dahulu mengetahui tentang objek yang hendak disikapi

dan ditindakinya.

Berdasarkan data demografi diperoleh bahwa mayoritas usia

responden berada pada rentang usia 25-35 (62,9%) ini dikaitkan

dengan pendapat Notoatmodjo (2012) yang menyatakan bahwa

pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan bertambahnya

usia. Dan peneliti berasumsi bahwa dengan bertambahnya usia maka

dapat menggali lagi memori yang pernah didapatkan sebelumnya baik

itu dari pengalaman ataupun kebiasaan yang dimilikinya tentang IMD.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI)

merupakan makanan terbaik dan utama bagi bayi, karena di dalam

ASI terkandung antibodi yang diperlukan bayi untuk melawan penyakit-

46

Page 58: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

penyakit yang menyerangnya. Pada dasarnya ASI adalah imunisasi

pertama karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain

imunoglobin. Bayi yang tidak mendapat ASI berisiko terhadap infeksi

saluran pernapasan (seperti batuk, pilek) diare dan alergi (Soekirman,

2006). Namun saat ini pemberian ASI semakin menurun, penyebab

menurunnya pemberian ASI adalah kurangnya pengetahuan ibu

tentang pentingnya Inisiasi Menyusu Dini, pemasaran susu formula,

dan faktor sosial ekonomi. Selain itu juga, masih banyak masyarakat

yang suka memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini (Agnes,

2007).

Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini harus dipersiapkan

sedemikian rupa karena pengetahuan tentang ASI belum dapat

dipahami sepenuhnya oleh masyarakat, keluarga, ibu-ibu, bahkan

masih banyak tenaga kesehatan yang belum memahami betul tentang

pemberian ASI. Berbagai terobosan yang dilakukan untuk

menggalakkan ASI, baik melalui media cetak ataupun media

elektronik, baik oleh kader maupun oleh tenaga kesehatan sendiri.

Pengetahuan dan pendekatan yang cukup sehingga ibu dapat

mengambil suatu sikap dan keputusan serta bertanggung jawab

terhadap kesehatannya, makin tinggi pendidikan seseorang makin

banyak informasi atau pengetahuan yang dimiliki dan begitu

sebaliknya. Saat ini, pengetahuan ibu menyusui masih terkendala oleh

pendidikan, usia dan latar belakang keluarga, dan ini merupakan

kendala keberhasilan pemberian ASI.

47

Page 59: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Menurut Ambarwati (2008), Inisiasi Menyusu Dini dapat

meningkatkan keberhasilan produksi ASI, sehingga bayi dapat

menyusui tanpa ada gangguan dari produksi ASI ibu. Dalam hal ini,

semua responden mengetahui manfaat dari Inisiasi Menyusu Dini bagi

ibu. Diharapkan dengan pengetahuan yang dimiliki ibu dapat

memberikan kesadaran untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini pada

saat setelah persalinan.

Pengetahuan tentang inisiasi Menyusu Dini harus dimiliki oleh ibu

post partum yang akan sangat penting dilakukan pada saat setelah ibu

melahirkan bayinya. Sehingga Inisiasi Menyusu Dini dapat dilakukan

dengan tepat dan ibu mau bekerjasama dengan bidan dalam

melakukan Inisiasi Menyusu Dini setelah melahirkan bayinya. Inisiasi

Menyusu Dini memiliki dampak atau manfaat yang banyak bagi ibu

dan bayinya sendiri.

2. Pengetahuan Ibu Tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang

cukup sehubungan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru

lahir lebih banyak pada ibu yang memiliki umur 20-35 tahun, yakni

sebanyak 19 responden (35,2%) dibandingkan dengan umur kurang

dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.

Menurut Nursalam dalam Handayani (2007), umur adalah usia

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang

48

Page 60: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Menyusui bayi memerlukan kondisi kesehatan ibu yang baik,

tidak saja kondisi fisik tetapi juga kondisi psikologis ibu. Umur 20 – 35

tahun adalah kelompok umur yang paling baik untuk kehamilan sebab

secara fisik sudah cukup kuat dan dari segi mental siudah cukup

dewasa. Umur > 35 tahun dianggap berisiko dan berbahaya, sebab

secara fisik jika jumlah kelahiran sebelumnya cukup akan mulai

mengalami penurunan kesehatan reproduksi.

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk

kehamilan, persalinan dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab

itu, yang sesuai dengan masa reproduksi sangat baik dan sangat

mendukung dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, sedangkan

umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara

fisik, mental dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan

serta pemberian ASI (Arini H, 2012).

Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal karena

berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas, serta cara

mengasuh juga menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20

tahun masih belum matang dan belum siap secara jasmani dan sosial

dalam menghadapi kehamilan, persalinan. Pada primipara dengan

usia 35 tahun ke atas dimana produksi hormon relatif berkurang,

mengakibatkan proses laktasi menurun yang akan berpengaruh

terhadap pengetahuan ibu sehubungan dengan pelaksanaan Inisiasi

49

Page 61: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Menyusu Dini. Ibu yang melahirkan pada umur tersebut berisiko

karena pada usia ini erat kaitannya dengan anemia gizi yang dapat

mempengaruhi produksi ASI yang dihasilkan (Arini H, 2012).

3. Pengetahuan Ibu sehubungan dengan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Paritas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang

cukup sehubungan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru

lahir lebih banyak pada ibu dengan paritas II, yakni sebanyak 12

responden (22,3%). Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa

responden yang memiliki paritas I dan III lebih banyak memiliki

pengetahuan yang cukup baik sehubungan dengan Inisiasi Menyusu

Dini dibandingkan dengan paritas lebih dari III.

Paritas adalah status melahirkan anak pada seorang wanita

(Varney, 2008). Paritas II-III merupakan jumlah yang paling aman

ditinjau dari sudut kesehatan. Paritas yang tinggi atau paritas lebih dari

III mempunyai faktor resiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan.

Paritas ibu II dan III merupakan jumlah paling aman ditinjau dari sudut

kesehatan mempunyai lebih dari tiga anak termasuk resiko tinggi dan

maksimal dua anak digolongkan resiko rendah (Pudiastuti, 2012).

Paritas ibu terkait dengan pengalaman ibu dalam melahirkan.

Dengan pengalaman tersebut ibu akan memperoleh pengetahuan

yang lebih baik lagi. Persalinan yang paling aman bagi ibu adalah yang

kedua dan ketiga, sedangkan persalinan ketiga dan seterusnya secara

dramatis menurunkan kesehatan ibu. Hasil ini sejalan dengan

50

Page 62: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010), bahwa mayoritas ibu

yang menyusui bayi yang merupakan anak pertama memiliki proses

menyusu yang tidak efektif dibandingkan dengan ibu yang menyusui

bayinya merupakan anak ketiga dan keempat. Artinya paritas

berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Penelitian Wulandari

(2007), menyatakan bahwa pengalaman memegang peranan penting

dalam meningkatkan pengetahuan terhadap tata laksana laktasi.

Pengalaman seorang ibu dalam hal ini dilihat dari jumlah anak yang

dilahirkan. Ibu yang melahirkan anak lebih dari satu kali cenderung

untuk memberikan ASI kepada bayinya. Dalam wawancara pada

sebagian ibu diperoleh informasi bahwa ibu yang berparitas satu

(pertama kali melahirkan) cenderung untuk tidak memberikan ASI

esklusif dengan berbagai faktor penyebab antara lain, merasa kurang

percaya diri, ASI tidak keluar, bayi rewel dan dukungan negatif dari

orang tua dan suami.

4. Pengetahuan Ibu Sehubungan dengan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pendidikan

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) menjelaskan pengertian

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

51

Page 63: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

negara. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir

dan bertindak dalam menghadapi pekerjaan, demikian juga dalam

menerima latihan baik secara teori maupun praktek (Eni Maharani dan

Catur Yuantari, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang

cukup sehubungan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru

lahir lebih banyak pada ibu dengan pendidikan menengah, yakni

sebanyak 13 responden (24,1%) dibandingkan dengan ibu yang hanya

memiliki pendidikan dasar. Semakin tinggi pendidikan seseorang,

semakin tinggi juga daya penalaran terhadap setiap informasi yang

diberikan sehingga lebih mudah untuk melakukan tindakan.

Frekuensi menyusu dini lebih tinggi diantara wanita terpelajar.

Ibu yang terpelajar menyadari keuntungan fisiologi dan psikologis dari

menyusu, ibu terpelajar lebih termotivasi memiliki kesempatan lebih

banyak untuk mendapat informasi serta mempunyai fasilitas yang lebih

baik.

Penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan menyusui dini

lebih mungkin ditemukan pada ibu dengan pendidikan tinggi.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang

kemudahan seseorang untuk dimotivasi kearah yang lebih baik,

sehingga diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka

mempunyai motivasi yang baik dalam mengambil keputusan untuk

menyusui bayinya. Seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih

tinggi akan lebih mudah menerima informasi, sebaliknya pendidikan

52

Page 64: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

yang rendah akan menghambat penafsiran informasi seseorang

terhadap objek-objek yang diperkenalkan. Ibu yang berpendidikan

tinggi cenderung lebih mudah untuk menerima informasi dan

pengetahuan tentang menyusui dibanding yang pendidikannya rendah.

Tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan seorang ibu

dalam pemberian ASI. Penyerapan informasi yang beragam dan

berbeda dipengeruhi oleh tingkat pendidikan. Pendidikan akan

berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia baik pikiran,

perasaan maupun sikapnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan

semakin tinggi pula kemampuan dasar yang dimiliki seseorang,

khususnya pengetahuan dalam pemberian ASI.

Dari hasil ini, peneliti berasumsi bahwa tingkat pendidikan

tersebut sudah cukup mendukung tingkat pengetahuan responden.

Pendidikan merupakan peran penting dalam proses tumbuh kembang

seluruh kemampuan dan perilaku manusia. Dengan pendidikan

manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

Penyerapan informasi yang beragam dan berbeda dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh pada seluruh

aspek kehidupan manusia, baiki pikiran, perasaan maupun sikapnya.

Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kemampuan

dasar yang dimiliki seseorang, khususnya pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini. Air susu ibu merupakan makanan utama dan terbaik

53

Page 65: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

untuk bayi usia 0 – 2 tahun (Astutik, 2013). Pemberian ASI berarti

memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit pada bayi

serta memwujudkan emosional ibu dan bayinya.

Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

responden dalam berfikir dan bertindak. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang akan makin mudah menerima sesuatu yang

sifatnya baru dan lebih terampil serta lebih dinamis terhadap setiap

perubahan dalam menerapkan apa yang diperoleh khususnya yang

berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan mereka. Tingkat

pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan

terakhir yang diraih oleh responden (Mubarak, 2010).

5. Pengetahuan Ibu sehubungan dengan Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang baik

sehubungan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir

lebih banyak pada ibu yang tidak bekerja, yakni sebanyak 21

responden (38,9%) dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

Partisipasi wanita dalam angkatan kerja mempunyai pengaruh

penting dalam penurunan fertilitas. Bekerja dapat mengurangi

keinginan wanita untuk membina keluarga besar, karena dengan

memiliki banyak anak akan sangat merepotkan bagi ibu. Di samping

itu sering dilupakan bahwa pekerjaan rumah tangga yang dilakukan

perempuan, yaitu penyediaan barang dan jasa bagi sesama anggota

54

Page 66: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

keluarga termasuk suami, merupakan suatu pekerjaan produktif. Jenis

pekerjaan ini menyita banyak waktu dan tenaga, dan menguntungkan

suami, keluarga serta masyarakat. Namun tidak diberi imbalan materi

dan umumnya dianggap sebagai pekerjaan rendah.

Ibu yang tidak bekerja lebih mempunyai kemungkinan mampu

memberikan ASI eksklusif hingga dua bulan pertama. Pada ibu yang

bekerja, lama cuti hamil dan melahirkan yang singkat mengakibatkan

ibu sudah harus kembali bekerja sebelum masa menyusui eksklusif

berakhir. Lain halnya dengan ibu yang tidak bekerja. Ibu yang tidak

bekerja mempunyai lebih banyak waktu di rumah untuk mengurus

rumah tangga karena tidak terikat dengan jadwal kerja dan rutinitas

yang padat, sehingga mempunyai peluang yang lebih besar untuk

menyusui secara eksklusif.

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi

ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

Seseorang yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk

menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan

perhatian dengan adanya pekerjaan. Masyarakat yang sibuk akan

memiliki waktu yang sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga

tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang, sehingga

tidak ada waktu untuk memberikan ASI pada bayinya (Depkes RI,

2011).

55

Page 67: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Sebagian besar ibu yang berumur 20-35 tahun memiliki pengetahuan

yang cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir, yakni

sebanyak 19 responden (35,2%).

2. Sebagian besar ibu dengan paritas II memiliki pengetahuan yang

cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir, yakni

sebanyak 12 responden (22,3%).

3. Sebagian besar ibu dengan pendidikan menengah memiliki

pengetahuan yang cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru

lahir, yakni sebanyak 13 responden (24,1%).

4. Sebagian besar ibu yang tidak bekerja memiliki pengetahuan yang

baik tentang Inisiasi Menyusu Dini pada bayi baru lahir, yakni

sebanyak 21 responden (38,9%).

B. Saran

1. Bagi profesi kebidanan, dalam memberikan informasi dalam pelayanan

kesehatan bagi ibu bersalin melalui penyuluhan pendidikan kesehatan

tentang Inisiasi Menyusu Dini.

56

Page 68: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

2. Bagi pemerintah setempat, khususnya Dinas Kesehatan diharapkan

melakukan pemantauan tentang pelaksanaan IMD terhadap petugas

kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo dan seluruh tenaga kesehatan

yang bekerja di Puskesmas Lepo-Lepo.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya menggambarkan

pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang IMD tanpa disertai dengan

tindakan. Perlu dilaksanakan penelitian selanjutnya tentang tindakan

ibu bersalin terhadap IMD dengan melakukan observasi kepada ibu

bersalin yang melakukan IMD.

57

Page 69: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. Arini, H. 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press. Departemen Kesehatan RI. 2012. Pelatihan APN Bahan Tambahan IMD.

Jakarta: JNPKKR-JHPIEGO. ________. 2010. Promosi Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Depkes RI. Depdiknas RI, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI. Dewi, Vivian Nanny Lia. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.

Jakarta: Salemba Medika. Komalasari, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Persepsi Ketidakcukupan ASI pada Ibu yang Memiliki Bayi Umur 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok. Skripsi. Depok: UI Jakarta.

Maryunani, Anik, 2012. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Post Partum).

Jakarta: CV. Trans Info Media. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta. -------------------. 2010. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta. Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari. Prasetyono, 2012. ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press. Puskesmas Lepo-Lepo, 2016. Laporan Tahunan Puskesmas Lepo-Lepo.

Kendari: Puskesmas Lepo-Lepo Riskana. R. 2012. Penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: UI Press. Roesli, U. 2013. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Pustaka Bunda, Grup

Puspa Swara.

Page 70: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

_______. 2010. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

CV. Alfa Beta. Taufik. 2010. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan

Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Infomedika. Wahit, Mubarak, Iqbal. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Wardani, 2012. Inisiasi Menyusu Dini: Manfaatnya Seumur Hidup. Diakes dari

website: www. Surabaya_eHealth.com. Tanggal 2 November 2016. Widodo, Rahayu. 2013. Pemberian Makanan, Suplemen, & Obat pada Anak.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Wiknjosastro, 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo.

Page 71: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Lampiran 1.

SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER

Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Saudara ............................ Di – Puskesmas Lepo-Lepo Dengan Hormat,

Dalam rangka penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul:

”Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi

Baru Lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2017”, maka

saya mohon dengan hormat kepada saudara untuk menjawab beberapa

pertanyaan kuesioner (angket penelitian) yang telah disediakan. Jawaban

saudara diharapkan objektif (diisi apa adanya).

Kuesioner ini bukan tes psikologi, maka dari itu saudara tidak perlu

takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.

Artinya, semua jawaban yang saudara berikan adalah benar dan jawaban

yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang terjadi. Oleh karena itu,

data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaannya.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Kendari, Februari 2017 Ttd ...................................

Page 72: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Lampiran 2.

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu

Dini pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun

2017”, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...........................................................

Alamat : ...........................................................

Menyatakan Bersedia/Tidak Bersedia*) menjadi responden dalam penelitian

ini.

Kendari, 2017

Hormat Saya,

(..............................................)

Responden

*) Coret yang tidak perlu

Page 73: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Lampiran 3.

LEMBAR KUESIONER

Pengetahuan Ibu Bersalin Tentang Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

Tahun 2017

A. Identitas Responden

Nama Ibu : …………………………

Umur : .......... tahun

Pendidikan : ........................................

Pekerjaan : ........................................

Paritas : ........................................

Inisiasi Menyusu Dini : a. Melakukan IMD b. Tidak Melakukan IMD

B. Penilaian pengetahuan Ibu Bersalin Tentang IMD

1. Inisiasi menyusui dini adalah …

a. Pemberian ASI saja sampai usia bayi 6 bulan

b. Bayi mulai menyusui sendiri setelah bayi lahir melalui kontak kulit

bayi dengan ibunya selama 1 jam sesegera setelah bayi lahir

c. Pemberian susu formula sebagai penganti ASI

2. Berikut ini adalah keuntungan dari inisiasi menyusu dini bagi ibu

adalah kecuali ...

a. Menurunkan resiko perdarahan setelah persalinan

b. Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi

ASI

c. Dapat mempersulit pengeluaran plasenta dan pengeluaran nyeri

dari prosedur pasca persalinan

3. Keuntungan inisiasi menyusui dini bagi bayi adalah ...

a. Meningkatkan berat badan yang optimal

b. Memberikan rasa nyaman untuk bayi

c. Memberi kekebalan tubuh pasif pada bayi

Page 74: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

4. Berikut manfaat inisiasi menyusu dini adalah, kecuali ...

a. Menunjang tubuh kembang optimal

b. Mengurangi cacat

c. Anak yang menyusui dini dapat lebih muda menyusui kemudian

5. Bagaimana cara yang tepat inisiasi menyusu dini …

a. Begitu lahir bayi diletakan diatas dada ibu

b. Setelah di timbang, dikeringkan dan dibedong bayi diletakan di

dada ibu

c. Tanpa diselimuti setelah mengeringkan tubuh bayi dan

pomotongan tali pusat tanpa penimbang berat badan bayi diletakan

tengkurap di dada atau perut dengan posisi kepala lebih rendah

dari puting susu

6. Beberapa lama bayi diletakan tengkurap diatas dada ibu setelah ia

lahir ..

a. 15 menit

b. 20 menit

c. 30-60 menit

7. Berikut ini adalah pentingnya inisiasi menyusu dini, kecuali …

a. Suhu dada ibu dapat menyesuaikan suhu ideal bayi

b. Kehangatan dada ibu pada saat bayi diletakan diatas dada ibu

akan membuat bayi tenang

c. Bayi akan merasa kedinginan karena tidak di bedong

8. Melalui kontak kulit ke kulit inisiasi menyusu dini akan ...

a. Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan

efektif

b. Membuat bayi terserang penyakit karena kulit ibu tidak bersih

c. Risiko bayi akan kedinginan lebih besar

9. Kekebalan pasif / imunisasi pertama bayi didapatkan melelui ...

a. Penyuntikan vaksin imunisasi

b. inisiasi menyusu dini

c. di rumah sakit

Page 75: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

10. Melalui inisiasi menyusu dini dapat membantu ibu ...

a. mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang nyaman

b. menambah beban ibu melahirkan plasenta

c. membuat ibu tidak nyaman

11. Keberhasilan menyusu tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya

yang mahal yang diperlukan adalah, kecuali ...

a. kesabaran dan kesiapan mental ibu

b. kondisi fisik ibu bayi

c. waktu

12. Melalui inisiasi menyusu dini dapat membantu bayi dalam hal ...

a. mengkordinasikan kemampuan isap, telan, dan nafas

b. meningkatkan jalinan ibu dan bayi

c. a dan b benar

13. Cairan emas merupakan istilah dari kolostrum yang didapat pada saat

a. minum susu formula yang mengandung kolostrum

b. pada saat diberi makanan tambahan

c. pada saat bayi diberi ASI segerah setelah lahir

14. Yang berperan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini adalah ...

a. tenaga kesehatan dan ibu

b. ibu saja

c. keluarga/suami saja

15. Pengeluaran kolostrum dan peningkatan produksi ASI merupakan

manfaat dari …

a. inisiasi menyusu dini

b. jumlah makanan yang ibu konsumsi

c. pemeriksaan kehamilan secara rutin

16. Dengan inisiasi menyusu dini dapat membantu ibu dalam hal, kecuali ..

a. fasilitas kelahiran plasenta/ ari-ari

b. pengalihan rasa nyeri

c. membuat ibu tambah stres setelah melahirkan

Page 76: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

17. Makanan awal bayi adalah …

a. ASI saja

b. Susu formula sesuai umur bayi

c. Air putih saja

18. Manfaat inisiasi menyusu dini, selain dapat dirasakan ibu dan bayi juga

dapat dirasakan ayah dengan alasan sebagai berikut ...

a. Tidak repot mengurus bayi baru lahir

b. Ayah mendapat kesempatan mengazankan bayi, yang berada

didada ibunya yang merupakan suatu pengalaman batin antara

ketigannya

c. Menambah ikatan kasih sayang diantara ketigannya

19. Langkah awal mencegah terjadinya hipotermi (suhu badan bayi

dibawah batas normal) yang paling tepat adalah ...

a. Kontak kulit dengan ibu dan bayi melalui pelaksanaan IMD

b. Memberi selimut tebal

c. Menjemur bayi dipagi hari

20. Ikatan kasih sayang (bonding) dapat dilaksanakan pada saat ...

a. Segera setelah bayi lahir

b. Setelah kondisi ibu pulih

c. Setelah pulang di rumah

Page 77: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah

Kunci Jawaban

No. Jawaban No. Jawaban

1. B 11. A

2. B 12 C

3. C 13. C

4. C 14. A

5. C 15. A

6. C 16. C

7. C 17. A

8. A 18. B

9. B 19. A

10. A 20. A

Page 78: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
Page 79: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
Page 80: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
Page 81: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
Page 82: PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG INISIASI MENYUSU …repository.poltekkes-kdi.ac.id/115/1/Final Isi KTI Sitti Afriani D3 Kebidanan.pdf · dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah