KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan...

48
1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.SDENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BETTY SULISTYANINGTYAS NIM P.09070 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Transcript of KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan...

Page 1: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

1 �

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.SDENGAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG

MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

BETTY SULISTYANINGTYAS

NIM P.09070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

i �

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.SDENGAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG

MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

BETTY SULISTYANINGTYAS

NIM P.09070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

ii �

SURAT PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Betty Sulistyaningtyas

NIM : P. 09070

Program studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.S DENGAN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA.

Dengan ini saya menyatakan, dengan sesungguhnya bahwa KTI ini saya

susun tanpa ada tindak plagiatorisme yang berlaku di Prodi DIII Keperawatan

Stikes Kusuma Husada Surakarta.

Apabila dikemudian hari ternyata saya melakukan plagiatorisme,

sepenuhnya saya menerima sangsi yang di jatuhkan oleh pendidikan kepada saya.

Demikian surat ini saya buat agar dapat menjadi bahan pertimbangan.

Surakarta, April 2012

Yang membuat pernyataan

BETTY SULISTYANING TYAS

NIM. P.09070

Page 4: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Betty Sulistyaningtyas

NIM : P. 09070

Program studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.S DENGAN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA.

Telah disetujui untuk diajukan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawan Stikes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : Surakarta

Tanggal : 1 Mei 2012

Pembimbing : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep.,Ns ( )

NIK. 201185071

Page 5: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Betty Sulistyaning tyas

NIM : P.09070

Program studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah: ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.S DENGAN RESIKO PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG MAESPATI

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA.

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan dewan penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi D III keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : Surakarta

Tanggal : Selasa, 1 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep.,Ns (.....................................)

NIK.201185071

Penguji II : Anissa Cindy N.A, S.Kep.,Ns (.....................................)

NIK.201187086

Penguji III : Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns (.....................................)

NIK.201183063

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep.,Ns

NIK. 201084050

Page 6: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat rahmat dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn.SDENGAN RESIKO

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA TAHUN 2012”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat:

1. Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi D III keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekertaris Ketua Program studi

DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Bapak Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing

sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat,

memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dan

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

vi

4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawtan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasan serta

ilmu yang bermanfaat.

5. Segenap karyawan, karyawati dan perawat di ruang Maespati RSJD

Surakarta.

6. Kedua orang tua penulis yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan

semangat serta dukungan secara moral, material, spiritual.

7. Kakak penulis Andri Suryanto terima kasih atas dukunganya.

8. Teman-teman seperjuangan 2009 semua tingkat tiga yang tidak bisa saya dan

memberikan informasi serta dukungan moril maupun spiritual.

Semoga studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan, Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Betty Sulistyaningtyas

Page 8: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAAN ................................................................ iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................... 3

C. Manfaat Penulisan ............................................................. 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ......................................................................... 5

B. Perumusan Masalah Keperawatan ..................................... 7

C. Perencanaan Keperawatan ................................................. 7

D. Implementasi Keperawatan ............................................... 11

E. Evaluasi Keperawatan ....................................................... 11

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ....................................................................... 13

B. Simpulan ............................................................................ 18

C. Saran .................................................................................. 20

Daftar Pustaka

Daftar Riwayat Hidup

Lampiran

Page 9: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Log Book

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 10: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

1 �

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Organisasi kesehatan Dunia (WHO) tahun 2007 menyatakan, paling

tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Di

Indonesiaberdasarkansurvey kesehatan mental rumah tangga. Pada setiap

1000anggota rumahtangga terdapat185orangmengalamigangguanterkaitma

(Siti.A, 2010).

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati menyatakan

bahwa jumlah penderita gangguan jiwa ringan hingga triwulan kedua tahun

2011 mencapai 306.621 orang, naik dari 159.029 orang pada tahun 2010.

Secara keseluruhan, jumlah penderita gangguan jiwa di Jakarta mencapai

angka 14,1 persen dari jumlah penduduk. Jumlah itu di atas angka nasional

sebesar 11,6 persen (Kompas.com, 10 Oktober 2011).

Penderita gangguan jiwa di RSJD Surakarta pada tahun 2009 sebanyak

2.420 pasien dengan presentasihunian (BOR) 74 %. Tahun 2010 sebanyak

2.560 pasien dengan presentasi hunian 84,49%. Tahun 2011 sebanyak 2.605

pasien dengan presentasi hunian 75,6% ( rekam medic 2011). Berdasarkan

komunikasi dengan perawat di bangsal maespati di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta pada 1 sampai 31 Maret 2012 di ketahui jumlah pasien 42 pasien 9

di antaranya menderita gangguan perilaku kekerasan, sisanya halusinasi 15

orang, HDR 8 orang, isolasi sosial 6 orang dan waham 4 orang.

Page 11: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

2 �

DefinisikesehatanjiwamenurutUU No.3 tahun 1966

kesehatanjiwaadalahsuatukondisi yang memungkinkanperkembanganfisik,

intelektualdanemosionalyang optimal

dariseseorangdanperkembanganyaituberjalanselarasdengankeadaan orang

lain(Kusumawati, 2010).

MenurutYosep(2009), salahsatu

bentukgangguanjiwaadalahperilakuamuk. Amuk merupakanresponkemarahan

yang paling maladaptif yangditandaidenganperasaanmarahdanbermusuhan

yang kuatdisertaihilangnyakontrol, dimanaindividudapatmerusakdirisendiri,

orang lainmaupunlingkungan(Kelliat, 2005).

Perilakukekerasanatau agresifmerupakansuatubentukperilaku yang

bertujuanuntukmelukaiseseorang, dirisendiridanlingkungansecara fisikmaupun

psikologis ( Maramis, 2004 ).

Berdasarkan definisi ini makaperilakukekerasan dapat dibagi

menjadiperilakukekerasansecaraverbaldan

fisik.Sedangkanmarahtidakharusmemiliki

tujuankhusus.Marahlebihmenunjukkepadasuatuperangkatperasaan–

perasaantertentu yang biasanyadisebutdengan

perasaanmarah.Kemarahanadalahperasaanjengkel yang

timbulsebagairesponterhadapkecemasan yang dirasakansebagaiancaman

(Kelliat,2006).

Berdasarkan kebutuhan Maslow, maslow menentukan prioritas

diagnosa yang akan direncanakan berdasarkan kebutuhan di antaranya

Page 12: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

3 �

kebutuhan fisiologi, keselamatan dan keamanan, mencintai dan dicintai, harga

diri dan aktualisasi diri. Kebutuhan mencintai dan dicintai meliputi masalah

kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan antar manusia

(Hidayat, 2008).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah ini dalam membuat karya tulis ilmiah dengan judul

“Studi kasus pemenuhan kebutuhan mencintai dan dcintai pada Tn. S dengan

perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.”

B. TujuanPenulisan

1. Umum :

Melaporkan kasus

pemenuhankebutuhanmencintaidandicintaipadaTn.Sdenganperilakukekera

san di RumahSakitJiwa Daerah Surakarta

2. Khusus :

a. Penulismampumelakukanpengkajianpemenuhankebutuhanmencintaida

ndicintaipada Tn.Sdenganperilakukekerasan.

b. Penulismampumerumuskandiagnosapemenuhankebutuhanmencintaida

ndicintaipada Tn.Sdenganperilakukekerasan.

c. Penulismampumenyusunrencanaasuhankeperawatanpemenuhankebutu

hanmencintaidandicintaipada Tn.Sdenganperilakukekerasan.

d. Penulismampumelakukanimplementasi

pemenuhankebutuhanmencintaidandicintaipada

Tn.Sdenganperilakukekerasan.

Page 13: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

4 �

e. Penulismampumelakukan

evaluasipemenuhankebutuhanmencintaidandicintai pada

Tn.Sdenganperilakukekerasan.

f. Penulis mampumenganalisapemenuhankebutuhanmencintaidan

Tn.Sdenganperilakukekerasan.

C. ManfaatPenulisan

1. Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman

nyata penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan dicintai dan mencintai dengan perilaku kekerasan.

2. Bagi profesi

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan,

sehingga klien mendapatkan tindakan asuhan keperawatan yang cepat,

tepat dan optimal.

3. Bagi institusi

a. RSJD Surakarta

Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk

membuat kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan

asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan.

b. Pendidikan

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan

kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan

Page 14: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

5 �

perilaku kekerasan dan dapat menambah pengetahuan bagi para

pembaca.

Page 15: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

6 �

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 07 Maret 2012 jam 11.00 WIB

diruang maespati RSJD dan data yang diperoleh dengan cara wawancara

secara langsung, menelaah catatan medik dan catatan perawat sehingga

diperoleh data sebagai berikutklien berinisial Tn. S masuk ke RSJD pada

tanggal 5 Mei 2012, seorang laki-laki yang berumur 39 tahun, beragama

Islam, pendidikan SMP, bekerja sebagai petani, Tn. S kini sudah berstatus

bercerai klien dengan diagnosa RPK (Risiko perilaku kekerasan), dengan

alamat Mayuwun RT 01/01, Semeit, Ponorogo.

Tn. S diantar kerumah sakit jiwa daerah oleh keluarga dengan inisial

penanggung jawab Ny. S, hubungan dengan Tn. S adalah sebagai saudara laki-

laki Tn.S serta beralamat Mayuwun RT 01/01 Semeit, Ponorogo.

Tn. S masuk RSJ karena ± 10 hari yang lalu klien mulai binggung, sulit

minum obat, sering marah-marah memecahkan gelas dan klien merasa pusing

tiap malam. Pada faktor predisposisi klien mengatakan pernah mengalami

gangguan jiwa dan dirawat RSJ sudah dua kali ini, pengobatan sebelumya

kurang berhasil karena klien tidak mau minum obat dan jarang kontrol. Klien

mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan fisik. Anggota

keluarganya yang lain tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien

mengatakan tidak mempunyai pengalaman yang tidak

Page 16: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

7 �

menyenangkan.Pemeriksaan fisik didapat data sebagai berikut TD : 120/90

mmhg, nadi 24 x/mnt, suhu 36,3°C, respirasi : 20x/mnt. Tinggi badan Tn. S

90/60 cm untuk berat badan Tn. S 70 kg.

Hasil pengkajian pada pemeriksaan psikososial dari data genogram

didapatkan data pasien adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara, orang tuanya

sudah lama meninggal. Pasien seorang laki-laki berumur 39 tahun, tinggal

serumah dengan kakak dan kakak iparnya.Pasien pernah menikah namun

sudah bercerai dengan istrinya, didalam keluarga klien tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa.

Hasil pengkajian konsep diri dapat diperoleh data-data untuk gambaran

diri Tn. S mencintai hidungnya karena hidungnya mungil. Kemudian tentang

identitas diri, Tn. S mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki berumur 39

tahun sebagai ayah dari anak–anaknya.Selanjutnya tentang peran diri Tn. S

mengatakan sebagai seorang laki-laki. Klien mengatakan untuk ideal diri Tn.

S adalah klien ingin cepat sembuh dan cepat pulang agar dapat berkumpul

dengan keluarganya. Harga diri Tn. S klien mengatakan tidak minder dengan

keadaannya sekarang.

Pengkajian hubungan sosial Tn.S adalah dapat diperoleh dan bahwa

orang yang berarti bagi Tn.S adalah tetangga samping rumahnya. Kemudian

peran serta dalam masyarakat adalah Tn.S tidak pernah mengikuti kegiatan di

masyarakat,karena klien lebih suka dirumah, tapi tidak ada hambatan dalam

berhubungan dengan orang lain. Untuk kegiatan spiritualnya Tn.S beragama

islam dan tidak pernah melaksanakan sholat lima waktu.

Page 17: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

8 �

B. Daftar Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil pengkajian penulis menentukan 1 diagnosa

keperawatan penulis melakukan 1 analisa data yang pertama adalah :

1. Resiko Perilaku Kekerasan (core problem) yang didukung dengandata

sebagai berikut: data subyektif yang diperoleh adalah klien mengatakan

kalau marah memecah gelas. Kemudian data obyektif yang diperoleh

obsrvasi adalah tatapan mata tajam, suara keras, afek labil.

Berdasarkan masalah keperawatan tersebut, dapat digambarkan pohon

masalah sebagai berikut:

Menarik diri (Isolasi sosial ) Akibat

RPK Core problem

HDR Penyebab

C. Perencanaan

Berdasarkan hasil pengkajian, dirumuskan rencana keperawatan pada

TUM: Klien tidak melakukan tindakan kekerasan. TUK 1: Klien dapat

membina hubungan saling percaya. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x

pertemuan klien tampak: Menunjukan tanda - tanda percaya pada perawat,

wajah cerah (tersenyum), mau berkenalan, bersedia menceritakan

perasaannya. Intervensi yang akan dilakukan bina hubungan saling percaya

dengan, memberi salam setiap berinteraksi, perkenalkan nama perawat dan

tujuan perawat berinteraksi, tanyakan dan panggil nama kesukaan klien,

Page 18: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

9 �

tunjukan sikap empati jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi,

tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien, buat kontrak

interaksi yang jelas, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan

klien.

TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

yang dilakukannya. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien

menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukanya, menceritakan

penyebab perasaan kesal (jengkel), baik dari diri sendiri maupun

lingkungannya. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan

perasaan marahnya, motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal

(jengkel), dengarkan tanpa mencela atau memberi penilaian setiap ungkapan

perasaan klien.

TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda perilaku

kekerasaan. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menceritakan

tanda - tanda saat terjadi perilaku kekerasan, tanda fisik mata merah, tangan

mengepal, ekspresi wajah tegang, tanda emosional, perasaan marah jengkel

marah bicara kasar, tanda sosial bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku

kekerasan. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan tanda

- tanda perilaku kekerasan yang dialaminya, motivasi klien menceritakan

kondisi fisik saat perilaku kekerasan terjadi, motivasi klien menceritkan

kondisi emosinya saat terjadi perilaku kekerasan, motivasi klien menceritakan

kondisi hubungan dengan orang lain saat terjadi perilaku kekerasan.

Page 19: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

10 �

TUK 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang

pernah dilakukanya. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien

menjelaskan, jenis - jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah

dilakukanya, perasaannya saat melakukan kekerasan, efektifitas cara yang

dipakai dalam menyelesaikan masalah. Intervensi yang akan dilakukan,

diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini,

motivasi klien menceritakan jenis - jenis tindakan kekerasan yang selama ini

pernah dilakukannya, motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah

tindakan kekerasan tersebut terjadi, diskusikan apakah dengan tindakan

kekerasan yang dilakukanya masalah yang dialami teratasi.

TUK 5: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien menjelaskan akibat

tindakan kekerasan yang dilakukannya, diri sendiri (luka, dijauhi teman),

orang lain (keluarga luka, tersinggung, ketakutan), lingkungan (barang atau

benda rusak). Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien akibat

negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada, diri sendiri, orang lain, keluarga,

lingkungan.

TUK 6: Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan. Dengan kriteria evaluasi 2x pertemuan klien,

menjelaskan cara sehat mengungkapkan marah, Intervensi diskusikan dengan

klien apakah klien mau mempelajari cara mengungkapkan marah yang sehat,

jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah, jelaskan

cara sehat untuk mengungkapkan marah, cara fisik: nafas dalam pukul bantal

Page 20: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

11 �

dan olahraga, verbal mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal pada orang

lain, sosial: latihan asertif dengan orang lain.

TUK 7: Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku

kekerasan. Dengan kriteria evaluasi setelah 2X pertemuan klien

memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan, fisik: tarik nafas dalam,

memukul bantal, verbal: mengungkapkan perasaan kesal pada orang lain tanpa

menyakiti, spiritual zikir doa. Intervensi diskusikan cara mungkin dipilih

untuk mengungkapkan kemarahannya, latih klien memperagakan cara yang

dipilih, jelaskan manfaat cara tersebut, anjurkan klien menirukan peragaan

yang sudah dilakukan, anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih

saat jengkel muncul.

TUK 8: Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol

perilaku kekerasan. Dengan kriteria evaluasi setelah 3x pertemuan keluarga:

menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan, mengungkapkan

rasa puas dalam merawat klien. Intervensi diskusikan pentingnya paran serta

keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatakan perilaku kekerasaan,

jelaskan pengertian penyebeb, akibat, dan cara merawat klien perilaku

kekerasan, peragakan klien menangani parilaku kekerasan, beri kesempatan

keluarga untuk memperagakan ulang, beri pujian kepada keluarga setelah

peragakan, tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih.

TUK 9: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah

ditetapkan. Dengan kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menjelaskan:

manfaat minum obat, keinginan tidak minum obat, nama obat, bentuk dan

Page 21: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

12 �

warna obat, dosis yang diberikan kepadanya, waktu penakaran, cara

penakaran, efek yang dirasakan, setelah 1x pertemuan klien mengungkapkan

obat sesusi program. Intervensi jelaskan manfaat menggunaan obat secara

teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat, jelaskan kepada klien: jenis

obat (nama, warna dan bentuk obat), dosis yang tepat untuk klien, waktu

pemakain, efek yang dirasakan klien, anjurkan klien: minta dan menggunakan

obat tepat waktu, lapor keperawat atau dokter jika mengalami efek yang tidak

biasa, beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.

D. Impelementasi

Implementasi yang sudah dilakukan oleh penulis untuk mengatasi

maslah keperawatan perilaku kekerasan yaitu: melakukan bina hubungan

saling percaya dengan Tn.S, mengidentifikasi penyebab RPK,

mengidentifikasi tanda – tanda yang muncul pada RPK, mengidentifikasi

akibat RPK, mengidentifikasi perilaku yang dilakukan, mengajarkan cara

mengontrol marah dengan aspek positif (tarik nafas dalam, pukul bantal

secara verbal, berdoa, minum obat), kontrak waktu berikutnya untuk

melanjutkan TUK selanjutnya.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan implementasi didapatkan evaluasi, data

subyektif: klien mengatakan jika dia marah maka dia memecah gelas – gelas

yang ada di rumah.Data obyektif: pasien tampak mau berjabat tangan dan

membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau

Page 22: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

13 �

menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab

semua pertanyaan, ada kontak mata, tatapan mata tajam, suara keras, afek

labil, pasien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien

mampu mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yang dia pilih:

pukul bantal. Asesment klien mampu mempraktektan cara yang dipilih yaitu

dengan cara fisik dua (pukul bantal) pasien tampak mau

mempraktekkan.Planing untuk untuk klien

Page 23: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

14

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Perasaan ingin dicintai dan mencintai adalah suatu keadaan dimana

seseorang memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa

cinta kasih serta keinginan untuk menjaga dan mempertahankannya. Pada

kasus Tn.S penulis mengambil diagnosa utama resiko perilaku kekerasan

yang didukung dengan data – data sebagai berikut: data subyektif klien

mengatakan kalau marah memecah gelas. Kemudian data obyektif yang

diperoleh dari observasi adalah tatapan mata tajam, suara keras afek labil.

Penyebab dari resiko perilaku kekerasan yang dialami oleh Tn.S adalah

gangguan pola koping tidak efektif dan gangguan pemenuhan kebutuhan

mencintai dan dicintai.

Perilaku kekerasan adalah perilaku yang membahayakan orang, diri

sendiri secara fisik, emosional dan seksualitas (Nanda, 2005).Menurut Stuart

dan Sudden (2005), resiko perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu

mengalami perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan

lingkungan.

Marah merupakan perasaan jengkel yang ditimbulkan sebagai respon

terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang dirasakan

sebagai ancaman (Iyus, 2009).

Page 24: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

15

Manifestasi klinis dari perilaku kekerasan antara lain adalah kata-kata

kotor, peningkatan agitan, harga diri rendah, peningkatan volume suara, rasa

bersalah terhadap diri sendiri, muka merah, tatapan mata tajam, otot tegang

(Stuart danSudden, 2005).

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan

kebutuhan atau masalah klien (Townsend, 2006).

Dalam pengkajian pasien, penulis menggunakan teori proses

perawatan jiwa yaitu pengkajian identitas klien, identitas penanggung jawab,

alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaaan fisik, psikososial, status

mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial

dan lingkungan, data penunjang dan terapi (Kelliat, 2006).

Teknik pengkajian yang dilakukan penulis adalah dengan

carawawancara dengan klien (autoanamnesis) dan orang terdekat klien

(alloanamnesis), meneliti catatan kesehatan (Smeltzer, 2002).

Setelah dilakukan pengkajian pada Tn.S secara garis besar ditentukan

dari data subyektif yaituklien mengatakan kalau marah memecah gelas.

Kemudian data obyektif yang diperoleh obsrvasi adalah tatapan mata tajam,

suara keras, afek labil. Tanda dan gejala yang muncul pada Tn.S sesuai

dengan teori yang dicantumkan penulis yaitu terjadi peningkatan volume

suara, tatapan mata tajam.

Diagnosa keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan yang

menjelaskan respon manusia terhadap status kesehatan atau resiko perubahan

Page 25: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

16

dari kelompok dimana perawat secara accountabilitas dapat

mengidentifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan klien (Kelliat, 2005).

Menurut Stuart dan Sudden (2005), pohon masalah pada resiko

perilaku kekerasan (core problem) dapat mengakibatkan seseorang beresiko

melakukan tindakan mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan. Hal

ini dapat terjadi karena beberapa penyebab yaitu gangguan konsep diri: harga

diri rendah, gangguan pemeliharaan kesehatan, ketidakmampuan keluarga

merawat klien di rumah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Tn.S penulis menentukan

masalah keperawatan yang utama adalah perilaku kekerasan yang didukung

dengan data subyektif klien mengatakan kalau marah memecah gelas.Data

obyektif yang diperoleh obsrvasi adalah tatapan mata tajam, suara keras, afek

labil. Kemudian penulis menentukan akibat dari masalah keperawatan perilaku

kekerasan adalah isolasi sosial: menarik diri yang didukung dengan data

subyektif: klien mengatakan jarang keluar, keluar hanya jika ada keperluan,

klien malas bekerja.Data obyektif yang diperoleh adalah klien hanya

beraktifitas diatas kasur, klien sering menyendiri.Berdasarkan pohon masalah

yang dialami Tn.S dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan dengan

teori tetapi penulis tidak mencantumkan penyebab dari perilaku kekerasan

dikarenakan keterbatasan dari penulis dalam penguasaan materi untuk

mengkaji klien dengan resiko perilaku kekerasan.

Page 26: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

17

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan

yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan

intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter dan

Perry, 2005).

Rencana tindakan yang dilakukan penulis adalah bina hubungan saling

percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi

tanda - tanda perilaku kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan,

mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara yang

dilakukan klien ketika perilaku kekerasan muncul, ajarkan cara mengontrol

perilaku kekerasan, ajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan

perilaku kekerasan, anjurkan pada klien menggunakan obat yang benar.

Kriteria hasil yang diharapkan adalah klien dapat membina hubungan saling

percaya, klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang

dilakukannya, klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasan,

klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukanya, klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, klien

dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan,

klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan, klien

mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan, klien

menggunakan obat sesuai program yang telah di tetapkan.

Implementasi dan evaluasi keperawatan pada Tn. S dilakukan selama

tiga hari pada tanggal 05 – 07 April 2012 di bangsal maspati, Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta.

Page 27: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

18

Implementasi adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan dan

melakukan tindakan – tindakan perawatan dalam mengatasi masalah klien,

tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan pada tahap pra interaksi dan melanjutkan tahap orientasi

(Erlinafsiah, 2010).

Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku

kekerasan pada Tn.S yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan

pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor predisposisi,

pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan lingkungan,

mekanisme koping dan tingkat pengetahuan pasien. Melakukan proses

keperawatan dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap pasien

tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah,

mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara

mengontrol marah yang benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang

dipilih pasien.

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada

respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi

dapat dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai

melakukan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan

membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang telah

ditentukan (Kelliat, 2006).

Page 28: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

19

Setelah dilakukan tindakan implementasi didapatkan evaluasi, data

subyektif: klien mengatakan jika dia marah maka dia memecah gelas – gelas

yang ada di rumah.Data obyektif: pasien tampak mau berjabat tangan dan

membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau

menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab

semua pertanyaan, ada kontak mata, tatapan mata tajam, suara keras, afek

labil, pasien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien

mampu mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yang dia pilih:

pukul bantal. Pasien tampak mau mempraktekkan cara yang dipilih ke dalam

jadwal harian untuk dilatih setiap hari. Evaluasi pukul bantal: motivasi pasien

secara mandiri. Validasi pasien: anjurkan pasien pukul bantal saat kesal atau

marah.

B. Simpulan

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri

sendiri, orang lain, maupun lingkungan.Hal tersebut dilakukan untuk

mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.

Marah merupakan perasaan jengkel yang ditimbulkan sebagai respon

terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang dirasakan

sebagai ancaman.

Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku

kekerasan pada Tn.S yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan

pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor predisposisi,

Page 29: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

20

pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan lingkungan,

mekanisme koping dan tingkat pengetahuan pasien. Melakukan proses

keperawatan dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap pasien

tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah,

mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara

mengontrol marah yang benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang

dipilih pasien.

Setelah dilakukan tindakan implementasi didapatkan evaluasi, data

subyektif: klien mengatakan jika dia marah maka dia memecah gelas – gelas

yang ada di rumah.Data obyektif: pasien tampak mau berjabat tangan dan

membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau

menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab

semua pertanyaan, ada kontak mata, tatapan mata tajam, suara keras, afek

labil, pasien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien

mampu mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yang dia pilih:

pukul bantal. pasien tampak mau mempraktekkan cara yang dipilih ke dalam

jadwal harian untuk dilatih setiap hari. Evaluasi pukul bantal: motivasi pasien

secara mandiri. Validasi pasien: anjurkan pasien pukul bantal saat kesal atau

marah.

Page 30: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

21

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang

diharapkan bermanfaat, sebagai berikut:

1. Bagi rumah sakit, hendaknya menyediakan dan memfasilitasi apa yang

dibutuhkan oleh klien untuk penyembuhan, rumah sakit menyediakan

tenaga kesehatan yang profesional guna membantu penyembuhan pasien.

2. Bagi klien hendaknya selalu minum obat yang teratur dan bisa mengontrol

marah dengan cara yang konstruktif seperti apa yang telah diajarkan oleh

perawat.

3. Bagi institusi untuk selalu memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk

penyelesaian tugas karya tulis ilmiah.

4. Bagi keluarga berikan motivasi kepada klien dan kontrolkan secara rutin,

belajar cara merawat klien pada anggota keluarga yang menderita

gangguan jiwa.

5. Bagi perawat untuk lebih profesional dalam merawat pasien dan lebih

sabar dalam memberikan pelayanan guna peningkatan keadaan pasien.

Page 31: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

DAFTAR PUSTAKA

Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Penerbit:

Trans Info Media: Jakarta.

Hidayat Aziz H. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. EGC: Jakarta.

Kelliat Budi A. 2005. Marah Akibat Penyakit Yang Diderita. EGC: Jakarta.

Kelliat Budi A. 2006. Proses Perawatan Jiwa. EGC: Jakarta.

Kompas.com. 2010.Departemen Kesehatan RI, Rencana Pembangunan

Kesehatan Menuju Indonesia Sehat.www.kompas.com.diaksestanggal 15

April 2012.

Maramis Willy L. 2004. Ilmu Kedokteran Jiwa. Cetakan 8. Airlangga: Surabaya.

Nanda. 2005. Definisi Dan Klasifikasi. Prima Medika: Jakarta.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, volume 1, edisi 4.

EGC: Jakarta.

Siti A. 2010. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan. www.

jurnal. perilaku – kekerasan. com.diaksestanggal 10 April 2012.

Smeltzer, C. Suzanne. 2002. Brunner & Suddarth: Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah. Alih Bahasa: Waluyo Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncara,

I Made Karyasa. EGC: Jakarta.

Stuard& Sudden. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta.

Townsend M C. 2006.Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. EGC: Jakarta.

Yosep.Iyus. 2009.Keperawatan Jiwa. PT. RefikaAditama: Bandung.

Page 32: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 33: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Betty Sulistyaningtyas

Tempat, TanggalLahir : Boyolali, 21 Juni 1990

Jenis kelamin : perempuan

Alamat rumah : Karanggede, boyolali

Riwayat Pendidikan :

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. DIII

Riwayat Pendidikan : -

Riwayat Organisasi : Bulutangkis

Publikasi : -

Page 34: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 35: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 36: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 37: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 38: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 39: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 40: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 41: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 42: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 43: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 44: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 45: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 46: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 47: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang

Page 48: KTI BETTY P09070 - digilib.stikeskusumahusada.ac.id · 1 studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai pada tn.sdengan resiko perilaku kekerasan di ruang