KTI BAB I

13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) adalah obat-obatan yang sering digunakan sebagai obat bagi mengatasi nyeri yang bersifat ringan sedang serta sebagai anti inflamasi seperti pada pasien dengan kronik artritis (Scott, 2002). Lebih dari 30 juta tablet dan 70 juta resep di preskripsi per tahunnya di Amerika Syarikat saja. Tambahan lagi, sejak diperkenalkan obat COX- 2 inhibitor pada tahun 2000, jumlah peresepan NSAIDs meningkat melebihi 111 juta resep per tahun. Namun, penggunaan NSAIDs

description

skripsi

Transcript of KTI BAB I

Page 1: KTI BAB I

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) adalah obat-

obatan yang sering digunakan sebagai obat bagi mengatasi nyeri

yang bersifat ringan sedang serta sebagai anti inflamasi seperti

pada pasien dengan kronik artritis (Scott, 2002). Lebih dari 30 juta

tablet dan 70 juta resep di preskripsi per tahunnya di Amerika

Syarikat saja. Tambahan lagi, sejak diperkenalkan obat COX-2

inhibitor pada tahun 2000, jumlah peresepan NSAIDs meningkat

melebihi 111 juta resep per tahun. Namun, penggunaan NSAIDs

dapat menginduksi morbiditas yaitu mulai dari efek samping

ringan seperti mual dan dispepsia (prevalensi sekitar 50- 60%)

sehingga ke komplikasi yang lebih serius seperti penyakit tukak

peptik (3- 4%) yang menyebabkan pendarahan atau perforasi pada

1.5% pengguna NSAIDs per tahun.

Page 2: KTI BAB I

Diperkirakan sekitar 20 000 pasien meninggal setiap tahun

disebabkan komplikasi pada sistem gastrointestinal oleh

pemakaian NSAIDs (Valle, 2005).

Dikatakan lebih dari 80% pasien yang menderita tukak peptik

yang disebabkan penggunaan NSAIDs, tidak menunjukkan tanda-

tanda awal seperti dispepsia sebelum terjadi komplikasi yang lebih

parah. Walaupun dengan penggunaan aspirin dosis 75mg/hari,

dapat menyebabkan ulserasi pada gastrointestinal terutama

lambung dan duodenum (Valle, 2005). Faktor usia lanjut, riwayat

tukak peptik, penggunaan obat kortikosteroid, dosis NSAIDs yang

tinggi, pemakaian bermacam jenis NSAIDs dan lamanya durasi

penggunaan NSAIDs dikatakan sebagai faktor yang dapat

meningkatkan lagi resiko kejadian tukak peptik.(Ramakrishnan,

2007).

NSAIDs bekerja dengan menginhibisi dua enzim yaitu

cyclooxygenase-1 (COX1) dan cyclooxygenase-2 (COX2). Kedua-

dua enzim ini memproduksi prostaglandin, substansi kimia di

dalam tubuh yang berperan dalam mekanisme nyeri dan inflamasi.

Page 3: KTI BAB I

Namun, COX1 juga menghasilkan prostaglandin yang berperan

memproteksi mukosa lambung dari asam lambung serta membantu

mengatasi pendarahan. Oleh sebab itu, penggunaan NSAIDs

dikatakan dapat meningkatkan kecenderungan untuk mengidap

tukak peptik. Resiko untuk mengidap tukak peptik meningkat

dengan meningkatnya dosis dan frekuensi penggunaan NSAIDs,

penggunaan lebih dari satu obat NSAIDs, lama masa penggunaan

obat, umur 60 tahun dan ke atas, serta perokok dan pengguna

alkohol (Scott, 2002).

Salah satu efek samping pemakaian NSAIDs adalah penyakit

tukak peptik. Tukak peptik adalah lesi yang terjadi karena

ketidakseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif

(Suyono, 2001; Anwar, 2000; Guyton, 1990). Menurut

Harisson(1994), tukak peptik didefinisikan sebagai kerusakan

integritas mukosa lambung dan/atau duodenum yang

menyebabkan gangguan lokal atau ekskavasi yang disebabkan

proses inflamasi. Tukak peptik dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu,

tukak lambung dan tukak duodeni. Penyebab tersering tukak peptik

Page 4: KTI BAB I

adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori (H.Pylori) dan efek

samping penggunaan Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs

(NSAIDs).

Di Amerika Syarikat, prevalensi tukak peptik mencecah

angka 350 000 per tahun. Angka kematian disebabkan tukak peptik

ialah 6000 penderita per tahun dengan masing-masing 3000 dari

penderita tukak duodeni dan 3000 lagi penderita tukak lambung

(Num, 2011).

Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian

ditemukan antara 6-15 % terutama pada usia 20-50 tahun (Suyono,

2001). Distribusinya pada pria lebih tinggi dengan 10-15% serta

pada wanita mencapai 4-15%. Di Medan, kira-kira 20,01%

penduduk yang menghidap tukak peptik. Tukak peptik merupakan

lesi yang hilang timbul dan paling sering didiagnosis pada orang

dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini mungkin

sudah muncul sejak usia muda (Robinson, 2004).

Kidang adalah

Page 5: KTI BAB I

Kidang adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara

Barat, Indonesia. Desa ini sebagian besar penduduknya bersuku

Sasak. Di sini hasil taninya antara lain ialah kopi, jagung, padi dll.

Letak desa ini berada di bagian tengah Pulau Lombok. Adapun

jumlah penduduk di desa Kidang ini ialah ---------- dan adapun

jumlah untuk orang lansia di desa kidang ialah -----. Dari sekian

banyak orang lansia yang ada di Desa Kidang, menurut data dari

sebuah Klinik yang ada di Desa ini kebanyakaan orang lansia

mengalami penyakit nyeri dan kebanyakaan memakai obat NSID

untuk menghilangkan rasa nyeri. Oleh sebab itu, peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Kidang, Kecamatan

Praya Timur, Lombok Tengah, denganm Judul Hubungan Antara

Penggunaan NSID Dengan Gastritis pada Lansia di Desa Kidang

Kecamatan Praya Timur Lombok Tengah, 2014.

Page 6: KTI BAB I

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan suatu

penelitian survey analitik case control study bagi menjawab

pertanyaan penelitian yaitu apakah ada hubungan penggunaan

Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) dengan kejadian

tukak peptik?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Untuk mengevaluasi penderita tukak peptik dan non tukak

peptik yang berkunjung ke Rumah Sakit Haji Adam Malik

tentang riwayat penggunaan obat-obatan Nonsteroidal Anti-

Inflammatory Drugs (NSAIDs).

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui seberapa besar kejadian tukak peptik

yang disebabkan oleh penggunaan Nonsteroidal Anti-

Inflammatory Drugs (NSAIDs).

Page 7: KTI BAB I

2. Untuk mengetahui jenis obat yang digunakan, dosis dan

lama penggunaan obat yang mempengaruhi kejadian tukak

peptik.

3. Untuk mengetahui apakah pasien pengguna NSAIDs

mengetahui akan efek samping penggunaan obat serta cara

mencegah komplikasi dari pemakaian obat tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan data dan informasi yang dapat digunakan sebagai

bahan pustaka guna pengembangan ilmu kedokteran.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

khususnya dalam melakukan upaya promotif maupun

preventif.

Page 8: KTI BAB I

2. Sebagai acuan bagi institusi pelayanan kesehatan

masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam melakukan

intervensi.

1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Dapat melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap faktor risiko

Tukak Peptikum.

1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti

1. Dapat meningkatkan pengetahuan dan sarana pengembangan

teori yang telah di dapat dalam perkuliahan sehingga diperoleh

pengalaman langsung khususnya mengenai NSID dengan

Tukak Peptikum.

2. .Menambahkan wawasan pasien-pasien yang menggunakan

NSAIDs bagi melakukan tindakan mencegah efek samping obat

terutama kejadian tukak peptik di kemudian hari.

3. Sebagai informasi tambahan kepada peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan

NSAIDs dan kejadian tukak peptik.