Bab ii kti ..

30
14 BAB II TINJUAUAN TEORI A.Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi melalui panca indra manusia ( Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) . Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil tahu berupa informasi yang telah dikombinasikan pemahaman yang terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu : 1. Tahu ( Know) Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat kembali ( recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur

Transcript of Bab ii kti ..

Page 1: Bab ii kti ..

14

BAB II

TINJUAUAN TEORI

A.Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi melalui panca indra manusia

( Notoadmodjo, 2003).

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) .

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil tahu berupa

informasi yang telah dikombinasikan pemahaman yang terjadi melalui panca

indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu :

1. Tahu ( Know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat

kembali

( recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur

Page 2: Bab ii kti ..

15

bahwaorang tahu apa yang telah dipelajari antara lain, menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami ( Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi ( Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat

diartikan juga sebagai penggunaan atau aplikasi hukum-hukum, rumus

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menyebarkan materi untuk

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisi dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata

Page 3: Bab ii kti ..

16

lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formula-

formula yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian

terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria-kriteria yang telah ada

( Notoatdmojo, 1997).

2. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,

dapat dikelompokan menjadi dua yakni:

1). Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

Cara- cara pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

a. Cara coba salah ( Trial and error )

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup

lama untuk memecahkan berbagai msalah. Bahkan sampai sekarang

pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang

belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu yang tepat dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya,

terutama meletakkan dasar-dasar- menemukan teori-teori dalam

berbagai cabang ilmu pengetahuan. Hal ini juga merupakan

pencerminan dari upaya memperoleh pengetahuan, walaupun pada

Page 4: Bab ii kti ..

17

taraf yang masih primitif. Di samping itu, pegalaman yang diperoleh

melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan

berpikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.

b. Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c. Cara kekuasaan atau otoritas

Dari sejarah kita ketahui dan kita pelajari bahwa kekuasaan raja

zaman dulu adalah mutlak, sehingga apapun yang keluar dari mulut

raja adalah kebenaran mutlak dan harus diterima oleh masyarakat atau

rakyatnya. Demikian pula pendapat yang digunakan sebagai referensi

dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi. Di bidang

kesehatan, otoritas pengetahuan tersebut bukan saja berasal dari para

dukun. Apabila masyarakat mempunyai kesulitan-kesulitan kesehatan

mereka minta nasehat atau pengobatan pada ahli-ahli tersebut,

termasuk juga dukun.

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pegalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

e. Cara akal sehat ( common sense )

Page 5: Bab ii kti ..

18

Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti

nasehat orang tuanya atau agar anak disiplin menggunakan cara

hukuman fisik bila anaknya berbuat salah.

f. Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan

dari tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini

oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima

oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha

penalaran atau penyelidikan manusia.

g. Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intutif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar

dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang

rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya

berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpkir

manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penularannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Page 6: Bab ii kti ..

19

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia

telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi.

i. Induksi

Induksi adalah proses pengambilan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus kepernyataan yang bersifat umum.

j. Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus.

2). Cara ilmiah dalam pemperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian

(research methodology).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

(Notoatmodjo,2003)

yaitu :

a. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang semakin bertambah usia akan semakin berkurang pula daya

Page 7: Bab ii kti ..

20

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin

membaik.

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini.

Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru,

semakin bertambahnya umur akan mencpai usia reproduksi. (

Notoatmodjo, 2003)

b. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik atau pun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan

orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar

dan memperoleh suatu pengetahuan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

Page 8: Bab ii kti ..

21

d. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruuhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah seseorang tersebut untuk menerima

informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikn dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah, tidak berarti mutlak berpengaruh

rendah juga. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal.

e. Informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact )

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Page 9: Bab ii kti ..

22

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak

memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang

lebih luas (Notoatmodjo, 2003).

f. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin dikur dari subjek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan ( Notoatmodjo,

2003).

Menurut Nursalam (2008) skor yang sering digunakan untuk

mempermudah dan mengkategorikan jenjang atau peringkat pengetahuan

dalam penelitian biasanya dituliskan dalam persentase berikut ini :

1. Pengetahuan baik : Jika 76-100% pertanyaan dijawab benar

oleh responden

2. Pengetahuan cukup : Jika 56-75% pertanyaan dijawab benar oleh

responden

Page 10: Bab ii kti ..

23

3. Pengetahuan kurang : Jika <56 % pertanyaan di jawab benar oleh

responden.

B. Menyusui

1. Pengertian Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada

bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan

menelan ASI (Prasetyono, 2009)

Menyusui adalah sesuatu yang alami, dan segala sesuatu yang

alami adalah yang terbaik bagi semua orang. Namun, alami tidak selalu

mudah. Keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang

yang telah mengalaminya atau dari seseorang yang profesional (Ramaiah,

2007).

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari

ASIproduksi sampai proses penghisapan dan menelan ASI. Laktasi

merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamallia termasuk

manusia (Azwar Azrul , 2005)

Ibu menyusui adalah ibu yang memberikan air susu kepada bayi

dan sebagainya untuk diminum dari buah dada (Kamus Besar Bahasa

Indonesia)

2. Managemen laktasi

Manajemen Laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui. Ibu perlu mempersiakan segala hal agar proses

Page 11: Bab ii kti ..

24

menyusui berjalan lancar. Manajemen laktasi di mulai pada masa kehamilan,

segera setelah persalinan, kemudian pada saat menyusui.

a. Fisiologi Laktasi

Pada hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran

payudara bertambah besar. ini disebabkan proliferasi selduktus laktiferus

dan sel kelenjar pembuat ASI. Karenapengaruh hormon yang dibuat

placenta yaitu laktogen, prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan

progesterone. Pembesaran juga disebabkan oleh bertambahnya pembuluh

darah. Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang dari ujung

puting mulai keluar cairan hitam yang disebut kolostrum. Sekresi cairan

tersebut karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon

prolaktin dari kelenjar hipofise. Produksi cairan tidak berlebihan karena

meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi pengaruhnya dihambat

oleh estrogen. Setelah persalinan, dengan terlepasnya plasenta, kadar

estrogen dan progesterone menurun, sedangkan proaktin tetap tinggi. Pada

saat mulai menyusui, maka dengan segera, rangsangan isapan bayi

memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang memperlancar sekresi ASI

b. Volume ASI

Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum

pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai menghisap

payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam

kondisinormal ASI diproduksi sebanyak 10 - ± 100 cc pada hari-hari

pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14.

Page 12: Bab ii kti ..

25

Yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700 - 800 cc ASI per

hari. Namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc

atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan tingkat

pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat berat

baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat 24 mempengaruhi volume

ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500 -

700 cc pada 6 bulan pertama usia yaitu, 400 - 600 cc pada 6 bulan kedua

dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.

c. Reflek Pembentukan/Produksi dan Pengeluaran ASI

Pada ibu yang menyusui dikenal dengan 2 reflek yang masing-masing

berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu :

1) Reflek Prolaktin:

Seperti telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama

hormon prolaktin memagang peranan untuk membuat kolostrum,

namun jumlah kolostrum terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat

oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah

partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus

luteum maka estrogen dan progesteron sangat berkurang, ditambah lagi

dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang

payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris yang befungsi

sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus

melalui medula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus akan

menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi prolaktin

Page 13: Bab ii kti ..

26

dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu

sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan

merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin.

Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat

air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal

3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat

tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan

bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang

melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi

normal pada minggu ke 2-3.

„‟ Prolaktin : dirangsang hormon prolaktin kelenjar hipofise bagian

depan d dasar otak. Proses pengisapan merangsang ujung syaraf

disekitar payudara, saraf ini membawa pesan kebagian depn kelenjar

hipophisa untuk memproduksi prolaktin, prolaktin dialirkan oleh darah

ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan ASI‟‟

2) Reflek “Let Down”

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke

neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.

Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat

menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ

tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel

mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah

Page 14: Bab ii kti ..

27

terbuat dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang untuk

selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah:

a. Melihat bayi

b. Mendengarkan suara bayi

c. Mencium bayi

d. Memikirkan untuk menyusui bayi

Faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah :

Stres seperti :

a. Keadaan bingung/pikiran kacau

b. Takut

c. Cemas

Bila ada stres dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu

blokade dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya

pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontraksi

dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit harapannya

untuk dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibat dari tidak

sempurnanya refleks let down maka akan terjadi penumpukan air susu

di dalam alveoli yang secara klinis tampak payudara membesar.

Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk menyusui dan

rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stres lagi bagi seorang ibu

sehingga stres akan bertambah.

Page 15: Bab ii kti ..

28

“Isapan bayi merangsang saraf sekitar payudara, saraf membawa

pesan ke bagian belakang kelenjar hipofise, keluar hormon oksitosin

dialirkan darah, kontraksi sel-sel mioepitel sekitar alveoli dan duktus

lactiferous mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus

lactiferous melalui sinus lactiferus”.

d. Mekanisme Menyusui

Bayi yang sehat memiliki 3 reflek intrinsic keberhasilan menyusui seperti

: sumber

1) Reflek mencari (Rooting reflek)

Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliing mulut

merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini

menyebabkan kepala bayi berputar menuju puting susu yang menempel

tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian puting susu ditarik

masuk kedalam mulut. Puting atau tangan diletakkan pada pipi disekitar

mulut, maka akan menimbulkanreflek mencari pada bayi.

2) Reflek menghisap (Sucking reflek)

Tehnik menyusui yang baik adalah apabila kalang payudara

sedapat mungkin semuanya masuk ke dalam mulut bayi, tetapi hal ini

tidak mungkin dilakukan pada ibu yang kala payudaranya besar. Untuk itu

maka sudah cukup bila rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus yang

terletak di puncak kalang payudara di belakang puting susu adalah tidak

dibenarkan bila rahang bayi hanya menekan puting susu saja, karena bayi

Page 16: Bab ii kti ..

29

hanya dapat mengisap susu sedikit dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet

pada puting susunya. Puting susu yang sudah masuk kedalam ulut dengan

bantuan lidah, dimana lidah dijulurkan di atas gusi bawah putting susu

ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang menekan kalang

payudara dibelakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak pada

langit-langit keras (palatum durum). Dengan tekanan bibir dan gerakan

rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan

sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu,

selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit

yang mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. Cara yang dilakukan

oleh bayi ini tidak akan menimbulkan cedera pada puting susu.Rahang

menekan kalang payudara dengan bantuan bibir secara berirama, gusi akan

menjepit kalang payudara dan sinus lactiferous, sehingga air susu akan

mengalir.

3) Reflek menelan (swallowing reflek)

Pada saat air susu keluar dari puting susu akan disusul dengan

gerakan menghisap sehingga air susu akan bertambah dan diteruskan

dengan mekanisme menelan dan masuk ke lambung. Keadaan akan terjadi

berbeda bila bayi diberi susu botol, seab susu dengan mudah mengalir

peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu dengan mudah

mengalir dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang disebabkan

oleh posisi botol yang dipegang ke arah bawah dan selanjutnya dengan

adanya isapan pipi (tekanan negatif) kesemuanya ini akan membantu

Page 17: Bab ii kti ..

30

aliran susu, sehingga tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk mengisap

susu menjadi minimal. Kebanyakan bayi-bayi yang masih baru belajar

menyusui pada ibunya, kemudian dicoba dengan susu botol secara

bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi bingung puting (nipple

confusion).(Khasanah, 2010)

C. Cara Menyusui yang Baik dan Benar

Cara menyusui yang baik dan benar adalah cara memberikan ASI kepada

bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan baik dan benar

(Khasanah, 2010).

Cara menyusui yang baik dan benar adalah proses pemberian susu kepada

bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu dengan

perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar(Musbikin, 2005).

Cara menyusui yang baik dan benar adalah suatu cara atau proses

pemberian ASI kepada bayi dari payudara ibu dengan perlekatan dan posisi

ibu dan bayi dengan benar.

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada

kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta

berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.

Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan

untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu

makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan areola mamae makin

menghitam.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :

Page 18: Bab ii kti ..

31

1. Membersihkan puting susu dengan air minyak, sehingga epitel yang

lepas tidak menumpuk.

2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk

memudahkan isapan bayi.

3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan

jalan operasi.

D. Langkah-langkah menyusui yang benar

Ada beberapa langkah atau tahap yang perlu diperhatikan oleh ibu ketika

akan menyusui bayinya. Adapun langkah-langkah menyusui yang benar adalah

sebagai berikut:

a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan

disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh

bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,

hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan

puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke

puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar

Gambar 1. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)

Page 19: Bab ii kti ..

32

Gambar 2. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)

c. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah

bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan

benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar

dan bibir bawah bayi membuka lebar.

d. Ketika menyusui, sentuh bibir bayi dengan ujung puting hingga bayi

membuka mulutnya. Biarkan ia membuka mulutnya sendiri hingga sampai

bagian besar areola (bagian berwarna cokelat). Gerakan rahang dan bunyi

tegukan memastikan ia menyusui dalam posisi yang betul.

Gambar 3. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

Page 20: Bab ii kti ..

33

e. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar, yaitu dagu menempel pada

payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, dan bibir bawah bayi membuka

lebar.

Ketika menyusui, sentuh bibir bayi dengan ujung puting hingga bayi

membuka muutya. Biarkan ia membuka mulutnya sendiri hingga sampai

bagian besar areola (bagian berwarna cokelat)

Gambar 4. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)

Gambar 5. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)

f. Jika bayi ingin beralih payudara, alihkan bayi pada satu payudara sehingga

ia berhenti mengisap. Cara melepaskannya yang sedang menyusu adalah

Page 21: Bab ii kti ..

34

dengan memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi

ke bawah dengan lembut. Angkat bayi, sendawakan dirinya dan

mengalihkannya ke payudara sebelah. Setelah itu, teruskan menyusui

sehingga ia merasa kenyang. Untuk menyusui yang berikutnya, dimulai

dari payudara yang terasa sarat dengan susu.

g. Selepas menyusui, masukan ujung jari kelingking ibu di ujung mulut bayi

untuk menghentikan isapan.

h. Sendawakan bayi setiap kali selesai menyusui. Menyendawakan dirinya

diperlukan untuk mengeluarkan udara dari lambung bayi agak tidak

muntah karena kemungkinan ia akan muntah sehabis menyusu. Maka dari

itu, pastikan ibu menyediakan kain/handuk.

i. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan

puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga

mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.

Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan

tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang.

2. Badan bayi menempel pada perut ibu.

3. Mulut bayi terbuka lebar.

4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak

yang masuk.

Page 22: Bab ii kti ..

35

6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

7. Puting susu tidak terasa nyeri.

8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

9. Kepala bayi agak menengadah.

Gambar 6. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

j. Melepas isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai payudara terasa lembek,

sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan

bayi:

1) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau,

2) Dagu bayi ditekan ke bawah.

k. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan

pada puting susu dan di sekitar payudara biarkan kering dengan

sendirinya.

l. Sendawakan bayi setiap kali selesai menyusui. Menyendawakan dirinya

diperlukan untuk mengeluarkan udara dari lambung bayi agak tidak

Page 23: Bab ii kti ..

36

muntah karena kemungkinan ia akan muntah sehabis menyusu. Maka dari

itu, pastikan ibu menyediakan kain/handuk.

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari

lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh - Jawa) setelah menyusui.

Cara menyendawakan bayi adalah:

1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian

punggung ditepuk perlahan-lahan,

2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk

perlahan-lahan. (Mary Beth Hasselauist, 2006)

E. Posisi dan perlekatan menyusui

Cara menyusui bayi ternyata bisa dilakukan dengan berbagai macam

posisi. Adapun beberapa macam posisi tersebut akan diuraikan di bawah ini :

a. Posisi Menyusui yang Benar

Produksi ASI akan optimal ketika posisi menyusui bayi dengan benar.

Banyak ibu mengeluhkan produksi ASI-nya sedikit, padahal sebenarnya

produksi ASI menyesuaikan kebutuhan bayinya sehingga sangat sedikit

kasus bayi yang mengalami kekurangn ASI. Salah satu faktor yang sering

belum tepat dilakukan saat menyusui adalah posisi menyusui yang belum

tepat sehingga menganggu produksi dan transfer ASI ke bayi.

Ketika menyusui, posisikan bayi dengan seluruh tubuh bayi menghadap

tubuh ibu, sedangkan posisi hidung dan dagu bayi menghadap payudara.

Page 24: Bab ii kti ..

37

Mulut bayi, sebaiknya menangkupkan seluruh bagian mulutnya pada

puting dan areola. Disamping itu, pandangan ibu hendaknya mengarah ke

bayi dan mengajaknya tetap berkomunikasi karena hal ini dapat

meningkatkan komunikasi dan ikatan kasih sayang antara ia dan bayinya.

Pada kenyataannya, masih banyak posisi ibu menyusui yang salah.

Ketika menyusui, kadang posisinya membungkuk dan kurang santai

sehingga ia merasa cepat lelah. Selain itu, ia sering memosisikan bayi

terlentang dan perutnya tidak menempel pada perut ibu, sehingga leher

bayi terpelintir ke sisi kanan. Hal ini dapat menyebabkan bayi kurang

efektif menyusu dan cepat lelah.

Posisi menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi. Cara menyusui

yang tergolong biasa dilakukan adalah duduk, berdiri, atau berbaring.

Adapun posisi menyusui yang benar, dapat anda simak pada gambar

dibawah ini.

Gambar 7. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Khasanah, 2010)

Ibu berdiri, lalu letakkan kepala

bayi pada siku kiri bagian dalam,

tubuh bayi menghadap kebadan

ibu, tangan ibu memegang bokong

dan paha bayi sehingga perut bayi

menempel pada badan ibu

Page 25: Bab ii kti ..

38

Gambar 8. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 2004)

Gambar 9. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 2004)

Ibu duduk dengan kaki

menyentuh lantai, badan ibu lurus

menempel pada kursi, sangga

payudara kanan dengan tangan

kiri, jangan di bagian yang hitam

atau areola.

Posisi ini mengggunakan peyangga

bantal yang diletakkan pada

pangkuan ibu dan berfungsi untuk

menaikkan posisi badan bayi agar

mencapai putting susu ibu dan

menempel pada badan ibu . kaki ibu

diluruskan dan punggung ibu

disangga dengan bantal.

Page 26: Bab ii kti ..

39

Gambar 10. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 2004)

Gambar 11. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang

perawatan (Perinasia, 2004)

Gambar 12.Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

(Perinasia, 2004)

Posisi menyusui sambil

berbaring seperti ini adalah

posisi yang angat dianjurkan

ketika ibu belum bisa duduk

setelah operasi caesar juga

bisa pada saat ibu kelelahan

Posisi ini dilakukan bila ibu

masih kelelahan, dengan cara

menyangga badan bayi

dengan bantal di atas perut

ibu. Tangan ibu disangga

bantal agar ibu tidak pegal

Page 27: Bab ii kti ..

40

Gambar 13. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 14. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia,

2004)

b. Posisi Menyusui Berdasarkan Posisi Bayi Ketika Menyusu

Selain beberapa posisi menyusui di atas, ada beberapa posisi menyusui

berdasarkan posisi bayi ketika menyusu. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Baby-led Latching

Posisi menyusui baby-led latching adalah posisi menyusui yang

cukup simpel dan natural. Posisi tersebut membantu bayi untuk belajar

Menyusui bayi kembar

dilakukan dengan cara

sepertimemegang bola bila

disusui bersamaan, dipayudara

kiri dan kanan, dengan bantal

menyangga bayi.

Pada ASI yang memancar

(penuh), bayi ditengkurapkan

diatas dada ibu, tangan ibu

sedikit menahan kepala bayi,

dengan posisi ini bayi tidak

tersedak.

Page 28: Bab ii kti ..

41

menyusu ketika ia belum dapat menyusu dengan baik atau ketika puting

ibu nyeri.

Posisi menyusui dengan baby-led latching dapat dilakukan dengan cara

seperti berikut ini:

a. Mulailah menyusui ketika bayi renang atau tidak rewel.

b. Duduklah dengan nyaman dengan beri sandaran yang cukup nyaman.

c. Letakkan bayi dengan kontak kulit (skin to skin) di atas dada ibu dan di

antara dua payudara.

d. Bayi akan mulai menggerakkan kepalanya, kemudian mencari

payudara ibu seperti gerakan mematuk.

e. Ketika menemukan payudara ibu, bayi akan menekan dagunya ke

payudara ibu dan membuka mulutnya.

f. Posisi menyusui baby-led latching dapat membuat ibu maupun

bayinya sama-sama dalam posisi nyaman.

2. Cross Cradle Position

Cross cradle position bisa dilakukan pada ibu yang baru belajar

menyusui atau menyusui bayi yang kecil ukurannya.

3. Cradle Position

Cradel position merupakan posisi klasik dan telah menjadi

kegemaran kebanyakan para ibu. Posisi ini membuat perut bayi menempel

pada perut ibu sehingga ia tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu.

Kepalanya berada di dalam dekapan ibu, yaitu dengan menyokong

Page 29: Bab ii kti ..

42

belakang badan dan punggungnya, serta lengannya diletakkan di bagian

sisinya.

4. Football Position

Footbal position sangat sesuai jika ibu baru pulih dari operasi

caesar, memiliki payudara besar, menyusui bayi prematur, atau bayi yang

kecil ukurannya, maupun menyusui anak kembar pada waktu yang

bersamaan. Caranya, yaitu dengan menyokong kepala bayi dengan tangan,

lalu gunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu.

5. Posisi Berbaring

Posisi berbaring biasa dilakukan apabila ibu dan bayi merasa letih.

Jika ibu baru pulih dari operasi caesar, hal ini kemungkina satu-satnya

posisi yang bisa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu

dengan lengan, lalu sokong pula bayi dengan lengan atas.

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan

puting payudara lecet, ASI tidak keluar dengan optimal sehingga

mempengaruhi produksi ASI selanjutnya, dan kebutuhan gizi bayi tidak

tercukupi atau ia enggan menyusu.

F. Lama dan frekuensi menyusui

Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan

menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi

akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila

bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan

atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui

Page 30: Bab ii kti ..

43

bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7

menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada

awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan

mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan

bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.

Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah

timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih

sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari

akan memicu produksi ASI.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka

sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Anjurkan

kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar

produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan

payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu

menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak

terlalu ketat.

Gambar 14. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)