Kritik MP3EI JovanyAliflyantera 3612100062

3
Nama : Jovany Aliflyantera NRP : 3612100062 KRITIK TEDHADAP PROGRAM MP3EI MP3EI merupakan kepanjangan dari Masterplan, Percepatan dan Perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia. MP3EI pada dasarnya disusun karena melihat adanya optimisme sektor ekonomi pemerintah Indonesia dalam melihat posisi ekonomi indonesia di mata internasional. Tujuan dari MP3EI adalah diharapkan keberadaan masterplan ini mendorong visi indonesia menjadi 10 negara terbesar dunia di tahun 2025. MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global. Melalui percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini, perwujudan kualitas Pembangunan Manusia Indonesia sebagai bangsa yang maju tidak saja melalui peningkatan pendapatan dan daya beli semata, namun dibarengi dengan membaiknya pemerataan dan kualitas hidup seluruh bangsa. Secara umum, strategi utama dalam MP3EI ini antara lain 1. Penguatan Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu pemetaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 6 koridor (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, Bali-NT) 2. Penguatan konektivitas nasioal, visi yang diusung adalah Locally Integrated Globally Connected. Bagaimana agar menghubungkan pusat-pusat ekonomi maupun daerah terpencil agar terjadi value chain yang efektif di Indonesia. 3. Penguatan SDM dan IPTEK nasional Kritik terhadap implementasi MP3EI sudah sering diperbincangkan oleh beberapa expert ekonomi, mahasiswa dan juga masyarakat. MP3EI pada dasarnya ingin membuat pembangunan di Indonesia merata, namun pada implementasi pemerintah Indonesia sulit dalam menerapkan konsep ini di daerah target perluasan pembangunan. Kritik tersebut dirangkum dibawah ini:

description

MP3ei

Transcript of Kritik MP3EI JovanyAliflyantera 3612100062

Nama: Jovany AliflyanteraNRP: 3612100062KRITIK TEDHADAPPROGRAM MP3EI

MP3EI merupakan kepanjangan dari Masterplan, Percepatan dan Perluasan pembangunan Ekonomi Indonesia. MP3EI pada dasarnya disusun karena melihat adanya optimisme sektor ekonomi pemerintah Indonesia dalam melihat posisi ekonomi indonesia di mata internasional. Tujuan dari MP3EI adalah diharapkan keberadaan masterplan ini mendorong visi indonesia menjadi 10 negara terbesar dunia di tahun 2025. MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global. Melalui percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini, perwujudan kualitas Pembangunan Manusia Indonesia sebagai bangsa yang maju tidak saja melalui peningkatan pendapatan dan daya beli semata, namun dibarengi dengan membaiknya pemerataan dan kualitas hidup seluruh bangsa.Secara umum, strategi utama dalam MP3EI ini antara lain1. Penguatan Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu pemetaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di 6 koridor (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, Bali-NT)2. Penguatan konektivitas nasioal, visi yang diusung adalahLocally Integrated Globally Connected. Bagaimana agar menghubungkan pusat-pusat ekonomi maupun daerah terpencil agar terjadivalue chainyang efektif di Indonesia.3. Penguatan SDM dan IPTEK nasionalKritik terhadap implementasi MP3EI sudah sering diperbincangkan oleh beberapa expert ekonomi, mahasiswa dan juga masyarakat. MP3EI pada dasarnya ingin membuat pembangunan di Indonesia merata, namun pada implementasi pemerintah Indonesia sulit dalam menerapkan konsep ini di daerah target perluasan pembangunan. Kritik tersebut dirangkum dibawah ini: a. Pembangunan banyak Terjadi kesenjangan di indonesia barat dan timur. Hal ini masih dapat dirasakan di beberapa program yang arahnya masih dominan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Index investasi Indonesia menyebutkan bahwa 74 persen lebih investasi di Indonesia terpusat di koridor Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hal ini tentu menjadi antitesa dari program MP3EI yang ingin pemerataan pembangunan Indonesia mulai dari barat sampai timur Indonesia serimbang. Ini menunjukan bahwa daerah timur Indonesia tidak terlalu digali potensi ekonominya. Hal tersebut mungkin disebabkan karena daya saing wilayah tersebut kurang dibanding ketiga koridor lainnya. Tetapi, seharusnya daya saing dapat ditingkatkan dengan investasi dibidang infrastruktur. Namun sayangnya total investasi yang digunakan untuk membangun infrastruktur di seluruh koridor kurang dari 50 persen total investasi di seluruh koridor.b. Kebijakan akan program ini masih tumpang tindih. Hal ini dirasa masih sulit bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan di daerahnya sesuai dengan program MP3EI. Walaupun secara eksplisit diterangkan bahwa MP3EI melibatkan semua komponen pemerintah, ternyata setelah disahkan MP3EI mendapat kendala justru dari regulasi itu sendiri, di antaranya dengan RTRW daerah, UU Pengadaan lahan, dan program kementrian PU dan daerah. Contohnya: Untuk rencana jangka panjang kita telah memiliki RPJP tahun 2005 yang diharapkan dapat mengganti peran GBHN. Sementara penjabarannya dijelaskan oleh RPJM 5 tahunan yang diperbarui di tahun 2010. Jadi, sebenarnya, kemana MP3EI mengacu? Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, peluncuran MP3EI tidak dimaksudkan untuk mengganti rencana pembangunan yang telah ada, tetapi akan berintegrasi dengan dokumen yangada.c. Peran industri mikro merupakan aspek penting dalam pengembangan sebuah wilayah. Dalam hal ini MP3EI belum memiliki peran untuk mengakomodir didalam kegiatan UMKM. Pelu diketahui bahwa pemegang saham terbesar ekonomi suatu Negara adalah pelaku ekonomi domestic, utamanya UMKM. Permasalahannya, MP3EI lebih condong kepada pemilik pasar yang dapat dikatakan memiliki peran dominan didalam pasar domestik. Dalam MP3EI, fokus pembangunan infrastruktur berorientasi kepada sektor besar, BUMN, BUMD dan swasta besar. Sehingga dipertanyakan dimanakah peran UMKM. Dapat disimpulkan bahwa program MP3EI merupakan program yang masih sulit di kembangkan di Indonesia. Hal ini masih merujuk pada pemerataan pembangunan yang masih terfokus pada pulau pulau seperti jawa, Sumatra dan Kalimantan. Kurangnya implementasi program ini kedalam kebijakan pemerintah daerah juga salah satu faktor penting yang menghhambat adanya implementasi program MP3EI di daerah. Sehingga pada akhirnya dalam perumusan dan implementasi program MP3EI pemerintah harusnya menggandeng stakeholder terkait, sehingga dalam implementasinya tidak ada tabrakan antar pemerintah pusat dan daerah.