kristalogi mineralogi

30
Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia tertentu dan struktur dalam yang teratur, yang terjadi secara alamiah atau tidak dengan perantara manusia dan tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Sedangkan kristal atau hablur suatu benda padat homogen berbentuk polihedral teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi bangun atau struktur dalamnya. Mineral a. Terbentuk oleh proses alam. b. Tidak selalu membentuk kristal. Kristal a. Dapat dibentuk oleh manusia di Lab. b. Tidak selalu membentuk mineral. Mineral mempunyai sifat-sifat fisik. Sifat-sifat fisik mineral yaitu : 1. Kilap Di timbulkan oleh cahaya yang di pantulkan oleh permukaan mineral. Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan dan jumlah cahaya yang di pantulkan. Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis: a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam: Gelena 1

description

kristalogi mineralogi

Transcript of kristalogi mineralogi

Page 1: kristalogi mineralogi

Mineral adalah zat padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia tertentu

dan struktur dalam yang teratur, yang terjadi secara alamiah atau tidak dengan

perantara manusia dan tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan.

Sedangkan kristal atau hablur suatu benda padat homogen berbentuk polihedral

teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi

bangun atau struktur dalamnya.

Mineral

a. Terbentuk oleh proses alam.

b. Tidak selalu membentuk kristal.

Kristal

a. Dapat dibentuk oleh manusia di Lab.

b. Tidak selalu membentuk mineral.

Mineral mempunyai sifat-sifat fisik. Sifat-sifat fisik mineral yaitu :

1. Kilap

Di timbulkan oleh cahaya yang di pantulkan oleh permukaan mineral. Kilap tergantung

pada kualitas fisik permukaan dan jumlah cahaya yang di pantulkan.

Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi  jenis:  

a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan

seperti logam.

Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

• Gelena

• Pirit

• Magnetit

• Kalkopirit

• Grafit

• Hematit

b.    Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

1

Page 2: kristalogi mineralogi

• Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

2. Warna

Pada umumnya warna mineral di timbulkan karena penyerapan bebrapa jenis

panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai

hasil dari cahaya putih yang di kurangi oleh bebrapa panjang gelombang yang

terserap. Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan

tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat

berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan

pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat

kehitaman atau tidak berwarna.

Warna idiokhromatik : apabila warna mineral selalu tetap, pada umumnya

dijumpai pada mineral - mineral yang tidak dapat ditembus cahaya (opaque) atau

berkilap logam. Contoh : magnetite, galena, pyrolusite, dan lain – lain.Warna

allokhromatik : apabila warna mineral tidak tetap tergantung pada material

pengotornya, pada umumnya dijumpai pada mineral yang tidak tembus cahaya

( trasparant/translucent ) atau berkilap non logam. Contoh: kuarsa, gypsum, kalsit,

dan lain-lain.

Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

• Putih                :  Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky

Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)

• Kuning              : Belerang (S)

• Emas                 : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)

• Hijau                 :  Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)

• Biru                    :  Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

• Merah                : Jasper, Hematit (Fe2O3)

• Coklat                : Garnet, Limonite (Fe2O3)

2

Page 3: kristalogi mineralogi

• Abu-abu           : Galena (PbS)

• Hitam                : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

3. Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu

mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan

yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai

bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala

kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs.

Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai

skala 10 untuk mineral terkeras .

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

1 Talc H2Mg3 (SiO3)4

2 Gypsum CaSO4. 2H2O

3 Calcite CaCO3

4 Fluorite CaF2

5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2

6 Orthoklase K Al Si3 O8

7 Quartz SiO2

8 Topaz Al2SiO3O8

9 Corundum Al2O3

10 Diamond C

Penentuan kekerasan relatif mineral juga dapat dengan menggunakan alat-alat

sederhana, misalnya:

Alat Penguji Derajat Kekerasan

Mohs

Kuku manusia 2,5

Kawat Tembaga 3

3

Page 4: kristalogi mineralogi

Paku 5,5

Pecahan Kaca 5,5 – 6

Pisau Baja 5,5 – 6

Kikir Baja 6,5 – 7

Kuarsa 7

4. Cerat

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat

diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau

membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat

sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral

tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

• Pirit :  Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan

meninggalkan jejak berwarna hitam.

• Hematit :  Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan

meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.

• Augite :  Ceratnya abu-abu kehijauan

• Biotite :  Ceratnya tidak berwarna

• Orthoklase  :  Ceratnya putih

• Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara

keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral

(Sapiie, 2006).

5.Belahan

Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau

lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu

membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi

4

Page 5: kristalogi mineralogi

terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa

ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak

dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke

segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka

mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung

membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral,

maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).

Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan

sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. 

Berikut contoh mineralnya:

• a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.

• b. Belahan dua arah, contoh   : feldspar.

• c. Belahan tiga arah, contoh    : halit dan kalsit.

6. Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang

tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat

dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang

belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang

bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo,

1994).

• Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

• Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan

pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.

• Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos,

augit, hipersten

• Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,

contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

5

Page 6: kristalogi mineralogi

• Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang

kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

• Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan

runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

7. Bentuk

Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang

dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk

kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas

disebut amorf (Danisworo, 1994).

Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:

a.    Bangun kubus                     : galena, pirit.

b.    Bangun pimatik                  : piroksen, ampibole.

c.    Bangun doecahedon        : garnet

d. Mineral amorf misalnya          : chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami

gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi

sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang

berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut

agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:

Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang

mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat

dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata

biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut

mempunyai sakaroidal.

Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut

begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur

berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-

jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.

6

Page 7: kristalogi mineralogi

• Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-

individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran

dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.

• Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan

benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

• Bentuk kristal mencerminkan  struktur dalam sehingga dapat dipergunakan

untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

8. Berat Jenis

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang

umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut

terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam

keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di

dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama

dengan volume butir mineral tersebut.

9. Sifat Dalam

Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,

menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

• Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,

orthoklas, kalsit, pirit.

• Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,

tembaga.

• Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh

gypsum.

7

Page 8: kristalogi mineralogi

• Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan

sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk,

selenit.

• Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah

dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh:

muskovit.

10.Kemagnetan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila

mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-

mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah

yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau

tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi

sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati

berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya

sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.

11.Kelistrikan

Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus

atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi

istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas

tertentu.

12.Daya lebur mineral

Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan

dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat

keleburan.

13. Perawakan (Crystal Habit)

Bentuk khas mineral yang ditentukan oleh bidang-bidang yang membangunnya,

termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang itu. Artinya ; bentuk bangunan suatu

8

Page 9: kristalogi mineralogi

mineral yang benar-benar terlihat, bukan bentuk sempurna atau bukan bentuk sistim

kristal utama.

Perawakan kristal bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuknya sangat

dipengaruhi dengan keadaan lingkungan sewaktu pembentukkannya, sedang keadaan

itu sangat berubah-ubah. Untuk mineral tertentu sering menunjukkan perawakan

kristal tertentu, seperti mineral Mika memperlihatkan perawakan mendaun (foliated),

mineral Amphibole perawakan meniang/tiang (columnar).

14. Sifat permukaan

Sifat permukaan daripada mineral yang dianggap mempunyai arti penting dalam bidang

teknik ialah: WETTABILIT (Kemampuan basah) suatu sifat kebasahan relatif daripada

permukaan sebuah mineral. Menurut sifat ini mineral dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu:

Mineral-mineral Lyophile

Mineral-mineral yang dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada umumnya

mineral-mineral dengan ikatan ion (ionic boinding) bersifat Lyophile.

Mineral-mineral Lyophobe

Mineral-mineral yang tidak dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada

umumnya mineral-mineral Metallic atau covalent bonding bersifat Lyophobe.

Kegunaan yang utama dari perbedaan sifat permukaan mineral adalah dalam teknik ore

dressing yang dikenal sebagai Flotasi. Flotasi terutama dipakai untuk :

Memisahkan mineral-mineral Sulfida dan mineral-mineral Gangue.

Memisahkan mineral-mineral Sulfida dari campurannya.

Memisahkan intan dari mineral-mineral berat lainnya (seperti garnet).

15.Radioaktifitas

Radioaktifitas suatu mineral dihubungkan dengan adanya unsur Uranium dan Thorium

di dalam mineral tersebut dapat sangat berguna dalam penentuan umur

9

Page 10: kristalogi mineralogi

geologi spesimen itu. Atom-atom Uranium dan Thorium terurai (disintergate) dengan

kecepatan yang tetap tanpa dipengaruhi oleh suhu, tekanan maupun sifat

persenyawaan yang mengelilinginya; ternyata gejala disintregasi ini disertai oleh tiga

jenis radiasi sinar alfa yang terdiri dari :

Inti Atom Helium bermuatan positif (alfa-particles).

Radiasi Sinar Beta yang terdiri dari elektron bermuatan negatif.

Radiasi Sinar Gamma yang berbentuk sinar-X.

Radioaktifitas dapat dengan mudah diketahui dengan memperhatikan radiasi yang

dipancarkan baik dengan melihatnya pada sebuah film (effect on photographic film)

maupun dengan Geigercounter atau Scintillometer.

Timah hitam (Lead) merupakan hasil disintegrasi Uranium dan Thorium, seperti dapat

dilihat di bawah ini :

        U238 à Pb206 + 8 He4

        U235 à Pb207 + 7 He4

        U233 à Pb208 + 6 He4

Kecepatan reaksi-reaksi di atas telah kita ketahui sehingga umur radioaktif mineral

dapat kita perhitungkan apabila jumlah Uranium, Thorium dan Timah Hitam telah

diketahui dan selain itu harus diperhatikan bahwa mineral yang kita periksa

sebelumnya tidak mengandung Timah Hitam (Primary Lead) juga tidak pernah

mengalami alterasi maupun leaching, maka spesimen segar yang mengandung mineral-

mineral radioaktif dapat sangat berguna dalam penentuan umur geologi spesimen itu.

10

Page 11: kristalogi mineralogi

Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan

hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak

mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam

(tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi

pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali

lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari tiga

bagian yaitu:.

1. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina

(Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah isometrik.

2. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya

memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.

3. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya

dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem

kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya,

berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.

1.1 Logam

1.1.1 Aurum (Au)

Emas telah banyak digunakan di dunia sebagai kendaraan untuk moneter tukar, baik

dengan penerbitan dan pengakuan koin emas atau jumlah besi kosong, atau melalui

konversi kertas instrumen-gold dengan mendirikan standar emas di mana nilai total

uang yang dikeluarkan diwakili di toko cadangan emas. Selain itu, emas juga berfungsi

sebagai alat investasi, industri, komersial kimia dan yang paling umum digunakan

sebagai perhiasan

1.1.2 Cuprum (Cu)

Cuprum atau tembaga biasa digunakan sebagai bahan peralatan listrik (kabel) dan

bahan campuran logam (kuningan, perunggu). Bahkan oleh manusia purba digunakan

sebagai perabotan dan senjata, serta perlengkapan ritual kepercayaan.

1.1.3 Platinum (Pt)

11

Page 12: kristalogi mineralogi

Digunakan untuk perhiasan, kimia dan kegunaan industri lainnya serta stabilizer mata

uang. Platinum biasa digunakan sebagai perhiasan dengan istilah emas putih karena

kilaunya lebih indah dari emas, selain itu juga digunakan sebagai bahan instrumen

mekanik dan listrik dengan presisi tinggi, serta sebagai katalis (pereaksi) dalam kimia

analisis.

1.2 Semi-logam

1.2.1 Bismuth (Bi)

Sebuah bijih bismut dan sebagai spesimen mineral dan Karena titik penggabungannya

yang rendah, Bismuth utamanya digunakan sebagai bahan campuran logam. Selain itu,

juga digunakan sebagai bahan dalam industri farmasi dan kosmetik.

1.2.2 Arsenik (As)

Sampai saat ini, Arsenik belum dapat diketahui manfaat lain selain menjadi bahan

racun, termasuk yang meracuni tokoh pembela HAM, Munir.

1.3 Non-logam

1.3.1 Intan (C)

Merupakan karbon, sama seperti grafit, tetapi karena kenampakkannya yang indah

dengan kemampuan dispersi cahaya yang besar, sehingga sering digunakan sebagai

batu mulia dan perhiasan.

Selain itu, kekerasannya menjadi standar tertinggi, sehingga digunakan dalam industri

sebagai alat pemotong atau mata bor.

1.3.2 Sulfur

Sulfur digunakan sebagai bahan utama pembuatan asam sulfur, vulkanisasi karet

sehingga menjadi ban, bahan peledak, fungisida, dan pupuk.

12

Page 13: kristalogi mineralogi

2 KELOMPOK SULFIDA

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari

kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure

utamanya adalah logam (metal).

Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api

yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada

tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan

sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada

disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat

terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral

dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).

Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan

oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam,

mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari

sulfurnya

Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya

umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang

rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam

Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S),

Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya

selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

2.1.1 Pirit (FeS2)

Dalam industri, Pirit diolah menjadi asam sulfur dengan metode bilik timbal. Serbuk

Pirit juga digunakan dalam pengmurnian besi, emas, tembaga, kobalt, dan nikel.

2.2 Kalkosit (Cu2S)

Dengan keberadaannya yang cukup langka, Kalkosit yang mengandung banyak unsur

tembaga (Cuprum) menjadi sumber tambang yang penting.

13

Page 14: kristalogi mineralogi

2.2.1 Galena (PbS)

Karena terdapat banyak di alam, Galena menjadi bijih timbal yang utama dalam

pertambangan.

2.2.2 Sphalerite [(Zn, Fe) S]

Dengan keberadaannya yang sangat melimpah di alam, Sphalerite menjadi mineral bijih

seng yang utama dalam pertambangan. Terkadang juga menghasilkan produk

sampingan berupa Kadmium, Galium, dan Indium.

2.2.3 Kalkopirit (CuFeS2)

Dengan keberadaan yang sangat melimpah di alam, Kalkopirit menjadi sumber utama

dalam memperoleh tembaga dengan persentase 80% dari ekstraksi tembaga di dunia.

Kalkopirit juga menghasilkan produk sampingan, yaitu emas dan perak.

3 KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi

unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).

OKSIDA

Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan

unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya

lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali

sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan

aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3),

hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

OKSIDA

3.1 Jenis X2O

Kuprit (Cu2O)

Kuprit memiliki sistem kristal isometrik adalah salah satu mineral bijih yang penting

untuk memperoleh tembaga. Selain itu, kristal Kuprit yang transparan dipotong dan

dibentuk sebagai batu mulia.

14

Page 15: kristalogi mineralogi

3.2 Jenis AX

Zincite (ZnO)

Karena keberadaannya yang sangat langka, Zincite lebih populer menjadi mineral

koleksi daripada sebagai mineral bijih untuk seng

3.3 Jenis XO2

3.3.1 Rutil (TiO2)

Sebagai mineral yang cukup jarang, Rutil sangat penting dalam hal komersial karena

menjadi mineral bijih untuk logam Titanium.

3.3.2 Pirolusit (MnO2)

Pirolusit umumnya ditambang untuk komersial karena menjadi sumber untuk logam

Mangan.

3.4 Jenis X2O3

3.4.1 Hematit (Fe2O3)

Dengan kelimpahannya di alam, menjadikan mineral ini sangat penting dalam

pertambangan untuk memperoleh besi. Selain itu, mineral Hematit yang berwarna

merah digunakan sebagai bahan pewarna dan semir.

3.4.2 Korundum (AL2O3)

Varietas Korundum yang tidak transparan dan menarik biasanya digunakan sebagai alat

penggosok karena kekerasannya yang terkenal tinggi. Sedangkan varietas yang lain

menjadi batu mulia, misalnya Safir (biru) dan Rubi (merah).

3.5 Jenis XY2O4

3.5.1 Spinel (MgAl2O4)

Spinel yang berwarna merah atau disebut sebagai “Rubi Spinel” dikenal sebagai batu

mulia karena kenampakannya yang seperti Rubi.

15

Page 16: kristalogi mineralogi

3.5.2 Magnetite (Fe3O4)

Dengan kelimpahannya di alam, Magnetit adalah mineral bijih yang paling penting dan

kaya akan unsur besi.

HIDROKSIDA

Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau

persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya

dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral

hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa

contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite

(Fe2O3.H2O).

HIDROKSIDA

2.1 Manganite MnO(OH),

Merupakan mineral yang dijadikan sebagai bijih mineral mangan dan spesimen mineral

2.2 Bauksit [FeO(OH)]

Sudah dikenal luas bahwa Bauksit adalah mineral bijih alumunium yang utama, apalagi

dengan jumlahnya yang berlimpah di alam. Ekstraksinya dengan cara elektrolisis dalam

bak Cryolite. Selain itu, Bauksit juga digunakan dalam produksi Korundum sintetis dan

refraktori alumunium.

3.6 Limonit [Fe3O4 . 2H2O]

Limonit adalah hasil hidrasi dari Hematit (Fe3O4) yang juga berlimpah di alam. Namun

demikian, tidak seperti Hematit, Limonit bukan sumber unsur besi untuk industri besi-

baja yang berarti karena biasanya tercemari oleh unsur sekunder, yaitu fosfor. Varietas

yang berwarna dan berkilap tanah, digunakan sebagai bahan pewarna serta kerajinan

tanah liat.

4 KELOMPOK HALIDA

16

Page 17: kristalogi mineralogi

Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-,

Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah:

Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6)

4.1 Halit (NaCl)

Halit atau dikenal sebagai garam dapur biasa digunakan sebagai bumbu masak karena

sifat khasnya yang terasa asin dan menguatkan rasa. Selain itu, Halit juga digunakan

dalam industri kimia untuk preparasi soda, asam hidroklorat, dan di samping itu, Halit

juga digunakan dalam penelitian ilmiah sebagai bagian dari alat optik.

4.2 Fluorit (CaF2)

Fluorit digunakan dalam produksi asam hidrofluorit yang sangat penting dalam

kerajinan gerabah, industri optik sebagai bahan pembuatan lensa, dan industri plastik.

Di samping itu, sangat penting dalam metalurgi bauksit dan fluks untuk industri logam.

Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, biasa digunakan sebagai lensa

apokromatik dan prisma spektrografis.

4.3 Sylvite (KCl)

Mineral ini sangat bermanfaat dalam pertanian sebagai pupuk karena kandungan

Kalium dan Klorinnya.

4.4 Cryolite (Na3AlF)

Mineral ini sangat langka dan dulu digunakan sebagai fluks dalam pemurnian bauksit

tetapi sekarang fungsinya digantikan oleh Fluorit. Oleh karena itu, kini hanya digunakan

sebagai bahan pengkilap gerabah dan bahan utama bagi beberapa jenis kaca.

5 KELOMPOK KARBONAT

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya

persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai

mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan

sedimen.

17

Page 18: kristalogi mineralogi

Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga

terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves),

stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga

Borat (BO3).

Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite

(CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan

borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

5.1 Dolomite (CaMg(CO3)2

Berperan dalam beberapa semen, sebagai sumber magnesium dan sebagai spesimen

mineral.

5.2 Kalsit (CaCO3)

Berperan Pada produksi semen dan mortar, produksi kapur, batu kapur yang digunakan

dalam industri baja, industri kaca, kimia hias, batu dan menggunakan optik dan sebagai

spesimen mineral.

5.2.1 Magnesit (MgCO3)

Suatu bijih dari magnesium. Karena kandungannya serta keberadaanya yang cukup

melimpah di alam, Magnesit adalah sumber penting untuk memperoleh Magnesium dan

garam Magnesium. Dalam bentuk perekat dan serbuk, digunakan dalam industri kertas,

karet, serta farmasi.

6 KELOMPOK SULFAT

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan

anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah

evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap

sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.

Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan

sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam

dengan anion-anionnya masing-masing.

18

Page 19: kristalogi mineralogi

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate),

celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated

calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate,

sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

6.1.1 Barit (BaSO4)

Mineral yang cukup melimpah di alam ini, merupakan mineral bijih yang paling utama

bagai Barium. Selain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur

pengeboran minyak bumi. Barit sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk

pembuatan kertas dan karet serta bahan pewarna karena warnanya yang putih

6.1.2 Celestite (SrSO4)

Mineral ini adalah sumber utama untuk mendapatkan logam Strontium dan garamnya

juga biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan kembang api karena dapat

menghasilkan api yang berwarna merah terang. Dalam industri, Celestite digunakan

sebagai bahan campuran karet, cat, serta elemen baterai. Pada varietas yang tidak

berwarna dan transparan, dapat menjadi bahan kaca serta keramik (varietas yang

berkilau).

6.1.3 Anhidrit (CaSO4)

Mineral ini, terutama diperlukan untuk menghasilkan asam sulfur, dengan kandungan

belerangnya, serta salah satu bahan baku kertas dan batu hias karena kenampakannya

yang indah.

6.1.4 Anglesit (PbSO4)

Dengan kandungan timbalnya, mineral bijih ini diekstraksi untuk mendapatkan logam

timbal dan menjadi bahan studi untuk mempelajari deposit mineral bijih secara umum.

6.1.5 Gipsum (Ca SO4. 2H2O)

Gipsum biasanya digunakan sebagai perekat pada bangunan-bangunan kuno serta

bahan campuran dalam semen. Selain itu, juga dijadikan ornamen, baik untuk pahatan

maupun dilebur lalu dicetak menjadi ornamen interior dalam bangunan, termasuk

eternit.

19

Page 20: kristalogi mineralogi

7 KELOMPOK PHOSPHAT

Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap

kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:

7.1 Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH)

Mineral ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk fosfat dan

pembuatan asam fosfat. Sementara kristal yang transparan dan berwarna indah

dipotong dan dibentuk menjadi batu mulia walaupun cukup lunak (kekerasan 5).

7.2 Vanadine Pb5Cl(PO4)3

Mineral ini adalah mineral bijih untuk memperoleh Vanadium, bahan campuran logam,

dan bahan pewarna pakaian karena warnanya yang merah sampai kuning kecoklatan.

7.3 Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O

Mineral ini terutama biasa digunakan sebagai batu hiasan yang bernilai tinggi.

8 KELOMPOK SILIKAT

Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali.

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan

persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena

jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral

silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak

Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen,

batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang

umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-

ferromagnesium.

Quartz (SiO2)

Feldspar Alkali (KAlSi3O8)

Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8)

Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)

20

Page 21: kristalogi mineralogi

Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)

Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH))

Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)

Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral

ferromagnesium.

8.1 Mineral Ferromagnesium

8.1.1 Opal (SiO2 .nH2O)

Hasil hidrasi dari Silikon dioksida (Kuarsa) ini biasa dibentuk menjadi batu mulia dan

batu hias yang bernilai tinggi. Selain itu, serbuknya yang sudah disaring dapat

digunakan sebagai insulator dan bahan pembuatan keramik (porselen).

8.1.2 Kuarsa (SiO2)

Mineral yang sangat melimpah di alam ini begitu penting dalam industri, misalnya

karena sifatnya yang piezoelektrik dapat digunakan sebagai pengukur tekanan, osilator,

resonator, dan penstabil gelombang. Kemampuannya untuk memutar bidang polarisasi

cahaya menjadikannya sebagai bahan polarimeter. Transparansinya terhadap sinar UV

menasbihkannya sebagai bahan lampu sinar-panas, prisma dan lensa spektrografis.

Selain itu, Kuarsa juga diolah secara besar-besaran menjadi kaca, cat, alat penggosok,

refraktori, dan peralatan presisi. Kristal Kuarsa yang transparan maupun translucent

dengan berbagai warna biasa dibentuk menjadi batu mulia maupun batu hias.

8.1.3 Ortoklas

Ortoklas biasanya menjadi bahan dasar pembuatan porselen berkualitas tinggi,

berkilau, indah, dan tahan panas, baik ortoklas murni maupun setelah dicampur dengan

Kuarsa dan Kaolin. Selain itu, leburan Ortoklas murni juga dapat digunakan sebagai

bahan insulator listrik tekanan tinggi maupun bahan dasar gigi palsu. Dalam bentuk

serbuk yang dicampur detergen, dapat menjadi bubuk penggerus. Sementara, kristal

Ortoklas yang transparan dengan berbagai warna dikenal sebagai batu mulia.

21

Page 22: kristalogi mineralogi

8.1.4 Plagioklas (Oligoklas, Labradorit, dan Anorthit = (Na,Ca)AlSi3O8)

Ketiga mineral dari seri Plagioklas ini memiliki kemiripan dengan kegunaanya yang

hampir sama, yaitu sebagai salah satu bahan baku keramik dan kaca. Selain itusebagai

refraktor dasar. Secara individu, Labradorite berfungsi sebagai batu bahan bangunan,

batu mulia dan perhiasan.

8.1.5 Muskovit (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4

Mineral yang sangat berlimpah di alam ini biasa digunakan sebagai insulator listrik dan

panas. Selain itu, serbuknya digunakan sebagai bahan perekat dalam pembuatan kertas,

semen, dan plastik, serta salah satu bahan baku karet juga cat tahan api. Muskovit

terkadang juga digunakan sebagai material dasar untuk membuat porselen dan pelumas

kering

8.1.6 Hornblende

Walaupun mineral ini adalah mineral yang sangat populer, dan berlimpah di alam,

tetapi sampai kini masih belum diketahui manfaatnya, dan masih menjadi sebagai

mineral koleksi dan penelitian.

22