kreatinin

download kreatinin

of 18

description

Yang sering digunakan adalah metoda Jaffe, yaitu pembentukan kreatini pikrat yang berwarna merah, bila kreatinin direaksikan dengan pikrat alkalis

Transcript of kreatinin

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA KLINIKPEMERIKSAAN KREATININ DARAH

Oleh :

RAHMA DANIATI

(1101077)

KELOMPOK : V B GANJIL

Tanggal praktikum : 21 MEI 2014Dosen : SYLVIA HASTI,M.Farm.Apt

Asisten : 1. ERMA YUNI PUTRI 2. EKA NURFAHESTIPROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

2014I. TujuanUntuk menentukan adanya keratinin dalam darahII. PrinsipYang sering digunakan adalah metoda Jaffe, yaitu pembentukan kreatini pikrat yang berwarna merah, bila kreatinin direaksikan dengan pikrat alkalis. Warna yang terbentukdi ukur dengan fotometer atau spektrofotometer pada 520 nm. Kalkulasi dihitung dengan membandingkan Absorbance sampel dan standar yang telah diketahui kadarnya. Harga normal untuk metoda ini adalah 0,6-1,1 mg/100 ml serum dan 0,7-1,5/100 ml whole blood. Untuk pemeriksaan kreatinin harus dilakukan deproteinisasi yaitu menggunakan Na Tungstat san H2So4. Filtrate disebut dengan filtrate bebas protein (FBP). Atau lebih popular dengan Filtrat Folin Wu. Filtrat juga bisa digunakan untuk pemeriksaan asam urat.III. Landasan TeoriGinjal merupakan organ berbentuk kacang, dengan ukuran kepalan tangan.Ginjal berada di dekat bagian tengah punggung, tepat di bawah tulang rusuk, satu di setiap sisi tulang belakang.Setiap hari, proses ginjal seseorang sekitar 200 liter darah untuk menyaring sekitar 2 liter produk limbah dan air ekstra.Limbah dan air ekstra menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui tabung yang disebut ureter.Kandung kemih menyimpan urin sampai melepaskannya melalui air seni.Fungsi ginjal yaitu sebagai sistem penyaringan alami tubuh, melakukan banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia sisa metabolisme disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan) sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut sebagai glomeruli.Selain mengeluarkan limbah, ginjal merilis tiga hormon penting yaitu erythropoietinatau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk membuat sel-sel darah merah; renin, yang mengatur tekanan darah; calcitriol, bentuk aktif vitamin D, yang membantu mempertahankan kalsium untuk tulang dan untuk keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh.Adanya kerusakan dapat memengaruhi kemampuan ginjal kita dalam melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban (kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun) dalam darah. National Kidney Foundation merekomendasikan tiga tes sederhana untuk skrining penyakit ginjal: tekanan darah pengukuran, cek spot untuk protein atau albumin dalam urin, dan perhitungan laju filtrasi glomerulus (GFR) berdasarkan pengukuran kreatinin serum.Mengukur urea nitrogen dalam darah memberikan informasi tambahan.Kreatininmerupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin.Banyaknya kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot (Riswanto, 2010). Ginjal mempertahankan kreatinin darah dalamkisaran normal. Kreatinin telah ditemukan untuk menjadi indikator yang baik untuk menguji fungsi ginjal.Pada orang yang mengalami kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam darah akan naik karena clearance/ pembersihan kratinin oleh ginjal rendah.Tingginya kreatinin memperingatkan kemungkinan malfungsi atau kegagalan ginjal.Ini adalah alasan memeriksa standar tes darah secara rutin untuk melihat jumlah kreatinin dalam darah. Hal ini penting untuk mengenali apakah proses menuju ke disfungsi ginjal (gagal ginjal,azotemia) akut atau kronik. Sebuah ukuran yang lebih tepat dari fungsi ginjal dapat diestimasi dengan menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh ginjal, dan ini disebut kreatinin clearance.Klirens kreatinin adalah laju bersihan kreatinin menggambarkan volume plasma darah yang dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi ginjal per menit. Bersihan kreatinin biasanya dinyatakan dalam mililiter per menit.Karena kreatinin dieliminasi dari tubuh terutama melalui filtrasi ginjal, maka menurunnya kinerja ginjal akan menyebabkan peningkatan kreatinin serum akibat berkurangnya laju bersihan kreatinin.Uji KreatininJenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml sampel darah vena dalam tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup hijau (heparin). Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji dilakukan, penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah. Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analyzer kimiawi.Pengujian kreatinin dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ginjal.Kreatinin dikeluarkan dari tubuh sepenuhnya oleh ginjal. Jika fungsi ginjal normal, kadar kreatinin akan meningkat dalam darah (karena kreatinin kurang dilepaskan melalui urin Anda). Tingkat kreatinin juga bervariasi berdasarkan ukuran seseorang dan massa otot. Bersihan kreatinin penting diketahui karena banyak obat yang dieliminasi oleh ginjal. Jika fungsi ginjal pasien menurun, laju eliminasi obat untuk disekresikan di urin juga akan menurun, disertai dengan peningkatan konsentrasi plasma. Peningkatan konsentrasi obat dalam plasma yang signifikan dapat menyebabkan obat mencapai kadar toksiknya; oleh karena itu, dosis mungkin perlu disesuaikan dengan berkurangnya eliminasi obat.Kadar normal kreatinin berdasarkan umur yaitu sebagai berikut :Kadar normal kreatinin pada orang dewasa adalah : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dlKadar normal kreatinin pada anak adalah : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun): 0,3-0,6 mg/dl. Apabila kadar lebih tinggi, maka dapat menunjukkan: Akut tubular nekrosi Dehidrasi Diabetes nefropati Eklamsia(suatu kondisi kehamilan yang meliputi kejang) Glomerulonefritis Gagal ginjal Obstruksi saluran kemihSedangkan bila lebih rendah dari normal dapat menunjukkan: Muscular dystrophy (tahap akhir) Myasthenia gravisBeberapa factor yang bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium diantara adalah obat tertentu (lihat pengaruh obat) yang dapat meningkatkan kadar kreatinin serum, kehamilan, aktivitas fisik yang berlebihan, dan konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat mempengaruhi temuan laboratorium. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konentrasinya relative sama dalam plasma hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal.Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisis. Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit, nilai di atas batasan ini menunjukkan semakin berkurangnya nilai ginjal secara pasti. Disamping itu terdapat hubungan jelas antara bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui pada nilai berapa perlu dilakukan cuci darah.Pemilihan metode yang tepat juga banyak membantu dalam melakukan pemeriksaan. Ada beberapa metode yang digunakan dalam pemeriksaan kreatinin dalam darah. Deproteinasi adalah dengan penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2 N pada serum sebelum melakukan pengukuran, yang berfungsi mengendapkan protein dan senyawa senyawa kimia askorbat, aseto asetat, piruvat, sevalosporin dan metildopa, sedangkan cara tanpa deproteinasi adalah tanpa penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2 N atau disebut juga fixed kinetik, yaitu pengukuran kreatinin dalam suasana alkalis dan konsentrasi di tentukan dengan ketepatan waktu pembacaan. Kedua cara ini mungkin juga akan ditemukan hasil yang tidak sama.

Metabolisme KreatininKreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin, yang dibentuk ketika makanan berubah menjadi energi melalui proses yang disebut metabolisme. Sekitar 2% dari kreatin tubuh diubah menjadi kreatinin setiap hari. Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin. Bila ginjal terganggu, kreatinin akan meningkat. Tingkat kreatinin abnormal tinggi kemungkinan terjadi kerusakan atau kegagalan ginjal.

Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya adalah :1. Perubahan massa otot.2. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.3. Aktifitas fisik yang berkebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.4. Obat obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co-trimexazole dapat mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin darah. 5. Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin interna6. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita.

Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Kreatinin Senyawa - senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar kreatinin darah hingga menyebabkan overestimasi nilai kreatinin sampai 20 % adalah : askorbat, bilirubin, asam urat, aseto asetat, piruvat, sefalosporin , metildopa. Senyawa-senyawa tersebut dapat memberi reaksi terhadap reagen kreatinin dengan membentuk senyawa yang serupa kreatinin sehingga dapat menyebabkan kadar kreatinin tinggi palsu. Akurasi atau tidaknya hasil pemeriksaan kadar kreatinin darah juga sangat tergantung dari ketepatan perlakuan pada pengambilan sampel, ketepatan reagen, ketepatan waktu dan suhu inkubasi, pencatatan hasil pemeriksaa dan pelaporan hasil. Mekanisme Filtrasi GinjalGlomerolus adalah bagian kecil dari ginjal yang melalui fungsi sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung 500 ml plasma, mengalir melalui semua glomeruli dan sekitar 100 ml ( 10 % ) dan disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam, glukosa dan benda halus lainnya disaring dan tetap tinggal dalam aliran darah. Cairan yang disaring yaitu filtrasi glomerolus, kemudian mengalir melalui tubula renalis dan sel-selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan meninggalkan yang tidak diperlukan. Keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali, kebanyakan produk sisa buangan dikeluarkan melalui urine, diantaranya kreatinin dan ureum. Kreatinin sama sekali tidak direabsorpsi di dalam tubulus, akan tetapi sejumlah kecil kreatinin benar-benar disekresikan ke dalam tubulus oleh tubulus proksimalis sehingga jumlah total kreatinin meningkat kira-kira 20 %.

Jumlah filtrasi glomerolus yang dibentuk setiap menit pada orang normal rata-rata 125 ml per menit, tetapi dalam berbagai keadaan fungsional ginjal normal dapat berubah dari beberapa mililiter sampai 200 ml per menit, jumlah total filtrat glomerolus yang terbentuk setiap hari rata-rata sekitar 180 liter, atau lebih dari pada dua kali berat badan total, 90 persen filtrat tersebut biasanya direabsorpsi di dalam tubulus, sisanya keluar sebagai urin. ( Evelyn C, 1999).

Pemeriksaan KreatininBeberapa metode yang sering dipakai untuk pemeriksaan kreatinin darah adalah :1. Jaffe reactionDasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Menggunakan alat photometer. Metode ini meliputi Kreatinin cara deporteinasi dan Kreatinin tanpa deproteinasi.

2. KinetikDasar metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer.

3. Enzimatik DarahDasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim membentuk senyawa substrat menggunakan alat photometer.

Dari ketiga metode di atas, yang banyak dipakai adalah Jaffe Reaction , dimana metode ini bisa menggunakan serum atau plasma yang telah dideproteinasi dan tanpa deproteinasi. Kedua cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, salah satunya adalah untuk deproteinasi cukup banyak memakan waktu yaitu sekitar 30 menit, sedangkan tanpa deproteinasi hanya memerlukan waktu yang relatif singkat yaitu antara 2-3 menit.

IV. Alat dan BahanAlat:

Kuvet

Spektrofotometer UV

Pipet Mikro

Tissue

Blood Lanset

Bahan :

Reagen 1

Reagen 2

Darah kapiler

AlcoholV. PROSEDUR KERJA Pemeriksaan Kreatinin Darah

Pipet Reagen 1 750 l, tambahkan reagen 2 750 l kemudian diaduk. Setelah diaduk ditambahkan sampel 150 l , aduk rata. Kemudian di inkubasi dengaan suhu 370 C, selama 1 menit. Ukur absorban pada panjang gelombang 510 nm. Inkubasi pada suhu 370 C selama 2 menit Hitung kadar kreatininnya.Cs= Abs X C keratin

Abst Pemeriksaan Asam Urat

Bersihkan ujung jari dengann menggunakan alcohol

Ujung jari yang telah dibersihkan dengan alcohol dibersihkan dan ditusuk dengan jarum.

Hapus darah pertama yang kkeluar dengan tissue.

Kemudian darah yang selanjutnya di masukkan pada alat.

Jalankan alatnya.

Catat hasil yang ditunjukkan pada alat.

VI. Hasil dan PembahasanHasil Keratinin darah

KelompokAbs IAbs IICs

10,1430,1811,551

20,1590,1931,387

30,2200,2410,857

40,1320,1370,252

50,1660,1830,693

Perhitungan kelompok 5 Abst I = 0,052

Abst I = 0,101

Cst = 2 mg/dl

Cs = Abs X C keratinin Abst

= (0,143 0,181) X 2 mg/dl (0,052 0,101) = 1,551PembahasanPercobaan yang dilakukan daam praktikum kali ini adalah kreatinin darah. Tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya kreatinin di dalam darah sehingga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit seseorang. Selain kreatinin, praktikum ini juga akan membahas mengenai pemeriksaan asam urat untuk menentukan kadar atau kondisi asam urat pasien, apakah masih dalam ambang batas normal atau tidak.Kreatininmerupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK).Pengujian kreatinin dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ginjal.Kreatinin dikeluarkan dari tubuh sepenuhnya oleh ginjal. Jika fungsi ginjal normal, kadar kreatinin akan meningkat dalam darah (karena kreatinin kurang dilepaskan melalui urin). Tingkat kreatinin juga bervariasi berdasarkan ukuran seseorang dan massa otot atau sesuai dengan bentuk dan kondisi permukaan tubuh seseorang.Pada praktikum ini ada 2 objek yang dilakukan yaitu pemeriksaan kadar kreatinin dan juga kadar asam urat. Pada pemerikssaan kadar serum kreatinin, metode yang digunkan adalah metode Jaffe. Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Menggunakan alat photometer. Metode ini meliputi Kreatinin cara deproteinasi dan Kreatinin tanpa deproteinasi.Untuk pemeriksaan kreatinin, hasil dari kelompok kami diperoleh kadarnya sebesar 0,693. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh kelompok kami masih berada diantara range normal untuk orang dewasa yaitu Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl dan perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. Dan berarti kondisi pasien yang diperiksa kreatininnya masih normal dan tidak menunjukkan adanya kelainan ginjal.

Sedangkan untuk pemeriksaan asam urat, ada beberapa kelompok yang memiliki kadar asam urat yang tinggi. Yaitu kelompok 1,4, dan 5 dengan kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl.kadar ini jauh berbeda dari nilai kadar normal yaitu 3,8 5,5 mg/dl. Untuk pemeriksaaan asam urat, ada beberapa factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai asam urat seperti fator makanan seperti kacang-kacangan yang dapat meningkatkan kadar asam urat pada waktu pemeriksaan.Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisisVII. Kesimpulan Kreatininmerupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Pengujian kreatinin dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ginjal.Kreatinin dikeluarkan dari tubuh sepenuhnya oleh ginjal. Jika fungsi ginjal normal, kadar kreatinin akan meningkat dalam darah (karena kreatinin kurang dilepaskan melalui urin Anda). Tingkat kreatinin juga bervariasi berdasarkan ukuran seseorang dan massa otot.

Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin.

Pada pemerikssaan kadar serum kreatinin, metode yang digunkan adalah metode Jaffe. Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Menggunakan alat photometer. Metode ini meliputi Kreatinin cara deproteinasi dan Kreatinin tanpa deproteinasi.

untuk pemeriksaan asam urat, ada beberapa kelompok yang memiliki kadar asam urat yang tinggi. Yaitu kelompok 1,4, dan 5 dengan kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl.kadar ini jauh berbeda dari nilai kadar normal yaitu 3,8 5,5 mg/dl

Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisisDAFTAR PUSTAKA

Davey, P. 2005.At a Glance Medicine. Penerbit Erlangga. Jakarta.Frances K. Widmann, alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk.,Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, 1992.Joyce LeFever Kee,Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC, Jakarta, 2007.

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Cabang Jakarta,SI Units : Tabel Konversi Sisten Satuan SI Konvensional dan Nilai Rujukan Dewasa Anak Parameter Laboratorium Klinik, Jakarta, 2004.

Sacher, Ronald A. dan McPherson, Richard A. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Sacher, R. A., dan R. A, McPherson. 2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto,Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004. Wijayakusuma, Hembing. 2008. Tumpas Hepatitis dengan Ramuan Herbal. Pustaka Bunda. Jakarta.