Kpe Edited

7
1. Potensi Ekowisata di Kampus IPB Dramaga Studi potensi adalah suatu studi mengenai kandungan gejala alam dari suatu kawasan (Kamus Departemen Kehutanan Republik Indonesia 1989). Undang-undang No 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Hal tersebut menegaskan bahwa studi potensi wisata adalah studi mengenai kandungan gejala alam dari suatu kawasan yang dapat dijadikan sebagai obyek dan daya tarik suatu perjalanan wisata. Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan (Suswantoro 2007). Kegiatan wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan di dalam obyek wisata. Kegiatan wisata alam di dalam kawasan konservasi diarahkan pada upaya pendayagunaan potensi obyek wisata alam dengan tetap memperhatikan prinsip keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestarian alam (PHPA 1996). Kampus ternyata juga bisa dijadikan tempat wisata dan edukasi masyarakat. Tempat ini potensial menjadi tujuan wisata karena banyak menyimpan ilmu dan pengetahuan bagi para pengunjung. Salah satu contohnya, wisata kampus edukasi pertanian ‘Agroedutourism’ Institut Pertanian Bogor (IPB). Agroedutourism adalah wisata kampus IPB yang menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan pertanian kepada masyarakat,

description

KPE

Transcript of Kpe Edited

1. Potensi Ekowisata di Kampus IPB DramagaStudi potensi adalah suatu studi mengenai kandungan gejala alam dari suatu kawasan (Kamus Departemen Kehutanan Republik Indonesia 1989). Undang-undang No 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Hal tersebut menegaskan bahwa studi potensi wisata adalah studi mengenai kandungan gejala alam dari suatu kawasan yang dapat dijadikan sebagai obyek dan daya tarik suatu perjalanan wisata. Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan (Suswantoro 2007). Kegiatan wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan di dalam obyek wisata. Kegiatan wisata alam di dalam kawasan konservasi diarahkan pada upaya pendayagunaan potensi obyek wisata alam dengan tetap memperhatikan prinsip keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestarian alam (PHPA 1996).

Kampus ternyata juga bisa dijadikan tempat wisata dan edukasi masyarakat. Tempat ini potensial menjadi tujuan wisata karena banyak menyimpan ilmu dan pengetahuan bagi para pengunjung. Salah satu contohnya, wisata kampus edukasi pertanian Agroedutourism Institut Pertanian Bogor (IPB). Agroedutourism adalah wisata kampus IPB yang menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan pertanian kepada masyarakat, khususnya siswa-siswa sekolah. Hingga saat ini, terdapat sekitar 18 objek wisata yang terdapat di Kampus IPB Darmaga. Dalam kegiatan agroedutourism pengunjung akan diajak belajar dan bermain di kebun untuk bercocok tanam, bermain dengan sapi dan unggas, belajar kultur jaringan, memerah sapi dan memproses susu segar, mendaur ulang kertas, mengunjungi laboratorium, dan berpetualang di forest out bond dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan alam. Agroedutourism menawarkan obyek wisata pertanian dari masing-masing fakultas di IPB.Agroedutourism sudah mampu mengimplementasikan perencanaan program wisata dari potensi yang dimiliki dari kampus IPB Dramaga. Kajian potensi selanjutnya dilakukan sebagai kajian potensi tambahan bagi program Agroedutourism. Kajian potensi yang dilakukan yaitu kajian mengenai potensi Kupu-kupu di Kampus IPB Dramaga. a. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu di Kampus IPB Dramaga

Berdasarkan hasil Penelitian Saputro(2007) yang telah dilakukan, Kampus IPB Dramaga memiliki jumlah total populasi kupu-kupu di kawasan Kampus IPB Darmaga sebanyak 2.277 ekor kupu-kupu dari 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Dari keempat famili tersebut, jenis kupu-kupu dari famili Mnymphalidae yang palinng banyak ditemukan. Hal ini dikarenakan jenis vegetasi yang mendukung kehidupannya, baik sebagai sumber pakan atau untuk cover banyak ditemukan di kawasan Kampus IPB Dramaga. Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang memiliki manfaat baik secara ekologis maupun ekonomis. Menurut Sihombing (1999), salah satu manfaat dari kupu-kupu antara lain untuk rekreasi dengan dipelihara dalam kandang untuk dipertontonkan keindahannya. Manfaat ini menjadikan salah satu alasan yang menjadi latar belakang mengapa keanekaragaman kupu-kupu di kampus IPB Dramaga menjadi salah satu potensi yang perlu dikembangkan menjadi ekowisata. Selain itu, upaya pendekatan konsevasi kupu-kupu juga menjadi landasan mengapa ekowisata kupu-kupu ini perlu dikembangkan. Menurut Amir(1995), upaya konservasi kupu-kupu memiliki dua cara pendekatan, yaitu secara konservasi In-Situ dan Ex-situ. Pendekatan secara Ex-situ dianggap menjadi upaya pendekatan konservasi yang dapat mendukung perencanaan pengembangan ekowisata kupu-kupu di kampus IPB Dramaga. Konservasi Ex-situ kupu-kupu menekankan pada konservasi jenis. Pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan cara peternakan, taman kupu-kupu dan penangkaran. Ketiga cara tersebut sangat efektif jika dikaitkan dengan manfaat kupu-kupu secara ekonomis melalui adanya pengembangan ekowisata. Peternakan kupu-kupu merupakan pengelolaan yang memerlukan pengawetan tanah dan tumbuhan di atasnya untuk menjaga kelestarian kupu-kupu dan ekosistemnya secara keseluruhan, serta dapat memberikan insetif ekonomi. Kelestarian populasi serta ekosiste kupu-kupu yang ada di kampus IPB Dramaga diharapkan akan tetap terjaga melalui cara peternakan kupu-kupu. Lalu melalui cara pembuatan taman kupu-kupu, cara ini memiliki tujuan untuk memanfaatkan daya tarik jenis kupu-kupu hasil peternakan atau penangkaran sebagai objek wisata yang memiliki nilai estetika dengan keindahan dan keanekaragaman jenisnya, untuk tujuan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagai obyek pengenalan jenis kupu-kupu di alam. Keanekaragaman jenis kupu-kupu di kampus IPB perlu dimanfaatkan secara estetika dan pendidikan melalui kegiatan ekowisata yang akan dikembangkan. Selanjutnya konservasi ex-situ melalui penangkaran bertujuan untuk menjaga dna menyelamatkan kupu-kupu dari kepunahan serta meningkatkan populasi dan kualitas kupu-kupu. Proses daur hidup yang terjadi di penangkaran dapat dijadikan sebagai salah satu objek yang dikembangkan melalui kegiatan ekowisata yang akan dikembangkan di kampus IPB Dramaga.Berdasarkan hasil penilitian Saputro(2007) dan monitoring yang telah dilakukan Kelompok Pemerhati Kupu-Kupu HIMAKOVA, kupu-kupu yang ada berada di kampus IPB Dramaga banyak ditemukan di halaman gedung Seafast Fateta, Arboretum Fahutan dan Gymnasium IPB. Maka tempat-tempat tersebut kami jadikan menjadi lokasi kajian potensi kupu-kupu di Kampus IPB Dramaga. a. Seafast Fateta (jelasin Sejarah tempat, dna spot mana aja yang ada kupu)b. Arboretum Fahutan (jelasin Sejarah tempat, dna spot mana aja yang ada kupu)c. Gymnasium IPB (jelasin Sejarah tempat, dna spot mana aja yang ada kupu)

Selain Kajian yang dilakukan terhadap potensi Kupu-Kupu yang ada di kampus IPB, kajian juga dilakukan di Kubah Koin IPB.

Kubah Koin IPB (jelasin tempat dan sejarahnya)2. Aspek Penunjang dalam Pengembangan Ekowisata Keberhasilan suatu kegiatan wisata atau ekowisata di kawasan konservasi tidak hanya dipengaruhi oleh pengembangan potensi alam yang ditawarkan tetapi juga memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti sarana prasarana, infrastuktur, aksebilitas, transportasi, dan lain-lain. Oleh karena itu keberadaan infrastuktur pada kawasan konservasi sangat dibutuhkan dalam hal pengembangan ekowisata atau wisata. 2.1 Sarana dan Prasarana di Kampus IPB Dramaga (Jelasin lagi) Shelter sepeda Kampus

Jalanan kampus

Kubah kupu-kupu IPB2.2 Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana di kubahSarana dan prasarana yang sudah ada di sekitar kawasan kubah maupun kampus IPB masih perlu didukung dengan adanya perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang belum ada. Menurut Sila(1993) faktor penting yang harus diperhatikan pada kegiatan penangkaran kupu-kupu adalah sebagai berikut :

1. Penyediaan sarana penangkaran kupu-kupu, berupa kandang dengan luas yang optimal, sumber air untuk menunjang kehidupan kupu-kupu-kupu dan perlindungan dari sinar matahari.2. Penyediaan tumbuhan pakan larva/ ulat, tumbuhan pelindung, dan tumbuhan sumber nektar bagi imago(kupu-kupu dewasa)3. Teknik Penangkaran, meliputi teknik penanganan pakan, pemeliharaan telur, pemeliharaan larva, pemeliharaan pre-pupa dan pupa, serta pemeliharaan imago.4. Teknik pengawetan kupu-kupu yang akan dibuat koleksi, meliputi teknik membunuh, pelemasan dan penataan.Berdasarkan faktor-faktor penting tersebut maka perlu adanya pengadaan sarana dan prasarana di Kubah Kupu-kupu berupa pengadaan kotak kepompong, makanan kupu-kupu, kupu-kupu hasil penangkaran, jaring kupu-kupu dan peralatan offset.a. Kotak KepompongKotak kepompong akan disediakan dalam kubah kupu-kupu guna untuk pemeliharaan telur, pemeliharaan larva, pemeliharaan pre-pupa dan pupa.b. Pakan Kupu-kupuPakan kupu-kupu menjadi faktor terpenting untuk menunjang kehidupan kupu-kupu-kupu. Menurut Saputro(2007), vegetasi tumbuhan yang menjadi pakan kupu-kupu di Kampus IPB Dramaga yaitu,(baca skripsi bang adi). Maka kami akan menyedikana tumbuhan ini di dala kubah kupu-kupu. c. Jaring kupu-kupu dan peralatan offsetJaring serta peralatan offset digunakan dalam teknik pengawetan kupu-kupu untuk kebutuhan koleksi, dimana hasil koleksi ini dijadikan offset sebagai souvenir dari kegiatan ekowisata kupu-kupu di Kampus IPB Dramaga.3. Keterlibatan Pihak Lain dalam Pengembangan EkowisataPengembangan ekowisata yang akan dilakukan membutuhkan mitra kerja atau kerjasama dari pihak lain terkait dengan aspek dan faktor terpenting yang dibutuhkan. Kerjasama dilakukan dengan Program Agroedutourism, Shelter Sepeda Kampus IPB Dramaga dan Kelompok Pemerhati Kupu-kupu HIMAKOVA. Program perencanaan ekowisata kupu-kupu ini akan dijadikan salah satu program dalam kegiatan wisata kampus AET di kampus dramaga. Agroedutourism IPB menjadi mitra dalam promosi serta traineer yang akan memandu pengunjung saat mengunjungi ekowisata kupu-kupu. Lalu kerjasama dengan shelter sepeda kampus dilakukan untuk pengadaan sepeda yang menjadi salah satu sarana dalam ekowisata kupu-kupu. Selanjutnya, Kelompok Pemerhati Kupu-kupu HIMAKOVA,sebagai pihak yang dapat mendukung aspek pendidikan dalam ekowisata kupu-kupu ini, mereka dapat membantu dalam memberikan materi mengenai konservasi kupu-kupu, keanekargaman jenis kupu-kupu di IPB, serta teknik penangkaran dan teknik koleksi berupa pembuataan offset yang akan dijadikan souvernir. Selain menunjang kegiatan ekowisata kupu-kupu, kerjasama ini juga memberikan keuntungan kepada Kelompok Pemerhati Kupu-kupu dalam mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan.4. Perencanaan Program Wisata di Kubah Kampus IPB Dramaga(jelasin yang ada di slide, lebih rinci, dan lebih jelas)5. Sasaran pengunjung (jelasin lebih rinci alasan kenapa pilih anak SMA dn SMP)