Kota Kupang Kelompok A9

52
Nama : Faradiba Febriani NPM : 1102011096 No. Urut : 117 KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR Kota Kupang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang terbesar di pesisir Teluk Kupang, di bagian barat laut pulau Timor. Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Jawa. Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar 450.000 jiwa (2012). Daerah ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 50 kelurahan. Legenda Koepang bukanlah sebuah cerita fantasi atau dongeng pengantar tidur yang biasa dilakukan untuk anak-anak kecil di kampung. Akan tetapi koepang tempo doeloe adalah sebuah legenda 1

description

Pancasila 2011

Transcript of Kota Kupang Kelompok A9

Nama : Faradiba Febriani

NPM : 1102011096

No. Urut : 117

KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR

Kota Kupang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang terbesar di pesisir Teluk Kupang, di bagian barat laut pulau Timor.

Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Jawa.

Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar 450.000 jiwa (2012). Daerah ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 50 kelurahan.

Legenda Koepang bukanlah sebuah cerita fantasi atau dongeng pengantar tidur yang biasa dilakukan untuk anak-anak kecil di kampung. Akan tetapi koepang tempo doeloe adalah sebuah legenda bermakna sejarah karena peristiwa-peristiwa yang dialami penduduk pemula disuatu lokasi negeri yang sepi diliputi hutan belukar adalah sebuah peristiwa sejarah yang berproses dari masa ke masa sampai terbentuknya nama koepang. Negeri yang sepi tersebut, awalnya hanya terdapat dua kampung tradisional yaitu  kampung kaisalun dan kampung Bani Baun. Kedua kampung itu dihuni oleh sekelompok orang bersama pemimpin adatnya yang mengaku sebagai suku bangsa helong yang datang dari negeri seberang laut. Kata Helong berasal dari dua suku kata, kata He yang berarti “Jual” dan kata Lo yang berarti “Tidak”. Jika digabung berarti Tidak Jual. Pengertian umumnya yaitu pengorbanan atau rela berkorban. Falsalah hidup Helong

1

dari leluhurnya, bersedia berkorban dan tidak rela diganggu oleh lingkungannya dan mereka akan berbalik membalas kalau sampai diganggu.

Data lain menyebutkan bahwa Timor telah dihuni manusia sejak 13.500 tahun silam, oleh sekelompok kecil penduduk , hidup dari berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Sekurang-kurangnya terdapat dua kelompok yang mendarat di pulau Timor yaitu kelompok etnik berbahasa Tetun, Dawan dan Buna mendarat di pantai selatan pulau Timor dan kelompok etnik berbahasa Helong mendarat di ujung Timur pulau Timor, daratan yang luas itu oleh para leluhur orang Helong menamakannya Nusa Timu. Terdapat tiga tempat yang sangat berkesan ketika para leluhur Helong menemukan Nusa Timu. Tempat itu dijadikan lambang abadi yakni ; Bandar Tutuala (Tutu-fala) dan pulau La-Co (La-Kon). Di tempat tersebut terpatrei motto : PENGORBANAN , PERMUSYAWARATAN , DAN PENGABDIAN. Motto ini menjadi falsafah hidup peninggalan nenek moyang orang Helong.

Kelompok Satu berjumlah sebelas kepala keluarga yaitu Nuh-Natun; Lai-Kait; Lai-Daat; Lai-Lopo; Siki-Timu; Lisi-Lena; Lisi-Laihulu; Kla-Peka; Lai Biti; Lai Nai Sono dan Lai-Nusa. Kelompok satu dibawah pimpinan Lai-Kait. Ada saat pelepasan kelompok karena jurusan atau route yang ditempuh berbeda maka oleh raja Helong dibuat acara pelepasan yang disebut “SAO” artinya melepas pergi atau berpisah. Tempat diadakan acara pelepasan berdekatan dengan sumber mata air, sehingga lokasi tersebut diberi nama “Ui-Sao”; Ui berarti air ; Sao berarti  melepas pergi (berpisah). Penyebutan air menurut bahasa Helong yaitu Ui namun karna pengaruh bahasa Rote menjadi Oe sehingga nama tempat itu dikenal dengan nama Oesao. Kelompok satu berjalan lewat tanah datar arah matahari terbenam yakni dari Uisao tiba disuatu lokasi untuk mencari minum. Mereka membuat alat untuk minum dari daun lontar yang dinamakan “Sapat” atau “Hai”, sehingga lokasi tersebut dinamakan Uisapat saat ini dikenal dengan Oesapa. Setelah melanjutkan perjalanan kelompok satu bertemu dengan anggota rombongan Lai-topan yang sudah lama tinggal menetap di kaisalun dan Buni Baun. Atau Buni Baun berarti terlindung  (tersembunyi dan aman).  Di lokasi ini dulu kala terdapat gua (liang). Lokasi  Buni Baun berkembang menjadi kampung yang disebut  Buin Baun. Saat ini kampung itu dikenal dengan nama Bonipoi.

Kelompok Dua berjumlah dua puluh empat kepala keluarga, yaitu  Solini; Hlena Sabu; Putis-Lulut; Belis-Mau; Is-Mau; Lai-Silap; Buit-Lena; Lasi-Kodat; Tiu-Muli; Hlena-Mui; Lai-Bahas; Lai-Kuni; Buit-Bissi; Bis-Tolen: Koe-Slulat; Bilis-Tolen; Bi-Musuh; Bal-Mae; Bal-Somang dan Mes-Tuni. Kelompok ini dipimpin langsung oleh Lissin-Bissing (Lissin Lai Lai Bissi). Menempuh daratan berbukit. Rombongan tersebut beristirahat sambil makan disebut ‘Ka”, sedang bekal yang dibawa untuk dimakan selama perjalanan disebut “Biti”, lokasi untuk makan bersama dekat dengan sumber air yang berlimpah yang ditandai dengan nama “Ui-Ka-Biti”. Tempat itu sekarang dinamakan Oekabiti. Kemudian rombongan meneruskan perjalan melalui kampung Batulesa, Uibatu, Tapa, Uitalu, dan Naioni. Dari Naioni rambongan tiba di kampung Petu (berasal dari kata “Pentu” artinya pantat kering). Di tempat tersebut suara yang diteriakkan

2

akan memantul kembali (Echo) dari sebuah batu yang disebut “Batu Fala” artinya batu bersuara, saat ini dikenal dengan nama Fatukoa dalam bahasa Timor, Fatukoa artinya Batu Berteriak.

Pada perjalanan selanjutnya Kelompok satu bertemu dengan Kelompok Dua dikampung Liliba. Kampung ini diberi nama Liliba karena terdapat kali (sungai yang aliran airnya sangat deras, tidak ada jembatan sehingga anggota rombongan takut menyeberang). Kata “Li-li”adalah sebuah isyarat artinya takut-takut; “Ba” artinya air yang mengalir, dengan demikian “Liliba” diartikan Takut Menyebarang Banjir Air Kali yang Deras. Ditempat itu Lissin lai Bissi memberikan tempat tinggal pada keluarga Lasikodat. Tempat itu ditunjuk mulai dari Uibatu sampai Pantai Tenau termasuk Bolok. Keluarga Nusnatun diberi tempat bernama Tuak Natun (Wilayah Bakunase – Batu Plat). Sebagai tanda peringatan atau kenangan bagi leluhur orang Helong maka pada masa pemerintahan Bupati Kupang W.CH. Oematan di kampong Bonipoi, disampaing Barat Gereja Katolik diberi nama jalan “Jalan Semau”. Nama Buni Baun (Buin Baun) sangat popular bagi orang-orang Helong sehingga pada peristiwa adat sering dimunculkan syair-syair adat. Demikian pula orang-orang Helong dari Semau yang ingin datang ke Koepang, dikatakannya mau ke Buin Baun.Berselang beberapa generasi Lissin Bissing (Lissin lai bissin) bermukim di Boni Baun. Periode berikutnya rombongan Lais-kodat (Lasi Kodat) menyusul, namun memilih tinggal diujung Tanjung (Lokasi Kantor Syah Bandar dan Mercusuar). Saat itu masyarakat memiliki dan mengakui tiga raja, yaitu Lain Kopan, Lissin Bissing dan Lais Kodat (Raja muda). Itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Kampung Kupang Tempo Doeloe. Dari kisah ini terungkap bahwa Lai Kopan adalah Raja Pertama. Tugas utamanya telah merintis payung koordinasi kehidupan kemasyarakatan, pemerintahan dan perdagangan tradisional serta keamanan lingkungan bagi warganya. Raja kedua adalah yaitu Lissin Bissing (Lissin Lai Bissi) dinobatkan menggantikan bapaknya Lai Bissi untuk memimpin tiga puluh lima kepala keluarga dan anggotanya. Namun setibanya di Buni Baun, statusnya sebagai Raja menempati urutan kedua setelah Lai Topan (Lai Kopan) yang sudah lebih dulu diakui masyarakatnya sebagai Raja.Data menunjukkan Raja Lissin Bissing dan putra mahkota Bissig lissin memangku jabatan pada masa prasejarah. Setelah itu disusul Raja KoEn Lai Bissi yang bergelar KoEn Am Tuan (KoEn Besar). Tergolong masa peralihan dari prasejarah memasuki masa sejarah. Menurut catatan pada masa kekuasaan KoEn Lai Bissi dan periode kekuasaan raja-raja selanjutnnya berjumlah 15 orang dan semuanya dari keturunan Lissin Bissin. Demikian pula pada masa VOC/Pemerintahan Hindia Belanda terdapat 10 orang Raja dari keturunan Lissin Bissin dianmtaranya yaitu Manas Bissi IV (1816-1826) kemudian Manas Klomang Bissilisin urutan raja ke-6 tahun 1872 – 1882. Saat itu Raja Manas Klomang Bissilisin memperkenalkan sonaf Kai salun dengan anam Sonaf 3. Setelah Raja Manas Klomang Bissilisin, Jabatan sebagai Raja dipangku Leo Manas Bissilisin ( 1882 – 1885 ) lalu Dean Manas Bissilisin (1885–1908) lalu Soleman Pallo Bissilisin (1908–1911) dan urutan Raja ke-10 dijabat oleh Salmun Pallo Bissilisin (1911–1917). Sesuai dengan penerapan system politik pemerintahan Belanda maka periode berikutnya jabatan Raja diturunkan menjadi Fettor.Pada masa prasejarah didaratan Timor bagian Indonesia terdapat 4 bahasa Daerah yaitu :

3

1.    Bahasa Marae atau Buna, berdiam di Belu bagian Timur Laut berbatasan dengan Negara Timor Leste.2.    Bahasa Tetun, di Belu sebagian Timor Tengah Utara3.    Bahasa Dawan, di Timor Tengah Selatan dan sebagian Timor Tengah Utara.4.    Bahasa Helong, masyarakatnya menempati Pulau Semau, Koepang Tengah (Kolhua, Bi

Upu, Uihani, Uilautsala, Kuan Boke, Bismarak); Koepang Barat (Bolok, Binael, Alak, Boenana, Uimatnunu, Uilesa, dan sebagian Toblolong dan Klaibe).Menurut Memorie Resident Karthaus pada abad ke – 17 berturut-turut tiba Koepang, rombongan suku, yaitu :1.    Suku Pitais yang dari Takaeb dan Pasi (Swapraja Fatuleu). Kepalanya diangkat sebagai Raja Koepang selaku Fettor. Diberi tempat kediaman di Polla (Oepura).2.    Suku Amaabi dari Amanuban. Rombongan Amaabi diterima baik oleh Raja Koepang dan diberi tempat tingat di dekat Kebon Raja di Bonipoi (Sebelah Gereja Katolik). Kelompok ini membentuk kerajaan Amaabi Tambaring.3.    Suku Taebenu, berasal dari pegunungan Mollo. Kepala suku diterima baik oleh Raja, diberi tempat kediaman di Baumata, kemudian membentuk kerajaan Taebenu.4.    Suku Sonbai, diutus oleh Sonbai Besar (Di Paeneno – O’enam). Kepalanya bernama Baki Bena Sonbai. Rombongan diterima baik oleh Raja, diberi tempat di bukit sebelah Barat Benteng Portugis (Sekarang Nunhila). Kemudian pindah ke Bakunase dan membentuk kerajaan Sonbai kecil.

Awalnya Koepang Tempo Doeloe, bagi orang Helong dinamakan “Kai Salun-Buni Baun”. Hal ini diketahui lewat sejarah dan asal-usul kota Koepang. Adalah Raja Koen Bissi ll atau Koen Am Tuan memerintah warganya untuk membangun pagar batu disekeliling pagar istana. Pagar batu tersebut adalah batu Alam bersusun keatas berlapis empat. Kondisi tersebut menurut bahasa Helong yaitu “PAN”. Oleh rakyat atau warga yang ini berurusan atau menemui Raja Koen ditempat yang disebut PAN, sehingga sering disebut “KOENPAN”. Dalam perkembangan penggunaan bahasa (ucapan) secara etimologis kata ‘’KoenPan” berubah menjadi “Koepang”, selanjutnya dengan ejaan baru maka disesuaikan lagi menjadi “KUPANG”. Sebagai tanda penghormatan terhadap leluhur Lai Bissi yakni moyang dari KoEn Lai Bissi maka oleh pemerintah Kabupaten Kupang menggantikan nama Kampung Cina menjadi Kelurahan Lai Bissi Kopan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1978 tanggal 18 September 1978 Kupang diresmikan menjadi Kota Administrasi Kupang oleh Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud. Selanjutnya melalui Undang Undang No. 5 tahun 1996 tanggal 25 April 1996, Kupang diresmikan sebagai Kota Madya Daerah Tingkat II. Jabatan Walikota pertama dipegang oleh S. K. Lerik.

4

Sesuai dengan ketentuan perundang undangan, pada tahun 2007 dilakukan pemilihan langsung oleh rakyat yang dimenangkan Drs. Daniel Adoe sebagai Walikota dan Drs. Daniel Hurek sebagai Wakilnya, periode 2007-2012. Proses yang sama dilaksanakan pada periode 2012-2017, yang dimenangkan pasangan Walikota Jonas Salean, SH dan Wakil Walikota dr. Hermanus Man. Pasangan tersebut menampilkan Visi “Mewujudkan Kota Kupang sebagai kota berbudaya, modern, produktif dan nyaman berkelanjutan”

Sumber : Koepang Tempo Doeloe,   Pengarang: Drs. Ishak Arries Luitnan

SEJARAH

Nama Kupang sebenarnya berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan, yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1436, pulau Timor mempunyai 12 kota bandar namun tidak disebutkan namanya. Dugaan ini berdasarkan bahwa kota bandar tersebut terletak di pesisir pantai, dan salah satunya yang strategis menghadap ke Teluk Kupang. Daerah ini merupakan wilayah kekuasaan Raja Helong dan yang menjadi raja pada saat itu adalah Raja Koen Lai Bissi.

Pada tahun 1613, VOC yang berkedudukan di Batavia (Jakarta), mulai melakukan kegiatan perdagangannya di Nusa Tenggara Timur dengan mengirim 3 kapal yang dipimpin oleh Apolonius Scotte, menuju pulau Timor dan berlabuh di Teluk Kupang. Kedatangan rombongan VOC ini diterima oleh Raja Helong, yang sekaligus menawarkan sebidang tanah untuk keperluan markas VOC. Pada saat itu VOC belum memiliki kekuatan yang tetap di tanah Timor.

Pada tanggal 29 Desember 1645, seorang padri Portugis yang bernama Antonio de Sao Jacinto tiba di Kupang. Beliau mendapat tawaran yang sama dengan yang diterima VOC dari Raja Helong. Tawaran tersebut disambut baik oleh Antonio de Sao Jacinto dengan mendirikan sebuah benteng, namun kemudian benteng tersebut ditinggalkan karena terjadi perselisihan di antara mereka. VOC semakin menyadari pentingnya Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu kepentingan perdagangannya, sehingga pada tahun 1625 sampai dengan 1663, VOC melakukan perlawanan ke daerah kedudukan Portugis di pulau Solor dan dengan bantuan orang-orang Islam di Solor, Benteng Fort Henricus berhasil direbut oleh VOC.

Pada tahun 1653, VOC mendarat di Kupang dan berhasil merebut bekas benteng Portugis Fort Concordia, yang terletak di muara sungai Teluk Kupang di bawah pimpinan Kapten Johan Burger. Kedudukan VOC di Kupang langsung dipimpin oleh Openhofd J. van Der Heiden. Selama menguasai Kupang sejak tahun 1653 sampai dengan tahun 1810, VOC telah menempatkan sebanyak 38 Openhofd dan yang terakhir adalah Stoopkert, yang berkuasa sejak tahun 1808 sampai dengan tahun 1810.

5

Nama Lai Kopan kemudian disebut oleh Belanda sebagai Koepan dan dalam bahasa sehari-hari menjadi Kupang. Untuk pengamanan Kota Kupang, Belanda membentuk daerah penyangga di daerah sekitar Teluk Kupang dengan mendatangkan penduduk dari pulau Rote, Sabu dan Solor. Untuk meningkatkan pengamanan kota, maka pada tahun 23 April 1886, Residen Creeve menetapkan batas-batas kota yang diterbitkan pada Staatblad Nomor 171 tahun 1886. Oleh karena itu, tanggal 23 April 1886 ditetapkan sebagai tanggal lahir Kota Kupang.

Setelah Indonesia merdeka, melalui Surat Keputusan Gubernemen tanggal 6 Februari 1946, Kota Kupang diserahkan kepada Swapraja Kupang, yang kemudian dialihkan lagi statusnya pada tanggal 21 Oktober 1946 dengan bentuk Timor Elland Federatie atau Dewan Raja-Raja Timor dengan ketua H. A. A. Koroh, yang juga adalah Raja Amarasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Swapraja Kupang Nomor 3 tahun 1946 tanggal 31 Mei 1946 dibentuk Raad Sementara Kupang dengan 30 anggota. Selanjutnya pada tahun 1949, Kota Kupang memperoleh status Haminte dengan wali kota pertamanya Th. J. Messakh. Pada tahun 1955 ketika menjelang Pemilu, dengan Surat Keputusan Mendagri Nomor PUD.5/16/46 tertanggal 22 Oktober 1955, Kota Kupang disamakan statusnya dengan wilayah kecamatan.

Pada tahun 1958 dengan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958, Provinsi Sunda Kecil dihapus dan dibentuk 3 daerah Swantara, yaitu Daerah Swantara Tk I Bali, Daerah Swantara Tk I Nusa Tenggara Barat dan Daerah Swantara Tk I Nusa Tengara Timur. Kemudian Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II (Kabupaten) yang antara lain Kabupaten Kupang. Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 17 Tahun 1969 tanggal 12 Mei 1969 dibentuk wilayah kecamatan yakni Kecamatan Kota Kupang.

Kecamatan Kota Kupang mengalami perkembangan pesat dari tahu ke tahun. Kemudian pada tahun 1978 Kecamatan Kota Kupang ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1978, yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 September 1978. Pada waktu itu Drs. Mesakh Amalo dilantik menjadi Walikota Administratif yang pertama dan kemudian diganti oleh Letkol Inf. Semuel Kristian Lerik pada tanggal 26 Mei 1986 sampai dengan perubahan status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang. Perkembangan Kota Administratif Kupang sangat pesat selama 18 tahun, baik di bidang fisik maupun non fisik.

Usulan rakyat dan Pemerintah Kota Admnistratif Kupang untuk merubah status menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang disetujui oleh DPR RI dengan disahkannya Rancangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang menjadi Undang-Undang pada tanggal 20 Maret 1996 dan ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia dan tertuang pada Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3632 Tahun 1996. Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang diresmikan oleh Mendagri Mohammad Yogi S. M. pada tanggal 25 April 1996.

6

Kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, maka Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang berubah menjadi Kota Kupang.

ARTI LAMBANG

1. Padi dan kapas : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Tulisan dalam lingkaran (LIL AU NOL DAEL BANAN” : Bangunlah aku dengan hati yang tulus”

3. Rantai : Menggambarkan keterwakilan dari semua unsur dalam pemerintahan.

4. Sasando : Menggambarkan satu potensi aset budaya yang ada di Kota Kupang.

5. 1996 : Tahun kelahiran kota kupang

6. Bintang segi lima berwarna kuning : Menggambarkan cita-cita luhur untuk membangun

kota ini.

7. Lingkaran hijau : Menggambarkan bahwa roda pemerintahan Kota Kupang dapat berjalan, tidak terlepas dari peran dan partisipasi seluruh unsur masyarakat kota kupang.

VISI DAN MISI

VISI

Menjadikan Bappeda Kota Kupang sebagai Badan Perencana yang profesional dan memiliki integritas, dedikasi serta komitmen yang tinggi untuk mewujudkan visi Kota Kupang melalui perencanaan pembangunan yang partisipatif

MISI

• Menyusun perencanaan pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang secara partisipatif

• Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasiantara SKPD dan antar daerah guna meningkatkan kualitas pembangunan di Kota Kupang

7

• Melakukan validasi dan visualisasi data pembangunan dengan cepat dan akurat

• Memberikan arah pada seluruh elemen pembangunan dan menerjemahkan program/ kegiatan yang akan dilaksanakan

• Melakukan pengkajian dan pembangunan bagi peningkatan kualitas di segala bidang pembangunan

VISI KOTA KUPANG :

Mewujudkan Kota Kupang sebagai Kota Berbudaya, Modern, Produktif dan Nyaman yang berkelanjutan

4 Kunci Pokok Visi

Kota Berbudaya

  Mengandung arti Kota yang bersih dengan didukung oleh warga yang memiliki pola nilai, sikap, tingkah laku, hasil karsa dan karya dan bahasa yang digunakan serta menampilkan citra sebagai rumah hunian bagi semua orang dari berbagai etnis yang ada di Nusa Tenggara Timur maupun yang berasal dari seluruh wilayah Nusantara

Kota Modern

  Mengandung arti sebagai Kota yang berada pada gerbang selatan dan berhadapan dengan wilayah Asia Pasifik, haruslah menampilkan diri sebagai kota yang tertata dan memiliki infrastruktur dengan standar inetrnasional.

Kota Produktif

Mengandung arti sebagai kota yang dihuni oleh masyarakat yang memiliki daya saing tinggi dan memiliki produktifitas tinggi dalam segala aspek kehidupannya.

Kota Nyaman

Mengandung arti sebagai kota yang tertata dan terkendali, sehingga kondusif bagi terciptanya suatu kondisi tata ruang yang mempu mengakomodir aktivitas dan interaksi antar warga kota.

MISI KOTA KUPANG:

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat

2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Masyarakat Kota Kupang yang Berkualitas

8

3. Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik dan Penegakan Supremasi Hukum

4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur Perkotaan yang Berkelanjutan

5. Merningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.

 

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

1. Pengembangan Ekonomi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat

2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

3. Peningkatan Pelayanan Publik dan Supremasi Hukum

4. Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Lingkungan Perkotaan

5. Peningkatan kesejahteraan Masyarakat dan Perlindungan Sosial

Prioritas Pembangunan Daerah

1. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran

2. Peningkatan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan

3. Peningkatan Pelayanan Publik dan Peningkatan Supremasi Hukum

4. Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Penataan Ruang Kota

5. Peningkatan Kesejahteraan Sosial serta Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan pemberdayaan Masyarakat

Urusan Koperasi dan UKM

Urusan Penanaman Modal

Urusan Ketahanan Pangan

Urusan Pertanian

Urusan Kehutanan

Urusan Kepariwisataan

Urusan Kelautan dan Perikanan

9

Urusan Perdagangan

Urusan perindustrian

Urusan Pendidikan

Urusan Kesehatan

Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Urusan Ketenagakerjaan

Urusan Pemuda dan Olahraga

Urusan Kebudayaan

Urusan Perpustakaan

o Urusan Perencanaan Pembangunan Daerah

o Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

o Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

o Urusan Statistik

o Urusan Pertanahan

o Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

o Urusan Kearsipan

o Urusan Komunikasi dan Informasi

o Urusan Pekerjaan Umum

o Urusan Perumahan

o Urusan Penataan Ruang

o Urusan Perhubungan

o Urusan Lingkungan Hidup

o Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

o Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

10

o Urusan Sosial

o Urusan Perumahan

o Urusan Pemberdayaan Masyarakat

2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat Kota Kupang yang Berkualitas

3. MeningkatkanMutu Pelayanan Publik dan Penegakan Supremasi Hukum

4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang Berkelanjutan

5. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Urusan Sosial

Urusan Perumahan

Urusan Pemberdayaan Masyarakat

http://kupangkota.go.id/?page_id=4467

SISTEM PEMERINTAHAN

Kota Kupang dipimpin oleh seorang Walikota dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan. Walikota dibantu oleh seorang Wakil Walikota, yang dipilih melalui suatu pemilihan umum pada setiap 5 tahun. Kota Kupang memiliki perangkat daerah yaitu 18 dinas, 8 badan, 3 kantor dan 8 bagian. Di samping itu terdapat 3 instansi vertikal, yaitu Badan Pertanahan Nasional (BPN), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Agama. Wilayah pemerintahan Walikota Kupang meliputi 6 daerah kecamatan.

11

EKSEKUTIF

Profil Walikota

Jonas Salean, SH., MSi

 Lahir di Oetete – Kupang pada tanggal 12 Maret 1958, anak ke 9 dari 11 bersaudara dari pasangan orang tua Ayah Jacob Salean (alm) dan Ibu A. Julianlean – Malesi (Almh). Tanggal 06 November 1986 menikah  dengan Ibu A. Resdyana Ndapamerang,B.Sc dari pernikahan ini dikaruniai 2 orang anak, masing-masing :

1. Meridiani Christianti Salean

2. Adriani Aprilia Salean

Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Dasar di Bokonusan  tamat tahun 1971

2. SLTP  di Kupang tamat tahun 1974

3. SMPPN 34 di Kupang tamat tahun 1977

4. Fakultas Hukum di Universitas Negeri Jember  tamat tahun 1984

5. Pasca Sarjana Studi Pengembangan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga tamat tahun 2002.

Riwayat Kursus/latihan di dalam dan Luar Negeri

1. Diklat Teknis Fungsional Kursus Perpajakan Daerah Angkatan II di Jogjakarta Tahun 1988

12

2. Kursus Manual Pendapatan Daerah di Kupang Tahun 1988

3. SEPALA angkatan III di Kupang Tahun 1990

4. SEPADYA Angakatan III di Kupang  Tahun 1995

5. Latihan Kepemimpinan Pemuda Tingkat Nasional di Jakarta Tahun 1991

6. Penataran P4 Tingkat Nasional Pola 144 jam di Jakarta Tahun 1991

7. Penataran Peradilan TUN Tingkat Propinsi NTT di Kupang Tahun 1992

8. Penataran WasKat di Kupang Tahun 1992

9. Penataran ORPADNAS di Kupang Tahun 1992

10. Kursus Dasar AMDAL “A” di UNS Solo Tahun 1995

11. Kursus Dasar AMDAL “C” di UNS Solo Tahun 1995

12. Penataran LITSUS di Kupang Tahun 1995

13. Penataran TOT P4 di Kupang Tahun 1996

14. Rapat Pemantapan SATLAK PB Tk. II Wilayah Timur Indonesia Tahun 1997

15. Penataran PADNAS (Kewaspadaan Nasional) di Kupang Tahun 1997

16. Kursus IPOTEKDA di Bandung Tahun 1998

17. Kursus LKD di Jakarta Tahun 1999

18. Kursus Legal Drafting di Jakarta Tahun 1999

19. Kursus Strategic Management In Local Government di Kupang Tahun 2000

20. BIMTEK Peningkatan Pelayanan Publik Berorientasi Pemberdayaan Masyarakat Pelanggan di Jakarta Tahun 2000

21. DIKLAT  PIM II di Mataram-NTB Tahun 2001

22. DIKLAT Kemitraan Pemerintah-Swasta-Masyarakat di Jakarta Tahun 2001

23. Penataran Pemerintah yang Bersih dan Berwibawa di Jakarta Tahun 2002

24. Reorientasi Implementasi Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal sebagai Tolok Ukur Kinerja Pemerintah Daerah di Jakarta Tahun 2003

25. DIKLAT Kepemimpinan Pemerintahan Daerah di Jakarta Tahun 2003

13

26. DIKLAT Pengadaan Barang dan Jasa (Implementasi Keppres 80 Tahun 2003) di Jakarta Tahun 2004

27. DIKLAT Metode Pembelajaran Sekolah Kejuruan di Jerman Tahun 2006

Riwayat Kepangkatan

1. CPNS, III-a  Tahun 1985

2. PNS, Penata Muda / III-a Tahun 1986

3. Penata Muda Tk. I / III-b Tahun 1988

4. Penata / III-c Tahun 1992

5. Penata Tk. I / III-d Tahun 1988

6. Pembina / IV-a Tahun 2000

7. Pembina Tk. I / IV-b Tahun 2001

8. Pembina Utama Muda/ IV-c Tahun 2003

9. Pembina Utama Madya / IV-d Tahun 2007

10. Pembina Utama / IV-e Tahun 2013

Riwayat Jabatan/ Pekerjaan

1. Kasubag Tata Usaha pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Dati II Kupang  Tahun 1986

2. Pelaksana Tugas Harian Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Dati II Kupang  Tahun 1991

3. Kabag Hukum pada Sekretariat Daerah Kabupaten Dati II Kupang  Tahun 1991

4. Sekretaris Kota Administratif Kupang  Tahun 1993

5. Asisten Administrasi Pembangunan pada Kotamadya Dati II Kupang Tahun 1996

6. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Dati II Kupang tahun 1998

7. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 1999 – 2002

8. Sekretaris Daerah Kota Kupang Tahun 2002 – 2007

9. Staf Pelaksana pada Sekretariat Daerah Kota Kupang Tahun 2007

14

10. Staf Badan Pendidikan,Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi NTT Tahun 2009 – 2010

11. Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Tahun 2010 – 2012

12. Walikota Kupang Tahun 2012 s.d sekarang

Pengalaman Kunjungan ke Luar Negeri

1. Jerman Tahun 2006 dalam rangka DIKLAT Metode Pembelanjaan Sekolah Kejuruan

2. Bangkok Tahun 2012 dalam rangka Seminar PELGOCEA

3. Darwin Tahun 1997 dalam rangka Sister City dan Palmerstone

4. Universitas Harvard Amerika Tahun 2013

Tanda Jasa / Penghargaan

1. Tanda Jasa Satya Lencana Karya Satya X Tahun ( 2003 )

2. Tanda Jasa Satya Lencana Karya Satya XX Tahun ( 2005 )

Simposium / Seminar / Panitia

1. Seminar OTDA di Depdagri – Jakarta Tahun 2000

2. Seminar Peranan BPK RI di BPK – RI Tahun 2007

a. Seminar Kerjasama 3 (Tiga) Negara antara Kupang, Timor Leste dan     Australia di Kupang Tahun 2006

b. Seminar Persiapan Kerjasama Kota Kembar antara Kupang – Palmerstone       Tahun 2006

Keterangan Organisasi

a.  Selama Mengikuti Pendidikan pada Perguruan Tinggi :

Anggota GMKI, 1978 s.d 1984.

b.  Sesudah Selesai Pendidikan :

Anggota Korpri (1985 – 2002).

Ketua Korpri (Masa Bhakti 2002 – 2008).

15

Ketua DPD II KNPI Kabupaten Kupang (Masa Bhakti 1990 – 1993).

Wakil Ketua KNPI Propinsi NTT (Masa Bhakti 1994 – 1997).

Ketua Umum Pengda IMI NTT (Masa Bhakti 1998 – 2008).

Ketua Harian Pengcab Pertina Kota Kupang (Masa Bhakti 1998 – 2004).

Dewan Penasehat PMI Propinsi NTT (Masa Bhakti 2011 – 2016).

c.   Keanggotaan dan Kedudukan Dalam Partai Politik :

Anggota Golkar sejak Tahun 1971 s.d 1999.

 Ketua Bidang Pemuda Golkar Kabupaten Kupang sejak Tahun 1993 s.d. 1996.

Sekretaris Golkar Kota Kupang (Masa Bhakti 1996 – 1998).

Wakil Ketua Golkar Kota Kupang (Masa Bhakti 1998 – 1999).

Profil Wakil Walikota

dr. Hermanus Man

Anak tukang sepatu yang menjadi dokter,  memulai kariernya menjadi kepala Puskesmas Roga di Ende, lahir di desa Pau-Ruteng Manggarai pada tanggal 3 September 1949, anak ke 6 dari 12 bersaudara dari pasangan orang tua Ayah Petrus Hanto (alm) dan Ibu Maria Awuk (Almh). Berkarya sebagai dokter di Ende pada tanggal 15 Agustus 1978 menikah di Jopu_Ende dengan Ibu Elisabeth Liez Rengka, dari pernikahan ini dikaruniai 4 orang anak, masing-masing :

1. Rafael Paulus Helmy Herman Putra

2. Maria Petra Herly Herman Putri

3. Maria Gradia Nguraman

4. Martinus Gradus Woloman

Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Rakyat di Ruteng tamat tahun 1962

2. SMPK Tubi di Ruteng tamat tahun 1965

3. SMAK Syuradikara di Ende Tamat tahun 1968

4. Fakultas Kedokteran di Surabaya UNAIR tamat tahun 1976

Riwayat Kursus/latihan di dalam dan Luar Negeri

16

1. Pelatihan Manajemen Kesehatan di Kupang Tahun 1979

2. Penataran P-4 di Ende Tahun 1979

3. Sterilisasi di Surabaya Tahun 1980

4. Management of Health di Bangkok ahun 1986

5. Sepadya Kesehatan 13 di Jakarta Tahun 1988

6. Spamen I C di Jakarta Tahub 1995

7. TOT Penanggulangan Bencana di Surabaya Tahun 1996

8. TOT P-4 di Kupang tahun 1996

9. Disaster Management di Bangkok Tahun 1997

10. DHF Management di Singapura Tahun 1999

11. TB Conference di Canada tahun 2002

12. Kebijakan Publik di Kupang Tahun 2002

13. Reinventing Government di Kupang Tahun 2002

Riwayat Kepangkatan

1. CPNS, Penata Muda  Tahun 1977

2. PNS, Penata Muda / III-a Tahun 1978

3. Penata Muda Tk. I / III-b Tahun 1981

4. Penata / III-c Tahun 1986

5. Penata Tk. I / III-d Tahun 1988

6. Pembina / IV-a tahun 1990

7. Pembina Tk. I / IV-b Tahun 1995

8. Pembina Utama Muda/ IV- c Tahun 2001

9. Pembina Utama Madya /IV-d Tahun 2006

Riwayat Jabatan/ Pekerjaan

1. Kepala Puskesmas Roga Ende tahun 1979

17

2. Kepala Dinas Kesehatan Alor Tahun 1979 – 1983

3. Kepala Dinas Kesehatan Ende/ Kankandep Ende Tahun 1983-1986/ 1990

4. Kepala Kantor Depertemen Kesehatan Sikka tahun 1990-1997

5. Kepala Kantor Depertemen Kesehatan Kupang tahun 1997-2000

6. Kepala Dinas Kesehatan Kupang Tahun 2000-2006

Pengalaman Kunjungan ke Luar Negeri

1. Thailand tahun 1986 dalam rangka Pelatihan Kesehatan dan Keluarga Berencana

2. Australia tahun 1996 dalam rangka Kunjungan Kerja

3. Thailand tahun 1997 dalam rangka Pelatihan Manajemen Bencana

4. Singapore tahun 1999 dalam rangka  Pelatihan Demam Berdarah

5. Thailand tahun 2000 dalam rangka Seminar Penanganan Pengungsi tingkat ASIA

6. Canada Tahun 2002 dalam rangka Seminar Internasional TBC

7. Peru tahun 2004 dalam rangka Seminar Internasional Vitamin A

Keahlian Khusus

1. Diangkat Menjadi Instruktur Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 1997

2. Diangkat sebagai Project Officer oleh UNDP selama 2 Tahun di Maumere dan Kupang Tahun 1997

3. Instruktur/ Widyaswara di Diklat Propinsi NTT untuk bidang Manajemen Stres, Kesehatan Mental, Pelayanan Prima dan Budaya Kerja

4. Instruktur RENSTRA dan LAKIP di Kabupaten Kupang

5. Instruktur untuk Pelatihan Manajemen Bencana di NTT

6. Instruktur Geladi Penanggulangan Bencana untuk Kabupaten Sikka, Ende, TTU, Sumba Timur, Kupang dan Sumba Barat setiap Tahun.

Didalam kehidupan bermasyarakat juga selalu aktif dimana selama menjadi mahasiswa menjadi Pengurus PMKRI Surabaya, Senat Mahasiswa Kedokteran dan Pengurus Parioki Surabaya. Beliau juga menjadi Penasehat dan Ketua Dewan Paroki di Kalabahi /Alor, Ende dan Maumere, menjadi Anggota Komisi Keluarga Keuskupan Agung Kupang dan Menjadi Ketua Ikatan Keluarga Besar Manggarai (IKBM) di Kupang s/d sekarang.

18

Setelah Pensiun pada tahun 2007 menjadi Project Coordinator AUSAID Kupang, Tahun 2009 menjadi Konsultan WHO Indonesia untuk Penyakit Tropis dan Tahun 2010 menjadi Konsultan DHS2 – ADB NTT.

Pemerintahan Kota Kupang terbagi atas:

1. 17 Dinas (Dinas Pertambangan dan Energi, Kelautan dan Perikanan, Industri dan Perdagangan, Komunikasi, Pertanian, dll).

2. 14 Badan ( Bad. LitBang, Bad. KB dan Kesejahteraan Sosial, Pelayanan dan Perizinan Terpadi, Bad.Narkotika, Bad. Penanggulangan Bencana, Bad.Pengendalian Lingk.Hidup, Bad.Ketahanan Pangan dan Pertanian, Bad.Penanaman Modal Daerah, Bad.Pemberdayaan Masyrkat, BadPerpustakaan Daerah, Bad.Pendidkan dan Pelatihan, Bad. Kesatuan bangsa,politik,dan perlindungan masyrkat, Bad.Perencanaan Pembangunan, Bad. Kepegawaian Daerah).

3. 10 Bagian ( Bag. Pemberdayaan Perempuan, Bag. Sosial, Bag. Pengelola Data dan Elektronik, Bag.Hukum, Bag.Pemerintahan, Bag. Hubungan Masyarakat dan Protokol, Bag. Organisasi dan Tatalaksana, Bag. Umum dan Perlengkapan, Bag.Keuangan, Bagian Ekonomi dan Pembangunan).

4. 3 Kantor (Kantor Pemadam Kebakaran, Kantor Arsip dan Dokumentasi, dan Satuan Polisi Pamong Praja).

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kupang sebagai Badan Legislatif dengan 30 anggota yang dipilih dari hasil Pemilihan Umum pada setiap 5 tahun.

19

LEGISLATIF

Profil Ketua DPRD Periode 2009-2014

TELLENDMARK I. DAUD

Tellendmark J. Daud, menikah dengan Florence M. M. Daud-Ndapatady pada tanggal 10 Januari 1989 dan dikarunai 7 (tujuh) orang anak yaitu :

1. Deasi D. A. A. Daud, SST

2. Ezry C. Daud, A.Md

3. Randy Daud

4. Rexy Daud

5. Febryan Daud

20

6. Thymoti Daud

7. Aaron P. Daud

1.     Riwayat Pendidikan

a.    SD. GMIT Airnona Kupang Tahun1977

b.    SMP Negeri 3 Airnona Kupang Tahun 1980

c.    SMA Negeri 1 Kupang Tahun 1984

d.    Politeknik Undana – Diploma II Tahun1990

2.    Riwayat Pekerjaan

1990 – 1995 Bekerja pada Konsultan Nippon – Koey

1995 – 1998 Bekerja pada Konsultan Bina Marga

1998 – 2000 Bekerja pada Konsultan Nippon – Koey

2000 – 2007 Sebagai Direktur CV. Eka Lima Pratama Kupang

3.    Keterangan organisasi

a.    Selama Mengikuti Pendidikan pada Perguruan Tinggi

-   Anggota Menwa Undana

-   Sebagai Ketua Senat Mahasiswa Politeknik Undana

-   Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Undana

b.    Sesudah Selesai Pendidikan

-  Tahun 2002 – 2004 Wakil Ketua Partai Persatuan Pembangunan Daerah

-  Tahun 2005 – 2010 Ketua Bidang Humas pada Partai Golkar Kota Kupang

-  Tahun 2009 – 2011 Wakil Bendahara Partai Golkar Kota Kupang

-  Tahun 2011 – sekarang Wakil Ketua Partai Golkar Kota Kupang

Profil WakilKetua DPRD Periode 2009-2014

YESKIEL LOUDOE

21

 Anak ketujuh dari 7 (tujuh) bersaudara dari pasangan suami-istri Hernet Mellanus Loudoe (Alm) dan Magdalena Loudoe – Pello, yang lahir di Waingapu pada tgl 14 Juli 1963,menikah dengan ibu Wiwie Wiji Astuti.

Dari Pernikahannya dikaruniai 6 (enam) orang anak, yaitu :

a.    Ivonny Loudoe

b.    Sonny Loudoe

c.    Rony Loudoe

d.    Serly Loudoe

e.    Novy Loudoe

f.     Selvy Loudoe

1. Riwayat Pendidikan

a.    SD Negeri Oetona-Kupang (1974 – 1976) Berijasah

b.    SMP Negeri III Airnona-Kupang (1978 – 1980) Berijasah

c.    SMPP Negeri Kupang (1980 – 1983) Berijasah

d.    Kuliah Fakultas Biologi (Tidak Selesai)

e.    Kursus / Latihan :

-    Kursus Elektronik Jaya, Tahun 1998

-    Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Tugas Pokok bagi Anggota DPRD Propinsi, Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia di Jakarta

-    Seminar Nasional dan Lokakarya “RE – Posisi DPRD dalam momentum perubahan Undang-Undang Politik di Pekanbaru

-    Mekanisme dan Tata Cara Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2008 berdasarkan Permendagri No 13. Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2008 di Jakarta

-    Orientasi Sistem Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Keuangan Daerah di Jakarta

2. Riwayat Pekerjaan

a.    GAPENSI (Gabungan Konstruksi Indonesia)

22

b.    Teknisi Radio, Televisi

c.    Pengusaha Angkutan

3. Keterangan Organisasi

a.    Keanggotaan dan Kedudukan Dalam Partai Politik

-  Wakil Ketua Ranting PDIP Kelurahan Bakunase

-  Ketua PAC PDIP Kecamatan Oebobo 2 periode Tahun 1984 – 1989 dan Tahun 1994 – 1999

-  Ketua DPC PDIP Kota Kupang 2 periode Tahun 2004–2009 dan Tahun 2010–2015

-  Peserta Kongres  ke-1 PDIP di Semarang

-  Peserta Kongres  ke-2  PDIP di Bali

-  Peserta Kongres  ke-3 PDIP di Bali

Profil Wakil Ketua DPRD Periode 2009-2014

FRANS J. D. ADRIANUS, SH

Lahir pada tanggal 12 September 1965, anak ke-4 dari 9 (sembilan) bersaudara dari pasangan  suami-istri Matheos Adrianus (Alm) dan Yohana Adrianus-Hoe, menikah dengan ibu Elsy Olviana Horo dikaruniakan 5 orang anak.

Dari pernikahannya dikaruniai 5 (lima) orang anak diantaranya:

a.    Ardons M. Adrinus

b.    Jimy B. Adrianus

c.    Anthon T. Adrianus

d.    Yeverson R. Adrianus

e.    Putri S. Adrianus

1. Riwayat Pendidikan

a.    SD Negeri 2 Oeba-Kupang (berijasah)

b.    SMP Negeri 2 Kupang (berijasah)

23

c.    SMA Kristen Kupang (berijasah)

d.    Universitas Muhammadiayah Kupang (berijasah)

2. Riwayat Pekerjaan

a. DPRD Kota Kupang  periode 2004-2009

b. DPRD Kota Kupang periode 2009-2014

3. Keterangan Organisasi

a.   Ketua FKSSI

b.   Ketua FKPPI Tingkat Kelurahan

c.   Wakil Ketua Karang Taruna Kelurahan Oeba

d.   Wakil Ketua OJAS Fajar Timur

c.  Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kupang Tahun 2001 – 2010.

YUDIKATIF

Dalam bidang peradilan dan penegakkan hukum diperoleh gambaran bahwa :

1. Jumlah hakim dan jaksa didaerah pelayanan hukum kota kupang, kabupaten kupang, dan Rote Ndao hanya 14 orang

2. pengacara 64 org

3. polisi di wilayah Kota Kupang hanya sebanyak 445 org (data 2003).

24

GEOGRAFI DAN IKLIM

Terletak pada 10°36’14”-10°39’58” LS dan 123°32’23”–123°37’01”BT; Luas wilayah 180,27 Km2, dengan peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha, pemukiman 10.127,40 Ha, Jalur Hijau 5.090,05 Ha, perdagangan 219,70 Ha, pergudangan 112,50 Ha, pertambangan 480 Ha, pelabuhan laut/udara 670,1 Ha, pendidikan 275,67 Ha, pemerintahan/perkantoran 209,47 Ha, lain-lain 106,54 Ha.

Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8°C sampai dengan 31,6°C. Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen sampai dengan 99 persen.

Curah hujan selama tahun 2010 tercatat 1.720,4 mm dan hari hujan sebanyak 152 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu tercatat 598,3 mm, sedangkan hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan 28 hari hujan.

Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang, Timur berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan dengan Selat Semau dan Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang.

25

KEPENDUDUKAN

Kota Kupang adalah kota yang multi etnis dari suku Timor, Rote, Sabu, Flores, sebagian kecil suku Tionghoa dan pendatang dari Ambon dan beberapa suku bangsa lainnya. Tetapi terlepas dari keragaman suku bangsa yang ada, penduduk Kota Kupang akan menyebut diri mereka sebagai "Beta orang Kupang".

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Kupang tahun 2011, penduduk Kota Kupang berjumlah 349.344 jiwa yang terdiri dari 179.323 laki-laki dan 170.021 perempuan.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Kupang-Sumber BPS Kota Kupang

Kecamatan Banyaknya Penduduk Pertambahan

Penduduk

Pertumbuhan

Penduduk

2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5)010. Alak 53.186 56.035 2.849 5,36020. Maulafa 68.630 70.008 1.378 2,01030. Oebobo 82.718 88.509 5.791 7,00040. Kota Raja 49.705 50.226 521 1,05050. Kelapa Lima 63.756 68.724 4.968 7,79060. Kota Lama 31.349 31.846 497 1,59Jumlah 349.344 365.348 16.004 4,58

26

 Catatan : Berdasarkan Proyeksi Penduduk 2011 dan 20

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis

TENAGA KERJA

27

• Angka pencari kerja di Kota Kupang menurut data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 5421 orang, yg terdiri dari pencari kerja laki-laki 1974 dan perempuan 3447 orang.

• Angka pengangguran sebanyak 4359 orang yang terdiri dari pengangguran laki-laki 1721 org perempuan 2638 org.

28

KESEHATAN

Jumlah Fasilitas Kesehatan

No Kecamatan Puskesmas Pustu Balai Pengobatan* Posyandu**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01 Alak 2 12 - 64

02 Maulafa2 8 3 66

03 Oebobo2 4 4 46

04 Kota Raja1 4 6 35

05 Kelapa Lima

1 4 2 33

06 Kota Lama2 3 1 34

Kota Kupang 10 35 16 278

 

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang

• Kota Kupang memiliki 1 RS pemerintah, 2 RS TNI/POLRI, 7 puskesmas, 30 puskesmas pembantu, 20 balai pengobatan, 24.343 posyandu, 109 dokter praktek ,dan tenaga bidan dan perawat praktek sebanyak 292.

• Untuk tempat penjualan obat, kota kupang memiliki 34 apotik dan 34 toko obat berijin.

• Sampai saat ini telah dibagikan kartu pelayanan kesehatan sebanayak 10.689 dari target 217.00 kartu jamkesmas, dan 54.086 jamkesda.

• Pemerintah sedang membangun sistem RS tipe C dengan sistem non kelas.

29

Penyakit I nfeksi dengan I nsidensi T inggi

1. Malaria (Anopheles barbirostris dan An. Subvictus)

2. DBD

3. TB Paru

4. HIV/AIDS

5. Diare

6. Kusta

7. Pneumonia

8. Acut Flasis Paralysis(lumpuh layu) Polio berhubungan dengan pelayanan imunisasi

Sumber website resmi kotakupang.go.id basedata

Status Gizi

Di NTT jumlah anak-anak balita seluruhnya sebanyak 477.829 orang. Dari jumlah tersebut, yang menderita gizi kurang 85.604 balita, gizi buruk 12.925 balita, marasmus 425 balita dan tujuh balita menderita kwashiokor.

Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi yang dilaksanakan tahun 2007 di kota kupang, terdapat 4,00 % anak balita menderita gizi buruk; 20,81 % Gizi Kurang; 75,19 % Gizi Baik

30

Permasalahan gizi buruk yang terjadi di Kota Kupang pada setiap tahun sangat bervariasi yaitu tahun 2004 berjumlah  411 kasus (1.89%), pada tahun 2005 berjumlah 371 kasus (1.88%), tahun 2006 berjumlah 1.552 kasus (6,99 %) dan tahun 2007 berjumlah 514 kasus (4,00 %).

Status Gizi Balita Menurut Kecamatan:

No.

Kecamatan

Balita yang diukur

Jumlah Anak menurut Status Gizi

Baik Kurang Buruk

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

01 Alak 3.131 2.369 656 106

02 Maulafa 2.775 2.148 542 85

03 Oebobo 2.191 1.806 342 43

04 Kota Raja 1.573 1.449 94 30

05 Kelapa Lima 2.047 1.524 507 16

06 Kota Lama 1.288 1.100 186 2

Kota Kupang 13.005 10.396 2.327 282

 

31

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Kupang

PENDIDIKAN

Tingkat Pendidikan

Sekolah Guru Murid Rata-rata Rata-rata

(1) (2) (3) (4) (5) (6)T K 100 411 3.077 4 30SekolahDasar*) 138 1.704 31.526 12 228SLTP Umum 51 1.215 7.927 24 155SLTA Umum 38 1.004 13.467 27 354SLTA Kejuruan 21 817 9.551 39 455

32

Keterangan : *) Tidak Termasuk SDLB

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Kupang

 

Kota Kupang memiliki sarana pendidikan milik pemerintah dan yang dikelola oleh swasta untuk pendidikan formal dan informal dari tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA serta Perguruan Tinggi.

• Taman Kanak-Kanak, Kota Kupang memiliki Sekolah Taman Kanak-Kanak sebanyak 94 buah.

• Sekolah Dasar, Sekolah Dasar/Ibtida'iyah yang ada di Kota Kupang sebanyak 121 buah.

• Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/MTs yang tersebar di Kota Kupang sebanyak 39 buah.

• Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/MA yang ada di Kota Kupang sebanyak 39 buah, yang terdiri dari 22 SLTA dan 17 Sekolah Kejuruan.

KEYAKINAN

Mayoritas Penduduk kabupaten Kupang memeluk Agama Kristen Protestan (164.120 penduduk), kemudian diikuti agama Katholik (63.765), Islam(34.083), Hindu(2449) dan Budha(536) dan lainnya sebesar 97 penduduk.

Selain 5 agama yang telah diakui oleh pemerintah, juga ada agama yang khas dan hanya yang berkembang di Pulau Sabu yang oleh penduduk lokal dinamakan: Jingitiu (Kepercayaan yang bersifat animisme-terhadap roh).

Jumlah rumah ibadah 24o buah terdiri atas 172 gereja kristen protestan , 21 gereja Katholik,42 Masjid, 4 Pura ,dan 1 Klenteng.

Pemeluknya sangat sedikit dipulau Sabu karena kebanyakan masyarakat Sabu telah menjadi Kristen.

PARIWISATA

Kupang berpotensi menjadi kota wisata karena banyak tempat dpt dijadikan objek wisata namun belum dikelola secara optimal.

33

Pemerintah kota kupang dalam hal ini dinas pariwisata, seni, dan budaya kota kupang mulai menata kembali porensi-potensi wisata baik wisata alam ataupun budaya yang bisa dikunjungi oleh wisatawan baik dalam negeri ataupun mancanegara.\

Objek Wisata Alam

Pantai Lasiana

Tempat wisata di Kupang yang paling banyak dan sering dikunjungi adalah Pantai – pantainya yang indah. Salah satu pantai indah yang menjadi andalan adalah pantai Lasiana. Pantai Lasiana memiliki ombak yang tenang, air yang bening serta dasar pantai

Lasiana memiliki ombak yang tenang, air yang bening serta dasar pantai yang sepenuhnya pasir putih tanpa karang. Hal ini membuat pantai Lasiana sangat cocok untuk berenang, berjemur, atau sekedar dinikmati keindahannya. Di sepanjang pinggir pantai banyak terdapat pohon tinggi dan berfungsi untuk menaungi bibir pantai. Terdapat  pohon-pohon kelapa dan pohon-pohon lontar tua yang hingga kini masih produktif yang berada di bibir pantai. Pada hari biasa, kawasan pantai ini sepi dari pengunjung.

Bila minggu atau hari liburan tiba, kawasan ini menjadi ramai. Anda bisa mencium aroma ikan bakar dimana-mana dan mendengar nyanyian yang diiringi gitar, karena pada hari-hari libur pantai ini berubah menjadi semacam arena berkumpul keluarga. Banyaknya pengunjung mengundang banyak pedagang datang dan menggelar berbagai makanan dan minuman dingin yang menyegarkan.

34

Di Pantai Lasianan ini terdapat 14 unit bangunan Lopo-lopo atau bangunan menyerupai rumah tradisional. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok berbentuk menyerupai kanopi,bertiang batang pohon kelapa atau kayu dan beratapkan ijuk, daun kelapa, daun lontar, dan alang-alang. Bisa juga beratapkan seng yang bagian luar dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar, dan alang-alang. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat berteduh dan beristirahat bagi pengunjung yang tidak ingin tersengat panas matahari ketika menikmati pemandangan pantai. Terdapat beberapa kios komersial, kios cendera mata, dan sebuah panggung hiburan rakyat. Juga terdapat kolam renang.

Di Pantai Lasiana, terdapat jajanan tradisional khas Kupang yaitu Pisang Gepe yang bisa dinikmati dengan segarnya kelapa muda. Pisang gepe adalah pisang bakar yang disiram air gula aren dan kacang tanah tumbuk.

Taman Nostalgia

Berlokasi di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Taman Nostalgia dirancang sebagai taman kota. Dengan fasilitas jogging track, arena olah raga dan wisata kuliner. Di Taman Nostalgia terdapat Gong Perdamaian Nusantara. Gong Perdamaian Nusantara (GPN) merupakan sarana persaudaraan dan pemersatu bangsa. Berasal dari Desa Pakis Aji, Kecamatan Plajan, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong yang berusia 450 tahun itu milik Ibu Musrini, yang adalah ahli waris generasi ketujuh dari pencetus gong. GPN terbuat dari bahan campuran kuningan (bronze) dan perunggu, berdiameter 2 meter dengan berat ± 100 kg. GPN bermakna keseimbangan kehidupan dan memberi nilai lebih, kebanggaan, citra baik dan sumber pendapatan sepanjang masa bagi daerah yang menerimanya. Struktur GPN menampilkan :

1. Lingkaran luar : Logo 444 Kabupaten/Kota se-Indonesia.

2. Lingkaran tengah : Logo 33 Provinsi se-Indonesia.

3. Lingkaran dalam : Tulisan “Gong Perdamaian Nusantara”, sepasang bunga pada kiri-kanan, tulisan ”sarana persaudaraan” dan “Pemersatu Bangsa”.

4. Lingkaran isi : Simbol 5 Agama yang diakui Bangsa Indonesia.

5. Lingkaran puncak : Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

6. Logo Daerah Kota Kupang diletakan dibagian tengah atas berdampingan dengan Kabupaten Jepara, Kedua Logo Kota dan Kabupaten tersebut berlatar hitam sehingga membedakannya dengan Kabupaten/Kota lainnya.

35

7. Pada sisi kanan Gong ditulis Hak Cipta Oleh Djuyoto Suntani (Presiden Komite Perdamaian Dunia) didukung oleh Bambang Herry Purnomo, Susianty Kawira, Frans Lebu Raya dan Daniel Adoe.

Wisata Kuliner

Kota ini menyimpan banyak pesona, khususnya penggemar sea food. Wisatawan yang berkunjung ke kota ini biasanya terkesan dengan ikan bakar yang ukurannya besar-besar dengan harga yang relatif murah. Pasar malam yang populer di Kota Kupang yang menyajikan makanan sari laut terletak di daerah Kampung Solor di sekitar bekas bioskop Raja. Dinikmati dengan sambal khas Kupang, tentu wisatawan akan langsung berjanji pada diri sendiri: "suatu saat nanti, beta akan kembali lagi". Juga cumi-cumi dan udang segar yang mengeluarkan aroma manis ketika dibakar sangat mengundang selera. Di samping itu wisatawan juga akan disuguhkan salah satu makanan khas kota Kupang, yaitu "jagung bose". Makanan ini dibuat dari campuran jagung dan sayuran serta biji-bijian (biasanya kacang hijau dan kacang tanah). Ada juga "daging se'i", yaitu daging sapi atau daging babi yang diasap dan dicampur susu, garam dan rempah-rempah sehingga rasanya ada yang manis dan juga asin. Kota ini juga memiliki pesona wisata karena memiliki pantai pasir putih yang indah dan laut biru yang cantik. Sejak beberapa tahun terakhir ini menjadi langganan persinggahan peserta lomba perahu layar internasional.

Satu lagi yang unik adalah penjual jagung bakar yang terbentang sepanjang trotoar di jalan El Tari (di depan Kantor Gubernur) menjadi tempat favorit kawula muda Kota Kupang.

36

TRANSPORTASI

Udara

Kota Kupang memiliki sebuah bandar udara dengan nama Bandara El Tari. Dahulu bernama pelabuhan udara Penfui. Pada mulanya adalah bekas peninggalan jaman penjajahan Belanda yang hanya berupa sebuah airstrip. Untuk pertama kali bandar udara ini didarati oleh pesawat udara pada tahun 1928 oleh penerbang Amerika Lamij Johnson. Selanjutnya dikembangkan oleh Australia pada tahun 1944-1945 dan diberi nama Lapangan Terbang Penfui, yang dalam bahasa Timor; Pena=jagung dan Fui=hutan.

Pelabuhan Udara Penfui dikuasai dan dipergunakan untuk kepentingan Angkatan Udara. Tanggal 6 Mei 1950 Lapangan Terbang Penfui diserahkan oleh militer Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia dan dengan berkembangnya kebutuhan akan Angkutan Udara pada tahun 1960 mulai didarati oleh pesawat Garuda jenis DC 3. Penanganan dan pengaturan terhadap kegiatan penerbangannya dilakukan oleh Angkatan Udara, karena pada saat itu belum ada organisasi perhubungan udara.

Pelabuhan Udara Penfui mulai dikelola oleh kepala pelabuhan udara dengan dibantu bendaharawan dari Dinas Meteorologi – Departemen Perhubungan Udara, dan sejak itu dikenal dengan nama penerbangan sipil.

Pelabuhan udara ini ditetapkan sebagai pelabuhan udara kelas III. Dengan makin meningkatnya arus lalu lintas melalui Bandar Udara Kupang, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan fungsi bandara, maka diterbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Perhubungan, Menteri Pertahanan Keamanan dan Menteri Keuangan dengan nomor : KEP/30/IX/75, KM 393/3/PHB – 75 dan KEP. 927.A/MK/IV/8/75, yaitu tentang Penggunaan Bersama Pangkalan dan Pelabuhan Udara. Dalam surat keputusan tersebut dinyatakan Pelabuhan Udara Penfui menjadi Pelabuhan Udara Sipil Kelas II.

Sejak tanggal 20 Desember 1988, Pelabuhan Udara Penfui dirubah dan ditetapkan menjadi Pelabuhan Udara El Tari Kupang untuk mengenang jasa (almarhum) mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur, El Tari. Istilah Pelabuhan Udara kemudian dirubah menjadi Bandar Udara sejak tanggal 1 September 1985.

37

Tanggal 20 Juni 1988 ditandatangani Naskah Persetujuan Bersama antara Kepala Staf TNI-AU dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, nomor : SEPERJAN/01/V/1988 DAN DJU/1861/KUM.060/SS tentang Penggunaan Sebagian Areal Tanah Pangkalan TNI - AU El Tari Kupang untuk pengembangan/ pembangunan Bandar Udara El Tari Kupang beserta fasilitasnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 4/1995 tanggal 13 Januari 1995 tentang Penyempurnaan dan Penataan Kelas Bandar Udara, Bandar Udara Udara El Tari ditingkatkan menjadi Bandar Udara Kelas I.

Sejak tanggal 1 April 1999, Bandar Udara El Tari secara operasional masuk ke dalam manajemen PT (PERSERO) Angkasa Pura I dengan Berita Acara Serah Terima Nomor  : AU / 125 / UM.234/ 99 dan BA.25/PL.50/1999/DU tanggal 30 April 1999 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kepada Direktur Utama PT (PERSERO) Angkasa Pura I. Penyerahan ini sebagai tindak lanjut dari Surat Menteri Keuangan No.S-4608/A/53/1997 tanggal 08 Oktober 1997 yang pada dasarnya menyetujui penggabungan Bandar Udara El Tari Kupang ke dalam manajemen PT (PERSERO) Angkasa Pura I, menghapuskan dari daftar inventaris Departemen Perhubungan dan ditetapkan sebagai tambahan Penyertaan Modal Pemerintah ke dalam PT (PERSERO) Angkasa Pura I.

Sebagai pengelola Bandar Udara selanjutnya, PT (PERSERO) Angkasa Pura I mengadakan perbaikan dan perluasan terminal ataupun fasilitas lainnya secara bertahap antara lain perluasan ruang kedatangan domestik di tahun 2006, penggantian fasilitas VASI dengan PAPI pada tahun 2007 dan pembuatan jalan langsung ke Gudang Kargo pada tahun 2008.

Bandar udara yang beroperasi sejak pagi hingga malam untuk penerbangan domestik dan internasional, yang menghubungkan Kota Kupang dengan beberapa kota di provinisi Nusa Tenggara Timur, beberapa koa besar lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Mataram dan Makassar. Beberapa maskapai penerbangan regional dan nasional, baik komersil dan perintis telah membuka kantornya di Kota Kupang, seperti Merpati Airlines, Garuda Indonesia Airways, Batavia Air, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air, TransNusa dan Susi Air.Selain itu bandara ini juga mempunyai penerbangan langsung dari dan ke luar negeri, yaitu ke Australia dan Timor Leste.

Laut

Pelabuhan Kupang dapat melayani kapal-kapal barang maupun penumpang. Dahulu melalui dermaga ini sering melayani kapal penumpang menuju Pante Makasar, Ruteng, Baa, Dili, Kalabahi dan lain-lain. Saat ini Pelabuhan Niaga dan Pelabuhan Komersil terletak di daerah Tenau dan Bolok, yang merupakan wilayah Kabupaten Kupang. Di wilayah Kota Kupang terdapat Pelabuhan Rakyat di Namosain dan Pelabuhan Laut Kupang. Pelabuhan Rakyat Kupang di Namosain merupakan pelabuhan laut alam yang sekarang telah ditata dengan lebih baik. Pelabuhan ini kapal-kapal kayu melayani transportasi laut menuju Rote, Semau dan beberapa daerah di sekitar Kota Kupang. Sebelumnya juga digunakan oleh para nelayan sebagai tempat

38

berlabuh dan bongkar muat hasil tangkapan. Pelabuhan Kupang yang merupakan pelabuhan laut tua, saat ini menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal layar dari luar negeri dan menjadi salah satu tempat persinggahan dalam kegiatan Sail Indonesia dari Darwin, Australia menuju beberapa pulau di Indonesia[13].

Darat

Sistem transportasi darat Kota Kupang dilayani oleh minibus angkutan kota yang biasa disebut bemo. Ada pula layanan taksi dan beberapa rute dilayani oleh bus kota. Sebagian besar rute dalam kota dilayani oleh bemo yang menghubungkan beberapa terminal seperti Terminal Kupang, Terminal Oepura dan Terminal Oebobo. Untuk keberangkatan jalan darat ke luar kota dilayani di Terminal Oebobo.

Khusus untuk angkutan bemo, memiliki ciri khas tersendiri. Rute setiap bemo ditandai oleh warna dan angka yang terdapat pada bagian atas depan bemo.

Aksesoris bemo yang sangat banyak ditambah dengan dentuman musik yang sangat keras. Selain itu terdapat juga jasa layanan transportasi roda dua yang lebih dikenal dengan ojek yang banyak dijumpai di setiap sudut Kota Kupang.

Melalui jalan darat pula dilayani bus antar kota dalam provinsi ke SoE, Kefa dan Atambua, serta antar negara, yakni ke Dili, Timor Leste. Bus ini disediakan oleh berbagai penyedia layanan termasuk DAMRI. Layanan imigrasi Indonesia-Timor Leste dilaksanakan di Tasifeto Timur-Batugade

39