Kosmetik Rian Destiyani Putri

23
1 | Page TUGAS KOSMETOLOGI Aspek Nanoteknologi Terbaru Dalam Sediaan Kosmetik Dan Dermatologik” DISUSUN OLEH RIAN DESTIYANI PUTRI 1111102000035 FARMASI VI B FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

description

kosmetik

Transcript of Kosmetik Rian Destiyani Putri

Page 1: Kosmetik Rian Destiyani Putri

1 | P a g e

TUGAS KOSMETOLOGI

“Aspek Nanoteknologi Terbaru Dalam Sediaan Kosmetik

Dan Dermatologik”

DISUSUN OLEH

RIAN DESTIYANI PUTRI 1111102000035

FARMASI VI B

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: Kosmetik Rian Destiyani Putri

2 | P a g e

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN............................................................3

II. PEMBAHASAN JURNAL.................................................8

ABSORPSI DERMAL DARI NANOPARTIKEL.......................9

TOKSISITAS NANOPARTIKEL TERHADAP KULIT............13

CARRIER TERBARU UNTUK SEDIAAN KOSMETIK..........18

III. KESIMPULAN...........................................................22

Page 3: Kosmetik Rian Destiyani Putri

3 | P a g e

I. PENDAHULUAN

Menurut FEDERAL FOOD AND COSMETIC ACT (1958) sesuai dengan

definisi dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.220/Men Kes/Per/IX/76.

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,

dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam,

dipergunakan pada badan manusia dengan maksud untuk membersihkan,

memelihara, menambah daya tarik dan mengubah rupa dan tidak termasuk

golongan obat. Zat tersebut tidak boleh mengganggu faal kulit atau kesehatan

tubuh secara keseluruhan. Dalam definisi ini jelas dibedakan antara kosmetika

dengan obat yang dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh.

KOSMETIKA TRADISIONAL

Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan

yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat

kosmetika semi-tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya

dilakukan secara modern dengan mencampurkan zat-zat kimia sintetik ke

dalamnya. Seperti bahan pengawet, pengemulsi dan lain-lain. Kegunaan

kosmetika ini dalam ilmu kedokteran baik untuk pemeliharaan kesehatan kulit

maupun untuk pengobatan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

PENGGOLONGAN KOSMETIKA

Banyaknya kosmetika yang beredar dengan segala macam bentuk dan

nama, telah membingungkan baik para pemakai maupun pihak-pihak lain yang

berperan serta di dalamnya. Untuk itu para ahli berusaha mengelompokkan

kosmetika sesederhana mungkin. Tetapi penggolongan yang dibuat masing-

masing ahli ternyata tidak mina satu dengan lainnya, sehingga terdapat beberapa

bentuk penggolongan sebagai berikut :

Page 4: Kosmetik Rian Destiyani Putri

4 | P a g e

Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. berdasarkan

kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi

13 golongan:

1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lainlain.

2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain.

3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain-lain.

4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.

5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut

6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.

7. Preparat make up (kecuali mata); pemerah bibir, pemerah pipi, bedak

muka

8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath

freshener

9. Preparat untuk kebersihan badan; deodoran, feminism hygiene spray dan

10. Preparat kuku; cat kuku, krem dan lotion kuku, dan lain-lain.

11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain-lain.

12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelernbab, pelindung dan lain-lain.

13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, sunscreen foundation

Penggolongan menurut NATER, Y.P. dan kawan-kawan berdasarkan

kegunaannya.

1. Higiene tubuh : sabun, sampo, cleansing.

2. Rias : make up, hair color.

3. Wangi-wangian : deodorant, parfum, after shave.

4. Proteksi : sunscreen dan lain-lain.

Pembagian yang dipakai di Bagian Kosmetologi Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin, berdasarkan kegunaan dan cara bekerjanya kosmetika dibagi dalam

kelompok:

1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari :

a. Pembersih (cleansing) : pembersih dengan bahan dasar air (face tonic,

skin freshener dan lain-lain), pembersih dengan bahan dasar

Page 5: Kosmetik Rian Destiyani Putri

5 | P a g e

minyak (cleansing cream, cleansing milk, dan lain-lain), pembersih

dengan bahan dasar padat (masker).

b. Pelembab (moisturizing) : cold cream, night cream, moisturizing, base

make updan lain-lain.

c. Pelindung (protecting) : sunscreen, foundation cream, dan lain-lain.

d. Penipis (thinning) : bubuk peeling dan lain-lain.

2. Kosmetika rias (decorated cosmetic) : kosmetika yang dipakai untuk make

upseperti : pemerah pipi, pemerah bibir, eye shadow dan lain-lain.

3. Kosmetika wangi-wangian : parfum, cologne, deodoran, vaginal spray, after

shave dan lain-lain.

KEGUNAAN / FUNGSI

Pembagian yang dipakai di Bagian Kosmetologi Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin, berdasarkan kegunaan dan cara bekerjanya kosmetika dibagi dalam

kelompok:

1. Kosmetika pemeliharaan dan perawatan kulit terdiri dari :

a. Pembersih (cleansing)

b. Pelembab (moisturizing)

c. Pelindung (protecting)

d. Penipis (thinning)

2. Kosmetika wangi-wangian

3. Kosmetika rambut

4. kosmetika kuku

KEGUNAAN UNTUK KESEHATAN KULIT

Dari definisi dan pembagian kosmetika, jelas bahwa tujuan pemakaian

kosmetika adalah pemeliharaan/perawatan, penambahan daya tarik/rias dan

menambah bau-bauan. Sebagai bagian dari tubuh, kulit mendapat porsi yang

paling besar dar tujuan tersebut. Sudah barang tentu ketiga tujuan penggunaan

Page 6: Kosmetik Rian Destiyani Putri

6 | P a g e

kosmetika tidak boleh mengganggu kulit pada khususnya dan kesehatan tubuh

pada umumnya. Dengan demikian pengetahuan tentang kesehatan bagi semua

pihak yang tersangkut paut (involve) : baik produsen, distributor maupun

konsumen, merupakan hal dasar yang mutlak dimiliki agar tujuan mulia dari

kosmetika tidak salah arah. Untuk kesehatan kulit, kegunaan kosmetika terutama

terletak pada kemampuan perawatan dan pemeliharaannya. Kulit harus

dibersihkan, karena kulit selalu terpapar (expose) pada lingkungan luar yang

penuh polusi di samping adanya kotoran dari tubuh sendiri yang keluar lewat alat-

alat sekretoar (lemak, keringat dan keratinisasi). Untuk hal ini dapat dilakukan

dengan berbagai bahan pembersih, air, minyak atau padat. Harus diingat bahwa

derajat kebersihan dari kulit dari setiap manusia tidak sama satu sama lainnya,

tergantung dari faktor endogen dan eksogen tadi.

Kosmetika pembersih dengan bahan dasar air, seperti air mawar, mungkin

tidak dapat melarutkan semua kotoran yang melekat di kulit kita. Oleh karena

itulah dibuat orang kosmetika dengan bahan dasar air + alkohol atau air + sabun.

Kosmetik pembersih dengan bahan dasar minyak seperti oil of Ulan atau minyak

bayi banyak dipakai untuk melarutkan bahan-bahan kotoran yang larut dalam

minyak. Bila ingin tak terlalu lengket (sesak) dapat digunakan kosmetika

pembersih dengan bahan dasar minyak + air, seperti krem pembersih. Kosmetika

pembersih dengan bahan dasar padat, meskipun jarang digunakan; tetapi dapat

ditemui. Kulit yang kurang lembab/berminyak atau kering dapat diberikan

kosmetika pelembab berupa minyak atau kombinasinya dengan air. Secara

alamiah sebenarnya kulit membentuk skin surface lipid yang berguna untuk

proteksi terhadap penguapan air dari sel-sel kulit (in sensible water loss

perspiration). Pada keadaan-keadaan tertentu (tua, udara kering), minyak

permukaan ini berkurang. Kosmetika pelembab dan pelindung kulit biasanya

berbentuk bahan dasar minyak yang berguna untuk menambah minyak permukaan

kulit yang kurang seperti seperti terdapat padamoisturising cream, night

cream dan sebagainya. Pada orang-orang di mana kulit masih menggambarkan

kemampuannya untuk membentuk minyak permukaan kulit dengan baik atau

bahkan berlebih -lebihan, kosmetika pelembab ini tentu tidak banyak gunanya.

Page 7: Kosmetik Rian Destiyani Putri

7 | P a g e

Kulit adalah pagar terluar dari tubuh yang melindungi tubuh dari berbagai

pengaruh/ trauma luar yang dapat merusakkannya, seperti sinar matahari, panas,

tekanan, tarikan, goresan, zat-zat kimia, kuman-kuman penyakit, jamur dan

sebagainya. Kosmetika pelindung terhadap sinar matahari (sunscreen) adalah

kosmetika yang mengandung zat yang menahan komponen sinar matahari yang

dapat merusakkan kulit yaitu U.V.B. ( : 2900 A — 310 A). Tabir sinar matahari

yang biasa dipakai adalah : PABA, ester salisilat, ester asam antranilat, asetofenon,

tanin, fenol dan sebagainya. Perlindungan terhadap cuaca dingin maupun panas

adalah sama dengan perlindungan terhadap kehilangan air dari kulit. Dengan

kosmetika yang sama sekaligus dapat pula dilindungi kulit terhadap debu zat

kimia yang dapat bereaksi merusakkan kulit. Sampai saat ini belum

dikembangkan kosmetika yang dapat melindungi kulit terhadap sinar radioaktif.

Kosmetika pelindung terhadap trauma mekanik bersifat sebagai pelumas

kulit (lubricants).

Kadang-kadang kulit perlu pula ditipiskan. Lapisan sel tanduk, lapisan

kulit terluar, secara alamiah akan diganti lapis perlapis dalam waktu kira-kira 3

minggu. Pada keadaankeadaan tertentu, lapisan ini tetap melekat, umpamanya

oleh adanya kotoran, minyak, keringat yang terlalu banyak, sehingga terlihat

kesan seolah-olah kulit tersebut tebal. Adanya iritasi kronis dapat pula

menebalkan kulit dengan secara setempat. Kosmetika penipis

kulit (thinning) biasanya mengandung bahan-bahan serbuk dengan partikel -

partikel besar yang kita gosokkan ke kulit akan bekerja sebagai sikat amplas.

Page 8: Kosmetik Rian Destiyani Putri

8 | P a g e

II. PEMBAHASAN JURNAL

ASPEK NANOTEKNOLOGI TERBARU DALAM SEDIAAN

KOSMETIK DAN DERMATOLOGIK

Nanoteknologi menghadirkan salah satu dari teknologi paling bermanfaat

pada abad 21. Baru-baru ini nanoteknologi juga diaplikasikan di dunia kosmetik

dan sedian dermal karena menawarkan penanganan untuk beberapa masalah kulit.

Telah dibuktikan bahwa teknologi nano untuk kosmetik cukup efektif dan dapat

mencapai keamanan dan penghantaran target senyawa aktif dengan baik.

penggunaan karier pada sistem nanoteknologi memiliki keuntungan yaitu

meningkatkan penetrasi pada kulit, efek depot dengan pelepasan diperpanjang.

Pada ulasan artikel ini, akan dibahas keuntungan, kerugian, metode penyiapan,

dan aplikasi farmasetik dari beberapa nanopartikel non-konvensional seperti

nanopartikel solid lipid, nanostruktural lipid carrier, dan lipid drug carrier dan

juga beberapa sistem karrier obat terbaru seperti mikrosponge drug delivery

system, vitamin, dan gold loaded nanofibre facial mask. Selain ini juga dapat

menutupi pertimbangan toksikologi mengenai nanopartikel.

Nanoteknologi merupakan teknologi yang sangat bermanfaat untuk

sediaan kosmetik dan produk dermal untuk masa depan dan pengembangannya

berbasiskan science. Sekitar 4000 tahun yang lalu, ilmuwan yunani dan romawi

membuat nanoteknologi pada sediaan perwarna rambut. Tapi baru-baru ini konsep

nanoteknologi berkembang secara signifikan pada tahun 1959 pada lahan yang

berbeda seperti sains, biologi, fisik, kimia, dan teknik, sekitar 40 tahun

sebelumnya nanoteknologi telah memasuki lahan kosmetik, sediaan dermal, dan

produk kesehatan lainnya dengan krim pelembab yang dibuat dengan liposom.

Hal mendasar mengenai nanoteknologi yaitu merupakan bagaimana zat-zat

dapat menimbulkan efek pada skala nano (molekul atom atau level subatomik)

untuk penemuan struktur, dan sistem dengan sifat dan fungsi yang baru.

Nanoteknologi menggunakan manipulasi struktur hingga mencapai ukuran dengan

Page 9: Kosmetik Rian Destiyani Putri

9 | P a g e

kisaran 1-100 nm. Ukuran partikel ini disebut sebagai nanopartikel yang memiliki

satu atau lebih dimensi eksternal atau struktur internal pada skala nano dan dapat

memberikan karakteristik yang baru dibandingkan dengan senyawa yang sama

yang berukuran nano. Nanopartikel dibagi menjadi 2 grup:

1. Nanopartikel labil yang telah dihancurkan menjadi komponen molekular

nya ketika diaplikasikan pada kulit (liposom, mikroemulsi, nanoemulsi)

2. Partikel tidak larut (titanium dioksid (TiO2)

Baru-baru ini, nanoteknologi telah digunakan dalam

mengembangkan nanopartikel yang lebih terperinci meliputi ukuran,

bentuk, dan komposisi untuk penggunaan nya pada berbagai bidang seperti

komoditi olahraga, sebagai katalis, komponen elektronik, coating,

varnishes, makanan, dan dalam kosmetik dan juga sediaan dermal yang

aplikasi nya bervariasi seperti kosmetik pelindung dari radiasi UV, lapisan

kulit yang lebih dalam, efek diperpanjang, pelepasan zat terkontrol,

vaksinasi transkutan, terapi gen dengan rute transdermal, dan juga produk

yang dapat mengubah warna kulit menjadi lebih baik. nanoteknologi dapat

menghasilkan penggunaan yang baru material yang telah ada dalam skala

nano. Tetapi, keamanan toksisitas dan keramahan terhadap lingkungan

dari nanoaprtikel harus dievaluasi dengan uji toksisitas secara teliti baik itu

uji yang terkecil hingga uji yang meluas.

ABSORPSI DERMAL DARI NANOPARTIKEL

Meskipun kulit temasuk lapisan yang kurang permeabel tetapi absorpsi

nanopartikel terutama melalui kulit. Tapi survey literatur menunjukan bahwa kulit

merupakan rute mendasar dari masuknya nanopartikel baik secara disenganja dan

kontak tidak disengaja. Berdasarkan sifat fisikokimia dari senyawa, terdapat

beberapa jalur penetrasi zat melalui kulit yaitu interseluler, transeluler, dan

transappendageal seperti melalui folikel rambut dan kelenjar keringat. Beberapa

faktor yang mempengaruhi absorpsi nanopartikel pada kulit dibagi menjadi 3

kelompok, yang pertama yaitu kondisi kulit pada tempat pengaplikasian, sifat

Page 10: Kosmetik Rian Destiyani Putri

10 | P a g e

fisikokimia zat yang akan terpenetrasi, dan sifat fisikokimia dari zat pembawa.

Selain itu juga terdapat faktor-faktor lain seperti gradient lipofilik hidrofilik,

gradien pH dan titik isoelektrik yang juga mempengaruhi absorpsi dermal dari

nanopartikel. keterkandungan molekul seperti pelarut, surfaktan, enhancer, dan

senyawa lain mungkin dapat mengubah atau merusak stratum cornemum dengan

mekanisme yang berbeda yang dapat menyebabkan peningkatan absorpsi secara

potensial dari formulasi yang diaplikasikan.

Pada sediaan kosemtik dan dermatologik, nanopartikel memiliki peranan

yang penting dengan berbagai cara, yaitu:

Photoproteksi

Sejak radiasi UV dan paparan sinar matahari telah dihubungkan

dengan peningkatan rasio terjadinya kanker kulit dan melanoma,

sunscreen memiliki peranan kritis dalam mencegah kanker kulit.

Sunscreen dipertimbangkan sebagai kosmetik yang penting dan

merupakan bagian dari produk anti penuaan. Mekanisme photoproteksi

yang tersedia yaitu antioksidan, mekanisme stimulasi perbaikan kulit, dan

penghalang photon secara fisik. Senyawa kimia organik seperti titanium

dioksid (TiO2) dan ZnO pada skala nano dapat menyerap, mendispers, atau

merefleksikan radiasi UV. terdapat banyak bukti bahwa meskipun partikel

nano dapat terpenetrasi ke dalam tempat yang lebih atas dari folikel

rambut manusia atau pada lapisan superfisial pada stratum korneum, zat

tersebut tidak dapat menembus barrier kulit yang lebih dalam dan

mencapai epidermis. Quantum dot nanopartikel memiliki ukuran yang

sama dengan partikel yang ada pada formulasi sunscreen (30 nm), zat

tersebut dapat menstimulasi nanopartikel TiO2 setelah penggunaan melalui

kutan pada kulit yang terpapar UV. berdasarkan ukuran dan permukaan

kimia, penetrasi ke dalam epidermis dan dermis telah meningkatkan

perhatian terhadap keamanannya. Struktur nanopartikulat lain seperti

liposom atau SLN telah digunakan dalam formulasi sunscreen sebagai

Page 11: Kosmetik Rian Destiyani Putri

11 | P a g e

peningkat penetrasi yang juga dapat meningkatkan stabilitas dan toleransi

zat aktif. Daylong Actina merupakan liposom terbaru berbasis sunscreen.

Barrier cream

Fungsi barrier dari stratum korneum dapat menurunkan

kemampuan proteksi terhadap kulit dari iritan seperti zat kemoterapeutik,

alergen, dan beberapa kondisi patologik seperti dermatitis. Dorongan

fungsi ini mungkin diperlukan. Studi yang terbaru telah menyatakan

bahwa partikulat barrier cream lebih mampu dalam menjaga kelembaban

kulit dan dapat meminimalisir terjadinya iritasi pada tangan seeprti

eczema. Nanopartikel yang bersifat antioksidatif merupakan komponen

dari produk kosmetik anti aging, fulleren (C60) memiliki efikasi sebagai

anti keriput. Nanopartikel juga digunakan dalam sediaan galenik yang

telah dipasarkan contohnya seperti krim eczemel. Peningkatan produk

komersil yang berbasis nanopartikel mengindikasikan terjadinya

peningkatan yang signifikan pada industri kosmetik.

Sifat antiseptik

Antiseptik merupakan salah satu aplikasi yang penting dari

nanopartikel. nanomaterial yang secara kormesil telah banyak digunakan

dengan kandungan antibakteri yaitu nanosilver, digunakan tidak hanya

untuk membalut luka, dan sebagai burn dressing, tetapi juga sebagai

desinfektan dan spray ruangan. Contoh lainnya yaitu klorheksidin, TiO2.

Ablasi laser dan fototerapi

Hantaran laser pendek telah digunakan pada bidang dermatologi

dan optalmologi untuk menargetkan melanosom dan menangani

hiperpigmentasi dari kulit ataupun retina. Contoh nanopartikelnya yaitu

besi oksida, emas, photodinamic therapy dengan menggunakan

nanopartikel emas telah banyak dikembangkan sebagai strategi untuk

menangani kanker kulit dan berbagai penyakit kulit lainnya. Tapi

Page 12: Kosmetik Rian Destiyani Putri

12 | P a g e

penggunaan nya masih terbatas karena harga yang tinggi dan kenyamanan

pasien.

Penanganan kelainan pada rambut

Mekanisme nya yaitu dengan meningkatkan penetrasi obat ke

dalam folikel rambut dan dapat berperan sebagai suatu sistem depot untuk

penghantaran diperpanjang ke dalam folikel rambut. Contoh nanopartikel

yang digunakan untuk menangani penyakit rambut yaitu poli (lactat co-

glikolic) acid, poly (e-carprolactone)-blockpolyetilen glikol, netral

liposom, solid lipid nanopartikel.

Sistem penghantaran kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea merupakan komponen utama dari unit

pilosebasea. Saluran sebasea terbuka ke dalam kanal foliker rambut,

strategi dalam menangani gangguan yang berhubungan dengan foliker

rambut seperti jerawat. Keuntungan dari sistem penghantaran seperti ini

adalah lebih toleransi terhadap iritasi sehingga dapat meningkatkan

kepatuhan pasien dan juga mencegah absorpsi sistemik dan efek samping.

Penelitian lebih lanjut beberapa tahun terakhir telah menghasilkan suatu

produk anti jerawat berbasis partikel dari benzoil peroksid, (BP, seperti BP

mikrosfer cream 5,5%. Uji klinis menunjukan toleransi yang baik, nilai

estetika yang baik dan kepuasan yang baik pada pasien setelah ditangani

dengan krim mikrosfer yang mengandung BP.

Dermatoterapi topikal

Setelah sistem penghantaran obat nanopartikulat dikembangkan,

maka penggunaannya dapat meningkatkan keuntungan dalam menangani

gangguan inflamasi pada kulit. Obat golongan glukokortikoid merupakan

obat utama yang banyak digunakan untuk sediaan dermatologi, tapi

penggunaanya terbatas karena efek sampingnya. Telah dibuktikan bahwa

sistem penghantaran pada epidermis dimana proses inflamasi terjadi dapat

Page 13: Kosmetik Rian Destiyani Putri

13 | P a g e

dicapai secara maksimal dengan menggunakan formulasi liposomal, hal

tersebut dapat meminimalisir atropi pada kulit. Beberapa studi

mengungkapkan bahwa penggunaan berbagai macam obat seperti

podopilotoksin, siklosporin A, takrolimus metotreksat, psoralen, ditranol,

klotrimoksazol, dan beberapa obat anti fungi dapat dibuat dalam bentuk

nanopartikel untuk mendapatkan toleransi yang lebih baik, peningkatan

keamanan dan efek terapi yang optimal.

Terapi gen

Nanopartikel dapat berpenetrasi secara selektif ke dalam kanal

folikel rambut, formulasi nanopartikulat dapat digunakan untuk

penghantaran gen, menciptakan sebuah sistem penghantaran yang sangat

potensial. Sistem penghantaran transdermal.

Sistem penghantaran transdermal

Stratum korneum bersifat sangat lipofil sehingga dapat membatasi

permeasi molekul-molekul yang sifatnya hidrofilik untuk penghantaran

transdermal, sehingga membatasi sistem penghantaran melalui transdermal

terutama untuk zat yang bersifat hidrofilik. Folikel rambut dapat berperan

sebagai pembatas absorpsi sistemik dari zat-zat yang diaplikasikan secara

topikal. Baru-baru ini, nanopartikel digunakan sebagai karrier suatu zat

yang dihantarkan melalui rute transdermal. Telah ditemukan pula bahwa

proses enkapsulasi dari suatu senyawa dalam bentuk nano dapat

meningkatkan penetrasi nya dan permeasi nya pada penghantaran

transdermal. Nanopartikel yang digunakan untuk penghantaran

transdermal yaitu kalsium karbonat, solid lipid nanoparticle.

TOKSISITAS NANOPARTIKEL TERHADAP KULIT

Pemaparan partikel yang berukuran kecil pada kulit (kurang dari 10 nm)

dapat lebih memberikan efek negatif karena dapat berpenetrasi dengan mudah dan

dapat menyebabkan eritema berkepanjangan, edema, dan formasi eschar,

Page 14: Kosmetik Rian Destiyani Putri

14 | P a g e

hiperkeratosis dan papilomatosis pada epidermis dan fibrosis, hiperemia, eritema,

edema intraseluler, dan hyelinisasi kolagen pada dermis.

Tipe nanopartikel yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik dan

sediaan dermal adalah nanopartikel solid lipid, carrier nanostruktur lipid, lipid

drug conjugate.

1. solid lipid nanoparticle (SLN)

di awal tahun 1990 ketika SLN baru dikembangkan sebagai sistem

carrier non konvensional, yang sebelumnya berkembang sistem carrier

konvensional seperti emulsi, liposom, dan nanopartikel polimer seperti

carrier koloid untuk mengkontrol sistem penghantaran obat. Senyawa ini

disiapkan dari trigliserid murni, gliserid campuran atau lilin yang telah

dihilangkan lemak cairnya (minyak) dari sebuah emulsi tipe o/w 0,1%

(w/w) hingga 30 % (w/w) lemak padat atau sebuah campuran solid lipid

(lipid yang berbentuk padat pada temperatur ruangan dan juga temperatur

fisiologis) dan distabilkan dengan surfaktan dengan konsentrasi 0,5 (w/w)

hingga 5% (w/w). Ukuran partikel rata-rata dari SLN ada pada rasio

submikron, berkisar antara 40 hingga 1000 nm. SLN telah dikembangkan

dan diselidiki dengan tekhnik analisa yang berbeda seperti photon

correlation spectroscopy (PCS), Atomic force microscopy (AFM),

Scanning Electron Microscopy (SEM), untuk aplikasi parenteral,

pulmonari, dan rute aplikasi dermal.

beberapa metode yang digunakan dalam preparasi SLN :

a. tekhnik homogenisasi panas

obat dilarutkan atau didispersikan pada lipid solid yang

dilelehkan untuk SLN atau pada campuran liquid lipid dan lipid

solid yang telah dilelehkan untuk nanostruktur lipid carrier. Lemak

leleh ini mengandung zat aktif yang kemudian dicampur dengan

menggunakan stirer, dilakukan pada larutan surfaktan panas pada

temperatur yang sama (5-10 derajat diatas titik leleh dari solid lipid

Page 15: Kosmetik Rian Destiyani Putri

15 | P a g e

atau campuran lipid). Preemulsi ini kemudian diberikan tekanan

tinggi homogenizer pada 500 bar atau dua siklus pada 800 bar.

Tekhnik ini bisa digunakan untuk obat lipofilik dan obat tidak larut

dan juga untuk obat yang sensitif dengan panas karena waktu

pemaparan dengan panas relatif singkat. Tekhnik ini tidak cocok

untuk obat yang sifatnya hidrofilik ke dalam nanopartikel solid

lipid karena lebih banyaknya kandungan obat yang terdapat dalam

air selama proses homogenisasi.

b. Tekhnik homogenisasi dingin

Pada metode ini, mikropartikel lipid didapatkan dari proses

pelelehan dan pendinginan obat yang terdapat pada lelehan lemak

kemudian diikuti dengan proses penghancuran, penggilingan, dan

diffusi pada surfaktan dingin untuk mendapatkan presuspensi

dingin dari partikel lipid mikronised. Suspensi ini kemudian dilalui

dengan tekanan tinggi dan dilakukan homogenisasi dengan

homogenizer pada temperatur ruangan selama lima siklus pada

1500 bar. Metode ini merupakan metode pilihan utama untuk obat

hidrofilik. Tekhnik ini menghindari proses pelelehan yang

berlebihan sehingga cocok untuk senyawa-senyawa yang sifatnya

termosensitif.

c. Tekhnik Mikroemulsifikasi- solodifikasi

SLN juga dapat disiapkan dengan mikroemulsifikasi dari

fase lipid yang dilelehkan yang didalamnya terdapat zat aktif (65-

70oC) yang kemudian diikuti dengan proses dispersi pada fase

dingin dengan stirring mekanik pada suhu 2-3oC. Dispersi tersebut

kemudian dibersihkan dua kali dengan aquades menggunakan

ultrafiltrasi. Setelah itu, suspensinya kemudian di freeze dried.

Diameter dari droplet yang dihasilkan biasanya dibawah 100 nm.

Tidak dibutuhkan energi untuk proses ini.

Page 16: Kosmetik Rian Destiyani Putri

16 | P a g e

d. Mikroemulsi- solidifikasi multipel

Multipel emulsi dapat diatur sebagai sistem penhantaran

terkontrol. Tipe w/o/w dapat disiapkan dengan dua langkah. SLN

dapat diperoleh melalu proses stirring mekanik dengan

mendispersikan emulsi mikromultipel hangat pada medium cairan

dingin kemudian dilakukan pembersihan dengan ultrafiltrasi.

Multipel emulsi memiliki beberapa karakteristik ketidakstabilan

karena terbentuknya koalesen dari droplet dalam fase minyak,

koalesen dari droplet minyak, dan pemecahan dari lapisan minyak

pada permukaan internal droplet.

e. Ultrasonikasi atau homogenisasi kecepatan tinggi

SLN dapat juga dihasilkan dari proses sonikasi atau stirring

pada ekcepatan tinggi. Hal ini tergolong metode yang umum dan

sederhana dan lebih efektif dibandingkan dengan proses dingin

atau panas tetapi dengan kekurangan distribusi ukuran partikel

yang lebih besar yaitu pada skala mikro yang dapat menghasilkan

ketidakstabilan fisik seperti pertumbuhan partikel selama

penyimpanan dan juga kontaminasi logam karena ultrasonikasi.

f. Penyiapan SLN dengan cairan superkritis

Ini merupakan tekhnik preparasi yang tergolong baru yang

memberikan keuntungan karena tidak menggunakan pelarut.

g. Proses penyiapan SLN dengan emulsifikasi atau evaporasi pelarut

Pada metode ini, endapan lemak pada fase air selama

evaporasi pelarut organik yang tidak bercampur dengan air

dilakukan dengan dispersi nanopartikel pada emulsi minyak dalam

air.

h. Metode emulsi ganda

Merupakan metode terbaru dalam penyiapan solid lipid

nanopartikel yang dimasukan ke dalamnya obat yang bersifat

hidrofilik dan berdasarkan evaporasi emulsifikasi pelarut dengan

enkapsulasi obat pada lapisan fase air terluar dari sistem emulsi

Page 17: Kosmetik Rian Destiyani Putri

17 | P a g e

ganda w/o/w, menggunakan stabilizer untuk mencegah partisi obat

dari satu fase ke fase lain selama proses evaproaasi pelarut.

i. Metode spray drying

Metode yang lebih hemat dibandingkan dengan emtode

liopilisasi. Pada metode ini, agregasi aprtikel tercipta karena

temperatur yang diatur, ashear force, dan pelelehan parsial dari

partikel. Hasil yang paling baik adalah didapatkanya SLN dengan

konsentrasi 1 % pada larutan trehalosa dalam air atau 20%

trehalosa dalam campuran air etanol.

Dibandingkan dengan carrier yang lain, SLN memiliki

banyak keuntungan seperti dapat ditoleransi baik, stabilitas, dapat

dimasukan sejumlah zat dengan jumlah yang besar, dapat dengan

baik mengkontrol pelepasan, reprodusibel, memungkinkan untuk

zat yang sifatnya lipofilik ataupun hidrofilik, memungkinkan untuk

zat yang berfungsi untuk menangani penyakit kulit, biodegradabel.

2. Nanotructured Lipid Carrier (NLC)

Generasi kedua dari teknologi nanopartikel lipid disebut

Nanotructured Lipid Carrier (NLC). Partikel ini disiapkan dengan

menggunakan campuran solid lipid dan liquid lipid dengan rasio 70:30

hingga 99,9:0,1. Pada campuran ini, penurunan titik leleh dibandingkan

dengan lipid solid murni diamati karena kandungan minyaknya. Total

kandungan solid pada NLC dapat meningkat hingga 95%. Hal yang

melatarbelakangi pengembangan NLC adalah karena pada sistem ini

jumlah senyawa yang dapat dimasukan berkapasitas cukup besar sehingga

mencegah pengeluaran selama penyimpanan. Berdasarkan cara produksi

dan komposisi campuran lipid, tipe NLC yang berbeda diperoleh dengan

zat aktif (obat atau agen kosmetik) yang berada pada bentuk sandwich

diantara rantai asam lemak atau antara lapisan lemak, atau pada matriks

lipid atau amorf.

Page 18: Kosmetik Rian Destiyani Putri

18 | P a g e

3. Lipid Drug Conjugates (LDC) nanoparticles

Masalah mendasar dari sistem ini adalah pada sistem ini rendahnya

kapasitas zat yang bersifat hidrofilik yang dapat diaplikasikan pada sistem

ini. Keuntungan dari sistem ini adalah dapat meningkatkan kestabilan

farmasetik, mudah di scale up dan disterilsisasikan, mudah divalidasi,

biodergadabel dan biokompatibel, menghindari pelarut organik, dan juga

dapat mengontrol sistem pelepasan. LDC dapat disiapkan baik dengan

pembentukan garam dengan asam lemak atau dengan ikatan kovalen

dengan ester atau eter yang diikuti dengan proses selanjutnya yaitu dengan

surfaktan misalnya tweens menggunakan high pressure homogenization

(HPH).

CARRIER TERBARU UNTUK SEDIAAN KOSMETIK DAN

DERMATOLOGIK

Mikrospons

Merupakan teknologi yang nyata, menggunakan mikroporus dengan

ukuran diameter 10-25 mikron untuk mengontrol pelepasan zat sediaan topikal.

Mikroporus ini diisi dengan senyawa aktif yang memiliki sifat inert dengan

monomer, stabil terhadap kontak dengan polimer dan tidak dapat bercampur atau

rendah kelarutannya pada air. Microsponge delivery system (MDS) melepaskan

zat aktifnya pada waktu tertentu dan juga merupakan respon karena adanya

stimulasi seperti menggosok, temperature, pH, kelembaban pada kulit. MDS

digunakan pada sediaan kosmetik, dan sunscreens.

Mikrospons diformulasikan dengan berbagai metode seperti dengan

emulsion solvent diffusion (ESD), dengan suspensi polimerisasi pada sistem cair-

cair. Formulasi mikrospons memberikan pelepasan yang diperpanjang dengan

mengurangi iritasi dan meningkatkan kenyamanan pasien. Stabil pada rentang pH

yang luas yaitu 1 hingga 11 dan juga pada temperatur hingga 130oC dan juga

memiliki stabililitas kimia, fisika yang baik. sistem ini memiliki sistem sterilisasi

sendiri karena memiliki celah yang sangat kecil yaitu 0,25 mikron sehingga

Page 19: Kosmetik Rian Destiyani Putri

19 | P a g e

mencegah penetrasi bakteri. Sistem ini juga mengatasi kekurangan dari SLN yang

dapat menampung sejumlah zat hingga 50-60% dan relatif murah.

Faktor faktor yang mempengaruhi pelepasan zat dari microspons yaitu

sifat fisika kimia zat aktif dan sistem mikrospons, ukuran partikel, fitur pori,

komposisi monomer yang bisa diamati dengan parameter parameter yang telah

terprogram. Pelepasan zat aktif dari mikrospons seperti antiprespiran dan

antiseptik akan terjadi dengan adanya air dan juga bisa teraktifasi dengan adanya

difusi antara mikrospons dan sistem diluarnya.

Penaksiran mikrospons bisa dilakukan dengan melakukan beberapa

pengujian seperti ukuran partikel, morfologi, topologi dari mikrospons, penentuan

densitas, komposisi polimer/monomer, studi kompatibelitas, uji disolusi, dan lain-

lain.

Untuk sediaan kosmetik dan sediaan dermal, mikrospons memiliki banyak

variasi dalam aplikasinya seperti sunscreen untuk produk yang efisien dan tahan

lama dengan meningkatkan proteksi yang lebih baik terhadap panas matahari dan

kecacatan yang timbul karena panas matahari dengan konsentrasi tinggi dan

dengan penurunan iritasi dan sensitisasi. Untuk sediaan anti ketombe seperti zinc

pirition, selenium sulfida, digunakan untuk menurunkan bau yang tidak

menyenangkan dan juga untuk meminimalisir iritasi dan meningkatkan level

keamanan dan keefektifan untuk durasi waktu yang lama, senyawa depigmentasi

pada kulit misalnya hidrokuinon untuk mengubah kestabilan dalam mencegah

terjadinya oksidasi dengan efikasi yang lebih baikm untuk seian anti jerawat

misalnya benzoil peroksida untuk memelihara efisiensi nya dengan menurunkan

iritasi kulit. Obat mikrospons juga bisa digunakan untuk sistem penghantaran

senyawa retinol dalam facial treatment untuk pelepasan segera atau diperpanjang

dari vitamin A untuk mengurangi kerutan dan mencegah penuaan.

Berikut ini adalah beebrapa produk yang telah diapsarkan degnan sistem

mikrospons:

Page 20: Kosmetik Rian Destiyani Putri

20 | P a g e

1. Aramic fragrances- spray antipresprian untuk wangi 24 jam.

2. Retin- untuk menangani acne vulgaris

3. Retinol cream- untuk krim malam, mencegah keruaan dan penuaan dan

meningkatkan kelembutan kulit

4. Micro peel plus/ acne peel

5. Lactrex 12% krim pelembab, untuk melelbabkan kulit yang kering dan

pecah-pecah.

FACIAL MASK NANOFIBRE YANG MENGANDUNG VITAMIN DAN

EMAS UNTUK PENGHANTARAN TOPIKAL.

Masker wajah konvensional yang beredar dipasaran merupakan masker

katun yang dilembabkan dengan nutrisi kulit. Fase air dari masker pelembab dapat

meningkatkan degradasi dari senyawa yang tidak stabil seperti asam askorbat.

Untuk menangani hal ini, masker wajah dengan polimer telah dikembangkan yang

dapat sesuai dengan beberapa nutrisi kulit seperti asam askorbat, asam retinoat,

emas, dan kolagen.

Banyak strategi pasar menambahkan antioksidan dan nutrisi kulit lainnya

ke dalam produk kosmetik. Kekuatan dan fungsi kulit bergantung pada faktor

yang terpenting yaitu kolagen yang juga berperan untuk peremajaan kulit. Jumlah

kolagen pada kulit menurun dengan bertambahnya usia, sehingga kolagen banyak

digunakan sebagai pelembab di sediaan krim kosmetik dan produk lainnya. Secara

umum, vitamin C telah digunakan dalam sediaan kosmetik dan sediaan

dermatologik karena kerjanya yang dapat sebagai fotoprotektif, kemampuannya

dalam menghancurkan radikal bebas dan agen oksidasi. Vitamin C dapat

meningkatkan sintesis kolagen dan menekan pigmentasi kulit. Vitamin C tidak

stabil secara kimia dan dapat dengan mudah teroksidasi, sehingga derivat yang

lebih stabil nya (dengan kemampuan untuk mengubah menjadi senyawa aktif

melalui proses ingesti) seperti askorbil palmitat, askorbil tetraisopalmitat dan

magnesium askorbil fosfat diformulasikan ke dalam emulsi yang banyak

digunakan untuk sediaan farmasi.

Page 21: Kosmetik Rian Destiyani Putri

21 | P a g e

Asam retinoat bisa digunakan untuk mengatasi jerawat dan juga

meningkatkan perbaikan kulit yang mengalami cedera karena UV dan bisa

menurunkan kerutan karena adanya photoaging. Nanopartikel emas telah diteliti

sebagai carrier potensial. Akhir-akhir ini masker wajah emas digunakan pada

klinik kecantikan. Bekerja dengan meningkatkan sirkulasi darah, elasitisat kulit,

dan juga mengurangi pembentukan kerutan. Pengujian permeasi kulit telah

mendemostrasikan bahwa nanopartikel emas tergolong tidak toksik pada sel kulit

manusia.

Baru-baru ini, bermunculan isu sosial mengenai dampak nanopartikel pada

sunscreen seperti titanium dioksid, zinc oksid, terhadap lingkungan, kesehatan,

dan keamanan. Sunscreen yang ada baru baru ini mengandung nanopartikel tidak

larut (tidak berwarna) seperti titanium dioksid atau zinc oksid, yang dapat

memantulkan atau mendispersikan ultraviolet lebih efektif dibandingkan dengan

bentuk partikel lebih besarnya. Losion sunscreen secara umum dipasarkan sebagai

produk kosmetik di banyak negara.

Formulasi nanopartikel dapat meningkatkan laju penetrasi. Penelitian

terbaru menunjukan bahwa nanopartikel seperti TiO2 dan ZnO relatif non toksik.

National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menerbitkan

laporan pada tahun 2005 bahwa konsentrasi kecil TiO2 yang terinhalasi tidak

menyebabkan kanker pada manusia.

Baru-baru ini, perusahaan industri memasukan nanopartikel karbon

contohnya fullerene (C60 dan C70) ke dalam formulasi kosmetik sebagai anti

penuaan atau agen pencegah radikal. Telah diteliti bahwa fulleren dapat

menyebabkan efek biologis yang tidak diharapkan, terhadap lingkungan dan

kesehatan manusia.

Page 22: Kosmetik Rian Destiyani Putri

22 | P a g e

III. KESIMPULAN

Nanoteknologi dipertimbangkan sebagai sesuatu yang baru di dunia

industri dan juga terbukti menguntungkan untuk sediaan kosmetik dan

dermatologis. Selama beberapa tahun terakhir, penggunaan sistem penghantaran

obat dengan nanopartikel melalui kulit telah banyak berkembang seperti SLN,

lipid nanoparticle, lipid drug conjugates dan lain lain untuk sistem penghantaran

yang lebih aman dan spesifik contohnya untuk sediaan kosmetik. Nanopartikel

juga mampu membuat menspesifikan lokasi dan ukurannya, dan bahkan dibuat

dalam bentuk selektif permeabel pada suatu lapisan tertentu. Memahami interaksi

nanoaprtikel dengan struktur kulit seperti folikel rambut, kelejar keringat dan

lainnya sangatlah penting untuk sistem penghantaran perkutan. Penting juga

mempertimbangkan toksisitasnya terhadap lingkungan dan kesehatan.

Penting pula untuk memahami bahwa nano material seperti TiO2 ZnO dan

fullerene sering digunakan dalam sediaan kosmetik atau sunscreen dan tidak

berbahaya terhadap kulit ataupun kesehatan. Nanopartikel lainnya mungkin

memiliki keamanan yang berbeda yang harus dilakukan pengujian terlebih dahulu

terkait dengan keamannya sebelum diaplikasikan pada manusia.

Page 23: Kosmetik Rian Destiyani Putri

23 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Balsam MS and Sagarin E. Cosmetics science and technology vol. 1, 2nd ed. New

York, London, Sydney, Toronto : Wiley Inter science, 1972.

Faust RE. The Chemistry and Manufacture of Cosmetics, vol IV 2nd ed. Orlando

Flourd : Continental Press, 1975.

Frost P and Horwitz SN. Principles of Cosmetics for dermatologist. St Louis,

Toronto, London : The CV Mosby Co, 1982.

Goodman H. Cosmetic Dermatology. New York, London : Mc Graw Hil Book

Co, 1936.

Yellinex YS. Formulation and function of cosmetics 2nd ed. New York, London :

Wiley Interscience, 1970.

Karnen B. Reaksi Kulit Terhadap Kosmetika. Rapat Konsultasi Keamanan

Kosmetika. Dirjen POM Depkes RI, Jakarta 1979.

Leitz G. Cosmetic and the supply of fats to the skin. In : Soap, Perfumery and

Cosmetic, vol XLIII 2nd ed, 1968

Bangale MS, dkk. 2012. Recent nanotechnology aspect in cosmetic and

dermatological preparation. India: School of Pharmacy S.R.T.M

University ISSN- 0975 -1491