semsol kosmetik

52
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bibir memerlukan perawatan khusus karena kulit di bagian tersebut sangat halus dan peka. Kulit di bagian bibir sangat tipis, karena itu bibir terlihat merah. Kulit bibir mempunyai stratum corneum yang sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama dalam udara yang dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk bibir. Cuaca dingin juga bisa membuat bibir makin kering. Selain itu, ada faktor lain yang memengaruhi kekeringan bibir. Salah satunya adalah dehidrasi. Bibir kering yang disebabkan oleh dehidrasi tidak bisa dilembapkan dengan air liur. Alasannya, kandungan air liur sebagian besar terdiri dari air, lalu elektrolit, enzim dan komponen antibakterial sehingga tidak dapat mengurangi penguapan kadar air dari bibir. Bibir kering adalah pertanda kekurangan nutrisi dan sindrom Sjögren. Sindrom itu adalah penyakit autoimun yang menyerang kelenjar penghasil kelembapan, yang umum menyerang perempuan. Bibir kering bukanlah satu-satunya tanda dari sindrom Sjögren. Mata dan hidung kering, serta radang persendian juga menjadi indikator. Meski biasanya tidak berbahaya, bibir yang kering 1

description

Pembuatan lipstick dan lipbalm

Transcript of semsol kosmetik

Page 1: semsol kosmetik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bibir memerlukan perawatan khusus karena kulit di bagian tersebut sangat halus dan

peka. Kulit di bagian bibir sangat tipis, karena itu bibir terlihat merah. Kulit bibir

mempunyai stratum corneum yang sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar

keringat maupun kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama

dalam udara yang dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk

bibir.

Cuaca dingin juga bisa membuat bibir makin kering. Selain itu, ada faktor lain yang

memengaruhi kekeringan bibir. Salah satunya adalah dehidrasi. Bibir kering yang

disebabkan oleh dehidrasi tidak bisa dilembapkan dengan air liur. Alasannya, kandungan

air liur sebagian besar terdiri dari air, lalu elektrolit, enzim dan komponen antibakterial

sehingga tidak dapat mengurangi penguapan kadar air dari bibir. Bibir kering adalah

pertanda kekurangan nutrisi dan sindrom Sjögren. Sindrom itu adalah penyakit autoimun

yang menyerang kelenjar penghasil kelembapan, yang umum menyerang perempuan. Bibir

kering bukanlah satu-satunya tanda dari sindrom Sjögren. Mata dan hidung kering, serta

radang persendian juga menjadi indikator. Meski biasanya tidak berbahaya, bibir yang

kering bisa diperparah karena kontak dengan faktor-faktor luar. Bibir kering bisa menjadi

pecah-pecah karena terkena sesuatu, seperti pasta gigi, pewarna bibir atau minyak dan

bumbu makanan. Akibatnya, kulit bibir akan semakin kering dan bahkan bisa menjadi

merah karena meradang.

Untuk dapat meningkatkan, mengoreksi dan memperbaiki penampilan dari bibir maka

digunakan kosmetik perias bibir. Salah satunya adalah lipstik. Lipstik merupakan pewarna

bibir yang dibuat dengan tujuan untuk menyembunyikan bibir yang kurang baik atau

menyamarkannya, selain itu juga dapat digunakan sebagai pelindung bibir dari kekeringan.

Alternatif lain untuk melindungi bibir dari cuaca yang panas, adalah dengan mengoleskan

lip balm. Selain dapat mencegah, penggunaan lip balm juga mampu mengatasi bibir kering

1

Page 2: semsol kosmetik

dan pecah-pecah. Lip balm yang dibuat adalah lip balm yang mengandung pelembab dan

tabir surya yang sangat diperlukan agar bibir terhindar dari kekeringan.

Perbedaan lip balm dengan lipstik adalah lip balm mengandung sedikit atau tanpa zat

pewarna. Selain itu, berdasarkan tujuan pemakaiannya, lip balm dapat dikategorikan

sebagai kosmetika, sebab fungsinya adalah melindungi bibir dari kekeringan dan

melembabkan bibir yang pecah-pecah. Lipstik sendiri dikategorikan sebagai kosmetika

dekoratif. Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata

untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan

pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik

ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit.

Oleh karena itu, kami sebagai bagian dari R&D (Research & Development) ingin

menyusun rancangan formulasi, manufaktur sediaan, evaluasi dan rancangan kemasan

sediaan lipstik dengan UV protection dan pelembab + lip balm beraroma dan berasa untuk

pelembab bibir beraroma dan berasa.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah cara menyusun dan melaksanakan rancangan formula, manufaktur sediaan,

evaluasi, dan rancangan kemasan lipstik dengan UV protection dan pelembab + lip balm

beraroma dan berasa untuk pelembab bibir beraroma dan berasa ?

1.3. Tujuan

Menyusun dan melaksanakan rancangan formula, manufaktur sediaan, evaluasi dan

rancangan kemasan sediaan lipstik dan lip balm yang memenuhi persyaratan mutu

(quality), aman (safety), efektif (effective), stabil (stability), dan dapat diterima

(acceptable).

1.4. Manfaat

Memahami kerangka konseptual pembuatan sediaan lipstik dengan UV protection dan

pelembab + lip balm beraroma dan berasa

Mengetahui dan mampu melaksanakan pembuatan sediaan kosmetika yang memenuhi

persyaratan mutu, aman, efektif, stabil dan dapat diterima

2

Page 3: semsol kosmetik

Mengetahui dan mampu melaksanakan evaluasi sediaan kosmetika yang memenuhi

persyaratan mutu, aman, efektif, stabil dan dapat diterima

3

Page 4: semsol kosmetik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Mengenai Kosmetika

A. Pengertian Kosmetik

Menurut Wall dan Jellinek (1970), kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad

yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain

untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya

baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono dan Latifah, 2007).

Kosmetik berasal dari kata “kosmein” (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang

dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami

yang terdapat di sekitar. Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya dari bahan alami tetapi

juga bahan sintetis untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

Sejak semula kosmetologi merupakan salah satu ilmu pengobatan atau ilmu

kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan ; seperti

para tabib, dukun, bahkan penasihat keluarga istana. Dalam perkembangannya kemudian,

terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek, efek samping, dan

lainnya (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian

luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain

untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya

tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifah, 2007).

B. Penggolongan Kosmetik

Penggolongan kosmetik terbagi atas beberapa golongan, yaitu :

a. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi ke dalam 13 preparat

(Tranggono dan Latifah, 2007) :

1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.

2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lain-lain.

3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye shadow, dan lain-lain.

4

Page 5: semsol kosmetik

4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dan lain-lain.

5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.

6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dan lain-lain.

7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dan lain-lain.

8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lain-

lain.

9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodoran, dan lain -lain.

10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dan lain-lain.

11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lain-lain.

12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dan lain-lain.

13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan lain-

lain.

b. Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan (Tranggono dan Latifah, 2007)

sebagai berikut :

1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk

di antaranya adalah kosmedika).

2. Kosmetik tradisional

Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam

dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.

Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan

lama.

Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar

tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan tradisional.

c. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit :

1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics) Jenis ini digunakan untuk

merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya :

Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), misalnya sabun, cleansing

cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).

Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizer

cream, night cream, anti wrinkle cream.

5

Page 6: semsol kosmetik

Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen

foundation, sunblock cream / lotion.

Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya

scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai

pengamplas (abrasiver).

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga

menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis

yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat

warna dan pewangi sangat besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 golongan

(Tranggono dan Latifah, 2007).

d. Berdasarkan bahan dan penggunaannya serta maksud evaluasi, produk kosmetik

dibagi menjadi 2 golongan (Ditjen POM, 1985) :

1. Kosmetik golongan I adalah :

Kosmetik yang digunakan untuk bayi

Kosmetik yang digunakan di sekitar mata, rongga mulut dan mukosa lainnya

Kosmetik yang mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan

Kosmetik yang mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum

diketahui keamanan dan kemanfaatannya

2. Kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak termasuk ke dalam golongan

I.

C. Persyaratan Kosmetik

Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan

lain yang ditetapkan.

b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.

c. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI

(BPOM RI).

6

Page 7: semsol kosmetik

D. Kosmetik Dekoratif

Kekhasan kosmetik dekoratif adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata

untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih cantik dan noda-noda atau kelainan

pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik

ini dianggap memadai jika tidak merusak kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

E. Persyaratan Kosmetik Dekoratif

Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah (Tranggono dan Latifah, 2007) :

a. Warna yang menarik

b. Bau harum yang menyenangkan

c. Tidak lengket

d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau

e. Tidak merusak atau mengganggu kulit

F. Pembagian Kosmetik Dekoratif

Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu (Tranggono dan Latifah,

2007) :

1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan

pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow, dan

lain-lain.

2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama

baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting rambut.

G. Peranan Zat Pewarna dalam Kosmetik Dekoratif

Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peranan sangat besar. Zat warna

untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok :

1. Zat warna alam yang larut

Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya dampak zat alam

ini pada kulit lebih baik dari pada zat warna sintetis, tetapi kekuatan pewarnaannya

relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal. Misalnya carmine, zat warna

merah yang diperoleh dari tubuh serangga Coccus cacti yang dikeringkan, klorofil

7

Page 8: semsol kosmetik

daun-daun hijau, henna yang diekstraksi dari daun Lawsonia inermis, carotene (zat

warna kuning).

2. Zat warna sintetis yang larut

Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, yang berfungsi sebagai produk

awal bagi kebanyakan zat warna. Sifat-sifat zat warna sintetis yang perlu diperhatikan

antara lain :

a. Intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah memberi warna

b. Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak, atau salah satunya. Bahan larut air

untuk emulsi O/W dan larut minyak untuk emulsi W/O. Bahan larut air hampir

selalu juga larut dalam alkohol encer dan gliserol. Bahan larut minyak juga larut

dalam benzena, karbon tetraklorida, dan pelarut organik lainnya, kadang-kadang

juga dalam alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat warna yang sekaligus larut dalam

air dan minyak

c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut dalam pH

asam, lainnya hanya dalam pH alkalis

d. Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada kulit dan

rambut berbeda-beda. Terkadang kita memerlukan daya lekat besar seperti cat

rambut, namun terkadang kita menghindarinya misalnya untuk pemerah pipi

e. Toksisitas. Bahan toksis harus dihindari, tapi ada derajat keamanannya

3. Pigmen alam

Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat secara alamiah,

misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada kandungan besi oksida

atau mangan oksidanya (misalnya kuning, coklat, merah bata, coklat tua). Zat warna

ini murni, sama sekali tidak berbahaya, penting untuk mewarnai bedak, krim dan

make-up sticks. Warnanya tidak seragam, tergantung asalnya, dan pada pemanasan

kuat menghasilkan pigmen warna baru.

8

Page 9: semsol kosmetik

2.2. Tinjauan tentang Perias Bibir

Bibir memerlukan perawatan khusus karena kulit di bagian tersebut sangat halus dan

peka. Karakteristik dari bibir adalah sangat tipisnya lapisan keratin. Papila pada dermis

akan disuplai dengan baik dengan darah dan dialirkan menuju ke permukaan bibir sehingga

dapat memberikan pewarnaan yang karakteristik pada bibir. Karakteristik yang lain adalah

dengan tidak terdapat adanya kelenjar keringat dan sangat sedikit kelenjar sebaseus.

Untuk dapat meningkatkan, mengoreksi dan memperbaiki penampilan dari bibir maka

digunakan kosmetik perias bibir. Perias bibir dalam bentuk stik harus memenuhi persyaratan

mutu yang meliputi :

a. Titik leleh (melting point)

Titik leleh perlu diukur untuk menjaga stabilitas lipstik selama penyimpanan,

pemasaran dan penggunaannya. Titik leleh lipstik yang diukur dengan menggunakan

metode capillary tube, berkisar pada suhu 60°C atau lebih.

b. Titik patah (breaking point)

Breaking point berguna untuk menentukan kualitas kekuatan relatif dari berbagai

macam lilin. Lipstik yang terbuat dari lilin lebih tidak mudah patah daripada lipstik yang

terbuat dari lemak. Breaking point dilakukan secara horisontal dalam sebuah pipa yang

sesuai ± ½ inci dari dasar dan diberi beban yang berubah-ubah. Percobaan ini dilakukan

pada suhu 25°C dan beban ditambah setiap 30 detik (pada umumnya 10 g) sampai

lipstiknya patah, minimal 30 menit.

c. Stabilitas bentuk (aging stability)

Dilakukan dengan memasukkan lipstik ke dalam oven pada suhu 40°C dengan

pengamatan secara periodik pada minyak yang dikeluarkan, adanya kristalisasi pada

permukaan dan karakteristik aplikasi. Akibat adanya minyak yang lepas basisnya itu

menyebabkan lipstik terlihat seperti berkeringat.

Macam-macam kosmetik perias bibir :

Lipstick dan lip crayon

Lipstick adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat dan diberi

pengungkit (roll up) untuk memudahkan pemakaian, dibuat dari minyak lilin dan lemak.

9

Page 10: semsol kosmetik

Lip crayon adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang lepas menggunakan

lebih banyak lilin (wax) sehingga lebih padat dan kompak

Lip cream

Lip cream digunakan untuk meminyaki bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah

yang digunakan pada kondisi udara yang terlalu kering / panas dan untuk mencegah

penguapan air dari sel epitel mukosa bibir. Lip cream mengandung minyak dalam jumlah

banyak atau mengandung lilin (wax) yang titik leburnya lebih rendah

Lip gloss / lip balm

Lip gloss / lip balm digunakan untuk mengkilapkan bibir yang dibuat dengan bahan dasar

seperti lipstik tanpa pewarna / transparent yang berguna untuk mengkilapkan bibir yang

warnanya sudah sesuai keinginan

Lip liner

Lip liner adalah pensil warna penggaris kulit / bibir dengan warna khusus bibir

Lip sealer

Seperti eye shadow yang digunakan untuk menambahkan kemampuan pakai dari lipstik

2.3. Tinjauan tentang Lipstik

Lipstik merupakan pewarna bibir yang dibuat dengan tujuan untuk menyembunyikan

bibir yang kurang baik atau menyamarkannya, selain itu juga dapat digunakan sebagai

pelindung bibir dari kekeringan, hal ini mengacu pada anatomi bibir itu sendiri yang

mempunyai stratum corneum sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat

dan kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam

udara dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan pembasah alami untuk bibir.

Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) yang

dibentuk dari minyak, lilin, dan lemak. Lipstik merupakan make-up bibir yang secara

anatomis dan fisiologis agak berbeda dengan anggota badan yang lain. Misalnya, stratum

corneum-nya sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat maupun

kelenjar minyak. Sehingga lebih mudah pecah-pecah terutama di udara dingin dan kering.

Ludah merupakan pembasah alami untuk bibir. Selain lipstick, terdapat juga kosmetik bibir

dalam bentuk cair maupun krim. Namun preparat tersebut tidak tahan lama atau mudah

terhapus bila digunakan. Selain itu para pengguna lipstik lebih suka dengan bentuk roll up

10

Page 11: semsol kosmetik

karena lebih praktis, daripada mereka harus membawa botol kecil dalam tasnya. Dari segi

kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut (Mitsui, 1977) :

1. Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir

2. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan

3. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu

4. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan

wujud

5. Tidak lengket

6. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna

Komponen Utama Dalam Sediaan Lipstik

Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin, lemak dan zat

warna.

Minyak

Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang berfungsi untuk melarutkan

atau mendispersikan zat warna. Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak,

minyak mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang

unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan

staining dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting dalam

banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam

menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga

dispersi pigmen benar benar merata. (Balsam, 1972)

Lilin

Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya

tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik

tetap padat setidaknya pada suhu 50°C dan mampu mengikat fase minyak agar tidak ke

luar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir

dengan tekanan serendah mungkin. Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax,

candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax

merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik lebur yang

11

Page 12: semsol kosmetik

tinggi yaitu 85°C. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur

dan kekerasan lipstick. (Balsam, 1972)

Lemak

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk

membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan

kekuatan lipstik dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik.

Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis

antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak

padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin,

minyak nabati terhidrogenasi, dan lain-lain.

Zat warna

Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen. Staining

dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen

merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam

zat warna ini masing-masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya

dicampur dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan.

Pigmen-pigmen yang diigunakan dalam lipstik dapat berupa lake dari barium atau

kalsium, akan tetapi lake dari stronsium juga sering digunakan karena menghasilkan

warna yang tahan lama dan jernih. Untuk menghasilkan warna yang agak pudar (muda),

pigmen putih seperti titanium dioksida dan seng oksida harus ditambahkan. (Balsam,

1972)

Zat tambahan dalam sediaan lipstik

Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk

menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi

dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil dan

dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahan yang

digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum.

12

Page 13: semsol kosmetik

1. Antioksidan

Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan

terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering

digunakan (Butler, 2000)

2. Pengawet

Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik sebenarnya

sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan

pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi

pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu, perlu ditambahkan pengawet di dalam

formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben (nipagin) dan propil

paraben (nipasol) (Butler, 2000)

3. Parfum

Parfum perlu ditambahkan dalam formula lipstik untuk menutupi bau dari minyak dan

lilin yang terdapat dalam basis dan bau lain yang tidak enak yang timbul setelah lipstik

digunakan atau disimpan. Parfum yang berasal dari minyak tumbuhan (bunga) adalah

yang paling banyak digunakan (Balsam, 1972)

2.4. Tinjauan tentang Lip Balm

Lip balm atau lip salve adalah zat serupa lilin yang diaplikasikan secara topikal pada

bibir untuk melembabkan dan mengurangi bibir kering dan pecah-pecah, angular cheilitis,

stomatitis, atau cold sores. Lip balm biasanya mengandung beeswax atau carnauba wax,

kamfer, setil alkohol, lanolin, parafin, dan petrolatum, bersama bahan-bahan lainnya.

Beberapa varian produk mengandung pewarna, flavor, parfum, fenol, asam salisilat, dan

tabir surya.

Tujuan utama penggunaan lip balm adalah untuk memberikan lapisan oklusif pada

permukaan bibir untuk menahan atau mengunci kelembaban di bibir dan melindungi

kelembaban bibir tersebut dari paparan dari luar / eksternal. Udara yang kering, suhu yang

dingin, dan angin semuanya mempunyai efek mengeringkan kulit dengan menarik

kelembaban dari tubuh. Bibir adalah yang terutama paling rentan sebab lapisan kulitnya tipis,

dan dengan demikian bibir menjadi yang pertama untuk menunjukkan tanda-tanda

kekeringan. Bahan oklusif seperti lilin dan petroleum jelly mencegah kehilangan kelembaban

13

Page 14: semsol kosmetik

dan mempertahankan kenyamanan pada bibir sementara zat pemberi rasa, zat pemberi

warna, tabir surya, dan bermacam-macam medikamen dapat menyediakan keuntungan

spesifik dan keuntungan tambahan. Lip balm dapat diaplikasikan dengan jari, yang

digunakan untuk mengaplikasikan lip balm pada bibir, atau dengan wadah (roll up) seperti

lipstik dimana lip balm dapat diaplikasikan langsung.

Zat yang Terkandung dalam lip balm

Minyak

Minyak ini berfungsi sebagai emollient (mempermudah penyebaran atau pengolesan),

pelembab, penambah licin, pemberi kilau, agen pembuat tak berkilau (matifying) dan

penambah SPF (Sun Protection Factor)

Malam (Wax)

Malam atau waxes, merupakan bahan perekat yang akan menghasilkan struktur kristal

yang kuat. Hal ini merupakan unsur utama untuk membuat lip balm yang baik. Malam

yang paling umum digunakan adalah Candelilla wax, Carnauba wax dan Beeswax.

Semuanya adalah malam alami. Candelilla wax dan Carnauba wax akan menghasilkan

perekatan dan kilau yang kuat. Tetapi jika terlalu banyak akan membuat lip balm menjadi

rapuh, mudah patah. Beeswax sangat baik untuk mencegah kerutan. Konsentrasi malam

dalam produk dapat bervariasi tergantung pada seberapa padat produk akhirnya dan

berapa harganya. Biasanya berkisar antara 10-25%, tergantung pada kekerasan dan titik

lebur malam yang dipilih.

Lemak

Misalnya : oleum cacao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi (contohnya

hydrogenated castor oil), setil alkohol, oleil alcohol, dan lanolin.

Bahan pengawet

Antioksidan

Bahan pewangi (fragrance) atau bahan pemberi rasa segar (flavoring)

Bahan tersebut harus menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak yang

terkandung dalam lip balm dengan bau dan rasa yang menyenangkan.

14

Page 15: semsol kosmetik

Manfaat lip balm

1. Melindungi bibir dari kekeringan

2. Meningkatkan kepercayaan diri

3. Mempercantik diri

4. Menjaga kelembaban bibir dari penyebab kekeringan

5. Membuat wajah terlihat lebih segar

Persyaratan lip balm yang baik

1. Melapisi bibir secara mencukupi

2. Cukup melekat pada bibir tapi tidak sampai lengket

3. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir

4. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya

5. Memperbaiki penampilan

6. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau

memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik

2.5. Tinjauan tentang Pemilihan Formula Lipstik dan Lip Balm

Ada beberapa formula yang dipertimbangkan untuk digunakan dalam formula lipstik dan lip

balm, antara lain :

1. Pustaka : Sagarin volume 1, page 377, Formula 1

R/ Carnauba wax 10%

Beeswax 15%

Lanolin 5%

Cetyl alcohol 5%

Castor oil 65%

2. Pustaka : A Formulary of Cosmetic Preparation, page 223

R/ Beeswax white 33%

Cetyl alcohol 12%

Sesame oil 20%

Castor oil 29%

15

Page 16: semsol kosmetik

Perfume oil 2%

Tetrabromflurescein 4%

Prosedur : Larutkan tetrabromflurescein dalam castor oil. Lelehkan beeswax white, cetyl

alcohol, sesame oil bersama-sama. Setelah leleh campurkan keduanya, lalu tambahkan

perfume oil.

3. Pustaka : Penuntun Ilmu Kosmetika Medik, halaman 124, Formula 1

R/ Carnauba wax, Beeswax 60%

Oleyl Alcohol 30%

Titanium dioxide 0.5-0.8%

p-hidroxy anisol 0.005%

Perfume q.s.

Dari formula di atas maka formula yang dipilih untuk digunakan dalam pembuatan lipstik

dan lip balm adalah formula nomor 2. Sebab, dari formula tersebut sebagian sudah

memenuhi komposisi dasar pembentukan lipstik dan lip balm, akan tetapi ada beberapa

bahan yang harus ditambahkan untuk meningkatkan kualitas dan menjaga kestabilan lipstik

dan lip balm (formula lengkap lipstik dan lip balm dibahas pada Bab IV).

2.6. Pemilihan Bentuk Sediaan

Jenis sediaan yang akan dibuat adalah sediaan kosmetika (lipstik dan lip balm). Berdasarkan

data karakteristik fisika dan kimia komposisi dasar pembuatan lipstik, dipilih bentuk sediaan

stik, dengan alasan :

Dalam penggunaannya tidak diperlukan alat bantu lain (seperti kuas) seperti pada

cream

Tidak perlu diraut seperti pada lip crayon atau lip liner

Mudah digunakan dan mudah disimpan sehingga paling umum dipakai

Penampilan cukup menarik

16

Page 17: semsol kosmetik

Berdasarkan data karakteristik fisika dan kimia komposisi dasar pembuatan lip balm, dipilih

bentuk sediaan padat dan dikemas dengan wadah khusus (seperti mangkuk kecil), dengan

alasan :

Lip balm lebih mudah diaplikasikan dengan tangan atau kuas

Lebih praktis untuk dibawa berpergian dan disimpan

Penampilan lebih menarik dan modern

2.7. Persyaratan Mutu Sediaan

Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan dari

Farmakope Indonesia IV / USP dan memperhatikan kriteria pendaftaran obat jadi

Departemen Kesehatan RI.

1. Aman (safety)

Diartikan sebagai bermanfaat secara fisiologis dan psikologis, tanpa efek samping yang

merugikan atau dengan efek samping yang telah dikendalikan sehingga tidak lebih toksik

dari toksisitas bahan aktif sebelum diformulasi.

Bahan farmasi merupakan bahan kimia yang mempunyai karakteristik fisika-kimia yang

terkait langsung dengan efek / khasiat, setiap perubahan karakteristik fisika-kimia akan

mampu menyebabkan perubahan efek farmakologis dan atau psikologis.

2. Efektif (effectivity)

Diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai tempat kerja (site of action

/ reseptor) dan mampu melakukan aksi terbesar dan selama waktu yang diperhitungkan

(onset of action-duration of action). Jumlah bahan aktif dikehendaki relatif kecil tetapi

dengan hasil kerja optimal. Jumlah tersebut harus diartikan sebagai dosis pemakaian

sekali pakai, sehari pakai, dan selama jangka waktu pengobatan (1 kuur). Sediaan harus

dibuat dengan dosis sekecil mungkin, dapat memberikan efek terapi yang diinginkan

dengan efek samping seminimal mungkin (USP XXII, p.324).

3. Dapat diterima (acceptable)

Diartikan sebagai prediksi pemenuhan persepsi psikologis konsumen / pemakai. Sediaan

memiliki penampilan luar / kemasan yang menarik, memiliki nilai estetis sehingga

17

Page 18: semsol kosmetik

menimbulkan rasa senang dan nyaman bagi konsumennya. Bentuk sediaan juga harus

meyakinkan sisi psikologis pengguna. Organoleptis sediaan dapat diterima oleh

pengguna, dengan dapat ditambahkan pewarna dan yang lain sehingga nyaman untuk

dikonsumsi.

4. Stabilitas Fisika

Sediaan tidak boleh mengalami perubahan fisika, penampilan, homogenitas, dari

pembuatan sampai ke tangan pasien. Tidak boleh ada perubahan viskositas, berat jenis,

selama proses pembuatan, penyimpanan, distribusi, sampai ke tangan pengguna.

Berat jenis sediaan > berat jenis air

Tidak terjadi pengendapan

Tidak terjadi perubahan warna

Viskositas sediaan < viskositas gliserin pa

5. Stabilitas Kimia

Secara kimia antar komponen tidak saling berinteraksi, yang dapat menimbulkan

perubahan potensi, warna, dan bentuk sediaan. Setiap bahan aktif mempunyai sifat kimia

yang tetap dan kadar / potensi yang sesuai dengan label / etiket, dalam batas yang telah

ditentukan.

6. Stabilitas Mikrobiologi (Lachman, p.468)

Tidak terjadi peruraian akibat pertumbuhan mikroba.

Stabilitas / konsistensi terhadap pertumbuhan mikroba tergantung pada spesifikasi

sediaan yang diinginkan (steril / non-steril).

Mikroorganisme yang tidak boleh ada dalam sediaan oral likuida antara lain

Salmonella ; E.coli ; Enterobacter sp. ; Pseudomonas sp. ; Candida albicans.

7. Stabilitas Toksikologi (USP XXII p.1703)

Tidak boleh menjadi bahan yang meracuni jaringan lokal dan tidak boleh menunjukkan

adanya gejala peningkatan toksisitas.

18

Page 19: semsol kosmetik

8. Stabilitas Farmakologi (USP XXII p.1703)

Selama penyimpanan tidak terjadi perubahan efek terapeutik yang menyimpang dari

tujuan pengobatan yang direncanakan.

2.8. Pemilihan Bahan Tambahan untuk Lipstik dan Lip Balm

1) Setil Alkohol (Farmakope Indonesia IV, p.72-73)

- Pemerian : serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih ; bau khas lemah ; rasa

lemah

- Kelarutan : tidak larut dalam air ; larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan

bertambah dengan naiknya suhu

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

- Fungsi : sebagai pelembab dalam sediaan lipstik dan lip balm

2) Gliseril Monostearat (HPE 6th edition, p.290-292)

- Pemerian : padatan serupa lilin dalam bentuk butiran, lempeng, atau serbuk ;

berwarna putih sampai krem ; jika disentuh terasa seperti lilin dan memiliki bau dan

rasa lemak yang lemah

- Kelarutan : larut dalam etanol panas, eter, kloroform, aseton panas, minyak mineral,

dan fixed oils. Praktis tidak larut dalam air, tetapi dapat terdispersi dalam air dengan

bantuan dari sejumlah kecil sabun atau surfaktan lain

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk, kering, dan

terlindung dari cahaya

- Fungsi : sebagai emollient dalam sediaan lipstik dan lip balm

3) Cera Alba (Farmakope Indonesia IV, p.186)

- Pemerian : padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan

tipis ; bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95

- Kelarutan : tidak larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol

mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari miristin, yang merupakan

kandungan malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak

lemak dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzena dingin dan dalam karbon

19

Page 20: semsol kosmetik

disulfida dingin. Pada suhu lebih kurang 30o larut sempurna dalam benzena, dan

dalam karbon disulfida

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

- Fungsi : sebagai penambah kekerasan (hardness agent) dalam sediaan lipstik dan lip

balm

4) Oleum Olivarum (Farmakope Indonesia IV, p.630-631)

- Pemerian : minyak, berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan terang ; baud an

rasa khas lemah dengan rasa ikutan agak pedas

- Kelarutan : sukar larut dalam etanol ; bercampur dengan eter, dengan kloroform dan

dengan karbon disulfida

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan hindarkan dari panas berlebih

- Fungsi : sebagai komponen minyak dalam sediaan lipstik

5) Oleum Cocos (Farmakope Indonesia III, p.456)

- Pemerian : cairan jernih ; tidak berwarna atau kuning pucat ; bau khas, tidak tengik

- Kelarutan : larut dalam 2 bagian etanol (96%) P pada suhu 60o ; sangat mudah larut

dalam kloroform P dan dalam eter P

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk

- Fungsi : sebagai komponen minyak dalam sediaan lip balm

6) Adeps Lanae (Farmakope Indonesia IV, p.57-59)

- Pemerian : massa seperti lemak, lengket, warna kuning ; bau khas

- Kelarutan : tidak larut dalam air ; dapat bercampur dengan air lebih kurang 2 kali

beratnya ; agak sukar larut dalam etanol dingin ; lebih larut dalam etanol panas ;

mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali

- Fungsi : sebagai emollient dalam sediaan lip balm dan mencegah lip balm mudah

patah

20

Page 21: semsol kosmetik

7) Oleum Ricini (Farmakope Indonesia IV, p.631-632)

- Pemerian : cairan kental, transparan, kuning pucat atau hampir tidak berwarna ; bau

lemah, bebas dari bau asing dan tengik ; rasa khas

- Kelarutan : larut dalam etanol ; dapat bercampur dengan etanol mutlak, dengan asam

asetat glasial, dengan kloroform, dan dengan eter

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, dan hindarkan dari panas berlebih

- Fungsi : sebagai komponen minyak dalam sediaan lipstik dan lip balm

8) Propilenglikol (Farmakope Indonesia IV, p.712)

- Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna ; rasa khas ; praktis tidak berbau ;

menyerap air pada udara lembab

- Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform ;

larut dalam dan eter dan dalam beberapa minyak esensial ; tetapi tidak dapat

bercampur dengan minyak lemak

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

- Fungsi : sebagai humektan, meningkatkan kandungan air pada permukaan kulit

terluar, dalam sediaan lipstik dan lip balm

9) Titanium Dioksida (HPE 6th edition, p.741-743)

- Pemerian : serbuk nonhigroskopik berwarna putih, amorf, tidak berbau, dan tidak

berasa. Titanium dioksida dalam perdagangan umumnya berupa partikel agregat

dengan diameter kira-kira 100 μm

- Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam sulfat encer, asam hidroklorida, asam

nitrat, pelarut organik, dan air. Larut dalam asam hidrofluorida dan asam sulfat pekat

panas. Kelarutan bergantung pada perlakuan panas sebelumnya ; pemanasan yang

berkepanjangan menghasilkan bahan yang lebih kurang larut

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang

sejuk dan kering

- Fungsi : sebagai UV proctector dan pigmen putih dalam sediaan lisptik dan lip balm

21

Page 22: semsol kosmetik

10) Propil Gallat (HPE 6th edition, p.587-589)

- Pemerian : serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau,

dengan rasa astringen pahit yang normalnya tidak terasa pada konsentrasi yang

digunakan sebagai antioksidan

- Kelarutan (pada suhu 20oC) : larut dalam 3 bagian etanol (95%), dalam 3 bagian

eter, dalam 200 bagian minyak mineral, dalam 1000 bagian air, dalam 2000 bagian

minyak kacang, dan dalam 2,5 bagian propilenglikol (pada suhu 25oC)

- Penyimpanan : dalam wadah nonmetalik tertutup baik, terlindung dari cahaya, di

tempat yang sejuk dan kering

- Fungsi : sebagai antioksidan dalam sediaan lipstik dan lip balm

11) Nipasol (HPE 6th edition, p.713)

- Pemerian : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna

- Kelarutan : sangat sukar larut dalam air ; mudah larut dalam etanol, dan dalam eter ;

sukar larut dalam air mendidih

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

- Fungsi : sebagai zat pengawet (preservatives) dalam sediaan lipstik dan lip balm

12) Certolake Erythrosine

- Fungsi : sebagai zat pewarna (colorant) pada sediaan lipstik

13) Strawberry Flavor

- Fungsi : sebagai zat pewarna (colorant), zat pemberi aroma dan rasa (flavor) pada

sediaan lip balm

14) Helix Oil

- Fungsi : sebagai pemberi aroma (fragrance) pada sediaan lipstik

22

Page 23: semsol kosmetik

Bibir kering dan pecah-pecah

Pengaruh lingkungan ( contoh : paparan sinar uv dari matahari)

Kurangnya konsumsi air putihUdara yang terlalu panas dan kering

Lipbalm yang mengandung pelembab

Keuntungan:Memelihara kelembaban bibirMemproteksi bibir dari pengaruh buruk lingkungan penyebab bibir keringMemperindah tampilan bibir

Kerugian:Memperlambat proses regenerasi kulitPenggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan bibir lebih cepat kering bila tidak menggunakan lipbalm (ketergantungan)

Formula lipbalm terpilih:R/Setil alkohol12%Oleum cocos5 %Adeps lanae15 %Oleum ricini29%Propilenglikol5 %Nipasol0,2%Propyl gallat0,1%Titanium dioksida1%Gliseril monostearat3%Strawberry flavorq.s.Cera alba ad100%m.f.l.a. lipbalm4 g

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual Lipbalm yang Mengandung Pelembab

23

Page 24: semsol kosmetik

3.2 Kerangka Konseptual Lipstick dengan UVProtection dan Pelembab

24

Bibir kering dan pecah-pecah

Pengaruh lingkungan ( contoh : paparan sinar uv dari matahari)

Kurangnya konsumsi air putihUdara yang terlalu panas dan kering

Lipstick yang mengandung uv protection dan pelembab

Keuntungan:

- Memelihara kelembaban bibir- Memproteksi bibir dari pengaruh

buruk lingkungan penyebab bibir kering

- Memperindah tampilan bibir

Kerugian:

- Memperlambat proses regenerasi kulit

- Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan bibir lebih cepat kering bila tidak menggunakan lipbalm (ketergantungan)

Formula lipstick terpilih: R/ Setil alkohol 12%

Oleum olivarum 20%Oleum ricini 29%Propilenglikol 5%Nipasol 0,2%Propil gallat 0,1%Titanium dioksida 1%Gliseril monostearat 3%Helix oil 2%Certolake erythrosine q.s.Cera alba ad 100%m.f.l.a. lipstik 4 g

Page 25: semsol kosmetik

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Alat dan Bahan

A) Alat

- Beaker glass

- Pengaduk kaca

- Timbangan analitik

- Cawan porselen

- Kaca arloji

- Sudip dan kertas perkamen

- Waterbath

- Mortir dan stamper

B) Bahan

- Setil alkohol

- Oleum olivarum

- Oleum ricini

- Propilenglikol

- Nipasol

- Propil gallat

- Titanium dioksida

- Gliseril monostearat

- Jasmine oil

- Certolake erythrosine

- Cera alba

- Oleum cocos

- Strawberry flavor

25

Page 26: semsol kosmetik

4.2 Metode Kerja

a) Formula Awal Sediaan Lipstik

Formulasi yang terpilih dimodifikasi kembali dengan beberapa bahan yang lain, sehingga

dapat menghasilkan sediaan lipstik yang lebih baik.

Formula yang digunakan :

R/ Setil alkohol 12%Oleum olivarum 20%Oleum ricini 29%Propilenglikol 5%Nipasol 0,2%Propil gallat 0,1%Titanium dioksida 1%Gliseril monostearat 3%Helix oil 2%Certolake erythrosine q.s.Cera alba ad 100%m.f.l.a. lipstik 4 g

b) Formula Awal Sediaan Lip Balm

Formulasi yang terpilih dimodifikasi kembali dengan beberapa bahan yang lain, sehingga

dapat menghasilkan sediaan lip balm yang lebih baik.

Formula yang digunakan :

R/ Setil alkohol 12%

Oleum cocos 5 %

Adeps lanae 15 %

Oleum ricini 29%

Propilenglikol 5 %

Nipasol 0,2%

Propyl gallat 0,1%

Titanium dioksida 1%

Gliseril monostearat 3%

Strawberry flavor q.s.

Cera alba ad 100%

m.f.l.a. lipbalm 4 g

26

Page 27: semsol kosmetik

c) Penyusunan formula akhir sediaan

1) Penyusunan formula akhir lipbalm

No Nama Bahan KadarJumlah tiap g

(+20%)

Jumlah tiap 4

g(+20%)

Jumlah tiap

20 g (+20%)

1 Cetyl alcohol 12% 0,144 0,576 2,88

2 Oleum cocos 5% 0,06 0,24 1,20

3 Adeps lanae 15% 0,18 0,72 3,6

4 Oleum ricini 29% 0,348 1,392 6,96

5 Propylenglycol 5% 0,06 0,24 1,20

6 Nipasol 0,2% 0,0024 0,0096 0,048

7 Propyl gallat 0,1% 0,0012 0,0048 0,024

8 Titanium dioksida 1% 0,012 0,048 0,24

9 Gliseril monostearat 3% 0,036 0,144 0,72

10 Strawberry flavor qs qs qs qs

11 Cera albaAd 100%

(29,7%)0,3564 1,4256 7,128

-

27

Page 28: semsol kosmetik

2) Penyusunan formula akhir lipstick

No Nama Bahan KadarJumlah tiap g

(+20%)

Jumlah tiap 4

g(+20%)

Jumlah tiap

15 g (+20%)

1 Cetyl alcohol 12% 0,144 0,576 2,16

2 Oleum olivarum 20% 0,24 0,96 3,6

3 Oleum ricini 29% 0,348 1,392 5,22

4 Propylenglycol 5% 0,06 0,24 0,9

5 Nipasol 0,2% 0,0024 0,0096 0,036

6 Propyl gallat 0,1% 0,0012 0,0048 0,018

7 Titanium dioksida 1% 0,012 0,048 0,18

8 Gliseril monostearat 3% 0,036 0,144 0,54

9 Helix oil 2% 0,024 0,096 0,36

10Certolake

erythrosineqs qs qs qs

11 Cera albaAd 100%

(27,7%)0,3324 1,3296 4,986

28

Page 29: semsol kosmetik

Strawberry flavor Oleum ricini

Dicampur ad homogen

Fase minyak

Cetyl alcoholGlyceryl monostearatCera albaOleum cocosAdeps lanae

Dipanaskan di waterbath ad leleh (suhu 700C)

Fase lilin

Dipanaskan di waterbath ad leleh (suhu 700C)Diaduk ad homogen

Basis lipbalm

Titanium dioksidaNipasolPropyl gallatPropylenglycol

Digerus ad halus dan homogen

Campuran homogen

Campuran panas

Campuran panasCampuran panas

Dituang ke dalam wadah primerDidinginkan di dalam lemari es

Lipbalm

Diberi label dan kemasan sekunder

Lipbalm siap dipasarkan

Dilakukan evaluasi akhir sediaan, yang meliputi :- Uji organoleptis- Uji iritasi- Uji distribusi pewarna dan homogenitas- Uji kekerasan/ hardness

Lipbalm siap dipasarkan

4.3 Kerangka Operasional

a) Kerangka operasional pembuatan lipbalm yang mengandung pelembab

29

Dipanaskan di waterbath ad leleh (suhu 700C)Diaduk ad homogen

Page 30: semsol kosmetik

Campuran panas

Campuran panasCampuran panas

Dituang ke dalam alat pencetakDimasukkan ke wadah primerDidinginkan di dalam lemari es

Lipstick

Diberi label dan kemasan sekunder

Lipstick siap dipasarkan

Dilakukan evaluasi akhir sediaan, yang meliputi :- Uji organoleptis- Uji iritasi- Uji distribusi pewarna dan homogenitas- Uji kekerasan/ hardness

Lipstick siap dipasarkan

Helix oil + Certolake erythrosineOleum ricini

Dicampur ad homogen

Fase minyak

Cetyl alcoholGlyceryl monostearatCera albaOleum olivarum

Dipanaskan di waterbath ad leleh (suhu 700C)

Fase lilin

Dipanaskan di waterbath ad leleh (suhu 700C)Diaduk ad homogen

Basis lipstick

Titanium dioksidaNipasolPropyl gallatPropylenglycol

Digerus ad halus dan homogen

Campuran homogen

b) Kerangka operasional pembuatan lipstick yang mengandung uv protection dan pelembab

30

Page 31: semsol kosmetik

4.3 Metode Kerja

Cara Pembuatan Skala Laboratorium

a. Cara pembuatan lipbalm skala laboratorium

1. Timbang cetyl alcohol 2,88 g, masukkan ke dalam cawan porselen

2. Timbang gliseril monostearat 0,72 g, masukkan ke dalam cawan porselen 1

3. Timbang cera alba 7,128 g, masukkan ke dalam cawan porselen 1

4. Timbang adeps lanae 3,6 g, masukkan ke dalam cawan porselen 1

5. Tara kaca arloji, lalu timbang oleum cocos 1,2 g, masukkan ke dalam cawan porselen

1, lalu cawan 1 dipanaskan di atas waterbath ad meleleh, aduk ad homogen

6. Tara kaca arloji, lalu timbang oleum ricini 6,96 g, masukkan ke dalam beaker glass

7. Masukkan strawberry flavor secukupnya ke dalam beaker glass no 6, aduk ad larut

8. (5) + (7) campur ad homogen (basis lipbalm)

9. Timbang titanium dioksida 0,24 g, masukkan ke dalam mortir

10. Timbang nipasol 0,048 g, masukkan ke dalam mortir 9

11. Timbang propyl gallat 0,024 g, masukkan ke dalam mortir 9

12. (9),(10), (11) digerus dalam mortir ad homogen

13. Tara kaca arloji, timbang propylenglycol 1,20 g

14. (12) +(13) dicampur ad homogen di dalam beaker glass

15. (8) + (14) dicampur ad homogen di cawan porselen (sambil dipanaskan di atas

waterbath)

16. (15) dimasukkan ke dalam wadah primer

17. (16) didinginkan di dalam lemari es ad memadat

18. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah sekunder dan diberi label dan brosur

19. Sisa sediaan digunakan untuk evaluasi akhir sediaan

b. Cara pembuatan lipstick skala laboratorium

1. Timbang cetyl alcohol 2,16 g, masukkan ke dalam cawan porselen

2. Timbang gliseril monostearat 0,54 g, masukkan ke dalam cawan porselen 1

3. Timbang cera alba 4,986 g, masukkan ke dalam cawan porselen 1

31

Page 32: semsol kosmetik

4. Tara kaca arloji, lalu timbang oleum olivarum 3,6 g, masukkan ke dalam cawan

porselen 1, lalu cawan 1 dipanaskan di atas waterbath ad meleleh, aduk ad homogen

5. Tara kaca arloji, lalu timbang oleum ricini 5,22 g, masukkan ke dalam beaker glass

6. Masukkan Helix oil 0,36g dan certolake erythrosine secukupnya ke dalam beaker

glass no 6, aduk ad larut

7. (5) + (7) campur ad homogen (basis lipstick)

8. Timbang titanium dioksida 0,18 g, masukkan ke dalam mortir

9. Timbang nipasol 0,036 g, masukkan ke dalam mortir 9

10. Timbang propyl gallat 0,018 g, masukkan ke dalam mortir 9

11. (9),(10), (11) digerus dalam mortir ad homogen

12. Tara kaca arloji, timbang propylenglycol 0,9 g

13. (11) +(12) dicampur ad homogen di dalam beaker glass

14. (7) + (13) dicampur ad homogen di cawan porselen (sambil dipanaskan di atas

waterbath)

15. (15) dimasukkan ke dalam cetakan kemudian dipindahkan ke wadah primer setelah

agak memadat

16. (15) didinginkan di dalam lemari es ad memadat sempurna

17. Sediaan dimasukkan ke dalam wadah sekunder dan diberi label dan brosur

18. Sisa sediaan digunakan untuk evaluasi akhir sediaan

Rencana Evaluasi Sediaan

1. Organoleptis

Cara : dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa lipstik dan lip balm dengan

menggunakan panca indra

Lipstik

Bentuk : stick

Bau : wangi

Warna : merah muda

Lip balm

Bentuk : padat

Bau : wangi

32

Page 33: semsol kosmetik

Warna : merah muda

2. Tes Iritasi

Untuk mengetahui apakah sediaan yang dihasilkan menimbulkan reaksi iritasi dan

sensitivitas.

Cara : lipstik dan lip balm dioleskan ke kulit kemudian didiamkan.

Hasil yang diharapkan : tidak mengiritasi kulit / aman di kulit.

3. Tes distribusi pewarna dan homogenitas

Alat : kaca arloji

Cara : sediaan dioleskan pada kaca arloji dan dilihat homogenitasnya

Hasil yang diharapkan : tersebar merata

4. Tes kekerasan atau hardness

Cara : lipstik didorong keluar sampai batas akhir lalu dipegang horisontal, kemudian

diamati apakah terjadi retak atau patah ; lip balm ditekan menggunakan jari

Hasil yang diharapkan : lipstik tidak mudah retak dan patah ; lip balm tidak mudah retak

atau hancur

33

Page 34: semsol kosmetik

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Evaluasi

1. Organoleptis

Lipstik

Bentuk : stick

Bau : sedikit wangi parfum helix

Warna : Peach

Lip balm

Bentuk : padat

Bau : sedikit wangi strawberry

Warna : Peach

2. Tes Iritasi

Lipstik : tidak mengiritasi kulit / aman di kulit.

Lip balm : tidak mengiritasi kulit / aman di kulit.

3. Tes distribusi pewarna dan homogenitas

Lipstik : warna kurang terdistribusi secara merata.

Lip balm : warna kurang terdistribusi secara merata.

4. Tes kekerasan atau hardness

Lipstik : tidak mudah retak dan patah.

Lip balm : tidak mudah retak atau hancur.

5.2 Pembahasan

Sediaan yang telah dibuat pada praktikum teknologi sediaan Semisolida-likuida ini

merupakan sediaan berupa kosmetika yaitu lipstick dan lipbalm. Dimana lipbalm yang

kami buat ini memiliki bentuk sediaan yang dioleskan, dengan warna peach dan memiliki

bau strawberry dimana bau strawberry pada lipbalm yang kami buat sangat lemah karena

34

Page 35: semsol kosmetik

diakibatkan bau adeps lanae yang kami gunakan sebagai bahan dari formula ini, memiliki

bau yang tajam sehingga bau tajam tersebut sulit untuk ditutupi. Lipbalm dituang kedalam

pot yang telah disiapkan lalu didinginkan pada lemari es, tidak ada retak ataupun

pemisahan pada saat lipbalm telah memadat. Pada pengujian lainnya yaitu uji kemudahan

menempel di kulit, dari sisa lipbalm yang tidak dimasukkan dalam cetakan, kami gunakan

untuk evaluasi, lalu dioleskan pada kulit punggung tangan, hasilnya lipbalm tersebut

mudah menempel pada kulit dan lipbalm yang kami buat walaupun berwarna peach tetapi

saat dioleskan pada kulit menjadi tidak berwarna hal ini sesuai dengan spesifikasi yang

kami inginkan.

Lipstick yang kami buat ini memiliki bentuk stick, dengan warna peach dan memiliki

sedikit bau parfum helix. Setelah lipstick telah jadi dan terbentuk pada cetakan yang juga

sebagai wadah dari sediaan lipstick ini yang kami amati tidak terjadi keretakan pada

lipstick tersebut dan tidak mudah hancur juga. Pada pengujian lainnya yaitu uji kemudahan

menempel di kulit, pada sisa dari lipstick yang tidak dimasukkan dalam cetakan kami

gunakan untuk evaluasi lalu kami oleskan pada kulit punggung tangan lipstick tersebut

mudah menempel pada kulit serta warna dari lipstick tersebut tidak merata dikarenakan

kurang zat pewarna.

35

Page 36: semsol kosmetik

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh praktikan, dapat disimpulkan bahwa

sediaan lipbalm dan lipstick dengan uv protective dan mengandung pelembab yang dibuat

belum sesuai dengan rencana awal yang ditetapkan formulator. Hal ini dibuktikan dengan

sediaan lipbalm dan lipstick dengan uv protective dan mengandung pelembab yang dibuat

warnanya tidak memenuhi evaluasi akhir sediaan yang telah ditetapkan.

6.2 Saran

Sebaiknya untuk bahan-bahan yang memiliki bau tajam jika memungkinkan diganti

dengan bahan-bahan yang memiliki bau yang lemah agar flavor yang digunakan lebih

diterima.

36

Page 37: semsol kosmetik

DAFTAR PUSTAKA

Ash, Michael. 1977. A Formulary of Cosmetic Preparations. USA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia III

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia IV

Edited by Hilda Butler. 2000. Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, 10th Edition. USA

Edited by H. H. Lieberman, L. Lachman, and J. B. Schwartz. 1989. Pharmaceutical Dosage

Forms : Tablets, Volume II. New York : Marcel Dekker

Edited by T. Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. UK : Elsevier

Jellinek, J.S. 1971. Formulation and Function of Cosmetics. New York, London, Sydney,

Toronto. A Division of John Wiley & Sons, Inc.

Lachman, L., Lieberman, A.H., Kamig, L.I. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi 3.

Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia

Balsam, M.S., Sagarin, Edward. 1972. Cosmetics : Science and Technology, 2nd Edition. USA :

Wiley-Blackwell Publisher

Rowe, Raymond C., et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition. London :

Pharmaceutical Press

Tranggono, R.I., Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama

USP XXII-NF XVII : The 1990 U.S. Pharmacopeia and The National Formulary

Wasitaatmadja, Sjarif M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Jakarta : UI Press

37