Kosmetik Medik

11
BAB I PENDAHULUAN Kosmetik dikenal manusia berabad-abad yang lalu. Pada abada ke-19, pemakain kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20. Kosmetik termasuk dalam bagian dunia usaha. Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat atau yang disebut kosmetik medic. Sejak zaman dahulu, ilmu kedokteran telah turut berperan dalam dunia kosmetik dan kosmetologi. Data dari hasil penelitian antropologi, arkeologi, dan etnologi di Mesir dan India membuktikan pemakaian ramuan seperti bahan pengawetmayat dan salep-salep aromatic, yang dapat dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang kita kenal sekarang ini. Penemuan tersebut menunjukan telah berkembangnya keahlian khusus dibidang kosmetik pada masa lalu. Istilah kosmetik telah dipakai oleh banyak kelompok profesi yang berbeda, sehingga pengertian kosmetik itu sendiri menjadi begitu luas dan tidak jelas. Istilah kosmetologi sudah digunakan sejak tahun 1940 di Inggris, Prancis, dan Jerman. Istilah itu tidak sama artinya bagi profesi yang menggunakannya. Kosmetologi (jellinek,1970) diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari hokum-hukum kimia, fisika, biologi

description

Kosmetik Medik

Transcript of Kosmetik Medik

Page 1: Kosmetik Medik

BAB IPENDAHULUAN

Kosmetik dikenal manusia berabad-abad yang lalu. Pada abada ke-19, pemakain

kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan

ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20. Kosmetik

termasuk dalam bagian dunia usaha. Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan

merupakan paduan antara kosmetik dan obat atau yang disebut kosmetik medic.

Sejak zaman dahulu, ilmu kedokteran telah turut berperan dalam dunia kosmetik dan

kosmetologi. Data dari hasil penelitian antropologi, arkeologi, dan etnologi di Mesir dan India

membuktikan pemakaian ramuan seperti bahan pengawetmayat dan salep-salep aromatic, yang

dapat dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang kita kenal sekarang ini. Penemuan tersebut

menunjukan telah berkembangnya keahlian khusus dibidang kosmetik pada masa lalu.

Istilah kosmetik telah dipakai oleh banyak kelompok profesi yang berbeda, sehingga

pengertian kosmetik itu sendiri menjadi begitu luas dan tidak jelas. Istilah kosmetologi sudah

digunakan sejak tahun 1940 di Inggris, Prancis, dan Jerman. Istilah itu tidak sama artinya bagi

profesi yang menggunakannya.

Kosmetologi (jellinek,1970) diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari

hokum-hukum kimia, fisika, biologi maupun mikrobiologi tentang pembuatan, penyimpanan, dan

penggunaan (aplikasi) kosmetik.

Page 2: Kosmetik Medik

BAB II

PEMBAHASAN

KOSMETIK DAN PENGGOLONGANNYA

II.1 Kosmetik, Obat dan Medicated Cosmetics

Pada tahun 1982 Faust mengemukakan istilah “Medicated Cosmetics”. Untuk

memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit diperlukan jenis kosmetik tertentu bukan

hanya obat. Selama kosmetik tidak mengandung bahan berbahaya secara farmakologis aktif

mempengaruhi kulit, penggunaan kosmetik jenis ini menguntungkan dan bermanfaat untuk kulit

itu sendiri.

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan

pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan

tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan factor lingkungan yang

lain, mencegah penuaan, dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan

menghargai hidup.

II.2 Penggolongan Kosmetik

A.     Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13 kelompok: 

1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.

2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.

3. Preparat untuk mata, misalnya mascara, eyes-shadow, dll

4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll

5.  Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll

6.  Preparat pewarna rambut, misalnya pewarna rambut, dll

7.  Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick, dll

8.  Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mount washes, dll

9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll

10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll

11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih pelembab, pelindung, dll

12. Preparat cukur, misalnya sabun cukur, dll

13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll.

Page 3: Kosmetik Medik

B.     Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan.

1) Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk didalamnya

cosmedics).

2) Kosmetik tradisional:

a. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah

menurut resep dan cara yang turun-temurun.

b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama.

c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi

zat warna yang menyerupai bahan tradisional.

C.     Penggolongan menurut penggunaanya pada kulit

1) Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics).

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya:

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream, cleansing milk, dan

penyegar kulit (freshener).

b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizring cream, night

cream, anti wrinkle cream.

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen foundation, sun block cream/lotion.

d.  Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream yang

berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).

2) Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up).

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan

penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri

(self confidence). Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar.

Page 4: Kosmetik Medik

II.3 Penyiapan Kosmetik

1. Kosmetik pembersih.

a. Kosmetik pembersih yang didasarkan pada air Face lotion (astringent lotions).

Bahan pembersih yang paling umum digunakan adalah air: murah, non-toksik, dan sama

skekali tidak berbahaya bagi kulit. Tetapi dari sudut kosmetik modern, air memiliki kekurangan,

antara lain tidak punya daya pembasah yang kuat karena ditolak oleh keratin. Meskipun sabun

sedikit menyerap air. Untuk memperbaiki daya pembersih air, berbagai bahan ditambahkan

kedalamnya, antara lain alcohol, misalnya dalam face lotion (astringent lotion).

Penambahan alcohol memberikan beberapa hasil:

Mengurangi tegangan permukaan kulit sehingga kulit menjadi lebih mudah basah.  Menimbulkan rasa yang segar karena penguapan alcohol. Menimbulkan efek pengurangan minyak kulit. Parfum yang digunakan dalam losion menjadi mudah larut. Menimbulkan efek anstrigen dan disinfektan ringan

Face lotion (astringent lotion) biasa digunakan untuk menyegarkan dan membersihkan kulit

dari kotoran yang larut air, dan digunakan setelah pemakaian susu pembersih (cleansing cream)

yang berdasarkan minyak. Kadang-kadang face lotion ditambahkan bahan-bahan astrigensia,

seperti sejumlah kecil garam kalium-alimunium-sulfat, zinc phenol sulfat, atau hasil tanam-

tanaman seperti hazel yang mengandung asam tanat. Konsentrasinya harus dijaga rendah agar

tidak menyumbat pori-pori.

Penambahan gliserol, glikol atau sorbitol memiliki efek pelembut kulit. Penambahan borax

(B7O4) menambahakan daya pembersih,tetapi membuat lotion menjadi agak alkalis. Kadang-

kadang antiseptic ditambahakan seperti asam borat dan asam benzoate, tetapi dosisnya harus

sangat kecil agar tidak menimbulkan iritasi. Penambahan parfum juga sangat sedikit saja sebab

baunya mudah terpancar dalam alcohol. Kebanyakan parfum tidak mudah larut dalam alcohol

yang konsentrasinya sedimikian encer.

Page 5: Kosmetik Medik

BAB III

KOSMETIK MEDIK

Secara garis besar, kosmetik pengobatan (cosmedics) yang dapat mengatasi kelainan kulit

dan adneksanya adalah:

Kosmetik pengobatan untuk mengatasi penuaan kulit, terutama penuaan kulit yang belum

waktunya atau penuaan dini(premature aging).

Kosmetik pengobatan untuk mengatasi kelainan kulit kepala dan akar rambut misalnya

ketombe (dandruff), kulit kepala berminyak (seborrhea), dan kerontokan rambut yang

abnormal.

Kosmetik pengobatan untuk mengatasi kelainan kulit, terutama jerawat dan noda-noda hitam

(hiperpigmentasi).

Bahan-bahan aktif yang sering digunakan dalam kosmetik pengobatan adalah:

Vitamin (A, B, C, D, E, F dan H).

 Hormone-hormon.

 Enzim-enzim

Protein, pepton, peptide dan asam amino.

Chlorine, betain, derivate dan garam-garamnya, serta senyawa serup.

Sulfur dan sulfuric ingredient.

Bahan-bahan iritan.

Allantoin.

Azulene

Bahan kompleks yang digunakan dalam kosmetikadalah senyawa yang berasal dari

hewan atau tumbuhan yang secara kimiawi tidak seragam. Efektifitasnya belum pasti karena satu

atau lebih bahan aktif sudah diketahui, namun sebagian lainnya belum diketahui. Yang pasti,

bahan kompleks seperti ini semakin penting didalam kosmetik.

Bahan kompleks alam secara individual dapat dibagi menjadi:

Minyak kaya vitamin

Plasenta dan ekstrak organ hewan lainnya

Ekstrak tunas tumbuh-tumbuhan

Page 6: Kosmetik Medik

Sari buah dan sayuran yang dikondensasi

Royal jelly

Ekstrak tanaman

Persyaratan bagi kosmetik pengobatan, Preparat kosmetik yang berisi bahan aktif

farmakologis biasanya tidak mengandung lebih dari 5 % bahan aktif tersebut. Sifat dan daya guna

preparat tersebut tentu tidak hanya ditentukan oleh 5% bahan aktif itu, tetapi juga oleh bahan

dasar pembawanya sebesar 95%.

Karena itu bahan dasar itu harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :

Sepenuhnya kompatibel dengan kulit. Sebagai pembawa bahan-bahan aktif, bahan dasar

harus bisa melarutkan bahan-bahan aktif aktif tersebut atau setidaknya mendispersikannya

secara baik.

Bahan dasar itu harus dipilih sebaik mungkin, yaitu yang memungkinkan bahan-bahan aktif

tetap efektif selama mungkin.

Bahan dasar itu harus membantu penetrasi bahan aktif sehingga bisa mencapai lapisan kulit

yang diinginkan, setidak-tidaknya bahan dasar itu tidak menghalangi penetrasi bahan aktif

tersebut.

Bahan dasar itu harus mempertinggi, bukan mengurangi, efektivitas bahan aktif, misalnya

bahan dasar vitamin A untuk melembutkan dan melenturkan kulit mestinya adalah bahan

dasar pelembab.

Dari sudut pandangan konsumen, bahan dasar itu harus menarik mungkin, tidak berwarna

gelap, tidak lengket, tidak berbau tidak sedap, dll.

Page 7: Kosmetik Medik

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.    Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias,

mengatur. Definisi kosmetik dalam peraturan Mentri Kesehatan RI No.

445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut “kosmetik adalah sediaan atau paduan

bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan

organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya

tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau

badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit”

2.    Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan

pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan

tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan factor lingkungan yang

lain, mencegah penuaan, dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan

menghargai hidup

3.    Kekhasan kosmetik dekoratif (make-up) adalah bahwa kosmetik ini bertujuan semata-mata

untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lenih cantik dan noda-noda atau kelainan pada

kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap

memadai jika tidak merusak kulit atau sedikit mungkin merusak kulit

4.    Preparat kosmetik yang berisi bahan aktif farmakologis biasanya tidak mengandung lebih

dari 5 % bahan aktif tersebut. Sifat dan daya guna preparat tersebut tentu tidak hanya ditentukan

oleh 5% bahan aktif itu, tetapi juga oleh bahan dasar pembawanya sebesar 95%.