korosi

22
KOROSI A. Pengertian Korosi Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yan tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh k paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkanoksigen(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus karat besi adalah e ! " # .n$ ! ", suatu zat padat yang berwarna %oklat-merah. Korosi dapat &uga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena log bereaksi se%ara kimiaatau elektrokimia dengan lingkungan. 'da de inisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bi&ih Contohnya, bi&ih minerallogam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sul ida , setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi untuk pembuatan ba&a atau ba&a paduan. elama pemakaian, ba&a tersebut a dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali men&adi senyawa besi oksida). Ke%epatan korosi sangat tergantung pada banyak aktor, seperti ada atau ti lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih b oksida. B. Proses Terjadinya Korosi Korosi atau pengkaratan merupakan enomena kimia pada bahan * bahan logam y pada dasarnya merupakan reaksi logam men&adi ion pada permukaan logam langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu ke logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam men&adi ion de melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsu ele%tron tersebut dengan la&u yang sama + proses katodik biasanya merupakan redu hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. ntuk %ontoh korosi logam bes udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut + 'node e(s) e!/(a0)/ ! e1 2 ! Katode "!(g)/ 3$/(a0)/ 3 e ! $!"(l) / Redoks ! e(s) / "! (g)/ 3 $/(a0) ! e!// ! $!"(l) Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaem standar untuk proses ini, ,yaitu4 5sel 6 / 7,89 : ; reaksi ini ter&adi pada lingkungan asam dima sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmos er dengan ai $!C"#. <on e/! yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebih lan&ut oleh membentuk besi (<<<) oksida + 3 e/!(a0)/ "! (g) / (3 / !2) $!"(l) ! e!"#2 $!" / = $/(a0) $idrat besi (<<<) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. irkuit l oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi %epat ter&adi dalam air ga >ika proses korosi ter&adi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang ter&a "! (g) / ! $!"(l)/ 3e 3 "$-(a0)

description

korosi,,

Transcript of korosi

KOROSI

A.Pengertian KorosiKorosiadalah kerusakan atau degradasilogamakibat reaksiredoksantara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalamioksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalamireduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secarakimiaatauelektrokimiadengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari prosesekstraksilogam dari bijihmineralnya. Contohnya, bijih mineral logambesidi alam bebas ada dalam bentuksenyawabesi oksidaataubesi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatanbajaataubaja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi bedapotensialterhadapelektrodalainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

B.Proses Terjadinya KorosiKorosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :Anode {Fe(s) Fe2+(aq)+ 2 e}x 2Katode O2(g)+ 4H+(aq)+ 4 e 2 H2O(l)+Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H+(aq) 2 Fe2++ 2 H2O(l)Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proses korosi ini, ,yaituE0sel= +1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida :4 Fe+2(aq)+ O2 (g)+ (4 + 2x) H2O(l) 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam.Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi, yaitu :O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion ini sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion ini segera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawa kompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kalium heksasianoferat (III).Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar.

C.Dampak Dari KorosiKaratan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya.Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron- elektron yang tertinggal pada logam.Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya.

D.Bentuk-Bentuk KorosiBentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran, korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen), korosi intergranular, selective leaching, dan korosi erosi.1.Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive maintenance).2.Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.3.Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau struktur patah mendadak.4.Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.5.Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosionfatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion inducedhydrogen) adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibatpengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan.6.Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 815oC karbida krom (Cr23C6) akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut.7.Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.

E.Bakteri Penyebab KorosiFenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :

1.Bakteri reduksi sulfatBakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.2.Bakteri oksidasi sulfur-sulfidaBakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam.3.Bakteri besi mangan oksidaBakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang.

F.Masalah-masalah di lapanganBanyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi proses korosi disebabkan oleh fenomena biokorosi akibat adanya bakteri. Kasus-kasus tersebut yaitu :1.Pipa-pipa bawah tanah di Industri minyak dan gas bumiDalam suatu contoh kasus dari perusahaan Korea Gas Corporation (KOGAS) menggunakan pipa-pipa gas yang dilapis denganpolyethy lene (APL 5L X-65). Selama instalasi, pipa dilas tiap 12 meter dan diproteksi denganim pr es s ed current proteksi katodik dengan potensial proteksi 850 mV (vs saturated Cu/CuSO4). Kemudian beberapa tahun dicek kondisi lapis lindung maupun korosi aktif menggunakan pengujian potensial gardien5, hasilnya berupa letak-letak coating defect di sepanjang pipa. Kegagalan selanjutnya yaitu adanya disbonded coating area di permukaan pipa yang disebabkan adanya arus proteksi katodik yang berlebihan terekspos. Coating defect dan daerah disbonded coating sangat baik untuk perkembangan mikroba anaerob. Pada disbonded coating area terjadi korosi local (pitting), lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-tiap kelompok.2.Peralatan sistem pemyemprot pemadam kebakaran.Di kota Kalifornia Amerika serikat, departemen pemadam kebakaran mengalami masalah cukup sulit dimana debit air alat system penyemprot turun walau tekanan cukup besar, setelah diselidiki maka di dalam alat penyemprot terjadi suatu korosi yang disebabkan oleh aktifitas mikroba dipermukaan dinding bagian dalam yang terbuat dari baja karbon dan tembaga saat beberapa bulan pembelian.Hal ini disebabkan adanya biodeposit (turbucle) yang tumbuh di di dinding bagian dalam, kemudian di dalam biodeposit tersebut terjadi aktifitas degradasi lokal berupa korosi pitting sehingga mengurangi tebal pipa dan aktifitas ini menghasilkan senyawa H2S di lubang pit yang mengakibatkan keadaan asam dan mempercepat kelarutan logam.

G.Korosi dan CaraPencegahannyaKorosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat.Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).

H.Pencegahan korosiPencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :1.Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau airKorosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.2.Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.3.Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat,misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).http://cassanarief.blogspot.com/2013/12/korosi-adalah.html

Korosi

Bersama Bpk Ir. Devison

Korosiadalah kerusakan atau degradasilogamakibat reaksiredoksantara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Pada peristiwa korosi, logam mengalamioksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalamireduksi.Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarnacoklat-merah.Korosi merupakan proseselektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagaianode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s)Fe2+(aq)+ 2e

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagaikatode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g)+ 4H+(aq)+ 4e2H2O(l)

atauO2(g)+ 2H2O(l)+ 4e4OH-(aq)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secarakimiaatauelektrokimiadengan lingkungan.Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari prosesekstraksilogam dari bijihmineralnya.Contohnya, bijih mineral logambesidi alam bebas ada dalam bentuksenyawabesi oksidaataubesi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatanbajaataubaja paduan.Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).Deret Voltadanhukum Nernstakan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi.Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi bedapotensialterhadapelektrodalainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.

Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan :1.Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko bahan bangunan.2.Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik.3.Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin4.Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melaui kawat agar yang berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik.5.Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau timah yang terletak di sebelah kiri deret volta.6.Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa dilakukan pada kaleng.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi

1.Faktor Gas Terlarut.

a.Oksigen (02),adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya kandungan oksigen.

Kelarutan oksigen dalam air merupakan fungsi dari tekanan, temperatur dan kandungan klorida. Untuk tekanan 1 atm. dan temperatur kamar, kelarutan oksigen adalah 10 ppm dan kelarutannya akan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan konsentrasi garam.Sedangkan kandungan oksigen dalam kandungan minyak-air yang dapat mengahambat timbulnya korosi adalah 0,05 ppm atau kurang.Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :

Reaksi Anoda : Fe Fe2-+ 2e

Reaksi katoda : 02+ 2H20 + 4e 4 OH-

b.Karbondioksida (CO2), jika karbondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupapitting.yang secara umum reaksinya adalah:

CO2 + H2O H2CO3

Fe + H2CO3 FeCO3 + H2

FeC03 merupakan corrosion product yang dikenal sebagai sweet corrosion

2.Faktor Temperatur

Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupunkenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnyatemperatur. Apabila metal pada temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk korosi.

3.Faktor pH

pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif.Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13.

4.Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB)

Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S, yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan terjadinya korosi.

5.Faktor Padatan Terlarut

a.Klorida (CI), klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel.Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan pecahnya alooys.Klorida biasanya ditemukan pada campuran minyak-air dalam konsentrasi tinggi yang akan menyebabkan proses korosi.Proses korosi juga dapat disebabkan oleh kenaikan konduktivity larutan garam, dimana larutan garam yang lebih konduktif, laju korosinya juga akan lebih tinggi.

b.Karbonat (C03), kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale.

c.Sulfat (S04), ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif.

X

Pencegahan Korosi

Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang dapatmenjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untukpencegahan terbentuknya korosi.Banyak cara sudah ditemukan untuk pencegahan terjadinya korosi diantaranya adalah dengan cara proteksi katodik, coating, dan penggunaan chemical inhibitor.

Proteksi Katiodik

Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untukmemperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di luar logam yang akan diproteksi.Daerah anoda adalah suatu bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam tersebut dan masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logam tersebut berkarat.Terlihat disini karena perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang dan akan menahan atau melawan arus electron dari logam yang didekatnya, sehingga logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Inilah yang disebut Cathodic Protection.

Dalam hal diatas elektron disuplai kepada logam yang diproteksi olehanoda buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dari logam yang diproteksi.Anoda buatan tersebut ditanam dalam suatu elektrolit yang sama (dalamhal ini tanah lembab) dengan logam (dalam hal ini pipa) yang akan diprotekasi dan antara dan pipa dihubungkan dengan kabel yang sesuai agar proses listrik diantara anoda dan pipa tersebut dapat mengalir terus menerus.

Coating

Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatubahan agar logam tersebut terhindar dari korosi.

Pemakaian Bahan-Bahan Kimia (Chemical Inhibitor)

Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebutinhibitor corrosion yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan metal.Lapisan molekul pertama yang tebentuk mempunyai ikatan yang sangat kuat yang disebut chemis option.Corrosion inhibitor umumnya berbentuk fluid atau cairan yang diinjeksikan pada production line. Karena inhibitor tersebut merupakan masalah yang penting dalam menangani kororsi maka perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya.

Material corrosion inhibitor terbagi 2, yaitu :1.Organik InhibitorInhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan yang mengandung unsure karbon dalam senyawanya. Material dasar dari organik inhibitor antara lain:Turunan asam lemak alifatik, yaitu: monoamine, diamine, amida, asetat, oleat, senyawa-senyawa amfoter.Imdazolines dan derivativnya

2.Inorganik InhibitorInhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak mengandung unsure karbon dalam senyawanya. Material dasar dari inorganik inhibitor antara lain kromat, nitrit, silikat, dan pospat.

Secara umum suatuinhibitoradalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia.Sedangkaninhibitor korosiadalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam. Mekanisma penghambatannya terkadang lebih dari satu jenis.Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif.

Dewasa ini terdapat 6 jenis inhibitor, yaitu inhibitor yang memberikanpasivasi anodik,pasivasi katodik,inhibitor ohmik,inhibitor organik,inhibitor pengendapan, daninhibitor fasa uap.

Pembahasan mengenai kimia dari inhibitor korosi dapat menyangkut sifat dari inhibitor, interaksi inhibitor dengan berbagai lingkungan yang agresif serta pengaruhnya terhadap proses korosi.Suatu inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam.Pada prakteknya, jumlah yang di tambahkan adalah sedikit, baik secara kontinu maupun periodik menurut suatu selang waktu tertentu.

Adapun mekanisme kerjanya dapat dibedakan sebagai berikut :(1)Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu lapisan tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor.Lapisan ini tidak dapat dilihat oleh mata biasa, namun dapat menghambat penyerangan lingkungan terhadap logamnya.

(2)Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak, sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata.

(3)Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam.

(4)Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.

Berdasarkan sifat korosi logam secara elektrokimia, inhibitor dapat mempengaruhi polarisasi anodik dan katodik.Bila suatu sel korosi dapat dianggap terdiri dari empat komponen yaitu: anoda, katoda, elektrolit dan penghantar elektronik, maka inhibitor korosi memberikan kemungkinan O2menaikkan polarisasi anodik, atau menaikkan polarisasi katodik atau menaikkan tahanan listrik dari rangkaian melalui pembentukan endapan tipis pada permukaan logam. Mekanisme ini dapat diamati melalui suatu kurva polarisasi yang diperoleh secara eksperimentil.

PELAPISAN LOGAM

PELAPISANTEMBAGA

Dalam pelapisantembagadigunakan bermacam-macanlarutanelektrolit, yaitu :1.Larutan asam2. Larutan sianida3. Larutan fluoborat4. Larutan pyrophosphatDiantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah larutan asam dan larutan sianida

PELAPISAN TIMAH PUTIH

Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah sangat lama dilakukan untuk :-pelapisankaleng-kaleng-PELAPISAN makanan,minuman dan sebagainya.

Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan pelapisan secaracelup panas, karena pelapisan secara celup panas menghasilkan :-lapisan yang tebaldankurang merata (kurang halus)

Pelapisan secara listrik dapat menghasilkan :-lapisan yang tipis dan lebih merata/halus.

Dengan keuntungan tersebut pada saat ini lebih banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing)..

PELAPISAN SENG

Pelapisan besi dengan seng (Zn), karena seng :-tahan korosi,-murah harganya, dan-mempunyai tampak permukaan yang cukup baik.

Pelapisan seng pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara, seperti :-galvanizing,-sherardizing, ataumetal spraying, dan-electroplating.

Namun pelapisan secara listrik (elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :a.Lapisan lebih meratab. Daya rekat lapisan lebih baikc.Tampak permukaan lebih baik

Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang juga disebutelektro-galvanizing.

Larutan elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutanasam dan larutan sianida.Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam.

Namun larutan asam digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang lebih murah.Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat dan larutanpyrophosphat.

PELAPISAN NIKEL

Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk tujuanpencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan.Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak diinginkan untuk melapis permukaan.Dalam pelapisan nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap.

Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan lainnya.

PELAPISAN KHROM

Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang menarik.Karena sifat khas khrom yang sangat tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif dari pelapisan khrom,

Keuntunganlain dari pelapisan khrom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras.Sumber logam khrom didapat dari asam khrom, tapi dalam perdagangan yang tersedia adalah khrom oksida (CrO3), sehingga asam khrom didapat adalah pada waktu khrom oksida bercampur dengan air.

Pengerjaan Lapis Listrik (electroplating)Pemilihan Jenis PelapisDi dalam proses lapis listrik, logam-logam yang umumnya digunakan untuk pelapis antara lain adalah :kadmium, khrom,tembaga, emas, perak,timbal, nikel dan seng, sedangkan logam paduan yang digunakan antara lain adalah kuningan dan perunggu.

Lapis Logam MuliaLogam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam yang betul-betul melindungi. Logam ini lebih bersifat katodik daripada logam yang dilindungi. Sebagian besar dari logam pelindung termasuk ke dalam golongan ini.

Lapis Logam KorbanLogam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam-logam yang lebih anodik dari logam yang dilindungi, sehingga logam pelindung ini akan rusak lebih dahulu, contoh:seng.Untuk mendapatkan perlindungan yang baik, pemilihan jenis pelapis perlu dilakukan secara hati-hati.

Hal-hal penting yang perlu di jadikan dasar pertimbangam adalah :1.tujuan melapisi2.Fungsi dari benda yang dilapisi

1. Tujuan Melapisi

Tujuan melapisi dapat dibagi menjadi 3 kelompok.Kelompok

1.Hanya untuk menambah daya tahan terhadap korosi.Contoh : lapis seng pada kawat baja untuk jalur komunikasi.

2. Untuk mendapatkan permukaan yang tahan korosi dan sifat tertentu yang tidak dimiliki oleh logam yang akan dilapisi

Contoh : lapis nikel & khrom pada relay tilpun, dimana selainuntuk melindungi logam dasarnya dari korosi juga diharapkan akan memperbaiki sifat tahan aus.(wear resistance).

3. Hanya untuk mendapatkan sifat tertentu.

Contoh : lapis khrom pada silinder dan bagian lain dari mesin pembakaran, dimaksudkan untuk memperbaiki sifat tahan aus dan lubrikasi dari permukaannya.

Fungsi dari benda yang dilapisi

Sebelum menentukan jenis pelapis yang akan digunakan, terlebih dahulu perlu diketahui fungsi dari benda yang akan dilapisi tersebut.

Ada beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian, antara lain :a.Faktor LingkunganLogam pelapis harus disesuaikan dengan lingkungan dimana benda yang akan dilapisi tersebut beradab.Umur pelayanan(service life).Pemilihan logam pelapis juga harus disesuaikan dengan umur pelayanan dari benda yang akan dilapisi.c.Logam dasaryang akan dilapisi.Suasana pelapisan (kondisi elektrolit) harus sesuai dengan benda yang akan dilapisi.Bentuk dan ukuran dari benda yang akan dilapisi.Disain bak,rak dan anoda yang digunakan untuk pelapisan harus sesuai dengan bentuk ukuran dari benda yang akan dilapisi.Pelapisan Logam di IndustriSetiap tahun, korosi yang terjadi diberbagai lingkungan menyebabkan kerusakan yang memakan biaya cukup besar.Untuk menanggulangi bahaya korosi, yang berarti juga memperkecil kerugian, perlu dicari cara-cara untuk melindungi logam yang mudah terkorosi ;Salah satu cara perlindungannya adalah memberikan suatu lapisan logam tertentu sebagai lapis pelindung.Ada bermacam-macam cara untuk memberikan logam pelapis pada logam yang akan dilindungi.oSalah satu diantaranya adalah proses lapis listrik (electroplating).Lapis listrik menawarkan jasanya untuk memberikan suatu perlindungan dengan menggunakan logam-logam tertentu sebagai lapis pelindung, misalnya : nikel, khrom, seng, timah dan lain-lain.

Tujuan utama pelapisan listrik adalah ;melindungi logam yang dilapisi dari bahaya korosi.menambah daya tahan terhadap gesekan,memperbaiki sifat konduktivitas,memudahkan penyolderan,menambah kekerasan dan lain-lain.

Konsep DasarLapis listrik adalah suatu proses pengendapan/deposisi suatu logam pelindung yang dikehendaki diatas logam lain dengan cara elektrolisa.

Biasanya elektrolisa dilakukan dalam suatu bejana yang disebut sel elektrolisa yang berisi cairan elektrolit/rendaman (bath).Pada rendaman ini tercelup paling tidak dua elektroda.Masing-masing elektroda dihubungkan dengan arus listrik, terbagi menjadi kutub positif (+) dan negatif (-) dikenal sebagai anoda (+) dan katoda (-).

Selama proses lapis listrik berlangsung terjadi reaksi kimia pada daerah elektroda/elektrolit; baik reaksi reduksi maupun oksidasi.

oKarena pada proses lapis listrik reaksi diharapkan berjalan terus menerus menuju arah tertentu secara tetap, maka hal yang paling penting dalam proses ini adalah mengoperasikan proses ini dengan menggunakan arus searah.Dari uraian terdahulu dapat dikatakan bahwa ada 4 bagian yang utama (penting) dari suatu sistem lapis listrik. Keempat bagian yang harus ada didalam suatu unit lapis listrik adalah :a.Larutanelektrolit (rendaman)b.Anodac.Katoda (benda kerja)d.Sirkuit luar

Rendaman/Larutan ElektrolitSetiap larutan elektrolit yang dijadakan rendaman tempat proses lapis listrik berlangsung harus mengandung bahan-bahan terlarut yang sekurang-kurangnya memiliki satu dari fungsi berikut ini :a. Menyediakan sumber logam yang akan diendapkanb. Membentuk kompleks dengan ion logam yang akan diendapkanc. Konduktifd. Dapat menstabilkan larutan dari hidrolisae. Bertindak sebagai bufferf. Memodifikasi atau mengatur bentuk fisik dari endapang. Membantu pelarutan anoda.Adapun rendaman yang digunakan dalam proses lapis listrik dapat bersifat asam maupun basa.

Rendaman Asam Dengan Garam SederhanaBiasanya rendaman selalu mengandung garam dari logam yang akan diendapkan/dilapiskan. Sebaiknya dipilih garamgaram yang mudah larut namun anion dari garam tersebut tidak mudah tereduksi. Walaupun anion tidak ikut secara langsung dalam proses terjadinya pelapisan, tetapi jika menempel pada permukaan katoda akan merupakan gangguan bagi struktur endapan.Aktivitas dari ion logam ditentukan oleh konsentrasi dari garam logamnya, derajat disosiasi dan konsentrasi komponen lain yang ada di dalam rendaman. Jika konsentrasi logamnya tidak mencukupi untuk diendapkan, akan terbentuk endapan yang terbakar pada rapat arus yang relative rendah.

Adanya ion khlorida di dalam rendaman yang bersifat asam mempunyai dua (2) fungsi utama, pertama akan memudahkan terkorosinya anoda atau mencegah pasivasi anoda dan yang kedua akan menaikkan koefisien difusi dari ion logamnya berarti menaikkan batas rapat arus (limiting current density).

Rendaman yang Mengandung Garam KompleksGaram kompleks yang sering digunakan dalam proses lapis listrik adalah Sianida. Karena siano kompleks terdekomposisi oleh asam, maka rendaman harus bersifat alkali (basa).Adanyanatriumataukaliumhidroksida akan memperbaiki konduktivitas dan mencegah liberasi dari asam hidrosianat oleh CO2 yang masuk ke dalam rendaman dari udara.

Buffer (penyangga) dan komponen lainnyaDisamping garam logamnya sebagai komponen utama,rendaman juga mengandung komponen lain, misalnya komponen yang berfungsi sebagai penyangga (mengatur pH);misal untuk rendaman nikel digunakan asam borat sebagai buffer.85 Sedangkan penambahan asam sulfat pada rendaman tertentu akan menaikkan konduktivitas dan mencegah hidrolisa.

Bahan Imbuh (Addition Agent)Untuk mendapatkan hasil pelapisan yang baik (mengkilap,rata) diperlukan adanya komponen-komponen lain yang ditambahkan kedalam rendaman. Diantaranya adalah Wetting agent,levellers dan bahan pengkilap (brightener).

AnodaAnoda yang digunakan dalam proses lapis listrik harus dapat mengalirkan arus listrik dari luar kedalam larutan/rendaman dan juga harus berfungsi sebagai pengisi kekurangan logam didalam larutan karena mengendap pada permukaan katoda.Anoda dapat berbentuk lempengan logam yang masif atau dapat juga berbentuk bola atau potongan-potongan kecil.Ada dua jenis anoda, yaitu anoda yang terbuat dari logam yang akan diendapkan,dikenal dengan nama anoda terlarut dan satu lagi adalah anoda yang terbuat dari logam lain yang tidak larut dalam rendaman, dikenal dengan nama anoda inert.Ada keuntungan dan kerugiannya masing-masing bila menggunakan jenis anoda tersebut.Keuntungan bila kita menggunakan anoda terlarut antara lain adalah larutan/rendaman dapat dikatakan memiliki kandungan 87 logam yang konstan, penambahan garam logamnya tidak perlu dilakukan. Sedangkan ke rugiannya menggunakan anoda terlarut adalah seringkali ada pengotor yang ikut terlarut dan kadangkadang juga ada bahan-bahan yang tidak larut yang akan mengotori rendaman, disamping itu perlu dilakukan kontrol apakah anoda tetap aktif dan tidak membentuk film tipis yang akan menyebabkan anoda menjadi pasif.Keuntungan menggunakan anoda inert adalah tidak perlu mengganti anoda (karena tidak akan habis) jadi sekali dipasang dapat digunakan selamanya; namun demikian ada juga kerugiannya yaitu, logam didalam rendaman lama kelamaan akan habis mengendap dibawa, sehingga analisa larutan dan penambahan bahan kimia kedalam larutan harus kerapkali dilakukan.

Katoda

Katoda atau benda kerja dapat memiliki bermacam bentuk dan dapat terbuat dari beraneka logam yang penting katoda harus bersifat konduktor sehingga proses lapis listrik dapat berlangsung dan logamdapat menempel pada katoda (benda kerja).Bila benda kerja tidak bersifat konduktor, dapat dilakukan pengerjaan awal yang membuat benda kerja siap menjadi katoda dalam proses lapis listrik.

Sirkuit LuarSirkuit (rangkaian) listrik di luar sistem lapis listrik biasanya terdiri dari sumber arus dan peralatan lain yang dapat menyearahkan arus bila sumber arus memberikan arus bolak-balik.anggi yudi tiawarmanhttp://chemeng2301.blogspot.com/p/pencegahan-korosi.htmlPerhitungan Laju KorosiLAJU KOROSI (CORROSION RATE)

Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap waktu. Menghitung laju korosi pada umumnya menggunakan 2 cara yaitu: Metode kehilangan berat Metode Elektrokimia

a. Metode kehilangan berat

Metode kehilangan berat adalah perhitungan laju korosi dengan mengukur kekurangan berat akibat korosi yang terjadi. Metode ini menggunakan jangka waktu penelitian hingga mendapatkan jumlah kehilangan akibat korosi yang terjadi. Untuk mendapatkan jumlah kehilangan berat akibat korosi digunakan rumus sebagai berikut:

Metode ini adalah mengukur kembali berat awal dari benda uji (objek yang ingin diketahui laju korosi yang terjadi padanya), kekurangan berat dari pada berat awal merupakan nilai kehilangan berat. Kekurangan berat dikembalikan kedalam rumus untuk mendapatkan laju kehilangan beratnya.

Metode ini bila dijalankan dengan waktu yang lama dan suistinable dapat dijadikan acuan terhadap kondisi tempat objek diletakkan (dapat diketahui seberapa korosif daerah tersebut) juga dapat dijadikan referensi untuk treatment yang harus diterapkan pada daerah dan kondisi tempat objek tersebut.

Contoh perhitungan laju korosi dengan metode Weight Loss :

Spesimen baja karbon rendah dengan ukuran 0,2 x 0,1 x 0,03 m dipaparkan pada lingkungan industri kimia. Dalam waktu 1 minggu, setelah dilakukan produk korosinya dihilangkan, ternyata berat spesimen berkurang sebanyak 0,0006 kg. Hitunglah laju korosi dari spesimen tersebut ?

Penyelesaian :1. Dik : Dimensi spesimen baja karbon rendah = 0,2 x 0,1 x 0,03 m Ekposur time = 1 minggu = 168 jam Weight loss = 0,0006 kg = 0,6 gram Densitas baja karbon =7,86 g/cm3

b. Metode Elektrokimia Metode elektrokimia adalah metode mengukur laju korosi dengan mengukur beda potensial objek hingga didapat laju korosi yang terjadi, metode ini mengukur laju korosi pada saat diukur saja dimana memperkirakan laju tersebut dengan waktu yang panjang (memperkirakan walaupun hasil yang terjadi antara satu waktu dengan eaktu lainnya berbeda). Kelemahan metode ini adalah tidak dapat menggambarkan secara pasti laju korosi yang terjadi secara akurat karena hanya dapat mengukur laju korosi hanya pada waktu tertentu saja, hingga secara umur pemakaian maupun kondisi untuk dapat ditreatmen tidak dapat diketahui. Kelebihan metode ini adalah kita langsung dapat mengetahui laju korosi pada saat di ukur, hingga waktu pengukuran tidak memakan waktu yang lama.

Metode elektrokimia ini meggunakan rumus yang didasari pada Hukum Faraday yaitu menggunakan rumus sebagai berikut :

Metode ini menggunakan pembanding dengan meletakkan salah satu material dengan sifat korosif yang sangat baik dengan bahan yang akan diuji hingga beda potensial yang terjadi dapat diperhatikan dengan adanya pembanding tersebut. Berikut merupakan gambar metode yang dilakukan untuk mendapatkan hasil pada penelitian laju korosi dengan metode elektrokimia yang diuraikan diatas.

Contoh perhitungan laju korosi dengan metode Elektrokimia :

Sepotong baja yang berada dalam larutan HCl (air-free) mengalami korosi dengan densitas arus 1 A/cm2. Hitung laju korosi dalam mpy untuk baja tersebut ?

Penyelesaian :

Diketahui : Sepotong baja berada dalam larutan HCl (air-free)Densitas arus,i= 1A/cm2Massa atom Fe,a = 55,847Masaa jenis Fe,D = 7,86 g/cm3

Ada beberapa satuan yang biasa dipakai dalam menghitung laju korosi. Maka untuk memudahkan pembaca, tabel dibawah ini adalah tabel pengkonversian satuan laju korosi :

Keterangan :

n = number of electrons freed by the corrosion reactionM = atomic massd = densityKlasifikasi Proses dan Bentuk KorosiKlasifikasi Proses dan Bentuk Korosi

Pembagian menurut bentuk, pada umumnya adalah untuk membedakan hasil atau produk korosi yang dapat dilihat, dengan maksud pada mulanya untuk mencatat dan menggolongkan jenis-jenis kerusakan akibat korosi yang terjadi pada struktur atau komponen, sehingga memudahkan dalam analisa. Dengan memahami bentuk dan penyebabnya akan memudahkan upaya-upaya ke arah pengendalian atau perbaikan dalam desain.

1. Klasifikasi Proses KorosiKlasifikasi proses dapat didasarkan atas korosi suhu rendah dan suhu tinggi, korosi kimia atau oksidasi langsung dan korosi kimia listrik, serta korosi basah dan kering.Klasifikasi atas dasar korosi basah dan kering yang membedakan aspek lingkungan ini, merupakan klasifikasi yang sederhana tetapi dapat berlaku umum dan mudah diterima. Korosi basah adalah korosi yang melibatkan reaksi di dalam larutan dengan air atau berua elektrolit, sedang korosi kering adalah korosi tanpa adanya komponen air, tanpa phasa cair (uap & gas) yang diasosiasikan dengan reaksi pada suhu tinggi dan terjadinya oksidasi awal.2. Klasifikasi Bentuk KorosiAda beberapa jenis korosi yang dapat diidentifikasi dalam bentuk korosi.a. Korosi Umum (merata)Korosi ini terjadi merata pada seluruh permukaan, tidak jelas daerah anoda dan katoda, biasanya kontak dengan asam atau larutan. Pada oksidasi suhu tinggi dan udara kering terjadi juga korosi merata. Produk korosi bisa merupakan lapisan yang melindungi terhdap serangan korosi selanjutnya atau bisa juga larut seperti pada reaksi proses kimia langsung.b. Korosi Retak Tegang, Lelah dan HidrogenKejadian patah getas pada baja disebabkan oleh lingkungan korosi merata. Retak karena korosi lingkungan seperti ini disebut korosi retak tegang bila ada tegangan yang bekerja, korosi retak lelah bila ada beban siklik yang bekerja dan korosi reta hidrogen, masing-masing di dalam lingkungan korosif.c. Korosi retak tegang (stress corrosion cracking)Gejala retak pada logam dalam kasus ini adalah disebabkan oleh lingkungan korosif dan beban (tegangan) yang terus menerus. Karena aksi kedua faktor ini korosi retak tegang terjadi. Aksi korosi pada daerah konsentrasi tegangan menyebabkan daerah itu melampaui batas luluh (yield). Seterusnya pada pengikisan oleh korosi di daerah ini konsentrasi tegangan menjadi lebih tinggi yang akhirnya retak. Fenomena seperti ini terjadi juga pada bahan non logam.d. Korosi Retak Lelah (corrosion fatique cracking)Mirip denga kasus retak beban statis, disini retak disebabkan oleh karena adanya beban siklik (bolak-balik) yang berada dalam lingkungan korosif. Patah terjadi di bawah batas lelah logam.e. Korosi Retak Pengaruh Hirogen (hydrogen induced cracking)Retak ini disebabkan oleh peningkatan kegetasan pada permukaan logam dan dalam kristal oleh hidrogen yang berasal dari akibat korosi, lapis listrik (electroplating), pencucian asam (pickling) atau pada proteksi katodik. Kemudian hidrogen juga berdifusi dari permukaan ke dalam kisi kristal. Hidrogen kadar rendah ini bisa keluar lagi dari permukaan oleh pemanasan (reversible). Fenomena lainnya dari bentuk ini adalah penggetasan hidrogen, retak oleh kandungan hidrogen dan oleh tegangan akibat hidrogen.f. Korosi Sumur (pitting corrosion)Korosi setempat dari korosi seperti ini terus menembus ke dalam membentuk lubang atau sumur. Korosi ini terjadi bila suatu lapisan pelindung ada bagian yang rusak, maka bagian ini menjadi anoda dan bagian yang utuh atau tempat produksi korosi berada menjadi katoda, dan korosi sumur terjadi pada bagian anoda.g. Korosi IntergranularKorosi terjadi pada batas butir kristal, karena serangan selektif dan retak interkristalin terjadi sepanjang batas butir. Kasus pengendapan karbida pada batas butis oleh pengelasan baja tahan karat misalnya, menyebabkan serangan korosi si sebelah-menyebelah sepanjang karbida yang lebih anodis dibanding lainnya yang lebih katodis.h. Korosi ErosiKorosi erosi adalah reaksi korosi yang dipercepat oleh kecepatan dan abrasi lingkungan cair yang bergerak serta partikel padat yang terkandung di dalamnya. Peristiwa korosi dan erosi oleh tumbukan cairan pada permukaan logam ini menghasilkan korosi setempat.i. KavitasiKerusakan material karena pecahnya gelembung-gelembung udara dalam lingkungan cair pada permukaan logam. Pengulangan berturut-turut pecahnya gelembung-gelembung tersebut akan merusak lapisan pelindung, retak atau lelah pada permukaan.j. Korosi Gesek (fretting corrosion)Korosi setempat ini terjadi pada antar-muka antara 2 permukaan yang bergesekan dengan tekanan (misalnya karena getaran). Disini terjadi perbedaan regangan elastis sebagai penyebabnya. Retak lelah atau konsentrasi tegangan pada suatu tempat akan menjadi korosi sumur. Lapisan pelindung yang aus akan menimbulkan korosi galvanik atau sel konsentrasi.k. Korosi Galvanis Panas (thermogalvanic corrosion)Korosi ini diakibatkan oleh sel galvanik karena perbedaan panas pada suatu batang logam, misalnya pada beban pemanasan atau kehilangan panas yang tak merata. Ini mirip dengan korosi galvanik. Anoda terjadi pada bagian yang panas dan katoda pada bagian yang dingin.Setiawan. http://cchapung.blogspot.com/2011/07/klasifikasi-proses-dan-bentuk-korosi.html