Koran Aspirasi Rakyat PENURUNAN EFEKTIVITAS VAKSIN …

1
Jumat, 30 Juli 2021 Edisi: 11833 | Thn. XLVIII Koran Aspirasi Rakyat HARIAN TERBIT 9 HUMANIORA ISTIMEWA ISTIMEWA Publikasi seputar penurunan efektivitas vaksin dari beberapa jurnal ilmiah merupakan studi di laboratorium. Namun pendapat pakar secara umum menyebutkan bahwa vaksin masih tetap efektif membentuk kekebalan tubuh seseorang PENURUNAN EFEKTIVITAS VAKSIN BARU SEBATAS UJI LABORATORIUM Tunda Pelaksanaan Asesmen Nasional gris itu mengatakan bahwa para ilmuwan masih mener- ka apa saja proses pemben- tuk imunitas di dalam tubuh manusia setelah vaksinasi. “Kita tahu, dalam tubuh manusia itu banyak kompo- nen berperan penting. Kalau ada yang menganggap ada- nya varian baru akan menu- runkan efektivitas vaksin, karena kita lakukan studi itu di dalam laboratorium, tapi di dalam tubuh banyak hal yang berpengaruh pada proses pembentukan keke- balan,” katanya. Ia mengatakan publikasi seputar penurunan efekti- vitas vaksin dari beberapa jurnal ilmiah merupakan studi di laboratorium. Na- mun pendapat pakar se- cara umum menyebutkan bahwa vaksin masih tetap efektif membentuk keke- balan tubuh seseorang dari risiko kesakitan maupun kematian. “Tapi memang ada sedi- kit penurunan kemampuan menetralisasi virus sekian persen, misalnya varian Delta lebih berakibat pada AstraZeneca dan beberapa vaksin lainnya, tapi semua vaksin masih efektif,” ka- tanya. Indra menambahkan bahwa vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia saat ini karena merupakan solusi untuk mencapai ke- kebalan komunal, sehingga masyarakat diimbau un- tuk tidak “pilih-pilih” je- nis vaksin yang tersedia di Indonesia saat ini. “Upaya lain mencapai kekebalan komunal bisa melalui in- feksi natural. Kita biarkan saja terinfeksi SARS-CoV-2, kemudian sakit dan sembuh lalu miliki kekebalan alami,” katanya. Namun pilihan itu, kata Indra, sangat berisiko ke- matian bagi populasi ren- tan yang terinfeksi virus. “Korban jiwa untuk infeksi natural ini lebih banyak,” katanya. Namun dengan vak- sinasi dapat memberikan pengenalan tubuh kepada virus lebih awal. “Orang di ILUSTRASI Jakarta, HanTer - Perhimpun- an Pendidikan dan Guru (P2G) meminta agar Kemdikbudristek menunda pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) pada Septem- ber-Oktober 2021 dikarenakan kondisi pandemi COVID-19. Kabid Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri mengatakan, ada beberapa pertimbangan mengapa P2G meminta agar AN ditunda. Pertama, P2G menilai kondisi pandemi COVID-19 belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Dampak signifikan pandemi ter- hadap dunia pendidikan adalah ancaman learning loss, me- ningkatkan angka putus sekolah jenjang SD seperti di Aceh, Jawa Timur, Maluku Utara, NTB, NTT, dan Papua Barat. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah 1,5 tahun dilaksanakan masih belum efektif. PJJ melahirkan problematika makin besarnya fakta ketimpangan digital. Se- hingga ada siswa dan guru yang sanggup melaksanakan proses pembelajaran, sementara itu banyak siswa dan guru yang tak dapat melakukan PJJ. “Faktanya sebanyak 20,1 persen siswa dan 22,8 persen guru tak memiliki perangkat TIK seperti gawai, komputer dan laptop selama PJJ, mengutip Data Kemendikbud, 2021,” kata Iman, dalam keterangannya, Kamis (29/7/2021). Kedua, disebutkan bahwa tujuan AN untuk memotret kuali- tas pendidikan nasional termasuk di dalamnya ekosistem sekolah. Sebenarnya jauh-jauh hari Ke- mendikbudristek sudah punya datanya. Rapor internasional PISA menunjukkan jika kompetensi siswa Indonesia sangat rendah dalam tiga aspek: literasi, nume- rasi, dan sains. Ia mengungkap, kompetensi Indonesia di bawah rata-rata skor negara OECD, bahkan masuk ran- king lima dari bawah. Demikian pula hasil rapor nasional seperti dalam Asesmen Kompetensi Minimum Indonesia (AKSI) atau Indonesian National Assessment Programme, skor siswa kita untuk literasi, matematika, dan sains juga masih di bawah rata-rata alias rendah. Jika AN tetap dipaksakan di masa pandemi ini, hasilnya juga akan berpotensi sama dengan hasil AKSI dan PISA sebelumnya. Bahkan bisa lebih buruk lagi. “Wajar saja, sebab kondisi pembelajaran siswa masih sangat terkendala banyak keterbatasan selama PJJ, PJJ tak efektif, se- rapan materi oleh siswa hanya 30-40 persen, banyak kendala dialami siswa selama belajar, pe- latihan guru yang timpang selama pandemi: hanya mengakomodir guru yang punya akses gawai, laptop, dan internet. Guru yang tak ada akses tak akan terjamah padahal mereka butuh perhatian ekstra,” paparnya. Iman melanjutkan, perihal Survei Karakter juga sudah dilaku- kan dalam AKSI. Sedangkan Sur- vei Lingkungan Belajar juga tiap tahun dibuat Kemendikbudristek, diisi oleh sekolah melalui format Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan Peta Mutu Pendidikan (PMP). Survei Karakter dan Ling- kungan Belajar juga akan bernasib sama, yaitu sekolah guru dan siswa berlomba mengisi survei dengan jawaban yang positif- positif, agar sekolah mereka dilabeli baik bahkan sangat baik. Ia menilai, praktik Survei Karakter dan Lingkungan Belajar berpotensi mendorong guru dan siswa menjawab survei dengan tidak jujur. “Demi baiknya profil sekolah di mata pemerintah,” sambung Iman. Iman menambahkan, sekolah dan Dinas Pendidikan (Pemda) pasti tidak mau juga mengga- daikan nama baik sekolahnya di mata pemerintah pusat. “Survei Lingkungan Belajar dan Survei Karakter tidak akan memotret secara komprehensif dan otentik ekosistem sekolah. Sepanjang metode yang digunakan Kemdik- budristek itu-itu saja,” kata guru SMA di Jakarta itu. Selain itu, Kemdikbudristek acap kali menyampaikan jika UN berbeda dengan AN. Juga menyatakan AN tak perlu ada per- Satgas Imbau Pasien Gejala Sedang dan Berat Hindari Isoman Jakarta, HanTer - Pene- liti muda Indonesia Indra Rudiansyah mengatakan laporan terkait penurun- an efektivitas vaksin CO- VID-19 terhadap varian virus SARS-CoV-2 tertentu baru sebatas penelitian di laboratorium. “Apa yang dilakukan di laboratorium itu hanya me- nangkap sebagian kecil fe- nomena yang ada di dalam tubuh,” kata peneliti alumni ITB yang sedang studi di Oxford University, Inggris itu saat hadir secara virtual dalam acara media intervi- ew yang dipantau melalui aplikasi Zoom, di Jakarta, Kamis (29/7/2021). Mahasiswa Oxford Uni- versity yang menjadi bagian tim peneliti uji klinis vaksin AstraZeneca di Oxford, Ing- sekitar yang sudah miliki kekebalan sehingga virus tidak punya inang dan hi- lang dari muka bumi,” kata Indra Rudiansyah. Terpisah, Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menyatakan bahwa vaksin tetap bisa melin- dungi tubuh dari serangan COVID-19 meski kadar an- tibodi menurun enam bulan setelah vaksinasi. “Setelah enam bulan betul antibodinya mulai tu- run, tetapi tetap ada protek- si karena ada sel memori. Kalau kita sampai terpapar virus, antibodinya akan melonjak tinggi, jadi bukan berarti setelah enam bulan tidak ada proteksi sama sekali,” katanya. “Secara absolut kadar antibodi kita mungkin akan turun, tapi kalau sampai terpapar, sel memori akan aktif dan terjadi lonjakan produksi antibodi sehingga diharapkan kalau sampai kena COVID-19 maka kita tidak akan kena COVID-19 yang parah,” kata Dirga. Dirga menjelaskan bah- wa kadar antibodi akan me- ningkat ketika pertama kali mendapat suntikan vaksin, namun selanjutnya akan menurun seiring berjalannya waktu. Kendati demikian, ia melanjutkan, orang yang telah menjalani vaksinasi sel memorinya akan kembali aktif dan kadar antobodinya akan meningkat lagi ketika tertular virus. Safari/Sammy/Ant Jakarta, HanTer - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisas- mito meminta agar ma- syarakat yang terpapar COVID-19 dengan gejala sedang dan berat tidak melakukan isolasi mandiri (isoman). “Untuk masyarakat bila mengalami gejala se- dang, berat, di atas usia 45 tahun, punya komorbid dan atau tidak punya tem- pat memadai untuk iso- man, kami mohon untuk tidak isoman,” kata Wiku Adisasmito dalam konfe- rensi pers virtual di Jakar- ta, Kamis (29/7/2021). Wiku meminta agar masyarakat dengan kondi- si tersebut memanfaatkan tempat isolasi terpusat yang disediakan peme- rintah darah. “Perawatan di tempat itu dipantau langsung tenaga kesehatan dan tanda vital, pola, gejala dan obat-obatan, sehingga bila terjadi perburukan bisa langsung ditangani,” ungkap Wiku. Sementara mereka yang dapat melakukan iso- man adalah pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bergejala ringan, berusia kurang dari 45 tahun, tidak memiliki komorbid dan punya tempat isoman me- madai sehingga bisa me- ngurangi kontak dengan anggota keluarga serumah. “Pastikan selama isoman untuk makan makanan bergizi, minum obat dan cek temperatur dan satura- si oksigen,” tambah Wiku. Wiku mengakui angka kematian akibat COVID-19 pada dua pekan ke be- lakang bertambah lebih dari 1.000 kematian tiap hari, bahkan pada 27 Juli 2021 mencapai 2.069 ke- matian. “Ini bulan dengan kematian paling banyak selama pandemi di In- donesia, hingga kemarin tercatat 30.168 kematian di bulan ini. Angka ini sangat tinggi mengingat kematian pada Juni lalu adalah 7.913 kematian,” ungkap Wiku. Jika dilihat dari pro- vinsi dengan jumlah kena- ikan kematian mingguan per 25 Juli 2021 terjadi di 5 dari 10 provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali. “Meski Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta te- tap tinggi, tapi Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan turut jadi penyumbang terting- gi kasus mingguan. Ini harus jadi ‘alarm’ karena sebagian besar tidak men- jalankan PPKM level 4,” tambah Wiku. Wiku mengakui ke- naikan kematian tersebut perlu dievaluasi agar dapat menekan angka kematian. Berdasarkan data satgas COVID-19, satu pekan terakhir yaitu dari 19-25 Juli 2021, ada 3 provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah ka- sus mingguan tertinggi yaitu Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Riau sedangkan ada 3 provinsi di luar Jawa Bali dengan kasus kumulatif tertinggi yaitu Kalimantan Timur, Riau dan Sumatera Barat. Menurut Wiku, sejak akhir Juni 2021, pemerin- tah sudah meningkatkan kapasitas fasilitas kesehat- an untuk mencegah kema- tian. Contohnya adalah pe- nambahan isolasi terpusat dan rumah sakit lapangan yaitu sebanyak 868 tempat tidur di Banten, 17.594 tempat tidur di DKI Jakar- ta, 4.310 tempat tidur di Jawa Barat, 6.089 tempat tidur di Jawa Tengah dan 2.031 di DI Yogyakarta, 7.339 tempat tidur di Jawa Timur dan 1.001 tempat tidur di Bali. Danial siapan khusus baik oleh siswa, guru, termasuk orang tua. Tetapi faktanya, laporan terbaru dari jaringan guru dan kepala sekolah P2G, Kemdikbudristek baru saja merilis ke pihak sekolah, daftar 45-50 nama siswa kelas VIII dan XI yang dipilih untuk mengikuti AN pada Oktober 2021 nanti. Bagi P2G, ini strategi yang sangat berbahaya bagi sekolah lebih khusus siswa. Tragedi UN akan kembali terulang jika pola ini tetap dilakukan. Lima puluh siswa yang dipilih ini akan benar-benar terbebani secara psikologis, sosial, bahkan ekonomi. Sammy/Ant WIKU ADISASMITO

Transcript of Koran Aspirasi Rakyat PENURUNAN EFEKTIVITAS VAKSIN …

Page 1: Koran Aspirasi Rakyat PENURUNAN EFEKTIVITAS VAKSIN …

Jumat, 30 Juli 2021Edisi: 11833 | Thn. XLVIII

Koran Aspirasi RakyatHARIAN TERBIT

Koran Aspirasi RakyatERBIT 9HUMANIORA

ISTIMEWA

ISTIMEW

AP ublikasi seputar penurunan

efektivitas vaksin dari beberapa

jurnal ilmiah merupakan studi di laboratorium.

Namun pendapat pakar secara umum

menyebutkan bahwa vaksin

masih tetap efektif membentuk

kekebalan tubuh seseorang

PENURUNAN EFEKTIVITAS VAKSIN BARU SEBATAS UJI LABORATORIUM

Tunda Pelaksanaan Asesmen Nasional

gris itu mengatakan bahwa para ilmuwan masih mener-ka apa saja proses pemben-tuk imunitas di dalam tubuh manusia setelah vaksinasi.

“Kita tahu, dalam tubuh manusia itu banyak kompo-nen berperan penting. Kalau ada yang menganggap ada-nya varian baru akan menu-runkan efektivitas vaksin, karena kita lakukan studi itu di dalam laboratorium, tapi di dalam tubuh banyak hal yang berpengaruh pada proses pembentukan keke-balan,” katanya.

Ia mengatakan publikasi seputar penurunan efekti-vitas vaksin dari beberapa jurnal ilmiah merupakan studi di laboratorium. Na-

mun pendapat pakar se-cara umum menyebutkan bahwa vaksin masih tetap efektif membentuk keke-balan tubuh seseorang dari risiko kesakitan maupun kematian.

“Tapi memang ada sedi-kit penurunan kemampuan menetralisasi virus sekian persen, misalnya varian Delta lebih berakibat pada AstraZeneca dan beberapa vaksin lainnya, tapi semua vaksin masih efektif,” ka-tanya.

Indra menambahkan bahwa vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia saat ini karena merupakan solusi untuk mencapai ke-kebalan komunal, sehingga

masyarakat diimbau un-tuk tidak “pilih-pilih” je-nis vaksin yang tersedia di Indonesia saat ini. “Upaya lain mencapai kekebalan komunal bisa melalui in-feksi natural. Kita biarkan saja terinfeksi SARS-CoV-2, kemudian sakit dan sembuh lalu miliki kekebalan alami,” katanya.

Namun pilihan itu, kata Indra, sangat berisiko ke-matian bagi populasi ren-tan yang terinfeksi virus. “Korban jiwa untuk infeksi natural ini lebih banyak,” katanya.

Namun dengan vak-sinasi dapat memberikan pengenalan tubuh kepada virus lebih awal. “Orang di

ILUSTRASI

Jakarta, HanTer - Perhimpun-an Pendidikan dan Guru (P2G) meminta agar Kemdikbudristek menunda pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) pada Septem-ber-Oktober 2021 dikarenakan kondisi pandemi COVID-19.

Kabid Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri mengatakan, ada beberapa pertimbangan mengapa P2G meminta agar AN ditunda. Per tama, P2G menilai kondisi pandemi COVID-19 belum bisa dipastikan kapan akan berakhir. Dampak signifikan pandemi ter-hadap dunia pendidikan adalah ancaman learning loss, me-ningkatkan angka putus sekolah jenjang SD seperti di Aceh, Jawa Timur, Maluku Utara, NTB, NTT, dan Papua Barat.

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah 1,5 tahun dilaksanakan masih belum efektif. PJJ melahirkan problematika makin besarnya fakta ketimpangan digital. Se-hingga ada siswa dan guru yang sanggup melaksanakan proses pembelajaran, sementara itu banyak siswa dan guru yang tak dapat melakukan PJJ.

“Faktanya sebanyak 20,1 persen siswa dan 22,8 persen guru tak memiliki perangkat TIK seper ti gawai, komputer dan laptop selama PJJ, mengutip Data

Kemendikbud, 2021,” kata Iman, dalam keterangannya, Kamis (29/7/2021).

Kedua, disebutkan bahwa tujuan AN untuk memotret kuali-tas pendidikan nasional termasuk di dalamnya ekosistem sekolah. Sebenarnya jauh-jauh hari Ke-mendikbudristek sudah punya datanya. Rapor internasional PISA menunjukkan jika kompetensi siswa Indonesia sangat rendah dalam tiga aspek: literasi, nume-rasi, dan sains.

Ia mengungkap, kompetensi Indonesia di bawah rata-rata skor negara OECD, bahkan masuk ran-king lima dari bawah. Demikian pula hasil rapor nasional seperti dalam Asesmen Kompetensi Minimum Indonesia (AKSI) atau Indonesian National Assessment Programme, skor siswa kita untuk literasi, matematika, dan sains juga masih di bawah rata-rata alias rendah.

Jika AN tetap dipaksakan di masa pandemi ini, hasilnya juga akan berpotensi sama dengan hasil AKSI dan PISA sebelumnya. Bahkan bisa lebih buruk lagi.

“Wajar saja, sebab kondisi pembelajaran siswa masih sangat terkendala banyak keterbatasan selama PJJ, PJJ tak efektif, se-rapan materi oleh siswa hanya 30-40 persen, banyak kendala

dialami siswa selama belajar, pe-latihan guru yang timpang selama pandemi: hanya mengakomodir guru yang punya akses gawai, laptop, dan internet. Guru yang tak ada akses tak akan terjamah padahal mereka butuh perhatian ekstra,” paparnya.

Iman melanjutkan, perihal Survei Karakter juga sudah dilaku-kan dalam AKSI. Sedangkan Sur-vei Lingkungan Belajar juga tiap tahun dibuat Kemendikbudristek, diisi oleh sekolah melalui format Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan Peta Mutu Pendidikan (PMP).

Survei Karakter dan Ling-kungan Belajar juga akan bernasib sama, yaitu sekolah guru dan siswa berlomba mengisi survei dengan jawaban yang positif-positif, agar sekolah mereka dilabeli baik bahkan sangat baik.

Ia menilai, praktik Survei Karakter dan Lingkungan Belajar berpotensi mendorong guru dan siswa menjawab survei dengan tidak jujur. “Demi baiknya profil sekolah di mata pemerintah,” sambung Iman.

Iman menambahkan, sekolah dan Dinas Pendidikan (Pemda) pasti tidak mau juga mengga-daikan nama baik sekolahnya di mata pemerintah pusat. “Survei Lingkungan Belajar dan Survei Karakter tidak akan memotret secara komprehensif dan otentik ekosistem sekolah. Sepanjang metode yang digunakan Kemdik-budristek itu-itu saja,” kata guru SMA di Jakarta itu.

Selain itu, Kemdikbudristek acap kali menyampaikan jika UN berbeda dengan AN. Juga menyatakan AN tak perlu ada per-

Satgas Imbau Pasien Gejala Sedang dan Berat Hindari Isoman

Jakarta, HanTer - Pene-liti muda Indonesia Indra Rudiansyah mengatakan laporan terkait penurun-an efektivitas vaksin CO-VID-19 terhadap varian virus SARS-CoV-2 tertentu baru sebatas penelitian di laboratorium.

“Apa yang dilakukan di laboratorium itu hanya me-nangkap sebagian kecil fe-nomena yang ada di dalam tubuh,” kata peneliti alumni ITB yang sedang studi di Oxford University, Inggris itu saat hadir secara virtual dalam acara media intervi-ew yang dipantau melalui aplikasi Zoom, di Jakarta, Kamis (29/7/2021).

Mahasiswa Oxford Uni-versity yang menjadi bagian tim peneliti uji klinis vaksin AstraZeneca di Oxford, Ing-

sekitar yang sudah miliki kekebalan sehingga virus tidak punya inang dan hi-lang dari muka bumi,” kata Indra Rudiansyah.

Terpisah, Vaksinolog sekaligus dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menyatakan bahwa vaksin tetap bisa melin-dungi tubuh dari serangan COVID-19 meski kadar an-tibodi menurun enam bulan setelah vaksinasi.

“Setelah enam bulan betul antibodinya mulai tu-run, tetapi tetap ada protek-si karena ada sel memori. Kalau kita sampai terpapar virus, antibodinya akan melonjak tinggi, jadi bukan berarti setelah enam bulan tidak ada proteksi sama sekali,” katanya.

“Secara absolut kadar antibodi kita mungkin akan turun, tapi kalau sampai terpapar, sel memori akan aktif dan terjadi lonjakan produksi antibodi sehingga diharapkan kalau sampai kena COVID-19 maka kita tidak akan kena COVID-19 yang parah,” kata Dirga.

Dirga menjelaskan bah-wa kadar antibodi akan me-ningkat ketika pertama kali mendapat suntikan vaksin, namun selanjutnya akan menurun seiring berjalannya waktu. Kendati demikian, ia melanjutkan, orang yang telah menjalani vaksinasi sel memorinya akan kembali aktif dan kadar antobodinya akan meningkat lagi ketika tertular virus.

Safari/Sammy/Ant

Jakarta, HanTer - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisas-mito meminta agar ma-syarakat yang terpapar COVID-19 dengan gejala sedang dan berat tidak melakukan isolasi mandiri (isoman).

“Untuk masyarakat bila mengalami gejala se-dang, berat, di atas usia 45 tahun, punya komorbid dan atau tidak punya tem-pat memadai untuk iso-man, kami mohon untuk tidak isoman,” kata Wiku Adisasmito dalam konfe-rensi pers virtual di Jakar-ta, Kamis (29/7/2021).

Wiku meminta agar masyarakat dengan kondi-si tersebut memanfaatkan tempat isolasi terpusat yang disediakan peme-rintah darah. “Perawatan di tempat itu dipantau langsung tenaga kesehatan dan tanda vital, pola, gejala dan obat-obatan, sehingga bila terjadi perburukan bisa langsung ditangani,” ungkap Wiku.

Sementara mereka yang dapat melakukan iso-man adalah pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bergejala ringan, berusia kurang dari 45 tahun, tidak memiliki komorbid dan punya tempat isoman me-madai sehingga bisa me-ngurangi kontak dengan anggota keluarga serumah. “Pastikan selama isoman untuk makan makanan bergizi, minum obat dan cek temperatur dan satura-si oksigen,” tambah Wiku.

Wiku mengakui angka kematian akibat COVID-19 pada dua pekan ke be-lakang bertambah lebih dari 1.000 kematian tiap hari, bahkan pada 27 Juli 2021 mencapai 2.069 ke-matian. “Ini bulan dengan kematian paling banyak selama pandemi di In-donesia, hingga kemarin

tercatat 30.168 kematian di bulan ini. Angka ini sangat tinggi mengingat kematian pada Juni lalu adalah 7.913 kematian,” ungkap Wiku.

Jika dilihat dari pro-vinsi dengan jumlah kena-ikan kematian mingguan per 25 Juli 2021 terjadi di 5 dari 10 provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali. “Meski Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta te-tap tinggi, tapi Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan turut jadi penyumbang terting-gi kasus mingguan. Ini harus jadi ‘alarm’ karena sebagian besar tidak men-jalankan PPKM level 4,” tambah Wiku.

Wiku mengakui ke-naikan kematian tersebut perlu dievaluasi agar dapat menekan angka kematian. Berdasarkan data satgas COVID-19, satu pekan terakhir yaitu dari 19-25 Juli 2021, ada 3 provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah ka-sus mingguan tertinggi yaitu Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Riau sedangkan ada 3 provinsi di luar Jawa Bali dengan kasus kumulatif tertinggi yaitu Kalimantan Timur, Riau dan Sumatera Barat.

Menurut Wiku, sejak akhir Juni 2021, pemerin-tah sudah meningkatkan kapasitas fasilitas kesehat-an untuk mencegah kema-tian. Contohnya adalah pe-nambahan isolasi terpusat dan rumah sakit lapangan yaitu sebanyak 868 tempat tidur di Banten, 17.594 tempat tidur di DKI Jakar-ta, 4.310 tempat tidur di Jawa Barat, 6.089 tempat tidur di Jawa Tengah dan 2.031 di DI Yogyakarta, 7.339 tempat tidur di Jawa Timur dan 1.001 tempat tidur di Bali.

Danial

siapan khusus baik oleh siswa, guru, termasuk orang tua. Tetapi faktanya, laporan terbaru dari jaringan guru dan kepala sekolah P2G, Kemdikbudristek baru saja merilis ke pihak sekolah, daftar 45-50 nama siswa kelas VIII dan XI yang dipilih untuk mengikuti AN pada Oktober 2021 nanti.

Bagi P2G, ini strategi yang sangat berbahaya bagi sekolah lebih khusus siswa. Tragedi UN akan kembali terulang jika pola ini tetap dilakukan. Lima puluh siswa yang dipilih ini akan benar-benar terbebani secara psikologis, sosial, bahkan ekonomi.

Sammy/Ant

WIKU ADISASMITO