VAKSIN JADI

52
PT. MARS BIO Poliomyelitis Vaccine® Trivalen 1. Sejarah dan Perkembangan PT. Mars Bio secara resmi didirikan pada tahun 26 Desember 1987 yang merupakan industri yang bergerak di bidang produksi vaksin yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memproduksi vaksin untuk menanggulangi berbagai penyakit menular atau Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Pada tahun 2000 PT. Mars Bio memperoleh sertifikat ISO versi 9001. Logo bola dunia memiliki arti simbol keinginan dan harapan industri ini mampu untuk bersaing baik secara nasional ataupun global dan memproduksi produk vaksin yang memiliki kualitas mutu yang terjamin.

description

Farmasi Industri - Program Profesi Apoteker Universitas Hasanuddin Makassar

Transcript of VAKSIN JADI

Page 1: VAKSIN JADI

PT. MARS BIO

Poliomyelitis Vaccine® Trivalen

1. Sejarah dan Perkembangan

PT. Mars Bio secara resmi didirikan pada tahun 26 Desember

1987 yang merupakan industri yang bergerak di bidang produksi vaksin

yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan

memproduksi vaksin untuk menanggulangi berbagai penyakit menular

atau Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Pada tahun

2000 PT. Mars Bio memperoleh sertifikat ISO versi 9001.

Logo bola dunia memiliki arti simbol keinginan dan harapan

industri ini mampu untuk bersaing baik secara nasional ataupun global

dan memproduksi produk vaksin yang memiliki kualitas mutu yang

terjamin.

Latar belakang dari logo yaitu warna hitam menunjukkan

keseriusan dan kemauan keras dari PT. Mars Bio untuk

mengembangkan produk yang berkualitas dan terus berinovasi untuk

menghasilkan produk baru yang mampu bersaing di pasar global.

Warna putih dari logo mempunyai makna kesempurnaan yang

Page 2: VAKSIN JADI

menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan dari PT Mars Bio

merupakan produk yang unggul dan berkualitas tinggi.

2. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan

a. Visi

Menuju perusahaan farmasi yang berskala international.

b. Misi

Membuat produk-produk vaksin yang berasal dari bahan baku

yang unggul dan berkualitas.

Menjadi perusahaan farmasi yang berinovasi tinggi dalam setiap

produk yang dihasilkan dan dapat menjangkau pasar lokal maupun

pasar internasional secara luas.

Menjadi perusahaan farmasi yang berdaya saing tinggi dengan

tenaga kerja yang ahli, tangguh, berdedikasi, mandiri, jujur dan

berkompeten.

c. Motto

Motto dari PT. Mars Bio adalah SEQ dimana SEQ tersebut adalah:

S (superior) = Unggul

- Unggul dalam hal dunia persaingan terhadap perusahaan-

perusahaan yang lain

- Unggul dalam sistem operasional dan pelayanan

E (economic) = ekonomi

Diartikan dari segi hubungan perdagangan dengan industri.

Maksudnya, produk-produk yang dihasilkan memiliki harga produk

Page 3: VAKSIN JADI

yang kompetitif yang dapat dijangkau oleh semua lapisan

masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas

hidup konsumen.

Q (Quality) = Kualitas

- Berkualitas dari segi produk-produk yang dihasilkan yang berasal

dari bahan baku yang sudah terjamin mutu dan kualitasnya.

- Berkualitas dari segi peralatan/mesin-mesin yang digunakan

- Berkualitas dari segi tenaga kerja dan kinerja pegawai

3. Lokasi dan Sarana

PT Mars Bio memiliki dua tempat kegiatan perusahaan.

Pertama berlokasi di Jalan Ir. Sutami, Kelurahan Bontobinanga,

Kecamatan Rappokalling, Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi ini

diperuntukkan untuk seluruh aktivitas produksi vaksin, anti sera, serta

pengemasan. Luas area ini yaitu 91.210 m2 meliputi kantor, gudang,

mesjid, klinik, dan area perluasan pabrik. Lokasi kedua terletak di Jalan

Metro Tanjung Bunga, Kelurahan Bontoramba , Kecamatan Tamalate,

Kota Makassar, dengan luas area 282.441 m2 meliputi bagian uji klinis

hewan, kandang, pengolahan limbah padat dan cair, serta area

rerumputan untuk pelatihan dan makanan kuda. Hewan yang diternak

di PT Mars Bio ini merupakan hewan untuk fasilitas produksi seperti

kuda, mencit, ayam, dan kelinci. Luas bangunan PT Mars Bio di

Tamalate ini hanya 10.017 m2 sedangkan sisanya merupakan lahan

kosong yang biasa digunakan untuk area makan dan berlatih kuda.

Page 4: VAKSIN JADI

Kepala divisi administrasi keuangan

Kepala divisi anggaran & akuntansi

Kepala divisi SDM

Kepala divisi produksi vaksin

virus

Kepala divisi produksi vaksin

bakteri

Kepala divisi tehnik & pemasaran

Kepala divisi produksi farmasi

Kepala divisi pengawasan mutu

(QC)

Kepala divisi surveilence &

evaluasi produk

Kepala divisi hewan laboratorium

Kepala divisi peneitian

&pengembangan

Direktur keuangan &SDM

Direktur perencanaan & pengembangan

Direktur produksi

Direktur pemasaran

Kepala divisi penjualan ekspor

Kepala divisi penjualan dalam

negeri

Kepala divisi penunjang pemasaran

Kepala divisi pelayanan jasa

Kepala divisi Quality

Assurance(QA)

Direktur utama

Kepala divisi logistik

Corporate secretary

Kepala satuan Pengawas Intern

Struktur Organisasi PT. Mars Bio

Page 5: VAKSIN JADI

4. Struktur Organisasi Industri

Struktur organisasi dari PT Mars Bio dipimpin oleh direktur

utama yang membawahi beberapa kepala divisi. Divisi tersebut antara

lain kepala satuan pengawas intern, corporate secretary, kepala divisi

logistik, kepala divisi Quality Assurance (QA), direktur keuangan dan

SDM, direktur pemasaran, direktur produksi, dan direktur perencanaan

dan pengembangan.

Pada direktur perencanaan keuangan dan SDM membawahi

divisi administrasi dan keuangan, divisi anggaran dan akuntansi, dan

divisi SDM. Sedangkan pada direktur pemasaran membawahi divisi

penjualan dalam negeri, divisi penjualan ekspor, divisi penunjang

pemasaran, dan divisi pelayanan jasa. Direktur produksi membawahi

divisi produksi vaksin virus, divisi produksi vaksin bakteri, divisi produksi

farmasi, divisi teknik. Direktur perencanaan dan pengembangan

membawahi divisi pengawasan mutu (QC), divisi hewan laboratorium,

divisi surveilence dan evaluasi produk, divisi penelitian dan

pengembangan.

Page 6: VAKSIN JADI

5. Master Formula

FORMULA

Master Formula

NamaProduk : Poliomyelitis Vaccine® Trivalen

JumlahProduk : 10.000 Vial @ 2 ml

Tanggal Formula : 14 Maret 2014

Tanggal Produksi : 23 Juni 2016

No.Registrasi : DKL 1611000536A1

No.Batch : 01084305

Kemasan : Vial

Kode Bahan

Nama BahanKonsentrasiJumlah

Bahan yang Dibutuhkan

Jumlah Bahan yang Ditimbang

Ditimbang oleh

Diperiksa oleh

SS-001Virus polio dilemahkan

(Strain Sabin)Zat aktif

EN-002Eritromisin Pengawet0.4 g

KN-003KanamisinPengawet2 g

SU-004Sukrosa 35%Penstabil 7 L

WI-005WFIPelarutad 20 L

6. Alasan Penambahan Bahan

a. Virus Polio

Page 7: VAKSIN JADI

Poliomyelitis adalah penyakit paralitik akut yang disebabkan oleh

tiga serotipe poliovirus (PV).

Virus virulen dapat dibuat menjadi kurang virulen (attenuated)

dengan cara menumbuhkan virus tersebut pada sel inang yang

berbeda dari sel inang normal atau dengan cara mengembang-

biakkan virus tersebut pada suhu non fisiologis. Mutan yang

mampu berkembang biak lebih baik dibanding virus tipe liar (wild

type) pada kondisi selektif tersebut akan meningkat selama

replikasi virus. Jika mutan tersebut diisolasi, dimurnikan, dan diuji

patogenisitas pada model yang tepat, beberapa tipe mutan dapat

memiliki sifat patogen yang lebih rendah dibandingkan induknya.

Mutant tersebut merupakan kandidat yang baik sebagai vaksin

karena mereka tidak lagi berkembang dengan baik pada inang

alaminya tetapi memiliki kemampuan bereplikasi yang cukup tinggi

sehingga dapat menstimulasi respons imun, tetapi tidak

menimbulkan penyakit. Contoh Vaksin yang dilemahkan

(attenuated vaccine) : Vaksin BCG, Vaksin Sabin (polio), Vaksin

campak, Vaksin rubella.

b. Eritromisin dan Kanamisin

Antibiotik kadang digunakan selama proses produksi untuk

menjamin bahwa kontaminasi bakteri tidak terjadi selama proses

produksi

c. Sukrosa

Page 8: VAKSIN JADI

Zat tambahan yang digunakan sebagai penstabil dan berguna

untuk memelihara keefektifan vaksin dengan menjaga antigen dan

komponen lain dari vaksin stabil selama penyimpanan. Penstabil

mencegah komponen vaksin menempel ke bagian sisi dari vial

vaksin. Contoh zat tambahan termasuk laktosa dan sukrosa

(disakarida), glisin dan monosodium glutamat (asam amino atau

garamnya), dan serum manusia atau serum sapi (protein)

7. Alur Produksi Vaksin Polio

7.1 Perencanaan dan Pengadaan Bahan

Berperan dalam perencanaan dan pengadaan bahan-bahan

yang dibutuhkan untuk keperluan produksi yaitu Production Planning

and Inventory Control (PPIC) Division berdasarkan forecast marketing

dan mempertimbangkan kapasitas produksi. Divisi PPIC bertugas

menghubungkan antara bagian produksi dengan bagian marketing.

Pengadaan dilakukan berdasarkan pemesanan dari bagian produksi

dan marketing, setelah itu divisi PPIC membuat nota pemesanan

bahan pengadaan bahan ini harus terlebih dahulu mendapat

persetujuan dari manajer.

Untuk produk vaksin di PT. Mars Bio ini dimana terbuat dari

virus yang telah dilemahkan, bibit virus diperoleh dari WHO.

7.2 Pemeriksaan Bahan Baku

Pemeriksaan mutu bahan baku dilakukan untuk menjamin

agar bahan baku yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang

Page 9: VAKSIN JADI

dipersyaratkan. Bahan baku yang baru dikirim segera dilakukan

pemeriksaan untuk mengetahui apakah bahan baku tersebut

memenuhi spesifikasi yang telah dipersyaratkan sebagaimana

tercantum dalam Certificate of Analysis (CoA).

Pemeriksaan bahan baku dilakukan oleh bagian Quality

Control (QC) berdasarkan spesifikasi yang ditentukan, sampai

diluluskan oleh bagian QA untuk digunakan. Selama proses

pengujian, bahan baku yang dikarantina diberi label “KARANTINA”

yang berwarna kuning. Setiap melakukan pengujian bahan baku harus

dilengkapi dengan catatan pengujian (testing order) atau catatan hasil

pengujian yang ditandatangani oleh manager QC.

Bahan baku yang memenuhi syarat diberi label “RELEASE”

berwarna hijau oleh bagian QA. Bahan baku yang tidak memenuhi

syarat diberi label “REJECT” berwarna merah dan disimpan terpisah

untuk dikembalikan atau dimusnahkan.

7.3 Penyimpanan Bahan Baku

Gudang merupakan sarana pendukung dalam kegiatan

produksi di industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan

baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan. Selain

untuk penyimpanan gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan

dari pengaruh luar dan melindungi obat dari kerusakan. Bahan-bahan

untuk kerperluan industri disimpan di gudang dengan tujuan untuk

memudahkan alur proses produksi.

Page 10: VAKSIN JADI

Terdapat tiga area pada masing-masing gudang bahan baku,

bahan kemas dan produk jadi yaitu:

a. Quarantine Area, yaitu area tempat penyimpanan dengan status

karantina dimana barang baru diterima dan di karantina sambil

menunggu hasil analisa dari bagian QC. Barang dalam status ini

diberi label berwarna kuning.

b. Release Area, yaitu area tempat penyimpanan dengan status

release adalah barang sudah dianalisa oleh QC dan diberi label

Passed berwarna hijau.

c. Rejected Area, yaitu area tempat peyimpanan dengan status

reject adalah barang yang sudah dianalisa oleh QC dan hasilnya

tidak memenuhi spesifikasi sehingga ditolak. Barang dalam

status ini diberi label Rejected yang berwarna merah.

Bibit virus harus disimpan pada kondisi beku (freezer) yang

mencegah virus menjadi lebih kuat atau lebih lemah dari yang

diinginkan. Benih yang disimpan dalam gelas kecil atau kontainer

plastik, dengan volume sebesar 5 atau 10 ml tetapi mengandung

ribuan-jutaan virus, akan menghasilkan beberapa ratus liter vaksin.

Freezer dijaga pada suhu tertentu dan harus dijaga dari putusnya arus

listrik.

7.4 Penyiapan Water for Injection

Air dari sumber artesis dialirkan ke bak penampungan (water

tower) dengan gaya gravitasi air mengalir dan disaring oleh sand filter,

Page 11: VAKSIN JADI

kemudian disalurkan ke karbon filter yang berfungsi untuk menyaring

dan menghilangkan bau, warna, dan rasa. Setelah melewati karbon

filter, air dilewatkan melalui cartridge filter berukuran 5 mikron.

Selanjutnya air mengalir ke tabung yang berisi resion kation yang

berfungsi untuk mengikat senyawa atau molekul yang bermuatan

negatif, lalu diteruskan ke tabung resin anion untuk mengikat molekul-

molekul atau senyawa-senyawa yang bermuatan positif. Setelah

melewati tangki-tangki tersebut, aquademineralisata yang dihasilkan

dilewatkan pada cartridge 1 mikron dan UV sterilization yang berfungsi

untuk membunuh mikroorganisme. Terakhir aquademineralisata

dilewatkan pada alat konduktivity meter untuk pemeriksaan

konduktivitas untuk kemudian ditampung. Aquademineralisata

dialirkan ke bagian produksi setelah melalui pengujian dari QC.

Selanjutnya untuk memproduksi water for injection maka

pengolahan air untuk untuk ini dari purified water sistem selanjutnya

dilakukan destilasi. Sebelum melakukan destilasi terlebih dahulu air

melalui lampu UV untuk membunuh bakteri. Sesuai persyaratan

CPOB terkini proses destilasi menggunakan enam kolom destilasi,

artinya air untuk produksi steril mengalami enam kali proses destilasi.

Proses destilasi berlangsung dengan cara air dipanaskan terlebih

dahulu kemudian embun dari air ini masuk kek kondensor. Dari

kondensor air akan didinginkan kembali kemudian embun-embun ini

melewati kolom destilasi kedua. Begitu seterusnya sampai kolom

Page 12: VAKSIN JADI

enam destilasi. Destilasi cara inilah yang dapat memenuhi

persyaratan water for injection. Water for injection yang dihasilkan

disimpan dalam storage tank pada suhu 70-80oC sebelum didistribusi

untuk produksi.

Skema proses pengolahan air menjadi water for injection

Persyaratan untuk Water for Injection

Page 13: VAKSIN JADI

Parameter yang harus diukur untuk pemurnian air adalah :

a. Konduktivitas (1,3 µS/cm)

b. pH (suhu 25oC) 5-7

c. Cl, SO4, NH4, Ca/Mg, Nitrat, Nitrit, CO2

d. Logam berat (0,1 ppm)

e. Kesadahan

f. Microbiological testing (< 10 cfu/ml)

g. Endotoksin < 0,25 Eu/ml

7.5 Sebelum Proses Produksi

Sebelum proses produksi dilakukan, terlebih dahulu yang

harus di perhatikan antara lain :

1. Mesin dan Peralatan telah Terkualifikasi

Peralatan yang digunakan dalam industri mempunyai

rancang bangun yang tepat sehingga dapat menjamin keamanan,

mutu dan keseragaman produk dari batch ke batch. Peralatan yang

bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau produk jadi tidak

boleh menimbulkan reaksi yang mempengaruhi identitas, mutu atau

kemurnian. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa untuk

memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran silang antar bahan

di area yang sama.

Peralatan ditempatkan pada jarak yang cukup satu sama lain

untuk menghindari kesesakan serta memastikan tidak terjadinya

kekeliruan dan campur baur produk. Peralatan setelah digunakan

Page 14: VAKSIN JADI

hendaklah dibersihkan baik bagian luar maupun bagian dalam sesuai

dengan prosedur, serta dijaga dan disimpan dalam kondisi bersih dan

diberi tanda. Pembersihan dengan cara vakum/ basah lebih

dianjurkan. Udara bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan

hati-hati dan sedapat mungkin dihindari karena resiko pencemaran

produk. Kualifikasi peralatan senantiasa dilakukan secara teratur.

Sebelum proses produksi bagian QC harus memeriksa

sanitasi dan hygiene mesin dan peralatan. Setelah semua hasil

pemeriksaan memenuhi persyaratan maka mesin dan peralatan diberi

label “BERSIH” yang artinya siap untuk digunakan dalam proses

produksi.

2. Ruangan

Pada proses produksi, ada beberapa parameter kritis yang

harus diperhatikan karena berpengaruh terhadap mutu akhir produk.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah suhu, kelembaban,

tekanan udara dan jumlah partikel. Produksi vaksin dilakukan di

ruangan steril yaitu pada zona B latar belakang A dikerjakan di bawah

Laminar Air Flow (LAF) dengan suhu udara ruangan produksi 16-

25°C, kelembaban 45-55% , suplai udara menggunakan HEPA filter

dengan efisiensi saringan udara 99,997 %, tekanan udara pada ruang

produksi juga telah diatur sesuai dengan CPOB, dimana tekanan

udara pada ruang produksi relatif lebih negatif dibanding koridor.

Page 15: VAKSIN JADI

Bagian QC bertanggung jawab dalam melakukan

pengawasan terhadap ruangan produksi baik sebelum maupun

setelah produksi. Pembersihan ruangan dilakukan sebelum dan

setelah proses produksi. Sebelum proses produksi bagian QC harus

memeriksa sanitasi dan hygiene ruangan. Setelah semua hasil

pemeriksaan memenuhi persyaratan maka ruangan diberi label

“BERSIH” yang artinya siap digunakan untuk proses produksi.

3. Personalia

Personalia yang akan melakukan proses produksi adalah

personalia yang memenuhi persyaratan CPOB terkini yaitu sehat

secara fisik dan mental, memiliki pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan sesuai dengan tugasnya masing-masing, serta

mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan

CPOB terkini.

Tiap karyawan sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan,

baik sebelum diterima menjadi karyawan maupun selama bekerja

yang dilakukan secara berkala. Karyawan yang mengidap penyakit

atau menderita luka bakar yang dapat menurunkan kualitas produksi,

dilarang menangani bahan baku, bahan yang sedang dalam proses,

bahan pengemas dan produk jadi, sampai dia sembuh kembali.

Sebelum memasuki ruang pembuatan, karyawan mencuci tangan

dengan sabun. Sebaiknya dihindarkan bersentuhan langsung antara

anggota badan dengan bahan baku produk. Karyawan sebaiknya

Page 16: VAKSIN JADI

mengenakan pakaian kerja, penutup rambut, masker, sarung tangan

dan lain sebagainya yang bersih. Tindakan seperti merokok, makan,

dan minum serta perbuatan lain yang dapat mencemari mutu produk

di dalam ruang pembuatan dan ruang penyimpanan hendaknya tidak

dilakukan.

Sanitasi dan higiene karyawan dilakukan dengan adanya

kewajiban untuk selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) dalam

melakukan pekerjaannya. APD yang digunakan berupa baju khusus,

penutup rambut, sarung tangan, masker, dan sepatu/alas kaki khusus.

Peraturan ini berlaku untuk semua orang yang akan memasuki ruang

produksi.

Untuk memasuki area steril harus mengenakan pakaian dan

sepatu khusus atau memakai shoe cover, topi yang menutupi rambut

dan masker. Untuk membatasi pertukaran udara suatu ruangan

dengan tingkat kebersihan tertentu dengan ruangan lain diperlukan

suatu ruang antara sehingga ruangan yang mempunyai tingkat

kebersihan lebih tinggi tidak terkontaminasi oleh ruangan dengan

tingkat kebersihan lebih rendah.

7.6 Proses Produksi

Produksi merupakan semua pelaksanaan yang terlibat dalam

penyiapan suatu produk farmasi mulai dari penerimaan bahan, proses

pengolahan, pengemasan, dan pengemasan ulang, penandaan

sampai menghasilkan produk jadi. Kegiatan produksi hendaknya

Page 17: VAKSIN JADI

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar

senantiasa diperoleh produk jadi yang memenuhi spesifikasi yang

ditentukan.

Proses produksi vaksin polio didahului oleh proses

pemeriksaan dan penyiapan bahan baku dan bahan kemas sesuai

dengan perintah produksi (PP) dan perintah kemas (PK). Komposisi

dari vaksin polio terdiri dari virus  polio  hidup  dilemahkan  (strain 

Sabin) tipe 1, tipe 2, dan tipe 3 sebagai zat aktif dan eritromisin,

kanamisin, sukrosa sebagai zat tambahan. Bahan baku diperiksa oleh

QC. Bahan baku yang telah diperiksa dan sesuai dengan spesifikasi,

diberi label berwarna hijau dan direlease oleh QA, kemudian masuk

ke gudang bahan baku.

Produksi vaksin dilakukan di ruangan steril yaitu pada zona

A dikerjakan di bawah LAF dengan suhu udara ruangan produksi 16-

25°C, kelembaban 45-55% , suplai udara menggunakan HEPA filter

dengan efisiensi saringan udara 99,997%. Adapun batas jumlah

cemaran mikroba yaitu :

Kelas

Batas yang disarankan untuk cemaran mikroba

Sampel Cawan paparCawan

kontak

Sarung tangan

5

Udara (dia. 90 mm) (dia. 55 mm) jari cfu/sarung

cfu/m3 cfu/4 jam cfu/plate Tangan

Page 18: VAKSIN JADI

A < 1 < 1 < 1 < 1

B 10 5 5 5

C 100 50 25 -

D 200 100 50 -

Proses produksi vaksin polio di PT Mars Bio melalui beberapa

tahap yaitu :

a. Vaksin polio disintesis dari sel vero (sel ginjal monyet) kemudian

dimurnikan.

b. Blending, yaitu proses pencampuran antara bahan dasar dari virus,

dengan bahan - bahan kimia yang telah disiapkan.

c. Filling , proses pengisian vaksin dan dari hasil produksi yang telah

diterima (release) kedalam vial - vial ataupun wadah - wadah lain

yang telah disiapkan.

d. Sealing, Penyegelan vial yang telah diisi, biasanya dilakukan segera

setelah diisi dengan menggunakan mesin, filling and sealing otomatis

dalam satu rangkaian.

e. Pengemasan dilakukan terhadap produk obat jadi yang telah selesai

diproduksi dan dinyatakan release untuk dikemas oleh QC. Setelah

pengemasan ditempatkan di ruang karantina. Setelah mendapat

persetujuan dari bagian QA, baru dipindahkan ke gudang obat jadi.

Page 19: VAKSIN JADI

Blending

Pengisian dan penyegelan Vial

Cek IPC: VolumeKeseragaman volumeKebocoran

Cek IPC:OrganoleptisKadar zat aktifpH

Sel Vero

Virus Polio

Disintesis dan dimurnikan

Eritromisin, Kanamisin, dan

sukrosa

Pengemasan primer

Labelling

Gudang Obat jadi

Cek IPC:PenampilanKelengkapanPenandaan

Tahap - Tahap Proses Produksi Vaksin Polio PT Mars Bio

1. Proses Sintesis Vaksin Polio

Vaksin Polio mengandung suspensi dari tipe 1, 2, dan 3 virus

Polio hidup yang dilemahkan  (strain Sabin) yang dihasilkan dari sel

vero (sel ginjal monyet) dengan dengan cara memasukan biakan virus

polio ke dalam sel vero (sel ginjal monyet). Kemudian dilakukan

Pemurnian melalui tahap clarification, ultrafiltrasi, dan ultrasentrifugasi.

Page 20: VAKSIN JADI

2. Pencampuran Produk

Produk harus dicampur pada kondisi lingkungan tertentu. Hal

terpenting dalam proses pencampuran ini adalah ketelitian dalam

proses pencampuran. Urutan pencampuran sangat berdampak

terhadap produk hasil yang diinginkan. Perhatian khusus harus

diberikan untuk mencapai dan menjaga homogenitas larutan, dengan

cara menjaga suhu larutan.

3. Pengisian

Pengisian larutan steril, dilakukan secara otomatis dengan mesin

pengisi dan penyegelan. Mesin pengisi harus didesain untuk dapat

memberikan ketepatan volume. Ketepatan volume dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain kecepatan pengisian dan

keseragaman ukuran vial. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah

jangan sampai ujung jarum pengisi yang biasanya terbuat dari stainless

steel mengenai mulut vial, karena dapat menyebabkan terjadi serpihan

kaca yang dapat masuk ke dalam vial yang sedang diisi. Selain itu,

tekanan pada saat pengisian juga perlu mendapat perhatian, karena

botol kaca vial tidak didesain untuk menahan tekanan tinggi.

4. Penyegelan

Penyegelan ampul yang telah diisi, biasanya dilakukan segera

setelah diisi dengan menggunakan mesin filling and sealing otomatis

dalam satu rangkaian. Penyegelan ampul dilakukan dengan

Page 21: VAKSIN JADI

melelehkan bagian gelas dari leher ampul hingga membentuk segel

penutup (tip-seal) atau segel tarik (pull-seal). Penyegelan ampul

dilakukan dengan menggunakan nyala api gas oksigen (gas oxygen

flame) temperatur tinggi. Penyegelan harus dilakukan dengan hati - hati

dan dijaga untuk mencegah distorsi segel tersebut.

Untuk penyegelan botol vial, tutup karet harus cocok dengan

mulut wadah, serta cukup rapat untuk menghasilkan wadah yang dapat

disegel dengan rapat. Biasanya penutup ini dilakukan secara manual

menggunakan pinset steril. Untuk itu, penyegelan botol vial harus

dilakukan dengan cermat dan hati - hati jangan sampai menimbulkan

kontaminasi pada produk. Selanjutnya, botol yang telah tertutup karet

disegel dengan menggunakan segel aluminium untuk menahan karet

penutup.

5. Pengemasan

Bagian pengemasan baik primer maupun sekunder di PT Mars Bio

bertanggung jawab kepada manager produksi. Bagian pengemasan

bertugas untuk melakukan pengemasan terhadap produk obat jadi yang

telah selesai diproduksi dan dinyatakan release untuk dikemas oleh

QC. Proses pengemasan bertujuan untuk melindungi produk dari

pengaruh luar seperti benturan fisik, debu, cahaya matahari,

kelembaban, memberikan informasi yang berkaitan dengan sediaaan

seperti nama obat, indikasi, aturan pemakaian, komposisi, tanggal

daluwarsa, serta tujuan estetika.

Page 22: VAKSIN JADI

Bagian pengemasan di PT Mars Bio dibagi menjadi dua unit yaitu

:

a. Pengemasan Primer

Pengemasan primer dilakukan di ruang produksi yang meliputi

filling sediaan liquida. Untuk menjamin mutu hasil pengemasan,

maka selalu dilakukan In Process Control (IPC). IPC untuk

pengemasan primer meliputi pemeriksaan isi setiap kemasan

(volume kontrol), dan uji kebocoran wadah.

b. Pengemasan Sekunder

Pengemasan sekunder dan tersier meliputi :

- Coding, yaitu pemberian nomor batch dan expired date pada

etiket dan dos

- Pemberian brosur / insert

- Memasukkan hasil pengemasan kedalam box dan master box.

Setelah dilakukan pengemasan primer maka dilakukan

pengemasan sekunder. Produk yang telah melewati pengemas

primer akan dimasukkan ke dalam dus / box lalu ke dalam karton.

Supervisor IPC Pengemasan melakukan pemeriksaan pengemasan

sekunder secara manual dan diperiksa selama proses pengemasan

meliputi pemeriksaan penandaan (nomor batch, expired date, nama

obat, brosur), kebenaran jumlah atau isi dus, leaflet atau brosur, dan

estetika. Barang yang sudah siap akan dikirim ke gudang karantina

untuk menunggu hasil pengujian. Petugas yang melakukan

Page 23: VAKSIN JADI

pengemasan memberikan paraf setelah melaksanakan tugasnya

untuk memudahkan pencarian apabila terjadi kesalahan.

Setelah tahap pengemasan sekunder maka dilakukan final

inspection oleh bagian QC meliputi :

a. Penyiapan label

Kebenaran label, hasil cetakan / printing nomor batch,

manufacturing date dan expire date

b. Pelipatan insert

Kebenaran insert, insert cacat / rusak, kerapian lipatan

c. Printing dus dan master box

Kebenaran dus dan master box, kebenaran penandaan nomor

batch, manufacturing date dan expire date

d. Pengepakan

Kebenaran isi, kebenaran dus dan master box, kebenaran

penandaan, kebenaran insert.

Setelah pengemasan selesai, selanjutnya dilakukan

penimbangan master box sesuai dengan bobot yang ditentukan.

Master box yang sudah ditimbang ditempatkan di ruang karantina.

Setelah mendapat persetujuan dari bagian QA, maka master box

segera dipindahkan ke gudang obat jadi. Pada tiap jalur

pengemasan terdapat papan yang menunjukkan nama dan nomor

bets produk yang sedang dikemas. Jumlah produk yang diperoleh

Page 24: VAKSIN JADI

dan sisa kemasan yang tidak terpakai didokumentasikan dalam

laporan harian kemas sekunder.

6. Pengontrolan Kualitas

Untuk melindungi kemurnian vaksin dan keselamatan pekerja

yang membuat dan mengemas vaksin, kondisi kebersihan laboratorium

diamati pada seluruh prosedur. Semua transfer virus dan media

dilakukan dalam kondisi steril, dan semua instrumen yang digunakan

disterilisasi dalam autoklaf sebelum dan sesudah digunakan. Pekerja

yang melakukan prosedur memakai pakaian pelindung yang meliputi

gaun Tyvek sekali pakai, sarung tangan, sepatu khusus, jaring rambut,

dan masker wajah. Ruangan pabrik sendiri memakai Air Conditioner

(AC) yang khusus sehingga jumlah partikel di udara minimal.

Sebagai produk biologis, vaksin memiliki karakteristik tertentu dan

memerlukan penanganan yang khusus sejak diproduksi di pabrik

hingga dipakai di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk semua jenis

vaksin adalah + 2 ºC s/d  + 8 ºC.

Penyimpangan dari ketentuan yang ada dapat mengakibatkan

kerusakan vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan

potensinya bahkan bila diberikan kepada sasaran dapat menimbulkan

kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang tidak diinginkan. Kerusakan

vaksin dapat mengakibatkan kerugian sumber daya yang tidak sedikit,

baik dalam bentuk biaya vaksin, maupun biaya-biaya lain yang terpaksa

Page 25: VAKSIN JADI

dikeluarkan guna menanggulangi masalah KIPI atau kejadian luar

biasa.

Selama ini masih banyak petugas kesehatan yang beranggapan

bahwa bila ada pendingin maka vaksin sudah aman, malahan ada yang

berfikir kalau makin dingin maka vaksin makin baik. Pendapat itu perlu

diluruskan, semua vaksin akan rusak bila terpapar panas atau terkena

sinar matahari langsung. Tetapi beberapa vaksin juga tidak tahan

terhadap pembekuan, bahkan dapat rusak secara permanen dalam

waktu yang lebih singkat dibandingkan bila vaksin terpapar panas.

Berdasarkan sensitivitas terhadap suhu, penggolongan vaksin

adalah sebagai berikut:

a. Vaksin sensitive beku (Freeze sensitive = FS), adalah

golongan vaksin yang akan rusak terhadap suhu dingin

dibawah 0ºC (beku) yaitu: Hepatitis B, DPT, DPT-HB, DT, TT

b. Vaksin sensitive panas (Heat Sensitive = HS), adalah

golongan vaksin yang akan rusak terhadap paparan panas

yang berlebih yaitu: BCG, Polio, Campak

Pemantauan suhu vaksin sangat penting dalam menetapkan

secara cepat apakah vaksin masih layak digunakan atau tidak. Untuk

membantu petugas dalam memantau suhu penyimpanan dan

pengiriman vaksin ini, ada berbagai alat dengan indikator yang sangat

peka seperti Vaccine Vial Monitor (VVM), Freeze watch atau Freezetag

serta Time Temperatur Monitor (TTM).

Page 26: VAKSIN JADI

Dengan menggunakan alat pantau ini, dalam berbagai studi

diketahui bahwa telah terjadi berbagai kasus paparan terhadap suhu

beku pada vaksin yang peka terhadap pembekuan seperti Hepatitis B,

DPT dan TT. Dengan adanya temuan ini maka telah dilakukan

penyesuaian pengelolaan vaksin untuk mencegah pembekuan vaksin.

a. Vaccine Vial Monitor (VVM)

Vaccine vial monitor digunakan untuk menilai apakah

vaksin sudah pernah terpapar suhu diatas batas yang

diperbolehkan dengan cara membandingkan warna

kotak segiempat dengan warna lingkaran di sekitarnya.

Bila warna kotak segiempat lebih muda daripada

lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau B) maka

vaksin belum terpapar suhu diatas batas yang diperkenankan.

Vaksin dengan VVM B harus segera digunakan. Bila

warna kotak segiempat sama atau lebih gelap daripada

lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM C atau D) maka

vaksin sudah terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan,

tidak boleh diberikan pada pasien.

Page 27: VAKSIN JADI

VVMKodeWarnaKet.

ASegiempat lebih terang dari

lingkaran sekitar

Bila belum kadaluarsa gunakan vaksin

BSegiempat lebih gelap dari

lingkaran sekitar

Bila belum kadaluarsa gunakan vaksin

CSegiempat sama warna lingkaran

sekitarJangan gunakan vaksin: lapor kepada pimpinan

DSegiempat lebih gelap dari

lingkaran sekitar

b. Freeze watch dan freeze tag 

Freeze watch dan freeze tag adalah alat untuk

mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah 0oC.

Bila dalam freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke

sekitarnya, berarti vaksin pernah terpapar suhu dibawah

0oC± 1 . 5 oC lebih dari 1 jam yang dapat merusak vaksin mati

(inaktif). Sedangkan tanda silang (X) freeze tag menunjukkan

bahwa vaksin telah terpapar pada suhu 0oC± 0 . 3 oC selama lebih

dari 1 jam. Vaksin-vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada

pasien.

Page 28: VAKSIN JADI

c. Warna dan kejernihan vaksin

Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat

menjadi indikator praktis untuk menilai stabilitas vaksin.

Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. Bila

warnanya berubah menjadi  pucat atau kemerahan  berarti

pHnya telah berubah,  sehingga  tidak stabil dan  tidak boleh

diberikan kepada pasien.

Vaksin toksoid, rekombinan, dan polisakarida umumnya

berwarna putih jernih dan sedikit berkabut. Bila menggumpal

atau banyak endapan berarti sudah pernah beku sehingga tidak

boleh digunakan karena sudah pernah rusak. Untuk meyakinkan

dapat dilakukan uji kocok (shake test) seperti dibawah ini. Bila

vaksin setelah dikocok tetap menggumpal atau

mengendap,maka vaksin tidak boleh digunakan karena sudah

rusak.

Page 29: VAKSIN JADI

7. Pengawasan mutu

Pengawasan mutu produksi dilakukan selama proses produksi

atau IPC. Pengawasan mutu yang dilakukan untuk sediaan cair antara

lain :

a. Uji Organoleptis

Uji organoleptis meliputi uji dari warna dan kejernihan. Uji

organoleptis dilakukan oleh tenaga - tenaga berpengalaman yang dapat

mendeteksi jika terjadi perbedaan kualitas produk.

b. pH

Nilai pH yang diterima adalah sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditentukan untuk masing - masing produk. Harga pH adalah

harga yang diberikan oleh alat pH meter yang sesuai, yang telah

dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga

pH sampai 0,02 unit pH menggunakan elektrode indikator yang peka

terhadap aktivitas ion hidrogen, elektroda kaca, dan elektroda

pembanding yang sesuai seperti elektrode kalomel atau perak -perak

klorida.

c. Uji Kebocoran

Uji kebocoran dilakukan untuk menghindari adanya kebocoran

pada produk yang dapat merusak kualitas produk. Produk yang bocor

dapat mengotori produk lain yang ada di sekitarnya. Selain itu, produk

Page 30: VAKSIN JADI

yang bocor juga mempengaruhi ketepatan dosis dan keseragaman

bobot produk.

d. Volume

Keseragaman volume menjadi titik penting dalam sediaan cair

karena volume akan menentukan dosis sediaan yang dikonsumsi.

e. Uji keseragaman volume

Uji keseragaman volume untuk sediaan cair dalam pengemas

primer selain dilakukan oleh departemen pengawasan mutu juga

dilakukan oleh operator setiap lima belas menit dengan sepuluh

sampel. Jika terjadi volume yang tidak seragam dapat segera ditangani.

Keseragaman volume dapat menjadi parameter pengawasan mutu

karena cairan yang memiliki viskositas dan bobot jenis yang sama akan

memiliki volume yang sama.

Volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume

yang ditetapkan. Kelebihan volume yang dianjurkan tertera dalam

daftar di bawah ini(6):

Volume pada etiket

Volume tambahan yang dianjurkan

Cairan encerCairan kental

0,5 ml0,10 ml0,12 ml

1,0 ml0,10 ml0,15 ml

2,0 ml0,15 ml0,25 ml

5,0 ml0,30 ml0,50 ml

10,0 ml0,50 ml0,70 ml

Page 31: VAKSIN JADI

20,0 ml0,60 ml0,90 ml

30,0 ml0,80 ml1,20 ml

50,0 ml atau lebih2%3%

f. Uji mikrobiologi

Dilakukan untuk menjamin sediaan farmasi yang telah diproduksi

bebas dari kontaminasi mikroba. Suatu sediaan parenteral harus steril

karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit

atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling

dalam. Batas cemaran mikroba untuk bakteri dan jamur <1 cfu/m3 (2).

g. Penampilan

Penampilan dalam hal ini adalah kerapian yang berkaitan dengan

nilai estetika suatu produk.

h. Kelengkapan

Kelengkapan yang diperlukan antara lain etiket dan brosur.

i. Penandaan

Penandaan yang harus ada dalam setiap produk antara lain

nomor bets, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Penandaan ini

dilakukan dengan pencetakan masing - masing penanda dalam setiap

kemasan.

7.7 Setelah Proses Produksi

Penyimpanan obat jadi yang siap dipasarkan berdasarkan

persetujuan QA di PT Mars Bio diatur berdasarkan sistem First Expire

First Out (FEFO).

Page 32: VAKSIN JADI

Gudang di PT Mars Bio terdiri dari gudang bahan baku,

gudang produk kemas dan produk solid. Gudang memiliki beberapa

fasilitas yaitu pemadam api, pest control, insect-o-cutor, plastic curtain

dan air curtain.

Seksi gudang produk jadi mengambil barang dari unit

pengemasan dan juga menerima dari luar pabrik seperti obat impor

yang sudah siap jual, obat toll out, dan barang yang dikembalikan dari

distributor. Sedangkan untuk produk impor berupa bulk akan diterima

oleh gudang bahan baku. Produk jadi disimpan pada ruangan suhu

dingin (2o - 8oC). Obat yang dikembalikan disimpan dalam area

khusus. Penyimpanan obat - obat yang sudah kadaluwarsa

dipisahkan dari tempat penyimpanan obat lainnya (dikarantina).

7.8 Uraian Produk Vaksin Polio

Deskripsi

Vaksin Polio Oral (OPV) adalah vaksin trivalen merupakan cairan

berwarna kuning kemerahan dikemas dalam vial gelas yang

mengandung suspensi dari tipe 1,2, dan 3 virus Polio hidup (strain

Sabin) yang telah dilemahkan. Vaksin Polio Oral ini merupakan

suspensi “drops” untuk diteteskan melalui droper (secara oral).

Komposisi

Tiap dosis (2 tetes = 0,1 mL) mengandung :

Zat berkhasiat :

Virus  Polio  hidup  dilemahkan  (strain  Sabin)

Page 33: VAKSIN JADI

- tipe 1 ≥ 106.0 CCID50*

- tipe 2 ≥ 105.0 CCID50

- tipe 3 ≥ 105.8 CCID50

Zat tambahan :

Eritromisin tidak lebih dari 2 mcg

Kanamisin tidak lebih dari 10 mcg

Sukrosa 35 % (v/v) (sebagai zat penstabil)

* CCID50 = Cell Culture Infective Dose 50

Indikasi

Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap Poliomyelitis.

Cara Kerja Obat

Merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap Poliomyelitis.

Posologi

OPV  hanya  diberikan  secara  oral. Diteteskan langsung ke dalam

mulut dari vial dosis ganda melalui droper sebanyak 2 tetes.

Hati-hati jangan sampai droper terkontaminasi dengan air liur anak

yang divaksinasi.

Bayi-bayi  sedikitnya  harus  mendapatkan 3 dosis OPV dengan

interval waktu 4 minggu pada usia 2 bulan.

Imunisasi  ulangan  diberikan  1  dan  3 tahun kemudian ; 1 dosis.

Efek Samping

Umumnya tidak terdapat efek samping. Sangat jarang terjadi

kelumpuhan (paralytic poliomyelitis), yang diakibatkan karena vaksin

Page 34: VAKSIN JADI

(perbandingan 1 / 1.000.000 dosis). Individu yang kontak dengan anak

yang telah divaksinasi, jarang sekali beresiko mengalami lumpuh polio

(paralytic poliomyelitis) akibat vaksinasi (perbandingan 1 / 1.400.000

dosis sampai 1 / 3.400.000 dosis). Dan hal ini terjadi bila kontak belum

mempunyai kekebalan terhadap virus polio atau belum pernah

diimunisasi. Sindroma Guillain Barré.

Kontraindikasi

Apabila  sedang  mengalami  diare, dosis OPV yang diberikan tidak

akan dihitung sebagai bagian dari jadwal imunisasi, dan harus

diulang setelah sembuh.

Penderita  leukemia  dan  disgamma-globulinemia.

Anak dengan infeksi akut yang disertai demam.

Anak  dengan  defisiensi  sistem  kekebalan.

Anak  dalam  pengobatan  imunosupresif.

Interaksi Obat

Obat yang bersifat imunosupresif.

Peringatan & Perhatian

Harus diberikan secara oral

Pemberian  secara  bersama-sama  dengan vaksin hidup lainnya

harus dilakukan secara terpisah

Perhatikan  petunjuk  pemakaian  vaksin

Penyimpanan

Page 35: VAKSIN JADI

Potensi  vaksin  akan  terjaga  sampai dengan waktu daluarsa yang

terdapat pada vial jika disimpan pada suhu tidak lebih dari -20°C. Dan

hanya dapat disimpan selama 6 bulan pada suhu antara +2°C dan

+8°C. Masa daluarsa 2 tahun.

Penggunaan vaksin dalam vial dosis ganda yang sudah dibuka

Vaksin OPV dalam kemasan vial dosis ganda yang telah diambil satu

dosis atau lebih untuk imunisasi dapat disimpan dan dapat digunakan

untuk sesi imunisasi berikutnya sampai dengan 4 minggu, jika semua

kondisi yang dipersyaratkan dipenuhi.

Kemasan

Dus : 10 vial  @ 1 mL (10 dosis)

Dus : 10 vial  @ 2 mL (20 dosis)

Dus : 50 vial  @ 2 mL (20 dosis)

Page 36: VAKSIN JADI

TUGAS MATA KULIAH

FARMASI INDUSTRI

MODUL

PRODUKSI VAKSIN POLIO

MUHAMMAD RAIS

NIM. N21113794

KELAS A

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 37: VAKSIN JADI

MAKASSAR

2014