KOPERASI & UKM No. 03 - Mei.2017 KOPERASI PERIKANAN di ... · ikan lele. Selain itu ada KUD Mina...
Transcript of KOPERASI & UKM No. 03 - Mei.2017 KOPERASI PERIKANAN di ... · ikan lele. Selain itu ada KUD Mina...
No. 03 - Mei.2017KOPERASI & UKM
@KemenkopUKMKoperasi Perikanan diPentas Industrialisasi
Membuka Peluang Koperasi Salurkan KUR
Nyoman SuwirtaHakikat Koperasi adalah Kerja Sama
KOPERASI PERIKANANdi Pentas Industrialisasi
H.18H.12H.03
20172
Kepala Biro Umum Penanggung Jawab: Hardiyanto, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat: Darmono, MM Redaktur-Kepala Bagian Tata Usaha: Drs. Bambang Sunaryo, Penyunting/Editor-Kasubag Advokasi Hukum: M.Maulana, S.I.Kom, Penyunting/Editor: Edy Haryana, S.Sos, Desain: Muhammad Ali, Adhiguna Suryadi, Mulyadi, Fotografer: Timbul Priyono, Topik, Kurniawan, Sekretariat: Nurlailah, Fira Desiana Nasril, Suhandi, Imam Ahmad Al Hushori, Sutarsono. S.sos, Ali Imron Rasidi, Rr. Dwitya Suci, Pradityo Ariwibowo, Nur Sholeh, M. Kamal, Wira Suanda
Daftar isi
21 KABAR DAERAH Pemprov Kaltara: Mengejar Ketertinggalan dari Ujung Utara Indonesia
22 GALERI FOTOGaleri Foto
INSPIRASI UKM: Gagal menggapai impian untuk menjadi bankir tak membuat Septian Jasiah Wijaya patah arang. Sebagai lulusan Diploma Teknologi Managemen Ternak Angkatan 48 IPB, ia langsung banting setir ke kandang sapi.
Seiring cita-cita Indonesia untuk
menjadi poros maritim dunia,
industrialisasi perikanan harus
dibangun dan diperkuat. Di sisi lain,
industrialisasi perikanan pun
hendaknya memberikan rasa adil dan
kesejahteraan yang merata.
Itulah sebabnya, industrialisasi harus
bertumpu pada usaha-usaha ekonomi
kerakyatan, yaitu fokus pada nelayan,
bukan sekadar pada usaha besar.
Koperasi nelayan sebagai kekuatan
ekonomi rakyat di pesisir dan
kampung-kampung nelayan sangat
penting untuk lebih diberdayakan.
Hingga ke depan, nelayan tidak
sekadar menangkap ikan setelah itu
dijual tanpa memberikan nilai tambah
apapun, tapi lebih dari itu nelayan
melalui koperasi bisa turut serta
mengambil bagian dalam industrialisasi
perikanan.
Oleh karena itu, pengembangan
koperasi nelayan hendaknya menjadi
prioritas dan tujuan utama. Meski saat
ini sejumlah koperasi nelayan sudah
terbukti mampu menyejahterakan
anggotanya. Tapi, butuh upaya lebih
besar lagi untuk menghidupkan
koperasi-koperasi nelayan yang lain.
Dengan begitu, koperasi nelayan
secara keseluruhan bisa ikut dalam
proses industrialisasi mulai dari
penangkapan, pengolahan dan
produksi, hingga pemasaran.
Memang disadari, bukan mudah
dan butuh waktu untuk memperkuat
koperasi nelayan. Sejumlah
tantangan membentang, mulai dari
tantangan meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia, menata
manajemen pengelolaan koperasi,
dan memperbesar komitmen untuk
menjadikan koperasi nelayan sebagai
kekuatan ekonomi di desa-desa.
Sebab sejatinya sejalan dengan
Program Pemerintah untuk menjadikan
Indonesia sebagai Poros Maritim
Dunia akan sangat dahsyat jika
didukung koperasi nelayan sebagai
salah satu pilar kekuatan. Nelayan
tidak hanya sebagai objek kebijakan
semata, tapi turut memberi andil dalam
pertumbuhan ekonomi.
Berbagai ketimpangan, kemiskinan
yang dialami nelayan selama ini akan
dapat teratasi. Kampung nelayan
tidak lagi menjadi kantong-kantong
kemiskinan, tapi sebagai pusat-pusat
kekuatan dan pertumbuhan ekonomi
baru.
Oleh karena itu, Kementerian
Koperasi dan UKM melalui berbagai
kebijakan telah turun memperkuat
koperasi nelayan. Aksi ini tidak akan
berhenti, terus dilakukan hingga
koperasi nelayan kuat, mandiri, dan
berkualitas.
Salam
KELEMBAGAAN:Kini, Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Bisa Diurus Online
2 DAFTAR ISI
3 LIPUTAN KHUSUS
6 SEKRETARIAT
7 KELEMBAGAAN
8 PRODUKSI & PEMASARAN Jaringan Koperasi yang Bangkit dari Tidur Panjang
13 LPDB KUKMAsian Games 2018 Buka Peluang Pasar UKM
16 INSPIRASI UKMBuah Sukses Bisnis Sapi Perah
32017
Koperasi Perikanan di Pentas Industrialisasi
Liputan Khusus
T ak terlalu berlebihan rasanya
bila Presiden Joko Widodo
(Jokowi) menilai bahwa sektor
kelautan dan perikanan bisa menjadi
motor penggerak perekonomian
nasional. Selain karena dua pertiga
wilayah Indonesia adalah laut, per-
ekonomian global yang selama ini
digerakkan oleh industri dan manu-
faktur sedang melambat.
Potensi kelautan dan perikanan
memamg masih begitu besar say-
angnya hingga kini belum tergarap
optimal. Tercatat kontribusi sektor
tersebut terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) masih di bawah 30%.
“Banyak potensi laut dan perikanan
yang belum bisa kita maksimalkan,”
tegas Presiden.
Namun, Presiden Jokowi men-
gakui, pemerintah tidak fokus dan
sudah melewatkan potensi besar
yang ada dalam industri kemariti-
man. Jokowi menyebut, potensi
industri kemaritiman dari sektor peri-
kanan ini bernilai US$D1,33 triliun
atau sekitar Rp19 ribu triliun. Tapi,
potensi besar itu belum dimanfaat-
kan dengan baik. “Kalau pengelo-
laannya hanya rutinitas, monoton,
tidak ada terobosan jangan harap
angka ini bisa didapatkan, 10% saja
sudah bagus, apalagi masuk Rp19
ribu triliun,” tandas Presiden.
Buktinya, di dunia Indonesia masih
kalah jauh dalam hal ekspor peri-
kanan dibanding Vietnam. Dimana
Vietnam tercatat sebagai nomor dua,
sementara Indonesia pada posisi
nomor tujuh. Padahal, laut dan
potensi perikanan Indonesia sangat
luas dibanding Vietnam.
Menanggapi hal itu, Deputi Bidang
Produksi dan Pemasaran Kementrian
Koperasi dan UKM I Wayan Dipta
menegaskan bahwa pihaknya sudah
sejak lama mendorong agar koperasi
yang bergerak di sektor perikanan
untuk menggeluti sektor olahan
hasil laut atau industrialisasi sektor
perikanan.
“Bahkan, sejak Menteri Koperasi
dan UKM dijabat oleh AAGN
Puspayoga, kita lebih fokus lagi
20174
untuk memperkuat eksistensi kop-
erasi perikanan di Indonesia,” kata
Wayan.
Dan untuk mewujudkan itu, lanjut
Wayan, Kementerian Koperasi dan
UKM sudah menjalin kerja sama dan
koodinasi secara intensif dengan ke-
menterian lain, seperti Kementerian
Kelautan dan Perikanan(KKP) serta
Kementerian Dalam Negeri (Ke-
mendagri).
“Dengan KKP, kami sudah
melakukan MoU untuk memverifikasi
database koperasi perikanan yang
layak mendapat bantuan teknis dari
KKP. Sementara dengan Kemendag-
ri, kami sudah berkirim surat pada
2015 untuk melakukan sinergi dan
koordinasi dalam mengembalikan
pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan
atau TPI ke koperasi,” jelas Wayan.
Selain TPI, koodinasi Kemen-
kop UKM dengan Kemendagri
juga dalam bentuk pengadaan
bahan bakar solar untuk nelayan
melaut.“Karena, bagaimana pun juga
bila nelayan akan melaut tapi bahan
bakar tidak tersedia dan harganya
mahal, ongkos produksinya menjadi
semakin tinggi,” katanya.
Menurut Wayan, bila TPI dike-
lola oleh koperasi perikanan,
maka masalah-masalah sep-
erti musim paceklik, dana sosial
asuransi, tabungan kesehatan, dan
sebagainya, tidak akan ada masalah.
Tapi, sekarang, dana APBN yang
dikeluarkan untuk anggaran asur-
ansi, khususnya di sektor perikanan
relatif belum efisien. “Dulu, ketika TPI
dikelola koperasi, hal-hal seperti itu
bukanlah masalah. Kita juga sudah
membantu cooling unit, pengadaan
kapal-kapal. Sudah banyak Kemen-
kop UKM membantu pengadaan
kapal. Dan kita terus mendorong ke
depan agar koperasi perikanan untuk
memasuki kancah industri. Jadi,
itu bukanlah sesuatu yang baru bagi
kita,” kata Wayan.
Data Kemenkop dan UKM
menunjukkan, ada sejumlah koperasi
perikanan yang sudah memiliki unit
industri pengolahan ikan. Di anta-
ranya, KSU Muara Baimbai di Kabu-
paten Serdang Bedagai, Sumatera
Utara, yang memiliki produk olahan
kerupuk ikan dan kerupuk Mangrove;
KSU Asap Indah di Kabupaten De-
mak, Jawa Tengah, dengan produk
olahan ikan asap; KUD Mina Jaya
Kendal di Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah, dengan produk olahan ikan
Bandeng presto; dan KSU Sumber
Makmur Sejahtera di Tulungagung,
Jawa Timur, dengan produk olahan
ikan lele.
Selain itu ada KUD Mina Selat Bali
di Situbondo, Jawa Timur, dengan
produk olahan ikan segar dan ikan
kering; KSU Putri Bahari di Kabupat-
en Trenggalek, Jawa Timur, dengan
produk olahan hasil produksi ikan;
serta KSU Warih Sejahtera Bayat
di Klaten, Jawa Tengah, dengan
produk olahan ikan Nila crispy.
Bahkan, ada eberapa nama
koperasi perikanan yang tergolong
besar, baik dari sisi aset maupun
omzet usaha. Di antaranya, KUD
Mina Fajar Sidik, Koperasi Mina
Bahari (Subang), Koperasi Mina
Jaya (Jakarta Utara), Koperasi Mino
Saroyo (Cilacap), Koperasi Sarono
Mino (Pati), Koperasi Mina Sumitra
(Indramayu), Koperasi Mina Tani
Brondong (Lamongan), dan Koperasi
Mino Blambangan (Banyuwangi).
Selain koperasi perikanan, banyak
juga UKM anggota koperasi peri-
kanan yang sudah menekuni sektor
industri pengolahan hasil ikan. Sebut
saja, UKM Rizki Mulia di Surakarta,
Jawa Tengah, dengan produk olahan
abon ikan kakap dan lele; UKM Abon
Lele Sangkuriang di Surakarta, Jawa
Tengah, dengan produk olahan abon
ikan lele; UKM pengolahan ikan
bandeng di Surakarta, Jawa Tengah,
dengan produk olahan bandeng
presto; UKM Tri Budi Kuncoro di
Nusukan, Solo, dengan produk
olahan abon ikan lele; UKM Abon
Listina di Kota Solo, Jawa Tengah,
dengan produk olahan abon ikan
tongkol.
Hal yang pasti, kata Wayan, tugas
dan fokus Kemenkop UKM di sektor
perikanan ada tiga yakni dari sisi
perkuatan kelembagaan koperasi
perikanan di seluruh Indonesia,
pengembangan SDM (baik pening-
katan kapasitas nelayan dan juga
anggota koperasi perikanan), serta
program pembiayaan.
“Tujuannya, mendorong koperasi
perikanan untuk masuk ke sektor
industri. Sehingga, potensi perikanan
dari hulu hingga hilir bisa mereka
kelola secara maksimal. Selama ini,
yang menikmati potensi itu orang
lain, bukan nelayan, bukan masyara-
kat, juga bukan anggota koperasi
perikanan,” tegas Wayan.
Sekali lagi, Wayan menegaskan
bahwa koordinasi dan sinergi dengan
KKP dan Kemendagri harus terus
diintensifkan.“Kemenkop UKM akan
terus memberikan bantuan berupa
bimbingan teknis dan pendamp-
ingan khusus untuk produksi dan
pemasaran. Sudah banyak juga
kita mengajak mereka melakukan
promosi di banyak pameran atau
eksibisi, di dalam dan luar negeri,”
papar Wayan.
Pengelolaan TPI
Sedangkan khusus terkait pengem-
balian pengelolaan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) ke
koperasi, Wayan menyebut
keberadaan UU Otonomi Daerah.
“Artinya, ya UU itu harus diubah.
Tapi, meski begitu, meski TPI diatur
oleh Pergub, Perbup, atau Perwali,
pada praktiknya TPI dikelola oleh
koperasi. Hanya saja, sifatnya masih
semi atau tidak full. Di banyak dae-
rah, UPT-nya tidak bekerja maksi-
mal, tapi dikelola dengan baik oleh
orang-orang koperasi, bukan oleh
koperasinya. Jadi, tidak maksimal
dalam pengelolaannya,” ungkap
Wayan.
Oleh karena itu, kata Wayan, saat
dirinya menghadiri milad Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI),
pihaknya sudah meminta semua
52017
pihak untuk terus berjuang agar
pengelolaan TPI dikelola koperasi
perikanan.
Sementara itu anggota DPR
RI yang juga Ketua Umum Induk
Koperasi Perikanan Indonesia
(IKPI) Ono Surono mengamini hal
itu. Ono menyebut bahwa TPI
harus menjadi ‘core business’ ko-
perasi perikanan. Selama ini, peran
dan wewenang koperasi perikanan
adalah melakukan penyelenggaraan
dan pengelolaan TPI berdasarkan
izin bupati yang diatur oleh Perda.
“Padahal, bila TPI dikelola kop-
erasi, banyak memiliki keuntungan di
antaranya yakni PAD atau retribusi
naik, pembinaan dan pengawasan
terhadap nelayan berjalan baik.
Dan sebagai pusat penangkapan
nelayan, harga ikan terkendali
dengan baik yang mengarah pada
keuntungan nelayan. Sedangkan bila
dikelola Pemda, hanya target PAD
dan retribusi saja yang terpenuhi,”
kata Ono.
Oleh karena, di mata Ono,
peran koperasi idealnya masuk
pada wilayah produksi, distribusi,
dan konsumsi, sekaligus penguatan
kelembagaan nelayan atau pelaku
usaha perikanan. Hanya saja, dukun-
gan pemerintah belum mengarah ke
sana. “Misalnya, Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) masih banyak yang mang-
krak dan dikelola Dinas Perikanan
setempat. Koperasi nelayan belum
menjadi koperasi penyalur KUR,
serta KKP lebih mendorong pelaku
usaha untuk membentuk PT/CV dari-
pada koperasi untuk memperbaiki
masalah perizinan kapal. Koperasi
perikanan yang bisa menjadi lem-
baga usaha nelayan adalah mereka
yang diberi hak untuk mengelola
koperasi,” ungkap Ono.
Ono mengakui bahwa ma-
sih ada beberapa kendala yang
masih dihadapi koperasi perikanan
dalam menuju industrialisasi sektor
perikanan nasional. “Kita mem-
butuhkan regulasi seperti UU dan
Perda Pengelolaan TPI oleh koperasi
perikanan, pembiayaaan KUR, mikro
nelayan/perikanan oleh koperasi
perikanan, hingga kelembagaan ne-
layan/badan usaha melalui koperasi
perikanan,” papar Ono.
Meski begitu, Ono menyebut se-
jumlah regulasi yang sudah berpihak
ke koperasi. Seperti UU Perlindun-
gan dan Pemberdayaan Nelayan,
Pembudidaya Ikan dan Petambak
Garam, sudah mewadahi peran
koperasi dalam kelembagaan.
Bahkan, Ketua Pelaksana Harian
Dewan Koperasi Indonesia (Deko-
pin) Agung Sudjatmoko dengan
tegas menyatakan bahwa TPI
harus dikembalikan pengelolaannya
kepada koperasi. “Tetapi, karena
regulasi, maka 90% lebih diambil alih
oleh Pemprov atau Pemkab/Pemkot.
Untuk itu, Kemenkop UKM harus
mengeluarkan regulasi yang kuat,
mungkin setingkat UU atau PP agar
fungsi TPI dikembalikan pengelo-
lanya pada koperasi,” jelas Agung.
Agung menambahkan, TPI seha-
rusnya dikelola koperasi perikanan
karena itu wujud kedaulatan nelayan
dalam membangun kesejahteraan-
nya. Karena, penentuan harga dan
hasil tangkap ikan ditentukan oleh
pasar yang dikendalikan koperasi.
Menurut Agung, banyak kelebihan
TPI yang dikelola koperasi antara lain
sebagai bentuk kedaulatan nelayan,
meningkatkan pendapatan koperasi
dan kesejahtetaan nelayan, dan
fleksibilitas manajemen. Sedangkan
kekurangannya antara lain kapa-
sitas SDM, sarana prasarana, dan
transparansi manajemen nelayan
yang masih lemah.
“Secara umum, sebenarnya
masing-masing punya plus minus-
nya. Tetapi, TPI dikelola kop-
erasi lebih baik dibanding ditangani
Pemda. Idealnya, TPI dikembalikan
ke koperasi, Pemda melakukan pen-
gawasan terhadap tata kelola TPI,
dan bangun sistem modernisasi TPI
oleh sinergi Pemda dan koperasi,”
pungkas Agung. •
20176
K ebutuhan terhadap basis
data koperasi sangat be-
sar. Tanpa data yang aku-
rat dan lengkap, penyusunan kebi-
jakan akan sulit dilakukan.
Itu sebabnya, Menteri Koperasi
dan UKM Puspayoga membuat
kebijakan penyusunan database
koperasi sebagai program priori-
tas kementerian.
Program yang mulai diluncurkan
pertengahan 2015 itu direalisasikan
salah satunya dengan mewajibkan
koperasi untuk memiliki sertifikat
Nomor Induk Koperasi (NIK).
Sayangnya untuk menerapkan
kebijakan tersebut tidak semudah
yang diharapkan. Meski sudah
berjalan hampir dua tahun hingga
sekarang pendataan koperasi
ternyata belum juga tuntas.
Ketentuan seluruh koperasi
harus memiliki sertifikat NIK belum
tercapai seluruhnya.
Bahkan faktanya, pelaporan data
koperasi dari daerah berjalan lambat.
Berdasarkan Online Data System
Kemenkop UKM, secara nasional
koperasi yang memiliki sertifikat
NIK baru 10.241 unit per 16 Mei
2017.
Padahal, data menggambarkan
koperasi yang aktif 152.390
unit dari jumlah koperasi keseluru-
han 208.659 unit.
Dari data koperasi yang memiliki
sertifikat NIK, perinciannya antara
lain di Jawa Timur sebanyak 2.836
koperasi, JawaTengah 1.299
Pentingnya Koperasi Segera Miliki NIK
koperasi, Jawa Barat 1.180
koperasi, dan Bali 1.126 koperasi.
Sekretaris Kementerian Koperasi
dan UKM Agus Muharram secara
khusus meminta Dinas Koperasi
dan UKM tingkat provinsi dan
kabupaten kota agar segera
menyukseskan program sertifikat
NIK.
“Saya mendapat informasi bahwa
hal itu belum berjalan baik.
Khususnya, NIK dari provinsi belum
sampai ke tingkat kabupaten
dan kota.
Saya mohon agar Kepala Dinas
segera menyelesaikan masalah
tersebut,” tegas Agus dalam
Rakortas Kemenkop UKM yang di-
hadiri para kepala dinas kabupaten/
kota, pada Selasa (16/5).
NIK merupakan identitas
koperasi yang dikeluarkan oleh
Kementerian Koperasi dan UKM
melalui pengajuan dan penilaian
dinas koperasi di masing-masing
kabupaten/kota.
Sebuah koperasi yang ingin
mendapat sertifikat NIK harus
memenuhi persyaratan, yaitu
Koperasi dalam ketegori sehat;
koperasi menjalankan Rapat
Anggota Tahunan (RAT)
dalam tiga tahun berturut-turut,
dan mengisi formulir profil koperasi.
Kemenkop UKM sudah mengu-
payakan agar proses
pengajuan sertifikat NIK semakin
mudah dan tidak dikenakan biaya.
Bahkan, sudah mulai diterapkan
pencetakan NIK mandiri yakni
koperasi dapat mencetak sendiri
serifikat NIK setelah melalui verifikasi
dari dinas koperasi setempat.
Hanya saja hal yang menjadi
tantangan dalam formulir profil
koperasi, maka koperasi wajib
mencantumkan laporan keuangan.
Hal ini menurut Agus Muharram
memang masih menjadi kendala
bagi koperasi yang tidak melak-
sanakan sistem pelaporan keuangan
dengan profesional. Jika koperasi
yang menjalankan RAT secara
konsisten, pasti laporan keuangan-
nya tidak akan menjadi kendala.
Setiap sertifikat NIK ditetapkan
berlaku selama dua tahun dan
dapat diperbaharui lagi.
Masa pemberlakuan sertifikat NIK
bertujuan agar setiap koperasi
tetap menjalankan tata kelola
koperasi dengan baik secara
konsisten dan terus-menerus.
Bahkan koperasi diharapkan
akan menunju perkembangan
pertumbuhan yang signifikan. •
Sekretariat
72017
Kelembagaan
Kementerian Koperasi dan
UKM kembali melakukan
terobosan besar untuk
mempermudah manajemen koperasi
di Indonesia.
Lihat saja, setelah satu tahun
merilis pengurusan badan hukum
(BH) koperasi melalui sistem online
atau Sistem Administrasi Layanan
Badan Hukum Koperasi
(SISMINBHKOP), kini kementeri-
an yang dipimpin oleh Menteri Anak
Agung Gede Ngurah Puspayoga
itu telah merilis layanan perubahan
Anggaran Dasar (AD) koperasi juga
secara online.
“SISMINBHKOP merupakan
layanan online berbasis web yang
kami sediakan. Sistem ini bertujuan
untuk memberikan layanan terpadu
kepada para penggiat koperasi di
Indonesia. Ini merupakan hasil kerja
sama tiga pihak antara Kemenkop
UKM, dinas koperasi di daerah, dan
Ikatan Notaris Indonesia (INI),” kata
Deputi Bidang Kelembagaan
Kemenkop dan UKM Meliadi
Sembiring, pada acara peresmian
perubahan anggaran dasar koperasi
dan akses dinas online
SISMINBHKOP, di Jakarta, beberapa
waktu lalu.
Di acara yang dihadiri para Kepala
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
dan kalangan notaris itu, Meliadi
berharap, sistem ini dapat memberi-
kan kemudahan untuk pengguna
terutama notaris dalam pengajuan
SK badan hukum koperasi sekaligus
ketika melakukan proses perubahan
anggaran dasar koperasi.
“Dengan sistem ini juga di-
harapkan proses pengajuan yang
berhubungan dengan badan hukum
koperasi dapat diproses lebih cepat.
Kini, Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Bisa Diurus Online
Yang jelas, pelayanan kepada
koperasi akan jauh lebih efisien dan
moderen karena sudah dilakukan
secara online,” ujar Meliadi.
Dia menjelaskan, SISMINBHKOP
dapat diakses secara online dengan
menggunakan komputer yang
terhubung ke dalam jaringan internet.
Alamat utama situs SISMINBHKOP
adalah sisminbhkop.id.
Alamat cadangannya adalah
sisminbhkop.depkop.go.id.
“Sebelum dapat menggunakan
sistem ini, pengguna sistem yaitu
notaris harus melakukan proses
registrasi melalui alamat situs SIS-
MINBHKOP.
Pengguna harus menyiapkan alamat
email yang aktif untuk melakukan
proses registrasi karena sistem akan
mengirimkan email verifikasi ke
alamat email pengguna,” kata
Meliadi.
Kirim Email
Sementara itu Asisten Deputi Bidang
Organisasi dan Badan Hukum
Koperasi Kementerian Koperasi dan
UKM Niniek Agustini menambahkan
untuk mengakses SISMINBHKOP,
pengguna hanya lerlu melakukan
verifikasi melalui tautan yang dikirim
ke email.
Selain itu pengguna bisa memakai
akun tersebut untuk login ke sistem
dan melengkapi dokumen yang di-
perlukan untuk proses verifikasi oleh
petugas Kemenkop dan UKM.
“Setelah permohonan notaris
disetujui, notaris baru dapat
melakukan aktifitas yang berhubun-
gan dengan fungsi terkait badan
hukum koperasi,” kata Niniek.
Hanya saja, Niniek mengingatkan,
untuk keamanan, seluruh dokumen
dalam bentuk soft file yang perlu
diunggah atau diupload harus diper-
siapkan dalam bentuk PDF, baik satu
halaman maupun beberapa halaman.
“Bagi koperasi yang belum
menyiapkan AD dan ART, bisa
mengunduh template AD dan ART
pada tautan yang sudah disediakan.
Bagi pemohon yang telah mempun-
yai AD dan ART yang telah disahkan
dapat melanjutkan proses pengajuan
ke langkah selanjutnya,” pungkas
Niniek. •
20178
Produksi & Pemasaran
J ika diibaratkan sapu lidi, ko-
perasi akan semakin kuat jika
membentuk jaringan yang sal-
ing terkonsolidasi baik dalam usaha
maupun pemasarannya.
Oleh karena itulah, Kementerian
Koperasi dan UKM memfasilitasi
koperasi di Indonesia untuk memben-
tuk jaringan usaha agar semakin luas
jaringan pemasarannya sekaligus kian
mudah dalam memenuhi pasokan
bahan baku dalam proses produksi.
Deputi Bidang Produksi dan
Pemasaran Kemenkop dan UKM I
Wayan Dipta mengatakan di tengah
semakin ketatnya persaingan usaha
saat ini, peningkatan daya saing
produk dan usaha koperasi melalui
perluasan jaringan pemasaran antar-
koperasi serta kemudahan dalam
pemenuhan bahan baku proses
produksi masing-masing Koperasi,
perlu diintensifkan.
Untuk kepentingan itulah pihaknya
menggelar Temu Konsultasi Pengem-
bangan Kerja sama Usaha Koperasi
secara rutin. Tercatat acara serupa
pernah digelar di Jakarta, pada Feb-
ruari 2017 yang kemudian berlanjut
pada 8 Mei 2017 di Sanur Paradise
Hotel, Denpasar-Bali.
“Dalam dua ajang temu konsultasi
ini, dilakukan penandatanganan
kesepakatan oleh beberapa kop-
erasi yang telah bernegoisasi untuk
melakukan kerja sama,” kata Wayan.
Jika di Jakarta pada Februari lalu
ditandatangani 50 perjanjian kerja
sama (Memorandum of Understand-
ing/MoU), di Bali ditandatangani 40
perjanjian kerja sama antarkoperasi.
“Model kerja sama ini dapat
digalakkan di daerah masing-masing
maupun lintas daerah,” katanya.
Jaringan Koperasi yang Bangkit dari Tidur Panjang
Pihaknya mencatat kegiatan temu
konsultasi di Bali diikuti oleh ± 250
orang dari 62 koperasi yang berasal
dari delapan provinsi, yaitu Jawa Ten-
gah, Bali, Jawa Barat, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara,
Nusa Tenggara Barat, dan Nusa
Tenggara Timur.
Adapun bentuk penandatanga-
nan kerja sama jaringan koperasi, di
antaranya
penjualan beras dan jagung (12 kop-
erasi), saprodi (6 koperasi), pembelian
beras dan obat-obatan pertanian
(2 koperasi), penjualan kakao dan
pemasaran produk cokelat ( 2 kop-
erasi), pemasaran jeruk (4 koperasi),
serta pemanfaatan lahan hutan untuk
agrowisata (2 koperasi).
Selanjutnya kerja sama pembe-
lian itik pedaging dan pengolahan
sampah (2 koperasi), pembibitan sapi
perah (2 koperasi), pengadaan pakan
ternak, sapi perah penampungan
susu segar (2 koperasi), serta distri-
busi dan pengolahan daging sapi (2
koperasi).
Ada pula koperasi yang bekerja
sama dalam hal penjualan rumput
laut (6 koperasi), distribusi air mineral
dan pembelian jamur tiram (2 kop-
erasi), jasa keuangan untuk USP Unit
Simpan Pinjam) sebanyak 5 koperasi,
peningkatan kapasitas SDM (2 kop-
erasi), penyaluran dupa (4 koperasi),
serta kerja sama ritel sebanyak 7
koperasi.
Prinsip Koperasi
Wayan mengatakan pelaksanaan
kerja sama antarkoperasi secara ber-
jaringan merupakan pengejawantahan
dari tujuh prinsip koperasi.
Prinsip koperasi meliputi keang-
gotaan bersifat sukarela dan terbuka,
pengelolaan dilakukan secara de-
mokrasi, pembagian SHU dilakukan
secara adil sesuai dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota,
serta pemberian balas jasa yang
terbatas terhadap modal. Selanjutnya
kemandirian, pendidikan perkopera-
sian, serta kerja sama antarkoperasi.
“Kerja sama ini bisa menjadi
embrio terciptanya koperasi yang
lebih besar baik dalam skala usaha
maupun jaringan bisnis,” kata Wayan.
Dengan demikian ia menambah-
kan, mereka akan mampu bersaing di
wilayahnya masing-masing melalaui
penguatan jaringan koperasi ini.
Ia mengatakan, dalam sejarahn-
ya kerja sama antara koperasi ini su-
dah ada dengan nama JUK (Jaringan
Usaha Koperasi). Namun sayangnya
karena tidak terkawal dengan baik,
lama-kelamaan kerja sama itu hilang
begitu saja.
“Kini dengan kerja sama jaringan
koperasi model terbaru ini, kita akan
kawal terus sampai ke seluruh kop-
erasi di Indonesia khususnya untuk
koperasi produksi,” kata Wayan. •
92017
Restrukturasi Usaha
Dengan format yang telah distan-
darkan itu maka database KUMKM
online yang dikelola PLUT KUMKM
bisa digunakan sebagai baseline
bagi program #UMKMnaikkelas.
Database tersebut juga bermanfaat
untuk keperluan akses pembiayaan
dan “credit rating”.
Data perkembangan UKM yang
akan menjadi target diinput oleh
pendamping PLUT-KUMKM seluruh
Indonesia sebanyak 37.463 UKM.
Untuk Regional II di Makassar
ditargetkan sebanyak 16.700 UKM
dengan rincian dari masing-masing
PLUT-KUMKM Provinsi/Kabupaten/
Kota yakni Provinsi Sulsel 325 UKM,
Kota Palopo 1.206 UKM, Kabupaten
Bantaeng 2.569 UKM, Kabupaten
Wakatobi 45 UKM, Provinsi Sulbar
851 UKM, Provinsi Sulut 400 UKM,
Provinsi Sulteng 31 UKM, Provinsi
Gorontalo, 4.709 UKM, Provinsi Bali
800 UKM, Provinsi Kaltim 430 UKM,
Provinsi Maluku 800 UKM, Provinsi
Malut 720 UKM, Provinsi NTT 3.573,
dan Provinsi Papua Barat 241. •
K ementerian Koperasi dan
UKM meluncurkan Aplikasi
Pusat Layanan Usaha Ter-
padu-KUMKM (PLUT-KUMKM) atau
CIS SMEsCO. Aplikasi tersebut akan
menjadi pusat layanan informasi bagi
pelaku KUKM di Tanah Air.
Peluncuran pertama kali dilaku-
kan saat diseminasi kerja sama
pendampingan KUMKM di
Yogyakarta baru-baru ini, yang diikuti
40 peserta dari PLUT KUMKM
seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Barat (NTB), Kotabaru Kalimantan
Selatan, Banjarbaru Kalimantan
Selatan, dan Bulungan Kaliman-
tan Utara. Peluncuran ini ditandai
dengan
penyerahan Mock-Up kepada
Konsultan Pendamping PLUT-
KUMKM di Yogyakarta.
Berikutnya peluncuran dilakukan
bersamaan dengan diseminasi kerja
sama pendampingan usaha KUMKM
Regional II di Makassar. Acara itu
diikuti 30 orang Konsultan Pendamp-
ing PLUT-KUMKM, dari 11 provinsi
yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi
Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku
Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT),
Papua Barat, Kalimantan Timur,
Bali, Kabupaten Wakatobi, Kabu-
paten Bantaeng, dan Kota Palopo.
Diseminasi pendampingan usaha ini
juga menghadirkan narasumber dari
PT Angkasa Pura dan Asosiasi BDS
Indonesia.
Deputi Bidang Restrukturisasi
Usaha, Kemenkop UKM, Yuana
Sutyowati, mengatakan dengan
adanya aplikasi ini, diharapkan para
Konsultan Pendamping PLUT-
KUMKM dapat aktif menginput data
PLUT-KUMKM Kini Dalam Aplikasi Berbasis Android
perkembangan UKM yang didam-
pingi.
“Sehingga memudahkan pihak
terkait seperti Kemenkop dan UKM,
Dinas yang membidangi koperasi
dan UKM, maupun stakeholder lain
dalam mengakses data,” ujar Yuana.
Aplikasi dapat diunduh melalui
Google Play ataupun bisa diakses
langsung melalui www.manajemen.
cis-nasional.id.
Beberapa layanan yang tersedia
di aplikasi tersebut adalah konsultasi
online dan informasi pasar. Melalui
ponsel pintar, KUMKM di seluruh
penjuru Tanah Air pun bisa melaku-
kan konsultasi langsung dengan
PLUT–KUMKM terdekat.
KUMKM juga bisa melakukan
promosi produk-produk mereka
melalui layanan informasi pasar yang
tersedia pada aplikasi tersebut sekal-
igus menyediakan layanan database
KUMKM online, dengan format ses-
uai Peraturan Deputi Restrukturisasi
Usaha Kementerian Koperasi dan
UKM Nomor 02/Per/DEP.4/ I/2017.
201710
Sumber Daya Manusia
K eharusan bagi setiap manajer
atau pengelola koperasi,
khususnya Koperasi Sim-
pan Pinjam (KSP) untuk bekerja
berdasarkan standar kompetensi
menuntut lebih banyak keberadaan
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Hal tersebut sejalan dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor KEP.133/MEN/
III/2007 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Sektor Keuangan Sub Sektor
Perantara Keuangan Bidang
Koperasi Jasa Keuangan. Berikut
Peraturan Menteri Negara Koperasi,
dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor 16/Per/M.KUKM/IX/2015
Tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam dan
pembiayaan Syariah oleh Koperasi.
Hal yang sama juga diatur dalam
draf revisi UU Nomor 17 Tahun 2012
tentang Perkoperasian.
Deputi Bidang Pengemban-
gan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kementerian Koperasi dan UKM,
Prakoso BS, mengatakan saat ini di
Indonesia baru ada lima LSP, yakni
tiga di DKI Jakarta, satu di
Semarang, Jawa Tengah, dan satu di
Surabaya, Jawa Timur.
Padahal, pengurus dan pengelola
koperasi yang harus disertifikasi
jumlahnya mencapai ratusan ribu
orang dan tersebar di hampir 34
provinsi. Dengan begitu jika hanya
mengandalkan lima LSP yang ada,
maka peningkatan standar
kompetensi pengurus koperasi akan
menghabiskan waktu yang sangat
Lembaga Sertifikasi Profesi Ditargetkan Berdiri di Tiap Provinsi
lama.
“Karena itu, kami (Kementerian Kop-
erasi dan UKM) menargetkan setiap
satu provinsi minimal berdiri satu
LSP,” Prakoso.
Untuk itu, Prakoso telah men-
girim surat ke semua provinsi agar
mendirikan LSP serta mendorong
pihak swasta untuk memberikan
perhatian khusus terhadap
kebutuhan LSP di Indonesia.
Oleh karena itu, pihaknya
berkomitmen untuk membantu
upaya percepatan pendirian LSP,
salah satunya dalam hal
pembiayaan. Untuk itu, Kemenkop
dan UKM akan berkoordinasi dengan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP). Sebab, BNSP yang memiliki
kewenangan untuk memberikan izin
terhadap pendirian LSP.
Bahkan, ke depan, pihaknya
menargetkan seluruh koperasi dari
semua jenis koperasi di Indonesia
harus memenuhi standar
kompetensi.
Perlu Pelatihan
Prakoso mengatakan, di samping
mendesaknya kebutuhan LSP,
untuk menghasilkan SDM koperasi
yang andal, juga perlu diseleng-
garakan pendidikan dan pelatihan
berbasis kompetensi bagi ketua atau
manajer KSP.
Tujuan pelatihan adalah untuk
meningkatkan kualitas manajer
melalui transformasi pengetahuan
dan keterampilan yang didukung
sikap kerja yang profesional.
Selain itu, untuk meningkatkan
kinerja manajer dalam mengelola
KSP berdasarkan standar
kompetensi kerja nasional.
“Pelatihan juga untuk mengantarkan
peserta mengikuti uji kompetensi
untuk menjadi pengelola KSP yang
bersertifikat kompetensi,” katanya.
Apalagi saat ini Kementerian
Koperasi dan UKM lebih mengu-
tamakan pada upaya peningkatan
kualitas koperasi, bukan kuantitas.
“Koperasi memang tidak perlu dalam
jumlah banyak, tetapi hal t
erpenting bisa membawa manfaat
bagi anggota dan masyarakat.
Salah satu cara untuk mendorong
peningkatan kualitas koperasi adalah
melalui berbagai pelatihan,” kata
Prakoso. •
112017
Pengawasan
Untuk menciptakan pengelo-
laan koperasi yang sesuai
dengan jati diri koperasi,
pengawasan terhadap koperasi di
seluruh Tanah Air mesti ditingkatkan
atau diperketat. Sinergi antara
pengawas koperasi di daerah dan
pusat menjadi salah satu hal yang
mutlak untuk dilakukan.
Saat ini, jumlah koperasi aktif di
Tanah Air mencapai 150.223 dan
tersebar hampir di seluruh pelosok
provinsi. Sayangnya, sumber daya
manusia (SDM) pengawas sangat
terbatas. Ini merupakan tantangan
dan tugas berat yang mesti diemban
oleh Deputi Pengawasan Kemenkop
dan UKM.
Untuk itu, dalam melaksanakan
tugasnya, Deputi Bidang
Pengawasan memerlukan dukungan
bersama dari berbagai pihak,
termasuk membentuk Satuan Tugas
Pengawasan Koperasi dengan
dukungan anggaran dana
dekonsentrasi.
Data Kemenkop dan UKM men-
Bersinergi Dalam Satgas Pengawasan Koperasi
catat jumlah koperasi yang wilayah
keanggotaannya lintas provinsi
sebanyak 1.236 unit, koperasi yang
wilayah keanggotaannya lintas
kabupaten sebesar 7.998 unit, dan
koperasi dengan wilayah keanggota-
annya dalam kabupaten sebanyak
194.270.
Pengawasan terhadap koperasi-
koperasi tersebut berada di bawah
koordinasi Deputi Pengawasan
bersama satgas-satgasnya.
Tugas satgas tak hanya mengawasi,
tetapi juga mendorong koperasi
menjadi berkualitas, kuat, sehat,
mandiri, tangguh, dan akuntabel.
Untuk itu, satgas pengawas harus
dapat meningkatkan pengawasan
dengan rajin melakukan kunjungan
ke daerah-daerah.
Menurut Deputi Bidang Penga-
wasan Kemenkop UKM, Suparno,
hingga saat ini jumlah anggota
satgas mencapai 1.712 orang,
dengan jumlah koperasi aktif
sebanyak 150.223 unit yang tersebar
di seluruh Indonesia.
Satgas-satgas tersebut telah
bersinergi dengan instansi lain
termasuk staf kepresidenan, dan
unit lainnya untuk melakukan
pengawasan dan meningkatkan
kualitas pelayanan. “Pak Presiden
sudah mengimbau agar pesan dan
pengaduan dari masyarakat itu
tidak diabaikan. Kita ini setiap hari
memang harus melayani, baik itu
masyarakat maupun anggota.
Maka kami buka pelayanan,”
paparnya.
Pemerintah sendiri telah
memiliki beberapa peraturan yang
dapat menjadi pedoman bagi para
satgas pengawas.
Pengawasan koperasi merupakan
ujung tombak dari keberhasilan
koperasi. Karena itu dibutuhkan
sinergitas pengawasan koperasi baik
di tingkat pusat dan daerah.
Sinergitas itu di antaranya dalam
bidang pengawasan koperasi hingga
meningkatkan fungsi pengawasan
yang efektif dan efisien sesuai
dengan wilayah keanggotaannya. •
201712
Menanti Koperasi Terbaik Salurkan KUR
K redit Usaha Rakyat (KUR)
yang kian populer dalam
hampir satu dasawarsa
terakhir mendorong Kementerian
Koperasi dan UKM untuk melibatkan
koperasi dalam penyaluran KUR.
Sayangnya untuk mendaulat
koperasi sebagai bagian dari pihak
yang menyalurkan KUR bukan
sesuatu yang sederhana.
Bahkan, Deputi Bidang Pembi-
ayaan Kemenkop dan UKM Braman
Setyo mengakui bahwa proses untuk
menjadikan koperasi sebagai
penyalur KUR sangat panjang.
“Pemerintah terus mendorong hal
ini, karena kami menginginkan
kesetaraan antara perbankan
dan koperasi dalam memaksimalkan
peluang menyalurkan suku bunga
kredit satu digit,” kata Braman.
Oleh karena itu, Braman
berharap kepada seluruh Kepala
Dinas Koperasi dan UMKM di selu-
ruh Indonesia agar segera
mengusulkan paling tidak satu
koperasi terbaik di provinsinya
masing-masing untuk didaulat
menjadi penyalur KUR.
Pada 2017 langkah itu diawali
oleh salah satu koperasi terbaik
yakni Kospin Jasa di Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah yang sedang
terus merintis upaya menjadi
koperasi pertama yang menyalurkan
KUR.
Mempermudah Syarat
Braman menambahkan, Pemerintah
tak tinggal diam untuk mendorong
koperasi menjadi penyalur KUR.
Dari sisi persyaratan koperasi yang
ingin menjadi penyalur KUR pun
sudah dipermudah.
“Secara umum cukup ada empat
persyaratan yang harus dipenuhi.
Diantaranya, memenuhi kriteria
koperasi sehat dan berkinerja baik
sesuai Permenkop Nomor 14 Tahun
2016 tentang Pedoman Koperasi
Penyalur KUR,” katanya.
Selain itu, lanjut Braman, koperasi
harus berkriteria sehat. “Sebagaima-
na ketentuan tentang penilaian
kesehatan usaha simpan pinjam
oleh koperasi, yaitu koperasi dengan
predikat sehat, koperasi dengan
predikat cukup sehat,” katanya.
Sementara untuk syarat
berkinerja baik, disesuaikan dengan
kinerja keuangan koperasi
yakni kondisi permodalan
(setidaknya rasio CAR) minimum 8%,
kondisi likuiditas (LDR) minimum
80% dan maksimum 90%,
kondisi rentabilitas (BOPO)
maksimum 95%, serta NPL
koperasi kurang dari 5% (kepada
usaha mikro dan kecil).
“Di samping itu, koperasi sebagai
penyalur KUR harus mendapatkan
persetujuan rapat anggota,” kata
Braman.
Syarat berikutnya adalah koperasi
harus memiliki ketersediaan dan
karakteristik sumber daya manusia
yang tersertifikasi, kemampuan
teknologi dan sistem informasi
dalam mendukung penyaluran kredit
anggota, hingga keandalan dalam
sistem pengendalian internal untuk
memastikan berjalannya sistem dan
prosedur koperasi. Sebab sistem
pengendalian itulah yang nantinya
akan mampu mencegah terjadinya
fraud/penyimpangan di samping juga
syarat kecukupan jaringan pelayanan
dalam mendukung penyaluran kredit
anggota.
Hal yang tak kalah penting,
kata Braman, adalah memenuhi
persyaratan untuk mampu melaku-
kan kerja sama dengan perusa-
haan penjamin, memiliki sistem
online data KUR dengan Sistem
Informasi Kredit Program (SIKP) dan
mengikuti persyaratan SID dari
Bank Indonesia, serta melakukan
perjanjian kerja sama pembiayaan
dengan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA).
Hal-hal itulah yang akan mendo-
rong koperasi untuk dapat turut serta
menyalurkan KUR. •
Layanan Pembiayaan
132017
LPDB KUKM
Palembang akan menjadi
tuan rumah perhelatan Asian
Games ke-XVIII bersama Ja-
karta dan beberapa tempat pendu-
kung lainnya seperti Lampung, Jawa
Barat, dan Banten. Salah satu event
internasional yang akan dimulai 2018
itu dipercaya dapat membuka pelu-
ang pasar bagi produk UKM.
Lembaga Pengelola Dana Bergulir
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (LPDB-KUMKM) melirik
Palembang sebagai tempat diada-
kannya Bimbingan Teknis (Bimtek)
sebagai persiapan menyambut Asian
Games. Kegiatan Bimtek LPDB ini
diikuti sekitar 300-an pengurus kop-
erasi dan UKM se-provinsi Sumatera
Selatan.
Direktur Utama LPDB KUMKM,
Kemas Danial, mengatakan bimtek
digelar agar masyarakat terutama
pelaku koperasi dan UKM mendapat
pemahaman yang baik tentang cara
mendapatkan bantuan dana bergulir
termasuk pengelolaannya.
Di samping itu, dukungan
terhadap pengembangan koperasi
dan UKM di Sumsel juga dilakukan
melalui kebijakan pemangkasan suku
bunga pinjaman.
Kemas mengatakan tingkat suku
bunga kredit dana bergulir relatif
rendah dibandingkan perbankan
komersial yakni cuma 7 persen
pertahun (sliding) atau 0,3 persen
perbulan untuk segmen Koperasi
Asian Games 2018 Buka Peluang Pasar UKM
Simpan Pinjam (KSP). Sedangkan
untuk sektor rill disiapkan dengan
bunga kredit 4,5 persen pertahun
(sliding) atau 0,2 persen perbulan.
“Palembang ini penyerapan dana
bergulirnya masih sangat kecil atau
hanya sekitar Rp 211 miliar. Maka
kami melakukan ‘roadshow’ dengan
harapan Sumsel dapat meningkatkan
pertumbuhan UKM di daerahnya,
mengingat pertumbuhan ekonomi di
Sumsel ini cukup positif terlebih akan
menjadi tuan rumah event olahraga
se-Asia,” ujarnya.
Siapkan Dana
Demi mendorong lebih banyak para
pelaku KUMKM di Sumsel agar men-
gakses dana bergulir, LPDB KUMKM
mengalokasikan dana khusus untuk
para pelaku KUKM di wilayah itu.
Kemas menjelaskan, total dana
pinjaman yang disiapkan Pemerintah
mencapai Rp 1,5 triliun. Dengan jum-
lah plafon pinjaman untuk koperasi
minimal Rp 150 juta dan minimal Rp
250 juta untuk UKM.
Untuk mendapatkan dana LPDB
tidak sembarangan, pelaku usaha
harus memenuhi kriteria penga-
juan pinjaman diantaranya, besar
lapangan kerja yang bisa diciptakan,
merupakan usaha yang produktif,
minimal usaha dua tahun, sudah ber-
badan hukum, dan menguntungkan
atau bukan untuk membiayai usaha
yang sedang mengalami kerugian.
Kemas juga mengatakan bahwa
tata cara peminjaman modal di
LPDB memiliki standar internasional.
Pertama, pengajuan proposal den-
gan standar yang diajarkan dalam
bimbingan teknis tersebut, kedua di-
lakukan peninjauan atau survei yang
akan dikerjakan langsung oleh tim
dari LPDB KUKM, ketiga kelengka-
pan dokumen yang dibutuhkan, dan
kemudian pencairan modal.
“Dalam pengajuan pinjaman
modal tersebut, pelaku koperasi
dan UKM juga tidak akan dikenakan
biaya apapun,” tegas dia.
Pemprov Sumatera Selatan akan
terus mendorong pertumbuhan
koperasi demi kehidupan masyara-
kat yang lebih baik, karena Sumatera
Selatan salah satu Provinsi yang me-
miliki banyak destinasi wisata yang
sangat baik apalagi menyongsong
penyelenggaraan Asian Games 2018.
Provinsi Sumatera Selatan sebagai
tuan rumah pun dituntut untuk bisa
menunjukkan potensi yang baik
dalam hal perekonomian, sosial,
budaya, dan keberagaman.
“Kami mengucapkan terima kasih
kepada Dirut LPDB-KUMKM Kemen-
kop dan UKM RI melalui penyaluran
dana bergulir ini. Kami mendorong
koperasi untuk memanfaatkan
peluang yang ada,” kata Walikota
Palembang Harnojoyo.
Ia berharap setelah masyarakat
mengetahui semua yang disyaratkan
oleh LPDB KUKM untuk mengakses
dana bergulir, maka masyarakat
memiliki kesempatan untuk dapat
mengakses pinjaman modal ber-
bunga rendah, dengan catatan harus
bisa mengembalikannya secara baik
dan lancar.
Ia mengajak kepada masyarakat
Palembang dan sekitarnya, agar
bersama-sama memberikan dukun-
gan atas diselenggarakannya Asian
Games 2018 dan memanfaatkan
event itu sebagai peluang peningka-
tan perekonomian. •
201714
LLP-KUKM
Kombinasi bisnis offline dan
online seakan menjadi keha-
rusan di era digital marketing
yang perkembangannya semakin
pesat dalam beberapa waktu tera-
khir.
Hal itulah yang mendorong
Smesco Indonesia untuk go online
di samping terus mengembangkan
offlinenya agar semakin diminati.
Smesco Indonesia yang dikelola
oleh Lembaga Layanan Pemasaran
(LLP) KUKM merintis platform digital
terbarunya untuk mendukung e-
commerce para KUKM mitranya.
Direktur Bisnis dan Marketing
LLP-KUKM Bagus Rachman men-
gatakan Smesco Indonesia mem-
bangun sarana penjualan online (on-
line shopping) atau e-commerce bagi
seluruh produk yang didisplay di
gedung SMESCO RumahKU dengan
alamat www.smescotrade.com.
“Sampai saat ini sudah sekitar
70 ribuan item produk dijual secara
online dari duaribuan UMKM,” kata
Bagus.
Bagus mengakui jumlah ini
belum terlalu besar dibandingkan
dengan market place lain, namun ia
yakin seiring waktu angka itu akan
terus bertambah dengan semakin
teredukasinya pelaku KUKM dengan
digital marketing.
Pihaknya juga menggandeng
beberapa platform online yang telah
lebih dahulu bergerak di bidang itu
di antaranya berbagai marketplace
di tanah air, seperti Blibli.com, Bhin-
neka.com, Bukalapak.com, Laza-
da, dan Elevania.co.id.
Menurut Bagus, Smesco go
online juga merupakan respon LLP-
KUKM terhadap
paket kebijakan ekonomi XIV tentang
Peta Jalan E-Commerce, yang salah
satunya terkandung pesan untuk
mendigitalisasikan para pelaku bisnis
di Indonesia, khususnya UMKM.
Platform market-
place smescotrade.com dalam prak-
tiknya menyediakan tempat berjualan
online, yang khusus diperuntukkan
bagi produk karya anak bangsa
khususnya para pelaku KUKM yang
memiliki produk unggulan terbaik.
Gairahkan KUKM
Senada dengan Direktur Utama
LLP KUKM Ahmad Zabadi, men-
gatakan smescotrade.com diharap-
kan akan menggairahkan pelaku
Koperasi dan UMKM untuk bertrans-
formasi dari bisnis yang sehari-hari
dijalankan secara offline menuju ke
bisnis online.
“Dengan market-
place smescotrade.com, para pelaku
KUMKM dapat menjual produknya
secara langsung di smescotrade.
com atau sebagai merchant,” kat-
anya.
Potensi itu, kata Zabadi, merujuk
kepada data yang dirilis Statista.
com bahwa 40% warga dunia
maya atau netizen berbelanja online
melalui desktop, smartphone atau
tablet.
“Hal ini berarti ada sekitar 1 miliar
orang sebagai pembelanja online.
Sejalan dengan itu, data yang dirilis
APJII pada Oktober 2016 menye-
butkan bahwa pengguna internet
(internet user) di Indonesia sudah
mencapai 132,7 juta orang. Fakta
ini yang memberikan peluang besar
bagi pelaku KUMKM untuk bersiap
diri menuju era digital economy,”
kata Zabadi.
Zabadi mengharapkan market-
place smescotrade.com dapat
mewarnai perjalanan bangsa
Indonesia yang sudah semestinya
bangga terhadap karya buatan
bangsa sendiri.
Smescotrade sekaligus diharap-
kan mampu memperluas jaringan
pemasaran para pelaku Koperasi dan
UKM di Tanah Air sebab pemasaran
melalui online mampu menembus
batas wilayah negara bahkan yang
paling jauh. •
Berharap pada Smesco Indonesia Go Online
152017
Inspirasi Koperasi
Jika di Jepang ada koperasi per-
tanian terbesar Zen Noh boleh
jadi di Indonesia ada Koperasi
Agro Niaga Jabung (KAN Jabung).
KAN Jabung tercatat sebagai salah
satu koperasi agro terbesar di
Indonesia dengan jumlah anggotanya
mencapai 2.200 orang yang mayoritas
peternak sapi dan petani tebu.
Pencapaian itu diperoleh tidak
mudah, KAN Jabang setidaknya
harus melalui masa kelam yang tak
sebentar. Koperasi yang berdiri di Ke-
camatan Jabung, Kabupaten Malang,
Jawa Timur, 27 Mei 1979, dengan
nama KUD Jabung itu sempat men-
galami salah urus manajemen yang
lama.
Awalnya koperasi ini mayoritas
anggotanya adalah petani tebu.
Hutang-hutang ke bank tidak mampu
dibayar, hingga kewajiban pada ang-
gota tidak terpenuhi. Jadi mes-
ki berkali-kali dilakukan pergantian
manajemen, koperasi tetap saja
terpuruk. Aset koperasi bahkan ham-
pir ludes.
Barulah pada 1985, manajemen
baru mengadakan pembenahan
besar-besaran. Kepercayaan anggota
dan bank berupaya dipulihkan. Semua
tunggakan kredit ke bank disusun
kembali tahapan pembayarannya
secara realistis sesuai dengan ke-
mampuan yang ada. Unit tebu rakyat,
sebagai satu-satunya usaha yang
bisa dibangun kembali, sekuat tenaga
diberdayakan.
Koperasi kemudian mengembang-
kan usaha sapi perah yang menjadi
titik balik perjalanan koperasi tersebut.
Maka usaha sapi perah kemudian
menjadi bisnis inti koperasi, di samp-
ing unit simpan pinjam dan pertokoan
yang mulai dirintis.
Komitmen kuat dan kerja keras
pengurus perlahan membawa
pertumbuhan koperasi yang sangat
KAN JABUNG, Gemilang Setelah Terpuruk
signifikan.
Pada 1998, KUD Jabung resmi
berubah nama menjadi Koperasi Agro
Niaga Jabung setelah melalui proses
penggodokan dengan
anggota dan tokoh masyarakat.
Dari berbagai perubahan yang di-
lakukan, KAN Jabung berhasil meraih
penghargaan sebagai Koperasi
Produsen berprestasi terbaik tingkat
Nasional pada 2007 dan 2013.
KAN Jabung pun mengembangkan
visi untuk menjadi koperasi agribisnis
yang kompetitif dan tumbuh berkelan-
jutan.
Susu Sapi
Bisnis Utama KAN Jabung pun
difokuskan memproduksi susu sapi.
Terlebih karena sebagian besar ang-
gota KAN Jabung adalah peternak
sapi perah yang diyakini bahwa
bidang ini sangat prospektif untuk
dijadikan ladang bisnis yang mengun-
tungkan.
Jabung memang terkenal dengan
penduduk yang sebagian besar
peternak sapi dengan produksi 30
ton susu per hari.
Dalam perkembangannya KAN
Jabung memiliki beberapa unit dalam
mendukung usahanya antara lain,
Unit Quality Control yang memasti-
kan kualitas produksi susu segar dari
peternak hingga sampai ke tangan
konsumen tetap baik.
KAN Jabung juga memiliki unit pen-
ingkatan produksi dan penyelamatan
populasi (P4) yang melakukan pening-
katkan kompetensi dan skala usaha
peternak, meningkatkan produktivitas
sapi perah, peningkatan jumlah popu-
lasi sapi perah, hingga melakukan
riset dan pengembangan baik dalam
manajemen pemeliharaan sapi perah
maupun pakan.
Selain itu, dibentuk Unit Kesehatan
Hewan yang bertujuan memberikan
pelayanan sapi perah agar kesehatan
dan produktifitas sapi perah berada
dalam kondisi optimal.
Pada 2008, KAN Jabung mulai
melakukan pengembangan unit
pengolahan susu susu segar dengan
merk JAB MILK yang memproduksi
dua jenis produk yakni susu
pasteurisasi dan yoghurt.
Bahkan, KAN Jabung membentuk
unit khusus untuk menangani limbah
secara signifikan agar menjadi produk
yang mempunyai nilai manfaat bagi
anggota. Kegiatan pengefektifan pe-
manfaatan limbah kotoran ternak yang
dilakukan meliputi pembuatan biogas
dan pengolahan pupuk organik.
Hingga saat ini, KAN Jabung
menjalankan misi untuk selalu
berpegang teguh terhadap jati diri
koperasi demi meningkatkan kualitas
hidup anggota, karyawan, dan ma-
syarakat, serta berorientasi global dan
berwawasan lingkungan. •
Menteri Puspayoga Meresmikan Pusat Produksi Pakan Ternak Koperasi Agro Niaga Jabung dengan kapasitas 200 ton per hari serta menyerahkan program-program strategis Kementerian Koperasi dan UKM kepada beberapa koperasi dan UKM Kabupaten Malang. Turut mendampingi Bupati Malang H. Rendra Krisna serta Ketua Koperasi Kan Jabung Achmad Ali Suhadi. Malang (24/5/17)
201716
Inspirasi UKM
Buah Sukses Bisnis Sapi Perah
Gagal menggapai impian
untuk menjadi bankir tak
membuat Septian Jasiah
Wijaya patah arang. Sebagai lulusan
Diploma Teknologi Managemen
Ternak Angkatan 48 IPB, ia langsung
banting setir ke kandang sapi.
Pria kelahiran Jakarta, 16 Sep-
tember 1993 itu tak peduli apa kata
orang yang menganggap profesi
peternak kumuh, kotor, dan tidak
menjanjikan. Dari awal anak muda
yang akrab disapa Tian itu ingin
membuktikan bahwa bisnis sapi
perah sangat prospektif.
Maka sejak April 2014, Tian se-
makin tekun menggarap peternakan
sapi perah di Desa Bojong Koneng,
Kecamatan Babakan Madang, Kabu-
paten Bogor, Jabar, sebagai daerah
asalnya.
Awalnya usaha itu hanyalah hobi
orang tua dan dua rekan bisnisnya
sampai akhirnya digarap serius oleh
Tian dengan diberinya nama Waluya
Wijaya Farm.
Orang tuanya sempat mengalami
kerugian bisnis dari usaha yang
tak ditangani serius itu. Tak ayal
investasi yang sudah ditanamkan tak
membuahkan hasil justru merugi. Hal
itulah yang membuat Tian prihatin
dan bertekad mengambil alih untuk
membangkitkan kembali usaha yang
dirintis orang tuanya itu.
“Awalnya dari hobi tapi karena
ayah tidak punya background
peternakan jadi tidak berkembang.
Pas awal memang banyak susunya,
tapi lama-lama sapi performanya
turun karena pakannya asal-asalan,”
ucapnya.
Langkah pertama yang ia jalankan
yakni dengan mengurangi jumlah
sapi betina yang sudah tidak produk-
172017
tif. Dari semula sekitar 100 ekor,
kini populasi dirampingkan hingga
berjumlah 75 ekor. Bahkan bisa
dikatakan sapi yang dipelihara hidup
berkat penjualan sapi yang lain.
“Saat April itu sapi makan sapi,
modal kami sudah habis. Jadi ada
anak sapi sekitar 20 ekor kami jual
untuk menghidupi usaha ini,” kat-
anya.
Hal lain yang kemudian dilakukan
Tian yakni meningkatkan adalah
kualitas pakan. Dengan formula rum-
put gajah 35 kg/ekor/hari, konsentrat
7 kg/ekor/hari plus ampas tahu 10
kg/ekor/hari, ia sukses mendongkrak
produktivitas 13 ekor sapi laktasinya
hingga rata-rata menghasilkan 15-20
liter/hari.
Setelah pakan ditingkatkan kuali-
tasnya, dalam sehari sapi-sapinya
mampu memproduksi 150 liter.
“Dengan perbaikan pakan, sekarang
sapi sanggup menghasilkan susu 20
liter/hari, padahal daerah kami juga
tidak terlalu dingin,” kata Tian.
Tian juga menggandeng be-
berapa peternak di daerah Bogor
untuk mengirimkan susu langsung ke
pabrik susu.
Langkah Tian selanjutnya yakni
merancang ulang jarak kelahiran
sapinya yang sudah semrawut.
Dengan begitu ia berharap dari Janu-
ari sampai April sebanyak 54 ekor
sapi keringnya yang tengah bunting
akan melahirkan lantas memproduksi
susu.
Demi mengoptimalkan produksi,
ia pun tidak ragu mengeluarkan
biaya lebih dari peternak biasanya.
Untuk itu perlu ada strategi matang
yakni dengan memahami siklus
produksi susu.
Ia menjelaskan, sapi laktasi akan
mencapai produksi maksimal pada
umur 4 bulan. Selanjutnya grafik
produksi akan bergerak turun hingga
memasuki masa kering. Karena itu ia
membagi porsi makan sesuai den-
gan masa produktif sapi itu. Pada
masa puncak ia memberikan pakan
nomor satu dan begitu mulai terlihat
menurun secara bertahap kualitas
pakan pun diturunkan.
“Sapi ini dari umur 0-4 bulan
laktasi diberi pakan mahal. Terus
begitu kurvanya turun, ampas tahu
dikurangi 5 kg dan biaya berkurang
menjadi Rp45.800 sehari.
Ketika sapi kering, ampas distop,
dan konsentrat jadi 5 kg. Rumput
tetap 35 kg, kalau bisa jangan
dikurangi karena itu makanan
pokoknya,” kata penggemar motor
bermesin besar ini.
Bermitra dengan Warga
Menyadari pentingnya pasokan
hijauan berkualitas, Tian pun men-
jatahkan 6 hektar lahan miliknya
untuk ditanami rumput gajah. Ken-
dati produktivitas rumput gajah di
daerahnya mencapai 37 ton/hektar,
jumlah itu masih dirasa kurang untuk
memenuhi kebutuhan sapinya yang
berkisar 3 ton/hari.
Menjawab persoalan itu, anak
pertama dari dua bersaudara ini
mengajak warga sekitar untuk
bermitra menanam rumput gajah.
Sistem yang ia kembangkan dengan
memberikan bibit serta pupuk kan-
dang gratis, kemudian warga tinggal
menanam dan merawat di lahannya
masing-masing. Setelah 40 hari di-
beli lagi dan rumput dipatok Rp100/
kg.
“Warga di sini biasa menanam
singkong dengan pendapatan Rp12
juta per 9 bulan, setelah itu harus
bayar utang Rp11 juta, bagaimana
bisa hidup? Akhirnya kita tawarkan
untuk menanam rumput gajah, dalam
9 bulan dia bepenghasilan Rp14 juta,
tapi dia dapat penghasilan per 40
hari, tidak ada utang, pendapatan
naik. Sekarang yang ikut anggota
kita sudah bisa membeli motor
meskipun secara kredit,” katanya. •
201718
Wawancara Tokoh
Nyoman Suwirta
Hakikat Koperasi adalah Kerja Sama
Mereka yang ingin menjadi
pemimpin, belajarlah untuk
mengindahkan koperasi
sebagai badan usaha yang berhaki-
kat kerja sama.
Hal itulah yang coba diterapkan
oleh Bupati Kabupaten Klungkung
Bali Nyoman Suwirta yang berupaya
mengembangkan jaringan koperasi
di daerahnya.
Upaya Nyoman itu jugalah yang
membuat Menteri Koperasi dan UKM
AAGN Puspayoga mengapresiasi
langkah dan ketekunan Nyoman
Suwirta.
“Bagi para pelaku koperasi yang
ingin jadi Bupati, maka belajarlah
dari pak Nyoman Suwirta, yang
saya undang khusus untuk berbagi
ilmu pada peserta temu konsultasi
dan kerjsama usaha koperasi ini
mengenai bagaimana cara mengem-
bangkan dan membangun jaringan
koperasi,” kata Menkop dan UKM
Puspayoga.
Nyoman Suwirta yang secara
demokratis terpilih sebagai Bupati
Klungkung periode 2013-2018 awal-
nya berkiprah sebagai anggota dan
karyawan koperasi. Ia meniti karier
dari jenjang terbawah di Koperasi
Pasar Srinadi Klungkung, yang kini
menjadi koperasi nomor satu di
provinsi Bali, Koperasi Berprestasi
Tingkat Nasional, dan meraih Ko-
perasi Award dari Kemenkop dan
UKM pada 2016.
Koppas Srinadi sendiri dalam
perkembangannya kini memiliki 12
ribu anggota. Bahkan dalam RAT
2016 mencatatkan sisa hasil usaha
192017
sebesar Rp2,9 miliar dengan aset
Rp208 miliar.
Berikut kutipan wawancara den-
gan Bupati Nyoman Suwirta disela
acara bangun jaring koperasi di
Denpasar, 8 Mei 2017.
Apa sajakah tantangan yang
dihadapi saat maju menjadi calon
Bupati Klungkung?
Sebelum maju di Pilkada Klungkung
pada 23 Agustus 2013, jabatan
terakhir saya adalah Manager Umum
Koperasi Pasar Srinadi, dan saat itu
saya tegaskan bahwa Koppas Srina-
di adalah milik masyrakat Klungkung
khususnya anggota koperasi, karena
saat itu ada isu koppas ini milik saya.
Bahkan yang lebih ektsrem ada
sekelompok orang yang menyuruh
pedagang-pedagang pasar yang
menjadi anggota Koperasi Pasar
Srinadi untuk menarik uangnya di
Koppas karena Koppas akan bangk-
rut begitu saya menjadi Calon Bupati
Klungkung.
Bagaimana reaksi masyarakat
Klungkung saat itu?
Untung sana masyarakat Klungkung
sudah cerdas dan paham tentang
makna berkoperasi. Mereka paham
bahwa koperasi adalah sebuah
usaha bersama yang beranggotakan
orang-orang dari masyarakat Klung-
kung dan merekalah sesungguhnya
pemilik koperasi tersebut, demikian
pula Koperasi Pasar Srinadi. Ke-
beradaan koperasi merupakan milik
masyarakat Klungkung khususnya
mereka yang menjadi anggota ko-
perasi. Namun dalam pelaksanaan-
nya usaha koperasi dijalankan oleh
pengurus sesuai tugasnya masing-
masing sebagai mandat dari anggota
agar memperoleh keuntungan yang
akan dibagikan kembali keanggota
melalui sisa hasil usaha (SHU). Me-
lalui kerja keras pengurus, pengelola,
dan anggota yang selalu bahu-mem-
bahu membesarkan Koperasi Pasar
Srinadi yang anggotanya sebagian
besar masyarakat Klungkung dapat
tumbuh berkembang dengan pesat.
Apa alasan Anda bersaing men-
jadi Klungkung satu?
Niat saya didasari atas keingi-
nan mengabdi pada masyarakat
Klungkung, karena saya melihat
kesejahteraan masyarakat Klung-
kung yang masih memprihatinkan.
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Klungkung sangat kecil dibanding-
kan kabupaten-kabupaten lain di Bali
yang menjadi salah satu indikator
mengapa Klungkung tidak bisa
berkembang dengan baik. Padahal
Klungkung mempunyai potensi yang
sangat besar baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusianya,
tidak kalah dengan Kabupaten lain
di Bali.
Filosofi apa yang Anda usung
dalam membangun Klungkung?
Saya mengajak seluruh elemen ma-
syarakat Klungkung untuk bersama-
sama mengusung Paket Suwasta
(Suwirta-Kasta) baik petani, nelayan,
pedagang, maupun pegawai tanpa
terkecuali. Dengan slogan “Suwasta
menang, Klungkung Sejahtera”
memberikan harapan baru bagi
masyarakat Klungkung untuk meng-
gapai kesejahteraan.
Dalam hal pengembangan ko-
perasi, bagaimana Anda memulai
karier dari koperasi?
Pertama kali saya masuk menjadi
karyawan Koppas sebagai kolektor
yang bertugas memungut tabungan
simpan pinjam anggota Koppas yang
sebagian besar waktu itu adalah
pedagang. Saat itu, 27 tahun lalu,
saya harus sabar merayu ibu-ibu, ne-
nek-nenek agar ikut menjadi anggota
Koppas untuk menabung secara
harian ataupun meminjam sebagai
modal usaha. Setelah beberapa ta-
hun selanjutnya Kopas Pasar Srinadi
mulai mendapat kepercayaan dari
para pedagang pasar. Hal itu terjadi
setelah masyarakat mulai menikmati
manfaat dari ikut menjadi anggota
koperasi dan ini menyebar dari mulut
kemulut sehingga sekarang tumbuh
sebagai koperasi nomor 1 di Bali
dan peringkat ke-33 di Indonesia.
Koperasi ini juga memiliki 9 jenis unit
usaha yang dimilikinya meliputi Unit
Simpan Pinjam yang merupakan
unit tertua dan terbesar dibanding-
kan unit lainnya, Unit Grosir, Unit
Swalayan Mini, Unit Percetakan &
Konveksi, Unit Swalayan Rama (toko
bangunan), Unit Supermarket Inti,
Unit Wisata Tirta (Waterboom), Unit
Bengkel, dan Unit Radio Srinadi FM.
Dari situ kemudian saya menjadi
sekretaris koperasi hingga terakhir
menjadi manager umum Koppas.
Apa pesan Anda agar koperasi
bisa berkembang?
Pengurus Koperasi harus mampu
menjalin kerja sama yang baik
dengan pemerintah, dekopinwil,
dekopinda dan instansi terkait, serta
memanfaatkan kesempatan yang
ada. Kepada pengawas diminta agar
membekali diri dengan teknik-teknik
pengawasan yang baik dan benar,
menguasai tentang administrasi
keuangan, memeriksa, serta me-
nyampaikan analisis terkait dengan
perkembangan usaha. Kepada
manager koperasi, diharapkan agar
bisa mencari terobosan-terobosan
yang inovatif untuk dapat bersaing
pada zaman modern. Manfaatkan
peluang sebaik-baiknya, dimana
pemerintah sudah memberikan jami-
nan dan perlindungan seluas-luasnya
terhadap seluruh gerakan ekonomi
kerakyatan. Masyarakat tidak usah
khawatir dengan koperasi karena
koperasi merupakan satu-satunya
wadah ekonomi yang dilindungi
oleh pemerintah dan membagikan
kembali keuntungan yang diperoleh
kepada masyarakat.
Bagaimana Anda melihat ger-
akan koperasi saat ini?
Gerakan koperasi saat ini mem-
liki dua tantangan yaitu internal
dan eksternal. Tantangan internal
201720
setidaknya ada tujuh, yaitu ren-
dahnya idiologisasi koperasi pada
anggota, lemahnya kelembagaan
koperasi (instabilisasi kepemimpi-
nan), lemahnya modal internal kop-
erasi, hingga kurangnya inovasi dan
kreativitas dalam bisnis koperasi.
Selanjutnya dalam hal lemahnya
kualitas SDM dan kurangnya profe-
sionalisme di koperasi, lambannya
implementasi dan pemanfaatan IT
pada bisnis koperasi, dan terakh-
ir rendahnya nilai bisnis koperasi. Se-
mentara tantangan eksternal, juga
ada tujuh yaitu, instabilitas kondisi
ekonomi, politik dan keamanan,
kurang berpihaknyanpemerintah
pada koperasi, perundangan yang
kurang memberikan ruang gerak
pada koperasi, dan praktik KKN
yang masih tinggi. Selanjutnya, infra-
struktur penunjang bisnis yang tidak
mendukung, kemiskinan dan dispari-
tas yang tinggi dalam strata sosial
ekonomi masyarakat, ketimpangan
yang lebar terkait kemampuan eko-
nomi antarpelaku ekonomi (BUMN),
swasta, dan koperasi.
Apakah hakikat berkoperasi
menurut Anda?
Bagi saya, hakikat koperasi adalah
berkumpul dan berkerja sama untuk
mencapai tujuan yang didefenisikan
secara bersama-sama. Kemudian,
di dalam pencapaiannya saling
bahu-membahu dengan menyatukan
segala potensi yang ada. Logika
inilah kemudian yang mendukung
bahwa hakikat koperasi adalah “kerja
sama”.
Hakikat kerja sama sendiri itu apa?
Setiap orang memiliki potensi positif
(keunggulan) sebagaimana setiap
orang mempunyai keterbatasan
(kekurangan). Pada titik dimana ses-
eorang ingin mewujudkan keinginan-
nya tetapi terbentur oleh keterba-
tasan, pada titik itulah kemudian
orang tersebut dihadapkan pada dua
pilihan, yaitu mengubur mimpinya
karena merasa penuh keterbatasan
atau mewujudkan mimpinya dengan
mengatasi keterbatasan lewat kerja
sama dengan pihak yang berada di
luar dirinya. Demikian juga halnya
sebuah koperasi, ketika sebuah ko-
perasi memiliki keterbatasan dalam
mewujudkan tujuan-tujuan, maka
salah satu solusinya adalah mem-
bangun kerja sama saling mengun-
tungkan dengan pihak-pihak lain,
dalam hal ini wujudnya adalah ke-
mitraan mutualisme atau kerja sama
yang saling menguntungkan.
Bagaimana menakar keberhasi-
lan pola kerja sama koperasi?
Cara menakarnya adalah dengan
mengukur sejauh mana potensi kerja
sama yang dibangun koperasi itu
bisa diwujudkan, baik dengan kop-
erasi lain maupun dengan nonkop-
erasi, antara lain melalui kerja sama
manajemen, kerja sama pemasaran,
kerja sama permodalan, kerja sama
dalam hal kualitas output dan konti-
nuitas produksi, dan lain sebagainya
atau sesuai dengan kebutuhan
internal koperasi.
Apa saja hal yang harus dianti-
sipasi agar tidak terjadi keretakan
kerja sama ?
Semua berharap kelanggengan
dalam sebuah kerja sama. Namun
demikian, terkadang kenyataan tak
seperti harapan. Ada beberapa hal
yang sering menjadi faktor retaknya
sebuah kerja sama, antara lain kon-
sistensi, permasalahan transparansi,
permasalahan berbagi, dan lain se-
bagainya. Sementara kembali harus
ditekankan bahwa hakikat koperasi
adalah mengembangkan kerja sama.
Dengan demikian, dalam perspektif
koperasi yang benar-benar berjalan
sesuai konsepnya, maka koperasi
semestinya sangat terlatih dalam hal
kerja sama dan dalam menjembatani
setiap perbedaan.
Atas dasar itulah, peluang koperasi
untuk membentuk dan mengem-
bangkan tujuan-tujuannya melalui
kemitraan mutualisme dengan
berbagai pihak sangat terbuka lebar,
karena ketika koperasi melakukan
itu sesungguhnya koperasi hanya
sekadar memperluas kerja sama dan
bukan membentuk jaringan kerja
sama.
Apakah pesan Anda kepada
gerakan koperasi di Indonesia?
Teruslah bekerja sama, karena kerja
sama inilah yang menjadi hakikat
dalam berkoperasi.
Semoga pemikiran sederhana
ini menginspirasi kebaikan bagi
koperasi-koperasi, khususnya bagi
koperasi yang ingin menempuh
“kerja sama” sebagai model solusi
dalam memperluas kebermanfaatan
dan kebermaknaan berkoperasi bagi
segenap unsur organisasinya dan
masyarakat luas pada umumnya. •
212017
Kabar Daerah
Bukan mudah menjadi provinsi
paling bungsu di sebuah
negara yang amat besar,
setidaknya ia harus mengejar keter-
tinggalan dalam banyak hal dengan
provinsi lain yang telah lama mem-
bangun wilayahnya.
Kerja keras itulah yang harus
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara dalam beberapa
tahun terakhir sejak terbentuknya.
Sebagai provinsi termuda, Pemprov
Kalimantan Utara (Kaltara) yang ter-
diri 1 kota (Tarakan) dan 4 kabupaten
(Nunukan, Malinau, Bulungan, Tana
Tidung), Pemprov Kaltara sadar betul
betapa tidak mudahnya mengejar
ketertinggalan tersebut.
Oleh karena itulah, Gubernur
Kaltara Irianto Lambrie mencari cara
untuk dapat mengejar keterting-
galan itu. Irianto pun menemukan
bahwa koperasi dan UMKM meru-
pakan cara terbaik untuk mengaksel-
erasi denyut perekonomian provinsi
yang dipimpinnya itu.
Bersama Ir H Rita Ratina Irianto
MP yang juga ketua Dekranasda
(Dewan Kerajinan Nasional Daerah)
Kaltara, Penasehat Dharmawanita,
ketua TP PKK, dibantu aparat Pem-
prov, pun bertekad mengembangkan
UMKM dan Koperasi di Kaltara yang
saat ini terbilang masih tertinggal
dibanding provinsi lain.
“Kaltara boleh jadi provinsi ter-
muda, namun kami berusaha men-
jadi terdepan dalam pengembangan
koperasi dan UMKM maupun perajin
yang umumnya UMKM. Kedatangan
Ibu Bintang Puspayoga selaku Ketua
Biang Manajemen Usaha Dekranas
sekaligus istri Menkop dan UKM,
memberikan semangat pada kami
untuk mengejar ketertinggalan,” ujar
Rita Ratina.
Oleh karena itu, ia menyambut
baik, program pelatihan hasil kerja
sama Dekranas dengan Kemenkop
dan UKM.
Terlebih pelatihan itu bertujuan
untuk meningkatkan kualitas produk,
manajemen, permodalan, sampai
pemasaran hasil UMKM di Kaltara.
Rita yang juga Bunda PAUD (Pendi-
dikan Anak Usia Dini) Kaltara, sadar
peningkatan kualitas SDM harus
dimulai sedini mungkin. Tak salah,
kalau Rita memperoleh penghargaan
sebagai Bunda PAUD berprestasi
tingkat nasional 2016 atas kinerjanya
sebagai Bunda PAUD yang peduli
terhadap pendidikan anak usia dini
di Kaltara.
Pendampingan UMKM
Sementara itu Plt Dinas Perindus-
trian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM (Disperidagkop UMKM) Kal-
tara, Hartono, mengatakan pihaknya
memberikan pendampingan dan
pelatihan dalam rangka menumbuh-
kembangkan wirausaha baru di lima
kabupaten/kota di provinsi tersebut.
Sasaran dari pelatihan ini yakni
masyarakat yang belum memiliki
penghasilan seperti anak-anak putus
sekolah atau mereka yang belum
memiliki pekerjaan.
Para pelaku usaha baru ini nanti-
nya juga dapat mengakses pinjaman
melalui perbankan. “Karena perbank-
an bisa memberikan pinjaman dana
dengan bunga kecil pertahunnya
melalui program KUR,” katanya.
Terkait koperasi, Hartono menjelas-
kan, pihaknya juga menertibkan
koperasi di Kaltara dengan me-
nyaratkan koperasi wajib memiliki
NIK (Nomor Induk Koperasi) dan
barcode. Sementara, salah satu
syarat untuk memperoleh NIK ini
adalah telah melaksanakan Rapat
Anggota Tahunan (RAT) minimal satu
kali dalam setahun dan RAT tersebut
dilaksanakan rutin dua tahun secara
berturut-turut.
Saat ini dari sekitar 762 koperasi
di Kaltara namun hanya satu yang
memiliki NIK dan barcode. “Kalau
mau barcode dan NIK itu diurus saja,
sekarang baru satu pemilik yang me-
lengkapi izin tersebut yakni Koperasi
Simpan Pinjam Jaya Bersama yang
ada di Bulungan,” tuturnya.
Berdasarkan angka terdapat 762
koperasi di Kaltara, namun hanya 70
yang aktif dan baru 30 persen yang
sudah pernah melakukan RAT.
“Untuk menerapkan NIK dan
barcode maka pihak Disperindagkop
UMKM Kaltara telah mendata
koperasi mana saja yang telah
memenuhi syarat untuk diajukan
mendapatkan NIK dan barcode,”
tuturnya.
Kini sejumlah koperasi siap mengu-
rus perizinan, seperti Bulungan ada
10 koperasi, untuk Kota Tarakan
sekitar 10 koperasi, Nunukan 24
koperasi, Malinau 10 koperasi, dan
KTT (Tana Tidung) 1 koperasi. Total
ada sekitar 55 koperasi yang akan
diajukan untuk mendapatkan NIK. •
Pemprov Kaltara: Mengejar Ketertinggalan dari Ujung Utara Indonesia
201722
Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga menerima Laporan Hasil Pemeriksaan LKKL ( Laporan Keuangan Kementerian Lembaga ) dengan opini, Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Ketua BPK RI Moermahadi Soerja Djanegara di Gedung BPK RI. Jakarta ,Jumat (26/05/2017)
Galeri Foto
MengucapkanSelamat Menunaikan
IBADAH PUASA 1438 HIJRIYAH
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA